Click here to load reader
View
299
Download
1
Embed Size (px)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga woodball masuk dan diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2006.
(Kriswantoro, 2012,:1, Dwiyogo 2009). Sebagai olahraga baru, dalam artian baru
dikenal oleh khalayak, jelas sekali perlu sosialisasi dari seluruh pihak terkait untuk
memajukan olahraga ini. Semakin banyak orang mengetahui, semakin banyak orang
bertanya tentang keberadaan olahraga ini, maka akan semakin banyak bahasan-
bahasan tentang olahraga ini, sehingga secara otomatis banyak yang akan peduli, dan
yang paling nyata, akan semakin banyak orang melakukan atau memainkan olahraga
ini. Sehingga berbagai macam bentuk sosialisasi terkait dengan keberadaan olahraga
ini, sangat diperlukan, terutama keberadaan olahraga woodball ini di Indonesia pada
umumnya dan di Kabupaten Buleleng pada khususnya.
Tripilar pengembangan keolahragaan, olahraga pendidikan, olahraga prestasi
dan olahraga kesehatan dan rekreasi merupakan wadah yang sangat ideal untuk
pengembangan sebuah cabang olahraga (Nala, 1992:32). Ketika sebuah olahraga
tersebut bisa masuk kedalam ketiga sistem/pilar dari pengemabangan keolahragaan
maka bisa diharapkan sebuah olahraga tersebut bisa maju dan menjadi motor
penggerak bagi sistem-sistem lainnya. Atau bagi olahraga itu sendiri jelas akan sangat
menguntungkan karena akan banyak menjadi perhatian.
Demikian juga dalam bidang olahraga prestasi, wacana publik tentang
prestasi sangat mempengaruhi perkembangan sebuah olahraga. Dengan asumsi,
seseorang memilih/menekuni sebuah kegiatan olahraga karena mereka pasti ingin
berprestasi atau mendapatkan penghargaan dengan meraih hadiah atau sejumlah prize
money dengan memenangkan sebuah turnamen atau kejuaraan dalam lingkup atau
cakupan wilayah tertentu. Dengan demikian, pembinaan secara berjenjang untuk
meraih prestasi optimal di usia puncak pasti akan sangat semarak dilakukan seperti
halnya olahraga-olahraga populer lainnya seperti, sepakbola, bolavoli, renang, begitu
juga dengan olahraga woodball.
2
Mencapai prestasi harus didukung dengan tiga komponen prestasi antara lain: 1.
komponen fisik, 2. komponen teknik dan 3. komponen mental. Ke tiga komponen
ini harus saling berhubungan dan harus saling mendukung sehingga prestasi
olahraga akan bisa kita peroleh dengan maksimal. Ketiga komponen ini tidak
boleh timpang dalam artian, jika fisiknya kurang maka akan berpengaruh terhadap
teknik dan mental, begitu juga apabila tekniknya kurang maka prestasi tidak bisa
meningkat, mental juga sangat berpengaruh terhadap prestasi olahraga.
1.1 Analisis Situasi.
Woodball kabupaten Bangli, terbentuk tanggal 5 februari 2011 dengan jumlah
atlet pada saat itu adalah 20 orang. Sesuai dengan obsevasi ke Pengcab IWbA
Bangli. Tabel prestasi yang sudah dicapai oleh atlet woodball pengcab Bangli. dalam
perkembangannya woodball banyak memperebutkan medali pada event event lokal,
regional dan nasional. namun dalam kenyataanya, atlet atlet di kabupaten bangle
terutama usia pelajar masih minim prestasi, sebut saja namanya Alit Gunawan dari
SD 1 Bunutin, Atlet ini belum pernah memperoleh medali sama sekali, dari ke 20
Atlet yang dimiliki kabupaten bangle, hanya 50% saja yang dapat mendulang medali.
atlet yang mendulang medali antara lain, Ni Kadek Aryanthi Apsari (Juara 3 Pairw
perorangan Margarana cup. Juara 3 doble beregu struke porprov 2013), Pandu
waisnawa (Juara 3 parwai perorangan.) Galih Nugroho (Juara 3 doble beregu struke
porprov 2013), I Kadek Widiana (Juara 3 doble beregu putra struke porprov 2013) I
Gede Alit Banjar(Juara 3 doble beregu putra struke porprov 2013), itu pun hanya
duduk di peringkat 2 dan 3. setelah diindetifikasi ternyata ada beberapa hal yang
menyebabkan prestasi atlet Woodball di kabupaten bangle tidak mencapai
maksimal.Penurunan prestasi woodball di Kabupaten Bangli di karenakan oleh faktor
fisik, teknik dan mental yang belum diasah dengan baik. Terkait masalah fisik pemain
woodball bangli belum memiliki fisik yang baik ini terlihat dari:
3
Tabel 02. Analisis situasi fisik.
No Komponen Fisik Identifikasi Masalah
1 Daya tahan (Vo2
maks)
Pemain woodball harus memiliki daya tahan (Vo2
maks) yang baik. Rata-rata pertandingan woodball
adalah 4-5 jam, satu kali game. Atlet bangli belum
memiliki daya tahan yang bagus dan harus di
tingkatkan.
2 Kekuatan otot
tungkai dan daya
tahan otot
Ini dapat dilihat diketahui dari kekuatan
memegang mallet dan kuda kuda pada saat
memukul bola. Kuda-kuda persiapan memukul
bola masih belum kuat, posisi kuda-kuda masih
salah.
3 Kelentukan Kelentukan pinggang masih belum maksimal. Ini
dilihat dari gerakan mengayun mallet pada saat
pukulan panjang, belum baik.
4 Latihan fisik Belum mencakup keseluruhan komponen kondisi
fisik.
5 Instrumen fisik Belum ada instrument
Teknik harus benar-benar dikuasai dan harus benar, teknik yang salah akan
berakibat prestasi tidak di peroleh dengan maksimal. Teknik awal yang salah akan
berpengaruh terhadap teknik tersebut, karena teknik yang salah akan permanen atau
tetap, susah di rubah.
Tabel 03. Analisis situasi fisik Teknik.
No Komponen Teknik Identifikasi Masalah
1 Teknik pegangan
mallet,
Masih banyak yang salah dan goyang dalam
memegang mallet,
2 Teknik kuda-kuda Masih belum anatomis dan ergonomis, maka harus
di perhatikan kuda-kuda yang baik.
3 Teknik ayunan
mallet
Masih banyak yang belum tepat perkenaanya
dengan bola, ada yang diatas bola ada yang
mencangkul rumput.
4 Teknik
memasukkan bola
ke gawang.
Masih salah kuda-kudanya, jarak antara bola dan
kaki jauh sehingga akurasi kurang, dan atlet
mengalami masalah dalam memasukkan bola ke
gawang, akurasinya belum tepat.
4
Faktor mental atau psikis, menjadi modal penting dalam mencapai prestasi woodball
di bangli, identifikasi masalah.
Tabel 04. Analisis Komponen Mental.
No Komponen Mental Identifikasi Masalah
1 Motivasi
berprestasi
Motivasi berprestasi masih rendah, semangat
berprestasi masih rendah.
2 Kecemasan,
Percaya diri
Kecemasan dan percaya diri masih rendah, masih
ada gerogi dalam bertanding
3 Latihan Mental Belum ada
4 Istrumen Mental Belum ada
Tabel di atas menunjukkan data atlet woodball Kabupaten Bangli masih
rendah prestasinya. Secara umum ketiga komponen prestasi harus di perhatikan
dengan baik sehingga berjalan beriringan untuk menghasilkan prestasi. Kondisi diatas
perlu mendapat perhatian berbagai pihak terutama akademisi yang perduli terhadap
perkembangan woodball di kabupaten Bangli. Universitas Pendidikan Ganesha
sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki tugas Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu; 1)
pendidikan dan pengajaran, 2) penelitian, dan 3) pengabdian pada masyarakat,
mempunyai kewajiban untuk membantu memecahkan beberapa permasalahan
dimasyarakat melalui Tri Darma Perguruan Tinggi. Melalui program pengabdian
pada masyarakat tahun 2016 ini, kami bermaksud menyelenggarakan Pelatihan
Komponen Olahraga Prestasi Bagi Pengcab Woodball di Kabupaten Bangli
Tahun 2016.
1.2 Identifikasi Perumusan Masalah.
Berdasarkan analisis diatas, permasalahan yang di hadapi mitra (dalam hal ini
organisasi International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Bangli dapat
difinisikan sebagai berikut :
Permasalahan Mitra Solusi yang ditawarkan
1. Terbatasnya pengetahuan dan Memberikan pengetahuan dan praktek
5
pengalaman terkait komponen
kondisi fisik
terkair dengan : Pelatihan Fisik dan
komponen kondisi fisik olahraga
woodball, komponen fisik terdiri dari :
1. Kekuatan. 2. Kelentukan. 3. Power otot tungkai. 4. Daya tahan umum. 5. Daya tahan otot. 6. Jenis latihan kondisi fisik. 7. Instrumen kondisi fisik
2. Terbatasnya pemahaman pengetahuan dan praktek teknik
bermain woodball.
Memberikan pengetahuan dan praktek
terkait teknik olahraga woodball.
1. Teknik pegangan mallet, 2. Teknik ayunan mallet 3. Teknik memasukkan bola ke
gawang.
4. Latihan teknik woodball. 5. Belum menggunakan ilmu
biomekanika olahraga dan
kinesiologi olahraga.
6. Istrumen pengukuran teknik.
3. Terbatasnya pemahaman pengetahuan dan praktek mental
(psikologis) bermain woodball.
Memberkan pengetahuan dan praktek
terkait mental (psikologis) olahraga
woodball. Faktor-faktor mental terdiri
dari.
1. Kecemasan,
2. Konsentrasi,
3. Percaya diri,
4. Imageri training.
5. Kuisener Psikis.
Oleh karena itu, permasalahan yang hendak di jawab melalui program
pengabdian pada masyarakat ini adalah :
1. Menerapkan proses pelatihan komponen fisik dalam pencapaian prestasi
olahraga woodball Pengcab Woodball Kabupaten Bangli Tahun 2016.
2. Menerapkan proses pelatihan komponen teknik dalam pencapaian prest