Upload
vocong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Teknologi selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan
menyesuaikan kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia. Perkembangan
teknologi tidak dapat dihentikan dan setiap harinya selalu terdapat inovasi dalam
bidang teknologi yang digunakan untuk menunjang kebutuhan hidup manusia.
Adanya perubahan teknologi dalam kehidupan masyarakat dapat menghadirkan
dampak positif maupun negatif dalam praktiknya, karena akan selalu ada
kelompok yang diuntungkan dan dirugikan dalam hal ini. Kelompok yang
diuntungkan adalah kelompok yang dapat bertahan ditengah gencarnya
perubahan di sekitarnya, sedangkan kelompok yang dirugikan adalah kelompok
yang lambat atau tidak dapat mengikuti serta bertahan dalam perubahan yang
ada.
Memasuki era globalisasi serta modernisasi ini membuka peluang bagi
siapa saja untuk melakukan persaingan bisnis tanpa terkecuali. Menghadapi
persaingan dalam era globalisasi dan modernisasi ini memang bukan hal yang
mudah untuk diatasi, oleh karena itu perlunya inovasi agar tetap eksis dalam
“permainan” sangat dibutuhkan. Judul Dampak dan Strategi Ojek Pangkalan
2
dalam Menghadapi Kehadiran Go-Jek di Jakarta Barat diambil dengan
beberapa pertimbangan sebagai berikut.
1. Relevansi dengan Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
(PSdK)
Departemen PSdK merupakan studi terapan yang memiliki cakupan
makro untuk membangun masyarakat agar menjadi lebih berdaya melalui
tiga konsentrasi, yaitu pemberdayaan masyarakat (community
empowerment), tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility), dan kebijakan sosial (social policy). Dalam praktiknya,
program studi ini mengatasi masalah-masalah sosial yang ada di sekitar
masyarakat menggunakan pendekatan-pendekatan yang disesuaikan dengan
kondisi masyarakat.
Tingginya kebutuhan masyarakat akan transportasi umum serta
munculnya transportasi alternatif seperti ojek pangkalan, salah satunya yang
ada di wilayah Jakarta Barat dan membuat lapangan pekerjaan baru bagi
sebagian masyarakat yang membutuhkan. Adanya hal tersebut akhirnya
membuat mereka yang awalnya pengangguran menjadi memiliki pekerjaan.
Namun pada akhir tahun 2015 muncul Go-Jek sebagai perusahaan startup
dalam bidang technopreneurship sehingga ojek pangkalan yang berada di
Jakarta Barat mulai tersisihkan. Oleh karena itu, penelitian ini sangat relevan
dengan konsentrasi yang ada di Departemen, yakni pemberdayaan
masyarakat.
3
2. Aktualitas
Go-Jek merupakan salah satu alternatif bagi permasalahan transportasi
umum yang ada di Jakarta dan Go-Jek pun juga mendapat tanggapan yang
positif dari warga Jakarta, termasuk juga dari presiden Jokowi. Maraknya
perkembangan Go-Jek di Jakarta membuat sebagian kelompok, khususnya
ojek pangkalan menolak secara terang-terangan akan hadirnya Go-Jek di
wilayah mereka. Penolakan yang dilakukan oleh ojek pangkalan yang
sempat terjadi beberapa waktu lalu akhirnya dapat diredam dengan
munculnya penerimaan Go-Jek oleh ojek pangkalan dan hingga saat ini
sudah tidak ada konflik lagi antara Go-Jek maupun ojek pangkalan.
Hadirnya Go-Jek di Jakarta ini pun cukup membawa dampak yang besar,
seperti terbukanya lapangan pekerjaan, inovasi dalam bidang transportasi
yang mengandalkan teknologi, serta persaingan bisnis dalam bidang
transportasi. Persaingan bisnis tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar
saja, melainkan juga antara pihak Go-Jek dengan rakyat kecil –ojek
pangkalan– dimana pihak Go-Jek selaku pemain ekonomi modern,
sedangkan pihak ojek pangkalan selaku pemain ekonomi tradisional.
3. Orisinalitas
Isu mengenai ekonomi kreatif telah dijadikan penelitian oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Dalam proses penyusunan proposal ini, penulis
melakukan studi literatur yang digunakan sebagai bahan pembuktian bahwa
proposal yang disusun ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu:
4
1) Penelitian yang dibuat oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada
yang bernama Shofan Ardianto yang berjudul Penggunaan Ojek
dalam Pelayanan Rujuk (Studi Kasus di Puskesmas Pemenang
Kabupaten Lombok Utara). Penelitian ini membahas tentang sulitnya
untuk menjangkau akses kesehatan bagi masyarakat di Pemenang, ini
dikarenakan kondisi geografis yang ada serta jarak tempuh yang
mencapai 40km dari kota Mataram membuat sulitnya akses
masyarakat untuk menjangkau fasilitas kesehatan. Oleh sebab itu,
dibuatlah suatu alternatif yang bertujuan untuk mengurangi
permasalahan yang ada, yaitu dengan adanya kerjasama dengan
masyarakat lokal, yaitu ojek untuk membantu mobilitas masyarakat
dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan rujukan sehingga derajat
kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
2) Penelitian yang dibuat oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada
yang bernama Sri Yanto yang berjudul Pemanfaatan Pelayanan
Transportasi Publik di Kabupaten Karanganyar (Kasus: Bus Jalur
Solo-Tawamangu). Penelitian ini membahas tentang pergerakan
penduduk di Kabupaten Karanganyar yang umumnya menggunakan
bus jalur Solo-Tawamangu, karena jalur ini merupakan jalur utama
sebagai akses menuju pusat kota dan daerah lainnya.
Terdapat perbedaan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti dengan
dua penelitian sebelumnya. Perbedaannya pada kedua penelitian pertama
adalah pada objek penelitiannya, yaitu pada dua penelitian sebelumnya tidak
5
ada pembahasan mengenai dampak serta strategi, berbeda dengan
pembahasan yang peneliti lakukan yang membahas dampak serta strategi
dari kehadiran Go-Jek bagi ojek pangkalan. Oleh karena itu, penelitian yang
akan peneliti lakukan adalah masih orisinal.
B. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang dinamis dan untuk menunjang
berbagai macam kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan suatu perubahan
pada hidupnya, salah satunya adalah teknologi. Perkembangan teknologi tidak
pernah terlepas dari keadaan manusia saat itu, sehingga jenis teknologi yang ada
pun juga mengikuti perkembangan zaman manusia. Dalam perkembangannya,
terdapat tujuh generasi yang diurutkan berdasarkan tahun kelahiran, yaitu
Greatest Generation atau G.I. Gen (1901-1924), Silent Generation (1925-1945),
Baby Boomer Generation (1946-1964), Generasi X atau the Thirteenth
Generation (1965-1980), Generasi Y atau the Millennial Generation (1981-
1994), Generasi Z atau iGeneration (1995-2010), serta Generasi A atau Alpha
Generation (2011-2025). Menurut pandangan ilmu psikologi sifat serta pola
pikir manusia dipengaruhi menurut generasi sesuai dengan tahun kelahirannya,
hal ini terjadi karena mereka tumbuh dan berkembang melalui fase satu ke fase
kehidupan yang lain secara bersamaan (Sandeen, 2008).
Awal perkembangan teknologi yang cukup pesat dimulai pada era
Generasi X, karena pada generasi ini mulai bermunculan personal computer
(PC), disket, internet, video games, serts TV kabel, sehingga era ini dikatakan
sebagai basis era digitalisasi (Palfrey dan Gasser, 2008). Lalu setelah itu dari
6
Generasi Y mulai mengembangkan hal yang lebih canggih, seperti handphone
pada awal tahun 1990-an bermerk Nokia, electronic mail (e-mail), serta instant
messaging (IM), dan mulai dari era Generasi Y inilah teknologi dalam bidang
komunikasi semakin digencarkan. Terdapat Generasi Z yang merupakan
persilangan dari Generasi X serta Generasi Y yang memiliki inovasi lebih
canggih dari sebelumnya. Anak yang lahir pada Generasi Z ini, sudah mulai
mengenal teknologi karena sosial media serta handphone semakin
dikembangkan mulai masuk pada era ini, sehingga anak yang lahir pada generasi
ini sudah melek akan teknologi. Generasi terbaru saat ini adalah Alpha
Generation, dimana perkembangan teknologi semakin merajalela sehingga
membuat manusia pun menjadi sulit untuk lepas dari gadget yang mereka miliki
(Palfrey dan Gasser, 2008).
Memasuki era ekonomi digital sebagai bagian dari adanya globalisasi
dan modernisasi yang sedang berkembang menuntut perusahaan yang sudah
berdiri atau perusahaan yang baru melakukan startup untuk melakukan inovasi
untuk mempertahankan eksistensi mereka di pasar. Ekonomi digital merupakan
suatu sistem ekonomi dimana internet menjadi arena persaingan para pelaku
bisnis untuk mendapatkan konsumen. Semakin berkembang pesatnya ekonomi
digital ini dikarenakan adanya tuntutan dari globalisasi maupun modernisasi
dalam bidang ekonomi dan teknologi. Dalam ekonomi digital ini, persaingan
antar-perusahaan pun semakin bebas dan ketat karena siapa saja dengan mudah
untuk meniru apa yang orang lain lakukan dalam dunia maya. Oleh sebab itu,
7
diperlukan manajemen yang baik serta kreativitas yang tinggi dalam berinovasi
agar dapat tetap mempertahankan eksistensinya.
Semakin berkembangnya teknologi, maka pendapatan seseorang,
perusahaan, atau bahkan negara dapat bertambah. Hal tersebut terjadi karena
adanya minat yang tinggi dalam teknologi, sehingga banyak orang atau
perusahaan yang berlomba-lomba untuk menciptakan suatu teknologi yang baru
bagi masyarakat. Pada perkembangan teknologi pun juga dapat membuka
lapangan pekerjaan yang cukup menjanjikan, karena perusahaan kerap menyerap
tenaga kerja yang cukup banyak, sehingga dengan dibukanya lapangan
pekerjaan yang baru, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Selain dampak positif, terdapat juga dampak negatif dari teknologi itu
sendiri. Adanya kecanduan gadget diseluruh kalangan merupakan salah satu
dampak negatifnya, sehingga menyebabkan masyarakat menjadi acuh tak acuh
terhadap lingkungan di sekitar mereka, membuat masyarakat menjadi konsumtif
dan hedonis. Adanya pergeseran budaya tersebut terjadi karena mudahnya akses
untuk membeli suatu barang membuat masyarakat selalu ingin membeli suatu
barang, serta saat ini pun adanya “tuntutan” untuk memiliki suatu hal yang
sedang booming di masyarakat menjadi faktor yang cukup vital di dalam
kehidupan masyarakat saat ini. Dampak negatif dari semakin berkembangnya
teknologi adalah tingkat kejahatan semakin meningkat, khususnya di daerah
perkotaan, baik pencurian hingga pelecehan seksual.
8
Pesatnya laju perkembangan teknologi di dunia membuat perusahaan-
perusahaan yang ada berlomba dalam menghadirkan inovasi yang baru bagi
masyarakat sebagai konsumen. Salah satu inovasi yang saat ini menjadi trend
secara global adalah dilakukannya persilangan antara teknologi dengan
transportasi. Inovasi transportasi berbasis teknologi pertama kali muncul pada
tahun 2009 di San Fransisco, Amerika Serikat, terciptalah transportasi berbasis
aplikasi yang bernama Uber. Awal mula didirikannya Uber adalah pada tahun
2008 di saat musim salju di Paris, Travis Kalanick dan Garrett Camp kesulitan
untuk mencari taksi, dan akhirnya mereka berdua menemukan hal yang praktis
untuk memanggil taksi di berbagai situasi dan kondisi, yaitu dengan sentuhan
teknologi (uber.com). Adanya inovasi dalam bidang transportasi ini membuat
Uber menjadi salah satu transportasi berbasis online yang mendunia dan pelopor
dalam bidang technopreneurship.
Adanya Uber sebagai operator transportasi umum di dunia Barat, pada
tahun 2011 pun di Jakarta muncul ojek berbasis operator center yang bernama
Go-Jek dengan slogan mereka “An ojek for every need” yang akhirnya
berkembang di tahun 2015 menjadi transportasi berbasis online. Nadiem
Makarim selaku CEO dan founder dari Go-Jek ini mengutarakan
keprihatinannya karena adanya ketidakefektifan bagi tukang ojek pangkalan
dalam menunggu konsumen, akhirnya ia berinisiasi untuk membuat Go-Jek.
Pemesanan Go-Jek awalnya melalui call center, namun lambat laun karena
memiliki banyak peminat, akhirnya dibuatlah aplikasi Go-Jek yang bertujuan
agar konsumen tidak perlu menghubungi operator terlebih dahulu untuk
9
memesan Go-Jek, jadi konsumen langsung diarahkan untuk langsung
mendapatkan driver dan driver yang akan menghubungi konsumen (gojek.com).
Jauh sebelum hadirnya Go-Jek di Jakarta, di Jakarta terdapat salah satu
transportasi alternatif yang sempat diminati oleh masyarakat yang bernama ojek
pangkalan. Ojek pangkalan, atau yang lebih sering disebut dengan ojek ini telah
ada sejak zaman Ali Sadikin masih memimpin Jakarta, yaitu sejak tahun 1970-
an. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan tempat pertama hadirnya ojek, namun
pada saat itu ojek masih menggunakan sepeda ontel belum menggunakan sepeda
motor untuk mengangkut penumpang. Hadirnya ojek sepeda ini dikarenakan
adanya larangan untuk kendaraan yang beroda tiga masuk ke wilayah Tanjung
Priok, tentunya hal ini cukup menguntungkan bagi pemilik sepeda ontel yang
menjajakan jasanya. Dengan hadirnya ojek sepeda ini tentunya menjadi andalan
masyarakat pada saat itu, karena setelah di Tanjung Priok, ojek sepeda ini
menyebar ke daerah Ancol, Kota, hingga Harmoni (www.beritaterbaru.id/2015).
Penggunaan sepeda ontel akhirnya tergantikan oleh sepeda motor yang
lebih mengandalkan tenaga mesin ketimbang tenaga manusia. Penggunaan ojek
bersepeda motor ini pertama kali hadir di wilayah Ancol, Jakarta Utara.
Kehadiran ojek motor ini tentunya mendapat berbagai macam respons, tak
terkecuali dari petinggi daerah saat itu, yaitu gubernur Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, Ali Sadikin beserta Brigjend. Karamoy selaku pihak kepolosian
menolak penggunaan sepeda motor sebagai angkutan massal karena sepeda
motor hanya dapat mengangkut dua orang saja sehingga tidak layak dijadikan
sebagai angkutan massal (www.beritaterbaru.id/2015).
10
Pada awal kemunculannya ojek belum bernama ojek seperti yang kita
tahu saat ini. Kata dasar ojek adalah objek yang berarti suatu hal yang menjadi
pembicaraan di masyarakat. Seiring dengan berjalanya waktu, kata objek
berubah menjadi ngobjek yang diartikan sebagai mencari penghasilan, kemudian
berubah menjadi ojek dan kata itu yang hingga saat ini dipakai. Sejak
diresmikannya UU mengenai dilarang beroperasinya kendaraan beroda tiga di
Jakarta, maka saat itulah ojek menjadi transportasi massal, walaupun hal ini
ditentang cukup keras bahkan hingga dilakukan razia ojek, namun ojek tetap
beroperasi hingga saat ini (historia.id). Alasan tetap eksisnya ojek hingga saat ini
karena motor masih terbilang cukup efisien untuk jalanan ibukota, dengan motor
waktu serta jarak tempuh dapat lebih singkat. Ditambah mayoritas tukang ojek
yang ada cukup paham mengenai jalanan ibukota yang sangat padat tiap harinya
dan di Jakarta sendiri juga tak jarang ditemukannya jalan alternatif yang
biasanya dilewati oleh motor.
Ojek semakin menunjukkan eksistensinya yang ditandai dengan semakin
banyaknya tempat pangkalan ojek yang tersebar di wilayah Jakarta, khususnya
di area sekolah, kampus, pusat perbelanjaan, hingga perkantoran. Banyaknya
tempat pangkalan ojek di area tersebut karena cukup berpotensinya para tukang
ojek untuk mendapatkan uang dari orang-orang yang berada di area tersebut.
Terlebih di saat rush hour, yaitu pada pukul 06.00-09.00 dan 16.00-19.00
kemungkinan untuk mendapatkan transportasi umum seperti bus ataupun
mikrolet pun cukup susah, dan ojek lah yang menjadi alternatifnya.
11
Persaingan antara transportasi umum di Jakarta bisa terbilang cukup
sengit, karena begitu banyaknya jenis transportasi yang ada di Jakarta inilah
yang menjadi kendala bagi kelompok yang menyediakan jasa layanan
transportasi bagi warga Jakarta. Berbagai cara pun akhirnya dilakukan untuk
menarik minat konsumen, termasuk dari tarif yang diberikan kepada konsumen,
sehingga banyak dari penyedia jasa layanan transportasi pun melakukan perang
harga demi mendapatkan konsumen sebanyak mungkin. Mayoritas warga di
Jakarta membutuhkan transportasi umum yang aman, nyaman, serta tarif yang
sesuai dengan kondisi fisik dari transportasi tersebut.
Selain kemacetan yang sering terjadi di Jakarta akibat semakin
meningkatnya volume kendaraan yang ada di Jakarta perharinya, keamanan di
dalam transportasi umum merupakan faktor lain dari permasalahan yang ada di
jalanan Jakarta. Beberapa waktu lalu di Jakarta cukup marak terjadi kasus
kriminalitas yang terjadi di dalam transportasi umum, seperti pencopetan,
pelecehan seksual, pemerkosaan, bahkan pembunuhan, dengan perempuan yang
kerap menjadi korbannya. Adanya kejadian-kejadian tersebut membuat sebagian
masyarakat menjadi khawatir untuk menggunakan jasa transportasi umum,
terlebih pada malam hari. Banyaknya tindakan kriminal yang terjadi di dalam
angkutan umum berimbas pada turunnya jumlah penumpang yang ada secara
drastis dan para sopir angkutan umum harus mengejar setoran harian untuk
diberikan kepada pemilik angkutan umum tersebut.
Go-Jek hadir di Jakarta karena sudah rumitnya permasalahan transportasi
yang ada di Jakarta, karena beberapa tahun silam kerap terjadi berbagai macam
12
kriminalitas yang terjadi dan sistem transportasi umum yang dinilai masih buruk.
Hadirnya Go-Jek di Jakarta pun seperti adanya angin segar bagi warga Jakarta,
karena Go-Jek merupakan salah satu alternatif yang terbaik yang ada. Hal
tersebut dapat dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan bagi konsumen,
karena sistem Go-Jek yang terintegrasi dengan driver Go-Jek membuat driver
Go-Jek dapat dilacak dan keamanan bagi konsumen cukup terjamin. Hal lain
yang membuat Go-Jek menjadi andalan di Jakarta adalah tarif yang murah serta
adanya inovasi dalam pelayanan yang diberikan Go-Jek menjadi daya tarik bagi
calon konsumen.
Transportasi berbasis online ini mendapatkan respons yang baik dari
konsumen, namun saat sedang boomingnya Go-Jek, muncul permasalahan-
permasalahan yang ada, mulai dari izin operasional hingga bentrok dengan
oknum sektor konvensional yang berujung pada kericuhan. Kasus yang sempat
berkembang adalah adanya aksi sweeping dari pengemudi taksi konvensional
kepada pengemudi taksi dan ojek online yang berujung tindakan anarkis serta
adanya demo dari pengemudi taksi Blue Bird akan kehadiran transportasi
berbasis online yang membuat pendapatan mereka berkurang drastis
(news.detik.com/berita/3171097).
Munculnya berbagai macam transportasi berbasis online pada tahun 2015
dinilai telah meresahkan para pengemudi taksi konvensional, karena menurut
mereka adanya perusahaan transportasi berbasis online ini tidak mengikuti
peraturan yang ada, baik itu mulai dari penetapan argo, pelat kendaraan, hingga
operasional, sedangkan taksi yang resmi telah mengikuti peraturan yang telah
13
berlaku (news.detik.com/berita/3171097). Menurut mereka, pendapatan tidak
berbanding lurus dengan setoran harian yang harus mereka kejar. Adanya hal
tersebut membuat ketimpangan dan banyak konsumen akhirnya lebih memilih
transportasi berbasis online dikarenakan harganya yang jauh lebih murah
dibandingkan dengan taksi konvensional.
Sebelum terjadinya demo yang dilakukan oleh sopir taksi, pada tahun
2015 juga pernah ada aksi penolakan dan anarkis yang dilakukan oleh ojek
pangkalan terhadap driver Go-Jek, alasannya pun juga tidak jauh dari
menurunnya pendapatan ojek pangkalan akan kehadiran Go-Jek di lingkungan
mereka. Aksi-aksi penolakan yang dilakukan pun juga bermacam-macam, mulai
dari memasang spanduk, tidak boleh mengambil atau menurunkan penumpang
di kawasan sekitar ojek pangkalan, hingga perusakan atribut pun sempat
dilakukan (www.republika.co.id/berita/nasional). Hal ini memang sempat terjadi
kisruh antara kedua belah pihak, namun saat ini permasalahan yang ada sudah
cukup reda dan pelaku ojek pangkalan pun sudah mulai menerima driver Go-Jek
di lingkungan mereka.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, dapat disimpulakan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah dampak sosial dan ekonomi yang dialami oleh ojek
pangkalan atas hadirnya Go-Jek di Jakarta?
2. Bagaimanakah strategi ojek pangkalan dalam menghadapi hadirnya Go-
Jek di Jakarta?
14
D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Substansial
Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan tentang latar belakang
hingga permasalahan yang terjadi antara Go-Jek dengan ojek pangkalan
memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh hadirnya Go-Jek terhadap
eksistensi ojek pangkalan di Jakarta Barat.
b. Tujuan Operasional
1. Mengidentifikasi dampak yang dialami oleh ojek pangkalan karena
kehadiran Go-Jek di Jakarta Barat.
2. Mengidentifikasi strategi ojek pangkalan dalam mengatasi hadirnya
Go-Jek di Jakarta Barat.
E. Manfaat Penelitian
1. Dapat dijadikan bahan pertimbangan evaluasi pihak Go-Jek selaku
perusahaan yang bergerak di bidang transportasi berbasis online.
2. Sebagai referensi terhadap penelitian selanjutnya.
F. Kerangka Teori
Isu mengenai transportasi berbasis online saat ini sedang ramai
dibicarakan, termasuk juga dengan Go-Jek sebagai pioner transportasi berbasis
online di Jakarta. Ini juga merupakan salah satu gebrakan yang cukup besar
dalam bidang transportasi, dimana kondisi yang ada adalah tidak adanya inovasi
yang dilakukan oleh pihak perusahaan atau pelaku transportasi konvensional
untuk menarik perhatian konsumen, namun yang kerap terjadi adalah adanya
rasa ketidakamanan dan ketidaknyamanan bagi konsumen yang menggunakan
15
jasa transportasi konvensional. Walaupun dalam perjalanan Go-Jek ini
mengalami masalah dengan regulasi, namun Go-Jek masih tetap berjalan dan
semakin eksis hingga saat ini.
Beberapa waktu lalu, sempat terjadi isu bahwa Go-Jek akan dibekukan
oleh pihak Kementrian Perhubungan dengan alasan bahwa kendaraan yang
digunakan adalah kendaraan pribadi dan motor bukan merupakan kendaraan
yang dapat dijadikan transportasi umum. Dengan adanya isu-isu seperti ini
mendapat respons beragam dari berbagai kalangan, hingga pada akhirnya
presiden Jokowi memutuskan bahwa Go-Jek sebaiknya jangan dibekukan karena
Go-Jek merupakan salah satu bentuk ekonomi kreatif yang seharusnya adanya
Go-Jek ini dapat diapresiasi oleh berbagai pihak. Akhirnya, pembekuan Go-Jek
oleh pihak kementrian pun dibatalkan atas instruksi presiden.
Hadirnya Go-Jek sebenarnya memberikan dampak yang cukup besar
bagi ojek pangkalan, karena saat ini ojek pangkalan sepi peminat, ditambah
dengan perbedaan harga yang terpaut cukup tinggi antara ojek pangkalan dengan
Go-Jek pun menjadi salah satu alasan mengapa ojek pangkalan saat ini seperti
tergusur.
1. Teori Dualisme Ekonomi
Boeke mengutarakan bahwa dualisme sosial merupakan perbenturan
sebuah sistem sosial yang diimpor dengan sistem sosial asli gaya lain.
Mayoritas sistem sosial yang diimpor adalah kapitalisme tinggi, tapi
kemungkinan juga bisa sosialisme atau komunisme, atau peleburan
16
keduanya. Dualisme, menurutnya adalah “bentuk disintegrasi” yang muncul
seiring dengan munculnya kapitalisme dalam negara pre-kapitalisme.
Dualisme muncul karena perbenturan antara “Timur” dengan “Barat”
hal ini sama dengan kalimat populer yang dinyatakan oleh Rudyard Kipling
bahwa “East is East and West is West and never the twain shall meet.”
Singkatnya, dalam terminologi yang familiar di ekonomi barat, sektor pre-
kapitalistik ekonomi timur berbeda dengan ekonomi barat yang “homogen.”
Ini ditandai dengan mundurnya kurva penawaran dan pengambilan risiko
(Akhyat, 2015).
Boeke membagi dua model ekonomi, yaitu sistem ekonomi subsisten
dan sistem ekonomi kapitalis serta menjelaskan tentang konsep dualisme
ekonomi berdasarkan struktur dasar ekonomi masyarakat kolonial yang
disebutnya pure economic theory (Akhyat dalam Boeke, 1953:97-99).
Dualisme ekonomi merupakan suatu kondisi dimana terdapat dua sistem
ekonomi, yaitu inferior dan superior, yang berada pada waktu dan tempat
yang sama. Ojek pangkalan dan Go-Jek merupakan dua hal hal yang
berbeda dan keduanya berada di dalam waktu dan tempat yang sama.
Perbedaannya di sini adalah posisi ojek pangkalan yang bermain sebagai
pelaku ekonomi inferior, sedangkan posisi Go-Jek yang bermain sebagai
pelaku ekonomi superior. Walaupun keduanya sama-sama bergerak dalam
bidang transportasi, namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar,
yaitu ojek pangkalan tidak menggunakan teknologi canggih untuk
menjaring konsumen, sedangkan Go-Jek menggunakan teknologi canggih
17
untuk menjaring konsumen. Adanya hal ini menjadikan dualisme ekonomi
antara ojek pangkalan dengan Go-Jek.
Permasalahan ini tidak akan hilang begitu saja, bahkan jika tidak bisa
teratasi dengan baik kemungkinan akan terjadinya sebuah konflik dapat
terjadi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan derajat antara inferior dengan
superior yang lambat laun perbedaannya akan semakin besar dan semakin
sulit untuk dikendalikan. Semua ini membutuhkan proses dan situasi yang
sering terjadi adalah pihak superior yang kerap menyebabkan timbulnya
kondisi tersebut, bahkan tidak menutup kemungkinan ojek pangkalan akan
dipaksa untuk bergabung dengan Go-Jek.
2. Teori Ekonomi Digital
Dewasa ini hal yang berbau digital tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari, mulai dari berita, belanja, hingga transportasi semua
dapat dilakukan dengan sentuhan tangan pada gadget yang dimiliki.
Ekonomi digital ini masuk karena adanya modernisasi dan semakin kuat
dengan semakin maraknya bisnis maupun transaksi yang dilakukan secara
online. Semakin merebaknya ekonomi digital ini membuat baik pemain
lama atau pemain baru dalam dunia bisnis berusaha untuk lebih kreatif dari
sebelumnya karena pada era ekonomi digital ini kreativitas merupakan satu
hal yang cukup vital. Don Tapscott (dalam Doghty, 2014) menjabarkan
mengenai karakteristik tentang ekonomi digital, yaitu.
18
a) Knowledge
Pengetahuan merupakan sumber daya utama yang harus dimiliki
dalam melakukan bisnis ekonomi digital. Pengetahuan juga merupakan
nilai dari perusahaan dalam proses pembuatan produk serta jasa, serta
pelaku bisnis juga dapat menggunakan teknologi sebagai penunjang
dalam bisnisnya.
b) Virtualization
Dalam ekonomi digital, sebuah bisnis dapat dilakukan dengan
perangkat sederhana dan dapat menjangkau calon konsumen yang ada
di dunia dengan mudah karena calon konsumen tidak perlu datang ke
toko untuk memilih produk yang ia inginkan, cukup browsing ke situs
penjual dan melakukan transaksi via online. Kelebihan dari sistem ini
adalah operational hour yang 24 jam dalam 7 hari.
c) Innovation
Setiap perusahaan memerlukan adanya inovasi, terlebih dalam
ekonomi digital yang persaingannya cukup ketat yang mengharuskan
perusahaan untuk melakukan inovasi agar calon konsumen maupun
konsumen tetap melirik perusahaan tersebut.
d) Immediacy
Seorang konsumen dalam memilih produk atau jasa dari pasti akan
melakukan pertimbangan serta perbandingan antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan lain yang sejenis, dengan kriteria pembanding
cheaper, better, dan faster dalam pelayanannya. Oleh karena itu,
19
perusahaan sebagai produsen harus selalu peka terhadap perubahan
serta kebutuhan konsumen itu sendiri.
e) Globalization
Peter Drucker mengatakan bahwa pengetahuan tidak mengenal
batasan, tidak ada yang namanya pengetahuan internal ataupun
pengetahuan internasional. Pengetahuan dalam ekonomi digital
merupakan sumber daya utama dan globalisasi dikontrol oleh teknologi
baru yang dapat mencakup secara global. Dalam ekonomi digital pun
perusahaan bukanlah multinational enterprises, melainkan global
organizations.
f) Discordance
Adanya perubahan yang dinamis dalam masyarakat menimbulkan
permasalahan baru, yaitu munculnya konflik yang besar. Adanya gap
antara kaum yang kaya dengan kaum yang miskin, dan kemungkinan
terjadinya imbas dari gap yang ada juga terbuka dengan lebar jika tidak
diatasi sejak dini.
3. Konsep Modernisasi
Modernisasi merupakan sebuah transformasi dari keadaan tradisional ke
keadaan modern dengan harapan akan tercapainya suatu tujuan bagi
kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, serta sejahtera. Hal
yang mempengaruhi modernisasi ini adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi, di era milenium ini perkembangan akan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan hal yang mutlak karena karakter manusia yang
20
dinamis dan selalu menginginkan perubahan pada dirinya. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi ini selalu mengikuti perkembangan
manusia itu sendiri, dan saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi bisa dikatakan sudah pesat.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa saat ini banyak orang yang
meninggalkan handphone dan beralih ke smartphone, ini karena smartphone
memiliki fitur lengkap serta canggih ditambah hampir setiap bulannya
produsen smartphone mengeluarkan inovasi akan produknya, baik itu dari
fitur hingga fisik smartphone-nya itu sendiri. Beberapa tahun silam, sistem
Android maupun iOS belum berkembang dan Nokia merajai produk
handphone di seluruh dunia, namun dengan kebutuhan manusia yang
semakin tinggi serta diperlukannya sebuah inovasi dalam hal komunikasi,
akhirnya terciptalah smartphone yang berbasis Android serta iOS. Terbukti
saat ini baik Android maupun iOS bersaing untuk merebut hati konsumen
dan meninggalkan para pesaing lainnya jauh di bawahnya.
Tidak hanya di bidang komunikasi saja yang terjadi perubahan, bidang
transportasi pun juga terkena dampak dari modernisasi itu sendiri, adalah
ojek pangkalan yang terkena dampaknya. Munculnya Go-Jek sebagai
perusahaan startup dalam bidang transportasi inilah yang membuat ojek
pangkalan harus terkena imbasnya. Sentuhan teknologi yang diberikan oleh
pihak Go-Jek ke konsumen inilah yang membuat konsumen mulai
meninggalkan ojek pangkalan dan beralih ke Go-Jek.
21
Lebih efisien serta efektif lah yang membuat konsumen senang untuk
menggunakan jasa Go-Jek, karena cukup dengan menggunakan smartphone
konsumen dapat menggunakan jasa Go-Jek tanpa harus mengetahui nomor
dari driver Go-Jeknya tersebut. Berbeda dengan ojek pangkalan yang
mengandalkan dengan berada di pangkalan dan tidak dapat menjangkau
konsumen jika tukang ojek pangkalan tidak mengetahui nomor
konsumennya. Konsumen yang awalnya mengandalkan ojek pangkalan
untuk mobilitasnya pun akhirnya beralih ke Go-Jek karena adanya suatu hal
yang baru dan lebih menarik bagi mereka.
Terlepas dari semua itu, menurut Abraham (1991:8) terdapat dua tipe
modernisasi, yaitu.
a) Modernisasi Ekonomi
Perkembangan ekonomi ditandai oleh tingginya tingkat konsumsi
dan standar hidup, revolusi teknologi, intensitas modal yang makin
besar dan organisasi birokasi yang rasional, disamakan dengan
modernisasi ekonomi. Dalam modernisasi ekonomi ini lebih ditekankan
pada sektor swasta melalui suatu sistem perusahaan bebas guna
mendukung pertumbuhan swasta dan kapitalis.
b) Modernisasi Sosial
Pendekatan psikologi terhadap modernisasi menekankan pada
perubahan-perubahan sikap dan tingkah laku yang memprakarsai dan
juga menopang perkembangan sosial dan ekonomi.
22
Melihat dari kedua tipe modernisasi ini, hal tersebut telah terjadi di
Jakarta, dimana masyarakat Jakarta memiliki standar hidup yang tinggi serta
selalu membutuhkan hal yang baru pada dirinya. Munculnya Go-Jek sebagai
perusahaan swasta dalam bidang technopreneurship yang akhirnya
memunculkan transportasi-transportasi berbasis online lainnya di Jakarta.
4. Konsep Dampak
Perubahan tren masyarakat yang awalnya menggunakan ojek pangkalan
kini lebih memilih untuk menggunakan Go-Jek tentunya memberikan
dampak bagi tukang ojek pangkalan. Menurut Hehenberger (2013) dampak
merupakan pergeseran dari output perspective ke outcome perspektif.
Dampak dapat terbagi menjadi dua, yaitu dampak positif serta dampak
negatif. Dampak positif dari hadirnya Go-Jek adalah membuka lapangan
pekerjaan serta mempermudah mobilitas masyarakat, sedangkan dampak
negatif dari hadirnya Go-Jek adalah mematikan usaha ojek pangkalan serta
menghadirkan persaingan yang tidak sehat antara ojek pangkalan dengan
Go-Jek. Selain itu, dampak juga terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya
adalah dampak ekonomi dan dampak sosial.
Dampak ekonomi hadir karena adanya pengaruh dari persaingan antara
dua atau lebih dari pihak yang terkait.Hal utama yang dirasakan oleh tukang
ojek pangkalan atas kehadiran Go-Jek ialah berkurangnya jumlah konsumen
yang kemudian berpengaruh terhadap jumlah pendapatan mereka.
Persaingan tarif antara ojek pangkalan dengan Go-Jek sehingga membuat
konsumen lebih memilih untuk menggunakan Go-Jek dibandingkan dengan
23
ojek pangkalan juga merupakan dampak ekonomi yang dirasakan oleh
tukang ojek pangkalan. Dampak sosial merupakan adanya perubahan, baik
di dalam masyarakat maupun lingkungan akibat dari adanya suatu kegiatan
serta investasi (Epstein dan Yuthas 2014). Bagi tukang ojek pangkalan,
sejak adanya persaingan antara ojek pangkalan dengan Go-Jek membuat
mereka mulai sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga mulai
muncul permasalahan dalam keluarga. Hadirnya Go-Jek juga membuat
mereka juga membuat konflik antara ojek pangkalan dengan Go-Jek.
5. Konsep Technopreneurship
Teknologi merupakan usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya,
dimana manusia berusaha memanfaatkan dan mengimplementasikan sains
secara praktis. Dalam peradabannya, perkembangan teknologi terbagi
menjadi dua tahap, yaitu teknologi dalam peradaban manusia prasejarah dan
teknologi dalam peradaban manusia modern. Menurut Suhartanto (2010:9),
terdapat tiga peran teknologi dalam kaitannya dengan kegiatan manusia,
yaitu.
a) Sebagai alat bantu yang membuat kegiatan manusia menjadi lebih baik.
b) Sebagai alat enabler, yang membuat suatu kegiatan manusia dari
sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin.
c) Sebagai alat transformasi ke level yang baru.
Dalam konsep ini, ekonomi dan bisnis merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, dan ditambah dengan masuknya
teknologi diharapkan akan adanya inovasi-inovasi terkait ekonomi dan
24
bisnis. Ada beberapa aspek mengenai teknologi yang dipaparkan oleh David
L. Bodde (dalam Suhartanto, et al, 2010), antara lain.
a) Societal needs.
b) Teknologi sebagai alat untuk menciptakan inovasi.
c) Enterpreneurship membawa inovasi pada pasar.
d) Business model implication.
Technopreneurship ini memiliki basis customer value, dimana Go-Jek
selaku enterpreneur melihat aspek-aspek yang memiliki potensi yang cukup
baik bagi pelanggan dan disesuaikan juga dengan pasar yang ada. Dalam hal
ini adalah mayoritas masyarakat menggunakan handphone berbasis Android
atau iOS yang di dalamnya terdapat Google Play Store atau Apple Store
yang berguna untuk mendownload aplikasi-aplikasi di handphone-nya.
Situasi ini pun dimanfaatkan oleh Nadiem Makarim, selaku CEO serta
founder Go-Jek untuk membuat transportasi berbasis online dan ditambah
dengan melihat realita yang ada di masyarakat akhirnya Go-Jek memiliki
pasar yang cukup kuat dan menjanjikan. Dalam orientasi customer value ini,
Tim Brown membuat konsep design thinking, yang digambarkan sebagai
berikut.
25
Gambar 1.1. Desain Thinking Tim Brown
(Suhartanto, et al, 2010:73)
Respons individu terhadap suatu produk atau jasa berbeda-beda, karena
tidak semua masyarakat peka terhadap inovasi dari teknologi yang ada. Oleh
karena itu, perlunya mengenali tipe-tipe konsumen yang bertujuan agar
produk atau jasa yang digunakan dapat diminati masyarakat secara luas
sehingga dapat membuat produk atau jasa itu menguasai pasar. Untuk
menguasai pasar yang ada, Suhartanto (2010:47-49) menjabarkan mengenai
tipe-tipe konsumen, yaitu.
a) Innovators Customers
Tipe konsumen ini sangat memperhatikan tingkat inovasi teknologi,
walaupun jumlah innovators customers ini tergolong sangat sedikit.
b) Early Adopters
Tipe konsumen ini tidak terlalu menyukai perkembangan teknologi,
tetapi hanya mengutamakan manfaat nyata dari sebuah produk
teknologi. Jika produsen dapat menjual produk atau jasa mereka kepada
Kebutuhan Pengguna
Teknologi yang
Mungkin
Strategi Bisnis Praktis
26
tipe konsumen ini, berarti produk atau jasa tersebut dapat diterima oleh
pasar.
c) Majority
Tipe konsumen ini memiliki jumlah yang paling banyak diantara
kedua tipe yang lainnya, konsumen ini akan meramaikan pasar saat
produk sudah tersedia dalam jumlah banyak dan menjadi produk
massal. Dalam majority ini terbagi lagi menjadi tiga tipe, yaitu early
majority, late majority, dan laggards.