6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya pendidikan wanita menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan diri maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan kegiatan sosial. Demikian juga halnya dampak dari krisis moneter menyebabkan bertambahnya kebutuhan yang tidak terpenuhi, kebutuhan tersebut salah satunya kalau biasanya ayah yang bekerja sekarang ibu juga ikut bekerja (Subaharianto, 2006). Semakin banyak ibu yang bekerja merupakan realitas yang nyata. Kecenderungan ini akan menimbulkan dampak gangguan pertumbuhan pada anak. Seringkali saat ditinggalkan orang tua bekerja, anak melupakan pola makan yang sehat, sehingga berakibat pertumbuhan anak menjadi terganggu. Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian mengenai pola makan oleh orang tuanya terutama ibu akan berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan yang diakibatkan oleh gangguan nutrisi anak. Anak-anak yang mengalami gangguan nutrisi sering berasal dari keluarga yang kurang atau tidak mengawasi asupan nutrisi anak karena anak belum mengerti dan belum bisa membedakan mana makanan yang baik dan mana yang tidak baik untuknya. Pada dasarnya tidak ada masalah jika orang tua, khususnya ibu bekerja, selama hak-hak anak untuk mendapatkan pengasuhan, kasih sayang dan nutrisi dapat terpenuhi secara optimal. Namun jika kasih sayang dan pertumbuhan anak menjadi terganggu akibat interaksi ibu dengan anak sangat terbatas, maka perlu pemikiran lebih mendalam sebelum memutuskan untuk bekerja. Ibu bekerja merupakan tugas yang sangat mulia, namun perhatian, kasih sayang serta nutrisi terhadap anak tetap harus dapat diberikan meskipun ibu bekerja. Seorang ibu yang tidak bekerjapun belum tentu dapat memberikan kasih sayang dan mencukupi kebutuhan nutrisi pada anak dengan baik. Interaksi ibu dengan anak juga sangat ditentukan oleh kualitas kebersamaan yang terjalin di antara mereka. Ibu yang bekerja meski dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, namun bila mampu memanfaatkan dengan maksimal waktu bersama anak hasilnya jauh akan lebih 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-dewiispiya...maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-dewiispiya...maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya pendidikan wanita menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan diri

maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan

kegiatan sosial. Demikian juga halnya dampak dari krisis moneter menyebabkan

bertambahnya kebutuhan yang tidak terpenuhi, kebutuhan tersebut salah satunya kalau

biasanya ayah yang bekerja sekarang ibu juga ikut bekerja (Subaharianto, 2006).

Semakin banyak ibu yang bekerja merupakan realitas yang nyata. Kecenderungan ini

akan menimbulkan dampak gangguan pertumbuhan pada anak. Seringkali saat ditinggalkan

orang tua bekerja, anak melupakan pola makan yang sehat, sehingga berakibat pertumbuhan

anak menjadi terganggu. Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian mengenai pola

makan oleh orang tuanya terutama ibu akan berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan

yang diakibatkan oleh gangguan nutrisi anak.

Anak-anak yang mengalami gangguan nutrisi sering berasal dari keluarga yang

kurang atau tidak mengawasi asupan nutrisi anak karena anak belum mengerti dan belum

bisa membedakan mana makanan yang baik dan mana yang tidak baik untuknya. Pada

dasarnya tidak ada masalah jika orang tua, khususnya ibu bekerja, selama hak-hak anak

untuk mendapatkan pengasuhan, kasih sayang dan nutrisi dapat terpenuhi secara optimal.

Namun jika kasih sayang dan pertumbuhan anak menjadi terganggu akibat interaksi ibu

dengan anak sangat terbatas, maka perlu pemikiran lebih mendalam sebelum memutuskan

untuk bekerja.

Ibu bekerja merupakan tugas yang sangat mulia, namun perhatian, kasih sayang serta

nutrisi terhadap anak tetap harus dapat diberikan meskipun ibu bekerja. Seorang ibu yang

tidak bekerjapun belum tentu dapat memberikan kasih sayang dan mencukupi kebutuhan

nutrisi pada anak dengan baik. Interaksi ibu dengan anak juga sangat ditentukan oleh

kualitas kebersamaan yang terjalin di antara mereka.

Ibu yang bekerja meski dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, namun bila

mampu memanfaatkan dengan maksimal waktu bersama anak hasilnya jauh akan lebih

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-dewiispiya...maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan

optimal dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja namun kurang pandai dalam

mengelola waktu bersama anak. Oleh karena itu setiap ibu yang bekerja atau tidak bekerja,

kemampuan menghabiskan waktu yang berkualitas bersama anak-anaknya menjadi salah

satu kemampuan yang wajib dimiliki dan terus dikembangkan.

Hasil survei pendahuluan dan wawancara dengan salah seorang pengurus posyandu

diperoleh informasi adanya beberapa anak usia toddler dengan ibu bekerja yang

menunjukkan gejala gangguan pertumbuhan dengan berat badan dan status gizi yang

kurang sebanyak 13%. Lebih lanjut pengurus posyandu memberikan informasi bahwa anak-

anak usia toddler yang pertumbuhannya kurang berlatar belakang pada ibu bekerja,

sementara anak-anak usia toddler yang pertumbuhannya normal berlatar belakang pada ibu

rumah tangga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak balita ibu bekerja dalam kategori status

gizi baik 68,42 %, kategori status gizi kurang 31,58 % dan pada anak balita ibu tidak

bekerja yang termasuk kategori baik 82,76 %, kategori kurang 17,24 %. Selain itu Institute

for Social and Economic Research dari Essex University juga mengadakan penelitian. Ibu

yang kembali bekerja pada tiga tahun pertama pertumbuhan anak berdampak pada

pertumbuhan anak yang lamban. Bahkan, studi yang digelar Unicef pada 2008

merekomendasikan, sebaiknya ibu tetap berada di rumah pasca melahirkan, hingga satu

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas ibu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

anak(Wardah, 2010).

Menurut Masdiarti (2000), yang meneliti pola pengasuhan dan status gizi anak

balita di kecamatan Harapan perak, memperlihatkan hasil bahwa anak yang berstatus gizi

baik lebih banyak ditemukan pada ibu tidak bekerja (43,24%) dibandingkan dengan ibu

yang bekerja (40,54%). Penelitian Mahlia (2009), menunjukan bahwa variabel yang

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan bayi adalah pendidikan, jumlah anak,

pengetahuan, pekerjaan, jenis makanan, waktu pertama kali pemberian ASI, waktu pertama

kali pemberian MP-ASI. Variabel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi adalah

jenis makanan (β=4.175). sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap perkembangan

bayi adalah pendidikan, jumlah anak, pekerjaan, ASI, variabel yang berpengaruh dominan

terhadap perkembangan bayi adalah pekerjaan ibu (β=3.249).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-dewiispiya...maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan

Pertumbuhan anak usia toodler merupakan bertambahnya ukuran fisik antara lain

besar kepala kurang dari seperempat panjang badan keseluruhan, sedangkan ukuran

ekstremitas lebih dari seperempatnya (Nursalam, 2005). Pertumbuhan anak usia toddler

antara lain tinggi badan pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir).

Sedangkan berat badan pertambahannya adalah 250-350 gram/bulan, namun setelah usia

anak 2 tahun, kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/th (Nursalam, 2005).

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak. Secara garis besar faktor-

faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor

luar (eksternal/ lingkungan). Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/ etnik atau bangsa,

keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang

terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih

panjang daripada ras Mongol. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat

mempengaruhi pertumbuhan anak, seperti yang terlihat pada anak yang menderita

Sindroma Down.

Selain faktor internal, faktor eksternal/ lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan

anak. Faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan anak adalah gizi,

stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi. Gizi merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap proses pertumbuhan anak. Asupan gizi yang diterima oleh anak

sangat dipengaruhi dengan pola aktifitas dan pekerjaan ibu.

Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang ”Perbedaan Pertumbuhan Anak usia Toddler Dengan ibu Bekerja Dan

Tidak Bekerja di Posyandu Desa Waru Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan di posyandu desa

waru kecamatan Mranggen kabupaten Demak didapatkan 13 % dari jumlah anak usia

toddler yang mengalami gangguan pertumbuhan karena ditinggal oleh ibunya bekerja.

Penelitian tentang fenomena tersebut belum pernah dilaksanakan dilokasi tersebut,

sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang perbedaan pertumbuhan anak usia toddler

dengan ibu bekerja dan tidak bekerja di posyandu desa Waru kecamatan Mranggen

kabupaten Demak.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-dewiispiya...maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :“Adakah perbedaan pertumbuhan Anak Usia Toddler

Dengan Ibu Bekerja Dan ibu Tidak Bekerja di Posyandu Desa Waru Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

status pekerjaan ibu dengan pertumbuhan anak usia toddler di Posyandu Desa Waru

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini antara lain:

a. Mendapatkan gambaran pertumbuhan anak usia toddler dengan ibu bekerja di

posyandu Desa Waru kecamatan Mranggen kabupaten Demak.

b. Mendapatkan gambaran pertumbuhan anak usia toddler dengan ibu tidak bekerja

di posyandu Desa Waru kecamatan Mranggen kabupaten Demak.

c. Menganalisis hubungan status pekerjaan ibu dengan pertumbuhan anak usia

toddler di posyandu desa Waru kecamatan Mranggen kabupaten Demak.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat untuk masyarakat:

Untuk memberi masukan kepada masyarakat khususnya ibu untuk lebih

memperhatikan pola nutrisi pada anak, sehingga ibu perlu mempertimbangkan

kembali keputusannya untuk bekerja.

2. Manfaat untuk perawat :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk dipelajari dan

dipertimbangkan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya

pertumbuhan pada anak usia toddler.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-dewiispiya...maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan

3. Peneliti:

Merupakan dasar pengembangan untuk studi yang lebih luas dan untuk referensi

selanjutnya.

E. Bidang ilmu

Bidang ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan dengan kajian

dibidang ilmu keperawatan anak.

F. Orisinalitas Penelitian

Tabel 1.1 Orisinalitas Penelitian

Tahun/

Peneliti

Judul Sampel Hasil

2002/

Trie

Hariweni

Faktor- Faktor yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan dan

Perkembangan

Anak Usia 1-3 Tahun di

Desa Bluru Kidul dan

Desa Kemiri Kabupaten

Sidoarjo

Sampel yang digunakan

adalah ibu bekerja di

PT Indofood Sukses

Makmur dan ibu tidak

bekerja ( istri karyawan

pria yang tidak

melakukan pekerjaan di

luar rumah). Sebanyak

58 orang dengan teknik

pengambilan sampel

adalah random

sampling.

Dari hasil penelitian

diketahui bahwa tidak ada

perbedaan bermakna untuk

distribusi usia responden,

tingkat pendidikan, usia

balita, jumlah anak dan

jumlah balita yang dimiliki

pada kedua kelompok

(p>0,05).

2008/

Yamnur

Mahlia

Pengaruh karakteristik

Ibu dan Pola Asuh

Makan Terhadap

Pertumbuhan dan

Perkembangan bayi di

Kecamatan Pangkalan

Susu Kabupaten

Langkat Tahun 2008

Sampel yang digunakan

adalah ibu yang

memiliki bayi berusia

0-12 bulan di

kecamatan pangkalan

susu kabupaten langkat

tahun 2008 berjumlah

890 orangteknik

pengambilan sampelnya

adalah simple random

sampling

ada hubungan antara

karakteristik ibu terhadap

perkembangan bayi yaitu

pendidikan, jumlah anak,

pekerjaan, pendapatan,

waktu pertamakali

pemberian ASI, waktu

pertamakali pemberian

MP-ASI dengan p<0,05

2010/

Umi

Nandiroh

Analisis faktor-faktor

yang berhubungan

dengan status gizi bayi

usia 6-12 bulan di desa

tlogopandongan

kecamatan gajah

kabupaten demak

Sampel yang digunakan

adalah seluruh bayi

berusia 6-12 bulan yang

termasuk dalam

cakupan posyandu di

desa tlogopandongan

kecamatan gajah

kabupaten demak

sebanyak 72 balita,

teknik pengambilan

sampel yang digunakan

Tidak ada hubungan antara

makanan pantangan balita

dengan status gizi bayi

dengan p-value (1,000) >

α(0,05)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-dewiispiya...maupun mengaktualisasikan potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan

adalah teknik total

sampling

2009/

Dian

Purwanti

Hubungan antara

pendidikan,pengetahua

n ibu dan pendapatan

keluarga dengan status

gizi balita di desa

dukuhlo kecamatan

bulakamba kabupaten

brebes

Sampel yang digunakan

adalah seluruh ibu yang

mempunyai anak balita

yang tinggal di desa

dukuhlo kecamatan

bulakamba kabupaten

brebes, sebanyak 604

balita, dan teknik

pengambilan sampelnya

adalah proportionate

random sampling

Ada hubungan bermakna

antara pengetahuan dengan

status gizi balita dengan

nilai probabilitas sebesar

0,000 (p<0,05)

2008/

Leni

Haryanti

Hubungan pemberian

asi eksklusif dengan

pertumbuhan bayi

berdasarkan status gizi

di kelurahan podosugih

kota pekalongan

Sampel yang di pakai

adalah semua ibu yang

mempunyai bayi umur

5 bulan - <1 tahun di

posyandu kelurahan

podosugih kabupaten

pekalongan sebanyak

174 bayi, dengan teknik

pengambilan sampel

simple random

sampling

Tidak ada hubungan yang

bermakna antara pemberian

ASI eksklusif dengan

pertumbuhan bayi dengan

nilai p 0,3149(α>0,05)

Orisinalitas penelitian ini adalah :

1. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dimana jenis penelitian yang

menekankan pada waktu pengukuran atau observasi dari variabel independen dan

variabel dependen hanya satu kali pada satu saat.

2. Populasi penelitian ini yaitu semua ibu bekerja dan tidak bekerja yang memiliki

anak berusia toddler (1-3 tahun) di Desa Waru Kecamatan Mranggen Kabupaten

Demak.

3. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan z-score.