29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam kehidupan suatu Negara merupakan salah satu agen pembangunan. Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adanya perbankan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dana bagi Negara dan masyarakat guna menunjang jalannya proses pembangunan. Pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya undang-undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan di implementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. 1 Pada ketentuan pasal 1 ayat (12) undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. 2 Sistem perbankan yang kegiatan operasionalnya di dasarkan pada prinsip syariah berbeda dengan sistem perbankan yang kegiatan operasionalnya di dasarkan pada 1 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), 26. 2 Pengertian Perbankan Syariah menurut Undang-Undang perbankan syariah No.21 tahun 2008 Pasal 1 Ayat 12.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan dalam kehidupan suatu Negara merupakan salah satu agen pembangunan.

Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan sebagai lembaga intermediasi

keuangan, yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adanya perbankan ini

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dana bagi Negara dan masyarakat guna menunjang

jalannya proses pembangunan.

Pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya undang-undang No.10 Tahun 1998.

Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha

yang dapat dioperasikan dan di implementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut

juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau

bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.1

Pada ketentuan pasal 1 ayat (12) undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, prinsip

syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang

dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang

syariah.2

Sistem perbankan yang kegiatan operasionalnya di dasarkan pada prinsip syariah

berbeda dengan sistem perbankan yang kegiatan operasionalnya di dasarkan pada

1 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), 26.

2 Pengertian Perbankan Syariah menurut Undang-Undang perbankan syariah No.21 tahun 2008 Pasal 1 Ayat 12.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

pembungaan uang. Sistem perbankan yang berbasis syariah tidak hanya dituntut untuk dapat

menghasilkan keuntungan dalam kegiatan opersionalnya, akan tetapi diwajibkan dalam

melaksanakan kegiatan usahanya untuk secara bersungguh-sungguh menerapkan prinsip

syariah (kaffah).3

Sehubungan dengan dikeluarkannya kebijakan yang mendorong pendirian bank-bank

baru maka para pihak yang berkepentingan telah berusaha dalam upayanya pendirian yang

bebas bunga, namun dasar hukum kegiatan operasionalnya belum ditemukan dalam aturan

hukum yang berlaku. Pada awalnya, lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usaha

yang berbasis bagi hasil telah dilaksanakan oleh kalangan praktisi ekonomi yang

menyangkut dengan kajian ekonomi Islam.

Krisis ekonomi yang melanda Negara kita telah berdampak pada terpuruknya fondasi

perekonomian bangsa. Hampir semua sendi kehidupan ekonomi terkena imbas dari krisis

tersebut. Salah satunya adalah sektor perbankan yang banyak disoroti di era krisis pada

waktu itu. Menghadapi gejolak moneter yang diwarnai dengan tingkat suku bunga tinggi,

eksistensi perbankan syariah tidak akan goyah karena perbankan Islam tidak berbasiskan

pada bunga.

Seperti yang telah diuraikan oleh Muhammad Adnan Akhyar dalam desertasinya

yang berjudul :

faktor pembiayaan yang diterapkan di perbankan syariah memerankan posisi yang

sangat penting untuk menjaga stabilitas terhadap perkembangan sektor riil yang erat

kaitannya dengan masyarakat kelas menengah ke bawah, dengan memberikan

produk-produk pembiayaan syariah yang terbagi ke dalam lima kategori yang

dibedakan berdasarkan tujuan penggunannya diantaranya Pembiayaan dengan

prinsip buyu‟ (murabahah, salam, dan istisna), pembiayaan dengan prinsip sewa

(ijarah), pembiayaan dengan prinsip syirkah (musyarakah, mudharabah, muzara‟ah,

3 Jundiani, Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (Malang: UIN Malang Press, 2009), 16.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

dan musaqah), fee based service atau jasa (wakalah, kafalah, hawalah, rahn), dan

produk sosial (qordhul hasan).4

Dari kelima prinsip tersebut ada salah satu pembiayaan yang sangat membantu

masyarakat yaitu qordhul hasan. Qordhul hasan merupakan salah satu ciri pembeda bank

syariah dengan bank konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial. Misi sosial

kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra bank dan meningkatkan loyalitas masyarakat

terhadap bank syariah. Akan tetapi risiko pembiayaan qordhul hasan terhitung tinggi karena

ia dianggap pembiayaan yang tidak ditutup dengan jaminan.

Salah satu bukti perkembangan perbankan syariah ditunjukkan dengan pertumbuhan

bank syariah yang berada di Indonesia yang cukup menggembirakan di tengah persaingan

bisnis perbankan yang semakin ketat yaitu terdapat pada PT. Bank BNI Syariah Cabang

Jember. Pada kenyataannya pengelolaan pinjaman qordhul hasan pada PT. Bank BNI

Syariah Cabang Jember mengalami masalah pada pembiayaannya yaitu dengan banyaknya

penerima pinjaman qordhul hasan yang tidak dapat menyelelesaikan pinjaman tersebut yang

dikenal dengan sebutan kredit macet dan pada akhirnya pihak bank tidak mengeluarkan

pembiayaan tersebut.

Jadi pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember saat ini tidak memberikan

peminjaman pembiayaan qordhul hasan tersebut kepada nasabah debitur maupun nasabah

deposan karena terkait dalam masalah pembayaran yang macet, melainkan memberikan

pembiayaan tersebut hanya khusus kepada karyawan saja yang bekerja pada PT. Bank BNI

Syariah cabang Jember. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik meneliti permasalah tersebut.

Yang mana pada penelitian terdahulu sangat jarang sekali yang meneliti tentang qordhul

4 Muhammad Akhyar Adnan, “Evaluasi Non Performing Loan (NPL) Pinjaman Qordhul Hasan”, (Tesis, Universitas

Islam Indonesia, Jakarta, 2006), 155.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

hasan terhadap kinerja karyawan melainkan tentang pembiayaan qordhul hasan terhadap

nasabah.

Manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya)

untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kegiatan mengatur ini kemudian timbul beberapa

masalah. Siapa yang mengatur, mengapa harus diatur, dan apa tujuan dari pengaturan

tersebut. Dari pernyataan tersebut maka diperlukan kegiatan mempelajari, mendalami, dan

mempraktikkan konsep manajemen secara baik sehingga tujuan organisasi dapat dicapai

dengan baik.5 Selain proses manajemen yang perlu diperhatikan dalam sebuah instansi atau

organisasi, kinerja dalam sebuah instansi juga perlu diperhatikan. Karena kinerja merupakan

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya.

Kualitas tersebut dapat dilihat dari ketelitian dalam pekerjaan sedangkan kuantitasnya dapat

dilihat dari jumlahnya atau banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan karyawan.6

Sebagaimana firman Allah dalam QS. surat Al-Ahqof ayat 19:

Artinya :

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan

agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang

mereka tiada dirugikan.”7

Dari ayat tersebut menjelasakan bahwasanya Allah SWT pasti akan membalas setiap

amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan. Artinya jika seseorang

5 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), 16.

6 Achmad Sani Supriyanto, Metodologi Riset Manajemen Sumber Daya Manusia (Malang: UIN-MALIKI PRESS),

132. 7 Al-Jumanatul, „Ali Al-Qur‟an dan Terjemah (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004), 504.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

melaksanakan pekerjaan dengan baik dan menunjukkan kinerja yang baik pula bagi

organisasinya maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari kerjaannya dan akan

memberikan keuntungan bagi organisasinya.

Sesuai dengan pasal 1 dalam akad perjanjian qordhul hasan bahwa perjanjian

pembiayaan ini semata-mata dilandasi oleh ketaqwaan kepada Allah SWT saling percaya,

semangat ukhuwah Islamiyah dan rasa tanggung jawab, sehingga dalam kelalaian muqtaridh

tidak ada pemaksaan terhadap muqtaridh yang sifatnya menekan dan mengintimidasi yang

berarti ada niat bank untuk menjalin persatuan atau ukhuwah Islamiyah.

Jenis-jenis produk yang dikeluarkan BNI Syariah dalam membantu kebutuhan sosial

salah satunya yaitu pembiayaan qordhul hasan atau disebut juga pembiayaan jasa karena

pada prinsip dasarnya adalah menggunakan akad ta‟awwun dan tabarru‟ yakni akad yang

tujuannya untuk saling tolong menolong dalam hal kebajikan.

Pengertian qordhul hasan secara umum adalah penyediaan dana atau tagihan antara

lembaga keuangan syariah dan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melakukan pembayaran secara tunai atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Namun,

qordhul hasan memiliki karakteristik tertentu yang tidak dimiliki oleh skema pembiayaan

lainnya yaitu perjanjian pinjaman dengan skema qordhul hasan tidak ditujukan untuk

transaksi komersial. Karena itu, qordhul hasan sering diistilahkan sebagai pinjaman

kebajikan. Artinya, pinjaman qordhul hasan semata-mata ditujukan untuk membiayai

kegiatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan. Oleh karena itu, dalam pembiayaan dengan

menggunakan skema qordhul hasan dilarang untuk ditambahkan dengan biaya apapun, baik

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

itu berupa margin keuntungan bagi bank maupun biaya-biaya lain kecuali biaya administrasi

yang berhubungan langsung dengan pembiayaan tersebut.8

Qordh adalah meminjamkan harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

Dalam literatur fiqih qordh dikategorikan sebagai „aqd tathawwu‟, yaitu akad saling

membantu dan bukan transaksi komersial.9

Jadi akad qordhul hasan merupakan akad perjanjian pinjam meminjam dari

seseorang atau lembaga (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama

selama jangka waktu yang telah ditentukan dengan tujuan saling tolong menolong tanpa

mengharapkan imbalan (non profit oriented transaction). Konsep tolong menolong tidak

hanya dilakukan dalam lingkup yang sempit karena apapun yang kita lakukan selalu

membutuhkan orang lain. Maka dari itu tolong menolong menjadi satu nilai yang

terkandung dalam ekonomi Islam, para ekonomi Islam dituntut agar dapat membantu

saudaranya keluar dari permasalahan yang dihadapi, seperti menolong yang lemah dan

membantu orang yang memerlukan bantuan. Adapun dasar hukum bolehnya transaksi dalam

bentuk qardhul hasan terdapat dalam dalil Al-Qur‟an. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Al-

Maidah ayat 2 :

8 Irma Devita Purnamasari dan Suswinarno, Akad Syariah (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2011), 113.

9 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), 25.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah dan

jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-

binatang hadya, dan binatang-binatang qalaa‟id, dan jangan (pula) mengganggu orang-

orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari

Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.

dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka

menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada

mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu

kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”10

Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk saling tolong

menolong dalam hal kebaikan. Karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu

membutuhkan satu sama lain, banyak pekerjaan yang tidak bisa dipikir seorang diri, dengan

konsep tolong menolong semua pekerjaan akan lancar. Allah SWT memerintahkan untuk

hidup saling tolong menolong dan membina kebajikan yaitu segala ragam maksud yang baik

dan berfaedah, yang didasarkan kepada penegakan taqwa, yaitu mempererat hubungan

dengan Allah dan mencegah tolong-menolong atas perbuatan dosa serta yang dapat

menimbulkan permusuhan yang menyakiti sesama manusia.

Dengan adanya produk pembiayaan qordhul hasan di PT. Bank BNI Syariah Cabang

Jember diharapkan dapat membantu kebutuhan sosial dalam mengatasi masalah permodalan

agar usahanya berjalan sehingga dapat mengembangkan kinerja usaha mereka.

Setiap perusahaan tidak akan pernah luput dari hal pemberian balas jasa yang

merupakan salah satu masalah penting dalam menciptakan motivasi kerja karyawan, karena

untuk meningkatkan kinerja karyawan dibutuhkan masalah jasa sosial untuk mendukung

motivasi para karyawan. Dengan terbentuknya motivasi yang sangat kuat oleh perusahaan

10

Al-Jumanatul „Ali, Al-Qur‟an dan Terjemah, 106.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

maka akan dapat membuahkan hasil kinerja yang di harapkan sekaligus berkualitas dari

pekerjaan yang dilaksanakannya.

Berdasarkan dari kondisi tersebut maka dijadikan dasar untuk melaksanakan

penelitian tentang qordhul hasan dan kinerja karyawan, maka dapat diangkat judul yaitu “

Pengaruh Pembiayaan Qordhul Hasan Terhadap Peningkatan Kinerja pada PT. Bank

BNI Syariah Cabang Jember Tahun 2015 “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti ingin

melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui :

1. Adakah pengaruh pembiayaan qordhul hasan terhadap peningkatan kinerja pada PT.

Bank BNI Syariah Cabang Jember tahun 2015 ?

2. Seberapa besarkah pengaruh pembiayaan qordhul hasan terhadap peningkatan kinerja

pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember Tahun 2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk membentuk kemampuan dan keterampilan

menggunakan rancangan-rancangan statistik penelitian yang berpedoman pada pemecahan

masalah yang sedang diteliti.11

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan qordhul hasan terhadap peningkatan kinerja

pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember Tahun 2015?

2. Untuk mengetahui besar pengaruh pembiayaan qordhul hasan terhadap peningkatan

kinerja pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember Tahun 2015?

D. Manfaat Penelitian

11

Nurul Zuriyah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 10.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun

pihak-pihak yang bersangkutan, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta menjadi tolak ukur

seberapa dalam pengetahuan terkait dengan bank syariah khususnya pada pembiayaan

qordhul hasan dan seberapa dalam pengaruh pembiayaan qordhul hasan terhadap

peningkatan kinerja pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember Tahun 2015.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember, Hasil dari penelitian ini diharapkan

akan menjadi objek penelitian yang dapat dijadikan bahan evaluasi serta sebagai

bahan masukan yang bersifat konstruktif dalam memberikan pelayanan dan

meminjamkan pembiayaan qordhul hasan dalam upaya memberdayakan

masyarakat.

b. Bagi almamater IAIN Jember, dapat menjadi koleksi kajian tentang pengaruh

pembiayaan qordhul hasan terhadap peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini dapat

diharapkan dapat menjadi bahan masukan semua pihak yang berminat terhadap

bidang ekonomi Islam terutama yang berkaitan dengan pembiayaan qordhul hasan

dan juga tentang peningkatan kinerja pada bank Syariah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel Penelitian

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.12

Pada bagian ini peneliti harus menentukan variabel secara jelas dan tegas. Mana

yang menjadi variabel bebas dan mana variabel terikatnya.13

Menurut hubungan antara

satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian

dapat dibedakan menjadi:

a. Variabel independen

Variabel independen ini sering disebut dengan variabel bebas. Variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat).14

Variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pembiayaan qordhul hasan (X).

b. Variabel Dependen

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.15

Variabel terikat yang digunakan dalam

penelitan ini adalah kinerja (Y).

2. Indikator Variabel

Indikator adalah ukuran, yakni hal-hal yang menunjukkan keterwakilan dari nilai

sebuah variabel. Indikator dalam penelitian ini adalah :

a) Pembiayaan qordhul hasan

1. Persyaratan dalam pembiayaan qordhul hasan

12

Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 108. 13

IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN Jember, 2015), 38. 14

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung:Alfabeta, 2010), 475 15

Deni, Metode Penelitian Kuantitatif, 109.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

2. Pelayanan kepada penerima qordhul hasan

3. Manfaat pembiayaan qordhul hasan

b) Kinerja

1. Kualitas kinerja

2. Kedisiplinan

3. Kreatifitas dan inovasi

4. Tanggung jawab

F. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah “pengaruh pembiayaan qordhul hasan terhadap

peningkatan kinerja pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember tahun 2015”. Judul ini

memiliki beberapa istilah kata yang harus dirumuskan, didefinisikan, dan dijelaskan agar

tidak mengalami kekaburan makna sesuai dengan pandangan peneliti sendiri. Istilah-istilah

tersebut antara lain :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang dan benda) yang

ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perubahan seseorang.16

2. Pembiayaan

Pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan pembiayaan

sampai kepada realisasinya. Namun realisasi pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari

proses pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pejabat bank syariah perlu

melakukan pemantauan dan pengawasan pembiayaan.17

3. Qordhul Hasan

16

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), 849. 17

Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta : UPPAMPYKIN, 2002), 265.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Qordhul Hasan adalah transaksi pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak

tertentu (muqtaridh) untuk tujuan sosial yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang

sama sesuai dengan pinjaman.18

4. Kinerja

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

program kegiatan atau kebajikan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perncanaaan strategis suatu organisasi.19

G. Asumsi Penelitian

Asumsi peneltian disebut juga sebagai anggapan dasar atau postulat, yaitu sebuah titik

tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Anggapan dasar harus

dirumuskan secara jelas sebelum peneliti melangkah mengumpulkan data. Anggapan dasar

disamping berfungsi sebagai dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang diteliti juga

untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian dan merumuskan

hipotesis.20

Dalam penelitian ini peneliti, peneliti mempunyai asumsi bahwa pembiayaan

qordhul hasan memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja pada PT. Bank BNI Syariah

Cabang Jember Tahun 2015.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang dinyatakan secara spesifik dan perlu diuji

kebenarannya, sebagai prediksi atas langkah-langkah pemecahan masalah yang telah

ditetapkan.21

Untuk itu, dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Pengaruh Pembiayaan Qordhul Hasan Terhadap kinerja

18

Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 790. 19

Ma‟ruf Abdullah, Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan (Yogyakara: Aswaja Pressindo, 2014), 3. 20

IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 39. 21 Mundir, Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 116.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Qordhul hasan merupakan akad yang memfasilitasi transaksi peminjaman

sejumlah dana tanpa adanya pembebanan bunga atas dana yang dipinjam oleh nasabah.

Transaksi qordhul hasan pada dasaranya merupakan transaksi yang bersifat sosial

karena tidak diikuti dengan pengambilan keuntungan dari dana yang dipinjamkan.22

Kendati demikian, transaksi ini juga bermanfaat bagi bank syariah untuk

memfasilitasi berbagai keperluan bank syariah dalam hal-hal yang antara lain sebagai

skema khusus membantu pegawai PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember yang

membutuhkan pinjaman untuk kebutuhan yang bersifat incidental atau hanya

dibutuhkan pada tertentu saja.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini variabel independen

(qordhul hasan) = X, sedangkan variabel dependen (kinerja) = Y, maka dari itu peneliti

menyusun 2 hipotesis yaitu :

a. Hipotesis kerja atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha yaitu hipotesis

yang didalamnya berisi ide-ide atau tanggapan mengenai langkah-langkah yang

kemudian mungkin bermanfaat untuk dilakukan. Dalam notasi hipotesis ini

dituliskan dengan Ha atau Hi yaitu terdapat pengaruh antara pembiayaan qordhul

hasan dengan kinerja.

b. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho yaitu hipotesis yang menyatakan

ketidak adanya pengaruh antara variabel. Dalam notasi hipotesis ini dituliskan

dengan Ho yaitu tidak ada pengaruh antara qordhul hasan dengan kinerja.

I. Metode Penelitian

22 Rizal Yaya, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer (Jakarta: Salemba Empat, 2014), 288.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam penelitian untuk

memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan disini adalah metode atau cara mengadakan penelitian seperti

halnya eksperimen atau non-eksperimen. Tetapi disamping itu juga menunjukan jenis

atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya eksploratif,

deskriptif atau historis. Masih ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya, misalnya

populasi atau kasus.23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan statistik deskriptif.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-

fenomena yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan

menyajikannya apa adanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan statistik deskriptif

melalui perhitungan ilmiah yang bersal dari sampel-sampel atau karyawan yang

dimintai menjawab atas sejumlah pernyataan tentang survey untuk menentukan

frekuensi dan presentase tanggapan mereka.

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah field research (penelitian

lapangan). Berdasarkan tingkat kealamiahannya termasuk metode penelitian

eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

treatment (perlakuan) tertentu.

2. Populasi

23

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), 64.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Sugiyono mengatakan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/ subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.24

Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Bank BNI Syariah

Cabang Jember yang berjumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data yang dipakai

adalah dengan menggunakan metode teknik sensus. Metode teknik sensus ini adalah

semua jumlah populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 40 karyawan pada PT. Bank

BNI Syariah Cabang Jember.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dapat diuji kebenarannya dan sesuai dengan

masalah yang diteliti secara lengkap maka digunakan teknik sebagai berikut :

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.25

Yang mana hal ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh

qordhul hasan terhadap peningkatan kinerja atau tidak adanya pengaruh. Dan

sekaligus seberapa besar baik pengaruh negatif maupun positifnya.

Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dengan menggunakan

metode sampling jenuh (sensus). Metode sampling jenuh (sensus) yaitu metode

penarikan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Hal ini

sering dilakukan apabila jumlah poulasi kecil.26

Yang dijadikan sampel dalam

24

Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),

241. 25

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 132. 26

Achmad Sani Supriyanto, Metodologi Riset, 188.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

penelitian ini yaitu sebanyak 40 karyawan. Jadi responden yang berjumlah 40

karyawan tersebut mengisi angket yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai :

1) Pernyataan yang berhubungan dengan pembiayaan qordhul hasan pada PT.

Bank BNI Syariah Cabang Jember.

2) Pernyataan yang berhubungan dengan kinerja yang mampu dihasilkan oleh

karyawan PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember.

Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan dikembangkan dari indikator dalam

kuesioner penelitian. Untuk pemberian skor pada angket dalam penelitian ini

menggunakan skala likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial.27

Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Dalam penelitian ini maka kriteria yang digunakan untuk penilaian yaitu

menggunakan skala likert sebagai berikut:28

1) Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

2) Setuju (S) diberi skor 4

3) Ragu-ragu (RR) diberi skor 3

4) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

b. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data

27

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2013), 93. 28

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), 94.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

tertentu.29

Artinya pertanyaan datang dari pihak peneliti dan jawaban diperoleh dari

pihak yang diwawancarai.

Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

atau dengan tanya jawab langsung. Data yang diperoleh adalah mekanisme

pembiayaan qordhul hasan dan kinerja dan juga untuk mengetahui adanya

pengaruh pembiayaan qordhul hasan terhadap peningkatan kinerja pada PT. Bank

BNI Syariah Cabang jember tahun 2015.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.30

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengambil data internal

perusahaan. Dokumentasi yang dimaksud disini adalah peneliti mencari data atau

dokumen mengenai hal-hal. Data yang diperoleh dari metode ini adalah jumlah

karyawan, sejarah berdirinya PT. Bank BNI Syariah, struktur organisasi lembaga,

visi dan misi lembaga, identitas karyawan, produk PT. Bank BNI Syariah serta

tujuan dan fungsi lembaga.

d. Observasi

Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui

29

Tajul Arifin, Metode Penelitian Eknomi Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), 207. 30

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, 240.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan

ini sebenarnya adalah pengamatan secara langsung. Didalam artian penelitian

observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman, gambar, rekaman

suara.31

Dimana observasi ini dilakukan untuk melihat kinerja yang diakibatkan

oleh pembiayaan qordhul hasan.

e. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian bertempat pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember

yang beralamat di Jl. Ahmad Yani 39 Jember. Alasan peneliti melakukan penelitian

di PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember adalah karena posisi gedung yang sangat

strategis dan sebelumnya peneliti melaksanakan Praktikum Praktik Lapangan

(PPL) 2 di PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember, sehingga memudahkan peneliti

dalam mendapatkan informasi yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini. Selain

itu pembiayaan qordhul hasan di PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember tidak

diperuntukkan kepada nasabah melainkan hanya kepada karyawannya saja.

f. Subjek penelitian

Subjek penelitian yang digunakan peneliti dalam menyusun penelitian ini

adalah karyawan PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember.

g. Sumber data

Sumber data merupakan subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti

menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

31

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 199-200.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik tertulis maupun lisan.32

Data dalam penelitian

ini menggunakan:

1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil interview kepada

responden yang dijadikan subjek penelitian, yang diperoleh dari PT. Bank BNI

Syariah Cabang Jember. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan data primer

kepada informan yaitu karyawan PT. Bank BNI Syariah Cabang Jember.

2) Data Sekunder, yaitu berupa studi literatur/ kepustakaan/ data yang diperoleh

dari dokumen/ publikasi/ laporan penelitian dari dinas/ instansi maupun sumber

data lainnya yang menunjang.

4. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah responden

atau sumber data terkumpul. Kegiatan dalam analisis data ialah mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang telah diajukan.33

Untuk mempermudah dalam menganalisis data maka peneliti

menggunakan program SPSS (Statistical Package For Social Science).

Kegiatan menganalisis data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap antara

lain :

a. Proses editing

32

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu penedekatan praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 129. 33

Ibid, 201.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah

dikumpulkan dari hasil survei di lapangan. Pada prinsipnya proses editing data yang

diamati akan dianalisis secara akurat dan lengkap.

b. Proses coding

Proses pengubahan data kualitatif menjadi angka dengan mengklasifikasikan

jawaban yang ada menurut kategori-kategori yang penting (pemberian kode).

c. Proses scoring

Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan

membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini

responden.

d. Tabulasi

Menyajikan data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca

dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai kemudian

data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistik yaitu

SPSS (Statistical Package For Social Science).

Analisis data kuantitatif adalah suatu analisa yang berdasarkan pada data

yang dapat dihitung (angka). Untuk mempermudah dalam menganilis data maka

peneliti menggunaakan program SPSS (Statistical Package For Social Science).

1) Uji Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen atau alat ukur yang baik haruslah memiliki validitas dan

reliabilitas yang juga sama baiknya. Sebelum dilakukan analisis statistik, butir-

butir pertanyaan, pernyataan mutlak perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji validitas

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut.34

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji tingkat validitas

instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus korelasi Product

Moment sebagai berikut :

2222 YYnXXn

YXXYnr

Keterangan :

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah responden

Y : Jumlah skor total seluruh item

X : Jumlah skor tiap item

Pengambilan keputusannya bahwa setiap indikator valid apabila r

hitung lebih besar atau sama dengan r tabel, dan untuk menentukan r hitung

dibantu dengan program SPSS Versi 19 for windows yang dinyatakan dengan

nilai corrected item total correlation, butir-butir pertanyaan maupun

pernyataan dinyatakan valid atau sah bila nilai korelasinya di atas 0,2 dan

kurang dari 0,05.35

b. Uji reliabilitas

34

Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS (Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, 2013) 52. 35

Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak (Jakarta: Elex Media Komputindo,

2013), 62.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas digunakan untuk menilai apakah

data hasil angket dapat dipercaya atau tidak. Dalam penelitian ini uji

reliabilitas dilakukan dengan metode cronbach‟s alpha.

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data

atau temuan. Dalam pandangan kuantitatif, suatu data dinyatakan reliabel

apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data

yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data

yang sama, atau sekelompok data yang bila dipecah menjadi dua

menunjukkan data yang tidak berbeda.36

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :

α = krs

1+(k-1)r

Dimana:

α = koefisien reliabilitas

r = mean korelasi item

k = jumlah variabel

s = standar deviasi

1 = bilangan konstan

36

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D , 268.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Untuk menguji reliabilitas alat ukur, dengan memperhatikan koefisien

cronbach‟s alpha. Alat ukur dinyatakan andal atau reliable bila koefisien

cronbach‟s alpha >0,70.37

2) Alat Analisis data kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data terkumpul. Adapun metode analisa

data dalam penelitian ini yaitu menggunakan regresi linier sederhana, adapun

regresi linier sederhana merupakan uji regresi yang mana hanya memiliki satu

independent dan satu dependent variable.38

a. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas dari

penyimpangan data yang terdiri dari normalitas, dan heteroskedatisitas.

Asumsi klasik tersebut yaitu :

1) Uji Normalitas

Pengujian terhadap asumsi klasik normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah residual data dari model regresi linier memiliki

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang

residual datanya berdistrubi normal. Jika residual data tidak berdistribusi

normal maka kesimpulan statistik menjadi tidak valid atau bias. Ada cara

37 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate, 48. 38

Sufren, mahir mengguanakn SPSS Secara Otodidak, 94.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

untuk mendeteksi apakah residual data berdistribusi normal ataukah tidak

yaitu dengan melihat normal probability plot. Apakah pada grafik normal

probability plot tampak bahwa residual data memiliki distribusi normal,

atau data memenuhi asumsi klasik normalitas.39

Jika data menyebar jauh

dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau

grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

kriteria pengujian dalam uji normalitas data yaitu angka

signifikansinya (SIG) >0,05, maka data berdistribusi normal. Jika angka

signifikansinya (SIG) <0,05, maka data tidak berdistribusi normal.40

Dalam penelitian ini peneliti menguji asumsi klasik normalitas

data dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS v.19 dengan melihat

grafik histogram (normalitas probability plot).

2) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian terhadap uji asumsi klasik heteroskedastisitas bertujuan

untuk mengetahui apakah varians dari residual data satu observasi ke

observasi lainnya berbeda ataukah tetap. Jika varians dari residual data

sama disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Ada cara untuk mendeteksi problem

heteroskedastisitas pada model regresi dengan melihat grafik scatterplot

yaitu jika ploting titik-titik menyebar secara acak dan tidak berkumpul

39

Hengki Latan dan Selva Temalagi, Analisis Multivariate Teknik dan Aplikasi Menggunakan IBM SPSS 20.0

(Bandung: ALFABETA, 2013), 56-57. 40

Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013) 36.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

pada satu tempat, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem

heteroskedastisitas.41

Cara yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan analisa

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter

plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Yprediksi-Ysesungguhnya)

yang telah di studentized. Dasar analisis:

a) Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

b. Analisis Regresi Linier Sederhana

Adapun teknik analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah

menggunakan regresi linier sederhana. Analisis regresi merupakan salah

satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel

terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi, variabel yang mempengaruhi

disebut independent variabel (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi

disebut dependent variabel (variabel terikat). Analisis regresi linear

sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh untuk satu variabel

41

Hengky latan, Analisis Multivariate, 66.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini yaitu qordhul hasan sedangkan variabel terikat yaitu kinerja.

Rumus regresi linear sederhana :

Y= a + Bα + e

Keterangan:

Y : variabel dependen (qordhul hasan)

a : konstanta atau intercept

B : koefisien variabel independen

α : variabel independen (kinerja)

e : error

Untuk mengetahui serta menentukan arah besarnya koefisien antara

variabel bebas dengan variabel terikat, maka digunakanlah teknik bantuan

SPSS.

c. Uji hipotesis

1) Uji T

Uji individual (Uji T) yaitu uji statistik bagi koefisisensi regresi

dengan hanya satu koefisien regresi yang mempengaruhi Y (Variabel

Terikat). Dalam penelitian ini uji T digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh independen (X) secara parsial terhadap faktor

dependen (Y). Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

a. Menentukan formulasi hipotesis

1) Ha : b = 0, artinya dalam notasi, hipotesis Ha adalah “qordhul

hasan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja”.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

2) H0 : b =. Artinya, dalam notasi, hipotesis Ho adalah “qordhul

hasan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kinerja”

b. Menentukan derajat kepercayaan 5% (alpa=0,05) dari T

hitung dan T tabel.

c. Menentukan T hitung

d. Menentukan T tabel ( diambil dari hasil tabel distribusi pada

alpa= 5%)

e. Membuat kesimpulan

1) Bila t hitung > t table maka Ho ditolak da Ha diterima,

menyatakan bahwa variabel independent (X) = qordhul

hasan secara individual mempengaruhi variabel dependen

(Y) = kinerja.

2) Bila t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ditolak,

menyatakan bahwa variabel independen (X) = qordhul

hasan secara individual tidak mempengaruhi variabel

dependen (Y) = kinerja.

2) Uji Koefisiensi Determinasi R2

R2 adalah koefisien determinasi yakni suatu nilai yang

menggambarkan total variasi dari Y (variabel terikat) dari suatu

persamaan regresi. nilai koefisiensi determinasi yang besar menunjukkan

bahwa regresi tersebut mampu dijelaskan secara besar pula.42

42 Widayat, Metode Penelitian Pemasaran (Malang: UMM Pers, 2004), 178-179.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar koefisiensi

determinan, maka semakin baik kemampuan variabel bebas terhadap

variabel terikat. Jika determinan (r2) semakin besar (mendekati satu),

maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar

terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi (r²) dalam regresi

sederhana dapat diperoleh dengan formulasi sebagai berikut :

R2 = (r)

2 x 100%

Dimana :

R2 =

koefisiensi determinasi

r = koefisien korelasi

3) Penetapan tingkat signifikansi

Penetapan hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi sebesar 0,05 ( =5%) atau tingkat keyakinan sebesar 0,95

karena tingkat signifikansi itu yang umum digunakan pada penelitian

ilmu-ilmu sosial dan di anggap cukup tepat untuk mewakili hubungan

variabel yang diteliti.43

J. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini akan dijelaskan kerangka pemikir yang digunakan

dalam menyusun skripsi ini, sehingga dapat dipelajari dan dipahami oleh pembaca. Adapun

sistematika pembahasan ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

43

Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: ghalia Indonesia, 1990), 460.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.iain-jember.ac.id/21/4/BAB I.pdf · A. Latar Belakang Masalah ... Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum

Yang terdiri dari 9 sub yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, asumsi

penelitian, hipotesis, metode penelitian.

BAB II: PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan kajian kepustakaan serta literatur yang berhubungan

dengan skripsi. Penelitian terdahulu yang mencantumkan penelitian sejenis yang telah

dilakukan sebelumnya. Dilanjutkan dengan kajian teori yang memuat “ Pembiayaan

Qordhul Hasan” serta “ Kinerja” fungsi dari bab ini adalah sebagai landasan teori pada bab

berikutnya guna menganalisa data yang diperoleh dari penelitian.

BAB III: PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini menguraikan tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisis,

pengujian hipotesis, dan pembahasan.

BAB IV: PENUTUP

Berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran. Kemudian

dicantumkan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.