Upload
oktaviany810
View
245
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presentasi
Citation preview
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. Gambaran Umum Desa Secara Geografis
I.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir
pantai dan mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian satu meter dari permukaan laut dengan
suhu udara 300-370C (Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas
108,185 hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari
dua hektar pemakaman umum (Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar 1.1
adalah sebagai berikut (Puskesmas Tegal Angus, 2014) :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
b.Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara
d.Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan
Pangkalan
Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus.2014
1
Desa Tanjung Pasir berjarak kurang lebih 29 km dari kota
Tangerang atau kurang lebih 25 km dari pintu keluar M-1 (west gate)
Bandara Soekarno Hatta melalui jalan Marsekal Surya Darma (Jalan
Selapanjang). Transportasi untuk mencapai wilayah Desa Tanjung Pasir
sebagian besar dapat ditempuh dengan angkutan umum baik sepeda motor
maupun mobil. Namun demikian, sebagian kecil wilayah hanya dapat
ditempuh dengan berjalan kaki. Suasana sebelum memasuki Desa Tanjung
Pasir melewati daerah Kampung Melayu Teluk Naga, selepas pasar maju
sekitar 200 meter mengambil arah kanan. Setelah itu akan melewati Desa
Tegal Angus sebelum sampai ke Desa Tanjung Pasir. Kondisi fisik jalan
menuju Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno Hatta maupun ke
arah Tanjung Burung sudah menggunakan aspal (Puskesmas Tegal Angus,
2014).
Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam
melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di
atasnya secara berjenjang sebagai berikut (Puskesmas Tegal Angus, 2014):
a. Dengan kantor kecamatan berjarak : 12 km
b. Dengan ibukota kabupaten berjarak : 54 km
c. Dengan ibukota provinsi berjarak : 72 km
Pada tahun 2014, terdapat ± 9100 penduduk di desa Tanjung Pasir
dengan rumah tangga berjumlah 2473 dan yang memenuhi syarat rumah
sehat hanya sebanyak 218. Masyarakat Tanjung Pasir mayoritas bersuku
bangsa Betawi dan beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk
desa Tanjung Pasir adalah nelayan dan sebagian wiraswasta. Desa Tanjung
Pasir dengan kepadatan jumlah penduduk ± 1,625 penduduk/km2, rata-
rata tinggal di daerah pesisir pantai. Rendahnya kondisi ekonomi dan
tingkat pendidikan di wilayah desa Tanjung Pasir dapat menjadi hambatan
dalam pembangunan di bidang kesehatan maupun kesadaran perilaku
hidup bersih dan sehat pada masyarakat masih kurang (Puskesmas Tegal
Angus, 2014).
Di daerah desa Tanjung Pasir ini terdapat pelayanan kesehatan
seperti Posyandu, Poskesdes, beberapa bidan dan Puskesmas di desa Tegal
2
Angus. Posyandu di Tanjung Pasir berjumlah sembilan dengan jadwal
kegiatan sebulan sekali. Satu buah Poskesdes terletak di dalam area TNI
Angkatan Laut dengan jadwal kegiatan dua kali dalam seminggu.
Masyarakat Tanjung Pasir juga memiliki pelayanan kesehatan berupa
Puskesmas di wilayah Tegal Angus yang berjarak sekitar 7 km yang dapat
ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Di Puskesmas
terdapat dua dokter umum, satu dokter gigi dan tujuh belas bidan desa
(Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Desa Tanjung Pasir memiliki tiga musim yaitu musim penghujan,
kemarau dan angin. Musim yang mempengaruhi Desa Tanjung Pasir pada
kurun satu tahun ini adalah musim angin. Angin bertiup dari arah barat
daya dengan kecepatan 15 km/jam dengan curah hujan rata-rata 26,4
mm/tahun (Puskesmas Tegal Angus, 2014).
I.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi
1.2.1 Situasi Kependudukan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 jumlah
penduduk di wilayah Desa Tanjung Pasir adalah 12.476 jiwa terdiri dari
5.675 jiwa laki-laki dan 6.801 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk rata-
rata 1,825 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga 1.468 dan rata-rata
jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3.7 jiwa (Puskesmas Tegal Angus,
2014).
Gambar 1.2 Peta Desa Tanjung Pasir
Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus.2014
3
Desa Tanjung Pasir terdiri dari tujuh kepala dusun, 14 Rukun Warga
(RW), dan 34 Rukun Tetangga (RT) yang dapat dilihat pada gambar 1.2.
(Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Jumlah penduduk berdasarkan umur adalah sebagai berikut
(Puskesmas Tegal Angus, 2014):
0 – 4 tahun : 669 orang
5 – 9 tahun : 914 orang
10 – 14 tahun : 665 orang
15 – 19 tahun : 452 orang
20 – 24 tahun : 345 orang
25 – 29 tahun : 231 orang
30 - 34 tahun : 237 orang
35 – 39 tahun : 122 orang
40 – 44 tahun : 145 orang
45 – 49 tahun : 119 orang
50 – 54 tahun : 143 orang
> 55 tahun : 178 orang
Dilihat dari berbagai aspek, maka Desa Tanjung Pasir berbatasan
langsung dengan kota Jakarta atau administratif Kepulauan Seribu yang
mempunyai fungsi sebagai penyangga dari berbagai aspek kehidupan,
yang tentunya sangat mempengaruhi berbagai pembangunan dan sebagai
alat dari perkembangan teknologi, transformasi dan telekomunikasi yang
semakin luas dengan jumlah penduduk sebesar 10.225 jiwa serta didukung
dari sarana dan prasana pendidikan dari tingkat TK sampai dengan tingkat
SLTP/MTs (Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan berdasarkan data yang
tercatat di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut (Puskesmas Tegal
Angus, 2014):
a. Tamat akademi/sederajat : 45 orang
4
b. Tamat Perguruan Tinggi/sederajat : 521 orang
c. Buta huruf : 498 orang
I.2.2 Pendidikan
Sebagai pembentuk sikap dan perilaku masyarakat, Tingkat
pendidikan masyarakat sangat berperan dalam program pembangunanb
kesehatan. (Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Prasarana pendidikan di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut
(Puskesmas Tegal Angus, 2014):
a. TK ( Taman Kanak-Kanak)
Jumlah Sekolah : 5 buah
Jumlah Murid : 153 orang
Jumlah Guru : 5 orang
b. SD (Sekolah Dasar) Negeri
Jumlah Sekolah : 2 buah
Jumlah Murid : 1.269 orang
Jumlah Guru : 28 orang
c. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Jumlah Sekolah : 2 buah
Jumlah Murid : 876 orang
Jumlah Guru : 16 orang
d. SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ) Negeri
Jumlah Sekolah : - buah
Jumlah Murid : - orang
Jumlah Guru : - orang
e. Madrasah Tsanawiyah ( MTs )
Jumlah Sekolah : 1 buah
Jumlah Murid : 413 orang
Jumlah Guru : 16 orang
f. SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ) Swasta Islam
Jumlah Sekolah : - buah
Jumlah Murid : - orang
5
Jumlah Guru : - orang
g. SMUN ( Sekolah Menengah Umum ) Negeri
Jumlah Sekolah : - buah
Jumlah Murid : - orang
Jumlah Guru : - orang
h. SMUN ( Sekolah Menengah Umum ) Kejuruan
Jumlah Sekolah : - buah
Jumlah Murid : - orang
Jumlah Guru : - orang
i. SMUN ( Sekolah Menengah Umum )
Jumlah Sekolah : - buah
Jumlah Murid : - orang
Jumlah Guru : - orang
j. Lembaga Pendidikan
Pendidikan Usia dini (PAUD) : - buah
Kursus bahasa : - buah
Kursus menjahit : - buah
I.2.3 Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi erat kaitannya dengan sumber mata pencaharian
penduduk 10.225 jiwa yang usia pekerjaan dan pencari kerja diperkirakan
sebanyak 2.039 jiwa. Mata pencaharian penduduk didominasi oleh
nelayan, petani, pedagang dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap.
Mayoritas penduduk berprofesi sebagai nelayan dikarenakan bertempat
tinggal di wilayah pesisir pantai. Sehingga secara umum penduduk Desa
Tanjung Pasir belum berkembang secara ekonomi. (Puskesmas Tegal
Angus, 2014).
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian pokok adalah sebagai
berikut (Puskesmas Tegal Angus, 2014):
1. Nelayan : 2.331 orang
2. Buruh/swasta : 65 orang
3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 15 orang
6
4. Pedagang : 1.213 orang
5. Penjahit : 24 orang
6. Tukang Batu : 62 orang
7. Tukang kayu : 42 orang
8. Peternak : 6 orang
9. Pengrajin : 5 orang
10. Montir : 25 orang
11. Dokter/Bidan : 6 orang
12. Supir : 30 orang
13. Pengemudi Becak : 43 orang
14. TNI / POLRI : 6 orang
15. Pengusaha : 8 orang
16. Petani : 176 orang
Sarana perekonomian dan perdagangan di Desa Tanjung
pasirantara lain (Puskesmas Tegal Angus, 2014):
1. Koperasi : 1 buah
2. Pasar : - buah
3. Warung/kedai : 100 buah
4. Kios Kelontong : 5 buah
5. Bengkel : 8 buah
6. Toko : 20 buah
7. Percetakan/sablon : - buah
8. Material/ toko bangunan : - buah
9. Swalayan : - buah
10. Super Mall : - buah
11. Pegadaian : - buah
12. Bank BRI : - buah
13. Bank Swasta : - buah
14. Pos Giro : - buah
7
Berdasarkan topografi, desa Tanjung Pasir adalah kawasan pantai
yang landai sehingga di Desa Tanjung Pasir terdapat tambak yang luasnya
mencapai 570 hektar. Dari total luas tambak yang ada di desa Tanjung
Pasir hanya sekitar 20% saja yang dimiliki oleh penduduk desa setempat,
selebihnya merupakan milik orang Jakarta dan sekitarnya. Pada awalnya
lahan di Tanjung Pasir tidak cocok untuk kegiatan budidaya karena kurang
baiknya sistem irigasi yang ada. Baru setelah adanya perbaikan irigasi oleh
pemerintah, kegiatan budidaya dapat berkembang lebih baik. Komoditas
budidaya tambak utama yang ada di Desa Tanjung Pasir adalah ikan
bandeng, mujair dan kakap (Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Desa Tanjung pasir merupakan daerah pariwisata. Tempat
pariwisata yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah taman buaya, resort,
serta wisata pantai Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak dikunjungi
biasanya adalah kawasan pantai. Namun keadaan pantai di Tanjung Pasir
tidak terawat dengan baik. Banyak sampah yang tidak terurus. Selain
memancing dan bermain di pantai, Desa Tanjung Pasir juga merupakan
salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk para wisatawan
menyeberang ke kawasan Pulau Seribu (Puskesmas Tegal Angus, 2014).
I.2.4 Keadaan Sosial Budaya
Terdapat beberapa suku di dalam masyarakat Desa Tanjung Pasir.
Suku tersebut antara lain betawi, melayu dan sisanya adalah pendatang
(Puskesmas Tegal Angus, 2014).
Menurut data pencatatan yang dilakukan oleh kantor kepala desa
setempat, mayoritas warga desa Tanjung Pasir beragama Islam dan ada
pula yang beragama Hindu, sisanya menganut agama Kristen Katolik,
Protestan dan agama Budha. Suasana beragama warga Desa Tanjung Pasir
cukup baik, rukun, aman, dan tentram, saling menghormati dan tolong-
menolong (Puskesmas Tegal Angus, 2014).
8
Jumlah penduduk berdasarkan agama adalah sebagai berikut (Harti, 2014):
a. Islam : 9.594 orang
b. Katolik : 12 orang
c. Protestan : 2 orang
d. Hindu : 56 orang
e. Budha : 51 orang
Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai
berikut (Puskesmas, 2014):
a. Mesjid : 6 unit
b. Musholla : 30 unit
c. Majelis Taklim : 12 unit
d. Gereja : -
e. Pura : -
I.2.5 Transportasi
Masyarakat Desa Tanjung Pasir memiliki sarana transportasi
dengan angkutan umum, ojek motor, becak serta sepeda. (Harti, 2014).
1.2.6 Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan Instansi terkait,
dalam hal ini Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain
(Puskesmas, 2014):
1. Peningkatan Gizi keluarga
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di
setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.
2. Pencegahan penyakit, Vaksinasi, Filariasis (kaki gajah), imunisasi
polio bagi Balita, pemberian vitamin A.
3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah
dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4. Penanganan bagi Balita yang kekurangan Gizi dengan memberikan
susu dan makanan yang bernutrisi.
9
5. Penyuluhan Kessehatan tentang bagaimana menjaga dan
memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masing-
masing dan lingkungan sekitarnya.
6. Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayur dan tanaman Obat
keluarga (TOGA), tabulapot dan Tabulakar.
Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan
yang tersedia di Desa Tanjung Pasir (Puskesmas, 2014):
1. Poskesdes : 1 unit
2. Pos KB Keluarga : - unit
3. Posyandu : 6 unit
4. Pos Mandiri : - unit
5. Klinik Bersalin/BKIA : - unit
6. Praktek dokter/Bidan : 4 unit
7. Praktek Bidan : 4 unit
8. Paraji : 4 orang
9. Keluarga Berencana : - orang
a. Jumlah Pos/ Klinik KB : - unit
b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang.
c. Jumlah Akseptor KB:
1. Pil : 127 orang
2. IUD : 14 orang
3. Kondom : - orang
4. Suntik : 190 orang
5. Implan : 13 orang
1.2.7 Perilaku Hidup Masyarakat
Pembinaan perilaku masyarakat dilakukan melalui program
promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan
indikator PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dalam kehidupan sehari-
hari.
10
Persentase rumah tangga ber-PHBS di wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus adalah 45,48 % dengan persentase per desa sebagai berikut.
Diagram 1.1 Rumah Tangga ber-PHBS di Puskesmas Tegal Angus 2014
1.2.8 Keadaan Lingkungan
Indikator kesehatan lingkungan adalah persentase keluarga yang
mempunyai akses air bersih, persentase rumah sehat, keluarga dengan
kepemilikan sanitasi dasar dan temapt umum dan pengolahan makanan
yang sehat.
Sumber: Data Program Kesling Puskesmas Tegal Angus, 2014
Diagram 1.2 Rumah sehat di wilaayh kerja Puskesmas Tegal Angus, 2014
11
1.2.9 Angka Kesakitan
a. Sepuluh Besar Penyakit
Sumber : Data surveillance Puskesmas Tegal Angus,2014
Diagram 1.3 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus, 2014
Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti
ISPA, penyakit kulit dan diare. Penyakit tidak menular (PTM) yang masuk
dalam sepuluh besar penyakit adalah hipertensi dan myalgia
Tabel 1.1 Kode Penyakit
I.2.10 Ketersediaan Jamban
12
Berdasarkan data yang diperoleh dari POSKESDES tahun 2014,
untuk ketersediaan jamban di seluruh Desa Tanjung Pasir baik jamban
keluarga maupun jamban umum berjumlah 726 buah (Puskesmas, 2014).
I.2.11 Ketersediaan Pekarangan
Wilayah desa Tanjung Pasir memiliki jumlah tanaman yang dapat
tumbuh amat terbatas hal ini dikarenakan kondisi air yang berkadar garam
tinggi dan tanah yang mengandung pasir amat menyulitkan untuk
bertanaman sayuran, tanaman obat maupun tanaman buah-buahan.
Mengingat kondisi ini maka Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran
dan Tanaman Obat melakukan pengamatan dan menyimpulkan bahwa
warga di Desa Tanjung Pasir melirik pekarangan yang dapat dimanfaatkan
dalam berbudidaya sayuran (Puskesmas, 2014).
Saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan
pembelajaran agar budidaya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah
tangga untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan namun
dapat meningkatkan pendapatan keluarga (Puskesmas, 2014).
I.3 Gambaran Keluarga Binaan
Keluarga binaan terdiri dari lima keluarga yaitu Tn. Ahmad, Tn. Basuki,
Tn. Cecep, Ny.Tari, Tn. Marjuki.
Gambar 1.3 Denah lokasi Keluarga Binaan
13
I.3.1. Keluarga Pak Ahmad
Keluarga Tn. Ahmad tinggal di RT/RW 01/04 Kampung
Sukamulya, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Pasangan suami-istri tersebut sudah menikah selama dua belas
tahun. Keluarga Tn. Ahmad terdiri dari satu keluarga di mana Tn. Ahmad
sebagai kepala keluarga berusia 28 tahun dengan latar belakang
pendidikan tamat SD. Ny. Wati sebagai istri berusia 26 tahun dengan latar
belakang pendidikan SD. Tn. Ahmad dan Ny. Wati memiliki dua orang
anak perempuan. Anak pertama bernama Wulandari berusia sepuluh tahun
dan bersekolah di di SD 01 Kecamatan Teluk Naga kelas empat SD. Anak
kedua bernama Dea berusia empat tahun yang sampai saat ini belum
bersekolah.
Tn. Ahmad bekerja sebagai tukang bangunan dengan penghasilan
tidak tetap Rp. 200.000/minggu. Pekerjaannya tersebut dilakukan jika
sedang mendapat proyek, yang dikerjakan mulai dari pagi hari hingga sore
hari, namun terkadang Tn. Ahmad pulang kerumah pada sore hari. Tn.
Ahmad memiliki kebiasaan merokok baik di dalam maupun di luar rumah
satu bungkus perhari. Tn. Ahmad mengakui kalau dirinya kadang-kadang
terserang penyakit batuk. Riwayat penyakit darah tinggi manis kencing
manis di sangkal.
Ny. Wati bekerja hanya sebagai tukang cuci jika ada tetangga yang
meminta dan penghasilan tidak tetap Rp. 30.000/minggu. Ny. Wati
memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ny. Wati sering memasak
makanan tahu, tempe, dan sayuran untuk makan keluarga sehari-hari.
Wulandari sebagai anak pertama masih bersekolah di bangku SD
dan memiliki kebiasaan bermain bersama temannya.
Dea sebagai anak kedua belum bersekolah dan memiliki kebiasaan
bermain bola bersama temannya.
Masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn. Ahmad adalah
dua minggu yang lalu Wulandari menderita demam disertai batuk, dan saat
ini sudah sembuh. Dalam wawancara, mereka mengakui sering mengalami
14
batuk. Mereka mengakui apabila sakit jarang ke puskesmas, karena merasa
berobat ke mantri lebih mudah untuk diakses dan lebih cepat dalam
pelayanan pengobatan.
Keluarga Tn. Ahmad tinggal disebuah bangunan rumah diatas
tanah seluas 36 m2 dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari
tembok pada seluruh ruangan dan lantai rumah terbuat dari semen. Rumah
terdiri dari sebuah ruang tamu dengan luas 2 x 6 meter yang bergabung
dengan ruang keluarga, satu kamar tidur dengan luas 2x 4 meter, satu
ruang musholla dengan luas 2 x 2 meter, dapur dengan luas 2 x 2
meter,dan satu kamar mandi dengan luas 2 x 4 meter yang terdapat sumur
di dalamnya.
Sistem ventilasi rumah Tuan Ahmad belum memenuhi kriteria
ventilasi yang baik dimana syarat ventilasi yang baik adalah luas ventilasi
ruangan minimal 10% dari luas lantai ruangan. Di dalam rumah ini ada 2
ventilasi yaitu satu di ruang tamu yang berukuran 60 x 40 cm, serta
berukuran 60 x 40 cm di ruang kamar, ventilasi tersebut jarang dibersihkan
sehingga terlihat kotor dan berdebu. Luas lantai rumah ini adalah 6 m x 6
m. Sedangkan di ruang musholla, ruang dapur, dan kamar mandi tidak
terdapat ventilasi. Total luas ventilasi dibandingkan dengan luas lantai
rumah adalah 2( 0,6 m x 0,4 m) : 6m x 6 m = (0,48 m2 : 36 m2 ) x
100% = 1,3 %.
Kamar mandi bersebelahan dengan dapur disekat dengan pintu. Di
dalam kamar mandi tidak terdapat jamban namun terdapat sumur.Tn.
Ahmad dan warga sekitar menggunakan sumur yang terdapat pada
rumahnya hanya untuk mencuci dan mandi. Air sumur tersebut sering
berwarna kuning dan berkurang jumlahnya saat musim kemarau. Keluarga
bapak Ahmad menggunakan air PAM sebagai sumber air bersih di rumah
mereka. Keluarga ini membeli air PAM dengan cara membelinya per
dirigen Rp. 500. Untuk keperluan air minum sehari-hari keluarga Tn.
Ahmad selalu membeli air minum. Rumah Tn. Ahmad tidak memiliki
tempat pembuangan sampah, sehingga sering membuang sampah di
sebuah empang yang juga berfungsi sebagai jamban keluarga.
15
Denah Rumah Keluarga Tn. Ahmad
Gambar 1.4 Denah Rumah Tn. Ahmad
Tabel 1.2 Faktor Internal dan Eksternal keluarga Tn. Ahmad
Faktor Internal
No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Ahmad merokok sekitar satu bungkus
dalam satu hari, biasanya kebiasaan
merokok ini dilakukan didalam dan diluar
rumah.
2 Olah raga Tn. Ahmad, Ny. Wati, dan kedua anaknya
tidak pernah melakukan olah raga.
3 Pola Makan Ny. Wati memasak sendiri dengan
komposisi makanan nasi, tahu, tempe,
16
sayuran, dan ikan. Buah-buahan jarang
dikonsumsi.
Tn. Ahmad selain makan di rumah juga
juga mendapat makan di area tempat
dia bekerja.
Ketiga anak mereka selain makan di
rumah juga sering jajan di luar.
4 Pola Pencarian
Pengobatan
Apabila sakit, mereka pergi ke mantri
terdekat atau membeli obat di warung.
Keluarga Tn. Ahmad jarang berobat ke
Puskesmas, karena mereka merasa letak
Puskesmas lebih jauh.
5 Menabung Ny. Wati menabung sebagian dari
pendapatan keluarga namun selalu habis
dan terpakai untuk biaya makan sehari-
hari.
6 Aktivitas sehari-hari Bapak bekerja sebagai tukang
bangunan di sekitar desa Tanjung Pasir
mulai dari pagi hari hingga sore hari.
Ibu bertindak sebagai tukang cuci dan
Ibu Rumah Tangga.
Anak pertama masih sekolah di SD
kelas 4, masuk mulai jam 7.00 sampai
12.00 WIB. Saat sore hari anak sering
bermain dengan teman sekitar
rumahnya.
Anak kedua belum bersekolah dan
sering bermain-main disekitar rumah.
17
Faktor Eksternal
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan Luas rumah ± 6 x 6 m
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu
berukuran 2x3m, satu kamar tidur
berukuran 2x3 m, dan satu kamar mandi
berukuran 2x4 m.
3. Ventilasi Terdapat satu buah ventilasi di ruang
tamu berukuran 0,6 m x 0,4 m. Hal ini
tidak sesuai dengan luas lantai rumah.
(luas ventilasi kurang dari 10% dari
lantai rumah). Ventilasi jarang
dibersihkan, sehingga terlihat kotor dan
berdebu, serta lembab.
4. Pencahayaan Tidak terdapat jendela pada bagian
depan rumah.
Tidak terdapat jendela pada kamar.
Terdapat tiga buah lampu di dalam
rumah dan satu buah di halaman
rumah sehinga penerangan dirasa
cukup.
5. MCK Kamar mandi beralaskan semen.
Tidak tersedia jamban pribadi.
Jika ingin membuang hajat maka
dilakukan di jamban yang berada di
empang yang juga digunakan oleh
warga beramai-ramai.
6. Sumber Air Tidak ada sumber air bersih sehingga
harus membeli sebesar
Rp500/jerigen.Air jerigen tersebut ini
digunakan untuk air minum dan
18
memasak.
7. Saluran pembuangan
Limbah
Limbah rumah tangga cair di buang ke
empang yang berjarak 25 meter dari
rumah dan limbah padat di buang di
empang belakang rumah.
8. Tempat pembuangan
Sampah
Sampah dibuang di empang, sampah ini
ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian
dibakar oleh anggota keluarga sehingga
banyak lalat yang menghinggapi
tumpukan sampah tersebut,
9. Lingkungan sekitar
Rumah
Di samping kanan dan depan rumah
terdapat rumah tetangga. Di lingkungan
sekitar rumah keluarga Tn. Ahmad tidak
terdapat sampah yang berserakan.
Area Masalah
Masalah non medis
a. Lingkungan
o Pengetahuan yang kurang mengenai ventilasi.
o Kebiasaan merokok di dalam dan di luar rumah dalam keluarga.
o Pengetahuan yang kurang mengenai pentingnya pencahayaan
langsung sinar matahari
o Pengetahuan yang kurang tentang berbagai penyakit menular
o Pengetahuan tentang pencemaran lingkungan
b. Kesehatan
o Perilaku mengenai kebiasaan merokok
o Kebiasaan jarang mencuci tangan sebelum makan
o Kesadaran untuk memeriksakan diri ke dokter/berobat
Masalah medis
o Timbulnya penyakit TB Paru pada anak akibat kontak langsung
dari lingkungan.
19
o Anggota keluarga yang merokok
o Pencegahan penularan penyakit TB.
I.3.2. Keluarga Tn. Basuki
Keluarga Tn. Basuki tinggal di RT 01/RW 04 Kampung
Sukamulya Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri Tn. Basuki dan
Ny. Ema yang telah menikah selama 32 tahun, dan memiliki 6 orang anak,
anak pertama bernama Tn. Dani yang sudah menikah dengan Ny. Tati dan
telah dikaruniai 2 orang anak bernama Baihaki dan Dania dan anak kedua
Tn. Buni bernama Tn. Dana yang telah menikah dengan Ny. Vera Susilo
dan dikaruniai 2 orang anak bernama Fadil Al Kalifi dan seorang bayi,
anak ketiga Tn. Basuki bernama Ny. Neneng yang sudah menikah dengan
Tn. Sitar dan telah dikarunia seorang anak perempuan bernama Airin Dwi
Nesila, anak keempat pasangan suami istri ini seorang perempuan bernama
Mini, anak kelima bernama M. Sahlan dan anak terakhir pasangan ini
bernama Puni Alpiani.
Tn. Basuki saat ini berusia 55 tahun dan masih bekerja sebagai
nelayan yang bekerja tidak menentu sekaligus menjadi buruh antar
panggilan. Satu bulan terakhir ini Tn. Basuki sudah tidak bekerja karena
Tn. Basuki merasa lelah. Namun, ketika bekerja Tn. Basuki biasa
mendapatkan penghasilan Rp. 100.000,00 per hari. Pria yang tidak pernah
merasakan bangku sekolah ini mengaku tidak memiliki hobi, ia juga
mengaku tidak pernah merasakan sakit.
Ny. Ema, yang juga merupakan istri dari Tn. Basuki , saat ini
berusia 50 tahun, Ny. Ema sempat merasakan bangku pendidikan SD
namun tidak tamat dikarenakan biaya. Ny. Ema sehari-harinya berjualan
sayuran atau makanan di rumahnya. Ny. Ema sering mengeluhkan sesak
nafas yang diakuinya telah dirasakannya sejak kecil, yang kambuh
terutama saat cuaca dingin. Untuk mengatasi keluhannya tersebut, ia
sering membeli obat di warung yang biasanya akan sembuh untuk
beberapa saat.
20
Tn. Dani , merupakan anak pertama dari pasangan Tn. Basuki dan
Ny. Ema. 3 tahun yang lalu Tn. Dani meninggal dalam kecelakann lalu
lintas. Tn. dani telah dikaruniai 2 orang anak bernama Baihaki dan Dania
yang sekarang masing-masing berusia 9 dan 3 tahun dari hasil
pernikahannya dengan Ny. Tati. Anak Tn. Dani yang kedua sekarang
tinggal bersama Ny. Ema dan Tn. Basuki sedangkan Ny. Tati tinggal
terpisah dikarenakan pekerjaan.
Tn. Dana, merupakan anak kedua pasangan Tn. Basuki dan Ny.
Ema yang sekarang berusia 28 tahun, Tn. Dana sudah berkeluarga dengan
Ny. Vera Susilo dan telah dikaruniai 2 orang anak bernama Fadil Al
Kalifi dan seorang bayi yang masing-masing berusia 2,5 tahun dan 1
minggu. Tn. Dana sehari-harinya bekerja di pabrik rak piring dan
menerima penghasilan sebesar Rp. 1.000.000,00 tiap 2 minggu. Ny. Vera
Susilo merupakan istri dari Tn. Dana yang kesehariannya bekerja sebagai
ibu rumah tangga.
Ny. Neneng merupakan anak ketiga pasangan Tn. Basuki dan Ny.
Ema, Ny. Neneng tinggal bersama suaminya Tn. Sitar dan anaknya Airin
Dwi Nesila.. Ny. Neneng dalam kesehariannya di pabrik konveksi dengan
penghasilan Rp 600.000,00 tiap 2 minggu. Tn. Sitar merupakan suami
dari Ny. Neneng adalah seorang pembuat kapal di Tanjung Burung dan
tiap bulannya Tn. Sitar memiliki penghasilan Rp. 2.000.000,00
Nn. Mini adalah anak keempat pasangan Tn. Basuki dan Ny. Ema,
wanita yang hanya mengecap pendidikan sampai bangku SMP ini
sekarang bekerja di pabrik konveksi dan memiliki penghasila Rp 600.000,
00 tiap 2 minggu. Nn. Mini saat ini belum ingin berumah tangga dengan
alasan ingin membantu orang tuanya menyekolahi adiknya.
Anak kelima pasangan ini bernama M. Sahlan dan saat ini sudah
bekerja di pabrik konveksi dengan penghasilan Rp 600.000,00 tiap 2
minggu dan anak terakhir pasangan Tn. Basuki dan Ny. Ema bernama
Puni Alpiani, saat ini masih berusia 14 tahun dan duduk di SMP kelas 2.
Keluarga Tn. Basuki tinggal di sebuah bangunan rumah diatas
tanah seluas 66 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu, ruang keluarga,
21
3 buah kamar tidur dan satu kamar mandi yang dilengkapi dengan wc dan
sumur. Jarak septic tank dengan wc Tn. Basuki kurang dari yang
seharusnya yaitu 10 m dan tidak mempunyai saluran pembuangan khusus,
hal ini sering mengakibatkan air dari septic tank meluap dan Tn. Basuki
serta Ny. Ema harus menyewa ahli sedot wc, hal ini juga yang
menyebabkan keluarga ini tidak pernah mandi ataupun menucuci pakaian
di wc rumahnya. Tn. Basuki dan Ny. Ema mengaku mereka tidak pernah
menggunakan air sumur untuk kebutuhan minum keluarganya walaupun
menurut mereka air sumur yang mereka miliki memiliki kejernihan yang
lebih dibandingkan air sumur di daerah sekitar rumahnya. Mereka biasa
menggunakan air sumur umtuk mencuci peralatan dapur, seperti pring,
gelas dan lain-lain, sedangkan untuk minum dan masak mereka
menggunakan air PAM yang mereka beli dengan harga Rp 3.000,00 . Tn.
Basuki dan Ny. Ema tidak memiliki dapur khusus di dalam rumahnya,
karena pekerjaan sehari-harinya Ny. Ema sebagai pedagan sayuran dan
memiliki warung di depan rumahnya, maka dalam kesehariannya Ny. Ema
sering menggunakan terasnya sebagai dapur dadakan, selain untuk
memenuhi kebutuhan warung, dapur tersebut juga digunakan sekaligus
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Denah Rumah Keluarga Tn. Basuki
Gambar 1.5 Denah rumah Tn. Basuki
22
Tabel 1.3. Faktor Internal dan Eksternal Keluarga Tn. Basuki
Faktor Internal
No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan
Merokok
Tn. Basuki merokok sekitar satu bungkus
dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok
ini dilakukan didalam dan diluar rumah.
2 Olah raga Seluruh anggota keluarga Tn. Basuki Tidak
pernah melakukan olahraga secara rutin dan
teratur
3 Pola Makan Ny. Ema memasak sendiri dengan komposisi
makanan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe,
sayur kangkung, sayuran,buah-buahan (tidak
setiap hari), dan terkadang ikan dan ayam .
Untuk dewasa, kebiasaan makan yang sering
diterapkan sehari-hari adalah 2x/hari, namun
untuk anak-anak dibiasakan untuk makan
sebanyak 3x/hari.
4 Pola Pencarian
Pengobatan
Apabila sakit, mereka pergi ke matri atau
bidan terdekat dan membeli obat di apotek
dan terkadang membeli di warung. Keluarga
Tn. Basuki jarang berobat ke Puskesmas,
mereka akan berobat ke puskesmas jika
merasa penyakitnya itu tidak kunjung
sembuh setelah berobat ke mantri atau
dengan mengkonsumsi obat warung.
5 Menabung Ny. Ema tidak pernah memiliki kebiasaan
menabung sebagian dari pendapatan
keluarganya karena selalu habis dan terpakai
untukbiaya sehari-hari keluarganya dan biaya
sekolah anaknya
6 Aktivitas sehari-
hari
Bapak bekerja sebagai nelayan, namun
sudah sebulan ini Tn. Basuki sudah
23
tidak melaut karena lelah dan sering
batuk batuk.
Ibu bertindak sebagai Ibu Rumah
Tangga sekaligus mempuanyai kegiatan
sehari-hari sebagai pedagang sayuran
dan pemilik toko.
Anak pertama sudah 3 tahun yang lalu
meninggal
Anak kedua bekerja di pabrik jelly.
Waktu kerja tidak menentu.
Anak ketiga bekerja di pabrik koveksi.
Waktu kerja tidak menentu
Anak keempat juga bekerja di bagian
konveksi dengan waktu kerja yang tidak
menentu
Anak kelima sudah bekerja sebagai
buruh pabrik
Anak keenam duduk di kelas 2 SMP
Pesantren yang hanya pada waktu-waktu
tertentu saja dapat pulang kerumah
Faktor Eksternal
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan Luas rumah ± 11 x 6 m
2. Ruangan dalam
rumah
Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran
4x3m yang juga menjadi ruang keluarga
berukuran 5x4 m, dan tiga kamar tidur yang
ketiganya berukuran 3x3 m.
3. Ventilasi Terdapat dua buah ventilasi di ruang tamu
berukuran 2 m x 1 m dan 1 m x 0,5 m. Hal
ini tidak sesuai dengan luas lantai rumah.
24
(luas ventilasi kurang dari10% dari lantai
rumah). Ventilasi terlihat kotor, berdebu dan
lembab karena tidak dibersihkan.
4. Pencahayaan Terdapat dua buah jendela berukuran
2x1 m dan 1x0,5 m pada bagian depan
rumah.
Tidak terdapat jendela pada kamar.
Disetiap ruangan di dalam rumah
tersebut terdapat lampu dengan daya 10
watt sehingga penerangan cukup baik.
Sinar matahari masuk hanya dari bagian
depan rumah.
5. MCK Kamar mandi beralaskan semen
Tersedia jamban pribadi.
Septic tank yang berada di rumah tersebut
berjarak < 10 m
Kamar mandi tidak pernah digunakan
untuk mandi ataupun mencuci baju karena
air dari septic tank sering meluap.
6. Sumber Air Terdapat sumber air berupa sumur
Air dari sumur tersebut biasa digunakan
untuk mencuci piring
7. Saluran
Pembuangan
Limbah
Limbah rumah tangga cair di buang ke
empang yang berada di belakang rumah.
8. Tempat
Pembuangan
Sampah
Sampah dibuang di bak terbuka tanpa
penutup di belakang rumah, sampah ini
ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian
dibakar oleh anggota keluarga.
9. Lingkungan sekitar
Rumah
Di samping kanan dan depan rumah terdapat
rumah tetangga.
25
Area Masalah
Masalah non medis
a. Lingkungan
o Pengetahuan mengenai ventilasi rumah
o Pengetahuan mengenai pencahayaan rumah
o Pengetahuan mengenai kepadatan tempat tinggal
o Kurangnya kepedulian akan tempat berobat
b. Kesehatan
o Kebiasaan merokok di dalam dan di luar rumah dalam keluarga
o Pencegahan penyakit menular seperti TB paru.
Masalah medis
o Timbulnya penyakit TB paru dari tempat tinggal yang lembab.
o Bapak yang sering merasa lelah dan batuk batuk.
I.3.3. Keluarga Tn. Cecep
Keluarga Tn. Cecep tinggal di RT/RW 01/04 Kampung S, Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan, Kabupaten Tangerang. Keluarga ini terdiri dari
sepasang suami istri Tn. Cecep dan Ny. Lela yang telah menikah selama
32 tahun, dan memiliki 1 orang anak, anaknya bernama Tn. Eman yang
sudah menikah dengan Ny. Tetti dan telah dikaruniai 3 orang anak
bernama Ali, Sena, dan Nini.
Tn. Cecep saat ini berusia 60 tahun dan sudah tidak bekerja.
Namun, ketika bekerja Tn. Cecep biasa mendapatkan penghasilan Rp.
100.000,00 per hari. Tn. Cecep tidak pernah merasakan bangku sekolah
dan mengaku tidak memiliki hobi. Tn. Cecep mengaku bahwa sudah
setahun ini merasakan batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh. Berobat
pernah dilakukan di puskesmas terdekat namun tidak tuntas karena obat
26
yang diberi dokter membuat kencing berwarna kemerahan dan Tn. Cecep
merasa tidak nyaman.
Ny. Lela, yang juga merupakan istri dari Tn. Cecep, saat ini
berusia 50 tahun, Ny. Lela sempat merasakan bangku pendidikan SD
namun tidak tamat dikarenakan biaya. Ny. Lela - sehari harinya tidak
bekerja dan hanya beraktifitas di rumah sebagai ibu rumah tangga. Ny.
Lela tidak mengeluhkan sakit apapun.
Cucu Tn. Cecep yang bernama Ali (4 tahun) berat badan tidak
pernah naik sejak 6 bulan dan nafsu makan menurun diakui oleh ayahnya
yaitu Tn. Eman. Hal yang sama terjadi pada adiknya yang bernama Nini (3
tahun). Ali dan Nini sudah mendapatkan obat berupa vitamin dan
penambah nafsu makan namun berat badan tidak kunjung naik.
Denah Rumah Keluarga Tn. Cecep
Gambar 1.4 Denah Rumah Tn. Cecep
Tabel 1.3. Faktor Internal dan Eksternal keluarga Tn. Cecep
Faktor Internal
27
No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Cecep tidak merokok
2 Olah raga Keluarga Tn. Cecep tidak pernah
melakukan olah raga.
3 Pola Makan Tn. Cecep dan Ny.Imah makan dua kali
sehari.
Ny. Imah memasak sendiri dengan
komposisi makanan mengkonsumsi nasi,
tahu, tempe, sayuran, dan terkadang ikan.
Ny.Imah memasak menggunakan kayu
bakar
4 Pola Pencarian
Pengobatan
Apabila sakit, mereka pergi ke mantri
terdekat dan dan terkadang membeli obat
di warung.
Keluarga Tn. Maing jarang berobat ke
Puskesmas, karena merasa jauh dan
biaya yang mahal.
5 Menabung Tn. Cecep dan Ny. Lela tidak pernah
menabung.
6 Aktivitas sehari-hari Bapak sudah tidak bekerja
Ibu bertindak sebagai Ibu Rumah
Tangga.
Faktor Eksternal
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan Luas rumah ± 9 x 4 m
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu
berukuran 3x2m dan ruang keluarga
berukuran 3x2 m, satu kamar tidur
berukuran 3x2 m, dan satu dapur
bergabung dengan satu kamar mandi
28
tanpa sekat berukuran 3x4 m.
3. Ventilasi Terdapat satu buah ventilasi di ruang
tamu berukuran 1 m x 0,5 m dan 1 m
x 0,5 m. Hal ini tidak sesuai dengan
luas lantai rumah. (luas ventilasi
kurang dari 10% dari lantai rumah).
Ventilasi terlihat kotor karena jarang
dibersihkan.
4. Pencahayaan Terdapat satu buah jendela berukuran
2x1 m pada bagian depan rumah.
Tidak terdapat jendela pada kamar.
Hanya terdapat dua buah lampu di
dalam rumah.
5. MCK Kamar mandi beralaskan tanah, dan
menyatu dengan dapur.
Tidak tersedia jamban pribadi.
Jika ingin membuang hajat di sawah
6. Sumber Air Tidak ada sumber air bersih sehingga
harus membeli sebesar Rp
3.000/jerigen. Air jerigen tersebut ini
digunakan untuk air minum dan
kebutuhan rumah tangga seperti
memasak.
7. Saluran pembuangan
Limbah
Limbah rumah tangga cair di buang ke
tanah pekarangan belakang rumah yang
menjadi genangan air.
8. Tempat pembuangan
Sampah
Sampah dibuang di kebun belakang
rumah, sampah ini ditumpuk hingga
penuh, lalu kemudian dibakar oleh
anggota keluarga sehingga banyak lalat
yang menghinggapi tumpukan sampah
tersebut.
29
9. Lingkungan sekitar
Rumah
Di samping kiri dan kanan rumah
terdapat rumah tetangga. Di lingkungan
sekitar rumah keluarga Tn. Cecep masih
banyak sampah yang berserakan
dikarenakan penduduk sekitar tidak
disediakan tempat sampah.
Area Masalah
Masalah non medis
a. Lingkungan
o Tidak terdapat jamban untuk BAB
o Pengetahuan mengenai pembuangan sampah di tempat yang benar
dan pengelolaannya
o Pengetahuan mengenai pembuangan air limbah rumah tangga
o Kurangnya penyedian air bersih
o Rumah beralaskan tanah
o Ventilasi yang buruk
o Kurangnya pencahayaan di dalam rumah
b. Sosial budaya
o Perilaku ketidakpedulian terhadap pentingnya pendidikan.
o Sudah terbiasanya terhadap ventilasi yang buruk
c. Perilaku
o Perilaku mengenai kebiasaan merokok dalam dan luar rumah
o Perilaku cuci tangan sebelum makan
o Perilaku mengenai cara penanganan diare
o Perilaku mengenai pemilihan pengobatan
o Lansia
Masalah medis
o Anak-anak mengalami penurunan berat badan dan tidak nafsu
makan.
30
o Kepala keluarga menderita TB.
I.3.4. Keluarga Ibu Tari
Keluarga Ny.Tari tinggal di RT/RW 04/03 Kampung Sukamulya,
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Pasangan suami-istri tersebut sudah menikah selama 43 tahun. Keluarga
Ny.Tari terdiri dari satu keluarga di mana Ny. Tari sebagai kepala keluarga
berusia 70 tahun dengan latar belakang pendidikan tamat SD. Tn.Ai
sebagai suami meninggal 12 tahun yang lalu akibat penyakit kanker yang
diderita selama 7 bulan. Tn.Ai dan Ny.Tari memiliki lima orang anak.
Anak pertama perempuan bernama Amsaroh berusia 40 tahun sebagai ibu
rumah tangga. Anak kedua laki-laki bernama Barudin berusia 30 tahun
lulusan SMP bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan ± Rp
800.000,-/bulan. Anak ketiga perempuan bernama Ashoh berusia 25 tahun
sebagai ibu rumah tangga. Anak keempat perempuan bernama Sohati
berusia 23 tahun sebagai ibu rumah tangga. Anak kelima perempuan
bernama Sohani berusia 20 tahun sebagai ibu rumah tangga. Anak
pertama, ketiga, keempat, dan kelima lulusan SD.
Ny.Tari tinggal di rumah bersama anak ketiga dan tiga orang cucu
yg tinggal bersama. Cucu pertama bernama Sobari berusia 17 tahun
bekerja sebagai buruh pabrik. Cucu kedua bernama Rati berusia 15 tahun.
Cucu ketiga bernama Yana berusia 12 tahun. Ny Tari sebagai ibu rumah
tangga yg sehari-harinya bergantung hidup pada penghasilan anaknya yg
bekerja sebagai nelayan. Pekerjaannya tersebut dilakukan setiap hari mulai
dari pagi hari hingga sore hari. Ny Tari memiliki penyakit kulit sejak ± 5
tahun yg terasa gatal bila kambuh. Ny Tari mengaku hanya membeli obat
warung yg setelah memakan obat tersebut terasa sembuh. Riwayat
penyakit darah tinggi manis kencing manis di sangkal.
Ny Amsaroh anak pertama telah bekeluarga dan ikut bersama
suaminya. Setelah tamat SD dia mengakui tidak mau melanjutkan
pendidikan ke SMP karena terbentur biaya. Setelah berumur di anggap
31
dewasa kemudian di nikahkan oleh orang tua nya. Setelah itu dia tinggal
bersama suaminya di beda tempat.
Tn Barudin sebagai anak kedua bekerja sebagai nelayan yg
berpenghasilan ± Rp 800.000,-/bulan. Setelah tamat SMP dia langsung
mencari pekerjaan. Dia Bekerja sebagai tulang punggung keluarga. Dia
bertempat tinggal berdekatan dengan rumah Ny Tari. Anak ketiga,
keempat, kelima sama dengan anak pertama Ny Tari yg setelah lulus SD
dan dewasa langsung menikah. Dan sesudah menikah langsung ikut
bersama suaminya. Tiga orang cucu ikut tinggal bersama Ny Tari. Cucu
yg paling besar bekerja sebagai buruh pabrik. Cucu yg kedua dan ketiga
masih berada di bangku sekolah.
Masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Ny. Tari adalah
cucunya yang bernama Yana (12 tahun) mengalami batuk berdarah sejak 1
bulan yang lalu. Keluhan tersebut disertai dengan penurunan berat badan.
Karena menurut kedua orangtuanya Yana hanya sakit batuk biasa yang
dapat sembuh sendiri dengan minum air hangat, maka Yana belum pernah
dibawa berobat. Saat ini tidak bersekolah karena sering merasa lemas.
Keluarga Ny Tari tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah
seluas 90 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu, satu ruang keluarga,
dua kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi yang menjadi satu dalam
satu ruangan yang hanya dibatasi dinding tembok setinggi satu meter.
Pekarangan belakang keluarga Ny.Tari langsung dibatasi dengan rumah
warga.
Denah Rumah Keluarga Ny Tari
32
Gambar 1.7 Denah Rumah Ny Tari
Tabel 1.5. Faktor Internal dan Eksternal keluarga Ny. Tari
Faktor Internal
No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn.Ai Semasa hidupnya merokok sekitar
dua bungkus dalam satu hari, biasanya
kebiasaan merokok ini dilakukan didalam
dan diluar rumah.
2 Olah raga Ny. Tari beserta kelima orang anaknya
tidak pernah melakukan olah raga.
3 Pola Makan Ny. Tari memasak sendiri dengan
komposisi makanan mengkonsumsi nasi,
tahu, tempe, sayuran,buah-buahan (tidak
setiap hari), dan terkadang ikan.
4 Pola Pencarian
Pengobatan
Apabila sakit, mereka pergi membeli obat
ke warung atau berobat ke matri. Keluarga
33
Ny Tari jarang berobat ke Puskesmas,
karena mereka merasa sakitnya tidak
sembuh dengan obat-obatan dari warung
atau mantri, baru mereka pergi ke
puskesmas,
5 Menabung Ny. Tari menabung sebagian dari
pendapatan keluarga namun selalu habis
dan terpakai untuk biaya sehari-hari.
6 Aktivitas sehari-hari Bapak semasa hidupnya bekerja sebagai
petani kebun di pesawahan mulai dari
pagi hingga sore hari.
Ibu bertindak sebagai Ibu Rumah
Tangga.
Anak pertama sebagai ibu rumah tangga..
Anak kedua bekerja sebagai nelayan di
laut mulai dari pagi hari sampai sore hari,
bila cuaca bagus bisa hingga malam hari.
Anak ketiga, keempat, kelima sebagai
ibu rumah tangga.
Cucu paling besar bekerja sebagai buruh,
kedua dan ketiga masih di bangku
sekolah.
Faktor Eksternal
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan Luas rumah ± 10 x 9 m
2. Ruangan dalam
rumah
Dalam rumah terdapat ruang tamu
berukuran 4x3m yang juga menjadi ruang
keluarga berukuran 5x7 m, dan dua kamar
tidur berukuran 3x3 m.
34
3. Ventilasi Terdapat satu buah ventilasi di ruang tamu
berukuran 1 m x 0,5 m dan 1 m x 0,5 m. Hal
ini tidak sesuai dengan luas lantai rumah.
(luas ventilasi kurang dari10% dari lantai
rumah). Ventilasi tidak pernah dibersihkan.
4. Pencahayaan Terdapat satu buah jendela berukuran
2x1m pada bagian depan rumah.
Tidak terdapat jendela pada kamar
sehingga ruangan terasa lembab.
Hanya terdapat dua buah lampu di dalam
rumah dan satu buah di teras rumah
sehinga penerangan kurang baik.
5. MCK Kamar mandi beralaskan tanah, dan
menyatu dengan dapur.
Tersedia jamban pribadi.
6. Sumber Air Tidak ada sumber air bersih sehingga
harus membeli air PAM sebesar Rp 500-
1000/jerigen.
Air jerigen tersebut ini digunakan untuk
air minum dan kebutuhan rumah tangga
seperti mencuci, mandi menggunakan air
sumur.
7. Saluran pembuangan
Limbah
Limbah rumah tangga cair di buang ke
empang yang berjarak 50 meter dari rumah
dan limbah padat di buang di empang
belakang rumah.
8. Tempat pembuangan
Sampah
Sampah dibuang di empang belakang
rumah, sampah ini ditumpuk hingga penuh,
lalu kemudian dibakar oleh anggota
keluarga sehingga banyak lalat yang
menghinggapi tumpukan sampah tersebut,
9. Lingkungan sekitar Di samping kanan dan kiri, depan dan
35
Rumah belakang rumah terdapat rumah tetangga.
Area Masalah
Masalah non medis
a. Lingkungan
o Pengetahuan mengenai penempatan ventilasi rumah yg kurang
o Pengetahuan mengenai pembuangan air limbah rumah tangga
o Pengetahuan mengenai penampungan air bersih
o Kebiasaan merokok di dalam dan di luar rumah dalam keluarga
o Pengetahuan tentang pencemaran lingkungan
b. Sosial budaya
o Larangan mengkonsumsi makanan tertentu saat sedang sakit
o Budaya bahwa seseorang yang lebih tua itu selalu benar
c. Kesehatan
o Perilaku mengenai kebersihan ventilasi rumah
o Perilaku mengenai cara penularan penyakit TB
o Perilaku mengenai cara penanganan TB
o Perilaku cuci tangan sebelum makan
o Perilaku menjaga kebersihan badan
Masalah medis
o Pencegahan penyakit TB akibat sirkulasi udara yang buruk
o Anggota keluarga sering menderita batuk.
I.3.5. Keluarga Tn. Marjuki
Keluarga Tn. Marjuki tinggal di RT/RW 01/004 Kampung
Sukamulya, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Pasangan suami-istri tersebut sudah menikah selama 6 tahun.
Tn. Marjuki sebagai kepala keluarga berusia 31 tahun dengan latar
belakang pendidikan tamat SLTA. Ny. Irma sebagai istri berusia 31 tahun
dengan latar belakang pendidikan SMK. Mereka memiliki satu orang anak
36
perempuan yang bernama Tiara berusia 5 tahun dan bersekolah di TK
tanjung pasir dan Ny. wina adalah ibu dari Tn. Marjuki dengan latar
belakang pendidikan tidak bersekolah.
Tn. Marjuki bekerja sebagai satpam dengan penghasilan ±
Rp.1.800.000 /bulan. Kegiatan Tn. Marjuki diawali pada pagi hari jam
enam dan pulang ke rumah jam setengah sepuluh malam. Tn. Marjuki
memiliki kebiasaan merokok baik di dalam maupun di luar rumah, dan
juga mempunyai kebiasaan minum kopi satu gelas perhari. Riwayat
penyakit seperti batuk lama diakui, darah tinggi dan kencing manis
disangkal.
Ny. Irma bekerja, sebagai supplier sepatu di cengkareng dengan
penghasilan ± Rp.2.500.000 /bulan. Kegiatan Ny. Irma diawali pada pagi
hari jam enam dan pulang kerumah jam setengah tujuh malam. Keluhan
yang paling sering dialami Ny. Irma adalah batuk.
Tiara anak satu-satunya dari pasangan suami istri Tn. Marjuki dan
Ny. Irma saat ini sedang bersekolah di TK tanjung pasir. Kebiasaan
sehari-harinya bermain bersama teman-temannya. Keluhan yang paling
sering dialami Tiara adalah batuk dan susah makan.
Ny. Wina adalah ibu dari Tn. Andi, Ny. Wina tidak bekerja sehari-
hari hanya diam di rumah melakukan pekerjaan rumah tangga. Ny. Wina
memiliki keluhan penurunan penglihatan sejak satu tahun yang lalu dan
dikatakan buram apabila sedang melihat, mengeluh penurunan
pendengaran sejak tiga tahun yang lalu dan tidak diketahui penyebabnya,
sering mengeluh sakit pada persendian dan masalah pencernaan seperti
diare dan juga sering mengeluh batuk-batuk dan penurunan berat badan.
Keluarga Tn. Marjuki jarang berobat ke puskesmas karena
keluarga Tn. Marjuki lebih memilih beli obat di apotik terlebih dahulu
dibanding kepuskesmas, apabila sakitnya dirasakan tidak ada perubahan
kemudian dibawa kepuskesmas atau ke klinik dokter.
Keluarga Tn. Marjuki tinggal di rumah milik ibunya dengan luas
bangunan sekitar 140 meter persegi dan tidak bertingkat. Di depan rumah
terdapat teras dan pekarangan yang dibatasi dengan pagar dengan luas
37
sekitar 2x5 meter. Dinding rumah terbuat dari tembok pada bagian depan,
samping kanan, samping kiri dan belakang. Lantai rumah terbuat dari
keramik. Atap rumah terbuat dari asbes. Rumah Tn. Marjuki terdiri dari
empat ruangan yang terdiri dari ruang tamu yang berfungsi sebagai ruang
keluarga dan tempat berkumpulnya keluarga saat makan dan menonton tv
dengan luas 3x10 meter sudah berkeramik, dua buah kamar tidur dengan
masing-masing luas 5x4 meter dan 4x4 meter sudah berkeramik dan tidak
memiliki ventilasi, sebuah gudang dengan luas 4x4 meter sudah
berkeramik dan tidak memiliki ventilasi, sebuah dapur dengan luas sekitar
4x8 meter sudah berkeramik. Dapur dan kamar mandi terpisah. Kamar
mandi mempunyai pintu dan dilengkapi jamban keluarga dengan luas 2x2
meter sudah berkeramik dan tidak memiliki ventilasi. Memiliki enam
pintu, dua buah jendela berukuran 1,5x1 meter yang tidak dapat dibuka
terdapat di depan rumah. Di dalam rumah Tn. Marjuki, terdapat 6 buah
lampu dengan daya masing-masing 8 watt yang diletakkan di depan
rumah, di ruang keluarga, kamar tidur, gudang , dapur, kamar mandi
sehingga rumah Tn. Marjuki kurang dalam pencahayaan. Sumber air
didapatkan dari air tanah dengan cara mengebor tanah menggunakan
mesin air. Air tersebut berwarna kuning dan tidak berbau serta selalu
digunakan untuk mandi, mencuci pakaian. Sedangkan kebutuhan air
untuk mencuci bahan makanan (memasak) menggunakan air PAM, dan
untuk kebutuhan air minum menggunakan air galon.
Denah Rumah Keluarga Tn. Marjuki
38
Gambar 1.8 Denah rumah Tn. Marjuki
Tabel 1.6 Faktor Internal dan Eksternal Keluarga Tn. Marjuki
Faktor Internal
No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan
Merokok
Tn. Marjuki mengkonsumsi rokok satu
bungkus/hari baik di dalam maupun di luar
rumah.
2 Olah raga Keluarga Tn. Marjuki jarang melakukan
olahraga.
3 Pola Makan Makanan dimasak oleh saudara yang datang
kerumah , lebih sering mengkonsumsi nasi,
tempe, ikan asin, sayur. Frekuensi makan 2x
sehari.
4 Pola Pencarian
Pengobatan
Apabila sakit, mereka pergi ke apotik untuk
membeli obat . Keluarga Tn. Marjuki jarang
berobat ke Puskesmas, karena dengan membeli
langsung obat di apotik dikatakan selalu sembuh
tanpa harus ke puskesmas, apabila sakitnya tidak
39
sembuh dengan obat-obatan dari apotik maka
keluarga Tn. Marjuki membawanya ke
puskesmas atau klinik dokter.
5 Menabung Penghasilan Ny. Irma disisihkan untuk tabungan
pendidikan anak.
6 Aktivitas
sehari-hari
a. Bapak kerja sebagai satpam, kegiatannya
dimulai pada pagi hari jam 6 dan pulang
kerumah jam setengah sepuluh malam.
b. Ibu kerja sebagai supplier sepatu di
cengkareng, kegiatannya dimulai pada pagi
hari jam 6 dan pulang kerumah jam
setengah tujuh malam.
c. Anak pertama bersekolah di TK tj. pasir.
d. Ibu Tn. Marjuki bertindak sebagai ibu
rumah tangga.
Faktor Eksternal
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 14x10 meter
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu yang
berfungsi sebagai ruang keluarga dan
tempat berkumpulnya keluarga saat
makan dan menonton tv yang berukuran
3x10 meter, dua kamar tidur berukuran
5x4 meter dan 4x4 meter, di rumah
tersebut juga terdapat gudang berukuran
4x4 meter, sebuah dapur dengan luas
sekitar 4 x 8 meter, kamar mandi
mempunyai pintu dan dilengkapi jamban
keluarga dengan luas 2x2 meter.
40
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi disetiap ruangan.
Namun hanya didapatkan di depan rumah
dan belakang rumah. Ventilasi tersebut
tidak pernah dibersihkan.
4. Pencahayaan Terdapat dua buah jendela berukuran
1,5x1 meter pada bagian depan rumah
yang tidak dapat dibuka.
Tidak terdapat jendela pada kamar.
Sehingga kamar terasa lembab.
Hanya terdapat 5 buah lampu di dalam
rumah dan satu buah di teras rumah.
5. MCK Terdapat jamban di kamar mandi. Kamar
mandi sudah berkeramik, dengan ukuran
2x2 m, terletak di dalam rumah.
6. Sumber Air Sumber air didapatkan dari air tanah
dengan cara mengebor tanah
menggunakan mesin air. Air tersebut
berwarna kuning dan tidak berbau
serta selalu digunakan untuk mandi,
mencuci pakaian.
Sehari-hari keluarga ini membeli air
PAM untuk keperluan memasak.
Kebutuhan air untuk minum keluarga
Tn. Andi membeli air gallon.
7. Saluran pembuangan
Limbah
Limbah rumah tangga cair di buang ke
septictenk.
8. Tempat pembuangan
Sampah
Sampah dibuang di pekarangan belakang
rumah, ditumpuk hingga penuh, lalu
kemudian dibakar oleh anggota keluarga.
9. Lingkungan sekitar
Rumah
Di samping kanan dan kiri rumah
keluarga terdapat rumah tetangga mereka.
41
Di depan rumah terdapat lapangan.
Area Masalah
Masalah non medis
a. Lingkungan
o Kebiasaan merokok di dalam dan di luar rumah dalam keluarga
o Pengetahuan mengenai pembuangan sampah di tempat yang benar
dan pengelolaannya
o Pengetahuan mengenai penempatan ventilasi rumah yg baik
o Ventilasi yang buruk
b. Kesehatan
o Perilaku dalam mencari pengobatan
c. Perilaku
o Kurangnya perhatian pada lansia
o Perilaku mengenai kebiasaan merokok dalam dan luar rumah
o Perilaku mengenai kebiasaan merokok
o Perilaku mengenai kebersihan ventilasi rumah
Masalah medis
o Penyakit TB dalam keluarga
o Dan ibunya dari kepala keluarga adanya gangguan penglihatan,
gangguan pendengaran, nyeri pada persendian.
1.4. Penentuan Area Masalah
Setelah kami mengamati dan mewawancarai ke rumah lima keluarga
binaan di Kampung Sukamulya Desa tanjung pasir Kecamatan Teluk
Naga, terdapat berbagai macam permasalahan pada keluarga binaan
tersebut, diantaranya :
1. Kurangnya pengetahuan tentang ventilasi yang baik.
2. Kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan rumah.
42
3. Kurangnya pencahayaan di dalam rumah.
4. Sirkulasi udara yang tidak sehat dan lantai yang lembab.
5. Banyaknya anggota keluarga binaan yang menderita batuk lama.
6. Kebiasaan merokok di dalam dan di luar rumah terhadap kesehatan
keluarga.
7. Kurangnya pengetahuan tentang penularan penyakit melalui udara.
8. Tidak adanya kamar mandi di rumah beberapa keluarga binaan.
Berdasarkan sekian masalah yang ada pada keluarga binaan
tersebut, diputuskan untuk mengangkat permasalahan tentang
“Kurangnya Pemahaman Keluarga Binaan Terhadap Pentingnya
Ventilasi yang Baik Bagi Sirkulasi Udara di Dalam Rumah di
Kampung Sukamulya RT 01/RW 04 Desa Tanjung Pasir Kecamatan
Teluk Naga” dikarenakan beberapa hal yang menyangkut sebab dan
akibatdari area masalah tersebut yaitu:
a. Sebab
1. Data yang diperoleh dari Puskesmas Tegal Angus didapatkan
sepuluh penyakit dengan kejadian terbanyak, salah satunya ISPA
sebagai penyakit terbanyak.
2. Paradigma yang salah mengenai pembuatan ventilasi rumah yang
menyebabkan pembangunan rumah sehat terganggu.
3. Sosio-ekonomi warga Kampung Sukamulya yang rendah sehingga
tidak mampu untuk membuat ventilasi yang baik. Dengan
penghasilan rata-rata Rp.700.000,-/bulan.
4. Rendahnya rumah yang sesuai dengan kriteria PHBS.
b. Akibat
1. Tingginya angka penyakit ISPA pada warga Kampung Sukamulya
khususnya pada warga yang kami bina dan diperkuat dengan data
dari bagian kesling tentang daftar sepuluh penyakit yang
ditemukan di wilayah puskesmas Tegal Angus.
2. Sulitnya memperoleh kualitas udara yang baik di dalam rumah,
karena buruknya sirkulasi udara. Hal ini juga diperkuat dengan
43
data inspeksi rumah tangga ber-PHBS dimana masih tingginya
angka rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat.
44