Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara global, perkembangan pariwisata saat ini mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat dan dalam kenyataannya telah memberikan sumbangsi yang
besar terhadap perekonomian dunia. Kemajuan dan kesejahteraan yang makin
tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau
gaya hidup manusia, dan menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam
dan budaya ke belahan atau kawasan dunia lainnya.
Seperti di kawasan Asia Tenggara yang negara-negaranya memiliki
kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Di kenal dengan negara-negara
yang memiliki keberagaman budaya, keramahan penduduknya dan juga
beriklim tropis. Warisan leluhur, flora dan fauna yang sangat unik dan
beragam serta kehidupkan warganya yang masih dapat hidup secara
tradisional di era globalisasi ini hanya untuk menjaga tradisi dari leluhur
mereka. Itu adalah sebagian kecil daya tarik yang dimiliki negara-negara di
Asia Tenggara atau lain halnya di sebut juga dengan negara-negara di kawasan
ASEAN yang merupakan singkatan dari Association of South East Asia
Nations adalah perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara yang memiliki
maksud dan tujuan yang sama untuk kepentingan masing-masing negaranya,
yang telah didirikan sejak tahun 1967 oleh 5 negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura di Bangkok, Thailand,
dalam rangka membentuk regionalisme di kawasan melalui peningkatan kerja
1
2
sama di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan berbagai
bidang lainnya guna memastikan perdamaian dan stabilitas kawasan.
Pertemuan insentif antara para menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura dan Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration,
yang mencakup kesadaran akan perlunya meningkatkan saling pengertian
untuk hidup bertetangga baik serta membina kerjasama bermanfaat.
Demikianlah dalam pertemuan 8 Agustus 1967 di Bangkok, ditandatanganilah
Deklarasi ASEAN (Deklarasi Bangkok) yang menandai berdirinya ASEAN.1
ASEAN menyiapkan forum untuk mendiskusikan isu-isu kawasan Asia
Tenggara yang berpotensi untuk menimbulkan konflik kawasan.
Dalam perjalanan menuju ASEAN Community terdapat tiga hal yang
harus dipenuhi yaitu peace, prosperity, and people yang terbentuk kedalam
tiga pilar utama, yaitu ASEAN Political-Security Community, ASEAN
Economic Community (AEC) and ASEAN Sosio-Cultural Community.
2ASEAN Political-Security Community merupakan bentuk pilar yang mengacu
konsep peace untuk menjaga keamanan dan kestabilan politik di kawasan.3
Setelah pilar tersebut tercapai maka akan mempermudah untuk pencapaian
pilar yang kedua yang dimana konsep prosperity atau kesejahteraan melalui
ASEAN Economic Community.
ASEAN Economic Community merupakan upaya untuk mengintegrasikan
ekonomi negara-negara Asia Tenggara dengan cara melakukan perdagangan
1 Kementerian Luar Negeri RI, ASEAN Selayang Pandang. (Jakarta: Direktorat KerjasamaASEAN,2012)2 ASEAN Community Blueprint, “Roadmap for ASEAN Community 2015” internet, 10 Mei 2016,http://www.meti.go.jpp/ASEANblueprint.pdf .3 ASEAN Political-Security Community Blueprint, internet, 10 Mei 2016, www.asean.org
3
bebas, menarik investor mancanegara, kompetisi sumber daya manusia
melalui tenaga kerja lintas negara sehingga hal-hal tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kesejateraan dan kualitas hidup yang lebih baik di Asia
Tenggara. Pariwisata adalah bagian dari ASEAN Economic Community
(AEC). Pada KTT ke-9 di Bali sektor pariwisata menjadi prioritas karena
sudah mendapatkan pengakuan luas bahwa pariwisata memegang peranan
penting dalam pembangunan ekonomi negara dan sebagai integrasi sosial dan
budaya. Pariwisata tidak hanya untuk menghasilkan dan mendistribusikan
valuta asing tetapi juga untuk memperlihatkan keragaman dan kekayaan dari
budaya-budaya dan penduduk dari negara-negara Asia Tenggara. Pilar terakhir
adalah ASEAN Socio-Cultural Community yang mencakup masalah
pelestarian lingkungan, penanganan bencana alam pencegahan virus-virus
berbahaya yang menular, pertukaran dan pengenalan budaya-budaya antar
negara di Asia Tenggara, dan pertukaran pelajar ASEAN yang dapat
mempererat rasa “We Feeling” dan rasa bangga terhadap identitas ASEAN.4
ASEAN juga merupakan wilayah yang cukup diminati wisatawan dunia,
banyak wisatawan dunia yang melakukan perjalanan ke ASEAN untuk
mengunjungi tempat-tempat pariwisata yang kaya dengan keberagaman
budayanya. Keberagaman budaya dan kekayaan alam yang dimiliki ASEAN
menjadi peluang yang harus dimanfaatkan oleh sektor pariwisata di ASEAN.
Untuk itu diperlukan upaya bersama negara-negara ASEAN untuk mengatasi
kendala-kendala yang dapat menghambat perkembangan pariwisata seperti
4 Asean Socio-Cultural Community Blueprint, internet, 10 Mei 2016, www.asean.org.
4
high cost tourism dan konektivitas antar negara ASEAN. ASEAN Tourism
Forum inilah yang diharapkan akan mengasilkan rekomendasi masalah ini.
Maka dari itu dibentuklah ASEAN Tourism Forum yang merupakan
wadah kerjasama bagi negara anggota ASEAN dalam bidang pariwisata dan
juga sebagai sarana komunikasi serta petemuan bagi para negara anggotanya,
untuk membahas mengenai kondisi pariwisata, serta tempat dimana para
anggota merumuskan serta melaksanakan program-programnya. Serta
berupaya untuk mempromosikan wilayah ASEAN sebagai salah satu tujuan
wisatawan. Forum ini sudah didirikan sejak tahun 1981 di Malaysia. Setiap
tahunnya ASEAN Tourism Forum ini diselenggarakan di negara-negara
anggota ASEAN. Secara bergiliran, negara-negara ASEAN yang terdiri dari
Brunei Darussalam, Thailand, Malaysia, Singapore, Indonesia, Laos,
Myanmar, Kamboja, Filipina dan Vietnam.
Semua negara-negara anggota ASEAN memiliki potensi pariwisata
yang sangat banyak. Dengan sumber daya alamnya yang berlimpah,
kebudayaannya yang beranekaragam dengan ciri khasnya masing-masing,
letaknya yang strategis juga menjadi faktor peningkatan pariwisatanya seperti
Indonesia. Sebagai negara yang luas dan terdiri dari banyak kepulauan,
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar baik dari sumber daya alamnya
maupun sumber daya manusia itu sendiri. Keindahan pulau-pulau dan
keanekaragaman budaya di Indonesia sangat menarik perhatian para
wisatawan mancanegara. Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan
banyak suku dan kesenian serta kebudayaan yang beragam, berpotensi
5
sebagai tujuan wisata.5 Potensi tersebut juga harus didukung dengan
peningkatan pelayanan, pemeliharaan obyek-obyek wisata, kesadaran
masyarakat terhadap dunia kepariwisataan, perbaikan sarana dan prasarana,
dan upaya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam menikmati
obyek-obyek wisata. Kecenderungan Indonesia mengembangkan potensi
pariwisatanya yaitu dikarenakan pariwisata merupakan sektor yang dapat
menyerap tenaga kerja, memperbaiki perekonomian bagi daerah maupun
perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Indonesia salah satu negara anggota ASEAN yang memiliki
keanekaan budaya dan obyek wisata yang menarik. Hal ini yang dibutuhkan
Indonesia untuk menarik banyak wisatawan dalam negeri maupun luar negeri
(wisatawan asing). Dengan mempromosikan obyek-obyek wisata yang
dimiliki Indonesia melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pariwisata dan salah satunya kegiatan yang dilakukan Indonesia untuk
mempromosikan pariwisata dengan bergabungnya Indonesia di ASEAN
Tourism Forum ini.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan mata kuliah rujukan dalam
penulisan skripsi ini yaitu mata kuliah Hubungan Internasional di Asia
Tenggara, Diplomasi Publik, Seminar Isu-isu Hubungan Internasional, Teori
Hubungan Internasional, Teori Hubungan Internasional dan Metodologi ilmu
Hubungan Internasional.
Peneliti akan melakukan penelitian terhadap permasalahan yang
terjadi seperti yang diuraikan diatas dengan mengambil judul penelitian yaitu:
5 The world factbook, “Indonesia” 2006. Online. Internet , 20 Februari 2016, www.cia.gov.
6
“Peran ASEAN Tourism Forum dalam Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan Asing di Indonesia”
1.2 Fokus Masalah
Di dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian dengan melihat
kegiatan yang dilakukan ASEAN Tourism Forum yang dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan asing dan mengingat forum ini diadakan setiap
tahunnya sejak tahun 1981 dan tetap berlangsung sampai saat ini yang
diselenggarakan secara bergilir dinegara-negara anggota ASEAN. Maka dari
itu peneliti memberikan batasan terhadap fokus masalahnya dengan batasan
bidang dan batasan waktu, yaitu sebagai berikut :
1.2.1 Pembatasan Bidang / Aspek
penelitian ini dibatasi dengan bidang mengingat panjangnya
perjalanan dari ASEAN Tourism Forum pasti memberikan banyak
referensi bagi peneliti apabila kita mengkajinya lebih lanjut. Maka dari
itu peneliiti memberikan batasan dengan memfokuskan pada salah satu
negara anggota ASEAN yaitu Indonesia dan melihat peran ASEAN
Tourism Forum dalam meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke
Indonesia.
1.2.2 Pembatasan Waktu / Periode
Penelitian ini akan dibatasi pada periode waktu berhubungan
dengan ASEAN Tourism Forum yang telah diselenggarakan sejak 34
tahun yang lalu maka peneliti membatasinya dalam melakukan
penelitian yaitu sejak tahun 2011-2015. karena pada periode ini ASEAN
7
Tourism Forum melakukan strategi-strategi untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan ke negara-negara anggota ASEAN dan salah
satunya Indonesia.
1.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan / Studi Pustaka pada dasarnya berkaitan dengan kajian teoritis
dan referensi lain yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Tinjauan pustaka merupakan hasil penelusuran tentang pustaka atau literatur
yang mengupas topik yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan,
baik yang mendukung maupun yang bertentangan dengan pendapat peneliti.
Hal ini merupakan bukti pendukung bahwa topik atau materi yang diteliti
merupakan suatu permasalahan yang penting karena merupakan concern
banyak orang, sebagaimana ditunjukkan oleh pustaka yang dirujuk. Dengan
demikian, diperoleh gambaran yang lengkap tentang pokok dan duduk
permasalahan yang akan diteliti. Dalam kaitan ini, akan diuraikan dua tinjauan
pustaka yang ditetapkan dalam skripsi ini sehingga dapat dibedah untuk
dijelaskan apa isi/substansinya, apa kesamaan dan perbedaannya dengan
skripsi yang peneliti tetapkan, sebagai berikut :1.3.1 Skripsi : ASEAN Tourism Forum dan Peningkatan Pariwisata di
Indonesia, Thailand dan Brunei Darussalam oleh Sri Wahyuni
Rasulong, tahun 2014.6
6 Sri Wahyuni Rasulong, “ASEAN Tourism Forum dan Meningkatkan Pariwisata Indonesia,Thailand dan Brunei Darussalam,” skripsi., FISIP,Universitas Hasanuddin, 2014.
8
Dalam skripsi ini peranan dari ASEAN Tourism Forum yang
menghasilkan ATSP (ASEAN Tourism Strategic Plan) dalam pertemuan
antara para Menteri Pariwisata ASEAN itu dikatakan sangat
mempengaruhi perkembangan pariwisata negara-negara ASEAN salah
satunya Indonesia. Karena dalam forum inilah semua Menteri
Pariwisata ASEAN, para ketua Organisasi Pariwisata Nasional ASEAN
(NTOs), Asosiasi Tour dan Travel dan beberapa kepala negara bidang
pariwisata dari negara-negara yang mempunyai kerjasama dengan
ASEAN di bidang pariwisata dapat berkumpul untuk membahas,
merencanakan dan mengevaluasi kinerja dan arahan strategis dari ATSP
untuk peningkatan pariwisata negara-negara ASEAN. Dengan adanya
forum ini para aktor pelaksana dapat mendiskusikan bersama aktifitas
yang akan dilakukan dan diterapkan di negara masing-masing anggota.
Setiap negara anggota akan mengacu pada ATSP dalam menjalankan
sektor pariwisatanya. Negara anggota inilah yang berinisiatif untuk
mengimplementasikan kegiatan dari arahan tersebut. Terjadi
peningkatkan pariwisata ASEAN khususnya Indonesia. Peningkatan
tersebut dapat dilihat dari banyaknya wisatawan yang berkunjung ke
negara-negara ini dan juga dari peningkatan infrastruktur dan beberapa
faktor yang menjadi daya tarik negara-negara ini untuk dikunjungi, hal
itu terlihat dari Tour and Travel Competitiveness Index yang
dikeluarkan di World Economic Forum. Peluang Indonesia dalam
kerjasama ASEAN Tourism Forum yaitu ASEAN merupakan kawasan
9
yang menjadi salah satu kawasan untuk tujuan utama wisatawan. Selain
itu Indonesia memiliki produk pariwisata yang sangat baik untuk di
promosikan, seperti sumber daya alam dan keragaman budayanya yang
akan menjadi keunikan tersendiri bagi ketiga negara ini. Dan dengan
akan diterapkannya visa tunggal bagi seluruh negara ASEAN, Hal
tersebut dapat menjadi faktor pendorong yang sangat penting bagi
pariwisata Indonesia agar lebih meningkat setiap tahunnya. Sedangkan
tantangan yang dihadapi adalah bagaimana Indonesia mengemas
produk-produk pariwisata mereka dengan baik dan dipromosikan
kepada dunia secara baik pula agar dapat mengundang wisatawan untuk
datang ke Indonesia. Selain itu menjaga keamanan negara masing-
masing agar dapat membuat wisatawan merasa lebih nyaman dan aman
berada di negara tujuan. Dan lebih memanfaatkan kerjasama antara
negara-negara ASEAN ini lebih maksimal, mengimplementasikan ATSP
dalam sektor pariwisatanya.
1.3.2 Skripsi : Pengaruh Citra Keamanan Nasional Indonesia Terhadap
Kedatangan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia (Study Kasus :
“Visit Indonesia Year 2008”) oleh Nurhayati, Tahun 2008.7
Dalam skripsi ini membahas mengenai Hubungan Internasional
tidak hanya mempelajari perilaku politik saja di dalamnya, melainkan
meliputi ekonomi, sosial, budaya. Salah satu contohnya adalah citra
7 Nurhayati, “Pengaruh Citra Keamanan Nasional Indonesia Terhadap Kedatangan WisatawanMancanegara Ke Indonesia (Studi Kasus : “Visit Indonesia Year 2008”), Skripsi, FISIP,Universitas Komputer Indonesia, 2008.
10
pariwisata Indonesia pada masa sebelum reformasi dapat dikatakan cukup
baik sehingga tingkat kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia
pun semakin meningkat. Tetapi setelah masuk pada era reformasi dan
kondisi stabilitas nasional Indonesia pun semakin tidak stabil dikarenakan
banyak. Gejolak-gejolak yang terjadi di beberapa daerah yang ada di
Indonesia, ditambah lagi dengan peristiwa terjadinya bom Bali pada tahun
2002, membuat tingkat kedatangan wisatawan mancanegara pun semakin
menurun. Hal ini terjadi karena adanya keterkaitan antara aktor non Negara
yang saling mempengaruhi. Satu sama lain. Aktor yang dimaksud disini
adalah faktor keamanan yang mempengaruhi bidang-bidang yang lain. Citra
keamanan nasional Indonesia di mata dunia internasional akan sangat
berpengaruh pada tingkat kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke
Indonesia akan cenderung menurun jika terjadi peristiwa yang mengancam
stabilitas nasional Indonesia. Hal ini sangat wajar karena setiap wisatawan
mancangara yang akan berkunjung ke suatu tempat menginginkan adanya
kenyamanan dalam kunjungannya di tempat yang akan dikunjunginya nanti.
telah banyak Implementasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
dalam upaya meningkatkan Wisatawan Mancanegara yang akan datang ke
Indonesia diantaranya adalah pengembangan dalam sektor pariwisata
termasuk di dalamnya hal ifrastruktur, Promosi yang dilakukan melalui
media cetak, internet dan lain sebagainya. Dalam mendukung
kenyamanan, pemerintah Indonesia pun turut meningkatkan maskapai
penerbangan nasional. Selain meningkatkan maskapai penerbangan
11
nasional pemerintah pun turut membenahi stabilitas nasional termasuk di
dalamnya masalah keamanan yang paling mendukung agar ada
kepercayaan wisatawan mancanegara yang akan datang ke Indonesia.
banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah untuk meningkatkan
kepercayaan internasional agar wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia meningkat. Citra keamanan nasional Indonesia setelah adanya bom
yang terjadi di Bali pada Oktober 2002 merupakan awal peristiwa yang
membat citra keamanan nasional Indonesia Dimata dunia Internasional
terpuruk. Di tambah lagi dengan adanya isu-isu internasional yang
menyebutkan bahwa Indonesia merupakan Negara yang sarang teroris.
Kebijakan-kebijakan dari pemerintah Indonesia yang banyak menuai protes
dari masyarakat Indonesia seperti adanya keputusan pemerintah untuk
menaikkan harga Bahan Bakar Minyak yang mendapat penolakan dari rakyat
berupa demonstrasi, juga merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan
kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Kendaa yang perlu
dituntaskan pemerintah menyangkut pemulihan citra keamanan nasional
Indonesia juga karena belum optimalnya kesiapan destinasi pariwisata, lalu
belum optimalnya pemasaran pariwisata yang ada di Indonesia, dan juga
belum mapannya kemitraan antar pelaku pariwisata yang disebabkan oleh
rendahnya daya saing sumber daya manusia dalam hal pariwisata di
Indonesia. Selain itu juga yang merupakan kendala yang datang justru dari
pemerintah sendiri yaitu masih sulitnya birokrasi yang harus dilalui oleh
wisatawan mancanegara yang sudah akan datang ke Indonesia, maupun yang
akan datang ke Indonesia.
12
Upaya-Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kedatangan Wisatawan
Mancanegara terkait dengan Pemulihan Citra Keamanan Nasional Indonesia
bukan hanya menjadi tugas dari pemerintah saja tetapi memerlukan kerjasama
dari instansi-instansi yang saling terkait bekerjasama masyarakat Indonesia.
Dengan Itu perlu juga adanya peningkatan sumber daya manusia yang
berkaitan dengan hal kepariwisataan.
pengaruh keamanan nasional Indonesia dalam mensukseskan Program Visit
Indonesia Year 2008 ini sangat besar karena dengan adanya keamanan yang
terjamin dari pemerintah setempat maka wisatawan yang akan berkunjung ke
Indonesia akan merasa nyaman.
Prospek dan kontribusi yang diberikan dengan adanya perbaikan citra
keamanan nasional Indonesia, selain menaikkan jumlah wisman yang akan
datang ke Indonesia juga membuka mata dunia internasional akan keadaan
stabilitas nasional di Indonesia yang telah semakin membaik. Dan akan
membawa para investor asing agar menanamkan modal pada negeri ini.
Kondisi dan faktor keamanan dalam negeri Indonesia sangat perlu untuk
ditingkatkan agar angka kedatangan wisatawan mancanegara yang akan
datang ke Indonesia semakin meningkat. Mengingat banyak kejadian-kejadian
yang membuat angka peningkatan wisatawan mancanegara seringkali naik
turun maka pemerintah Indonesia memiliki tugas yang penting yaitu
meningkatkan kepercayaan dunia internasional bahwa citra keamanan
nasional Indonesia telah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
dan juga agar wisatawan mancanegara yang akan datang ke Indonesia percaya
bahwa Indonesia merupakan Negara yang nyaman untuk dikunjungi.
13
Pemerintah juga harus melakukan promosi ke berbagai tempat atau forum
atau kegiatan pariwisata lainnya di ajang internasional dengan lebih gencar
agar para peminat tempat wisata melihat bahwa Indonesia merupakan Negara
yang kaya akan kekayaan alam dan merupakan Negara yang dapat dijadikan
pilihan untuk tujuan dalam berwisata.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang masalah dan fokus masalah di atas,
maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
”Bagaimana peran ASEAN Tourism Forum dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan asing di Indonesia?”
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian selalu mempunyai tujuan tertentu yang terkait dengan
penelahan, pemahaman, serta pengembangan bidang yang sedang diteliti.
Dengan demikian tujuan dari penulisan skripsi ini mencakup dua maksud
yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu Hubungan
Internasional dan pengembangan ilmu sosial dan ilmu politik pada
14
umumnya. Yang juga menggambarkan secara umum mengenai
pariwisata di Indonesia dan ASEAN Tourism Forum.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini menggambarkan dan
menganalisis yang dilakukan ASEAN Tourism Forum melalui program-
program yang dibuat untuk membantu dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan asing di Indonesia dari periode 2011-2015.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
1.6.1.1 Sebagai sumbangan bagi studi Hubungan Internasional pada
umumnya, serta mengembangkan pada konsep-konsep
organisasi internasional, peran organisasi internasional, dan
pariwisata.
1.6.1.2 Sebagai referensi dan bahan kajian bagi pihak lain yang tertarik
untuk mempelajari maupun meneliti lebih lanjut mengenai peran
ASEAN Tourism Forum dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan asing.
1.6.2 Manfaat Praktis
Sebagai salah satu syarat untuk pembuatan tugas akhir dalam
menempuh ujian sidang Sarjana Strata Satu (S-1) pada Jurusan
Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jenderal Achmad Yani.
15
1.7 Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis sangat dibutuhkan untuk menganalisis sebuah
permasalahan sehingga hasil analisis akan bersifat valid, logis, dan obyektif.
Kerangka teoritis akan menuntun peneliti untuk terfokus dan terarah pada
analisis yang tujuan dan ilmiah. Demikian pula dengan penelitian ini yang
sangat diperlukan sebuah kerangka teoritis.penelitian ini menggunakan pendekatan Pluralisme, konsep Peran,
Konsep Organisasi Internasional/ Organisasi Regional, Konsep Regionalisme
dan Konsep Pariwisata. Kerangka pemikiran dalam skripsi ini dibagi ke dalam
pendekatan dan konsep yang akan diuraikan sebagai berikut :1.7.1 Pendekatan Pluralis
Pluralis merupakan salah satu persepektif yang berkembang
pesat. Kaum pluralis memandang hubungan internasional tidak hanya
terbatas pada hubungan antar negara saja tetapi juga merupakan
hubungan antara individu dan kelompok kepentingan dimana negara
tidak selalu sebagai aktor utama dan aktor tunggal. 8
Empat asumsi paradigma pluralis,9 adalah :
a. Aktor-non negara memiliki peranan penting dalam politik
internasional, seperti organisasi internasional, baik pemerintah
maupun non-pemerintah, MNCs, kelompok ataupun individu.
8 Anak Agung Banyu Perwita dan Yayan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005) hal. 269 Ibid.,hal 26-27
16
b. Negara bukanlah unitary actor/aktor tunggal, karena aktor-aktor
lain selain negara juga memiliki peran yang sama pentingnya
dengan negara dan menjadikan negara bukan satu-satunya aktor.
c. Negara bukan aktor rasional. Dalam kenyataannya pembuatan
kebijakan luar negeri suatu negara merupakan proses yang diwarnai
konflik, kompetisis, dan kompromi antar aktor di dalam negara.
Meluasnya pembahasan dalam agenda politik internasional.
d. Masalah-masalah yang ada tidak lagi terpaku pada power atau
national security, tapi meluas pada masalah-masalah sosial,
ekonomi, dan lain-lain.
Bagi kaum pluralis, interdepedensi memiliki implikasi yang baik
terhadap aktor-aktor hubungan internasional. Pluralis melihat bahwa
kesempatan untuk membangun sebuah hubungan baik antara unit-unit
yang interdependen sangat bagus. Mengelola hubungan interdependen
meliputi pembuatan seperangkat aturan, prosedur, dan institusi yang
terasosiasi atau organisasi internasional untuk mengatur interaksi
dalam area area isu.10
Kenyataan bahwa negara bukanlah satu-satunya aktor dalam
hubungan internasional akan menimbulkan adanya interaksi dan
saling ketergantungan. Saling ketergantungan tersebut lambat laun
akan melahirkan kerjasama internasional yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tertentu dengan memberikan keuntungan bagi semua
pihak yang terlibat.
10 Ibid.,Hal. 27
17
1.7.2 TeoriTeori merupakan definisi yang dipakai peneliti untuk
menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun
fenomena alami. Teori, serangkaian konsep, denifini, dan proposisi
yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran
sistematis tentang suatu fenomena. Secara umum, teori adalah sebuah
sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan
diantara konsep-konsep tersebut yang membantu penulis dalam
memahami sebuah fenomena, sehingga bisa dikatakan bahwa suatu
teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur
pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan
beberapa tindakan selanjutnya. Seperti yang peneliti gunakan adalah
teori peran.
1.7.2.1 Teori Peran
Peranan baru ada apabila ada kedudukan, jadi peranan
merupakan aspek yang dinamis dari status atau aspek
fungsional dari kedudukan. Bila seseorang melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukanya, berarti orang
tersebut telah menjalankan perannya. Jadi peranan yang
dimaksud adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang
yang mempunyai kedudukan.
Dalam bukunya Mohtar Mas’oed “ studi hubungan
internasional tingkat analisis dan teorisasi “ bahwa peran
18
adalah perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh
seseorang yang menduduki suatu posisi. Ini adalah perilaku
yang diletakkan pada suatu posisi. Setiap orang yang
menduduki posisi itu, diharapkan berperilaku seperti sesuai
dengan sifat posisi itu.11
Menurut Dougherty and Pritchard (1985) dalam Bauer,
teori peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam
studi perilaku di dalam organisasi. Mereka menyatakan bahwa
peran itu “melibatkan pola penciptaan produk sebagai lawan
dari perilaku atau tindakan.” Lebih lanjut, Dougherty dan
Pritchard (1985) dalam Bauer mengemukakan bahwa relevensi
suatu peran itu akan bergantung pada penekanan peran tersebut
oleh para penilai dan pengamat terhadap produk atau outcome
yang dihasilkan. Dalam hal ini, strategi dan struktur organisasi
juga terbukti mempengaruhi peran dan persepsi peran.12
1.7.3 KonsepDidalam setiap penelitian, peneliti memerlukan bantuan untuk
membedah masalah salah satunya dengan menggunakan konsep-
konsep seperti yang akan dijelaskan di bawah ini. Konsep adalah
abstraksi yang mewakili suatu objek, sifat suatu obyek, atau suatu
fenomena tertentu. Fungsi konsep adalah memperkenalkan suatu sudut
11 Mochtar Masoed,Studi Hubungan Internasional (Jakarta : LP3ES, 1994) hal. 44.12 Yanuar Ikbar, Metodologi dan Teori Hubungan Internasional (Bandung: PT Refika Aditama,2014) hal. 235.
19
pandang, serta sebagai sarana untuk mengorganisasikan gagasan,
persepsi, dan simbol yaitu dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi.13
1.7.3.1 Konsep Organisasi Internasional / Organisasi Regional
Organisasi Internasional merupakasn salah satu aktor
dalam kajian studi hubungan internasional. Organisasi
internasional sangat perhatian akan interaksi antar negara dan
antar non negara dalam suatu wadah yang terstruktur dan
mempunyai fungsi.14 Menurut para ahli terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut;
Menurut Theodore A. Columbus dan James H. Wolfe
bahwa pada dasarnya organisasi internasional dibentuk dalam
rangka mencapai semua atau beberapa dari tujuan-tujuan
berikut ini :15
a. Regulasi hubungan internasional terutama melalui teknik-
teknik penyelesaian pertikaian antar negara secara damai.b. Meminimalkan, atau paling tidak, mengendalikan konflik
atau perang internasional.c. Memajukan aktifitas-aktifitas kerja sama dan pembangunan
antar negara demi keuntungan-keuntungan sosial dan
ekonomi dikawasan tertentu atau untuk manusia pada
umumnya.
13 Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi (Jakarta: LP3E,1990)hal. 93-95.14 Yanuar Ikbar, Metodologi dan Teori Hubungan Internasional (Bandung: PT Refika Aditama, 2014) hal. 239.15 Theodore A. Columbus dan James H. Wolfe. Pengantar Hubungan Internasional Keadilandan Power (Putra A. Bardin, 1999) hal. 279.
20
d. Pertahanan kolektif sekelompok negara untuk menghadapi
ancaman eksternal.
Setiap organisasi internasional tentunya dibentuk untuk
melaksanakan peran-peran dan fungsi-fungsi sesuai dengan
tujuan pendirian organisasi internasional tersebut oleh para
anggotanya. Adapun peranan Organisasi Internasional
menurut Clive Archer secara tegas dibagi ke dalam tiga
kategori16, yaitu:
1.7.3.1.1. Sebagai Instrumen, untuk mencapai kesepakatan,
menekan intensitas konflik (jika ada) dan
menyelaraskan tindakan..
1.7.3.1.2. Arena, untuk berhimpun dan berkonsultasi dan
memprakarsai pembuatan keputusan secara
bersama-sama atau perumusan perjanjian
internasional..
1.7.3.1.3. Aktor, merupakan aktor autonomous dan bertindak
deengan kapasitasnya sendiri sebagai organisasi
internasional dan bukan lagi sebagai pelaksanaan
kepentingan anggota-anggotanya.
Selanjutnya analisa organisasi internasional akan
menampilkan sejumlah peranannya, yaitu: inisiator,
fasilitator, mediator, rekonsiliator, dan determinator.
16 T. May Rudy, Administrasi dan Organisasi Internasional (Bandung: PT. Refika Aditama 2009)hal. 29.
21
Sedangkan Organisasi regional merupakan suatu
bagian dari dunia yang sama-sama diikat oleh kesamaan
tujuan berdasarkan ikatan geografis, sosial, budaya, ekonomi,
atau politik dan struktur formal yang memberikan arahan
pada berbagai kesepakatan intergovernmental secara formal.
Meskipun tatanan bilateral bisa memenuhi definisi tersebut,
namun perhatian akan difokuskan hanya pada tatanan yang
melibatkan tiga anggota atau lebih. Pada akhir tujuannya,
keterbukaan bagi semua negara-negara toidak mempengaruhi
global mereka ketika tujuan-tujuan mereka mengacu pada
nilai universalitas. Suatu organisasi regional hanya
dimaksudkan khusus pada kategori negara-negara, yang
cakupannya lebih rendah dari pada tatanan global.
1.7.3.2 Konsep Regionalisme
Suatu regionalisme dapat dibedakan dengan organisasi
global lainnya dengan adanya kedekatan geografis antar
negara dalam kawasan tertentu. Selain itu, terdapatnya
kemiripan dalam sosiokultural. Terdapatnya kemiripan sikap
dan tindakan politik seperti yang tercemin dalam organisasi
internasional. Lingkup kegiatannya tidak hanya mencakup
aspek kerjasama saja namun menyangkut aspek lainnya,
seperti lingkungan hidup, demokratisasi, dan kebijaksanaan
lainnya.
22
Menurut Mansbaach, Region atau kawasan adalah
“pengelompokan regional di identifikasi dari basis kedekatan
geografis, budaya, perdagangan dan saling ketergantungan
ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta
keikutsertaan dalam organisasi internasional”. Sementara itu,
menurut Coulumbus dan Wolfe, dalam bukunya yang
berjudul Introductions to International Relations, Power and
Justice Terdapat empat cara atau kriteria yang bisa kita
pergunakan untuk mendefinisikan dan menunjuk sebuah
kawasan atau region yang sebenarnya sangat ditentukan oleh
tujuan analisis. Keempat kriteria tersebut adalah:17
1.7.3.2.1 Kriteria geografis: mengelompokkan negara dalam
berdasarkan lokasinya dalam benua, sub-benua,
kepulauan dan lain sebagainya seperti Eropa dan
Asia.1.7.3.2.2 Kriteria Ekonomi: mengelompokkan negara-negara
berdasarkan pada kriteria terpilih dalam
perkembangan pembangunan ekonomi, seperti
GNP, dan output industri, misalnya negara-negara
industri dan negara-negara yang sedang
berkembang atau yang terbelakang.1.7.3.2.3 Kriteria transaksional:mengelompokkan negara-
negara berdasarkan pada jumlah frekuensi
17 Nuraeini S, et al., Regionalisme Dalam Studi Hubungan Internasional (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010) hal. 2.
23
mobilitas penduduk, barang, dan jasa seperti
imigran, turis, perdagangandan berita. Contoh ini
dapat kita lihat pada wilayah seperti Amerika,
Kanada, dan Pasar Tunggal Eropa.
1.7.3.3 Konsep Pariwisata
Pariwisata adalah suatu aktivitas yang kompleks, yang
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang
mempunyai berbagai komponen, seperti ekonomi, ekologi,
politik, sosial, budaya, dan seterusnya. Pariwisata atau
turisme merupakan kegiatan perjalanan seseorang atau
serombongan orang dari tempat tinggal asalnya ke suatu
tempat di kota lain atau di negara lain dalam jangka waktu
tertentu.
Definisi pariwisata yang bersifat umum yaitu
keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus, dan melayani
kebutuhan wisatawan. Sedangkan definisi pariwisata yang
lebih teknis yaitu pariwisata merupakan rangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun
kelompok di dalam wilayah negara sendiri atau negara lain.
Kegiataan tersebut dengan menggunakan kemudahan, jasa,
dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah
24
atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan
wisatawan. Kemudahan dalam batasan pariwisata maksudnya
antara lain berupa fasilitas yang mempelancar arus kunjungan
wisatawan. Misalnya dengan memberikan bebas visa,
prosedur pelayanan yang cepat di pintu-pintu masuk dan
keluar.
Menurut Hunziker dan Kraft mendefinisikan
pariwisata sebagai:
“the totality of relationship and phenomena arising from teh
travel and stay of strangers, provided the stay does not
empaty the establishment permanent recidence and is not
connected with a remunerated activity.”
Atau pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-
gejala yang timbul dari adanya orang asing dan perjalanannya
itu tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada
hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah.18
Adapun bentuk pariwisata tersebut antara lain seperti
diuraikan dibawah ini:19
1.7.3.3.1 Menurut Asal Wisatawan
1.7.3.3.1.1Dari dalam negeri disebut juga pariwisata
domestik atau pariwisata nusantara.
18 Mulyadi A.J. Kepariwisataan dan Perjalanan (Jakarta: Rajawali Pers,2010)hal. 21.19 Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata ( Jakarta :PT Pradnya Paramita, 1990)hal.38.
25
1.7.3.3.1.2Dari luar negeri disebut pariwisata
internasional atau pariwisata
mancanegara.
1.7.3.3.2 Menurut Akibat terhadap Neraca Pembayaran
1.7.3.3.2.1Kedatangan wisatawan ke dalam negeri
memberikan efek positif terhadap neraca
pembayaran luar negeri. Pariwisata ini
disebut pariwisata aktif.
1.7.3.3.2.2 Sebaliknya, warga negara yang ke luar
negeri memberikan efek negatif terhadap
neraca pembayaran luar negeri atau
disebut pariwisata pasif.
1.7.3.3.3 Menurut Jangka Waktu
1.7.3.3.3.1 Pariwisata jangka pendek, apabila
wisatawan yang berkunjung ke suatu
DTW (Daerah Tujuan Wisata) hanya
beberapa hari saja.
1.7.3.3.3.2 Pariwisata jangka panjang, apabila
wisatawan yang berkunjung ke DTW
(Daerah Tujuan Wisata)\waktunya sampai
berbulan-bulan.
1.7.3.3.4 Menurut Jumlah Wisatawan
26
1.7.3.3.4.1Disebut pariwisata tunggal, apabila
wisatawan yang bepergian hanya seorang,
atau satu keluarga.
1.7.3.3.4.2Disebut pariwisata rombongan, apabila
wisatawan yang bepergian satu kelompok
atau rombongan yang berjumlah 15 orang
sampai dengan 20 orang atau lebih.
Berdasarkan yang telah dikemukakan diatas,
menggambarkan bahwa pariwisata adalah individu yang
melakukan perjalanan keluar tempat tinggal dan tempat kerja
dalam waktu sementara. Industri pariwisata juga dikaitkan
antara barang dan jasa untuk membentuk pengalaman
berwisata. Pemenuhan kebutuhan individu dengan interaksi
antara lingkungan fisik, ekonomi, sosial dan budaya dalam
kerangka pembentukan sejarah, alam dan budaya.
1.8 Asumsi
1.8.1 Negara bukanlah aktor tunggal karena aktor lain selain negara juga
memiliki peran yang sama penting atau organisasi non negara.
1.8.2 ASEAN Tourism Forum menjadi wadah untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang membantu meningkatkan pariwisata di ASEAN.
1.8.3 ASEAN Tourism Forum berperan aktif dalam meningkatkan pariwisata
di ASEAN.
27
1.8.4 ASEAN Tourism Forum membantu meningkatkan pariwisata di
ASEAN.
1.9 Alur Pemikiran
Meningkatkan kunjunganwisatawan asing
ASEAN Tourism Forum(ATF)
Peran ASEANTourism Forum
ASEAN EconomicCommunity (AEC)
Negara AnggotaINDONESIA
Association of South EastAsia Nations (ASEAN)
28
1.10 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang
meliputi asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam
mengumpulkan dan analisis data. Rancangan tersebut melibatkan sejumlah
keputusan. Secara keseluruhan, keputusan ini melibatkan rancangan seperti
apa yang seharusnya digunakan untuk meliputi topik tertentu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif,
yang merupakan metode-metode untuk mendeskripsikan dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal
dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan petanyaan-pertanyaan
dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,
menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-
tema umum, dan menafsirkan makna data.
Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis
atau teori. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
29
tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.20
1.10.1 Tipe penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis istilah
deskriptif berasal dari bahasa inggris to describe, yang berarti
merupakan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan,
kejadian, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian, yang
dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kejadian, atau peristiwa
tertentu dan setelah selesai lalu memaparkan hasilnya dalam bentuk
laporan penelitian.21
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat itu (masalah aktual).
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memotret peristiwa yang
menjadi pusat perhatiannya kemudian dilukiskan sebagaimana adanya.
Masalah yang diteliti adalah masalah yang terjadi pada saat penelitian
dilaksanakan, sehingga pemanfaatann temuan penelitian ini berlaku
pada saat itu dan belum tentu relevan jika digunakan dimasa yang akan
datang. Karena itu, penelitian deskriptif tidak selamanya menuntut
hipotesis. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk membuat
pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif
20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D (Bandung : Alfabeta, 2011) hal.8-9.21 Wasilah Chaedar, Pokoknya Kualitatif (Bandung : Pustaka Jaya Setia, 2004) hal.28.
30
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek
atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang di
teliti secara tepat.22
1.10.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data wawancara, dokumentasi dan Triangulasi/gabungan,
yaitu sebagai berikut :
1.10.2.1 Wawancara
Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan dengan
cara wawancara mendalam (in-depth interview), di mana dalam
pelaksanaannya terlebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini untuk
menentukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak
yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
informan.23
Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Lutfiah
di Direktorat Kerjasam Ekonomi ASEAN Kementerian Luar
Negeri RI dan Bapak Julianus di Direktorat Kerjasama ASEAN
22 Nasution, Metode Research (Bandung : Jemmars, 1992)hal. 39.23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D (Bandung : Alfabeta, 2011)hal. 233.
31
Kementerian Pariwisata RI melakukan wawancara mengenai
Peran ASEAN Tourism Forum dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan asing di Indonesia.
1.10.2.2 Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Sifat utama data ini tidak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti
untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam.
Teknik ini dilakukan dengan mempelajari dan meneliti dokumen
yang berhubungan dengan objek yang diteliti dan diharapkan
dapat memberikan dukungan terhadap data yang diperoleh.
Misalnya mempelajari buku-buku, jurnal, dokumen pemerintah,
atau data-data yang bersumber dari media massa seperti
informasi yang diakses melalui internet.
1.10.2.3 Triangulasi/gabungan
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Peneliti
menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Tujuan
dari trianggulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang
beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman
peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Tujuan penelitian
32
kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi
lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya.24
1.10.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.10.3.1 Lokasi Penelitian
1.10.3.1.1 Perpustakaan Pusat Universitas Jenderal
Achmad YaniJalan Terusan Jenderal Sudirman PO.BOX 148
Cimahi.1.10.3.1.2 Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP)Universitas Jenderal Achmad
Yani.Jalan Terusan Jenderal Sudirman PO.BOX 148
Cimahi.1.10.3.1.3 Kementerian Luar Negeri
JL. Pejabon No.6, Jakarta Pusat1.10.3.1.4 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Gedung Sapta Pesona, JL. Medan Merdeka Selatan
No.17, Gambir, Jakarta Pusat.
1.10.3.2 Waktu Penelitian Dalam melakukan penelitian ini direncanakan dilakukan
selama beberapa bulan sesuai dengan table yang penulis buat
sebagai berikut :
24 Ibid., hal. 241.
33
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
N
oKegiatan
Tahun 2016
Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep
1 Pengajuan Judul penelitian
2 Pencarian data awal dan penjajakan masalah penelitian
3 Bimbingan dan penyusunan usulan penelitian
4 Analisis Data
5 Seminar Usulan Penelitian
6 Penyusunan draft skripsi
7 Seminar Draft skripsi8 Perbaikan Skripsi
9 Sidang Skripsi
1.10.4 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Miles and Huberman (1984)mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh.25 Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduksi data,
display data, dan kesimpulan dan verifikasi data.
1.10.4.1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
25 Ibid.,hal. 246.
34
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
penyusun untuk mengumpulkan data selanjutnya dan
mencarinya bila diperlukan.
1.10.4.2 Display Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data sehingga data terorganisasikan, tersusun
pola hubungan dan mudah dipahami. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data yang paling sering digunakan adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,
maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
1.10.4.3 Kesimpulan dan Verifikasi Data
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam
penyusunan kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi,
hubungan kausal/interaktif, hipotesis atau teori.
35
1.10.5 Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meluputi uji
kredibilitas dan dimana macam-macam uji kredibilitas diantaranya
adalah referensi.
1.10.5.1 Referensi
Yang dimaksud degan bahan referensi ini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti. Seperti pada saat wawancara perlu didukung dengan
adanya rekaman wawancara. Untuk mendukung kredibilitas data
yang telah ditemukan oleh peneliti.26
1.10.6 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh penelitian kualitatif
siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi
terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif
sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.
26 Ibid.,hal. 275.
36
1.11 Sistematika Penulisan
Untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dan untuk mempermudah
pembahasan penelitian ini, maka penelitian perlu menyusun sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini peneliti menulis mengenai penelitian yang berisi
tentang latar belakang penelitian, fokus masalah, tinjauan pustaka,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teoritis, aumsi, alur
pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM ASEAN TOURISM FORUM
Bab ini memaparkan mengenai gambaran umum yang
terkait dengan ASEAN Tourism Forum dalam penelitian yang
memiliki relevansi terhadap permasalahan yang diangkat dalam
pembahasan.
BAB III : GAMBARAN UMUM PARIWISATA DI INDONESIA
Bab ini merupakan pemaparan yang dilakukan oleh peneliti
untuk memberikan gambaran umum mengenai pariwisata di
Indonesia dan menganalisis kunjungan wisatawan asing yang
datang ke Indonesia dalam penelitian yang dianggap memiliki
relevansi dengan analisis terhadap permasalahan yang dibahas
dalam skripsi ini.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37
Sub bab ini menguraikan apa dan bagaimana hasil yang
diperoleh dalam arti menjelaskan dan membahas hasil penelitian
yang telah difokuskan pada bagaimana peran ASEAN Tourism
Forum dalam meningkatkan kunjungan wisatawan asing di
Indonesia. Penulis mengemukakan analisis data dengan alat uji atau
tipe penelitian kualitatif.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan
hasil penelitian yang merupakan kristallisasi dari hasil analisis dan
interprestasi. Penulisan merumuskan secara padat dan jelas terhadap
apa yang telah dipaparkan dan dianalisis pada bab-bab sebelumnya.