Upload
duongngoc
View
238
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
1 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana yang telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, maka implementasi dari sistem
desentralisasi dan otonomi daerah menjadi suatu keniscayaan dan memberikan
kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki untuk mempercepat peningkatan
kesejahteraan rakyat. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki
harus dilakukan secara baik melalui perencanaan yang sistematis,
berkesinambungan, komprehensif dan tanggap terhadap perubahan sehingga
akan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan merupakan proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Perencanaan harus disusun
secara transparan, responsif, terukur, komprehensif dan akuntabel melalui
tahapan yang jelas dengan mempertimbangkan seluruh aspek pembangunan
yang terkait dan potensi yang ada di daerah melalui 5 (lima) pendekatan, yaitu
: i) teknokratis; ii) Partisipatif; iii) Top down; iv) Bottom up; dan v) Politis.
Untuk itu Perencanaan pembangunan perlu didasarkan pada pemahaman data
dan informasi yang akurat, utuh, lengkap, dan komprehensif mengenai potensi
daerah; penguatan komunikasi dan koordinasi serta konsultasi secara
berksinambungan dengan para pemangku kepentingan; serta pelaksanaan
pengendalian dan evaluasi yang teratur dan terpadu.
2 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Sebagai bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
perencanaan pembangunan daerah terdiri atas :
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan jangka
waktu 20 tahun, yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah
dengan mengacu pada RPJP Nasional.
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan jangka
waktu 5 (lima) tahun, merupakan penjabaran dari visi, misi, strategi, arah
kebijakan dan program kepala daerah dengan mengacu pada RPJPD dan
memperhatikan RPJM Nasional.
c. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan jangka waktu 1 (satu)
tahun, merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP,
memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan
Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
Dokumen-dokumen perencanaan daerah tersebut selanjutnya menjadi
pedoman bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun
dokumen perencanaan SKPD, yang terdiri atas : i) Rencana Strategis SKPD
(Renstra SKPD), dengan jangka waktu lima tahun memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai
dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah; dan ii)
Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) dengan jangka waktu 1 (satu) tahun,
disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada RKP,
memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.
Hubungan fungsional antara Renstra SKPD dengan dokumen-dokumen
perencanaan dan penganggaran dapat dilihat pada gambar berikut
3 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Gambar 1. Hubungan Antara Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Parepare
sebagai lembaga teknis perencanaan pembangunan daerah harus dapat mejadi
lembaga perencanaan pembangunan daerah yang cepat tanggap dan mampu
menyesuaikan dengan dinamika/perubahan yang terjadi. Bappeda harus
dinamis dalam menyikapi segala perubahan termasuk perubahan berbagai
peraturan perundangan yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan
maupun sistem pengelolaan pembangunan daerah. Untuk menghadapi hal
tersebut, maka diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra) yang pada
hakekatnya merupakan pernyataan komitmen mengenai upaya terencana,
sistematis dan berkesinambungan untuk mewujudkan sesuatu yang ingin
dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan
kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan
tantangan (threats) yang ada. Proses ini menghasilkan suatu perencanaan
dalam instansi yang memuat visi. Misi, tujuan, sasaran, strategi (cara mencapai
RPJMNasional
RPJMDaerah
RPJPD &RTRW
RKPNasional
RKPDaerah
RPJPNasional
RENSTRASKPD
RKASKPD
RenjaSKPD
RAPBD APBD
DPASKPD
dipedomani dipedomanidijabarkan
dipedomani
Bahandiacu
diperhatikan
dipedomani dijabarkan
diacu
dipedomani Bahan
4 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
tujuan dan sasaran), kebijakan, program serta indikator keberhasilan
pelaksanaannya. Renstra Bappeda Kota Parepare Tahun 2013 - 2018 disusun
sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD serta berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun 2013 -
2014, yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 12
Tahun 2014.
1.2. Landasan Hukum
Penyusunan Renstra Bappeda Kota Parepare Tahun 2013-2018 disusun
berlandaskan pada peraturan perUndang-Undangan yang berlaku, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Tingkat II di Sulawesi;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang - Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
5 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2028;
12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 tahun 2010 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
13. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018;
14. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah;
15. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025;
16. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Perencanaan dan Penganggaran Daerah Berbasis Masyarakat;
6 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
17. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare Tahun 2011-2031;
18. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kawasan
Konservasi Alam Daerah;
19. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau;
20. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Klaster;
21. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun
2013 - 2018.
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renstra Bappeda Kota Parepare Tahun 2013-2018
dimaksudkan untuk memberikan arahan dan pedoman bagi semua personil
dalam melaksanakan tugasnya dalam mewujudkan cita-cita organisasi sesuai
visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan bersama dalam kurun waktu 2013 -
2018. Sedangkan tujuan penyusunan Renstra Bappeda, adalah :
a. menjabarkan prioritas pembangunan yang ada dalam RPJMD Kota Parepare
tahun 2013-2018 yang terkait dengan perencanaan pembangunan daerah;
b. menyediakan dokumen resmi sebagai acuan Bappeda Kota Parepare dalam
menyusun rencana kerja tahunan yang berisi program dan kegiatan agar
lebih transparan dan akuntabel, ;
c. menjamin terciptanya harmonisasi, sinergitas dan konsistensi antara
dokumen-dokumen perencanaan;
d. menyediakan parameter dalam mengukur keberhasilan Bappeda Kota
Parepare dalam mengimplementasikan program prioritas dan kegiatan;
7 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Strategis Bappeda Kota Parepare adalah
sebagai berikut :
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, landasan
hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.
Bab II – Gambaran Pelayanan SKPD, memuat informasi tentang peran
(tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
mengulas secara ringkas apa saja sumberdaya yang dimiliki SKPD dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting
yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya,
mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan
utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini.
BAB III – Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi, menjelaskan
tentang permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor
yang mempengaruhi, tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi serta
program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, menjelaskan tentang
hasil telaahan Renstra Kementerian/ Lemnaga, telaahan terhadap Rencana tata
Ruang dan KLHS, serta penentuan isu-isu strategis.
BAB IV – Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan,
menjelaskan tentang hasil review visi dan misi daerah, rumusan Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda serta strategi dan kebijakan
Bappeda dalam lima tahun mendatang.
BAB V - Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif, menjelaskan tentang program dam kegiatan yang
8 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
akan dilaksanakan bappeda dalam lima tahun mendatang yang dilengkapi
dengan indikator kinerja dan pendanaan indikatifnya.
BAB VI - Indikator Kinerja SKPD, pada bab ini dikemukakan indikator
kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII - Penutup, bab ini memuat kaidah pelaksanaan, dasar evaluasi dan
laporan pelaksanaan atas kinerja bappeda.
9 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
BAB IIGAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
2.1.1. Tugas pokok dan fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Parepare diatur dalam Peraturan WaliKota Parepare Nomor 20 Tahun 2011
tentang Tugas pokok, fungsi dan Rincian Tugas Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Dalam struktur organisasi, Bappeda Kota Parepare
dipimpin oleh seorang Kepala Bappeda yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada WaliKota Parepare melalui Sekretaris Daerah Kota Parepare,
dengan tugas pokok dan fungsi :
1. Tugas Pokok
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan.
2. Fungsi
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bappeda Kota Parepare
mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan
pembangunan daerah;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai tugas pokok dan
fungsi.
3. Rincian Tugas
Rincian Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai berikut :
10 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
a. membuat rencana kegiatan/program kerja badan;
b. merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang perencanaan dan
pengendalian pembangunan daerah;
c. mengkoordinasikan penyusunan rancangan program pembangunan
tahunan daerah;
d. mengkoordinasikan dan mempersiapkan pelaksanaan musrenbang;
e. menyusun RKPD, RPJMD dan RPJP daerah;
f. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan perencanaan
pembangunan dengan instansi terkait, termasuk lembaga-lembaga non
pemerintah;
g. melaksanakan pemantauan program dan atau kegiatan untuk SKPD
meliputi analisis pencapaian kinerja, pencapaian biaya dan kendala yang
dihadapi;
h. melaksanakan pengendalian meliputi pemantauan, supervisi dan tindak
lanjut penyimpangan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran, agar
program dan kegiatan sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah;
i. melaksanakan program dan kegiatan teknis yang sifatnya lintas sektor di
bidang perencanaan ekonomi, perencanaan wilayah, perencanaan sosial
budaya serta di bidang penelitian dan pengembangan;
j. memberi saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
pengambilan kebijakan;
k. merumuskan kebijaksanaan teknis dibidang perencanaan pembangunan
dan pengembangan daerah;
l. menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP);
11 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
m. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran dan
pertimbangan kepada Walikota
2.1.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Parepare tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun
2010 (Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 3 Tahun 2011) tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, yang merupakan tindak
lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare dibantu oleh :
1. Sekretaris, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelaksanaan
kegiatan ketatausahaan meliputi administrasi umum, keaparaturan, surat
menyurat, penyusunan program kegiatan, pelaporan dan keuangan.
Sekretaris mempunya fungsi i) Perumusan kebijakan teknis administrasi
keaparaturan, perencanaan dan pelaporan serta keuangan; ii) Pemberian
dukungan atas penyelenggaraan urusan administrasi umum, keaparaturan,
perencanaan dan pengelolaan keuangan dan aset serta evaluasi dan
pelaporan; iii) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan sub bagian; iv) penyelenggaraan evaluasi program
dan kegiatan sub bagian pelaksanaan urusan keaparaturan badan; v).
pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan
fungsi.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretariatan, sekretaris
dibantu oleh 3 (tiga) orang kepala sub bagian, yaitu :
a. Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Keaparaturan
12 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
b. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
c. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
2. Kepala Bidang Perencanaan Wilayah, memiliki tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan
daerah di bidang wilayah. Kepala Bidang Perencanaan wilayah mempunyai
fungsi: i) penyiapan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan
daerah di bidang prasarana dan penataan ruang, lingkungan hidup dan
konservasi sumberdaya alam; ii) pengkoordinasian dan sinkronisasi
perencanaan pembangunan daerah di bidang prasarana dan penataan
ruang, lingkungan hidup dan konservasi sumberdaya alam; iii) pelaksanaan
penyusunan perencanaan pembangunan daerah di bidang prasarana dan
penataan ruang, lingkungan hidup dan konservasi sumberdaya alam; iv)
pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
perencanaan pembangunan daerah di bidang prasarana dan penataan
ruang, lingkungan hidup dan konservasi sumberdaya alam; v) pelaksanaan
tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Perencanaan
Wilayah dibantu oleh 2 (dua) orang kepala sub bidang, yaitu :
a. Kepala Sub Bidang Prasarana dan Penataan Ruang
b. Kepala Sub Bidang Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumberdaya Alam
3. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi, memiliki tugas pokok menyusun
rencana, mengkoordinasikan, menyusun bahan perencanaan bidang
ekonomi pengelolaan sumberdaya alam, industri, perdagangan, koperasi dan
investasi/penanaman modal. Kepala Bidang Perencanaan wilayah
mempunyai fungsi i) penyiapan perumusan kebijakan perencanaan
pembangunan daerah di bidang perencanaan sumberdaya ekonomi dan
penanaman modal; ii) pengkoordinasian dan sinkronisasi perencanaan
pembangunan daerah di bidang perencanaan sumberdaya ekonomi dan
13 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
penanaman modal; iii) pelaksanaan penyusunan perencanaan pembangunan
daerah di bidang perencanaan sumberdaya ekonomi dan penanaman modal;
iv) pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
perencanaan pembangunan daerah di badan sumberdaya ekonomi dan
penanaman modal; v) pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan
sesuai tugas pokok dan fungsi.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Perencanaan
Ekonomi dibantu oleh 2 (dua) orang kepala sub bidang, yaitu :
a. Kepala Sub Bidang Sumberdaya Ekonomi
b. Kepala Sub Bidang Penanaman Modal
4. Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya, mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana
pembangunan daerah di bidang sosial budaya. Kepala bidang perencanaan
sosial budaya mempunyai fungsi : i) penyiapan perumusan kebijakan
perencanaan pembangunan daerah di bidang kesejahteraan sosial,
kelembagaan dan sumberdaya manusia; ii) pengkoordinasian dan sinkronisasi
perencanaan pembangunan daerah di bidang kesejahteraan sosial,
kelembagaan dan sumberdaya manusia; iii) pelaksanaan dan penyusunan
perencanaan dan pembangunan daerah di bidang kesejahteraan sosial,
kelembagaan dan sumberdaya manusia; iv) pemantauan, evaluasi, dan analisis
pelaporan tentang pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah di bidang
kesejahteraan sosial, kelembagaan dan sumberdaya manusia; v) pelaksanaan
tugas lain yang di berikan pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang
Perencanaan Sosial Budaya dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Sub Bidang,
yaitu :
a. Kepala Sub Bidang Kesejahteraan Sosial
b. Kepala Sub Bidang Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia
14 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
5. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana
pembangunan daerah di bidang penelitian dan pengembangan. Sedangkan
Fungsi Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah : i) penyiapan
perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah di bidang
penelitian dan penerapan teknologi, pengembangan program dan statistik;
ii) pengkoordinasian dan sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah di
bidang penelitian dan penerapan teknologi, pengembangan program dan
statistik; iii) pelaksanaan penyusunan perencanaan pembangunan daerah di
bidang penelitian dan penerapan teknologi, pengembangan program dan
statistik; iv) pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang
pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah di bidang penelitian dan
penerapan teknologi, pengembangan program dan statistik; dan e)
pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan.
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan
dibantu oleh 2 (dua) Kepala Sub Bidang, yaitu :
a. Kepala Sub Bidang Penelitian dan Penerapan Teknologi
b. Kepala Sub Bidang Pengembangan Program dan Statistik
Secara lengkap Struktur Organisasi Bappeda Kota Parepare dapat dilihat pada
gambar berikut :
15 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
STRUKTUR ORGANISASI BAPPEDA KOTA PAREPARE
SUB BAGIANPerencanaan dan
Keuangan
SEKRETARIS
SUB BAGIANAdministrasi Umum
dan Keaparaturan
SUB BAGIANEvaluasi dan
Pelaporan
BIDANGPerencanaan
Ekonomi
BIDANGPerencanaan
Wilayah
SUB BIDANGPenelitian dan
Penerapan TeknologiTerapan
BIDANGPenelitian danPengembangan
SUB BIDANGPrasarana Dan
Penataan Ruang
SUB BIDANGLingkungan Hidup& Konservasi SDA
SUB BIDANGPenanaman Modal
SUB BIDANGSumberdaya
Ekonomi
SUB BIDANGPengembangan
Program Dan Statistik
BIDANGPerencanaan
Sosial Budaya
SUB BIDANGKelembagaan Dan
SDM
SUB BIDANGKesejahteraan
Sosial
K E P A L A
16 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
2.2. Sumberdaya SKPD
2.2.1. Sumberdaya Manusia Aparatur
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi BAPPEDA Kota Parepare
pada tahun 2013 didukung oleh Sumberdaya Aparatur (aparatur) yang
terdistribusi pada sekretariat dan bidang. Komposisi aparatur Bappeda dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1
Jumlah Aparatur berdasarkan pendidikan, pangkat, dan eselon
Tahun 2013.
Pendidikan Pangkat Eselon
Jenjang JumlahLaki-
laki
Perem
puan Jenjang JumlahLaki-
laki
Perem
puan Jenjang JumlahLaki-
laki
Perem
puan
S31
orang1 0
Pembina Utama
Muda1 orang 1 0 II – b
1
orang1 0
S210
orang7 3 Pembina Tk 1 1 orang 1 0 III – a
1
orang1 0
S120
orang12 8 Pembina 2 orang 2 0 III – b
4
orang3 1
D31
orang1 0 Penata Tk 1 8 orang 7 1 IV – a
11
orang8 3
SMA/
SMK
3
orang0 3 Penata 5 orang 3 2 Staf
17
orang9 8
SMP -Penata Muda
Tk 18 orang 4 4
Penata Muda 5 orang 2 3
Pengatur Tk 1 - - -
Pengatur 3 orang 2 1
17 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Aparatur Bappeda Kota Parepare pada tahun 2013 berjumlah 36 orang,
yang terdiri dari 34 orang PNS dan 2 (dua) Aparatur Tidak Tetap dengan tingkat
pendidikan dan kepangkatan bervariasi. Jumlah aparatur yang berkualifikasi
pendidikan Strata 3 (S3) sebanyak 1 (satu) orang, Strata 2 (S2) berjumlah 10
orang, Strata 1 (S1) sebanyak 20 orang, Diploma 3 (D3) berjumlah 1 (satu)
orang dan tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 3 (tiga) orang.
Dengan memperhatikan data tersebut, tingkat pendidikan aparatur
Bappeda Kota Parepare cukup tinggi, namun penempatan aparatur belum
sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini menuntut setiap aparatur
bersikap profesional untuk tetap melaksanakan tugas dan fungsinya dengan
baik dalam memberikan pelayanan di bidang perencanaan pembangunan
daerah. Masalah lain yang dihadapi adalah tidak adanya tenaga fungsional
perencana sehingga penyusunan dokumen perencanaan dilakukan oleh tenaga
struktural.
Dari segi kepangkatan, aparatur Bappeda terdiri dari 4 (empat) orang
aparatur golongan IV, 26 orang berpangkat Golongan III, dan 4 (empat) orang
aparatur berpangkat Golongan II. Untuk jabatan eselon, terdiri dari 1 (satu)
orang eselon IIb, 1 (satu) orang eselon IIIa, 4 (empat) orang eselon IIIb, 11
orang eselon IVa, serta 17 orang merupakan staf.
2.2.2. Sarana dan Prasarana
Agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat berjalan baik, selain
dibutuhkan sumberdaya manusia aparatur yang baik, maka diperlukan juga
Pengatur Muda
Tk 1- - -
Pengatur Muda 1 orang 0 1
PTT 2 orang 1 1
18 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
dukungan sarana dan prasarana kantor yang memadai. Ketersediaan sarana
dan prasarana yang memadai akan memudahkan aparatur pemerintah dalam
memberikan pelayanan prima di bidang perencanaan pembangunan. Adapun
jenis dan jumlah sarana dan prasarana Bappeda Kota Parepare dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.2
Sarana dan prasarana kantor Tahun 2013
Mobil Motor GPS
2005 1 buah 1997-2007 12 buah 1997-2007 1 buah
2008-2013 5 buah 2008-2013 -
Komputer Laptop Printer
1997-2007 10 buah 1997-2007 4 laptop 1997-2007 8 buah
2008-2013 2 buah 2008-2013 9 laptop 2008-2013 20 buah
Kamera Telpon LCD
1997-2007 3 buah 1997-2007 2 buah 1997-2007 1 buah
2008-2013 5 buah 2008-2013 2 buah 2008-2013 2 buah
Lain-lain : kursi, meja, brankas, kulkas, filling kabinet, lemari besi, lemari kayu,
televisi, AC
Lahan dan gedung kantor yang digunakan berstatus pinjam pakai dari
Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, yang telah beberapa lama dinegosiasikan
untuk di-ruislag namun belum disepakati. Kondisi gedung kantor cukup
memadai karena seluruh ruangan dilengkapi dengan fasilitas AC dan ditambah
dengan 1 (satu) buah ruang rapat, namun jika dibandingkan luas gedung
kantor dengan jumlah aparatur sangat memprihatinkan sehingga diperlukan
gedung kantor yang lebih representatif.
Kendaraan dinas operasional yang dimiliki sebanyak 18 unit terdiri dari 1 (satu)
unit Mobil Dinas dan 17 unit kendaraan roda dua (motor). Kondisi mobil dinas
19 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
masih layak pakai, namun mengingat masa operasionalnya sudah hampir 9
(sembilan) tahun maka memerlukan perawatan yang lebih intensif. Dari 17 unit
motor yang ada, 12 unit diantaranya masih layak jalan dan 5 (lima) unit sudah
tidak layak jalan. Demikian pula untuk komputer (CPU) dan Laptop/Notebook,
dari 12 unit komputer yang ada hanya 6 (enam) unit yang masih berfungsi
dengan baik sedang sisanya mengalami kerusakan berat. Laptop yang dimiliki
sebanyak 13 unit, 8 (delapan) unit diantaranya masih baik sedangkan 5 (lima)
unit rusak berat.
Dari 28 unit printer yang pernah diadakan, hanya 10 unit yang masih
berfungsi dengan baik sedangkan 18 unit sudah tidak berfungsi. Untuk kamera,
dari 8 (delapan) unit yang pernah diadakan hanya 2 (dua) unit yang masih
berfungsi. LCD yang dimiliki sebanyak 3 (tiga) unit dan semuanya masih
berfungsi. Perlengkapan lainnya adalah: kursi, meja, brankas, kulkas, filling
kabinet, lemari besi, lemari kayu, televisi, AC, dan peralatan kebersihan yang
seluruhnya masih layak digunakan.
Melihat kondisi tersebut, masih perlu dilakukan penambahan peralatan
dan perlengkapan kantor, diantaranya Laptop/Notebook, printer serta Sound
system yang belum ada sama sekali. Keberadaan Sound system ini sangat
dibutuhkan karena Bappeda selaku koordinator perencanaan pembangunan
daerah sering melakukan rapat/pertemuan dengan SKPD, masyarakat serta
stakeholders perencanaan pembangunan daerah lainnya sehingga kebutuhan
terhadap Sound system merupakan hal yang urgen.
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Bappeda Kota Parepare merupakan salah satu lembaga yang memiliki
fungsi organisasi yang bersifat techno structure, oleh karena itu lembaga ini
penting dalam menghasilkan acuan berupa dokumen perencanaan baik jangka
20 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
panjang, menengah dan tahunan yang akuntabel dan akan dipakai sebagai
acuan dari SKPD lain yang ada.
Sedangkan untuk menjaga konsistensi pelaksanaan program/kegiatan
terhadap rencana yang telah ditentukan maka Bappeda Kota Parepare
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melalui:
a. menyusun data statistik daerah sebagai penyedia informasi perencanaan
pembangunan
b. melaksanakan perencanaan bidang pembangunan
c. melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan (MUSRENBANG)
baik tingkat kelurahan, kecamatan, dan kota
d. melaksanakan koordinasi dan kerjasama pembangunan antar daerah dan
Provinsi
e. menyusun dokumen perencanaan
f. melaksanakan sosialisasi produk perencanaan jangka panjang,
menengah, tahunan, penataan ruang, dan teknis)
g. menyusun dan menyediakan laporan hasil-hasil pembangunan
h. monitoring dan evaluasi.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Bappeda Kota Parepare telah
melaksanakan beberapa program dan kegiatan yang merupakan implementasi
dari Renstra Bappeda Kota Parepare Tahun 2008 - 2013 dengan tujuan untuk
mencapai sasaran strategis dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Hasil pencapaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
21 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Tabel 2.3Pencapaian Kinerja Pelayanan Bappeda Kota Parepare
Tahun 2009 - 2013NO
.INDIKATOR KINERJA SESUAI
TUGAS DAN FUNGSITARGET
SPMTARGET
IKK
TARGETINDIKATOR
LAINNYASATUAN
TARGET CAPAIAN TAHUN REALISASI CAPAIAN TAHUN RASIO CAPAIAN PADA TAHUN
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 13 15 16 17 18 19 20
A Peningkatan PelayananAdministrasi Perkantoran
1 Persentase kepuasan aparaturdalam pelayanan administrasiUmum, keaparaturan dankeuangan
100 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2 Meningkatnya koordinasiinternal antara bidang melaluirapat koordinasi
4 Kali 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 100 100 100 100
B. Peningkatan pemeliharaan danSarana dan PrasaranaPerkantoran1. Pemenuhan kebutuhankendaraan dinas
20 Unit - 19 20 20 20 12 17 17 17 - 63,2 85 85 5
2. Persentase kendaraan dinasdengan kondisi baik
100 % - 100 100 100 100 83,3 85 80 88,9 - 83,3 85 80 88,9
3. Persentase jumlah peralatankantor (komputer / laptop /Printer ) dalam kondisi baik
100 % - 100 100 100 100 81,8 85,7 80 60 - 81,8 85,7 80 60
4. Terlaksananya pemeliharaankantor dan lingkungansekitarnya
2 Kali 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100% 100% 100% 100% 100%
C Peningkatan KapasitasSumberdaya Aparatur
1. Jumlah Pejabat Struktural yagtelah mengikuti Diklatpim
17 Orang 17 17 17 17 17 17 17 15 15 14 100% 100% 88% 88% 82%
22 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
2. Jumlah Aparatur yang telahmengikuti Diklat FungsionalPerencana
50 % 50 50 50 50 50 30 30 30 30 30 80 80 80 80 80
D Pengembangan SistemPelaporan Capaian Kinerja danKeuangan
1. Ketepatan waktu dalampenyusunan LAKIP/TAPKIN
Tepat waktu Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
100% 100% 100% 100% 100%
2. Ketepatan waktu dalampenyusunan LaporanKeuangan Semesteran
Tepat waktu Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
- - Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
- - 100% 100% 100% - -
3. Ketepatan waktu dalampenyusunan LaporanKeuangan Akhir Tahun
Tepat waktu Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
- - Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
- - 100% 100% 100% - -
4. Ketepatan waktu dalampenyusunan RKA/DPA/DPPA
Tepat waktu Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
Tepatwaktu
100% 100% 100% 100% 100%
E PengembanganData/Informasi/Statistik
1. Tersedianya Buku ParepareDalam Angka
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
2. Tersedianya Buku PDRB KotaParepare
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
3. Tersedianya Buku IndikatorEkonomi Daerah
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
4. Tersedianya Buku IndeksPembangunan Ekonomi
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
5. Tersedianya Buku ProfilDaerah
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
F Perencanaan PembangunanDaerah
1. Tersedianya dokumenPerencanaan RPJPD
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
2. Tersedianya dokumenPerencanaan RPJPD
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
3. Tersedianya dokumenPerencanaan RKPD
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
23 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
4. Penjabaran Program RPJMDkedalam RKPD
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Tersedianya KUA/PPAS Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
6. Tersedianya KUPAPBD/PPASPerubahan
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
7. Tersedianya LAKIP/TAPKIN Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
8. Tersedianya LaporanMonitoring dan Evaluasi
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100% 100% 100% 100% 100%
G Perencanaan PembangunanEkonomi
1. Meningkatnya koordinasi danketerpaduan perencanaanpembangunan perekonomian
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
H Perencanaan PembangunanSosial BudayaMeningkatnya koordinasi danketerpaduan perencanaanpembangunan sosial budaya
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
I Perencanaan SumberdayaAlam dan Lingkungan Hidup
Meningkatnya koordinasi danketerpaduan perencanaanpembangunan SDA danLingkungan Hidup
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
J Perencanaan danPengembangan PemanfaatanRuang
1. Meningkatnya koordinasi danketerpaduan perencanaan danPengembangan Pemanfaatanruang
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
24 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Tabel 2.4Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Parepare Tahun 2009 - 2013
No
Uraian Rencana Anggaran (dalam juta rupiah) Realisasi Anggaran (dalam juta rupiah) Rasio Antara Realisasi dan RencanaAnggaran (%)
Rata-rataPertumbuhah (%)
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Rencana RealisasiA Pendapatan DaerahB Belanja Daerah 5.232 6.107 6.438 4.567 4.645 4.821 5.481 4.681 3.761 4.016 93 89,74 72,71 82,36 86,47 (1,30) (3,44)1 Belanja Tidak
Langsung1.167 1.868 2.155 1.872 1.953 1.106 1.580 1.759 1.669 1.852 95 84,58 81,61 88,16 94,82 16,67 15,01
2 Belanja Langsung 4.065 4.239 4.283 2.695 2.692 3.715 3.901 2.922 2.092 2.165 92 92,02 68,23 77,63 80,41 (7,97) (11,25)a. Belanja Aparatur 1.212 1.351 1.272 952 1.065 1.117 1.228 955 667 874 92 90,86 75,08 70,03 82,11 (1,92) (2,85)b. Belanja Barang danJasa
2.746 2.540 2.058 1.691 1.566 2.496 2.333 1.560 1.241 1.234 91 91,81 75,78 73,41 78,77 (13,89) (15,17)
c. Belanja Modal 107 347 953 52 61 102,7 340 408 47 57 97 97,99 42,79 90,36 93,02 80,42 45,72
25 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Bappeda Kota Parepare
dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang dapat dipolarisasi dalam dua
bagian, yaitu tantangan dan peluang.
2.4.1 Tantangan
Tantangan merupakan segala kondisi yang diciptakan oleh lingkungan
eksternal dan berpotensi menjadi kendala atau hambatan dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Bappeda. Untuk itu diperlukan manajemen yang baik
dalam mengelola segala kemampuan sumberdaya yang dimiliki dalam menghadapi
tantangan tersebut. Beberapa tantangan tersebut, antara lain :
a. Derasnya arus globalisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam
tatanan kehidupan masyarakat baik secara lokal, nasional bahkan internasional
serta pengaruh antara berbagai faktor di dalamnya merupakan sesuatu yang
harus diperhitungkan dalam perencanaan pembangunan daerah;
b. Meningkatnya daya kritis masyarakat yang menuntut perencanaan
pembangunan yang lebih terarah dan berbasis pada kebutuhan masyarakat;
c. Semakin berkembangnya dimensi perencanaan pembangunan daerah
menuntut perlunya SDM aparatur Bappeda meningkatkan kapasitas dan
kompetensinya;
d. Adanya kelompok masyarakat yang mulai apatis terhadap proses perencanaan
pembangunan, contohnya Musrenbang yang dianggap hanyalah formalitas
belaka akibat belum diimplemetasikannya peraturan daerah yang terkait
dengan perencanaan pembangunan daerah yang berbasis masyarakat;
e. Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi yang pesat menuntut
peran Bappeda untuk lebih responsif terhadap keterbukaan informasi publik;
f. Tumbuhnya daya saing antar daerah sehingga menuntut Bappeda mampu
menghasilkan produk perencanaan yang visioner dan implementatif.
26 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
2.4.2 Peluang
Faktor eksternal lainnya adalah peluang, merupakan segala kondisi yang
bernilai positif dan dapat dieksploitasi menjadi faktor yang mendorong percepatan
kinerja SKPD dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Peluang
yag ada, yaitu :
a. Perubahan paradigma pembangunan dari sentralistik menjadi desentralisasi
melalui Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 memberikan kewenangan yang
luas bagi daerah untuk membangun daerahnya sesuai potensi yang ada;
b. Adanya Undang-Undang RI No. 25 Tahun 2004 yang menempatkan Bappeda
sebagai lembaga strategis dalam perencanaan pembangunan daerah;
c. Aksesbilitas informasi yang lebih mudah dan cepat sehingga dapat mendukung
peningkatan profesionalitas aparat;
d. Terbukanya kesempatan dalam pengembangan kapasitas dan kompetensi
SDM aparatur melalui pendidikan formal dan non formal.
27 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
BAB III
ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD
Untuk dapat menyusun rencana strategis SKPD yang berkualitas dan
responsif terhadap berbagai kondisi yang dihadapi maka perlu mengidentifikasi
permasalahan yang dialami dalam pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD serta
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa permasalahan yang
dihadapi Bappeda Kota Parepare dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
perencanaan pembangunan daerah, adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi antara Bappeda dengan SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD
belum maksimal.
Bappeda selaku koordinator perencanaan pembangunan daerah seharusnya
melakukan supervisi kepada seluruh SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD
untuk memastikan kebijakan umum dan prioritas pembangunan yang ada
dalam RPJMD dijabarkan ke dalam Renstra SKPD. Namun, peran ini belum
dilaksanakan secara maksimal oleh Bappeda dalam penyusunan Renstra SKPD
tahun 2008-2013.
2. Sinergitas antara RPJMD dengan Renstra SKPD belum maksimal
Sinergitas antara prioritas pembangunan dan target capaian kinerja antara
Renstra SKPD dengan RPJMD belum dapat dilaksanakan secara maksimal
karena penetapan Indikator Kinerja Utama dan target kinerja dalam RPJMD
kurang jelas. Hal ini menyulitkan SKPD dalam menjabarkan program prioritas
dan menetapkan indikator kinerja dan targetnya sesuai arah dan kebijakan
umum dalam RPJMD.
3. Konsistensi antara dokumen perencanaan dan dukumen penganggaran belum
maksimal.
28 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Konsistensi antara dokumen perencanaan dengan dokumen penganggaran
merupakan hal yang penting dalam mencapai sasaran strategis yang telah
ditetapkan sebelumnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir masih sebatas
wacana sehingga banyak program dan kegiatan yang ada dalam RKPD tidak
tercantum dalam APBD demikian pula sebaliknya. Demikian pula, tidak semua
sasaran strategis dan kebijakan pembangunan yang ada dalam RPJMD
terjabarkan dalam RKPD. Hal ini dapat menggambarkan bahwa perencanaan
pembangunan yang dilaksanakan tidak konsisten dengan sasaran strategis yang
telah ditetapkan, dapat berubah sesuai perkembangan dalam penyusunan
dokumen perencanaan dan penganggaran.
4. Koordinasi antara SKPD belum optimal
Keberhasilan pelaksanaan program pembangunan juga ditentukan oleh
seberapa intensnya koordinasi antara SKPD dilakukan khususnya bagi program
pembangunan lintas sektoral. Namun kenyataannya, ego-ego sektoral masih
sering ditemui dalam implementasi program dilapangan, SKPD saling mengklaim
sebagai pemilik program sehingga implementasi pembangunan yang
seharusnya bersifat komprehensif, multi sektoral berubah menjadi parsial yang
mengakibatkan sasaran pembangunan tidak tercapai. Diharapkan, ke depannya
Bappeda mampu menjadi koordinator yang handal dalam memfasilitasi dan
memediasi seluruh SKPD agar dapat bersinegi dalam pelaksanaan perencanaan
pembangunan daerah.
5. Ketersediaan data base pembangunan masih kurang
Ketersediaan data base pembangunan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam memberikan informasi tentang kondisi yang ada saat ini. Dari
data base inilah, perencana mampu menyusun dokuemen perencanaan yang
berkualitas dengan menetapkan indikator kinerja pembangunan secara akurat
dengan target kinerja yang terukur. Hal ini masih menjadi permasalahan,
seluruh SKPD belum mempunyai basis data yang baik sehingga pengelolaan
data bersifat insidentil yang hasilnya sangat subjektif dan tidak akurat.
29 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Demikian pula data yang disajikan oleh lembaga resmi, masih mengikuti format
lama yang sangat kaku. Data yang disajikan sangat terbatas, sehingga banyak
data yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan yang tidak
tersajikan.
6. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi belum optimal
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan yang selama
ini dilaksanakan menghasilkan laporan kegiatan yang hanya berisi rencana dan
realisasi keuangan dan fisik kegiatan tersebut. Laporan ini belum dapat
menyajikan outcome (hasil) dari kegiatan/program tersebut dan bagaimana
konstribusinya terhadap pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan
dalam RPJMD maupun Renstra SKPD. Diharapkan ke depannya, Bappeda Kota
Parepare mampu merumuskan pola pelaksanaan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan perencanaan pembangunan yang lebih baik dengan hasil laporan
yang lebih berkualitas.
7. Partisipasi masyarakat dalam perumusan program perencanaan pembangunan
masih rendah.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan dapat diukur dari
tingkat kehadiran masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang yang saat ini
mengalami stagnasi bahkan cenderung menurun. Hal ini dapat menyebabkan
kurangnya data dan informasi tentang kebutuhan masyarakat dan
permasalahan pembangunan yang mereka hadapi, yang dapat berdampak pada
hasil perumusan prioritas pembangunan yang tidak sesuai dengan harapam
masyarakat. Untuk itu, Bappeda perlu berkoordinasi lebih baik lagi khususnya
dengan pihak legislatif agar dapat mengimplementasikan Perda Kota Parepare
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perencanaan dan Penganggaran Daerah Berbasis
Masyarakat karena hal ini diyakini dapat memotivasi masyarakat untuk terlibat
dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat kelurahan.
8. Kapasitas dan kompetensi aparatur perencana masih rendah
Secara umum, kapasitas dan kompetensi aparatur perencana di seluruh SKPD
sangat kurang hal ini disebabkan tidak adanya tenaga fungsional perencana di
30 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
tiap SKPD sehingga penyusunan dokumen perencanaan dilaksanakan oleh
aparatur yang kebetulan ditugaskan di bagian perencanaan SKPD yang hanya
belajar secara otodidak melalui literatur-literatur perencanaan dan kursus-
kursus singkat. Diharapkan, Bappeda mampu berperan strategis dalam
meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur perencana di seluruh SKPD
melalui kerjasama dengan institusi lain yang berkompeten dalam
penyelenggaraan bimbingan teknis dan diklat fungsional perencana.
9. Koordinasi pengawasan pemanfaatan ruang belum optimal
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Parepare dalam beberapa tahun
terakhir mengakibatkan pertumbuhan pembangunan dan pengembangan
wilayah yang sangat cepat. Hal ini tidak diimbangi dengan pengawasan
pemanfaatan ruang yang ketat sehingga pengembangan wilayah dan
pemanfaatan ruang banyak yang tidak sesuai dengan RTRW maupun RDTR.
Dikhawatirkan jika tren ini berlanjut dapat mengakibatkan kesemrawutan
penataan kota, kemacetan lalu lintas, daya dukung lingkungan menurun serta
dampak negatif lainnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman bagi masyarakat
untuk beraktifitas.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Bappeda Kota Parepare dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
perlu memperhatikan visi dan misi Walikota dan Wakil WaliKota Parepare yang
tercantum dalam RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018. Hal ini dilakukan agar
penyusunan rumusan kegiatan dalam rencana program startegis dalam dokumen
ini sesuai dengan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah 2013-
2018.
Visi Pembangunan Pemerintah Kota Parepare Tahun 2013–2018 adalah:
31 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
“TERWUJUDNYA KOTA PAREPARE YANG MAJU, PEDULI, MANDIRI
DAN BERMARTABAT”
Visi Pembangunan Kota Parepare Tahun 2013-2018 di atas, memiliki
makna :
a. Maju, mengandung arti: Mempunyai kualitas dan kemampuan untuk
berprestasi dan berdaya saing sehingga masyarakat Kota Parepare dapat
sejajar atau bahkan lebih tinggi dari daerah lain, ditandai dengan
meningkatnya kualitas hidup dan tercukupinya kebutuhan kehidupan
masyarakat.
b. Peduli, mengandung arti: Mempunyai keikhlasan dan empati untuk maju
serta berkembang demi masa depan bersama, yang ditandai dengan
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
daerah dan kelestarian lingkungan.
c. Mandiri, mengandung arti: Mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan
permasalahan berdasarkan rujukan dan nilai-nilai yang berlaku
dimasyarakat.
d. Bermartabat, mengandung arti: Harkat atau harga diri yang menunjukkan
eksistensi atau identititas (jati diri) masyarakat Kota Parepare yang dapat
dijadikan teladan dalam berbagai sendi kehidupan.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) Misi
Pembangunan Kota Parepare Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan optimalisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara
berkeadilan, berkualitas dan berkesinambungan.
b. Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berbasis pada
sumberdaya lokal, mengembangkan investasi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
c. Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah melalui
32 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
keseimbangan penataan ruang dan adaptibilitas perubahan lingkungan
hidup.
d. Memantapkan penegakan supremasi hukum, menyelenggarakan
pemerintahan yang bersih dan meningkatkan partisipatif aktif masyarakat.
e. Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam
mengembangkan kehidupan bersama yang lebih baik.
Penelaahan visi dan misi Walikota dan Wakil WaliKota Parepare Tahun 2013
– 2018, diharapkan dapat menjadi bahan literatur yang representatif dalam
penyusunan Renstra Bappeda Kota Parepare Tahun 2013 – 2018, sehingga
Bappeda mampu berkontribusi secara maksimal dalam mencapai sasaran
strategis yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Parepare Tahun 2013 -
2018.
3.3. Telaahan Renstra Kementerian / Lembaga dan Renstra BappedaProvinsi Sulawesi Selatan
Sesuai amanat Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004, terdapat 5 (lima)
tujuan pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu:
a. Untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antar
ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, serta antara pusat dan
daerah;
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan;
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.
Melalui amanat tersebut, review Rencana Strategis Kementerian
PPN/Bappenas, Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri dan Rencana
Strategis Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan dalam perumusan kegiatan dalam
33 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
rencana program startegis Bappeda Kota Parepare perlu dianalisis guna menilai
keserasian, keterpaduan, sinkronisasi dan sinergitas pencapaian sasaran
pelaksanaan Rencana Strategis Bappeda Kota Parepare terhadap sasaran Rencana
Strategis Kementerian PPN/Bappenas, Rencana Strategis Kementerian Dalam
Negeri dan Rencana Strategis Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan
urusan yang menjadi kewenangan masing-masing.
3.3.1. Review Rencana Strategis Kementerian PPN/Bappenas
Rencana Strategis Kementerian PPN/Bappenas periode 2010-2014 memuat
arah kebijakan dan strategis sebagai berikut :
Arah Kebijakan:
1) Penguatan kelembagaan perencanaan pembangunan nasional melalui
penataan sistem perencanaan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan, pengembangan sistem dan kualitas data dan
informasi perencanaan pembangunan nasional serta peningkatan kualitas
koordinasi dengan para pemangku kepentingan;
2) Penerapan perencanaan pembangunan nasional dan penganggaran yang
berbasis kinerja;
3) Peningkatan kualitas hasil evaluasi kebijakan/kajian sebagai masukan bagi
perencanaan pembangunan dan perumusan kebijakan penyelesaian
permasalahan pembangunan;
4) Peningkatan kualitas data dan informasi perencanaan pembangunan;
5) Pelaksanaan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan dalam
rangka peningkatan kinerja (better performance) lembaga dan aparatur.
Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan
internal, yaitu:
34 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
a) Eksternal:
1) Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran sektoral, lintas
sektoral dan wilayah, dan antara pusat dan daerah serta keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan;
2) Meningkatkan kualitas pemantauan terhadap pelaksanaan rencana
pembangunan nasional;
3) Meningkatkan kualitas evaluasi terhadap pelaksanaan rencana
pembangunan nasional;
4) Meningkatkan kualitas kajian dan atau evaluasi kebijakan pembangunan;
5) Meningkatkan kualitas koordinasi kebijakan pembangunan nasional.
b) Internal:
1) Membangun manajemen kinerja dari kinerja lembaga hingga kinerja
individu/aparatur;
2) Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif, dan akuntabel serta
diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan aparatur;
3) Meningkatkan kompetensi SDM di Kementerian PPN/Bappenas dan
perencana di tingkat pusat dan daerah secara lebih proporsional dan
akuntabel;
4) Melanjutkan penerapan prinsip-prinsip good governance di Kementerian
PPN/Bappenas; dan
5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dan pengelolaannya dalam
rangka mendukung peningkatan kinerja lembaga dan aparatur.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga perencanaan
pembangunan nasional tersebut, Kementerian PPN/Bappenas menetapkan
35 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
program-programnya sesuai RPJMN periode 2010-2014, yaitu program utama
(teknis) dan program pendukung (generik), sebagai berikut:
a. Program teknis : Program Perencanaan Pembangunan Nasional. Program ini
dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas utama Kementerian
PPN/Bappenas dalam proses perencanaan, pemantauan, evaluasi, kajian dan
koordinasi kebijakan pembangunan.
b. Program generik :
1). Program generik 1: Program Dukungan Manajemen dan
PelaksanaanTugas Teknis lainnya.
2). Program generik 2: Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3). Program generik 3: Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur.
3.3.2. Review Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri
Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran prioritas pembangunan
jangka menengah Nasional dan Kementerian Dalam Negeri tahun 2010-2014,
Sekretariat Jenderal dalam 5 (lima) tahun kedepan akan terus mendorong
terlaksananya prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dalam
memberikan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri guna optimalisasi penyelenggaraan
urusan pemerintahan dalam negeri.
Pemberian dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri dimaksud mencakup pelayanan di bidang
perencanaan program dan anggaran; pembinaan dan pengelolaan administrasi
keaparaturan; penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan, dan
pelaporan kinerja; penataan produk hukum dan pelayanan bantuan hukum;
pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga dan keprotokolan; pengelolaan data,
informasi, komunikasi dan telekomunikasi; pengelolaan penerangan; pengkajian
36 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
kebijakan strategik; penataan administrasi kerjasama luar negeri; serta
pengelolaan administrasi keuangan dan aset.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat Jenderal telah menetapkan
arah kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 5
(lima) tahun kedepan (2010-2014), yaitu: 1). Mendorong terlaksananya
perencanaan program dan penganggaran yang berbasis kinerja, serta peningkatan
kerjasama luar negeri secara efektif dan efisien; 2). Mendorong peningkatan
kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur dalam upaya percepatan
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah; 3). Memfasilitasi penataan regulasi Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah, serta perumusan kebijakan strategis secara berkualitas
dalam kerangka desentralisasi dan percepatan pembangunan daerah; 4).
Meningkatkan kapasitas pengelolaan data dan informasi, optimalisasi
pemanfaatan sistem informasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta kualitas
penyelenggaraan kehumasan dalam konteks keterbukaan informasi
penyelenggaraan pemerintahan; serta 5). Meningkatkan kapasitas pengelolaan
keuangan, aset, serta sarana dan prasarana secara transparan, akuntabel dan
sesuai kebutuhan.
Untuk menjalankan kebijakan dan strategi diatas, telah ditetapkan Program
Sekretariat Jenderal berikut:
1). Program Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis
lainnya Kementerian Dalam Negeri. Tujuan dari Program ini adalah
meningkatkan kualitas dukungan manajemen dan dukungan pelayanan teknis
lainnya Kementerian Dalam Negeri.
2). Program Peningkatan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kementerian Dalam Negeri. Tujuan dari Program ini adalah meningkatkan
kinerja aparatur melalui dukungan sarana dan prasarana kerja.
37 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Dalam rangka mendukung pencapaian Sasaran Prioritas Pembangunan
Nasional serta Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Kementerian Dalam
Negeri Tahun 2010-2014, upaya dan langkah strategik utama adalah
“Menjaga dan memperkuat stabilitas penyelenggaraan sistem politik dalam
negeri dan sistem pemerintahan dalam negeri”. Stabilitas politik dalam negeri
dan pemerintahan dalam negeri adalah parameter pokok kebijakan Kementerian
Dalam Negeri yang dilaksanakan secara berkesinambungan sejak periode RPJMN
pertama tahun 2004-2009 dalam kerangka RPJPN Tahun 2005-2025.
Sejalan dengan itu, dalam kerangka pencapaian target pembangunan
2010-2014, terdapat prioritas-prioritas khusus yang secara langsung
mendukung Program 5 (lima) Tahun (P5T), baik yang secara eksplisit telah
termuat dalam RPJMN 2010-2014 maupun yang secara langsung menjadi bagian
penugasan kepada Menteri Dalam Negeri. Untuk mewujudkan hal tersebut,
digunakan pendekatan berupa prinsip-prinsip:
1. Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yaitu dengan memperkuat
penyelenggaraan pemerintahan daerah guna meningkatkan pelayanan dan
hasil-hasil pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat;
2. Pembangunan berkelanjutan, yaitu keseluruhan proses pembangunan yang
dilakukan saling berkaitan antara kegiatan sebelumya dengan rencana
selanjutnya atau antara kegiatan yang satu dengan kegiatan lainnya dalam
suatu rangkaian tahapan yang saling terintegrasi;
3. Tata kepemerintahan yang baik, yaitu menerapkan tata pengelolaan yang baik
(good governance) guna membentuk birokrasi yang lebih profesional dan
berkinerja tinggi yang didukung dengan langkah-langkah reformasi birokrasi di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Strategi pencapaian program tersebut dilaksanakan dalam koridor
kebijakan strategik yang merupakan kebijakan prioritas Kementerian Dalam
Negeri tahun 2010-2014, yang meliputi:
38 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
1. Menjaga persatuan dan kesatuan serta melanjutkan pengembangan
sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat, yang didukung
oleh situasi dan kondisi yang kondusif.
2. Mendorong pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan
pemerintahan yang desentralistik.
3. Mendorong pembangunan daerah yang berkesinambungan, serta
meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan
pembangunan secara partisipatif.
4. Mendorong penyelenggaraan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik
dan penerapan reformasi birokrasi.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Prioritas Nasional Tahun 2010-
2014, ditetapkan 13 (tiga belas) Program Strategik Kementerian Dalam Negeri dari
13 (tiga belas) program strategik tersebut yang berkaitan erat dengan Tupoksi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah
sebagaimana tergambar dalam tabel berikut ini;
NO PROGRAM INDEKS KINERJA PROGRAM PENANGGUNG JAWAB
1 PenguatanPenyelenggaraanPemerintahanUmum (P2)
1. Jumlah Kab/kota yang menerapkanPermendagri tentang Pedoman PelayananAdministrasi Terpadu Kecamatan;
2. Persentase peningkatan jumlah daerah yangmelaksanakan kerjasama daerah dalam bidangekonomi, prasarana dan pelayanan publik;
3. Jumlah kegiatan fasilitasi kerjasama antardaerah yang diusulkan;
4. Jumlah provinsi yang dibina dalam rangkapeningkatan peran gubernur sebagai wakilpemerintah di wilayan provinsi;
5. Jumlah kab/kota di wilayah perbatasanantar negara dan pulau-pulau terluar yangmendapat sarpras perbatasan antar negara;
6. Jumlah provinsi yang melaksanakan kerjasamaantar negara (Sosekmalindo, JBC RI-RDTL,JBC RI-PNG);
7. Jumlah segmen penataan dan penegasan bataswilayah administrasi perbatasan antar daerahyang ditetapkan dengan PeraturanPerundangan;
8. Jumlah daerah yang difasilitasi dalampenyelesaian sengketa batas daerah antar
Direktorat JenderalPemerintahan Umum
39 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
provinsi, kabupaten/kota;9. Persentase pemetaan rupabumi (toponimi);10. Jumlah daerah yang ditingkatkan kapasitas
kelembagaan Satpol PP sesuai peraturanperundangan;
11. Persentase daerah yang mempunyaiaparatur Satpol PP dan Satlinmas yangmemenuhi standar;
12. Jumlah daerah yang difasilitasi dalampeningkatan kapasitas dan kapabilitas terkaitdengan pengembangan kawasan khusus; serta
13. Persentase fasilitasi peningkatan kapasitasaparat dalam upaya penanggulanganbencana dan bahaya kebakaran sesuai SOPdan NSPK.
2 PengelolaanDesentralisasiDan OtonomiDaerah (P4)
1. Jumlah bidang urusan yang telah disusunNorma Standar Pedoman Kriteria (NSPK) olehKementerian/Lembaga;
2. Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yangtelah diterapkan oleh Daerah;
3. Jumlah provinsi, kabupaten/kota, DaerahOtonomi Baru (DOB)/berotonomiKhusus/Istimewa yang dievaluasi kinerjapenyelenggaraan pemerintahan daerah;
4. Persentase daerah otonom baru (<3 tahun)yang dievaluasi;
5. Persentase penyusunan SDPD/Grand Strategy;6. Jumlah dokumen revisi UU Nomor 32 Tahun
2004;7. Persentase Penyusunan Peraturan
Perundangan Pemerintahan Daerah;8. Peraturan perUndang-Undangan tentang
Pemilu Kepala Daerah dan Wakil KepalaDaerah: Revisi terbatas UU Nomor 32 Tahun2004, Kajian mengenai Gubernur, KajianTerkait Posisi dan Pemilihan Wakil KDH, sertaUU tentang Pemilu Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah;
9. Persentase Inventarisasi peraturanperundangan-undangan sektor yang belumsejalan dengan peraturan per-UU-an Otonomidaerah di pusat dan di daerah; serta 10.Persentase peraturan perundangan-undanganyang diharmonisasikan terkait dalam upayasinkronisasi regulasi Otonomi Daerah.
Direktorat JenderalOtonomi Daerah
3 PeningkatanKapasitas
1. Persentase daerah provinsi, ber-LKPD sesuaidengan indikator kedisiplinan penggunaan
Direktorat Keuangan
40 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
KeuanganPemerintahDaerah (P5)
anggaran dalam APBD sebagai upayapencapaian status WTP;
2. Persentase daerah provinsi yang proporsibelanja langsungnya lebih besar dari belanjatidak langsung;
3. Persentase penetapan Perdapertanggungjawaban pelaksanaan APBD(provinsi) yang disahkan secara tepat waktu;
4. Persentase APBD (provinsi) yang disahkansecara tepat waktu;
5. Persentase belanja modal terhadap totalbelanja daerah Provinsi se – Indonesia;
6. Persentase daerah yang telah melaksanakanDAK sesuai petunjuk pelaksanaan/PetunjukTeknis yang berasal dariKementerian/Lembaga;
7. Persentase daerah yang telah optimal(100%)menyerap DAK;
8. Jumlah rekomendasi kebijakan untukdukungan materi sebagai masukan terhadapRevisi UU No.32/2004 tentang PemerintahanDaerah dan Revisi UU No. 33/ 2004tentang Perimbangan Keuangan Pusat danDaerah; serta
9. Jumlah Permendagri tentang PedomanPengelolaan Investasi Pemerintah Daerah.
Daerah
4 BinaPembangunanDaerah (P6)
1. Tingkat kesesuaian antara RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) dengan Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional (RPJPN); RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) dengan Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional (RPJMN);Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)dengan RPJMD; RKPD dengan RencanaKerja Pemerintah (RKP), Kebijakan UmumAnggaran (KUA), Prioritas dan Plafon AnggaranSementara (PPAS), serta APBD dengan RKPDProvinsi;
2. Tingkat ketersediaan data dan informasipembangunan daerah;
3. Jumlah kebijakan yang mengarah padapengoptimalan dan pemprioritasanpertumbuhan pembangunan di daerah, danwilayah timpang serta daerah, dan wilayahpusat pertumbuhan yang memberikankontribusi tinggi bagi pertumbuhan di
4. daerah, dan wilayah lainnya;5. Persentase daerah yang
mengimplementasikan pedoman/kebijakan
Direktorat BinaPembangunan Daerah
41 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
terkait dengan pemanfaatan dan pengendaliantata ruang;
6. Jumlah pemerintah daerah yangmenegakkan Perda RTRW provinsi secarakonsekuen.
7. Jumlah daerah yang membentuk PTSP;8. Jumlah PTSP kab/kota dengan kategori kinerja
baik dan siap menerapkan SIPIPISE;9. Jumlah PTSP daerah yang dapat menerapkan
SPIPISE;10. Persentase rekomendasi pembatalan Perda
yang teridentifikasi bermasalah terkaitpengurusan Tanda Daftar Perusahaan TDP danSurat Ijin Usaha Perdagangan SIUP;
11. Persentase daerah yang mampu menerapkanpengurangan biaya untuk bisnis;
12. Persentase kebijakan tentang percepatanpembentukan PTSP diseluruh Provinsi,kabupaten/Kota di Indonesia;
13. Jumlah PTSP dengan kinerja baik;14. Jumlah per-UU-an yang mendukung kemitraan
Pemda dan Swasta;15. Jumlah Peraturan daerah untuk mendukung
kemitraan Pemda dan Swasta;16. Persentase tersusunnya pedoman mekanisme
BKPRN dengan BKPRD;17. Jumlah BKPRD provinsi terevitalisasi; 17.
Jumlah daerah yang terfasilitasi dalampenyusunan/revisi dan penetapan perdatentang RTRW Prov;
18. Persentase tersusunnya Permendagripenyelenggaraan tata ruang provinsi;
19. Persentase tersusunnya Permendagri tentangTata Cara Peran Masyarakat dalam prosesperencanan tata ruang di daerah;
20. Persentase tersusunnya Permendagri tata caradan pengendalian pemanfaatan ruang;
21. Jumlah provinsi yang memiliki Forum BKPRDyang efektif;
22. Jumlah daerah yang terfasilitasi dalampenyusunan Perda tata ruang menjadi acuandalam PTSP;
23. Persentase tersusunnya pendataan danpengkategorisasian daerah-daerah yangmampu dan tidak mampu dalam penerapantata ruang melalui PTSP;
24. Jumlah kebijakan fasilitasi pemberianperijinan melalui PTSP yang berpedomanRTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota; serta
25. Jumlah pedoman NSPK dalam mendukungpeningkatan pelayanan umum di daerah.
42 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Pengawasan danPeningkatanAkuntabilitasAparaturKementerianDalam Negeri(P9)
1. Persentase tingkat ketaatan aparaturterhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di unitkerja lingkup Kementerian Dalam Negeri;
2. Persentase tingkat ketaatan aparaturterhadap pelaksanaan tugas dan fungsipenyelenggaraan pemerintahan di Provinsi;
3. Persentase tingkat penyelesaian kasus-kasusdan pengaduan khusus atas PetunjukMenteri di unit kerja lingkup KementerianDalam Negeri dan Provinsi, sertaKabupaten/Kota tertentu;
4. Jumlah review Laporan Keuangan KomponenKementerian Dalam Negeri yang sesuai denganSAP; serta
5. Peningkatan peringkat kualitas LAKIPKementerian Dalam Negeri.
Inspektorat Jenderal
4 DukunganManajemen danPelaksanaanTugas TeknisLainnyaKementerianDalam Negeri(P10)
1. Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran;2. Jumlah laporan hasil monitoring dan evaluasi;3. Jumlah laporan pengendalian penerapan
tahunan rencana jangka menengahKementerian Dalam Negeri sesuai kaidahkaidah pelaksanaannya;
4. Persentase konsistensi capaian kinerjajangka menengah Kementerian Dalam Negeridengan penugasan RPJMN 2010-2014;
5. Jumlah dokumen penataan kelembagaanKemendagri dalam rangka penerapanReformasi Birokrasi
6. Jumlah dokumen roadmap reformasi birokrasiKementerian Dalam Negeri;
7. Persentase implementasi Reformasi Birokrasi;8. Jumlah naskah akademis sebagai masukan
kepada Meneg PAN terkait rencana revisi UUNo. 43 Tahun 1999;
9. Jumlah dokumen pelaksanaan roadmapReformasi Birokrasi Kementerian DalamNegeri;
10. Persentase penyelesaian instrumen evaluasimanajemen keaparaturan PNS Daerah;
11. Persentase penyelesaian instrumen evaluasinetralitas PNS;
12. Persentase terpenuhinya pengisian jabatanstruktural dan fungsional bagi PNSP dilingkungan Kementerian Dalam Negeri;
13. Persentase penyelesaian pedomanpelaksanaan pengadaaan CPNS KementerianDalam Negeri;
14. Persentase penyelesaian perubahan PP No.9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Sekretariat Jenderal
43 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Pengangkatan, Pemindahan danPemberhentian PNS;
15. Jumlah RPP tentang Pembinaan danPengawasan Manajemen PNSD;
16. Persentase PNSP Kementerian Dalam Negeriyang sesuai dengan rencana kebutuhanorganisasi;
17. Jumlah Perda yang dikaji;18. Persentase penyelesaian Ranpermendagri
sesuai dengan Prolegdagri;19. Persentase Satuan Kerja yang
menyelenggarakan SIMAK BMN; 20. Hibah danPNBP melalui mekanisme APBN;
20. Persentase Satuan Kerja yang melaksanakanSAI sesuai ketentuan; serta
21. Laporan Keuangan Kementerian DalamNegeri memperoleh opini Wajar TanpaPengecualian (WTP).
3.3.3. Review Rencana Strategis Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan
perencanaan pembangunan daerah tahun 2013 - 2018, Bappeda Provinsi Sulawesi
Selatan telah merumuskan visinya dalam Renstra Bappeda Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013 - 2018 sebagai berikut :
“ Profesional, Terpercaya dan Kompetitif dalam PerencanaanPembangunan Wilayah “
Profesional, terpercaya dan Kompetitif merupakan tantangan dan
kebutuhan perencanaan yang diharapkan pada Tahun 2008-2013 dengan
menerapkan tatakelola pemerintahan yang baik (good governance). Profesional,
terpercaya dan Kompetetif diarahkan untuk bagaimana membangun kompetensi,
kapasitas yang berdaya saing, belajar individu yang didasarkan pada etika dan
moral yang tinggi sehingga melahirkan berbagai produk perencanaan yang
berkualitas. Dengan mengedepankan profesionalisme dalam proses lahirnya
produk perencanaan diharapkan strategi dan kebijakan pembangunan dapat
menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan dalam wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan.
44 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Rumusan visi ini mengandung makna bahwa Bappeda Provinsi Sulawesi
Selatan, sebagai lembaga Perekat Kewilayahan yang menyelenggarakan urusan
dibidang perencanaan, memiliki fungsi perumusan kebijakan teknis perencanaan,
pengorganisasian penyusunan perencanaan pembangunan, pembinaan dan
pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan diharapkan dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kompetitif berarti dokumen perencanaan yang dihasilkan
dapat bersaing dengan Provinsi lainnya. Perencanaan yang efektif berarti dapat
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi berdasarkan skala prioritas
yang telah ditetapkan, sesuai dengan pentahapan pencapaian hasil. Disamping itu,
perencanaan yang paripurna berarti baik secara material, maupun prosedural,
tidak mengandung banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga pencapaian hasil
dapat diukur melalui indikator input, output, dan outcome.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka dirumuskan misi yang
jelas berdasarkan tugas pokok, fungsi dan rincian tugas Bappeda Provinsi Sulawesi
Selatan. Rumusan Misi Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan juga mendukung Misi ke
7 (tujuh) RPJMD Provinsi serta memperhatikan Kondisi permasalahan dan isu
strategis Perencanaan Pembangunan Daerah lima tahun kedepan, maka
dirumuskan misi Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut :
1. Mengembangkan, mengkoordinasikan dan memfasilitasi perencanaan
pembangunan wilayah yang menjamin sinergitas.
2. Meningkatkan Kinerja Pelaksanaan Rencana Pembangunan Wilayah.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana organisasi;
4. Mengembangkan kualitas dan profesionalisme SDM perencana.
Secara umum tujuan perencanaan pembangunan daerah Terwujudnya
perencanaan pembangunan yang paripurna dan terciptanya sinergitas
pembangunan Sulawesi Selatan yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
45 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Dalam rangka capaian tujuan yang telah ditetapkan, maka dirumuskan
beberapa strategi perencanaan pembangunan sebagai berikut;
1. Meningkatkan pelayanan perencanaan yang efisien dan efektif guna
mendukung terciptanya perencanaan yang profesional dan terpercaya;
2. Membangun sinergitas melalui mekanisme perencanaan dari atas ke bawah
(top-down) dan dari bawah ke atas (buttom-up);
3. Malakukan analisis kondisi dan permasalahan berdasarkan data dan
informasi untuk kepentingan perencanaan pembangunan;
4. Pengembangan dan penguasaan Sistem Informasi dan Teknologi;
5. Membangun kerjasama intern organisasi, kerjasama lintas sektor, dan
lintas wilayah;
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang lebih intensif;
7. Membangun stabilitas dengan menerapkan fungsi alokasi anggaran dengan
mempertimbangkan pemerataan wilayah.
3.4. Telahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian LingkunganStrategis
3.4.1. Review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare
Pengembangan wilayah Kota Parepare diarahkan dengan mengacu pada
Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare guna strategi pengembangan kegiatan
dalam RTRW Kota Parepare Tahun 2011-2031 dibatasi pada sektor-sektor yang
terkait dengan pengembangan fungsi-fungsi yang telah ditetapkan dalam rencana
pemanfaatan dan struktur ruang dalam pembahasan sebelumnya. Pendekatan
yang digunakan adalah berdasarkan hasil rumusan potensi dan kendala serta
peluang yang dimiliki Kota Parepare.
Upaya meminimalisasi kesenjangan pertumbuhan antara wilayah di Kota
Parepare dilakukan dengan mengembangkan kawasan yang masih tertinggal,
melalui pengembangan sistem perkotaan, serta peningkatan dan pengembangan
46 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
sarana dan prasarana wilayah untuk menciptakan aksesibilitas yang seimbang
terhadap fungsi-fungsi pelayanan sosial-ekonomi bagi segenap lapisan masyarakat
dalam wilayah secara keseluruhan.
Strategi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development)
dilakukan melalui upaya pelestarian lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk
konsistensi keberadaan kawasan lindung untuk tetap dipertahankan, rehabilitasi
kawasan kritis, pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam, serta pengelolaan
kawasan budi daya agar tidak melampaui daya dukungnya (carring capacity).
Strategi pengembangan di atas, dilakukan dengan mempertimbangkan segenap
unsur-unsur potensi dan permasalahan serta arah kebijaksanaan pembangunan
daerah dengan tetap berprinsip pada pembangunan yang berwawasan lingkungan
demi terciptanya kesinambungan pembangunan yang optimal.
Secara umum berdasarkan fungsi utamanya, pola ruang wilayah Kota
Parepare terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budi daya. Kawasan lindung
didefinisikan sebagai kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
Sedangkan kawasan budi daya merupakan kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya
alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Pengembangan kawasan
budi daya di wilayah Kota Parepare pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang, sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia untuk menyerasikan
pemanfaatan ruang dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Rencana pemanfaatan pola ruang kawasan lindung bertujuan untuk
mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung
lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung
proses pembangunan berkelanjutan. Klasifikasi kawasan lindung di Kota Parepare
ditinjau dari fungsinya terdiri atas :
47 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
a. Kawasan hutan lindung
b. Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya
c. Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas :
- Kawasan sempadan pantai
- Kawasan sempadan sungai
- Kawasan hutan kota
d. Kawasan suaka alam dan cagar budaya
e. Kawasan rawan bencana alam
- Kawasan rawan banjir
- Kawasan rawan longsor
- Kawasan rawan kebakaran
f. Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota
3.3.2. Review Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Parepare
Pergeseran paradigma pembangunan dari ekonomic oriented menjadi
pembangunan berkelanjutan telah dianut oleh pemerintah pada dasawarsa
belakangan ini. Hal tersebut telah diintroduksi mulai dari proses perencanaan,
implementasi hingga evaluasi. Dengan adanya Undang-Undang RI No. 32 Tahun
2009 maka pendekatan pembangunan berkelanjutan telah menjadi perhatian dari
sisi perencanaan pembangunan dengan instrumen kajian lingkungan hidup
strategis.
Bappeda sebagai institusi perencanaan telah menindaklanjuti Undang-
Undang tersebut dengan melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap
RPJMD 2013-2018 lewat Pokja Pengendalian Lingkungan.
Terkait dengan hasil KLHS RPJMD maka peran Bappeda dapat dibagi
menjadi peran secara internal dan peran eksternal terhadap SKPD lainnya. Secara
eksternal Bappeda bersama-sama dengan BLHD berperan mengawal proses
48 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
pembangunan sehingga dapat melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
Secara internal peran Bappeda terhadap KLHS adalah bagaimana
memperhatikan dan mengakomodir rekomendasi yang telah dituangkan sebagai
hasil kajian. Dari hasil kajian yang tertuang dalam KLHS, maka terdapat masalah
yang perlu mendapat perhatian yaitu lemahnya sistem updating data dan
informasi untuk menganalisis perencanaan dan hasil pembangunan. Di Bappeda,
permasalahan tersebut akan diminimalisir lewat program pengembangan data dan
informasi yang selanjutnya akan ditindak lanjuti dengan kegiatan pengembangan
data dan informasi spasial sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Tabel 3.6Hasil Analisis terhadap KLHS Kota Parepare
N0Hasil KLHS
terkait tugasdan fungsi skpd
Permasalahanpelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1. Data danInformasi
Data dan informasikhususnya yang terkaitdengan data daninformasi spasial belumberjalan dengan baik
Keterbatasan Anggaran Dukungan teknologi Kecenderungan
pengembanganspasial
3.5. Penentuan Isu - Isu Strategis
Beberapa isu strategis dalam perencanaan pembangunan daerah, adalah :
a. Perencanaan dan Penganggaran pro-growth, pro-poor, dan pro-job
Perencanaan dan penganggaran daerah diarahkan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan dan mampu membuka
lapangan kerja baru sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Perencanaan Responsif Gender
Perencanaan Responsif Gender merupakan perencanaan yang dilakukan dengan
memasukkan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan
permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunannya.
49 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Perencanaan responsif gender perlu dilakukan untuk memastikan apakah
perempuan dan laki-laki memperoleh akses terhadap sumberdaya, partisipasi
dan mempunyai kontrol yang sama dalam pengambilan keputusan, memperoleh
manfaat yang sama dari semua bidang pembangunan, serta terhindarnya laki-
laki dan perempuan yang mengalami diskriminasi, akibat perencanaan dan
penganggaran yang belum optimal menggunakan analisis gender/analisis
situasi.
c. Pencapaian Target Pembangunan Milinium
Perencanaan Pembangunan Daerah harus memperhatikan Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals - MDGs) yaitu
tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015.
Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia
yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta
ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September
2000 tersebut. Komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi
lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin
semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan
kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian
anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang
tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
50 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Rencana Strategis Bappeda Kota Parepare pada dasarnya merupakan
penjabaran sektoral dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Parepare, sehingga perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran
Bappeda Kota Parepare dalam lima tahun mendatang harus berpedoman pada visi
dan misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Parepare Tahun 2013 - 2018.
4.1. Visi dan Misi
4.1.1. Visi
Dalam Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa visi adalah rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi
merupakan cara pandang ke depan menyangkut kemana Bappeda Kota Parepare
harus dibawa dan diarahkan sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan tepat untuk berkarya secara konsisten dan mampu mengantisipasi kondisi
yang berkembang dan berubah setiap saat, sehingga eksistensi organisasi dapat
terjaga baik kredibilitas maupun akuntabilitasnya. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa visi merupakan gambaran masa depan Bappeda yang
menginspirasi seluruh pemangku kepentingan yang berisikan cita dan citra dalam
rangka mewujudkan visi pemerintah Kota Parepare Tahun 2013-2018.
Berdasarkan kedudukan, tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Parepare dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah serta upaya dalam mewujudkan kondisi yang diinginkan lima tahun ke
depan, maka dengan berpedoman pada visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang
dalam Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun
2013-2018, Bappeda Kota Parepare menetapkan visi sebagai berikut :
51 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
"Terwujudnya institusi perencana yang visioner, partisipatif,profesional dan akuntabel"
Pernyataan visi tersebut diharapkan dapat mendorong seluruh komponen
yang ada di Bappeda Kota Parepare untuk senantiasa bersinergi menciptakan
perubahan demi kemajuan dan eksistensi Bappeda Kota Parepare. Makna dari visi
tersebut di atas adalah :
1. Institusi perencana yang visioner mengandung makna bahwa Bappeda Kota
Parepare harus memiliki pandangan/wawasan jauh ke depan dengan
kemampuan memahami kondisi lingkungan internal dan eksternal dan bereaksi
secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Bappeda Kota Parepare harus
mampu merencanakan dan mengendalikan perubahan yang terjadi ke arah
yang lebih baik dengan memanfaatkan segala sumberdaya yang dimiliki untuk
kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
2. Institusi perencana yang partisipatif mengandung makna bahwa Bappeda Kota
Parepare harus mampu menyelenggarakan proses perencanaan pembangunan
secara obyektif dalam mengakomodir berbagai kebutuhan dan aspirasi
masyarakat agar dapat menghasilkan konsensus bersama menuju perubahan
yang lebih baik dan diterima oleh semua pihak. Oleh karena itu, keterlibatan
masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan menjadi suatu keniscayaan.
Partisipasi aktif tersebut akan memberikan data dan informasi yang lebih akurat
dalam merumuskan kebijakan perencanaan yang sesuai kebutuhan masyarakat.
Bappeda harus memandang masyarakat sebagai subyek pembangunan bukan
sekedar objek sehingga masyarakat mengaktualisasikan dirinya sebagai bagian
dari pembangunan.
3. Institusi perencana yang profesional mengandung makna bahwa Bappeda Kota
Parepare harus mampu mengembangkan kapasitas dan kompetensi
sumberdaya aparatur yang dimiliki, sehingga menjadi aparat perencana yang
memiliki kemahiran dan kearifan dalam pelaksanaan tugas berdasarkan keahlian
(skills), ilmu pengetahuan dan pengalaman (knowledge) serta berpegang teguh
52 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
pada etika profesi (attitude), memiliki pengendalian diri (self control) dan
berorientasi pada kualitas kerja dengan cara kerja yang lebih efisien dan efektif
serta memiliki kepekaan (responsibility) yang tinggi terhadap perubahan kondisi
dan masalah kemasyarakatan.
4. Institusi Perencana yang akuntabel bermakna bahwa Bappeda Kota Parepare
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya harus dapat
dipertanggungjawabkan baik proses pelaksanaannya maupun hasil yang
diperoleh kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perencanaan
pembangunan daerah. Untuk itu, penyelenggaraan perencanaan pembangunan
daerah dilakukan dengan terukur, baik secara kuantitas maupun kualitas,
sehingga memudahkan dalam pengendalian. Akuntabillitas juga berarti
memperhitungkan (account) sumberdaya yang digunakan untuk mencapai
tujuan dan adanya konsistensi terhadap hasil-hasil perencanaan yang sudah
disepakati. Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka perencanaan pembangunan
daerah harus bersifat menyeluruh, sehingga mampu membangun sistem
perencanaan pembangunan dengan pendekatan teknokratik, partisipatif, top
down-bottom up planning dan pendekatan politik.
4.1.2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi dan merupakan sesuatu yang harus diemban atau
dilaksanakan oleh Bappeda Kota Parepare dengan seluruh sumberdaya yang
dimiliki, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bappeda. Untuk mewujudkan visi
yang telah ditetapkan maka Bappeda Kota Parepare merumuskan 4 (empat) misi
yang didalamnya mengandung tujuan dan sasaran organisasi yang akan dicapai
dalam 5 (lima) tahun mendatang. Rumusan misi tersebut, adalah :
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia aparatur perencana
Sebagai penggerak perencanaan, peningkatan SDM aparatur perencana
pembangunan menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan proses
53 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
perencanaan pembangunan. Kualitas perencanaan sangat tergantung pada
kemampuan dan keahlian para perencana secara teknis maupun kemampuan
lain yang bersifat intersektoral multidisipliner dan berpikir komprehensif.
Peningkatan kualitas SDM merupakan peningkatan kualitas individu dalam
mengemban beban tugas masing-masing dalam organisasi yang apabila
dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan akan mampu melahirkan
aparatur yang profesional dalam bidang perencanaan pembangunan daerah.
Meningkatkan kapasitas instansi perencanaan dengan mengupayakan untuk
senantiasa meningkatkan kemampuan baik personil maupun kelembagaan
merupakan upaya untuk mewujudkan pelayanan prima kepada semua pihak.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana perencanaan
Ketersediaan SDM aparatur perencana yang profesional perlu didukung oleh
ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menghasilkan
perencanaan yang berkualitas dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pengembangan sarana dan prasarana dimaksudkan bukan hanya berupa
gedung beserta peralatan dan perlengkapannya, tetapi juga mencakup
pengembangan teknologi informasi dalam penyediaan data dan informasi
perencanaan serta publikasi dokumen perencanaan yang dihasilkan. Teknologi
informasi menjadi media komunikasi antara Bappeda dengan stakeholders
perencanaan lainnya.
3. Meningkatkan kualitas perencanaan
Pembangunan daerah yang berkualitas harus didahului oleh perencanaan yang
berkualitas. Suatu perencanaan dapat dikatakan berkualitas jika perencanaan
tersebut memiliki tiga hal penting, yaitu : i) Berbasis lokal, bahwa perencanaan
harus didasarkan pada potensi lokal untuk menyelesaikan permasalahan
masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah
tanggap terhadap dinamika dan aspirasi masyarakat sehingga dapat
mewujudkan visi, misi, dan tujuan pembangun daerah secara efektif dan
efisien; ii) bersinergi dengan perencanaan pembangunan nasional, yang berarti
perencanaan pembangunan daerah disusun dengan memperhatikan kerangka
54 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
dan arah perencanaan pembangunan nasional guna mendukung terwujudnya
tujuan bernegara. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian
integral dari perencanaan pembangunan nasional; iii) Akomodatif terhadap
dinamika global, penyusunan perencanaan pembangunan daerah dilandaskan
pada kerangka berpikir global dan bertindak untuk kepentingan daerah. Hal ini
ini dimaksudkan bahwa perencanaan pembangunan daerah dapat memberikan
arah yang tepat bagi proses pembangunan daerah sehingga mampu
meningkatkan kapasitas dan daya saing daerah serta masyarakat dalam
menghadapi arus globalisasi.
4. Optimalisasi partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan.
Partisipatif merupakan salah satu pendekatan perencanaan yang mengharuskan
keterlibatan seluruh stakeholders perencanaan dalam perumusan kebijakan
sehingga mampu menghasilkan perencanaan pembangunan yang bersifat
komprehensif dan holistik dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan.
Agar Bappeda dapat merumuskan prioritas pembangunan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang
dihadapi, maka keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan khususnya
di tingkat bawah (kelurahan) mutlak diperlukan.
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka
menengah SKPD yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur
kinerja SKPD selama lima tahun. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang
hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi,
memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis SKPD yang dihadapi.
Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi sehingga
rumusannya harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa
mendatang. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
55 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan sasaran
perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi Bappeda atau
kelompok sasaran yang dilayani, serta profil pelayanan yang terkait dengan
indikator kinerja. Adapun misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Bappeda
Kota Parepare Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :
Misi Pertama: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur perencana.
Tujuan:
1. Mengembangkan kualitas SDM Aparatur Perencana.
Sasaran:
- Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Perencana.
2. Meningkatkan pelayanan Kinerja SDM Aparatur.
Sasaran:
- Meningkatnya efektifitas dan efisiensi pengelolaan administrasi umum dan
keuangan.
Misi Kedua: Mengembangkan sarana dan prasarana perencanaan.
Tujuan:
1. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sarana dan prasarana kantor.
Sasaran:
- Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana kantor.
- Meningkatnya pengelolaan website Bappeda
Misi Ketiga: Meningkatkan kualitas perencanaan.
Tujuan:
1. Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan pembangunan dan
Penganggaran daerah.
Sasaran:
- Meningkatnya kualitas penyelesaian dokumen perencanaan dan
penganggaran daerah.
- Meningkatnya Konsistensi antar Dokumen Perencanaan dan penganggaran.
- Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan
56 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
2. Mengembangkan Data/Informasi dan Statistik pembangunan daerah.
Sasaran:
- Meningkatnya ketersediaan data/ informasi dan statistik daerah.
Misi Keempat: Optimalisasi partisipasi masyarakat dalam proses perencanan
pembangunan..
Tujuan:
1. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Perencanaan
Pembangunan Daerah.
Sasaran:
- Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan perencanaan
pembangunan.
- Meningkatnya usulan masyarakat yang terakomodir dalam APBD.
Adapun misi, tujuan dan sasaran Bappeda untuk 5 (lima) tahun kedepan,
tahun 2013-2018 dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:
57 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
58 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
59 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
60 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
4.2. Strategi Dan Kebijakan
Strategi merupakan langkah untuk memecahkan permasalahan yang
penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun ke depan serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan, dan sasaran Bappeda. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka
Menengah Bappeda Tahun 2013-2018, maka Bappeda akan melaksanakan 4
(empat) misi yang kemudian dijabarkan ke dalam berbagai strategi kebijakan
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang.
Di dalam Permendagri 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa strategi
merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting
dalam perencanaan Bappeda. Rumusan strategi berupa pernyataan yang
menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya
diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Rumusan strategi dan kebijakan Bappeda untuk kurun waktu lima tahun ke
depan, yang dirinci menurut misi pembangunan jangka menengah daerah, dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
61 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
62 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
63 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
64 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN
DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Rencana Program Dan Kegiatan
Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau beberapa
kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi sebagai upaya untuk
mengimplementasikan strategi dan kebijakan yang akan dilaksanakan selama 5
(lima) tahun kedepan.
Rencana program dan kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Parepare yang akan dilaksanakan oleh Bappeda Kota Parepare selama 5
(lima) tahun kedepan, selaras dengan RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut:
I. Pelayanan Administrasi Perkantoran, Peningkatan Kapasitas dan
Kinerja SKPD, Peningkatan Pengembangan Sistem dan Evaluasi
Kinerja SKPD.
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Penyediaan Jasa Surat-Menyurat
- Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya air dan listrik
- Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional
- Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
- Penyedian Jasa Kebersihan kantor
- Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
- Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
- Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan PerUndang-Undangan
- Penyediaan Bahan Logistik Kantor
- Rapat-rapat koordinasi Dan Konsultasi Keluar Daerah
65 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
- Penyediaan operasional Administrasi Kesekretariatan /Perkantoran
- Penunjang Kegiatan Rapat-rapat Kesekretariatan
- Penyediaan spanduk dan bendera
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana aparatur
- DED Kantor Bappeda Kota Parepare
- Pengadaan kendaraan dinas operasional roda dua
- Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
- Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
- Pengadaan mebeleur
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas / Operasional
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
- Pengadaan Peralatan Dan Perlengkapan Gedung Kantor
- Pembangunan Kantor Bappeda
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
- Pendidikan Dan Pelatihan Formal
- Bimbingan teknis Implementasi Peraturan PerUndang-Undangan
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja Dan Keuangan.
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Iktisar Realisasi Kinerja
SKPD
- Penyusunan Anggaran SKPD
- Penyusunan Renstra SKPD
- Penyusunan Renja SKPD
- Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Perencanaan SKPD
II. PEMBANGUNAN DAERAH.
1. Program Pengembangan Data dan Informasi
- Penyusunan Profile Daerah.
- Pengelolaan Website Bappeda.
66 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
- Pengembangan data dan kebutuhan prasarana infrastruktur
- Sistem pengendalian pemanfaatan ruang
- Pengolahan, up dating dan analisis data pengendalian pemanfaatan
ruang
2. Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah
Dan Besar
- Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Transportasi Perkotaan
3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
- Pelatihan Peningkatan Kemampuan teknis aparat perencana.
- Pelatihan Peningkatan Kemampuan teknis penyusunan laporan
pengendalian dan evaluasi
- Diklat Perencanaan Substantif
4. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
- Pengembangan Partisipasi masyarakat Dalam Perumusan Program
Dan Kebijakan Layanan Publik.
- Penyusunan Rancangan RPJMD.
- Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD.
- Penyusunan Rancangan RKPD.
- Penyelenggaraan Musrenbang RKPD.
- Monotoring, Evaluasi, Pengendalian Dan Pelaporan Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
- Penyusunan Dokumen Perencanaan pembangunan Dan
Pengenggaran Daerah.
- Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah.
- Penyusunan Laporan Akuntabiliitas Kinerja.
- Koordinasi Penyusunan LAKIP Dan TAPKIN
- Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Dan
Tugas Pembantuan.
- Penyusunan Petunjuk Teknis Pagu Indikatif.
67 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
- Koordinasi Penyusunan Renstra SKPD.
- Koordinasi Penyusunan Renja SKPD.
- Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Rencana Aksi Pencegahan Dan
Pemberantasan Korupsi.
- Koordinasi Penguatan sistem Inovasi Daerah.
- Penyelenggaraan sistem pelaporan perencanaan pembangunan
daerah
- Pengendalian dan Evaluasi dokumen perencanaan
- Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Daerah
5. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
- Penyusunan Indikator Ekonomi Kota Parepare.
- Penyusunan Perkembangan Ekonomi Kota Parepare/Indikator
Ekonomi Daerah
- Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi
- Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
- Koordinasi Pengembangan Ekonomi Lokal
- Sosialisasi Perda Pengembangan Ekonomi Lokal
- Pengembangan Penanaman Modal.
- Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Daerah.
- Penyusunan perencanaan pengembangan ekonomi masyarakat
- Studi Kelayakan Bisinis
6. Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya
- Koordinasi Penyelenggaraan Kota Sehat
- Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia
- Penyusunan Indikator Kualitas Hidup Masyarakat Kota Parepare
- Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Semua
- Pengarusutamaan Gender
- Koordinasi Perencanaan sosial budaya
- Koordinasi Penyelenggaraan Forum Data Gender Dan Anak
- Fasilitasi Perencanaan Pendirian Pendidikan Tinggi
68 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
- Koordinasi Program Keluarga Harapan
- Kajian Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Tingkat SD, SMP,
SMU/SMK
7. Program Perencanaan Prasarana Wilayah Dan Sumberdaya
Alam
- Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan
- Koordinasi Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)
- Kajian Penerapan Teknologi Tinggi Dalam Penyediaan Sarana Air
Bersih
- Studi Kelayakan Dan DED Proteksi Sungai Karajae
- Koordinasi Dan Inovasi Manajemen Pembangunan Perkotaan
- Koordinasi Tindak Lanjut Perda Konservasi SDA Dan Perda RTH
- Koordinasi Pengelolaan Dan Pengembangan Kebun Raya Parepare
(Jompie)
- Koordinasi Kawasan Dan Konservasi Alam Daerah
- Lomba Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tingkat Kota Parepare
8. Program Penelitian Dan Pengembangan Daerah
- Kerjasama penelitian inovatif
- Koordinasi Pengembangan Penelitian
9. Program Perencanaan Tata Ruang
- Koordinasi Dan Evaluasi Perda RTH
- Evaluasi RTRW Kota Parepare Tahun 2011-2031
- Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Parepare
- Penyusunan Perda RTRW Kota Parepare
- Sosialisasi Perda RTH Dan Perda Konservasi SDA
- Koordinasi Dan Evaluasi Percepatan Pembangunan RTHKP
10. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
- Pengawasan Pemanfaatan Ruang (BKPRD)
11. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
69 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
- Koordinasi Hubungan Antar Daerah Kawasan Teluk Parepare Dan
Sekitarnya
12. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
- Penyusunan Dan Pengumpulan Data Statistik Daerah
- Penyusunan Dan Pengumpulan Data Pokok Daerah
- Penyusunan Dan Pengumpulan Data PDRB
- Penyusunan Dan Pengumpulan Data Pertumbuhan Ekonomi Sektoral
Kota Parepare
5.2. Indikator kinerja Program, Kelompok Sasaran Dan Pendanaan
Indikatif
Indikator Kinerja Program adalah bagian dari program dan terdiri dari
sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil (SDM),
barang modal termasuk peralatan dan teknologi maupun dana, atau kombinasi
dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Pengertian
‘bersifat indikatif' dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 2004 adalah bahwa
informasi, baik tentang sumberdaya yang diperlukan maupun keluaran dan
dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana (termasuk rumusan kegiatan),
hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku.
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare yang akan dan harus
dilaksanakan oleh Bappeda Kota Parepare selama 5 (lima) tahun kedepan, selaras
dengan RPJMD Kota Parepare tahun 2013-2018, dapat dilihat pada tabel 5.2
berikut ini:
70 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
71 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
72 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
73 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
74 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
75 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
76 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
77 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
78 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
79 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
BAB VI
INDIKATOR KINERJA BAPPEDA
KOTA PAREPARE YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
KOTA PAREPARE TAHUN 2013-2018
6.1. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA PAREPARE TAHUN 2013-2018
Indikator Kinerja Bappeda Kota Parepare yang menunjukan secara langsung
keluaran (output) hasil kinerja yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota
Parepare Tahun 2013-2018.
Indikator kinerja Bappeda Kota Parepare yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RPJMD Kota Parepare Tahun 2013-2018 seperti tampilan pada Tabel 6.1 berikut.
Table 6.1 Indikator Kinerja Bappeda Kota Parepare yang Mengacu pada Tujuandan Sasaran RPJMD Kota Parepare
No. Indikator Kinerja
KondisiKinerjaTahun2013
Target Capaian TahunKondisiKinerjaAkhir2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 RPJPD 2005 - 2025 Ada ada Ada Ada Ada ada ada
2 RPJMD 2013 - 2018 Ada ada Ada Ada Ada ada ada
3 RKPD Tahunberkenaan
Ada ada Ada Ada Ada ada ada
4 Penjabaran programRPJMD ke dalamRKPD
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
80 | R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3 - 2 0 1 8
Bab VII
P E N U T U P
Rencana Strategis Bappeda Kota Parepare Tahun 2013-2018 adalah
merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat
visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai
tugas pokok dan fungsi Bappeda, dengan memperhitungkan potensi (kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan). Renstra Bappeda diperlukan sebagai alat
untuk mengarahkan tujuan Bappeda. Renstra merupakan awal dari proses
akuntabilitas suatu organisasi.
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Kota Parepare tahun
2013 - 2018 merupakan penjabaran dari RPJMD Kota Parepare tahun 2013 - 2018
dan sebagai pelaksanaan tahap ketiga dari RPJPD Kota Parepare tahun 2005 –
2025.
Renstra Bappeda Kota Parepare Tahun 2013 - 2018 nantinya akan dipakai
sebagai pedoman dalam penyusunan Renja SKPD yang mengacu pada RKPD.
Parepare, Oktober 2014Kepala Bappeda
Ir. H. Zahrial Djafar B, MMNip. 19580425 198801 1 001