296
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pedoman trading di pasar modal banyak yang menganjurkan investor individu untuk melakukan “cut loss and let your profit run(Kaustia, 2010). Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian saham (capital loss) lebih dalam, dengan cara menggantikannya dengan saham yang memiliki prospek keuntungan, atau bila saham ini memiliki prospek jangka panjang yang bagus, maka dianjurkan untuk membeli saham yang sama pada saat harga paling murah. Namun demikian banyak investor yang sulit untuk mengikuti saran ini. Pada dasarnya investor lebih menyukai realisasi keuntungan daripada realisasi kerugian, sehingga saran yang diberikan tidak dilakukan. Perilaku investor yang menahan saham rugi (losser) sangat lama dan melepaskan saham untung (winner) sangat cepat dapat terlihat pada perdagangan di Pasar Modal Indonesia (PT Bursa Efek Indonesia). Pada tahun 2008 terjadi krisis global, pasar modal Indonesia mengalami penurunan indeks diberbagai sektor. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1.355,405 (-50,64%), transaksi jual investor domestik sebesar 11.876.000 (7,20%) lebih kecil dari transaksi belinya sebesar 12.119.000 (10,29%). Perilaku yang berbeda terlihat pada saat pasar modal Indonesia mengalami kenaikan pada tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2009, IHSG mengalami kenaikan sebesar 2.534,36 (86,98%), transaksi jual investor domestik sebesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

  • Upload
    lamtu

  • View
    230

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pedoman trading di pasar modal banyak yang menganjurkan investor

individu untuk melakukan “cut loss and let your profit run” (Kaustia, 2010). Hal

ini dilakukan untuk menghindari kerugian saham (capital loss) lebih dalam,

dengan cara menggantikannya dengan saham yang memiliki prospek keuntungan,

atau bila saham ini memiliki prospek jangka panjang yang bagus, maka

dianjurkan untuk membeli saham yang sama pada saat harga paling murah.

Namun demikian banyak investor yang sulit untuk mengikuti saran ini. Pada

dasarnya investor lebih menyukai realisasi keuntungan daripada realisasi

kerugian, sehingga saran yang diberikan tidak dilakukan.

Perilaku investor yang menahan saham rugi (losser) sangat lama dan

melepaskan saham untung (winner) sangat cepat dapat terlihat pada perdagangan

di Pasar Modal Indonesia (PT Bursa Efek Indonesia). Pada tahun 2008 terjadi

krisis global, pasar modal Indonesia mengalami penurunan indeks diberbagai

sektor. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar

1.355,405 (-50,64%), transaksi jual investor domestik sebesar 11.876.000 (7,20%)

lebih kecil dari transaksi belinya sebesar 12.119.000 (10,29%).

Perilaku yang berbeda terlihat pada saat pasar modal Indonesia mengalami

kenaikan pada tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2009, IHSG mengalami

kenaikan sebesar 2.534,36 (86,98%), transaksi jual investor domestik sebesar

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

2

19.127.000 (61,06%) lebih besar dari transaksi belinya sebesar 19.125.000

(57,81%). Pada tahun 2010, IHSG juga masih mengalami kenaikan sebesar

3.703,51 (46,13%), transaksi jual investor domestik sebesar 23.058.000 (20,55%)

lebih besar dari transaksi beli sebesar 22.887.000 (19,67%) (IDX Fact Book,

2012). Peristiwa ini memperlihatkan adanya Efek Disposisi di investor domestik.

Perilaku investor ini telah diamati oleh peneliti-peneliti terdahulu, hasil

temuan mereka lebih menekankan pengaruh psikologi, ekonomi, dan sosial

lingkungan terhadap keputusan yang dihasilkan. Temuan awal, dimulai dengan

ditemukannya Teori Prospek oleh Kahneman dan Tversky (1979), kemudian

dikembangkan oleh Shefrin dan Statman (1985) menghasilkan perilaku Efek

Disposisi. Efek Disposisi adalah efek yang memperlihatkan kecenderungan

perilaku investor untuk menjual sahamnya dengan cepat pada saat mengalami

keuntungan, sebaliknya bila mengalami kerugian pada saham, investor akan

menahan saham tersebut.

Penelitian Shefrin dan Statman (1985) kemudian dikembangkan oleh

Odean (1998). Studi Odean (1998) menghasilkan rumusan tentang Efek Disposisi

yang sering digunakan oleh para penelitian lainnya tentang Efek Disposisi. Efek

Disposisi ini semakin berkembang dan menarik untuk diteliti. Baker dan

Nofsinger (2002), Jordan dan Diltz (2004), Dhar dan Zhu (2006), Frazzin (2006),

Fogel dan Berry (2006) menambahkan faktor-faktor psikologi, frekuensi dan hari

trading, karakteristik pokok investor yang mempengaruhi Efek Disposisi dengan

berbagai metode, dari metode deskriptif, survei, dan eksperimen, dimana

semuanya itu memperkuat atau memperlemah Efek Disposisi ini.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

3

Kahneman dan Tversky (1979) dalam studinya menghasilkan Teori

Prospek. Teori Prospek menghasilkan dua fungsi, yaitu fungsi nilai dan fungsi

bobot. Fungsi nilai terbagi atas nilai keuntungan (gains) dan kerugian (losses),

sedangkan fungsi bobot merupakan probabilitas bobot keputusan (weight

decision). Fungsi nilai secara normal berbentuk cembung (concave) untuk

keuntungan (gains), sedangkan cekung (convex) untuk kerugian (losses). Secara

umum bentuk nilai lebih curam untuk kerugian dari pada keuntungan. Bentuk ini

dikarenakan responden lebih menyukai realisasi keuntungan dari pada kerugian.

Shefrin dan Statman (1985) mengembangkan Teori Prospek untuk Efek

Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss,

yaitu efek untuk menjual saham yang untung (winner) terlalu cepat dan

memegang saham yang rugi (losser) terlalu lama. Studi Shefrin dan Statman

(1985) tersebut menunjukkan adanya jiwa untuk menghitung (mental accounting),

menghindari adanya sikap penyesalan (regret aversion), pengendalian diri (self-

control), dan pertimbangan pajak (tax-consideration). Hasil studi tersebut

menyarankan tidak digunakannya tax-consideration, karena tidak dapat

menjelaskan pola realisasi loss dan gain. Hasil berikutnya, ada pengaruh para

investor untuk menghindari rasa penyesalan dan mencari rasa kebanggaan

terhadap pembuat keputusan investasi di pasar modal. Namun demikian terkait

dengan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Efek Disposisi masih perlu

untuk dibuktikan.

Pengujian Efek Disposisi oleh Odean (1998) menghasilkan formula yang

dapat digunakan oleh penelitian-penelitian Efek Disposisi selanjutnya. Formula

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

4

tersebut menguji Efek Disposisi kepada para investor yang memegang investasi

saham rugi (loss) terlalu lama dan menjual investasi saham yang untung (winning)

terlalu cepat. Realisasi saham yang untung (winner) lebih memiliki preferensi

yang kuat daripada saham yang rugi (loss). Perilaku investor ini tidak muncul

sebagai motivasi untuk menyeimbangkan portofolio atau untuk menghindari biaya

trading yang tinggi dari harga-harga saham yang rendah. Tidak juga untuk

justifikasi kinerja portofolio berikutnya. Berbeda dengan hasil temuan Shefrin dan

Statman (1985) yaitu motivasi investor untuk pertimbangan pajak pada waktu

menjual merupakan bukti yang kuat di bulan Desember. Pada bulan Desember

investor individu memiliki preferensi signifikan untuk menjual saham-saham

yang rugi (losser) karena berlakunya pajak. Proportion Gain Realization (PGR)/

Proportion Loss Realization (PLR) pada akhir tahun mengalami penurunan.

Artinya, investor melakukan realisasi kerugian pada tingkat yang tinggi

dibanding realisasi keuntungan di bulan Desember. Formula Odean (1998)

tentang Efek Diposisi (ED) adalah selisih PGR dengan PLR, bila ED

menghasilkan nilai positif, maka investor individu lebih menyukai realisasi

keuntungan dari pada kerugian. Disertasi ini akan menggunakan rumusan Efek

Disposisi (ED) oleh Odean (1998) untuk melihat perilaku investor individu dalam

membuat suatu keputusan.

Kaustia (2004) melakukan riset dengan mereplikasi penelitian yang

dilakukan oleh Odean (1998). Berbeda dengan Odean (1998), Kaustia menguji

Efek Disposisi dari berbagai penjelasan riset-riset terdahulu. Hasil studi Odean

(1998) mengatakan ada perbedaan Efek Disposisi di bulan Desember dengan Efek

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

5

Disposisi di bulan Januari sampai dengan bulan November. Pada bulan Desember

investor akan lebih banyak melakukan penjualan saham walaupun mengalami

kerugian, karena berkaitan dengan pajak. Namun, studi Kaustia (2004) tidak

mendapatkan perbedaan tersebut. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan

responden investor di Finlandia dengan investor di United States. Akan tetapi,

imbal hasil perdagangan intraday secara signifikan lebih besar dari pada

kelompok yang dikendalikan (beli saham, tapi tidak menjualnya pada hari itu).

Studi Kaustia (2004) juga menguji Teori Prospek dengan Efek Disposisi.

Hasil studinya mengatakan Teori Prospek tidak sama dengan Efek Disposisi.

Teori Prospek memprediksi kecondongan menjual saham dengan harga cenderung

menurun dari harga belinya. Data transaksi memperlihatkan kecondongan menjual

pada imbal hasil nol, akan tetapi rata-rata lebar range-nya konstan. Sedangkan

Efek Disposisi merupakan implikasi dari model perilaku transaksi pasar modal.

Implikasi praktek sebagai pemberi saran yang bergantung kepada tingkat

preferensi, keyakinan, dan bias psikologis.

Seorang investor dengan Teori Prospek membuat preferensinya menjadi

tidak suka akan risiko (risk averse) setelah mengalami keuntungan (gains).

Sebaliknya, preferensinya menjadi suka akan risiko (risk seeking) setelah

mengalami kerugian (losses). Perubahan persepsi risiko ini disebabkan Efek

Disposisi. Oleh karena itu, Teori Prospek memiliki peran murni terhadap

“preferensi” sebagi dasar penjelasan untuk Efek Disposisi. Efek Disposisi terjadi

disebabkan oleh respon rasional untuk informasi baru, membuat portfolio

rebalancing, dan keyakinan akan rata-rata imbal hasil. Hal ini dikarenakan motif

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

6

rasional transaksi terhadap informasi baru mengenai informasi private atau

interpretasi public terhadap nilai-nilai fundamental perusahaan emiten.

Studi Kahneman dan Tversky (1979), Shefrin dan Statman (1985), Odean

(1998), dan Kaustia (2004) berusaha menjelaskan aspek psikologis dalam

pembuatan keputusan. Menurut mereka, semua investor hanya mencari

kebanggaan dan menghindari penyesalan. Namun demikian, studi-studi tersebut

belum menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Efek Disposisi dalam

proses pembuatan keputusan.

Baker dan Nofsinger (2002) menguji Efek Disposisi dengan menggunakan

faktor-faktor psikologi dan sosial, yaitu kognisi, emosi, dan lingkungan investor.

Faktor-faktor psikologi dan sosial mempengaruhi pembuatan keputusan investor.

Studi Baker dan Nofsinger berawal dari pertanyaan: “Bagaimana investor berpikir

(faktor kognisi)? Bagaimana perasaan investor dalam berinvestasi (faktor emosi)?

dan Faktor-faktor sosial apa saja yang mempengaruhi keputusan investor?”. Hasil

studi menunjukkan faktor-faktor kognisi yang mempengaruhi bias representatif,

ganguan kognisi, bias pengenalan, mood dan optimism, tingkat keyakinan yang

lebih, bias status quo. Sedangkan faktor-faktor emosi yang mempengaruhi

keputusan berinvestasi adalah Efek Disposisi dan perubahan preferensi akan

risiko. Kemudian faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pembuatan keputusan

adalah media, sosial interaktif investasi, dan internet.

Studi Baker dan Nofsinger (2002) memberikan pertanyaan untuk

penelitian selanjutnya, yaitu: “Mengapa pada beberapa kasus, investor lebih

menyukai memegang investasi yang sudah mereka miliki (efek endowment)?

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

7

Mengapa investor tidak melakukan apa-apa (status quo bias)? Mengapa investor

terlalu banyak melakukan trading (overconfidence)? Mengapa para investor

menginginkan untuk membeli lebih pada perusahaan yang mereka kenal dengan

harga yang sudah tinggi (familiarity bias)? Mengapa investor menjual saham

winning terlalu cepat (Efek Disposisi)? Siapa yang membeli saham dan yakin

menjual saham secepatnya?”. Meskipun, studi mereka memberikan kontribusi,

namun Baker dan Nofsinger masih belum dapat membedakan tingkat risiko yang

akan dihadapi oleh setiap investor individu. Oleh karena itu, diperlukan variabel-

variabel yang mempengaruhi pasar dan personaliti untuk dapat menjawabnya. Hal

ini dapat dilakukan dengan menggabungkan metode eksperimen dan survei.

Jordan dan Diltz (2004) menguji Efek Disposisi dengan hari trading.

Studinya menemukan 65% dari sampel para trader memegang saham yang rugi

(hold loss) lebih lama dari pada saham yang mengalami keuntungan (profit).

Bukti dari sampel hari trading yang memaparkan Efek Disposisi, menunjukkan

ada hubungan negatif antara trading dengan mendapatkan keuntungan (trader

profit) dengan waktu memegang saham (holding time). 62% sampel yang

memegang sangat lama untuk saham-saham yang rugi. Sementara, 38%

memegang saham-saham yang untung sangat lama. Studi mereka membandingkan

trader individual dengan peer groupnya, hasilnya mendukung adanya Efek

Disposisi. Namun demikian studi mereka belum melihat karakteristik investor

individu lebih dalam.

Dhar dan Zhu (2006) melakukan penelitian tentang Efek Disposisi dengan

karakteristik pokok investor. Karakteristik pokok investor yang diteliti adalah

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

8

pendapatan dan status pekerjaan. Hasil studi mereka mengatakan individu yang

kaya atau pendapatannya tinggi dan individu yang memiliki pekerjaan profesional

menunjukkan Efek Disposisi yang rendah. Hasil ini konsisten dengan eksperimen

ekonomi. Disamping itu hasil studi mereka juga mengatakan, semakin tinggi

frekuensi trading semakin kecil Efek Disposisinya. Dua puluh persen

menunjukkan frekuensi trading tinggi cenderung melakukan realisasi kerugian

daripada keuntungan. Namun demikian, karakteristik investor individu akan lebih

lengkap jika ditambahkan variabel gender dan personaliti agar dapat melihat lebih

dalam lagi faktor yang memperlemah Efek Disposisi.

Feng dan Seasholes (2005) menemukan Efek Disposisi pada para investor

Cina. Efek Disposisi secara signifikan lemah untuk para investor yang

menggunakan banyak media untuk transaksi saham (internet, telepon, atau mobile

phone), kemudian investor yang memulai karir trading-nya dengan membeli lebih

dari satu saham, investor muda, dan investor laki-laki.

Costa, et al. (2008) melakukan replikasi dari penelitian Weber dan

Camerer (1998) tentang Efek Disposisi dengan menggunakan metode eksperimen

dengan ditambah variabel gender. Secara umum gender dilibatkan dalam tidakan

pengambilan risiko (Byrnes et al., 1999). Eksperimen Efek Disposisi oleh Weber

dan Camerer (1998) mengatakan untuk menilai keuntungan saham (gains) dan

kerugian saham (losses) relatif pada titik awal harga beli. Hasil studi mereka

menunjukkan investor yang tidak menyukai risiko cenderung untung (gains), dan

investor menyukai risiko cenderung rugi (losses). Kemudian dengan

mempertimbangkan gender, hasil studi mengatakan bahwa investor perempuan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

9

lebih dapat mengingat harga sebelumnya dibanding investor laki-laki, sehingga

otak laki-laki dan perempuan membuat perubahan Efek Disposisi yang signifikan.

Enam satu persen perempuan membeli setelah saham-saham bergerak naik,

berpikir kenaikan itu akan tetap naik di masa depan (positif autokorelasi). Tiga

puluh empat persen laki-laki memperlihatkan perilaku yang konsisten dengan

mean–reversion (negatif autokorelasi). Eksperimen pada studi mereka

memperlihatkan para perempuan tidak memegang saham-saham yang losses dan

menjual saham-saham yang winner seperti perubahan reference point dari harga

jual kepada harga sebelumnya. Namun demikian, karakteristik individu dan

gender masih belum optimal bila tidak diikuti oleh keadaan pasar serta informasi-

informasi yang mempengaruhi Efek Disposisi investor individu.

Lipe (1998) menggunakan informasi akuntansi dan informasi pasar dalam

penilaian risiko dan membuat keputusan berinvestasi. Studi eksperimen yang

dilakukannya menguji pertimbangan risiko dan keputusan investor indiividu untuk

berinvestasi yang dipengaruhi variabel-variabel (varian imbal hasil dan

covariance imbal hasil dengan imbal hasil pasar) dan pengukuran risiko

akuntansi. Data akuntansi yang digunakan dalam studinya, berupa rasio lancar,

rasio hutang, dan rasio profitabilitas selama lima tahun terakhir, demikian juga

data pasar yang berupa indeks pasar selama lima tahun terakhir. Hasil studinya

mengatakan variance, covariance, ekspektasi imbal hasil berpengaruh terhadap

keputusan investasi dan penilaian risiko.

Goetzmann dan Massa (2008) menguji hubungan antara aksi investor

individu dan dinamika harga aset. Studi mereka fokus pada heuristik perilaku

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

10

investor individu dan Efek Disposisi. Mereka menemukan Efek Disposisi yang

besar terjadi pada saat investor melakukan transaksi cenderung mengurangi harga

sahamnya dikarenakan adanya kejutan-kejutan fundamental perusahaan. Implikasi

studi mereka secara umum melemahkan reaksi pasar, yaitu bila Efek Disposisi

meningkat maka imbal hasil dan volatilitasnya akan turun. Dengan kata lain ada

korelasi negatif antara Efek Disposisi dengan imbal hasil saham, volatiliti, dan

volume trading.

Frazzin (2006) menguji Efek Disposisi kepada para investor yang

memegang saham rugi (loss) dan melalukan realisasi pada saham yang untung

(gain) dengan memasukkan reaksi pasar (underreaction) kerena adanya berita aksi

perusahaan seperti pengumuman laba. Berita positif (good news) secara umum

akan membuat harga terapresiasi, sebaliknya berita negative (bad news) secara

umum akan membuat harga terdepresiasi. Efek Disposisi terjadi investor enggan

melakukan realisasi rugi (loss) dengan demikian menghasilkan underreaction

karena berita-berita negatif. Adanya Efek Disposisi, karena underreaction dan

berita-berita baik maupun buruk.

Fogel dan Berry (2006) melakukan survei dan eksperimen untuk melihat

Efek Disposisi yang tidak konsisten terhadap pajak bagi investor individu yang

mengalami kerugian. Metode eksperimen pertama untuk menjawab tingkat

kepuasan akan mendapatkan keuntungan. Sedangkan eksperimen kedua untuk

menjawab tingkat kepuasan akan lebih ekstrim untuk subjek yang tidak

mengunakan broker advice. Hasil studi mereka mengatakan tidak ada Efek

Disposisi bila tidak dilakukan batasan (constrain), yaitu kasus 1 dan 3. Pada

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

11

kasus 1 dan 3, rata-rata subjeknya tidak signifikan berbeda antara memegang aset

yang mengalami keuntungan dan aset yang mengalami kerugian. Artinya, jumlah

aset yang mengalami keuntungan dan aset yang mengalami kerugian yang

dipegang subjek sama besarnya. Sedangkan pada kasus 2, proporsi realisasi loss

(PLR) lebih kecil dari proporsi realisasi gain (PGR), hal ini mengidikasikan

adanya Efek Disposisi. Hal ini mengidikasikan para subjek cenderung menjual

bila aset mendapatkan profit, daripada aset yang mengalami loss. Implikasi yang

menarik dalam studi mereka, pengaruh kondisi pasar pada perilaku subjek.

Kondisi pasar pada studi mereka adalah perilaku momentum pasar dan informasi

emiten.

Chui (2001) menguji kecenderungan transaksi menjual saham-saham yang

mengalami keuntungan (winning) terlalu cepat dan memegang saham-saham yang

mengalami kerugian (loss) terlalu lama melakukan eksperimen di Macau. Ada

aspek-aspek yang berbeda, yaitu Efek Disposisi yang berasal dari data agregat,

dan data individual dapat lebih jauh dikonfirmasi melalui eksperimental di Macau.

Subjek dalam studi ini masih memiliki kinerja saham yang buruk di dalam

portofolio, namun tetap dipertahankan. Hal ini memerlukan identifikasi personaliti

subjek yang perlu diekplorasi. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa locus of

control masih belum menjadi bagian dari yang mempengaruhi Efek Disposisi.

Shu Li dan Chang-Jiang Liu (2008) menguji risiko dengan tipe personaliti.

Sensing membuat perferensi cepat, nyata, secara praktek nyata dengan

pengalaman sehari-hari dimana investor berada. Intuitor lebih ke arah kemungkian

yang akan terjadi, hubungan, dan arti dari pengalaman serta melihat masa yang

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

12

akan datang. Judger lebih suka mengarah kepada kepastian, perencenaan, cara

mengorder dan tujuan regulasi serta mengendalikan kejadian. Perceiver lebih suka

hidup secara spontan, fleksibel, dan tujuannya mengerti akan kehidupan serta

beradaptasi. Baik personaliti SN maupun JP tidak ada kekonsistenan dalam

membuat keputusan investasi pada ekspektasi yang rasional.

Lovric, et al. (2008) menguji model diskriptif perilaku investor individu

terhadap keputusan investasi terlihat sebagai prosses interaksi antara investor

dengan lingkungan investasinya. Goldberg dan Nitzsch (2001) menggambarkan

pengalaman pribadi seorang trader (partisipan pasar) yang melalui berbagai

keadaan emosional selama siklus profit-dan-loss. Perasaan harapan dan ketakutan,

tergantung pada keberhasilan atau kegagalan di pasar, dapat diubah ke keadaan

perasaan senang atau panik. Bila investor mengalami rasa senang, maka tahapan-

tahapan perasaan akan diawali dengan hope (harapan), kemudian berubah menjadi

pleasure (kesenangan), diikuti dengan elation (kegirangan) atau exuberance

(kegembiraan yang besar sekali), diakhiri dengan euphoria (perasaan senang).

Sedangkan perasaan investor bila tidak merasa senang, maka tahapan-tahapan

perasaan yang diawali dengan fear (ketakutan), kemudian anxienty (keresahan),

kemudian berubah menjadi desperation (keputusasaan), diakhiri dengan perasaan

panic (panik) atau reacklessness (kesembronoan).

Pada studi mereka terdapat model kognisi investor yang didasarkan pada

dua dimensi kerangka fungsi syaraf, seperti yang diusulkan oleh Camerer et al.

(2005), yang membedakan antara affektif dan kognisi, dan antara proses dikontrol

dan otomatis. Model ini dapat digunakan sebagai alat untuk menghasilkan atau

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

13

menguji berbagai hipotesis perilaku. Studi mereka menyajikan model deskriptif

perilaku investor individu dimana keputusan investasi dipandang sebagai suatu

proses berulang-ulang interaksi antara investor dan iklim investasi. Proses

investasi ini didorong oleh dua proses mental (kognisi dan afektif), dan interaksi

antara sistem-sistem ini memberikan kontribusi untuk perilaku rasional yang

memanifestasikan dirinya melalui berbagai heuristik dan bias. Dalam tradisi

pemodelan ilmu kognisi dan kecerdasan buatan, investor dipandang sebagai

belajar, beradaptasi, dan berkembang mempersepsi lingkungan, memproses

informasi, serta bertindak merubah internalnya. Akhirnya, studi mereka

menjadikan perilaku investor individu untuk dipengaruhi oleh interaksi sosial.

Yeong-Jia Goo, et al (2010) menguji Efek Disposisi dan identifikasi

atribut-atribut yang potensial untuk para investor individu di Taiwan. Studi

mereka, mengidentifikasi hubungan antara perilaku investasi dan Efek Disposisi.

Hasilnya menunjukkan beberapa temuan yang menarik, yaitu dua puluh enam

persen investor individu di Taiwan melaporkan gain (keuntungan) pada saat pasar

sedang bullish. Status gain (keuntungan) atau loss (kerugian) berkaitan dengan

Efek Disposisi. Efek Disposisi akan sangat kuat pada kelompok losser. Ada tiga

elemen utama Efek Disposisi, yaitu dinamakan avoiding regret (menolak

penyesalan), maximizing profit, (meningkatkan keuntungan) dan seeking pride

(mencari kebanggaan), dimana ini semua berkorelasi kuat satu sama lain dan

observasi ini merupakan konsep dari Efek Disposisi. Secara keseluruhan studi

mereka, mempengaruhi perilaku trading investor individu. Temuan ini sangat

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

14

membantu desain strategi trading yang lebih baik untuk meningkatkan imbal hasil

secara maksimum.

Proses pengambilan keputusan dalam trading dilakukan berdasarkan

informasi akuntansi dan pasar modal yang diperoleh kemudian disimpan dalam

pikiran, dan selanjutnya dikeluarkan kembali. Berdasarkan hasil penelitian-

penelitian terdahulu ditemukan bahwa aspek kognisi (tingkat risiko dan tingkat

keyakinan), informasi akuntansi, gender, dan personaliti merupakan variabel

penting untuk melakukan proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu,

disertasi ini akan melihat Efek Disposisi dan kognisi investor individu dalam

pembuatan keputusan investasi di Pasar Modal Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Pasar Modal Indonesia memiliki perilaku yang berbeda antara investor

asing dengan investor domestik. Perbedaan terlihat dari data tahunan frekuensi

beli dan jual maupun value beli dan jual. Pada data frekuensi, investor asing lebih

menyukai hold (memegang) dalam jangka panjang, daripada investor domestik.

Namun pada saat terjadi krisis di Eropa dan Amerika, fenomena ini terbalik.

Data value 2008 s.d. 2010 menunjukkan investor domestik lebih menyukai

realisasi keuntungan pada saat pasar sedang bullish dibanding investor asing.

Transaksi investor asing sangat fluktuatif karena pada saat pasar bearish pun

mereka melakukan transaksi jual. Meskipun data-data sekunder ini merupakan

data-data yang memperkuat dan memperlemah adanya Efek Disposisi, tetapi

belum dapat melihat pengaruh secara langsung pada investor individu. Perilaku

investor individu domestik lebih cepat melepaskan saham winner daripada saham

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

15

losser, maka penelitian ini difokuskan pada perilaku investor individu domestik.

Disamping itu ada hasil penelitian pengaruh Efek Disposisi yang lemah

pengaruhnya terhadap keputusan berinvestasi, dikarenakan media bertransaksi

lebih dari satu (internet dan telepon), serta awalnya menjadi investor membeli

lebih dari satu saham, termasuk investor muda, dan investor laki-laki (Feng dan

Seasholes, 2005).

Perilaku investor individu cenderung tetap memegang portofolio saham

losser. Padahal mereka bisa saja melakukan cut loss agar tidak terlalu dalam

mengalami kerugian. Penelitian Dhar dan Zhu (2006) mengatakan ada dua puluh

persen perilaku investor individu yang melakukan realisasi kerugian daripada

realisasi keuntungan, terutama pada investor yang melakukan banyak frekuensi

trading.

Preferensi investor berdasarkan Teori Prospek akan memiliki sikap risk

averse (tidak suka akan risiko) setelah pengalaman mendapatkan keuntungan,

sebaliknya investor akan memiliki sikap risk seeking (mencari risiko) setelah

mendapatkan pengalaman mendapatkan kerugian (Shefrin dan Statman, 1985).

Hal ini berarti, para investor akan lebih menyukai memegang saham losser sangat

lama, dikarenakan ada kemauan untuk lebih toleransi terhadap risiko.

Investor individu terkadang juga melakukan banyak transaksi jual dan beli

saham untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek. Model

overconfidence banyak diperoleh dari memprediksi tingginya volume trading di

pasar saham. Tingkat kepercayaan tinggi ketika para investor memiliki tingkat

volume trading yang tinggi. Penelitian DeBondt dan Thaler (1985), mengatakan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

16

tingginya volume trading di pasar modal dikarenakan reaksi yang berlebihan

terhadap informasi baru, sehingga menimbulkan momentum yang baru. Penelitian

Chuang dan Lee (2004) mengatakan informasi private akan lebih berpengaruh

terhadap tingkat kepercayaan investor individu dibanding informasi pasar.

Penelitian Inaishi, et al. (2010) mengatakan ada hubungan tingkat kepercayaan

dengan trend indeks saham, sebagai indikator pasar saham sedang bullish atau

bearish.

Disertasi ini menggunakan informasi akuntansi dan pasar, seperti yang

dilakukan oleh penelitian terdahulu Lipe (1998) dan Frazzin (2006). Hal ini

dilakukan karena informasi akuntansi yang sering dilihat oleh investor individu

terkadang berbeda pada saat pasar memberikan tanda bullish dan bearish. Bukti

dari literatur psikologi mengatakan bahwa investor individu sering gagal untuk

menggunakan informasi akuntansi dan pasar yang telah tersedia dipasar ketika

mereka melakukan keputusan untuk berinvesatsi saham (Teoh dan Lim, 2010).

Hal ini dikarenakan keterbatasan kognisi investor individu akan menyerap

informasi dan mengelolahnya untuk menjadi keputusan yang optimal.

Tingkat risiko dan tingkat kepercayaan mengungkapkan sebagian aspek

kognisi yang dimiliki oleh investor individu (Lovric, et al., 2008). Informasi

akuntansi yang menjadi laporan keuangan emiten wajib dibaca oleh investor

untuk mendapatkan saham dengan kinerja yang baik. Namun demikian, banyak

juga investor yang menggunakan rule of thumb terhadap ringkasan laporan

keuangan dalam berinvestasi hasilnya terkadang tepat dan terkadang tidak tepat,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

17

karena terkadang terjadi bias keputusan berinvestasi dalam melakukan transaksi di

pasar modal.

Atas dasar argumentasi di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk

menjawab pertanyaan umum yaitu apakah terdapat pengaruh utama Efek

Disposisi, Aspek Kognisi, dan Informasi Akuntansi terhadap perilaku investor

individu dalam pembuatan keputusan investasi saham? Sedangkan pertanyaan-

pertanyaan khusus penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh utama Efek Disposisi dengan Proportion Gain Realized

(PGR) lebih besar daripada Proportion Loss Realized (PLR) untuk perilaku

investor individu dengan perlakuan informasi akuntansi terhadap keputusan

investasi di pasar modal?

2. Apakah ada pengaruh utama Efek Disposisi dan frekuensi trading investor

individu dengan perlakuan informasi akuntansi terhadap keputusan investasi

di pasar modal?

3. Apakah ada pengaruh utama aspek kognisi sikap risiko (risk averse atau risk

taker) investor individu dengan perlakuan informasi akuntansi terhadap

keputusan investasi di pasar modal?

4. Apakah ada pengaruh utama aspek kognisi sikap risiko (risk averse atau risk

taker) dan frekuensi trading investor individu dengan perlakuan informasi

akuntansi terhadap keputusan investasi di pasar modal?

5. Apakah ada pengaruh utama aspek kognisi tingkat keyakinan

(underconfidence atau overconfidence) investor individu dengan perlakuan

informasi akuntansi terhadap keputusan investasi di pasar modal?

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

18

6. Apakah ada pengaruh utama aspek kognisi tingkat keyakinan

(underconfidence atau overconfidence) dan frekuensi trading investor individu

dengan perlakuan informasi akuntansi terhadap keputusan investasi di pasar

modal?

7. Apakah ada pengaruh utama interaksi Efek Disposisi dan aspek kognisi

dengan perlakuan informasi akuntansi terhadap membuat keputusan investasi

di pasar modal?

8. Apakah ada pengaruh utama interaksi Efek Disposisi dan aspek kognisi

dengan karakteristik investor individu berdasarkan gender (dengan proksi laki-

laki dan perempuan) terhadap keputusan investasi di pasar modal?

9. Apakah ada pengaruh utama interaksi Efek Disposisi dan aspek kognisi

dengan karakteristik investor individu berdasarkan personaliti (MBTI)

terhadap keputusan investasi di pasar modal?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.2.1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh

perilaku investor individu terhadap pembuatan keputusan investasi pasar modal.

Secara khusus, tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

1. Menginvestigasi pengaruh Efek Disposisi dengan Proportion Gain Realized

(PGR) lebih besar daripada Proportion Loss Realized (PLR) dengan

perlakuan informasi akuntansi terhadap keputusan investasi di pasar modal.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

19

Hal ini memberikan keyakinan akan perilaku investor yang cepat menjual

pada saat saham winner, dan lambat menjual pada saat saham losser.

2. Menginvestigasi pengaruh Efek Disposisi dan frekuensi trading dengan

perlakuan informasi akuntansi terhadap keputusan investasi di pasar modal.

Hal ini memberikan keyakinan akan Efek Disposisi pada kelompok investor

yang paling sering melakukan trading dengan yang paling jarang melakukan

trading di pasar modal.

3. Menginvestigasi pengaruh aspek kognisi sikap risiko (risk averse atau risk

taker) dengan perlakuan informasi akuntansi terhadap keputusan investasi di

pasar modal. Hal ini memberikan keyakinan akan risk averse atau risk taker

dalam membuat keputusan di pasar modal.

4. Menginvestigasi pengaruh aspek kognisi sikap risiko (risk averse atau risk

taker) dan frekuensi trading dengan perlakuan informasi akuntansi terhadap

keputusan investasi di pasar modal. Hal ini memberikan keyakinan akan risk

averse atau risk taker pada kelompok investor yang paling sering melakukan

trading dengan yang paling jarang melakukan trading di pasar modal.

5. Menginvestigasi pengaruh aspek kognisi tingkat keyakinan (underconfidence

atau overconfidence) dengan perlakuan informasi akuntansi terhadap

keputusan investasi di pasar modal. Hal ini memberikan keyakinan akan

underconfidence atau overconfidence dalam membuat keputusan di pasar

modal.

6. Menginvestigasi pengaruh aspek kognisi tingkat keyakinan (underconfidence

atau overconfidence) dan frekuensi trading dengan perlakuan informasi

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

20

akuntansi terhadap keputusan investasi di pasar modal. Hal ini memberikan

keyakinan akan underconfidence atau overconfidence pada kelompok

investor yang paling sering melakukan trading dengan yang paling jarang

melakukan trading di pasar modal.

7. Menginvestigasi pengaruh interaksi Efek Disposisi dan aspek kognisi dengan

perlakuan informasi akuntansi terhadap membuat keputusan investasi di

pasar modal. Hal ini untuk melihat informasi akuntansi berpengaruh terhadap

keputusan investasi di pasar modal.

8. Menginvestigasi pengaruh interaksi Efek Disposisi dan aspek kognisi dengan

karakteristik investor individu berdasarkan gender (dengan proksi laki-laki

dan perempuan) terhadap keputusan investasi di pasar modal. Hal ini

dimaksudkan agar dapat lebih mengetahui perbedaan tingkat risiko dan

tingkat kepercayaan laki-laki atau perempuan dalam membuat keputusan

berinvestasi di pasar modal.

9. Menginvestigasi pengaruh interaksi Efek Disposisi dan aspek kognisi dengan

karakteristik investor individu berdasarkan personaliti (MBTI) terhadap

keputusan investasi di pasar modal. Hal ini dimaksudkan agar dapat lebih

mengetahui tipe personaliti mana yang lebih dominan dalam membuat

keputusan berinvestasi di pasar modal.

1.2.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari disertasi ini dapat menjadi masukkan dalam riset akuntansi

keuangan yaitu mengembangkan penelitian perilaku investor lebih lanjut.

Disamping itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi masukkan bagi investor

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

21

individu, penasehat investor, dan komunitas investasi. Adapun manfaat ini dapat

diperinci sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, penelitian ini memberikan kontribusi pada penelitian

akuntansi keuangan melalui kognisi investor individu dengan suatu tugas

tertentu. Penelitian ini menyajikan informasi akuntansi dan pasar, yang

kemudian investor individu melakukan tugasnya untuk buy (membeli), sell

(menjual), dan hold (menahan) saham yang ditawarkan. Sehingga, kognisi

investor individu akan terlihat dari sikapnya dalam menghadapi risiko

pasar, yang kemudian berlanjut kepada kepercayaan dirinya akan

meningkat (overconfidence) atau menurun (confidence). Tidak menutup

kemungkinan pula, kognisi investor individu mendapatkan ganguan

(cognitive disonnace) karena infomasi yang diperolehnya.

2. Bagi investor individu, penelitian ini memberikan masukkan mengenai

hubungan pembuatan keputusan investasi di pasar modal dengan Efek

Disposisi (realisasi proporsi gain dan realisasi porporsi loss), aspek

kognisi (risk atitude dan overconfidence), dan informasi akuntansi (laba

akuntansi, earning per share (EPS), price earning ratio (PER), price to

book value (PBV), return on equity (ROE), dan debt to equity (DER)),

serta karakteristik investor individu (gender dan personaliti)).

3. Bagi penasehat investor, penelitian ini memberi masukkan agar penasehat

investor dapat membantu para investor individu dapat membuat keputusan

investasi yang lebih baik lagi. Dapat melihat dari karakteristik investor

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

22

individu dan informasi-informasi apa yang tepat diberikan, baik informasi

pasar atau informasi akuntansi.

4. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan mendorong adanya regulasi yang

mengatur tatacara dan mekanisme yang aman bagi investor individu tahap

pemula, serta kandungan informasi pasar dan akuntansi yang diberikan

secara on-line dapat menjadi informasi utama dalam berinvestasi.

1.3. Orisinalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang

dilakukan oleh Odean (1998), Lovric, et al. (2008), dan Frazzin (2006).

Perbedaannya terutama terletak pada model penelitian Randomized Block

Factorial Design 2x2x2 (RBF-222) within-subject dan faktor Efek Disposisi,

tingkat risiko, tingkat kepercayaan, dan informasi akuntansi yang digunakan

dalam pengambilan suatu keputusan investasi saham.

Model kognitif yang digunakan dalam penelitian ini model kognisi

investor yang dituangkan dalam quasi eksperimen. Kemudian, interaksi antara

variabel-variabel independen atau faktor Efek Disposisi, tingkat risiko, dan

tingkat kepercayaan diri investor individu serta informasi akuntansi terhadap

variabel dependen decision making (membuat keputusan) investasi di pasar

modal. Penelitian mengenai ini belum ditemukan oleh penulis, termasuk di

Indonesia. Adapun pengaruh gender dan personaliti terhadap pembuatan

keputusan investasi di pasar modal, sebagai tambahan untuk mempertajam sikap

akan risiko investor individu.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

23

Penelitian sebelumnya Odean (1998) mengembangkan model Efek

Disposisi (ED), merupakan selisih proportion gain realized (PGR) dengan

proportion loss realized (PLR), bila ED menghasilkan nilai positip, maka investor

individu lebih menyukai realisasi keuntungan dari pada kerugian. Model ini sudah

sering digunakan oleh penelitian-penelitian terdahulu, hanya saja masih banyak

faktor-faktor yang mempengaruhi ED belum dimasukkan kedalamnya dan masih

kurang dilakukan di Indonesia. Maka, disertasi ini menguji secara empiris model

teoritis Oden (1998).

Penelitian sebelumnya Lovric, et al. (2008) menguji model diskriptif

perilaku investor individu terhadap keputusan investasi terlihat sebagai prosses

interaksi antara investor dengan lingkungan investasinya. Disertasi ini selain

menguji Efek Disposisi, juga menguji aspek kognisi yang ditawarkan oleh model

diskriptif Lovric et al. (2008), diantaranya risk attitude (sikap akan risiko) dan

overconfidence (tingkat keyakinan yang lebih). Model diskriptif Lovric et al.

(2008) ini dapat digunakan sebagai alat untuk menghasilkan atau menguji

berbagai hipotesis perilaku. Hanya saja model ini belum diuji secara empiris.

Disertasi ini akan menguji secara empiris sebagian model yang di tawarkan oleh

model diskriptif Lovric et al. (2008).

Penelitian terdahulu tentang informasi akuntansi yang dilakukan oleh

Frazzin (2006) yang menguji Efek Disposisi investor individu yang memegang

saham loss (rugi) dan melalukan realisasi pada saham yang gain (untung) dengan

memasukkan underreaction (reaksi pasar) kerena berita aksi perusahaan seperti

pengumuman laba.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

24

Disertasi ini akan menambahkan informasi akuntansi yang sering dilihat

oleh para investor individu seperti earning per share (EPS), price earning ratio

(PER), price to book value (PBV), return on equity (ROE), dividen yield (DY),

dan debt to equity (DER). Sampai saat sekarang ini, penelitian yang menguji

informasi akuntansi diinteraksikan dengan Efek Disposisi dan aspek kognisi

belum penulis temukan.

Disertasi ini juga akan melihat pengaruh gender dan personaliti, seperti

penelitian terdahulu Costa, et al. (2008) dan Shu Li dan Chang-Jiang Liu (2008).

Costa, et al. (2008) menguji Efek Disposisi dengan menggunakan metode

eksperimen (Weber dan Camerer, 1998) dengan penambahan variabel gender.

Sedangkan, Shu Li dan Chang-Jiang Liu (2008) menguji risiko dengan tipe

personaliti. Akan tetapi, pengaruh gender dan personaliti terhadap pembuatan

keputusan investasi di pasar modal berinteraksi dengan Efek Disposisi, aspek

kognisi dan informasi akuntansi belum penulis temukan.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

25

BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bagian ini membahas tinjauan pustaka terhadap beberapa konsep dasar yang

digunakan dalam penelitian ini. Perilaku investor individu merupakan bagian dari

behavioral finance (perilaku keuangan), sedangkan keputusan berinvestasi di

pasar modal yang ada hanya buy (membeli), sell (menjual), dan hold (menahan)

saham. Akan tetapi, untuk mendapatkan imbal hasil yang memuaskan, investor

individu harus dapat menyerap informasi akuntansi dan pasar dengan baik.

Informasi yang diperoleh tersebut akan disimpan dan diolah dalam pikiran yang

berupa kognisi dan afektif. Akhirnya, karakteristik investor individu berupa

gender dan personaliti yang akan memperdalam aspek kognisi investor individu

dalam membuat keputusan investasi.

2.1. Behavioral Finance (Keuangan Keperilakuan)

Statman (2008) mengatakan behavioral finance (Keuangan Keperilakuan)

adalah sebuah framework yang menambah beberapa bagian pada standar

keuangan. Standar keuangan dikenal dengan teori portofolio modern yang

memiliki empat dasar blok. Blok pertama pada tahun 1961 oleh Merton Miller

dan Franco Modigliani mengungkapkan bahwa investor adalah rasional. Blok

kedua pada tahun 1965 oleh Eugene Fama mengungkapkan bahwa pasar adalah

efisiensi. Blok ketiga pada tahun 1952-1959 oleh Harry Makowitz memberikan

rumusan akan risiko dan imbal hasil portofolio dengan mean-variance, sehingga

investor harus merancang portofolio mereka sesuai dengan aturan teori portofolio.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

26

Hal ini masih dilakukan pada dunia bisnis pasar modal. Blok keempat pada tahun

1964 diperkenalkannya Capital Asset Pricing Theory (CAPM) oleh William

Sharpe. William Sharpe mengadopsi mean-variance Teori Portofolio sebagai

deskripsi perilaku. Perbedaan antara mean-variance dan CAPM adalah imbal hasil

yang diharapkan merupakan fungsi dari risiko dan risiko itu sendiri. Perbedaan ini

dapat dilihat pada rumus dibawah ini (Hartono, 1998):

Rumus mean-variance:

( ) ∑ ( ( )) ......................... 2.1.

( ) ( ) ( ) ( ) .....2.2.

Keterangan:

E(Rp) = imbal hasil ekspektasi portofolio

wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

E (Ri) = imbal hasil ekspektasi dari sekuritas ke-i

n = jumlah dari sekuritas tunggal

Var (Rp)= varian portofolio

a,b = proporsi sekuritas a, proporsi sekuritas b

Ra, Rb = imbal hasil sekuritas a, imbal hasil sekuritas a

Cov (Ra, Rb) = covarian antara imbal hasil sekuritas a dan b

Rumus CAPM:

( ) ∑ ( )

.............................. 2.3.

Keterangan:

E(Rp) = imbal hasil ekspektasi portofolio

Rf = imbal hasil sekuritas bebas risiko

τp = risiko yang diukur dengan standar deviasi dari imbal hasil

portofolio lainnya yang berada di garis pasar modal

τm = risiko yang diukur dengan standar deviasi dari imbal hasil

portofolio pasar

E (Rm) = imbal hasil ekspektasi dari pasar

Teori portofolio modern pada tahun 1950an sampai dengan 1960an tidak

lagi menjadi modern, oleh karena behavioral finance (Keuangan Keperilakuan)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

27

menawarkan blok alternatif untuk setiap blok standar keuangan. Menurut Statman

(2008) behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) adalah investor normal

bukan rasional, pasar tidak efisien, membuat portofolio menggunakan behavioral

portofolio theory, imbal hasil ekspektasi mengikuti asset pricing theory, dimana

risiko tidak dapat diukur dengan beta dan imbal hasil ekspektasi ditentukan lebih

dari risiko itu sendiri.

Behavioral portofolio theory dikenalkan oleh Shefrin dan Statman (2000)

sebagai goal-based theory. Behavioral portofolio theory mengatakan para investor

membagi uangnya atau kekayaannya kepada beberapa lapisan mental account di

piramida portofolio sesuai tujuan yang diinginkan investor. Tujuan yang biasanya

dilakukan oleh para investor adalah pensiun yang aman, pendidikan perguruan

tinggi, atau menjadi cukup kaya untuk naik kapal pesiar kapan saja mereka

inginkan. Namun demikian, mean-variance teori portofolio dan behavioral teori

portofolio dikombinasi sebagai mental accounting teori portofolio oleh Das,

Markowitz, Sheid, dan Statman (2010). Para investor mulai mengalokasikan

kekayaannya ke dalam lapisan mental account. 70 persen untuk tujuan pensiun,

20 persen untuk dana sekolah, 10 persen untuk menjadi cukup kaya, naik kapal

pesiar kapan saja mereka inginkan. Maka keseluruhan portofolio adalah jumlah

dari bagian mental account, berdasarkan efisien fontier mean-variance.

Thaler (1994) mengatakan Keuangan Keperilakuan (behavioral finance)

merupakan keterbukaan pemikiran keuangan yang sederhana dengan cara

mengakui beberapa solusi yang diperoleh dari teka-teki empiris keuangan berasal

dari perilaku yang kurang rasional pada waktu-waktu tertentu. Olsen (1998)

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

28

mengatakan behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) tidak untuk mencari

perilaku yang rasional atau membuat keputusan bias atau keputusan yang salah.

Akan tetapi, behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) mencari untuk mengerti

dan memprediksi implikasi pasar keuangan secara sistematik dengan proses

psikologikal.

Shefrin (1998) mengatakan behavioral finance (Keuangan Keperilakuan)

merupakan aplikasi psikologi para pelaku keuangan. Sedangkan, Hirschey dan

Nofsinger (2008) mengatakan behavioral finance (Keuangan Keperilakuan)

merupakan sebuah studi kesalahan kognitif dan emosi dalam membuat sebuah

keputusan keuangan.

Thaler (1994) dan Jegadeesh (1995) mengatakan ada enam asumsi-asumsi

Keuangan Keperilakuan behavioral finance (Keuangan Keperilakuan). Pertama,

individu akan meminimumkan ekspektasi regret (penyesalan), hal ini sesuai

dengan Markowitz yang menyatakan jangan menaruh investasi dalam satu

keranjang, akan tetapi membaginya kedalam beberapa keranjang, sehingga akan

meminimkan regret dimasa depan. Kedua, behavioral finance (Keuangan

Keperilakuan) merupakan teori positif yang berusaha menggambarkan apa yang

sudah terjadi (ex post). Ketiga, investor itu sebenarnya loss averse, hal ini sesuai

dengan Teori Prospek Kahneman dan Tversky (1979). Menurut Kahneman dan

Tversky (1979), investor akan risk averse jika sedang mengalami untung, akan

tetapi jika rugi, investor cenderung menjadi seorang risk taker. Keempat, prediksi

investor sering bias karena tidak mampu memproses informasi baru dengan

semestinya. Kelima, behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) mengatakan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

29

pengambilan keputusan investor sering didasarkan pada ekspektasi yang naif atau

normal, dengan kata lain investor berusaha mendapatkan return (imbal hasil) yang

memuaskan. Keenam, behavioral finance (Keuangan Keperilakuan)

mengasumsikan investor dalam membuat keputusan didasarkan dengan emosi,

sosial, dan psikologi.

Menurut Shefrin (1998), ada tiga tema dalam behavioral finance

(Keuangan Keperilakuan) yang memperlihatkan bidang keuangan secara

psikologi, yaitu (1) behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) yang berasumsi

para pelaku keuangan komit terhadap suatu kesalahan karena mereka selama ini

menjalankannya berdasarkan rules of thumb (peraturan-peraturan yang biasanya

ada); (2) behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) yang berasumsi bahwa

pertimbangan suatu masalah melibatkan persepsi para pelaku keuangan terhadap

risk dan return; (3) keuangan behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) yang

berasumsi ada bias harga yang telah terbentuk sebelumnya disebabkan luasnya

nilai fundamental, sehingga terbentuk pasar yang tidak efisien.

Behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) sangat penting bagi para

praktisi atau pelaku pasar karena akan membantu untuk mengurangi kesalahan

dengan cara memberikan mereka signal-signal kewaspadaan atau mengingat

kesalahan tersebut untuk tidak terulang kembali (Shefrin, 1998). Hal inilah yang

membuat para investor individu nantinya timbul rasa percaya diri yang tinggi,

atau sebaliknya, kemudian muncul sifat konservatif, rasa bimbang, emosi serta

kognisi akibat implikasi tema pertama. Sedangkan tema kedua, para investor

individu mendapatkan rasa yang berbeda bila mengalami kerugian, mental

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

30

akuntansi investor individu, sikap akan risiko, self-control, serta adanya

pengalokasian dana pensiun. Tema ketiga, para investor individu akan mengalami

perlakuan pasar pada saat past winners (setelah mendapat keuntungan) dan pada

losers (saat mengalami kerugian), seperti reaksi pasar, munculnya sentimen pasar,

volatilitas pasar, serta tingkat kepercayaan yang tinggi dan cenderung

mengeksploitasi mispricing (kesalahan harga).

Fuller (2000) mengatakan bahwa behavioral finance (Keuangan

Keperilakuan), adalah integrasi ekonomi klasik dan keuangan dengan psikologi

dan ilmu-ilmu decision making. Behavioral finance (Keuangan Keperilakuan)

berusaha untuk menjelaskan penyebab beberapa anomali yang telah terobservasi

dan dilaporkan dalam literatur keuangan, dan studi bagaimana para investor secara

sistematik membuat error judgment (kesalahan penilaian) atau mental mistakes

(kesalahan mental). Sedangkan behavioral finance (Keuangan Keperilakuan)

menurut Pompian (2006), terdiri dari Behavioral Finance Micro/ BFMI

(Keuangan Keperilakuan Mikro) menguji perilaku para investor individu yang

membedakan mereka dari pelaku-pelaku rasional. Behavioral Finance Macro/

BFMA (Keuangan Keperilakuan makro mendeteksi) dan melukiskan adanya

anomali-anomali di Efisiensi Market Hypothesis (EMH) dengan model-model

perilaku akan menjawab anomali-anomali tersebut. Inti dari semua teori

behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) disini adalah bagaimana para

investor individu dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.

Namun demikian, teori behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) pada

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

31

dasarnya dilandasi dari Teori Prospek, teori kognitif, dan mental accounting

(Sewell, 2008). Teori-teori tersebut akan dijelaskan di bawah ini.

2.2.Teori Prospek

Teori Prospek (Kahneman dan Tversky, 1979; 1992) menguji akan

peningkatan kekuatan preferensi pengambilan keputusan sebagai outcome

objective value (suatu fungsi nilai objektif yang dihasilkan). Teori Prospek

sebagai diskripsi model pengambilan keputusan berdasarkan risiko dan

pengembangan model ekonomi. Teori Prospek mengevaluasi keuntungan dan

kerugian yang telah diperoleh investor individual, akibat dari negative outcomes

(pendapatan yang diperoleh negative), bentuk yang asimetrikal untuk

merefleksikan risk averse (takut akan kerugian). Bentuk dari Teori Prospek dapat

dilihat pada gambar 2.1.

Pada gambar 2.1. Teori Prospek oleh Kahneman dan Tversky (2002), ada

sumbu vertikal yang mengindikasikan subjek membuat keputusan dikaitkan

dengan gain dan loss. Bentuk Teori Prospek sering sekali disebut dengan bentuk-

huruf S, karena di daerah gain berbentuk cembung dan di daerah loss berbentuk

cekung. Daerah gain cenderung risk aversion dan daerah loss cenderung risk

seeking. Oleh karena itu, investor akan cenderung memegang saham sangat lama

di daerah loss, sebaliknya investor akan cenderung melepaskan saham secepatnya

di daerah gain. Hal ini oleh Kahneman dan Tversky (1974, 1979, 2002), Weber

dan Camerer (1998), Shefrin dan Statman (1985) disebut sebagai disposition

effect (Efek Disposisi). Efek Disposisi dapat dilihat dalam Teori Prospek. Efek

Disposisi ini perlu untuk membuat keputusan investasi atau trading sekuritas.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

32

Efek Disposisi ini pula yang dapat menjelaskan kenapa investor sell winners dan

hold losers.

Gambar 2.1. Teori Prospek

Sumber: Goldberg dan Nitzsch (2001)

Gambar 2.1. memperlihatkan penilaian investor terhadap nilai yang naik

atau jatuh setelah membeli pada harga 125 Euros. Untuk alasan psikologikal, nilai

yang mengalami kerugian tidak akan direalisasikan, sedangkan keuntungan akan

dihentikan. Peraturan pasar modal membantu untuk melihat Efek Disposisi ini.

Banyak investor yang tidak taat terhadap peraturan di Pasar Modal. Hal ini

dikarenakan, ada faktor-faktor psikologikal yang mencegah investor pasar modal

untuk merealisasikan kerugian pada waktu yang tepat (Goldberg dan Nitzsch,

2001).

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

33

Gambar 2.2. memperlihatkan hubungan komitmen dengan tidak suka akan

kerugian. Artinya, semakin tinggi komitmen investor individu, maka semakin

curam juga risiko kerugiannya. Bila investor individu telah memutuskan untuk

melakukan transaksi, maka investor individu akan sangat berhati-hati agar tidak

masuk kedalam biaya kerugian yang semakin tinggi (Goldberg dan Nitzsch,

2001).

Gambar 2.2. Hubungan Komitmen dengan Loss Aversion

Sumber: Goldberg dan Nitzsch (2001)

Teori Prospek (Kahneman dan Tversky, 1979) menunjukkan

kecenderungan investor akan menjual saham-sahamnya disaat memperoleh

winner (keuntungan) dan menahan disaat mengalami losser (kerugian), karena

pada daerah gain (keuntungan) investor lebih suka merealisasikan keuntungannya

dengan melakukan sell (penjualan) saham-saham tersebut. Hal ini merupakan

sikap risk aversion (tidak suka akan risiko), sedangkan pada daerah rugi investor

tidak suka merelisasikan kerugiannya, dengan melakukan hold (memegang)

saham-saham tersebut. Hal ini merupakan risk seeking (sikap mencari risiko).

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

34

Disamping itu Pompian (2006), mengungkapkan Teori Prospek juga

melakukan observasi bagaimana mental manusia diberikan ”frame” untuk

memprediksi hasil yang akan diperoleh. Berikut ini contoh frame yang dilakukan

oleh dua kelompok, dengan metode eksperimental pada tahun 1979 oleh

Kahneman dan Tversky.

Kelompok ke-1:

Menambahkan apa yang telah dimiliki sebelumnya dengan memberikan $1,000.

Sekarang, anda diminta untuk memilih berikut ini:

A. Yakin mendapatkan keuntungan $500

B. Probabilitas 50 persen mendapatkan keuntungan $1,000 dan probabilitas

50 persen lagi tidak mendapatkan keuntungan.

Kelompok ke-2:

Menambahkan apa yang telah dimiliki sebelumnya dengan memberikan $2,000.

Sekarang, anda diminta untuk memilih berikut ini:

A. Yakin mengalami kerugian $500

B. Probabilitas 50 persen untuk mendapatkan kerugian $1,000 dan

probabilitas 50 persen tidak mengalami kerugian.

Hasilnya, pada kelompok pertama, 84 persen partisipan memilih A. Sedangkan,

kelompok kedua, 69 persen partisipan memilih B. Selain ”frame”, Kahneman, et

al. (1982) juga memberikan pertimbangan heuritik dan bias untuk proses

keputusan yang diambil.

Kahneman dan Tversky (2002) menyarankan investor mempercayai

beberapa strategi atau peran rule of thumb dalam membuat keputusan. Strategi

yang sederhana disebut dengan heuristik. Heuristik memiliki peraturan standar

implisit secara langsung dalam membuat keputusan. Selama ini, para investor

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

35

menyukai prediksi harga saham di masa yang akan datang dalam membuat

keputusan investasi.

Goldberg dan Nitzsch (2001) mengatakan proses untuk membuat

keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu persepsi, asimilasi, dan evaluasi

informasi. Ini semua merupakan tingkat adaptasi seperti berapa cepat melakukan

keputusan, berapa banyak frekuensi transaksi, berapa saham yang memperoleh

keuntungan atau kerugian. Hal-hal inilah yang membentuk heuristik investor

terbentuk.

Bazerman (1998) mengatakan adanya heuristik dapat membuat seorang

investor sukses dalam membuat suatu keputusan. Sesuatu dengan frekuensi yang

besar akan lebih mudah membentuk heuristik, dibanding sesuatu dengan frekuensi

yang sedikit. Adanya heuristik, sering memberikan keputusan yang akurat.

Tversky dan Kahneman (1974) mengungkapkan adanya tiga faktor yang

menyebabkan bias, yaitu risk atitude (sikap akan risiko), mental accounting, dan

overconfidence (kepercayaan diri yang tinggi). Adapun ketiganya akan dijabarkan

di bawah ini.

2.3. Risk Attitude (Sikap akan Risiko)

Asumsi Teori Ekonomi, mengatakan bahwa manusia merupakan mahkluk

yang tidak menyukai risiko. Sikap akan risiko memiliki hubungan positif dengan

tingkat keuntungan. Bila investor memilih investasi dengan tingkat risiko yang

tinggi, maka investor akan memastikan untuk memperoleh tingkat keuntungan

yang tinggi pula.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

36

Teori Prospek memberikan pemikiran, bahwa investor tidak selalu

berperilaku rasional. Bisa saja investor melakukan risiko yang tinggi, akan tetapi

mendapatkan tingkat keuntungan yang kecil. Teori Prospek beranggapan ada bias

yang melekat pada pelaku investasi, yaitu faktor-faktor psikologi yang

mempengaruhi pilihan disaat keadaan mengalami ketidakpastian. Contohnya,

investor memilih investasi pasti, memberikan tingkat pengembalian $90,000

dengan probabilitas 90 persen. Dibandingkan investasi yang memberikan tingkat

pengembalian $100,000 dengan probabilitas 10 persen. Hal ini memperlihatkan

bahwa investor risk averse (tidak menyukai akan risiko). Sementara, bila investor

diperhadapkan pilihan pertama kerugian $90,000.

Pilihan kedua, probabilitas 90 persen untuk kerugian $100,000 dan

probabilitas 10 persen tidak terjadi kerugian. Hasilnya, investor lebih banyak

memilih kondisi kedua. Hal ini memperlihatkan perilaku investor cenderung risk

averse bila mengalami kondisi investasi yang untung, sedangkan perilaku investor

cenderung risk taker bila mengalami kondisi investasi yang rugi.

2.4. Mental Accounting

Thaler (1999) mengatakan mental accounting merupakan operasi kognisi

yang biasanya digunakan oleh individu di dalam rumah tangga untuk mengatur,

mengevalusi, dan melakukan aktivitas keuangan. Ada tiga komponen mental

accounting yang menjadi perhatian oleh Thaler (1999). Pertama, bagaimana

penghasilan dapat diperoleh dan pengalaman apa yang didapat didalamnya.

Kedua, komponen mental accounting yang melibatkan tugas aktivitas dengan

akun yang spesifik. Seperti, pengeluaran dikelompokkan kedalam kategori

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

37

(rumah, makanan, dan lainnya). Ketiga, perhatian mental accounting pada

frekuensi akun yang dievaluasi atau pada choice bracketing (golongan yang

dipilih). Akun dapat seimbang secara harian, bulanan, bahkan tahunan, dan dapat

diperoleh secara narrow (sepit) atau broadly (lebar).

Penelitian tentang mental accounting oleh Tversky dan Kahneman (1981)

telah dilakukan di Indonesia oleh Adhikara (2008). Adapun kasus Adhikara

(2008) sama dengan Tversky dan Kahneman (1981) yaitu sama-sama dilakukan

secara survei, tetapi ada perbedaan dimana dalam kasus-kasus Adhikara (2008)

dilakukan penyesuaian dengan keadaan Bursa Efek Indonesia.

Kasus 1:

Bayangkan bahwa pemerintahan RI (BAPEPAM) sedang mempersiapkan usaha

pemberantasan para spekulan yang sangat berbahaya yang akan menyerang

emiten di Bursa Efek Indonesia. Usaha spekulan tersebut diduga bisa

menghancurkan 600 emiten. BAPEPAM memiliki dua pilihan program

pemberantasan, yang masing-masing akibatnya sebagai berikut:

Jika Program A dipilih, 200 emiten akan bisa diselamatkan -------- (59%).

Jika Program B dipilih, 600 emiten akan bisa diselamatkan dengan

probabilitas 1/3, sedangkan probabilitas emiten yang tidak bisa

diselamatkan 2/3 -------- (41%).

Pada kasus 1 ini, masalah yang ditunjukkan dengan menggunakan frame positif.

Artinya, masalah yang menekan pada persoalan yang bisa diselamatkan. Berkaitan

dengan teori expected utility, kasus 1 ini memiliki nilai yang sama. Untuk

program A (100% x 200 = 200) dan program B (1/3 x 600 + 2/3 x 0 = 200).

Hasilnya banyak yang memilih program A, walaupun selisihnya hanya 18%. Hal

ini menunjukkan bahwa investasi berdasarkan preferensi adalah keuntungan yang

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

38

diterima sebanding dengan risiko yang diterimanya. Menurut Adhikara (2008),

dengan frame positif, investor di Bursa Efek Indonesia menampakkan sikap netral

dalam memilih alternatif.

Kasus 2:

Bayangkan bahwa pemerintah RI (BAPEPAM) sedang mempersiapkan usaha

pemberantasan para spekulan yang sangat berbahaya yang akan menyerang

emiten di Bursa Efek Indonesia. Usaha spekulan tersebut diduga bisa

menghancurkan 600 emiten. BAPEPAM mempunyai dua pilihan program untuk

membrantasnya, yang masing-masing sebagai berikut:

Jika program A dipilih, 400 emiten akan gulung tikar ----- (32%).

Jika program B dipilih, probabilitas emiten tidak gulung tikar adalah 1/3,

sedangkan probabilitas emiten gulung tikar 2/3 ------ (68%).

Pada kasus 2 ini, masalah ditunjukkan dengan menggunakan frame negative.

Artinya, masalah yang menekankan pada emiten gulung tikar (likuidasi).

Berkaitan dengan teori expected utility, kasus 2 ini memiliki nilai yang sama.

Untuk program A (100% x 400 = 400), dan program B (1/3 x 0 + 2/3 x 600 =

400). Hal ini menunjukkan investor lebih risk taker, dengan kata lain investor

memiliki preferensi yang berbeda.

Kasus 3:

Bayangkan anda sedang menghadapi dua pasang alternatif keputusan. Pelajari

dengan seksama alternatif tersebut, kemudian pilihlah mana yang anda sukai:

Keputusan 1. Pilihlah satu (dengan melingkari huruf A atau B) sesuai preferensi

anda:

A. Pasti laba Rp240.000,00 ------------------------ (37%)

B. Kans laba Rp1.000.000,00 sebesar 25%

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

39

Kans laba Rp0,00 sebesar 75% ----------------- (63%)

Kalau anda diminta menentukan alternatif mana yang anda sukai? …..

Keputusan 2. Pilihlah satu (dengan melingkari huruf C atau D) sesuai preferensi

anda:

C. Pasti rugi Rp750.000,00 -------------------------- (28%)

D. Kans rugi Rp1.000.000,00 sebesar 75%

Kans rugi Rp0,00 sebesar 25% ------------------- (72%)

Kalau anda diminta menentukan alternatif mana yang anda sukai?.....

Pada kasus 3 ini, memaparkan suatu persoalan yang bersifat keuangan

dengan perbedaan frame. Hasilnya investor lebih banyak memilih alternatif B

untuk keputusan 1. Perbedaan sekitar 36 persen, bila dibandingkan dengan

alternatif A. Hasil ini menunjukkan studi Adhikara (2008) berbeda dengan

Tversky dan Kahneman (1981). Hal ini mengindikasikan investor di Bursa Efek

Indonesia bersifat netral dalam memilih alternatif dalam frame positif. Sedangkan

keputusan 2, mayoritas investor memilih alternatif D. Hal ini mengindikasikan

investor bersikap risk taker. Artinya, investor lebih menyukai memilih alternatif

berisiko dari pada alternatif tanpa risiko.

Pada kasus 3 ini, kombinasi alternatif pilihan dapat dilakukan, pilihan

kombinasi sesuai preferensi investor adalah AC, AD, BC, dan BD. Hasil studi

Adhikara (2008) menunjukkan investor memilih kombinasi B dan D.

Kasus 4:

Pilihlah salah satu alternatif di bawah ini yang anda sukai:

Alternatif 1. A dan D kans 25% untuk laba Rp240.000,00 dan

kans 75% untuk rugi Rp760.000,00 -----------------------------(20%).

Alternatif 2. B dan C kans 25% untuk laba Rp250.000,00 dan

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

40

kans 75% untuk rugi Rp750.000,00 -------------------------------(80%).

Kalau anda diminta menentukan, alternatif mana yang anda sukai?.....

Pada kasus 4 ini, menunjukkan dua pilihan alternatif, yaitu B dan C yang

banyak disukai. Hasil ini menunjukkan kemungkinan para investor tidak memiliki

kemampuan untuk menggabungkan informasi keuangan dan fundamental emiten

yang terpisah-pisah. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang berbeda pada kasus 3.

Hasil studi Adhikara (2008) menunjukkan investor dalam pembuatan sutu

keputusan dapat berbalik 360 derajat, bila diberikan analisa sekuritas yang

digabungkan dan tidak bersifat mutually exclusive.

Kasus 5:

Bayangkan situasi dimana anda berniat menghadiri Seminar Investasi Keuangan,

dimana tiket atau biaya seminar Rp20.000,00. Setiba anda di gedung seminar,

anda menyadari bahwa ternyata selembar uang Rp20.000,00 hilang dari dompet

anda. Apakah anda masih tetap mau mengeluarkan Rp20.000,00 untuk

menghadiri Seminar Investasi Keuangan?

Jawaban: Ya ------ (58%), Tidak ------ (42%)

Kasus 6:

Bayangkan situasi dimana anda berniat menghadiri Seminar Investasi Keuangan,

dimana tiket atau biaya seminar Rp20.000,00. Setibanya anda di gedung seminar,

anda menyadari bahwa tiket anda hilang. Apakah anda masih tetap mau

mengeluarkan Rp20.000,00 untuk menghadiri Seminar Investasi Keuangan?

Jawaban: Ya ------ (56%), Tidak ------ (44%)

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

41

Pada kasus 5 dan 6 ini, digunakan untuk melakukan suatu analisis, bilamana suatu

situasi dapat mengubah keseimbangan keputusan sebelumnya. Artinya, perubahan

keseimbangan karena adanya keputusan baru tersebut. Kasus 5 dan 6 merupakan

pengaruh sunk-cost effect yang timbul dari suatu tindakan yang telah dilakukan

sebelumnya dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan titik referen negatif

yang timbul sebagai akibat kegagalan pada keputusan terakhir. Hasil studi

Adhikara (2008) menunjukkan bahwa kehilangan uang tersebut tidak terkait

secara khusus dengan pembelian tiket. Implikasinya pada investor akan lebih

cenderung bersikap indifference terhadap peristiwa yang terjadi secara wajar.

Pada tabel 2.1, terlihat perbedaan hasil studi Mental Accounting oleh Tversky dan

Kahneman (1981) dengan Adhikara (2008).

Tabel 2.1. Perbandingan Hasil Studi Mental Accounting

Kasus Alternatif

Presentase (%) Hasil

Tversky dan

Kahneman Adhikara

1 A 72 59

B 28 41

2 A 22 32

B 78 68

3

A 84 37

B 16 63

C 13 28

D 87 72

4 A 0 20

B 100 80

5 A 88 58

B 12 42

6 A 46 56

B 54 44

Sumber: Adhikara (2008).

Studi mental accounting memberikan bukti bahwa preferensi investor

terhadap investasi keuangan dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

42

pengambilan keputusan investasi bagi investor di Bursa Efek Indonesia.

Perbedaan hasil studi Tversky dan Khaneman (1981) dengan Adhikara (2008),

terletak pada kasus 2 dan 4 menggunakan frame negative, serta kasus 3 bagian 1

(alternatif A dan B) menggunakan frame positif.

Hal ini mengindikasikan bahwa, secara spesifik investor di Bursa Efek

Indonesia cenderung bersikap netral dan investor akan bersikap indifference pada

suatu investasi yang bersifat wajar. Disamping itu kasus 5 dan 6, menunjukkan

keputusan investor Indonesia cenderung konsisten dalam menilai Rp20.000,00

yang hilang dan tidak tergantung apakah itu berwujud uang atau tiket.

2.5. Keyakinan Tinggi (Overconfidence)

Daniel dan Titman (1999) menjelaskan bahwa keyakinan tinggi yang

dimiliki oleh investor, dapat mempengaruhi pergerakan saham. Hal ini dapat

terjadi pada saham-saham yang memerlukan interpretasi lebih lanjut, seperti

saham-saham yang sedang bertumbuh.

Barber dan Odean (2000) menjelaskan overconfidence dari sudut gender.

Hasil studinya mengatakan laki-laki memiliki overconfidence yang lebih tinggi

dari pada perempuan. Frekuensi perdagangan untuk laki-laki lebih tinggi dari pada

untuk perempuan (45 persen s/d 67 persen). Adanya konsekuensi frekuensi yang

tinggi, membuat investor laki-laki sering mengalami kondisi perdagangan yang

tidak tepat dan terbebani biaya dengan transaksi yang lebih tinggi dari pada

perempuan. Hal ini berdampak pada keuntungan bersih yang diterima oleh

investor perempuan sebesar 1,72 persen sedangkan investor laki-laki berkurang

2,5 persen.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

43

2.6. Efek Disposisi

Efek Disposisi ini merupakan bagian dari Teori Prospek. Efek Disposisi

timbul dari penelitian Shefrin dan Statman (1985) yang mengatakan ada

perbedaan capital gain dan loss pada broker-dealer Funds pada bulan Januari

1961 s/d Desember 1981. Disamping itu juga, dalam kerangka studi Shefrin dan

Statman terdapat jiwa untuk menghitung (mental accounting), menghindari

adanya sikap penyesalan (regret aversion), mengendalikan diri (self-control), dan

mempertimbangkan pajak (tax-consideration). Variabel jiwa untuk menghitung

(mental accounting), menghindari adanya sikap penyesalan (regret aversion),

mengendalikan diri (self-control) dapat dijelaskan pada pola realisasi loss dan

gain. Sedangkan pertimbangan pajak (Tax-consideration) tidak dapat dijelaskan

pada pola realisasi loss dan gain. Artinya, para investor lebih cepat melakukan

realisasi keuntungan dari pada kerugian yang diperolehnya karena mental

accounting, regret aversion, dan self-control, tetapi tidak untuk tax-consideration.

Temuan secara umum dari studi yang dilakukan Shefrin dan Statman adalah para

investor akan berusaha menghindari penyesalan dan mencari kebanggaan atas

asset-asetnya. Hal ini berpengaruh terhadap pembuatan keputusan investor.

Lebih lanjut untuk pengembangan Efek Disposisi oleh Odean (1998), yang

menguji Efek Disposisi kepada para investor, memegang investasi loss terlalu

lama dan menjual investasi winning terlalu cepat. Realisasi winner lebih memiliki

preferensi yang kuat dari pada loss. Perilaku ini tidak muncul sebagai motivasi

keinginan untuk menyeimbangkan portofolio atau untuk menghindari biaya

trading yang tinggi dari harga-harga saham yang rendah. Tidak juga untuk

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

44

justifikasi kinerja portofolio berikutnya. Metode yang digunakan Odean (1998),

adalah:

Dimana:

PGR = Proportion of Gain Realized

PLR= Proportion of Losses Realized

Tabel 2.2. Data PGR dan PLR Studi Odean

Entire Year December Jan.-Nov.

PLR 0.098 0.128 0.094

PGR 0.148 0.108 0.152

Difference in

proportions -0.050 0.020 -0.058

t-statistic -35 4.3 -38

Sumber: Odean (1998)

Tabel 2.2 menunjukkan, PGR entire year = 0.148 dan PLR entire year = 0.098,

hal ini mengartikan PGR > PLR. Maka artinya, para investor lebih suka

merealisasikan gains dari pada losses. Hasil studi Odean (1998) mengatakan

investor individu memiliki preferensi signifikan untuk menjual winner dan

memegang losser, kecuali pada bulan Desember ketika ada motivasi menjual

karena mempertimbangkan faktor pajak. Investor realize losses pada tingkat yang

tinggi dari pada gain pada bulan Desember. Hal ini dapat dilihat dari pada tabel

2.2. PGR Desember = 0.108 dan PLR Desember = 0.128, hal ini mengartikan PLR >

PGR. Maka artinya, para investor lebih suka merealisasikan losses dari pada

gains.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

45

Kaustia (2004) menguji Efek Disposisi dari berbagai penjelasan riset

dengan hasil yang berbeda-beda. Studi yang dilakukan dengan mereplikasi Odean

(1998) akan tetapi memperoleh hasil yang berbeda. Bila Odean (1998)

mengatakan ada perbedaan Efek Disposisi bulan Desember dengan Efek Disposisi

Januari s/d November lebih banyak sell walaupun loss karena berkaitan dengan

pajak. Sebaliknya, Kaustia tidak mendapatkannya karena berkaitan dengan pajak,

sehingga banyak yang menjual walaupun loss. Hal ini dikarenakan adanya

perbedaan antara Investor di Finlandia dengan investor di United States. Imbal

hasil perdagangan intraday secara signifikan lebih besar dari pada kelompok yang

dikendalikan (beli dan jual tidak pada hari yang sama). Data-data studinya diambil

dari pemegang saham dan transaksi harian dari Finnish Central Securities

Depository (FCSD), tahun 1995 s/d 2000. Pada studinya menggunakan regresi

LOGIT untuk estimasi kecondongan menjual versus beli saham. Teori Prospek

menggunakan sampel dengan saham-saham yang likuiditasnya tinggi.

Lebih lanjut, studi Kaustia (2004 dan 2010) mengatakan Teori Prospek

tidak sama dengan Efek Disposisi. Teori Prospek memprediksi kecondongan

menjual saham yang harganyanya menurun dari harga belinya. Pada data

transaksi, disisi lainnya, memperlihatkan kecondongan menjual pada imbal hasil

nol, akan tetapi rata-rata lebar range-nya konstan. Realisasi imbal hasil tidak sama

dengan optimal after-tax portfolio rebalancing, kepercayaan rata-rata imbal hasil,

dan tindakan investor pada target harga. Efek Disposisi (ED) merupakan implikasi

dari model perilaku transaksi pasar modal. Implikasi praktek sebagai pemberi

saran yang tergantung kepada tingkat pengaruh preferensi, keyakinan, dan bias

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

46

psikologis. Seorang investor dengan Teori Prospek (TP) membuat preferensinya

menjadi “risk averse” setelah mengalami “gains”. Sebaliknya, preferensinya

menjadi “risk seeking” setelah mengalami “losses”. Perubahan persepsi risiko ini

disebabkan “Efek Disposisi”. Maka, “Teori Prospek” memiliki peran murni

terhadap “preferensi” dasar penjelasan untuk “Efek Disposisi”.

2.7. Kognisi

Matlin (1989) mengatakan kognisi atau aktivitas mental, melibatkan

pengakuisisian, penyimpanan, pencarian informasi, dan penggunaan pengetahuan.

Jika manusia menggunakan setiap hari kognisinya, mereka akan mendapatkan

beberapa informasi, kemudian kognisi secara lebih jelas karena menggunakan

sudut pandang yang luas dalam melakukan proses mental tersebut.

Matlin (1989) juga mengatakan psikologi kognitif memiliki dua arti, yaitu

kognisi dan psikologi. Psikologi kognitif memiliki beberapa pendekatan, yaitu

pendekatan kognitif sering berkaitan dengan beberapa prespektif perilaku, yang

menekankan observasi perilaku; pendekatan perspektif psikoanalitik, yang

menekankan ketidaksadaran akan emosi; pendekatan prespektif humanis, yang

menekankan pada pertumbuhan hubungan personal dan interpersonal.

Solso, et al. (2008) mengatakan psikologi kognitif berkaitan dengan

bagaimana pengetahuan dapat direpresentasikan dalam pikiran. Representasi

pengetahuan ini menimbulkan beberapa pertanyaan, yaitu: Bagaimana

pengetahuan dapat diperoleh, disimpan, diubah, dan digunakan? Apakah

kesadaran dan dari manakah ide-ide yang sadar berawal? Apakah hakikatnya

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

47

persepsi dan memori? Apakah pikiran itu? Bagaimana kemampuan-kemampuan

itu berkembang?

Solso, et al. (2008) juga mengatakan, bahwa psikologi kogntif merupakan

ilmu mengenai pemprosesan informasi, dengan kata lain ilmu yang berkutat

dengan cara memperoleh dan memproses informasi, kemudian menyimpannya

dan diproses oleh otak, lalu berpikir dan menyusun bahasa, akhirnya muncullah

perilaku-perilaku yang dapat diamati.

Gambar 2.3. Area-Area Penelitian dalam Psikologi Kognitif

Sumber: Solso, et al. (2008)

Pada gambar 2.3., psikologi kongnitif mencakup keseluruhan proses

psikologis, dari sensasi ke persepsi, pengenalan pola, atensi, kesadaran, belajar,

memori, formasi konsep, berpikir, imajinasi, bahasa, kecerdasan, emosi, dan

bagaimana keseluruhan hal tersebut berubah sepanjang hidup (terkait dengan

perkembangan manusia), dan bercampur dengan bidang perilaku yang beragam

Solso, et al. (2008).

Psikologi

Kognitif

Kecerdasan manusia dan

kecerdasan buatan

Atensi

Pengenalan pola

Berpikir dan formasi konsep

Perkembangan kognitif

Bahasa

Pencitraan

Kesadaran

Memori

Representasi pengetahuan

Sensasi/ persepsi

Neurosains kognitif

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

48

Lovric, et al. (2008) memberikan model kognitif investor (gambar 2.4).

Gambar ini didasarkan pada dua dimensi kerangka fungsi saraf, seperti yang

diusulkan oleh Camerer, et al. (2005), yang membedakan antara afektif dan

kognitif; antara proses yang dapat dikendalikan dan proses yang otomatis.

Perbedaan antara proses otomatis dengan proses dikendalikan yaitu proses

otomatis beroperasi secara paralel, mereka relatif mudah, dan tidak dapat diakses

pada saat mengalami kesadaran.

Gambar 2.4. Model Kognitif Investor Individu

Sumber: Lovric, et al. (2008)

Proses dikendalikan secara serial (setahap-demi-setahap), menimbulkan

kesengajaan, menyebabkan perasaan, dan dapat diakses untuk introspeksi.

Sedangkan afektif, berhubungan dengan perasaan mempengaruhi bagian-bagian

ketika mencapai ambang batas tertentu, namun sebagian besar pengolahan afektif

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

49

beroperasi secara tidak sadar. Peran sentral pengolahan afektif manusia

mempengaruhi pertanyaan "pergi atau tidak pergi", sementara proses kognitif

pertanyaan "benar atau salah" (Camerer, et al. 2005).

Model konseptual tersebut, juga menangkap variabel penting dalam

pengambilan keputusan keuangan, seperti sikap akan risiko dan preferensi waktu.

Sikap akan risiko (penghindaran risiko, risiko netral, suka akan risiko)

dipengaruhi oleh persaingan dan kolaborasi antara kognitif dan sistem afektif

(Loewenstein, et al. 2001). Sistem kognitif diasumsikan untuk menghadapi risiko

dengan probabilitas yang akan terjadi. Sikap akan risiko membentuk perilaku

yang enggan akan risiko, karena digerakkan oleh rasa takut dan kecemasan dari

akibat risiko yang akan terjadi dan rasa sakit yang disimpan pada saat mengalami

kerugian.

Gambar 2. 5. Lingkungan Investasi

Sumber: Lovric, et al. (2008)

Seperti yang telah diungkapkan oleh Solso et al. (2008) tentang artinya

psikologi kognitif, yaitu ilmu mengenai pemprosesan informasi. Investor

individu dengan model kognitifnya akan dapat berproses bila berada dalam

lingkungan investasinya. Hal tersebut akan terlihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5.

menunjukkan iklim investasi dimana investor beroperasi, dan didasarkan dari

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

50

deskripsi industri trading. Lovric, et al. (2008) mendefinisikan trader sebagai

orang-orang yang melakukan trading, mungkin trading untuk diri mereka sendiri,

mewakili orang lain melakukan trading untuk para investor, atau mengatur

trading untuk orang lain. Oleh karena itu, Lovric, et al. (2008) dan (Harris, 2003)

membedakan antara:

1. Pemilik yang melakukan trader untuk rekening mereka sendiri.

2. Pialang yang melakukan trader untuk investor atau pemilik dana

investasi atau sering dikenal agen trader.

3. Pihak yang mengatur trader sebagai agen untuk klien mereka.

Perbedaan ini sangat penting karena dapat diharapkan bahwa trader yang trading

dengan uang orang lain memiliki insentif dan tujuan yang berbeda daripada

mereka yang trading untuk rekening mereka sendiri. Selain itu, industri trading

dapat dikelompokkan menjadi dua sisi trader Lovric, et al. (2008) dan (Harris,

2003):

1. Sisi beli – para trader memberikan jasa transaksi membeli saham. Sisi

membeli meliputi investor individu, perusahaan dan pemerintah. Lembaga di

sisi beli (seperti dana pensiun, reksa dana, dan yayasan) yang dikenal sebagai

institusi. Tempat investasi memiliki penasihat investasi (manajer investasi,

atau manajer portofolio), dan menggunakan para pialang yang melaksanakan

keputusan mereka.

2. Sisi jual – para trader yang memberikan jasa transaksi menjual saham. Sisi

menjual terdiri dari dealers yang mengakomodasi perdagangan kapan klien

mereka yang ingin memiliki investasi tersebut. Keuntungan investor akan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

51

terjadi bila membeli di harga rendah dan menjual di harga tinggi; Broker yang

melakukan trading atas nama klien mereka. Para broker mengatur trading bagi

klien mereka dengan para pialang yang lain di dalam trading mereka.

Keuntungan para broker dari komisi yang dibayar oleh klien mereka. Dealer

dan broker melakukan kegiatan pada bagian dealing dan trading.

Sedangkan fasilitator trader adalah lembaga-lembaga yang membantu para trader

trading oleh Lovric, et al. (2008) dan (Harris, 2003):

a. Exchanges - menyediakan forum bagi para dealer, broker, dan trader untuk

bertemu dan mengatur trading. Pada sebagian besar hanya anggota yang dapat

melakukan trading, sementara trader yang bukan anggota dapat meminta

pialang sekuritas anggota bursa untuk melakukan trading bagi mereka.

Exchange digunakan untuk bertemunya para pemilik dana dengan yang

membutuhkan dana, tetapi sekarang mereka bertemu melalui jaringan

komunikasi elektronik. OTC (over the counter) adalah perdagangan yang

terjadi di luar trading, diatur oleh dealer dan broker.

b. Agen Kliring - mereka pembeli dan penjual sesuai catatan dan memastikan

bahwa kedua belah pihak setuju untuk investasi yang sama.

c. Agen Settling - mereka membantu trader menyelesaikan transaksi mereka

dengan memberikan uang tunai untuk penjual dan sekuritas kepada pembeli.

d. Penyimpanan dan Kustodian - mereka memegang uang dan surat berharga atas

nama klien mereka, dan membantu mereka dalam menyelesaikan transaksi

dengan cepat memberikan uang tunai dan sertifikat sekuritas yang telah

dibelinya.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

52

Setelah mengetahui aspek-aspek kognitif yang ada dalam otak investor

individu serta lingkungan investasinya, maka disertasi ini akan mengambil aspek

risiko dan aspek keyakinan investor individu. Adapun penelitian terdahulu tentang

risiko dan keyakinan dijabarkan di bawah ini.

Ada banyak definisi risiko dengan makna yang berbeda-beda di domain

yang berbeda (Lovric, et al. 2008). Sikap seorang pembuat keputusan terhadap

risiko dapat dicirikan sebagai risk-aversion, risk-seeking (risk-tolerance, risk-

taking, risk-loving), dan risk-neutrality. Sikap akan risiko dapat didefinisikan

dalam pengertian klasik sebagai preferensi antara risiko dan nilai ekspektasinya

(metode preferensi yang diungkapkan) (Kahneman dan Tversky, 1979;

Markowitz, 1952).

Sikap akan risiko dapat kita lihat pada model konseptual. Hal ini juga

menangkap variabel penting dalam pengambilan keputusan keuangan, seperti

sikap risiko dan preferensi waktu. Sikap risiko (penghindaran risiko, netralitas

risiko, mencari risiko) dipengaruhi oleh persaingan dan kolaborasi antara kognitif

dan sistem afektif (Loewenstein et al., 2001). Sistem kognitif diasumsikan untuk

menghadapi probabilitas risiko. Perilaku risiko digerakkan oleh rasa takut dan

kecemasan, tanggapan terhadap rasa sakit yang terjadi saat mengalami kerugian

(Camerer et al., 2005).

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

53

Gambar 2. 6. Tahapan-Tahapan Perasaan Investor Individu

Sumber: Bhakay, 2011

Pada gambar 2.6. terlihat aspek Psikologikal dalam transaksi di pasar

modal. Perilaku dan emosi investor individu pada saat pasar modal menerima

secara detail analisis fudamental perusahaan, maka beramai-ramai investor

individu untuk mulai membeli, namu terkadang mereka tidak mengerti apa yang

mereka beli, hanya ada perasaan optimis akan informasi yang mereka terima dan

sampai pada tahap euphoria pun ada yang masih membeli. Namun pada saat pasar

sedang mengalami penurunan ada sifat menjual pada saat harga sama dengan

harga beli dengan kata lain pada saat tahap capitulation (kapitulasi), bahkan ada

yang menjual pada saat harga sangat turun, atau tahap despomdency (putusasa)

(Bhakay, 2011).

Model Lampenius dan Zickar (2005) memungkinkan untuk klasifikasi

individu. Pada dimensi ini risiko melalui tambahan dua konstruksi, yaitu risiko

spekulatif dan risiko pengendalian. Risiko spekulatif dapat digambarkan sebagai

kekuatan yang menunjukkan kecenderungan individu terhadap risiko

keberpihakan, sedangkan risiko pengendalian sebagai penangkis yang

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

54

menunjukkan kecenderungan risiko individu menolak risiko (risk averse). Peneliti

mengevaluasi kedua perangkat ini, dengan menyediakan kerangka untuk

klasifikasi suksesnya investor individu di garis risk taking—aversion kontinum.

Risiko spekulatif menangkap perilaku gambling individu dan pilihan

tingkat risiko yang lebih tinggi dengan tingkat return yang diharapkan tinggi pula.

Konsep ini juga digunakan oleh Grable yang mengembangkan suatu skala yang

mengukur risk averse menggunakan gambling untuk menentukan apakah individu

suka berspekulasi atau memiliki preferensi yang lebih konservatif (Grable, 2000).

Pengendalian risiko mempengaruhi pembuat keputusan dengan mengingatkan

dirinya untuk menerima tingkat risiko yang lebih tinggi dengan potensi

peningkatan kerugian di masa depan akan meningkat.

Masih pada penelitian Grable (2000) risiko pengendalian dinilai

mengevaluasi ukuran seperti pengendalian atas imbal hasil yang diharapkan,

kepastian masa depan arus kas yang diharapkan, dan masa depan yang diharapkan

terhadap status moneter. Pada sebuah langkah evaluatif investor individu untuk

mengevaluasi dirinya, atau tingkat risiko spekulatif dapat berubah kepada tingkat

pengendalian risiko. Hal ini membuat tingkat ideal dalam pengambilan risiko,

sementara investor individu mempertimbangkan konsekuensinya.

Model risk taking pada gambar 2.7., menunjukkan pertentangan teori

keuangan, karena adanya interaktif dalam risiko spekulatif serta pengendalian

risiko yang dipengaruhi oleh pengalaman investasi sebelumnya dan pengetahuan

yang dimiliki oleh investor individu. Bila investor individu sebelumnya

melakukan pengendalian risiko yang meningkat, maka risiko spekulatif akan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

55

moderat. Bila investor individu sebelumnya meningkatkan risiko spekulatif, maka

pengendalian risiko akan menurun. Investor individu ini akan diperkuat selama

memperoleh keuntungan tinggi dan terlibat lebih dalam untuk strategi yang

berisiko tinggi, sedangkan hasil negatif (rugi) akan menyebabkan suatu re-

evaluasi dari dua dimensi yang menyebabkan para investor menggunakan

pendekatan yang lebih konservatif.

Gambar 2.7. Model Risk-Taking

Sumber: Lampenius dan Zickar (2005)

Berbeda dengan teori keuangan saat ini, dimana hal itu umumnya

diasumsikan bahwa investor secara ketat menghindari risiko (Brigham, 2002;

Emery, 1998), model risk-taking mengasumsikan bahwa bagi sebagian investor

individu bergairah melakukan spekulasi (risiko spekulatif) adalah lebih besar

daripada individu yang enggan melakukan risiko (risiko pengendalian). Orang-

orang ini diberi label investor individu 'risk averters' dengan fokus pada

pengendalian risiko, sedangkan risiko spekulatif diberi label investor 'risk

seekers'.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

56

Gambar 2.8. Matrik Risk-Taking

Sumber: Lampenius, N & Zickar, M.J (2005)

Model risiko oleh Lampenius dan Zickar (2005), juga memungkinkan

untuk klasifikasi subjek (investor individu) menjadi empat kuadran dapat dilihat

pada Gambar 2.8. Klasifikasi ditentukan oleh skor individu-individu pada kedua

skala, yang memungkinkan mereka untuk dapat dikategorikan sebagai 'Investor

Konservatif' (CI), 'Investor mengelola Risiko' (RMI), 'spekulator' (S), atau 'Non-

Investor' (NI).

Setelah itu, Lampenius dan Zickar (2005) mengunakan SEM untuk

mengevaluasi model dengan memverifikasi secara empiris beberapa hubungan

melalui pengembangan skala yang mengukur spekulatif risiko dan pengendalian

risiko seperti terlihat pada gambar 2.8. Model SEM dengan estimasi standardize

dibentuk dengan cara dilakukan pengelompokan dalam dimensi risiko spekulatif

(SR) dan risiko yang dikendalikan (RC) dan sikap akan risiko (RT) diukur dari

sikap investor akan risiko investasi yang dimiliki baik itu saham, obligasi swasta

atau pemerintah, serta tabungan.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

57

Gambar 2.9. SEM dengan Estimasi Standardize

Sumber: Lampenius dan Zickar (2005)

Persamaan struktural yang SR → RT dan RC → RT, SR dan RC itu tidak

dapat di kontrol (Gambar 2.9). RT diukur oleh STOCK (saham), st-CB (obligasi

swasta), lt-CB (obligasi pemerintah) dan SAVING (tabungan), di mana koefisien

tinggi dan nilai-nilai t-sangat signifikan. Untuk lt-CB dan st-CB nilai tidak

signifikan. Ini menunjukkan bahwa individu tidak membedakan antara obligasi

pemerintah dengan obligasi korporasi. Root mean square residual (RMR = 0,067)

dan Goodnes fit index (GFI = 0,83) menunjukkan marginal fit. Kesimpulannya

indeks fit menunjukkan bahwa model sudah cukup pas dan dapat diandalkan.

Pengembangan penelitian tentang risiko lebih lanjut oleh Sjoberg dan

Engelberg (2009). Mereka meneliti tentang preferensi risiko ekonomi. Responden

dibagi tiga kelompok, yaitu kelompok pertama dan kedua diberikan kuesioner

untuk diselesaikan di kelas. Kemudian, kelompok ketiga dikirim dan

dikumpulkan melalui pos. Semua tanggapan responden baik kelompok pertama,

kedua, dan ketiga tidak bernama. Sikap akan risiko dan sikap gambling

dibandingkan siswa dan non-siswa hasilnya significant. Terutama untuk

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

58

preferensi risiko ekonomi, tetapi tidak ada interaksi. Penelitian Sjoberg dan

Engelberg (2009) juga meneliti tentang gender. Hasilnya ada perbedaan ketiga

kelompok dengan F (1.187) = 57,280, p = 0,0005, dan untuk perbedaan gender F

(1.187) = 9,419, p = 0,002.

Sjoberg dan Engelberg (2009) menggunakan kognitif dengan pendekatan

Tversky dan Kahneman tentang heuristik yang mendominasi, tetapi perlu

dilengkapi dengan faktor-faktor emosional dan kepribadian, karena keterbatasan

kognitif tidak memberikan penjelasan lengkap dari psikologi pengambilan

keputusan. Hipotesis 1 dalam penelitian Sjoberg dan Engelberg (2009) sangat

didukung oleh hasil yang diperoleh. Mahasiswa keuangan lebih positif dalam

pengambilan risiko ekonomi dibandingkan dengan yang lain dan lebih cenderung

ke arah gambling dan spekulasi.

Kemudian, hasil penelitian Sjoberg dan Engelberg (2009) juga

mengatakan risiko cenderung dianggap berbeda antara satu dengan yang lain. Ini

akan menarik untuk mempelajari sikap risiko dan mengambil risiko bagi diri

sendiri dan orang lain di bidang keuangan. Hasil penelitian Sjoberg dan Engelberg

(2009) didukung oleh Stone, Andrea dan Caruthers (2002) menemukan

kecenderungan yang sama untuk penggunaan individu dan general dalam

mengambil risiko bagi diri sendiri dan orang lain.

Risiko investor tidak terlepas dari tingkat keyakinan investor dalam

membuat keputusan berinvestasi. Model Bailard, Biehl, dan Kaiser (BB&K)

beberapa prinsip model Barnewall (Pompian, 2006), dengan pengklasifikasian

investor sepanjang garis lurus mendatar dan tegak, tingkat keyakinan merupakan

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

59

dimensi tambahan yang baru. Dapat dilihat keyakinan terbentuk disaat posisi dari

investor menjadi individualis dan juga dapat menjadi penjelajah (adventurer)

(Gambar 2.10).

Masing-masing bagian akan diuraikan, sebagai berikut yaitu adventure,

investor sangat yakin akan idenya dalam berinvestasi, tahu risiko, dan klien yang

volatile. Celebrity, investor sangat takut jatuh atau rugi, tidak memiliki ide

investasi, hasilnya sangat tergantung the best prey untuk turnover broker yang

maksimum. Individualist, cenderung pada cara investor sendiri, sangat hati-hati,

menggunakan metodikal dan analitikal, serta rasional ketika manajer portofolio

berbicara sense. Guardian, investor lebih melindungi aset-asetnya, karena mereka

sudah get older, pendekatannya pada personality profile, sadar akan keterbatasan

umur mereka, tidak tertarik volatility dan tidak menyukai perasaan jantung

berdebar saat melihat transaksi. Straight arrow, kebanyakan investor pada posisi

ini (so well balanced), tidak dapat diletakkan pada kuardan yang lebih spesifik,

risiko yang di ambil adalah medium.

Gambar 2.10. Model BB&K Five-Way

Sumber: Pompian, M. M. (2006)

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

60

Disamping itu, Cheng (2007) meneliti dampak perbedaan antar trading

saham elektronik dengan lingkungan pasar future. Penelitian tersebut menguji

persepsi, keyakinan, dan sikap risiko akan pasar future. Studinya merupakan

pengembangan dari studi yang telah dilakukan oleh DeBondt dan Thaler (1995),

dimana mereka menemukan penilaian psikologi manusia yang overconfident,

merupakan karakteristik manusia yang memiliki estimasi banyak biasnya.

Overconfidence secara umum berdampak negatif terhadap kinerja trading

(signifikan 5%). Namun demikian, hasil studi Cheng (2007) memiliki

keterbatasan oleh karena pengelompokan subjek (responden dalam eksperimen)

dibagi atas tiga kelompok mahasiswa, yaitu berdasarkan umur trading,

kematangan trading, dan pengalaman trading, tidak dapat memberikan hasil yang

sama dengan professional dan trader yang matang.

Stotz dan Nitzsch (2005) mengungkapkan bahwa para analis gagal

memprediksi pasar saham, karena ada konflik kepentingan di dalam

memprediksinya, dan distorsi oleh faktor-faktor psikologi. Rata-rata para analis

keuangan memprediksi ada bias pada laba dan harga. Mereka juga menguji

kenapa para analis sangat yakin akan estimasi laba dan harga. Secara umum,

tingkat overconfidence terlihat tinggi antara 60%-70%, namun tingginya tingkat

overconfidence dapat membuat bias, oleh karena itu dilakukan justifikasi dengan

bentuk proteksi diri. Para analis seharusnya sadar akan fenomena konfrontasi

overconfidence ini. Mereka dapat saja percaya diri tetapi tidak menjadi

overconfident.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

61

Wood dan Zaichkowsky (2004) menyebarkan kuesioner untuk

mengumpulkan informasi terhadap perilaku investor individu. Penelitian ini

memakai metode eksploratif. Bagian pertama dengan lima konstruk utama, yaitu

Investasi yang dilakukan long-term/ short-term (horison waktu); Stabilitas vs

Volatilitas; Sikap akan risiko; Keyakinan; Pengendalian. Untuk memastikan

bahwa setiap konstruk dapat diukur reliabel, beberapa pertanyaan diajukan untuk

masing-masing konstruk di atas. Untuk menjawab Wood dan Zaichkowsky (2004)

membuat menjadi empat bagian, sebagai berikut:

Bagian pertama: Personalisasi loss. Bagian pertama ini diukur dengan

menggunakan tujuh poin skala Likert, dengan 1 menjadi "sangat tidak setuju,"

dan 7 menjadi "sangat setuju."

Bagian kedua: Bertanya kepada peserta bagaimana pentingnya

mempertimbangkan beberapa sumber informasi dan tipe informasi yang dibaca

untuk mengevaluasi investasi volatile versus investasi stabil.

Bagian ketiga: Mereka meminta peserta untuk mengingat saham paling baru

dibeli dan dijual, dan mengapa tindakan tersebut yang diambil. Selain itu, data

mengenai kinerja saham, aktivitas perdagangan, dan price-checking habits

dikumpulkan.

Bagian keempat: Meliputi karakteristik demografi, aktivitas perdagangan,

ukuran dan komposisi portofolio, dan metode yang paling biasa dipakai dalam

investasi.

Sampel penelitian Wood dan Zaichkowsky (2004) menggunakan snowball dan

kemudahan prosedur sampling, karena data yang dikumpulkan itu sangat pribadi

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

62

dan rahasia dan tidak dapat diperoleh melalui sumber kelembagaan. Hal pertama

yang dilakukan mereka, survei ini didistribusikan kepada teman dan kolega

dengan pengalaman investasi. Hal kedua yang dilakukan, siswa MBA eksekutif

diminta untuk mengisi survei (sebagian besar profesional, sehingga Wood dan

Zaichkowsky mengharapkan mereka untuk memiliki pengalaman investasi yang

signifikan). Mereka yang disurvei dengan cara mengedarkan kuesioner ke kotak

surat pribadi. Sebagai insentif, mereka diberikan kesempatan untuk memenangkan

hadiah $ 50 berupa voucher restoran.

Penelitian Wood dan Zaichkowsky (2004) juga memiliki empat cluster.

Cluster pertama, merupakan sikap tidak toleran terhadap risiko yang ada.

Bijaksana untuk penasihat keuangan di kelompok ini untuk memusatkan upaya-

upaya mereka dan nasihat tentang diversifikasi dan manajemen risiko. Reksa dana

dan investasi stabil blue-chip mungkin sesuai untuk segmen ini.

Cluster kedua, merupakan kepercayaan trader. Keyakinan trader

menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dan pengendalian trading aktif. Hal

ini sesuai dengan penelitian Barber dan Odean's (1999) menemukan bahwa

investor dengan tingkat keyakinan yang tinggi oleh trader lebih sering dilakukan.

Cluster ketiga, takut mengalami kerugian yang biasanya dapat dilihat pada

trader muda. Risk-averse trader muda adalah segmen investor muda, sejalan

dengan portofolio investasi yang terkecil. Risk-averse trader muda mencari berita

terbaru serta mencari volatilitas pergerakan saham yang paling berguna untuk

investasi menurut cluster ketiga ini. Demikian juga, perusahaan bisa mentargetkan

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

63

segmen ini dengan memperbarui situs web yang efektif bagi investor untuk

perkembangan saat ini.

Cluster empat, merupakan investor konservatif. Investor konservatif

dengan investasi jangka panjangnya hampir kebalikan dari trader yang

overconfidence. Mereka memiliki peringkat paling rendah baik untuk kepercayaan

dan pengendalian diri. Segmen ini memiliki proporsi perempuan yang besar dan

jarang trading. Kelompok ini tidak menggunakan laporan keuangan secara rinci

yang berguna untuk mengevaluasi investasinya, tapi mereka menggunakan berita

terbaru untuk mengevaluasi volatilitas saham mereka. Studi eksploratif Wood dan

Zaichkowsky (2004) sangat tepat untuk digunakan sebagai titik awal memahami

perilaku kompleks investor individu.

2.7.1. Dissonansi Kognitif

Teori dissonansi kognitif oleh Festinger (1957) mengatakan ada tiga

asumsi dasar, yaitu manusia sensitif untuk tidak konsisten antara aksi (actions)

dengan keyakinan (beliefs); Pengulangan kognisi ketidakkonsistenan akan

berakibat dissonansi, dan akan memotivasi individu untuk menangani dissonansi

tersebut; Dissonansi akan ditangani dengan perubahan keyakinan, perubahan aksi,

dan perubahan persepsi aksi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 terlihat dengan tiga cara (perubahan keyakinan, perubahan

aksi, dan perubahan persepsi aksi) dapat mengurangi adanya dissonansi kognitif.

Perubahan keyakian, merupakan cara yang mudah untuk menangai dissonansi

antara aksi dan kepercayaan. Bila seseorang memutuskan untuk menyontek, akan

tetapi dasar kepercayaannya, menyotek itu tidak baik. Selain itu, dasar

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

64

kepercayaan dan sikap sebenarnya agak stabil, manusia tidak akan merubah dasar

kepercayaannya, sikapnya, dan opininya setiap hari. Hal ini akan lebih

memantapkan dasar kepercayaannya, sejak manusia melihat banyak hal dalam

memprediksi kejadian-kejadian dan melakukan penataan pikirannya.

Cara kedua untuk mengurangi dissonansi kognitif, adalah perubahan aksi.

Perubahan aksi akan menyakinan manusia untuk tidak melakukan aksi itu

kembali. Tuhan mengetahui, bahwa menyontek itu salah dan dapat memotivasi

manusia yang menyontek itu berubah dan tidak akan melakukannya lagi.

Gambar 2.11. Teori Dissonansi Kognitif

Sumber: Festinger (1957)

Begitu juga dengan cara ketiga untuk mengurangi dissonansi kognitif,

merubah persepsi aksi. Cara ketiga ini lebih kompleks resolusinya, karena

manusia diminta untuk merubah cara pandang, cara mengingat, cara menerima

aksi. Ini berhubungan dangan cara berbahasa sehari-hari yang membuat tidakkan

yang dilakukan menjadi rasional. Misalnya, manusia memilih untuk menyotek,

karena bila tidak menyontek, manusia tersebut merasa dia yang paling bodoh di

kelas tersebut. Atau, manusia melihat sekitarnya melakukan tindakan menyotek,

kenapa dia tidak melakukan hal yang sama.

Action

Belief

Dissonance

Change Belief

Change Action

Change Action

Perception

Dissonance Inconsistensy

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

65

Gambar 2.12. Teori Dissonansi Kognitif dan Eksperimen

Sumber: Festinger dan Carlsmith (1959)

Festinger dan Carlsmith (1959) melakukan studi eksperimen konsekuensi

kognitif akibat komplen. Eksperimennya melihat konteks psikologikal yang

berhubungan dengan mentalistik versus teori keperilakuan. Pada eksperimennya

seluruh partisipan membutuhkan persetujuan untuk mengatakan kebohongan. Jadi

ada tugas (task) yang membosankan, dimana kelompok pertama diberikan $1, dan

diminta untuk mengatakan kebohongan, akan tetapi mereka yang melakukan tugas

tidaklah bodoh, sehingga menghasilkan dissonansi yang tinggi dan membuat

tugasnya menjadi menyenangkan. Berbeda dengan kelompok kedua, diberikan

$20 dan melakukan tugas yang sama dengan kelompok satu, hasilnya mereka

memiliki dissonansi yang rendah dan mengatakan tugasnya sangat membosankan

dan tidak menyenangkan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.12.

2.8. Laporan Keuangan, Informasi Akuntansi, dan Informasi Pasar

Definisi tujuan laporan keuangan menuruk PSAK No.1 (Revisi 2009)

adalah menyediakan infomasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pengambil keputusan ekonomi (IAI, 2009). Ada 2 kata kunci dalam membahas

I’m not cheap and don’t

lie easily

Did boring task and lied

for 1$

Did boring task and lied

for 20$

High Dissonance

Low dissonance

Boring task fun

Boring task not fun

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

66

tujuan laporan keuangan, yaitu pertama, laporan keuangan harus memberikan

informasi yang bermanfaat; kedua, laporan keuangan digunakan untuk membuat

keputusan yang logis.

Penelitian-penelitian akuntansi keperilakuan muncul pada tahun 1950-an

sampai dengan sekarang. Fokus penelitiannya, menginvestigasi bagaimana para

pemakai informasi akuntansi membuat keputusan dan informasi apa yang mereka

perlukan.

Ball dan Brown (1968) memperlihatkan harga saham naik atau turun

dikarenakan perusahaan melaporkan labanya naik atau turun, dengan

menggunakan model simple time-series untuk ekspektasinya. Disamping itu pula,

penelitian Ball dan Brown (1968) dilanjutkan untuk bulan-bulan berikutnya

tentang reaksi pasar setelah pengumuman laba dilakukan (post-earning-

announcement-drift disingkat PEAD). Pada saat inilah ada kecurigaan anomali

pasar terjadi, oleh karena hasilnya bertentangan dengan Efficient Market

Hypothesis (EMH), diformulasikan oleh Fama pada tahun 1970. Hasil ini pun

didukung oleh Libby et al. (2002), Bernard dan Thomas (1990), Abarbanell dan

Bernard (1992) mendukung penelitian PEAD merefleksikan ketidakefisienan

pasar modal.

Ketidakefisienan pasar modal bukan karena laporan keuangan tidak

memenuhi karakteristik kualitatif (dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan

dapat diperbandingkan), namun lebih disebabkan perilaku pemakai informasi

akuntansi yang ada pada laporan keuangan tersebut (investor individu atau

investor institusi atau pelaku di pasar modal). Artinya, bidang akuntansi yang

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

67

membuat laporan keuangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, ada lintas bidang

psikologi (kognisi dan personaliti), atau hukum dan etika (pelanggaran penyajian

laporan keuangan tidak sesuai dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berterima

Umum disingkat PABU) pada saat laporan keuangan tersebut digunakan untuk

pengambilan keputusan.

Kothari (2001) mengatakan ada hubungan antara pasar modal dengan

laporan keuangan. Sumber utama permintaan riset empiris di pasar modal dalam

akuntansi adalah analisis fundamental, valuasi, dan pengujian pasar efisiensi.

Analisis fundamental dengan menggunakan rasio-rasio keuangan untuk

meramalkan keuntungan masa depan, dengan menggunakan metode peramalan

time-series dan peramalan analisis. Hasilnya, rasio-rasio dapat memprediksi

pertumbuhan pendapatan. Besarnya rasio-rasio yang ada, memprediksi pula

strategi trading dengan mengeksploitasi informasi tentang pertumbuhan

pendapatan. Signal prediksi pendapatan ini juga menghasilkan imbal hasil yang

tidak normal. Maka pasar yang tidak efisien juga membutuhkan informasi

akuntansi yang ada pada laporan keuangan perusahaan.

Lako (2007) melakukan riset tentang kadungan informasi (information

content) yang menguji reaksi investor terhadap publikasi laporan keuangan

korporasi. Hasilnya mengatakan secara empiris para investor menrespon secara

signifikan publikasi laporan keuangan. Secara agregat, publikasi laporan

keuangan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta (1998-2001), hanya memberikan

konstribusi 4% untuk keputusan investor. Namun, pada tanggal publikasi laporan

keuangan untuk kandungan laba meningkat (good news bagi investor)

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

68

memberikan konstribusi sebesar 7,5%. Pada saat laba menurun atau bahkan rugi

(bad news bagi investor) hanya sebesar 0,1%. Temuan lainnya, ada efek

penganggu (confounding effects) berupa peristiwa politik, ekonomi, sosial,

keamanan dan peristiwa global, konstribusinya sebesar 10,2%.

Lako (2007) mengatakan bahwa relevansi nilai laporan keuangan sebelum

krisis (1990-1996) sebesar 0,6% jauh lebih rendah daripada periode setelah krisis

(1997-2004) sebesar 7,1%. Bahkan pada saat multi krisis pada rahun 1998,

laporan keuangan memiliki relevansi nilai (16,9%). Hal ini mengindikasikan

nahwa laporan keuangan semakin berguna nagi investor ketika lingkungan

eksternal mengalami krisis atau gejolak.

Hartono (2004) reaksi investor berbeda-beda terhadap rangkaian informasi

akuntansi yang terpublikasi, terlihat menjadi tipe yang mix (good news/ bad news

atau bad news/ good bews) akan berdampak pada reaksi investor lebih kearah

suprises belakangan daripada earlier suprises (suprises lebih dahulu).

Burton, et al. (2006) tentang ekperimen yangi terdiri dari dua rangkaian

komputer asset market yang erat mengikuti desain TCB (Tuttle Coller, Burton)

diadaptasi agar sesuai dengan pertanyaan penelitian pada penelitian ini. Disain

TCB yang memiliki beberapa keunggulan yaitu (1) penggunaan informasi

kualitatif, (2) menampilan bias harga pasar sebelumnya, dan (3) kemampuan

untuk perbandingan perilaku individu dan kelompok, yang paling penting untuk

mengubah desain adalah untuk mendapatkan harga kepercayaan dari masing-

masing traders setelah penerimaan setiap informasi sebelum trading pada

informasi tersebut di pasar. Temuan dari grup polarisasi menunjukkan bahwa

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

69

individu-individu yang kemudian memegang kepercayaan harga paling ektrim

akan mempengaruhi pasar yang lebih luas dari individu-individu yang memegang

kepercayaan yang paling konservatif.

Penelitian grup polarisasi juga menyarankan bahwa partisipasi dalam pasar

akan menonjolkan preferensi risiko maka menghasilkan “good news” berhati-hati

adanya pergeseran harga (cenderung harga lebih rendah) sementara “bad news”

menghasilkan perubahan risiko (cenderung harga lebih tinggi). Pada dasarnya,

perubahan harga besar menyampaikan pesan yang lebih besar daripada perubahan

harga kecil.

Penelitian Ekholm (2006) tentang data saham yang listed di Finland.

Model estimasi dengan proxy variabel dependent adalah reaksi investor, proxy

variabel independent earning suprise untuk setiap kelompok investor. Kategori

investor adalah perusahaan, institusi keuangan, pemerintahan, organisasi non-

profit, households, organisasi negara dan internasional. Penelitian Ekholm (2006)

menemukan sebagian besar para investor menjual saham pada saat setelah positif

earing suprise dan sebaliknya saat membeli saham setelah negatif earning

suprise. Banyak investor menunjukkan perilaku yang berbeda pada sebagian besar

investor. Hal ini menunjukkan ada perilaku investor yang beraneka ragam.

Muncul overconfidence sebagai kandidat yang paling kuat untuk keadaan earning

suprise. Hasilnya earning suprise secara signifikan berpengaruh (arah negatif)

terhadap household dan organisasi negara dan internasional.

Penelitian Lawrence dan Kercsmar (1999) tentang proses penelusuran

aktivitas penyeleksian informasi oleh pembuat keputusan digunakan untuk penilai

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

70

pentingnya accounting-based, market based, dan analyst-based information

dalam keputusan investasi. Tahapan input melalui pertanyaan:

1. Informasi apa yang menjadi pertimbangan untuk informasi yang umum?

2. Bagaimana menyeleksi kegunaan informasi?

3. Penilaian apa atau keputusan apa yang dibuat?

Subjek eksperimen penelitian Lawrence dan Kercsmar (1999) AAII (The

American Association of Individual Investor) sebanyak 2.100 investor. Penelitian

eksperimen ini terlalu panjang eksperimennya, maka yang bersedia hanya 26 AII.

Kemudian, subjek secara random memilih 2 emiten setiap 5 industri (drug,

electrical equipment, food processing, integrated steel, manufactured housing and

recreation vehicles,). Setiap partisipan mendapatkan uang maya sebesar $10,000

yang harus diinvestasikan. Informasi keuangan yang diberikan ada 29 dokumen

atau skedul spesifik perusahaan totalnya sebesar 290 item. Partisipan diberi hanya

15-20 menit saja.

Tabel 2.3. Urutan Informasi Secara Keseluruhan 1. Informasi spesifik

perusahaan 2. Capital Structure 3. Auditor Opinion

4. Stock Price History 5. Insider Stock Trading 6. Capital Spending

7. Price-Earning Ratio 8. earning Predictability 9. Segmented Earning

10. Analyst Opinion 11. Business Description 12. Amount of Stock

Outstanding

13. Earning dan EPS 14. Trading Volume of Stock 15. Price Growth Persistence

16. Dividend 17. Detaiols of Financial

Position 18. Details of Earnings

19. Stock Beta 20. R&D Expenditure 21. Details of Funds Flow

22. Financial Rating 23. Cash Flow 24. Price Stability Rating

25. Sales Data 26. Institutional Stock

Transaction 27. Working capital

28. Stock Book Value 29. Employees/ Labor Costs 30. Price-Adjusted earning

Sumber: Lawrence dan Kercsmar (1999)

Hasil penelitian Lawrence dan Kercsmar (1999) tentang informasi yang

menjadi pertimbangan untuk informasi yang umum, serta caranya menyeleksi

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

71

kegunaan informasi adalah perilaku membuat suatu keputusan dengan informasi

yang telah disediakan sesuai dengan urutan yang terbesar ke yang terkecil,

informasi industri yang dibutuhkan sebagian besar opini analis dan data keuangan,

dapat dilihat pada tabel 2.3.

Keuangan ekonom telah meminjam ilmu dari psikologi individu daripada

psikologi sosial (Hirshleifer, 2001). Teoritis Keuangan telah meneliti bagaimana

informasi ditransmisikan oleh harga, volume, atau tindakan korporasi. Namun,

setiap orang dan media memberikan ide dan perilaku yang tampaknya juga

penting. Perilaku herding atau menularkan ajakan telah diusulkan sebagai sumber

fluktuasi endogen (bubbles dan crashes) di pasar keuangan (Topol, 1991).

Studi Hirshleifer (2001) menarik, karena menunjukkan bahwa fluktuasi

pasar seperti itu mungkin timbul dengan mengabaikan berita luar biasa atau

eksogen lainnya yang menguncang pasar. Berikut ini merupakan pergerakan

saham yang terjadi di Pasar Modal Jepang, yang terlihat ada dua bagian yaitu saat

bullish dan bearish kondisi pasar modalnya, saat bearish dapat dikatakan terjadi

perilaku herding (gambar 2.13).

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

72

Gambar 2.13. Pergerakan Indeks Saham Nikkey

Sumber: Cajueiro, D. O dan Tabak, B.M. (2007)

Perilaku herding terjadi disaat investor mengikuti keramaian dan meniru

investor lainnya, sehingga pasar tidak stabil, harga terdorong membentuk excess

volatility (volatilitas yang lebih). Hal inilah dikatakan pasar tidak efisien

(inefisien), karena harga yang tinggi, tidak berarti memiliki informasi akuntansi

yang ada, tetapi berdasarkan keramaian investor melakukan trading. Perbandingan

pasar efisien dan tidak efisien dapat terlihat pada gambar 2.13.

Pada gambar 2.14. dapat kita ketahui pergerakan harga saham yang pasar

efisien sangat cepat perubahannya dengan pola yang jelas berbeda dengan pasar

yang tidak efisien. Perilaku keuangan merupakan penolakkan akan adanya pasar

yang efisien (Chuvakhim, 2008).

Penelitian Hales (2009) melakukan 2 eksperimen, yaitu eksperimen pertama

untuk trader mental miopik, dan eksperimen kedua untuk tader mental agresif.

Eksperimen 1 memiliki subjek sebanyak 32 orang (15 laki-laki, 17 perempuan)

direkrut untuk berpartisipasi melalui e-mail dan selebaran leaflet pada sebuah

Bearish

Bullish

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

73

universitas yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana (53%) dan sarjana S1 (41%).

Peserta yang tersisa (6 %) bukan siswa kedua kelompok pada saat itu. Peserta

secara acak dipasangkan menjadi 16 kohort, dan masing-masing kelompok terlibat

dalam 15 putaran trader. Eksperimen ini menghasilkan sejumlah besar data

trading. Namun, sebagian besar pengamatan ini jelas tidak independen, dan Hales

(2009) melakukan analisis data untuk menghindari signifikansi yang berlebihan

secara statistik.

Gambar 2.14. Pergerakan Harga Saham pada saat Pasar Efisien atau Inefisien

Sumber: Chuvakhim, N. (2008)

Kemudian, eksperimen kedua memiliki rancangan ekperimen dan prosedur yang

sama seperti pada eksperimen 1, bedanya pada subjek membuka buku pesanan

selama periode entri untuk setengah dari kohort. Pada eksperimen kedua ini ada

32 peserta, 2 direkrut dari 20 besar program MBA. Laki-laki (81%), yang

konsisten dengan populasi siswa yang mendasari dalam program ini (71% laki-

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

74

laki). Trader pada umumnya tidak peka terhadap adverse selection dan siap

terlibat dalam suboptimal, perdagangan spekulatif. Sebaliknya, ketika para trader

diminta untuk menilai perselisihan atas nilai aset atau ketika mereka bertrasaksi di

pasar yang lebih transparan, mereka tampak kurang ''setuju." Hasil ini

memberikan pemahaman tentang mengapa investor menyimpang dari strategi

trader secara rasional dan bagaimana psikologi investor akan mempengaruhi

perilaku trading.

Eksperimen kedua, menguji apa yang mendorong perilaku trading

spekulatif. Hasil dari kedua eksperimen tersebut memberikan bukti bahwa

individu lebih cenderung untuk terlibat dalam suboptimal, trader spekulatif

miopik ketika mereka berfokus pada nilai fundamental sebagaimana ditunjukkan

oleh nilai sinyal mereka. Artinya, ada beberapa intervensi, trader tampak sangat

bersedia untuk ''setuju untuk tidak setuju" dan membiarkan diri mereka rentan

terhadap seleksi negatif.

Penelitian Hibbert, et al. (2008) tentang memperlihatkan hubungan imbal

hasil realisasi secara harian dan imbal hasil secara mingguan untuk pasar dan

volatilitinya. Lebih spesifik lagi, negatif atau positif inovasi untuk return

dikorelasikan dengan positif atau negatif inovasi untuk volatilitinya, dengan

pengaruh asimetrik yang besar ketika imbal hasil turun atau volatiliti yang naik.

Ada 2 teori yang menjelaskan hubungan negatif ini, yaitu:

a. Black (1976) postulat dengan kejutan negatif untuk imbal hasil menaikkan

financial leverage, membuat saham-saham berisiko dan secara berangsur-

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

75

angsur akan membuat naik volatilitasnya, hal ini dinamakan hipotesis

leverage.

b. Campbell and Hentschel (1992) memperlihatkan secara teoritikal bahwa

ekspektasi imbal hasil saham bertambah ketika pertambahan volatiliti,

kemudian harga saham sekarang akan jatuh untuk melengkapi perubahannya

pada ekspektasi pada masa yang akan datang (sebagai umpan balik).

Secara empiris penemuan oleh Hibbert, et al. (2008) dapat digolongkan menjadi 4

dimensi, yaitu:

1. Konsisten dengan penelitian sebelumnya, menemukan signifikan negatif dan

kolerasi asimentrik dengan inovasi dalam imbal hasil dan (implikasi)

volatiliti untuk indeks saham. Bagaimanapun menggunakan model yang

sama dengan Bollerslev and Zhou (2006), hasilnya konsisten dengan

penjelasan perilaku akan hubungan kedua variabel, tapi tidak untuk leverage

atau volatiliti penjelasan umpan balik. Hasil juga memperlihatkan

superioritas VIX (VXN) yang baru untuk menguji hubungan imbal hasil dan

volatiliti yang di bandingkan near-the-money diimplikasikan pada volatiliti

atau sejalan dengan volatiliti.

2. Kontribusi kedua analisis ditail hubungan antar imbal hasil dan volatiliti

implikasi melalui waktu, sebaik untuk imbal hasil quintile dan dikaitkan

inovasi volatiliti. Hibbert, et al. (2008) menemukan secara individu tahun

memperlihatkan konsistensi laporan oleh lainnya. Lebih lagi, hasil imbal

hasil quintile memperlihatkan dukungan yang kuat untuk hubungan negatif

dan asimetrik, Implikasi utama ditemukan “ekor” kejadian-kejadian sengat

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

76

penting menentukan hubungan imbal hasil-volatiliti, dimana hubungan secara

berurutan berhubungan dengan bentuk distribusi imbal hasil.

3. Penelitian ini membandingkan hasil pengukuran volatility implikasi, VIX

baru memakai seluruh harga strike dan near-the-money volatiliti implikasi

pasar, peneliti memperlihatkan pentingnya kemencengan volatilitas dalam

menjelaskan asimetri imbal hasil-volatiliti. Hasil ini didukung Dennis et al.

(2006).

4. Penelitian ini memperlihatkan secara keseluruhan hubungan yang lebih

antara imbal hasil–volatiliti kemudian disarankan dengan hipotesi yang

mapan. Khususnya, peneliti memperlihatkan kekurangan pendukung untuk

leverage dan umpan balik teori-teori volatiliti yang memperhatikan hubungan

ini, sementara hasilnya tidak konsisten dengan penjelasan perilaku.

Tabel 2.4. Database Transaksi dan Daftar Informasi

1. Indentifikasi para trader.

2. Waktu melakukan order pada waktu yang relevan.

3. Tipe order (keterbatasan order, order pasar, stop keterbatasan order, dll.).

4. Aksi yang dilakukan (beli, jual, short, atau cover).

5. Volume.

6. Harga.

7. Lokasi trading (ECN, NYSE, Nasdaq, dll.).

8. Contra-party pada trader.

9. Jumlah partai di sisi lain dari perdagangan.

10. Apakah margin yang digunakan.

11. Lokasi rekening di Amerika Serikat (kantor cabang atau lokasi terpencil) atau luar negeri.

12. Apakah akun kelembagaan atau individu, tentu akan sangat relevan untuk penelitian kami.

Sumber: Garvey dan Murphy (2004)

Penelitian Garvey dan Murphy (2004) menguji bagaimana komisi

berpengaruh perilaku trading oleh analisis dengan sekumpulan data unik baik dari

trader aktif individu dan institusi. Kumpulan data lebih dari 400.000 trader

ekuitas, yang berasal dari 1.386 kelembagaan dan individu aktif trading selama

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

77

enam 68 hari periode trading. Ada 49 akun kelembagaan dan 1.337 akun individu.

Individual trader membayar biaya trading lebih tinggi daripada trader

institusional. Akibatnya, mereka terlibat dalam perilaku trader yang berisiko untuk

menutupi biaya tersebut.

Penelitian Garvey dan Murphy (2004) menemukan bahwa individu-

individu trader kurang signifikan dari trader kelembagaan, dan mengandaikan

bahwa biaya eksplisit substansial mereka dikeluarkan merupakan alasan utama.

Komisi sangat mengurangi keuntungan trader individu. Kita perhatikan bahwa

ketika individu melakukan trader, mungkin dalam upaya untuk menutupi biaya

yang lebih tinggi dari trading. Baik individu dan kelembagaan trader trading

intraday untuk menghasilkan keuntungan. Sejak individu trader membayar

komisi lebih tinggi, mereka cenderung kurang trading dan juga untuk mengambil

lebih banyak risiko. Trader kelembagaan minimal membayar biaya perdagangan

dan trading lebih sering, tetapi kurang mengambil risiko.

Tabel 2.5. Karakteristik Pasar Saham

(a) Harga saham kacau (harga diprediksi tidak sempurna)

(b) Volatilitas harga saham berlebihan dan terjadi gelembung harga,

(c) Mengikuti leader atau perilaku herding di antara investor,

(d) Salah mengestimasi risiko dan terjadi kerugian,

(e) Jual investasi terlalu cepat dan membeli terlalu lambat.

(f) Preferensi yang berbeda-beda di antara investor untuk dividen tunai,

(g) Keyakinan nilai waktu diversifikasi (risiko itu berkurang sesuai dengan waktu),

(h) Investasi earning lebih populer daripada imbal hasil,

(i) Kesalahan mengaggap perusahaan baik maka investasinya juga baik.

(j) Harga aset muncul diatas atau dibawah harga setelah ada informasi pasar baru,

(k) Investor individu yang memegang portofolio terdiversifikasi buruk,

(l) Unggul untuk jangka pendek dan inferior kinerja jangka panjang.

Sumber: Olsen (1998)

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

78

Temuan penelitian Garvey dan Murphy (2004) menunjukkan bahwa jika

trading dilakukan oleh trader individu dengan cara yang sama trader

kelembagaan lakukan, mereka akan sangat tidak menguntungkan karena biaya

komisi yang besar mereka keluarkan. Namun, jika sebagian besar trader individu

beralih ke bekerja untuk sebuah perusahaan, bukan untuk diri mereka sendiri,

mereka akan lebih baik.

Penelitian Olsen (1998) tentang deskriptif dengan bukti empiris yang

menunjukkan berkontribusi pada investasi yang terkait dengan karakteristik:

Pertama, fakta bahwa para peneliti keuangan hampir selalu merasa perlu untuk

memberikan penjelasan perilaku ex post untuk hasil numerik menunjukkan bahwa

perilaku selalu penting dan patut dipelajari dalam bidang keuangan.

Kedua, ekspansi baru-baru ini penelitian keuangan tradisional agen teori dan tata

kelola perusahaan menunjukkan bahwa perilaku individu dan kelompok sudah

menarik untuk beberapa peneliti keuangan.

Ketiga, penelitian keuangan tradisional baru-baru ini menekankan peran

informasi, terutama informasi asimetris, dalam penetapan harga aset dan perilaku

pasar. Seperti penekanan tidak konsisten dengan perilaku tekanan dari keuangan,

yang berusaha untuk memperluas informasi diset dari fokus pada fakta keputusan

sendiri untuk memasukkan informasi tentang konteks di mana keputusan dibuat.

Akhirnya, di masa lalu, keuangan dan ekonomi telah diperoleh dengan

memperkenalkan konsep-konsep perilaku ke dalam penjelasan dari proses

pengambilan keputusan. Sebagai contoh, mempertimbangkan manfaat

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

79

penggantian konsep utilitas untuk uang dengan Bernoulli dalam solusi Paradox St

Petersburg.

2.9. Karakteristik Investor Individu

Pada umumnya perempuan memiliki kemampuan yang khusus, yaitu

pertama, secara alamiah perempuan khawatir akan keamanan dirinya, oleh karena

itu mereka tidak enggan untuk meminta petunjuk atau nasihat, dan gemar

menyerap banyak informasi. Dorongan alamiah ini amat sesuai dengan strategi

berinvestasi di pasar modal, dimana para investor dituntut untuk mencari nasihat

investasi dan mengumpulkan banyak informasi sebelum memutuskan untuk

membeli ataupun menjual saham. Kedua, perempuan juga punya naluri atau

kepekaan yang tinggi, dan lebih memahami siklus. Kemampuan ini juga amat

dibutuhkan untuk berinvestasi di pasar modal. Selain membuat analisis seorang

investor saham mesti peka dan pandai membaca tren. Investor bursa saham mesti

mengikuti perkembangan dan memahami siklus fluktuasi harga saham (Graham,

et al., 2002). Sebaliknya laki-laki tidak memiliki kemampuan khusus tersebut.

Bila ini terus berkembang maka laki-laki akan bergeser kedudukannya tidak

menjadi sumber pencarian nafkah utama (Kover, 1999, pada Graham, et. al.,

2002).

Broverman (1972, pada Graham, et. al., 2002) mengatakan bahwa seorang

perempuan yang ideal adalah perempuan yang menampilkan ciri dan tingkah laku

feminim. Beberapa ciri feminim antara lain lebih mementingkan orang lain, tidak

ambisius dan tidak kompetitif, sedangkan beberapa ciri maskulin sebaliknya,

seperti berorientasi pada pekerjaan, ambisius dan kompetitif.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

80

Menurut komisi yang mempelajari major brokerage menemukan bahwa

gender menempati urutan ketiga sebagai faktor yang menentukan investasi,

setelah usia dan pendapatan (Bajtelmit dan Bernasek, 1996, pada Graham, et. al.,

2002). Perbedaan gender dalam melakukan strategi investasi ini meliputi

(Graham, et. al., 2002) Perbedaan gender dalam melakukan strategi investasi

dapat dilihat dari perbedaan dalam mengambil suatu risiko, tingkat keyakinan, dan

konsekuensi tentang keuangan. Perbedaan gender pertama dalam mengambil

suatu risiko, perempuan lebih risk aversion atau tidak suka risiko dibanding laki-

laki.

Tabel 2.6. Perbedaan Gender dalam berinvestasi NO PEREMPUAN LAKI-LAKI

1. Risk Averse Risk Taker

2. Kurangnya Tingkat Keyakinan Tingkat Keyakinan yang Tinggi

3. Banyak Pertimbangan terhadap

Konsekuensi Keuangan

Kurangnya Pertimbangan terhadap

Konsekuensi Keuangan

Sumber: Graham, et al. (2002)

Barber dan Odean (1995) menemukan dalam penelitiannya bahwa

perempuan memiliki perbedaan sikap terhadap uang dan investasi dari pada laki-

laki. Temuan ini didukung oleh hasil penelitian Surette (1998, pada Graham, J. F,

et. al., 2002) yang menyatakan bahwa perempuan cenderung berinvestasi secara

lebih konservatif atau kolot.

Perbedaan gender kedua adalah tingkat keyakinan atau percaya diri, hal ini

berhubungan dengan penemuan terdahulu yang menyatakan bahwa investor

perempuan kurang yakin atas keputusan keuangan yang mereka ambil akibat

kurang beraninya mereka mengambil suatu keputusan (kuatir akan keamanan

dirinya), sehingga mencari informasi lebih banyak dibanding laki-laki. Perbedaan

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

81

gender ketiga adalah konsekuensi pada keuanganan dengan kata lain terlalu

banyak pertimbangan. Ada akibat penting yang berhubungan dengan kurang

percaya diri investor perempuan dalam berinvestasi serta tindakan yang dilakukan

lebih risk averse dibanding laki-laki, yaitu kerugian serta keuntungan dari style

investor perempuan. Kerugiannya, perempuan condong menunda perencanaan

keuangan sampai suatu krisis berlalu, dengan kata lain opportunity cost muncul

disini. Keuntungannya, para perempuan cenderung lebih detail, lebih ingin tahu

dan mengerti terhadap investasi yang baik, serta banyaknya pertimbangan semua

faktor-faktor yang relevan terhadap investasi, sehingga segala sesuatu tindakan

yang dipikir terlebih dahulu menghasilkan imbal hasil investment yang tinggi

(Graham, et. al., 2002).

Meyers-Levy (1989) mengatakan bahwa para investor pria, menggunakan

informasi saat tersedia, informasi sederhana yang sering kali memudarkan

keputusan berinvestasi, tidak konsisten terhadap informasi keuangan dan laporan

keuangan, serta berjangka pendek. Hal ini sejalan dengan penelitian Darley dan

Smith (1995).

Tabel 2.7. Perbedaan Seks dan Gender Seks Gender

Fisik Biologis Konstruk Sosial

Jenis Kelamin Kategori Sosial

Bersifat Tetap=Kodrat Tidak tetap=Bisa Berubah=Bukan Kodrat

Perempuan:

menstruasi, menyusul & melahirkan

Laki-Laki:

sperma, membuahi

Perempuan:

streotype feminin = lembut, perasa, dll.

Laki-Laki:

stereotype maskulin = rasional, perkasa, dll.

Sumber: Schelegel, A. (2001)

Darley dan Smith (1995) mengatakan, para investor perempuan

dihipotesakan ke arah penuh pemahaman memproses informasi, cenderung untuk

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

82

mempertimbangkan banyak informasi keuangan dan laporan keuangan serta lebih

fokal dan nyata, serta berjangka panjang.

Tabel 2.8. Paradigma dalam Aplikasi Praktek Behavioral Finance

Measure Old Paradigm New Paradigm

Korelasi behavioral finance

biases dengan pengukuran

psikologi

NO

YES

Pengujian yang ketat untuk

menentukan tipe personaliti

NO

YES

Gender-based bias testing Limited YES

Sumber: Pompian (2006)

Dalam pemilihan informasi pun sebenarnya ada paradigma yang harus kita

ketahui dalam aplikasinya terhadap behavioral finance, seperti yang dapat kita

lihat pada tabel 2.8.

Gambar 2.15, dapat kita lihat 2 skala toleransi risiko berdasarkan gender dan

personaliti. Dengan beberapa pertanyaan:

(a) Bagaimana interaksi dengan dunia nyata dan arah dari energi seseorang?

Hal ini akan menjawab seseorang investor ataupun pialang itu extraverted

atau introverted (E vs. I)

(b) Jenis informasi apakah yang secara natural dibutuhkan? Hal ini akan

menjawab seseorang investor ataupun pialang menggunakan sensing atau

intuisi (S vs. N).

(c) Bagaimana seseorang membuat keputusan? Hal ini akan menjawab

seorang investor ataupun pialang untuk berpikir atau menggunakan feeling

(T vs. F).

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

83

(d) Apakah seseorang investor ataupun pialang lebih menyukai cara hidup

yang yang terstruktur atau spontan? Hal ini akan menjawab seseorang

investor ataupun pialang melakukan judging atau perceiving (J vs. P).

Gambar 2.15. Type & Gender-Based Risk Tolerance Scales

Sumber: Pompian dan Longo (2004)

Pompian dan Longo (2004) menggunakan Myers-Bringgs Type Indicator

(MBTI) dengan empat dimensi, yaitu extrovert vs introvert, sensing vs intuitiv,

thinking vs feeling, judging vs perceiving. Skala Extroversion-Introversion

mengindikasikan apakah seseorang cenderung mengarah keluar dari dirinya, atau

lebih kearah dalam dirinya. Extroverts memiliki ciri yaitu sosial, people oriented,

bekerja dengan baik dalam grup, memiliki banyak relasi. Sebaliknya, Introvert

yang memiliki ciri yaitu intens, bekerja melalui ide, reflektif, dan sedikit memiliki

relasi. Skala Sensation vs Intuition mengindikasikan apakah seseorang cenderung

melihat realisme atau imajinasi. Sensing memiliki ciri yaitu praktik, responsif,

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

84

realistik, faktual, akurat, orientasi detail. Sebaliknya, Intuitive memiliki ciri yaitu

pengertian, inovatif, berpikir ke depan, strategi, pembelajar, pemberi inspirasi.

Gambar 2.16. Empat Dimensi Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)

Sumber: Friedman dan Schustack (2008)

Skala Thinking-Feeling mengindikasikan apakah seseorang cenderung logis dan

objektif atau personal dan subjektif. Thinking memiliki ciri yaitu logic, objektif,

reasoning, konsisten, analitis, pengguna informasi.Sebaliknya, Feeling memiliki

ciri yaitu personal, bekerjasama, memiliki nilai, berkaitan dengan lainnya,

peramah, subjektif. Skala Judgement-Perception mengindikasikan orientasi

seseorang lebih tertruktur dan lebih suka menilai atau lebih fleksibel dan perseptif.

Judging memiliki ciri yaitu pembuat keputusan, perencana, berorientasi tujuan,

cepat bertindak, pekerja keras. Sebaliknya, Perceiving memiliki ciri fleksibel,

adaptasi, kebetulan, mengikuti alir, tidak bersyarat. Hal ini dapat dilihat pada

gambar 2.16.

Lin (2011) melakukan studi eksplorasi hubungan antara sifat-sifat

psikologi, demografi dan bias behavioral financial (Keuangan Keperilakuan)

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

85

untuk para investor individu di Pasar Modal Taiwan. Studinya menguji tiga tipe

bias behavioral financial (Keuangan Keperilakuan), yaitu Efek Disposisi,

herding, dan overconfidence terhadap model Big Five personalti (neurotocism,

extraversion, openess, conscientiousness, dan agreeableness) serta demografi

(gender, umur, tingkat pendidikan, dan tempat tinggal) investor individu.

Hasil Lin (2011) mengatakan ada empat sifat personaliti dan demografi

yang signifikan berkaitan dengan bias behavioral financial (Keuangan

Keperilakuan). Sifat personaliti neurotocism (cirinya: mudah merasa khawatir,

marah, depresi, dan kecenderungan reaksi emosi yang reaktif) yang signifikan

berkaitan dengan Efek Disposisi dan herding. Sifat personaliti extraversion

(cirinya: ramah, suka bergaul, sosial, mudah untuk memberikan keputusan, hidup

tidak dibatasi aturan, tertarik pada banyak hal) yang signifikan berkaitan dengan

herding dan overconfidence.

Sifat persnolaiti lainnya adalah sifat personaliti openness (cirinya:

fleksibel, keinginan untuk elemen-elemen baru, mudah bertoleransi, fantasi,

mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, memiliki nilai imajinasi, ide-ide

baru) yang signifikan berkaitan dengan herding dan overconfidence. Sifat

personaliti conscientiousness (cirinya: kompeten, ambisi, disiplin, mengikuti

aturan atau norma, terorganisasi, memprioritaskan tugas) yang signifikan

berkaitan dengan Efek Disposisi dan overconfidence. Namun ada sifat personaliti

yang tidak signifikan berhubungan dengan efek diaposisi, herding dan

overconfidence, yaitu sifat personaliti agreeableness (cirinya: ramah, menghindari

konflik, kecenderungan menghormati orang lain, dan percaya kepada orang lain).

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

86

Untuk hubungan demografi dengan bias behavioral financial (Keuangan

Keperilakuan) yang berkaitan signifikan adalah gender dengan overconfidence,

umur dengan Efek Disposisi dan overconfidence, serta tempat tinggal dengan

herding (Lin, 2011).

Sadi, et al. (2011) melakukan studi behavioral financial (Keuangan

Keperilakuan) tentang eksplanasi personaliti investor (extroversion,

agreeableness, conscientousness, neuroticism, dan openness) dan efek bias

persepsi investor individu (overconfidence bias, availability, hindsight, escalation

of commitment, randomness) pada keputusan keuangan di Pasar Modal Tehran.

Hasilnya sama dengan Lin (2011), hanya ada empat sifat personaliti yang

berkaitan secara signifikan, yaitu extroversion, conscientousness, neuroticism, dan

openness.

Sadi, et al. (2011), yaitu hubungan extraversion dan hindsight bias positif

signifikan. Hal ini memberikan arti, transparansi akan mengurangi error di pasar

modal dan membantu para investor untuk membuat keputusan yang terbaik, serta

dengan melakukan pelatihan dapat meningkatkan pikiran investor secara rasional.

Kemudian, ada hubungan terbalik yang kuat antara conscientiousness dengan

dutifulness dan randomness bias.

Hubungan terbalik ini dapat ditingkatkan dari pemberian workshop untuk

para investor. Berikutmya, ada hubungan yang kuat antara neuroticism dengan

randomness bias, hindsight bias dan availability. Hal in menyarankan para

investor yang mengikuti pelatihan stres, sehingga lebih baik diberikan software

pembelajaran untuk mengurangi eror perilaku investor individu. Akhirnya,

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

87

hipotesis yang menyatakan hubungan kuat antara openness dengan hindsight,

overconfidence, namun ada hubungan terbalik antara openness dengan availability

bias. Artinya, keingintahuan, kreatif, dan fleksibel investor dilakukan dengan cara

intensive dan overconfidence.

Berdasarkan uraian di atas tentang trait kepribadian (sifat-sifat psikologi)

investor individu, ternyata ada yang menggunakan pendekatan Myers-Briggs Type

Indicator (MBTI) terdiri dari extrovert vs introvert, sensing vs intuitiv, thinking vs

feeling, judging vs perceiving, namun ada juga yang menggunakan Big Five terdiri

dari extroversion, agreeableness, conscientousness, neuroticism, dan opennes.

Kedua pendekatan ini sama-sama teknik pemeriksaan individual yang baik.

Teknik pemeriksaan akan memberikan posisi yang sesuai dengan kepribadian

investor individu, sehingga membantu investor individu untuk menghasilkan

keputusan investasi yang memuaskan.

2.10. Kerangka Pemikiran Teoritis

Uraian di atas membuat peneliti merangkai sebuah rerangka konseptual

seperti pada gambar 2.17 di bawah ini.

Gambar 2.17. Rerangka Pemikiran Penelitian

Pembuatan Keputusan

Investasi Saham

Aspek Kognisi Efek Disposisi Informasi Akuntansi

Ada atau Tidak ada informasi

Fundamental: EPS, PER, PBV, ROE, dan

DER

Risk atitude PGR

Confidance PLR

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

88

Bagian Efek Disposisi diambil dari Oden (1998) dan teori tentang kognisi investor

diambil dari Lovriec, et al. (2008), pada disertasi ini mengambil porporsi realisasi

keuntungan dan realisasi kerugian serta aspek risiko dan kepercayaan investor

individu. Sedangkan informasi akuntansi sebagai treatment untuk memperlihatkan

perubahan perilaku investor individu. Untuk informasi pasar dan karakter investor

individu (gender dan personaliti), merupakan variabel yang mempengaruhi

keseluruhannya.

2.11. Hipotesis

2.11.1. Hubungan Desain Efek Disposisi terhadap Pembuatan Keputusan

Investasi Saham

Teori Prospek (Kahneman dan Tversky, 1979; 1992) menguji akan

peningkatan kekuatan preferensi pengambilan keputusan sebagai suatu fungsi

outcome objective value (nilai objektif yang dihasilkan). Teori Prospek

mengevaluasi keuntungan dan kerugian yang telah diperoleh investor individual.

Bila hasil investasi yang diperoleh negatif, membentuk kurva asimetri yang

merefleksikan takut akan kerugian. Daerah gain cenderung risk aversion dan

daerah loss cenderung risk seeking. Oleh karena itu, investor akan cenderung

memegang saham sangat lama di daerah loss, sebaliknya investor akan cenderung

melepaskan saham secepatnya di daerah gain.

Teori Prospek merupakan dasar dari Efek Disposisi. Kausita (2010)

mengatakan Efek Disposisi merupakan gabungan dari Teori Prospek dengan

emosi individu pelaku pasar modal. Efek Disposisi muncul karena ada preferensi

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

89

dan kepercayaan investor individu yang berbeda-beda, serta bias psikologikal

yang terjadi ketika melakukan trading di pasar modal.

Disamping itu juga, pengujian Efek Disposisi oleh Odean (1998)

menghasilkan formula yang dapat digunakan oleh penelitian-penelitian Efek

Disposisi selanjutnya. Hasil penelitiannya, Porportion Gain Realized (PGR) lebih

besar dari Porportion Loss Realized (PLR), sehingga dapat dikatakan ada Efek

Disposisi (ED) kepada para investor yang memegang investasi saham loss terlalu

lama dan menjual investasi saham winning terlalu cepat. Realisasi saham winner

lebih memiliki preferensi yang kuat dari pada saham loss.

Namun demikian, ada penelitian yang melemahkan adanya Efek Disposisi,

yaitu penelitian Feng dan Seasholes (2005) serta Dhar dan Zhu (2006). Penelitian

Feng dan Seasholes (2005) mengatakan ada pengaruh Efek Disposisi yang lemah

terhadap keputusan berinvestasi, dikarenakan media bertransaksi saham lebih dari

satu (internet dan mobile atau smart phone), saat menjadi investor pemula sudah

membeli lebih dari satu saham, dan gender investor laki-laki. Dhar dan Zhu

(2006) mengatakan ada dua puluh persen perilaku investor individu yang

melakukan realisasi kerugian daripada realisasi keuntungan, terutama pada

investor yang melakukan banyak frekuensi trading.

Behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) memperlihatkan secara

psikologi para pelaku keuangan, seperti komit terhadap rules of thumb,

pertimbangan risiko dan imbal hasil, serta luasnya nilai fundamental, sehingga

terbentuknya pasar yang tidak efisien (Shefrin, 1998). Disamping itu pula,

Kahneman dan Tversky (2002) menyarankan investor untuk mempercayai

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

90

beberapa strategi atau peran rule of thumb dalam membuat keputusan. Strategi

yang sederhana ini disebut heuristik. Heuristik memiliki peraturan standar implisit

secara langsung dalam membuat keputusan. Selama ini, para investor menyukai

akan prediksi harga saham di masa yang akan datang dalam membuat keputusan

investasi. Bazerman (1998) juga mengatakan bahwa, dengan adanya heuristik,

seorang investor dapat sukses dalam membuat suatu keputusan. Sesuatu dengan

frekuensi yang besar akan lebih mudah membentuk heuristik, dibanding dengan

frekuensi yang sedikit. Adanya heuristik, sering memberikan keputusan yang

akurat.

Kothari (2001) dalam studinya mengatakan ada hubungan antara pasar

modal dengan laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk melakukan

analisis fundamental. Analisis fundamental dengan menggunakan rasio-rasio

keuangan agar dapat meramalkan keuntungan masa depan, dengan menggunakan

metode peramalan time-series dan peramalan analisis. Hasilnya, rasio-rasio dapat

memprediksi pertumbuhan pendapatan. Besarnya rasio-rasio yang ada,

memprediksi pula strategi trading dengan mengeksploitasi informasi tentang

pertumbuhan pendapatan. Signal prediksi pendapatan ini juga menghasilkan imbal

hasil yang tidak normal.

Kothari (2001) juga mengatakan pelaku pasar terus-menerus mengekspose

informasi, mulai dari data keuangan kuantitatif, berita keuangan di media, opini

sosial, dan rekomendasi. Jika semua informasi diproses, informasi tersebut dapat

menjadi sesuatu yang kompleks, sehingga tidak mengherankan selama proses

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

91

membuat suatu keputusan banyak orang praktisi di pasar modal menggunakan

heuristik.

Goetzmann dan Massa (2008) menguji hubungan antara aksi investor

individu dan dinamika harga asset. Studi mereka fokus pada heuristik perilaku

investor individu dan Efek Disposisi. Mereka menemukan Efek Disposisi yang

besar terjadi pada saat investor melakukan transaksi cenderung mengurangi harga

sahamnya dikarenakan kejutan-kejutan fundamental perusahaan. Implikasi studi

mereka secara umum melemahkan reaksi pasar. Bila Efek Disposisi meningkat

maka akan turun imbal hasil dan volatilitasnya. Dengan kata lain ada korelasi

negatif antara Efek Disposisi dengan imbal hasil saham, volatiliti, dan volume

trading.

Frazzin (2006) menguji Efek Disposisi investor individu yang memegang

saham rugi (loss) dan melalukan realisasi pada saham yang untung (gain) dengan

memasukkan reaksi pasar (underreaction) kerena berita aksi perusahaan seperti

pengumuman laba. Disertasi ini akan memberikan informasi akuntansi yang

sering dilihat oleh para investor individu sebagi rule of thumb seperti earning per

share (EPS), price earning ratio (PER), price to book value (PBV), return on

equity (ROE), dan debt to equity (DER) (Fact Book, 2010).

Ball dan Brown (1968) memperlihatkan harga saham naik atau turun

dikarenakan perusahaan melaporkan labanya naik atau turun. Disamping itu pula,

penelitian Ball dan Brown (1968) dilanjutkan untuk bulan-bulan berikutnya

tentang reaksi pasar setelah pengumuman laba dilakukan (post-earning-

announcement-drift). Pada saat inilah ada kecurigaan anomali pasar terjadi, oleh

Page 92: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

92

karena hasilnya bertentangan dengan Efficient Market Hypothesis (EMH),

diformulasikan oleh Fama pada tahun 1970. Hasil ini pun didukung oleh Libby et

al. (2002), Bernard dan Thomas (1990), Abarbanell dan Bernard (1992)

mendukung penelitian PEAD merefleksikan ketidakefisienan pasar modal.

Ketidakefisienan pasar modal bukan karena laporan keuangan tidak

memenuhi karakteristik kualitatif (dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan

dapat diperbandingkan), namun lebih disebabkan perilaku pemakai informasi

akuntansi yang ada pada laporan keuangan tersebut (investor individu atau

investor institusi atau pelaku di pasar modal). Artinya, bidang akuntansi yang

membuat laporan keuangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, ada lintas bidang

psikologi (kognisi dan personaliti) pada saat laporan keuangan tersebut digunakan

untuk pengambilan keputusan.

Kothari (2001) mengatakan ada hubungan antara pasar modal dengan

laporan keuangan. Sumber utama permintaan riset empiris di pasar modal dalam

akuntansi adalah analisis fundamental, valuasi, dan pengujian pasar efisiensi.

Analisis fundamental dengan menggunakan rasio-rasio keuangan untuk

meramalkan keuntungan masa depan, dengan menggunakan metode peramalan

time-series dan peramalan analisis. Hasilnya, rasio-rasio dapat memprediksi

pertumbuhan pendapatan. Besarnya rasio-rasio yang ada, memprediksi pula

strategi trading dengan mengeksploitasi informasi tentang pertumbuhan

pendapatan. Signal prediksi pendapatan ini juga menghasilkan imbal hasil yang

tidak normal. Maka pasar yang tidak efisien juga membutuhkan informasi

akuntansi yang ada pada laporan keuangan perusahaan.

Page 93: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

93

Lako (2007) melakukan riset tentang kadungan informasi (information

content) yang menguji reaksi investor terhadap publikasi laporan keuangan

korporasi. Hasilnya mengatakan secara empiris para investor menrespon secara

signifikan publikasi laporan keuangan. Pada saat tanggal publikasi laporan

keuangan untuk kandungan laba meningkat (good news bagi investor)

memberikan konstribusi sebesar 7,5%. Namun sebaliknya, saat laba menurun atau

bahkan rugi (bad news bagi investor) hanya sebesar 0,1%. Temuan lainnya, ada

efek penganggu (confounding effects) berupa peristiwa politik, ekonomi, sosial,

keamanan dan peristiwa global, konstribusinya sebesar 10,2%.

Lako (2008) mengatakan bahwa relevansi nilai laporan keuangan sebelum

krisis (1990-1996) sebesar 0,6% jauh lebih rendah daripada periode setelah krisis

(1997-2004) sebesar 7,1%. Bahkan pada saat multi krisis pada rahun 1998,

laporan keuangan memiliki relevansi nilai (16,9%). Hal ini mengindikasikan

nahwa laporan keuangan semakin berguna nagi investor ketika lingkungan

eksternal mengalami krisis atau gejolak.

Hartono (2004) reaksi investor berbeda-beda terhadap rangkaian informasi

akuntansi yang terpublikasi, terlihat menjadi tipe yang mix (good news/ bad news

atau bad news/ good bews) akan berdampak pada reaksi investor lebih kearah

suprises belakangan daripada earlier suprises (suprises lebih dahulu).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibangun hipotesis sebagai

berikut:

H1.a.: Efek Disposisi memiliki Proportion Gain Realized (PGR) lebih besar dari

pada Proportion Loss Realized (PLR) dalam pembuatan keputusan

investasi saham sebelum diberikan informasi akuntansi dan sesudah

diberikan informasi akuntansi.

Page 94: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

94

H1.b.: Efek Disposisi dengan frekuensi transaksi tinggi berbeda dengan Efek

Disposisi dengan frekuensi transaksi rendah.

Notasi: H1.a. Efek Disposisi:

H1.b.

2.11.2. Hubungan Desain Aspek Kognitif Tingkat Risiko terhadap

Pembuatan Keputusan Investasi Saham

Kognisi merupakan suatu aktivitas mental, melibatkan pengakusisian,

penyimpanan, pencarian informasi, dan penggunaan pengetahuan. Jika manusia

menggunakan kognisinya setiap hari, mereka akan mendapatkan beberapa

informasi, kemudian kognisi secara lebih jelas karena menggunakan sudut

pandang yang luas dalam melakukan proses mentalnya. Kognisi juga memiliki

pendekatan, yaitu pendekatan kognitif yang sering berkaitan dengan beberapa

prespektif perilaku, yang menekankan observasi perilaku (Matlin, 1989).

Lovric, et al. (2008) memberikan model kognisi investor yang membedakan

antara kognitif dan afektif. Kognitif dibedakan atas kognitif yang dapat

dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan atau otomatis. Kognitif yang dapat

dikendalikan adalah risk attitude (terdiri dari penghindaran risiko, risiko netral,

suka akan risiko), goals (terdiri dari preferensi, tujuan, dan konstrain investor),

dan strategies (terdiri dari analisis sekuritas, analisis fundamental, analisis

teknikal, seleksi sekuritas, alokasi aset, mengoptimalkan portofolio, evaluasi

kinerja, dan revisi portofolio). Proses dikendalikan secara serial (setahap-demi-

setahap), menimbulkan kesengajaan, menyebabkan perasaan, dan dapat diakses

untuk introspeksi. Sistem kognisi diasumsikan untuk menghadapi risiko dengan

probabilitas yang akan terjadi. Sikap akan risiko membentuk perilaku yang

Page 95: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

95

enggan akan risiko, karena digerakkan oleh rasa takut dan kecemasan dari akibat

risiko yang terjadi dan rasa sedih yang disimpan pada saat mengalami kerugian.

Behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) oleh Thaler (1994)

mengatakan investor itu sebenarnya loss averse (tidak suka akan risiko), hal ini

sesuai dengan Teori Prospek Kahneman dan Tversky (1979). Menurut Kahneman

dan Tversky (1979), investor akan risk averse jika sedang mengalami untung,

akan tetapi jika rugi, investor cenderung menjadi seorang risk taker.

Keuangan Keperilakuan (behavioral finance) sangat penting bagi para

praktisi atau pelaku pasar karena akan membantu untuk mengurangi kesalahan

dengan cara memberikan mereka signal-signal kewaspadaan atau mengingat

kesalahan tersebut untuk tidak terulang kembali. Hal inilah yang membuat para

investor individu nantinya timbul rasa percaya diri yang tinggi, atau sebaliknya,

kemudian muncul juga sifat konservatif, rasa bimbang, emosi serta kognisi akibat

implikasi tema pertama. Sedangkan tema kedua, para investor individu

mendapatkan rasa yang berbeda bila mengalami kerugian, mental akuntansi

investor individu, sikap akan risiko, self-control, serta adanya pengalokasian dana

pensiun. Tema ketiga, para investor individu akan mengalami perlakuan pasar

pada saat past winners dan pada saat mengalami kerugian, seperti reaksi pasar,

munculnya sentimen pasar, volatilitas pasar, serta tingkat kepercayaan yang tinggi

dan cenderung mengeksploitasi mispricing (kesalahan harga) (Shefrin, 1998).

Thaler (1999) mengatakan mental accounting merupakan operasi kognisi

yang biasanya digunakan oleh individu di dalam rumah tangga untuk mengatur,

mengevalusi, dan melakukan aktivitas keuangan. Penelitian tentang mental

Page 96: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

96

accounting oleh Tversky dan Kahneman (1981) telah dilakukan di Indonesia oleh

Adhikara (2008), namun demikian ada perbedaan pada kasus yang digunakan

dalam surveinya, yaitu ada penyesuaian dengan keadaan Bursa Efek Indonesia.

Hasilnya investor di Indonesia cenderung bersikap netral dalam memilih frame

positif. Namun akan bersikap risk taker bila frame berubah negatif. Dengan kata

lain investor Indonesia lebih menyukai memilih alternatif berisiko dari pada

alternatif tanpa risiko. Disamping itu juga, hasil mental accounting investor

Indonesia menunjukkan investor tidak mampu menggabungkan informasi

keuangan yang terpisah-pisah.

Lipe (1998) menggunakan informasi akuntansi dan informasi pasar dalam

penilaian risiko dan membuat keputusan berinvestasi. Studinya menguji

pertimbangan risiko dan keputusan investor individu untuk berinvestasi yang

dipengaruhi variabel-variabel (varian imbal hasil dan covariance imbal hasil

dengan imbal hasil pasar) dan pengukuran risiko akuntansi.

Hasil penelitian Lipe (1998) mengatakan variance, covariance, ekspektasi

imbal hasil berpengaruh terhadap keputusan investasi dan penilaian risiko. Namun

demikian, bila ada ketidak sesuaian antara informasi pasar dan informasi

akuntansi yang dilakukan membuat investor lebih cenderung memilih informasi

akuntansi untuk membuat suatu keputusan berinvestasi. Disamping itu ada

pendekatan segmentasi terhadap perilaku trading di pasar modal oleh Wood dan

Zaichkowsky (2004), yang mengatakan ada investor menyukai risiko, ada yang

tidak menyukai risiko, ada yang tidak memperdulikan keadaan pasar karena

investasi untuk jangka panjang.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

97

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibangun hipotesis, sebagai berikut:

H2.a.: Pembuatan keputusan investasi saham berbeda untuk tingkat risiko

sebelum diberikan informasi akuntansi dan sesudah diberikan informasi

akuntansi.

H2.b.: Tingkat risiko dengan frekuensi transaksi tinggi berbeda dengan tingkat

risiko dengan frekuensi transaksi rendah.

Notasi: H2.a. Tingkat Risiko:

H2.b. Tingkat Risiko:

2.11.3. Hubungan Desain Aspek Kognitif Tingkat Kepercayaan terhadap

Pembuatan Keputusan Investasi Saham

Matlin (1989) juga mengatakan psikologi kognitif memiliki dua arti, yaitu

kognisi dan psikologi. Psikologi kognitif memiliki beberapa pendekatan, yaitu

pendekatan kognitif sering berkaitan dengan beberapa prespektif perilaku, yang

menekankan observasi perilaku; pendekatan prespektif psikoanalitik, yang

menekankan ketidaksadaran akan emosi; pendekatan prespektif humanis, yang

menekankan pada pertumbuhan hubungan personal dan interpersonal.

Teori dissonansi kognitif oleh Festinger (1957) mengatakan ada manusia

sensitif untuk tidak konsisten antara actions (aksi) dengan beliefs (keyakinan), ada

pengulangan kognisi ketidakkonsistenan akan berakibat dissonansi, dan ada

memotivasi individu untuk menangani dissonansi tersebut. Dissonansi akan

ditangani dengan perubahan keyakinan, perubahan aksi, dan perubahan persepsi

aksi. Tiga cara (perubahan keyakinan, perubahan aksi, dan perubahan persepsi

aksi) dapat mengurangi adanya dissonansi kognitif. Perubahan keyakinan,

merupakan cara yang mudah untuk menangai dissonansi antara aksi dan

kepercayaan. Bila seseorang memutuskan untuk menyontek, akan tetapi dasar

kepercayaannya, menyotek itu tidak baik. Selain itu, dasar kepercayaan dan sikap

Page 98: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

98

sebenarnya agak stabil, manusia tidak akan merubah dasar kepercayaannya,

sikapnya, dan opininya setiap hari. Hal ini akan lebih memantapkan dasar

kepercayaannya, sejak manusia melihat banyak hal dalam memprediksi kejadian-

kejadian dan melakukan penataan pikirannya.

Goldberg dan Nitzsch (2001) menggambarkan pengalaman pribadi

seorang trader (partisipan pasar) yang melalui berbagai keadaan emosional

selama siklus profit-dan-loss. Perasaan harapan dan ketakutan, tergantung pada

keberhasilan atau kegagalan di pasar, dapat diubah ke keadaan perasaan senang

atau panik. Bila investor mengalami rasa senang, maka tahapan klimaksnya

adalah perasaan senang (euphoria). Sedangkan perasaan investor kalo tidak

merasa senang, maka tahapan klimaksnya adalah kesembronoan (recklessness).

Disamping itu juga, investor mencari informasi akuntansi dari berbagai

media. Informasi akuntansi yang sering dicari investor adalah informasi laba dan

dividen. Pada penelitian Hartono (2004) reaksi investor berbeda-beda terhadap

rangkaian informasi akuntansi yang terpublikasi, terlihat menjadi tipe yang mix

(good news/ bad news atau bad news/ good bews) akan berdampak pada reaksi

investor lebih kearah suprises daripada earlier suprises.

Ekholm (2006) menemukan sebagian besar para investor menjual saham

pada saat setelah positif earing suprise dan sebaliknya saat membeli saham

setelah negatif earning surprise. Banyak investor menunjukkan perilaku yang

berbeda pada sebagian besar investor. Hal ini menunjukkan muncul

overconfidence investor individu pada keadaan earning suprise. Disamping itu,

Page 99: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

99

Inaishi, et al. (2010) mengatakan ada hubungan tingkat kepercayaan dengan trend

indeks saham, sebagai indikator pasar saham sedang bullish atau bearish.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibangun hipotesis, sebagai berikut:

H3.a.: Pembuatan keputusan investasi saham berbeda untuk tingkat kepercayaan

sebelum diberikan informasi akuntansi dan sesudah diberikan informasi

akuntansi.

H3.b.: Tingkat kepercayaan dengan frekuensi transaksi tinggi berbeda dengan

tingkat kepercayaan dengan frekuensi transaksi rendah.

Notasi: H3.a. Tingkat Kepercayaan:

H3.b. Tingkat Kepercayaan:

2.11.4. Hubungan Desain Efek Disposisi, Aspek Kognitif, Informasi

Akuntansi, terhadap Pembuatan Keputusan Investasi Saham

Shefrin dan statman (1985) mengatakan Teori Prospek di dalamnya

meliputi sikap tidak suka akan risiko, pengendalian diri, dan mental accounting.

Hal ini menjelaskan perilaku investor individu dalam melakukan investasi

dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut. Hasilnya sejalan dengan studi-studi

yang dilakukan oleh Tversky dan Kahneman (1981) dan Adhikara (2008). Bila di

berikan framing postif, investor akan bersikap risk averse (tidak suka akan risiko),

semakin lama investor akan menahan investasinya, dan semakin tinggi

pengendalian yang dilakukan. Sebaliknya, bila diberikan framing negatif, investor

akan cenderung bersikap risk taker (suka akan risiko), semakin cepat investor

melepas investasinya, dan semakin rendah pengendalian yang dilakukannya.

Baker dan Nofsinger (2002) menguji Efek Disposisi dengan menggunakan

faktor-faktor psikologi dan sosial, yaitu kognisi, emosi, dan lingkungan investor.

Faktor-faktor psikologi dan sosial mempengaruhi pembuatan keputusan investor.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

100

Hasil studinya mengatakan faktor-faktor kognisi (risiko dan kepercayaan) yang

mempengaruhi bias representative, gangguan kognisi, bias pengenalan, mood dan

optimism, tingkat keyakinan yang lebih, bias status quo. Sedangkan faktor-faktor

emosi yang mempengaruhi keputusan berinvestasi adalah Efek Disposisi dan

perubahan preferensi risiko. Kemudian faktor-faktor sosial seperti media, sosial

interaktif, dan internet mempengaruhi pembuatan keputusan.

Graham, et. al. (2002) mengatakan bahwa konsekuensi keuangan terlalu

banyak pertimbangan. Hal ini diakibatkan kurang percaya diri investor perempuan

dalam berinvestasi serta tindakan yang dilakukan lebih risk averse dibanding laki-

laki. Kerugiannya, perempuan condong menunda perencanaan keuangan sampai

krisis berlalu, dengan kata lain opportunity cost muncul disini. Keuntungannya,

para perempuan cenderung lebih detail, lebih ingin tahu dan mengerti terhadap

investasi yang baik, serta banyaknya pertimbangan semua faktor-faktor yang

relevan terhadap investasi, sehingga segala sesuatu tindakan yang dipikir terlebih

dahulu menghasilkan imbal hasil investasi yang tinggi.

Teori psikologi kognitif sebagai teori pemprosesan informasi dalam otak

manusia, sekarang berkembang menjadi ilmu kognitif, sebagai ilmu yang lebih

luas lagi, tidak sekedar proses informasi dalam otak manusia, namun melibatkan

banyak input dan output dari berbagai disiplin ilmu. Bagian otak manusia yang

paling memiliki peran penting dalam pemprosesan informasi adalah neurons.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibangun hipotesis, sebagai berikut:

H4: Ada pengaruh interaksi antara Efek Disposisi, Tingkat Risiko, dan Tingkat

Keyakinan.

Notasi: H4. Interaksi:

Page 101: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

101

2.11.5. Hubungan Personaliti terhadap Pembuatan Keputusan Investasi

Saham

Lin (2011) melakukan studi eksplorasi hubungan antara sifat-sifat

psikologi, demografi, Efek Disposisi, herding dan overconfidence, untuk para

investor individu di Pasar Modal Taiwan. Sifat personaliti yang singnifikan

berhubungan adalah neurotocism (cirinya: mudah merasa khawatir, marah,

depresi, dan kecenderungan reaksi emosi yang reaktif) dan conscientiousness

(cirinya: kompeten, ambisi, disiplin, mengikuti aturan atau norma, terorganisasi,

memprioritaskan tugas. Ada sifat personaliti yang tidak signifikan berhubungan

dengan efek disaposisi yaitu sifat personaliti agreeableness (cirinya: ramah,

menghindari konflik, kecenderungan menghormati orang lain, dan percaya kepada

orang lain).

Sadi, et al. (2011) melakukan studi behavioral financial (Keuangan

Keperilakuan) tentang eksplanasi personaliti investor (extroversion,

agreeableness, conscientousness, neuroticism, dan openness) dan efek bias

persepsi investor individu (overconfidence bias, availability, hindsight, escalation

of commitment, randomness) pada keputusan keuangan di Pasar Modal Tehran.

Hasilnya sama dengan Lin (2011), hanya ada empat sifat personaliti yang

berkaitan secara signifikan, yaitu extroversion, conscientousness, neuroticism, dan

openness. Namun dalam penelitian ini menggunakan Teori Myers-Briggs Type

Indicator (MBTI). Skala Extroversion-Introversion mengindikasikan apakah

seseorang cenderung mengarah keluar dari dirinya, atau lebih kearah dalam

dirinya. Skala Sensation vs Intuition mengindikasikan apakah seseorang

Page 102: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

102

cenderung melihat realisme atau imajinasi. Skala Thinking-Feeling

mengindikasikan apakah seseorang cenderung logis dan objektif atau personal dan

subjektif. Skala Judgement-Perception mengindikasikan orientasi seseorang lebih

tertruktur dan lebih suka menilai atau lebih fleksibel dan perseptif. Pompian dan

Longo (2004) memberikan implikasi MBTI kepada investor individu yaitu cara

interaksi dengan dunia nyata dan arah dari energinya, jenis informasi yang

dibutuhkan oleh investor, keputusan yang diambil untuk investasi, serta cara

hidup investor yang terstruktur atau spontan. Hasilnya sangat berpengaruh dalam

pengambilan keputusan investasi.

Shu Li dan Chang-Jiang Liu (2008) menguji risiko dengan tipe personaliti.

Sensing membuat perferensi cepat, nyata, secara praktek nyata dengan

pengalamannya sehari-hari investor berada. Intuitor lebih kearah kemungkian

yang akan terjadi, hubungan, dan arti dari pengalaman serta melihat masa yang

akan datang. Judger lebih suka mengarah kepada kepastian, perencenaan, cara

mengorder dan tujuan regulasi serta mengendalian kejadian. Perceiver lebih suka

hidup secara spontan, fleksibel, dan tujuannya mengerti akan kehidupan serta

beradaptasi. Tidak ada kekonsistenan personaliti SN dan JP dalam membuat

keputusan investasi pada ekspektasi yang rasional.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibangun hipotesis, sebagai berikut:

H5: Personaliti (Extraverted-Introverted, Sensor-Intuitive, Thinker-Feeler,

Judger-Perceiver) berbeda untuk dua block paling banyak melakukan

transaksi saham dan dua block paling sedikit melakukan transaksi saham.

Notasi: H5. Personaliti Investor:

Page 103: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

103

2.11.6. Hubungan Gender terhadap Pembuatan Keputusan Investasi Saham

Behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) merupakan aplikasi psikologi

para pelaku keuangan (Shefrin, 2000). Sedangkan, Hirschey dan Nofsinger (2008)

mengatakan behavioral finance (Keuangan Keperilakuan) merupakan sebuah

studi kesalahan kognitif dan emosi dalam membuat sebuah keputusan keuangan.

Costa, et al. (2008) melakukan replikasi dari penelitian Weber dan Camerer

(1998) tentang Efek Disposisi dengan menggunakan metode eksperimen akan

tetapi ditambah variabel gender. Secara umum gender dilibatkan dalam tidakan

pengambilan risiko (Byrnes et al., 1999). Eksperimen Efek Disposisi oleh Weber

dan Camerer (1998) mengatakan untuk menilai saham gains dan saham losses

diperoleh dari titik relatif pada harga beli. Hasil studi mereka menunjukkan

investor yang tidak menyukai risiko cenderung gains, dan investor menyukai

risiko cenderung losses. Kemudian dengan mempertimbangkan gender, hasil studi

mengatakan bahwa investor perempuan lebih dapat mengingat harga sebelumnya

dari investor laki-laki, sehingga otak laki-laki dan perempuan membuat perubahan

Efek Disposisi yang signifikan.

Graham, et al. (2002) mengungkapkan bahwa ada perbedaan gender dalam

mengambil suatu risiko, perempuan lebih risk aversion atau tidak suka risiko

dibanding laki-laki. Barber dan Odean (1995) menemukan dalam penelitiannya

bahwa perempuan memiliki perbedaan sikap terhadap uang dan investasi dari

pada laki-laki.

Al-Ajmi (2011) mengatakan bahwa toleransi risiko investor individu di

pasar negara berkembang (Bahrain), investor laki-laki meiliki kecenderungan

Page 104: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

104

lebih toleransi risiko lebih tinggi daripada investor perempuan. Investor dengan

tingkat pendidikan dan kekayaan lebih tinggi akan suka akan risiko. Namun

demikian, investor yang memiliki umur yang lebih akan mengurangi tingkat

risikonya dan cenderung lebih memikirkan masa pensiun.

Graham, et al. (2002) mengungkapkan ada perbedaan tingkat keyakinan.

Hasilnya menyatakan bahwa investor perempuan kurang yakin atas keputusan

keuangan yang mereka ambil akibat kurang beraninya mereka mengambil suatu

keputusan (kuatir akan keamanan dirinya), sehingga mencari informasi lebih

banyak dibanding laki-laki.

Lin (2011) melakukan studi eksplorasi hubungan antara sifat-sifat

psikologi, demografi dan Efek Disposisi, herding, dan overconfidanc untuk para

investor individu di Pasar Modal Taiwan. Hasilnya mengatakan sifat personaliti

extraversion (cirinya: ramah, suka bergaul, sosial, mudah untuk memberikan

keputusan, hidup tidak dibatasi aturan, tertarik pada banyak hal) yang signifikan

berkaitan dengan overconfidence. Demikian juga sifat personaliti openness

(cirinya: fleksibel, keinginan untuk elemen-elemen baru, mudah bertoleransi,

fantasi, mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, memiliki nilai imajinasi,

ide-ide baru) yang signifikan berkaitan dengan overconfidence. Namun ada sifat

personaliti yang tidak signifikan berhubungan dengan overconfidence, yaitu sifat

personaliti agreeableness (cirinya: ramah, menghindari konflik, kecenderungan

menghormati orang lain, dan percaya kepada orang lain). Namun dalam penelitian

ini menggunakan skala Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) (Pompian dan

Longo, 2004). Skala Extroversion-Introversion memiliki kecenderungan

Page 105: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

105

memfokusan perhatian. Skala Sensation vs Intuition memiliki kecenderungan

memfokuskan adanya informasi. Skala Thinking-Feeling memiliki kecenderungan

memfokuskan membuat keputusan. Skala Judgement-Perception memiliki

kecenderungan untuk orientasi dunia diluar dirinya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibangun hipotesis, sebagai berikut:

H6: Pembuatan keputusan investasi saham berbeda untuk laki-laki dan

perempuan sebelum diberikan informasi akuntansi dan sesudah diberikan

informasi akuntansi.

Notasi: H6. Gender:

Keterangan Notasi:

ED : Efek Disposisi

TR : Tingkat Risiko

TK : Tingkat Keyakinan

DM : Decision Making

: Block 1 dan 2

: Block 8 dan 7

E : Extraverted

I : Introverted

S : Sensor

In : Intuitives

T : Thinkers

F : Feelers

J : Judgers

P : Perceivers

LK : Laki-Laki

PR : Perempuan

Page 106: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

106

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bagaimana tujuan penelitian dicapai melalui metode

penelitian. Pembahasan diawali dengan jenis dan sumber data, kemudian

dilanjutkan dengan populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik

analisis. Pada bagian akhir diberikan tambahan analisis terhadap temuan peneliti.

3.1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan studi eksplanasi yang bertujuan menjelaskan

hubungan kausal variabel independen Efek Disposisi (proporsi realisasi gain dan

loss), aspek kognisi (tingkat risiko dan tingkat percaya diri), informasi akuntansi

terhadap variabel dependen pembuatan suatu keputusan investasi saham. Selain

itu, studi ini menguji karakteristik investor individu (gender dan personaliti)

sebagai studi tambahan untuk menjelaskan lebih dalam tentang aspek kognisi.

Studi ini dilakukan dengan quasi eksperimen laboratorium pasar modal.

Desain quasi eksperimen ini dipilih karena di dalamnya menggunakan data yang

berasal dari suatu lingkungan yang telah ada, yaitu bid (permintaan) dan over

(penawaran) yang terjadi di Pasar Modal Indonesia. Disamping itu, ada variabel

independen yang secara natural dan tidak dapat dimanipulasi, seperti rule of

thumb, gender, dan personaliti.

Perbedaan antara desain true-experiment dan quasi-experiment bukan

terletak pada satu lebih baik dari yang lain, tetapi perbedaan terletak dari mana

data tersebut diperoleh. Quasi-experiment dilakukan bila variabel independen

Page 107: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

107

tersebut sudah ada, serta secara natural tanpa intervensi pelaku eksperimen

(Khalik dan Ajinkya, 1979; Ghozali, 2008).

3.2. Populasi dan Sampel Subjek Eksperimen

Menurut BAPEPAM (2009), investor individu yang sering disebut juga

investor retail adalah investor yang melakukan transaksi jual atau beli efek untuk

dirinya sendiri dalam rangka mencari keuntungan baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Investor dalam kategori ini lebih mengandalkan perasaan dan

informasi yang diperoleh dari Perusahaan Efek (PE) tempat dimana mereka

bertransaksi. Khusus untuk Pasar Modal penggolongan investor menurut jangka

waktunya dibagi menjadi long term investor dan short term investor. Namun

peneliti tidak membedakannya, karena dalam tugas eksperimen nanti akan

dilakukan transaksi selama dua bulan. Data yang digunakan selama dua bulan

dibuat menjadi hanya 30 menit saja. 15 menit pertama bulan pertama, dan 15

menit selanjutnya bulan kedua. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan

program Virtu Trade yang dikeluarkan oleh Danareksa Research Institute (DRI)

Jakarta.

Data investor individu tiga kota besar (Jakarta, Semarang, dan DI

Yogyakarta) jumlah totalnya sebesar 144.705 orang (KSEI, Mei 2011). Pemilihan

tiga kota besar dilakukan oleh karena Danareksa Research Institute (DRI) pusat

ada di Kota Jakarta, sedangkan cabang Danareksa Research Institute (DRI) ada di

Kota Semarang dan DI Yogyakarta. Disamping itu, investor individu diberikan

pembekalan tentang analisis teknikal selama 1 jam, agar dapat menyamakan

pandangan dalam membuat keputusan berinvestasi saham.

Page 108: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

108

Subjek eksperimen yang diharapkan terdiri dari 120 investor individu (ada

8 sel, setiap sel diharapkan ada 15 partisipan disarankan oleh Christensen, 1988)

dengan menggunakan within-subjek, sehingga investor individu yang sama akan

diberikan treatment informasi akuntansi. Adapun subjek eksperimen yang

mengikuti simulasi dengan Virtu Trade selama lima kali eksperimen sebanyak

128 orang investor (tabel 3.1).

Tabel 3.1.

Populasi Investor Individu di Jakarta, Semarang, dan DI. Yogyakarta

Wilayah

Jumlah

Investor

Individu*

% Subjek

Eksperimen %

Jakarta 131.826 91% 73 57%

Semarang 7.692 5% 35 27%

DI Yogya 5.187 4% 20 16%

Total 144.705 100% 128 100%

*Sumber: KSEI, Mei 2011.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data selama dua bulan, yaitu bulan Maret 2011 dan April 2011, dibuat

menjadi 15 menit pertama untuk bulan Maret 2011, dan 15 menit selanjutnya

untuk bulan April 2011. Data yang dikumpulkan selama dua bulan tersebut berupa

data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), harga penutupan delapan saham

terpilih (LPKR, SMCB, BNBR, INDY, BSDE, BMRI, BJBR, KLBF), risiko

sistematik dan ekspektasi imbal hasil masing-masing saham. Data triwulan

pertama dikumpulkan untuk data ekonomi makro (foreign exchange, central Bank

Rate, Indonesia Economic Indicators, SBI). Khusus untuk data 8 saham, diberikan

kode za01 untuk LPKR, za02 untuk SMCB, za03 untuk BNBR, za04 untuk

INDY, za05 untuk BSDE, za06 untuk BMRI, za07 untuk BJBR, dan za08 untuk

Page 109: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

109

KLBF. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan bias pengenalan investor akan

saham tersebut.

Pilot test dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2011 di PT Danareksa dengan

menggunakan Virtu Trade Danareksa Research Institute (DRI), dengan

melibatkan 20 orang investor. Kemudian dilakukan eksperimen berikutnya pada

tanggal 10 dan 24 November 2011, dengan total jumlah 53 orang investor

individu. Namun demikian ada 3 orang investor yang harus dikeluarkan karena

hanya mengikuti simulasi Virtu Trade saja, tidak mengisi kuesioner yang

diberikan pada mereka (tabel 3.2.).

Tabel 3.2.

Subjek Eksperimen menggunakan

Virtu Trade Danareksa Research Institute (DRI)

Wilayah Subjek

Eksperimen

Subjek keluar

dari sample*

Subjek

Eksperimen

yg digunakan

%-se

Jakarta (22/10/2011;

10/11/2011; 24/11/2011) 73 3 70 58%

DI Yogyakarta (2/12/2011)

20 3 17 14%

Semarang (30/3/2012)

35 2 33 28%

Total 128 8 120 100%

* Subjek tidak mengisi kuesioner setelah melakukan simulasi

Sumber: Dikembangkan untuk disertasi ini

Eksperimen berikutnya dilakukan tanggal 2 Desember 2011di Kota DI

Yogyakarta, cabang PT Danareksa berada di MM UGM Yogyakarta. Investor

yang mengikuti simulasi Virtu Trade sebanyak 20 orang, namun yang

mengembalikan kuesioner hanya 17 orang saja. Total investor individu yang

terkumpul baru 87 investor individu. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan 1 kali

lagi eksperimen, yaitu di Kota Semarang. Adapun kota semarang memiliki kantor

Page 110: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

110

cabang PT Danareksa, namun belum memiliki tempat yang luas untuk

berkumpulnya investor sekitar 30-an orang, sehingga eksperimen dilakukan di

Lab Pasar Modal Unika Soegijapranata Semarang. Akhirnya, total investor

individu dapat mencapai 120 orang (ada 8 sel, setiap sel diharapkan ada 15

partisipan).

3.3.1. Desain Eksperimen dan Variabel Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized

Block Factorial 2x2x2 within-subject (RBF-222) quasi eksperimen. Desain quasi

eksperimen dilakukan karena data yang digunakan berasal dari bid (permintaan)

dan over (penawaran) yang telah terjadi di Pasar Modal Indonesia. Disamping itu,

ada variabel independen yang secara natural dan tidak dapat dimanipulasi, yaitu

gender, dan personaliti. Sedangkan within-subject dilakukan, karena subjek yang

sama akan melakukan transaksi selama 30 menit, yang terbagi atas 15 menit

pertama tanpa diberikan informasi akuntansi, sedangkan 15 menit kedua diberikan

informasi akuntansi (tabel 3.3). Desain eksperimen ini menggunakan blocking

untuk mengisolasi variasi yang berhubungan dengan variabel nuisance dan

sekaligus secara simultan menguji treatmen dan interaksinya.

Tabel 3.3. Desain Quasi Eksperimen

FAKTOR

Non-Informasi Akuntansi

(NIA)

Informasi Akuntansi

(IA)

Tingkat Risiko Tingkat Kepercayaan Tingkat Risiko Tingkat Kepercayaan

Efek

Disposisi

PRG a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2

PRL a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2

Sumber: dikembangkan untuk disertasi ini

Page 111: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

111

Blocking didesain ini ada sebanyak 8 block. Blocking dengan cara

mengurutkan jumlah transaksi terbanyak, yaitu 20 transaksi terbanyak pertama

masuk di-block 1, kemudian 20 transaksi terbanyak kedua masuk di-block 2, dan

seterusnya, sampai dengan 20 transaksi tersedikit pada blok 8. Hal ini dilakukan

untuk membuat homogen frekuensi transaksi yang telah dilakukan oleh investor.

Variabel independen pada penelitian ini adalah Efek Disposisi (Proportion

Realized Gain dan Proportion Realized Loss), aspek kognisi (tingkat risiko dan

kepercayaan), informasi akuntansi, semuanya diberikan dua perlakuan, sehingga

desainnya menjadi Randomized Block Factorial 2x2x2 within-subject (RBF-222)

quasi eksperimen (Tabel 3.4.)

Tabel 3.4.

Randomized Block Factorial Design (RBF-222) Quasi Eksperiment

Block PGR*TR*NIA PGR*TK*NIA PGR*TR*IA PGR*TK*IA PLR*TR*NIA PLR*TK*NIA PLR*TR*IA PLR*TK*IA

Transaksi 1.1.1. 1.1.2. 1.2.1 1.2.2. 2.1.1. 2.1.2. 2.2.1. 2.2.2.

1 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Ӯ.1...

2 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Ӯ.2...

3 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Ӯ.3...

4 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Ӯ.4...

5 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Ӯ.5...

6 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Ӯ.6...

7 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Ӯ.7...

8 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Ӯ.8...

Ӯ.1.1.1. Ӯ.1.1.2. Ӯ.1.2.1. Ӯ.1.2.2. Ӯ.2.1.1. Ӯ.2.1.2. Ӯ.2.2.1. Ӯ.2.2.2.

Sumber: dikembangkan untuk disertasi ini

Model persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

Yijkl=µ+πi+αj+βk+l+(αβ)jkl+(αβπ)jkli ......................... 3.1.

(i=1,…,n; j=1,…,p; k=1,…,q; l=1,…,r)

Dimana:

Yijkl = keputusan investasi partisipan pada block i dan kombinasi traetment ajbkcl

µ = grand mean dari 8 populasi means keputusan investasi.

πi = pengaruh block untuk populasi i dan besarnya sama dengan µi-µ.

Page 112: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

112

Mencerminkan pengaruh variabel nuisance dalam block i.

αj = pengaruh block untuk populasi aj dan besarnya sama dengan µj-µ.

Mencerminkan pengaruh Efek Disposisi aj.

βk = pengaruh block untuk populasi bk dan besarnya sama dengan µk-µ.

Mencerminkan aspek kognisi bk.

l = pengaruh block untuk populasi cl dan besarnya sama dengan µl-µ.

Mencerminkan pengaruh informasi akuntansi cl.

(αβ)jkl = pengaruh interaksi untuk populasi aj, bk, dan cl dan besarnya sama dengan

µjkl- µj-µk-µl-µ.

(αβπ)jkli = residual error effect untuk kombinasi treatment aj, bk, cl, dan block.

Dengan menggunakan Randomized Block Factorial Design (RBF-222), peneliti dapat

menguji empat hipotesis nol sebagai berikut:

H0: µ1= µ2=...= µ8 (Block population means adalah sama)

H0: µ1= µ2= µ3= µ4 (Treatment A population means adalah sama)

H0: µ1= µ2= µ3 (Treatment B population means adalah sama)

H0: µ1= µ2 (Treatment C population means adalah sama)

H0: µ.jkl- µ.jkl’- µjk’l’- µj’k’l’ = 0 (untuk semua j, k, dan l )

(Semua pengaruh interaksi A x B x C sama dengan nol)

3.3.2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Efek Disposisi, aspek

kognisi, dan informasi akuntansi yang selanjutnya dilakukan eksperimen untuk

menjawab hipotesis penelitian.

1. Efek Disposisi (ED):

Efek Disposisi merupakan implikasi dari model perilaku transaksi investor di

pasar modal. Variabel ED menguji perilaku investor menjual investasi winning

terlalu cepat, karena keinginan untuk menyeimbangkan portofolio atau

menghindari kerugian dari harga-harga saham yang turun. Variabel ED

merupakan variabel rasio yang mengukur perbandingan realized gains atau losses

Page 113: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

113

dengan jumlah gains atau losses yang sudah direalisasikan dan belum terrealisasi

(paper gains or paper losses). ED akan terjadi bila Proportion of Gain Realized

(PGR) lebih besar dari Proportion of Losses Realized (PLR).

a. Proportion of Gain Realized (PGR)

Proportion of Gain Realized didefinisikan sebagai proporsi antara

keuntungan terrealisasi dengan jumlah keuntungan terrealisasi dan

keuntungan yang belum terrealisasi (Odean, 1998). PGR ini di treatment

dengan menggunakan informasi akuntansi perusahaan yang telah dipilih

untuk simulasi saham.

b. Proportion of Losses Realized (PLR)

Proportion of Losses Realized merupakan didefinisikan sebagai proporsi

antara kerugian terrealisasi dengan jumlah kerugian terrealisasi dan

kerugian yang belum terrealisasi (Odean, 1998). PLR ini di treatment

dengan menggunakan informasi akuntansi perusahaan yang telah dipilih

untuk simulasi saham.

2. Aspek Kognisi:

Aspek kognisi terdiri dari dua dimensi yaitu kognitif dan afektif. Dimensi

kognitif yang dapat dikendalikan merupakan aspek setahap demi setahap yang

menimbulkan kesegajaan, menyebabkan perasaan, dan dapat diakses untuk

introspeksi. Sedangkan afektif, merupakan perasaan yang dapat dikendalikan

dan mempengaruhi sikap untuk melakukan sesuatu. Aspek kognisi dimensi

kognitif diwakili oleh tingkat risiko investor, dan aspek kognisi dimensi afektif

diwakili oleh tingkat kepercayaan diri.

Page 114: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

114

a. Tingkat risiko

Tingkat risiko merupakan preferensi risiko investor dengan ekspektasinya.

Perilaku risiko digerakkan oleh rasa takut, kecemasan, tanggapan terhadap

rasa kecewa saat investasi saham mengalami kerugian (Camerer et al.,

2005). Secara umum tingkat risiko dapat dikurangi dari menggabungkan

sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Tingkat risiko investor

didefinisikan sebagai risiko portofolio yang dibentuk selama simulasi.

Tingkat risiko dapat dihitung dari varian return saham-saham yang

membentuk portofolio tersebut (Markowitz, 1952; Jogiyanto, 1998).

Tingkat risiko ini di-treatment dengan menggunakan informasi akuntansi

perusahaan yang telah dipilih untuk simulasi saham.

b. Tingkat kepercayaan diri

Tingkat kepercayaan diri didefinisikan dengan banyaknya transaksi saham

yang dilakukan, semakin banyak melakukan transaksi di pasar modal

semakin tinggi tingkat kepercayaan dirinya (overconfidence). Namun

demikian, overconfidence secara umum berdampak negatif terhadap

kinerja portofolio (Cheng, 2007). Tingkat kepercayaan diri ini di treatment

dengan menggunakan informasi akuntansi perusahaan yang telah dipilih

untuk simulasi saham.

3. Informasi Akuntansi:

Informasi akuntansi yang digunakan oleh para investor pasar modal adalah

Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan

Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Namun demikian, informasi

Page 115: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

115

akuntansi disajikan dalam bentuk ringkasan laporan keuangan dan bentuk

rasio-rasio sebagai salah satu alat analisis fundamental. Informasi akuntansi

inilah yang menjadi treatment dalam melakukan transaksi di simulasi saham.

Kode sebelum dilakukan treatment adalah 1 (satu) dan sesudah dilakukan

treatment adalah 2 (dua).

3.3.3. Variabel Dependen

Variabel dependen penelitian ini adalah kinerja pembuatan keputusan

investasi saham selama eksperimen dilakukan.

Pembuatan Keputusan Investasi Saham:

Pembuatan keputusan investasi saham oleh investor terdiri atas tiga jenis, yaitu

keputusan untuk membeli, menjual atau memegang saham. Variabel Pembuatan

Keputusan Investasi Saham merupakan variabel rasio yang diukur dengan

perbandingan kinerja portofolio (diperoleh dari penambahan posisi kas, total

portofolio, dan gain atau lossnya) dengan saldo awal yang diberikan dalam

simulasi.

3.3.4. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu atau nuisance variable (NV) atau sering juga disebut

extraneous variable merupakan variabel lain yang menpengaruhi variabel

dependen serta menyebabkan terjadinya error measurement (kesalahan

pengukuran) dalam penelitian eksperimen (Khalik dan Ajinkya, 1979; Ghozali,

2008). Hal ini dapat mengurangi validasi internal dan eksternal eksperimen.

Namun demikian untuk penelitian quasi eksperimen, beda rata-rata yang

dihasilkan dapat mengendalikan pengaruh extraneous variable. Disamping itu

Page 116: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

116

quasi eksperimen memiliki tingkat validasi eksternal yang lebih tinggi daripada

validasi internal (Khalik dan Ajinkya, 1979). Oleh karena itu, untuk mengurangi

variabel pengganggu dalam penelitian dilakukan eliminasi dengan cara sebagai

berikut:

a. Pengaruh heuristik atau pengalaman transaksi saham tertentu sebelumnya,

saham-saham blue chip atau second liner yang diduga akan memberikan

persepsi awal pemilihan saham yang akan dipilih untuk ditransaksikan

selama simulasi dapat dihilangkan. Penghilangan pengaruh heuristik

dilakukan dengan cara memberi kode pada saham-saham terpilih yang di-

running dalam transaksi simulasi, seperti kode za01 untuk LPKR, za02

untuk SMCB, za03 untuk BNBR, za04 untuk INDY, za05 untuk BSDE,

za06 untuk BMRI, za07 untuk BJBR, dan za08 untuk KLBF.

b. Pengaruh pengetahuan analis fundamental dan teknikal dalam pembuatan

suatu keputusan membeli atau menjual saham tertentu. Investor individu di

Indonesia semakin lama semakin bertambah jumlahnya. Hal ini dikarenakan

semakin mudahnya investor bertransaksi jual beli saham dengan

menggunakan alat elektronik dengan menggunakan internet. Mereka pun

akhirnya belajar akan analisis fundamental dan teknikal dari berbagai

sumber media. Pengetahuan analisis fundamental maupun teknikal yang

tidak sama ini membuat pengaruh yang tidak baik di dalam quasi

eksperimen. Oleh karena itu pada saat awal sebelum melakukan simulasi,

para investor individu diberikan pelatihan akan analisis fundamental dan

teknikal sekitar 90 menit.

Page 117: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

117

c. Pengaruh lamanya transaksi saham yang dibeli atau dijual agar mendapat

status done (matching antara harga beli dan harga jual) selama simulasi 30

menit. Pergerakan trading di bursa biasanya melakukan antrian di bid atau

ask, agar dapat done (matching antara harga beli dan harga jual) bisa

memakan waktu lebih dari 30 menit bila saham yang dibeli tidak banyak

yang memesan. Oleh karena itu simulasi dengan menggunakan Virtu Trade,

didesain satu kali tik (satu perubahan gerakan) adalah 9-10 menitnya

pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Untuk bulan Maret 2011 waktu

trading kurang lebih 8100 menit dan bulan April 2011 waktu trading kurang

lebih 7560 menit.

d. Pengaruh kondisi lingkungan, temperatur, ukuran ruang, serta tempat yang

berbeda dicoba untuk dikendalikan agar lingkungan tidak bising, microfon

yang baik, air conditioner yang sejuk, tempat duduk yang nyaman, disetiap

eksperimen baik di Kota Jakarta, DI Yogyakarta, dan Semarang.

e. Pengaruh faktor lain yang mungkin muncul sebagai variabel pengganggu

dalam eksperimen, seperti rasa mood dan kelelahan. Hal ini dapat dihindari

dengan cara memberikan hadiah buat pemenang pada setiap eksperimen

yaitu berupa uang tunai maupun flashdisk 4 GB atau 8 GB, serta diberikan

suvenir kalender Bullish 2012 untuk setiap subjek eksperimen.

3.3.5. Tugas (Task) Eksperimen

Tugas (task) quasi eksperimen berupa simulasi selama 30 menit, membeli

dan menjual saham dari 8 saham yang telah dipilih dari segi tingkat risiko dan

imbal hasil tidak normalnya. Ada 4 saham yang memiliki risiko sistematik yang

Page 118: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

118

tinggi (β > 1), yaitu kode saham za2, za8, za1, dan za7. Ada 4 saham pula yang

memiliki risiko sistematik yang rendah (β < 1), yaitu kode saham za6, za4, za5,

dan za3. Imbal hasil tidak normalnya pun dibagi atas 2 bagian, yaitu tinggi

(RTN>0) dan rendah (RTN<0). Pembagian ini dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Desain Keputusan Investasi Saham berdasarkan

Tingkat Risiko dan Keyakinan

Keterangan

Kode saham

dan Tingkat

Risikonya

Kode saham dan

Imbal Hasil Tidak

Normalnya

Tinggi

za2 za1

za8 za3

za1 za5

za7 za7

Rendah

za6 za8

za4 za2

za5 za4

za3 za6

Sumber: dikembangkan untuk disertasi ini

Investor akan diberikan informasi ekonomi makro sebelum dilakukan jual

beli saham. Adapun informasi ekonomi makro yang diberikan adalah foreign

exchange (USD/IDR; EUR/IDR; JPY/IDR; SGD/IDR; AUD/IDR; GBP/IDR;

CNY/IDR; MYR/IDR; KRW/IDR), central bank rate (FED Rate; BI Rate; ECB

Rate; BOJ Rate; BOE Rate; PBOC Rate), Indonesia economic indicators

(Inflation YTD %, Inflation YOY %, Inflation MOM %, Foreign Reverse, GDP),

Suku Bunga Indonesia (1-3 bulan), grafik pergerakan IHSG selama 5 tahun

terakhir, closing IHSG dan LQ45. Disamping informasi ekonomi makro, investor

juga diberikan informasi rekomendasi trading untuk 8 saham.

Rekomendasi trading berupa saran untuk membeli, menjual, harga

penutupan hari sebelumnya (H-1 atau 28 Februari 2011), saran harga saham untuk

membeli atau menjualnya, titik support dua (S-2), titik support satu (S-1), titik

Page 119: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

119

resistance satu (R-1), titik resistance dua (R-2), indikator teknikal Moving

Average Convergence/ Divergence (MACD), Indikator teknikal Relative Strength

Index (RSI), Indikator teknikal Stochastic (tabel 3.6.). Waktu diberikan untuk

membaca informasi ekonomi makro dan rekomendasi trading adalah 5 menit

sebelum simulasi dimulai.

Gambar 3.1. Bulan Bearish dan Bullish

Disamping itu, ada dua bulan transaksi mewakili bulan bearish dan bulan

bullish. Peneliti mengambil bulan Maret 2011 sebagai bulan bearish, dan bulan

April 2011 sebagai bulan bullish. Hal ini dapat terlihat pada gambar 3.1. yang

memperlihatkan diatas nilai tengah IHSG (3678,67 pada tanggal 31 Maret 2011),

yaitu tanggal 1 s.d. 30 April 2011 sebagai bulan bullish, sebaliknya pada tanggal 1

s.d. 31 Maret 2011 sebagai bulan bearish.

Tabel 3.6.

Rekomendasi Trading 8 Saham

KODE REKOMENDASI HARTUP

(H-1) ENTRY EXIT S2 S1 R1 R2 MACD RSI

STOCHA STIC

za1 Trading Buy 610 610 620 570 590 610 620 B B B

za2 Trading Sell 2.050 2.050 2.025 1.990 2.000 2.025 2.050 S S S

za3 Trading Buy 64 64 66 63 64 65 66 B B B

za4 Trading Sell 4.125 4.125 4.100 3.850 3.875 4.025 4.125 S S S

za5 Trading Buy 810 810 830 790 810 830 840 B B B

za6 Trading Buy 6.500 6.500 6.750 6.300 6.400 6.550 6.600 B B B

za7 Trading Buy 1.230 1.230 1.260 1.200 1.230 1.230 1.270 B B B

za8 Trading Buy 3.200 3.200 3.275 3.150 3.175 3.200 3.400 B B B

Sumber: berbagai sumber rekomendasi dari sekuritas pada Februari 2011

Page 120: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

120

Indikator Moving Average Convergence/ Divergence (MACD)

dikembangkan Gerald Appel. Indikator MACD merupakan indikator sederhana

dan bisa dipercaya. Indikator MACD adalah indikator trend yang mengikuti

gerakan momentum. Indikator MACD akan terpakai untuk memberikan

konfirmasi mengenai perubahan arah trend. Perubahan arah trend akan terjadi,

saat garis MACD memotong garis trend atau saat garis MACD bergerak menjauhi

garis trend (Gambar 3.3). Dengan kata lain, posisi beli bila ada arah trend naik,

dan posisi jual bila ada arah trend turun (Habib, 2011).

Formula:

EMA=> F1=Ft-1+ [α*(At-1-Ft-1)] .............................. 3.2.

Dimana:

F1= harga peramalan baru

Ft-1= harga peramalan sebelumnya

α= konstanta (0<α<1), α=

( )

Gambar 3.2. Analisis Teknikal Moving Average Convergence/ Divergence

(MACD)

Indikator Relative Strength Index (RSI) merupakan indikator oscillator.

Indikator RSI pertama kali dikenalkan oleh Welles Eilder dimajalah

“commodities” pada tahun 1978, sekarang telah berubah menjadi majalah

“futures”. RSI merupakan indikator yang membandingkan kekuatan internal dari

suatu sekuritas. Ada garis atas dan bawah, indikator RSI selalu memakai batas

Page 121: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

121

atas tujuh puluh persen dan batas bawah tiga puluh persen. Apabila melewati

batas atas tujuh puluh persen, maka saat yang tepat untuk menjual (Gambar 3.4.).

Sebaliknya, bila berada di garis bawah tiga puluh persen, maka saat yang tepat

untuk membeli (Habib, 2011).

Formula:

⌉ ............................ 3.3.

Apabila Close > Closei-n, maka Up=Close-Closei-n dan Down=0

Apabila Close< Closei-n, maka Up=0 dan Down= Close-Closei-n

Avg Up=SMA (Up, periode) dan Avg Down=SMA(Down , periode)

Dimana:

Close = harga penutupan saat ini

Closei-n = harga tinggi sebelumnya

Up = harga naik saat ini

Down = harga turun saat ini

Avg Up = rata-rata harga naik selama n periode waktu

Avg Down = rata-rata harga turun selama n periode waktu

SMA = simple moving average

Gambar 3.3. Analisis Teknikal Relative Strength Index (RSI)

Indikator Stochastic ditemukan oleh Gearge Lane, presiden direktur

investment education, Inc. Indikator Stochastic membandingkan harga penutupan

relatif terhadap rentang (range) harga saat ini pada periode waktu tertentu. Saat

harga penutupan turun, rentang harga saat ini menjadi batas bawah selama periode

waktu tertentu. Batas atas bernama garis %K dan gambarkan dengan garis yang

Page 122: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

122

utuh, sementara batas bawahnya garis %D dan digambarkan dengan garis putus-

putus (Gambar 3.5.). Garis %D lebih penting karena merupakan sinyal utama.

Pada saat garis %D (3) memotong garis smoothed %D (3) dan garis %D (3)

berada di atas garis smoothed %D (3), maka saat yang baik untuk membeli.

Sebaliknya untuk menjual, garis %D (3) memotong garis smoothed %D (3) dan

garis %D (3) berada di bawah garis smoothed %D (3) (Habib, 2011).

Formula:

⌈( )

( ) ⌉ .................................. 3.4.

Dimana:

LL = harga terendah selama periode %K

HH = harga tertinggi selama periode %K

Close = harga penutupan hari ini

Gambar 3.4. Analisis Teknikal Stochastic

Simulasi mulai berjalan, dimana 15 menit merupakan simulasi tanpa

informasi akuntansi. 15 menit berikutnya, investor diberikan informasi akuntansi

seperti rasio-rasio keuangan, kondisi neraca, dan laba rugi perusahaan. Adapun

rasio-rasio tersebut adalah Earning per Share (EPS), Book Value (BV), Price to

Book Value (PBV), Price to Earning Ratio perusahaan dan industri (PER; PER

Industri), Debt to Equity Ratio (DER). Kondisi neraca berupa total asset, liabilitas,

ekuitas selama tiga tahun terakhir. Kondisi laba rugi berupa penjualan/ pendapatan

bersih, laba usaha, laba atau rugi perusahaan selama tiga tahun terakhir

(lampiran). Semua transaksi yang dilakukan selama 30 menit terekam dalam Virtu

Page 123: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

123

Trade. Kemudian para subjek eksperimen diminta untuk mengisi instrumen

eksperimen berupa kuesioner Efek Disposisi (15 item pertanyaan), Tingkat Risiko

(10 item pertanyaan), Tingkat Kepercayaan (9 item pertanyaan), Kepribadian (8

item pertanyaan).

3.3.6. Pilot Test

Pilot test dilakukan dengan subjek investor individu. Pilot test dilakukan

untuk mengetahui ada kesalahan dalam desain kuasi eksperimen atau apakah

treatmen telah dilakukan dengan benar.

Tekniknya dengan menggunakan kuasi eksperimen, sehingga tidak terlalu

banyak mencampuri treatmen yang akan diberikan. Untuk mengumpulkan para

investor, dilakukan dengan cara mengundang terlebih dahulu subjek. Hal ini

dilakukan melalui kerjasama dengan Danareksa Research Institute (DRI).

Undangan dikirim dengan topik pelatihan analisis fundamental dan analisis

teknikal. Pelatihan ini dilakukan selama 60- 90 menit. Kemudian, para investor

individu diberikan simulasi untuk dua saham, untuk mencoba virtu trade program

selama lima menit. Setelah itu para investor individu melakukan simulasi selama

15 menit tanpa infomasi akuntansi, dan 15 menit selanjutnya diberikan informasi

akuntansi. 30 menit simulasi selesai, maka invetor individu diminta untuk

menjawab instrumen eksperimen yang berisikan pertanyaan total 32 item

pertanyaan. Pilot test yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2011 yang terdiri

dari 20 investor individu yang menjadi sampel dalam eksperimen quasi ini.

Page 124: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

124

3.3.7. Prosedur Eksperimen

Subjek quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitan ini adalah

investor individu yang berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar

keanggotaannya sebagai investor salah satu sekuritas. Pengumpulan subjek

eksperimen bekerjasama dengan PT Danareksa di Jakarta, DI Yogyakarta, dan

Semarang. Para investor individu di Jakarta, DI Yogyakarta, dan Semarang

diundang dalam acara Pelatihan Analisis Fundamental dan Teknikal oleh

Danareksa Research Institute (DRI). Selanjutnya melalui undangan tersebut para

investor individu berada dibawah koordinasi DRI, diminta untuk kesediaannya

berpartisipasi dalam simulasi 8 saham. Simulasi ini sebagai evaluasi investor

individu untuk pelatihan yang telah diberikan kepada mereka sebelumnya. Pada

awalnya mereka tidak diberitahu untuk membantu penelitian quasi eksperimen,

agar dapat melihat perilaku mereka sebenarnya. Pemberitahuan ini dilakukan pada

saat akhir dari simulasi. Namun akan hadiah dan suvenir sudah diberitahukan

terlebih dahulu untuk memotivasi para investor individu.

Jumlah partisipan yang dilibatkan pada setiap sel quasi eksperimen adalah

sebanyak 15 orang. Penggunaan 15 orang setiap sel quasi eksperimen ini

didasarkan oleh Christensen (1988), agar dapat meminimalisir bias yang terjadi

dalam sel. Dia mempertimbangkan adanya power of the statistical test dengan

tingkat signifikansi 0,05 serta hubungan yang kuat antara variabel independen dan

variabel dependen. Berdasarkan desain quasi eksperimen penelitian ini

Randomized Block Factorial Design (RBF-222) within subject, maka ada 8 sel

Page 125: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

125

yang perlu diisikan dengan 15 partisipan. Sehingga total jumlah subjek

eksperimen ini adalah 120 orang investor individu.

Penelitian quasi eksperimen ini dilakukan di kota Jakarta, DI Yogyakarta

dan Semarang dengan beberapa alasan yang telah disajikan pada bagian 3.3.,

seperti kantor pusat dan cabangnya PT Danareksa yang memiliki Danareksa

Research Institute (DRI). Disamping itu pula quasi eksperimen dilakukan

sebanyak tiga kali di Kota Jakarta, satu kali di Kota DI Yogyakarta dan Semarang,

sesuai dengan proporsi jumlah dari banyaknya investor di kota tersebut diambil

sebagai sample yang telah dijelaskan pada bagian 3.2. Alasan pemilihan tiga kota

ini sekaligus menjadi dasar dapat diterimanya hasil penelitian ini untuk tujuan

generalisasi (validitas eksternal).

Penelitian quasi eksperimen di Kota Jakarta dan DI Yogyakarta dilakukan

diruang yang luas dan nyaman (aula pertemuan PT Danareksa), setiap investor

individu diminta untuk membawa laptop masing-masing. Sedangkan di Kota

Semarang dilakukan di lab Pasar Modal. Kedua tempat tersebut sama-sama

nyaman untuk melakukan simulasi dikarenakan ada air conditioner dan ruangan

yang luas (validitas internal-enviroment).

Desain penelitian quasi eksperimen dilakukan dengan cara simulasi saham

selama 30 menit dengan menggunakan program virtu trade (Gambar 3.5.).

Namun sebelum dilakukan simulasi, para investor individu mengikuti terlebih

dahulu pelatihan analisis fundamental dan teknikal sekitar 60 sampai 90 menit

(validitas internal-maturaration). Kemudian, dilakukan uji coba terhadap virtu

trade dengan 2, 4 atau 18 saham selama 5 sampai 7 menit, agar dapat mengenal

Page 126: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

126

cara mengoperasikan program tersebut (validitas internal-testing). Kedua hal ini

dilakukan untuk memiliki starting-point yang sama antar subjek eksperimen

(validitas internal-experimental mortality).

Simulasi dimulai dengan memilih 8 saham dengan kode saham kode za01

untuk LPKR, za02 untuk SMCB, za03 untuk BNBR, za04 untuk INDY, za05

untuk BSDE, za06 untuk BMRI, za07 untuk BJBR, dan za08 untuk KLBF

(gambar 3.1.). Hal ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh heuristik atau

pengalaman transaksi saham tertentu sebelumnya, seperti saham-saham blue chip

atau second liner yang diduga akan memberikan persepsi awal pada pemilihan

saham untuk ditransaksikan selama simulasi (validitas internal-history).

Modal pertama yang diberikan secara maya sebesar Rp500.000.000,00. Hal

ini dikarenakan saham yang dipilih ada beberapa yang merupakan saham blue

chip (saham lapis atas), sehingga membutuhkan dana yang relatif besar.

Kemudian, para investor akan membeli dan menjual saham dengan melihat

pergerakan trading selama dua bulan. 2 bulan ini dikemas menjadi 15 menit

pertama bulan pertama, 15 menit kedua bulan berikutnya (validitas internal –

instability).

Pergerakan trading di simulasi saham tidak sama dengan pergerakan trading

di PT Bursa Efek Indonesia (PT BEI), oleh karena antrian di bid dan ask, bisa

memakan waktu lebih dari 30 menit agar dapat done (matching antara harga beli

dan harga jual). Untuk itu setiap pergerakan saham sebanyak 1 TIK perubahan di

virtu trade, merupakan 10 menit pergerakan saham yang ada di PT BEI, sehingga

untuk satu bulan ada 900 TIK (1TIK x 60detik x 15menit) atau 15 menit pertama

Page 127: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

127

merupakan 8280 menit trading di bursa saham (6jamx 60menit x 23hari) dan 15

menit kedua merupakan 7560 menit trading di bursa saham (6jam x 60menit x

21hari) (validitas internal-instrumention).

Gambar 3.5.

Program Virtu Trade 8 Saham

Sumber: dikembangkan untuk disertasi ini

Page 128: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

128

Informasi akuntansi diberikan setelah para subjek quasi eskperimen

melakukan trading selama 15 menit pertama. Kemudian dibagikan informasi

akuntansi (lampiran), untuk memilih kembali saham yang akan di-trading-kan.

Quasi eksperimen ini dimulai kembali setelah 10 menit membaca informasi

akuntansi. 15 menit kedua pun berjalan dengan data bulan yang berbeda (validitas

internal-instability).

Akhirnya simulasi selama 30 menit telah selesai. Para subjek eskperimen

diberikan waktu 10 menit untuk mengisi instrumen berupa kuesioner sebanyak 32

item pertanyaan. Pengaruh variabel pengganggu, seperti rasa mood atau kelelahan,

dapat dihindari dengan cara memberikan motivasi berupa setiap instrumen diisi

dengan lengkap akan diberikan suvenir kalender Bullish 2012, serta pemenang

dengan kinerja portofolio yang tertinggi akan mendapatkan hadiah berupa uang

tunai dan flashdisk 4 GB atau 8 GB (validitas internal-nuisance variable).

3.4. Teknik Analisis Data

3.4.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan

deskripsi subjek penelitian quasi eksprimen serta karakteristik setiap variabel.

Karakteristik subjek eksperimen akan disajikan adalah central tendency

(kecenderungan terpusat) dan dispersi data. Central tendency berupa nilai rata-

rata. Dispersi data berupa standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum.

Karakteristik subjek eksperimen demografinya berupa, usia, jenis kelamin, jenis

investor, lama bekerja, tingkat pendidikan, status pernikahan, melakukan transaksi

melalui perusahaan sekuritas yang mana, dan menayakan apakah mereka

Page 129: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

129

membuat keputusan membeli, menjual, atau memegang langsung dengan

menggunakan internet (komputer desktop, laptop, smart phone).

3.4.2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji Blocking Within-Subject

analysis of variance (ANOVA). Variabel independen penelitian quasi eksperimen

adalah Efek Disposisi, tingkat risiko, tingkat keyakinan, serta variabel tambahan

gender dan personaliti. Variabel dependen yang diuji adalah pembuatan keputusan

berinvestasi di pasar saham. Pemilihan uji hipotesis dengan menggunakan uji

Blocking Within-Subject analysis of variance (ANOVA) dan analysis of

covariance (ANCOVA). Langkah pertama, penelitian ini menghitung proportion

gain realized (PGR) dan proportion loss realized (PLR), dengan menggunakan

rumus Odean (1998), sebagai berikut:

...................... 3.5.

...................... 3.6.

Keterangan:

Realized Gains = keuntungan yang direalisasikan dengan menjual saham

Realized Losses = kerugian yang direalisasikan dengan menjual saham

Paper Gains = keuntungan yang tidak terealisasikan karena tidak menjual saham

Paper Loss = kerugian yang tidak terealisasikan karena tidak menjual saham

Setelah itu, langkah berikutnya menghitung risiko portofolio dan return realized

portofolio. Pengujian hipotesis H1.a. ; H1.b.

; H2.a. ; H2.b. ; H3.a.

;dan H3.b. menggunakan Blocking

Within-Subject analysis of variance (ANOVA), oleh karena menguji hubungan

antara satu variabel dependen (skala metrik) dengan tiga variabel independen (dua

skala metrik dan satu skala non-metrik atau kategorikal), serta pengujian

Page 130: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

130

tambahan dengan variabel independen skala non-metrik atau kategorikal (gender

dan personaliti) (Ghozali, 2011). Khusus hipotesis 4, dilakukan interaksi antara

Efek Disposisi dengan Aspek Kognisi (Tingkat Risiko dan Tingkat Kepercayaan).

Pengujian hipotesis 5

dan hipotesis 6

merupakan desain hubungan Efek Disposisi, aspek kognisi

(tingkat risiko dan tingat kepercayaan), dengan karakteristi investor individu

(Gender dan Personaliti). Pengujian hipotesis ini menggunakan ANCOVA.

ANCOVA dilakukan untuk mengetahui main effect (pengaruh utama), intercation

effect (pengaruh interaksi), dari variabel independen Efek Disposisi, tingkat risiko,

tingkat kepercayaan, dan informasi akuntansi terhadap variabel dependen decision

making (membuat keputusan) investasi saham. Covarian yang digunakan

merupakan instrumen variabel independen, yaitu instrumen Efek Disposisi,

tingkat risiko, dan tingkat kepercayaan.

3.4.3. Uji Kualitas Data

Pengujian terhadap kausalitas data terdiri dari uji reliabilitas dan uji

validitas dengan SPSS. Uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach

alpha (α). Besarnya nilai Cronbach alpha > 0,70 (Nunnaly, 1994 pada Ghozali,

2011). Uji reliabilitas memberikan konsistensi jawaban subjek terhadap

instrument yang diberikan. Sedangkan uji validitas mengukur validnya instrument

dalam eksperimen studi ini.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi bivariate antara

masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Idikator instrumen

dikatakan valid bila masing-masing indikator menunjukkan hasil yang signifikn

Page 131: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

131

(Ghozali, 2006). Pengujian tambahan dilakukan dengan mengukur item-total

statistic dengan r hitung dan r tabel atau t hitung dengan t tabel. Bila r hitung lebih

besar dari r tabel dan memiliki nilai positif maka dapat dikatakan valid, demikian

sebaliknya bila r hitung lebih kecil dari r tabel maka dapat dikatakan tidak valid.

Besaran r tabel, dengan N (kasus) 120, pada alpha 0,05 dengan df (n-2) 118, maka

diperoleh r tabel sebesar 0,1509. Demikian juga dengan t hitung. Bila t hitung

lebih besar dari t tabel dan memiliki nilai positif maka dapat dikatakan valid,

sebaliknya bila t hitung lebih kecil dari t tabel maka dapat dikatakan tidak valid.

T hitung dapat diukur dari rumus (Ghozali, 2011):

.............................. 3.7.

Untuk N (kasus) sebesar 120, maka t tabel pada alpha 0,05 dengan df (n-2) 118,

sehingga diperoleh T tabel sebesar 1,6579.

3.4.4. Uji Asumsi ANOVA

Asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan uji statistik ANOVA

(Ghozali, 2011), adalah sebagai berikut:

a. Homogeneity of variance

Variabel dependen harus memiliki varian yang sama dalam setiap kategori

variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu variabel independen, maka

harus ada homogeneity of variance di dalam cell yang dibentuk oleh variabel

independen kategorikal. Output SPSS memberikan test ini dengan Levene’s

test of homogeneity of variance. Jika nilai Levene test signifikan (probabilitas

< 0,05) maka hipotesis nol akan ditolak yang mengatakan group memiliki

Page 132: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

132

variance yang berbeda. Namun demikian, bila asumsi ini dilanggar menurut

Box (1954 pada Ghozali, 2011) mengatakan uji ANOVA tetap dapat

dilakukan oleh karena ANOVA robust.

b. Random sampling

Subjek diambil secara random untuk tujuan uji signifikansi.

c. Multivariate Normality

Variabel dependen terdistribusi normal dalam setiap kategori variabel

independen. Hal ini dilakukan untuk tujuan uji signifikansi, maka variabel

harus mengikuti distribusi normal multivariate. SPSS memberikan uji Boxplot

test of the normality assumption. Bila hal ini tidak dapat dipenuhi, ANOVA

robust masih bisa digunakan.

3.4.5. Uji Asumsi ANCOVA

Asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan uji statistik

ANCOVA (Ghozali, 2008), adalah sebagai berikut:

a. Homogeneity of variance

Asumsi homogenety digunakan juga dalam ANCOVA sama seperti pada

asumsi ANOVA, yang menyatakan variabel dependen harus memiliki

varian yang sama dalam setiap kategori variabel independen.

b. Random sampling

Asumsi random sampling digunakan juga di ANCOVA sama seperti di

ANOVA, yaitu subjek diambil secara random untuk tujuan uji signifikansi.

c. Multivariate Normality

Page 133: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

133

Asumsi multivariate normality juga digunakan di ANCOVA sama seperti

asumsi ANOVA, yang menyatakan variabel dependen terdistribusi normal

dalam setiap kategori variabel independen. Hal ini dilakukan untuk tujuan

uji signifikansi, maka variabel harus mengikuti distribusi normal

multivariate.

d. Hubungan antar response dan covariate adalah linier.

e. Koefisien regresi dari covariate adalah sama untuk semua tretament.

f. Treatment tidak mempengaruhi covariate.

3.4.6. Validitas Internal

Penelitian dengan metode quasi eksperimen, validitas internal ditujukan

untuk mengukur sampai seberapa jauh variasi di dalam variabel dependen benar-

benar dapat diatribusikan atau disebabkan oleh variasi di dalam variabel

independen, namun validasi internal tidak sepenuhnya dikendalikan, oleh karena

observasi variabel dependen bersifat natural (Ghozali, 2008).

Menurut Cook dan Campbell (1979); Cooper dan Schindler (2008);

Ghozali (2008), ada tujuh ancaman untuk validitas internal dalam penelitian quasi

eksperimen, yaitu:

a. History

Merupakan kejadian yang mungkin timbul antara pretest (O1) dan postest

(O2) diluar perlakuan eksperimen (X) yang mungkin memberikan penjelasan

lain dari pegaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Beberapa

penelitian laboratorium ancaman ini dapat dikendalikan dengan mengisolasi

pengaruh dari luar, seperti ketenangan suasana laboratorium, atau pemilihan

Page 134: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

134

variabel dependen yang tidak dapat dipengaruhi oleh perangkat dari luar,

atau ada pengetahuan akan trading yang berbeda-beda.

O1 X O2

Pretest Manipulation Postest

Pada penelitian ini ancaman history dapat diminimalisir dengan cara

ruangan yang nyaman untuk tempat berkumpulnya para investor individu.

Ruangan berupa ruang pertemuan yang cukup luas dan ber-AC mengingat

keadaan cuaca di Jakarta, Semarang, maupun Yogyakarta cukup panas di

siang hari. Disamping itu, ada pemberian training analisis teknikal oleh

praktisi dari Danareksa Institut (DRI) selama 30 sampai 45 menit. Hal ini

dilakukan untuk menyamakan pengetahuan akan analisis teknikal yang akan

digunakan dalam quasi eksperimen penelitian ini.

b. Maturation

Merupakan ancaman ketika diri responden atau unit sosial ekonomi yang

menghasilkan perubahan sebagai fungsi dari waktu, seperti pertumbuhan,

kelelahan, bosan dan pengalaman.

Pada penelitian ini diberikan waktu 30 menit untuk melakukan quasi

eksperimen. Waktu ini dibagi atas 2 bagian, bagian tanpa informasi

akuntansi dan bagian dengan informasi akuntansi. Hal pencegahan agar

tidak bosan dan capek, diujung acara quasi eksperimen diberikan suvenir

berupa kalender bullish 2012 untuk setiap subjek eksperimen. Bagi tiga

subjek eksperimen yang memperoleh gain tertinggi akan diberikan hadiah

berupa uang tunai, dengan total jumlah Rp1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah)

serta flashdisk 8 GB atau 4 GB.

Page 135: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

135

Pada penelitian ini juga dilakukan penghilangan pengalaman akan saham-

saham yang dipilih dalam quasi eksperimen. Penghilangan dilakukan

dengan menggunakan kode saham (za1, za2, za3, za4, za5, za6, za7, dan

za8), agar pada individu tidak melekat pengalaman akan transaksi saham-

saham yang telah dipilih.

c. Testing

Merupakan ancaman ketika pengaruh test pertama terhadap skor test kedua,

pengaruh publikasi indikator sosial atau ekonomi sebelum membaca

indikator tersebut. Pada penelitian ini, testing hanya dilakukan sekali

sebelum masuk ke dalam quasi eksperimen, kira-kira waktu yang digunakan

selama 3 sampai 5 menit untuk mencoba program virtue trading dengan 2

saham pilihan (dengan menggunakan kode Saham 1-> za1 dan saham 2 ->

za2). Testing hanya sebagai pengenalan untuk dapat menjalankan program

yang akan digunakan dalam quasi eksperimen.

d. Instrumentation

Merupakan ancaman ketika ukuran yang tidak ekuivalen yang dianggap

ekuivalen, perubahan kalibrasi instrumen pengukuran atau perubahan dari

diri pengamatan yang menghasilkan perubahan hasil pengukuran. Cooper

dan Schindler (2008) mengatakan ancaman instrumentation terjadi bila ada

perubahan dalam mengukur instrumen setiap interval waktunya. Oleh

karena itu penelitian ini (simulasi 8 saham pilihan) ada 2 bagian, yaitu

bagian simulasi saham dan bagian mengisi kuesioner.

Page 136: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

136

Total waktu untuk melakukan quasi eksperimen adalah 45 menit,

terdiri dari 5 menit testing program (dengan 2 saham pilihan), kemudian 15

menit simulasi 8 saham pilihan tanpa ada informasi akuntansi, setelah itu

diberikan informasi akuntansi sekitar 5 menitan, mereka dapat membaca

informasi yang diberikan, dilanjutkan kembali sekitar 15 menit simulasi 8

saham pilihan dengan informasi akuntansi. Simulasi dengan 8 saham pilihan

dilakukan untuk mendapatkan variabel dependen berupa perbandingan

kinerja portofolionya dengan saldo awal yang telah diberikan pada awal

quasi eksperimen, serta variabel independen yaitu Efek Disposisi dan aspek

kognisi (tingkat risiko dan tingkat kepercayaan). Setelah simulasi 8 saham

telah selesai, bagian kedua dari quasi eksperimen ini adalah mengisi

instrumen pertanyaan akan Efek Disposisi, aspek kognisi (tingkat risiko dan

tingkat kepercayaan), ditambah pertanyaan personaliti selama 5 menit.

Kedua alat ukur ini tidak melibatkan peneliti dalam mengamati atau

mengukur variabel dependen pada saat quasi eksperimen dilakukan.

e. Statistical Regression

Merupakan ancaman ketika pergeseran semu yang terjadi ketika orang atau

unit perlakuan telah terpilih berdasarkan nilai skor yang ekstrim. Pada

penelitan ini, karena bersifat random dan pemilihan group berdasarkan

banyaknya transaksi tertinggi sampai terendah selama melakukan 5 kali

quasi eksperimen, maka rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan

seharusnya tidak terlalu ekstrim.

Page 137: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

137

f. Selection

Merupakan ancaman ketika bias yang timbul dari perbedaan pemilihan

kelompok pembanding sehingga menimbulkan perbedaan tingkat nilai rata-

rata. Penelitian ini dapat menimimalisir ancaman selection, karena

menggunakan quasi eksperimen within subjek, maka untuk kelompok

pembanding, yang dibandingkan diri subjek itu sendiri setelah dilakukan

perlakuan. Disamping itu juga interaksi peneliti dengan para subjek

eksperimen sangat minim, dan diupayakan para subjek eksperimen tidak

mengetahui bahwa mereka melakukan studi quasi eksperimen. Hal ini

dilakukan agar penelitian ini dapat melihat secara natural perilaku para

investor individu dalam melakukan keputusan berinvestasi saham.

g. Experimental Mortality

Merupakan ancaman ketika bias perbedaan yang timbul karena tingkat

perbedaan maturity atau perubahan otonom. Pada penelitian ini prosedur

dibuat sederhana, serta terdiri dari 3 tahapan, tahapan testing program,

tahapan simulasi 8 saham terpilih, dan tahapan mengisi instrumen

pertanyaan yang telah dibagikan. Total tahapan dilakukan selama 45 menit,

sehingga tidak memakan waktu yang terlalu lama.

3.4.7. Validitas Eksternal

Pada penelitian dengan metode quasi eksperimen, validitas eksternal

menggambarkan seberapa jauh hasil penelitian dapat digunakan untuk generalisasi

pada sampel lain (Ghozali, 2008). Biasanya penelitian true eksperimen validitas

internalnya lebih tinggi dari pada validitas eksternal, namun penelitian ini

Page 138: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

138

menggunakan quasi eksperimen, validitas eksternal lebih tinggi dari pada validitas

eksternal true eksperimen.

Ada tiga alasan untuk dapat menerima validitas eksternal. Pertama, subjek

penelitian quasi eksperimen ini adalah investor individu yang telah melakukan

transaksi jual beli saham dengan internet (menggunakan Personal Computer,

Laptop, Mobile Phone atau Smart Phone), maka validitas eksternal dapat diterima.

Kedua, dilakukannya quasi eksperimen di 3 kota besar di pulau Jawa (Jakarta,

Yogyakarta, dan Semarang). Banyaknya quasi eksperimen dilakukan sesuai

dengan banyaknya jumlah investor pada kota tersebut (3 kali di Kota Jakarta, 1

kali di Kota Yogyakarta, dan 1 kali di Kota Semarang), sehingga dianggap

mampu menampung perbedaan karakteristik investor individu. Ketiga, penelitan

ini menggunakan program virtue Danareksa Institute yang telah diuji coba dan

memiliki cara yang sama dengan transaksi jual beli saham pada sekuritas-

sekuritas yang ada, sehingga dianggap mampu untuk membentuk keputusan jual

beli dan tahan untuk investasi saham.

3.4.8. Analisis Tambahan (Additional Analysis)

Analisis tambahan dilakukan guna menjawab tujuan penelitian yaitu

menginvestigasi pengaruh karakteristik investor individu (gender dan personaliti)

terhadap keputusan investasi di pasar modal. Oleh karena itu penelitian ini selain

menggunakan simulasi juga memberikan instrumen penelitian terhadap masing-

masing variabel independen serta karakteristik individu. Analisis tambahan ini

menggunakan ANCOVA, dimana covariate merupakan karakteristik investor

individu.

Page 139: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

139

3.4.9. Penentuan Hasil yang Unik

Penentuan hasil perilaku yang unik dalam penelitian ini dapat diperoleh dari

tiga langkah, yaitu:

a. Melakukan homogenitas dari 8 kelompok (terbentuk dari banyaknya frekuensi

trading yang dilakukan), dengan menggunakan Randomized Blocking within

subject. Setelah mendapatkan homoginitas, cari kelompok yang benar-benar

berbeda secara signifikan, oleh karena akan di-between subject dengan gender

dan personaliti investor individu.

b. Membangun desain hasil pemilihan kelompok yang berbeda secara signifikan

serta memilih rata-rata yang paling tinggi sesuai dengan kelompok yang telah

dibentuk pada langkah awal. Khusus yang berkaitan dengan gender seperti

personaliti menurut gender diambil standar deviasi yang paling tinggi,

dikarenakan tidak samanya jumlah laki-laki dengan perempuan dipenelitian

ini.

c. Langkah terakhir adalah ditariknya kesimpulan dari kecenderungan masing-

masing variabel independen yang diteliti, termasuk tambahan analisis tentang

gender dan personaliti. Hal ini dilakukan dengan cara mencantumkan hasil

yang berbeda antara sebelum perlakuan (tanpa ada informasi akuntansi) dan

sesudah perlakuan (sesudah diberikan informasi akuntansi).

Adapun rancangan quasi eksperimen seperti berikut ini seperti di bawah ini:

O1A X O2A

O1B X O2B

O1C X O2C

O1D X O2D

O1E X O2E

Page 140: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

140

Dimana A, B, C, D dan E menunjukkan nilai ekspektasi yang berbeda atau lima

pengukuran yang berbeda dari kelompok quasi eksperimen yang sama. Huruf O

merupakan pengamatan atau pengukuran perilaku. Huruf X merupakan perlakuan

(treatment), dan garis putus merupakan antara penugasan yang tidak acak. Nilai

ekspektasi berbeda dikarenakan perbedaan karakteristik individu investor.

Rancangan quasi eksperimen dapat dibentuk pada tabel desain Pretest-Postest

with Randomized Block Within-Subjects (tabel 3.7.).

Tabel 3.7. Pretest-Postest with Randomized Block Within-Subjects Design

Desain

Eksperimen

Daerah Quasi

Eksperimen

Waktu (t) ->

t1 (15’) t2 (5’) t3(15’)

Measure Treatment Measure

Random

ized

Blo

ck W

ithin

-

Subje

cts

Des

ign

Group A

Group B

Group C

Group D

Group E

Sumber: Dikembangkan untuk disertasi ini

Page 141: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

141

BAB IV

ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan demografi dan statistik deskriptif subjek eksperimen,

dilanjutkan dengan uji normalitas data, uji validitas data, uji reliabilitas data, uji

hipotesis, dan deskripsi data. Bab ini juga memuat analisis tambahan berkenaan

dengan uji karakteristik investor (gender-personaliti) pada setiap sel, dan

dilanjutkan dengan penentuan desain perilaku terbaik dalam menghasilkan imbal

hasil.

4.1. Demografi Partisipan

Penelitian ini menggunakan 2x2x2 Randomized Block ANOVA dan

ANCOVA within subject eksperimen desain, sehingga terdapat 8 sel. Berdasarkan

pembahasan sebelumnya, setiap sel berisikan 15 subjek partisipan, maka totalnya

sebesar 120 orang (15 x 8). Eksperimen dilakukan dilakukan sebanyak lima kali,

karena setiap pertemuan yang diadakan oleh Dana Reksa Institut (DRI) di Jakarta

sekitar 19 sampai 33 orang investor individu (tabel 4.1). Software virtue trade

yang digunakan dalam eksperimen ini berasal dari DRI Jakarta. Jumlah subjek

yang tidak sama disetiap eksperimen menjadi keterbatasan, sehingga membuat

desain berdasarkan group banyaknya transaksi. Eksperimen dilakukan dan

selanjutnya diolah dengan menggunakan SPSS versi 16.0.

Page 142: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

142

Tabel 4.1.

Subjek Eksperimen menggunakan

Virtu Trade Danareksa Research Institute (DRI)

Eksperimen Jakarta

22/10/2011

Jakarta

10/11/2011

Jakarta

24/11/2011

DI

Yogyakarta

(2/12/2011)

Semarang

(30/3/2012)

1 19 - - - -

2 - 20 - - -

3 - - 31 - -

4 - - - 17 -

5 - - - - 33

* Subjek tidak mengisi kuesioner setelah melakukan simulasi

Sumber: Dikembangkan untuk disertasi ini

Berdasarkan pengelolahan data yang dilakukan (tabel 4.2), terdapat 88 laki-

laki (73,3%) dan 32 perempuan (26,7%) sebagai subjek eksperimen. Usia kurang

dari 25 tahun terdapat 24 laki-laki (27,3%) dan 13 perempuan (40,8%). Usia 25-

34 tahun terdapat 24 laki-laki (27,3%) dan 11 perempuan (34,4%). Usia 35-44

tahun terdapat 28 laki-laki (31,8%) dan 6 perempuan (18,8%). Usia 45-54 tahun

terdapat 8 laki-laki (9,1%) dan 1 perempuan (3,1%). Usia lebih dari 65 tahun

hanya ada 1 perempuan saja (3,1%). Dari seluruh subjek eksperimen terlihat laki-

laki maupun perempuan berada di usia dibawah 35 tahun, ini menunjukan investor

muda mendominasi eksperimen ini. Hal ini juga didukung oleh status investor

muda yang belum menikah sebanyak 49 laki-laki (55,7%) dan 23 perempuan

(71,9%), membuat sebagian perencanaan investasi mereka masih dapat

dialokasikan di dunia pasar modal.

Tingkat pendidikan akhir subjek partisipan adalah tingkat SMU sebanyak 23

orang (19,2%) terdiri dari 14 laki-laki (15,9%) dan 9 perempuan (28,1%), Sarjana

Muda atau D3 sebanyak 7 orang (5,8%) terdiri dari 3 laki-laki (4,4%) dan 4

Page 143: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

143

perempuan (12,5%), S1 sebanyak 52 orang (43,3%) terdiri dari 44 laki-laki (50%)

dan 8 perempuan (25%), S2 sebanyak 23 orang (19,2) terdiri dari 16 laki-laki

(18,2%) dan 7 perempuan (21,9%), dan S3 sebanyak 15 orang (12,5%) terdiri dari

11 laki-laki (12,5%) dan 4 perempuan (12,5%). Dari seluruh tingkat pendidikan

subjek eksperimen terlihat tingkat pendidikan S1 yang mendominasi, yaitu 52

orang terdiri dari 44 laki-laki (50%) dan 8 perempuan (25%).

Tabel 4.2.

Demografi Subjek Eksperimen

Keterangan

Subjek Eksperimen Sub

Total Laki-

Laki Perempuan

Umur < dari 25 24 13 37

25-34 24 11 35

35-44 28 6 34

45-54 8 1 9

55-64 4 0 4

> dari 65 0 1 1

Total 88 32 120

Jenis Investor Aktif 52 17 69

Pasif 36 15 51

Total 88 32 120

Pendidikan

Akhir SMU 14 9 23

Sarjana Muda/ D3 3 4 7

S1 44 8 52

S2 16 7 23

S3 11 4 15

Total 88 32 120

Status Belum Menikah 49 23 72

Sudah Menikah 39 9 48

Total 88 32 120

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 2)

Tingkat pendidikan S1 bagi investor individu, mudah untuk menerima

informasi yang akan diberikan nantinya dalam quasi ekapeimen. Hal ini juga

didukung dengan jenis investor aktif yang sebanyak 52 laki-laki (59,1%) dan 17

perempuan (53,1%), membuat quasi eksperimen ini dapat diterima dengan baik

Page 144: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

144

oleh para subjek eksperimen. Oleh karena virtue trading yang digunakan dalam

eksperimen ini melihat pergerakan saham yang sama dengan keadaan pasar modal

yang sebenarnya. Periode trading dan saham yang di-trading-kan telah dipilih

terlebih dahulu.

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Statistik deskriptif variabel penelitian quasi eksperimen disajikan pada tabel

4.3., berupa statistik deskriptif satu variabel dependen Decision Making Portofolio

Realized (DM_PR) dan tiga variabel independen Efek Disposisi (ED), Tingkat

Risiko (TR), dan Tingkat Keyakinan (TK) yang sudah terbagi atas sebelum

menerima informasi akuntansi dan sesudah menerima informasi akuntansi.

Khusus untuk ED terbagi atas Proportion Gain Realized (PGR) dan Proportion

Loss Realized (PLR) yang juga terbagi sebelum dan sesudah menerima informasi

akuntansi.

Tabel 4.3.

Deskriptif Variabel Penelitian Quasi Ekperimen

Variabel N Min Max Mean Std.

Dev.

DM_PR 120 0.85994 1.3950 1.0277 0.0687

PGR_Tanpa Inf.Akuntansi 120 0 1 0.8802 0.2663

PLR_Tanpa Inf.Akuntansi 120 0 1 0.5151 0.4510

PGR_Inf.Akuntansi 120 0 1 0.8787 0.2875

PLR_Inf.Akuntansi 120 0 1 0.4879 0.4622

TR_Tanpa Inf.Akuntansi 120 0 0.0360 0.0117 0.0066

TR_Inf.Akuntansi 120 0 0.1123 0.0373 0.0273

TK_Tanpa Inf.Akuntansi 120 1 40 9.56 6.704

TK_Inf.Akuntansi 120 1 117 12.92 14.04

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 3)

Pada tabel 4.3 yang berisikan jumlah sampel, nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari setiap variabel dependen. Hasil

statistik menunjukkan DM_PR memiliki nilai minimum 0,85994 dan nilai

Page 145: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

145

maksimum 1,3950 dengan nilai rata-rata 1,0277. Hal ini menunjukkan realisasi

portofolio para investor individu lebih banyak mengalami keuntungan dari pada

kerugian serta tidak mengalami defisit dalam melakukan transaksi. Hal ini

disebabkan investasi awal yang diberikan kepada mereka pada saat quasi

eksperimen adalah sebesar Rp500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah),

mengingat saham-saham yang terpilih terdiri dari saham-saham lapis pertama,

lapis kedua, dan lapis ketiga (tanpa diberitahukan dan hanya kode saham saja dan

pergerakan saham saja yang terlihat di virtue trading).

Variabel ED yang terdiri dari PGR dan PLR memiliki nilai minimum dan

maksimum yang sama, yaitu nilai 0 untuk minimum, dan 1 untuk maksimum.

Sesuai dengan rumus PGR dan PLR yang telah dibahas sebelumnya, proporsi gain

maupun loss akan berada disekitar nilai 0 dan 1. PGR biasanya akan mendekati 1

atau nilai 1, oleh karena realisasi gain akan lebih cepat daripada realisasi loss. Hal

ini terjadi pada saat sebelum maupun sesudah diberikan informasi akuntansi.

PGR sebelum diberikan informasi akuntansi sebesar 0.8802, sedangkan

sesudah diberikan informasi akuntansi rata-ratanya menjadi 0.8787. Demikian

juga halnya dengan PLR sebelum dan sesudah diberikan informasi akuntansi, rata-

rata 0.5151 sebelum diberikan informasi akuntansi dan 0.4879 sesudah diberikan

informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan informasi akuntansi dapat dikatakan

informasi yang berguna untuk membuat suatu keputusan berinvestasi saham agar

lebih berhati-hati untuk menjual saham tersebut, dengan kata lain perilaku

menahan saham sedikit lebih tinggi dari sebelum informasi akuntansi diberikan.

Page 146: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

146

Variabel TR menunjukkan nilai minimum nol untuk sebelum dan sesudah

diberikan informasi keuangan, namun untuk nilai maksimum sebelum diberikan

informasi akuntansi menunjukkan 0,0360, sedangkan dengan informasi akuntansi

nilai maksimum meningkat menjadi 0,01123. Hal ini menunjukkan semakin

banyak informasi yang diberikan pada investor, semakin meningkat pula tingkat

risiko yang dilakukannya. Untuk mendaptkan tingkat risiko, pada quasi

eksperimen dilakukan perhitungan risiko portofolio dari banyaknya saham yang

telah dibeli dan belum terjual pada saat melakukan virtue trading. Rumus untuk

menghitung risiko portofolio ada pada formula 2.2., namun demikian risiko

portofolio tergantung dengan banyaknya saham yang dibeli selama melakukan

virtue trading. Pada formula 2.2. hanya untuk 2 saham saja, untuk 3 atau lebih

dari 2 saham akan bertambah panjang prosedur perhitungannya. Hal ini

dilakukan, oleh karena risiko maupun ekspektasi imbal hasil masih digunakan

dalam menghitung portofolio optimal di dunia praktek pasar modal.

Variabel TK menunjukkan nilai minimum 1 untuk sebelum dan sesudah

diberikan informasi akuntansi. Nilai maksimumnya menunjukkan 40 untuk

tingkat kepercayaan sebelum menerima informasi akuntansi dan 117 setelah

menerima informasi akuntansi. Tingkat kepercayaan dihitung dengan banyaknya

frekuensi trading yang dilakukan oleh subjek eksperimen. Sehingga nilai

minimum dan maksimum untuk variabel TK menunjukkan pertambahan informasi

akuntansi menambah pula tingkat kepercayaan dengan lebih banyak frekuensi

transaksi membeli atau menjual saham pada virtue trading.

Page 147: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

147

4.3. Uji Reliabilitas dan Validitas Data

Uji reliabilitas dan validitas dilakukan sebelum dilakukan pengujian

hipotesis untuk instrumen covariate yang digunakan untuk ANCOVA. Uji

reliabilitas dan validitas dilakukan untuk semua pengukuran variabel independen

dengan menggunakan kuesioner. Uji reliabilitas data dilakukan dengan melihat

nilai cronbachs alpha. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu instrumen

yang merupakan konstruk. Suatu konstruk dikatakan reliabel, bila jawaban yang

diberikan konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2007), dan memiliki nilai

cronbachs alpha > 0,70 (Ghozali, 2011).

Tabel 4.4.

Hasil Uji Realibilitas dan Validitas Data Instrumen Efek Disposisi

Item

Efek

Disposisi

r hitung r tabel t hitung t tabel Keterang

an

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Keterang

an

ED1 0.453 0.1509 5.5197 1.6579 Valid 0.773 Reliabel

ED2 0.591 0.1509 7.9585 1.6579 Valid 0.762 Reliabel

ED3 0.603 0.1509 8.2110 1.6579 Valid 0.760 Reliabel

ED4 0.252 0.1509 2.8287 1.6579 Valid 0.788 Reliabel

ED5 0.333 0.1509 3.8363 1.6579 Valid 0.783 Reliabel

ED6 0.370 0.1509 4.3263 1.6579 Valid 0.780 Reliabel

ED7 0.233 0.1509 2.6027 1.6579 Valid 0.790 Reliabel

ED8 0.433 0.1509 5.2181 1.6579 Valid 0.775 Reliabel

ED9 0.433 0.1509 5.2181 1.6579 Valid 0.775 Reliabel

ED10 0.211 0.1509 2.3448 1.6579 Valid 0.792 Reliabel

ED11 0.503 0.1509 6.3220 1.6579 Valid 0.769 Reliabel

ED12 0.428 0.1509 5.1443 1.6579 Valid 0.776 Reliabel

ED13 0.407 0.1509 4.8402 1.6579 Valid 0.777 Reliabel

ED14 0.452 0.1509 5.5043 1.6579 Valid 0.774 Reliabel

ED15 0.258 0.1509 2.9008 1.6579 Valid 0.789 Reliabel

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 3)

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu instrumen.

Suatu instrumen dikatakan valid jika item-item pertanyaan mampu menjawab

sesuatu yang diukur oleh instrumen tersebut. Uji validitas yang dilakukan dalam

Page 148: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

148

penelitian ini adalah korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruk atau variabel, dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel

untuk degree of freedom (df)=118, dimana n adalah jumlah sampel, alpha=0.05,

maka diperoleh r tabel= 0,1509 (dengan uji satu sisi), dan r tabel= 0,1795 (dengan

uji dua sisi). Bila r hitung lebih besar dari r tabel maka dikatakan valid. Selain

membandingkan r hitung dengan r tabel, uji signifikansi dapat juga dilakukan

lewat uji t, dengan rumus t hitung sebagai berikut:

................................. 4.1.

N berupa kasus sebesar 120, r merupakan r hitung, alpha=0,05 dan df =118, maka

diperoleh t tabel sebesar 1,6579 (dengan uji satu sisi), 1,9803 (dengan uji dua

sisi). Bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka dapat dikatakan valid. Hasil item

instrumen variabel Efek Disposisi semua valid dan semua reliabel dapat dilihat

pada tabel 4.4., artinya pertanyaan mampu menjawab sesuatu Efek Disposisi dan

jawaban yang diberikan konsisten dari setiap item pertanyaan.

Tabel 4.5.

Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Data Instrumen Tingkat Risiko

Tingkat

Risiko r hitung r tabel t hitung t tabel

Keterang

an

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Keterang

an

TR1 0.529 0.1509 6.7715 1.6579 Valid 0.7140 Reliabel

TR2 0.503 0.1509 6.3220 1.6579 Valid 0.7190 Reliabel

TR3 0.497 0.1509 6.2216 1.6579 Valid 0.7210 Reliabel

TR4 0.571 0.1509 7.5555 1.6579 Valid 0.7030 Reliabel

TR5 0.377 0.1509 4.4215 1.6579 Valid 0.7460 Reliabel

TR7 0.526 0.1509 6.7183 1.6579 Valid 0.7140 Reliabel

TR10 0.302 0.1509 3.4412 1.6579 Valid 0.7570 Reliabel

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 3)

Pada tabel 4.5. dapat dilihat hasil item instrumen variabel Tingkat Risiko

tidak semua valid dan tidak semua reliabel, artinya pertanyaan 1,2,3,4,5,7, dan 10

Page 149: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

149

mampu menjawab tingkat risiko dan jawaban yang diberikan konsisten dari setiap

item pertanyaan. Sedangkan, pertanyaan 6, 8, dan 9 tidak mampu menjawab

tingkat risiko (r hitung < r tabel, t hitung < t tabel) dan jawaban yang diberikan

tidak konsisten (cronbachs alpha < 0,70). Artinya, tingkat risiko sebagai

instrumen penelitian ini hanya terdiri 7 item pertanyaan yang digunakan untuk

analisis selanjutnya.

Pada tabel 4.6. dapat dilihat hasil item intrumen variabel Tingkat

Kepercayaan tidak semua valid dan tidak semua reliabel, artinya pertanyaan

1,2,3,4,5, dan 9 mampu menjawab tingkat kepercayaan dan jawaban yang

diberikan konsisten dari setiap item pertanyaan. Sedangkan, pertanyaan 6, 7, 8,

dan 10 tidak mampu menjawab tingkat risiko (r hitung < r tabel, t hitung < t tabel)

dan jawaban yang diberikan tidak konsisten (cronbachs alpha < 0,70). Artinya,

tingkat kepercayaan sebagai instrumen penelitian ini hanya terdiri 6 item

pertanyaan yang digunakan untuk analisis selanjutnya.

Tabel 4.6.

Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Data Instrumen Tingkat Keyakinan

Tingkat

Keperca

yaan

r hitung r tabel t hitung t tabel Keterang

an

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Keterang

an

TK1 0.366 0.1509 4.2722 1.6579 Valid 0.774 Reliabel

TK2 0.652 0.1509 9.3410 1.6579 Valid 0.703 Reliabel

TK3 0.624 0.1509 8.6744 1.6579 Valid 0.714 Reliabel

TK4 0.581 0.1509 7.7543 1.6579 Valid 0.724 Reliabel

TK5 0.645 0.1509 9.1686 1.6579 Valid 0.705 Reliabel

TK9 0.239 0.1509 2.6737 1.6579 Valid 0.796 Reliabel

Sumber: Pengolahan data (Lampiran 3)

4.4. Statistik Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi jawaban subjek eksperimen tentang variabel-variabel penelitian

Efek Disposisis, Tingkat Risiko, dan Tingkat Keyakinan dapat dilihat pada tabel

Page 150: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

150

4.7. Pada tabel tersebut terlihat angka kisaran teoritis dan sesungguhnya, rata-rata

dan standar deviasi. Hasil analisis deskripsi secara berurutan sebagai berikut,

pertama: Efek Disposisi (ED) yang diukur dengan 15 pertanyaan tentang perilaku

investor dalam menjual saham-saham winner dan losser. Skala pengukuran

menggunakan 7 titik skala likert yaitu mulai dari satu (sangat tidak setuju) sampai

point tujuh (sangat setuju). Dengan demikian kisaran teoritis adalah 15 (sangat

tidak setuju dengan pernyataan tentang Efek Disposisi pada investor individu)

sampai 105 (sangat setuju).

Hasil pengukuran atas seluruh subjek eksperimen menunjukkan skor aktual

terletak pada kisaran 30-90, dengan skor rata-rata 67,78 atau rata-rata jawaban

subjek eksperimen adalah 4,52 dengan standar deviasi 0,73. Hal ini

mengindikasikan bahwa rata-rata subjek eksperimen menyatakan bahwa Efek

Disposisi terjadi pada perilaku investor individu dalam pembuatan keputusan

investasi saham.

Kedua, terkait dengan aspek kognisi yang didalamnya mengandung Tingkat

Risiko (TR) pada saat pembuatan keputusan berinvestasi saham. Pertanyaan yang

diberikan sebanyak 7 item dengan 7 skala likert, yaitu mulai dari satu (sangat

tidak setuju) sampai poin tujuh (sangat setuju). Kisaran teoritis jawaban subjek

eksperimen adalah 7 (sangat tidak setuju dengan pernyataan tentang tingkat risiko

pada investor individu) sampai 49 (sangat setuju akan adanya tingkat risiko yang

akan ditanggung oleh investor individu).

Hasil pengukuran atas seluruh subjek eksperimen menunjukkan skor aktual

terletak pada kisaran 11-43, dengan skor rata-rata 31,68 atau rata-rata jawaban

Page 151: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

151

subjek eksperimen adalah 4,53 dengan standar deviasi 0,67. Hal ini

mengindikasikan bahwa rata-rata subjek eksperimen menyatakan bahwa tingkat

risiko ada pada perilaku investor individu dalam pembuatan keputusan investasi

saham.

Ketiga, terkait dengan aspek kognisi yang didalamnya mengandung Tingkat

Kepercayaan (TK) pada saat pembuatan keputusan berinvestasi saham.

Pertanyaan yang diberikan sebanyak 6 item dengan 7 skala likert, yaitu mulai dari

satu (sangat tidak setuju) sampai point tujuh (sangat setuju). Kisaran teoritis

jawaban subjek eksperimen adalah 6 (sangat tidak setuju dengan pernyataan

tentang tingkat kepercayaan yang dirasakan dan dialami pada diri investor

individu) sampai 42 (sangat setuju akan adanya tingkat kepercayaan yang

dirasakan dan dialami oleh diri investor individu).

Hasil pengukuran atas seluruh subjek eksperimen menunjukkan skor aktual

terletak pada kisaran 9-42, dengan skor rata-rata 27,15 atau rata-rata jawaban

subjek eksperimen adalah 4,52 dengan standar deviasi 0,68. Hal ini

mengindikasikan bahwa rata-rata subjek eksperimen menyatakan bahwa tingkat

kepercayaan ada pada diri investor individu dalam pembuatan keputusan investasi

saham.

Tabel 4.7.

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Teoritis Sesungguhnya

Kisaran Mean Kisaran Tot.Rata-

Rata

Rata-Rata

Jawaban SD

ED 15-105 45 30-90 67.78 4.52 0.73

TR 7-49 21 11-43 31.68 4.53 0.67

TK 6-42 18 9-42 27.15 4.52 0.68

Sumber: Pengolahan data (Lampiran 3)

Page 152: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

152

4.5. Uji Non Respon Bias

Penelitian ini mengunakan quasi eksperimen dengan simulasi saham serta

dilakukan pula pembagian kuesioner. Pembagian kuesioner setelah selesai

melakukan simulasi ada beberapa yang perlu diuji, yaitu tentang penggunaan akan

ringkasan laporan keuangan serta rasio-rasio keuangan. Pengujian dilakukan

dengan uji T-Test.

Tabel 4.8.

Uji T-Test Pemahaman Informasi Akuntansi

N Mean Std.Deviation Probabilitas

Tidak Menggunakan Ringkasan

LK dan Rasio-Rasio LK 12 3,83 2,250

0,637 Menggunakan Ringkasan LK

dan Rasio-Rasio LK 108 4,57 2,305

Sumber: Pengolahan data (Lampiran 3)

Pada hasil tabel 4.8. tidak menunjukkan perbedaan, maka investor yang

menggunakan dan tidak menggunakan ringkasan laporan keuangan dan rasio-rasio

laporan keuangan memiliki perilaku sama disetiap block desain berdasarkan

frekuensi transaksi.

4.6. Uji Normalitas Data

Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan dalam

ANOVA adalah screening terhadap data yang akan diolah. Salah satu asumsi

penggunaan statitik parametrik adalah asumsi multivariate normality, yang

merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear dari

variabel berdistribusi normal. Jika normal, maka residual akan terdistribusi normal

dan independen. Perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya

atau error akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai means sama dengan nol.

Page 153: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

153

Salah satu cara melihat normalitas dari pengamatan nilai residual. Cara lain

dengan melihat distribusi dari variabel Efek Disposisi, Tingkat Risiko, dan

Tingkat Kepercayaan baik sebelum dan sesudah diberikan Informasi Akuntansi.

Namun demikian variabel Efek Disposisi tidak dapat terdistribusi normal, karena

proporsi yang dibentuk oleh keuntungan (PGR) akan mendekati nilai satu dan

proporsi yang dibentuk oleh kerugian (PLR) cenderung mendekati nilai nol.

Tabel 4.9. merupakan tabel yang menunjukkan kemencengan variabel

penilitian yang dihasilkan dari simulasi selama 30 menit dalam quasi eksperimen.

Nilai Zskewness dan Zkurtosis untuk variabel Decision Making, variabel Efek

Disposisi, Tingkat Risiko, dan Tingkat Kepercayaam dibandingan dengan nilai

kritisnya sebesar ±1,96 untuk alpha 0,05, maka variabel Decision Making, Efek

Disposisi, dan Tingkat Kepercayaan setelah diberikan Informasi Akuntansi

mengalami kemencengan. Variabel yang tidak normal diberikan transformasi agar

menjadi normal.

Tabel 4.9.

Hasil Uji Zskew dan Zkurt Normalitas Data

N Skewness Kurtosis

Zskew Zkurt Statistic Statistic

Std.

Error Statistic

Std.

Error

LG10_DM_PR 120 1.248 0.221 4.927 0.438 5.5812 11.0171

ED_Tanpa Inf.Akuntansi 120 0.272 0.221 -1.959 0.438 1.2164 -4.3805

ED_Inf.Akuntansi 120 0.272 0.221 -1.959 0.438 1.2164 -4.3805

TR_Tanpa Inf.Akuntansi 120 0.76 0.221 2.014 0.438 3.3988 4.5034

TR_Inf.Akuntansi 120 1.001 0.221 0.932 0.438 4.4766 2.0840

TK_Tanpa Inf.Akuntansi 120 1.685 0.221 4.528 0.438 7.5355 10.1249

SQRT_TK_Inf.Akuntansi 120 1.646 0.221 5.872 0.438 7.3611 13.1302

Valid N (listwise) 120

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 3)

Variabel Decision Making dengan bentuk grafik cenderung substansial

positive skewness, maka diberikan bentuk transformasi LG10 atau logaritma 10.

Variabel Tingkat Keyakinan setelah diberikan informasi akuntansi grafiknya

Page 154: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

154

cenderung moderate positive skewness, maka diberikan bentuk transformasi

SQRT atau akar kuadrat. Variabel Efek Disposisi sebelum dan sesudah diberikan

informasi akuntansi grafiknya cenderung moderate positive skewness. Variabel

Efek Disposisi tidak dapat menjadi normal, oleh karena kecenderungan nilai yang

dibentuk dari PGR kearah nilai satu, dan PLR cenderung kearah nol. Hasil

transformasi dan distribusi normalnya dapat terlihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10.

Hasil Uji K-S Normalitas Data

Variabel Kolmogorov

-Smirnov Sign. Keterangan

LG10_DM_PR 1,292 0,071 Normal

ED_Tanpa Inf.Akuntansi 4,105 0,000 Tidak Normal

ED_Inf.Akuntansi 4,105 0,000 Tidak Normal

TR_Tanpa Inf.Akuntansi 0,513 0,513 Normal

TR_Inf.Akuntansi 1,087 0,188 Normal

TK_Tanpa Inf.Akuntansi 1,276 0,077 Normal

SQRT_TK_Inf.Akuntansi 1,100 0,177 Normal

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 3)

4.7. Uji Homogenitas Varian Data

Uji homogenitas varian data dilakukan sebagai syarat sekaligus asumsi yang

harus dipenuhi dalam penggunaan ANOVA. Pengujian dengan Levene’s Test of

Equality Error Variances. Hasil perhitungan SPSS disajikan pada tabel 4.11,

Tabel4.12, tabel 4.13, dan tabel 4.14. Hasil uji homogenitas terbagi atas empat,

karena penelitian ini memiliki tambahan variabel gender dan personaliti investor

individu.

Pada tabel 4.11, hanya variabel PLR dan Tingkat Risiko setelah diberikan

informasi akuntansi saja yang tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa

varian data PLR dan Tingkat Risiko setelah diberikan informasi akuntansi

homogen, yang berarti memenuhi asumsi ANOVA. Namun untuk 6 variabel

Page 155: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

155

lainnya (PGR, PLR, TR, TK sebelum diberikan informasi akuntansi, dan PGR,

SQRT_TK sesudah diberikan informasi akuntansi) memiliki nilai F yang

signifikan, sehingga varian data bersifat heterogen, atau melanggar asumsi

ANOVA.

Tabel 4.11.

Hasil Uji Varian Data Independen

(Levene’s Test Equality Error Variances)

Variabel Nilai F Sign. Keterangan

PGR_Tanpa Inf.Akuntansi 8,389 0,000 Heterogen

PLR_Tanpa Inf.Akuntansi 3,656 0,001 Heterogen

TR_Tanpa Inf.Akuntansi 4,791 0,000 Heterogen

TK_Tanpa Inf.Akuntansi 6,398 0,000 Heterogen

PGR_Inf.Akuntansi 12,330 0,000 Heterogen

PLR_Inf.Akuntansi 1,494 0,176 Homogen

TR_Inf.Akuntansi 1,922 0,072 Homogen

SQRT_TK_Inf.Akuntansi 4,048 0,001 Heterogen

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 5) Design: Intercept + Block_Transaksi

Within Subjects Design: ED + TR + TK

Tabel 4.12.

Hasil Uji Varian Data Independen dan Gender

(Levene’s Test Equality Error Variances)

Variabel Nilai F Sign. Keterangan

PGR_Tanpa Inf.Akuntansi 4,288 0,000 Heterogen

PLR_Tanpa Inf.Akuntansi 2,238 0,009 Heterogen

TR_Tanpa Inf.Akuntansi 2,849 0,001 Heterogen

TK_Tanpa Inf.Akuntansi 3,388 0,000 Heterogen

PGR_Inf.Akuntansi 6,003 0,000 Heterogen

PLR_Inf.Akuntansi 1,361 0,181 Homogen

TR_Inf.Akuntansi 1,278 0,229 Homogen

SQRT_TK_Inf.Akuntansi 2,028 0,020 Heterogen

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 5) Design: Intercept + Block_Transaksi + Gender

Within Subjects Design: ED + TR + TK

Pada tabel 4.12, ditambahkan variabel gender, hasil yang diperoleh sama

dengan tabel 4.11. Variabel PLR dan Tingkat Risiko setelah diberikan informasi

akuntansi saja yang tidak signifikan. Artinya bahwa varian data PLR dan Tingkat

Risiko setelah diberikan informasi akuntansi homogen, yang berarti memenuhi

Page 156: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

156

asumsi ANOVA. Variabel lainnya (PGR, PLR, TR, TK sebelum diberikan

informasi akuntansi, dan PGR, SQRT_TK sesudah diberikan informasi akuntansi)

memiliki nilai F yang signifikan, sehingga varian data bersifat heterogen, atau

melanggar asumsi ANOVA.

Tabel 4.13.

Hasil Uji Varian Data Independen dan Personaliti

(Levene’s Test Equality Error Variances)

Variabel Nilai F Sign. Keterangan

PGR_Tanpa Inf.Akuntansi 2.715 0.000 Heterogen

PLR_Tanpa Inf.Akuntansi 1.093 0.374 Homogen

TR_Tanpa Inf.Akuntansi 0.917 0.634 Homogen

TK_Tanpa Inf.Akuntansi 0.917 0.634 Homogen

PGR_Inf.Akuntansi 3.178 0.000 Heterogen

PLR_Inf.Akuntansi 1.278 0.182 Homogen

TR_Inf.Akuntansi 1.393 0.110 Homogen

SQRT_TK_Inf.Akuntansi 1.399 0.107 Homogen

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 5) Design: Intercept + Block_Transaksi + Ex_In + Sen_Int + Think_Feel + Judg_Perceiv

Within Subjects Design: ED + TR + TK

Pada tabel 4.13, ditambahkan variabel personaliti (Extraverted vs

Introverted, Sensors vs Intuitives, Thinkers vs Feelers, Judgers vs Perceivers).

Hasil yang diperoleh, variabel PLR, TR, TK sebelum diberikan informasi

akuntansi, dan PLR, TR, SQRT_TK sesudah diberikan informasi akuntansi yang

tidak signifikan. Artinya bahwa varian data keenam variabel tersebut memenuhi

asumsi ANOVA. Variabel lainnya (PGR sebelum diberikan informasi akuntansi,

dan PGR sesudah diberikan informasi akuntansi) memiliki nilai F yang signifikan,

sehingga varian data bersifat heterogen, atau melanggar asumsi ANOVA.

Pada tabel 4.14, ditambahkan variabel gender dan personaliti (Extraverted

vs Introverted, Sensors vs Intuitives, Thinkers vs Feelers, Judgers vs Perceivers).

Hasil yang diperoleh, 4 variabel (PLR, TR sebelum diberikan informasi akuntansi,

Page 157: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

157

dan PLR, TR sesudah diberikan informasi akuntansi) yang tidak signifikan.

Artinya bahwa varian data keenam variabel tersebut memenuhi asumsi ANOVA.

Empat variabel lainnya (PGR, TK sebelum diberikan informasi akuntansi, dan

PGR, TK sesudah diberikan informasi akuntansi) memiliki nilai F yang

signifikan, sehingga varian data bersifat heterogen, atau melanggar asumsi

ANOVA.

Tabel 4.14.

Hasil Uji Varian Data Independen, Gender, dan Personaliti

(Levene’s Test Equality Error Variances)

Variabel Nilai F Sign. Keterangan

PGR_Tanpa Inf.Akuntansi 1,744 0,039 Heterogen

PLR_Tanpa Inf.Akuntansi 1,084 0,410 Homogen

TR_Tanpa Inf.Akuntansi 0,858 0,717 Homogen

TK_Tanpa Inf.Akuntansi 1,884 0,023 Heterogen

PGR_Inf.Akuntansi 1,811 0,030 Heterogen

PLR_Inf.Akuntansi 1,031 0,476 Homogen

TR_Inf.Akuntansi 1,099 0,392 Homogen

SQRT_TK_Inf.Akuntansi 1,884 0,023 Heterogen

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 5) Design: Intercept + Block_Transaksi + Gender + Ex_In + Sen_Int + Think_Feel + Judg_Perceiv

Within Subjects Design: ED + TR + TK

Hasil yang homogen dalam post hoc pairwise comparison yang umum

digunakan adalah Benferroni dan Tukey (Tukey Honestly Signifikan Difference)

dapat melihat homogenity of variance assumed. Namun, hasil yang heterogen

melihat homogeneity of variance not assumed (Ghozali, 2007). Selain itu, dapat

melihat pada multivariate test pada bagian Pilai’s trace untuk variabel yang tidak

homogen (Meyers et. al., 2006).

Pada penelitian ini selain menggunakan ANOVA, juga menggunakan

ANCOVA. Asumsi yang dipenuhi ANCOVA (Analysis of Covariance) disamping

normalitas data, independent dan homoginitas error, ada tambahan lagi, yaitu

hubungan antara response dan covariate linier, koefisien regresi dari covariate

Page 158: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

158

adalah sama untuk semua treatment, treatment tidak mempengaruhi covariate

(Ghozali 2008).

4.8. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Randomized Block Design

dengan ANOVA Within Subject dan ANCOVA Within Subject. Block desain

dilakukan untuk mengisolasi variabel nuisance, dikarenakan setiap investor

individu memiliki keputusan investasi yang berbeda-beda satu dengan yang lain,

sehingga dengan pengelompokan ini akan membuat rata-rata keputusan yang

hampir sama disetiap kelompok yang telah dibentuk.

Blocking dilakukan dengan cara melakukan rangking banyaknya transaksi

yang dilakukan selama melakukan simulasi saham. Block 1 merupakan kelompok

yang paling banyak melakukan transaksi, sebaliknya block 8 merupakan

kelompok yang paling sedikit melakukan transaksi. Diikuti dengan block 2 sampai

dengan block 7, dimana masing-masing block berisikan 15 subjek quasi

eksperimen.

4.9. Pengujian Hipotesis 1

Hipotesis 1 menyatakan bahwa Efek Disposisi memiliki Proportion Gain

Realized (PGR) lebih besar dari pada Proportion Loss Realized (PLR) dalam

pembuatan keputusan investasi saham sebelum diberikan informasi akuntansi dan

sesudah diberikan informasi akuntansi. Ada main effect (pengaruh utama) antara

proportion gain realized dan poroportion loss realized. Hipotesis 1 dinotasikan

dengan:

H1.a. Efek Disposisi:

Page 159: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

159

Berdasarkan hipotesis yang diajukan pada H1 dan komposisi pembuatan

keputusan investasi saham untuk variabel Efek Disposisi, yaitu Proportion Gain

Realized (PGR) dan Proportion Loss Realized (PLR) didapati ada perbedaan yang

signifikan pada Block yang sering melakukan transaksi jual beli saham (Block 1)

dengan Block yang jarang melakukan transaksi jual beli saham (Block 8),

sehingga notasi H1.a. dikembangkan menjadi:

H1.b. Efek Disposisi:

Hasil analisis 2x2x2 Randomized Block Design ANOVA Within Subject

memperlihatkan nilai sum of square within-subject untuk variabel Efek Disposisi

dan nilai mean square sebesar 591,745 yang menjelaskan besaran total variabilitas

pembuatan keputusan investasi saham yang dapat dijelaskan oleh pengaruh Efek

Disposisi. Terdapat pula nilai error yang menjelaskan jumlah variabilitas yang

tidak dapat dijelaskan melalui eksperimen penelitian ini.

Tabel 4.15.

Hasil Randomized Block ANOVA Within-Subject Efek Disposisi

Source

Type III

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

Test of Between-Subjects Effects

Intercept 3673.754 1 3673.754 1.62E+03 0.000

Block_Transaksi 713.153 7 101.879 44.777 0.000

Error 254.827 112 2.275

Test of Within-Subjects Contrats

ED 591.745 1 591.745 332.882 0.000

ED * Block_Transaksi 298.95 7 42.707 24.025 0.000

Error(ED) 199.096 112 1.778

Box's M (p-value < α=0,05), Levene test (p-value < α=0,05).

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Pada tabel 4.15 terlihat nilai sum of square dibagi dengan degree of freedom

menghasilkan nilai mean square. Pembagian mean square yang berpengaruh di

eksperimen dengan dengan error mean square (591,745/ 1,778) diperoleh nilai F

Page 160: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

160

ratio sebesar 332,882, dengan nilai signifikasi 0,000. Interaksi antara Efek

Disposisi dengan block transaksi memiliki nilai F sebesar 24,025 dan signifikansi

pada 0,000. Jadi dapat disimpulkan terjadi main effect (pengaruh utama) pada

variabel Efek Disposisi, dan interaksi antara Efek Disposisi dengan block

transaksi.

Dengan kata lain, pengaruh utama Efek Disposisi terjadi di penelitian quasi

eksperimen ini, dikarenakan para investor individu cenderung lebih cepat

merealisasikan keuntungannya daripada kerugian yang diperoleh. Hal ini dapat

dilihat dari rata-rata PGR (0,880) dengan nilai F sebesar 8,389 dan signifikan pada

0,000 lebih besar daripada rata-rata PLR (0,515) dengan nilai F sebesar 3,656 dan

signifikan pada 0,001 pada saat sebelum treatment (perlakuan) dilakukan.

Demikian juga pada saat sesudah dilakukan treatment (perlakuan), diperoleh rata-

rata PGR (0,879) dengan nilai F sebesar 12,330 dan signifikan pada 0,000 lebih

besar dari pada rata-rata PLR (0,488) dengan nilai F sebesar 1,494 dan signifikan

pada 0,176 (karena lebih besar dari 0,05), maka PLR sesudah treatment

(perlakuan) tidak signifikan. Artinya, para investor individu perilaku yang

homogen dalam memegang saham untuk tidak dilakukan realisasi kerugian.

Analisis lebih detail terhadap Efek Disposisi dapat terlihat dari block

banyaknya transaksi. Block 1 merupakan block yang memiliki transaksi paling

banyak, dibanding dengan block 8 memiliki transaksi paling sedikit. Block 1

memiliki mean sebesar 0,9200 sebelum informasi akuntansi, dan mean 0,9088

sesudah informasi akuntansi diberikan, artinya transaksi beli dan jual sangat

sering dilakukan, namun saat informasi akuntansi diberikan perilaku investor

Page 161: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

161

individu cenderung untuk menahan sahamnya. Namun berbeda untuk block 8

(jarang melakukan transaksi) yang memiliki mean PGR sebesar 0.6449 sebelum

diberikan informasi akuntansi, menjadi 0.6631 setelah diberikan informasi

akuntansi. Artinya, block 8 yang jarang melakukan transaksi jual dan beli saham,

memiliki perilaku mengurangi memegang saham dan meningkatkan risiko untuk

melepaskan sahamnya. Bila dibandingkan blok 1 dengan blok 8 adalah para

investor individu yang melakukan transaksi lebih sering akan memiliki

probabilitas memperoleh keuntungan atau kerugian realisasi (PGR atau PLR)

lebih besar daripada yang jarang melakukan transaksi jual dan beli saham, namun

tingkat risiko sedikit lebih tinggi untuk blok 8 karena melepaskan saham loss

(Tabel 4.16).

Tabel 4.16.

Hasil Uji Hipotesis H1.a dan H1.b. Hipotesis Kondisi NIA IA Hasil

H1.a.

PGR

Diterima

Mean Difference 0.8802 0.8787

T-Test (sig.) 36.201 (0.000) 33.477 (0.000)

F-Test (sig.) 8.389 (0.000) 12.330 (0.000)

PLR

Mean Difference 0.5152 0.4879

T-Test (sig.) 12.514 (0.000) 11.563 (0.000)

F-Test (sig.) 3.656 (0.001) 1.494 (0.176)

ED

Mean Square 591.745

F-Test (sig.) 332.882 (0.000)

Mean Difference 1.570*

ED * Block_Transaksi

Mean Square 42.707

F-Test (sig.) 24.025 (0.000)

H1.b.

PGR Block 1 dan Block 8

Diterima

Mean Block 1 0.9200 0.9088

Mean Block 8 0.6449 0.6631

PLR Block 1 dan Block 8

Mean Block 1 0.5491 0.5322

Mean Block 8 0.2477 0.2940

T-Test (Sig.)

PGR Block 1-8 2.132 (0.045) 1.834 (0.081)

PLR Block 1-8 1.938 (0.063) 1.481 (0.150) *The mean difference is significant at the .05 level. Simple effect analysis based on t independent test

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Page 162: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

162

Hasil H1.a. dan H1.b. juga didukung gambar 4.1 terlihat perbedaan Efek

Disposisi pada masing-masing block, sehingga dapat diamati hampir semua block

PGR > PLR. Artinya, para investor individu lebih cenderung melakukan realisasi

gain (PGR) daripada realisasi loss (PLR). Hasil ini sesuai dengan Teori Prospek

Kahneman dan Tversky (1979), yang kemudian dikembangkan menjadi perilaku

Efek Disposisi oleh Shefrin dan satman (1985), dan dikembangkan lagi Odean

(1998) berupa rumusan Efek Disposisi. Semua penemuan tersebut menyatakan

Efek Disposisi adalah efek yang memperlihatkan kecenderungan perilaku investor

untuk menjual sahamnya dengan cepat pada saat mengalami keuntungan,

sebaliknya bila mengalami kerugian pada saham, investor akan menahan saham

tersebut.

Gambar 4.1. Perbedaan Efek Disposisi setelah perlakuan Informasi Akuntansi

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya untuk Efek

Disposisi, terlihat dari quasi eksperimen menggunakan randomized block

ANOVA within-subject dan treatment (perlakuan) yang digunakan adalah

informasi akuntansi. PGR dan PLR untuk transaksi paling sering dan paling

jarang melakukan transaksi dengan informasi akuntansi yang diberikan dapat

Page 163: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

163

mempengaruhi perilaku dalam membuat suatu keputusan berinvestasi saham.

Disamping itu pula studi quasi eksperimen dilakukan dengan mempertimbangkan

risiko dan realisasi imbal hasil portofolio yang dibentuk selama simulasi saham

dilakukan.

4.10. Pengujian Hipotesis 2

Hipotesis 2 menyatakan bahwa rata-rata pembuatan keputusan investasi

saham berbeda untuk tingkat risiko sebelum diberikan informasi akuntansi dan

sesudah diberikan informasi akuntansi. Ada main effect (pengaruh utama) antara

risk taker dan risk averse. Hipotesis 2 dinotasikan dengan:

H2.a. Tingkat Risiko:

Berdasarkan hipotesis yang diajukan pada H2 dan komposisi pembuatan

keputusan investasi saham untuk variabel tingkat risiko, yaitu risk taker dan risk

averse didapati ada perbedaan yang signifikan pada Block yang sering melakukan

transaksi jual beli saham (Block 1) dengan Block yang jarang melakukan transaksi

jual beli saham (Block 8), sehingga notasi H2.a. dikembangkan menjadi:

H2.b. Tingkat Risiko:

Hasil analisis 2x2x2 Randomized Block Design ANOVA Within Subject

memperlihatkan nilai sum of square within-subject untuk variabel tingkat risiko

dan nilai mean square sebesar 1.538,036 yang menjelaskan besaran total

variabilitas pembuatan keputusan investasi saham yang dapat dijelaskan oleh

pengaruh tingkat risiko. Terdapat pula nilai error yang menjelaskan jumlah

variabilitas yang tidak dapat dijelaskan melalui eksperimen penelitian ini.

Page 164: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

164

Pada tabel 4.17 terlihat nilai sum of square dibagi dengan degree of freedom

menghasilkan nilai mean square. Pembagian mean square yang berpengaruh di

eksperimen dengan dengan error mean square (1.538,036/ 1,999) diperoleh nilai

F ratio sebesar 769,329, dengan nilai signifikasi 0,000.

Tabel 4.17.

Hasil Randomized Block ANOVA Within-Subject Tingkat Risiko

Source

Type III

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

Test of Between-Subjects Effects

Intercept 3673.754 1 3673.754 1.62E+03 0.000

Block_Transaksi 713.153 7 101.879 44.777 0.000

Error 254.827 112 2.275

Test of Within-Subjects Contrats

TR 1538.036 1 1538.036 769.329 0.000

TR * Block_Transaksi 660.439 7 94.348 47.193 0.000

Error(TR) 223.909 112 1.999

TR * ED 580.977 1 580.977 348.472 0.000

TR* ED * Block_Transaksi 296.651 7 42.379 25.419 0.000

Error(TR*ED) 186.728 112 1.667

Box's M (p-value < α=0,05); Levene test hanya PLR dan Tingkat Risiko sesudah perlakuan (p-value > α=0,05).

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Interaksi antara tingkat risiko dengan block transaksi memiliki nilai F

sebesar 47,193 dan signifikansi pada 0,000. Interaksi antara tingkat risiko dengan

Efek Disposisi, memiliki nilai F sebesar 348,472 dan signifikan pada 0,000.

Interaksi antara tingkat risiko, dengan efek diposisi, dan block memiliki nilai F

25,419 sebesar dan signifikan pada 0,000. Jadi dapat disimpulkan terjadi main

effect (pengaruh utama) pada variabel tingkat risiko, interaksi antara tingkat risiko

dengan block transaksi, interaksi tingkat risiko dengan Efek Disposisi dan block

transaksi.

Analisis lebih detail terhadap tingkat risiko dapat terlihat dari block

banyaknya transaksi. Pada tabel 4.18 block 1 merupakan block yang memiliki

Page 165: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

165

transaksi paling banyak, dibanding dengan block 8 memiliki transaksi paling

sedikit. Block 1 memiliki rata-rata sebesar 0,0099 pada saat sebelum perlakuan,

namun beranjak naik rata-ratanya menjadi 0,0259, artinya tingkat risiko investor

individu cenderung berubah dari risk averse menjadi risk taker.

Tabel 4.18.

Hasil Uji Hipotesis H2.a dan H2.b.

Hipotesis Kondisi NIA IA Hasil

H2.a.

TR

Diterima

Mean Square 1538.036

F-Test (sig.) 769.329 (0.000)

Mean Difference 2.531*

TR* Block_Transaksi

Mean Square 94.348

F-Test (sig.) 47.193 (0.000)

H2.b.

TR Block 1 dan Block 8

Diterima

Mean Block 1 0.0099 0.0259

Mean Block 8 0.0130 0.0449

T-Test (Sig.)

TR Block 1-8 0.914

(0.368)

2.349

(0.027)

*The mean difference is significant at the .05 level. Simple effect analysis based on t independent test

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Demikian juga halnya dengan para investor individu yang berada di block 8

yang memiliki rata-rata 0,0130 sebelum perlakuan, beranjak naik rata-ratanya

menjadi 0,0449 sesudah diberikan perlakuan informasi akuntansi. Artinya, block 1

dan 8 memiliki kecenderungan yang sama setelah menerima perlakuan, tingkat

risiko mereka mengarah ke risk taker. Dengan kata lain, para investor individu

yang menerima informasi akuntansi akan cenderung risk taker daripada investor

individu yang tidak menerima informasi akuntansi.

Hasil H2.a. dan H2.b. juga didukung gambar 4.2. terlihat perbedaan tingkat

risiko pada masing-masing block, sehingga dapat diamati hampir semua block

tingkat risiko sebelum perlakuan lebih kecil daripada tingkat risiko setelah

Page 166: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

166

perlakuan (TRNIA<TRIA). Artinya, para investor individu lebih cenderung risk

taker setelah memperoleh informasi akuntansi. Hasil ini sesuai dengan teori

psikologi kognitif oleh Solso, et al. (2008) yang mengatakan ada pemprosesan

informasi di dalam otak, kemudian menyimpannya, lalu berpikir untuk melakukan

tindakkan. Informasi akuntansi seperti pengumuman akan laba, merupakan berita

positif, sehingga akan membuat harga saham terapresiasi (Fazzin, 2006). Dengan

kata lain ada proses berpikir yang lebih dalam melakukan transaksi setelah

memperoleh informasi akuntansi, dan memiliki ekspektasi apresiasi harga saham

di waktu berikutnya.

Gambar 4.2. PerbedaanTingkat Risiko setelah perlakuan Informasi Akuntansi

Model kognitif investor individu dikembangkan secara konseptual oleh

Lovric, et al. (2008), yang mengatakan ada kolaborasi antara kognitif dan afektif,

seperti sikap akan risiko, tujuan berinvestasi, strategi berinvestasi, heuristik,

demografi, motivasi, mood atau feeling, personaliti, tingkat keyakinan, dan

preferensi waktu dalam melakukan transaksi. Namun demikian, dalam penelitian

ini tidak semua model kognitif konseptual investor individu diterapkan,

dikarenakan metode penelitian ini menggunakan quasi eksperimen, yang

menggunakan simulasi saham dan instrumen pertanyaan untuk menangkap

1 2 3 4 5 6 7 8

TR_NIA 0.010 0.010 0.013 0.012 0.012 0.013 0.011 0.013

TR_IA 0.026 0.025 0.040 0.035 0.047 0.040 0.040 0.045

0.0000.0100.0200.0300.0400.050

Tingkat Risiko

Page 167: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

167

personaliti investor individu. Perbedaan lainnya, informasi akuntansi berupa rasio-

rasio laporan keuangan yang sering digunakan oleh investor dalam melakukan

keputusan berinvestasi saham. Hal ini dilakukan karena ada hubungan anatara

pasar modal dengan laporan keuangan yang digunakan sebagai analisis

fundamental oleh para pelaku pasar modal (Kothari, 2001). Besarnya rasio-rasio

yang ada memprediksi strategi trading dengan mengekspolitasi informasi tentang

pertumbuhan pendapatan dan laba. Signal prediksi pendapatan dan laba ini juga

meningkatkan risiko para investor individu.

4.11. Pengujian Hipotesis 3

Hipotesis 3 menyatakan bahwa rata-rata pembuatan keputusan investasi

saham berbeda untuk tingkat kepercayaan sebelum diberikan informasi akuntansi

dan sesudah diberikan informasi akuntansi. Ada main effect (pengaruh utama)

antara confidence dan overconfidence. Hipotesis 3 dinotasikan dengan:

H3.a. Tingkat Kepercayaan:

Berdasarkan hipotesis yang diajukan pada H3 dan komposisi pembuatan

keputusan investasi saham untuk variabel tingkat risiko, yaitu confidence dan

overconfidence diperoleh ada perbedaan yang signifikan pada block yang sering

melakukan transaksi jual beli saham (Block 1) dengan Block yang jarang

melakukan transaksi jual beli saham (Block 8), sehingga notasi H3.a.

dikembangkan menjadi:

H.3.b. Tingkat Kepercayaan:

Hasil analisis 2x2x2 Randomized Block Design ANOVA Within Subject

memperlihatkan nilai sum of square within-subject untuk variabel tingkat

Page 168: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

168

kepercayaan dan nilai mean square sebesar 2.172,289 yang menjelaskan besaran

total variabilitas pembuatan keputusan investasi saham yang dapat dijelaskan

oleh pengaruh tingkat kepercayaan. Terdapat pula nilai error yang menjelaskan

jumlah variabilitas yang tidak dapat dijelaskan melalui eksperimen penelitian ini.

Tabel 4.19.

Hasil Randomized Block ANOVA Within-Subject Tingkat Kepercayaan

Source

Type III

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

Test of Between-Subjects Effects

Intercept 3673.754 1 3673.754 1.62E+03 0.000

Block_Transaksi 713.153 7 101.879 44.777 0.000

Error 254.827 112 2.275

Test of Within-Subjects Contrats

TK 2172.289 1 2172.289 964.498 0.000

TK * Block_Transaksi 684.589 7 97.798 43.423 0.000

Error(TK) 252.252 112 2.252

TK* ED 600.864 1 600.864 354.125 0.000

TK * ED * Block_Transaksi 296.276 7 42.325 24.945 0.000

Error(TK*ED) 190.037 112 1.697

TK * TR 2752.321 1 2752.321 1.33E+03 0.000

TK * TR * Block_Transaksi 692.796 7 98.971 47.723 0.000

Error(TR*TK) 232.274 112 2.074

Box's M (p-value < α=0,05); Levene test hanya PLR dan Tingkat Risiko sesudah perlakuan (p-value

> α=0,05).

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Pada tabel 4.19 terlihat nilai sum of square dibagi dengan degree of freedom

menghasilkan nilai mean square. Pembagian mean square yang berpengaruh di

eksperimen dengan dengan error mean square (2.172,289/ 2,252) diperoleh nilai

F ratio sebesar 964,498, dengan nilai signifikasi 0,000.

Interaksi antara tingkat kepercayaan dengan block transaksi memiliki nilai F

sebesar 43,423 dan signifikansi pada 0,000. Interaksi antara tingkat kepercayaan

dengan Efek Disposisi, memiliki nilai F sebesar 354,125 dan signifikan pada

0,000. Interaksi antara tingkat kepercayaan, dengan efek diposisi, dan block

memiliki nilai F 24,945 sebesar dan signifikan pada 0,000. Interaksi antara tingkat

kepercayaan dengan tingkat risiko, memiliki nilai F sebesar 133,000 dan

Page 169: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

169

signifikan pada 0,000. Interaksi antara tingkat kepercayaan, dengan tingkat risiko,

dan block memiliki nilai F sebesar 47,723 dan signifikan pada 0,000. Jadi dapat

disimpulkan terjadi main effect (pengaruh utama) pada variabel tingkat

kepercayaan, interaksi antara tingkat kepercayaan dengan block transaksi,

interaksi tingkat kepercayaan dengan Efek Disposisi dan block transaksi, interaksi

tingkat kepercayaan dengan tingkat risiko, dan interaksi tingkat kepercayaan

dengan tingkat risiko dan block transaksi.

Analisis lebih detail terhadap tingkat keyakinan dapat terlihat dari block

banyaknya transaksi. Pada tabel 4.20 block 1 merupakan block yang memiliki

transaksi paling banyak, dibanding dengan block 8 memiliki transaksi paling

sedikit. Block 1 memiliki rata-rata sebesar 21.47 pada saat sebelum perlakuan,

namun beranjak naik rata-ratanya menjadi 36.13, artinya tingkat keyakinan

investor individu cenderung berubah dari confidence menjadi overconfidence.

Demikian juga halnya dengan para investor individu yang berada di block 8

yang memiliki rata-rata tingkat kepercayaan sebesar 3.47 sebelum perlakuan,

beranjak naik rata-ratanya menjadi 3.8 sesudah diberikan perlakuan informasi

akuntansi. Artinya, block 1 dan 8 memiliki kecenderungan yang sama setelah

menerima perlakuan, tingkat kepercayaan mereka mengarah ke overconfidence.

Namun dalam hal ini, yang paling tinggi perbedaan rata-ratanya pada block 1.

Dengan kata lain, para investor individu yang menerima informasi akuntansi akan

cenderung overconfidence daripada investor individu yang tidak menerima

informasi akuntansi.

Page 170: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

170

Hasil H3.a. dan H3.b. juga didukung gambar 4.3. terlihat perbedaan tingkat

kepercayaan pada masing-masing block, sehingga dapat diamati hampir semua

block tingkat kepercayaan setelah perlakuan lebih tinggi daripada tingkat

kepercayaan sebelum perlakuan (TKNIA<TKIA). Artinya, para investor individu

lebih cenderung overconfidence setelah memperoleh informasi akuntansi. Hasil

ini sesuai dengan teori psikologi kognitif oleh Solso, et al. (2008) yang

mengatakan ada pemprosesan informasi di dalam otak, kemudian menyimpannya,

lalu berpikir untuk melakukan tindakkan. Teori psikologi kognitif kemudian

dikembangkan oleh Lovric, et al. (2008), tentang konseptual kognisi investor

individu. Pada konseptual kognisi mengatakan tingkat keyakinan tidak akan

terlepas dari tingkat risiko yang akan dihadapi oleh para investor individu dalam

membuat suatu keputusan berinvestasi.

Tabel 4.20.

Hasil Uji Hipotesis H3.a dan H3.b.

Hipotesis Kondisi NIA IA Hasil

H.3.a.

TK

Diterima

Mean Square 2171.289

F-Test (sig.) 964.498 (0.000)

Mean Difference 3.009*

TK* Block_Transaksi

Mean Square 97.798

F-Test (sig.) 43.423

(0.000)

H.3.b.

TK Block 1 dan Block 8

Diterima

Mean Block 1 21.47 36.13

Mean Block 8 3.47 3.8

T-Test (Sig.)

TR Block 1-8 8.3434

(0.000)

4.546

(0.000)

*The mean difference is significant at the .05 level. Simple effect analysis based on t independent test

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Hasil H3.a. dan H3.b. juga didukung oleh hasil penelitian Daniel dan

Titman (1999), yang mengatakan informasi akuntansi diberikan memberikan

Page 171: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

171

interpretasi lebih lanjut, dapat mempengaruhi pergerakan saham, serta

menghasilkan overconfidence. Hartono (2004) juga mengatakan reaksi investor

berbeda-beda terhadap rangkaian informasi akuntansi yang terpublikasi, reaksi

investor lebih cenderung suprises daripada earlier suprises (suprises lebih

dahulu). Demikian juga dengan hasil penelitian Ekhlom (2006) yang mengatakan

ada perilaku overconfidence yang kuat pada saat earning suprise.

Gambar 4.3. Perbedaan Tingkat Keyakinan setelah perlakuan Informasi Akuntansi

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya untuk tingkat

kepercayaan, terlihat dari quasi eksperimen menggunakan randomized block

ANOVA within-subject dengan tiga tahapan, yaitu tahapan pretest, tahapan

treatment (perlakuan), dan tahapan posttest. Tahapan-tahapan ini telah dijelaskan

pada prosedur eksperimen sesi sebelumnya.

4.12. Pengujian Hipotesis 4

Hipotesis 4 menyatakan bahwa ada pengaruh interaksi antara Efek

Disposisi, tingkat risiko, dan tingkat keyakinan. Hipotesis 4 dinotasikan dengan:

H4. Interaksi:

0.000

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

1 2 3 4 5 6 7 8

Tingkat Keyakinan

TK_NIA SQRT_TK_IA

Page 172: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

172

Berdasarkan interaksi antara Efek Disposisi, tingkat risiko, dan tingat

kepercayaan didapati ada perbedaan yang signifikan pada total block yang

dibentuk dapat dilihat pada tabel 4.21. Hampir semua variabel berbeda secara

signifikan untuk total block berdasarkan frekuensi transaksi, hanya proporsi loss

realized (PLR) setelah perlakuan yang tidak berbeda.

Tabel 4.21.

Hasil Uji Mean Blocking ANOVA Within-Subject

Efek Disposisi, Tingkat Risiko, dan Tingkat Kepercayaan

Keterangan Mean Blocking Berdasarkan Frekuensi Transaksi

Total F-Test Sig. 1 2 3 4 5 6 7 8

PGR_NIA 0.920 0.922 0.958 0.896 0.857 0.861 0.983 0.645 0.880 8.389 0.000

PLR_NIA 0.549 0.426 0.553 0.518 0.816 0.541 0.470 0.248 0.515 3.656 0.001

TR_NIA 0.010 0.010 0.013 0.012 0.012 0.013 0.011 0.013 0.012 4.791 0.000

TK_NIA 21.470 14.930 9.670 8.200 8.200 6.400 4.130 3.470 9.560 6.398 0.000

PGR_IA 0.909 0.916 0.966 0.979 0.815 0.791 0.992 0.663 0.879 12.330 0.000

PLR_IA 0.532 0.394 0.550 0.435 0.736 0.533 0.429 0.294 0.488 1.494 0.176

TR_IA 0.026 0.025 0.040 0.035 0.047 0.040 0.040 0.045 0.037 1.922 0.072

SQRT_TK_IA 5.718 4.185 3.821 3.240 2.794 2.408 2.271 1.807 3.281 4.048 0.001

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Artinya, para investor individu memiliki perilaku yang sama untuk realisasi

loss, yaitu dengan menahan saham serta memiliki ekspektasi akan memperoleh

keuntungan atau minimal tidak untung dan tidak rugi diwaktu kemudian. Dengan

kata lain, informasi akuntansi dipercaya memberikan ekspektasi yang positif

untuk membuat suatu keputusan berinvestasi saham.

Hasil analisis 2x2x2 Randomized Block Design ANOVA Within Subject

memperlihatkan nilai sum of square within-subject untuk interaksi variabel Efek

Disposisi, tingkat risiko, tingkat kepercayaan memiliki nilai mean square sebesar

591.105 yang menjelaskan besaran total variabilitas pembuatan keputusan

investasi saham yang dapat dijelaskan oleh pengaruh Efek Disposisi, tingkat

risiko, dan tingkat kepercayaan.

Page 173: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

173

Pada tabel 4.22 interaksi antara Efek Disposisi dengan tingkat risiko, dan

tingkat kepercayaan diperoleh nilai F ratio sebesar 338,341, dengan nilai

signifikasi 0,000. Interaksi antara Efek Disposisi, tingkat risiko, dan tingkat

kepercayaan dengan block transaksi memiliki nilai F sebesar 24,242 dan

signifikansi pada 0,000. Jadi dapat disimpulkan terjadi main effect (pengaruh

utama) pada interaksi antara Efek Disposisi Interaksi, tingkat risiko, dan tingkat

kepercayaan, serta interaksi antara Efek Disposisi, tingkat risiko, dan tingkat

kepercayaan dengan block transaksi.

Tabel 4.22.

Hasil Randomized Block ANOVA Within-Subject Efek Disposisi

Source

Type III

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

Test of Between-Subjects Effects

Intercept 3673.754 1 3673.754 1.62E+03 0.000

Block_Transaksi 713.153 7 101.879 44.777 0.000

Error 254.827 112 2.275

Test of Within-Subjects Contrats

ED * TR * TK 591.105 1 591.105 338.341 0.000

ED * TR * TK * Block_Transaksi 296.467 7 42.352 24.242 0.000

Error(ED*TR*TK) 195.671 112 1.747

Box's M (p-value < α=0,05); Levene test hanya PLR dan Tingkat Risiko sesudah perlakuan (p-value > α=0,05).

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Dengan kata lain, pengaruh utama interaksi antara Efek Disposisi Interaksi,

tingkat risiko, dan tingkat kepercayaan, terjadi di penelitian quasi eksperimen ini,

dikarenakan faktor Efek Disposisi secara tidak langsung juga termasuk didalam

aspek kognisi yang dapat dikendalikan, berupa sikap akan risiko, analisis saham,

analisis fundamental, analisis teknikal, seleksi saham, optimalisasi portofolio,

evaluasi kinerja portofolio. Perilaku Efek Disposisi telah dilakukan penelitian

sebelumnya oleh Kahneman dan Tversky (1979), Shefrin dan Satman (1985),

Odean (1998), Chui (2001), Baker dan Nofsnger (2002), Kaustia (2004), Fogel

Page 174: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

174

dan Berry (2006), Frazzin (2006), Costa et al. (2008), Goetzman dan Massa

(2008), Lovric, at al. (2008), dan Yeong-Jia Goo et al. (2010) menyatakan bahwa

perilaku investor cenderung risk averse karena tidak menyukai akan realisasi loss

dan avoiding regret (menolak penyesalan) bila saham yang dijual mengalami

kenaikan lebih tinggi dikemudian hari. Penelitian mereka juga mengungkapkan

tujuan berinvestasi adalah mencari keuntungan, sehingga strategi berinvestasi dan

informasi yang dapat diperoleh dari internet sekuritas tempat investor terdaftar,

serta media elektronik lainnya yang menyampaikan perkembangan saham pada

saat itu atau prediksi ke depan, dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam

melakukan keputusan berinvestasi.

Hasil H4 juga didukung oleh tabel 4.24, tabel ini memperlihatkan pola

block yang terdiri dari 2 block paling sering melakukan transaksi (block 1 dan 2),

serta 2 block yang jarang melakukan transaksi (block 7 dan 8). Mean tertinggi

masing-masing faktor Efek Disposisi dan faktor aspek kognisi sama, pada saat

sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yaitu mean tertinggi PGR diperoleh

block 7, mean tertinggi PLR diperoleh block 1, mean tertinggi tingkat risiko

diperoleh block 8, serta mean tertinggi tingkat keyakinan diperoleh block 1.

Tabel 4.23.

Temuan Penelitian Tentang Efek Disposisi dan Aspek Kognisi

Block

Mean Efek Disposisi dan Aspek Kognisi

Tidak Ada Informasi Akuntansi Ada Informasi Akuntansi

PGR PLR TR TK PGR PLR TR TK

8 0.645 0.248 0.013 3.470 0.663 0.294 0.045 1.807

7 0.983 0.470 0.011 4.130 0.992 0.429 0.040 2.271

2 0.922 0.426 0.010 14.930 0.916 0.394 0.025 4.185

1 0.920 0.549 0.010 21.470 0.909 0.532 0.026 5.718

Sumber:Dikembangkan untuk disertasi ini

Page 175: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

175

Namun demikian, untuk mean PLR (F=1.494, p-value=0.176) tidak

signifikan berbeda. Artinya perilaku investor yang sering melakukan transaksi jual

beli saham akan memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi dibanding investor

yang jarang melakukan transaksi jual beli saham, sebaliknya untuk investor

individu yang jarang berinvestasi akan memiliki realisasi proporsi gain yang lebih

tinggi dan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi juga (sesuai dengan trade-off

risiko dan imbal hasilnya).

Tabel 4.24.

Hasil Uji Hipotesis H4

Hipotesis Kondisi NIA IA Hasil

H4.

ED*TR*TK

Diterima

Mean Square 591.105

F-Test (sig.) 338.341

(0.000)

Mean tertinggi ED*TR*TK 9.558

ED*TR*TK * Block_Transaksi

Mean Square 42.352

F-Test (sig.) 24.242

(0.000)

*The mean difference is significant at the .05 level.

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Pada tabel 4.24, terdapat mean tertinggi interaksi antara Efek Disposisi,

tingkat risiko, dan tingkat keyakinan, yaitu 9,558 untuk layer adanya Efek

Disposisi (PGR>PLR), tingkat risiko yang tinggi (risk taker), dan tingkat

keyakinan yang tinggi (overconfidence). Artinya, perilaku investor yang selalu

mengejar keuntungan akan dibarengi dengan sikap risk taker, dan overconfidence.

Hasil penelitian H5 ini merupakan keunikan atau hasil yang baru, karena

penelitian ini menggabungkan sebagian model konseptual yang diajukan Lovric et

al. (2008) dengan model pengembangan Efek Disposisi oleh Odean (1998). Hasil

ini merupakan hasil perilaku investor individu yang selama ini tanpa disadari ada

Page 176: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

176

pada diri setiap investor yang berinvestasi di pasar modal. Hal ini dapat terlihat

pada gambar 4.4.

Gambar 4.4. Interaksi Tingkat Risiko, Tingkat Kepercayaan, Gender, Personaliti,

dan Informasi Akuntansi

4.13. Pengujian Hipotesis 5

Hipotesis 5 menyatakan bahwa rata-rata personaliti (Extraverted-

Introverted, Sensor-Intuitive, Thinker-Feeler, Judger-Perceiver) berbeda untuk

dua block paling banyak melakukan transaksi saham dan dua block paling sedikit

melakukan transaksi saham. Hipotesis 5 dinotasikan dengan:

H5. Personaliti Investor:

Pada tabel 4.25. diperoleh perbedaan yang signifikan interaksi antara Efek

Disposisi, block transaksi, gender, dan sensor-intuitive, memiliki nilai mean

square sebesar 3,72, nilai F sebesar 2,29 dan signifikansi pada 0,02. Disamping

itu, ada perbedaan yang signifikan pula antara interaksi tingkat risiko, block

transaksi, gender dan thinker-feeler, memiliki nilai mean square sebesar 2,75 nilai

F sebesar 1,72 dan signifikansi pada 0,09. Demikian juga halnya dengan interaksi

antara tingkat keyakinan, block transaksi, gender dan thinker-feeler, memiliki

Page 177: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

177

nilai mean square sebesar 3,25 nilai F sebesar 1,88 dan signifikansi pada 0,06.

Terakhir, didapati perbedaan yang signifikan interaksi antara tingkat risiko,

tingkat keyakinan, block transaksi, gender dan thinker-feeler, dengan nilai mean

square sebesar 3,47 nilai F sebesar 2,33 dan signifikansi pada 0,02.

Perbedaan yang signifikan pada interaksi Efek Disposisi, block transaksi,

gender, dan sensor-intuitive, memiliki artinya, para investor individu yang

memiliki perilaku lebih cepat menjual saham-saham yang menguntungkan,

daripada saham-saham yang mengalami kerugian, akan memperoleh perbedaan

personaliti sensor-intuitive. Dengan kata lain, skala sensation vs intuition

mengindikasikan investor individu cenderung melihat realisme atau majinasi.

Investor individu yang cenderung sensing akan memiliki ciri praktis, responsif,

realistik, faktual, dan orintasi secara detail. Sebaliknya untuk investor individu

yang cenderung intuitive akan memiliki ciri pengertian, inovatif, berpikir ke

depan, strategi, pembelajar, dan pemberi inspirasi (Friedman dan Schustack,

2008).

Perbedaan yang signifikan interaksi antara tingkat risiko, block transaksi,

gender, dan thinker-feeler, memiliki artinya, para investor individu yang memiliki

tingkat risiko tinggi (risk taker) atau tingkat risiko rendah (risk averse), akan

memperoleh perbedaan personaliti thinker-feeler. Dengan kata lain, skala thinking

vs feeling mengindikasikan investor individu cenderung logis dan objektif atau

personal dan subjektif. Investor individu yang cenderung thinking untuk tingkat

risiko akan memiliki ciri logic, objektif, reasoning, konsisten, dan analistis.

Sebaliknya untuk investor individu yang cenderung feeling untuk tingkat risiko

Page 178: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

178

akan memiliki ciri personal, memiliki nilai, dan subjektif (Friedman dan

Schustack, 2008).

Perbedaan yang signifikan interaksi antara tingkat keyakinan, block

transaksi, gender, dan thinker-feeler, memiliki artinya, para investor individu yang

memiliki perilaku confidence atau overconfidence, akan memperoleh perbedaan

personaliti thinker-feeler. Skala thinking vs feeling mengindikasikan investor

individu cenderung logis dan objektif atau personal dan subjektif. Investor

individu yang cenderung thinking untuk tingkat keyakinan akan memiliki ciri

logic, objektif, reasoning, konsisten, dan pengguna informasi. Sebaliknya untuk

investor individu yang cenderung feeling untuk tingkat keyakinan akan memiliki

ciri personal, bekerjasama, berkaitan dengan lainnya, peramah, subjektif

(Friedman dan Schustack, 2008).

Perbedaan yang signifikan interaksi antara tingkat risiko, tingkat

kepercayaan, block transaksi, gender, dan thinker-feeler, para investor individu

yang memiliki perilaku risk averse dan confidence atau risk taking dan

overconfidence, akan memperoleh perbedaan personaliti thinker-feeler. Skala

thinking vs feeling mengindikasikan investor individu cenderung logis dan

objektif atau personal dan subjektif. Investor individu yang cenderung thinking

akan memiliki ciri logic, objektif, reasoning, konsisten, analistis, dan pengguna

informasi. Sebaliknya untuk investor individu yang cenderung feeling akan

memiliki ciri personal, bekerjasama, memiliki nilai, berkaitan dengan lainnya,

peramah, dan subjektif (Friedman dan Schustack, 2008).

Page 179: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

179

Hasil H5 dapat didukung juga dengan hasil pengembangan penelitian ini,

hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.26. Faktor Efek Disposisi sebelum menerima

perlakuan informasi akuntansi kecenderungan personaliti adalah intuitives.

Tabel 4.25.

Hasil Randomized Block Three Ways ANOVA Within-Subject

Personaliti MBTI dan Gender

Source

Type III

Sum of

Squares

df Mean

Square F Sig.

Tests of Between-Subjects Effects Intercept 1773.07 1 1773.07 1088.00 0.00

Block_Transaksi 423.86 7 60.55 37.16 0.00

Block_Transaksi * CD_Gender * Ex_In 26.50 11 2.41 1.48 0.17

Block_Transaksi * CD_Gender * Sen_Int 18.87 8 2.36 1.45 0.20

Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel 44.69 12 3.72 2.29 0.02

Block_Transaksi * CD_Gender * Judg_Perceiv 18.53 12 1.54 0.95 0.51

Error 86.36 53 1.63

Tests of Within-Subjects Contrasts

ED 302.61 1 302.61 204.26 0.00

ED * Block_Transaksi 190.54 7 27.22 18.37 0.00

ED * Block_Transaksi * CD_Gender * Ex_In 15.51 11 1.41 0.95 0.50

ED * Block_Transaksi * CD_Gender * Sen_Int 22.03 8 2.75 1.86 0.09

ED * Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel 10.36 12 0.86 0.58 0.85

ED * Block_Transaksi * CD_Gender * Judg_Perceiv 16.12 12 1.34 0.91 0.55

Error(ED) 78.52 53 1.48

TR 765.69 1 765.69 478.60 0.00

TR * Block_Transaksi 394.58 7 56.37 35.23 0.00

TR * Block_Transaksi * CD_Gender * Ex_In 19.59 11 1.78 1.11 0.37

TR * Block_Transaksi * CD_Gender * Sen_Int 11.82 8 1.48 0.92 0.51

TR * Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel 33.02 12 2.75 1.72 0.09

TR * Block_Transaksi * CD_Gender * Judg_Perceiv 15.28 12 1.27 0.80 0.65

Error(TR) 84.79 53 1.60

TK 1102.62 1 1102.62 636.54 0.00

TK * Block_Transaksi 399.34 7 57.05 32.93 0.00

TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Ex_In 24.18 11 2.20 1.27 0.27

TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Sen_Int 19.41 8 2.43 1.40 0.22

TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel 39.03 12 3.25 1.88 0.06

TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Judg_Perceiv 18.46 12 1.54 0.89 0.56

Error(TK) 91.81 53 1.73

TR * TK 1304.37 1 1304.37 875.21 0.00

TR * TK * Block_Transaksi 420.50 7 60.07 40.31 0.00

TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Ex_In 23.46 11 2.13 1.43 0.19

TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Sen_Int 11.83 8 1.48 0.99 0.45

TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel 41.61 12 3.47 2.33 0.02

TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Judg_Perceiv 16.68 12 1.39 0.93 0.52

Error(TR*TK) 78.99 53 1.49

ED * TR * TK 309.91 1 309.91 215.43 0.00

ED * TR * TK * Block_Transaksi 186.26 7 26.61 18.50 0.00

ED * TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Ex_In 15.03 11 1.37 0.95 0.50

ED * TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Sen_Int 20.07 8 2.51 1.74 0.11

ED * TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel 9.53 12 0.79 0.55 0.87

ED * TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Judg_Perceiv 15.89 12 1.32 0.92 0.53

Error(ED*TR*TK) 76.24 53 1.44

Levene test hanya Tingkat Risiko sesudah perlakuan (p-value > α=0,05).

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Page 180: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

180

Artinya perilaku investor individu cenderung memiliki ciri pengertian, inovatif,

berpikir ke depan, strategi, dan pembelajar. Setelah diberikan perlakuan informasi

akuntansi faktor Efek Disposisi cenderung sensors atau intuitives. Artinya

perilaku investor individu cenderung memiliki ciri praktik, responsif, realistik/

imajinasi, atau pengertian, inovatif, berpikir ke depan, strategi, dan pembelajar.

Sesuai dengan hasil penelitian Pompian dan Longo (2004) yang mengatakan

seorang investor atau pialang menggunakan sensing atau intuitive untuk memilih

jenis informasi yang natural dibutuhkan dalam melakukan transaksi saham. Hasil

penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Shu Li dan Chang-Jiang Liu

(2008) mengatakan bahwa investor individu cenderung memiliki personaliti

sensing atau intuitive, dan judger atau perceiver. Untuk personaliti sensing,

preferensi cepat, nyata, secara praktek nyata dengan pengalaman sehari-hari

investor berada. Personaliti intuitive lebih mengarah kemungkinan yang akan

terjadi, hubungan, arti dari pengalaman, dan melihar masa yang akan datang.

Tabel 4.26.

Hasil Uji Hipotesis H5

Hipotesis Kondisi Hasil

H.5.

ED * Block_Transaksi * CD_Gender * Sen_Int

Diterima

Mean Square 2.75

F-Test (sig.) 1.86 (0.09)

TR * Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel

Mean Square 2.75

F-Test (sig.) 1.72 (0.09)

TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel

Mean Square 3.25

F-Test (sig.) 1.88 (0.06)

TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * Think_Feel

Mean Square 3.47

F-Test (sig.) 2.33 (0.02) *The mean difference is significant at the .05 level.

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Page 181: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

181

Hasil lainnya yang dapat dilihat pada tabel 4.27 adalah Faktor tingkat risiko

dan tingkat keyakinan yang memiliki personaliti yang sama, dikarenakan risiko

tidak akan terlepas dari tingkat keyakinan yang dimiliki oleh investor individu

(Pompian, 2006). Disamping itu juga, tingkat risiko dan tingkat kepercayaan

merupakan aspek kognisi yang saling melengkapi, tingkat risiko merupakan

kognisi yang dapat dikendalikan, sedangkan tingkat kepercayaan adalah afektif

yang dapat dikendalikan (Lovric et al., 2008). Investor individu yang jarang

melakukan transaksi sebelum perlakuan diberikan, kecenderungan personaliti

mereka adalah thinker. Artinya, investor tersebut lebih mengandalkan logic,

objektif, dan reasoning dalam melakukan transaksi jual beli saham. Berbeda

dengan investor yang memiliki kecenderungan melakukan banyak transaksi, akan

mengarah kepada personaliti thinking vs feeling. Artinya perilaku investor

individu yang sering melakukan transaksi akan cenderung logis dan objektif/

personal, subjektif, konsisten, pengguna informasi, responsif, realistik/ imajinasi,

atau pengertian, inovatif, berpikir ke depan, strategi, dan pembelajar (Friedman

dan Schustack, 2008).

Tabel 4.27.

Temuan Penelitian Tentang Kepribadian MBTI

Block

Kepribadian menurut MBTI

Tidak Ada Informasi Akuntansi Ada Informasi Akuntansi

Ex-In Sen-Int Think-Feel Judg-Perceiv Ex-In Sen-Int Think-

Feel

Judg-

Perceiv

8 Introverted Intuitives Thinkers

Judgers Extraverted

Sensors Thinkers Judgers

7 Extraverted Perceivers Intuitives Feelers

2 Extraverted Intuitives

Thinkers Perceivers Extraverted

Intuitives Thinkers Perceivers

1 Introverted Feelers Sensors Feelers

Sumber: Dikembangkan untuk disertasi ini

Hasil setelah perlakuan informasi diberikan, tingkat risiko dan tingkat

keyakinan pun miliki personaliti yang sama, yaitu para investor yang memiliki

Page 182: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

182

transaksi yang sering dan jarang, sama-sama menjadi personaliti thinking vs

feeling. Artinya perilaku investor individu yang sering dan jarang melakukan

transaksi jual beli saham akan cenderung logis dan objektif/ personal, subjektif,

konsisten, pengguna informasi, responsif, realistik/ imajinasi, atau pengertian,

inovatif, berpikir ke depan, strategi, dan pembelajar (Friedman dan Schustack,

2008).

Personaliti yang tidak berbeda secara signifikan dalam penelitian ini seperti

introvert dan ekstrovert serta judger atau perceiver merupakan personaliti yang

dimiliki oleh investor individu, hanya tidak dominan dalam melakukan

pengambilan keputusan di pasar modal. Personaliti yang dominan dalam

pengambilan keputusan di pasar modal adalah personaliti thinking atau feeling

serta sensing atau intuiting.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah ada

interaksi masing-masing faktor (Efek Disposisi, tingkat risiko, tingkat keyakinan)

dengan gender dan personaliti, metode penelitian menggunakan quasi eksperimen

menggunakan randomized block ANOVA within-subject dengan tiga tahapan,

yaitu tahapan pretest, tahapan treatment (perlakuan), dan tahapan posttest.

Tahapan-tahapan ini telah dijelaskan pada prosedur eksperimen sesi sebelumnya.

Secara keseluruhan hasil H5 mengatakan bahwa personaliti perilaku investor

individu cenderung sensing atau intuitive, dan thinking atau feeling.

4.14. Pengujian Hipotesis 6

Hipotesis 6 menyatakan bahwa rata-rata pembuatan keputusan investasi

saham berbeda untuk laki-laki dan perempuan sebelum diberikan informasi

Page 183: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

183

akuntansi dan sesudah diberikan informasi akuntansi. Hipotesis 6 dinotasikan

dengan:

H6. Gender:

Pada tabel 4.28. diperoleh perbedaan yang signifikan interaksi antara Efek

Disposisi, block transaksi, gender, dan kepribadian berdasarkan gender (KG4),

memiliki nilai mean square sebesar 3.49, nilai F sebesar 2.03 dan signifikansi

pada 0,06.

Tabel 4.28.

Hasil Randomized Block ANCOVA Within-Subject Personaliti Gender

Source

Type III

Sum of

Squares

df Mean

Square F Sig.

Tests of Between-Subjects Effects

Intercept 1.28 1 1.28 0.61 0.44

Block_Transaksi 0.00 0 0.00 0.00 0.00

Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4 45.38 7 6.48 3.08 0.01

Error 143.37 68 2.11

Tests of Within-Subjects Contrasts

ED 0.49 1.00 0.49 0.28 0.60

ED * Block_Transaksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

ED * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4 24.42 7.00 3.49 2.03 0.06

Error(ED) 117.07 68.00 1.72

TR 1.49 1.00 1.49 0.81 0.37

TR * Block_Transaksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

TR * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4 35.65 7.00 5.09 2.77 0.01

Error(TR) 124.91 68.00 1.84

TK 3.09 1.00 3.09 1.49 0.23

TK * Block_Transaksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

TK * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4 47.10 7.00 6.73 3.25 0.01

Error(TK) 140.77 68.00 2.07

TR * TK 0.34 1.00 0.34 0.18 0.68

TR * TK * Block_Transaksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4 33.32 7.00 4.76 2.48 0.03

Error(TR*TK) 130.37 68.00 1.92

ED * TR * TK 0.57 1.00 0.57 0.34 0.56

ED * TR * TK * Block_Transaksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

ED * TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4 24.71 7.00 3.53 2.10 0.06

Error(ED*TR*TK) 114.54 68.00 1.68 Box's M (p-value < α=0,05); Levene test hanya Tingkat Keyakinan sebelum perlakuan dan Tingkat Risiko sesudah perlakuan (p-value > α=0,05).

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Disamping itu, ada perbedaan yang signifikan pula antara interaksi tingkat risiko,

block transaksi, gender, dan kepribadian berdasarkan gender (KG4), memiliki

nilai mean square sebesar 5.09 nilai F sebesar 2.77dan signifikansi pada 0,01.

Page 184: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

184

Demikian juga halnya dengan interaksi antara tingkat keyakinan, , block

transaksi, gender, dan kepribadian berdasarkan gender (KG4), memiliki nilai

mean square sebesar 6.73 nilai F sebesar 3,25 dan signifikansi pada 0,01.

Tabel 4.29 memperlihatkan interaksi yang signifikan antara Efek

Disposisi, block transaksi, gender, dan kepribadian berdasarkan gender (KG4).

Artinya setiap investor individu laki-laki atau perempuan ingin mendapatkan

keuntungan baik itu tinggi atau rendah. Demikian juga dengan interaksi yang

signifikan antara tingkat risiko, block transaksi, gender, dan kepribadian

berdasarkan gender (KG4). Artinya setiap investor individu laki-laki atau

perempuan ingin mendapatkan keuntungan baik itu menghadapi tingkat risiko

yang tinggi atau rendah. Hasil interaksi yang signifikan antara tingkat

kepercayaan, block transaksi, gender, dan kepribadian berdasarkan gender (KG4).

Artinya setiap investor individu laki-laki atau perempuan ingin mendapatkan

keuntungan dengan berbagai preferensi informasi investor.

Tabel 4.29.

Hasil Uji Hipotesis H6 Hipotesis Kondisi Hasil

H.6.

ED * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4

Diterima

Mean Square 3.49

F-Test (sig.) 2.03 (0.06)

TR * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4

Mean Square 5.09

F-Test (sig.) 2.77 (0.01)

TK * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4

Mean Square 6.73

F-Test (sig.) 3.25 (0.03)

TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4

Mean Square 4.76

F-Test (sig.) 2.48 (0.03)

ED * TR * TK * Block_Transaksi * CD_Gender * CD_KG4

Mean Square 3.53

F-Test (sig.) 2.1 (0.06)

*. The mean difference is significant at the .05 level

Sumber: Pengolahan data SPSS (Lampiran 4)

Page 185: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

185

Pada tabel 4.30 ada interaksi yang signifikan antara tingkat risiko, tingkat

kepercayaan, block transaksi, gender, dan kepribadian berdasarkan gender (KG4).

Artinya setiap investor individu laki-laki atau perempuan ingin mendapatkan

keuntungan baik itu menghadapi tingkat risiko yang tinggi atau rendah, dengan

berbagai preferensi informasi investor.

Tabel 4.30.

Temuan Penelitian Tentang Kepribadian menurut Gender

Block

Pesimis-Optimis

(KG1)

Realistik-

Tdk Realistik

(KG2)

Toleransi Risiko-

Tdk Toleransi Risiko

(KG3)

Keuntungan & Risiko Tinggi-

Keuntungan & Risiko Rendah

(KG4)

Laki-

Laki Perempuan

Laki-

Laki Perempuan

Laki-

Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

8 Terlalu

Percaya

Diri Terlalu

Percaya Diri

Realistik Realistik

Toleransi

akan risiko

tinggi Toleransi

akan risiko

tinggi

Keuntungan

rendah dan

risiko rendah Keuntungan rendah

dan risiko rendah

7

Toleransi

akan risiko

rendah

Keuntungan

tinggi dan

risiko tinggi

2

Pesimis Terlalu

Percaya Diri Realistik

Realistik

Toleransi

akan risiko

rendah Toleransi

akan risiko

tinggi

Keuntungan

rendah dan

risiko rendah

Keuntungan rendah

dan risiko rendah

1

Toleransi

akan risiko

tinggi

Sumber:Dikembangkan untuk disertasi ini

Hasil H6 didukung juga dari tabel 4.30 yang memperlihatkan persamaan

dan perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan informasi akuntansi. Namun hasil

penelitian ini cukup menarik untuk gender laki-laki. Hasil unik dapat dilihat pada

block gender laki-laki yang sering melakukan transaksi jual beli saham (block 1

dan 2) dengan block gender laki-laki yang jarang melakukan transaksi jual beli

saham (block 7 dan 8). Hasilnya toleransi risiko (KG3) serta tingkat keuntungan

dan tingkat risiko (KG4) yang memiliki perbedaan. Perbedaan sikap akan risiko

dan keuntungan ini didukung oleh teori dissonansi kognitif oleh Festinger (1957)

yang mengatakan manusia tidak konsisten antara action (aksi) dengan beliefs

(keyakinan).

Page 186: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

186

Ketidakkonsistensian ini dapat dilihat pada saat para subjek eskperimen

melakukan simulasi saham ada kecenderungan untuk mendapatkan gain (69% dari

88 total laki-laki subjek eksperimen atau 51% dari 120 subjek eskperimen),

namun setelah diberikan pertanyaan akan sikap keuntungan tinggi dan risiko yang

tinggi atau keuntungan rendah dan risiko rendah, lebih banyak yang memilih

pernyataan keuntungan rendah dan risiko rendah (87,5% dari 88 total laki-laki

subjek eksperimen atau 83,33% dari 120 subjek eksperimen). Hal ini juga

didukung dari hasil Adhikara (2008) tentang mental accounting para investor di

PT Bursa Efek Indonesia, yang mengatakan preferensi investor terhadap investasi

keuangan dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena pengambilan keputusan

investor yang berubah disebabkan adanya frame negatif, namun para investor

akan bersifat wajar atau netral kembali disaat diberikan frame positif.

Hasil H6 juga menjadi keunikan penelitian ini, dimana ada perubahan

perilaku investor individu laki-laki disaat diberikan pilihan frame negatif, akan

cenderung bersikap ke arah yang aman. Sedangkan investor perempuan sebelum

dan sesudah perlakuan informasi akuntansi cenderung memiliki sikap yang sama.

Namun demikian, perilaku investor individu perempuan yang cenderung tingkat

keyakinan yang tinggi dan toleransi risiko yang tinggi pula, pada saat sebelum dan

sesudah perlakuan informasi akuntansi, seharusnya memilih keuntungan tinggi

dan risiko yang tinggi pula. Hasil ini masih sangat perlu dieksplorasi dipenelitian

selanjutnya.

Page 187: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

187

Tabel 4.31.

Temuan Penelitian tentang Trading Saham

Tingkat Risiko Frekuensi Trading Imbal Hasil_Gain Imbal Hasil_Loss

Min. Mak. Min. Mak. Min. Mak.

Risk Averse 2 9 0.34% 10.59% -0.10% -1.43%

Risk Taker 10 95 0.11% 39.50% -0.02% -14.01%

Sumber: Dikembangkan untuk disertasi ini

Disamping itu pula, Tabel 4.31 memperlihatkan tingkat risiko dengan

banyaknya frekuensi trading saham. Hasil secara keseluruhan trading yang

dilakukan oleh 120 investor individu selama melakukan quasi eksprimen. Investor

yang memiliki perilaku menghindari risiko lebih cenderung melakukan transaksi 2

s.d 9 kali, imbal hasil gain yang diperoleh minimal 0,34 persen sampai dengan

maksimal 10,59 persen, dan imbal hasil loss yang diperoleh minimal -0,10 persen

sampai dengan maksimal -1,43 persen . Artinya, dengan frekuensi yang jarang

dilakukan sudah mendapat imbal hasil minimal keuntungan 0,34 persen dan

minimal kerugian -0,10 persen, dengan portfolio saham minimal 2 emiten dan

maksimal 8 emiten.

Tabel 4.31 juga memperlihatkan investor individu yang lebih menyukai

risiko, frekuensi trading minimal 10 kali sampai dengan maksimal 95 kali,

memperoleh imbal hasil gain minimal 0,11 persen sampai dengan maksimal 39,50

persen, dan imbal hasil loss yang diperoleh minimal -0,02 persen sampai dengan

maksimal -14.01 persen . Artinya, dengan frekuensi yang sering dilakukan

memperoleh imbal hasil minimal keuntungan 0,11 persen dan minimal kerugian -

0,02 persen, dengan portfolio saham minimal 2 emiten dan maksimal 8 emiten.

Hasil ini dapat menjadi rekomendasi bagi investor individu dalam melakukan

transaksi saham.

Page 188: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

188

Tabel 4.32.

Temuan Penelitian

Hipotesis Notasi Hipotesis Keterangan

H1.a.

Efek Disposisi memiliki Proportion Gain

Realized (PGR) lebih besar dari pada Proportion

Loss Realized (PLR) dalam pembuatan keputusan

investasi saham sebelum diberikan informasi

akuntansi dan sesudah diberikan informasi

akuntansi.

Diterima

H1.b. Efek Disposisi dengan frekuensi transaksi tinggi

berbeda dengan Efek Disposisi dengan frekuensi

rendah.

Diterima

H2.a.

Pembuatan keputusan investasi saham berbeda

untuk tingkat risiko sebelum diberikan informasi

akuntansi dan sesudah diberikan infrmasi

akuntansi

Diterima

H2.b. Tingkat risiko dengan frekuensi transaksi tinggi

berbeda dengan tingkat risiko dengan frekuensi

rendah.

Diterima

H3.a.

Pembuatan keputusan investasi saham berbeda

untuk tingkat kepercayaan sebelum diberikan

informasi akuntansi dan sesudah diberikan

infrmasi akuntansi

Diterima

H3.b. Tingkat kepercayaan dengan frekuensi transaksi

tinggi berbeda dengan tingkat kepercayaan

dengan frekuensi rendah.

Diterima

H4 Ada pengaruh interaksi antara Efek Disposisi,

tingkat risiko, dan tingkat keyakinan Diterima

H5

Personaliti (Extraverted-Introverted, Sensor-

Intuitive, Thinker-Feeler, Judger-Perceiver)

berbeda untuk dua block paling banyak

melakukan transaksi saham dan dua block paling

sedikit melakukan transaksi saham.

Diterima

H6

Pembatan keputusan investasi saham berbeda

untuk laki-laki dan perempuan sebelum diberikan

inforamsi akuntansi dan sesudah diberikan

informasi akuntansi.

Diterima

Sumber: Dikembangkan untuk disertasi ini

Hasil secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.32. Ada 5 hal yang dapat

diambil dari ringkasan hasil, yaitu: (1) Informasi akuntansi yang diberikan pada

para investor individu dapat membuat perilaku investor cenderung risk taker dan

overconfidence; (2) Tingkat kepercayaan yang overconfidence membuat frekuensi

transaksi yang tinggi, mengakibatkan gain yang diperoleh lebih rendah daripada

frekuensi transaksi yang rendah; namun demikian frekuensi transaksi yang rendah

membuat tingkat risiko menjadi tinggi daripada yang melakukan frekuensi

transaksi yang tinggi; (3) Perilaku investor individu cenderung memiliki

Page 189: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

189

personaliti sensors atau intuitives untuk melepasakan saham winner lebih cepat

daripada saham losser; (4) Perilaku investor individu cenderung memiliki

personaliti thinker atau feelers untuk mendapatkan keputusan berinvestasi

berdasarkan aspek kognisi (tingkat risiko dan tingkat kepercayaan); (5) Perilaku

investor laki-laki dengan investor perempuan berbeda dalam hal tingkat

kepercayaan.

Page 190: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

190

BAB V

PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab IV telah disajikan hasil penelitian, selanjutnya pada bab V ini akan

memberikan pembahasan dan temuan penelitian. Pembahsan dilakukan

berdasarkan hipotesis yang telah dibangun dan dikonfirmasi dengan hasil

pengujian statistik, behavioral finance (keperilakuan keuangan) yang dijadikan

dasar pembentukan model penelitian dan argumentasi dari penelitian terdahulu.

Rician pembahasan-pembahasan tersebut adalah sebagai berikut.

5.1. Efek Disposisi terhadap Pembuatan Keputusan Investasi Saham

Pengujian hipotesis menyatakan Efek Disposisi memiliki Proportion Gain

Realized (PGR) lebih besar dari pada Proportion Loss Realized (PLR) dalam

pembuatan keputusan investasi saham sebelum diberikan informasi akuntansi dan

sesudah diberikan informasi akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada

perilaku investor individu yang cepat dalam menjual saham-saham winner dan

lambat untuk menjual saham-saham losser.

Konfirmasi penelitian ini didukung dengan data instrumen eksperimen RB-

222 Anova Within-Subject (tabel 4.15) dan data empiris deskriptif dengan

menggunakan kuesioner (tabel 4.7) yang menunjukkan bahwa para investor

individu cenderung melakukan penjualan saham-saham yang menguntungkan

lebih cepat dari pada penjualan saham-saham yang mengalami kerugian. Mereka

tidak menyukai realisasi rugi, sehingga saham-saham yang rugi tetap ditahan.

Page 191: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

191

Perbedaan realisasi keuntungan atau Proportion Gain Realized (PGR) dengan

realisasi kerugian atau Proportion Loss Realized (PLR) dapat dilihat pada gambar

4.1. Pada gambar tersebut terlihat PGR lebih besar rata-ratanya daripada PLR baik

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan informasi akuntansi. Artinya ada Efek

Disposisi pada saat sebelum dan sesudah perlakukan informasi akuntansi.

Perbedaan Efek Disposisi sebelum dan sesudah perlakuan informasi akuntansi

pun berbeda signifikan (tabel 4.16).

Temuan penelitian ini sejalan dengan Teori Prospek Kahneman dan Tversky

(1979) yang menyatakan bahwa perilaku investor bila berada di daerah cembung

(daerah keuntungan) akan lebih cepat merealisasikan keuntungannya (cenderung

risk averse) daripada merealisasikan kerugian atau dengan kata lain saham-saham

tersebut berada didaerah cekung (daerah kerugian). Teori Prospek ini pun sering

disebut “S” Shape (bentuk S). Teori Prospek pun dikembangkan oleh Shefrin dan

Satman (1985) menjadi perilaku Efek Disposisi, yaitu perilaku menjual lebih

cepat untuk saham winner daripada menjual saham losser. Perilaku Efek Disposisi

ini pun dikembangkan lagi oleh Odean (1998) dengan formula Efek Disposisi

yang dikenal dengan formula Proportion Gain Realized (PGR) dan Proportion

Loss Realized (PLR).

Temuan unik dari penelitian ini untuk Efek Disposisi dilihat berdasarkan

frekuensi trading yang dilakukan investor individu adalah sebelum diberikan

perlakuan informasi akuntansi para investor individu melakukan perilaku

PGR>PLR dan berbeda secara signifikan, namun setelah diberikan perlakuan

informasi akuntansi PGR>PLR dan tidak berbeda secara signifikan. Artinya

Page 192: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

192

informasi akuntansi dapat memberikan perilaku yang sama untuk investor yang

melakukan frekuensi trading tinggi maupun investor individu yang melakukan

frekuensi trading yang rendah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku investor

individu untuk menjual saham-saham winner lebih cepat daripada saham-saham

losser menandakan investor lebih menyukai keuntungan daripada kerugian.

Informasi akuntansi masih menjadi bahan utama dalam melihat kinerja

perusahaan go public dan pegangan utama buat para investor individu dalam

melakukan pembuatan keputusan investasi saham.

5.2. Aspek Kognisi Tingkat Risiko terhadap Pembuatan Keputusan Investasi

Saham

Pengujian hipotesis menyatakan ada perbedaan rata-rata tingkat risiko

terhadap pembuatan keputusan investasi saham sebelum dan sesudah perlakuan

informasi akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya tingkat risiko

investor yang berbeda-beda dalam pembuatan keputusan investasi saham. Ada

tingkat risko yang risk averse ada pula risk taker.

Konfirmasi penelitian ini didukung oleh data empiris deskriptif dengan

menggunakan kuesioner (tabel 4.7), yaitu cenderung mengarah ke risk taker (rata-

rata 4,53). Data instrumen eksperimen RB-222 Anova Within-Subject (tabel 4.17)

juga menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat risiko sebelum dan sesudah

perlakuan informasi akuntansi. Artinya setiap investor individu memiliki tingkat

preferensi risiko yang berbeda.

Page 193: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

193

Temuan penelitian ini sejalan dengan teori psikologi kognitif oleh Solso, et

al. (2008) yang menyatakan ada pemprosesan informasi diotak manusia,

kemudian menyimpannya, lalu berpikir untuk melakukan tindakan. Teori

psikologi kognitif ini dikembangkan oleh Lovric, et al (2008) kedalam model

kognitif investor individu. Lovric, et al (2008) mengatakan bahwa model kognitif

investor individu terdiri dari kolaborasi antar kognitif dan afektif seperti sikap

akan risiko, tujuan berinvestasi, strategi berinvestasi, personaliti, keyakinan, dan

preferensi waktu dalam melakukan transaksi. Disamping itu, ada teori mental

accounting dikembangkan oleh Thaler (1999), mengatakan mental accounting

merupakan operasi kognisi yang biasanya digunakan oleh individu untuk

mengatur, mengevaluasi, dan melakukan aktivitas keuangan. Bila diberikan frame

positif, maka mental accounting cenderung mengarah kepada keuntungan yang

diperoleh sebanding dengan tingkat risiko yang diterima.

Informasi akuntansi yang diterima oleh para investor individu berupa rasio-

rasio laporan keuangan yang sering digunakan oleh para investor individu dalam

melakukan keputusan berinvestasi di pasar modal. Hal ini dilakukan karena ada

hubungannya antara pasar modal dengan laporan keuangan yang digunakan

sebagai analisis fundamental oleh para pelaku pasar modal (Kothari, 2001).

Frame positif digunakan dalam penelitian ini berupa pertumbuhan pendapatan dan

laba perusahaan, sehingga ada perbedaan tingkat risiko sebelum dan sesudah

perlakuan informasi akuntansi.

Hasil unik dari penelitian ini investor yang memiliki frekuensi trading yang

berbeda, pada mulanya memiliki tingkat risiko yang tidak berbeda, namun setelah

Page 194: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

194

diberikan perlakuan informasi akuntansi ada terdapat perbedaan yang signifikan.

Artinya dengan informasi akuntansi yang sama diberikan pada para investor baik

investor yang memiliki frekuensi trading tinggi maupun rendah beranjak menjadi

risk taker dengan tingkat risiko yang berbeda secara signifikan (tabel 4.18).

Hasil unik berikutnya untuk tingkat risiko di penelitian ini adalah sebelum

ada perlakuan informasi akuntansi semua investor baik pada frekuensi trading

rendah dan frekuensi trading tinggi, memiliki standar deviasi yang besar.

Sebaliknya, pada tingkat risiko sesudah diberikan perlakuan informasi akuntansi,

semua investor baik pada frekuensi trading rendah dan frekuensi trading tinggi,

memiliki standar deviasi yang kecil (Gambar 4.2). Temuan penelitian unik ini

sejalan dengan model risk taking oleh Lampenius Zickar (2005) mengatakan ada

pengalaman selama transaksi menjadikan pengendalian risiko yang meningkat,

maka risiko spekulatif pada awalnya menjadi risiko yang dapat dikendalikan.

5.3. Aspek Kognisi Tingkat Kepercayaan terhadap Pembuatan Keputusan

Investasi saham

Pengujian hipotesis menyatakan ada beda rata-rata tingkat kepercayaan

terhadap pembuatan keputusan investasi saham. Hasil penelitan ini menunjukkan

adanya tingkat kepercayaan investor yang berbeda-beda dalam pembuatan

keputusan investasi saham. Ada tingkat kepercayaan yang confidence ada pula

overconfidence.

Konfirmasi penelitian ini didukung oleh data empiris deskriptif dengan

menggunakan kuesioner (tabel 4.7), yaitu cenderung mengarah ke overconfidence

Page 195: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

195

(rata-rata 4,52). Data instrumen eksperimen RB-222 Anova Within-Subject (tabel

4.18) juga menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kepercayaan sebelum dan

sesudah perlakuan informasi akuntansi. Artinya setiap investor individu memiliki

tingkat preferensi kepercayaan yang berbeda. Semakin tinggi tingkat kepercayaan

semakin tinggi frekuensi trading yang dilakukan (gambar 4.3.). Semakin tinggi

frekuensi trading yang dilakukan semakin menurunkan kinerja portofolio yang

diperoleh. Hal ini disebabkan kinerja portofolio telah melewati titik optimalnya.

Temuan penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Bondt dan Thaler

(1995) yang dikembangkan lagi oleh Cheng (2007), mengatakan overconfidence

berdampak negatif terhadap kinerja portofolio, oleh karena semakin

overconfidence semakin tinggi frekuensi trading dan semakin tidak optimal

kinerja portofolionya. Hal ini juga sejalan dengan teori psikologi kognitif oleh

Solso, et al. (2008) yang kemudian dikembangkan oleh Lovric, et al. (2008)

kedalam model kognitif investor individu. Lovric, et al. (2008) mengatakan

tingkat risiko dan tingkat kepercayaan saling berkaitan, semakin tinggi tingkat

risiko maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan atau sebaliknya. Sama

halnya dengan tingkat risiko, tingkat keyakinan pun menyerap informasi

akuntansi yang membuat meningkatnya tingkat kepercayaan dari confidence

menjadi overconfidence.

Hasil unik penelitian ini untuk tingkat kepercayaan adalah informasi

akuntansi yang diberikan berupa rasio-rasio keuangan serta pertumbuhan

penjualan dan laba perusahaan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan investor

individu baik yang memiliki frekuensi trading tinggi, sedang, ataupun rendah.

Page 196: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

196

Hasil unik ini pun didukung oleh Daniel dan Titman (1999), yang mengatakan

informasi akuntansi memberikan interpretasi lebih lanjut pada harga saham, serta

menghasilkan overconfidence. Demikian juga Hartono (2004) juga mengatakan

ada perbedaan reaksi investor terhadap rangkaian informasi akuntansi yang

terpublikasikan, reaksi investor lebih cenderung suprises daripada earlier

suprises. Hasil ini pun didukung oleh hasilpenelitian Ekhlon (2006) yang

mengatakan ada perilaku overconfodance yang kuat pada saat earning suprise.

5.4. Interaksi Efek Disposisi, Aspek Kognisi Tingkat Risiko dan Tingkat

Kepercayaan, Informasi Akuntansi terhadap Pembuatan Keputusan

Investasi Saham

Pengujian hipotesis menyatakan ada interaksi antara Efek Disposisi, tingkat

risiko, dan tingkat kepercayaan terhadap pembuatan keputusan investasi saham.

Hasil penelitan ini menunjukkan pengaruh adanya interaksi antara otak manusia

bagian kognitif dengan perilaku investor individu menjual saham-saham winner

secara cepat dibanding dengan saham-saham losser. Hal ini menimbulkan istilah

baru yaitu neuro selling behavior.

Konfirmasi penelitian ini didukung oleh data instrumen eksperimen RB-222

Anova Within-Subject (tabel 4.22) juga menunjukkan bahwa ada interaksi antara

Efek Disposisi, tingkat risiko, dan tingkat kepercayaan sebelum dan sesudah

perlakuan informasi akuntansi. Artinya setiap investor individu memiliki neuro

selling behavior yang berbeda-beda . Temuan penelitian ini didukung dengan

perkembangan hasil penelitian di behavioral finance (keuangan keperilakuan),

Page 197: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

197

yaitu Kahneman dan Tversky (1979) dengan hasil Teori Prospek, Shefrin dan

Satman (1985) dengan hasil teori Efek Disposisi, Odean (1998) dengan hasil

formula efek diposisi, Chui (2001) dengan hasil efek diposisi, eksperimen dengan

portofolio yang mendukung penelitian-penelitian sebelumnya, Baker dan

Nofsinger (2002) dengan hasil Efek Disposisi dikaitkan dengan psikologi dan

sosial, Kaustia (2004) dengan hasil ada perbedaan Teori Prospek dengan teori

Efek Disposisi, Fogel dan Berry (2006) dengan hasil eksperimen dan survey

tentang Efek Disposisi, Frazzin (2006), Costa et al. (2008), Goetzman dan Massa

(2008), Lovric, at al. (2008), dan Yeong-Jia Goo et al. (2010) dengan hasil uji

Efek Disposisi dengan atribut-atribut potensial yang melekat pada investor

individu. Semua hasil menyatakan bahwa perilaku investor cenderung risk averse

karena tidak menyukai akan realisasi loss dan avoiding regret (menolak

penyesalan) bila saham yang dijual mengalami kenaikan lebih tinggi dikemudian

hari.

Teori psikologi kognitif sebagai teori pemprosesan informasi dalam otak

manusia, sekarang berkembang menjadi ilmu kognitif, sebagai ilmu yang lebih

luas lagi, tidak sekedar proses informasi dalam otak manusia, namun melibatkan

banyak input dan output dari berbagai disiplin ilmu. Bagian otak manusia yang

paling memiliki peran penting dalam pemprosessan informasi adalah neurons

(Aschoeke, et al., 2006).

Penelitian behavioral finance semakin berkembang kearah neurofinance.

Tseng (2006), Bhakay (2011), dan Frydman (2012) mengatakan neurofinance

berasal dari peneilitian perkembangan neuroeconomic, yang mengembangkan

Page 198: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

198

analisis ekonomi dan keuangan dengan mengaplikasikan neurotechnology.

Neurofinance berasumsi partisipan pasar memiliki psikologikal yang berbeda-

beda serta berpengaruh terhadap keputusan rasional dan kinerjanya dalam

berinvestasi, sehingga hipotesis pasar efisien (EMH) menjadi hipotesis pasar

adaptif (AMH).

Keunikan hasil penelitian ini juga dapat dilihat dari frekuensi trading yang

tinggi dengan frekuensi trading yang rendah memiliki perbedaan rata-rata pada

Efek Disposisi dan aspek kognisinya. Pada frekuensi trading tinggi hasilnya Efek

Disposisi mengarah pada Proportion Loss Realized (PLR) dan aspek kognisinya

mengarah pada tingkat kepercayaan. Artinya, perilaku investor individu lebih

memperhatikan tingkat kepercayaan yang diprediksi mengarah kepada

overconfidence, sehingga membuat frekuensi trading tinggi, serta realisasi loss

banyak dilakukan. Dapat dikatakan perilaku ini cenderung dilakukan oleh para

investor individu yang berjiwa trader yang menyukai akan cut loss.

Pada frekuensi trading rendah hasilnya Efek Disposisi mengarah pada

Proportion Gain Realized (PGR) dan aspek kognisinya mengarah pada tingkat

risiko. Artinya, perilaku investor individu lebih memperhatikan tingkat risiko

yang akan membuatnya lebih berhati-hati dalam transaksi, sehingga membuat

frekuensi trading yang rendah, serta realisasi gain banyak dilakukan. Dapat

dikatakan perilaku ini cenderung dilakukan oleh para investor yang menyukai

investasi jangka panjang.

Page 199: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

199

5.5. Personaliti terhadap Pembuatan Keputusan Investasi Saham

Pengujian hipotesis menyatakan ada beda rata-rata personaliti dengan

menggunakan teori MBTI (Extraverted-Introverted, Sensor-Intuitive, Thinker-

Feeler, Jugger-Perceive) untuk frekuensi trading paling tinggi dan frekuensi

trading paling rendah. Hasil penelitan ini menunjukkan adanya personalti yang

berbeda-beda dalam pembuatan keputusan investasi saham. Ada personaliti yang

Sensor-Intuitive ada pula Thinker-Feeler.

Konfirmasi penelitian ini didukung oleh data instrumen eksperimen RB-222

Ancova Within-Subject (tabel 4.25) menunjukkan bahwa ada perbedaan

personaliti Sensor-Intuitive dan Thinker-Feeler sebelum dan sesudah perlakuan

informasi akuntansi. Artinya dalam mengambil keputusan berinvestasi saham

personaliti Sensor-Intuitive dan Thinker-Feeler yang lebih dicermati daripada

personalti Extraverted-Introverted dan Jugger-Perceive.

Hasil penelitian ini mengungkapkan Efek Disposisi lebih cenderung

mengunakan personaliti Sensor-Intuitive. Artinya, para investor individu yang

memiliki perilaku lebih cepat menjual saham-saham winner, daripada saham-

saham losser, akan memperoleh perbedaan personaliti sensor-intuitive. Dengan

kata lain, skala sensation vs intuition mengindikasikan investor individu

cenderung melihat realisme atau majinasi. Investor individu yang cenderung

sensing akan memiliki ciri praktis, responsif, realistik, faktual, dan orintasi secara

detail. Sebaliknya untuk investor individu yang cenderung intuitive akan memiliki

ciri pengertian, inovatif, berpikir ke depan, strategi, pembelajar, dan pemberi

inspirasi (Friedman dan Schustack, 2008).

Page 200: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

200

Hasil penelitian ini juga mengungkapkan aspek kognisi lebih cenderung

mengarah kepada personaliti Jugger-Perceive. Artinya, para investor individu

yang memiliki perilaku risk averse dan confidence atau risk taking dan

overconfidence, akan memperoleh perbedaan personaliti thinker-feeler. Skala

thinking vs feeling mengindikasikan investor individu cenderung logis dan

objektif atau personal dan subjektif. Investor individu yang cenderung thinking

akan memiliki ciri logic, objektif, reasoning, konsisten, analistis, dan pengguna

informasi. Sebaliknya untuk investor individu yang cenderung feeling akan

memiliki ciri personal, bekerjasama, memiliki nilai, berkaitan dengan lainnya,

peramah, dan subjektif (Friedman dan Schustack, 2008).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Pompian dan Longo (2004) yang

mengatakan seorang investor atau pialang menggunakan sensing atau intuitive

untuk memilih jenis informasi yang natural dibutuhkan dalam melakukan

transaksi saham. Shu Li dan Chang-Jiang Liu (2008) mengatakan bahwa investor

individu cenderung memiliki personaliti sensing atau intuitive, dan judger atau

perceiver. Untuk personaliti sensing, preferensi cepat, nyata, secara praktek nyata

dengan pengalaman sehari-hari investor berada. Personaliti intuitive lebih

mengarah kemungkinan yang akan terjadi, hubungan, arti dari pengalaman, dan

melihat masa yang akan datang.

Keunikan hasil penelitian ini dapat dilihat frekuensi trading tinggi dengan

frekuensi trading rendah sebelum perlakuan informasi akuntansi yang berbeda

pada personaliti thinker-feeler dan jugger-perceive. Artinya, personaliti investor

dengan frekuensi trading tinggi lebih cenderung thinker atau feeler untuk

Page 201: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

201

membuat keputusan berinvestasi serta menekankan personaliti perceive untuk

membuat portofolio, sedangkan personaliti investor dengan frekuensi trading

rendah lebih cenderung menekankan personaliti thinker untuk membuat keputusan

berinvestasi serta jugger atau perceiv untuk membuat portofolio (tabel 4.27).

Keunikan lain dari hasil penelitian ini adalah frekuensi trading tinggi

dengan frekuensi trading rendah sesudah perlakuan informasi akuntansi yang

berbeda pada hanya pada personaliti jugger-perceive. Artinya, personaliti investor

dengan frekuensi trading tinggi lebih cenderung personaliti perceive untuk

membuat portofolio, sedangkan personaliti investor dengan frekuensi trading

rendah lebih cenderung menekankan personaliti jugger untuk membuat portofolio

(tabel 4.26).

5.6. Gender terhadap Pembuatan Keputusan Investasi Saham

Pengujian hipotesis menyatakan ada beda rata-rata pembuatan keputusan

investasi saham berdasarkan gender. Hasil penelitan ini menunjukkan adanya

pembuatan keputusan investasi saham antara laki-laki dan perempuan berbeda.

Perbedaan dari kepribadian gender laki-laki cenderung memilik pesimis atau

optimis, serta toleransi risiko rendah, sedangkan perempuan memiliki toleransi

risiko tinggi serta cenderung memiliki kepribadian optimis.

Konfirmasi penelitian ini didukung oleh data instrumen eksperimen RB-222

Ancova Within-Subject (tabel 4.30) juga menunjukkan bahwa ada perbedaan

kepribadian gender sebelum dan sesudah perlakuan informasi akuntansi. Artinya

setiap investor individu laki-laki dan perempuan memiliki kepribadian yang

berbeda.

Page 202: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

202

Keunikan hasil penelitian ini dapat dilihat frekuensi trading tinggi dengan

frekuensi trading rendah sebelum dan sesudah perlakuan informasi akuntansi

yang berbeda pada kepribadian laki-laki. Artinya, laki-laki memiliki

kecenderungan toleransi risiko yang rendah dan tinggi, namun setelah diberikan

informasi akuntansi menjadi toleransi risiko yang tinggi (tabel 4.31). Hasil ini

dikonfirmasi dengan hasil eksperimen melakukan simulasi saham ada

kecenderungan untuk mendapatkan gain (69% dari 88 total laki-laki subjek

eksperimen atau 51% dari 120 subjek eksperimen), namun setelah diberikan

pertanyaan akan sikap keuntungan tinggi dan risiko yang tinggi atau keuntungan

rendah dan risiko rendah, lebih banyak yang memilih pernyataan keuntungan

rendah dan risiko rendah (87,5% dari 88 total laki-laki subjek eksperimen atau

83,33% dari 120 subjek eksperimen). Hasil penelitian ini juga didukung dari hasil

Adhikara (2008) tentang mental accounting para investor di PT Bursa Efek

Indonesia, yang mengatakan preferensi investor terhadap investasi keuangan dapat

digunakan untuk menjelaskan fenomena pengambilan keputusan investor yang

berubah disebabkan adanya frame negatif, namun para investor akan bersifat

wajar atau netral kembali disaat diberikan frame positif.

Page 203: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

203

BAB VI

KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN

Pada bab IV dan V telah disajikan hasil penelitian dan pembahasan,

termasuk di dalamnya analisis tambahan. Selanjutnya pada bab VI dibahas dan

dijelaskan kesimpulan dari penelitian ini termasuk di dalamnya implikasi teoritis,

implikasi praktis, keterbatasan, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

6.1. Kesimpulan Penelitian

Penelitian ini mengungkapkan pentingnya analisis perilaku keuangan untuk

investor individu di Indonesia. Analisis fundamental dan analisis teknikal yang

sering digunakan oleh para investor individu akan lebih komplit bila ditambahkan

analisis keuangan keperilakuan. Analisis keuangan keperilakuan dalam penelitian

ini mengungkapkan adanya pengaruh utama Efek Disposisi, tingkat risiko, tingkat

keyakinan, dan personaliti investor individu dalam membuat keputusan

berinvestasi.

Ada main effect (pengaruh utama) Efek Disposisi pada saat sebelum dan

sesudah informasi akuntansi diberikan kepada para investor individu. Hal ini

menunjukkan perilaku investor individu cenderung untuk menjual saham winner

lebih cepat dari pada saham losser (PGR > PLR), dengan kata lain investor

individu cenderung mencari gain (keuntungan) daripada mendapatkan loss

(kerugian). Ada amplikasi Teori Prospek pada fenomena bisnis di Pasar Modal

Indonesia.

Page 204: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

204

Fenomena bisnis yang diperlihatkan oleh kenaikan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) dan tingginya transaksi di Pasar Modal Indonesia pada tahun

2007, 2009, dan 2010 menunjukkan pasar modal sedang bullish dan transaksi

banyak terjadi. Hal ini terjadi karena investor individu banyak yang melepaskan

saham winner pada saat pasar bullish, sebaliknya bila pasar sedang bearish. Pasar

modal sedang bearish pada tahun 2008 dan 2011, banyak investor individu yang

hold saham losser-nya.

Disamping itu pula, ringkasan informasi akuntansi dan frekuensi transaki

jual-beli saham mempengaruhi besaran faktor Efek Disposisi. Terlihat pada hasil

mean (rata-rata) semua block pada penelitian quasi eksperimen, berbeda secara

signifikan. Hal ini menunjukkan informasi akuntansi relevan dan sangat

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan di pasar modal. Ada investor yang

memilih untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, tentu saja

dari informasi akuntansi yang relevan. Laporan keuangan memiliki nilai prediksi,

unpan balik, dan ketepatan waktu.

Hal ini menunjukkan laporan keuangan memiliki nilai prediksi, unpan balik,

dan ketepatan waktu yang membuat para investor individu sering menggunakan

ringkasan laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan. Namun demikian, setiap

investor individu memiliki kebiasaan masing-masing dalam mempergunakan

laporan keuangan dan melakukan strategi transaksi yang berbeda-beda. Ada rule

of thumb atau heuristik yang digunakan oleh investor individu dalam mengambil

suatu keputusan investasi saham. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan

keuntungan (profit atau cuan) dari investasi tersebut.

Page 205: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

205

Hasil penelitian ini menunjukan adanya main effect (pengaruh utama)

tingkat risiko pada investor individu, terutama pada saat perlakuan informasi

akuntansi diberikan, perilaku investor individu cenderung risk taker. Demikian

pula pada masing-masing block, hasilnya dapat diamati bahwa hampir semua

block meningkat tingkat risikonya (TRNIA<TRIA). Ada proses berpikir (aspek

kognisi) yang lebih dalam melakukan transaksi setelah memperoleh informasi

akuntansi, dan memiliki peningkatan toleransi risiko, dari risk averse menjadi risk

taker di waktu berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari perilaku investor individu

yang berani menanggung risiko karena melakukan ekspektasi imbal hasil yang

besar pula.

Ada main effect (pengaruh utama) tingkat keyakinan investor individu,

terutama pada saat perlakuan informasi akuntansi diberikan, perilaku investor

individu cenderung overconfidence. Demikian pula pada masing-masing block,

hasilnya dapat diamati bahwa hampir semua block meningkat tingkat

kepercayaannya (TKNIA<TKIA). Ada proses berpikir (aspek kognisi) yang lebih

dalam melakukan transaksi setelah memperoleh informasi akuntansi, dan

memiliki peningkatan ekspektasi apresiasi harga saham di waktu berikutnya

dengan kata lain terjadi overconfidence. Hal ini dapat terlihat dari semakin

meningkatnya IHSG, semakin meningkat pula transaksi yang terjadi pada saat itu,

semakin meningkat pula tingkat kepercayaan para investor individu dalam

melakukan transaksi sahamnya.

Hasil berikutnya pada penelitian ini adalah ada main effect (pengaruh

utama) interaksi antara Efek Disposisi Interaksi, tingkat risiko, dan tingkat

Page 206: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

206

kepercayaan, terjadi di penelitian quasi eksperimen ini, dikarenakan faktor Efek

Disposisi secara tidak langsung ada didalam aspek kognisi yang dapat

dikendalikan, berupa sikap akan risiko, analisis saham, analisis fundamental,

analisis teknikal, seleksi saham, optimalisasi portofolio, evaluasi kinerja

portofolio (model kognisi investor individu oleh Lovric et al. (2008)). Interaksi

antara Efek Disposisi Interaksi, tingkat risiko, dan tingkat kepercayaan,

merupakan hasil yang unik dari penelitian ini. Hasilnya yaitu perilaku investor

lebih risk taker, overconfidence, dan realisasi proporsi gain akan lebih besar

daripada realisasi proporsi loss.

Perilaku investor dari hasil interaksi Efek Disposisi, tingkat risiko, dan

tingkat keyakinan dapat terlihat dari para investor yang menggunakan alat

elektronik berupa laptop, personal computer, mobile atau smart phone, serta

semua yang digunakan oleh para investor individu untuk melakukan transaksi

saham. Hal ini dilakukan, sekaligus mereka melakukan pekerjaan tetapnya,

membuat suatu lingkungan sekitarnya menjadi kompleks dan ini semua dapat

berjalan oleh karena adanya neuron dalam pikiran mereka. Ada interaksi antara

perilaku Efek Disposisi dan aspek kognisi berupa tingkat risiko dan tingkat

kepercayaan mereka.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya main effect (pengaruh utama)

interaksi Efek Disposisi dengan personaliti dan block jumlah frekensi transaksi.

Perilaku investor individu cenderung sensors atau intuitives, setelah diberikan

perlakuan informasi akuntansi. Personaliti sensing memiliki preferensi cepat,

secara praktek nyata dengan pengalaman sehari-hari investor individu.

Page 207: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

207

Sedangkan, personaliti intuitive lebih mengarah kemungkinan yang akan terjadi

dimasa depan, dan mengambil arti dari pengalaman transaksi yang telah dilakukan

sebelumnya.

Personaliti investor individu cenderung mengarah sensing merupakan

investor individu yang sudah sering melalukan transaksi dipasar modal dengan

menggunakan analisis teknikal, sedangkan personaliti yang cenderung intuitive

merupakan personaliti investor yang sering menggunakan analisis fundamental

dan analisis teknikal.

Hasil penelitian ini menunjukkan ada main effect (pengaruh utama) interaksi

tingkat risiko dan tingkat keyakinan dengan personaliti, dikarenakan risiko tidak

akan terlepas dari tingkat keyakinan yang dimiliki oleh investor individu.

Disamping itu juga, tingkat risiko dan tingkat kepercayaan merupakan aspek

kognisi yang saling melengkapi, tingkat risiko merupakan kognisi yang dapat

dikendalikan, sedangkan tingkat kepercayaan adalah afektif yang dapat

dikendalikan (Lovric et al., 2008). Investor individu yang jarang melakukan

transaksi sebelum perlakuan diberikan, kecenderungan personaliti mereka adalah

thinker. Artinya, investor tersebut lebih mengandalkan logic, objektif, dan

reasoning dalam melakukan transaksi jual beli saham. Berbeda dengan investor

yang memiliki kecenderungan melakukan banyak transaksi, akan mengarah

kepada personaliti thinking vs feeling.

Personaliti thinker dapat terlihat dari perilaku investor individu yang

memiliki transaksi lebih sering, dikarenakan mereka harus mengingat saham apa

yang mereka beli, pada harga berapa mereka beli, dan harus melepaskan saham

Page 208: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

208

pada saat harga mencapai tingkat tertentu. Biasanya mereka memiliki saham lebih

dari lima saham dan menjual pada saat memperoleh imbal hasil 20%. Berbeda

dengan para investor yang jarang melakukan transaksi saham, personalitinya

thinking atau feeling, artinya perilaku investor ini cenderung memilih saham-

saham favorit, serta saham –saham dengan kapitalisasi pasar yang besar, sehingga

tidak terlalu sering untuk dilihat perkembangannya.

Ada main effect (pengaruh utama) interaksi faktor efek diposisi, tingkat

risiko, tingkat kepercayaan, dan personaliti berdasarkan gender. Hasil penelitian

ini cukup menarik untuk gender laki-laki, diperoleh ketidakkonsistenan pendapat

akan toleransi risiko (KG3) serta tingkat keuntungan dan tingkat risiko (KG4).

Hal ini dapat dilihat pada saat para subjek eskperimen melakukan simulasi saham

ada kecenderungan untuk mendapatkan gain (69% dari 88 total laki-laki subjek

eksperimen; 51% dari 120 subjek eskperimen), namun setelah diberikan

pertanyaan akan sikap keuntungan tinggi dan risiko yang tinggi atau keuntungan

rendah dan risiko rendah, lebih banyak yang memilih pernyataan keuntungan

rendah dan risiko rendah (87,5% dari 88 total laki-laki subjek eksperimen; 83,33%

dari 120 subjek eksperimen).

6.2. Implikasi Teoritis dan Praktisi Penelitian

6.2.a. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu

bagian pertama berkaitan dengan beberapa bidang keilmuan dan termasuk teori

Page 209: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

209

yang digunakan dalam penelitian ini. Bagian kedua berkaitan dengan metode

penelitiannya.

Implikasi teoritis pada bidang ilmu akuntansi, informasi akuntansi yang

diberikan kepada investor berupa total aset, total liabilitas, total ekuitas, total

penjualan atau pendapatan bersih, total laba usaha, total laba atau rugi, serta rasio-

rasio keuangan seperti EPS, BV, DER, PBV dan PER dapat berpengaruh

signifikan terhadap perilaku investor individu terutama faktor aspek kognisi yaitu

tingkat risiko dan tingkat keyakinan. Perilaku investor individu cenderung risk

taker dan overconfidence. Disamping itu pula, Teori Behavioral Finance dan

Teori Prospek yang menjadi dasar dari munculnya Teori Efek Disposisi, Informasi

Akuntansi pun dapat memberikan perubahan perilaku, yaitu perilaku investor

individu yang tadinya risk averse karena lebih cepat menjual saham winner

daripada saham losser, menjadi beranjak menjadi risk taker. Hal ini menunjukan

informasi akuntansi relevan terhadap keputusan investasi saham.

Teori kognitif yang diungkapan oleh bidang Psikologi, dikembangkan

menjadi Model Konseptual Kognitif Investor Individu oleh Lovric, et al. (2008),

yang mengatakan ada kolaborasi antara kognitif dan afektif, seperti sikap akan

risiko, tujuan berinvestasi, strategi berinvestasi, heuristik, demografi, motivasi,

mood atau feeling, personaliti, tingkat keyakinan, dan preferensi waktu dalam

melakukan transaksi. Namun demikian, dalam penelitian ini tidak semua model

kognitif konseptual investor individu diterapkan, dikarenakan metode penelitian

ini menggunakan quasi eksperimen 2x2x2 Randomized Block (RB-222) untuk

faktor Efek Disposisi, aspek kognisi berupa tingkat risiko dan tingkat

Page 210: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

210

kepercayaan. Teori Behavioral Finance dan Teori Kognitif berkembang menjadi

Neurofinance. Maka Teori Prospek Teori yang berkembang menjadi Teori Efek

Disposisi dengan Teori Kognitif dapat menjadi Neuro-selling behavioral.

Quasi eksperimen 2x2x2 Randomized Block (RB-222) ANOVA dan

ANCOVA Within-Subject dilakukan, karena penelitian ini mau menangkap

perilaku Efek Disposisi dan aspek kognisi investor individu, dengan berbagai

frekuensi transaksi yang terjadi disimulasi, serta pergerakan saham yang terjadi

selama 30 menit merupakan pergerakan saham selama 2 bulan yang sangat

terbatas untuk dimanipulasi, demikian juga dengan gender dan personalitinya.

6.2.b. Implikasi Praktisi Penelitian

Penelitian ini mengungkapkan akan perilaku investor individu yang

cenderung mencari keuntungan daripada kerugian, serta semakin tinggi risiko

yang ditanggung serta semakin tinggi tingkat kepercayaan investor individu

setelah diberikan informasi akuntansi. Informasi akuntansi merupakan sarana

untuk menyampaikan saham-saham yang patut untuk dibeli dan dijual pada

jangka pendek atau dibeli dan dipegang untuk investasi jangka panjang.

Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk investor individu laki-laki,

yaitu mencari pialang atau analis perempuan, dan bila memungkinan memiliki

personaliti sensors dan thinkers. Demikian juga rekomendasi untuk investor

individu perempuan yaitu mencari pialang atau analis laki-laki, dan bila

memungkinan memiliki personaliti sensors dan thinkers. Hal ini dilakukan untuk

saling menutupi kelemahan yang dibawa oleh gender dan personaliti masing-

Page 211: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

211

masing investor individu. Untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal, tidak

disarankan terlalu banyak melakukan transaksi.

Penelitian ini juga memberi rekomendasi untuk para analis laki-laki dan

perempuan agar dapat membaca personaliti investor individu, agar dapat

menyampaikan saran atau rekomendasi saham dan dapat diterima dengan baik

oleh para investor individu. Jika investor individu merupakan investor yang tidak

mengerti akan informasi akuntansi maka mereka lebih cenderung menggunakan

intuisi dan thinkers atau feelers. Sebaliknya bila investor individu mengerti akan

informasi akuntansi maka mereka cenderung menggunakan sensors dan thinkers

atau feelers. Disamping itu juga faktor kognisi menjadi catatan penting dalam

memberikan saran. Hasil penelitian ini hampir semua investor individu yang telah

terjun berinvestasi di pasar saham memiliki perilaku yang risk taker dan

overconfidence.

Penelitian ini juga memberikan rekomendasi kepada regulator (Otoritas Jasa

Keuangan) untuk memberikan tata cara atau mekanisme yang efisien dan efektif

bagi investor pemula, dengan memberikan saran kisaran antara dua sampai

dengan sembilan kali melakukan transaksi beli dan jual saham di pasar modal

dalam satu hari. Hal ini dikarenakan, semakin banyak melakukan transaksi akan

semakin meningkatkan risiko dan menurunkan imbal hasil yang akan diperoleh.

Banyaknya saham di dalam pembentukkan portofolio kisaran dua sampai dengan

delapan saham, oleh karena ada faktor cognitive disonance pada investor individu.

Page 212: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

212

6.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang perlu dipertimbangkan dalam

mengevaluasi hasil penelitian secara keseluruhan, terutama dalam aspek

personaliti berdasarkan gender. Keterbatasan terkait dengan jumlah setiap sel di

quasi eksperimen laki-laki dan perempuan yang tidak sama. Akan lebih baik bila

jumlah subjek laki-laki dan perempuan setiap selnya sama.

6.4. Saran Penelitian Selanjutnya

Saran untuk penelitian selanjutnya berkenaan dengan penelitian behavioral

finance, adalah sebagai berikut:

(1) Berdasarkan keterbatasan penelitian diatas, peneliti berikutnya perlu

mempertimbangkan banyaknya partisipan dengan komposisi gender yang

sama, dengan kata lain subjek laki-laki dan perempuan memiliki jumlah

yang sama setiap selnya.

(2) Penelitian ini menggunakan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang

terdiri dari extrovert vs introvert, sensing vs intuitiv, thinking vs feeling,

judging vs perceiving, untuk meneliti personaliti investor individu. Untuk

penelitian selanjutnya disarankan menggunakan Big Five terdiri dari

extroversion, agreeableness, conscientousness, neuroticism, dan opennes.

Kedua pendekatan ini sama-sama teknik pemeriksaan individual yang baik.

Teknik pemeriksaan akan memberikan posisi yang sesuai dengan

kepribadian investor individu, sehingga membantu investor individu untuk

menghasilkan keputusan investasi yang memuaskan.

Page 213: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

213

(3) Penelitian quasi eksperimen ANOVA dan ANCOVA Within-Subject dalam

desainnya Randomized Block merupakan penelitian eksperimen yang unik,

dikarenakan block desain yang dibentuk dapat dijadikan tambahan analisis

penelitian. Metode ini dapat digali lagi dengan menggunakan tempat atau

lokasi dimana quasi eksperimen dilakukan, sehingga dapat menggali aspek

sosial dari perilaku investor individu.

(4) Penelitian behavioral finance berkembang kearah neurofinance, interaksi

ED-TR-TK menghasilkan neuro-selling behavior dapat dikembangkan lebih

lanjut atau bahkan dapat berkembang menjadi neuro-buying behavior.

Penelitian ini dapat dilakukan dengan multidisiplin dengan Fakultas

Kedokteran dan Fakultas Psikologi.

Page 214: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

214

DAFTAR PUSTAKA

Adhikara, MF. A. 2008. “Mental Accounting investor (Studi Eksplorasi Perilaku

Preferensi Investor di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Indonusa, Vol.13,

No.12, pp.251-261.

Al-Ajmi, J.Y. 2011. “Risk Tolerance of Individual Investors in an Emerging

Market.” Journal of Risk and Diversification, Issue 2, pp.101-112.

Aguila, N. 2009. “Behavioral Finance: Learning from Market Anomalies and

Psychological Factors.” Revista de Instituciones, Ideas y Mercados, Issue

50, pp 47-104.

Aschoeke, Tbittlin, and Itiaden. 2006. Cognitive Psychology and Cognitive

Neuroscience. Wikibooks contributors. Download 15 Oktober 2012.

Baker, H. K. and J.R. Nofsinger. 2002. “Psychological Bises of Investors”.

Financial Services Review, Vol. 11, pp. 97-116.

Barber, B.M. and T. Odean. 2001. ”Boys Will Be Boys: Gender, Overconfidence,

and Common Stock Investment.” Quarterly Journal of Economics,

Vol.116, No. 1, pp. 261–92.

Barber, B.M, Yi-Tsung Lee, Yu-Jane Liu, and T. Odean. 2007. “Is the Aggregate

Investor Reluctant to Realise Losses? Evidance from Taiwan.” European

Financial Management, Vol. 13, No. 3, pp. 423-447.

Bazerman, M. 1998. Judgment in Managerial Decision Making, 4th

edition,

Singapore: John Wiley & Son.

Beach, L. R. 1997. The Psychology of Decision Making: People in Organizations.

New Delhi: Sage Publications, Inc.

Beedles, W. L. 1979. “Return, Dispersion, and Skewness: Synthesis and

Investment Strategy.” The Journal of Financial Research, Vol. 2, No.1, pp.

71-80, Spring.

Bhakay, J. A. 2011. “Investment Equity can be Stressfull cause and precautions.”

International Journal of Multidicipliny Research, Vol. 1, No, 5, pp. 69-82,

September.

Brigham. 2002. Fundamentals of Financial Management, 4th

edition, Boston:

Irwin McGraw-Hill.

Page 215: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

215

Burton, F.G., M. Coller, and B. Tuttle. 2006. “Market Respon to Qualitative

Information from a Group Polarization Perspective.” Accounting,

Organizations and Society, Vol.31, pp. 107-127.

Bymes, J. P., D.C. Miller, and W.D. Schafer. 1999. “Gender Differences in Risk

Taking: A Meta-Analysis.” Psychology Bulletin, Vol. 125, No. 3, pp. 367-

383.

Cajueiro, D. O. and B. M. Tabak. 2007. “Multifractality and Herding Behavior in

The Japanese Stock Market.” Chaos, Solitions, and Fractals, Vol. 40, No.

1, p.p. 497-504.

Camerer C., G. Loewenstein, and D. Prelec. 2005. “Neuroeconomics: How

Neuroscience can Inform Economics.” Journal of Economic Literature.

Vol. 43. No. 1, pp. 9-64.

Campbell, J. Y. and L. Henstchel. 1992. “No News is Good News: An

Asymmetric model of changing volatility in stock returns.” Journal of

Financial Economics, Vol.31, pp. 281-318.

Chen, P. dan G. Zhang. 2006. How do Accounting Variables Explain Stock Price

Movements? Theory and Evidance. NKUST Business School-Research

Paper, No. 07-02. November.

Cheng, P. Y. K. 2007. “The Trader Interaction Effect on the Impact of

Overconfidence on Trading Performance: An Empirical Study.” The

Journal of Behavioral Finance. Vol.8. No.2, pp. 59-69.

Christensen, L. B. 1988. Experimental Methodology, 4th

edition, Boston: Allyn

and Bacon, Inc.

Chui, P. M. W. 2001. “An Experimental Study of the Disposition Effect:

Evidence from Macau.” The Journal of Psychology and Financial Markets,

Vol. 2, No, 4, pp. 216-222.

Chuvakhim, N. 2008. Efficient Market Hypothesis and Behavioral Finance is a

Compromise in Sight? Download 22 Juni 2009.

Cook, T. D. and D.T. Campbell. 1979. Quasi-Experimentation: Design and

Analysis Issues for Field Settings, 1st edition, Boston: Houghton Miffin

Company.

Cooper, D. R. and P. S. Schindler. 2008. Business Research Methods, 10th

edition,

Singapore: McGraw-Hill.

Page 216: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

216

Costa Jr, N. D, C. Mineto, and S.D. Silva. 2008. “Disposition Effect and

Gender.” Applied Economics Letters, No.15, pp. 411-416.

Chuang, W. and B. S. Lee. 2004.“An Empirical Evaluation of Overconfidence

Hypothesis.” Paper disajikan pada Modern Issues on Finance—Academic

Symposium in Taiwan: AFA/TFA/FMA Annual meeting in Taipei,

Desember 2004.

Dacey, R. and P. Ziekonka. 2008. “A Detailed Prospect Theory Explanation of

The Disposition Effect.” The Journal of Behavioral Finance, No. 9, pp. 43-

50.

Darley, W. K. and R.E. Smith. 1995. “Gender Difference in Information Prcessing

Strategies: An Empirical Test of The Selectivity Model in Advertising

Response.” Journal od Advertising, Vol. 24, No. 1, Spring.

Daniel, K. and S. Titman. 1999. “Market Efficiency in an Irrational World.”

Financial Analysts’ Journal, Vol. 55, No. 6.

Daniel, Hirshleifer, and Teoh. 2002. “Investor Psychology in Capital Market:

Evidence and Policy Implications.” Journal of Monetary Economics,

No.49, pp. 139-209.

Dennis, A. D. and R. Cabeza. 2006. Neuroimaging of healthy Cognitive Aging.

Handbook Cogntive Aging.

DeBondt and Thaler. 1984. “Does the Stock Market Overreact?” The Journal of

Finance. Vol.XL, No. 3, pp. 793-805

Dhar, R. dan H. Zhu. 2006. “Up Close and Personal: Investor Sophistication and

The Disposition Effect.” Management Science, Vol 52, No. 5, pp. 726-740.

Ekholm. 2006. “How Do Different Types of Investors React to New Earning

Informations?” Journal of Business Finance & Accounting, Vol.33, No.1

dan 2, pp. 127-144.

Elvin M. 2004. Financial Risk Taking: An Introduction Psychology of Trading

and Behavioral Finance. John Wiley & Sons, Inc.

Estes, R. dan J. Hosseini. 1988. “The Gender Gap on Wall Street An Empirical

Analysis of Confidence in Investment Decision Making.” The Journal of

Psychology, Vol.122, No.6, pp. 577-590.

Fama and French. 1989. “Business Conditions and Expected Return on Stocks

and Bonds.” Journal of Financial Economics, No. 25, pp. 23-49.

Page 217: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

217

Fama. 1970. “Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical

Work.” The Journal of Finance, Vol.25, No.2, pp. 383-417.

Feng, L. and M. Seasholes. 2005. “Do investor sophistication and trading

experience eliminate behavioral biases in financial markets?” Review of

Finance,Vol. 9, No. 3, pp.305–351.

Feng, L. and M. Seasholes. 2008. “Individual Investors and Gender Similarities in

an Emerging Stock Market.” Pasific-Basin Finance Journal, Vol. 16, pp.

44-60.

Festinger, L. 1956. When Prophecy Fails: A Social and Psychological Study of A

Modern Group that Predicted the Destruction of the World. Harper-Torch

books.

Festinger, L. and J. M. Carlsmith. 1959. “Cognitive consequence of forced

compliance.” Journal of Abnormal and Social Psychology, Vol.58, pp. 203-

211.

Filbeck, G., P. Hatfield, and P. Hovarth. 2009. “Personality Dimensions and

Measures of Risk Tolerance: Variance/ Skew and Scenario Response

Assessment.” Journal of Business & Economics Research, Vol. 7, No.9, pp.

55-70, September.

Friedman, H.S. and M. W. Schustack. 2008. Personality: Clasic Theories and

Modern Research, 4th

edition. Boston: Person.

Frydman, C. D. 2012. “ Essays in Neurofinance.” Disertasi tidak dipublikasikan

dalam jurnal. California Institute of Technology. Didownload September

2012.

Flynn, S.I. 2008. “Behavioral Finance.” Essay doctorate in Culture Anthropology,

Yale University.

Fogel, S. O. and T. Berry. 2006. “The Disposition effect and Individual Investor

Decision: The Roles of Regret and Counterfactual Alternatifs.” The Journal

of Behavioral Finance, Vol. 7, No. 2, pp.107-116.

Foucault, T., D. Sraer, and D. J. Thesmar. “Individual Investor and Volatility.”

The Jounal of Finance, Vol. 54, No.4, pp. 1369-1406, August.

Frankfurter and McGoun. 2000. “Market Efficiency or Behavioral Finance:

Nature of the Debate.” The Journal of Psychology and Financial

Markets,Vol.1, No. 3, pp. 200-210.

Page 218: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

218

Frazzin. A. 2006. “The Disposition Effect and Underreaction to News.” The

Journal of Finance, Vol.59, No.4.

Fuller R. J. 2000. “Behavioral Finance and the Sources of Alpha.” Journal of

Pension Plan Investing, Vol. 2, No. 3, Winter.

Garvey dan Murphy. 2004. “Commissions Matter: The Trading Behavior of

Institutional and Individual Actives Traders.” The Journal of Behavioral

Finance, Vol.5, No. 4, pp. 214-221.

Gelos, R. G. and S. Jin Wei. 2002. “Transparency and International Investor

Behavior.” Journal Economi Literature, October.

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, 3th

edition. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

___________. 2008. Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep, dan

Analisis Data dengan SPSS16.0, 1st edition. Semarang: Badan Penerbit

UNDIP.

___________. 2008. Statistik Non-Parametrik: Teori dan Aplikasi dengan SPSS,

3th

edition. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

___________. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19, 5th

edition. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Gilligan, C. 1982. “In a Different Voice: Psychological Theory and Women’s

Development.” Harvard University Press, Cambridge, MA.

Goetzmann, W. N. and M. Massa. 2008. “Disposition Matters: Volume,

Volatility, and Price Impact of Behavioral Bias.” The Journal of Portfolio

Management.

Goldberg and Nitzsch. 2001. Behavioral Finance. John Wiley & Sons.

Grable. 2000. “Financial Risk Tolerance and Additional Factors That Affect Risk

Taking in Everyday Money Matters.” Journal of Business and Psychology,

Vol.14, No. 4, pp. 625–30.

Graham J. F., E. J. Stendardi, J. K. Myers, and M. J.Graham. 2002. “Gender

Differences in Investment strategies: An Information Processing

Perspective.” International Journal of Bank Marketing, Vol. 21, No. 1, pp.

17-26.

Habib, A. 2008. Kiat Jitu Peramalan Saham: Analisis dan Teknik. ANDI-

Yogyakarta.

Page 219: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

219

Hales. 2009. “Are Investors really willing to agree to disagree? An Experimental

of how disagreement and attention to disagreement affect trading

behavior.” Organization Behavior and Human Decision Processes, No.

108, pp. 230-241.

Harris, 2003. “A review of sex differences in sexual jealousy, including self-

report data, psycho physiological responses, interpersonal violence, and

morbid jealousy.” Personality and Social Psychology Review, No. 7, pp.

102–128.

Hartono, J. M. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Pertama.

Yogyakarta: BPFE.

____________. 2004. Psychology of Finance: How, Why, and When investor

revise their belief to Commpany Information and their Implication to

Forms’s Announcement Policy. Yogyakarta: Andi.

____________. 2004. “The Recency Effect of Accounting Information.” Gadjah

Mada International Journal of Business, Vol. 6, No. 1, pp. 85-116.

Hibbert, Daigler, and Dupoyet. 2008. “A Behavioral Explanation for the Negative

Asymmetric Return-Volatility Relation.” Journal of Banking & Finance,

Vol.32, pp. 2254-2266.

Hilton. 2001. “The Psychology of Financial Decision-Making: Applications to

Trading, dealing, and Investment Analysis.” The Journal of Psychology and

Financial Markets, Vol.2, No.1, pp. 37-53.

Hirshleifer. 2001. Investor psychology and asset pricing. Journal of Finance. Vol.

56. No. 4, pp.1533-1597.

__________ and J. Nofsinger. 2008. Investment: Analysis and Behavior.

McGraw-Hill, Irwin.

IAI, 2009. Standar Akuntansi Keuangan. DSAK-Jakarta.

IDX Fact Book, 2012, download di www.idx.co.id

Inaishi, R., K. Toya, F. Zhai, and E. Kita. 2010. “Effect of Overconfident Investor

Behavior to Stock Market.” Jounal of Advanced Computational

Intelligence and Intelligent Informatics, Vol. 14, No. 6, pp. 661-662.

Jianakoplos and Bernasek. 1998. “Are Women More Risk Averse?” Economic

Inquiry, Vol. 36, No.4, pp.620-630.

Page 220: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

220

Jones, C. P. 2007. Investments, 10th

edition. ASIA: John Wiley and Son.

Jordan, D and J. D. Diltz. 2004. “Day Traders and The Disposition Effect.” The

Journal of Behavioral Finance, Vol. 5, No. 4, pp. 192-200.

Kahneman, D. and A. Twersky. 1979. “Prospect theory: An analysis of decision

under risk.” Econometrica, Vol. 47, No.2, pp.263-291.

___________. 2002. “Maps of Bounded Rationality: A Perspective on Intuitive

Judgment and Choice.” Prize Lecture, 8 December in Princenton

University, Department of Psychology, Princeton, USA.

___________. 2011. The Internasional Bestseller: Thinking, Fast and Slow. New

York: Penguin Books.

Kaustia, M. 2004. “What Causes The Disposition Effect? An Empirical

Evalution.” Doctoral Thesis Essays on Investor Behavior and

Psychological reference Prices.

__________. 2010. “Prospect Theory and Disposition Effect.” Journal of

Financial and Quantitative Analysis, Vol. 45, No. 3, pp. 791-812.

Khalik, A.R.A and B. B. Ajinkya. 1979. Empirical Research in Accounting A

Methodologi Viewpoint. American Accounting Association, Accounting

Education Series, Vol.4.

Kim and Nofsinger. 2007. “The Behavior of Japanese Individual Investors During

Bull and Bear Markets.” The Journal of Behavioral Finance, Vol.8, No.3,

pp.138-153.

Komori, N. 2008. “Towards the Feminization of Accounting Practise: Lessons

from The Experiences of Japanese Women in Accounting Profession.”

Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol.21, No.1, pp. 507-538.

Kothari, S. P. 2001. “Capital Market Research in Accounting.” Journal of

Accounting & Economics, Vol. 31, pp. 105-231.

Kover. 1999. “Okey, Women really could use special advice about investing.”

Fortune, Vol. 139, No. 6, pp.129-132.

Kyrolainen. 2007. “Essays on Investor Behavior and Trading Activity.” Academic

Dissertation Faculty of Economics and Business Administration

department of Accounting and Finance University of Oulu.

Lako, A. 2007. Laporan Keuangan dan Konflik Kepentingan. AMARA Books-

Yogyakarta.

Page 221: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

221

Lampenius, N and M. J.Zickar. 2005. “Development and Validation of a Model

and Measure of Financial Risk-Taking.” The Journal of Behavioral

Finance, Vol. 6, No. 3, pp. 129–143.

Lawrence and Kercsmar. 1999. “Accounting Information Utilization and Jugment

Quality in a Stock Investment Task.” American Business review. Januari,

pp.7-16.

Lenney, Gold, and Browning. 1983. “Sex Differences in Self-Confidence: The

Influence of Comparism to other’ ability level.” Sex Roles, Vol.9, pp.925-

942.

Lewellen, Lease, and Schlarbaum. 1977. “Patterns of Investment Strategy and

Behavior among Individual Investors.” Journal of Business, Vol.50, No.3,

pp.296-333.

Lifson, L. E. and R. A. Geist. The Psychology of Investing. New York: John

Wiley & Sons, Inc.

Lim, S.S. and Teoh, S. H. 2010. Behavioral Finance: Investor, Corporations, and

Markets. Chp. 16. Limited Attention, pp. 295-312. New York: John Wiley

& Sons, Inc.

Lintner. 1965. “Security Prices, risk and maximal gains from diversification.”

Journal of Finance, No.20, pp. 587-616.

Lipe, M. G. 1998. “Individual Investors’ Risk Judgments and Investment

Decisions: The Impact of Accounting and Market Data.” Accounting,

Organization, and Society, Vol 23, No. 7, pp. 625-640.

Lin, Huci-Wen. 2011. “Elucidating the Influence of Demographics and

Psychological Traits on Investment Biases.” World Academy od Science,

Engineering and Technology, Vol. 77, pp. 145-150.

Loewenstein. 2000. “Emotions in economic theory and economic behavior.” The

American Economic Review, Vol. 90, No.2, pp. 426-432.

Loibl and Hira. 2009. “Investor Information Search.” Journal of Economic

Psychology, Vol. 30, pp. 24-41.

Lovric M., U. Kymak, and J. Spronk. 2008. “A Conceptual Model of Investor

Behavior.” EIRM Report Series Research in Management, ERS030.

Markowitz, H. 1952. “The Utility of Wealth.” The Journal of Political Economy,

Vol.60, No.2, pp.151-158.

Page 222: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

222

Matlin, M. W. 1989. Cognition. 2sc

edition, Holt, Rinehart, and Winston, Inc. New

York: Geneseo.

McGoun and Skubic. 2000. “Beyond Behavioral Finance.” The Journal of

Psychology and Financial Markets, Vol.1, No.2, pp.135-144.

Mellers, Schwartz, and Cooke. 1998. “Judgment and Decision Making.” Annual

Review Psychology, No. 49, pp. 447-477.

Menkhoff and Nikiforow. 2009. “Professionals’ Endorsement of Behavioral

Finance: Does it Impact their Perception of Markets and Themselves?”

Journal of Economic Behavior & Organization, Vol.xxx, pp. 1-12.

Mossin. 1969. “Security Pricing and Investment Criteria in Competitive Markets.”

The American Economic Review, Vol. 59, No. 5, pp. 749-756.

Myers, Levy, and Maheswaran. 1991. “Exploring Differences in Males and

Females Processing Strategies.” Journal of Consumen Research, Vol. 18,

pp.63-70.

_____. 1999. Profits without Panic: Investment Psychologi for Personal Wealth.

Nicholas Brealey Publishing.

Nagy and Obenberger. 1994. “Factors Influencing Individual Investor Behavior.”

Financial Analysts Journal.

Navare J. 2003. “Process or Behavior: Which is The Risk and Which is to be

Managed?” Managerial Finance, Vol. 29, No.5, pp.6-19.

Nofsinger, J. R. 2002. The Psychology of Investing. USA: Washington State

University.

Odean, T. 1998. “Are Investors Reluctant to Realize their Losers?” The Journal of

Finance, Vol. 53, No.5, October.

_______. 2001. “Boys Will be Boys: Gender, Overconfidence, and Common

Stock Investment.” The Quarterly Journal of Economics, Vol.116, No.1,

pp. 261-292.

Olsen. 1998. “Behavioral Finance and Its Implication for Stock-Price Volatility.”

Financial Analysts Journal, Vol.54, No.2, pp. 10-18.

_____. 2008. “Cognitive Dissonance: The Problem Facing Behavioral Finance.”

The Journal of Behavioral Finance, No. 9, pp.1-4.

Page 223: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

223

Park and Sabourian. 2006. “Herd Behavior in Efficient Financial Markets.”

Journal of Economic Literature.

Pompian and Longo. 2004. “A new Paradigm for Practical Application of

Behavioral Finance: Creating Investment Programs Based on Personality

Type and Gender to Produce Better Investment Outcomes.” The Journal of

Wealth Management, pp.9-15, Fall.

_______. 2006. Behavioral Finance and Wealth Management: How to Build

Optimal Portfolio That Account for Investor Biases. New Jersey: John

Wiley & Sons.

Ragab and Omran. 2006. “Accounting Information, Value Relevance, and

Investors’ Behavior in the Egyptian Equity Market.” Review of Accounting

and Finance, Vol. 5, No. 3, pp. 279-297.

Rubaltelli E., S. Rubichi, L. Savadori, M. Tedeschi, and R. Ferretti. 2005.

“Numerical Information Format and Investment Decisions: Implication for

the Disposition Effect and the Status Quo Bias.” The Journal of Behavioral

Finance, Vol. 6, No. 1, pp. 19-26.

Sadi, R., H.G. Asl, M. R. Rostami, A. Gholipour, and F. Gholipour. 2011.

“Behavioral Finance: The Explain of Investors’ Personality and Perceptual

Biases Effects on Financial Decisions.” International Journal of Economics

and Finance, Vol. 3, No. 5, pp. 234-241, October.

Salsbury. 2004. “Psychoanalysis has met investing. What does it mean for

advisors?” National Underwriter: Life & Health, Vol. 108, No. 38, pp. 20-

22.

Setiawan dan I. Ghozali. 2006. Akuntansi Keperilakuan: Konsep dan Kajian

Empiris Perilaku Akuntan. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Sevdalis and Harvey. 2007. ““Investing” versus “Investing for Reson”: Context

Effects in Investment Decisions.” The Journal of Behavioral Finance,

Vol.8, No.3, pp. 172-176.

Sewell. 2008. “Behavioural Finance.” Department of Computer Science

University College London, pp. 1-14, http:// www.behaviouralfinance.net/.

Shafran, S. and U. Benzion. 2009. “Investors’ Decision to Trade Stocks An

Experimental Study.” The journal of Behavoral Finance, Vol.10, pp.81-88.

Shafran, Zion, and Shavit. 2007. “Investor’s Decision to Trade Stocks-An

Experimental Study.” Discussion Paper, No.07-08, Monaster Center for

Economic Research.

Page 224: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

224

Sharpe. 1964. “Capital Asset Prices: A Theory of Market Equilibrium Under

Condition of Risk.” Journal of Finance, No. 19, pp. 425-442.

Shefrin, H and M. Statman. 1985. “The Disposition to Sell Winners too Early and

Ride Losers too Long: Theory and Evidence.” The Journal of Finance, Vol.

40, No.3, pp. 777-790, July.

_____. 2000. “Behavioral Portfolio Theory.” The Journal of Financial and

Quantitative Analysis, Vol.35, No. 2, pp. 127-151, Jun.

_____. 2000. “Beyond Greed and Fear: Understanding Behavioral Finance and

the Psychology of Investing.” Harvard Business School Press, 1st edition,

Boston: Massachusetts.

Shim, Lee, and Kim. 2008. “How Investor Behavioral Factors Influence

Investment Satisfaction, Trust in Investment Company, and Reinvestment

Intention.” Journal of Business Research, Vol. 61, pp. 47-55.

Shu Li and Chang-Jiang Liu. 2008. “Individual differences in a switch from risk-

averse preferences for gains to risk-seeking preferences for losses: can

personality variables predict the risk preferences?” Journal of Risk

Research, Vol. 11, No. 5, pp. 673–686.

Sjoberg and Engelberg. 2009. “Attitudes to Economic Risk Taking, Sensatuon

Seeking and Value of Business Students Specializing in Finance.” The

Journal of Behavioral Finance, Vol.10, pp. 33-43.

Slovic. 2001. “Psychological Study of Human Judgment: Implications for

Investment Decision Making.” The Journal of Psychology and Financial

Markets, Vol.2, No. 3, pp.160-172.

Solso, R. L., O. H. Maclin, and M. K. Maclin. 2008. Psikologi Kognitif, Edisi ke-

8, Jakarta: Erlangga.

Steinbach, M. C. 2001. “Markowitz Revisited: Mean-Variance Models in

Financial Portfolio Analysis.” SIAM Review, Vol. 43, No.1, pp. 31-85.

Stotz and Nitzsch. 2005. “The perception of Control and the Level of

Overconfidence: Evidence from Analyst Earnings Estimates and Price

Targets.” The Journal of Behavioral Finance, Vol.6, No.3, pp. 121-128.

Subrahmanyam. 2006. “Behavioral Finance: A Review and Synthesis.” Working

Paper, pp. 1-40, November.

Page 225: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

225

Sun, P.C. and Hsiao, S.C. “The Influence of Investor Psychology on Disposition

Effect,” diakses Agustus 2012.

Sunder. 1973. An Empirical Study of Stock Price and Risk as They Relate to

Accounting Changes in Inventory Valuation Methods. Dissertation

Carnegie-Mellon University.

Sunden, A.E. and B. J. Surette. 1998. “Gender Difference in Allocation of Assets

Retirement Saving Plans.” The American Economic Review, Vol. 88, pp.

207-211.

Thaler, R. H. 1980. “Toward a Positive Theory of Consumer Choice.” Journal of

Economic Behavior & Organization, Vol 1, No. 1, pp. 39–60.

_______. 1994. “Psychology and Saving Policies.” American Economic Review,

Vol. 84, No. 2, pp. 186-192.

_______. 1999. “Mental Accounting Matters.” Journal of Behavioral Decision

Making, Vol. 12, No.3, pp. 183-206.

Trinugroho, I. and R. Sembel. 2011. “Overconfidence and Excessive Trading

Behavior: An Experimental Study.” International Journal of Business and

Management, Vol. 6, No. 7, pp. 147-152, July.

Topol. 1991. “Bubbles and volatility of stock prices: Effect of mimetic

contagion.” The Economic Journal, Vol. 101, No.407, pp. 786-800.

Tseng, K. C. 2006. “Behavioral Finance, Bounded Rationality, Neuro-Finance,

and Traditional Finance.” Investment Management and Financial

Innovations, Vol. 3, No. 4, pp.7-18.

Tversky, A. and D. Kahneman. 1974. “Judgment under uncertainty: Heuristics

and biases.” Science, Vol.185, No.4157, pp.112-1131.

__________________________. 1981. “The Framing of Decisions and

Psychology of Choice.” Science, Vol. 211, No. 4481, pp. 453-458.

__________________________. 1992. “Advances in Prospect Theory:

Cumulative Representation of Uncertainty.” Journal of Risk and

Uncertainty, Vol. 5, No. 4, pp. 297–323.

Verma, M. 2008. “Wealth Management and Behavioral Finance: The Effect of

Demographic and Personality on Investment Choice among Indian

Investors.” The Icfai University Journal of Behavioral Finance, Vol. 5, No.

4, pp. 31-57.

Page 226: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

226

Visaltanachoti N., Hang (Robin) Luo, and Lin Lu. 2007. “Holding Periods,

Illiquidity and Disposition effect in the Chinese Stock Markets.” Applied

Financial Economics, No.17, pp. 1265-1274.

Ware, J. 2001. The Psychlogy of money: An Investment Manager’s Guide to

Beating the Market. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Weber, M. And C.F. Camerer. 1998. “The Disposition Effect in Securities

Trading: an Experiment Analysis.” Journal of Economic Behavior and

Oganization, Vol. 33, No. 2, pp. 167-184.

Witteloostuijn and Muehlfeld. 2008. “Trader Personality and Trading

Performance: A Framework and Financial Market Experiment.” Discussion

Paper Series, No.08-28, pp. 1-130.

Wood dan Zaichkowsky. 2004. Attitudes and Trading Behavior of Stock Market

Investors: A Segmentation Approach. The Journal of Behavioral Finance.

Vol.5. No.3, pp.170-179.

Worley. 1998. “Women finding investing a necessity, many band together, create

investment clubs.” Florida Today. pp. 12C.

www.idx.com

Yao, R. and S. D. Hanna. 2005. “The Effect of Gender and Marital Status on

Financial Risk Tolerence.” Journal of Personal Finance, Vol.4, No.1,

pp.66-86.

Yeong-Jia Goo, Dar-Hsin Chen, Sze-Hsun Sylcien Chang, and Chi-Feng Yeh.

2010. “A Study of the Disposition effect for Individual Investors in the

Taiwan Stock Market.” Emerging Markets Finance and Trade, Vol. 46,

No.1, pp. 108-119.

Page 227: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

227

GLOSSARY

ANCOVA (Analysis of Covariance) Metode statistik yang merupakan kombinasi

dari analisis variance dan analisis regresi linear.

ANOVA (Analysis of Variance) Metode statistik untuk membuat perbandingan

antara dua atau lebih rata-rata.

Behavioral Accounting Bagian disiplin akuntansi yang mengkaji hubungan

perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari

organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada.

Behavioral Finance Paradigma dimana pasar keuangan dipelajari berdasarkan

psikologi kognitif. Psikologi kognitif menjelaskan ketidakrasionalan

manusia mempengaruhi pergerakan saham.

Block Kelompok yang memiliki kesamaan tertentu atau unit yang homogen.

Cognitive model Sebuah metafora yang dibentuk berdasarkan observasi dan

berdasarkan kesimpulan dan observasi, yang menggambarkan

pendeteksian, penyimpanan, dan penggunaan informasi tersebut dalam

otak.

Cognitive science Sebuah ranah studi interdisipliner yang mempelajari penelitian-

penelitian dari beragam sumber, sebagaisuatu upaya untuk memperoleh

wawasan mengenai isu-isu terkait pikiran dan otak manusia.

Covarian Pengukuran yang menunjukkan arak pergerakan dua variabel.

Experiment (Eksperimen) Desain riset untuk menginvestigasi suatu fenomena

dengan cara merekayasa keadaan atau kondisi lewat prosedur tertentu dan

kemudian mengamati hasil perekayasaan tersebut serta

menginterpretasinya.

Experimental mortality penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan

komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus

didrop karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat tertentu.

Financial market Pasar dimana sekuritas diterbitkan dan diperdagangkan.

Heuristic (Heuristik) Set-set peraturan atau strategi empirik yang sebagian besar

kesempatan akan memunculkan suatu solusi.

Page 228: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

228

History Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas

penelitian eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar

individu.

Instrumentation Suatu hal yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala

sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang berlaku.

Maturation Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang

berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun

kondisi tertentu.

Neuron Sebuah sel saraf yang memiliki proses-proses yang terspesialisasi, yang

merupakan unit struktural dan fungsional dari jaringan syaraf. Sebagian sel

dasar dalam sistem syaraf, neuron menghantarkan informasi neural.

PGR (Proportion Gain Realized) Hasil perbandingan realisasi keuntungan dengan

jumlah realisasi dengan keuntungan yang belum direalisasikan.

PLR (Proportion Loss Realized) Hasil perbandingan realisasi kerugian dengan

jumlah realisasi dengan kerugian yang belum direalisasikan.

Quasi Experiment (Eksperimen Semu) Jenis eksperimen dimana eksperimenter

tidak berkemampuan melakukan manpulasi dan randomisasi sebesar pada

eksperimen tulen.

Selection Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih

orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.

Testing Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi

hasilhasil eksperimen.

Trading Transaksi membeli atau menjual surat-surat berharga.

Treatment (perlakuan/ manipulasi) Bentuk intervensi yang dilakukan oleh

eksperimenter di dalam suatu eksperimen di dalam mana eksperimenter

tersebut menciptakan suatu suasana yang diterapkan kepada subjek

eksperimen dan kemudian mengamati efek manipulasinya.

True Experiment (Eksperimen Tulen) Jenis eksperimen dimana variabel

independen dimanipulasi oleh eksperimenter dan manipulasi tersebut

diaplikasikan secara acak (random) kepada group-group subjek.

Varian Ukuran penyebaran suatu distribusi, penjumlahan akar deviasi-deviasi dari

rata-rata.

Page 229: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

229

Lampiran 1: Quasi Eksperimen

Lampiran 1.1.: Contoh Surat Pengantar Penelitian Eksperimen

Page 230: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

230

Lampiran 1.2.: Contoh Surat Permohonan Melakukan Eksperimen

Page 231: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

231

Lampiran 1.3.: Surat Keterangan Penelitian

Page 232: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

232

Lampiran 1.4.: Contoh Data Emiten, Beta Pasar, Imbal Hasil Tidak Normal

(IHTN) untuk Mendesain Simulasi LPKR za-1

Date Open High Low Close Volume Adj Close Ri Varian Ri AR

2/28/2011 530 540 520 540 84114000 540 3/1/2011 530 550 530 550 184509500 550 0.019 9.37391E-05 0.006338

3/2/2011 540 550 530 540 45848500 540 -0.018 0.000729996 -0.01066

3/3/2011 540 550 530 540 96042500 540 0.000 7.80859E-05 -0.00239

3/4/2011 540 550 530 550 108859500 550 0.019 9.37391E-05 0.00468

3/7/2011 550 560 530 560 181506000 560 0.018 8.73327E-05 0.01287

3/8/2011 540 570 540 570 147210000 570 0.018 8.13698E-05 0.012638

3/9/2011 570 590 560 590 163369000 590 0.035 0.00068912 0.029957

3/10/2011 580 580 570 580 29874000 580 -0.017 0.000664906 -0.01388

3/11/2011 570 580 560 570 33379000 570 -0.017 0.000680062 -0.00458

3/14/2011 570 580 560 580 87890500 580 0.018 7.5816E-05 0.009749

3/15/2011 570 580 540 580 109582000 580 0.000 7.80859E-05 0.012706

3/16/2011 580 590 560 580 130130500 580 0.000 7.80859E-05 -0.00199

3/17/2011 570 580 540 550 79201000 550 -0.052 0.003667606 -0.03834

3/18/2011 550 560 540 560 97883000 560 0.018 8.73327E-05 0.015352

3/21/2011 550 560 550 560 7424000 560 0.000 7.80859E-05 -0.00709

3/22/2011 560 560 540 550 17086000 550 -0.018 0.000712557 -0.01754

3/23/2011 540 550 540 550 32546000 550 0.000 7.80859E-05 -0.01095

3/24/2011 550 570 540 570 118040000 570 0.036 0.000757736 0.020783

3/25/2011 570 580 560 570 86354000 570 0.000 7.80859E-05 0.001254

3/28/2011 570 580 570 580 95992000 580 0.018 7.5816E-05 0.018722

3/29/2011 580 580 570 580 24663000 580 0.000 7.80859E-05 0.00315

3/30/2011 570 610 570 610 185969500 610 0.052 0.001839339 0.03795

3/31/2011 610 620 590 610 109903500 610 0.000 7.80859E-05 -0.01035

4/1/2011 610 630 610 630 137098500 630 0.033 0.000573615 0.024953

4/4/2011 630 640 610 630 47665000 630 0.000 7.80859E-05 0.002007

4/5/2011 620 630 600 610 22778500 610 -0.032 0.001646952 -0.02793

4/6/2011 600 640 590 630 146987500 630 0.033 0.000573615 0.02143

4/7/2011 620 660 620 660 160936000 660 0.048 0.001504076 0.046873

4/8/2011 660 700 650 690 196430500 690 0.045 0.001340872 0.042444

4/11/2011 690 720 690 710 102953500 710 0.029 0.000405978 0.027908

4/12/2011 700 710 680 700 70669000 700 -0.014 0.000525378 -0.00698

4/13/2011 690 700 690 700 92774500 700 0.000 7.80859E-05 -0.00408

4/14/2011 690 700 680 700 44177000 700 0.000 7.80859E-05 0.007077

4/15/2011 690 700 680 700 101636000 700 0.000 7.80859E-05 -0.00608

4/18/2011 700 730 690 720 138314000 720 0.029 0.000389463 0.029494

4/19/2011 710 720 700 720 40834500 720 0.000 7.80859E-05 -0.0015

4/20/2011 720 770 700 760 212955500 760 0.056 0.002182659 0.038916

4/21/2011 740 790 740 780 188186500 780 0.026 0.000305521 0.02465

4/25/2011 770 790 760 790 84629000 790 0.013 1.58714E-05 0.01612

4/26/2011 790 810 780 790 116118000 790 0.000 7.80859E-05 0.003608

4/27/2011 790 790 770 780 68433500 780 -0.013 0.000462029 -0.02062

4/28/2011 780 780 770 780 53737000 780 0.000 7.80859E-05 -0.00105

4/29/2011 780 780 770 780 50270000 780 0.000 7.80859E-05 -0.00281

E(Ri) 0.0088 0.0215 0.0066

Varian Ri

0.0005

Standar Deviasi Ri

0.0224

E(Ri) 0.0055

Varian Ri

0.0005

Standar Deviasi Ri

0.0218

E(Ri) 0.0126

Varian Ri

0.0005

Standar Deviasi Ri

0.0230

Page 233: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

233

PORTOFOLIO Seluruh Periode (Dua Bulan Pengamatan)

Kode Saham Mean

Ri

Excess Return

Beta Pasar

Unsystematic Risk

Excess Ret. Over Beta

Varian Standar Deviasi

Ri-Rf bi σ2ei (Ri-Rf)/

bi σi2 σ i

za1 LPKR 0.0088 -2.5225 1.8930 0.005 -

1.33255 0.00050 2.2367%

za2 SMCB 0.0058 -2.6533 1.5500 0.002 -

1.71183 0.00038 1.9386%

za3 BNBR 0.0005 -2.8797 0.3830 0 -

7.51879 0.00036 1.9064%

za4 INDY 0.0016 -2.8335 0.5600 0 -

5.05988 0.00047 2.1773%

za5 BSDE 0.0079 -2.5634 2.0450 0.003 -

1.25349 0.00129 3.5954%

za6 BMRI 0.0055 -2.6660 2.0650 0.001 -

1.29103 0.00084 2.9052%

za7 BJBR 0.0038 -2.7411 0.8190 0.002 -

3.34684 0.00041 2.0239%

za8 KLBF 0.0053 -2.6727 0.7960 0.004 -

3.35771 0.00036 1.9052%

Portfolio Sebelum Informasi Akuntansi Portofolio Setelah Informasi Akuntansi

Kode Saham E(Ri) Varian

Standar Deviasi Kode Saham E(Ri)

Varian Standar Deviasi

σi2 σ i

σi2 σ i

za1 LPKR 0.0088 0.0005 2.18%

za1 LPKR 0.0088 0.0005 2.30%

za2 SMCB 0.0058 0.0005 2.13%

za2 SMCB 0.0058 0.0003 1.69%

za3 BNBR 0.0005 0.0004 2.06%

za3 BNBR 0.0005 0.0003 1.71%

za4 INDY 0.0016 0.0003 1.77%

za4 INDY 0.0016 0.0002 1.28%

za5 BSDE 0.0079 0.0010 3.14%

za5 BSDE 0.0079 0.0003 1.69%

za6 BMRI 0.0055 0.0005 2.17%

za6 BMRI 0.0055 0.0004 1.97%

za7 BJBR 0.0038 0.0005 2.33%

za7 BJBR 0.0038 0.0003 1.60%

za8 KLBF 0.0053 0.0004 2.05%

za8 KLBF 0.0053 0.0003 1.73%

Page 234: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

234

Lampiran 1.5.: Informasi Akuntansi

SAHAM

EPS (Rp) BV (Rp) PBV (x)

THN-1

THN-2

Q1-

THN-3 THN-

1 THN-2

THN-3

THN-1

THN-2

THN-

3

1 22 30 8 6 282 356 74 371 2 3 1 2

2 117 108 -9 27 433 513 80 917 4 4 0 4

3 -17 1 18 -3 53 88 35 318 2 1 -1 1

4 139 56 -83 51 1,024 108,022 106,998 333 2 4 2 4

5 28 7 -21 9 214 230 16 1,154 4 6 2 5

6 341 304 -37 162 1,674 1,860 186 1,359 3 4 1 3

7 114 106 -8 27 488 500 12 482 2 3 1 2

8 91 137 46 34 424 491 67 2,466 3 7 4 6

SAHAM

PER (x) PER INDUSTRY (X) DER (x)

THN-1

THN-2

Q1-

THN-3 THN-

1 THN-

2

THN-3

THN-1

THN-2

THN-

3

1 23 32 9 27 23 18 -5 16 1 1 0 1

2 16 21 5 18 6 11 5 11 1 1 0 1

3 -5 -8 -3 -8 18 18 0 16 4 3 -1 1

4 16 24 8 21 30 19 -11 19 1 1 0 1

5 31 49 18 39 23 18 -5 16 1 1 0 1

6 16 16 0 15 13 20 7 19 10 9 -1 7

7 12 13 1 10 13 20 7 16 9 8 -1 9

8 16 27 11 24 13 15 2 13 0 0 0 0

-100

0

100

200

300

400

1 2 3 4 5 6 7 8

EPS (Rp)

EPS (Rp) THN-1 EPS (Rp) THN-2 EPS (Rp) Q1-THN-3

Page 235: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

235

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8

DER (X)

DER (x) THN-1 DER (x) THN-2 DER (x) THN-3

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

1 2 3 4 5 6 7 8

BV (Rp)

BV (Rp) THN-1 BV (Rp) THN-2 BV (Rp) THN-3

0

2

4

6

8

1 2 3 4 5 6 7 8

PBV (x)

PBV (x) THN-1 PBV (x) THN-2 PBV (x) THN-3

Page 236: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

236

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6 7 8

PER SAHAM VS INDUSTRI THN-1 (x)

PER (x) THN-1

PER INDUSTRY (X) THN-1

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8

PER SAHAM VS INDUSTRI THN-2 (X)

PER (x) THN-2 PER INDUSTRY (X) THN-2

Page 237: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

237

SAHAM

TOTAL dalam Juta Rupiah

ASSET LIABILITAS EKUITAS

THN-1 THN-2 %-se

Perubahan Q1-THN-3 THN-1 THN-2

%-se Perubahan

Q1-THN-3 THN-1 THN-2 %-se

Perubahan Q1-THN-

3

1 12,127,644 16,155,384 33.21% 16,623,831 6,838,712 7,975,967 16.63% 8,113,320 4,887,241 7,709,908 57.76% 8,015,989

2 7,265,366 10,437,249 43.66% 10,640,302 3,949,183 3,611,246 -8.56% 3,609,630 3,314,890 6,826,003 105.92% 7,030,672

3 27,381,757 31,768,029 16.02% 35,036,481 18,212,053 18,120,771 -0.50% 20,588,988 5,007,981 13,647,258 172.51% 14,447,492

4 11,683,615 11,458,782 -1.92% 13,127,999 6,338,951 6,002,887 -5.30% 7,470,483 5,331,922 5,455,895 2.33% 5,667,514

5 4,592,836 11,694,747 154.63% 12,081,044 2,252,711 4,279,479 89.97% 4,509,200 2,340,125 7,415,268 216.87% 7,571,844

6 394,616,604 449,774,551 13.98% 466,082,771 359,318,341 407,704,515 13.47% 408,548,043 35,108,769 42,070,036 19.83% 57,534,728

7 32,410,329 43,445,700 34.05% 46,666,855 28,798,572 37,299,146 29.52% 40,932,690 3,091,543 4,990,993 61.44% 4,672,387

8 6,482,447 7,032,497 8.49% 7,517,370 1,691,512 1,260,361 -25.49% 1,362,131 4,310,437 5,373,784 24.67% 6,155,240

SAHAM

TOTAL dalam Juta Rupiah

PENJUALAN/ PENDAPATAN BERSIH LABA USAHA LABA/ RUGI

THN-1 THN-2 %-se

Perubahan Q1-THN-

3 THN-1 THN-2

%-se Perubahan

Q1-THN-3

THN-1 THN-2 %-se

Perubahan Q1-THN-

3

1 2,565,101 3,125,312 21.84% 881,773 480,707 721,359 50.06% 204,388 388,053 525,346 35.38% 336,919

2 5,943,881 5,960,589 0.28% 1,681,903 1,398,196 312,217 -77.67% 330,985 895,751 828,422 -7.52% 209,191

3 7,631,762 2,825,345 -62.98% 2,824,702 701,985 237,575 -66.16% 55,426 -1,627,127 104,089 -106.40% -281,407

4 2,486,580 748,417 -69.90% 768,678 191,479 173,256 -9.52% 126,920 725,670 292,556 -59.68% 266,163

5 1,270,592 528,568 -58.40% 619,838 456,458 199,136 -56.37% 201,277 308,739 81,940 -73.46% 192,047

6 38,083,327 4,479,209 -88.24% 4,962,009 10,434,478 2,700,807 -74.12% 5,002,429 7,155,464 2,019,019 -71.78% 3,870,551

7 2,103,038 2,639,581 25.51% 703,038 954,983 1,190,538 24.67% 321,355 709,106 890,171 25.53% 260,005

8 9,087,347 10,226,789 12.54% 1,219,684 1,565,874 1,790,904 14.37% 417,117 929,004 1,286,330 38.46% 325,710

0

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8

ASSET (Total Dalam Juta Rupiah)

THN-1 THN-2 Q1-THN-3

Page 238: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

238

0

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

350,000,000

400,000,000

450,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8

LIABILITAS (Total dalam Juta Rupiah)

LIABILITAS THN-1 LIABILITAS THN-2 LIABILITAS Q1-THN-3

0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8

EKUITAS (Total dalam Juta Rupiah)

EKUITAS THN-1 EKUITAS THN-2 EKUITAS Q1-THN-3

Page 239: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

239

0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8

PENJUALAN/ PENDAPATAN BERSIH (Total dalam Juta Rupiah)

PENJUALAN/ PENDAPATAN BERSIH THN-1

PENJUALAN/ PENDAPATAN BERSIH THN-2

PENJUALAN/ PENDAPATAN BERSIH Q1-THN-3

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8

LABA USAHA (Total dalam Juta Rupiah)

LABA USAHA THN-1 LABA USAHA THN-2 LABA USAHA Q1-THN-3

-4,000,000

-2,000,000

0

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

1 2 3 4 5 6 7

LABA/ RUGI (Total dalam Juta Rupiah)

LABA/ RUGI THN-1 LABA/ RUGI THN-2 LABA/ RUGI Q1-THN-3

Page 240: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

240

Lampiran 1.6.: Contoh Hasil Simulasi Saham

Page 241: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

241

Lampiran 1.7.: Hasil Tabulasi Lima Kali melakukan Quasi Eksperimen

No Block Perio

de Kin_Porto

Tot_T

rans Nama Kode_Inves Gender Usia

Invest

or

Pdd_ak

hir Status Sekuritas

TskInt

ernet

PGR_

NIA

PLR_

NIA

ED_N

IA

PGR_

IA

PLR_

IA

ED_I

A

TR_N

IA

TR_I

A

TK_N

IA

TK_I

A DM_PR

1 1 3/30/2012

4.85E+08 154 Sapta

Rachmadi 5Train14 Laki-Laki < dari 25 Pasif SMU

Belum Menikah

Ya 1.000 0.984 1.000 1.000 0.988 1.000 0.011 0.003 36 117 1.0317

2 1 3/30/2012

4.64E+08 100 NN 5Train7 Perempuan 25-34 Pasif SMU Belum

Menikah Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.010 0.000 40 60 1.0706

3 1 3/30/2012

5.10E+08 95 Totok

Widyanto 5Train10 Laki-Laki 35-44 Pasif

Sarjana Muda

Sudah Menikah

E-Trading Ya 1.000 0.983 1.000 1.000 0.974 1.000 0.009 0.022 25 70 1.0504

4 1 11/22/2011

5.61E+08 55 Sunarman 3Train28 Laki-Laki 55-64 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.539 1.000 2.000 0.409 1.000 2.000 0.016 0.040 19 15 0.9793

5 1 3/30/

2012 5.37E+08 52

Galih

Raharjo 5Train87 Laki-Laki < dari 25 Pasif SMU

Belum

Menikah MNC Ya 1.000 0.014 1.000 1.000 0.035 1.000 0.000 0.061 18 34 0.9699

6 1 3/30/

2012 5.49E+08 49

Devita Eka

A. 5Train79 Perempuan < dari 25 Pasif SMU

Belum

Menikah Ya 0.998 0.103 1.000 0.997 0.107 1.000 0.008 0.025 16 33 1.0011

7 1 3/30/2012

5.08E+08 48 Maharlian 5Train12 Laki-Laki < dari 25 Aktif S2 Belum

Menikah Ya 1.000 0.163 1.000 1.000 0.042 1.000 0.008 0.026 20 28 1.0431

8 1 3/30/2012

5.35E+08 47 Grace 5Train89 Laki-Laki 25-34 Pasif S3 Belum

Menikah Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.010 0.000 19 28 0.9372

9 1 3/30/2012

5.07E+08 47 Debby Natalia

5Train4 Perempuan < dari 25 Aktif SMU Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.011 0.025 19 28 1.0984

10 1 11/22/2011

5.12E+08 44 Markus 3Train39 Laki-Laki 35-44 Pasif S1 Belum

Menikah Danareksa Ya 0.263 1.000 2.000 0.226 1.000 2.000 0.014 0.025 16 18 1.0236

11 1 3/30/

2012 5.01E+08 44

R. Meike

Erika 5Train16 Perempuan < dari 25 Pasif SMU

Belum

Menikah Ya 1.000 0.088 1.000 1.000 0.005 1.000 0.007 0.024 17 27 1.0195

12 1 3/30/

2012 4.92E+08 42

Amateus

Eko Budi 5Train80 Laki-Laki < dari 25 Pasif SMU

Belum

Menikah Ya 1.000 0.768 1.000 1.000 0.521 1.000 0.015 0.040 13 29 0.9951

13 1 3/30/2012

5.23E+08 40 Malvin 5Train13 Laki-Laki 25-34 Pasif SMU Belum

Menikah Ya 1.000 0.850 1.000 1.000 0.590 1.000 0.013 0.000 17 23 1.0383

14 1 10/22/2011

4.92E+08 39 Michela Andini

1Train38 Perempuan 35-44 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.246 1.000 1.000 0.183 1.000 0.007 0.038 30 11 1.0352

15 1 3/30/2012

5.49E+08 38 Tunggul

Prima Sakt 5Train84 Laki-Laki 25-34 Aktif S2

Belum Menikah

Danareksa Ya 1.000 0.038 1.000 1.000 0.538 1.000 0.011 0.059 17 21 0.9861

16 2 3/30/2012

5.06E+08 38 Valentina Natalia

5Train17 Perempuan < dari 25 Pasif SMU Belum

Menikah Ya 1.000 0.509 1.000 1.000 0.545 1.000 0.005 0.001 15 23 1.0155

17 2 3/30/

2012 5.03E+08 37 Laras Esti A. 5Train15 Perempuan < dari 25 Aktif SMU

Belum

Menikah Ya 0.874 0.023 1.000 0.809 0.025 1.000 0.009 0.015 19 18 1.0203

18 2 3/30/

2012 4.98E+08 37

Adyan

Permatasari 5Train5 Perempuan < dari 25 Aktif SMU

Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.000 0.027 13 24 1.0742

19 2 3/30/2012

4.93E+08 37 Raymond

Purba 5Train90 Laki-Laki < dari 25 Aktif S2

Belum Menikah

Ya 1.000 0.976 1.000 1.000 0.963 1.000 0.011 0.036 13 24 0.9274

20 2 3/30/2012

5.71E+08 36 Tenny 5Train18 Perempuan 35-44 Pasif S2 Belum

Menikah Danareksa Ya 0.983 0.358 1.000 0.983 0.000 1.000 0.008 0.021 19 17 1.0142

21 2 3/30/2012

5.25E+08 36 Raditya CN 5Train88 Laki-Laki < dari 25 Aktif SMU Belum

Menikah MNC Ya 1.000 0.137 1.000 1.000 0.000 1.000 0.008 0.031 19 17 0.9686

22 2 3/30/2012

5.10E+08 36 Hernowo 5Train86 Laki-Laki 35-44 Aktif S2 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.013 0.000 18 18 0.9834

23 2 3/30/

2012 5.22E+08 34

Eko

Suppiyanto 5Train83 Laki-Laki < dari 25 Aktif SMU

Belum

Menikah MNC Ya 1.000 0.471 1.000 1.000 0.370 1.000 0.007 0.049 11 23 0.9864

Page 242: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

242

No Block Perio

de Kin_Porto

Tot_Trans

Nama Kode_Inves Gender Usia Invest

or Pdd_akhir

Status Sekuritas

TskInter

net

PGR_NIA

PLR_NIA

ED_NIA

PGR_IA

PLR_IA

ED_IA

TR_NIA

TR_IA

TK_NIA

TK_IA

DM_PR

24 2 3/30/2012

4.95E+08 34 Daniel 5Train72 Laki-Laki < dari

25 Aktif S2

Belum Menikah

Ya 1.000 0.372 1.000 1.000 0.326 1.000 0.011 0.011 13 21 1.0072

25 2 3/30/

2012 5.29E+08 33 Bayu 5Train25 Laki-Laki 35-44 Pasif S3

Belum

Menikah CIMB Niaga Ya 0.987 0.562 1.000 0.991 0.000 1.000 0.015 0.018 15 18 1.0108

26 2 3/30/

2012 5.19E+08 33 Rosa 5Train6 Perempuan 25-34 Aktif S2

Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.989 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.011 0.024 14 19 1.0712

27 2 11/22/2011

5.13E+08 32 Oni B 3Train26 Laki-Laki 35-44 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.956 0.000 1.000 0.949 0.704 1.000 0.019 0.017 12 20 1.0525

28 2 11/22/2011

5.45E+08 31 Ridwan 3Train44 Laki-Laki 35-44 Pasif S3 Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.812 1.000 2.000 0.779 1.000 2.000 0.013 0.098 16 15 1.0098

29 2 3/30/2012

5.05E+08 31 Eliada 5Train2 Perempuan 25-34 Pasif S3 Belum

Menikah Sinarmas Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.007 0.030 14 17 1.1137

30 2 11/10/2011

4.99E+08 30 Achmad Fadila

2Train9 Laki-Laki 25-34 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.225 0.988 2.000 0.232 0.972 2.000 0.014 0.000 13 1 1.0450

31 3 11/22

/2011 5.12E+08 29 Ruditoro 3Train37 Laki-Laki 45-54 Aktif S3

Sudah

Menikah Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.019 0.031 11 18 1.0255

32 3 11/22

/2011 5.34E+08 27

Wendi

Indrajaya 3Train42 Laki-Laki 35-44 Aktif S3

Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.843 0.997 2.000 0.840 0.997 2.000 0.013 0.080 10 17 1.0168

33 3 11/10/2011

4.74E+08 27 Rudi

Haerodin 2Train6 Laki-Laki 35-44 Aktif S1

Sudah Menikah

Pratama Capital

Ya 0.884 1.000 2.000 0.841 1.000 2.000 0.000 0.046 4 23 1.0482

34 3 11/22/2011

5.59E+08 26 Gita

Bahagia 3Train11 Laki-Laki

< dari 25

Aktif SMU Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.017 0.065 9 17 1.1217

35 3 3/30/2012

5.04E+08 26 Amy 5Train19 Perempuan < dari

25 Pasif S2

Belum Menikah

Danareksa Ya 0.948 0.091 1.000 0.941 0.091 1.000 0.008 0.021 8 18 1.0110

36 3 3/30/2012

5.01E+08 26 Rani Indah C.W.

5Train77 Perempuan < dari

25 Aktif SMU

Belum Menikah

Ya 1.000 0.864 1.000 1.000 1.000 2.000 0.014 0.023 6 20 1.0022

37 3 3/30/

2012 4.69E+08 26 Woen Cliff 5Train11 Laki-Laki

< dari

25 Pasif SMU

Belum

Menikah Ya 1.000 0.157 1.000 1.000 0.142 1.000 0.017 0.001 12 14 1.0463

38 3 10/22

/2011 5.18E+08 24

Rudi Antonius

Marbun

1Train56 Laki-Laki 35-44 Aktif S3 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.198 1.000 1.000 0.180 1.000 0.011 0.031 14 10 0.9106

39 3 11/22/2011

5.32E+08 23 Robert 3Train19 Laki-Laki 55-64 Pasif S3 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.017 0.028 5 18 1.0633

40 3 3/30/2012

5.16E+08 23 Triadityo

K P 5Train81 Laki-Laki 25-34 Pasif SMU

Belum Menikah

Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.008 0.040 11 12 0.9893

41 3 11/22/2011

5.03E+08 23 NN 3Train3 Laki-Laki 25-34 Aktif S1 Sudah

Menikah Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.018 0.017 8 15 1.0017

42 3 12/2/2011

4.30E+08 23 NN 4Train1 Laki-Laki < dari

25 Aktif S1

Sudah Menikah

Ya 1.000 0.555 1.000 1.000 0.406 1.000 0.012 0.068 12 11 1.0267

43 3 11/22

/2011 5.96E+08 22

Abie Ariyo

D. 3Train38 Laki-Laki 35-44 Aktif S1

Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.016 0.071 16 6 1.0242

44 3 11/22

/2011 5.74E+08 22

Aat Mohamad

Taat

3Train8 Laki-Laki 35-44 Aktif S1 Sudah

Menikah Ya 0.948 0.000 1.000 0.868 0.000 1.000 0.011 0.046 10 12 1.1470

45 3 3/30/2012

5.57E+08 22 Fara 5Train3 Perempuan 35-44 Pasif S3 Sudah

Menikah Panin/ Niaga Ya 0.747 0.439 1.000 1.000 0.439 1.000 0.015 0.029 9 13 1.0989

46 4 11/10/2011

5.29E+08 22 Fikri P. Sofyan

2Train15 Laki-Laki 25-34 Pasif S1 Belum

Menikah Mandiri Ya 0.585 0.925 2.000 1.000 0.254 1.000 0.011 0.042 7 15 1.0432

47 4 3/30/2012

5.03E+08 20 Velanie 5Train73 Perempuan < dari

25 Aktif S2

Belum Menikah

Ya 1.000 0.030 1.000 1.000 0.001 1.000 0.009 0.014 9 11 1.0070

48 4 10/22/2011

5.03E+08 20 Nina

Meidania 1Train36 Perempuan 25-34 Aktif S1

Belum Menikah

Ya 0.852 1.000 2.000 0.814 0.000 1.000 0.007 0.020 12 8 1.0362

Page 243: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

243

No Block Perio

de Kin_Porto

Tot_Trans

Nama Kode_Inves Gender Usia Invest

or Pdd_akhir

Status Sekuritas TskInternet

PGR_NIA

PLR_NIA

ED_NIA

PGR_IA

PLR_IA

ED_IA

TR_NIA

TR_IA

TK_NIA

TK_IA

DM_PR

49 4 3/30/

2012 4.84E+08 20 Mario Tiveri 5Train75 Laki-Laki

< dari

25 Aktif S2

Belum

Menikah Ya 1.000 0.089 1.000 1.000 0.006 1.000 0.000 0.016 8 12 1.0062

50 4 11/22/2011

5.55E+08 19 Guminih Lukman

3Train12 Laki-Laki 35-44 Pasif

Sarjana

Muda/

Sudah Menikah

Danareksa Ya 1.000 0.269 1.000 1.000 0.269 1.000 0.024 0.041 6 13 1.1182

51 4 10/22/2011

5.48E+08 19 Titi Emawati 1Train49 Perempuan 25-34 Aktif

Sarjana

Muda/

Sudah Menikah

Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.015 0.020 7 12 0.9881

52 4 3/30/

2012 5.36E+08 19 Indrayana 5Train1 Laki-Laki 25-34 Aktif S2

Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.017 0.011 11 8 1.1417

53 4 11/10

/2011 5.22E+08 19 Ari Yanuar 2Train7 Laki-Laki 35-45 Pasif S1

Belum

Menikah Phillips Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.004 0.045 6 13 1.0452

54 4 11/22/2011

5.20E+08 19 Intan 3Train45 Perempuan 45-54 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.012 0.058 8 11 1.0090

55 4 10/22/2011

5.04E+08 19 Jufriyanto 1Train51 Laki-Laki < dari

25 Aktif S1

Sudah Menikah

Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.008 0.029 11 8 0.9846

56 4 11/22/2011

6.97E+08 18 Fajar S. 3Train6 Laki-Laki 25-34 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.997 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.018 0.112 10 8 1.1549

57 4 11/22/2011

5.24E+08 18 M.Adi

Pramudita 3Train2 Laki-Laki 25-34 Pasif S1

Belum Menikah

Ya 0.000 0.000 2.000 0.865 0.000 1.000 0.009 0.017 4 10 1.2825

58 4 11/22

/2011 5.21E+08 18 Daeng 3Train15 Laki-Laki 25-34 Pasif S1

Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.196 1.000 1.000 0.000 1.000 0.019 0.057 8 10 1.0907

59 4 10/22

/2011 5.14E+08 18

Sutan

Parlindungan 1Train45 Laki-Laki 35-44 Aktif S2

Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.263 1.000 1.000 1.000 2.000 0.009 0.043 7 11 0.9919

60 4 11/22/2011

5.05E+08 18 Budi Cahyono 3Train57 Laki-Laki 55-64 Pasif S2 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.011 0.000 9 9 1.0055

61 5 3/30/2012

4.93E+08 18 Agnes 5Train9 Perempuan 25-34 Aktif S2 Belum

Menikah E-Trading Ya 0.970 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.016 0.022 10 8 1.0586

62 5 10/22/2011

4.90E+08 18 Hendra

Sutiawan 1Train39 Laki-Laki 35-44 Aktif S1

Sudah Menikah

Indo Premier Ya 0.414 1.000 2.000 0.531 0.000 1.000 0.007 0.016 11 7 1.0332

63 5 10/22/2011

4.66E+08 18 Budi Agung 1Train50 Laki-Laki 35-44 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.011 0.048 13 5 0.9858

64 5 11/22

/2011 6.41E+08 17 Adrian 3Train34 Laki-Laki 25-34 Aktif S1

Belum

Menikah Danareksa Ya 0.349 0.000 1.000 0.000 0.000 2.000 0.014 0.112 15 2 1.0405

65 5 11/22

/2011 5.26E+08 17

Yuswar

Ibrahim 3Train10 Laki-Laki 45-54 Aktif S1

Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.011 0.023 6 11 1.1348

66 5 10/22/2011

5.22E+08 17 Imam

Syahyudi 1Train47 Laki-Laki 35-44 Aktif S1

Belum Menikah

Danareksa Ya 1.000 0.006 1.000 1.000 0.001 1.000 0.016 0.062 8 9 0.9883

67 5 11/10/2011

5.19E+08 17 Evans

Tanurdin 2Train3 Laki-Laki 25-34 Aktif S1

Sudah Menikah

Ya 0.436 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.018 0.033 5 12 1.0901

68 5 11/22/2011

5.04E+08 17 Eka Jatayu

Widjaya 3Train40 Laki-Laki 35-44 Aktif S1

Sudah Menikah

Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.009 0.027 6 11 1.0207

69 5 10/22/2011

5.03E+08 17 Ardian 1Train42 Laki-Laki 25-34 Aktif SMU Sudah

Menikah Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.007 0.011 11 6 1.0061

70 5 12/2/

2011 4.71E+08 16 Fahrudin M. 4Train21 Laki-Laki 25-34 Pasif S2

Belum

Menikah Ya 1.000 0.775 1.000 1.000 1.000 2.000 0.008 0.112 9 7 0.9429

71 5 11/22

/2011 5.77E+08 15

Hery M.

Hutabarat 3Train7 Laki-Laki 35-44 Aktif S3

Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.017 0.000 6 9 1.1474

72 5 12/2/2011

4.78E+08 15 David A. 4Train22 Laki-Laki < dari

25 Aktif SMU

Belum Menikah

Ya 1.000 0.865 1.000 0.000 0.434 2.000 0.008 0.077 9 6 0.9169

73 5 11/22/2011

5.67E+08 14 Hartati

Angelina 3Train1 Perempuan 35-44 Pasif S3

Sudah Menikah

Ciptadana Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.017 0.096 6 8 1.3950

74 5 11/10/2011

5.45E+08 14 Lie Senfan 2Train1 Laki-Laki 55-64 Aktif SMU Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.687 1.000 2.000 0.687 1.000 2.000 0.016 0.046 3 11 1.1059

Page 244: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

244

No Block Perio

de Kin_Porto

Tot_Trans

Nama

Kode

_Inves

Gender

Usia Invest

or Pdd_akhir

Status Sekuritas TskInternet

PGR_NIA

PLR_NIA

ED_NIA

PGR_IA

PLR_IA

ED_IA

TR_NIA

TR_IA

TK_NIA

TK_IA

DM_PR

75 5 11/22

/2011 5.26E+08 14 Dadang S.

3Trai

n24

Laki-

Laki 45-54 Aktif S1

Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.600 1.000 1.000 0.600 1.000 0.005 0.021 5 9 1.0540

76 6 11/10/2011

5.06E+08 14 Gerados 2Train37

Laki-Laki

45-54 Pasif S2 Belum

Menikah Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.012 0.000 11 3 0.9919

77 6 11/10/2011

4.96E+08 14 Airin Sunandar 2Trai

n4

Perempua

n 25-34 Aktif S1

Belum Menikah

Danareksa Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.010 0.047 7 7 1.0589

78 6 10/22/2011

4.55E+08 14 Chairil Gunadharma 1Train55

Laki-Laki

45-54 Pasif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.012 0.028 9 5 0.9330

79 6 12/2/2011

5.13E+08 13 Erfan Harian Halim 4Train11

Laki-Laki

< dari 25

Aktif S2 Belum

Menikah Ya 1.000 0.066 1.000 1.000 0.000 1.000 0.012 0.039 8 5 0.9990

80 6 11/22/2011

5.09E+08 13 Adrianto

Rahmadiah 3Train14

Pere

mpuan

35-44 Pasif S1 Sudah

Menikah Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.009 0.049 6 7 1.1098

81 6 11/22

/2011 5.01E+08 13 Wishnu W.

3Trai

n4

Laki-

Laki 35-44 Aktif S1

Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.017 0.094 4 9 1.1911

82 6 12/2/2011

5.00E+08 13 Sundoyo 4Train20

Laki-Laki

25-34 Pasif S1 Sudah

Menikah Ya 0.996 0.000 1.000 0.996 0.000 1.000 0.008 0.030 5 8 0.9443

83 6 10/22/2011

4.94E+08 13 Joyce Rumenta 1Train43

Perempua

n 35-44 Aktif S2

Sudah Menikah

Danareksa Ya 0.479 0.043 1.000 0.013 1.000 2.000 0.017 0.025 9 4 1.0056

84 6 11/10/2011

5.23E+08 12 Putu Agus 2Trai

n2 Laki-Laki

35-44 Aktif S1 Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.014 0.033 4 8 1.0955

85 6 10/22/2011

5.18E+08 12 M Taufan CH 1Train54

Laki-Laki

< dari 25

Aktif S2 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 0.000 1.000 0.009 0.043 6 6 0.9521

86 6 12/2/2011

4.72E+08 12 Nain Tri Habibi 4Train13

Laki-Laki

< dari 25

Pasif S1 Belum

Menikah Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.019 0.049 7 5 0.9871

87 6 11/10

/2011 5.23E+08 11 Albert Lo

2Trai

n40

Laki-

Laki 35-44 Pasif S2

Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.985 1.000 2.000 0.000 1.000 2.000 0.014 0.061 10 1 0.9098

88 6 11/10/2011

5.08E+08 11 Nico 2Train11

Laki-Laki

< dari 25

Pasif S1 Belum

Menikah Danareksa Ya 0.372 1.000 2.000 0.774 1.000 2.000 0.005 0.033 2 9 1.0437

89 6 11/10/2011

5.07E+08 11 Fauzan 2Train33

Laki-Laki

25-34 Pasif S3 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.013 0.046 3 8 1.0143

90 6 11/22/2011

5.01E+08 11 Agus Budi Prasetyo 3Train31

Laki-Laki

35-44 Aktif S1 Belum

Menikah Danareksa Ya 0.082 1.000 2.000 0.082 1.000 2.000 0.029 0.026 5 6 1.0513

91 7 10/22

/2011 4.94E+08 11 Larasati

1Trai

n32

Perempua

n

25-34 Aktif

Sarjana

Muda/

Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.000 0.026 4 7 1.0443

92 7 11/10/2011

4.55E+08 11 Johny D.T. 2Train32

Laki-Laki

25-34 Aktif S1 Sudah

Menikah OD dan PD Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.022 0.097 2 9 1.0151

93 7 11/22/2011

5.74E+08 10 Diman Simanjuntak 3Train16

Laki-Laki

35-44 Aktif S3 Sudah

Menikah Danareksa Ya 0.902 0.000 1.000 0.873 0.000 1.000 0.014 0.052 4 6 1.0676

94 7 11/10

/2011 5.24E+08 10 Sim Dede

2Trai

n35

Laki-

Laki 35-44 Aktif S1

Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.001 0.067 3 7 0.9987

95 7 10/22

/2011 5.17E+08 10 Hary Widjaja

1Trai

n40

Laki-

Laki 45-54 Aktif S1

Sudah

Menikah Indo Premier Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 0.000 1.000 0.018 0.049 4 6 1.0290

96 7 11/22/2011

5.08E+08 10 Ramdani

Risalamard 3Train32

Laki-Laki

25-34 Pasif S1 Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.079 1.000 1.000 0.079 1.000 0.011 0.112 5 5 1.0484

97 7 11/22/2011

4.90E+08 10 Anggie Anggraeni 3Train18

Perempua

n 25-34 Pasif S3

Sudah Menikah

Ya 1.000 0.602 1.000 1.000 0.950 1.000 0.009 0.000 4 6 1.0021

98 7 11/22/2011

5.27E+08 9 Agus Carter 3Train33

Laki-Laki

25-34 Pasif S1 Belum

Menikah Danareksa Ya 1.000 0.118 1.000 1.000 0.118 1.000 0.019 0.025 2 7 1.0427

99 7 11/10/2011

5.22E+08 9 Rio Vam Umaiya 2Train41

Laki-Laki

25-34 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.002 0.000 7 2 0.9990

100 7 12/2/

2011 5.04E+08 9 Geraldine T.

4Trai

n9

Pere

mpuan

< dari

25 Pasif S2

Belum

Menikah Ya 1.000 0.246 1.000 1.000 0.281 1.000 0.008 0.033 5 4 1.0013

Page 245: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

245

No Block Periode Kin_Porto

Tot_Trans

Nama Kode_Inves

Gender Usia Invest

or Pdd_ak

hir Status

Sekuritas

TskInternet

PGR_NIA

PLR_NIA

ED_NIA

PGR_IA

PLR_IA

ED_ IA

TR_ NIA

TR_ IA

TK_ NIA

TK_ IA

DM_PR

101 7 10/22/2011 4.82E

+08 9

Ario Nugroho

P

1Train

41 Laki-Laki 25-34 Aktif S1

Sudah

Menikah

Danar

eksa Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.000 0.011 3 6 1.0074

102 7 11/10/2011 5.08E+08

8 Eka Permana 2Train

36 Laki-Laki 45-54 Pasif S1

Sudah Menikah

Ya 0.848 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.012 0.069 4 4 0.9982

103 7 12/2/2011 4.94E+08

8 Bagas Setyo 4Train

15 Laki-Laki < dari 25 Pasif

Sarjana Muda/

Belum Menikah

Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.011 0.000 7 1 0.9713

104 7 11/22/2011 5.10E+08

7 Suherman 3Train

41 Laki-Laki 35-44 Aktif SMU

Belum Menikah

Danareksa

Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.022 0.041 6 6 1.0186

105 7 12/2/2011 5.10E+08

7 Sinta Wiralati 4Train

10 Perempuan < dari 25 Aktif

Sarjana Muda/

Belum Menikah

Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.010 0.019 2 5 0.9998

106 8 12/2/2011 5.01E+08

7 Indriani Y. 4Train

26 Laki-Laki < dari 25 Pasif SMU

Belum Menikah

Ya 0.691 0.000 1.000 0.691 0.000 1.000 0.022 0.020 1 6 0.8599

107 8 12/2/2011 4.99E

+08 7

Veronien

Kresti J.

4Train

5 Perempuan < dari 25 Pasif S1

Belum

Menikah Ya 0.727 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.007 0.052 5 2 1.0081

108 8 11/10/2011 4.99E+08

7 Haryanto 2Train

31 Laki-Laki 45-54 Aktif S3

Sudah Menikah

Danareksa

Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.000 0.052 3 4 1.0166

109 8 12/2/2011 4.99E+08

7 Ansari Saleh

Ahmar 4Train

12 Laki-Laki < dari 25 Pasif S1

Belum Menikah

Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.014 0.038 3 4 0.9986

110 8 11/10/2011 5.48E+08

6 Arief 2Train

38 Laki-Laki 25-34 Pasif S2

Belum Menikah

Danareksa

Ya 1.000 0.277 1.000 1.000 0.000 1.000 0.036 0.046 3 3 0.9486

111 8 10/22/2011 4.96E+08

6 Aisyah K. 1Train

2 Perempuan 25-34 Aktif

Sarjana Muda/

Belum Menikah

Danareksa

Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.004 0.060 2 4 1.0958

112 8 10/22/2011 4.93E+08

6 Mohamad

Lutfi Ekardi 1Train

53 Laki-Laki 35-44 Aktif S2

Sudah Menikah

Indo

Premier

Ya 1.000 1.000 2.000 1.000 1.000 2.000 0.036 0.052 2 4 0.9647

113 8 12/2/2011 4.92E

+08 6 Hermansah

4Train

2 Laki-Laki < dari 25 Pasif S1

Belum

Menikah Ya 0.000 0.089 2.000 0.000 1.000 2.000 0.012 0.052 4 2 1.0197

114 8 12/2/2011 4.86E+08

6 Aliy Syukur

A,B, 4Train

17 Laki-Laki < dari 25 Pasif S1

Belum Menikah

Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.000 0.112 3 3 0.9696

115 8 12/2/2011 4.58E+08

6 Wilis Herdiati 4Train

7 Perempuan 25-34 Pasif S1

Belum Menikah

Danareksa

Ya 0.000 0.383 2.000 0.000 0.481 2.000 0.012 0.026 4 2 1.0034

116 8 12/2/2011 4.85E+08

5 M. Yuriyan 4Train

14 Laki-Laki < dari 25 Pasif S1

Belum Menikah

Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.025 0.011 3 2 0.9834

117 8 12/2/2011 5.02E+08

4 Siema

Presilla C. 4Train

19 Perempuan < dari 25 Pasif SMU

Belum Menikah

Ya 1.000 0.000 1.000 1.000 0.000 1.000 0.002 0.052 2 2 0.9551

118 8 10/22/2011 4.76E+08

4 Hariyanto Kurniawan

1Train52

Laki-Laki 35-44 Aktif S1 Sudah

Menikah

Indo

Premier

Ya 0.000 0.000 2.000 0.000 0.000 2.000 0.004 0.011 3 1 0.9794

119 8 11/10/2011 5.53E

+08 2 Susy

2Train

34 Perempuan > 64 Aktif S1

Belum

Menikah

Danar

eksa Ya 0.000 0.000 2.000 0.000 0.000 2.000 0.002 0.052 1 1 1.0128

120 8 11/10/2011 5.00E+08

2 Budi Ardi Santoso

2Train19

Laki-Laki 25-35 Aktif S1 Sudah

Menikah Danareksa

Ya 0.256 0.968 2.000 0.256 0.929 2.000 0.018 0.038 13 17 1.0385

Page 246: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

246

Lampiran 1.8.: Summary Transaksi setiap melakukan Quasi Eksperimen

Kode

Transaksi Eks_1 Eks_2 Eks_3 Eks_4 Eks_5

DM_BUY 178 173 364 114 692

DM_SELL 115 111 218 50 653

DM_HOLD 63 62 146 64 39

Total Transaksi Eksperimen 2668

Total Transaksi buy 1521

Total Transaksi sell 1147

Total Transaksi hold 374

SEBELUM TREATMENT

SESUDAH TREATMENT

22-Oct-11

22-Oct-11 Buy 115

Buy 63

Sell 49 164

Sell 66 129

Stock Saham Frequency

Stock Saham Frequency

za01 LPKR 23

za01 LPKR 16

za02 SMCB 18

za02 SMCB 16

za03 BNBR 7 Paling Sedikit

ditransaksikan za03 BNBR 11 Paling Sedikit ditransaksikan

za04 INDY 20

za04 INDY 13

za05 BSDE 19

za05 BSDE 11 Paling Sedikit ditransaksikan

za06 BMRI 21

za06 BMRI 14

za07 BJBR 33 Paling Banyak

ditransaksikan za07 BJBR 23

za08 KLBF 23

za08 KLBF 25 Paling Banyak ditransaksikan

164

129

22-Oct-11

Waktu Mulai eksperimen 13:41

Waktu Treatment 14:02

Investor 19

Trade stocks in experiment 293

Buy 178

Sell 115

Hold 63

Page 247: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

247

10-Nov-11

Waktu Mulai eksperimen 14:25

Waktu Treatment 14:40

Investor 20

Trade stocks in experiment 284

Buy 173

Sell 111

Hold 62

SEBELUM TREATMENT

SESUDAH TREATMENT

10-Nov-11

10-Nov-11

Buy 89

Buy 84

Sell 17 106

Sell 94 178

Stock Saham Frequency

Stock Saham Frequency

za01 LPKR 23

za01 LPKR 38

za02 SMCB 10

za02 SMCB 17

za03 BNBR 9

za03 BNBR 24

za04 INDY 2 Paling Sedikit

ditransaksikan za04 INDY 8

Paling Sedikit

ditransaksikan

za05 BSDE 9

za05 BSDE 14

za06 BMRI 24 Paling Banyak

ditransaksikan za06 BMRI 20

za07 BJBR 15

za07 BJBR 17

za08 KLBF 14

za08 KLBF 40 Paling Banyak

ditransaksikan

106

178

Page 248: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

248

SEBELUM TREATMENT

SESUDAH TREATMENT

24-Nov-11 24-Nov-11 Buy 210

Buy 154

Sell 35 245

Sell 183 337

Stock Saham Frequency

Stock Saham Frequency

za01 LPKR 54 Paling Banyak ditransaksikan

za01 LPKR 75 Paling Banyak ditransaksikan

za02 SMCB 47

za02 SMCB 35

za03 BNBR 22

za03 BNBR 20 Paling Sedikit ditransaksikan

za04 INDY 13 Paling Sedikit ditransaksikan

za04 INDY 42

za05 BSDE 40

za05 BSDE 33

za06 BMRI 36

za06 BMRI 27

za07 BJBR 16

za07 BJBR 66

za08 KLBF 17

za08 KLBF 39

245

337

24-Nov-11

Waktu Mulai eksperimen 15:14

Waktu Treatment 15:30

Investor 31

Trade stocks in experiment 582

Buy 364

Sell 218

Hold 146

Page 249: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

249

SEBELUM TREATMENT

SESUDAH TREATMENT

2-Dec-11

2-Dec-11 Buy 81

Buy 33

Sell 12 93

Sell 38 71

Stock Saham Frequency

Stock Saham Frequency

za01 LPKR 25 Paling Banyak ditransaksikan

za01 LPKR 15 Paling Banyak ditransaksikan

za02 SMCB 15

za02 SMCB 7

za03 BNBR 5

za03 BNBR 7

za04 INDY 4 Paling Sedikit ditransaksikan

za04 INDY 6 Paling Sedikit ditransaksikan

za05 BSDE 11

za05 BSDE 8

za06 BMRI 11

za06 BMRI 9

za07 BJBR 10

za07 BJBR 10

za08 KLBF 12

za08 KLBF 9

93

71

2-Dec-11 Waktu Mulai eksperimen 10:17

Waktu Treatment 10:31

Investor 17

Trade stocks in experiment 164

Buy 114

Sell 50

Hold 64

Page 250: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

250

SEBELUM TREATMENT

SESUDAH TREATMENT

30-Mar-12

30-Mar-12 Buy 308

Buy 384

Sell 208 516

Sell 445 829

Stock Saham Frequency

Stock Saham Frequency

za01 LPKR 102

Paling

Banyak

ditransaksikan

za01 LPKR 132 Paling Banyak

ditransaksikan

za02 SMCB 65

za02 SMCB 114

za03 BNBR 84

za03 BNBR 91

za04 INDY 53

za04 INDY 130

za05 BSDE 61

za05 BSDE 83

za06 BMRI 51

za06 BMRI 98

za07 BJBR 42

Paling Sedikit

ditransaksikan

za07 BJBR 76

Paling Sedikit

ditransaksikan

za08 KLBF 58

za08 KLBF 105

516

829

30-Mar-12

Waktu Mulai eksperimen 15:42

Waktu Treatment 16:00

Investor 33

Trade stocks in experiment 1417

Buy 735

Sell 682

Hold 39

Page 251: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

251

Lampiran 1.9.: Instrumen Quasi Eksperimen

PERILAKU INVESTOR INDIVIDU DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

INVESTASI SAHAM: EFEK DISPOSISI, ASPEK KOGNISI, DAN

INFORMASI AKUNTANSI

Elizabeth Lucky Maretha S. (C5B008006)

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG-2012

Page 252: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

252

INFORMASI EKONOMI MAKRO

IHSG

CLOSE CHANGE

IHSG 3641.004 +49.489

LQ45 650.881 +8.746

FOREIGN EXCHANGE

CENTRAL BANK RATE

DESCRIPTION RATE (IDR)

CHANGE

DESCRIPTION COUNTRY RATE (%)

USD/IDR 8,719.75 8.75

FED Rate (%) US 0.25

EUR/IDR 12,295.72 -24.87

BI Rate (%) INDONESIA 6.75

JPY/IDR 104.92 -0.27

ECB Rate (5) EURO 1.00

SGD/IDR 6,911.11 0.13

BOJ Rate (%) JAPAN 0.10

AUD/IDR 8,999.99 -3.15

BOE Rate (%) ENGLAND 0.50

GBP/IDR 14,029.34 19.99

PBOC Rate (%) CHINA 6.06

CNY/IDR 1,330.03 2.44 MYR/IDR 2,882.09 -0.11 KRW/IDR 7.92 0.02

INDONESIA ECONOMIC INDICATORS SBI Inflation YTD % 1.03

SBI (1M) 6.26

Inflation YOY % 6.84

SBI (2M) 6.37

Inflation MOM % 0.13

SBI (3M) 6.08

Foreign Reverse (US$) 99.619 GDP (IDR Tn) 1,670,521

Page 253: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

253

SAHAM YANG DI TAWARKAN UNTUK EKSPERIMEN:

(1) Saham 1

(2) Saham 2

(3) Saham 3

(4) Saham 4

(5) Saham 5

(6) Saham 6

(7) Saham 7

(8) Saham 8

Trading View

KODE REKOME

NDASI

HARGA

PENUTUPA

N (H-1)

ENTRY EXIT S2 S1 R1 R2 MAC

D RSI

STOCHAS

TIC

Saham

1

Trading

Buy 610 610 620 570 590 610 620 B B B

Saham

2

Trading

Sell 2.050 2.050 2.025 1.990 2.000 2.025 2.050 S S S

Saham

3

Trading

Buy 64 64 66 63 64 65 66 B B B

Saham

4

Trading

Sell 4.125 4.125 4.100 3.850 3.875 4.025 4.125 S S S

Saham

5

Trading

Buy 810 810 830 790 810 830 840 B B B

Saham

6

Trading

Buy 6.500 6.500 6.750 6.300 6.400 6.550 6.600 B B B

Saham

7

Trading

Buy 1.230 1.230 1.260 1.200 1.230 1.230 1.270 B B B

Saham

8

Trading

Buy 3.200 3.200 3.275 3.150 3.175 3.200 3.400 B B B

Page 254: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

254

INFORMASI IMBAL HASIL TIDAK NORMAL DAN BETA SAHAM

Saham RTN SAHAM BETA SAHAM

1 0.0246 1.8930

2 -0.0300 1.5500

3 0.0234 0.3830

4 -0.0015 0.5600

5 -0.0078 2.0450

6 -0.0005 2.0650

7 -0.0078 0.8190

8 0.0142 0.7960

-0.0400

-0.0300

-0.0200

-0.0100

0.0000

0.0100

0.0200

0.0300

1 2 3 4 5 6 7 8

RTN SAHAM

0.0000

0.5000

1.0000

1.5000

2.0000

2.5000

1 2 3 4 5 6 7 8

BETA SAHAM

Page 255: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

255

Tahap berikutnya, anda diminta untuk mengisi instrument berupa pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman anda dalam melakukan transaksi

saham.

Anda diminta mengisi indentitas subjek, sebagai berikut:

1. Nama :……………………………………(No.Client: ………)

2. Usia :…………… Tahun

3. Jenis Kelamin : (a) Laki – laki (b) Perempuan

4. Jenis Investor : (a) Investor Aktif

(b) Investor Pasif

5. Lama bekerja :………………….. tahun, di……………………..

6. Pendidikan Terakhir: (a) SMU (b) Sarjana Muda/ D3 (c) S1 (d) S2 (e)S3

7. Status Pernikahan : (a) Belum Menikah (b) Sudah Menikah

8. Anda melakukan transaksi melalui Broker …………………………………

(Perusahaan Sekuritas).

9. Untuk membuat keputusan membeli/ menjual/ memegang (hold), anda

langsung melakukan transaksi tersebut dengan menggunakan internet

(komputer, laptop, atau mobile phone). Silakan memilih (YA) atau (TIDAK).

Page 256: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

256

EFEK DISPOSISI

Setelah itu anda juga diminta untuk mengisi () pertanyaan-pertanyaan tentang

kerugian yang dialami anda selama transaksi yang terjadi. Adapun pertanyaan-

pertanyaan ada di bawah ini.

No Keterangan

1

Sangat

Tidak

Setuju

2

Tidak

setuju

3

Agak

Tidak

Setuju

4

Netral

5

Agak

Setuju

6

Setuju

7

Sangat

Setuju

1. Saya akan tetap menahan saham

walaupun saham mengalami

kerugian dan saya tidak akan

berpikir untuk menjual saham

tersebut sampai saham mengalami

keseimbangan tidak untung atau

tidak rugi.

2. Saya biasanya menjual saham-

saham yang menguntungkan untuk

realisasi keuntungan dan ketika

saya menginginkan uang.

3. Saya beli saham lain dan tetap

menahan saham un-profit untuk

menunggu harga saham naik dan

menguntungkan.

4. Ada keuntungan sedikit dari

transaksi saham untuk saya pada

saat itu, walaupun tidak dapat

mengganti kerugian untuk saham

un-profit.

5. Saya tidak memiliki respon yang

cepat akan berita-berita baik atau

jelek dan cenderung menjual

saham-saham yang

menguntungkan dengan cepat,

serta menjual saham-saham yang

rugi sangat lambat.

6. Jika indeks saham (IHSG)

bergerak naik turun untuk

sementara, saya akan menahan

saham-saham yang un-profit dan

tidak akan menjual saham-saham

tersebut serta segera membeli

saham-saham lain.

Page 257: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

257

No Keterangan

1

Sangat

Tidak

Setuju

2

Tidak

setuju

3

Agak

Tidak

Setuju

4

Netral

5

Agak

Setuju

6

Setuju

7

Sangat

Setuju

7. Saya cenderung untuk tetap

menahan saham yang un-profit

karena saya percaya bahwa saham

tersebut merupakan investasi yang

menguntungkan untuk jangka

panjang.

8. Setelah menjual saham-saham

yang menguntungkan, saya sedih

dengan saham yang mengalami

kerugian yang belum terjual.

9. Saya akan merasa menyesal dan

kecewa jika harga saham yang

saya jual begerak naik terus.

10. Saya tidak ingin membeli saham-

saham yang overvalue (saham

yang mahal dilihat dari harga

wajarnya).

11. Saya menjual saham-saham yang

menguntungkan karena saya takut

harga saham akan turun kembali.

12. Saya akan puas dengan keputusan

yang saya lakukan ketika saham

saya memperoleh keuntungan dari

harga saham yang naik turun.

13. Saya menyadari preferensi saya

dalam bertransaksi saham (risk

averse/ tidak suka akan risiko),

akan tetapi saya terkadang tidak

menghiraukannya, sehingga saya

cenderung risk taker (suka akan

risiko).

14. Ketika salah satu investasi saya

mengalami penurunan kinerja,

saya merasa tidak beruntung.

15. Investasi saya loss (kerugi), lebih

sedih daripada saya memperoleh

gain (keuntungan).

Page 258: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

258

RISIKO

Setelah itu anda, diminta untuk mencentang ( ) pertanyaan-pertanyaan tentang

sikap akan risiko yang anda lakukan di dalam melakukan transaksi saham.

Adapun pertanyaan-pertanyan ada di bawah ini:

No

Deskriptif

1

Sangat

Tidak

Setuju

2

Tidak

setuju

3

Agak

Tidak

Setuju

4

Netral

5

Agak

Setuju

6

Setuju

7

Sangat

Setuju

1 Saya sangat menyukai risiko yang

tinggi (kemungkinan terjadi kerugian)

dalam menghasilkan return (imbal

hasil) di masa yang akan datang.

2. Saya merasa nyaman mengambil

risiko yang tinggi (kemungkinan

terjadi kerugian) ketika investasi saya

memiliki kinerja yang baik.

3 Saya suka mencari getaran atau sinyal-

sinyal adanya return (imbal hasil)

yang tinggi dalam investasi.

4 Saya mencari risiko sebagai

kesempatan untuk mendapatkan uang.

5 Untuk investasi saham preferen tidak

memiliki fluktuasi yang signifikan

selama 6 bulan, karena memiliki

potensial return (imbal hasil) yang

tinggi dalam investasi.

6 Saya tidak memiliki getaran atau

sinyal-sinyal dalam investasi.

7 Ketika saya menginvestasikan uang

yang memiliki return (imbal hasil)

yang tinggi, meskipun memiliki arti

menerima risiko yang tinggi pula, hal

ini merupakan aspek paling penting

dalam berinvestasi saya selama ini.

8 Ketika saya menginvestasikan uang

saya dengan return (imbal hasil) yang

aman, hal ini penting buat saya dalam

berinvestasi selama ini.

9 Saya lebih menyukai menaruh uang di

bank, karena saya akan lebih

mengetahui berapa besar return (imbal

hasil) nantinya dimasa depan.

10 Ketika saya menginvestasikan uang,

saya ingin mengendalikannya untuk

menghasilkan return (imbal hasil).

Page 259: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

259

KEPERCAYAAN DIRI

Setelah itu anda, diminta untuk mencentang ( ) pertanyaan-pertanyaan tentang

sikap akan risiko yang anda lakukan di dalam melakukan transaksi saham.

Adapun pertanyaan-pertanyan ada di bawah ini:

No

Deskriptif

1

Sangat

Tidak

Setuju

2

Tidak

setuju

3

Agak

Tidak

Setuju

4

Netral

5

Agak

Setuju

6

Setuju

7

Sangat

Setuju

1 Saya merasa optimis untuk

semua transaksi yang saya

lakukan.

2. Saya mampu membaca

prediksi naik turunnya

saham dalam hitungan

detik.

3 Saya mampu membaca dan

menganalisis fundamental

dan teknikal dalam hitungan

detik.

4 Saya berani melakukan

intraday trading (transaksi

dalam 1 hari).

5 Saya berani melakukan

daily trading.

6 Saya merasa kurang mampu

membaca analisi

fundamental.

7 Saya masih membutuhkan

nasehat pialang (broker)

dalam melakukan trading.

8 Saya merasa investasi

jangka panjang menjadi

prioritas dalam investasi

saham.

9 Capital gain yang saya

inginkan dalam melakukan

investasi saham.

Page 260: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

260

KEPRIBADIAN

Setelah itu anda diminta untuk melingkari () huruf E atau I; S atau N; T atau F;

J atau P sesuai dengan personaliti anda sendiri.

Extraverts Introverts

Senang menjadi pusat perhatian Menolak untuk menjadi pusat

perhatian

Berbicara lebih banyak dari

mendengar

Mendengar lebih banyak daripada

berbicara

Komunikasi dengan antusias Menahan antusias untuk diri sendiri

Lingkarilah: E atau I

Sensors Intuitives

Percaya pada yang pasti dan

kongkrit

Percaya pada inspirasi dan

kesimpulan

Nilai realisme dan masuk akal Nilai imagimasi dan inovasi

Cenderung spesifik dan literal;

memberikan secara ditail deskripsi

Cenderung secara umum dan

figuratif; memakai metapora dan

analogi

Lingkarilah: S atau N

Thinkers Feelers

Cenderung melihat peristiwa yang

telah terjadi; Aplikasi impersonal

untuk masalah

Cenderung melihat peristiwa yang

akan terjadi; Pertimbangan aksi yang

lainnya

Nilai logik, Keadilan, dan

Kebenaran;

Satu standar untuk yang lain.

Nilai empatik dan harmoni;

Perkecualian untuk peraturan

Melihat secara natural celah dan

cenderung kritikal

Secara natural suka menyenangkan

orang lain; Menunjukkan apresiasi

secara mudah

Lingkarilah: T atau F

Judgers Perceivers

Senang setelah keputusan telah

dibuat

Senang berada pada opini yang

terbuka

Bekerja secara etika;

Bekerja dulu baru bermain

Bermain secara etika;

Bermain dulu baru bekerja

Senang untuk mengetahui apa yang

mereka dapatkan

Senang beradaptasi untuk situasi

yang baru

Lingkarilah: J atau P

Page 261: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

261

KEPRIBADIAN BERDASARKAN GENDER

Kemudian anda diminta juga untuk melingkari (O) A atau B pilihan di bawah ini:

5. Saya orangnya …

(A) Pesimis

(B) Terlalu percaya diri

6. Saya orangnya …

(A) Realistik

(B) Tidak realistik

7. Saya memiliki ...

(A) Tolerasi akan risiko rendah

(B) Toleransi akan risiko tinggi

8. Saya menyukai …

(A) Keuntungan tinggi dan risiko yang tinggi

(B) Keuntungan rendah dan risiko yang rendah

Page 262: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

262

Lampiran 2.: Demografi Partisipan

Lampiran 2.1.: Frequency Table

Gender Subjek Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 88 73.3 73.3 73.3

Perempuan 32 26.7 26.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Usia Subjek Eksperimen

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < dari 25 37 30.8 30.8 30.8

25-34 35 29.2 29.2 60.0

35-44 34 28.3 28.3 88.3

45-54 9 7.5 7.5 95.8

55-64 4 3.3 3.3 99.2

> dari 65 1 .8 .8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Jenis Investor Subjek Eksperimen

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Aktif 69 57.5 57.5 57.5

Pasif 51 42.5 42.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

Page 263: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

263

Lama Bekerja Subjek Eskperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0.25 1 .8 1.6 1.6

0.33 1 .8 1.6 3.1

1 5 4.2 7.8 10.9

1.5 1 .8 1.6 12.5

2 6 5.0 9.4 21.9

3 11 9.2 17.2 39.1

4 3 2.5 4.7 43.8

5 11 9.2 17.2 60.9

6 2 1.7 3.1 64.1

7 3 2.5 4.7 68.8

8 1 .8 1.6 70.3

10 4 3.3 6.2 76.6

11 2 1.7 3.1 79.7

12 4 3.3 6.2 85.9

15 1 .8 1.6 87.5

16 1 .8 1.6 89.1

18 1 .8 1.6 90.6

20 1 .8 1.6 92.2

23 1 .8 1.6 93.8

25 2 1.7 3.1 96.9

30 1 .8 1.6 98.4

32 1 .8 1.6 100.0

Total 64 53.3 100.0

Missing System 56 46.7

Total 120 100.0

Page 264: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

264

Pendidikan AKhir Subjek Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid SMU 23 19.2 19.2 19.2

Sarjana Muda/ D3 7 5.8 5.8 25.0

S1 52 43.3 43.3 68.3

S2 23 19.2 19.2 87.5

S3 15 12.5 12.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

Status Subjek Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Belum Menikah 72 60.0 60.0 60.0

Sudah Menikah 48 40.0 40.0 100.0

Total 120 100.0 100.0

Sekuritas Subjek Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 45 37.5 37.5 37.5

CIMB Niaga 1 .8 .8 38.3

Ciptadana 1 .8 .8 39.2

Danareksa 58 48.3 48.3 87.5

E-Trading 2 1.7 1.7 89.2

Indo Premier 4 3.3 3.3 92.5

Mandiri 1 .8 .8 93.3

MNC 3 2.5 2.5 95.8

OD dan PD 1 .8 .8 96.7

Panin/ Niaga 1 .8 .8 97.5

Phillips 1 .8 .8 98.3

Pratama Capital 1 .8 .8 99.2

Sinarmas 1 .8 .8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Subjek menggunakan transaksi dengan internet

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 120 100.0 100.0 100.0

Page 265: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

265

Lampiran 2.2.: Bar Chart

Page 266: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

266

Lampiran 2.3.: Crosstabs

Jenis Investor Subjek Eksperimen * Gender Subjek Eksperimen Crosstabulation

Gender Subjek Eksperimen

Total Laki-Laki Perempuan

Jenis Investor Subjek Eksperimen

Aktif Count 52 17 69

% within Gender Subjek Eksperimen

59.1% 53.1% 57.5%

Pasif Count 36 15 51

% within Gender Subjek Eksperimen

40.9% 46.9% 42.5%

Total Count 88 32 120

% within Gender Subjek Eksperimen

100.0% 100.0% 100.0%

Usia Subjek Eksperimen * Gender Subjek Eksperimen Crosstabulation

Gender Subjek Eksperimen

Total Laki-Laki Perempuan

Usia Subjek Eksperimen

< dari 25 Count 24 13 37

% within Gender Subjek Eksperimen

27.3% 40.6% 30.8%

25-34 Count 24 11 35

% within Gender Subjek Eksperimen

27.3% 34.4% 29.2%

35-44 Count 28 6 34

% within Gender Subjek Eksperimen

31.8% 18.8% 28.3%

45-54 Count 8 1 9

% within Gender Subjek Eksperimen

9.1% 3.1% 7.5%

55-64 Count 4 0 4

% within Gender Subjek Eksperimen

4.5% .0% 3.3%

> dari 65 Count 0 1 1

% within Gender Subjek Eksperimen

.0% 3.1% .8%

Total Count 88 32 120

% within Gender Subjek Eksperimen

100.0% 100.0% 100.0%

Page 267: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

267

Pendidikan AKhir Subjek Eksperimen * Gender Subjek Eksperimen Crosstabulation

Gender Subjek Eksperimen

Total Laki-Laki Perempuan

Pendidikan Akhir Subjek Eksperimen

SMU Count 14 9 23

% within Gender Subjek Eksperimen

15.9% 28.1% 19.2%

Sarjana Muda/ D3

Count 3 4 7

% within Gender Subjek Eksperimen

3.4% 12.5% 5.8%

S1 Count 44 8 52

% within Gender Subjek Eksperimen

50.0% 25.0% 43.3%

S2 Count 16 7 23

% within Gender Subjek Eksperimen

18.2% 21.9% 19.2%

S3 Count 11 4 15

% within Gender Subjek Eksperimen

12.5% 12.5% 12.5%

Total Count 88 32 120

% within Gender Subjek Eksperimen

100.0% 100.0% 100.0%

Status Subjek Eksperimen * Gender Subjek Eksperimen Crosstabulation

Gender Subjek Eksperimen

Total Laki-Laki Perempuan

Status Subjek Eksperimen

Belum Menikah

Count 49 23 72

% within Gender Subjek Eksperimen

55.7% 71.9% 60.0%

Sudah Menikah

Count 39 9 48

% within Gender Subjek Eksperimen

44.3% 28.1% 40.0%

Total Count 88 32 120

% within Gender Subjek Eksperimen

100.0% 100.0% 100.0%

Page 268: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

268

Lampiran 3.: Statistik Variabel Penelitian

Lampiran 3.1.: Deskriptif Statistik Variable Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Decision Making_Portofolio Realized 120 .85994 1.39500 1.0276835E0 .06869648

Proportion of Gains Realized_Tanpa

Inf.Akuntansi 120 .00000 1.00000 .8801650 .26633570

Proportion of Losses Realized_Tanpa

Inf.Akuntansi 120 .00000 1.00000 .5151450 .45095272

Efek Disposisi_Tanpa Inf.Akuntansi 120 1 2 1.43 .498

Proportion of Gains

Realized_Inf.Akuntansi 120 .00000 1.00000 .8787142 .28753526

Proportion of Loss

Realized_Inf.Akuntansi 120 .00000 1.00000 .4878900 .46219364

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi 120 1 2 1.43 .498

Tingkat Risiko_Tanpa Inf.Akuntansi 120 .00000 .03595 .0117166 .00662363

Tingkat Risiko_Inf.Akuntansi 120 .000000 .112340 .03727146 .027278715

Tingkat Keyakinan_Tanpa

Inf.Akuntansi 120 1 40 9.56 6.704

Tingkat Keyakinan_Inf.Akuntansi 120 1 117 12.92 14.036

Valid N (listwise) 120

Page 269: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

269

Lampiran 3.2.: Uji Normalitas Data Hasil Simulasi Saham

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Decision Making_ Portofolio Realized

Efek Disposisi_

Tanpa Inf.Akuntansi

Efek Disposisi

_ Inf.Akunt

ansi

Tingkat Risiko_ Tanpa

Inf.Akuntansi

Tingkat Risiko_ Inf.Akuntansi

Tingkat Keyakinan_

Tanpa Inf.Akuntansi

Tingkat Keyakinan_ Inf.Akuntansi

N 120 120 120 120 120 120 120

Normal Parameters

a

Mean 1.0276835 1.43 1.43 .0117166 .03727146 9.56 12.92

Std. Deviation

.06869648 .498 .498 .00662363 .027278715 6.704 14.036

Most Extreme Differences

Absolute .134 .375 .375 .075 .099 .117 .198

Positive .134 .375 .375 .075 .099 .117 .184

Negative -.101 -.306 -.306 -.073 -.086 -.113 -.198

Kolmogorov-Smirnov Z 1.473 4.105 4.105 .819 1.087 1.276 2.168

Asymp. Sig. (2-tailed) .026 .000 .000 .513 .188 .077 .000

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Decision Making

Realized_ LG10

Efek Disposisi_

Tanpa Inf.Akuntansi

Efek Disposisi_

Inf.Akuntansi

Tingkat Risiko_ Tanpa

Inf.Akuntansi

Tingkat Risiko_

Inf.Akuntansi

Tingkat Keyakinan_

Tanpa Inf.Akuntansi

SQRT_ TK_IA

N 120 120 120 120 120 120 120

Normal Parameters

a

Mean .0109545 1.43 1.43 .0117166 .03727146 9.56 3.2806

Std. Deviation

.02777014 .498 .498 .00662363 .027278715 6.704 1.47395

Most Extreme Differences

Absolute .118 .375 .375 .075 .099 .117 .100

Positive .118 .375 .375 .075 .099 .117 .100

Negative -.097 -.306 -.306 -.073 -.086 -.113 -.067

Kolmogorov-Smirnov Z 1.292 4.105 4.105 .819 1.087 1.276 1.100

Asymp. Sig. (2-tailed) .071 .000 .000 .513 .188 .077 .177

a. Test distribution is Normal.

Page 270: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

270

N Skewness Kurtosis Zskew Zkurt

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Decision Making Realized_LG10 120 1.248 0.221 4.927 0.438 5.5812 11.0171

Efek Disposisi_NIA 120 0.272 0.221 -1.959 0.438 1.2164 -4.3805

Efek Disposisi_IA 120 0.272 0.221 -1.959 0.438 1.2164 -4.3805

Tingkat Risiko_NIA 120 0.76 0.221 2.014 0.438 3.3988 4.5034

Tingkat Risiko_IA 120 1.001 0.221 0.932 0.438 4.4766 2.0840

Tingkat Keyakinan_NIA 120 1.685 0.221 4.528 0.438 7.5355 10.1249

SQRT_TK_NIA 120 1.646 0.221 5.872 0.438 7.3611 13.1302

Valid N (listwise) 120

Page 271: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

271

Lampiran 3.3. Uji Reliabilitas Data Instrumen

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 120 100.0

Excludeda 0 .0

Total 120 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.790 .790 15

Item Statistics

Mean Std.

Deviation N

ED1 3.61 1.687 120

ED2 5.02 1.444 120

ED3 4.96 1.469 120

ED4 4.40 1.299 120

ED5 3.99 1.564 120

ED6 4.65 1.294 120

ED7 4.63 1.414 120

ED8 4.02 1.536 120

ED9 4.27 1.649 120

ED10 5.03 1.390 120

ED11 4.82 1.426 120

ED12 5.46 1.208 120

ED13 4.36 1.358 120

ED14 4.13 1.256 120

ED15 4.40 1.547 120

Inter-Item Correlation Matrix

ED1 ED2 ED3 ED4 ED5 ED6 ED7 ED8 ED9 ED10 ED11 ED12 ED13 ED14 ED15

ED1 1.000 .331 .332 .179 .340 .272 .228 .257 .301 .092 .166 .118 .227 .223 .099

ED2 .331 1.000 .813 .220 .179 .381 .143 .261 .288 .197 .389 .429 .215 .193 .080

ED3 .332 .813 1.000 .251 .201 .293 .191 .257 .282 .198 .406 .399 .239 .240 .100

ED4 .179 .220 .251 1.000 .084 -.041 .204 .041 .181 .155 .326 .177 .032 .101 -.089

ED5 .340 .179 .201 .084 1.000 .177 .143 .213 .108 -.062 .252 .162 .108 .193 .248

ED6 .272 .381 .293 -.041 .177 1.000 .168 .220 .107 .212 .152 .179 .168 .174 .159

ED7 .228 .143 .191 .204 .143 .168 1.000 .031 -.019 .092 .121 .124 .156 .099 .041

ED8 .257 .261 .257 .041 .213 .220 .031 1.000 .485 .011 .163 .197 .314 .390 .183

ED9 .301 .288 .282 .181 .108 .107 -.019 .485 1.000 -.019 .289 .195 .494 .303 .057

ED10 .092 .197 .198 .155 -.062 .212 .092 .011 -.019 1.000 .330 .191 .060 .137 .025

ED11 .166 .389 .406 .326 .252 .152 .121 .163 .289 .330 1.000 .352 .164 .206 .239

ED12 .118 .429 .399 .177 .162 .179 .124 .197 .195 .191 .352 1.000 .227 .148 .153

ED13 .227 .215 .239 .032 .108 .168 .156 .314 .494 .060 .164 .227 1.000 .282 .159

ED14 .223 .193 .240 .101 .193 .174 .099 .390 .303 .137 .206 .148 .282 1.000 .448

ED15 .099 .080 .100 -.089 .248 .159 .041 .183 .057 .025 .239 .153 .159 .448 1.000

Page 272: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

272

Lampiran 3.4. Uji Validitas Data Instrumen

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

ED1 64.14 100.492 .453 .295 .773

ED2 62.73 99.559 .591 .703 .762

ED3 62.79 98.872 .603 .686 .760

ED4 63.35 110.095 .252 .226 .788

ED5 63.76 105.529 .333 .236 .783

ED6 63.10 107.066 .370 .252 .780

ED7 63.12 109.751 .233 .151 .790

ED8 63.72 102.806 .433 .342 .775

ED9 63.48 101.563 .433 .473 .775

ED10 62.72 110.558 .211 .220 .792

ED11 62.93 102.130 .503 .399 .769

ED12 62.29 106.528 .428 .262 .776

ED13 63.39 105.450 .407 .319 .777

ED14 63.62 105.415 .452 .359 .774

ED15 63.35 107.977 .258 .309 .789

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

67.75 118.660 10.893 15

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 120 100.0

Excludeda 0 .0

Total 120 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.756 .753 7

Page 273: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

273

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

TR1 4.25 1.535 120

TR2 5.03 1.270 120

TR3 5.17 1.212 120

TR4 4.82 1.328 120

TR5 4.38 1.231 120

TR7 4.91 1.250 120

TR10 5.62 1.070 120

Inter-Item Correlation Matrix

TR1 TR2 TR3 TR4 TR5 TR7 TR10

TR1 1.000 .431 .334 .480 .216 .476 .047

TR2 .431 1.000 .237 .522 .089 .388 .238

TR3 .334 .237 1.000 .280 .537 .227 .328

TR4 .480 .522 .280 1.000 .259 .440 .140

TR5 .216 .089 .537 .259 1.000 .181 .244

TR7 .476 .388 .227 .440 .181 1.000 .269

TR10 .047 .238 .328 .140 .244 .269 1.000

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

34.18 32.420 5.694 7

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 120 100.0

Excludeda 0 .0

Total 120 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.774 .762 6

Page 274: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

274

Item Statistics

Mean

Std. Deviation N

TK1 5.20 1.164 120

TK2 3.67 1.457 120

TK3 3.57 1.320 120

TK4 4.29 1.536 120

TK5 4.52 1.444 120

TK9 5.57 1.035 120

Inter-Item Correlation Matrix

TK1 TK2 TK3 TK4 TK5 TK9

TK1 1.000 .297 .270 .244 .253 .275

TK2 .297 1.000 .855 .382 .462 .160

TK3 .270 .855 1.000 .378 .387 .150

TK4 .244 .382 .378 1.000 .777 .128

TK5 .253 .462 .387 .777 1.000 .196

TK9 .275 .160 .150 .128 .196 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

TK1 21.61 24.660 .366 .157 .774

TK2 23.14 19.686 .652 .757 .703

TK3 23.24 20.958 .624 .739 .714

TK4 22.52 19.916 .581 .619 .724

TK5 22.29 19.855 .645 .649 .705

TK9 21.24 26.622 .239 .098 .796

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

26.81 30.240 5.499 6

Page 275: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

275

Correlations

ED1 ED2 ED3 ED4 ED5 ED6 ED7 ED8 ED9 ED10 ED11 ED12 ED13 ED14 ED15

ED1 Pearson Correlation 1 .331** .332

** .179

* .340

** .272

** .228

* .257

** .301

** .092 .166 .118 .227

* .223

* .099

Sig. (2-tailed) .000 .000 .050 .000 .003 .012 .005 .001 .320 .071 .201 .013 .014 .281

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED2 Pearson Correlation .331** 1 .813

** .220

* .179 .381

** .143 .261

** .288

** .197

* .389

** .429

** .215

* .193

* .080

Sig. (2-tailed) .000 .000 .016 .051 .000 .119 .004 .001 .031 .000 .000 .018 .034 .386

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED3 Pearson Correlation .332** .813

** 1 .251

** .201

* .293

** .191

* .257

** .282

** .198

* .406

** .399

** .239

** .240

** .100

Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .028 .001 .037 .005 .002 .030 .000 .000 .009 .008 .278

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED4 Pearson Correlation .179* .220

* .251

** 1 .084 -.041 .204

* .041 .181

* .155 .326

** .177 .032 .101 -.089

Sig. (2-tailed) .050 .016 .006 .359 .657 .025 .655 .048 .090 .000 .054 .725 .273 .336

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED5 Pearson Correlation .340** .179 .201

* .084 1 .177 .143 .213

* .108 -.062 .252

** .162 .108 .193

* .248

**

Sig. (2-tailed) .000 .051 .028 .359 .053 .119 .019 .238 .503 .006 .077 .239 .035 .006

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED6 Pearson Correlation .272** .381

** .293

** -.041 .177 1 .168 .220

* .107 .212

* .152 .179 .168 .174 .159

Sig. (2-tailed) .003 .000 .001 .657 .053 .066 .016 .244 .020 .098 .051 .067 .058 .083

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED7 Pearson Correlation .228* .143 .191

* .204

* .143 .168 1 .031 -.019 .092 .121 .124 .156 .099 .041

Sig. (2-tailed) .012 .119 .037 .025 .119 .066 .734 .837 .319 .189 .178 .088 .283 .659

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED8 Pearson Correlation .257** .261

** .257

** .041 .213

* .220

* .031 1 .485

** .011 .163 .197

* .314

** .390

** .183

*

Sig. (2-tailed) .005 .004 .005 .655 .019 .016 .734 .000 .902 .075 .031 .000 .000 .045

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED9 Pearson Correlation .301** .288

** .282

** .181

* .108 .107 -.019 .485

** 1 -.019 .289

** .195

* .494

** .303

** .057

Sig. (2-tailed) .001 .001 .002 .048 .238 .244 .837 .000 .840 .001 .032 .000 .001 .539

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED10 Pearson Correlation .092 .197* .198

* .155 -.062 .212

* .092 .011 -.019 1 .330

** .191

* .060 .137 .025

Sig. (2-tailed) .320 .031 .030 .090 .503 .020 .319 .902 .840 .000 .037 .512 .136 .786

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED11 Pearson Correlation .166 .389** .406

** .326

** .252

** .152 .121 .163 .289

** .330

** 1 .352

** .164 .206

* .239

**

Sig. (2-tailed) .071 .000 .000 .000 .006 .098 .189 .075 .001 .000 .000 .073 .024 .009

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED12 Pearson Correlation .118 .429** .399

** .177 .162 .179 .124 .197

* .195

* .191

* .352

** 1 .227

* .148 .153

Sig. (2-tailed) .201 .000 .000 .054 .077 .051 .178 .031 .032 .037 .000 .013 .108 .096

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED13 Pearson Correlation .227* .215

* .239

** .032 .108 .168 .156 .314

** .494

** .060 .164 .227

* 1 .282

** .159

Sig. (2-tailed) .013 .018 .009 .725 .239 .067 .088 .000 .000 .512 .073 .013 .002 .083

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED14 Pearson Correlation .223* .193

* .240

** .101 .193

* .174 .099 .390

** .303

** .137 .206

* .148 .282

** 1 .448

**

Sig. (2-tailed) .014 .034 .008 .273 .035 .058 .283 .000 .001 .136 .024 .108 .002 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

ED15 Pearson Correlation .099 .080 .100 -.089 .248** .159 .041 .183

* .057 .025 .239

** .153 .159 .448

** 1

Sig. (2-tailed) .281 .386 .278 .336 .006 .083 .659 .045 .539 .786 .009 .096 .083 .000

N 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 276: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

276

Correlations

TR1 TR2 TR3 TR4 TR5 TR7 TR10

TR1 Pearson Correlation 1 .431** .334

** .480

** .216

* .476

** .047

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .018 .000 .608

N 120 120 120 120 120 120 120

TR2 Pearson Correlation .431** 1 .237

** .522

** .089 .388

** .238

**

Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .336 .000 .009

N 120 120 120 120 120 120 120

TR3 Pearson Correlation .334** .237

** 1 .280

** .537

** .227

* .328

**

Sig. (2-tailed) .000 .009 .002 .000 .013 .000

N 120 120 120 120 120 120 120

TR4 Pearson Correlation .480** .522

** .280

** 1 .259

** .440

** .140

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .004 .000 .126

N 120 120 120 120 120 120 120

TR5 Pearson Correlation .216* .089 .537

** .259

** 1 .181

* .244

**

Sig. (2-tailed) .018 .336 .000 .004 .047 .007

N 120 120 120 120 120 120 120

TR7 Pearson Correlation .476** .388

** .227

* .440

** .181

* 1 .269

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .000 .047 .003

N 120 120 120 120 120 120 120

TR10 Pearson Correlation .047 .238** .328

** .140 .244

** .269

** 1

Sig. (2-tailed) .608 .009 .000 .126 .007 .003

N 120 120 120 120 120 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 277: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

277

Correlations

TK1 TK2 TK3 TK4 TK5 TK9

TK1 Pearson Correlation 1 .297

** .270

** .244

** .253

** .275

**

Sig. (2-tailed) .001 .003 .007 .005 .002

N 120 120 120 120 120 120

TK2 Pearson Correlation .297

** 1 .855

** .382

** .462

** .160

Sig. (2-tailed) .001

.000 .000 .000 .081

N 120 120 120 120 120 120

TK3 Pearson Correlation .270

** .855

** 1 .378

** .387

** .150

Sig. (2-tailed) .003 .000

.000 .000 .101

N 120 120 120 120 120 120

TK4 Pearson Correlation .244

** .382

** .378

** 1 .777

** .128

Sig. (2-tailed) .007 .000 .000

.000 .164

N 120 120 120 120 120 120

TK5 Pearson Correlation .253

** .462

** .387

** .777

** 1 .196

*

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000

.032

N 120 120 120 120 120 120

TK9 Pearson Correlation .275

** .160 .150 .128 .196

* 1

Sig. (2-tailed) .002 .081 .101 .164 .032

N 120 120 120 120 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 278: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

278

Item Efek Disposisi

r hitung r tabel t hitung t tabel Keterangan Cronbach's Alpha if Item

Deleted Keterangan

ED1 0.453 0.1509 5.5197 1.6579 Valid 0.773 Reliabel

ED2 0.591 0.1509 7.9585 1.6579 Valid 0.762 Reliabel

ED3 0.603 0.1509 8.2110 1.6579 Valid 0.760 Reliabel

ED4 0.252 0.1509 2.8287 1.6579 Valid 0.788 Reliabel

ED5 0.333 0.1509 3.8363 1.6579 Valid 0.783 Reliabel

ED6 0.370 0.1509 4.3263 1.6579 Valid 0.780 Reliabel

ED7 0.233 0.1509 2.6027 1.6579 Valid 0.790 Reliabel

ED8 0.433 0.1509 5.2181 1.6579 Valid 0.775 Reliabel

ED9 0.433 0.1509 5.2181 1.6579 Valid 0.775 Reliabel

ED10 0.211 0.1509 2.3448 1.6579 Valid 0.792 Reliabel

ED11 0.503 0.1509 6.3220 1.6579 Valid 0.769 Reliabel

ED12 0.428 0.1509 5.1443 1.6579 Valid 0.776 Reliabel

ED13 0.407 0.1509 4.8402 1.6579 Valid 0.777 Reliabel

ED14 0.452 0.1509 5.5043 1.6579 Valid 0.774 Reliabel

ED15 0.258 0.1509 2.9008 1.6579 Valid 0.789 Reliabel

Tingkat Risiko

r hitung r tabel t hitung t tabel Keterangan Cronbach's Alpha if Item

Deleted Keterangan

TR1 0.529 0.1509 6.7715 1.6579 Valid 0.7140 Reliabel

TR2 0.503 0.1509 6.3220 1.6579 Valid 0.7190 Reliabel

TR3 0.497 0.1509 6.2216 1.6579 Valid 0.7210 Reliabel

TR4 0.571 0.1509 7.5555 1.6579 Valid 0.7030 Reliabel

TR5 0.377 0.1509 4.4215 1.6579 Valid 0.7460 Reliabel

TR7 0.526 0.1509 6.7183 1.6579 Valid 0.7140 Reliabel

TR10 0.302 0.1509 3.4412 1.6579 Valid 0.7570 Reliabel

Tingkat Kepercayaan

r hitung r tabel t hitung t tabel Keterangan Cronbach's Alpha if Item

Deleted Keterangan

TK1 0.366 0.1509 4.2722 1.6579 Valid 0.774 Reliabel

TK2 0.652 0.1509 9.3410 1.6579 Valid 0.703 Reliabel

TK3 0.624 0.1509 8.6744 1.6579 Valid 0.714 Reliabel

TK4 0.581 0.1509 7.7543 1.6579 Valid 0.724 Reliabel

TK5 0.645 0.1509 9.1686 1.6579 Valid 0.705 Reliabel

TK9 0.239 0.1509 2.6737 1.6579 Valid 0.796 Reliabel

Page 279: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

279

Lampiran 4: Uji Beda T-Test

Lampiran 4.1.: One Sample T-Test

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

120 .8801650 .26633570 .02431301

Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

120 .5151450 .45095272 .04116616

Efek Disposisi_Tanpa Inf.Akuntansi 120 1.43 .498 .045

Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi

120 .8787142 .28753526 .02624826

Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi

120 .4878900 .46219364 .04219231

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi 120 1.43 .498 .045

Tingkat Risiko_Tanpa Inf.Akuntansi 120 .0117166 .00662363 .00060465

Tingkat Risiko_Inf.Akuntansi 120 .03727146 .027278715 .002490195

Tingkat Keyakinan_Inf.Akuntansi 120 12.92 14.036 1.281

SQRT_TK_IA 120 1.2244 .20725 .01892

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

36.201 119 .000 .88016500 .8320228 .9283072

Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

12.514 119 .000 .51514500 .4336319 .5966581

Efek Disposisi_Tanpa Inf.Akuntansi

31.553 119 .000 1.433 1.34 1.52

Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi

33.477 119 .000 .87871417 .8267400 .9306883

Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi

11.563 119 .000 .48789000 .4043450 .5714350

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi

31.553 119 .000 1.433 1.34 1.52

Tingkat Risiko_Tanpa Inf.Akuntansi

19.377 119 .000 .01171658 .0105193 .0129139

Tingkat Risiko_Inf.Akuntansi

14.967 119 .000 .037271462 .03234063 .04220230

Tingkat Keyakinan_Inf.Akuntansi

10.081 119 .000 12.917 10.38 15.45

SQRT_TK_IA 64.715 119 .000 1.22437 1.1869 1.2618

Page 280: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

280

Group Statistics

Mengerti Ringkasan Lk dan Rasio-Rasio Keuangan N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Block Desain berdasarkan Frekuensi Transaksi

Tidak menegerti LK dan Rasio-Rasio LK

12 3.83 2.250 .649

Mengerti LK dan Rasio-Rasio LK

108 4.57 2.305 .222

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Block Desain berdasarkan Frekuensi Transaksi

Equal variances assumed

.224 .637 -1.059 118 .292 -.741 .700 -2.127 .645

Equal variances not assumed

-1.079 13.696 .299 -.741 .686 -2.216 .734

Page 281: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

281

Lampiran 4.2.: Independent Sample T-Test

Group Statistics

Gender Subjek Eksperimen N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

Laki-Laki 88 .8755989 .27018929 .02880227

Perempuan 32 .8927219 .25922673 .04582525

Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

Laki-Laki 88 .5544693 .45491168 .04849375

Perempuan 32 .4070031 .42824278 .07570334

Efek Disposisi_Tanpa Inf.Akuntansi Laki-Laki 88 1.47 .502 .053

Perempuan 32 1.34 .483 .085

Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi

Laki-Laki 88 .8737432 .28670745 .03056312

Perempuan 32 .8923844 .29396351 .05196590

Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi

Laki-Laki 88 .5163330 .46444471 .04950997

Perempuan 32 .4096719 .45392513 .08024339

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi Laki-Laki 88 1.45 .501 .053

Perempuan 32 1.38 .492 .087

Tingkat Risiko_Tanpa Inf.Akuntansi Laki-Laki 88 .0127180 .00699322 .00074548

Perempuan 32 .0089628 .00452649 .00080018

Tingkat Risiko_Inf.Akuntansi Laki-Laki 88

.03974116

.029249225 .003117978

Perempuan 32

.03047980

.019763497 .003493726

Tingkat Keyakinan_Tanpa Inf.Akuntansi

Laki-Laki 88 9.15 5.970 .636

Perempuan 32 10.69 8.407 1.486

SQRT_TK_IA Laki-Laki 88 1.2259 .20743 .02211

Perempuan 32 1.2201 .21001 .03712

Group Statistics

Gender Subjek Eksperimen N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Extraverted vs Introverted Laki-Laki 88 1.59 .494 .053

Perempuan 32 1.53 .507 .090

Sensors vs Intuitives Laki-Laki 88 1.44 .500 .053

Perempuan 32 1.28 .457 .081

Thinkers vs Feelers Laki-Laki 88 1.58 .496 .053

Perempuan 32 1.47 .507 .090

Judgers vs Perceivers Laki-Laki 88 1.42 .496 .053

Perempuan 32 1.34 .483 .085

Page 282: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

282

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Proportion of Gains Realized_ Tanpa Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

.543 .463 -.310 118 .757 -.01712301 .05518983 -.12641391 .09216789

Equal variances not assumed

-.316 57.152 .753 -.01712301 .05412508 -.12550035 .09125433

Proportion of Losses Realized_ Tanpa Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

3.436 .066 1.594 118 .114 .14746619 .09249318 -.03569548 .33062787

Equal variances not assumed

1.640 58.171 .106 .14746619 .08990350 -.03248398 .32741637

Efek Disposisi_ Tanpa Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

7.423 .007 1.191 118 .236 .122 .103 -.081 .325

Equal variances not assumed

1.213 57.019 .230 .122 .101 -.079 .324

Proportion of Gains Realized_ Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

.145 .705 -.313 118 .755 -.01864119 .05958238 -.13663052 .09934814

Equal variances not assumed

-.309 53.859 .758 -.01864119 .06028730 -.13951720 .10223481

Proportion of Loss Realized_ Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

.882 .350 1.119 118 .265 .10666108 .09530995 -.08207856 .29540072

Equal variances not assumed

1.131 56.193 .263 .10666108 .09428806 -.08220626 .29552842

Efek Disposisi_ Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

3.137 .079 .773 118 .441 .080 .103 -.124 .283

Equal variances not assumed

.780 55.942 .439 .080 .102 -.125 .284

Tingkat Risiko_ Tanpa Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

3.757 .055 2.826 118 .006 .00375514 .00132887 .00112361 .00638667

Equal variances not assumed

3.434 85.276 .001 .00375514 .00109363 .00158081 .00592947

Tingkat Risiko_ Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

4.753 .031 1.657 118 .100 .00926136

1 .00559033

6 -.001809025

.020331748

Equal variances not assumed

1.978 81.601 .051

.009261361

.004682724

-.000054750 .01857747

3

Tingkat Keyakinan_ Tanpa Inf.Akuntansi

Equal variances assumed

3.309 .071 -1.114 118 .268 -1.540 1.382 -4.277 1.198

Equal variances not assumed

-.952 42.900 .346 -1.540 1.617 -4.800 1.721

SQRT_TK_IA Equal variances assumed

.062 .804 .137 118 .891 .00588 .04296 -.07919 .09096

Equal variances not assumed

.136 54.455 .892 .00588 .04321 -.08073 .09250

Page 283: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

283

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differenc

e

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Extraverted vs Introverted Equal variances assumed

.801 .373 .581 118 .563 .060 .103 -.144 .263

Equal variances not assumed

.574 53.858 .569 .060 .104 -.149 .268

Sensors vs Intuitives Equal variances assumed

14.524 .000 1.605 118 .111 .162 .101 -.038 .362

Equal variances not assumed

1.674 59.802 .099 .162 .097 -.032 .355

Thinkers vs Feelers Equal variances assumed

.553 .459 1.075 118 .285 .111 .103 -.093 .315

Equal variances not assumed

1.064 54.045 .292 .111 .104 -.098 .319

Judgers vs Perceivers Equal variances assumed

2.904 .091 .754 118 .452 .077 .102 -.125 .278

Equal variances not assumed

.764 56.475 .448 .077 .100 -.124 .278

Group Statistics

Gender Subjek Eksperimen N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Instrumen Kepribadian_Gender_ Pesimis dan Terlalu percaya Diri

Laki-Laki 88 1.62 .487 .052

Perempuan 32 1.69 .471 .083

Instrumen Kepribadian_Gender_ Realistik dan Tidak Realistik

Laki-Laki 88 1.02 .150 .016

Perempuan 32 1.03 .177 .031

Instrumen Kepribadian_Gender_ Toleransi Risiko Tinggi atau Rendah

Laki-Laki 88 1.73 .448 .048

Perempuan 32 1.72 .457 .081

Instrumen Kepribadian_Gender_ Keuntungan Tinggi/ Rendah dan Risiko Tinggi/ Rendah

Laki-Laki 88 1.88 .333 .035

Perempuan 32 1.72 .457 .081

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Differe

nce

Std. Error Differenc

e

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Instrumen Kepribadian_ Gender_Pesimis dan Terlalu percaya Diri

Equal variances assumed

1.873 .174 -.627 118 .532 -.062 .100 -.260 .135

Equal variances not assumed

-.637 56.730 .527 -.062 .098 -.259 .134

Instrumen Kepribadian_ Gender_Realistik dan Tidak Realistik

Equal variances assumed

.274 .602 -.262 118 .794 -.009 .032 -.073 .056

Equal variances not assumed

-.243 48.154 .809 -.009 .035 -.079 .062

Instrumen Kepribadian_ Gender_Toleransi Risiko Tinggi atau Rendah

Equal variances assumed

.033 .856 .092 118 .927 .009 .093 -.176 .193

Equal variances not assumed

.091 54.109 .928 .009 .094 -.180 .197

Instrumen Kepribadian_ Gender_Keuntungan Tinggi/Rendah dan Risiko Tinggi/ Rendah

Equal variances assumed

14.331 .000 2.050 118 .043 .156 .076 .005 .307

Equal variances not assumed

1.772 43.529 .083 .156 .088 -.022 .334

Page 284: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

284

Lampiran 4.3.: Paired Sample T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation Std. Error

Mean

Pair 1 Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

.8801650 120 .26633570 .02431301

Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi

.8787142 120 .28753526 .02624826

Pair 2 Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

.5151450 120 .45095272 .04116616

Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi

.4878900 120 .46219364 .04219231

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi & Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi

120 .788 .000

Pair 2 Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi & Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi

120 .828 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Proportion of Gains Realized_ Tanpa Inf.Akuntansi - Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi

.00145083 .18152798 .01657116 -.03136172 .03426339 .088 119 .930

Pair 2 Proportion of Losses Realized_ Tanpa Inf.Akuntansi - Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi

.02725500 .26828872 .02449130 -.02124021 .07575021 1.113 119 .268

Page 285: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

285

Lampiran 4.4.: ANOVA

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

Between Groups 1.147 7 .164 2.516 .019

Within Groups 7.294 112 .065

Total 8.441 119

Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

Between Groups 2.632 7 .376 1.953 .068

Within Groups 21.567 112 .193

Total 24.200 119

Efek Disposisi_Tanpa Inf.Akuntansi Between Groups 2.400 7 .343 1.419 .205

Within Groups 27.067 112 .242

Total 29.467 119

Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi

Between Groups 1.364 7 .195 2.575 .017

Within Groups 8.475 112 .076

Total 9.839 119

Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi

Between Groups 1.831 7 .262 1.242 .286

Within Groups 23.590 112 .211

Total 25.421 119

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi Between Groups 3.600 7 .514 2.227 .037

Within Groups 25.867 112 .231

Total 29.467 119

Total Transaksi Between Groups 32120.233 7 4588.605 34.720 .000

Within Groups 14802.133 112 132.162

Total 46922.367 119

Total Transaksi

Block Desain berdasarkan Frekuensi Transaksi N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5

Tukey HSDa 8 15 5.40

7 15 9.20 9.20

6 15 12.47 12.47 12.47

5 15 16.27 16.27 16.27

4 15 19.07 19.07

3 15 24.60 24.60

2 15 34.33

1 15 59.60

Sig. .171 .276 .084 .293 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15.000.

Page 286: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

286

Descriptives

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

1 15 .9199600 .21707948 .05604968 .7997454 1.0401746 .26310 1.00000

2 15 .9216333 .20053263 .05177730 .8105821 1.0326846 .22460 1.00000

3 15 .9579800 .07609889 .01964865 .9158378 1.0001222 .74710 1.00000

4 15 .8955867 .27135623 .07006388 .7453146 1.0458587 .00000 1.00000

5 15 .8569667 .25052858 .06468620 .7182286 .9957048 .34890 1.00000

6 15 .8609267 .29510355 .07619541 .6975038 1.0243496 .08150 1.00000

7 15 .9833200 .04521162 .01167359 .9582826 1.0083574 .84760 1.00000

8 15 .6449467 .44983620 .11614721 .3958357 .8940576 .00000 1.00000

Total 120 .8801650 .26633570 .02431301 .8320228 .9283072 .00000 1.00000

Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

1 15 .5491000 .44972408 .11611826 .3000511 .7981489 .00000 1.00000

2 15 .4262667 .40389284 .10428468 .2025983 .6499351 .00000 1.00000

3 15 .5534200 .44072734 .11379531 .3093533 .7974867 .00000 1.00000

4 15 .5180600 .46424631 .11986788 .2609690 .7751510 .00000 1.00000

5 15 .8163867 .34958523 .09026252 .6227928 1.0099805 .00000 1.00000

6 15 .5405800 .50869268 .13134389 .2588754 .8222846 .00000 1.00000

7 15 .4696000 .47319456 .12217831 .2075536 .7316464 .00000 1.00000

8 15 .2477467 .40059654 .10343358 .0259037 .4695896 .00000 1.00000

Total 120 .5151450 .45095272 .04116616 .4336319 .5966581 .00000 1.00000

Efek Disposisi_Tanpa Inf.Akuntansi 1 15 1.27 .458 .118 1.01 1.52 1 2

2 15 1.20 .414 .107 .97 1.43 1 2

3 15 1.40 .507 .131 1.12 1.68 1 2

4 15 1.53 .516 .133 1.25 1.82 1 2

5 15 1.67 .488 .126 1.40 1.94 1 2

6 15 1.53 .516 .133 1.25 1.82 1 2

7 15 1.40 .507 .131 1.12 1.68 1 2

8 15 1.47 .516 .133 1.18 1.75 1 2

Total 120 1.43 .498 .045 1.34 1.52 1 2

Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi 1 15 .9088267 .24247163 .06260590 .7745504 1.0431030 .22630 1.00000

2 15 .9161600 .20234049 .05224409 .8041076 1.0282124 .23170 1.00000

3 15 .9660533 .06229971 .01608572 .9315529 1.0005538 .83980 1.00000

4 15 .9785733 .05728286 .01479037 .9468511 1.0102955 .81370 1.00000

5 15 .8145200 .35876281 .09263216 .6158438 1.0131962 .00000 1.00000

6 15 .7909467 .39763562 .10266908 .5707434 1.0111499 .00000 1.00000

7 15 .9915067 .03289454 .00849333 .9732903 1.0097231 .87260 1.00000

8 15 .6631267 .45882299 .11846759 .4090390 .9172144 .00000 1.00000

Total 120 .8787142 .28753526 .02624826 .8267400 .9306883 .00000 1.00000

Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi 1 15 .5321933 .43370820 .11198298 .2920137 .7723729 .00000 1.00000

2 15 .3936800 .42963134 .11093034 .1557581 .6316019 .00000 1.00000

3 15 .5503600 .45269840 .11688622 .2996640 .8010560 .00000 1.00000

4 15 .4353400 .48501963 .12523153 .1667451 .7039349 .00000 1.00000

5 15 .7356600 .41669350 .10758980 .5049028 .9664172 .00000 1.00000

6 15 .5333333 .51639778 .13333333 .2473618 .8193049 .00000 1.00000

7 15 .4285400 .48164627 .12436053 .1618132 .6952668 .00000 1.00000

8 15 .2940133 .44705596 .11542935 .0464420 .5415847 .00000 1.00000

Total 120 .4878900 .46219364 .04219231 .4043450 .5714350 .00000 1.00000

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi 1 15 1.27 .458 .118 1.01 1.52 1 2

2 15 1.20 .414 .107 .97 1.43 1 2

3 15 1.47 .516 .133 1.18 1.75 1 2

4 15 1.40 .507 .131 1.12 1.68 1 2

5 15 1.80 .414 .107 1.57 2.03 1 2

6 15 1.53 .516 .133 1.25 1.82 1 2

7 15 1.33 .488 .126 1.06 1.60 1 2

8 15 1.47 .516 .133 1.18 1.75 1 2

Total 120 1.43 .498 .045 1.34 1.52 1 2

Page 287: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

287

Descriptives

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Extraverted vs Introverted

Ada Efek Disposisi 68 1.49 .503 .061 1.36 1.61 1 2

Tidak Ada Efek Disposisi 52 1.69 .466 .065 1.56 1.82 1 2

Total 120 1.58 .496 .045 1.49 1.66 1 2

Sensors vs Intuitives Ada Efek Disposisi 68 1.35 .481 .058 1.24 1.47 1 2

Tidak Ada Efek Disposisi 52 1.46 .503 .070 1.32 1.60 1 2

Total 120 1.40 .492 .045 1.31 1.49 1 2

Thinkers vs Feelers Ada Efek Disposisi 68 1.62 .490 .059 1.50 1.74 1 2

Tidak Ada Efek Disposisi 52 1.46 .503 .070 1.32 1.60 1 2

Total 120 1.55 .500 .046 1.46 1.64 1 2

Judgers vs Perceivers Ada Efek Disposisi 68 1.47 .503 .061 1.35 1.59 1 2

Tidak Ada Efek Disposisi 52 1.31 .466 .065 1.18 1.44 1 2

Total 120 1.40 .492 .045 1.31 1.49 1 2

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Extraverted vs Introverted 11.371 1 118 .001

Sensors vs Intuitives 3.976 1 118 .048

Thinkers vs Feelers 2.201 1 118 .141

Judgers vs Perceivers 10.690 1 118 .001

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Extraverted vs Introverted

Between Groups 1.263 1 1.263 5.310 .023

Within Groups 28.062 118 .238

Total 29.325 119

Sensors vs Intuitives Between Groups .348 1 .348 1.441 .232

Within Groups 28.452 118 .241

Total 28.800 119

Thinkers vs Feelers Between Groups .718 1 .718 2.924 .090

Within Groups 28.982 118 .246

Total 29.700 119

Judgers vs Perceivers Between Groups .782 1 .782 3.293 .072

Within Groups 28.018 118 .237

Total 28.800 119

Page 288: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

288

Lampiran 5. RB-222 ANOVA Within-Subject

GLM PGR_BT PLR_BT T_Risiko_BT T_Keyakinan_BT PGR_AT PLR_AT T_Risiko_AT SQRT_TK_Inf.AKuntansi B

Y Block_Transaksi

/WSFACTOR=ED 2 Polynomial TR 2 Polynomial TK 2 Polynomial

/METHOD=SSTYPE(3)

/POSTHOC=Block_Transaksi(BONFERRONI)

/EMMEANS=TABLES(OVERALL)

/EMMEANS=TABLES(ED) COMPARE ADJ(BONFERRONI)

/EMMEANS=TABLES(TR) COMPARE ADJ(BONFERRONI)

/EMMEANS=TABLES(TK) COMPARE ADJ(BONFERRONI)

/EMMEANS=TABLES(TK*TR)

/EMMEANS=TABLES(ED*TK*TR)

/EMMEANS=TABLES(Block_Transaksi) COMPARE ADJ(BONFERRONI)

/PRINT=DESCRIPTIVE HOMOGENEITY

/CRITERIA=ALPHA(.05)

/WSDESIGN= ED TR TK TK*TR ED*TK*TR

/DESIGN= Block_Transaksi.

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

ED TR TK Dependent Variable

1 1 1 PGR_BT

2 PLR_BT

2 1 T_Risiko_BT

2 T_Keyakinan_BT

2 1 1 PGR_AT

2 PLR_AT

2 1 T_Risiko_AT

2 SQRT_TK_Inf.AKuntansi

Box's Test of Equality of Covariance Matrices

a

Box's M 927.401

F 2.790

df1 252

df2 1.460E4

Sig. .000

Tests the null hypothesis that the observed covariance matrices of the dependent variables are equal across groups.

a. Design: Intercept + Block_Transaksi Within Subjects Design: ED + TR + TK + TR * TK + ED * TR * TK

Page 289: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

289

Descriptive Statistics

Block Desain berdasarkan Frekuensi Transaksi Mean Std. Deviation N

Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi 1 .9199600 .21707948 15

2 .9216333 .20053263 15

3 .9579800 .07609889 15

4 .8955867 .27135623 15

5 .8569667 .25052858 15

6 .8609267 .29510355 15

7 .9833200 .04521162 15

8 .6449467 .44983620 15

Total .8801650 .26633570 120

Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi 1 .5491000 .44972408 15

2 .4262667 .40389284 15

3 .5534200 .44072734 15

4 .5180600 .46424631 15

5 .8163867 .34958523 15

6 .5405800 .50869268 15

7 .4696000 .47319456 15

8 .2477467 .40059654 15

Total .5151450 .45095272 120

Tingkat Risiko_Tanpa Inf.Akuntansi 1 .0099233 .00398796 15

2 .0101247 .00469869 15

3 .0129900 .00498377 15

4 .0116627 .00616250 15

5 .0120813 .00435384 15

6 .0133200 .00570798 15

7 .0106787 .00763324 15

8 .0129520 .01219543 15

Total .0117166 .00662363 120

Tingkat Keyakinan_Tanpa Inf.Akuntansi 1 21.47 7.855 15

2 14.93 2.685 15

3 9.67 3.244 15

4 8.20 2.178 15

5 8.20 3.342 15

6 6.40 2.640 15

7 4.13 1.642 15

8 3.47 2.850 15

Total 9.56 6.704 120

Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi 1 .9088267 .24247163 15

2 .9161600 .20234049 15

3 .9660533 .06229971 15

4 .9785733 .05728286 15

5 .8145200 .35876281 15

6 .7909467 .39763562 15

7 .9915067 .03289454 15

8 .6631267 .45882299 15

Total .8787142 .28753526 120

Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi 1 .5321933 .43370820 15

2 .3936800 .42963134 15

3 .5503600 .45269840 15

4 .4353400 .48501963 15

5 .7356600 .41669350 15

6 .5333333 .51639778 15

7 .4285400 .48164627 15

8 .2940133 .44705596 15

Total .4878900 .46219364 120

Tingkat Risiko_Inf.Akuntansi 1 .02593610 .019534696 15

2 .02517332 .024363904 15

3 .03974284 .022594901 15

4 .03497464 .027514188 15

5 .04710004 .036887645 15

6 .04023349 .020652194 15

7 .04006175 .034677065 15

8 .04494952 .024526005 15

Total .03727146 .027278715 120

SQRT_TK_Inf.AKuntansi 1 5.7181 1.91895 15

2 4.1849 .93730 15

3 3.8213 .59580 15

4 3.2400 .33093 15

5 2.7941 .52743 15

6 2.4077 .53734 15

7 2.2714 .50786 15

8 1.8072 .75646 15

Total 3.2806 1.47395 120

Page 290: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

290

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

ED Pillai's Trace .748 3.329E2a 1.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .252 3.329E2a 1.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 2.972 3.329E2a 1.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 2.972 3.329E2a 1.000 112.000 .000

ED * Block_Transaksi Pillai's Trace .600 24.025a 7.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .400 24.025a 7.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 1.502 24.025a 7.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 1.502 24.025a 7.000 112.000 .000

TR Pillai's Trace .873 7.693E2a 1.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .127 7.693E2a 1.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 6.869 7.693E2a 1.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 6.869 7.693E2a 1.000 112.000 .000

TR * Block_Transaksi Pillai's Trace .747 47.193a 7.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .253 47.193a 7.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 2.950 47.193a 7.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 2.950 47.193a 7.000 112.000 .000

TK Pillai's Trace .896 9.645E2a 1.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .104 9.645E2a 1.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 8.612 9.645E2a 1.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 8.612 9.645E2a 1.000 112.000 .000

TK * Block_Transaksi Pillai's Trace .731 43.423a 7.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .269 43.423a 7.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 2.714 43.423a 7.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 2.714 43.423a 7.000 112.000 .000

TR * TK Pillai's Trace .922 1.327E3a 1.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .078 1.327E3a 1.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 11.849 1.327E3a 1.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 11.849 1.327E3a 1.000 112.000 .000

TR * TK * Block_Transaksi Pillai's Trace .749 47.723a 7.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .251 47.723a 7.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 2.983 47.723a 7.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 2.983 47.723a 7.000 112.000 .000

ED * TR * TK Pillai's Trace .751 3.383E2a 1.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .249 3.383E2a 1.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 3.021 3.383E2a 1.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 3.021 3.383E2a 1.000 112.000 .000

ED * TR * TK * Block_Transaksi

Pillai's Trace .602 24.242a 7.000 112.000 .000

Wilks' Lambda .398 24.242a 7.000 112.000 .000

Hotelling's Trace 1.515 24.242a 7.000 112.000 .000

Roy's Largest Root 1.515 24.242a 7.000 112.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept + Block_Transaksi Within Subjects Design: ED + TR + TK + TR * TK + ED * TR * TK

Page 291: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

291

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:MEASURE_1

Within Subjects Effect Mauchly's W

Approx. Chi-Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound

ED 1.000 .000 0 . 1.000 1.000 1.000

TR 1.000 .000 0 . 1.000 1.000 1.000

TK 1.000 .000 0 . 1.000 1.000 1.000

TR * TK 1.000 .000 0 . 1.000 1.000 1.000

ED * TR * TK

1.000 .000 0 . 1.000 1.000 1.000

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept + Block_Transaksi Within Subjects Design: ED + TR + TK + TR * TK + ED * TR * TK

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure:MEASURE_1

Source

ED

TK Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

ED Linear 591.745 1 591.745 332.882 .000

ED * Block_Transaksi Linear 298.950 7 42.707 24.025 .000

Error(ED) Linear 199.096 112 1.778

TR Linear 1538.036 1 1538.036 769.329 .000

TR * Block_Transaksi Linear 660.439 7 94.348 47.193 .000

Error(TR) Linear 223.909 112 1.999

TK Linear 2172.289 1 2172.289 964.498 .000

TK * Block_Transaksi Linear 684.589 7 97.798 43.423 .000

Error(TK) Linear 252.252 112 2.252

TR * TK Linear Linear 2752.321 1 2752.321 1.327E3 .000

TR * TK * Block_Transaksi Linear Linear 692.796 7 98.971 47.723 .000

Error(TR*TK) Linear Linear 232.274 112 2.074

ED * TR * TK Linear Linear Linear 591.105 1 591.105 338.341 .000

ED * TR * TK * Block_Transaksi Linear Linear Linear 296.467 7 42.352 24.242 .000

Error(ED*TR*TK) Linear Linear Linear 195.671 112 1.747

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

Proportion of Gains Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

8.389 7 112 .000

Proportion of Losses Realized_Tanpa Inf.Akuntansi

3.656 7 112 .001

Tingkat Risiko_Tanpa Inf.Akuntansi 4.791 7 112 .000

Tingkat Keyakinan_Tanpa Inf.Akuntansi 6.398 7 112 .000

Proportion of Gains Realized_Inf.Akuntansi

12.330 7 112 .000

Proportion of Loss Realized_Inf.Akuntansi

1.494 7 112 .176

Tingkat Risiko_Inf.Akuntansi 1.922 7 112 .072

SQRT_TK_Inf.AKuntansi 4.048 7 112 .001

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Block_Transaksi Within Subjects Design: ED + TR + TK + TR * TK + ED * TR * TK

Page 292: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

292

Lampiran 6.: RB-222 ANCOVA Within-Subject

Between-Subjects Factors

Value Label N

Efek Disposisi_Tanpa Inf.Akuntansi

1 Ada Efek Disposisi

68

2 Tidak Ada Efek Disposisi

52

Tingkat Risiko Tanpa Informasi Akuntansi

1 Risk Averse 60

2 Risk Taker 60

Tingkat Keyakinan Tanpa Informasi Akuntansi

1 Confidence 55

2 Overconfidence 65

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Decision Making Realized_LG10

F df1 df2 Sig.

1.738 7 112 .107

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + ED_BT + Tingkat_Risiko_BT + Tingkat_Keyakinan_BT + ED_BT * Tingkat_Risiko_BT * Tingkat_Keyakinan_BT + ED_BT * Tingkat_Risiko_BT * Tingkat_Keyakinan_BT * ED_Instrumen

Page 293: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

293

Between-Subjects Factors

Value Label N

Efek Disposisi_Tanpa Inf.Akuntansi

1 Ada Efek Disposisi

68

2 Tidak Ada Efek Disposisi

52

Tingkat Risiko Tanpa Informasi Akuntansi

1 Risk Averse 60

2 Risk Taker 60

Tingkat Keyakinan Tanpa Informasi Akuntansi

1 Confidence 55

2 Overconfidence 65

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Decision Making Realized_LG10

F df1 df2 Sig.

1.570 7 112 .151

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + ED_BT + Tingkat_Risiko_BT + Tingkat_Keyakinan_BT + ED_BT * Tingkat_Risiko_BT * Tingkat_Keyakinan_BT + ED_BT * Tingkat_Risiko_BT * Tingkat_Keyakinan_BT * TR_Instrumen

Page 294: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

294

Between-Subjects Factors

Value Label N

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi 1 Ada Efek Disposisi 68

2 Tidak Ada Efek Disposisi

52

Tingkat Risiko Informasi Akuntansi

1 Risk Averse 60

2 Risk Taker 60

Tingkat Keyakinan Informasi Akuntansi

1 Confidence 55

2 Overconfidence 65

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Decision Making Realized_LG10

F df1 df2 Sig.

1.127 7 112 .351

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + ED_AT + Tingkat_Risiko_AT + Tingkat_Keyakinan_IA + ED_AT * Tingkat_Risiko_AT * Tingkat_Keyakinan_IA + ED_AT * Tingkat_Risiko_AT * Tingkat_Keyakinan_IA * ED_Instrumen

Page 295: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

295

Between-Subjects Factors

Value Label N

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi 1 Ada Efek Disposisi 68

2 Tidak Ada Efek Disposisi

52

Tingkat Risiko Informasi Akuntansi

1 Risk Averse 60

2 Risk Taker 60

Tingkat Keyakinan Informasi Akuntansi

1 Confidence 55

2 Overconfidence 65

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Decision Making Realized_LG10

F df1 df2 Sig.

2.118 7 112 .047

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + ED_AT + Tingkat_Risiko_AT + Tingkat_Keyakinan_IA + ED_AT * Tingkat_Risiko_AT * Tingkat_Keyakinan_IA + ED_AT * Tingkat_Risiko_AT * Tingkat_Keyakinan_IA * TR_Instrumen

Page 296: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · Latar Belakang Masalah ... Disposisi, dengan memperhatikan dua aspek ketidakpastian dalam realisasi loss, ... dan pengukuran risiko

296

Between-Subjects Factors

Value Label N

Efek Disposisi_Inf.Akuntansi 1 Ada Efek Disposisi

68

2 Tidak Ada Efek Disposisi

52

Tingkat Risiko Informasi Akuntansi

1 Risk Averse 60

2 Risk Taker 60

Tingkat Keyakinan Informasi Akuntansi

1 Confidence 55

2 Overconfidence 65

Levene's Test of Equality of Error Variances

a

Dependent Variable:Decision Making Realized_LG10

F df1 df2 Sig.

.691 7 112 .679

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + ED_AT + Tingkat_Risiko_AT + Tingkat_Keyakinan_IA + ED_AT * Tingkat_Risiko_AT * Tingkat_Keyakinan_IA + ED_AT * Tingkat_Risiko_AT * Tingkat_Keyakinan_IA * TK_Instrumen