149
64 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan matematika merupakan hal yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berorientasi pada peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari sebuah artikel (AGMI, 2008) diungkapkan bahwa: data UNESCO menunjukkan peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara; berdasarkan penelitian (PISA 2001), Indonesia menempati peringkat 9 dari 41 negara pada katagori literatur matematika; Sedangkan informasi dari majelis guru besar (MGB) ITB pada 16 Januari 2008, menyatakan bahwa peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura. 1 Pernyataan ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Perlunya pembenahan dari berbagai komponen yang terkait dengan pembelajaran matematika adalah tugas atau pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan. Salah satu hambatan dalam peningkatkan kualitas pendidikan matematika diantaranya adalah mitos yang telah melekat pada sebagian besar bangsa Indonesia. Matematika selama ini sering diasumsikan dengan berbagai hal yang berkonotasi negatif, dari mulai matematika sebagai ilmu yang sangat sukar, ilmu hafalan tentang rumus, berhubungan dengan kecepatan hitung, ilmu abstrak yang tidak berhubungan dengan realita, sampai pada ilmu yang membosankan dan kaku. Semakin lengkap pula ketika mitos-mitos ini disertai dengan sikap guru matematika yang dalam menyampaikan pelajaran terkesan galak, tidak menarik, bahkan cenderung menciptakan rasa takut dan tegang pada anak. Situasi semacam ini semakin menjauhkan rasa ketertarikan siswa 1 Bambang Hudiono, Pendidikan Matematika Masa Depan, dari http://eviy.wordpress.com/2009/03/06/pendidikan-matematika-masa-depan/ , 12 Desember 2009, pkl. 21:25.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...64 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan matematika merupakan hal yang sangat strategis dalam meningkatkan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan matematika merupakan hal yang

sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berorientasi pada

peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari sebuah artikel

(AGMI, 2008) diungkapkan bahwa: data UNESCO menunjukkan peringkat

matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara; berdasarkan

penelitian (PISA 2001), Indonesia menempati peringkat 9 dari 41 negara pada

katagori literatur matematika; Sedangkan informasi dari majelis guru besar

(MGB) ITB pada 16 Januari 2008, menyatakan bahwa peringkat Indonesia

berada di bawah Malaysia dan Singapura.1 Pernyataan ini menunjukkan

bahwa kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Perlunya pembenahan dari berbagai komponen yang terkait dengan

pembelajaran matematika adalah tugas atau pekerjaan rumah yang masih

harus diselesaikan.

Salah satu hambatan dalam peningkatkan kualitas pendidikan

matematika diantaranya adalah mitos yang telah melekat pada sebagian besar

bangsa Indonesia. Matematika selama ini sering diasumsikan dengan berbagai

hal yang berkonotasi negatif, dari mulai matematika sebagai ilmu yang sangat

sukar, ilmu hafalan tentang rumus, berhubungan dengan kecepatan hitung,

ilmu abstrak yang tidak berhubungan dengan realita, sampai pada ilmu yang

membosankan dan kaku. Semakin lengkap pula ketika mitos-mitos ini disertai

dengan sikap guru matematika yang dalam menyampaikan pelajaran terkesan

galak, tidak menarik, bahkan cenderung menciptakan rasa takut dan tegang

pada anak. Situasi semacam ini semakin menjauhkan rasa ketertarikan siswa

1 Bambang Hudiono, Pendidikan Matematika Masa Depan, dari

http://eviy.wordpress.com/2009/03/06/pendidikan-matematika-masa-depan/ , 12 Desember 2009,

pkl. 21:25.

65

dalam mempelajari matematika. Apalagi jika siswa tersebut merasa dirinya

memiliki kemampuan berpikir yang kurang dibandingkan teman-temannya.

Persepsi bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit menyebabkan

ada keterasingan antara bahan ajar matematika dengan peserta didik.

Keterasingan ini sekaligus mempengaruhi persepsi seseorang akan bidang

cakupan matematika yang akhirnya hanya dipandang sebagai bidang ajar di

kelas, bukan sebagai sebuah fenomena sehari-hari. Padahal, jika kita lihat

tujuan umum diberikannya metematika pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah meliputi dua hal, yaitu:

1) mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan

didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui

latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,

cermat, jujur, efektif dan efisien, 2) mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

2

Dari kutipan di atas dapat kita ketahui bahwa matematika diajarkan di

sekolah agar para siswa dapat menggunakan atau menerapkan matematika

dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu

pengetahuan dalam rangka menghadapi perubahan di dunia yang terus

berkembang. Manusia dianugerahkan potensi-potensi yang dapat digunakan

untuk terus belajar dalam menghadapi perubahan kehidupan ini, sebagaimana

dijelaskan dalam firman Allah SWT:

! "# $%&()*+, -./02 "3*

+5 67885 9:;

(<=./>; ? )*+5

$% 7@+, ABC

Artinya:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui apa-apa, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan

af-idah (daya nalar) agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl:78)

2 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:

UPI, 2001), h.56.

66

Tujuan umum pembelajaran matematika yang telah dipaparkan

tersebut pada intinya adalah agar para siswa memiliki kemampuan untuk

menghadapi permasalahan-permasalahan. Menurut Mumun Syaban,

“kemampuan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan, baik dalam

permasalahan matematika maupun permasalahan dalam kehidupan nyata

merupakan kemampuan daya matematis (matematical power)”.3

Daya matematis didefinisikan oleh NCTM (1999) sebagai

mathematical power includes the ability to explore, conjecture, and reason

logically; to solve non-routine problems; to communicate about and through

mathematics; and to connect ideas within mathematics and between

mathematics and other intellectual activity.4 Oleh sebab itu daya matematis

terutama menyangkut doing math yang tersimpul dalam kemampuan

pemecahan masalah, komunikasi matematik, koneksi matematik dan penalaran

matematik perlu mendapat perhatian khusus dalam proses pembelajaran

matematika.

Akan tetapi sangat disayangkan, ditengah tuntutan perbaikan kualitas

pendidikan matematika, kemampuan daya matematis (matematical power)

siswa terutama dalam kemampuan koneksi matematika sangat rendah. Hal ini

dapat dilihat dari studi deskriptif mengenai kemampuan siswa dalam

melakukan koneksi matematika yang dilakukan oleh Drs. Ruspiani. Salah satu

kesimpulan pada penelitian yang telah dilakukannya adalah “kemampuan

siswa dalam melakukan koneksi matematika tergolong rendah. Tingkat

kemampuan terendah ada pada kemampuan koneksi antar topik matematika,

dilanjutkan dengan kemampuan koneksi dengan disiplin ilmu lain dan tingkat

tertinggi terletak pada kemampuan koneksi dengan dunia nyata”.5

3 Mumun Syaban, Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa, dari

http://www.educare.e-fkipunla.net, 26 Desember 2009, pkl. 14:49. 4 Ibid.

5 Ruspiani, Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika, Tesis

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung: PPS UPI, 2000), h. 70, t.d.

67

Tak ubahnya dengan hasil penelitian Drs. Ruspiani tersebut, hal senada

juga diungkapkan oleh Dra. Sri Yuniarti selaku guru matematika di SMA

Negeri 16 Jakarta Barat. Beliau mengungkapkan bahwa kemampuan siswa

dalam mengkoneksikan antar topik matematika masih sangat rendah. Mereka

sering lupa akan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari, apalagi

untuk mengkoneksikannya dengan materi baru, kehidupan sehari-hari dan juga

bidang ilmu lain (lihat lampiran wawancara).

Dari penjabaran di atas, dapat kita lihat bahwa masih kurangnya

kemampuan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran matematika yang

menyangkut daya matematis, terutama dalam hal kemampuan koneksi

matematika. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang sifatnya real

sehingga siswa bisa merasakan bahwa matematika adalah pelajaran yang

menyenangkan, mereka dapat meminimalisir mitos-mitos negatif tentang

matematika yang telah tertanam lama dalam benak bangsa Indonesia. Dengan

demikian maka kemampuan daya matematis siswa terutama dalam hal koneksi

matematika dapat meningkat sehingga mereka mampu menerapkan

matematika pada kehidupan sehari-hari dan pada bidang lain. Hal ini tentu

saja dilakukan dalam rangka menghadapi perkembangan jaman, sehingga pada

akhirnya kualitas pendidikan matematika di Indonesia dapat meningkat.

Pertanyaannya kemudian adalah, langkah-langkah real apa saja yang

dapat dilakukan untuk menuju hal tersebut? Sedangkan jika kita amati, kondisi

pembelajaran matematika yang terjadi selama ini adalah:

1) Pembelajaran matematika yang selama ini dilaksanakan guru adalah

pendekatan konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian

tugas atau mendasarkan pada “behaviorist” atau “strukturalis”; 2)

Pengajaran matematika secara tradisional mengakibatkan siswa hanya

bekerja secara prosedural dan memahami matematika mendalam; 3)

Pembelajaran matematika yang berorientasi pada psikologi perilaku

dan strukturalis yang lebih menekankan pada hafalan dan drill

merupakan penyiapan yang kurang baik untuk kerja profesional bagi

para siswa nantinya; 4) Kebanyakan guru mengajar dengan

menggunakan buku paket sebagai “resep” mereka mengajar

matematika halaman per halaman sesuai dengan apa yang ditulis; dan 5) Strategi pembelajaran lebih banyak didominasi oleh upaya untuk

menyelesaikan materi pembelajaran dan kurang adanya upaya agar

68

terjadi proses dalam diri siswa untuk mencerna materi secara aktif dan

konstruktif.6

I Gusti Ngurah Pujawan juga mengungkapkan bahwa:

Model ceramah tidak sesuai dalam pembelajaran matematika, karena konsep-konsep yang terkandung dalam matematika merupakan

konsep yang memiliki tingkat abstraksi tinggi. Dengan model ini siswa cenderung menghapal contoh-contoh yang diberikan guru tanpa terjadi

pembentukan konsepsi yang benar dalam struktur kognitif siswa. Keadaan seperti ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam

memaknai konsep sehingga beresiko tinggi terjadinya miskonsepsi.

Tidak bermakna dan terjadinya miskonsepsi ini akan menyebabkan

siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep lebih lanjut.7

Ternyata masih terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran

matematika, salah satunya adalah mengenai strategi pembelajaran yang

banyak didominasi oleh guru sehingga menghambat proses pembelajaran

matematika siswa, untuk itu maka perlu adanya inovasi-inovasi dalam hal

strategi pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Bambang

Hudiono:

Kualitas pendidikan matematika dapat ditingkatkan dengan

melakukan serangkaian pembenahan persoalan yang dihadapi, diantaranya selain kurikulum yang dapat memberikan kemampuan dan

keterampilan dasar minimal, adalah penerapan strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan sikap kreatif, demokratis dan mandiri yang

disesuaikan dengan kebutuhan prediksi pembelajaran masa kini dan mendatang.8

Untuk dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika, maka

guru harus mengupayakan penggunaan strategi pembelajaran yang dapat

memberi peluang dan mendorong siswa untuk melatih kemampuan koneksi

matematika nya. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dijadikan

6 N. Setyaningsih, Aryanto, dan Rita P Khotimah, “Aplikasi Pendekatan Model

Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika” dari: http://eprints.ums.ac.id/386/011/5. NINING

S.pdf, 1 November 2009, pkl. 14:32, h.35. 7 I Gusti Ngurah Pujawan, Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan

Metode PQ4R Berbantuan LKS Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika

SIswa SMP Negeri 4 Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja,

Edisi Khusus TH. XXXVIII, Desember 2005, h.777. 8 Bambang Hudiono, Op.cit.

69

alternatif dalam meningkatkan koneksi matematika siswa adalah strategi

pembelajaran PQ4R. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa langkah-

langkah yang terdapat dalam strategi pembelajaran PQ4R dapat memberi

peluang dan mendorong siswa dalam meningkatkan koneksi matematikanya.

Dengan strategi PQ4R ini, proses penambahan informasi baru akan lebih

bermakna dan belajar menjadi lebih mudah melalui kegiatan preview,

question, read, reflect, recite, dan review.

Perlu kiranya kita untuk sedikit membahas tahap read pada strategi

PQ4R ini. Terkadang seorang guru lupa memberikan kesempatan atau

memberi motivasi awal pada siswa mereka untuk membaca. Padahal membaca

adalah sarana awal mereka untuk mengingat atau membentuk persepsi awal

sebelum pembelajaran dimulai. Begitu pentingnya membaca dalam segala hal,

ayat al-quran yang turun pertama kali pun memerintahkan kita untuk

membaca sebagaimana firman Allah SWT:

> /D EFHI JI(K

LD2 M(); AN M();

98OPQ 7 3M() AR

> /D J$K S /;

AT LD2 FU)V

EF()+W/5I A FU)V

98OPQ F+5 Y+Z*[ AI

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan

manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq:1-5)

Membaca adalah salah satu kelemahan sekaligus kekurangan para

siswa di Indonesia. Kemampuan membaca (Reading Literacy) anak-anak

Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang

lainnya, bahkan dalam kawasan ASEAN sekali pun.

Buruknya kemampuan membaca anak-anak kita ternyata berdampak

pada kekurangmampuan mereka dalam penguasan bidang ilmu pengetahuan

dan matematika. Hasil tes yang dilakukan oleh Trends in International

70

Mathematies and Science Study (TIMSS) dalam tahun 2003 pada 50 negara di

dunia terhadap para siswa kelas II SLTP, menunjukkan prestasi siswa-siswa

Indonesia hanya mampu meraih peringkat ke 34 dalam kemampuan bidang

matematika dengan nilai 411 di bawah nilai rata-rata internasional yang 467.9

Melihat beberapa hasil studi dan laporan United Nations Development

Programme (UNDP), Drs. H. Athaillah Baderi menyimpulkan bahwa

“kekurangmampuan anak-anak kita dalam bidang matematika dan bidang ilmu

pengetahuan, serta tingginya angka buta huruf dewasa (adult illiteracy rate)

di Indonesia adalah akibat membaca belum menjadi kebutuhan hidup dan

belum menjadi budaya bangsa”.10 Oleh sebab itu membaca harus dijadikan

kebutuhan hidup dan budaya bangsa kita.

Maka bijaksana kiranya ketika seorang guru menggunakan strategi

PQ4R yang memberi kesempatan pada para siswa untuk membaca disalah satu

tahap pembelajarannya. Penulis juga mempertimbangkan hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Gst Ayu Mahayukti pada penelitian tindakan

kelas yang menyatakan bahwa “pembelajaran generatif dengan metode PQ4R

di kelas IIB SLTP Lab. IKIP Negeri Singaraja ternyata dapat mereduksi

miskonsepsi siswa serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

matematika”.11

Seiring dengan meningkatnya kualitas pembelajaran

matematika, diharapkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan persoalan-

persoalan matematika yang disebut dengan daya matematis yang salah satunya

adalah koneksi matematika juga akan meningkat.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka untuk

mengkaji kehandalan strategi PQ4R dalam pembelajaran matematika, penulis

melakukan suatu penelitian yang difokuskan untuk melihat kemampuan

koneksi matematika siswa melalui strategi pembelajaran PQ4R. Untuk itulah,

9 Athaillah Baderi, Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan

Nasional,dari http://www.bit.lipi.go.id, 27 Desember 2009, pkl. 09:09. 10

Ibid 11

Gst Ayu Mahayukti, Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan Metode

PQ4R dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II B SLTP

Laboratorium IKIP Negeri Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri

Singaraja, No.2 TH. XXXIV, April 2003, h.9.

71

penulis memilih judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap

Kemampuan Koneksi Matematika Siswa” sebagai judul skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Dari apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka

muncul berbagai macam permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1) Bagaimanakah kemampuan koneksi matematika siswa?

2) Apakah yang menyebabkan rendahnya kemampuan koneksi

matematika siswa?

3) Strategi pembelajaran apakah yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan koneksi matematika siswa?

4) Apakah kemampuan koneksi matematika siswa yang memperoleh

strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada siswa yang

memperoleh strategi pembelajaran konvensional?

5) Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penerapan strategi

pembelajaran PQ4R dalam pembelajaran matematika?

C. Pembatasan Masalah

Dengan banyaknya permasalahan yang muncul dalam identifikasi

masalah, penulis dalam dalam hal ini membatasi permasalahan yang akan

diteliti pada poin pertama, yaitu bagaimanakah kemampuan koneksi

matematika siswa dan poin ketiga, yaitu apakah kemampuan koneksi

matematika siswa yang memperoleh strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi

daripada siswa yang memperoleh strategi pembelajaran konvensional,

khususnya siswa kelas X di SMA Negeri 16 Jakarta Barat pada pokok bahasan

Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat.

D. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

72

1. Bagaimanakah kemampuan koneksi matematika siswa?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan koneksi matematika antara siswa

yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dengan

siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan koneksi matematika siswa

2. Untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematika siswa yang

diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi

daripada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini akan diperoleh beberapa manfaat antara lain:

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai input data sekolah yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki proses belajar

mengajar.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan guru mengenai alternatif

strategi pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai input dalam memperbaiki proses

belajar mengajar selanjutnya serta sebagai usaha dalam meningkatkan

kemampuan koneksi matematika khususnya pada pokok bahasan Sistem

Persamaan Linear dan Kuadrat.

3. Bagi siswa

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran

yang dapat digunakan oleh siswa dalam meningkatkan kemampuan

koneksi matematikanya.

4. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan input data dan bahan pertimbangan dalam

73

penelitian selanjutnya terutama yang berkenaan dengan strategi

pembelajaran PQ4R dan koneksi matematika.

74

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Koneksi Matematika

a. Hakekat Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin mathema (pengetahuan

atau ilmu) atau manthanein yang berarti ‘belajar (berpikir) atau hal

yang dipelajari’, sedang dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau

‘ilmu pasti’. Jadi, secara epistimologi istilah matematika berarti “ilmu

pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.12 Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai “ilmu tentang

bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang

digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.13

Selain dari definisi matematika di atas ada beberapa definisi

lain yang dikemukakan oleh para tokoh matematika antara lain:

Menurut Jhonson dan Myklebust, “matematika adalah

bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”.

Menurut Lerner, “matematika di samping sebagai bahasa

simbolis juga merupakan bahasa universal yang

memungkinkan manusia memikirkan, mendata, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”.

Kline juga mengemukakan bahwa “matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara

berfikir deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif”.14

12

Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:

UPI, 2001), h.18. 13

Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. 3,

h.723. 14 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), Cet.II, h.252.

75

Menurut Paling, ide manusia tentang matematika berbeda-beda,

tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing.

Selanjutnya, Paling mengemukakan bahwa,

matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban

terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara

menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang

bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang

menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam

diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan

hubungan-hubungan.15

Berdasarkan pendapat Paling tersebut dapat disimpulkan bahwa

untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya,

manusia akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan

masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan

ukuran; (3) kemampuan untuk menghitung; (4) kemampuan untuk

mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.

NRC (National Research Council) di Amerika Serikat

menyatakan dengan singkat bahwa: “Mathematics is a science of

patterns and order.”16 Artinya, matematika adalah ilmu yang

membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan (order).

Sedangkan, De Lange menyatakan lebih terinci:

Mathematics could be seen as the language that

describes patterns – both patterns in nature and patterns

invented by the human mind. Those patterns can either be real

or imagined, visual or mental, static or dynamic, qualitative or

quantitative, purely utilitarian or of little more than

recreational interest. They can arise from the world around us,

from depth of space and time, or from the inner workings of the

human mind.17

15

Ibid 16

Fadjar Shadiq, Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting, dari

www.fadjarp3g.files.wordpress.com , 6 Januari 2009, h.6. 17

Ibid

76

Artinya matematika dapat dilihat sebagai bahasa yang

menjelaskan tentang pola – baik pola di alam maupun pola yang

ditemukan melalui pikiran. Pola-pola tersebut bisa berbentuk real

(nyata) maupun berbentuk imajinasi, dapat dilihat atau dapat dalam

bentuk mental, statis atau dinamis, kualitatif atau kuantitatif, asli

berkait dengan kehidupan nyata sehari-hari atau tidak lebih dari hanya

sekedar untuk keperluan rekreasi. Hal-hal tersebut dapat muncul dari

lingkungan sekitar, dari kedalaman ruang dan waktu, atau dari hasil

pekerjaan pikiran insani.

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa sulit untuk

mendefinisikan pengertian matematika secara utuh dan menyeluruh

karena cakupannya yang sangat luas. Tapi dapat kita katakan bahwa

matematika merupakan bahasa simbolis yang menjelaskan tentang

hubungan pola-pola yang yang diperoleh melalui proses berpikir.

b. Pengertian Koneksi Matematika

Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa “belajar

matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan pada

konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok

bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara

konsep-konsep dan struktur-struktur”.18 Dari hasil pengamatannya ke

sekolah-sekolah, diperoleh beberapa kesimpulan yang melahirkan

dalil-dalil. Diantara dalil-dalil tersebut adalah dalil penyusunan

(construction theorem), dalil notasi (notation theorem), dalil

kekontrasan dan dalil keanekaragaman (contras and variation

theorem), serta dalil pengaitan (connectivity theorem).

Pada dalil pengaitan (konektivitas), dinyatakan bahwa dalam

matematika antara satu konsep dengan konsep lainnya terdapat

hubungan yang erat, bukan saja dalam segi isi namun juga dari segi

rumus-rumus yang digunakan. Materi yang satu mungkin merupakan

18

Erman Suherman dkk, Op.cit, h.44.

77

prasyarat bagi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan

untuk menjelaskan konsep lainnya.

Dalam hal ini guru perlu menjelaskan bagaimana hubungan

antara sesuatu yang sedang dijelaskan dengan objek atau rumus lain.

Melalui cara ini siswa akan mengetahui pentingnya konsep yang

sedang dipelajari dan memahami bagaimana kedudukan rumus atau ide

yang sedang dipelajarinya itu dalam matematika. Siswa perlu

menyadari bagaimana hubungan tersebut, karena antara sebuah

bahasan dengan bahasan matematika lainnya saling berkaitan.

Sejalan dengan teori konektivitas yang dikemukan oleh Bruner,

ternyata salah satu daya matematis yang dikemukakan oleh NCTM

adalah koneksi matematika (mathematical connection). Koneksi

matematika memberikan gambaran tentang bagaimana sifat

matematika itu sendiri. Matematika terdiri dari beberapa cabang dan

tiap cabang tidak bersifat tertutup (isolated topics) yang masing-

masing berdiri sendiri namun merupakan suatu keseluruhan yang

padu. Koneksi matematika akan membantu pembentukan persepsi

siswa dengan cara melihat matematika sebagai bagian yang terintegrasi

dengan kehidupan karena topik-topik matematika banyak memiliki

keterkaitan dan relevansi dengan bidang lain, baik dengan mata

pelajaran lain maupun dalam kehidupan dunia nyata.

Untuk bisa melakukan koneksi, siswa terlebih dahulu harus

mengerti dengan permasalahan, sebaliknya untuk bisa mengerti

permasalahan maka siswa harus mampu membuat koneksi dengan

topik-topik yang terkait. Diantara koneksi dan pengertian tersebut

terdapat hubungan timbal balik yang terangkai dalam satu kesatuan.

Koneksi matematika merupakan pengaitan matematika dengan

pelajaran lain atau dengan topik lain. Hal ini dijelaskan oleh Sumarmo

yang menyatakan bahwa:

Koneksi matematik (Mathematical Connections) merupakan kegiatan yang meliputi: mencari hubungan antara

berbagai representasi konsep dan prosedur; memahami

78

hubungan antar topik matematik; menggunakan matematika

dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari; memahami

representasi ekuivalen konsep yang sama; mencari koneksi satu

prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen; menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antar topik matematika

dengan topik lain.19

Sejalan dengan penjelasan Sumarmo di atas, NCTM

mengungkapkan bahwa ada tiga standar koneksi untuk kelas 9-12

yaitu:

Instrucional programs from prekindergarten through grade 12

should enable all students to

• Recognize and use connection amoung mathematical ideas;

• Understand how mathematical ideas interconnect and built

on one another to produse a coherent whole;

• Recognize and apply mathematics in contexts outside of

mathematics.20

Dari penjabaran tersebut, dapat kita ketahui betapa pentingnya

koneksi matematika sebagaiman diungkapkan NCTM yaitu:

When students can see the connection across different

mathematical content areas, they develop a view of

mathematics as an intergrated whole. As they built on their

previous mathematical understandings while learning new

consept, students become increasingly aware of the

connections among various mathematical topics.21

Artinya ketika siswa dapat melihat koneksi diluar bidang matematika,

mereka membangun pandangan bahwa matematika adalah suatu

keseluruhan yang utuh atau terintegrasi. Konsep matematika yang baru

dipelajari dibangun atas pemahaman matematika mereka sebelumnya,

sehingga siswa menjadi semakin menyadari hubungan diantara

berbagai topik matematika tersebut.

19

Mumun Syaban, Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa, dari

http://www.educare.e-fkipunla.net, 26 Desember 2009, pkl. 14:49. 20

Principles and Standards for School Mathematics, Va.: National Council of Teachers

of Mathematics, 2000 dari http://www.nctm.org/standards/default.aspx?id=58, 24 Agustus 2009,

pkl. 08:06, h.300. 21

Ibid.

79

Salah satu contoh penjabaran standar proses koneksi matematika

diperlihatkan pada gambar berikut:22

Process Standards

Gambar 1

Standar Proses Koneksi Matematika

Mathematical Power For All Students K-12

Pada intinya ketika seorang siswa memiliki kemampuan

koneksi matematika yang baik maka ia akan mudah melihat bahwa

seluruh materi matematika terintegrasi sehingga dapat membentuk

persepsi yang menyeluruh tentang matematika.

22 Mathematical Power for All Students K-12, dari

http://fcit.usf.edu/math/resource/power.html, 24 Desember 2009, pkl. 09:06.

Connections

Recognize and use

connections among

mathematical idea

Recognize and apply

mathematics in contexts

outside of mathematics

Data analysis and statistics

are useful in helping

students clarify issues

related to their personal lives

New ideas are seen as

extensions of previously

learned mathematics

Build confidence to use

connections in solving

mathematical problems

Belief that mathematical ideas are

connected should permeate the

school mathematics experience at

all levels

Understanding is

deeper and more

lasting

Provide opportunities to

experience mathematics in

a context

Integration of procedures

andconcepts should be central

in school mathematics

Understand how

mathematical ideas

interconnect and build on one

another to produce a

coherent whole

Ability to see the same

mathematical structure in

seemingly different settings

should increase

80

c. Macam-macam Koneksi Matematika

NCTM mengklasifikasikan koneksi matematika sebagai

berikut:

Two general types of connection are important: (1)

modeling connections between problem situations that may

arise in the real word or in disciplines other than mathematics

and their mathematical representation(s); and (2)

mathematical connections between two equivalent

representations and between corresponding processes in

each.23

Ikhtisar dari konsep ini, dijelaskan dalam gambar berikut.24

Gambar 2

Dua jenis koneksi umum

Ruspiani (2000, h.11)

23 Ruspiani, Op.cit, h.10. 24

Ibid., h.11.

Situasi Masalah

Solusi

Representasi 1

Misalnya Aljabar

Persamaan

Representasi 1

Misalnya Grafik

Persamaan

Model Koneksi

Koneksi Matematika

Proses Aljabar Proses Grafik

81

Dari pernyataan tersebut, untuk menyelesaikan masalah dalam

dunia nyata dan dalam disiplin ilmu lain, siswa terlebih dahulu

membuat model koneksi dalam dua bidang matematika yang berbeda.

Setelah itu, penyelesaiannya dilakukan dengan cara masing-masing

sesuai dengan bidangnya. Sementara itu, penyelesaian masalah koneksi

antar topik matematika diselesaikan dengan dua cara bidang

matematika yang berbeda.

Klasifikasi koneksi matematika yang dikemukakan NCTM ini

senada dengan pendapat Mikovch dan Monroe, Kutz, dan Riedesel.

Walaupun masing-masing mendeskripsikan rumusan yang berbeda,

tapi inti klasifikasi koneksi matematika terletak pada (a) kaitan antar

dalam topik matematika, (b) kaitan dengan pengetahuan lain, dan (c)

kaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Mikovch dan Monroe menyatakan bahwa terdapat tiga koneksi

matematika, yaitu: (i) koneksi dalam matematika, (ii) koneksi untuk

semua kurikulum, dan (iii) koneksi dengan konteks dunia nyata. 25

Kutz juga berpendapat hampir serupa, ia menyatakan koneksi

matematika berkaitan dengan koneksi internal dan koneksi eksternal.26

Koneksi internal meliputi koneksi antar topik matematika sedangkan

koneksi eksternal meliputi koneksi dengan mata pelajaran lain dan

koneksi dengan kehidupan sehari-hari.

Riesedel membagi koneksi matematika menjadi lima, yaitu: 1)

koneksi antara topik dalam matematika, 2) koneksi antar beberapa

macam tipe pengetahuan, 3) koneksi antara beberapa macam

representasi, 4) koneksi dari matematika ke daerah kurikulum lain, dan

5) koneksi siswa dengan matematika.27

Riesedel megemukakan pula

bahwa hasil belajar matematika siswa dapat diukur dengan

menemukan hubungan antara topik-topik, mengembangkan prinsip

25

Gusni Satriawati dan Lia Kurniawati, Menggunakan Fungsi-Fungsi Untuk Membuat

Koneksi-Koneksi Matematika, dalam Algoritma, Vol. 3, No.1, Juni 2008, h.97. 26 Ibid, h.98. 27

Ibid.

82

pengetahuan, dapat membangun beberapa cara yang berbeda dari

representasi sebuah ide, menggunakan matematika sebagai studi sosial,

dan jika siswa sudah merasa nyaman dan percaya diri dengan

matematika.

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam dalil pengaitan

(konektivitas) menyatakan bahwa dalam matematika antara satu

konsep dengan konsep yang lainnya terdapat hubungan yang erat,

bukan saja dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang

digunakan. Materi yang satu merupakan prasyarat bagi yang lainnya,

atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep

lainnya.28 Artinya pada mata pelajaran matematika, tak ada konsep

atau operasi yang tak terkoneksi dengan konsep atau operasi lain.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa tiap topik terkait dengan topik

dalam matematika itu sendiri maupun dengan topik bidang selain

matematika, bahkan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

agar siswa dalam belajar matematika lebih berhasil, siswa harus lebih

banyak diberi kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan itu.

Menurut Ruspiani, koneksi matematika terdiri dari koneksi

antar topik matematika dan koneksi di luar topik matematika. Koneksi

antar topik matematika terbagi atas 3 jenis,29

yaitu:

1. Koneksi matematika seperti yang digambarkan oleh NCTM, yaitu

satu permasalahan yang diselesaikan dengan dua cara yang

berbeda.

Contoh:

Selesaikan sistem persamaan linear berikut:

=−

=+

11

79

yx

yx

Jawab

\ Metode grafik

Intersep dari 79=+ yx

28 Erman Suherman dkk, Op.cit, h. 48. 29

Ruspiani, Op.cit, h.13.

83

x 0 79

y 79 0

(0,79) (79,0)

Intersep dari 11=− yx

x 0 11

y -11 0

(0,-11) (11,0)

Titik potong kedua garis pada titik (45, 34). Jadi, bilangan-

bilangan tersebut adalah 45 dan 34.

\ Metode substitusi

=−

=+

)2...(11

)1...(79

yx

yx

xy

yx

−=

=+

79

79

Sustitusikan nilai y pada persamaan kedua

45

902

11)79(

11

=

=

=−−

=−

x

x

xx

yx

Setelah diperoleh nilai x maka substitusikan kembali pada

persamaan sebelumnya sehingga:

0 79

79

11

-11x + y = 79

x - y = 11

.

y

x

(45, 34)

84

34

4579

79

=

−=

−=

y

y

xy

Atau

=−

=+

)2...(11

)1...(79

yx

yx

yx

yx

−=

=+

79

79

Sustitusikan nilai x pada persamaan kedua

34

682

11)79(

11

=

=

=−−

=−

y

y

yy

yx

Setelah diperoleh nilai y maka substitusikan kembali pada

persamaan sebelumnya sehingga

45

3479

79

=

−=

−=

x

x

yx

Jadi, bilangan-bilangan tersebut adalah 35 dan 34.

\ Metode Eliminasi

45

90 2

11

79

=

=

+=−

=+

x

x

yx

yx

34

68 2

11

79

=

=

−=−

=+

y

y

yx

yx

Jadi, bilangan-bilangan tersebut adalah 35 dan 34.

85

2. Koneksi bebas; topik-topik yang berhubungan dengan persoalan

tidak ada hubungannya satu sama lain, namun topik-topik itu

menyatu dalam satu persoalan.

Contoh:

Jika 82 =+ yx dan 36log2log2

3)(log 8⋅=+ yx maka ...32 =+ yx

(UMPTN ’98)

Jawab

...(*)82 =+ yx

...(**)6)(

6log)(log

36log2

1)(log

2log3

36log2log

2

3)(log

36log2log2

3)(log 8

=+

=+

=+

⋅⋅=+

⋅=+

yx

yx

yx

yx

yx

Kita selesaikan persamaan (*) dan (**) dengan eleminasi

16)4(323

4

2

2

_82

6

22 =+=+

=

=

−=−

=+

=+

yx

y

x

x

yx

yx

Maka 16)4(323 22 =+=+ yx

Topik-topik yang terlibat dalam soal di atas adalah:

] Logaritma

] Sistem persamaan linear

86

Pada soal tersebut topik utamanya adalah sistem persamaan linear.

Kedua topik tersebut lepas satu sama lain, dalam arti topik yang

satu tidak bergantung pada topik yang lain.

3. Koneksi terikat; kebalikan dari hal yang sebelumnya. Antara topik-

topik yang terlibat koneksi saling bergantung satu sama lain.

Contoh:

Selisih sisi terpanjang dan terpendek sebuah segitiga siku-siku

sama dengan dua kali selisih sisi yang lain dengan yang terpendek.

Jika luas segitiga itu sama dengan 150 cm2, maka kelilingnya sama

dengan...(UMPTN 2001/ IPA)

Jawab

Misal sisi siku-siku adalah a dan b serta sisi miring adalah c.

c – a = 2(b – a)

c = 2b – a...(*)

Berdasarkan prinsip phytagoras:

c2 = a

2 + b

2...(**)

Substitusikan (*) ke dalam (**)

(2b – a)2 = a

2 + b

2

4b2 – 4ab + a2 = a2 + b2

3b2 – 4ab = 0

b(3b – 4a) = 0

b = 0 (tidak memenuhi) atau

3b = 4a maka b =3

4a

Berdasarkan rumus luas segitiga:

Luas = 2

1x alas x tinggi

150 = 2

1ab

87

150 = 2

1a (

3

4a)

a2 = 225

a = 15

b = 20)15(3

4=

c = 2 (20) – 15 = 25

Maka keliling segitiga tersebut adalah:

a + b + c = 15 + 20 + 25 = 60.

Topik-topik yang terlibat dalam soal di atas adalah:

] Sifat-sifat dalam segitiga

] Teorema pythagoras

] Luas segitiga

] Keliling segitiga

] Persamaan linear

] Persamaan kuadrat

Dari soal di atas terdapat kaitan antara sifat-sifat dalam segitiga,

teorema pythagoras, luas segitiga dan segitiga. Dan untuk

menyelesaikannya dibutuhkan bantuan persamaan linear dan

kuadrat.

Sedangkan koneksi diluar topik matematika terdiri dari

koneksi di dalam sekolah yaitu dengan mata pelajaran lain/ disiplin

ilmu yang lain dan di luar sekolah yaitu dengan kehidupan dunia

nyata.30 Matematika sebagai disiplin ilmu dapat bermanfaat bagi

pengembangan disiplin ilmu lain maupun dalam memecahkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu penerapan matematika adalah ilmu fisika adalah

untuk menghitung kuat arus listrik (I) dan juga energi listrik (E).

Contoh dalam fisika:

30

Ibid, h.16.

88

Penggunaan hukum Ohm untuk rangkaian listrik diberikan oleh

sistem persamaan sebagai berikut:

=+

=−

810

06

IE

IE

Tentukan nilai E dan I dari sistem persamaan diatas!

Jawab

3

5,0 I

8 16

810

06

=

=

−=−

−=+

=−

E

I

IE

IE

Maka nilai I = 0,5 amper dan E = 3 volt.

Selain itu, matematika juga sangat berguna dalam

menyelesaikan kehidupan sehari-hari, diantaranya dalam

menyelesaikan soal berikut

Contoh:

Diketahui sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Jika

panjangnya adalah tiga kali lebarnya dan luasnya = 7m2. Maka

panjang diagonal bidang tanah tersebut adalah...(UAN 2006)

Jawab

Misalkan p = panjang dan l = lebar, maka

p = 3.l ...(*)

Luas = p.l

72 = (3.l).l

72 = 3 l2

l2 – 24 = 0

0)24)(24( =−+ ll

89

66)62(33

6224

===

==

lp

l

Maka diagonal bidang = 222 154240)66()62( m==+

Dari penjabaran di atas maka penelitian ini mencakup dua

jenis koneksi, yaitu:

1. Koneksi antar topik matematika yang terdiri dari koneksi

matematika seperti yang digambarkan oleh NCTM yaitu satu

permasalahan yang diselesaikan dengan dua cara yang berbeda,

koneksi bebas, dan koneksi terikat.

2. Koneksi di luar topik matematika yang terdiri dari koneksi

dengan disiplin ilmu yang lain dan koneksi dalam kehidupan

sehari-hari.

d. Tujuan Koneksi Matematika

Koneksi matematika memberikan gambaran tentang bagaimana

sifat materi matematika. Materi matematika tidak bersifat tertutup

(isolated topic) yang masing-masing berdiri sendiri namun merupakan

keseluruhan yanng padu. Melalui koneksi matematika ini diupayakan

agar bagian-bagian itu saling berhubungan sehingga siswa tidak

memiliki pandangan yang sempit terhadap matematika. Koneksi

matematika (mathematical connection) bertujuan untuk membantu

pembentukan persepsi siswa, dengan cara melihat matematika sebagai

bagian terintergrasi dengan kehidupan.

Menurut NCTM, tujuan koneksi matematika di sekolah adalah:

to help student broaden their perspective, to view mathematics as an

integrated whole rather than as an isolated set of topics, and to

acknowledge its relevance and usefulness both in and out of school.31

Dari pernyataan ini, terdapat tiga tujuan koneksi matematika di

sekolah yaitu memperluas wawasan pengetahuan siswa, memandang

31

Ibid, h.8

90

matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan sebagai materi

yang berdiri sendiri-sendiri dan mengenal relevansi serta manfaat

matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah.

1. Memperluas wawasan pengetahuan siswa.

Dengan koneksi matematika, siswa diberikan suatu materi

yang dapat menjangkau ke berbagai aspek permasalahan.

Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa tidak

bertumpu pada materi yang sedang dipelajari saja. Secara

tidak langsung siswa memperoleh banyak pengetahuan

yang akhirnya turut menunjang pada peningkatan kualitas

pengetahuan siswa secara menyeluruh.

2. Memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang

padu bukan sebagai materi yang berdiri sendiri-sendiri.

Secara umum materi mata pelajaran matematika terdiri dari

aljabar, geometri, trigonometri, aritmatika, kalkulus dan

statistika dengan masing-masing topik atau materi yang ada

di dalamnya. Masing-masing bagian itu terbagi lagi atas

bagian-bagian yang lebih rinci. Dalam pengajaran, topik

topik itu bisa dikaitkan satu sama lain dan hendaknya

jangan terpisah karena matematika tidak diajarkan sebagai

beberapa topik yang terpisah, akan tetapi masing-masing

topik tersebut bisa dilibatkan atau terlibat denga topik

lainnnya.

3. Mengenal relevansi serta manfaat matematika baik di

sekolah maupun di luar sekolah.

Melalui koneksi matematika, siswa diajarkan konsep dan

keterampilan dalam memecahkan masalah di berbagai

bidang yang relevan (relevant to several areas), baik

dengan bidang matematika itu sendiri maupun dengan

bidang di luar matematika. Kalau hal ini terus berlangsung

91

maka pada akhirnya siswa akan sadar manfaat mempelajari

matematika.32

2. Strategi Pembelajaran PQ4R

a. Strategi pembelajaran

Secara harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni (art),

melaksanakan, stragem yakni siasat atau rencana (McLeod, 1989).

Banyak padanan kata strategi dalam bahasa Inggris, dan yang dianggap

relevan dengan pembahasan ini ialah kata approach (pendekatan) dan

kata procedure (tahapan kegiatan). 33

Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari

bahasa Yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas

seperangkat langkah-langkah untuk memecahkan masalah atau

mencapai tujuan (Reber, 1988). Seorang pakar psikologi pendidikan

Australia, Michael J. Lawson (1991) mengartikan strategi sebagai

prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan

upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu.34

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis besar

haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa

diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam

perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

telah digariskan.35

Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan

proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam

mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan

metakognitif. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a

plan, method, or series of activities designes to achieves a particular

32

Ibid, h.9. 33

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung:

Rosdakarya, 2008), Cet ke-14, h. 214. 34

Ibid, h. 214. 35 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), h. 85.

92

aducational goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.36

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk

mencapai hasil yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.37 Kemp

menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.38

Strategi

pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk

mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran

tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation

achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving

something”.

Berdasarkan teori kognitif dan pemrosesan informasi, maka

terdapat beberapa strategi belajar yang dapat digunakan seperti

terlihat pada gambar berikut:

36

Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2008), h. 126. 37

Made Wena, Strategi Pembelajar Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.5. 38

Wina Sanjaya, Loc.cit., h. 126.

Strategi-strategi Belajar

Mengulang Elaborasi Metakognisi Organisasi

Jenis-jenisnya

Terdiri dari Terdiri dari Terdiri dari

Menggarisbawahi

Membuat catatan

pinggir

Membuat catatan

Analogi

PQ4R

outlining

Pemetaan konsep

mnemonics

Pemotongan

Akronim

93

Gambar 3

Varian Strategi-strategi Belajar

Trianto (2007, h.90)

b. Strategi PQ4R

Salah satu jenis strategi belajar yang banyak dikenal adalah

strategi elaborasi. Strategi elaborasi adalah proses penambahan

perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna.39

Penggunaan teori elaborasi untuk melakukan penataan dan

pengorganisasian isi pembelajaran didasari atas beberapa

pertimbangan, yaitu:

a) Penggunaan teori elaborasi telah terbukti dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan;

b) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa;

c) Teori elaorasi memiliki cara-cara yang sistematis dalam

mengurutkan isi pembelajaran dari mudah ke sulit, dari

sederhana ke kompleks.40

Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi

elaborasi. Mulanya strategi ini bernama SQ3R (Survey, Question,

Read, Recite, dan Review) yang dicetuskan oleh Francis Robinson

tahun 1941, yang membuat perubahan besar dalam perkembangan

metodologi belajar.

Pola ini kemudian ditiru oleh ahli-ahli lain dengan

penyempurnaan uraian, penambahan langkah, atau perubahan sebutan

saja. Sampai sekarang telah berkembang begitu banyak sistem belajar

39 Ibid, h.145. 40

Made Wena, Op.cit, h. 24.

94

diantaranya: PQRST (Preview, Question, Read, State, dan Tes) dari

Thomas F. Staton, OK5R (Overview, Key Ideas, Read, Record, Recite,

Review, dan Reflect) oleh Walter pauk, STUDY (Survey, Think,

Understand, Demonstrate, You Review) dari William Resnick dan

David Heller, serta masih banyak lagi sistem membaca lainnya untuk

keperluan belajar. Keseluruhan strategi ini pada dasarnya mempunyai

prinsip yang sama.

Strategi PQ4R ini digunakan untuk membantu siswa mengingat

apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di

kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Kegiatan

membaca buku bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi

bab suatu buku pelajaran. Oleh karena itu keterampilan pokok pertama

yang harus dikuasai oleh siswa adalah membaca buku pelajaran dan

bacaan tambahan lainnya.

Aktivitas membaca yang terampil akan membuka pengetahuan

yang luas, gerbang kearifan yang dalam, dan keahlian di masa yang

akan datang. Keterampilan membaca ini tidak dapat diganti dengan

metode-metode pengajaran lainnya. Membaca dapat dipandang

sebagai proses interaktif antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses

interaktif, maka keberhasilan membaca akan dipengaruhi oleh faktor

pengetahuan yang melatarbelakangi dan strategi pembaca.

c. Langkah-langkah Strategi PQ4R

Seperti namanya PQ4R, kegiatan ini memiliki enam tahapan

yaitu Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review. Siswa

yang menggunakan PQ4R akan diperintahkan untuk mendekati suatu

tugas bacaan dengan menggunakan langkah-langkah berikut:41

41

Mohammad Nur, Strategi-Strategi Belajar, (Surabaya: UNS, 2000), Cet.I, h.34.

95

Langkah 1. Preview. Perhatikan judul-judul dan topik-topik utama,

baca tinjauan umum (overview) dan rangkuman, dan

ramalkan bacaan tersebut akan membahas tentang apa.

Langkah 2. Dalami topik-topik dan judul-judul utama dan ajukan

pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan

di dalam bacaan tersebut.

Langkah 3. Bacalah bahan tersebut. Berikan perhatian pada ide-ide

utama dan carilah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan pada langkah 2.

Langkah 4. Melakukan refleksi sambil membaca. Ciptakan gambar

visual dari bacaan. Cobalah untuk menghubungkan

informasi baru di dalam bacaan dengan apa yang telah

anda ketahui.

Langkah 5. Setelah membaca, lakukan resitasi dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan tanpa

membaca buku. Hafalkan daftar atau fakta-fakta penting

lain yang terdapat di dalam bacaan dengan suara keras

atau suara pelan.

Langkah 6. Review dengan mengulang kembali seluruh bacaan, baca

ulang bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan.

Kegiatan ini diawali dengan ”P” yang berarti preview. Fokus

preview adalah peserta didik menemukan ide-ide pokok yang

dikembangkan dalam bahan bacaan.42

Pelacakan ide pokok ini

dilakukan dengan membiasakan peserta didik membaca selintas dan

cepat bahan bacaan. Siswa dapat memulai dengan membaca topik-

topik, sub topik utama, judul dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan

atau akhir suatu paragraf, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Apabila

hal itu tidak ada, siswa dapat memeriksa setiap halaman dengan cepat,

42 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), Cet.I, h.103.

96

membaca satu atau dua kalimat disana-sini sehingga diperoleh sedikit

gambaran mengenai apa yang akan dipelajari.

Langkah berikutnya adalah adalah “Q” yang berarti question

atau bertanya. Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan

kepada diri sendiri. Pertanyaan dapat dibuat dari yang sederhana

menuju pertanyaan yang kompleks. Pergunakan judul atau sub judul

atau topik dan sub topik utama. Guru diharapkan dapat membantu

mengarahkan siswa dalam membuat pertanyaan-pertanyaan sehingga

tujuan pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal. Jika

pada akhir bab telah ada daftar pertanyaan yang dibuat oleh

pengarang, hendaklah baca terlebih dahulu. Pengalaman telah

menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab

sejumlah pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati

serta seksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang telah

dibaca dengan baik.

Setelah pertanyaan-pertanyaan dirumuskan, selanjutnya peserta

didik melakukan “R” atau read yang berarti membaca secara detail

bahan bacaan yang dipelajarinya. Bacalah bahan bacaan secara aktif,

yakni dengan cara pikiran siswa harus membeikan reaksi terhadap apa

yang dibacanya. Pada tahap ini peserta didik diarahkan mencari

jawaban terhadap semua pertanyaan yang telah dirumuskan.

Selama membaca, peserta didik harus melakukan “R” atau

reflect yang berarti refleksi. Reflect bukanlah suatu langkah terpisah

dengan langkah ketiga (read), tetapi merupakan suatu komponen

esensial dari langkah ketiga tersebut. Menurut Agus Suprijono, siswa

tidak hanya cukup mengingat atau menghafal saat membaca, akan

tetapi mereka mencoba memahami apa yang sudah dibacanya dengan

cara:

1) Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal

yang telah diketahui sebelumnya

2) Mengaitkan subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep

97

3) Mengaitkan hal yang dibacanya dengan kenyataan yang

dihadapinya.43

Akan tetapi Trianto mencoba memahami informasi yang

dipresentasikan dengan cara:

1) Menghubungakan informasi itu dengan hal-hal yang telah

anda ketahui 2) Mengaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan

konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama 3) Cobalah untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi

yang disajikan

4) Cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan

masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari

materi pelajaran tersebut.44

Langkah kelima adalah “R” yang berarti recite. Pada tahap ini

siswa diminta untuk merenungkan atau mengingat kembali informasi

yang telah dipelajarinya. Yang terpenting dalam membawakan

kembali apa yang telah dibaca dan dipahami oleh peserta didik adalah

mereka mampu merumuskan konsep-konsep, menjelaskan hubungan

antar konsep tersebut, dan mengartikulasikan pokok-pokok penting

yang telah dibacanya dengan redaksinya sendiri. Akan lebih baik jika

peserta didik tidak hanya menyampaikannya secara lisan, namun juga

dalam bentuk tulisan.

Langkah terakhir adalah “R” atau review. Pada langkah

terakhir ini siswa diminta untuk membuat rangkuman atau

merumuskan intisari bahan yang telah dibacanya. Yang terpenting

pada tahap terakhir ini adalah siswa mampu merumuskan kesimpulan

sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan.

Dari langkah-langkah strategi belajar PQ4R yang telah

diuraikan, dapat dilihat bahwa strategi ini dapat membantu siswa

memahami materi pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran

dengan penerapan strategi PQ4R terdapat pada tabel berikut.

43 Ibid, h.104. 44

Trianto, Op.cit., h. 148.

98

Tabel 1

Langkah-langkah pembelajaran PQ4R

Langkah-

langkah

Tingkah Laku Guru Aktivitas Siswa

Langkah 1

Preview

a) Memberikan bahan

bacaan kepada siswa

untuk dibaca

b) Menginformasikan

kepada siswa

bagaimana menemukan

ide pokok/ tujuan

pembelajaran yang

hendak dicapai

Membaca selintas dengan

cepat untuk menemukan

ide pokok/ tujuan

pembelajaran yang hendak

dicapai

Langkah 2

Question

a) Menginformasikan

kepada siswa agar

memperhatikan makna

dari bacaan

b) Memberikan tugas

kepada siswa untuk

membuat pertanyaan

dari ide pokok yang

ditemukan dengan

mengunakan kata-kata

apa, mengapa, siapa

dan bagaimana

a) Memperhatikan

penjelasan guru

b) Menjawab pertanyaan

yang telah dibuat

Langkah 3

Read

Memberikan tugas kepada

siswa untuk membaca dan

menanggapi/ menjawab

pertanyaan yang telah

disusun sebelumnya

Membaca secara aktif

sambil memberi

tanggapan terhadap apa

yang telah dibaca dan

menjawab pertanyaan

99

yang telah dibuatnya

Langkah 4

Reflect

Mensimulasikan/

menginformasikan materi

yang ada pada bahan

bacaan

Bukan hanya sekedar

menghafal dan mengingat

materi pelajaran tapi

mencoba memecahkan

masalah dari informasi

yang diberikan oleh guru

dengan pengetahuan yang

telah diketahui melalui

bahan bacaan

Langkah 5

Recite

Meminta siswa membuat

inti sari dari seluruh

pembahasan pelajaran yang

dipelajari hari ini

a) Menanyakan dan

menjawab pertanyaan-

pertanyaan

b) Melihat catatan-

catatan/ intisari yang

telah dibuat

sebelumnya

c) Membuat intisari dari

seluruh pembahasan

Langkah 6

Review

a) Menugaskan siswa

membaca intisari yang

dibuatnya dari rincian

ide pokok yang ada

dalam benaknya

b) Meminta siswa

membaca kembali

bahan bacaan, jika

masih belum yakin

dengan jawabannya

a) membaca intisari yang

telah dibuatnya

b) membaca kembali

bahan bacaan siswa

jika masih belum yakin

akan jawaban yang

telah dibuatnya

3. Strategi Pembelajaran Konvensional

100

Strategi pembelajaran konvensional merupakan strategi

pembelajaran yang lazim digunakan oleh para guru di sekolah dimana ia

mengajar. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam strategi

pembelajaran konvensional antara lain, metode ceramah, metode diskusi,

metode tanya jawab, metode ekspositori, metode drill atau latihan, metode

pemberian tugas, metode demonstrasi, metode permainan, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam strategi pembelajaran

konvensional adalah metode ekspositori. Metode ekspositori adalah

metode yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara

verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar

siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Oleh karena

metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering

juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.

Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, yaitu:

a. Metode ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi

pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat

utama dalam melakukan strategi ini.

b. Biasanya materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah

jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal

sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu

sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa

diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat

mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.45

Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).

Dikatakan demikian, karena dalam metode ini guru memegang peran yang

dominan. Untuk lebih memperjelas perbedaan strategi pembelajaran antara

kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dari tabel berikut:

45 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2009), Cet. VI, h. 179.

101

Tabel 2

Tabel perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Kelompok Eksperimen

(Strategi Pembelajaran PQ4R)

Kelompok Kontrol

(Strategi Pembelajaran Konvensional)

1. Pada tahap pendahuluan, guru

menyampakan pokok-pokok materi

yang akan dibahas dan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

Guru juga melakukan preview atas

materi yang telah mereka pelajari

sebelumnya dan melakukan

question untuk merangsang

pengetahuan awal yang dimiliki

oleh siswa melalui tanya jawab.

Contoh pertanyaan: apa yang saya

kerjakan? mengapa saya

mengerjakan ini? Hal apa yang

biasa membantu saya dalam

menyelesaikan masalah ini? Dan

mengkonstruk pertanyaan-

pertanyaan lain dari siswa yang

berkaitan denga permasalahan

matematika yang akan dibahas

2. Pada tahap kegiatan inti

pembelajaran, guru melakukan

tahap read yaitu memberikan bahan

bacaan yang sesuai dengan materi,

reflect yaitu merefleksikan apa

yang mereka baca dengan

mengkoneksikan pengetahuan awal

yang mereka miliki kemudian

1. Pada tahap pendahuluan, guru

menyampakan pokok-pokok materi

yang akan dibahas dan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

2. Pada tahap kegiatan inti

pembelajaran, guru menyampaikan

materi pembelajaran yang

didominasi dengan ceramah dan

sedikit tanya jawab

102

dikaitkan dengan pengalaman hidup

sehari-hari dan bidang lain yang

kemudian dipertajam dengan

mengerjakan soal-soal koneksi

yang disiapkan oleh guru, recite

yaitu merepresentasikan

keseluruhan yang mereka pelajari

dengan bahasa mereka sehingga

lebih mudah mudah mereka

pahami

3. Pada tahap penutup, guru dan siswa

melakukan review. Pada tahap ini

siswa diminta untuk membuat

rangkuman atau intisari yang

merupakan rekapitulasi dari proses.

Setelah satu pokok bahasan selesai,

guru melakukan evaluasi berupa

tes.

3. Pada tahap penutup, guru

memberikan tugas latihan kepada

siswa. Setelah satu pokok bahasan

selesai, guru melakukan evaluasi

berupa tes.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan didukung oleh hasil penelitian sebelumnya,

yaitu penelitian Ruspiani (2000) yang berjudul Kemampuan Siswa Dalam

Melakukan Koneksi Matematika, menyimpulkan bahwa kemampuan koneksi

matematika dalam melakukan koneksi matematika tergolong rendah. Untuk

koneksi dengan dunia nyata, 24 siswa termasuk kelompok tinggi, 12 siswa

termasuk kelompok sedang, dan 33 siswa termasuk kelompok rendah. Untuk

koneksi dengan disiplin ilmu yang lain, 3 siswa termasuk kelompok tinggi, 7

siswa termasuk kelompok sedang, dan 59 siswa termasuk kelompok rendah.

Sedangkan untuk koneksi antar topik matematika, 4 siswa termasuk kelompok

tinggi, 3 siswa termasuk kelompok sedang, dan 62 siswa termasuk kelompok

103

rendah.46

Penelitian mengenai PQ4R juga telah dilakukan oleh Gst Ayu

Mahayukti, I Gusti Ngurah Pujawan, serta Ahmad Yani dan Zubaidah. Ketiga

penelitian ini menyimpulkan bahwa PQ4R dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika yang meliputi penurunan miskonsepsi siswa,

peningkatan hasil belajar, peningkatan motivasi, dan prestasi belajar

matematika.

C. Kerangka Berpikir

Jika kita lihat langkah keempat pada strategi PQ4R yaitu langkah

reflect, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal saat membaca,

akan tetapi mereka mencoba memahami apa yang sudah dibacanya dengan

cara: “1) Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal yang telah

diketahui sebelumnya; 2) Mengaitkan subtopik di dalam teks dengan konsep-

konsep; dan 3) Mengaitkan hal yang dibacanya dengan kenyataan yang

dihadapinya”.47

Dari langkah-langkah pembelajaran tersebut maka dapat kita ketahui

bahwa ketiga cara yang dilakukan pada langkah ini merupakan suatu koneksi

matematika. Cara pertama dan kedua yang dilakukan merupakan jenis koneksi

antar topik matematika sedangkan cara ketiga merupakan jenis koneksi diluar

topik matematika.

Kemudian pada langkah kelima yaitu recite, siswa diminta untuk

merenungkan atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajarinya.

Yang terpenting dalam membawakan kembali apa yang telah dibaca dan

dipahami oleh peserta didik adalah mereka mampu merumuskan konsep-

konsep, menjelaskan hubungan antar konsep tersebut, dan mengartikulasikan

pokok-pokok penting yang telah dibacanya dengan redaksinya sendiri.

Dilangkah kelima ini terjadi lagi penguatan pada koneksi matematika

sehingga siswa dapat menjelaskan hubungan antar konsep dengan bahasanya

46 Ruspiani, Op.cit, h. ix. 47

Agus Suprijono, Op.cit, h.104

104

sendiri. Sehingga dapat kita katakan bahwa strategi pembelajaran PQ4R

memberikan kesempatan pada siswa untuk meningkatkan kemampuan

koneksi matematika mereka. Hal ini dapat direpresentasikan melalui gambar

berikut:

Gambar 4

Proses Koneksi Matematika yang terdapat pada PQ4R

D. Hipotesis Penelitian

Rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa yansg diajarkan

dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi dari rata-rata kemampuan

koneksi matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi

pembelajaran konvensional.

Preview

Question

Read

Reflect

Recite

Review

Menghubungkan apa yang sudah

dibaca dengan hal-hal yang telah diketahui sebelumnya

Mengaitkan subtopik di dalam

teks dengan konsep-konsep

Mengaitkan hal yang dibacanya

dengan kenyataan yang

dihadapinya

Koneksi antar topik matematika

Koneksi diluar

topik matematika

Koneksi

matematika

STRATEGI PQ4R

105

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 16, Jl. Belibis Terusan No.16

Palmerah Jakarta Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X semester

gasal tahun ajaran 2009/2010, selama bulan November 2009.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu

(quasi experimental), yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan

dimana tidak mungkin mengadakan kontrol atau memanipulasikan semua

variabel yang relevan.48 Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar

yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen

Peneliti akan mengujicoba strategi pembelajaran PQ4R untuk

meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa, kemudian

membandingkan hasil tes koneksi matematika siswa yang menggunakan

strategi pembelajaran PQ4R (kelas eksperimen) dengan siswa yang diajarkan

dengan menggunakan strategi ekspositori (kelas kontrol).

Desain penelitian yang digunakan adalah two Group Randomized

Subject Posttest Only, dengan pola sebagai berikut:49

Gambar 5

Desain Penelitian

48

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), Cet.V. h.73. 49 Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),

Cet. II, h.100.

E X T1 R

K T2

106

Keterangan:

R : Random

E : Kelompok eksperimen

K : Kelompok kontrol

X : Perlakuan

T1 : Hasil post-test kelompok eksperimen

T2 : Hasil post-test kelompok kontrol

Rancangan ini terdiri atas dua kelompok, satu kelompok eksperimen

diberikan perlakuan dan satu kelompok kontrol yang tidak diberikan

perlakuan. Pada keduanya dilakukan pasca-uji dan hasilnya dibandingkan.50

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster

random sampling. Untuk menemukan kelas eksperimen adalah sebagai

berikut:

1. Populasi target

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 16,

Jl. Belibis terusan No.16 Palmerah Jakarta Barat.

2. Populasi terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini di ambil secara random dari enam

kelas X semester 1 tahun ajaran 2009/2010.

3. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas X-3 dan 30 orang

siswa kelas X-4 semester 1 Tahun Ajaran 2009/2010.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan

pemberian tes koneksi matematika yang sama, yang dilakukan pada akhir

pokok bahasan materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus.

50

Ibid

107

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data

tersebut sebagai berikut:

1) Variabel yang diteliti

Strategi pembelajaran PQ4R dan kemampuan koneksi matematika

2) Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel

penelitian dan guru mata pelajaran matematika.

3) Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes koneksi

matematika. Soal tes untuk mengukur koneksi matematika siswa disusun

dalam bentuk uraian. Soal yang diberikan disusun berdasarkan

perumusan dua jenis koneksi matematika, yaitu koneksi antar topik

matematika yang terdiri dari tiga jenis (satu permasalahan yang

diselesaikan dengan dua cara yang berbeda, koneksi bebas, dan koneksi

terikat) dan koneksi di luar topik matematika.

4) Uji coba instrumen tes penelitian

Untuk mengukur validitas butir soal atau validitas item pada tes

koneksi matematika digunakan korelasi product moment dengan angka

kasar sebagai berikut:51

( )( )

( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

−=

2222YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan

N : Jumlah responden

X : Skor item

Y : Skor total

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 7 butir soal yang

valid dari 8 soal yang diajukan. Selain dihitung dengan menggunakan

korelasi product moment, digunakan pula uji validitas logis, yaitu

validitas isi.Validitas isi (content validity) secara mendasar adalah

51 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

Cet. VI, h. 72.

108

merupakan suatu pendapat, baik pendapat sendiri ataupun pendapat orang

lain. Tiap-tiap item atau soal dalam ujian perlu dipelajari dengan

seksama, dan kemudian dipertimbangkan tentang representatif tidaknya

isi yang akan diuji.52. Secara teknis, pengujian validitas isi dapat dibantu

dengan menggunakan kisi-kisi instrumen (lihat lampiran 5).

Sedangkan, untuk mengukur reliabilitas instrumen tes koneksi

matematika digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:53

−=

∑2

2

11 11 t

i

k

kr

σ

σ

Keterangan

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pernyataan yang valid

∑ 2

iσ : jumlah varians skor tiap-tiap item

2

tσ : varians total

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada 7 bitir soal yang

valid diperoleh nilai reliabilitas soal sebesar 0,43.

Untuk menghitung indeks kesukaran suatu butir soal digunakan

rumus sebagai berikut:54 JS

BP =

Keterangan:

B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

P = Indeks kesukaran butir soal

Klasifikasi indeks kesukaran (IK) yang paling banyak digunakan

adalah:55

IK = 0,00 soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar

52

Moh. Nazir, Op.cit, h.146. 53

Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 109. 54 Subana dan Sudrajat, Op.Cit, h. 133. 55

Ibid, h.134.

109

0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70 < IK < 1,00 soal mudah

IK =1,00 soal terlalu mudah

Dari perhitungan uji taraf kesukaran butir soal yang valid diperoleh 2 soal

dengan kriteria sedang dan 5 butir soal dengan kriteria sukar.

Untuk mengetahui daya pembeda soal, digunakan rumus:56

JB

BB

JA

BADP −=

Keterangan:

BA = Jumlah skor kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = Jumlah siswa kelompok atas

JB = Jumlah siswa kelompok bawah

DP = daya pembeda

Kriteria daya pembeda yaitu:

DP ≤ 0,00 sangat jelek

0,00 < IK ≤ 0,20 jelek

0,20 < IK ≤ 0,40 cukup

0,40 < IK ≤ 0,70 baik

0,70 < IK ≤ 1,00 sangat baik

Dari perhitungan uji daya pembeda butir soal yang valid diperoleh 1 butir

soal dengan kriteria baik, 3 butir soal dengan kriteria cukup, dan 3 butir

soal dengan kriteria jelek.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik

analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan, karena

berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes koneksi matematika yang

diberikan pada siswa. Penganalisisan dilakukan dengan membandingkan

hasil tes kelas kontrol dan kelas eksperimen.

56

Ibid

110

Dari data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan

statistik dan melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk

mengetahui kontribusi strategi pembelajaran PQ4R terhadap kemampuan

koneksi matematika. Sebelum dilakukan perhitungan satatistik, terlebih

dahulu dilakukan uji prasyarat analisis.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji normalitas

Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Untuk mengetahui subjek yang diteliti berdistribusi normal,

maka terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji kai kuadrat (Chi

Square). Langkah-langkahnya sebagai berikut:57

1) Menentukan rata-rata

2) Menentukan standar deviasi

3) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi:

a) Rumus banyak kelas interval (aturan Struges):

K = 1 + 3,322 log (n)

b) Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil

c) Panjang kelas interval: K

RP =

4) Menghitung harga χ2 dengan menggunakan rumus:

( )∑

−=χ

i

ii

E

EO2

2

Keterangan:

χ2 = harga kai kuadrat (chi square)

Oi = frekuensi observasi

Ei = frekensi ekspetasi

57

Ibid, h.149-150.

111

Setelah diperoleh harga χ2 hitung, kita lakukan pengujian

normalitas dengan membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel.

Namun, terlebih dahulu kita menetapkan degrees of freedomnya

atau derajat kebebasannya, dengan rumus:

df atau db = K – 3 (K = banyak kelas)

Kriteria pengujian normalitas:

Jika χ2hitung < χ2

tabel, maka H0 diterima. Jika sebaliknya maka H0

ditolak.

b. Uji normalitas

Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher (F), langkah-

langkahnya sebagai berikut:58

1) H0 :2

2

2

1 σ=σ

H1 :2

2

2

1 σσ ≠

2) Cari Fhitung dengan menggunakan rumus: 2

2

2

1

S

SF =

Keterangan:

2

1S : Varians terbesar

2

2S : Varians terkecil

3) Tetapkan taraf signifikansi (α)

4) Hitung Ftabel dengan rumus: Ftabel = F 2α

( 1n – 1, 2n – 1)

5) Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu:

Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima (homogen)

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak (tidak homogen)

Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama

H1 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang tidak

sama

58

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. III, h. 249-251.

112

2. Uji hipotesis

Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus Tes ”t” yang

satu sama lain tidak mempunyai hubungan. Rumus yang digunakan,

yaitu:

a) Untuk sampel yang homogen:59

21

21

11

nns

XXt

gab +

−= dengan

1

11

n

XX

∑= dan

2

22

n

XX

∑=

Sedangkan ( ) ( )

2

11

21

2

22

2

11

−+

−+−=

nn

snsnsgab

Dan ( ) ( )

( )1

22

∑−∑=

nn

XXnst

Keterangan:

t : harga t hitung

1X dan 2X : nilai rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2

2

1s dan2

2s : varians data kelompok 1 dan 2

sgab : simpangan baku kedua kelompok

n1 dan n2 : jumlah kelompok 1 dan 2

Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian

kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung

(thitung) dan t tabel (ttabel), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees

of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus:

df atau db = (n1 + n2) – 2

dengan diperolehnya df atau db, maka dapat dicari harga ttabel pada

taraf signifikansi 5%. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak. Tetapi, jika

thitung < ttabel maka H0 diterima; berarti tidak terdapat perbedaan mean

yang signifikan antara kedua variabel.

59

Ibid, h.239.

113

b) Untuk sampel yang tak homogen (heterogen):60

1) Mencari nilai t dengan rumus:

2

2

2

1

2

1

21

n

s

n

s

XXt

+

−=

2) Menghitung df:

Rumusnya:

11 2

2

2

2

2

1

2

1

2

1

2

2

2

21

1

2

1

+−

+

=

n

ns

n

ns

n

s

n

s

df

Kriteria pengujian hipotesisnya:

Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak. Jika thitung < ttabel maka H0

diterima.

F. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

H0 : 21 µµ =

H1 : 21 µµ >

Keterangan:

1µ : rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa pada kelompok

eksperimen

2µ : rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa pada kelompok

kontrol

60

Ibid, h.241.

114

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian tentang kemampuan koneksi matematika di SMA Negeri 16

ini dilakukan terhadap dua kelompok siswa. Kelompok eksperimen terdiri dari

30 orang siswa pada kelas X-4 yang diajarkan dengan menggunakan strategi

pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review),

sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 30 orang siswa kelas X-3 yang

diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah Sistem

Persamaan Linear dan Kuadrat (SPLK). Untuk mengukur kemampuan koneksi

matematika kedua kelompok tersebut, setelah diberikan perlakuan dengan

menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol maka kedua kelompok tersebut diberikan

tes berbentuk soal uraian. Sebelum tes tersebut diberikan, terlebih dahulu

dilakukan uji coba sebanyak 8 soal, uji coba tersebut dilakukan pada 30 orang

siswa di kelas XII-1A.

Setelah dilakukan uji coba instrumen selanjutnya dilakukan uji validitas,

uji reliabilitas, uji taraf kesukaran butir soal dan uji daya pembeda soal.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 7 butir soal yang

valid dengan reliabilitas soal sebesar 0,43. Dari perhitungan uji taraf

kesukaran butir soal diperoleh 2 soal dengan kriteria sedang dan 5 butir soal

dengan kriteria sukar. Sedangkan dari perhitungan uji daya pembeda butir soal

diperoleh 1 butir soal dengan kriteria baik, 3 butir soal dengan kriteria cukup,

dan 3 butir soal dengan kriteria jelek. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran.

Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan

akhir. Data pada penelitian ini ialah data yang terkumpul dari tes yang telah

diberikan kepada siswa SMA Negeri 16 Jakarta Barat, berupa data hasil tes

115

kemampuan koneksi matematika siswa yang dilaksanakan sesudah

pembelajaran (posttest).

1. Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Kelompok Eksperimen

Dari hasil tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan

menggunakan strategi PQ4R dioperoleh nilai tertinggi nilai terendah 36 dan

nilai tertinggi 98. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan

koneksi matematika siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

Kelompok Eksperimen

Frekuensi

Nilai Absolut

)( if

Relatif

(%)f

Kumulatif

)( kf

35 – 45 3 10,00% 3

46 – 56 4 13,33% 7

57 – 67 5 16,67% 12

68 – 78 7 23,33% 19

79 – 89 4 13,33% 23

90 – 100 7 23,33% 30

Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas

interval adalah 6 kelas dengan nilai rata-rata ( x ) 71,53, median (Me) 72,21,

modus (Mo) 71,90 dan 92,80, varians (s2) 331,57, simpangan baku (s) 18,21,

tingkat kemiringan (sk) -0,11 dan ketajaman/ kurtosis )( 4α 1,80 (lihat

lampiran 12).

116

Distribusi frekuensi hasil tes kelompok eksperimen tersebut ditunjukkan

pada grafik histogram berikut:

Gambar 6

Histogram Distribusi frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

Kelompok Eksperimen

2. Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Kelompok Kontrol

Dari hasil tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan

menggunakan strategi PQ4R dioperoleh nilai tertinggi nilai terendah 9 dan

nilai tertinggi 59. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan

koneksi matematika siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

3

4

5

7

34,5 45,5 56,5 67,5 78,5 89,5 100,5 Nilai

Frekuensi

1

2

6

117

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

Kelompok Kontrol

Frekuensi

Interval Absolut

)( if

Relatif

(%)f

Kumulatif

)( kf

7 – 15 2 6,67% 2

16 – 24 6 20,00% 8

25 – 33 6 20,00% 14

34 – 42 5 16,67% 19

43 – 51 5 16,67% 24

52 – 60 6 20,00% 30

Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas

interval adalah 6 kelas dengan nilai rata-rata ( x ) 35,90, median (Me) 35,30,

modus (Mo) 24,50 dan 52,79, varians (s2) 210,51, simpangan baku (s) 14,51,

tingkat kemiringan (sk) 0,12 dan ketajaman/ kurtosis 1,67 )( 4α (lihat lampiran

14). Distribusi frekuensi hasil tes kelompok kontrol tersebut ditunjukkan pada

grafik histogram berikut:

Gambar 7

Histogram Distribusi frekuensi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

Kelompok Kontrol

Frekuensi

Nilai

2

5

6

6,5 15,5 24,5 33,5 42,5 51,5 60,5

1

3

4

118

Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan koneksi matematika

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat kita lihat pada tabel

berikut:

Tabel 5

Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Antara

Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah sampel 30 30

Mean 71,53 35,90

Median 72,21 35,30

Modus 74,83 dan 92,80 24,50 dan 52,79

Varians 331,57 210,51

Simpangan baku 18,21 14,51

Tingkat kemiringan - 0,11 0,12

Ketajaman/kurtosis 1,80 1,67

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Dari hasil

pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai 2χ hitung = 6,57

(lihat lampiran 15) dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh

nilai 2χ tabel untuk n = 30 pada taraf signifikan 05,0=α adalah 7,81.

Karena 2χ hitung kurang dari 2χ tabel (6,57 < 7,81) maka H0 diterima,

artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

119

b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Dari hasil

pengujian untuk kelompok kontrol diperoleh nilai 2χ hitung = 5,18 (lihat

lampiran 15) dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai

2χ tabel untuk n = 30 pada taraf signifikan 05,0=α adalah 7,81.

Karena 2χ hitung kurang dari 2χ tabel (5,18 < 7,81) maka H0 diterima,

artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

Untuk lebih jelasnya, hasil dari uji normalitas antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Hasil Uji Normalitas

Kelompok Jumlah

Sampel

2χ hitung

05,0=α

2χ tabel

05,0=α

Kesimpulan

Eksperimen 30 6,57 7,81 Berdistribusi Normal

Kontrol 30 5,81 7,81 Berdistribusi Normal

Karena 2χ hitung pada kedua kelompok kurang dari 2χ tabel maka

dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal

dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya kita uji

kehomogenannya dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini

dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari

populasi yang sama (homogen) atau tidak. Dari hasil perhitungan diperoleh

120

nilai F hitung = 1,58 (lihat lampiran 16) dan F tabel = 2,10 pada taraf signifikansi

05,0=α dengan derajat kebebasan pembilang 29 dan derajat kebebasan

penyebut 29. Untuk lebih jelasnya hasil dari uji homogenitas dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 7

Hasil Uji Homogenitas

F

05,0=α Kelompok Jumlah

Sampel

Varians

(s2)

Hitung Tabel

Kesimpulan

Eksperimen 30 331,57

Kontrol 30 210,51 1,58 2,10 Terima H0

Karena F hitung kurang dari F tabel (1,58 < 2,10) maka H0 diterima, artinya

kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama (homogen).

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis untuk kenormalan distribusi

dan kehomogenan varians populasi ternyata keduanya terpenuhi, selanjutnya

dilakukan pengujian hipotesis atau H0 yang menyatakan rata-rata kemampuan

koneksi matematika siswa yansg diajarkan dengan strategi pembelajaran

PQ4R sama dengan rata-rata kemampuan koneksi matematika siswa yang

diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Analisis

yang digunakan adalah statistik uji-t.

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t maka

diperoleh thitung = 8,38 (lihat lampiran 17). Dengan menggunakan tabel

distribusi t pada taraf signifikan 5%, derajat kebebasan (dk = 58) diperoleh

ttabel = 2,00 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

121

Tabel 8

Hasil Uji-t

dk

t hitung

05,0=α

t tabel

05,0=α

Kesimpulan

58 8,38 2,00 Tolah H0

Dari tabel diatas terlihat bahwa t hitung lebih dari atau sama t tabel (8,38 ≥

2,00) maka H0 ditolak, artinya kemampuan koneksi matematika kelompok

siswa yang menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada

kelompok siswa yang menggunakan strategi ekspositori.

Perbedaan rata-rata kemampuan koneksi matematika antara kedua

kelompok tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

strategi PQ4R lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan strategi

ekspositori. Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama

berlangsungnya pembelajaran. Dalam enam tahap pembelajaran pada strategi

PQ4R, siswa diberikan kesempatan untuk lebih meningkatkan kemampuan

koneksi matematika mereka.

Jika kita perhatikan hasil kemampuan koneksi matematika kedua

kelompok (lihat lampiran 11 dan 13) dan kita bandingkan dengan KKM yang

bernilai 60, maka dikelompok eksperimen yang menggunakan strategi

pembelajaran PQ4R hanya terdapat 9 siswa (30%) yang memiliki kemampuan

koneksi matematika rendah sedangkan 21 siswa (70%) memiliki kemampuan

koneksi matematika tinggi. Untuk siswa kelompok kontrol yang menggunakan

strategi pembelajaran ekspositori, seluruh siswa memiliki kemampuan koneksi

matematika yang rendah atau dibawah KKM. Jika kita lihat dari segi

persentase, maka siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematika tinggi

atau diatas KKM dikelompok eksperimen jumlahnya lebih banyak daripada

dikelompok kontrol. Hal ini juga terlihat dari perolehan nilai rata-rata kedua

kelompok, yaitu 71,53 untuk kelompok eksperimen dan 35,90 untuk

122

kelompok kontrol. Artinya nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada kelompok kontrol.

Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa strategi PQ4R yang diterapkan

pada proses pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan koneksi

matematika siswa. Selain dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

matematika yang meliputi: penurunan miskonsepsi, peningkatan hasil belajar,

peningkatan motivasi dan prestasi belajar matematika seperti hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh: Gst Ayu Mahayukti, I Gusti Ngurah Pujawan, serta

Ahmad Yani dan Zubaidah, ternyata strategi PQ4R juga dapat dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai

upaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kendati

demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit untuk dikendalikan sehingga

penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:

1. Pokok bahasan yang diteliti hanya pada bab sistem persamaan linear dan

kuadrat (SPLK) sehingga belum bisa digeneralisir pada pokok bahasan

lain

2. Sulitnya memotivasi siswa untuk melakukan tahap read pada saat proses

pembelajaran. Hal ini dikarenakan mereka tidak terbiasa melakukannya

pada proses pembelajaran matematika sebelumnya

3. Kondisi siswa yang sering lupa dengan konsep-konsep matematika yang

telah lalu membuat peneliti harus mengulang beberapa konsep yang

mereka lupakan. Hal tersebut dilakukan untuk mengingatkan mereka

kembali sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik

4. Siswa-siswi SMA Negeri 16 Jakarta belum terbiasa dalam menyatukan

konsep-konsep matematika. Mereka masih beranggapan bahwa materi

yang telah lalu tidak akan digunakan kembali pada proses pembelajaran

123

berikutnya sehingga peneliti harus menanamkan pemahaman bahwa

konsep-konsep dalam matematika saling terkait artinya konsep awal yang

mereka miliki akan menjadi modal dalam memahami konsep berikutnya

yang lebih tinggi dan begitu seterusnya

5. Kemampuan berhitung siswa yang masih rendah mengakibatkan

terhambatnya proses pembelajaran

6. Kontrol yang dilakukan oleh peneliti hanya terbatas pada kemampuan

koneksi matematika siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear

dan kuadrat (SPLK) dan strategi pembelajaran yang dilakukan yaitu

strategi PQ4R dan ekspositori. Variabel lain seperti lingkungan belajar,

motivasi, tingkat intelegensi dan lain-lain yang mungkin mempengaruhi

kemampuan siswa tidak terkontrol.

124

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan koneksi matematika siswa kelompok eksperimen yang

diberikan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada kelompok

kontrol yang diberikan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat

dilihat dari perbandingan hasil kemampuan koneksi matematika kedua

kelompok yaitu 70% siswa kelompok eksperimen yang menggunakan

strategi pembelajaran PQ4R memiliki kemampuan koneksi matematika

diatas KKM dan hanya 30% siswa yang kemampuan koneksi

matematikanya dibawah KKM sedangkan seluruh siswa kelompok kontrol

memiliki nilai dibawah KKM. Kemampuan koneksi matematika yang

berkembang dikelompok eksperimen yang menggunakan strategi PQ4R

adalah koneksi antar topik matematika dan koneksi diluar topik

matematika. Koneksi antar topik matematika meliputi: koneksi dalam

menjawab suatu permasalahan dengan dua cara yang berbeda, koneksi

bebas, dan koneksi terikat. Sedangkan koneksi diluar topik matematika

meliputi koneksi dengan mata pelajaran lain atau disiplim ilmu lain dan

koneksi dalam memecahakan permasalahan kehidupan sehari-hari.

2. Rata-rata kemampuan koneksi matematika kelompok eksperimen yang

diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi

secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata kemampuan koneksi

matematika kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan

strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai

rata-rata kedua kelompok, yaitu 71,53 untuk kelompok eksperimen dan

35,90 untuk kelompok kontrol.

125

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin

mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah bagi:

1. Guru

a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran

PQ4R dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa

sehingga dapat dijadikan strategi alternatif yang dapat diterapkan

dalam kelas.

b. Guru dapat memaksimalkan sarana dan prasarana yang telah

difasilitasi oleh sekolah untuk menanamkan minat baca siswa sehingga

tahap read dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

c. Perlunya motivasi eksternal yang berasal dari guru sehingga para siswa

menyadari betapa pentingnya memahami konsep-konsep yang telah

diajarkan sebelumnya sebagai modal pembelajaran selanjutnya. Hal ini

diharapkan mampu mempermudah siswa dalam meningkatkan

kemampuan koneksi matematika.

2. Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mampu memberikan dukungan dalam hal

memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah agar para guru dapat

menerapkan berbagai jenis strategi pembelajaran, khususnya strategi

PQ4R sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan koneksi

matematika siswa.

3. Mahasiswa pendidikan matematika

Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya bagi mahasiswa pendidikan

matematika adalah agar dapat meneliti lebih dalam lagi tentang

kemampuan koneksi matematika siswa. Banyak strategi-strategi atau

metode-metode lain yang mungkin dapat dijadikan alternatif dalam

meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa. Masih banyak hal-

hal menarik dalam koneksi matematika yang dapat dieksplore lebih lanjut.

126

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.

Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

2006.

Baderi, Athaillah, “Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu

Kelembagaan Nasional”, dari http://www.bit.lipi.go.id.

Hudiono, Bambang, “Pendidikan Matematika Masa Depan”. dari

http://eviy.wordpress.com/2009/03/06/pendidikan-matematika-masa-depan.

Mahayukti, Gst Ayu, Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Dengan

Metode PQ4R Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Matematika Siswa Kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH.

XXXVI, April 2003.

“Mathematical Power for All Students K-12”, dari

http://fcit.usf.edu/math/resource/power.html.

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Nur, Mohammad, Strategi-Strategi Belajar, Surabaya: UNESA, 2000.

Pujawan, I Gusti Ngurah, Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan

Metode PQ4R Berbantuan LKS Dalam Meningkatkan Motivasi Dan

Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 4 Singaraja, Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus.

XXXVIII, Desember 2005.

“Principles and Standards for School Mathematics. Va.: National Council of

Teachers of Mathematics”, 2000 dari http://www.nctm.org/standards/default.aspx?id=58.

127

Ruspiani, Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika, Tesis

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: PPS UPI. 2000,

Tidak diterbitkan.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2008.

Satriawati, Gusni dan Lia Kurniawati, Menggunakan Fungsi-Fungsi Untuk

membuat Koneksi-Koneksi Matematika, Algoritma, Vol. 3 No. 1, Juni 2008.

Setyaningsih, N, Aryanto dan Rita P Khotimah, “Aplikasi Pendekatan Model

Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika”, dari:

http://eprints.ums.ac.id/386/011/5. NINING S.pdf .

Shadiq, Fadjar, “Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting”, dari

http://www.fadjarp3g.files.wordpress.com.

Subana dan Sudrajat, Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.

Suprijono, Agus, Cooperative LearningTeori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009.

Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2001.

Syaban, Mumun, “Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa”, dari

http://www.educare.e-fkipunla.net.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara,

2009.

128

Lampiran 2

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Nama Sekolah : SMA Negeri 16 Jakarta Kelas : X

Semester : 1 Standar Kompetensi : 3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

MATERI

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN

• Menentukan

penyelesaian

sistem

persamaan

linear dua

variabel

• Mengidentifikasi

langkah-langkah

penyelesaian sistem

persamaan linear dua

variabel

• Menggunakan sistem

persamaan linear dua

variabel untuk

menyelesaikan soal

• Menentukan

penyelesaian

sistem

persamaan

linear tiga

variabel

• Mengidentifikasi

langkah-langkah

penyelesaian sistem

persamaan linear tiga

variabel

• Menggunakan sistem

persamaan linear tiga

variabel untuk

menyelesaikan soal

3.1

Menyelesaikan

sistem persamaan

linear dan

campuran linear

dan kuadrat dalam

dua variabel

• Menentukan

Sistem persamaan

dan pertidaksamaan

• Sistem persamaan

linear dua variabel

• Sistem persamaan

linear tiga variabel

• Mengidentifikasi

Penilaian:

• Tugas

individu

Bentuk

instrumen:

• Tes tertulis

uraian

129

penyelesaian

sistem

persamaan

campuran

linear dan

kuadrat

dalam dua

variabel

langkah-langkah

penyelesaian sistem

persamaan campuran

linear dan kuadrat

dalam dua variabel

• Menggunakan sistem

persamaan linear tiga

variabel untuk

menyelesaikan soal

3.2

Merancang model

matematika dari

masalah yang

berkaitan dengan

sistem persamaan

linear

3.3

Menyelesaikan

model matematika

dari masalah yang

berkaitan dengan

sistem persamaan

linear dan

penafsirannya

• Mengidentifi

kasi masalah

yang

berhubungan

dengan

sistem

persamaan

linear

• Membuat

model

matematika

yang

berhubungan

dengan

sistem

persamaan

linear

• Menentukan

penyelesaian

model

matematika

Penerapan sistem

persamaan linear dua

dan tiga variabel

• Mengidentifikasi

masalah sehari-hari

yang berhubungan

dengan sistem

persamaan linear

• Merumuskan model

matematika dari suatu

masalah dalam

matematika, mata

pelajaran lain atau

kehidupan sehari-hari

yang berhubungan

dengan sistem

persamaan linear

• Menyelesaikan model

matematika dari suatu

masalah dalam

matematika, mata

pelajaran lain atau

kehidupan sehari-hari

yang berhubungan

Penilaian:

• Tugas

individu

• Tugas

kelompok

Bentuk

instrumen:

• Tes tertulis

uraian

130

dari masalah

yang

berhubungan

dengan

sistem

persamaan

linear

• Menafsirkan

hasil

penyelesaian

masalah yang

berkaitan

dengan

sistem

persamaan

linear

dengan sistem

persamaan linear

• Menafsirkan

penyelesaian masalah

dalam matematika,

mata pelajaran lain

atau kehidupan sehari-

hari yang berhubungan

dengan sistem

persamaan linear

3.4

Menyeleaikan

pertidaksamaan

satu variabel yang

melibatkan bentuk

pecahan aljabar

• Menentukan

syarat

penyelesaian

pertidaksama

an yang

melibatkan

bentuk

pecahan

aljabar

• Menentukan

penyelesaian

pertidaksama

an satu

variabel yang

Pertidaksamaan satu

variabel berbentuk

pecahan aljabar

• Mengidentifikasi

langkah-langkah

penyelesaian

pertidaksamaan satu

variabel

• Menggunakan

pertidaksamaan satu

variabel untuk

menyelesaikan soal

• Mengidentifikasi

langkah-langkah

penyelesaian

pertidaksamaan satu

variabel yang

Metode:

• Tugas

individu

• Tugas

kelompok

Bentuk

instrumen:

• Kuiz

• Tes tertulis

uraian

131

melibatkan

bentuk

pecahan

aljabar

melibatkan bentuk

pecahan aljabar

• Menggunakan

pertidaksamaan satu

variabel yang

melibatkan bentuk

pecahan aljabar untuk

menyelesaikan soal

3.5

Merancang model

matematika dari

masalah yang

berkaitan dengan

pertidaksamaan

satu variabel

3.6

Menyelesaikan

model matematika

dari masalah yang

berkaitan dengan

pertidaksamaan

satu variabel dan

penafsirannya

• Mengidentifi

kasi masalah

yang

berhubungan

dengan

pertidaksama

an satu

variabel

• Membuat

model

matematika

yang

berhubungan

dengan

pertidaksama

an satu

variabel

• Menentukan

penyelesaian

model

matematika

Penerapan

pertidaksamaan satu

variabel berbentuk

pecahan aljabar

• Mengidentifikasi

masalah yang

berhubungan dengan

pertidaksamaan satu

variabel

• Merumuskan model

matematika dari suatu

masalah dalam

matematika atau mata

pelajaran lain yang

berhubungan dengan

pertidaksamaan satu

variabel

• Menyelesaikan

model matematika dari

suatu masalah atau mata

pelajaran lain yang

berhubungan dengan

pertidaksamaan satu

variabel

• Menafsirkan

Metode:

• Tugas

individu

• Tugas

kelompok

Bentuk

instrumen:

• Kuiz

• Tes tertulis

uraian

132

dari masalah

yang

berkaitan

dengan

pertidaksama

an satu

variabel

berbentuk

pecahan

aljabar

• Menafsirkan

hasil

penyelesaian

masalah yang

berkaitan

dengan

pertidaksama

an satu

variabel

berbentuk

pecahan

aljabar

penyelesaian masalah

dalam matematika atau

mata pelajaran lain yang

berhubungan dengan

pertidaksamaan satu

variabel

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 16 Jakarta

Dra. Hj. Nurhayati, M.Pd

NIP. 131273017

133

Lampiran 1

WAWANCARA

1. Bagaimana keadaan para siswa pada saat pembelajaran matematika?

Jawab:

“Keadaan siswa berbeda-beda. Ada yang antusias, ada yang diam, dan ada

yang suka berbicara tentang hal-hal diluar pelajaran matematika. Umumnya

siswa kurang siap untuk belajar dan tidak ada persisapan apapun sebelum

pembelajaran dimulai sehingga terkadang proses pembelajaran tidak berjalan

sebagaimana harusnya.”

2. Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan saat

belajar matematika?

Jawab:

“Sedikit dari mereka bertanya jika mengalami kesulitan, meskipun harus

didahului oleh pendekatan dari saya yang dilakukan dengan cara menghampiri

siswa saat menyelesaikan tugas yang diberikan. Akan tetapi sebagian besar

diam dan tidak bertanya.”

3. Strategi atau metode apa yang biasa ibu digunakan pada saat pembelajaran

matematika?

Jawab:

“Biasanya saya menjelaskan materi lewat ceramah dan tanya jawab.”

4. Kesulitan apa saja yang ibu alami dalam proses pembelajaran matematika?

Jawab:

“Kemampuan siswa dalam menghitung sangat rendah dan pemahaman konsep

juga minim. Yang tersulit adalah memupuk motivasi siswa, hal ini

dikarenakan motivasi siswa sangat rendah dalam belajar matematika.

Penggunaan teknologi (seperti Facebook) yang kurang tepat dan bijaksana

disinyalir menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar tersebut.”

5. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa, khususnya untuk kelas X?

Jawab:

134

“Dengan SKM yang hanya 60, hanya sekitar 25% siswa yang tuntas. Dan jika

telah diberikan remedial, maka angka 25% tersebut meningkat menjadi 40%.”

6. Bagaimanakah kemampuan koneksi matematika yang dimiliki oleh siswa?

Jawab:

“Koneksi matematika yang mereka miliki masih sangat rendah. Mereka sangat

sulit mengingat materi yang telah dipelajari, terlebih lagi jika harus

mengkoneksikannya dengan materi baru dan aplikasi dalam bidang diluar

matematika dan dalam kehidupan sehari-hari.”

7. Menurut pendapat ibu, perlukah meningkatkan kemampuan koneksi

matematika siswa?

Jawab:

“Sangat perlu, karena materi matematika berbentuk spiral sehingga untuk

dapat memahami materi selanjutnya, siswa harus memahami konsep

sebelumnya sebagai bahan penunjang.”

8. Hal apakah yang biasa ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan koneksi

matematika siswa?

Jawab:

“Biasanya saya mengingatkan mereka dengan mengulang materi tersebut

sebanyak satu sampai dua kali, setelah itu jika mereka masih belum mengerti

maka saya memberikan tugas untuk membacanya sendiri di rumah.”

Pernyataan-pernyataan tersebut adalah benar telah diajukan kepada guru

bidang studi matematika kelas X SMA N 16 jakarta barat pada hari senin, 19

Oktober 2009 dan telah dijawab oleh guru yang bersangkutan sebagaiman tertulis

di atas.

Mengetahui,

Guru matematika SMA N 16

Dra. Sri Yuniarti

NIP. 131816928

135

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMA Negeri 16 Jakarta Barat

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : X-4 / Gasal

Tahun Ajar : 2009 - 2010

Alokasi Waktu : 14 X 45 menit

Strategi Pembelajaran : PQ4R (Preview, question, read, reflect, recite, review)

A. Standar Kompetensi:

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan

pertidaksamaan satu variabel

B. Kompetensi Dasar:

1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran

linear dan kuadrat dalam dua variabel

2. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear

3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear dan penafsirannya

C. Indikator:

1. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua

variabel

2. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga

variabel

136

3. Siswa dapat Menentukan penyelesaian sistem persamaan campuran linear

dan kuadrat dalam dua variabel

4. Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan sistem persamaan

linear

5. Membuat model matematika yang berhubungan dengan sistem persamaan

linear

6. Menentukan penyelesaian model matematika dari masalah yang

berhubungan dengan sistem persamaan linear

7. Menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear

D. Materi Pokok:

Sistem persamaan linear dan kuadrat

E. Media, Alat dan Sumber belajar

Media : Ms. Power Point

Alat : White board, spidol dan penghapus

Sumber belajar : Buku paket dan referensi lain yang relevan

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Materi Ajar: Persamaan garis lurus

Waktu Langkah-langkah Kegiatan

20’ Kegiatan awal

1. Preview

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

• Guru memberikan sedikit ilustrasi apa yang akan dipelajari

selanjutnya

137

2. Question

• Guru melakukan apersepsi dengan cara memberi pertanyaan

tentang basic aljabar (mengenai variabel, koefisien, konstanta

dan koordinat) yang menjadi kemampuan prasyarat

berkenaan dengan meteri yang akan dipelajari yaitu tentang

persamaan garis lurus.

• Beberapa siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan

tersebut secara lisan

60’ Kegiatan inti

3. Read

Siswa diminta untuk membaca (buku atau slide power point

yang telah disediakan) secara sekilas tentang persamaan garis

lurus untuk merecall memory mereka kembali

4. Reflect

Guru membimbing siswa untuk memahami apa yang sudah

dibacanya dengan cara:

• Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal

yang telah diketahui sebelumnya

• Mengaitkan hal yang baru dibacanya dengan berbagai

konsep matematika yang telah dipelajari

5. Recite

• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat

pada LKS-1 dengan mengingat kembali informasi yang

telah dipelajarinya

• Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS-1

10’ Kegiatan akhir

6. Review

• Beberapa siswa diminta untuk mengungkapkan intisari

materi tentang persamaan garis lurus secara lisan

• Guru memberikan evaluasi

138

Evaluasi

No Soal Skor

1 Jika gradien garis yang melalui titik R (-3, 4a) dan S (9, a)

adalah 2, maka a = ... 20

2 Gradien dari garis yang memiliki persamaan

0)2(4)25(3 =+−− yx adalah ... 20

3 Gradien garis yang melalui titik A (0,-4) dan B (6,5) adalah

... 20

4 Persamaan garis yang melalui titik (1,5) dan sejajar dengan

garis 43 −= xy adalah ... 20

5 Persamaan garis yang melalui titik (1,0) dan tegak lurus

dengan garis 53 −= yx adalah ... 20

Pertemuan Kedua

Materi Ajar: Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

(SPLDV) dengan metode grafik

Waktu Langkah-langkah Kegiatan

20’ Kegiatan awal

1. Preview

• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi

siswa

• Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang

persamaan garis lurus

• Guru memberikan sedikit ilustrasi apa yang akan dipelajari

selanjutnya

2. Question

• Guru melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan-

pertanyaan awal mengenai kesamaan, persamaan linear dan

sistem persamaan linear

• Beberapa siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan

139

tersebut secara lisan

60’ Kegiatan inti

3. Read

Siswa diminta untuk membaca (buku atau slide power point

yang telah disediakan) secara sekilas tentang metode grafik

untuk menyelesaikan sistem persamaan linear

4. Reflect

Guru membimbing siswa untuk memahami apa yang sudah

dibacanya dengan cara:

• Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal

yang telah diketahui sebelumnya

• Mengaitkan hal yang baru dibacanya dengan berbagai

konsep matematika yang telah dipelajari

5. Recite

• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat

pada LKS-2 dengan mengingat kembali informasi yang

telah dipelajarinya

• Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS-2

10’ Kegiatan akhir

6. Review

• Beberapa siswa diminta untuk mengungkapkan intisari

materi tentang metode grafik untuk menyelesaikan sistem

persamaan linear

• Guru memberikan evaluasi

Evaluasi

No Soal Skor

1 Nilai x yang memenuhi persamaan:

=−

=+

6

255

yx

yx

adalah ... (gunakan metode grafik) 30

140

2 Dengan menggunakan metode grafik tentukan himpunan

penyelesaian dari sistem persamaan berikut:

=−

−+

=−

−−

4

13

4

32

2

2

3

2

4

2

3

32

yx

yx

30

3 Dengan menggunakan metode grafik tentukan himpunan

penyelesaian dari sistem persamaan berikut:

−=−

=+

4

11

63

12

1121

yx

yx

40

Pertemuan Ketiga

Materi Ajar: Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

(SPLDV) dengan metode aljabar (eleminasi, substitusi

dan eleminasi-substitusi)

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

1. Preview

• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi

siswa

• Guru memberi contoh masalah kehidupan sehari-hari yang

diselesaikan dengan sistem persamaan linear sebagai

stimulus pada siswa pada awal pembelajaran

2. Question

• Guru melakukan apersepsi dengan cara menanyakan

bagaimana mereka dapat menyelesaikan masalah yang

diberikan pada tahap preview

• Beberapa siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan

tersebut secara lisan

141

60’ Kegiatan inti

3. Read

Seluruh siswa diminta untuk membaca slide power point yang

telah disediakan sehingga mereka lebih yakin lagi dengan

jawaban mereka dalam menyelesaikan contoh permasalahan

yang diberikan

4. Reflect

Guru membimbing siswa untuk memahami apa yang sudah

dibacanya dengan cara:

• Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal

yang telah diketahui sebelumnya

• Memberi tahapan-tahapan yang jelas dalam menyelesaikan

sistem persamaan linear pada metode aljabar

• Membandingkan berbagai cara menyelesaikan sistem

persamaan linear tersebut sehingga siswa dapat memilih

cara penyelesaian yang dianggap paling mudah

5. Recite

• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat

pada LKS-3 dengan mengingat kembali informasi yang

telah dipelajarinya

• Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS-3

10’ Kegiatan akhir

6. Review

• Beberapa siswa diminta untuk mengungkapkan kembali

cara inti dalam menyelesaikan sistem persamaan linear

dengan menggunakan berbagai metode yang telah dipelajari

• Guru memberikan evaluasi

142

Evaluasi

No Soal Skor

1 Diberikan sistem persamaan:

=+

=−

712

135

yx

yx Nilai

xy

6 = ...

40

2 Ali dan Ahmad berbelanja di pasar. Ali harus membayar

Rp. 853.000,00 untuk 4 unit barang I dan 3 unit brang II.

Ahmad harus membayar Rp. 1.022.000,00 untuk 3 unit

barang I dan 5unit barang II. Harga 1 unit barang I adalah

...

30

3 Diberikan sistem persamaan:

=−

−+

=+

+−

12

12

4

3

26

1

3

2

yx

yx

30

Pertemuan Keempat

Materi Ajar: Sistem persamaan linear tiga variabel

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

1. Preview

• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi

siswa

• Guru melakukan apersepsi dengan cara mengingatkan

kembali metode-metode yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

(SPLDV)

2. Question

• Guru memberi contoh sistem persamaan linear tiga variabel

143

• Guru memberi pertanyaan kepada siswa sehingga mereka

dapat membedakan sistem persamaan linear dua variabel

dan tiga variabel

• Beberapa siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan

tersebut secara lisan

60’ Kegiatan inti

3. Read

Seluruh siswa diminta untuk membaca kembali catatan mereka

tentang SPLDV sehingga mereka dapat mencoba

menerapkannya dalam menyelesaikan sistem persamaan linear

tiga variabel

4. Reflect

• Guru membimbing siswa untuk mencoba menyelesaikan

sistem persamaan linear tiga variabel dengan menggunakan

metode-metode yang sebelumnya mereka gunakan untuk

menyelesaikan SPLDV

• Setelah mencoba hal tersebut maka mereka diminta untuk

membandingkan cara menyelesaikan sistem persamaan

linear tiga variabel dan dua variabel (ternyata untuk kelas X

semester ke-1, metode grafik belum bisa digunakan dalam

menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel)

5. Recite

• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat

pada LKS-4 dengan mengingat kembali informasi yang

telah dipelajarinya

• Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS-4

Kegiatan akhir

6. Review

• Sebagai catatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan

metode apa saja yang dapat digunakan dalam

144

menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel dan

metode apa yang tidak dapat digunakan

• Guru memberikan evaluasi

Evaluasi

No Soal Skor

1 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan

berikut:

=−+−

−=+−

=−−

3

4

342

123

142

zyx

zy

x

zyx

30

2 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan

berikut:

=−+−

=++

=++

1628

2344

1324

zyx

zyx

zyx

40

3 Parabola cbxaxy ++= 2 melalui titik (0,0), (2,3) dan

(3,6) maka ...=++ cba 30

Pertemuan Kelima

Materi Ajar: Sistem persamaan linear dan kuadrat (SPLK)

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

1. Preview

• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi

siswa

145

• Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

• Guru memberi contoh sistem persamaan linear dan kuadrat

untuk kemudian didiskusikan

2. Question

• Guru memberikan pertanyaan pada tiap kelompok mengenai

bagaimana dan dengan cara apa mereka bisa menyelesaikan

sistem persamaan linear dan kuadrat yang diberikan

• Setiap kelompok memberi alasan awal atas penggetahuan

yang mereka miliki

60’ Kegiatan inti

3. Read

Siswa diminta untuk membaca sekilas tentang sistem

persamaan linear dan kuadrat yang terdapat pada buku paket

sehingga mereka dapat menguatkan argumen atau alasan pada

tahap sebelumnya (question).

4. Reflect

• Beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan

yang telah diberikan beserta alasan kelompoknya

• Guru menambahkan atau memperbaiki jawaban mereka jika

dianggap perlu

• Guru bersama siswa menyelesaikan contoh soal dengan cara

yang benar sehingga mereka dapat mempraktekan hasil

diskusi yang telah didapatkan

5. Recite

• Untuk menguatkan hasil diskusi, siswa diminta untuk

menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS-5 dengan

mengingat kembali informasi yang telah dipelajarinya

• Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS-5

10’ Kegiatan akhir

6. Review

146

• Beberapa siswa sebagai wakil dari kelompoknya diminta

untuk mengungkapkan intisari materi yang telah dipelajari

secara lisan

• Guru memberikan evaluasi

Evaluasi

No Soal Skor

1 Parabola 1022 −−= pxxy dan 5

2 ++= pxxy

berpotongan di titik ( )11, yx dan ( )22 , yx . Jika

821 =− xx , maka nilai p sama dengan...

40

2 Suatu garis lurus mempunyai gradien -3 dan memotong

parabola 62 2 −+= xxy di titik (2, 4). Maka titik potong

lainnya adalah...

40

3 Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLK berikut ini:

a.

+=

=+

1

12

2xy

yx

b.

+−=

=+

34

3

2 xxy

yx

30

Pertemuan Keenam

Materi Ajar: Sistem persamaan linear dan kuadrat

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

1. Preview

• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi

siswa

• Guru melakukan apersepsi dengan cara mengingatkan

kembali bagaimana cara menyelesaikan SPLK

147

2. Question

Guru memberikan contoh SPLK dengan bentuk yang berbeda

dengan pertemuan sebelumnya

60’ Kegiatan inti

3. Read

Seluruh siswa dipersilahkan untuk membaca sekilas mengenai

penyelesaian SPLK dengan bentuk yang lain untuk dijadikan

kemampuan awal dalam menyelesaikan pertanyaan pada LKS-6

4. Reflect

Guru membimbing siswa untuk memahami apa yang sudah

dibacanya dengan cara:

• Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal

yang telah diketahui sebelumnya

• Membandingkan bentuk SPLK yang telah diberikan dengan

yang baru sehingga mereka mengetahui perbedannya

5. Recite

• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat

pada LKS-6 dengan mengingat kembali informasi yang

telah dipelajarinya pada tahap reflect

• Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS-6

10’ Kegiatan akhir

6. Review

• Guru meminta beberapa orang siswa untuk mengungkapkan

perbedaan jenis SPLK sekaligus cara penyelesaiannya

secara lisan

• Guru memberikan evaluasi

148

Evaluasi

No Soal Skor

1 Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut

a.

−=

=−−+

1

0652 2

xy

yyxy

b.

=−+−+

=−−

01246

0163

22 yxyx

yx

50

2 Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut

a.

=−−

=+

0232

42

22yxyx

yx

b.

=++

=++

996

01

22 yxyx

yx

50

Pertemuan Ketujuh

Materi Ajar: Merancang model matematika yang berkaitan dengan

sistem persamaan

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

1. Preview

• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi

siswa

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

• Guru me-review inti materi yang telah diberikan

2. Question

Siswa dipersilahkan untuk mempertanyakan keseluruhan materi

yang masih dianggap perlu penjelasan ulang

60’ Kegiatan inti

3. Read

Siswa dipersilahkan untuk membaca sekilas tentang

keseluruhan materi yang telah diberikan

149

4. Reflect

• Setiap siswa diberikan contoh soal cerita yang

menggunakan prinsip sistem persamaan

• Guru membimbing siswa untuk merancang model

matematika dari contoh soal tersebut

• Siswa mengidentifikasi model matematika tersebut untuk

kemudian diselesikan bersama-sama

5. Recite

• Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang terdapat

pada LKS-7

• Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS-7

10’ Kegiatan akhir

6. Review

• Guru memberi kesempatan pada beberapa orang siswa

untuk menjelaskan kembali cara merancang model

matematika dari suatu persoalan

• Guru memberikan evaluasi

Evaluasi

No Soal Skor

1 Siswa-siswi suatu kelas akan mengadakan wisata dengan

menggunakan bus dengan harga sewa Rp. 120.000,00.

Untuk memenuhi tempat duduk, 2 siswa dari kelas lain

diajak serta. Dengan demikian ongkos per anak

berkurang Rp.100,00. Berapakah jumlah tempat duduk

semula ?

50

2 Keliling sebuah segitiga adalah 26 cm. Sisi terbesar lebih

pendek 2 cm dari jumlah keduan sisi lainnya. Apabila sisi

terpanjang lebih panjang 4 cm dari sisi tengahnya,

tentukan panjang ketiga sisi segitiga tersebut !

50

150

Pertemuan Kedelapan

Materi Ajar: Merancang model matematika yang berkaitan dengan

sistem persamaan

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

1. Preview

• Guru membahas evaluasi yang masih dianggap sulit bagi

siswa

• Guru dan siswa melakukan preview seluruh materi yang

telah disampaikan. Hal ini dilakukan agar siswa mempunyai

gambaran menyeluruh mengenai isi pelajaran sehingga

dapat melakukan koneksi matematika dengan baik.

2. Question

Guru memberikan waktu untuk bertanya pada siswa mengenai

materi yang kurang mereka pahami. Pengulangan materi ini

dilakukan untuk memperkuat dan memperdalam pemahaman

konsep yang telah diajarkan.

60’ Kegiatan inti

3. Read

Seluruh siswa dipersilahkan untuk membaca kembali catatan

mereka dan menambahkan hal-hal yang dianggap kurang

dengan bahasa mereka sendiri.

4. Reflect

• Untuk penguatan, setiap siswa diberi tugas untuk menjawab

pertanyaan yang terdapat pada LKS-8 sebagai refleksi dari

materi yang telah mereka baca dan terima selama proses

pembelajaran

• Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan LKS-8

151

5. Recite

Guru dan siswa membahas soal pada LKS-8 yang dianggap

sulit dan memerlukan beberapa konsep pada bidang ilmu lain

sehingga mereka bisa mengaitkan konsep-konsep pada pokok

bahasan sistem persamaan linear dan kuadrat dengan konsep-

konsep pada ilmu pengetahuan lain dan dalam kehidupan

sehari-hari

10’ Kegiatan akhir

6. Review

• Guru meminta beberapa orang siswa untuk mengungkapkan

kembali konsep-konsep yang terkait dengan materi SPLK

• Guru memberikan evaluasi

Evaluasi

No Soal Skor

1 Lingkaran 022 =++++ CByAxyx melalui titik-titik

(3, -1), (5, 3), dan (6, 2).

a. Tentukan nilai A, B dan C.

b. Tuliskan persamaan lingkaran tersebut!

c. Ubahlah persamaan lingkaran tersebut dalam bentuk

kuadrat sempurna!

30

2 Diketahui tiga bilangan a, b dan c. Rata-rata dari ketiga

bilangan itu adalah 16. Bilangan kedua ditambah 20 sama

dengan jumlah bilangan lainnya. Bilangan ketiga sam

dengan jumlah bilangan yang lain dikurangi empat.

Carilah bilangan-bilangan itu!

40

3 Panjang sisi sebuah persegi panjang lebih 2 cm dari lebar

sisinya. Jika luas persegi panjang itu sama dengan 168

cm2.

30

152

a. Tentukan panjang dan lebar persegi panjang tersebut

b. Tentukan keliling persegi panjang tersebut

c. Tentukan panjang diagoal sisi dari persegi panjang itu

Jakarta, November 2009

Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Dra. Sri Yuniarti Roslani Supinah

NIP. 131816928

Mengetahui,

Kepala Sekolah

SMA Negeri 16 Jakarta Barat

Dra. Hj. Nurhayati, M.Pd

NIP. 131273017

153

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMA Negeri 16 Jakarta Barat

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : X-3 / Gasal

Tahun Ajar : 2009 - 2010

Alokasi Waktu : 14 X 45 menit

Strategi Pembelajaran : Konvensional

A. Standar Kompetensi:

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan

pertidaksamaan satu variabel

B. Kompetensi Dasar:

1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran

linear dan kuadrat dalam dua variabel

2. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear

3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear dan penafsirannya

C. Indikator:

1. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua

variabel

2. Siswa dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear tiga

variabel

3. Siswa dapat Menentukan penyelesaian sistem persamaan campuran linear

dan kuadrat dalam dua variabel

154

4. Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan sistem persamaan

linear

5. Membuat model matematika yang berhubungan dengan sistem persamaan

linear

6. Menentukan penyelesaian model matematika dari masalah yang

berhubungan dengan sistem persamaan linear

7. Menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear

D. Materi Pokok:

Sistem persamaan linear dan kuadrat

E. Media, Alat dan Sumber belajar

Alat : White board, spidol dan penghapus

Sumber belajar : Buku paket dan referensi lain yang relevan

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Materi Ajar: Persamaan garis lurus

Waktu Langkah-langkah Kegiatan

20’ Kegiatan awal

• Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai topik

matematika yang merupakan materi prasyarat bagi materi yang

akan

• Guru menginformasikan kepada siswa tentang materi dan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai

60’ Kegiatan inti

• Guru menjelaskan tentang persamaan garis lurus

• Guru memberikan contoh soal yang diselesaikan

• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal

155

yang telah diberikan

• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum

jelas

• Siswa mengerjakan soal latihan

• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa

kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan

10’ Kegiatan akhir

• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran

• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)

Evaluasi

No Soal Skor

1 Jika gradien garis yang melalui titik R (-3, 4a) dan S (9, a)

adalah 2, maka a = ... 20

2 Gradien dari garis yang memiliki persamaan

0)2(4)25(3 =+−− yx adalah ... 20

3 Gradien garis yang melalui titik A (0,-4) dan B (6,5) adalah

... 20

4 Persamaan garis yang melalui titik (1,5) dan sejajar dengan

garis 43 −= xy adalah ... 20

5 Persamaan garis yang melalui titik (1,0) dan tegak lurus

dengan garis 53 −= yx adalah ... 20

Pertemuan Kedua

Materi Ajar: Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

(SPLDV) dengan metode grafik

Waktu Langkah-langkah Kegiatan

20’ Kegiatan awal

• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya

156

• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa

• Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang

persamaan garis lurus

60’ Kegiatan inti

• Guru mengingatkan apa yang dimaksud dengan sistem

persamaan linear dua peubah

• Guru menjelaskan langkah-langkah menyelesaikan sistem

persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan menggunakan

metode grafik

• Guru memberikan contoh soal yang diselesaikan

• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum

jelas

• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal

yang telah diberikan

• Siswa mengerjakan soal latihan

• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa

kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan

10’ Kegiatan akhir

• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran

• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)

Evaluasi

No Soal Skor

1 Nilai x yang memenuhi persamaan:

=−

=+

6

255

yx

yx

adalah ... (gunakan metode grafik) 30

2 Dengan menggunakan metode grafik tentukan himpunan

penyelesaian dari sistem persamaan berikut: 30

157

=−

−+

=−

−−

4

13

4

32

2

2

3

2

4

2

3

32

yx

yx

3 Dengan menggunakan metode grafik tentukan himpunan

penyelesaian dari sistem persamaan berikut:

−=−

=+

4

11

63

12

1121

yx

yx

40

Pertemuan Ketiga

Materi Ajar: Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

(SPLDV) dengan metode aljabar (eleminasi, substitusi

dan eleminasi-substitusi)

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya

• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa

60’ Kegiatan inti

• Guru menjelaskan langkah-langkah menyelesaikan sistem

persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan menggunakan

metode aljabar yaitu: eleminasi, substitusi, dan elemiinasi-

substitusi

• Guru mengingatkan kembali contoh soal-soal yang telah

diselesaikan dengan menggunakan metode grafik

• Guru menjelaskan cara menyelesaikan soal-soal tersebut

dengan menggunakan metode-metode aljabar sehingga

diperoleh himpunan penyelesaian yang sama

• Siswa mengamati setiap perbedaan langkah-langkah setiap

158

metode aljabar yang telah dijelaskan sehingga mereka dapat

memilih cara yang paling dianggap mudah

• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum

jelas

• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal

yang telah diberikan

• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru

• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa

kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan

10’ Kegiatan akhir

• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran

• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)

Evaluasi

No Soal Skor

1 Diberikan sistem persamaan:

=+

=−

712

135

yx

yx Nilai

xy

6 = ...

40

2 Ali dan Ahmad berbelanja di pasar. Ali harus membayar

Rp. 853.000,00 untuk 4 unit barang I dan 3 unit brang II.

Ahmad harus membayar Rp. 1.022.000,00 untuk 3 unit

barang I dan 5unit barang II. Harga 1 unit barang I adalah

...

30

3 Diberikan sistem persamaan:

=−

−+

=+

+−

12

12

4

3

26

1

3

2

yx

yx

30

159

Pertemuan Keempat

Materi Ajar: Sistem persamaan linear tiga variabel

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya

• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa

60’ Kegiatan inti

• Guru mengingatkan kembali metode aljabar apa saja yang

dapat digunakan untuk menyelesaikan SPLDV

• Guru menjelaskan bahwa metode aljabar tersebut juga dapat

digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tiga

variabel

• Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear

tiga variabel dengan menggunakan metode-metode aljabar

tersebut

• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum

jelas

• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal

yang telah diberikan

• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru

• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa

kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan

10’ Kegiatan akhir

• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran

• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)

160

Evaluasi

No Soal Skor

1 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan

berikut:

=−+−

−=+−

=−−

3

4

342

123

142

zyx

zy

x

zyx

30

2 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan

berikut:

=−+−

=++

=++

1628

2344

1324

zyx

zyx

zyx

40

3 Parabola cbxaxy ++= 2 melalui titik (0,0), (2,3) dan

(3,6) maka ...=++ cba 30

Pertemuan Kelima

Materi Ajar: Sistem persamaan linear dan kuadrat (SPLK)

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya

• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa

60’ Kegiatan inti

• Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear

dan kuadrat (SPLK)

161

• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum

jelas

• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal

yang telah diberikan

• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru

• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa

kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan

10’ Kegiatan akhir

• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran

• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)

Evaluasi

No Soal Skor

1 Parabola 102 2 −−= pxxy dan 52 ++= pxxy

berpotongan di titik ( )11, yx dan ( )22 , yx . Jika

821 =− xx , maka nilai p sama dengan...

40

2 Suatu garis lurus mempunyai gradien -3 dan memotong

parabola 62 2 −+= xxy di titik (2, 4). Maka titik potong

lainnya adalah...

40

3 Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLK berikut ini:

a.

+=

=+

1

12

2xy

yx

b.

+−=

=+

34

3

2xxy

yx

30

Pertemuan Keenam

Materi Ajar: Sistem persamaan linear dan kuadrat

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

162

• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya

• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa

60’ Kegiatan inti

• Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear

dan kuadrat (SPLK)

• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum

jelas

• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal

yang telah diberikan

• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru

• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa

kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan

10’ Kegiatan akhir

• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran

• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)

Evaluasi

No Soal Skor

1 Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut

a.

−=

=−−+

1

0652 2

xy

yyxy

b.

=−+−+

=−−

01246

0163

22yxyx

yx

50

2 Carilah himpunan penyelesaian dari SPLK berikut

a.

=−−

=+

0232

42

22yxyx

yx

b.

=++

=++

996

01

22yxyx

yx

50

163

Pertemuan Ketujuh

Materi Ajar: Merancang model matematika yang berkaitan dengan

sistem persamaan

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya

• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa

60’ Kegiatan inti

• Disertai dengan beberapa contoh, guru menjelaskan cara

menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari

yang berkaitan dengan sistem persamaan

• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika merasa belum

jelas

• Siswa diberi waktu untuk mencatat penjelasan dan contoh soal

yang telah diberikan

• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru

• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa

kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan

10’ Kegiatan akhir

• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran

• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)

Evaluasi

No Soal Skor

1 Siswa-siswi suatu kelas akan mengadakan wisata dengan

menggunakan bus dengan harga sewa Rp. 120.000,00.

Untuk memenuhi tempat duduk, 2 siswa dari kelas lain

diajak serta. Dengan demikian ongkos per anak

berkurang Rp.100,00. Berapakah jumlah tempat duduk

50

164

semula ?

2 Keliling sebuah segitiga adalah 26 cm. Sisi terbesar lebih

pendek 2 cm dari jumlah keduan sisi lainnya. Apabila sisi

terpanjang lebih panjang 4 cm dari sisi tengahnya,

tentukan panjang ketiga sisi segitiga tersebut !

50

Pertemuan Kedelapan

Materi Ajar: Merancang model matematika yang berkaitan dengan

sistem persamaan

Waktu Kegiatan Pembelajaran

20’ Kegiatan awal

• Guru memeriksa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya

• Guru membahas PR yang masih dianggap sulit bagi siswa

60’ Kegiatan inti

• Guru memberikan persoalan menyelesaikan model matematika

yang berkaitan dengan sistem persamaan

• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru

sebagai penguatan atas materi yang telah diberikan pada

pertemuan sebelumnya

• Guru berkeliling kelas untuk membantu siswa yang merasa

kesulitan dalam meyelesaikan soal latihan

10’ Kegiatan akhir

• Guru membimbing siswa merangkum isi pelajaran

• Siswa diberi pekerjaan rumah (PR)

Evaluasi

No Soal Skor

1 Lingkaran 022 =++++ CByAxyx melalui titik-titik

(3, -1), (5, 3), dan (6, 2). 30

165

a. Tentukan nilai A, B dan C.

b. Tuliskan persamaan lingkaran tersebut!

c. Ubahlah persamaan lingkaran tersebut dalam bentuk

kuadrat sempurna!

2 Diketahui tiga bilangan a, b dan c. Rata-rata dari ketiga

bilangan itu adalah 16. Bilangan kedua ditambah 20 sama

dengan jumlah bilangan lainnya. Bilangan ketiga sam

dengan jumlah bilangan yang lain dikurangi empat.

Carilah bilangan-bilangan itu!

40

3 Panjang sisi sebuah persegi panjang lebih 2 cm dari lebar

sisinya. Jika luas persegi panjang itu sama dengan 168

cm2.

a. Tentukan panjang dan lebar persegi panjang tersebut

b. Tentukan keliling persegi panjang tersebut

c. Tentukan panjang diagoal sisi dari persegi panjang itu

30

Jakarta, November 2009

Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Dra. Sri Yuniarti Roslani Supinah

NIP. 131816928

Mengetahui

Kepala Sekolah

SMA Negeri 16 Jakarta Barat

Dra. Hj. Nurhayati, M.Pd

NIP. 131273017

166

Lampiran 4

1. Persamaan garis yang melalui titik

(4,5) dan sejajar garis 42 =+ xy

adalah ...

Jawab:

2. Nilai t jika garis 524 =+ yx

sejajar dengan garis

9)12( =−+ yttx adalah ...

Jawab:

3. Garis 0432 =−+ yx tegak lurus

garis 0)3(2 =+++ mymmx .

Nilai m adalah ...

Jawab:

Lembar Kerja Siswa-1

(LKS-1)

“Ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan, bersama kesusahan ada jalan keluar, dan bersama kesulitan ada kemudahan” (Al-Insyiroh: 7-8)

167

4. Diketahui garis l tegak lurus pada

garis g: cxy += 2 dan l melalui

titik (4,3). Persamaan garis l

adalah ...

Jawab:

5. Perhatikan gambar berikut. Jika

kedua garis tersebut tegak lurus,

maka persamaan garis k adalah ...

Jawab:

6. Diberikan titik-titik A (8,4), B

(0,6) dan C (6,-2). Tentukan

persamaan garis yang melalui:

a. A dan sejajar BC

b. B dan tegak lrus AC

c. C dan sejajar AB

Jawab:

0 1 3 5

2

4

7

k

x

l

168

1. Manakah yang termasuk “persamaan linear dua variabel” (PLDV) dan

manakah yang termasuk “sistem persamaan linear dua variabel”

(SPLDV)...!

a. 632 =⋅

b. 123 =x

c. 532 =+ yx

d. 3+= xy

e.

−=+

=+

52

22

yx

yx

f.

−=−

+

=−+

6

5

2

12

3

2

1232

2

yx

yx

Berdasarkan jawaban diatas, maka:

“persamaan linear dua variabel” adalah:

..............................................................................................................................

“sistem persamaan linear dua variabel adalah:

..............................................................................................................................

Jika soal tersebut merupakan SPLDV, selesaikanlah dengan metode grafik...!!!

Lembar Kerja Siswa-2

(LKS-2)

Ingatlah Allah saat engkau dalam keadaan lapang . . . Maka Allah akan ingat kepadamu diwaktu susah . . .

Bentuk umum PLDV:

Bentuk umum SPLDV:

169

2. Penggunaan hukum Ohm untuk

rangkaian listrik diberikan oleh

sistem persamaan sebagai

berikut:

=+

=−

810

06

IE

IE

Tentukan nilai E dan I dari

sistem persamaan diatas dengan

menggambarkan grafiknya!

(Petunjuk: Ambil E sebagai

sumbu X dan I sebagai sumbu Y)

Jawab:

x +

3. Periksalah apakah pasangan bilangan berikut ini merupakan penyelesaian dari

sistem persamaan dengan dua variabel yang diberikan:

Buktikan dengan menggambarkan grafiknya!

a. )0,5(102

54−

+=

−=+

xy

yx

1x +

b. )3,2(73

54

−=

=−

yx

yx

1x +

170

1. Jika 81

13 2 =− yx dan 0162 =−− yx maka ...=+ yx

1. Metode Grafik 2. Metode ....................

x +

2. Garis l melalui titik potong garis 01 =++ yx dan 0123 =−+ yx .

Garis l tegak lurus dengan garis yang menghubungkan titik (8,5)

dan (-4,7). Persamaan garis l adalah...

Lembar Kerja Siswa-3

(LKS-3)

(Selesaikan dengan dua metode, salah satu nya adalah metode

grafik)...!!!

“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari).” Q.S.Al-Qashas: 73

171

3. Penyelesaian dari sistem persamaan

=+

=+

02

1

4

1

6

111

yx

yx adalah ...

4. Dua buah buku dan tiga batang pensil harganya Rp. 5.250,00. Lima

buah buku dan dua batang pensil harganya Rp. 9.000,00. Harga

sebuah buku dan sebatang pensil adalah ...

5. Nilai x yang memenuhi persamaan:

=−

=+

6

495

yx

yx

adalah ...

172

1. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut:

a.

−=++

=++−

=++

1482

01241

1421

zyx

zyx

zyx

b.

=−+

=+−

=−+

25

1

3

2

2

1

45

2

3

1

2

3

15

1

3

1

2

1

zyx

zyx

zyx

2. Apabila titik-titik (5,0), (0,5) dan (3,4) berada pada lingkaran

022 =++++ CByAxyx , maka tentukan persamaan lingkaran

tersebut!

3. Hitunglah kuat arus I1, I2, dan I3 dari rangkaian listrik berikut ini:

Jawab

Ω5

Ω3

6 v

I2 I3

I1

10 Ω

Lembar Kerja Siswa-4

(LKS)-4

“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”

Al-Insyiroh: 7

173

1. Diketahui SPLK

−=

=++

xxy

yx

4

012

2

a. Tunjukkan bahwa SPLK itu tepat memiliki satu anggota dalam

himpunan penyelesaiannya

b. Carilah himpunan penyelesaian itu

2. Nilai x yang memenuhi persamaan

=+

=+

257

243

13

2

4

yx

yx

adalah...

3. Carilah ukuran persegi panjang yang luasnya 24 m2 dan kelilingnya

20 m!

4. Titik potong parabola 0,2 ≠++= mmmxmxy dengan garis

1)1( ++= xmy adalah ( )11, yx dan ( )22 , yx . Jika 12

2

2

1 =+ xx , maka

nilai m adalah...

Lembar Kerja Siswa-5

(LKS-5)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya . . .”

Al-Baqarah: 286

174

1. Carilah nilai m, agar tiap SPLK berikut ini tepat mempunyai satu

anggota pada himpunan penyelesaiannya.

a.

+=

=−+

mxy

yx 044 22

b.

+=

=−+

mxy

yx 044 22

2. Keliling sebuah persegi panjang adalah (2x+24) cm dan lebarnya

(8-x) cm. Agar luas persegi panjang tersebut maksimum, maka

panjangnya adalah ...

3. Jika garis 02 =−+ ayx menyinggung parabola 222 ++= xxy , maka a

= ...

4. Garis 10−= xy memotong parabola 62 +−= axxy didua titik yang

berlainan jika nilai a berada pada interval ...

Lembar Kerja Siswa-6

(LKS-6)

“ . . . sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

[Al-Isro: 36]

175

1. Pak Ahmad bekerja selama 6 hari dengan 4 hari diantaranya

lembur mendapatkan upah Rp. 74.000,00. Pak Burhan bekerja

selama 5 hari dengan 2 hari diantaranya lembur mendapat upah

Rp. 55.000,00. Pak Ahmad, pak Burhan dan pak Ali bekerja

dengan aturan upah yang sama. Jika pak Ali bekerja 5 hari

dengan terus menerus lembur, maka upah yang akan diperoleh

adalah ...

2. Amin, Lukman dan Soleh berbelanja di sebuah toko swalayan.

Amin membeli 3 unit barang jenis A, 4 unit barang B, dan 1 unit

barang C. Amin harus membayar Rp. 83.000,00. Lukman membeli

6 unit barang jenis A, 2 unit barang B, dan 1 unit barang C.

Lukman harus membayar Rp. 86.000,00. Soleh membeli 2 unit

barang jenis A, 5 unit barang B, dan 10 unit barang C. Soleh harus

membayar Rp.158.000,00.

a. Berapakah harga per unit tiap-tiap barang?

b. Jika Nisa membeli masing-masing barang A, B dan C sebanyak

5 unit, berapa jumlah uang yang harus dibayarnya?

3. Hitunglah panjang dan lebar persegi panjang yang panjangnya 4

m lebih panjang dari lebarnya, sedangkan luasnya 192 m2 !

4. Carilah dua bilangan yang jumlah kuadratnya 73 dan selisihnya 5 !

Lembar Kerja Siswa-7

(LKS-7)

“Bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon”

(Al-Baqarah: 186)

176

1. Enam tahun yang lalu jumlah umur ayah dan ibu sama dengan sebelas

kali selisihnya. Sekarang umur ayah adalah tujuh per enam dari

umur ibu. Tentukan masing-masing umur ayah dan ibu lima tahun

yang akan datang!

2. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tetap 80 m/s. Sebuah

mobil patroli mengejar mobil itu tepat setelah mobil itu

melewatinya. Mobil patroli bergerak dari keadaan diam dengan

percepatan konstan 8m/s2. Tentukan waktu yang diperlukan mobil

patroli untuk dapat menangkap mobil itu dan di mana tempatnya?

3. Suatu pabrik memproduksi tiga jenis barang yaitu A, B dan C.

Banyak barang yang diproduksi untuk masing-masing jenis barang

dan biaya produksi per hari selama tiga hari pertama diperlihatkan

pada tabel berikut

Barang A Barang B Barang C Biaya Produksi

Hari ke-1 20 unit 10 unit 5 unit Rp. 140.000,-

Hari ke-2 10 unit 10 unit 10 unit Rp. 130.000,-

Hari ke-3 5 unit 10 unit 15 unit Rp. 140.000,-

Misalakan biaya produksi per satuan barang konstan. Pada hari ke-4

diproduksi sebanyak 20 unit barang A, 30 unit barang B, dan 35 unit

barang C. Tentukan biaya produksi total pada hari ke-4!

Lembar Kerja Siswa-8

(LKS-8)

“ . . . dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-

rapinya.” [Q.S. Al - Furqon: 2]

177

Lampiran 5

KISI-KISI INSTRUMEN TES

Standar Kompetensi : 3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dan pertidaksamaan satu

variabel

Kompetensi Dasar : 3.1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan

campuran linear dan kuadrat dalam dua variabel

3.2. Merancang model matematika dari masalah yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear

3.3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dan

penafsirannya

Indikator Jenis Koneksi Soal Jawaban Soal

Menentukan

penyelesaian

sistem

persamaan

linear dua

variabel

1. Koneksi antar konsep

matematika: satu

permasalahan yang

diselesaikan dengan

dua cara, yaitu:

• Cara aljabar

(Substitusi,

eleminasi,

eleminasi-

substitusi)

• Cara grafik

Koneksi di luar topik

matematika: koneksi

matematika dalam

mata pelajaran

ekonomi

1. Tentukan harga barang dan

kuantitas barang pada

keseimbangan pasar apabila

diberikan hukum-hukum

penawaran dan permintaan

sebagai berikut, kemudian

gambarkan grafiknya sebagai

pembanding jawaban yang telah

diperoleh! Apakah hasilnya

menunjukkan hal yang sama?

Hukum permintaan :

202 =+ hx

Hukum penawaran :

84 =+− hx

(x adalah harga baranng dan h

adalah kuantitas barang)

1. Tentukan harga barang dan

kuantitas barang pada

keseimbangan pasar apabila

diberikan hukum

penawaran dan permintaan sebagai

berikut dan gambarkan grafiknya!

202 =+ hx

4 =+− hx

Eleminasi pers (1) dan (2):

12 6

4

2

=

=

=+−

=+

x

x

hx

hx

Substitusikan nilai

16

204

)2(2

202

=

=+

=+

=+

h

h

h

hx

Maka di dapat titik (

178

(2,16) Gambar grafik:

Misal h adalah sumbu y maka

• 202 ⇔=+ hx

X 0

Y 20

• 84 =+− hx

x 0

Y 8

y

0

8

20

-2

(2, 16)

2

16

Dari gambar garafik yang di buat,

kita dapat titik potong kedua buah

garis tersebut adalah titik (2, 16)

hal ini menunjukan hal yang sama

jika kita menggunakan metode

eleminasi-substitusi secara aljabar.

Sehingga harga keseimbangan

didapat ketika harga barang (x) = 2

dan kuantitas barang

Menentukan

penyelesaian

sistem

2. Koneksi di luar topik

matematika: koneksi

matematika dalam

2. Apabila hukum Kirchoff

digunakan pada rangkaian listrik

dalam gambar berikut ini maka

2. Sistem persamaan:

179

persamaan

linear tiga

variabel

mata pelajaran fisika

3. Koneksi antar konsep

matematika: koneksi

terikat.

Topik-topik yang

terkait:

• Perbandingan

senilai

diperoleh sistem persamaan dari

kuat arus yang mengalir (I).

Selesaikanlah sistem persamaan

tersebut untuk menghitung kuat

arus I1, I2, dan I3 !

3. Uang A: uang B = 3:4.

Uang B: uang C = 8:9. Apabila A

dan B bersama-sama mempunyai

Rp. 3.000,00 lebih banyak dari C,

maka berapakah modal A, B dan

C?

+=

+

=+

106

56

21

31

21

III

II

II

Eleminasi pers (1) dan (2)

2

2

32

31

21

5

105

106

56

I

I

II

II

II

=

=

=−

=+

=+

Substitusikan

(3):

31

331

321

3

2

II

III

III

=

+=

+=

Substitusikan

(2):

ampere28

9

928

10)3(6

106

3

3

3

31

=

=

+

=+

I

I

II

II

22 32 == II

33 31 == II

3. A : B = 3 : 4

4

3=

B

A

BA4

3= …(1)

B : C = 8 : 9

Ω5 Ω10 9 v

Ω6 I2 I3

I1

180

• Aritmatika sosial

• Sistem persamaan

linear tiga

variabel

9

8=

C

B

BC8

9= …(2)

A + B = C + 3.000 . . . (3)

Substitusikan

ke persamaan (3):

4800

3000

30008

5

8

9

4

3

=

=

=

=+

B

B

B

BB

Substitusikan nilai B ke persamaan

(1) dan (2):

BA4

3= …(1)

3600

4800(4

3

=

=

A

A

BC8

9= …(2)

5400

4800(8

9

8

9

=

=

=

C

C

BC

Jadi:

Uang A = Rp. 3.600,00

Uang B = Rp. 4.800,00

Uang A = Rp. 5.400,00

Menentukan 4. Koneksi antar 4. Selisih sisi terpanjang dan 4. Misal sisi siku

181

penyelesaian

sistem

persamaan

campuran

linear dan

kuadrat dalam

dua variabel

konsep matematika:

koneksi terikat.

Topik-topik yang

terkait:

• Sifat-sifat dalam

segitiga

• Teorema

pythagoras

• Luas segitiga

• Keliling segitiga

• Sistem

persamaan linear

dan kuadrat

5. Koneksi antar

konsep matematika:

koneksi bebas.

terpendek sebuah segitiga siku-

siku sama dengan dua kali selisih

sisi yang lain dengan yang

terpendek. Jika luas segitiga itu

sama dengan 150 cm2, maka

kelilingnya adalah...

5. Tentukanlah himpunan

penyelesaian dari:

serta sisi miring adalah c.

c – a = 2(b –

c = 2b – a...(*)

Berdasarkan prinsip phytagoras:

c2 = a2 + b2...(**)

Substitusikan (*) ke dalam (**)

(2b – a)2 = a

4b2 – 4ab + a

3b2 – 4ab = 0

b(3b – 4a) = 0

b = 0 (tidak memenuhi) atau

3b = 4a maka b =

Berdasarkan rumus luas segitiga:

Luas = 2

1x alas x tinggi

150 = 2

1ab

150 = 2

1a (

a2 = 225

a = 15

b = 15(3

4

c = 2 (20)

Maka keliling segitiga tersebut

adalah: 15 + 20 + 25 = 60 cm

5. 32

256(

12 + =yx

832

8

32

22

2

12

=

=

+

+

yx

yx

182

Topik-topik yang

terlibat:

• Eksponen

• Sistem

persamaan linear

dan kuadrat

=+−

=−

+

169124

)256(

12

22

1

32

yxyx

yx

832 =+ yx

)32(

124

2

2

−−

+−

yx

xyx

432( +− yx

432 −=− yx

(2)

Eleminasi persamaan (1) dan

masing-masing persamaan (2)

1

4 4

432

832

=

=

−=−

=+

x

x

yx

yx

Substitusikan ke persamaan (1):

2

63

832

83)1(2

832

=

=

=+

=+

=+

y

y

y

y

yx

3

12 4

432

832

=

=

=−

=+

x

x

yx

yx

Substitusikan ke persamaan (1):

=

=

=+

=+

=+

3

2

23

836

83)3(2

832

y

y

y

y

yx

Jadi HP: (

1

183

• Mengidentifi

kasi masalah

yang

berhubungan

dengan

sistem

persamaan

linear

• Membuat

model

matematika

yang

berhubungan

dengan

sistem

persamaan

linear

• Menentukan

penyelesaian

model

matematika

dari masalah

yang

berhubungan

dengan

sistem

persamaan

linear

• Menafsirkan

hasil

6. Koneksi di luar topik

matematika: koneksi

matematika dalam

mata pelajaran fisika

6. Andi dan Budi berjarak 12 km.

Jika mereka berjalan berlawanan

arah (saling mendekat), mereka

akan bertemu dalam waktu 1 jam.

Jika mereka berjalan ke arah yang

sama, Andi dapat menyusul Budi

dalam waktu 3 jam. Tentukan

kecepatan dari masing-masing

anak tersebut!

6. Keterangan:

v: kecepatan (km/jam)

s: jarak (km)

t: waktu (jam)

Misalkan:

Kecepatan Andi =

Kecepatan Budi =

Jika mereka jalan berlaw

saling mendekati maka:

tvs

tvs

BBB

AAA

=⋅=

=⋅=

...(12 yx

sss BAAB

+=

+=

Jika mereka berjalan dengan arah

yang sama maka:

tvs

tvs

BBB

AAA

=⋅=

=⋅=

ys

ss

AB

BAB

312

12

+=

+=

Saling menyusul ketika:

...(4

4

3123

yx

yx

yx

ss ABA

−=

+=

+=

=

Kita eliminasi pers (1) dan (2

8

16 2

4

12

=

=

+=−

=+

x

x

yx

yx

Subtitusikan nilai

184

penyelesaian

masalah

yang

berkaitan

dengan

sistem

persamaan

linear

7. Koneksi antar

konsep matematika:

koneksi terikat.

Topik-topik yang

terkait:

• Bangun datar

• Luas persegi

panjang

• Sistem

persamaan linear

dan kuadrat

7. Jika suatu persegi panjang tiap

sisinya diperpanjang 1 cm maka

luasnya menjadi 410 cm2 lebih

besar, akan tetapi jika lebarnya

dikurangi 2

1cm dan panjangnya

ditambah 2

1cm maka luasnya

berkurang 30 cm2. Berapakah

panjang dan lebar persegi panjang

tersebut?

4

812

12

=

+=

+=

y

y

yx

Sehingga kita peroleh

kecepatan Andi:

kecepatan Budi:

7. lpL .= . . . (1)

)1)(1( ++ lp

1+++ lppl

Substitusikan persamaan (1) ke (2):

+++

+++

lppl

lppl

++ lp

+p

2

1

2

1

2

1

ppl

lp

+−

+

224 +− ppl

Substitusikan persamaan (1) ke (4):

224 +− ppl

2− p

Eleminasi persamaan (3) dan (5)

4

22

81822

=

=

=+−

=+

p

p

lp

lp

Substitusikan nilai

(3)

185

174

40925,234

=

=+

l

l

Lampiran 7 VALIDITAS INSTRUMEN TES

No Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X12

X2 2 X3

2 X4

2 X5

2 X6

2 X7

2 X8

2

1 A 0 5 1 0 0 3 0 0 0 25 1 0 0 9 0 0

2 B 0 5 1 10 0 10 0 0 0 25 1 100 0 100 0 0

3 C 5 8 5 0 0 8 0 0 25 64 25 0 0 64 0 0

4 D 0 10 0 0 8 0 0 0 0 100 0 0 64 0 0 0

5 E 10 6 0 0 7 6 0 0 100 36 0 0 49 36 0 0

6 F 0 5 6 0 6 8 2 12 0 25 36 0 36 64 4 144

7 G 0 6 0 0 2 10 0 0 0 36 0 0 4 100 0 0

8 H 0 8 1 0 0 4 0 0 0 64 1 0 0 16 0 0

9 I 0 6 0 8 0 8 0 0 0 36 0 64 0 64 0 0

10 J 0 5 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0

11 K 0 6 2 0 9 0 0 0 0 36 4 0 81 0 0 0

12 L 0 6 0 0 10 8 0 0 0 36 0 0 100 64 0 0

13 M 0 5 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0

14 N 0 10 2 10 2 10 1 0 0 100 4 100 4 100 1 0

15 O 0 0 1 0 5 0 0 4 0 0 1 0 25 0 0 16

16 P 0 6 0 2 4 0 0 0 0 36 0 4 16 0 0 0

17 Q 0 3 0 0 0 7 0 8 0 9 0 0 0 49 0 64

18 R 0 0 0 0 5 8 0 4 0 0 0 0 25 64 0 16

19 S 0 10 0 10 8 5 0 10 0 100 0 100 64 25 0 100

20 T 0 10 0 2 2 10 0 0 0 100 0 4 4 100 0 0

21 U 0 6 0 0 0 10 0 0 0 36 0 0 0 100 0 0

22 V 0 10 1 0 0 0 0 0 0 100 1 0 0 0 0 0

23 W 0 5 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0

24 X 0 8 0 10 0 10 0 1 0 64 0 100 0 100 0 1

186

25 Y 0 4 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0

26 Z 0 2 1 0 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0

27 AA 0 3 0 0 0 9 0 0 0 9 0 0 0 81 0 0

28 AB 0 3 0 4 0 0 0 0 0 9 0 16 0 0 0 0

29 AC 0 5 0 8 0 10 0 0 0 25 0 64 0 100 0 0

30 AD 0 6 0 0 10 0 0 0 0 36 0 0 100 0 0 0

S 15 172 21 64 78 144 3 39 125 1202 75 552 572 1236 5 341

rhitung 0,248 0,480 0,376 0,562 0,388 0,655 0,485 0,501

rtabel 0,361

kriteria IV V V V V V V V

187

Lampiran 6

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA

1. Perhatikanlah sistem persamaan dari hukum permintaan dan penawaran

berikut:

Hukum permintaan : 202 =+ hx

Hukum penawaran : 84 =+− hx

*(Catatan: x adalah harga barang dan h adalah kuantitas barang)

a. Tentukan harga barang dan kuantitas barang pada keseimbangan pasar

apabila diberikan hukum-hukum penawaran dan permintaan seperti di

atas!

b. Gambarkan grafik hukum permintaan dan penawaran tersebut sehingga

berpotongan disatu titik!

*(Catatan: ambil sumbu y sebagai pengganti h)

c. Bandingkan jawaban yang telah diperoleh pada soal a dan titik potong

pada gambar b, apakah hasilnya menunjukkan hal yang sama?

2. Perhatikan rangkaian listrik pada gambar berikut ini:

Ω5 Ω10 9 v

Ω6 I2 I3

I1

Kerjakanlah dengan jujur dan sungguh-sungguh, Minta tolonglah hanya kepada Allah !

Selamat mengerjakan, Semoga Sukses.

188

Apabila hukum Kirchoff digunakan pada rangkaian listrik dalam gambar

tersebut maka diperoleh sistem persamaan dari kuat arus yang mengalir (I).

a. Buatlah sistem persamaan dari kuat arus yang mengalir!

b. Selesaikanlah sistem persamaan tersebut untuk menghitung kuat arus I1, I2,

dan I3 !

3. Uang A: uang B = 3: 4. Uang B: uang C = 8: 9. Apabila A dan B bersama-

sama mempunyai Rp. 3.000,00 lebih banyak dari C, maka berapakah uang A,

B dan C?

4. Selisih sisi terpanjang dan terpendek sebuah segitiga siku-siku sama dengan

dua kali selisih sisi yang lain dengan yang terpendek. Jika luas segitiga itu

sama dengan 150 cm2, maka kelilingnya adalah...

5. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari:

=+−

=−

+

169124

)256(

12

22

1

32

yxyx

yx

6. Andi dan Budi berjarak 12 km. Jika mereka berjalan berlawanan arah (saling

mendekat), mereka akan bertemu dalam waktu 1 jam. Jika mereka berjalan ke

arah yang sama, Andi dapat menyusul Budi dalam waktu 3 jam. Tentukan

kecepatan dari masing-masing anak tersebut!

7. Jika suatu persegi panjang tiap sisinya diperpanjang 1 cm maka luasnya

menjadi 410 cm2 lebih besar, akan tetapi jika lebarnya dikurangi 2

1cm dan

panjangnya ditambah 2

1cm maka luasnya berkurang 30 cm

2. Berapakah

panjang dan lebar persegi panjang tersebut?

189

Lampiran 8

RELIABILITAS INSTRUMEN TES

RELIABILITAS

NOMOR SOAL NO NAMA

1 2 3 4 5 6 7

Skor Total

Kuadrat Skor

1 A 5 1 0 0 3 0 0 9 81

2 B 5 1 10 0 10 0 0 26 676

3 C 8 5 0 0 8 0 0 21 441

4 D 10 0 0 8 0 0 0 18 324

5 E 6 0 0 7 6 0 0 19 361

6 F 5 6 0 6 8 2 12 39 1521

7 G 6 0 0 2 10 0 0 18 324

8 H 8 1 0 0 4 0 0 13 169

9 I 6 0 8 0 8 0 0 22 484

10 J 5 0 0 0 0 0 0 5 25

11 K 6 2 0 9 0 0 0 17 289

12 L 6 0 0 10 8 0 0 24 576

13 M 5 0 0 0 0 0 0 5 25

14 N 10 2 10 2 10 1 0 35 1225

15 O 0 1 0 5 0 0 4 10 100

16 P 6 0 2 4 0 0 0 12 144

17 Q 3 0 0 0 7 0 8 18 324

18 R 0 0 0 5 8 0 4 17 289

19 S 10 0 10 8 5 0 10 43 1849

20 T 10 0 2 2 10 0 0 24 576

21 U 6 0 0 0 10 0 0 16 256

22 V 10 1 0 0 0 0 0 11 121

23 W 5 0 0 0 0 0 0 5 25

24 X 8 0 10 0 10 0 1 29 841

25 Y 4 0 0 0 0 0 0 4 16

26 Z 2 1 0 0 0 0 0 3 9

27 AA 3 0 0 0 9 0 0 12 144

28 AB 3 0 4 0 0 0 0 7 49

29 AC 5 0 8 0 10 0 0 23 529

30 AD 6 0 0 10 0 0 0 16 256

Jumlah 172 21 64 78 144 3 39 521 12049 Jumlah Kuadrat

1202 75 552 572 1236 5 341

si2 7,444 2,079 14,326 12,731 18,786 0,162 10,010

ΣΣΣΣsi2 65,54

st2 103,48

rhitung 0,43

190

Lampiran 9

1 2 3 4 5 6 7

10 0 10 8 5 0 10

5 6 0 6 8 2 12

10 2 10 2 10 1 0

6 0 0 7 6 0 0

8 0 10 0 10 0 1

5 1 10 0 10 0 0

8 5 0 0 8 0 0

6 0 0 10 8 0 0

10 0 2 2 10 0 0

5 0 8 0 10 0 0

6 0 8 0 8 0 0

10 0 0 8 0 0 0

6 0 0 2 10 0 0

3 0 0 0 7 0 8

6 2 0 9 0 0 0

S 104 16 58 54 110 3 31

0 0 0 5 8 0 4

6 0 0 0 10 0 0

6 0 0 10 0 0 0

8 1 0 0 4 0 0

6 0 2 4 0 0 0

3 0 0 0 9 0 0

10 1 0 0 0 0 0

0 1 0 5 0 0 4

5 1 0 0 3 0 0

3 0 4 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0

2 1 0 0 0 0 0

68 5 6 24 34 0 8

DP 0,24 0,073 0,347 0,2 0,507 0,02 0,153

Kriteria

cuk

up

jele

k

cuk

up

cuk

up

baik

jele

k

jele

k

Kelompok

Bawah

DAYA PEMBEDA SOAL

KelompokNOMOR SOAL

Kelompok

Atas

191

Lampiran 10

1 2 3 4 5 6 7

1 A 5 1 0 0 3 0 0

2 B 5 1 10 0 10 0 0

3 C 8 5 0 0 8 0 0

4 D 10 0 0 8 0 0 0

5 E 6 0 0 7 6 0 0

6 F 5 6 0 6 8 2 12

7 G 6 0 0 2 10 0 0

8 H 8 1 0 0 4 0 0

9 I 6 0 8 0 8 0 0

10 J 5 0 0 0 0 0 0

11 K 6 2 0 9 0 0 0

12 L 6 0 0 10 8 0 0

13 M 5 0 0 0 0 0 0

14 N 10 2 10 2 10 1 0

15 O 0 1 0 5 0 0 4

16 P 6 0 2 4 0 0 0

17 Q 3 0 0 0 7 0 8

18 R 0 0 0 5 8 0 4

19 S 10 0 10 8 5 0 10

20 T 10 0 2 2 10 0 0

21 U 6 0 0 0 10 0 0

22 V 10 1 0 0 0 0 0

23 W 5 0 0 0 0 0 0

24 X 8 0 10 0 10 0 1

25 Y 4 0 0 0 0 0 0

26 Z 2 1 0 0 0 0 0

27 AA 3 0 0 0 9 0 0

28 AB 3 0 4 0 0 0 0

29 AC 5 0 8 0 10 0 0

30 AD 6 0 0 10 0 0 0

172 21 64 78 144 3 39

P 0,5733 0,07 0,2133 0,26 0,48 0,005 0,065

Kri

teri

a

Sed

an

g

Su

ka

r

Su

ka

r

Su

ka

r

Sed

an

g

Su

ka

r

Su

ka

r

TARAF KESUKARAN

NO NAMANOMOR SOAL

192

Lampiran 11

DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK EKSPERIMEN

1) Distribusi frekuensi

36 37 44 46 49 53

55 58 59 61 64 65

69 70 70 71 72 73

74 79 84 84 85 91

92 93 96 96 96 98

2) Banyak data (n) = 30

3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin

Keterangan : R = Rentangan

Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)

Xmin = Nilai Minimum (terendah)

R = Xmax – Xmin

= 98-36

= 62

4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

Keterangan : K = Banyak kelas

n = Banyak siswa

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + (3,3 x 1,48)

= 5,874 6≈ (dibulatkan ke atas)

5) Panjang kelas (i) = K

R =

6

62= 10,33 11≈ (dibulatkan ke atas)

193

Lampiran 12

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK EKSPERIMEN

Frekuensi

No Interval Batas

Bawah

Batas

Atas )( if (%)f

Titik

Tengah

)( iX

2

iX ii Xf 2

ii Xf

1 35 – 45 35,5 45,5 3 10,00% 40 1600 120 4800

2 46 – 56 45,5 56,5 4 13,33% 51 2601 204 10404

3 57 – 67 56,5 67,5 5 16,67% 62 3844 310 19220

4 68 – 78 67,5 78,5 7 23,33% 73 5329 511 37303

5 79 – 89 78,5 89,5 4 13,33% 84 7056 336 28224

6 90 – 100 89,5 100,5 7 23,33% 95 9025 665 63175

Jumlah 30 100% 2146 163126

Mean 71,53

Median 72,21

Modus 71,90 dan 92,80

Varians 331,57

Simpangan Baku 18,21

1) Mean/Nilai Rata-rata (Me)

Mean ( X ) =∑∑

i

ii

f

Xf

Keterangan :

Me = Mean/ Nilai Rata-rata

∑ ii Xf = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-

masing interval dengan frekuensinya.

∑ if = Jumlah frekuensi/ banyak siswa

Mean ( X ) = 53,7130

2146==

∑∑

i

ii

f

Xf

194

2) Median/ Nilai Tengah (Md)

Md if

fn

li

k

+= 2

1

Keterangan :

Md = Median/ Nilai Tengah

l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)

n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa

kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median

if = Frekuensi kelas median

i = Interval kelas

Md 21,72117

12155,672

1

=⋅

−+=⋅

+= if

fn

li

k

3) Modus (Mo)

Mo il ⋅

++=

21

1

δδ

δ

Keterangan :

Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul

l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)

1δ = Selisih frekuensi kelas modus dengan kels sebelumnya

2δ = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya

i = Interval kelas

Mo 90,711132

25,67

21

1 =⋅

++=⋅

++= il

δδ

δ

Mo 80,921173

35,89

21

1 =⋅

++=⋅

++= il

δδ

δ

195

4) Varians )( 2s =

( ) ( ) ( )( )

57,33113030

214616312630

)1(

222

=−

−=

−∑ ∑nn

XfXfn iiii

5) Simpangan Baku (s) = ( )

( )21,1857,331

1

..22

==−

−∑ ∑nn

XfXfN ii

6) Kemiringan (sk) = 11,021,18

)21,7253,71(3

bakusimpangan

median) -rata-3(rata−=

−=

Karena nilai sk < 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kiri atau miring

ke kiri, kurva menceng ke kanan.

7) Ketajaman/kurtosis )( 4α = 80,1)21,18(

)85,5937509(30

1)(

1

44

4

==

−∑

s

XXfn

i

Karena kurtosisnya kurang dari 3 maka distribusinya adalah distribusi

platikurtik.

196

Lampiran 13

DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONTROL

1) Distribusi frekuensi

9 14 19 21 22 22

24 24 25 26 31 32

32 33 35 39 41 41

42 44 48 49 50 51

52 55 57 57 58 59

2) Banyak data (n) = 30

3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin

Keterangan : R = Rentangan

Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)

Xmin = Nilai Minimum (terendah)

R = Xmax – Xmin

= 59 - 9

= 50

4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

Keterangan : K = Banyak kelas

n = Banyak siswa

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + (3,3 x 1,48)

= 5,874 6≈ (dibulatkan ke atas)

5) Panjang kelas (i) = K

R=

6

50= 8,33 9≈ (dibulatkan ke atas)

197

Lampiran 14

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONTROL

Frekuensi

No Interval Batas

Bawah

Batas

Atas )( if (%)f

Titik

Tengah

)( iX

2

iX ii Xf 2

ii Xf

1 7 – 15 6,5 15,5 2 6,67% 11 1600 22 242

2 16 – 24 15,5 24,5 6 20,00% 20 2601 120 2400

3 25 – 33 24,5 33,5 6 20,00% 29 3844 174 5046

4 34 – 42 33,5 42,5 5 16,67% 38 5329 190 7220

5 43 – 51 42,5 51,5 5 16,67% 47 7056 235 11045

6 52 – 60 51,5 60,5 6 20,00% 56 9025 336 18816

Jumlah 30 100% 1077 44769

Mean 35,90

Median 35,30

Modus 24,50 dan 52,79

Varians 210,51

Simpangan Baku 14,51

1) Mean/Nilai Rata-rata (Me)

Mean ( X ) =∑∑

i

ii

f

Xf

Keterangan :

Me = Mean/ Nilai Rata-rata

∑ ii Xf = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-

masing interval dengan frekuensinya.

∑ if = Jumlah frekuensi/ banyak siswa

Mean ( X ) = 90,3530

1077==

∑∑

i

ii

f

Xf

198

2) Median/ Nilai Tengah (Md)

Md if

fn

li

k

+= 2

1

Keterangan :

Md = Median/ Nilai Tengah

l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)

n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa siswa

kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median

if = Frekuensi kelas median

i = Interval kelas

Md 30,3595

14155,332

1

=⋅

−+=⋅

+= if

fN

li

k

3) Modus (Mo)

Mo il ⋅

++=

21

1

δδ

δ

Keterangan :

Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul

l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)

1δ = Selisih frekuensi kelas modus dengan kels sebelumnya

2δ = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya

i = Interval kelas

Mo 50,24904

45,15

21

1 =⋅

++=⋅

++= il

δδ

δ

Mo 50,24910

05,24

21

1 =⋅

++=⋅

++= il

δδ

δ

199

Mo 79,52961

15,51

21

1 =⋅

++=⋅

++= il

δδ

δ

4) Varians )( 2s =

( ) ( ) ( )( )

51,21013030

10774476930

)1(

222

=−

−=

−∑ ∑nn

xfxfn iiii

5) Simpangan Baku (s) = ( )

( )51,1451,210

1

..22

==−

−∑ ∑nn

XfXfN ii

6) Kemiringan = 12,051,14

)30,3590,35(3

bakusimpangan

median) -rata-3(rata=

−=

Karena nilai sk > 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan atau

miring ke kanan, kurva menceng ke kiri.

8) Ketajaman/kurtosis )( 4α = 67,1)51,14(

)69,2221247(30

1)(

1

44

4

==

−∑

s

xxfn

i

Karena kurtosisnya kurang dari 3 maka distribusinya adalah distribusi

platikurtik.

200

Lampiran 15

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN

Kelas

Interval

Batas

Kelas

Z

Batas

Kelas

Nilai Z

Batas

Kelas

Luas Z

Tabel iE iO

( )

i

ii

E

EO2

34,5 -2,03 0,0212

35 - 45 0,0552 1,6560 3 1,09

45,5 -1,43 0,0764

46 - 56 0,1269 3,8070 4 0,01

56,5 -0,83 0,2033

57 - 67 0,2096 6,2880 5 0,26

67,5 -0,22 0,4129

68 - 78 0,2351 7,0530 7 0,00

78,5 0,38 0,6480

79 - 89 0,1909 5,7270 4 0,52

89,5 0,99 0,8389

90 - 100 0,1052 3,1560 7 4,68

100,5 1,59 0,9441

hitung2χ 6,57

tabel2χ 7,81

Kesimpulan: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

( )56,6

2

2 =−

=∑i

ii

E

EOχ

Keterangan:

χ2 = harga chi square

Oi = frekuensi observasi

Ei = frekensi ekspetasi

201

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS KONTROL

Kelas

Interval

Batas

Kelas

Z

Batas

Kelas

Nilai Z

Batas

Kelas

Luas Z

Tabel iE iO

( )

i

ii

E

EO2

6,5 -2,03 0,0212

7 - 15 0,0581 1,7430 2 0,04

15,5 -1,41 0,0793

16 - 24 0,1355 4,0650 6 0,92

24,5 -0,79 0,2148

25 - 33 0,2177 6,5310 6 0,04

33,5 -0,17 0,4325

34 - 42 0,2411 7,2330 5 0,69

42,5 0,45 0,6736

43 - 51 0,1863 5,5890 5 0,06

51,5 1,08 0,8599

52 - 60 0,0955 2,8650 6 3,43

60,5 1,70 0,9554

hitung2χ 5,18

tabel2χ 7,81

Kesimpulan: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

( )18,5

2

2 =−

=∑i

ii

E

EOχ

Keterangan:

χ2 = harga chi square

Oi = frekuensi observasi

Ei = frekensi ekspetasi

202

Lampiran 16

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Varians (s2) 331,57 210,51

Fhitung 1,58

Ftabel 2,10

Kesimpulan Kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama

(Homogen)

Fhitung = 58,151,210

57,3312

2

2

1 ==s

s

Keterangan:

2

1s : Varians terbesar

2

2s : Varians terkecil

203

Lampiran 17

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata 71,53 35,90

Varians (s2) 331,57 210,51

s gabungan 16,46

t hitung 8,38

t table 2,00

Kesimpulan Tolak H0 dan terima H1

( ) ( )46,16

23030

)51,210)(130()57,331)(130(

2

11

21

2

22

2

11 =−+

−+−=

−+

−+−=

nn

snsnsgab

38,8

30

1

30

146,16

90,3553,71

11

21

21=

+

−=

+

−=

nns

XXt

gab

hitung

Keterangan:

1X dan 2X : nilai rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2

2

1s dan2

2s : varians data kelompok 1 dan 2

sgab : simpangan baku kedua kelompok

n1 dan n2 : jumlah kelompok 1 dan 2

204

Lampiran 18

Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson

205

Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson (Lanjutan)

206

Lampiran 19

Luas Di Bawah Kurva Normal

207

Lampiran 20

Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)

208

Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Lanjutan)

209

Lampiran 21

Nilai Kritis Distribusi F

f0,05 (v1, v2)

210

Nilai Kritis Distribusi F (Lanjutan)

211

Lampiran 22

Nilai Kritis Distribusi t

212