Click here to load reader
Upload
lemien
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aksesibilitas merupakan hubungan kedekatan suatu tempat dengan tempat
lain yang diindikasikan dengan kemudahan dalam mencapai tujuan dari lokasi
asal (Simmonds, 2001). Dalam penataan ruang, aksesibilitas merupakan hal
penting yang harus diperhatikan, salah satunya adalah dalam menentukan lokasi
untuk fasilitas publik. Di antara berbagai fasilitas publik yang keberadaannya
perlu diperhatikan dalam suatu kota, elemen infrastruktur hijau kota seperti RTH
merupakan hal yang cukup penting. Selain sebagai tempat untuk berinteraksi bagi
masyarakat, ruang terbuka hijau juga dapat berfungsi sebagai kawasan hijau yang
membantu mengurangi emisi gas kendaraan dalam suatu kota, serta memberikan
nuansa estetis dan sehat di tengah keberadaan kota yang penuh dengan kendaraan,
bangunan yang padat, serta berbagai permasalahan di dalamnya. Untuk itu,
aksesibilitas masyarakat terhadap infrastruktur hijau tersebut penting untuk
diperhatikan dalam tata ruang kota ataupun kawasan.
Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota yang terkenal dengan sebutan
kota pelajar, kota wisata dan kota budaya, juga disebut-sebut sebagai kota yang
memiliki indeks kenyamanan tinggi menurut Ikatan Ahli Perencana (IAP) pada
tahun 2014. Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah survei dua tahunan IAP
bernama Indonesia Most Livable City Index 2014. Studi tersebut menggunakan
tujuh variabel utama perkotaan, yaitu: fisik kota, kualitas lingkungan, transportasi-
aksesibilitas, fasilitas, utilitas, ekonomi dan sosial. Hasil studi IAP mengenai kota
ternyaman untuk tahun 2014 menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta menempati
peringkat keempat setelah Kota Balikpapan, Surakarta dan Malang. Pada survei
sejenis yang dilakukan IAP di tahun 2009 dan 2011, Kota Yogyakarta mendapat
predikat kota ternyaman di Indonesia. Hal ini tentu harus dijawab dengan
pelayanan kota yang lebih optimal dalam rangka mewujudkan kenyamanan dan
manfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat.
2
Dalam mewujudkan kota yang nyaman, beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan sesuai dengan beberapa variabel utama perkotaan yang dikemukakan
oleh IAP, adalah aspek fisik kota, kualitas lingkungan, transportasi-aksesibilitas,
fasilitas, utilitas, ekonomi dan sosial. Dari beberapa aspek tersebut, aspek fisik
kota serta kualitas lingkungan dapat dioptimalkan dengan keberadaan
infrastruktur hijau perkotaan.
Infrastruktur hijau di Kota Yogyakarta dijumpai pada setiap kecamatan.
Salah satu yang merupakan kecamatan penyumbang infrastruktur hijau dengan
persentase besar di Kota Yogyakarta adalah Kecamatan Gondokusuman.
Roychansyah dkk (2013) menguraikan berdasarkan data dari BPS Kota
Yogyakarta, bahwa Kecamatan Gondokusuman memiliki persentase terbesar
dengan angka 71,14%. Angka ini diperoleh dengan membandingkan luas area
infrastruktur hijau dengan luas wilayah kecamatan.
Elemen infrastruktur hijau berupa RTH yang tersebar di beberapa lokasi di
Kecamatan Gondokusuman telah cukup memberikan nuansa estetis. Selain itu,
infrastruktur hijau di beberapa lokasi di Kecamatan Gondokusuman sering
dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat berolahraga dan saling berinteraksi. Hal
ini membawa citra positif bagi Kecamatan Gondokusuman dan juga berimbas
pada Kota Yogyakarta, yang merupakan kota pelajar sekaligus kota budaya dan
wisata.
Selain fungsi estetis, keberadaan elemen infrastruktur hijau berupa RTH
tentu harus dapat memberikan kenyamanan dan manfaat bagi kelangsungan hidup
manusia. Untuk itu, pengadaan RTH kota sebagai elemen infrastruktur hijau
perlu direncanakan agar mampu memberikan dampak positif pada lingkungan
yang keberlanjutan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Roychansyah dkk (2013),
dapat diindikasikan bahwa dari seluruh infrastruktur hijau di Kecamatan
Gondokusuman, terdapat infrastruktur hijau yang mudah diakses oleh masyarakat
dan memberikan dampak baik. Dengan kata lain fungsi dari infrastruktur hijau
tersebut cukup optimal, baik dalam mereduksi polutan udara, meredam
kebisingan, memberikan keteduhan dan menumbuhkan kenyamanan ruang kota.
3
Di sisi lain juga terdapat infrastruktur hijau yang sulit diakses oleh masyarakat,
bahkan infrastruktur hijau tersebut cenderung tidak berfungsi secara optimal
keberadaannya karena faktor tertentu, seperti lokasinya yang tidak strategis.
Selain itu juga dimungkinkan adanya lokasi yang belum tersedia infrastruktur
hijau dengan intensitas yang mencukupi, jika dilihat dari kondisi lingkungan di
sekitarnya. Ketidakoptimalan ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah konfigurasi ruang di sekitar
infrastruktur hijau yang ada. Konfigurasi ruang dalam sebuah sistem akan
menyebabkan dampak dalam pergerakan guna meningkatkan kualitas sebuah
kawasan.
Untuk mengidentifikasi bagaimana kondisi aksesibilitas masyarakat
terhadap infrastruktur hijau, dan juga seberapa efektif keberadaan infrastruktur
hijau di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta, maka perlu dilakukan
penelitian. Penelitian dalam hal ini berkaitan erat dengan aksesibilitas masyarakat
terhadap infrastruktur hijau. Selanjutnya aspek aksesibilitas tersebut sangat
berkaitan dengan konfigurasi ruang, sehingga diperlukan sebuah metode analisis
yang dapat mengidentifikasi konfigurasi ruang Kecamatan Gondokusuman. Untuk
itu, dipilih metode space syntax sebagai alat kaji, dikarenakan metode ini
merupakan sebuah teori dan metode dalam menganalisis ruang yang
menggunakan konfigurasi ruang sebagai unsur utama. Pengkajian menggunakan
space syntax dirasa relevan untuk melakukan penelitian ini mengingat belum
terlalu banyak kajian untuk memaksimalkan fungsi infrastruktur hijau dengan
mengintervensi konfigurasi ruang yang ada. Konfigurasi ruang adalah suatu
hubungan atau keterkaitan suatu ruang yang ditimbulkan oleh kehadiran bersama
(co‐ presence) dari unsur ketiga secara simultan. Adapun langkah dalam
penelitian ini di antaranya dengan melakukan direct observation yaitu
menggunakan count gate map. Selanjutnya dilakukan analisis data mengunakan
simulasi perangkat lunak (depthmap).
Pada teori space syntax, terdapat elemen-elemen penting dalam melihat
komponen spasial yaitu tampilan garis (axiality) dan tampilan bidang (convex).
Selain itu, untuk beberapa kasus perlu dilakukan analisis aksesibilitas kawasan
4
mengunakan pendekatan visibilitas yaitu visual graphic analysis (VGA). Adapun
analisis dalam penelitian ini lebih berfokus pada aspek aksial, mengingat skala
ruang yang menjadi obyek penelitian adalah wilayah kecamatan, serta lebih
mengamati bagaimana pergerakan manusia khususnya dengan kendaraan
bermotor.
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menggambarkan kondisi
aksesibilitas masyarakat terhadap infrastruktur hijau, khususnya ruang terbuka
hijau di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini juga
dimunculkan beberapa alternatif skenario terkait rekayasa konfigurasi ruang
dengan metode space syntax serta skenario lain, guna mengoptimalkan fungsi
ruang dan infrastruktur hijau Kecamatan Gondokusuman, sehingga tercipta
kondisi ruang kota yang nyaman. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan
mampu menjadi alat evaluasi terkait penataan ruang di Kecamatan
Gondokusuman serta Kota Yogyakarta, khususnya menyangkut penentuan lokasi
infrastruktur hijau.
1.2 Rumusan Masalah
Keberadaan infrastruktur hijau, dalam hal ini RTH perkotaan, menjadikan
suatu kota terasa nyaman bagi masyarakat. Infrastruktur hijau dapat memberikan
nuansa teduh dan berperan penting dalam mengurangi emisi gas CO di tengah
kondisi kota yang padat akan kendaraan. Selain itu, infrastruktur hijau seperti
RTH dapat digunakan untuk tempat beraktivitas bagi masyarakat.
Ditinjau dari konfigurasi ruangnya, kondisi infrastruktrur hijau di
Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta memiliki pola tertentu, yang selanjutnya
akan dibahas dalam penelitian ini. Dari beberapa infrastruktur hijau yang ada,
dimungkinkan terdapat beberapa RTH yang keberadaannya belum banyak diakses
oleh masyarakat. Dengan demikian keberadaannya belum berfungsi secara
optimal. Mungkin juga dijumpai beberapa area yang memerlukan keberadaan
infrastruktur hijau seperti RTH, namun belum terlayani secara optimal.
5
Untuk itu, terdapat dua pertanyaan penelitian yang akan menjadi
pembahasan utama dalam penelitian ini. Adapun dua pertanyaan penelitian
tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi aksesibilitas masyarakat terhadap infrastruktur hijau di
Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta?
2. Seperti apa skenario yang dapat diterapkan di Kecamatan Gondokusuman
Yogyakarta sehingga tercapai fungsi infrastruktur hijau yang optimal,
dalam artian lebih memberikan kenyamanan pada ruang kota dengan
mengurangi dampak negatif kendaraan bermotor?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kondisi aksesibilitas masyarakat terhadap infrastruktur
hijau di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
2. Menemukan skenario yang dapat diterapkan di Kecamatan
Gondokusuman Yogyakarta sehingga tercapai fungsi infrastruktur hijau
yang optimal, dalam artian lebih memberikan kenyamanan pada ruang
kota dengan mengurangi dampak negatif kendaraan bermotor.
1.4 Batasan Penelitian
Batasan dan lingkup dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Fokus Penelitian
Fokus dari penelitian ini adalah identifikasi mengenai kondisi aksesibilitas
masyarakat terhadap infrastruktur hijau di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
berdasarkan konfigurasi ruang dengan analisis space syntax. Di samping itu,
penelitian ini juga menampilkan simulasi space syntax terkait konfigurasi ruang
yang ideal di Kecamatan Gondokusuman, serta skenario lain untuk mencapai
fungsi infrastruktur hijau yang optimal.
1.4.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi obyek amatan dalam penelitian ini adalah wilayah
Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta dan sekitarnya.
6
1.4.3 Waktu Penelitian
Rentang waktu yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah pada
tahun 2014.
1.5 Keaslian Penelitian
Setelah melihat beberapa referensi serta melakukan pencarian di
internet, didapatkan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan. Penelitian
terkait aksesibilitas masyarakat terhadap infrastruktur hijau dengan penggunaan
space syntax masih belum banyak dijumpai. Penelitian terkait yang sudah pernah
dilakukan di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Interkonektivitas Ruang Publik sebagai Peningkat Kualitas Kawasan
Permukiman Tepian Sungai Gajah Wong Menggunakan Space Syntax
Penelitian ini dilakukan oleh Maharani Isabella pada tahun 2012.
Dalam penelitiannya tersebut, Isabella lebih menekankan pada peran ruang
publik pada kawasan permukiman di tepian Sungai Gajah Wong. Hasil dari
penelitian tersebut menggambarkan bahwa ruang publik berperan dalam
meningkatkan aktivitas yang ada di permukiman tepian Sungai Gajah Wong.
2. Kajian Simulasi Space Syntax – Konsolidasi Ruang Huni Kampung Kota di
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Wiwin Barada pada tahun 2013.
Dalam penelitiannya, Barada berfokus pada kajian mengenai analisis space
syntax serta bagaimana mensimulasikan konfigurasi ruang di kawasan
penelitian untuk mencapai kondisi yang optimal sebagai ruang huni. Barada
mengambil beberapa kampung kota di Yogyakarta sebagai sampel dalam
penelitiannya. Hasilnya berupa alternatif-alternatif pengembangan kawasan
melalui pengubahan konfigurasi ruang dengan metode space syntax.
3. Penataan Permeabilitas Pemukiman Nelayan di Pesisir Kota Tuban dengan
Pendekatan Space Syntax- Studi Kasus: Kawasan Kampung Nelayan Kota
Tuban
7
Penelitian ini dilakukan oleh Bayu Arieffirsandy pada tahun 2012.
Arieffirsandy dalam penelitiannya ini lebih menekankan pada desain kawasan
Permukiman Nelayan di Pesisir Kota Tuban dengan pendekatan space syntax.
Hasil studi ini berupa alternatif penataan konfigurasi ruang pada kawasan
Permukiman Nelayan di Pesisir Kota Tuban.
1.6 Struktur Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan, tujuan, dan
manfaat serta alur penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang digunakan
dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, mulai
dari persiapan, penyajian data, analisis dan pembahasan sampai
penarikan kesimpulan dari penelitian yang dibuat.
BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELTIAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai kondisi obyek penelitian,
dalam hal ini terkait kondisi Kecamatan Gondokusuman, baik hal-
hal yang bersifat fisik maupun nonfisik.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dijabarkan mengenai hasil analisis terkait data-data
yang ada, serta dielaborasi dengan teori-teori terkait. Pembahasan
dituangkan dalam bentuk deskripsi, tabel, peta, gambar serta grafik
yang relevan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini merupakan akhir dari penuliasn penelitian, yang akan
berisi mengenai keimpulan dari penelitian yang dilakukan. Selain
itu juga disampaikan saran dan rekomendasi untuk penelitian lebih
lanjut.