BAB I PENDAHULUAN - Badan Perencanaan dan Pembangunan
of 37/37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kota Bogor telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut tugas pokok dan fungsi Bappeda bertambah luas, yaitu tidak saja mencakup perencanaan pada bidang pembangunan, namun mencakup aspek perencanaan daerah secara utuh dan menyeluruh. Sejalan dengan Peraturan Daerah tersebut maka pada tahun anggaran 2009 merupakan masa transisi perubahan tatanan kelembagaan dan terjadi penyesuaian tugas pokok dan fungsi Bappeda. Disamping itu permasalahan pembangunan saat ini semakin kompleks sejalan dengan pertumbuhan penduduk, sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu maka perlu disusun perencanaan pembangunan yang partisipatif dan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. Sebagai tindak lanjut dengan telah tersusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014 yang tertuang dalam Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009 maka perlu disusun Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Tahun 2010-2014.
BAB I PENDAHULUAN - Badan Perencanaan dan Pembangunan
Text of BAB I PENDAHULUAN - Badan Perencanaan dan Pembangunan
di Kota Bogor telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor
13
Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan
Peraturan
Daerah tersebut tugas pokok dan fungsi Bappeda bertambah luas,
yaitu
tidak saja mencakup perencanaan pada bidang pembangunan,
namun
mencakup aspek perencanaan daerah secara utuh dan menyeluruh.
Sejalan dengan Peraturan Daerah tersebut maka pada tahun
anggaran 2009 merupakan masa transisi perubahan tatanan
kelembagaan
dan terjadi penyesuaian tugas pokok dan fungsi Bappeda. Disamping
itu
permasalahan pembangunan saat ini semakin kompleks sejalan
dengan
pertumbuhan penduduk, sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu maka
perlu
disusun perencanaan pembangunan yang partisipatif dan
berorientasi
kepada kebutuhan masyarakat.
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun
2010-2014 yang tertuang dalam Peraturan Walikota Bogor Nomor
22
Tahun 2009 maka perlu disusun Rencana Strategis (Renstra) Satuan
Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kota Bogor Tahun 2010-2014.
2
- Menentukan : Menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan)
- Tindakan : Spesifik dan berkaitan dengan permasalahan
pelaksanaan
- Tepat : Dikaitkan dengan tindakan
seperangkat alternatif yang konsisten dengan preskripsi
pemilihan
alternatif yang memungkinkan, (3) Arahan tindakan mengenai
tujuan
yang telah ditentukan.
Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 disusun dengan maksud
untuk
memberikan arahan dan pedoman kepada seluruh pegawai Bappeda
Kota
dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan di Kota
Bogor
yang berkelanjutan di Kota Bogor.
Dalam upaya mewujudkan maksud tersebut maka tujuan
penyusunan Renstra SKPD Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014, yaitu
:
1. Menetapkan Visi, Misi, Strategi, Program dan Indikasi
Kegiatan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan (Tahun 2010-2014).
3
Daerah (Renja SKPD) Bappeda Kota Bogor setiap tahun dalam
kurun
waktu 5 (lima) tahun kedepan (Tahun 2010-2014)
3. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang terpadu
sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014
C. Landasan Hukum
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun
2010-2014,
yaitu :
Pembangunan Nasional.
Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
12 tahun 2008.
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata
cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah.
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.
9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal
20
Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan RPJP dan RPJM
Daerah.
10. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa barat Tahun
2008-2013.
11. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Urusan
Pemerintahan Kota Bogor.
12. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah.
13. Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2010-
2014.
5
TUJUAN
D. Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD Bappeda dalam Perencanaan
Daerah.
Renstra-SKPD Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 mengacu
kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota
Bogor Tahun 2010-2014. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar
berikut :
Tim Anggaran Eksekutif Pemda Panitia Anggaran Legislatif dan Tim
Anggaran Eksekutif
VISI
MISI
STRATEGI
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Perencanaan Daerah, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD
Berisi Struktur Organisasi, Susunan Kepegawaian dan
Kelengkapan, Tugas Pokok dan Fungsi, Sistem, Prosedur
dan Mekanisme.
Berisi Kinerja Pelayanan Masa Kini, Kelemahan dan
Kekuatan, Peluang dan Tantangan, Rumusan Permasalahan
Strategis yang dihadapi Masa Kini, Rumusan Perubahan,
Kecenderungan Masa Depan yang berpengaruh pada
Tupoksi SKPD, Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal
yang perlu dilakukan untuk lebih efisien dan efektif.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Berisi rumusan Visi SKPD, Misi SKPD, Tujuan, Strategi, dan
Kebijakan.
7
Berisi Program SKPD, Program Lintas SKPD, Program Lintas
Kewilayahan, Pagu Indikatif dan Indikasi Sumber
Pendanaan.
A. Struktur Organisasi
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 Tentang
Organisasi
Perangkat Daerah terdiri dari :
b. Sub Bagian Keuangan
a. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana kota
4. Bidang Sosial dan Budaya membawahkan :
a. Sub Bidang Kesejahteraan Sosial
b. Sub Bidang Pendidikan, Seni dan Budaya
9
a. Sub Bidang Statistik dan Pelaporan
b. Sub Bidang Anggaran
membawahkan :
Struktur organisasi selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut
:
10
Sumber : Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah
SUB BIDANG TATA RUANG
SUB BIDANG SARANA DAN PRASARANA
KOTA
Ditinjau dari kondisi kepegawaian Bappeda Kota Bogor saat ini
memiliki pegawai yang secara kuantitas dapat dikatakan cukup
memadai
yaitu sejumlah 65 orang terdiri dari 62 orang Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
dan 3 orang Sukwan. Menurut tingkat pendidikannya terdiri dari 1
orang
berpendidikan Sekolah Dasar (SD), 12 orang berpendidikan
Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), 2 orang berpendidikan Diploma III
(D-III),
31 orang berpendidikan Sarjana (S-1), dan 19 orang
berpendidikan
Magister (Strata-2). Sedangkan menurut jenis kelaminnya, 46 orang
laki-
laki dan 19 orang perempuan. Dengan kuantitas yang cukup
memadai
tersebut ternyata belum diimbangi dengan kualitas. Hal ini
ditunjukkan
dengan belum terciptanya keseimbangan antara pegawai yang
berkualifikasi pendidikan yang memadai dengan tuntutan tugas
sebagai
perencana.
Dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana, Bappeda Kota
Bogor memiliki bangunan kantor yang cukup repreresentatif,
namun
prasarana kerja dirasakan masih kurang memadai untuk
menunjang
kegiatan bidang maupun sub bidang yang ada, seperti komputer desk
top,
komputer lap top, in-focus, dan sarana mobilitas. Dengan demikian
masih
perlu adanya peningkatan prasarana kerja, mengingat beban kerja
yang
diemban Bappeda Kota Bogor saat ini cukup tinggi.
12
Menurut Pasal 21, Peraturan Daerah Kota Bogor No. 13 Tahun
2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, bahwa Badan
merupakan
unsur pendukung tugas Walikota yang masing-masing dipimpin
oleh
seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung
jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris daerah.
Menurut Pasal 22, Peraturan Daerah Kota Bogor No. 13 Tahun
2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, bahwa tugas pokok
Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan
pembangunan
darah.
Badan Perencanaan Pembangunan daerah menyelenggarakan fungsi:
1. Permusan kebijakan teknis perencanaan.
2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan
pembangunan daerah.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan
tugas dan fungsinya.
Daerah.
13
nilai dianggap sebagai bagian dari kepribadian individu yang
dapat
mewarnai kepribadian kelompok atau kepribadian bangsa. Jadi
nilai
lebih bersifat mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri
kepribadian, sikap bersifat evaluatif dan berakar pada nilai
yang
dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu obyek.
Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Bapeda Kota
Bogor, maka diperlukan nilai-nilai yang harus tertanam pada
setiap
pegawai Bappeda Kota Bogor sebagai landasan dedikasi, prestasi,
dan
partisipasi. Nilai-nilai tersebut, yaitu :
sektoral;
produktifitas;
14
lingkungan eksternal;
dan ide yang bisa diterima berbagai kalangan serta bertumpu
pada
norma-norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Inovatif : mengembangkan kreatifitas yang tidak pernah
surut
sesuai dengan situasi dan kondisi zaman dan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
6. Harmonis : mengembangkan hubungan interaktif dengan
berbagai
stakeholder tanpa mengesampingkan penghargaan pada perbedaan
pendapat yang berkembang dalam mengembangkan networking
serta kerjasama kemitraan.
Bappeda Kota Bogor dengan diikuti rasa keikhlasan,
kebersamaan,
keuletan, dan keberanian dalam mengemukakan kebenaran fakta
sehingga tercipta keharmonisan perencanaan yang inovatif secara
terbuka
dan transparan guna mendorong kinerja Bappeda Kota Bogor.
15
pengukuran pencapaian sasaran secara umum telah menunjukkan
kinerja
yang “cukup baik”. Keadaan ini ditunjukkan dengan hasil
pengukuran
pencapaian sasaran pada Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi
Pemerintah (Lakip) Bappeda Kota Bogor Tahun 2009 sebagai berikut
:
1. Meningkatnya persentase sistem prosedur dan standarisasi
perencanaan daerah dengan capaian kinerja sebesar 81,25% atau
kategori ‘Cukup’.
3. Meningkatnya persentase informasi perencanaan dan
pembangunan
daerah dengan capaian kinerja sebesar 75,00% atau kategori
‘Cukup’.
4. Meningkatnya persentase keberhasilan kinerja pembangunan
daerah
dengan capaian kinerja sebesar 87,50% atau kategori ‘Baik’.
B. Analisis Lingkungan Strategis
meliputi lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal
meliputi faktor
16
dapat dikendalikan secara langsung. Sedangkan lingkungan
eksternal
merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja
organisasi
yang berada di luar kendali organisasi tetapi sangat mempengaruhi
kegiatan
organisasi tersebut.
analisis SWOT dari sudut pandang Bappeda Kota Bogor yaitu
analisis
lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weakness
(Kelemahan),
dan analisisi lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang),
dan Threat
(Ancaman).
rating dan penilaian (scoring) terhadap masing-masing sehingga
dapat
diketahui nilai masing-masing unsur yang perlu mendapat prioritas
dan
posisi Bapeda Kota Bogor dalam kuadran SWOT. Urutan unsur
secara
prioritas tersebut digunakan untuk menentukan strategi yang
tepat.
Strategi tersebut meliputi strategi umum berupa strategi
mengoptimalkan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi menggunakan
kekuatan
untuk mencegah dan mengatasi ancaman, strategi mengurangi
kelemahan
untuk memanfaatkan peluang, dan strategi mengurangi kelemahan
untuk
mencegah dan mengatasi ancaman. Masing-masing strategi yang
dirumuskan ini kemudian dikaitkan dengan perumusan visi, misi,
dan
nilai-nilai luhur Bappeda Kota Bogor untuk menentukan
faktor-faktor
17
Faktor-faktor penentu keberhasilan ini selanjutnya digunakan
sebagai
dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai
untuk
mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Analisis lingkungan strategis dengan menggunakan analisis
SWOT
(Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats), dimaksudkan
untuk
menganalisis lingkungan internal (Strength dan Weaknesses)
dan
lingkungan eksternal (Opportunities dan Threats) pada Bappeda
Kota
Bogor.
1) Kekuatan (Strength)
berikut:
c. Motivasi sumber daya manusia yang tinggi
d. Kerjasama dan koordinasi internal Bapeda cukup baik.
2) Kelemahan (Weaknesses)
sebagai berikut :
b. Prasarana dan sarana kerja kurang memadai.
c. Disiplin dan etos kerja masih kurang.
18
Tabel 1
Skoring Faktor–Faktor Strategis Internal
Faktor – Faktor Strategis Bobot Rate Bobot x Rate Ranking I.
Kekuatan (S) 1. Jumlah SDM 10 2 20 4 2. Kewenangan 12 4 48 2 3.
Motivasi 13 4 52 1 4. Kerjasama & koordinasi
11 2 22 3
Skor sub total 46 3 142 II. Kelemahan (W)
1. Kemahiran SDM 15 4 60 1 2. Prasarana & sarana 12 2 24 4 3.
Biaya Ops & penelitian 14 3 42 3 4. Sistem informasi 13 4 52 2
Skor Sub Total 54 3,25 178 - S K O R T O T A L 100
2. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)
1) Peluang (Opportunity)
sebagai berikut :
a. Otonomi Daerah yang lebih jelas berdasarkan UU No 32 Tahun
2004, UU No 33 Tahun 2004, UU No. 25 Tahun 2004
b. Dukungan pimpinan daerah yang kuat;
c. Adanya dukungan lembaga ilmiah;
d. Adanya bantuan luar negeri;
2) Ancaman (Threat)
sebagai berikut:
b. Ego sektoral masih kuat.
Tabel 2
Skoring Faktor–Faktor Strategis Eksternal
Faktor–Faktor Strategis Bobot Rate Bobot x Rate Ranking I. Peluang
(O) 1. Otonomi Daerah 15 4 60 2 2. Dukungan pimpinan 16 4 64 1 3.
Koordinasi Eksternal 12 3 36 4 4. Dukungan lembaga
ilmiah/konsultan
12 2 24 5
5. Dukungan BLN 14 3 42 3 Skor Sub Total 69 3,2 226 II. Ancaman
(T)
1. Krisis kepercayaan 18 4 72 1 2. Ego Sektoral. 13 3 39 2 Skor Sub
Total 31 3,5 111 - S K O R T O T A L 100
Keterangan :
faktor strategis terhadap pencapaian visi dan misi (skor 0 –
100,
semakin penting mendekati skor 100).
“Rate” menggambarkan perkiraan besar kecilnya pengaruh
terhadap
pencapaian visi dan misi (skor 1 – 4, semakin besar
pengaruhnya
mendekati 4).
Dari tabel 1 dan 2 di atas, diketahui skor 4 (empat) kelompok
strategis yaitu :
20
Berdasarkan ALI dan ALE diatas, diperoleh asumsi sebagai
berikut :
strategi generik yang paling optimistik dapat digunakan untuk
mewujudkan visi adalah menanggulangi kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
yang kurang, sedangkan kelemahan yang paling kecil pada
prasaranadan sarana kerja yang memadai.
3. Kekuatan terbesar terletak pada motivai personil yang
tinggi,
sedangkan kekuatan terkecil terletak pada jumlah personil.
4. Peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan adalah dukungan
dari pimpinan daerah, sedangkan peluang yang terkecil adalah
dukungan dari lembaga ilmiah.
terhadap aparatur pemerintah, sedangkan yang terkecil adalah
adanya ego sektoral yang kuat.
Berdasarkan ALI, ALE dan asumsi di atas dilakukan Analisis
Strategi dan Pilihan yang dimuat dalam Tabel 3 berikut ini :
21
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
Kekuatan (S) 1. Jumlah personil. 2. Kewenangan. 3. Motivasi 4.
Kerjasama/ Koordinasi
Kelemahan (W) 1. Kemahiran Personil. 2. Prasarana & sarana 3.
Etos kerja dan disiplin 4. Mekanisme perencanaan 5. Sistem
Informasi.
PELUANG (O)
1. Otonomi Daerah. 2. Dukungan Pemda. 3. Koordinasi Ekst 4.
Dukungan lembaga
ilmiah 5. B L N.
Strategi S - O (Menggunakan S untuk
memanfaatkan O).
1. Gunakan motivasi yang tinggi untuk memanfaatkan dukungan
pimpinan daerah, otonomi daerah, bantuan luar negeri, koordinasi
dengan lembaga ilmiah/ konsultan
2. Gunakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
vertikal/horisontal, luar negeri dan lembaga ilmiah.
Strategi W – O (Tanggulangi W
memanfaatkan O)
2. Tata sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan
daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah.
3. Tingkatkan biaya operasional dan optimalkan penggunaan prasarana
dan sarana.
4. Terapkan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah
sesuai dengan semangat Otonomi Daerah.
Ancaman (T)
1. Tingkatkan motivasi
Strategi W - T (Perkecil W & hindari T)
1. Tingkatkan motivasi
22
setiap strategi berdasarkan tingkat keterkaitannya dengan
visi,
misi dan nilai sebagaimana tertuang dalam tabel 3.4 berikut
ini.
Tabel 4
Strategi Keterkaitan Dengan Jumlah Ran- king Visi Misi Nilai
Strategi S – O
1. Gunakan motivasi yang tinggi untuk memanfaatkan dukungan
pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan koordinasi dengan lembaga
ilmiah
2. Tingkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
vertikal/horisontal, luar negeri dan lembaga ilmiah
3
3
2
2
2
1
7
6
8
10
2. Tata sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan
daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah.
3. Tingkatkan biaya operasional dan optimalkan penggunaan prasarana
dan sarana.
4. Tetapkan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah
sesuai dengan semangat Otonomi Daerah (Pelayanan Publik).
3
3
3
4
2
4
2
3
2
2
2
4
7
9
7
11
7
3
9
1
23
untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
3
4
4
3
3
2
10
9
2
5
data informasi perencanaan.
3
4
3
3
2
2
8
9
6
4
Keterangan :
1 = Tidak terkait. 2 = Kurang terkait. 3 = Terkait. 4 = Sangat
terkait.
Menurut rankingnya, Faktor Penentu Keberhasilan adalah
sebagai
berikut:
Publik).
dan kualitas kerja guna mengembalikan kepercayaan
masyarakat.
pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah.
4. Peningkatan keterpaduan pendekatan sektoral dan
perwilayahan.
24
6. Peningkatan pelayanan permintaan data dan informasi
perencanaan.
koordinasi dengan lembaga ilmiah.
dukungan pimpinan daerah, Otonomi Daerah, bantuan luar
negeri, koordinasi dengan lembaga ilmiah.
9. Peningkatan biaya operasionaldan optimalisasi penggunaan
prasarana dan sarana kerja.
horizontal, luar negeri dan lembaga ilmiah di berbagai level.
C. Rumusan Permasalahan Strategis Yang Dihadapi Masa Kini dan Masa
Depan
Dengan kondisi Kota Bogor yang letaknya berdekatan dengan Ibu
Kota, maka konstelasi tersebut berdampak terhadap situasi dan
kondisi di
Kota Bogor. Dengan kondisi tersebut maka Bappeda Kota Bogor
sebagai
institusi perencana dihadapkan pada tantangan yang relevan
dengan
masa kini dan yang akan datang yaitu :
1. Perencanaan yang didorong oleh semangat untuk meningkatkan
Ekonomi dan Polkam maupun Pelayanan Publik;
25
dari mengayuh (rowing) menjadi mengendalikan (steering);
3. Perencanaan yang berorientasi kepada hasil daripada input;
4. Perencanaan yang berorientasi pada pemberdayaan seluruh
komponen daerah (stakeholder);
6. Perencanaan yang lebih menitikberatkan pada proses bottom
up
daripada top down seirama dengan semangat desentralisasi
pemerintahan;
perwilayahan dan keterpaduan sektor dan wilayah;
8. Perencanaan yang mencerminkan keterbukaan dan trasparan;
9. Perencanaan yang dapat mendorong meningkatnya daya saing
daerah
untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah.
D. Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal Yang Perlu Dilakukan
Untuk Lebih Efisien dan Efektif
Perubahan internal dan eksternal yang perlu dilakukan dalam
upaya untuk lebih efisien dan efektif, yaitu :
1. Tingkatkan keahlian sumber daya manusia dengan pemanfaatan
dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga
ilmiah.
2. Tingkakan sistem informasi perencanaan dengan dukungan
pimpinan
daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah.
26
dan sarana.
sesuai dengan semangat Otonomi Daerah (Pelayanan Publik).
27
A. Visi SKPD
harus dibawa, agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif atau
suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan. Dengan demikian visi merupakan gambaran keadaan
masa depan yang ingin dicapai serta merupakan pandangan yang
kuat
mengarah ke depan yang memberi keyakinan bahwa suatu
perkembangan akan terjadi atau suatu kondisi ideal tentang
masa
depan yang realistik, dapat dipercaya, meyakinkan, mengandung
daya
tarik, serta mendorong motivasi.
ingin dicapai sebuah organisasi, (b) memberikan arah dan
fokus
strategis yang jelas, (c) mampu menjadi perekat dan
menyatukan
berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam sebuah organisasi,
(d)
memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap
jajaran
harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan
organisasi, (e) mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran
dalam
lingkungan organisasi, dan (f) mampu menjamin kesinambungan
kepemimpinan organisasi.
komitmen dan menggerakkan orang, (b) menciptakan makna bagi
kehidupan anggota organisasi, (c) menciptakan standar
keunggulan,
dan (d) menjembatani keadaan sekarang dan keadaan masa depan.
Visi tersebut selanjutnya ditanamkan pada setiap unsur
organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang
pada
gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber
daya instansi.
yang mengacu kepada Visi Kota Bogor adalah “Terwujudnya
Perencanaan Daerah Yang Partisipatif Dalam Mendukung Kota
Jasa
Yang Nyaman Dengan Masyarakat Madani Dan Pemerintahan
Amanah“. Pernyataan Visi diatas menggambarkan tekad pimpinan
dan staf Bappeda Kota Bogor untuk dapat menghasilkan rencana
yang
kondusif bagi aktivitas perencanaan umum yang menunjang
keberhasilan perwujudan Visi Kota Bogor.
B. Misi SKPD
dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat
berpartisipasi dan dapat mengenal peran organisasi lebih baik
serta
29
pernyataan mengenai hal yang harus dicapai oleh suatu
organisasi
pada masa yang akan dating. Perwujudan misi harus diupayakan
oleh semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi yang
bersangkutan.
Dalam rangka mewujudkan Visi Bapeda Kota Bogor, maka Misi
yang
akan diemban adalah :
2. Meningkatkan kualitas perencanaan yang partisipatif;
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas hasil
perencanaan.
Tujuan Misi kesatu adalah meningkatkan profesionalisme sumber
daya manusia perencana sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Tujuan Misi kedua adalah meningkatkan kualitas perencanaan
yang
dapat lebih meningkatkan partisipasi berbagai komponen
daerah.
Tujuan Misi ketiga adalah meningkatkan kualitas hasil
perencanaan
dan transparansi hasil perencanaan.
Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan.
Tujuan
ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi
serta
didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan dapat
menunjukkan
suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan
akan
30
dalam rangka merealisasikan misi.
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh
organisasi
dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu
yang
lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator
sasaran.
Yang dimaksud dengan indikator sasaran adalah ukuran tingkat
keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun
yang
bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana
tingkat
capaiannya masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat
dicapai
dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan
sejalan
dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman,
pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan
program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan
dalam
perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi organisasi.
Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa
organisasi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan
masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Tahun 2010-2014 maka
ditetapkan Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program, dan Kegiatan.
31
daya manusia perencana sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Tujuan Misi kedua adalah meningkatkan kualitas perencanaan
yang
dapat lebih meningkatkan partisipasi berbagai komponen
daerah.
Tujuan Misi ketiga adalah meningkatkan kualitas hasil
perencanaan
dan transparansi hasil perencanaan.
Meningkatnya profesionalisme sumber daya manusia perencana
sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Tujuan Misi Kedua dengan Sasaran :
Terwujudnya sistem prosedur dan standarisasi perencanaan
daerah.
Terwujudnya dokumen perencanaan pembangunan sebagai
pedoman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Tujuan Misi Ketiga dengan Sasaran :
Meningkatnya kualitas hasil perencanaa dan pembangunan daerah
Terukurnya keberhasilan perencanaan dan pembangunan daerah
E. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
1. Kebijakan
yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh
32
petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah
ataupun masyarakat agar tercapai keterpaduan dalam mencapai
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.
(1) Pemberian kesempatan pendidikan aparatur
(2) Peningkatan koordinasi perencanaan daerah
(3) Peninkatan perencanaan yang partisipatif
(4) Peingkatan informasi perencanaan dan pembangunan daerah
(5) Peningkatan kualitas perencanaan dan pembangunan daerah
33
sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa
instansi terkait dalam rangka kerjasama dengan masyarakat
yang
merupakan partisipasi masyarakat untuk mencapai sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan.
Pembangunan Daerah Kota Bogor dalam kurun waktu Tahun
2010-2014 adalah sebagai berikut :
(a) Meningkatnya ketersediaan data/informasi yang
dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan (data dasar
spasial dan tabuler serta data kegiatan pembangunan), (b)
Meningkatnya kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaan
pembangunan
Meningkatnya sinkronisasi pembangunan antar daerah.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah, dengan Sasaran : (a) Meningkatnya
34
kebijakan perencanaan.
Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan daerah
(5) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan
Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan
ekonomi.
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan sosial
budaya.
Alam, dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan
prasarana wilayah dan sumber daya alam.
(8) Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana,
dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan daerah rawan bencana.
2010-2014 selengkapnya adalah sebagai berikut :
35
(Renstra-SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 ini, telah
diupayakan menampung substansi dari Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014 yang
memberikaan arahan bagi seluruh pegawai Bappeda Kota Bogor
untuk
membangun daerah berdasarkan visi, misi dan strategi yang jelas
dan
mengikutsertakan masyarakat dalam seluruh proses perencanaan
pembangunan.
oleh komitmen dan dukungan semua pihak.
Diharapkan dokumen perencanaan ini dapat menjadi acuan
Bappeda Kota Bogor dalam upaya mewujudkan Visi Bappeda Kota
Bogor,
yaitu : “Terwujudnya Perencanaan Daerah Yang Partisipatif
Dalam
Mendukung Kota Jasa Yang Nyaman Dengan Masyarakat Madani Dan
Pemerintahan Amanah“.
Pembangunan. 2000. Pedoman dan Modul Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP), Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2000. Panduan Teknis Agenda
Manajemen
Strategis Bagi Siswa Spamen Angkatan VI/2000, Jakarta
Sumodiningrat, Gunawan. 2000. Makalah Ceramah Pemberdayaan
Rakyat bagi Siswa Spamen Angkatan VI/2000, Jakarta Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun
2008.
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah
Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor
6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
37
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal
20
Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan RPJP dan RPJM
Daerah.
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa barat Tahun 2008-
2013.
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kota Bogor. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun
2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009
tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2010-
2014.