17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan sampah, terutama aktivitas yang berupa konsumsi terhadap suatu barang. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari- hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik sedangkan sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersil, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan/atau fasilitas lainnya ( PERMEN PU NO 3 Tahun 2013). Pertumbuhan penduduk serta meningkatnya aktivitas perkotaan di berbagai sektor seperti perumahan, industri dan perdagangan menimbulkan berbagai masalah di wilayah perkotaan, salah satunya berupa sampah yang jumlah timbulannya terus meningkat. Pesatnya perkembangan pembangunan kota juga diikuti dengan meningkatnya perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota, penigkatan jumlah penduduk kota tersebut berpengaruh pula terhadap jumlah limbah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah menyangkut beberapa aspek seperti tempat pengumpulan sampah sementara (TPS), pengelolaan manajemen, armada pengangkutan sampah serta kesadaran masyarakat terhadap lingkungannya. Dari pengelolaan sampah tersebut terdapat berbagai permasalahan salah satunya yaitu pada terjadinya penumpukan sampah pada TPS akibat terganggunya proses pengangkutan sampah ke TPA. Hal ini tentu saja sangat merugikan, oleh karena itu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA perlu dilakkan dengan sebai mungkin untuk menghindari permasalahan tersebut. Selain itu seringkali pengangkutan sampah perlu mengeluarkan biaya dalam sekali trip yang cukup besar, hal tersebut terjadi karena rute pengangkutan yang kurang efektif seperti melewati titik titik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

  • Upload
    lammien

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia saat ini. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia

menghasilkan sampah, terutama aktivitas yang berupa konsumsi terhadap suatu

barang. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-

hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik

sedangkan sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga

yang berasal dari kawasan komersil, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas

sosial, fasilitas umum dan/atau fasilitas lainnya ( PERMEN PU NO 3 Tahun

2013).

Pertumbuhan penduduk serta meningkatnya aktivitas perkotaan di

berbagai sektor seperti perumahan, industri dan perdagangan menimbulkan

berbagai masalah di wilayah perkotaan, salah satunya berupa sampah yang jumlah

timbulannya terus meningkat. Pesatnya perkembangan pembangunan kota juga

diikuti dengan meningkatnya perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota,

penigkatan jumlah penduduk kota tersebut berpengaruh pula terhadap jumlah

limbah yang dihasilkan.

Pengelolaan sampah menyangkut beberapa aspek seperti tempat

pengumpulan sampah sementara (TPS), pengelolaan manajemen, armada

pengangkutan sampah serta kesadaran masyarakat terhadap lingkungannya. Dari

pengelolaan sampah tersebut terdapat berbagai permasalahan salah satunya yaitu

pada terjadinya penumpukan sampah pada TPS akibat terganggunya proses

pengangkutan sampah ke TPA. Hal ini tentu saja sangat merugikan, oleh karena

itu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA perlu dilakkan dengan sebai mungkin

untuk menghindari permasalahan tersebut. Selain itu seringkali pengangkutan

sampah perlu mengeluarkan biaya dalam sekali trip yang cukup besar, hal tersebut

terjadi karena rute pengangkutan yang kurang efektif seperti melewati titik titik

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

2

kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas masyarakat mulai meningkat ataupun

pada akhir pekan.

Permasalahan pengelolaan persampahan tersebut juga di alami pada sistem

pengangkutan sampah Kota Cimahi, seringkali sampah-sampah yang berada di

TPS tidak dapat terangkut ke TPPAS Sari Mukti yang berlokasi di Desa

Sarimukti Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat karena sering mengalami

kendala berupa kemacetan yang terjadi di Padalarang. (Sumber :Dinas Kebersihan

dan Pertamanan Kota Cimahi 2016). Sejak tidak di operasikannya TPA

Leuwigajah Kota Cimahi akibat longsor yang terjadi pada 21 Februari 2005,

sampah yang dihasilkan oleh Kota Cimahi di buang ke TPPAS Sari Mukti

Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. TPPAS Sarimukti pada awalnya

sebagai TPA untuk penanggulangan darurat sampah sebagai solusi kritis

pengelolaan sampah sejak longsornya TPA Leuwigajah tanggal 21 februari 2005.

Luas TPPAS Sarimukti 21,2 Ha (Tanah Perhutani) dan 4 Ha (tanah milik)

digunakan sejak tanggal 28 Mei 2006 untuk menampung sampah dari kota

Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Sulitnya menemukan lokasi TPPAS untuk wilayah ini, akhirnya TPPAS darurat

Sarimukti dituntut untuk dapat berperan sebagai TPA yang representative dan

bersifat terpadu dalam sistem operasionalnya (controlled landfill dan

pengomposan). (Sumber: Penyusunan Kajian Potensi Sampah Kota Cimahi

Tahun 2015)

Telah terjadi duakali longsor pada lokasi penimbunan sampah di TPPAS

Sarimukti akibat lahan yang sudah tidak dapat menampung jumlah sampah yang

masuk, hal tersebut mengakibatkan tidak diperpanjangnya kontrak pembuangan

sampah Kota Cimahi ke TPPAS Sarimukti yang akan berakhir pada tahun 2018,

dengan tidak diperpanjangnya kontrak pembuangan sampah tersebut maka

pembuangan sampah Kota Cimahi direncanakan akan berpindah ke TPPAS

Regional Legok Nangka, Nagreg Kabupaten Bandung yang akan dimulai pada

bulan Februari tahun 2018, hal tersebut menimbulkan berbagai isu seperti

meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan pemerintah Kota Cimahi dalam

pengangkutan sampah ke TPA Legok Nangka, Nagreg Kabupaten Bandung

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

3

seperti biaya retribusi, pemeliharaan kendaraan sampai biaya bahan bakar sebesar

5 kali lipat. Dengan adanya berbagai permasalahan persampahan serta isu yang

berkembang mengenai pengangkutan sampah di Kota Cimahi khususnya dengan

akan dipindahkannya pembuangan akhir sampah Kota Cimahi ke TPPAS Sampah

Regional Legok Nangka Nagreg Kabupaten Bandung, maka penulis mencoba

melakukan studi mengenai rute mana yang dipilih sebagai jalur pengangkutan

sampah dari titik-titik lokasi TPS menuju TPPAS Sampah Regional Legok

Nangka secara efektif dan efisien yang dilihat berdasarkan jarak, waktu dan biaya

operasional yang dikeluarkan, yang diharapkan dapat menjadi alternatif pada

kegiatan pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA, selain itu penelitian

dilakukan untuk mengetahui dampak yang akan terjadi apabila pembuangan

sampah dilakukan pada TPPAS Sampah Regional Legok Nangka. Adapun judul

dari penelitian tersebut yaitu berjudul “Kajian Rute Pengangkutan Sampah Kota

Cimahi Dalam Mengantisipasi Pemindahan Lokasi TPA” dengan studi kasus

pada Kecamatan Cimahi Tengah.

1.2 Rumusan Masalah

Pengelolaan persampahan salah satunya yaitu pengangkutan sampah dari

TPS menuju TPA sering kali mengalami kendala, baik dari segi armada

pengangkutan berupa truk pengangkut sampah hingga rute pengangkutan yang

kurang efektif. Dalam sistem persampahan Kota Cimahi terdapat beberapa

permasalahan, diantaranya rute pengangkutan seringkali terganggu oleh

kemacetan di beberapa ruas jalan seperti jalan raya cipatat padalarang yang

menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di TPS. ( Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Cimahi 2016 ), selain itu pemindahan TPA yang melayani Kota

Cimahi, semula berada pada TPPAS Sari Mukti Cipatat Kabupaten Bandung

Barat menjadi TPPAS Sampah Regional Legok Nangka Kabupaten Bandung yang

akan mulai dilaksanakan pada tahun 2018 akan meningkatkan beban pengelolaan

sampah di Kota Cimahi sebesar 5 kali lipat. (Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kota Cimahi 2015)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

4

Studi ini bermaksud untuk memberikan alternatif rute pengangkutan

sampah yang efisien dan efektif yaitu dilihat dari jarak, waktu dan biaya

operasional pada daerah pelayanan bagian tengah (Kecamatan Cimahi Tengah).

Serta mengetahui dampak pemindahan TPA dari TPPAS Sari Mukti ke TPPAS

Sampah Regional Legok Nangka terhadap pola pengangkutan sampah. Adapun

beberapa pertanyaan penelitian dalam kajian rute pengangkutan sampah dalam

mengantisipasi pemindahan lokasi TPA yaitu :

a. Rute manakah yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam

pengangkutan sampah yang efisien dan efektif dalam

mengantisipasi pemindahan lokasi TPA?

b. Bagaimanakah dampak pemindahan lokasi TPA dari TPA Sari

Mukti Cipatat Kabupaten Bandung Barat menjadi TPPAS Sampah

Regional Legok Nangka, Nagreg Kabupaten Bandung terhadap

pola pengangkutan sampah pada daerah pelayanan bagian tengah

(Kecamatan Cimahi Tengah) ?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah serta latar belakang dari dilaksanakannya

penelitian, dapat di simpulkan bahwa tujuan dari penelitian yaitu untuk

memberikan alternatif rute pengangkutan sampah secara efektif dan efisien pada

daerah pelayanan bagian tengah (Kecamatan Cimahi Tengah), serta mengetahui

dampak pemindahan lokasi TPA dari TPPAS Sari Mukti ke TPPAS Sampah

Regional Legok Nangka terhadap pola pengangkutan sampah.

1.3.2 Sasaran Penelitian

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka perlu adanya beberapa

sasaran yang perlu di capai terlebih dahulu, berikut ini merupakan sasaran dari

penelitian:

a. Teridentifikasinya pola pengangkutan sampah pada kondisi eksisting di

Kecamatan Cimahi Tengah

b. Teridentifikasinya waktu, jarak, biaya operasional yang di gunakan

dalam proses pengangkutan sampah dari lokasi TPS di daerah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

5

pelayanan bagian tengah (Kecamatan Cimahi Tengah) menuju TPPAS

Sarimukti.

c. Teridentifikasinya pola pengangkutan sampah dari TPS menuju TPPAS

Sampah Regional Legok Nangka.

d. Teridentifikasinya rute pengangkutan sampah dari lokasi TPS di daerah

pelayanan bagian tengah (Kecamatan Cimahi Tengah) menuju TPPAS

Regional Legok Nangka

e. Teridentifikasinya waktu, jarak, biaya operasional yang di gunakan

dalam proses pengangkutan sampah dari TPS di daerah pelayanan

bagian tengah (Kecamatan Cimahi Tengah) menuju TPPAS Regional

Legok Nangka.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang di lakukan akan menghasilkan pengetahuan berupa

bagaimana proses pengangkutas sampah serta rute yang digunakan dalam proses

pengangkutan sampah dari TPS di daerah pelayanan bagian tengah (Kecamatan

Cimahi Tengah) menuju ke TPPAS Sampah Regional Legok Nangka Nagreg

Kabupaten Bandung yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 , manfaat yang

diharapkan dari adanya penelitian ini adalah :

a. Bagi pengetahuan diharapkan penelitian yang akan dilakukan dapat

menjadi salah satu reverensi yang apabila terdapat kekurangan dalam

penelitian dapat diteruskan dalam penelitian selanjutnya.

b. Bagi masyarakat penelitian diharapkan sebagai wawasan baru

mengenai rute pengangkutan sampah.

c. Bagi pemerintah Kota Cimahi diharapkan hasil penelitian dapat

menjadi referensi dalam rute pengangkutan sampah ke TPPAS Legok

Nangka Nagreg Kabupaten Bandung yang mulai akan dilaksanakan

pada tahun 2018. .

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Secara geografis Kota Cimahi terletak pada 1060-400 BT dan 60-550 LS,

dengan batas administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua, dan

Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi,

Kecamatan Cicendo, dan Kecamatan Andir Kota

Bandung

Sebelah Selata : Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung dan

Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung

Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang dan Kecamatan Batujajar

Kabupaten Bandung Barat

Berdasarkan pada rencana tata ruang kota cimahi tahun 2012-2032

rencana hirarki pusat pelayanan, Kecamatan Cimahi Tengah di tetapkan sebagai

Pusat Pelayanan Kawasan, selain itu berdasarkan Master Plan Persampahan Kota

Cimahi kecamatan cimahi tengah termasuk kedalam zona pelayana penuh yang

berarti daerah pelayanan yang diprioritaskan. Dengan hal tersebut Kecamatan

Cimahi Tengah dipilih sebagai studi kasus pada penelitian. Kecamatan Cimahi

Tengah terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Baros, Kelurahan Cimahi,

Kelurahan Karang Mekar, Kelurahan Padasuka, Kelurahan Setiamanah, dan

Kelurahan Cigugur Tengah , dengan batas administratf sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Citeureup dan Kelurahan Cipageran

Sebelah Timur : Kota Bandung

Sebelah Selatan : Kelurahan Cibeber, Kelurahan Utama dan

Kelurahan Cibeureum

Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang dan Kecamatan Batujajar

Kabupaten Bandung Barat

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

7

Tabel I.1

Luas Wilayah Kecamatan Cimahi Tengah Tahun 2014

No. Kelurahan Luas Wilayah

(km2)

1 Padasuka 84

2 Setiamana 198

3 Cimahi 225

4 Karang Mekar 131

5 Cigugur Tengah 137

6 Baros 225

Total 1000

Sumber : Kecamatan Cimahi Tengah Dalam Angka 2014

1.5.2 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi sebagai lingkup materi dari penelitian “Kajian

Rute Pengangkutan Sampah Kota Cimahi” terdiri dari:

a. Identifikasi pola pengangkutan sampah di Kecamatan Cimahi Tengah

yang dilakukan dengan melihat, memahami dan mendeskripsikan pola

pengangkutan sampah dari TPS menuju TPPAS Sarimukti.

b. Identifikasi waktu, jarak dan biaya operasional yang di gunakan dalam

proses pengangkutan sampah dari titik titik lokasi TPS di Kecamatan

Cimahi Tengah menuju TPPAS Sari Mukti Cipatat Kabupaten

Bandung Barat (kondisi eksisting).

c. Identifikasi pola pengangkutan sampah pada Tahun 2018 diantaranya

identifikasi ritasi pengangkutan sampah ke TPPAS Sampah Regional

Legok Nangka, identifikasi timbulan sampah pada tahun 2018,

sebaran timbulan sampah pada setiap TPS daerah pelayanan bagian

tengah (Kecamatan Cimahi Tengah), serta kebutuhan truk

pengangkutan sampah dari TPS menuju TPPAS Sampah Regional

Legok Nangka pada tahun 2018.

d. Identifikasi rute pengangkutan sampah dari lokasi TPS di Kecamatan

Cimahi Tengah menuju TPPAS Regional Legok Nangka dengan

identifikai terhadap kondisi jalan, kondisi lalulintas, geometrik jalan

yang akan digunakan sebagai alternatif rute pengangkutan sampah

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

8

e. Identifikasi waktu, jarak dan biaya operasional yang di gunakan dalam

proses pengangkutan sampah dari lokasi TPS di Kecamatan Cimahi

Tengah menuju TPPAS Regional Legok Nangka,Nagreg Kabupaten

Bandung sesuai dengan rute yang di telah di tentukan.

1.6 Batasan Studi

Dalam studi yang dilaksanakan yaitu “Kajian Rute Pengangkutan Sampah

dalam Mengantisipasi Pemindahan Lokasi TPA” memiliki batasan studi untuk

menghindari melebarnya pembahasan dalam studi, selain itu batasan studi ini juga

sebagai kelemahan dari studi yang dilakukan dikarenakan oleh keterbatasan yang

dimiliki oleh peneliti. Batasan dari studi yang dimaksud yaitu :

1. Penelitian hanya dilakukan terbatas pada pengangkutan sampah dari TPS

menuju TPA.

2. Penentuan rute pengangkutan sampah terbatas pada rute internal atau rute

di dalam Kota Cimahi.

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian terdiri dari metodologi pengumpulan data serta

metodologi analisis, berikut ini metodologi penelitian dalam kajian rute

pengangkutan sampah Kota Cimahi dalam mengantisipasi pemindahan lokasi

TPA:

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Metode dalam pengumpulan data terdiri dari 2 metode yaitu dengan

metode sekunder dan metode primer, berikut ini merupakan metode pengumpulan

data yang di lakukan di dalam penelitian di wilayah studi yaitu:

A. Metode pengumpulan data sekunder yaitu dengan mendatangi instansi

terkait untuk mendapatkan data tertulis dari sistem persampahan Kota

Cimahi. Selain itu pengumpulan data sekunder juga mencakup pengumpulan

literature-literatur yang bersumber dari buku-buku terkait, studi terdahulu

dan peraturan-peraturan atau rencana spasial lainnya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

9

B. Metode pengumpulan data primer yaitu metode yang dilakukan langsung di

lokasi penelitian dengan mengamati objek secara langsung dan menelaah

fenomena yang terjadi. Pengumpulan data secara primer tersebut berupa:

Observasi lapangan yaitu mengamati kondisi wilayah penelitian serta

mengamati bagaimana pola pengangkutan sampah, jadwal

pengangkutan yang dilakukan,identifikasi terhadap moda yang

digunakan, serta identifikasi rute pengangkutan sampah eksisting.

Selain itu juga dilakukan identifikasi terhadap waktu, jarak serta

biaya yang dikeluarkan dalam setiap pengangkutan sampah dari TPS

menuju TPA yang dilakukan dengan mengikuti truk pengangkut

sampah saat melakukan pengangkutan dari TPS ke TPA.

Wawancara mengenai pola pengangkutan sampah serta peraturan-

peraturan yang digunakan dalam pengangkutan sampah kepada

pihak yang memahami tentang hal tersebut yaitu kepada pihak Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi (bagian kebersihan) dan

sopir truk pengangkut sampah yang bertugas pada daerah pelayanan

bagian tengah.

TC (Traffic Counting) yaitu menghitung volume pergerakan

kendaraan dapat dilihat dari jumlah kendaraan yang melintas di suatu

ruas jalan. Volume kendaraan ini merupakan jumlah kendaraan yang

melintas pada ruas jalan tertentu dan dalam waktu tertentu. Data

hasil TC (Traffic Counting) ini nantinya dapat menjadi pertimbangan

dan perhitungan setelah diolah menjadi data primer untuk dilakukan

analisis terhadap kondisi lalulintas sebagai pertimbangan pemilihan

rute pengangkutan sampah. Traffic Counting dilakukan pada ruas

jalan yang dilewati oleh kendaraan pengangkut sampah eksisting.

1.7.2 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian kajian rute

pengangkutan sampah yaitu menggunakan metode deskriptif kuantitatif, pada

metode kuantitatif dilakukan pada perhitungan proyeksi timbulan sampah, ritasi

pengangkutan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah serta perhitungan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

10

P = a + b (x)

jarak, waktu dan biaya operasional pengangkutan sampah. Berikut ini analisis

yang dilakukan untuk mencapai tujuan kajian rute pengangkutan sampah :

A. Analisis Proyeksi Timbulan Sampah

Untuk mendapatkan hasil analisis proyeksi timbulan sampah diperlukan

jumlah proyeksi penduduk pada tahun 2018, dalam menentukan analisis proyeksi

penduduk yang akan digunakan maka dibutuhkan suatu pengujian metoda yang

paling mewakili pola pertumbuhan penduduk di Kecamatan Cimahi Tengah.

Untuk menentukan metoda yang akan dipilih maka dibutuhkan perhitungan nilai

R Square atau sering disebut koefisien determinasi. Uji R Square itu sendiri

merupakan uji untuk mengukur kebaikan dari persamaan regresi untuk

memberikan proporsi penilaian atau persentase variasi total dalam variabel terikat

yang dijelaskan oleh variabel bebas. Semakin nilai R Square mendekati 1 maka

kecocokan model lebih baik. Pengujian nilai R Square dilakukan untuk

menentukan metode analisis proyeksi yang akan digunakan. Metode yang akan

diuji adalah metode regresi linier, lung polinomial dan geomerik (bunga

berganda).

Regresi Linier

Keterangan :

P = Jumlah Penduduk Tahun terhitung ( jiwa )

X = Tambahan tahun terhitung

a, b = Tetapan yang diperoleh dari rumus dibawah ini :

Lung Polinomial

Keterangan :

b = rata-rata tambahan jumlah penduduk tiap tahun pada masa

lampau sampai sekarang

𝑃𝑡+𝑛 𝑃𝑡 + 𝑏 𝑛

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

11

Geometrik (Bunga Berganda)

Dimana :

Keterangan:

Pn = Penduduk daerah kajian pada tahun n

P0 = Penduduk daerah kajian pada tahun dasar

n = Selisih tahun dasar ke tahun n

r = Rate jumlah penduduk daerah kajian berdasarkan data

masa lampau

Setelah diketahui proyeksi jumlah penduduk kemudian

dilakukan analisis proyeksi timbulan sampah. Pada analisis

proyeksi timbulan sampah dilakukan dengan mengikuti standart

timbulan sampah Kota Cimahi yaitu 2,49 liter/orang/hari.

Volume Timbulan Sampah

Sumber : SNI 3242:2008

Keterangan :

VT = Volume timbulan sampah (m3/hari)

∑ = Jumlah Penduduk (jiwa)

∑ = Standart Timbulan Sampah

B. Analisis sebaran timbulan sampah pada setiap TPS di Kecamatan

Cimahi Tengah.

Dalam melakukan analisis sebaran timbulan sampah pada setiap TPS di

Kecamatan Cimahi Tengah dapat dilakukan berdasarkan proyeksi timbulan

sampah pada tahun 2018-2022 di setiap kelurahan, serta ketersediaan daerah

pelayanan TPS.

Pn = Po( 1 + r )n

𝑉𝑇 𝑝 × 𝑠

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

12

C. Analisis Ritasi Pengangkutan Sampah

Perhitungan banyaknya ritasi pengangkutan sampah yang dapat dilakukan

oleh truk pengangkutan sampah dilakukan sesuai dengan metode pengangkutan

sampah di setiap TPS yaitu dengan metode :

1. Sistem Kontainer Angkat (Hauled Container System = HCS)

Pickup (PHCS): waktu yg diperlukan untuk menuju lokasi kontainer

berikutnya setelah meletakkan kontainer kosong di lokasi sebelumnya,

waktu untuk mengambil kontainer penuh dan waktu untuk

mengembalikan kontainer kosong (Rit), dengan cara:

Dimana :

Pc = waktu mengambil kontainer penuh, j/trip

Uc = waktu utk meletakkan kontainer kosong, j/trip

dbc = waktu antara lokasi, jam/trip

Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut

kontainernya dengan rumus:

Dimana :

a = Empirical haul time constant, h/trip

b = Empirical haul time constant, h/trip

x = Jarak rata-rata, Km/trip

Nilai a dan b diperoleh dari data pengumpulan sampah secara aktual,

tergantung pada kondisi masing-masing daerah. Faktor yang mempengaruhi

antara lain peraturan lalu lintas, kondisi jalan, jam sibuk dan lain-lain.

Menghitung waktu per trip

Dimana :

h = waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut

s = waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi

h = a + b.x

PHCS = pc + uc+dbc

THCS = PHCS+h + s

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

13

PHCS = pick up time

Menghitung jumlah trip per hari

Dimana :

Nd = jumlah trip, trip/hari

H = waktu kerja perhari, jam

t1 = dari garasi ke lokasi pertama

t2 = dari lokasi terakhir ke garasi

W = faktor off route (nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional)

2. Sistem Pengakutan dengan Kontainer Tetap (Stationary Container

System=SCS)

Pickup (Pscs): waktu yg diperlukan utk memuat sampah dari

lokasi pertama sampai lokasi terakhir

Dimana :

Ct = Jumlah kontianer dikosongkan pertrip, kon/trip

uc = Waktu rata-rata utk mengosongkan kontainer, jam/kon

np = Jumlah kontainer dikosongkan pertrip, lok/trip

dbc = Waktu antar lokasi, jam/lok

Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju TPS/TPA dari

lokasi pengumpulan terakhir.

Dimana :

a = Empirical haul time constant, h/trip

b = Empirical haul time constant, h/trip

x = Jarak rata-rata, mil/trip

Nilai a dan b diperoleh dari data pengumpulan sampah secara actual,

tergantung pada kondisi masing-masing daerah.Faktor yang

mempengaruhi antara lain peraturan lalu lintas, kondisi jalan, jam sibuk dan

lain-lain.

h = a + b.x

Pscs = Ct(uc) + (np - 1)(dbc)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

14

Menghitung jumlah kontainer yang dapat dikosongkan

Dimana:

v = Vol alat angkut m3/trip

r = Rasio pemadatan

c = Volume kontainer, m3/kon

f = Faktor utilitas berat kontainer

Menghitung waktu per trip

Dimana :

h = Waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut

s = Waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi

Pscs = Pick up time

Jumlah trip/hari

Dimana :

v = Vol alat angkut m3/trip

r = Rasio pemadatam

Vd = Jumlah sampah perhari (m3/hari)

Waktu kerja/hari

Dimana :

Nd = Jumlah trip, trip/hari

H = Waktu kerja perhari, jam

t1 = Dari garasi ke lokasi pertama

t2 = Dari lokasi terakhir kr garasi

W = Faktor off route (nonproduktif pada seluruh kegiatan

operasional)

Ct = vr/cf

Tscs — Pscs + h + s

Nd = Vd/v.r

H = [(t1+t2) + Nd (Tscs)]/(1 - W)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

15

D. Analisis Kebutuhan Truk Pengangkutan Sampah

Kebutuhan truk pengangkutan sampah dihitung berdasarkan timbulan

sampah yang dapat dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi,

menentukan jenis kendaraan (kapasitas tiap kendaraan pengangkut sampah pada

Permen PU No.03 Tahun 2013 ) serta jumlah ritasi pada setiap kendaraan.

E. Pemilihan rute pengangkutan sampah menuju TPA Legok Nangka

Analisis pemilihan rute pengangktan sampah dilakukan dengan

memperhatikan peraturan lalulintas, tipe alat angkut,geometrik jalan, serta kondisi

lalu lintas yang dilewati pada rute pengangkutan sampah, serta analisis alternatif

rute pengangkutan sampah dilihat dari variabel penentuan rute berupa jarak,

waktu tempuh, dan biaya operasional pengangkutan sampah untuk menentukan

rute terpilih yang paling efektif dan efisien (Enri Damanhuri & Tri Padmi, dan

Permen PU N0 3 Tahun 2013)

F. Analisis Perbandingan Kondisi Eksisting Pengangkutan Sampah dengan

Rencana Pengangkutan Sampah ke TPPAS Legok Nangka

Analisis dampak pemindahan lokasi TPA dilakukan secara deskriptif yaitu

dengan analisis perbandingan timbulan sampah yang dapat terangkut, analisis

jarak, waktu dan biaya operasional, kebutuhan armada pengangkut sampah dan

ritasi pengangkutan sampah. Berdasarkan hasil analisis dan kondisi eksisting.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

16

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Tinjauan Kebijakan :

1. Undang-Undang No.26 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang

2. RTRW Kota Cimahi Tahun 2012-2032

3. Permen PU No. 3 Tahun 2013 Tentang

Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana

Persampahan Dalam Penanganan

Sampah Rumah Tangga dan Sampah

Sejennis Rumah Tangga

Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk serta meningkatnya

aktivitas perkotaan menyebabkan

meningkatnya timbulan sampah

Dipindahkannya TPA yang melayani Kota

Cimahi pada tahun 2018

Rumusan Masalah

Kemacetan pada rute

pengangkutan sampah

Meningkatnya beban

pengelolaan sampah di Kota

Cimahi sebesar 5 kali lipat

akibat pemindahan lokasi

TPA.

Tujuan Penelitian

Memberikan alternatif rute pengangkutan sampah secara efektif dan efisiedari TPS menuju TPPAS Legok Nangka,

serta mengetahui dampak pemindahan lokasi TPA dari TPPAS Sari Mukti ke TPPAS Sampah Regional Legok Nangka terhadap

pola pengangkutan sampah.

Sasaran Penelitian

a) Teridentifikasinya pola pengangkutan sampah pada kondisi eksisting di Kecamatan Cimahi Tengah

b) Teridentifikasinya waktu, jarak, biaya operasional yang di gunakan dalam proses pengangkutan sampah dari lokasi

TPS di Kecamatan Cimahi Tengah menuju TPA Sari Mukti.

c) Teridentifikasinya pola pengangkutan sampah dari TPS menuju TPPAS Regional Legok Nangka.

d) Teridentifikasinya rute pengangkutan sampah dari lokasi TPS di Kecamatan Cimahi Tengah menuju TPPAS Regional

Legok Nangka

e) Teridentifikasinya waktu, jarak, biaya operasional yang di gunakan dalam proses pengangkutan sampah dari TPS di

Kecamatan Cimahi Tengah menuju TPPAS Regional Legok Nangka.

INPUT

PROSES /

ANALISIS

OUTPUT

Identifikasi Pola

Pengangkutan Sampah

Eksisting

Identifikasi rute pengangkutan

sampah dari TPS di Kecamatan

Cimahi Tengah ke TPPAS

Sarimukti

Analisis Proyeksi Timbulan Sampah

Analisis Sebaran Timbulan Sampah

Analisis Ritasi Pengangkutan Sampah

Analisis Kebutuhan Armada Pengangkut Sampah

Analisis Pemilihan Rute Pengangkutan Sampah

Pengumpulan Data

Pola Pengangkutan Sampah eksisting

Ritasi Pengangkutan sampah eksisting

Timbulan Sampah Eksisting

Ketersediaan truk pengangkutan sampah

Rute pengangkutan sampah dari TPS ke

TPPAS Sarimukti

Rute pengangkutan sampah dari

TPS ke TPPAS Sarimukti

Jarak TPPAS Sarimukti dari TPS

Waktu tempuh

Harga Bahan Bakar

Konsumsi bahan bakar

Proyeksi jumlah penduduk

tahun 2018

Jarak lokasi TPA Legok Nagka

dari TPS

Kondisi lalu lintas

Hasil identifikasi waktu perjalanan, jarak tempuh dan

biaya operasional yang dikeluarkan dari TPS Kecamatan

Cimahi Tengah menuju TPPAS Sari Mukti serta pola

pengangkutan sampah eksisiting.

Hasil perhitungan waktu perjalanan, jarak tempuh dan

biaya operasional yang dikeluarkan dari TPS Kecamatan

Cimahi Tengah menuju TPPAS Regional Legok Nangka

serta pola pengangkutan sampah pada tahun rencana

OUT COME Alternatif Rute Pengangkutan Sampahdari TPS di Kecamatan Cimahi

Tengah ke TPPAS Regional Legok Nangka

Dampak terhadap pemindahan lokasi TPA dilihat berdasarkan pola

pengangkutan sampah dan jarak waktu serta biaya operasional

Data Sekunder dan

Data Primer

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - repo unpasrepository.unpas.ac.id/15413/2/01. BAB I.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2 kemacetan pada jam sibuk disaat aktifitas

17

1.8 Sistematika Pembahasan

Pembahasan studi ini terdiri atas lima bab dengan sistematika pembahasan

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bagian awal penulisan yang berisikan latar belakang,

perumusan masalah, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup penelitian,

metoda penelitian dan sistimatika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat keterangan mengenai dasar-dasar teori atau tinjauan

pustaka serta kajian studi terdahulu yang berhubungan dengan topik

penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menjabarkan mengenai gambaran umum kebijakan berupa RTRW

Kota Cimahi, Master Plan Persampahan serta rencana spasial lainnya,

sistem pengangkutan sampah Kota Cimahi, gambaran transportasi Kota

Cimahi.

BAB IV HASIL ANALISIS ANALISIS RUTE PENGANGKUTAN

SAMPAH DALAM MENGANTISIPASI PEMINDAHAN LOKASI TPA

Bab ini berisikan hasil analisis serta hal-hal yang terkait dengan kegian

penelitian rute pengangkutan sampah yang diperoleh dari data sekunder

dan data primer

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini penulis mencoba memberikan penjelasan dan kesimpulan

serta rekomendasi berdasarkan hasil analisis, serta kelemahan dalam

penelitian kajian rute pengangkutan sampah Kota Cimahi.