9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sanggat kompleks, menerima dan mengirimkan data ke korteks serebal. Seluruh lobus otak, lobus okpital, di tunjukan khusus untuk menterjemahkan citra visual. Selain itu, ada tujuh saraf cranial yang memiliki hubungan dengan mata dan hubungan batang otak memungkinkan koordinasi gerakan mata. Konjungtiva merupakan membrane mucus yang tipis dan tranparan. Permukaan dalam kelopak mata di sebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pad bola mata di sebut konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar – kelenjar limfe dan pembuluh darah. Peradangan konjungtiva di sebut konjungtivitis. 2.2 Rumusan Masalah 1.

BAB I.docx

  • Upload
    syaiful

  • View
    219

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sanggat kompleks, menerima dan

mengirimkan data ke korteks serebal. Seluruh lobus otak, lobus okpital, di tunjukan khusus

untuk menterjemahkan citra visual. Selain itu, ada tujuh saraf cranial yang memiliki

hubungan dengan mata dan hubungan batang otak memungkinkan koordinasi gerakan mata.

Konjungtiva merupakan membrane mucus yang tipis dan tranparan. Permukaan dalam

kelopak mata di sebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang

membelok dan kemudian melekat pad bola mata di sebut konjungtiva bulbi. Pada

konjungtiva ini banyak sekali kelenjar – kelenjar limfe dan pembuluh darah. Peradangan

konjungtiva di sebut konjungtivitis.

2.2 Rumusan Masalah

1.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah membrane mukosa ( selaput lender ) yang melapisi kelopak dan

melipat ke bola mata untuk melapisi bagian depan bola mata sampai limbus, di mana

konjungtiva berbatasan dengan lapisan superficial kornea.

Konjungvitis yang melapisi kelopak, yaitu konjuntiva palpebrae, sangat vaskuler

( banyak mengandung pembulu darah). Dan lewat konjungtiva ini dapat di lihat kelenjar sebasca

pada tepi kelopak. konjungtiva palpebrae lebih tebal dari pada konjungtiva bulbi yang menutupi

bagian depan bola mata sampai tepi kornea. Selera dapat di lihat lewat konjungtiva bulbi.

Di lihat kelenjar sebascea pada tepi kelopak. Konjungtiva bulbi yang menutupi bagian depan

bola mata sampai tepi kornea. Selera dapat dilihat lewat konjungtiva bulbi

Konjungtivitis merupakan peradangan konjungtiva atau di sebut sebagai meta merah

atau “ pink eye “ sangat sering terjadi (vera & Margaret,1996)

Konjungtivitis adalah inflamasi konjutiva dan di tandai dengan pembekakan dan eksudat.

Pada konjungtivitis mata Nampak merah sehingga sering di sebut mata merah ( Brunner &

Suddart,2001 )

Konjungtivitis lebih di kenal sebagai pink eye, yaitu adnya inflamasi pada konjungtiva

atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada

mata dan permukaan bagian kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapt di tandai dengan mata

berwarna merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa

jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan

( Effendi, 2008)

Konjungtivitis, atau inflamasi konjungtiva, di sebabkan oleh infeksi bakteri atau virus,

alergi, atau reaksi zat kimiawi.konjungtivitis bacterial atau viral sanggat menular tetapi menjadi

self-limiting ( bisa sembuh tanpa banyak intervensi ) setelah 2 minggu. Konjungtivitis kronis

bias mengakibatkan perubahan degenerative pada kelopak mata. Di belahan bumi barat,

konjungtivitis mungkin merupakan gangguan mata yang paling umum.

2.2 Etilogi

2.2.1 Konjungtivitis Bakteri

Terutama di sebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia,

Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis. Konjungtivitis bakteri sangat

menular, menyebar melalui kontak langsung dengan pasien dan sekresinya atau

dengan objek yang terkontaminasi.

2.2.2 Konjungtivitis Viral

Jenis konjungtivitis ini adalah akibat dari infeksi adenovirus ( yang paling sering

adalah keratokonjungtivitis epidermika ) atau dari penyakit virus sistemik seperti

muraps dan mononucleosis. Biasanya di sertai dengan pembentukan folikel sehingga

di sebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24 -28

jam

2.2.3 Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis Alergi biasanya timbul pada musim semi dan panas dan di

sebabkan oleh pajanan dengan allergen misalnya polen ( serbuk sari ). Pasien akan

mengeluh rasa tidak enak dan iritasi yang berlebihan. Terbentuk papilla yang dapat

konjungtivitis alergi dapat terjadi bersama dengan reaksi alergi yang lain. Misalnya

astma dan “ hay fever “

2.2.4 konjungtivitis gonore

Konjungtivitis hiper akut dengan secret purulen yang di sebabkan oleh Neisseria

gonorhhea. Sedangkan infeksi gonokokus pada mata pada neonates (bayi baru lahir )

di sebabkan oleh infeksi tidak langsung selama keluar melewati jalan lahir pada ibu

yang menderita gonore. Konjungtivitis yang berat di sebut oftalmia neonatorum.

2.2.5 Trachoma

Trachoma merupakan konjungtivitis folikular kronik yang di sebabkan Chlamydia

trachomatis. Masa inkubasi dari trachoma adalah 7 hari ( 5 - 4 hari ). Trachoma dapat

mengenai segala umur terutama dewasa muda dan anak – anak, yang akut atau sub akut.

Cara penularanya melalui kontak langsung dengan secret atau alat – alat pribadi.

2.3 Manifetasi Klinis

2.3.1 Tanda

Tanda – tanda konjungtivitis, yakni :

Konjungtiva berwarna merah ( hiperemi ) dan membengkak

Produksi air mata berlebihan ( epofora )

Kelopak mata bagian atas Nampak menggelantung ( pseudotopsis ) seolah

akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel – sel

konjungtiva bagian atas.

Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi

nonspesifik peradangan

Pembengkakkan kelenjar ( folikel ) di konjungtiva dan sekitar nya.

Terbentuknya membrane oleh proses koagulasi fibrin ( komponen protein ).

Di jumpai secret dengan berbagai bentuk ( kental hingga bernanah ).

2.3.2 Gejala

Konjungtivita yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan

kotoran. Konjungtiva karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna

putih. Konjungtiva karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak

mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.

Gejala lainya adalah :

Mata berair

Mata terasa nyeri

Mata terasa gatal

Pandngan kabur

Peka terhadap cahaya

Terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari

2.4 Patofisiologi

Mikroorganisme ( virus, bakteri, jamur ) bahan allergen, iritasi menyebabkan kelopak

mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat menutup dan membuka sempurna, karena

mata menjadi kering sehingga terjadi iritasi menyebabkan konjungtivitis.pelebaran pembulu

darah di sebabkan karena adanya peradangan di tandai dengan konjungtivita dan selera yang

merah, edema, rasa nyeri dan adanya secret mukopurelent. Akibat jangka panjang dari

konjungtivitis yang dapat bersifat kronis yaitu mikroorganisme, bahan allergen dan iritatif

menginfeksi kelenjar air mata sehingga fungsi sekresi juga terganggu menyebabkan hipersekresi.

Pada konjungtivitis di temukan lakrimasi, apabila pengeluaran cairan berlebihan akan

meningkatkan tekanan intra okuler yang lama kelamaan menyebabkan saluran air mata atau

kanal schlemm tersumbat. Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf

optic dan terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan, kelainan lapang padang yang

di sebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi kabur dan rasa pusing.

2.4.1 Pathway

2.5 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fisik memperlihatkan injeksi pembelah konjungtiva bulbar pada anak –

anak, tanda dan gejala sistemik bisa meliputi sakit tenggorokan dan demam.

Monosit merupakan yang utama dalam uji pulasan berwarna pada kerikan konjungtival

jika konjungtivitis di sebabkan virus

Sek polimorfonuklear ( neutrofil ) adalah hal utama jika konjungtivitis di sebabakan

oleh bakteri

Uji kultur dan sensitivities membanntu mengidentifikassi terapi antibiotic yang tepat.

2.6 Penatalaksanaan

Bila konjungtivitis di sebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus di ajri bagaimna cara

menghidari kontraminasi mata yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat memberikan

instruksi pada pasien untuk tidak menggosok mata