37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global, perkembangan pariwisata saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan dalam kenyataannya telah memberikan sumbangsi yang besar terhadap perekonomian dunia. Kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup manusia, dan menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam dan budaya ke belahan atau kawasan dunia lainnya. Seperti di kawasan Asia Tenggara yang negara-negaranya memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Di kenal dengan negara-negara yang memiliki keberagaman budaya, keramahan penduduknya dan juga beriklim tropis. Warisan leluhur, flora dan fauna yang sangat unik dan beragam serta kehidupkan warganya yang masih dapat hidup secara tradisional di era globalisasi ini hanya untuk menjaga tradisi dari leluhur mereka. Itu adalah sebagian kecil daya tarik yang dimiliki negara-negara di Asia Tenggara atau lain halnya di sebut juga dengan negara-negara di kawasan ASEAN yang merupakan singkatan dari Association of South East Asia Nations adalah perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara yang memiliki maksud dan tujuan yang sama untuk kepentingan masing-masing negaranya, yang telah didirikan sejak tahun 1967 oleh 5 negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka membentuk regionalisme di kawasan melalui peningkatan kerja 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara global, perkembangan pariwisata saat ini mengalami pertumbuhan

yang sangat pesat dan dalam kenyataannya telah memberikan sumbangsi yang

besar terhadap perekonomian dunia. Kemajuan dan kesejahteraan yang makin

tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau

gaya hidup manusia, dan menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam

dan budaya ke belahan atau kawasan dunia lainnya.

Seperti di kawasan Asia Tenggara yang negara-negaranya memiliki

kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Di kenal dengan negara-negara

yang memiliki keberagaman budaya, keramahan penduduknya dan juga

beriklim tropis. Warisan leluhur, flora dan fauna yang sangat unik dan

beragam serta kehidupkan warganya yang masih dapat hidup secara

tradisional di era globalisasi ini hanya untuk menjaga tradisi dari leluhur

mereka. Itu adalah sebagian kecil daya tarik yang dimiliki negara-negara di

Asia Tenggara atau lain halnya di sebut juga dengan negara-negara di kawasan

ASEAN yang merupakan singkatan dari Association of South East Asia

Nations adalah perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara yang memiliki

maksud dan tujuan yang sama untuk kepentingan masing-masing negaranya,

yang telah didirikan sejak tahun 1967 oleh 5 negara Asia Tenggara yaitu

Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand,

dalam rangka membentuk regionalisme di kawasan melalui peningkatan kerja

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

2

sama di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan berbagai

bidang lainnya guna memastikan perdamaian dan stabilitas kawasan.

Pertemuan insentif antara para menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia,

Filipina, Singapura dan Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration,

yang mencakup kesadaran akan perlunya meningkatkan saling pengertian

untuk hidup bertetangga baik serta membina kerjasama bermanfaat.

Demikianlah dalam pertemuan 8 Agustus 1967 di Bangkok, ditandatanganilah

Deklarasi ASEAN (Deklarasi Bangkok) yang menandai berdirinya ASEAN.1

ASEAN menyiapkan forum untuk mendiskusikan isu-isu kawasan Asia

Tenggara yang berpotensi untuk menimbulkan konflik kawasan.

Dalam perjalanan menuju ASEAN Community terdapat tiga hal yang

harus dipenuhi yaitu peace, prosperity, and people yang terbentuk kedalam

tiga pilar utama, yaitu ASEAN Political-Security Community, ASEAN

Economic Community (AEC) and ASEAN Sosio-Cultural Community.

2ASEAN Political-Security Community merupakan bentuk pilar yang mengacu

konsep peace untuk menjaga keamanan dan kestabilan politik di kawasan.3

Setelah pilar tersebut tercapai maka akan mempermudah untuk pencapaian

pilar yang kedua yang dimana konsep prosperity atau kesejahteraan melalui

ASEAN Economic Community.

ASEAN Economic Community merupakan upaya untuk mengintegrasikan

ekonomi negara-negara Asia Tenggara dengan cara melakukan perdagangan

1 Kementerian Luar Negeri RI, ASEAN Selayang Pandang. (Jakarta: Direktorat KerjasamaASEAN,2012)2 ASEAN Community Blueprint, “Roadmap for ASEAN Community 2015” internet, 10 Mei 2016,http://www.meti.go.jpp/ASEANblueprint.pdf .3 ASEAN Political-Security Community Blueprint, internet, 10 Mei 2016, www.asean.org

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

3

bebas, menarik investor mancanegara, kompetisi sumber daya manusia

melalui tenaga kerja lintas negara sehingga hal-hal tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kesejateraan dan kualitas hidup yang lebih baik di Asia

Tenggara. Pariwisata adalah bagian dari ASEAN Economic Community

(AEC). Pada KTT ke-9 di Bali sektor pariwisata menjadi prioritas karena

sudah mendapatkan pengakuan luas bahwa pariwisata memegang peranan

penting dalam pembangunan ekonomi negara dan sebagai integrasi sosial dan

budaya. Pariwisata tidak hanya untuk menghasilkan dan mendistribusikan

valuta asing tetapi juga untuk memperlihatkan keragaman dan kekayaan dari

budaya-budaya dan penduduk dari negara-negara Asia Tenggara. Pilar terakhir

adalah ASEAN Socio-Cultural Community yang mencakup masalah

pelestarian lingkungan, penanganan bencana alam pencegahan virus-virus

berbahaya yang menular, pertukaran dan pengenalan budaya-budaya antar

negara di Asia Tenggara, dan pertukaran pelajar ASEAN yang dapat

mempererat rasa “We Feeling” dan rasa bangga terhadap identitas ASEAN.4

ASEAN juga merupakan wilayah yang cukup diminati wisatawan dunia,

banyak wisatawan dunia yang melakukan perjalanan ke ASEAN untuk

mengunjungi tempat-tempat pariwisata yang kaya dengan keberagaman

budayanya. Keberagaman budaya dan kekayaan alam yang dimiliki ASEAN

menjadi peluang yang harus dimanfaatkan oleh sektor pariwisata di ASEAN.

Untuk itu diperlukan upaya bersama negara-negara ASEAN untuk mengatasi

kendala-kendala yang dapat menghambat perkembangan pariwisata seperti

4 Asean Socio-Cultural Community Blueprint, internet, 10 Mei 2016, www.asean.org.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

4

high cost tourism dan konektivitas antar negara ASEAN. ASEAN Tourism

Forum inilah yang diharapkan akan mengasilkan rekomendasi masalah ini.

Maka dari itu dibentuklah ASEAN Tourism Forum yang merupakan

wadah kerjasama bagi negara anggota ASEAN dalam bidang pariwisata dan

juga sebagai sarana komunikasi serta petemuan bagi para negara anggotanya,

untuk membahas mengenai kondisi pariwisata, serta tempat dimana para

anggota merumuskan serta melaksanakan program-programnya. Serta

berupaya untuk mempromosikan wilayah ASEAN sebagai salah satu tujuan

wisatawan. Forum ini sudah didirikan sejak tahun 1981 di Malaysia. Setiap

tahunnya ASEAN Tourism Forum ini diselenggarakan di negara-negara

anggota ASEAN. Secara bergiliran, negara-negara ASEAN yang terdiri dari

Brunei Darussalam, Thailand, Malaysia, Singapore, Indonesia, Laos,

Myanmar, Kamboja, Filipina dan Vietnam.

Semua negara-negara anggota ASEAN memiliki potensi pariwisata

yang sangat banyak. Dengan sumber daya alamnya yang berlimpah,

kebudayaannya yang beranekaragam dengan ciri khasnya masing-masing,

letaknya yang strategis juga menjadi faktor peningkatan pariwisatanya seperti

Indonesia. Sebagai negara yang luas dan terdiri dari banyak kepulauan,

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar baik dari sumber daya alamnya

maupun sumber daya manusia itu sendiri. Keindahan pulau-pulau dan

keanekaragaman budaya di Indonesia sangat menarik perhatian para

wisatawan mancanegara. Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan

banyak suku dan kesenian serta kebudayaan yang beragam, berpotensi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

5

sebagai tujuan wisata.5 Potensi tersebut juga harus didukung dengan

peningkatan pelayanan, pemeliharaan obyek-obyek wisata, kesadaran

masyarakat terhadap dunia kepariwisataan, perbaikan sarana dan prasarana,

dan upaya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam menikmati

obyek-obyek wisata. Kecenderungan Indonesia mengembangkan potensi

pariwisatanya yaitu dikarenakan pariwisata merupakan sektor yang dapat

menyerap tenaga kerja, memperbaiki perekonomian bagi daerah maupun

perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Indonesia salah satu negara anggota ASEAN yang memiliki

keanekaan budaya dan obyek wisata yang menarik. Hal ini yang dibutuhkan

Indonesia untuk menarik banyak wisatawan dalam negeri maupun luar negeri

(wisatawan asing). Dengan mempromosikan obyek-obyek wisata yang

dimiliki Indonesia melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

pariwisata dan salah satunya kegiatan yang dilakukan Indonesia untuk

mempromosikan pariwisata dengan bergabungnya Indonesia di ASEAN

Tourism Forum ini.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan mata kuliah rujukan dalam

penulisan skripsi ini yaitu mata kuliah Hubungan Internasional di Asia

Tenggara, Diplomasi Publik, Seminar Isu-isu Hubungan Internasional, Teori

Hubungan Internasional, Teori Hubungan Internasional dan Metodologi ilmu

Hubungan Internasional.

Peneliti akan melakukan penelitian terhadap permasalahan yang

terjadi seperti yang diuraikan diatas dengan mengambil judul penelitian yaitu:

5 The world factbook, “Indonesia” 2006. Online. Internet , 20 Februari 2016, www.cia.gov.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

6

“Peran ASEAN Tourism Forum dalam Meningkatkan Kunjungan

Wisatawan Asing di Indonesia”

1.2 Fokus Masalah

Di dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian dengan melihat

kegiatan yang dilakukan ASEAN Tourism Forum yang dapat meningkatkan

kunjungan wisatawan asing dan mengingat forum ini diadakan setiap

tahunnya sejak tahun 1981 dan tetap berlangsung sampai saat ini yang

diselenggarakan secara bergilir dinegara-negara anggota ASEAN. Maka dari

itu peneliti memberikan batasan terhadap fokus masalahnya dengan batasan

bidang dan batasan waktu, yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Pembatasan Bidang / Aspek

penelitian ini dibatasi dengan bidang mengingat panjangnya

perjalanan dari ASEAN Tourism Forum pasti memberikan banyak

referensi bagi peneliti apabila kita mengkajinya lebih lanjut. Maka dari

itu peneliiti memberikan batasan dengan memfokuskan pada salah satu

negara anggota ASEAN yaitu Indonesia dan melihat peran ASEAN

Tourism Forum dalam meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke

Indonesia.

1.2.2 Pembatasan Waktu / Periode

Penelitian ini akan dibatasi pada periode waktu berhubungan

dengan ASEAN Tourism Forum yang telah diselenggarakan sejak 34

tahun yang lalu maka peneliti membatasinya dalam melakukan

penelitian yaitu sejak tahun 2011-2015. karena pada periode ini ASEAN

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

7

Tourism Forum melakukan strategi-strategi untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan ke negara-negara anggota ASEAN dan salah

satunya Indonesia.

1.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan / Studi Pustaka pada dasarnya berkaitan dengan kajian teoritis

dan referensi lain yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Tinjauan pustaka merupakan hasil penelusuran tentang pustaka atau literatur

yang mengupas topik yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan,

baik yang mendukung maupun yang bertentangan dengan pendapat peneliti.

Hal ini merupakan bukti pendukung bahwa topik atau materi yang diteliti

merupakan suatu permasalahan yang penting karena merupakan concern

banyak orang, sebagaimana ditunjukkan oleh pustaka yang dirujuk. Dengan

demikian, diperoleh gambaran yang lengkap tentang pokok dan duduk

permasalahan yang akan diteliti. Dalam kaitan ini, akan diuraikan dua tinjauan

pustaka yang ditetapkan dalam skripsi ini sehingga dapat dibedah untuk

dijelaskan apa isi/substansinya, apa kesamaan dan perbedaannya dengan

skripsi yang peneliti tetapkan, sebagai berikut :1.3.1 Skripsi : ASEAN Tourism Forum dan Peningkatan Pariwisata di

Indonesia, Thailand dan Brunei Darussalam oleh Sri Wahyuni

Rasulong, tahun 2014.6

6 Sri Wahyuni Rasulong, “ASEAN Tourism Forum dan Meningkatkan Pariwisata Indonesia,Thailand dan Brunei Darussalam,” skripsi., FISIP,Universitas Hasanuddin, 2014.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

8

Dalam skripsi ini peranan dari ASEAN Tourism Forum yang

menghasilkan ATSP (ASEAN Tourism Strategic Plan) dalam pertemuan

antara para Menteri Pariwisata ASEAN itu dikatakan sangat

mempengaruhi perkembangan pariwisata negara-negara ASEAN salah

satunya Indonesia. Karena dalam forum inilah semua Menteri

Pariwisata ASEAN, para ketua Organisasi Pariwisata Nasional ASEAN

(NTOs), Asosiasi Tour dan Travel dan beberapa kepala negara bidang

pariwisata dari negara-negara yang mempunyai kerjasama dengan

ASEAN di bidang pariwisata dapat berkumpul untuk membahas,

merencanakan dan mengevaluasi kinerja dan arahan strategis dari ATSP

untuk peningkatan pariwisata negara-negara ASEAN. Dengan adanya

forum ini para aktor pelaksana dapat mendiskusikan bersama aktifitas

yang akan dilakukan dan diterapkan di negara masing-masing anggota.

Setiap negara anggota akan mengacu pada ATSP dalam menjalankan

sektor pariwisatanya. Negara anggota inilah yang berinisiatif untuk

mengimplementasikan kegiatan dari arahan tersebut. Terjadi

peningkatkan pariwisata ASEAN khususnya Indonesia. Peningkatan

tersebut dapat dilihat dari banyaknya wisatawan yang berkunjung ke

negara-negara ini dan juga dari peningkatan infrastruktur dan beberapa

faktor yang menjadi daya tarik negara-negara ini untuk dikunjungi, hal

itu terlihat dari Tour and Travel Competitiveness Index yang

dikeluarkan di World Economic Forum. Peluang Indonesia dalam

kerjasama ASEAN Tourism Forum yaitu ASEAN merupakan kawasan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

9

yang menjadi salah satu kawasan untuk tujuan utama wisatawan. Selain

itu Indonesia memiliki produk pariwisata yang sangat baik untuk di

promosikan, seperti sumber daya alam dan keragaman budayanya yang

akan menjadi keunikan tersendiri bagi ketiga negara ini. Dan dengan

akan diterapkannya visa tunggal bagi seluruh negara ASEAN, Hal

tersebut dapat menjadi faktor pendorong yang sangat penting bagi

pariwisata Indonesia agar lebih meningkat setiap tahunnya. Sedangkan

tantangan yang dihadapi adalah bagaimana Indonesia mengemas

produk-produk pariwisata mereka dengan baik dan dipromosikan

kepada dunia secara baik pula agar dapat mengundang wisatawan untuk

datang ke Indonesia. Selain itu menjaga keamanan negara masing-

masing agar dapat membuat wisatawan merasa lebih nyaman dan aman

berada di negara tujuan. Dan lebih memanfaatkan kerjasama antara

negara-negara ASEAN ini lebih maksimal, mengimplementasikan ATSP

dalam sektor pariwisatanya.

1.3.2 Skripsi : Pengaruh Citra Keamanan Nasional Indonesia Terhadap

Kedatangan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia (Study Kasus :

“Visit Indonesia Year 2008”) oleh Nurhayati, Tahun 2008.7

Dalam skripsi ini membahas mengenai Hubungan Internasional

tidak hanya mempelajari perilaku politik saja di dalamnya, melainkan

meliputi ekonomi, sosial, budaya. Salah satu contohnya adalah citra

7 Nurhayati, “Pengaruh Citra Keamanan Nasional Indonesia Terhadap Kedatangan WisatawanMancanegara Ke Indonesia (Studi Kasus : “Visit Indonesia Year 2008”), Skripsi, FISIP,Universitas Komputer Indonesia, 2008.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

10

pariwisata Indonesia pada masa sebelum reformasi dapat dikatakan cukup

baik sehingga tingkat kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia

pun semakin meningkat. Tetapi setelah masuk pada era reformasi dan

kondisi stabilitas nasional Indonesia pun semakin tidak stabil dikarenakan

banyak. Gejolak-gejolak yang terjadi di beberapa daerah yang ada di

Indonesia, ditambah lagi dengan peristiwa terjadinya bom Bali pada tahun

2002, membuat tingkat kedatangan wisatawan mancanegara pun semakin

menurun. Hal ini terjadi karena adanya keterkaitan antara aktor non Negara

yang saling mempengaruhi. Satu sama lain. Aktor yang dimaksud disini

adalah faktor keamanan yang mempengaruhi bidang-bidang yang lain. Citra

keamanan nasional Indonesia di mata dunia internasional akan sangat

berpengaruh pada tingkat kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke

Indonesia akan cenderung menurun jika terjadi peristiwa yang mengancam

stabilitas nasional Indonesia. Hal ini sangat wajar karena setiap wisatawan

mancangara yang akan berkunjung ke suatu tempat menginginkan adanya

kenyamanan dalam kunjungannya di tempat yang akan dikunjunginya nanti.

telah banyak Implementasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia

dalam upaya meningkatkan Wisatawan Mancanegara yang akan datang ke

Indonesia diantaranya adalah pengembangan dalam sektor pariwisata

termasuk di dalamnya hal ifrastruktur, Promosi yang dilakukan melalui

media cetak, internet dan lain sebagainya. Dalam mendukung

kenyamanan, pemerintah Indonesia pun turut meningkatkan maskapai

penerbangan nasional. Selain meningkatkan maskapai penerbangan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

11

nasional pemerintah pun turut membenahi stabilitas nasional termasuk di

dalamnya masalah keamanan yang paling mendukung agar ada

kepercayaan wisatawan mancanegara yang akan datang ke Indonesia.

banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah untuk meningkatkan

kepercayaan internasional agar wisatawan mancanegara yang datang ke

Indonesia meningkat. Citra keamanan nasional Indonesia setelah adanya bom

yang terjadi di Bali pada Oktober 2002 merupakan awal peristiwa yang

membat citra keamanan nasional Indonesia Dimata dunia Internasional

terpuruk. Di tambah lagi dengan adanya isu-isu internasional yang

menyebutkan bahwa Indonesia merupakan Negara yang sarang teroris.

Kebijakan-kebijakan dari pemerintah Indonesia yang banyak menuai protes

dari masyarakat Indonesia seperti adanya keputusan pemerintah untuk

menaikkan harga Bahan Bakar Minyak yang mendapat penolakan dari rakyat

berupa demonstrasi, juga merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan

kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Kendaa yang perlu

dituntaskan pemerintah menyangkut pemulihan citra keamanan nasional

Indonesia juga karena belum optimalnya kesiapan destinasi pariwisata, lalu

belum optimalnya pemasaran pariwisata yang ada di Indonesia, dan juga

belum mapannya kemitraan antar pelaku pariwisata yang disebabkan oleh

rendahnya daya saing sumber daya manusia dalam hal pariwisata di

Indonesia. Selain itu juga yang merupakan kendala yang datang justru dari

pemerintah sendiri yaitu masih sulitnya birokrasi yang harus dilalui oleh

wisatawan mancanegara yang sudah akan datang ke Indonesia, maupun yang

akan datang ke Indonesia.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

12

Upaya-Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kedatangan Wisatawan

Mancanegara terkait dengan Pemulihan Citra Keamanan Nasional Indonesia

bukan hanya menjadi tugas dari pemerintah saja tetapi memerlukan kerjasama

dari instansi-instansi yang saling terkait bekerjasama masyarakat Indonesia.

Dengan Itu perlu juga adanya peningkatan sumber daya manusia yang

berkaitan dengan hal kepariwisataan.

pengaruh keamanan nasional Indonesia dalam mensukseskan Program Visit

Indonesia Year 2008 ini sangat besar karena dengan adanya keamanan yang

terjamin dari pemerintah setempat maka wisatawan yang akan berkunjung ke

Indonesia akan merasa nyaman.

Prospek dan kontribusi yang diberikan dengan adanya perbaikan citra

keamanan nasional Indonesia, selain menaikkan jumlah wisman yang akan

datang ke Indonesia juga membuka mata dunia internasional akan keadaan

stabilitas nasional di Indonesia yang telah semakin membaik. Dan akan

membawa para investor asing agar menanamkan modal pada negeri ini.

Kondisi dan faktor keamanan dalam negeri Indonesia sangat perlu untuk

ditingkatkan agar angka kedatangan wisatawan mancanegara yang akan

datang ke Indonesia semakin meningkat. Mengingat banyak kejadian-kejadian

yang membuat angka peningkatan wisatawan mancanegara seringkali naik

turun maka pemerintah Indonesia memiliki tugas yang penting yaitu

meningkatkan kepercayaan dunia internasional bahwa citra keamanan

nasional Indonesia telah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,

dan juga agar wisatawan mancanegara yang akan datang ke Indonesia percaya

bahwa Indonesia merupakan Negara yang nyaman untuk dikunjungi.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

13

Pemerintah juga harus melakukan promosi ke berbagai tempat atau forum

atau kegiatan pariwisata lainnya di ajang internasional dengan lebih gencar

agar para peminat tempat wisata melihat bahwa Indonesia merupakan Negara

yang kaya akan kekayaan alam dan merupakan Negara yang dapat dijadikan

pilihan untuk tujuan dalam berwisata.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah dan fokus masalah di atas,

maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

”Bagaimana peran ASEAN Tourism Forum dalam meningkatkan

kunjungan wisatawan asing di Indonesia?”

1.5 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian selalu mempunyai tujuan tertentu yang terkait dengan

penelahan, pemahaman, serta pengembangan bidang yang sedang diteliti.

Dengan demikian tujuan dari penulisan skripsi ini mencakup dua maksud

yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus:

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu Hubungan

Internasional dan pengembangan ilmu sosial dan ilmu politik pada

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

14

umumnya. Yang juga menggambarkan secara umum mengenai

pariwisata di Indonesia dan ASEAN Tourism Forum.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini menggambarkan dan

menganalisis yang dilakukan ASEAN Tourism Forum melalui program-

program yang dibuat untuk membantu dalam meningkatkan kunjungan

wisatawan asing di Indonesia dari periode 2011-2015.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

1.6.1.1 Sebagai sumbangan bagi studi Hubungan Internasional pada

umumnya, serta mengembangkan pada konsep-konsep

organisasi internasional, peran organisasi internasional, dan

pariwisata.

1.6.1.2 Sebagai referensi dan bahan kajian bagi pihak lain yang tertarik

untuk mempelajari maupun meneliti lebih lanjut mengenai peran

ASEAN Tourism Forum dalam meningkatkan kunjungan

wisatawan asing.

1.6.2 Manfaat Praktis

Sebagai salah satu syarat untuk pembuatan tugas akhir dalam

menempuh ujian sidang Sarjana Strata Satu (S-1) pada Jurusan

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Jenderal Achmad Yani.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

15

1.7 Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis sangat dibutuhkan untuk menganalisis sebuah

permasalahan sehingga hasil analisis akan bersifat valid, logis, dan obyektif.

Kerangka teoritis akan menuntun peneliti untuk terfokus dan terarah pada

analisis yang tujuan dan ilmiah. Demikian pula dengan penelitian ini yang

sangat diperlukan sebuah kerangka teoritis.penelitian ini menggunakan pendekatan Pluralisme, konsep Peran,

Konsep Organisasi Internasional/ Organisasi Regional, Konsep Regionalisme

dan Konsep Pariwisata. Kerangka pemikiran dalam skripsi ini dibagi ke dalam

pendekatan dan konsep yang akan diuraikan sebagai berikut :1.7.1 Pendekatan Pluralis

Pluralis merupakan salah satu persepektif yang berkembang

pesat. Kaum pluralis memandang hubungan internasional tidak hanya

terbatas pada hubungan antar negara saja tetapi juga merupakan

hubungan antara individu dan kelompok kepentingan dimana negara

tidak selalu sebagai aktor utama dan aktor tunggal. 8

Empat asumsi paradigma pluralis,9 adalah :

a. Aktor-non negara memiliki peranan penting dalam politik

internasional, seperti organisasi internasional, baik pemerintah

maupun non-pemerintah, MNCs, kelompok ataupun individu.

8 Anak Agung Banyu Perwita dan Yayan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005) hal. 269 Ibid.,hal 26-27

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

16

b. Negara bukanlah unitary actor/aktor tunggal, karena aktor-aktor

lain selain negara juga memiliki peran yang sama pentingnya

dengan negara dan menjadikan negara bukan satu-satunya aktor.

c. Negara bukan aktor rasional. Dalam kenyataannya pembuatan

kebijakan luar negeri suatu negara merupakan proses yang diwarnai

konflik, kompetisis, dan kompromi antar aktor di dalam negara.

Meluasnya pembahasan dalam agenda politik internasional.

d. Masalah-masalah yang ada tidak lagi terpaku pada power atau

national security, tapi meluas pada masalah-masalah sosial,

ekonomi, dan lain-lain.

Bagi kaum pluralis, interdepedensi memiliki implikasi yang baik

terhadap aktor-aktor hubungan internasional. Pluralis melihat bahwa

kesempatan untuk membangun sebuah hubungan baik antara unit-unit

yang interdependen sangat bagus. Mengelola hubungan interdependen

meliputi pembuatan seperangkat aturan, prosedur, dan institusi yang

terasosiasi atau organisasi internasional untuk mengatur interaksi

dalam area area isu.10

Kenyataan bahwa negara bukanlah satu-satunya aktor dalam

hubungan internasional akan menimbulkan adanya interaksi dan

saling ketergantungan. Saling ketergantungan tersebut lambat laun

akan melahirkan kerjasama internasional yang dilaksanakan untuk

mencapai tujuan tertentu dengan memberikan keuntungan bagi semua

pihak yang terlibat.

10 Ibid.,Hal. 27

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

17

1.7.2 TeoriTeori merupakan definisi yang dipakai peneliti untuk

menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun

fenomena alami. Teori, serangkaian konsep, denifini, dan proposisi

yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran

sistematis tentang suatu fenomena. Secara umum, teori adalah sebuah

sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan

diantara konsep-konsep tersebut yang membantu penulis dalam

memahami sebuah fenomena, sehingga bisa dikatakan bahwa suatu

teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur

pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan

beberapa tindakan selanjutnya. Seperti yang peneliti gunakan adalah

teori peran.

1.7.2.1 Teori Peran

Peranan baru ada apabila ada kedudukan, jadi peranan

merupakan aspek yang dinamis dari status atau aspek

fungsional dari kedudukan. Bila seseorang melaksanakan hak

dan kewajibannya sesuai dengan kedudukanya, berarti orang

tersebut telah menjalankan perannya. Jadi peranan yang

dimaksud adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang

yang mempunyai kedudukan.

Dalam bukunya Mohtar Mas’oed “ studi hubungan

internasional tingkat analisis dan teorisasi “ bahwa peran

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

18

adalah perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh

seseorang yang menduduki suatu posisi. Ini adalah perilaku

yang diletakkan pada suatu posisi. Setiap orang yang

menduduki posisi itu, diharapkan berperilaku seperti sesuai

dengan sifat posisi itu.11

Menurut Dougherty and Pritchard (1985) dalam Bauer,

teori peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam

studi perilaku di dalam organisasi. Mereka menyatakan bahwa

peran itu “melibatkan pola penciptaan produk sebagai lawan

dari perilaku atau tindakan.” Lebih lanjut, Dougherty dan

Pritchard (1985) dalam Bauer mengemukakan bahwa relevensi

suatu peran itu akan bergantung pada penekanan peran tersebut

oleh para penilai dan pengamat terhadap produk atau outcome

yang dihasilkan. Dalam hal ini, strategi dan struktur organisasi

juga terbukti mempengaruhi peran dan persepsi peran.12

1.7.3 KonsepDidalam setiap penelitian, peneliti memerlukan bantuan untuk

membedah masalah salah satunya dengan menggunakan konsep-

konsep seperti yang akan dijelaskan di bawah ini. Konsep adalah

abstraksi yang mewakili suatu objek, sifat suatu obyek, atau suatu

fenomena tertentu. Fungsi konsep adalah memperkenalkan suatu sudut

11 Mochtar Masoed,Studi Hubungan Internasional (Jakarta : LP3ES, 1994) hal. 44.12 Yanuar Ikbar, Metodologi dan Teori Hubungan Internasional (Bandung: PT Refika Aditama,2014) hal. 235.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

19

pandang, serta sebagai sarana untuk mengorganisasikan gagasan,

persepsi, dan simbol yaitu dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi.13

1.7.3.1 Konsep Organisasi Internasional / Organisasi Regional

Organisasi Internasional merupakasn salah satu aktor

dalam kajian studi hubungan internasional. Organisasi

internasional sangat perhatian akan interaksi antar negara dan

antar non negara dalam suatu wadah yang terstruktur dan

mempunyai fungsi.14 Menurut para ahli terdapat beberapa

pengertian organisasi sebagai berikut;

Menurut Theodore A. Columbus dan James H. Wolfe

bahwa pada dasarnya organisasi internasional dibentuk dalam

rangka mencapai semua atau beberapa dari tujuan-tujuan

berikut ini :15

a. Regulasi hubungan internasional terutama melalui teknik-

teknik penyelesaian pertikaian antar negara secara damai.b. Meminimalkan, atau paling tidak, mengendalikan konflik

atau perang internasional.c. Memajukan aktifitas-aktifitas kerja sama dan pembangunan

antar negara demi keuntungan-keuntungan sosial dan

ekonomi dikawasan tertentu atau untuk manusia pada

umumnya.

13 Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi (Jakarta: LP3E,1990)hal. 93-95.14 Yanuar Ikbar, Metodologi dan Teori Hubungan Internasional (Bandung: PT Refika Aditama, 2014) hal. 239.15 Theodore A. Columbus dan James H. Wolfe. Pengantar Hubungan Internasional Keadilandan Power (Putra A. Bardin, 1999) hal. 279.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

20

d. Pertahanan kolektif sekelompok negara untuk menghadapi

ancaman eksternal.

Setiap organisasi internasional tentunya dibentuk untuk

melaksanakan peran-peran dan fungsi-fungsi sesuai dengan

tujuan pendirian organisasi internasional tersebut oleh para

anggotanya. Adapun peranan Organisasi Internasional

menurut Clive Archer secara tegas dibagi ke dalam tiga

kategori16, yaitu:

1.7.3.1.1. Sebagai Instrumen, untuk mencapai kesepakatan,

menekan intensitas konflik (jika ada) dan

menyelaraskan tindakan..

1.7.3.1.2. Arena, untuk berhimpun dan berkonsultasi dan

memprakarsai pembuatan keputusan secara

bersama-sama atau perumusan perjanjian

internasional..

1.7.3.1.3. Aktor, merupakan aktor autonomous dan bertindak

deengan kapasitasnya sendiri sebagai organisasi

internasional dan bukan lagi sebagai pelaksanaan

kepentingan anggota-anggotanya.

Selanjutnya analisa organisasi internasional akan

menampilkan sejumlah peranannya, yaitu: inisiator,

fasilitator, mediator, rekonsiliator, dan determinator.

16 T. May Rudy, Administrasi dan Organisasi Internasional (Bandung: PT. Refika Aditama 2009)hal. 29.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

21

Sedangkan Organisasi regional merupakan suatu

bagian dari dunia yang sama-sama diikat oleh kesamaan

tujuan berdasarkan ikatan geografis, sosial, budaya, ekonomi,

atau politik dan struktur formal yang memberikan arahan

pada berbagai kesepakatan intergovernmental secara formal.

Meskipun tatanan bilateral bisa memenuhi definisi tersebut,

namun perhatian akan difokuskan hanya pada tatanan yang

melibatkan tiga anggota atau lebih. Pada akhir tujuannya,

keterbukaan bagi semua negara-negara toidak mempengaruhi

global mereka ketika tujuan-tujuan mereka mengacu pada

nilai universalitas. Suatu organisasi regional hanya

dimaksudkan khusus pada kategori negara-negara, yang

cakupannya lebih rendah dari pada tatanan global.

1.7.3.2 Konsep Regionalisme

Suatu regionalisme dapat dibedakan dengan organisasi

global lainnya dengan adanya kedekatan geografis antar

negara dalam kawasan tertentu. Selain itu, terdapatnya

kemiripan dalam sosiokultural. Terdapatnya kemiripan sikap

dan tindakan politik seperti yang tercemin dalam organisasi

internasional. Lingkup kegiatannya tidak hanya mencakup

aspek kerjasama saja namun menyangkut aspek lainnya,

seperti lingkungan hidup, demokratisasi, dan kebijaksanaan

lainnya.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

22

Menurut Mansbaach, Region atau kawasan adalah

“pengelompokan regional di identifikasi dari basis kedekatan

geografis, budaya, perdagangan dan saling ketergantungan

ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta

keikutsertaan dalam organisasi internasional”. Sementara itu,

menurut Coulumbus dan Wolfe, dalam bukunya yang

berjudul Introductions to International Relations, Power and

Justice Terdapat empat cara atau kriteria yang bisa kita

pergunakan untuk mendefinisikan dan menunjuk sebuah

kawasan atau region yang sebenarnya sangat ditentukan oleh

tujuan analisis. Keempat kriteria tersebut adalah:17

1.7.3.2.1 Kriteria geografis: mengelompokkan negara dalam

berdasarkan lokasinya dalam benua, sub-benua,

kepulauan dan lain sebagainya seperti Eropa dan

Asia.1.7.3.2.2 Kriteria Ekonomi: mengelompokkan negara-negara

berdasarkan pada kriteria terpilih dalam

perkembangan pembangunan ekonomi, seperti

GNP, dan output industri, misalnya negara-negara

industri dan negara-negara yang sedang

berkembang atau yang terbelakang.1.7.3.2.3 Kriteria transaksional:mengelompokkan negara-

negara berdasarkan pada jumlah frekuensi

17 Nuraeini S, et al., Regionalisme Dalam Studi Hubungan Internasional (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010) hal. 2.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

23

mobilitas penduduk, barang, dan jasa seperti

imigran, turis, perdagangandan berita. Contoh ini

dapat kita lihat pada wilayah seperti Amerika,

Kanada, dan Pasar Tunggal Eropa.

1.7.3.3 Konsep Pariwisata

Pariwisata adalah suatu aktivitas yang kompleks, yang

dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang

mempunyai berbagai komponen, seperti ekonomi, ekologi,

politik, sosial, budaya, dan seterusnya. Pariwisata atau

turisme merupakan kegiatan perjalanan seseorang atau

serombongan orang dari tempat tinggal asalnya ke suatu

tempat di kota lain atau di negara lain dalam jangka waktu

tertentu.

Definisi pariwisata yang bersifat umum yaitu

keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan

masyarakat untuk mengatur, mengurus, dan melayani

kebutuhan wisatawan. Sedangkan definisi pariwisata yang

lebih teknis yaitu pariwisata merupakan rangkaian kegiatan

yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun

kelompok di dalam wilayah negara sendiri atau negara lain.

Kegiataan tersebut dengan menggunakan kemudahan, jasa,

dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

24

atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan

wisatawan. Kemudahan dalam batasan pariwisata maksudnya

antara lain berupa fasilitas yang mempelancar arus kunjungan

wisatawan. Misalnya dengan memberikan bebas visa,

prosedur pelayanan yang cepat di pintu-pintu masuk dan

keluar.

Menurut Hunziker dan Kraft mendefinisikan

pariwisata sebagai:

“the totality of relationship and phenomena arising from teh

travel and stay of strangers, provided the stay does not

empaty the establishment permanent recidence and is not

connected with a remunerated activity.”

Atau pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-

gejala yang timbul dari adanya orang asing dan perjalanannya

itu tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada

hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah.18

Adapun bentuk pariwisata tersebut antara lain seperti

diuraikan dibawah ini:19

1.7.3.3.1 Menurut Asal Wisatawan

1.7.3.3.1.1Dari dalam negeri disebut juga pariwisata

domestik atau pariwisata nusantara.

18 Mulyadi A.J. Kepariwisataan dan Perjalanan (Jakarta: Rajawali Pers,2010)hal. 21.19 Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata ( Jakarta :PT Pradnya Paramita, 1990)hal.38.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

25

1.7.3.3.1.2Dari luar negeri disebut pariwisata

internasional atau pariwisata

mancanegara.

1.7.3.3.2 Menurut Akibat terhadap Neraca Pembayaran

1.7.3.3.2.1Kedatangan wisatawan ke dalam negeri

memberikan efek positif terhadap neraca

pembayaran luar negeri. Pariwisata ini

disebut pariwisata aktif.

1.7.3.3.2.2 Sebaliknya, warga negara yang ke luar

negeri memberikan efek negatif terhadap

neraca pembayaran luar negeri atau

disebut pariwisata pasif.

1.7.3.3.3 Menurut Jangka Waktu

1.7.3.3.3.1 Pariwisata jangka pendek, apabila

wisatawan yang berkunjung ke suatu

DTW (Daerah Tujuan Wisata) hanya

beberapa hari saja.

1.7.3.3.3.2 Pariwisata jangka panjang, apabila

wisatawan yang berkunjung ke DTW

(Daerah Tujuan Wisata)\waktunya sampai

berbulan-bulan.

1.7.3.3.4 Menurut Jumlah Wisatawan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

26

1.7.3.3.4.1Disebut pariwisata tunggal, apabila

wisatawan yang bepergian hanya seorang,

atau satu keluarga.

1.7.3.3.4.2Disebut pariwisata rombongan, apabila

wisatawan yang bepergian satu kelompok

atau rombongan yang berjumlah 15 orang

sampai dengan 20 orang atau lebih.

Berdasarkan yang telah dikemukakan diatas,

menggambarkan bahwa pariwisata adalah individu yang

melakukan perjalanan keluar tempat tinggal dan tempat kerja

dalam waktu sementara. Industri pariwisata juga dikaitkan

antara barang dan jasa untuk membentuk pengalaman

berwisata. Pemenuhan kebutuhan individu dengan interaksi

antara lingkungan fisik, ekonomi, sosial dan budaya dalam

kerangka pembentukan sejarah, alam dan budaya.

1.8 Asumsi

1.8.1 Negara bukanlah aktor tunggal karena aktor lain selain negara juga

memiliki peran yang sama penting atau organisasi non negara.

1.8.2 ASEAN Tourism Forum menjadi wadah untuk melakukan kegiatan-

kegiatan yang membantu meningkatkan pariwisata di ASEAN.

1.8.3 ASEAN Tourism Forum berperan aktif dalam meningkatkan pariwisata

di ASEAN.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

27

1.8.4 ASEAN Tourism Forum membantu meningkatkan pariwisata di

ASEAN.

1.9 Alur Pemikiran

Meningkatkan kunjunganwisatawan asing

ASEAN Tourism Forum(ATF)

Peran ASEANTourism Forum

ASEAN EconomicCommunity (AEC)

Negara AnggotaINDONESIA

Association of South EastAsia Nations (ASEAN)

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

28

1.10 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang

meliputi asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam

mengumpulkan dan analisis data. Rancangan tersebut melibatkan sejumlah

keputusan. Secara keseluruhan, keputusan ini melibatkan rancangan seperti

apa yang seharusnya digunakan untuk meliputi topik tertentu.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif,

yang merupakan metode-metode untuk mendeskripsikan dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal

dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini

melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan petanyaan-pertanyaan

dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,

menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-

tema umum, dan menafsirkan makna data.

Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta

yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis

atau teori. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

29

tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.20

1.10.1 Tipe penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis istilah

deskriptif berasal dari bahasa inggris to describe, yang berarti

merupakan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan,

kejadian, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian, yang

dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kejadian, atau peristiwa

tertentu dan setelah selesai lalu memaparkan hasilnya dalam bentuk

laporan penelitian.21

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan

suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat itu (masalah aktual).

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memotret peristiwa yang

menjadi pusat perhatiannya kemudian dilukiskan sebagaimana adanya.

Masalah yang diteliti adalah masalah yang terjadi pada saat penelitian

dilaksanakan, sehingga pemanfaatann temuan penelitian ini berlaku

pada saat itu dan belum tentu relevan jika digunakan dimasa yang akan

datang. Karena itu, penelitian deskriptif tidak selamanya menuntut

hipotesis. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk membuat

pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta

dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif

20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D (Bandung : Alfabeta, 2011) hal.8-9.21 Wasilah Chaedar, Pokoknya Kualitatif (Bandung : Pustaka Jaya Setia, 2004) hal.28.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

30

merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek

atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang di

teliti secara tepat.22

1.10.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data wawancara, dokumentasi dan Triangulasi/gabungan,

yaitu sebagai berikut :

1.10.2.1 Wawancara

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan dengan

cara wawancara mendalam (in-depth interview), di mana dalam

pelaksanaannya terlebih bebas bila dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini untuk

menentukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak

yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan

secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh

informan.23

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Lutfiah

di Direktorat Kerjasam Ekonomi ASEAN Kementerian Luar

Negeri RI dan Bapak Julianus di Direktorat Kerjasama ASEAN

22 Nasution, Metode Research (Bandung : Jemmars, 1992)hal. 39.23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D (Bandung : Alfabeta, 2011)hal. 233.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

31

Kementerian Pariwisata RI melakukan wawancara mengenai

Peran ASEAN Tourism Forum dalam meningkatkan kunjungan

wisatawan asing di Indonesia.

1.10.2.2 Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Sifat utama data ini tidak terbatas pada

ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti

untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam.

Teknik ini dilakukan dengan mempelajari dan meneliti dokumen

yang berhubungan dengan objek yang diteliti dan diharapkan

dapat memberikan dukungan terhadap data yang diperoleh.

Misalnya mempelajari buku-buku, jurnal, dokumen pemerintah,

atau data-data yang bersumber dari media massa seperti

informasi yang diakses melalui internet.

1.10.2.3 Triangulasi/gabungan

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Peneliti

menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Tujuan

dari trianggulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang

beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman

peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Tujuan penelitian

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

32

kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi

lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya.24

1.10.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.10.3.1 Lokasi Penelitian

1.10.3.1.1 Perpustakaan Pusat Universitas Jenderal

Achmad YaniJalan Terusan Jenderal Sudirman PO.BOX 148

Cimahi.1.10.3.1.2 Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP)Universitas Jenderal Achmad

Yani.Jalan Terusan Jenderal Sudirman PO.BOX 148

Cimahi.1.10.3.1.3 Kementerian Luar Negeri

JL. Pejabon No.6, Jakarta Pusat1.10.3.1.4 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Gedung Sapta Pesona, JL. Medan Merdeka Selatan

No.17, Gambir, Jakarta Pusat.

1.10.3.2 Waktu Penelitian Dalam melakukan penelitian ini direncanakan dilakukan

selama beberapa bulan sesuai dengan table yang penulis buat

sebagai berikut :

24 Ibid., hal. 241.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

33

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

N

oKegiatan

Tahun 2016

Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep

1 Pengajuan Judul penelitian

2 Pencarian data awal dan penjajakan masalah penelitian

3 Bimbingan dan penyusunan usulan penelitian

4 Analisis Data

5 Seminar Usulan Penelitian

6 Penyusunan draft skripsi

7 Seminar Draft skripsi8 Perbaikan Skripsi

9 Sidang Skripsi

1.10.4 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Miles and Huberman (1984)mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh.25 Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduksi data,

display data, dan kesimpulan dan verifikasi data.

1.10.4.1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

25 Ibid.,hal. 246.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

34

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

penyusun untuk mengumpulkan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan.

1.10.4.2 Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data sehingga data terorganisasikan, tersusun

pola hubungan dan mudah dipahami. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data yang paling sering digunakan adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,

maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

1.10.4.3 Kesimpulan dan Verifikasi Data

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam

penyusunan kualitatif adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi,

hubungan kausal/interaktif, hipotesis atau teori.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

35

1.10.5 Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meluputi uji

kredibilitas dan dimana macam-macam uji kredibilitas diantaranya

adalah referensi.

1.10.5.1 Referensi

Yang dimaksud degan bahan referensi ini adalah adanya

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh

peneliti. Seperti pada saat wawancara perlu didukung dengan

adanya rekaman wawancara. Untuk mendukung kredibilitas data

yang telah ditemukan oleh peneliti.26

1.10.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. oleh karena itu peneliti sebagai

instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh penelitian kualitatif

siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi

terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap

pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap

bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek

penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif

sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya.

26 Ibid.,hal. 275.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

36

1.11 Sistematika Penulisan

Untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dan untuk mempermudah

pembahasan penelitian ini, maka penelitian perlu menyusun sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini peneliti menulis mengenai penelitian yang berisi

tentang latar belakang penelitian, fokus masalah, tinjauan pustaka,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teoritis, aumsi, alur

pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM ASEAN TOURISM FORUM

Bab ini memaparkan mengenai gambaran umum yang

terkait dengan ASEAN Tourism Forum dalam penelitian yang

memiliki relevansi terhadap permasalahan yang diangkat dalam

pembahasan.

BAB III : GAMBARAN UMUM PARIWISATA DI INDONESIA

Bab ini merupakan pemaparan yang dilakukan oleh peneliti

untuk memberikan gambaran umum mengenai pariwisata di

Indonesia dan menganalisis kunjungan wisatawan asing yang

datang ke Indonesia dalam penelitian yang dianggap memiliki

relevansi dengan analisis terhadap permasalahan yang dibahas

dalam skripsi ini.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/623363891048cc1d1e0f...Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand, dalam rangka

37

Sub bab ini menguraikan apa dan bagaimana hasil yang

diperoleh dalam arti menjelaskan dan membahas hasil penelitian

yang telah difokuskan pada bagaimana peran ASEAN Tourism

Forum dalam meningkatkan kunjungan wisatawan asing di

Indonesia. Penulis mengemukakan analisis data dengan alat uji atau

tipe penelitian kualitatif.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan

hasil penelitian yang merupakan kristallisasi dari hasil analisis dan

interprestasi. Penulisan merumuskan secara padat dan jelas terhadap

apa yang telah dipaparkan dan dianalisis pada bab-bab sebelumnya.