Upload
dinhnga
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Reformasi diberbagai bidang yang sedang berlangsung di Indonesia telah
membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta ekonomi
sehingga menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan pemerintah yang
baik salah satu agenda reformasi yaitu adanya otonomi daerah dan sistem
pengelolaan keuangan daerah termasuk didalamnya pengelolaan Barang Milik
Daerah.
Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 09 Tahun 2017 tentang Pengelolaan
Barang Milik Daerah diharapkan pemerintah kota dumai dapat menyusun dan
menerapkan sistem penatausahaan untuk pembukuan, inventarisasi dan melaporkan
sistem milik daerah dengan menghasilkan neraca daerah dan laporan realisasi
anggaran. Untuk menerapkan sistem yang sesuai dengan Peraturan Daerah Kota
Dumai Nomor 09 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah diperlukan
pengawasan dan kerjasama yang mampu melaksanakan proses pencatatan aset
ditingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun pengelola barang milik daerah
secara teliti dan kompeten, termasuk pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Dumai.
Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau perolehan lainnya
yang sah. Pengelolaan aset daerah mencakup lingkup perencanaan kebutuhan dan
2
penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, dan
pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Keseluruhan kegiatan tersebut
merupakan aspek-aspek penting yang terdapat dalam manajemen aset daerah.
Pengelolaan aset daerah bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Hal ini
terbukti dari masih banyaknya pengecualian kewajaran atas nilai aset pemerintah
daerah dalam opini Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) atas
laporan keuangan pemerintah daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa
pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam pengelolaan aset sehingga menyajikan
aset daerah dengan kurang atau tidak wajar.
Aset merupakan sumberdaya yang penting bagi pemerintah daerah, dengan
mengelola aset daerah secara benar dan memadai, pemerintah daerah akan
mendapatkan sumber dana untuk pembiyaan pembangunan di daerah. Dengan
melakukan perencanaan kebutuhan aset, pemerintah daerah akan memperoleh
gambaran dan pedoman terkait kebutuhan aset bagi pemerintah daerah. Dengan
perencanaan kebutuhan aset tersebut, pemerintah daerah dapat terhindarkan dari
kepemilikan aset yang sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menjaga dan
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan pada masyarakat.
Implementasi kegiatan Pemerintah dalam mengelola aset ini dilakukan oleh
Pemerintah Kota Dumai. Secara administrasi, Kota Dumai merupakan salah satu
Kotamadya yang terletak di Provinsi Riau yang dibentuk berdasarkan Undang-
3
Undang Nomor 16 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten/Kota Baru di Provinsi Riau sebagai pengejawantahan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan yang menjadi dasar terhadap pengelolaan barang milik daerah Kota
Dumai adalah disamping Undang-undang Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533) dan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 09 Tahun 2017 tentang Pengelolaan
Barang Milik Daerah.
Selain itu, Pemerintah Kota Dumai juga membuat beberapa dasar peraturan
dalam pengelolaan aset daerah, dengan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 09
tahun 2017 tentang pengelolaan Badan Milik Daerah. Peraturan Daerah Nomor 2
tahun 2011 tentang perubahan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 14 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Serta Peraturan Walikota Nomor 29 tahun 2010 tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Badan Milik Daerah.
Dalam kata lain Barang Milik Kekayaan Negara (BMKN) yakni barang
bergerak/barang tidak bergerak yang dimiliki/dikuasai oleh intansi pemerintah yang
sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah ataupun dengan perolehan lainnya yang sah, yang tidak termasuk
4
dalam kekayaan Negara yang dipisahkan (dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara)
dan kekayaan pemerintah daerah.
Salah satu pengelolaan aset daerah adalah penghapusan dan
pemindahtanganan. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Daerah
dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang
untuk membebaskan Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola
Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya. Penghapusan merupakan proses terakhir dalam perjalanan hidup
barang milik daerah (BMD) tersebut. Penghapusan barang milik daerah (BMD)
merupakan proses tindak lanjut daripada pengelolaan barang milik daerah (BMD) itu
sendiri, dengan tujuan untuk membebaskan kepengurusan barang milik daerah
(BMD) yang telah memenuhi kriteria untuk dilakukannya suatu tindakan
penghapusan dari pertanggungjawaban administratif terhadap fisik barang yang ada
dalam pengelolaan bendahara barang atau pengurus barang atau pengguna barang
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah sebagai
tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau
disertakan sebagai modal Pemerintah.
Instansi Pemerintah Kota Dumai yang bertugas melaksanakan pengelolaan
barang milik daerah terhadap penghapusan aset Pemerintah Kota Dumai adalah
Bagian Pengelolaan Aset Sekretariat Daerah Kota Dumai yang dibentuk pada tahun
5
2011 sesuai dengan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2011 tanggal 20 Januari
2011. Sedangkan berdasarkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang Susunan Perangkat Daerah dibentuk Badan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah sebagai pengganti bagian pengelolaan aset
Sekretariat Daerah Kota Dumai. Adapun Tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Dumai Berdasarkan Peraturan Walikota Dumai
Nomor 68 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi
Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Dumai,
sebagai berikut :
1. Dalam Pasal 4 dikatakan bahwa Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah (BPKAD) mempunyai tugas membantu Walikota dalam
melaksanakan fungsi penunjang keuangan dan aset daerah.
2. Dalam Pasal 5 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengelolaan keuangan daerah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan demi terwujudnya pengelolaan keuangan daerah
yang berdaya guna dan berhasil guna;
b. perumusan sasaran strategi bidang pengelolaan keuangan daerah berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk pencapaian pengelolaan
keuangan daerah demi terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel;
c. perumusan program kerja badan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan agar penyelenggaraan urusan
pengelolaan keuangan daerah dapat terukur secara tepat dan optimal;
6
d. penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan agar penyelenggaraan urusan pengelolaan
keuangan daerah dapat terukur secara tepat dan optimal;
e. penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
f. pengendalian urusan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan agar tugas-tugas dapat dilaksanakan secara tepat
guna dan tepat sasaran;
g. pembinaan aparatur dalam penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan daerah
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui
keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif;
h. pengarahan penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan demi tercapainya pelaksanaan tugas
tepat sasaran;
i. pengevaluasian penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan daerah
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui
keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif;
j. pelaporan penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan daerah secara periodik
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk
akuntabilitas kinerja;
k. penggunaan anggaran badan;
l. penyiapan fungsi lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup fungsinya.
Sedangkan tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dengan aset yaitu pada
bidang aset di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai berikut:
1. Penyiapan bahan kegiatan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
berhubungan dengan pelaporan.
7
2. Melakukan pengumpulan data, pencatatan, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
3. Mengumpulkan bahan informasi serta menilai mutu perbekala, melakukan
tender dan pembelian perlengkapan serta perbekalan pemerintah.
4. Melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan
pelaporan Barang Milik Daerah dalam unit pemakaian serta menyiapkan
penghapusan barang aset.
Mekanisme pengelolaan barang milik daerah dimulai dari perencanaan dan
penganggaran Barang Milik Daerah. Salah satu wewenang dan tanggung jawab
Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai pengguna barang milik daerah,
adalah mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi organisasi perangkat
daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Tentu saja pada
saat kepala daerah mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah, harus
memperhatikan kepentingan umum, yaitu kegiatan yang menyangkut kepentingan
bangsa dan negara, masyarakat luas, rakyat banyak/bersama, dan/atau kepentingan
pembangunan, setelah itu diadakan pengadaan, kemudian lanjut ke penerimaan,
penyimpanan dan penyaluran, dan ditentukan penggunaan, serta mencatat
penatausahaan, pemanfaatan, bagaimana pengamanan dan pemeliharaan lalu
diadakan penilaian, lanjut ke penghapusan, dan pemindahtanganan, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian, terakhir pembiayaan; dan tuntutan ganti rugi.
8
Fokus penelitian ini adalah pada penghapusan aset terhadap kendaraan Dinas
Pemerintah Kota Dumai. Beberapa alasan yang mendasarkan kebijakan Pemerintah
Kota Dumai melakukan penghapusan aset daerah adalah barang milik daerah tersebut
sudah tidak dapat digunakan lagi, besarnya biaya perawatan seperti contoh pada
kendaraan operasional yang telah berumur lima tahun keatas. Beberapa barang milik
daerah yang sudah dihapuskan melalui proses lelang pihak Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Dumai adalah:
1. Kendaraan Operasional perorangan Dinas/ Badan dan Penjualan kendaraan
Dinas Pemerintah Kota Dumai pada tahun 2016.
2. Penghapusan aset Kendaraan bermotor pada Dinas/ Badan Pemerintah Kota
Dumai pada tahun 2016.
Masalah mengenai penghapusan barang-barang milik daerah merupakan
masalah yang tidak dapat dianggap ringan, sebab apabila terdapat barang yang berada
dalam kepengurusan serta penguasaannya pada suatu instansi pemerintah tidak
memperhatikan masalah penghapusan barang milik daerah tersebut, maka sangat
dimungkinkan muncul suatu kondisi yang dimana barang yang belum dihapus tidak
dapat digunakan atau bahkan tidak memberikan konstribusi terhadap kegiatan
operasional dalam bekerjanya pemerintahan, sehingga secara tidak langsung akan
membebani biaya pemeliharaan karena terhadap pengadaan barang-barang milik
Negara dan terhadap pengelolaanya tetap diajukan anggaran biaya pemeliharaan.
9
Berdasarkan ketentuan tersebut, penghapusan merupakan bagian dari
siklus pengelolaan barang milik daerah dengan maksud dan tujuan untuk
membebaskan pengurus barang milik daerah dari pertanggungjawaban
administratif dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya atau dengan kata
lain, penghapusan merupakan proses terakhir perjalanan hidup barang milik daerah.
Adapun tujuan penghapusan barang milik daerah antara lain sebagai berikut:
a) Menghindari biaya pemeliharaan yang lebih besar karena dengan
melakukan penghapusan akan mengurangi beban dalam pemeliharaan dan
perawatan sehingga biaya yang dikeluarkan pemerintah menjadi lebih efisien;
b) Mengurangi penggunaan ruangan untuk gudang/tempat penyimpanan
barang-barang rusak, tidak terpakai, dan kadaluwarsa sehingga ruangan dapat
dioptimalkan untuk kegiatan yang lebih produktif selain juga untuk
menjaga kenyamanan dan keindahan.
c) Mengurangi beban dalam penatausahaan barang karena dengan
penghapusan, penatausahaan lebih diprioritaskan untuk barang-barang
produktif yang ada dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang
Hal ini menjadi alasan mengapa perlu dilakukan suatu tindakan penghapusan
barang milik daerah. Dalam kondisi lain justru sebaliknya, dimana terdapat barang
milik daerah yang telah terdafar untuk dilakukan suatu tindakan penghapusan namun
dalam kondisi fisik dari barang tersebut tidak nampak, baik karena rusak berat
10
maupun karena sebab lain. Penghapusan/Penjualan kendaraan dinas operasional
terdiri dari macam, yaitu:
(a) Kendaraan dinas operasional; dan
(b) Kendaraan dinas operasional khusus/lapangan;
Fenomena penguasaan aset negara oleh mantan pejabat, memang selalau ada
di daerah manapun. Meski sudah lepas dinas atau pensiun dan tidak menjabat lagi,
namun tetap pakai dan dikuasai bekas pejabat dan keluarganya, layaknya barang
milik pribadi. Padahal, pihaknya sudah sering melayangkan surat imbauan untuk
segera mengembalikan. Tapi tetap saja tidak digubris sama sekali dan terkesaan tidak
peduli terhadap aset pemerintah yang digunakan sehari-hari. Upaya penarikan mobil
dinas tersebut dalam rangka penertiban dan pengamanan aset daerah yang masih
berkeliaran diluar. Setelah ditarik akan dikelola oleh bidang aset dan diserahkan
kepada pejabat yang aktif sekarang di pemerintah kota Dumai atau dilakukan
pelelangan. Selain dalam rangka penertiban aset, tiap tahun mobil itu menjadi temuan
Badan Pemeriksa Keuangan saat pemeriksaan dan selalu dipertanyakan. Pasalnya,
mobil itu terdaftar sebagai aset, tapi barangnya tidak nampak kemana. Adapun jenis
kendaraan yang dinas yang dipakai di Pemerintah Kota Dumai sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jenis Kendaraan Pemerintah Kota Dumai
No Jenis Kendaraan Merk/Type CC Bahan Tahun
Pembelian
1 2 3 4 5 6
1 Sedan Toyota COROLLA 1500 Besi/Plat 1997
2 Mobil Dinas Walikota CAMRY 2.5 HYBRID A/T 2.494 Besi/Plat
2012
11
1 2 3 4 5 6
3 Mobil Dinas Wakil
Walikota CAMRY 2.5 V/AT 2.494 Besi/Plat 2012
4 Station Wagon TOYOTA FORTUNER 2.7 A/T 2.500 Besi/Plat 2012
5 Station Wagon Toyota Avanza G.1300 1.298 Besi/Plat 2006
6 Station Wagon Toyota Kijang Innova 1.998 Besi/Plat 2006
7 Station Wagon Toyota Avanza S 1.500 1.498 Besi/Plat 2009
8 Station Wagon Nissan Extrail 2.488 Besi/Plat 2010
10 Station Wagon Suzuki Grand Vitara 1.995 Besi/Plat 2011
11 Station Wagon Nissan Extrail 2.0 CVT 1.997 Besi/Plat 2014
12 Bus Mitsubishi /Colt Diesel PS 135 4.214 Besi/Plat 2003
13 Micro Bus HINO DUTRO 110 LD 4.009 Besi/Plat 2014
14 Minibus Mitsubishi Maven 1.468 Besi/Plat 2007
15 Minibus Mitsubishi L 300 2.477 Besi/Plat 2006
16 Minibus INNOVA 2.4V A/T 1.998 Besi/Plat 2012
17 Minibus NAV1 V A/T 1.986 Besi/Plat 2013
18 Minibus Toyota Kijang Innova 1,998 Besi/Plat 2013
19 Truk Mitsubishi Colt Diesel Besi/Plat 1989
20 Pick Up Toyota Hilux 1.998 Besi/Plat 2007
21 Mobil Tangki Mitsubishi Colt Diesel 3.907 Besi/Plat 2006
22 Mobil Tahanan ISUZU/ NKR 71 4.570 Besi/Plat 2006
23 Sepeda Motor Honda / Impressa 100 Besi/Plat 2001
24 Sepeda Motor Honda / Win 100 Besi/Plat 2002
25 Sepeda Motor Kawasaki D-Tracker 150 Besi/Plat 2014
26 Sepeda Motor Roda 3 JIALING JH 200 RLN 150 Besi/Plat 2014
27 Sepeda Motor Roda 3 JIALING JH 200 200 Besi/Plat 2015
Sumber : BPKAD Kota Dumai, 2017
Persyaratan penghapusan Barang Milik Negara berupa kendaraan dinas yang
memenuhi persyaratan teknis adalah sebagai berikut:
1. Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak, dan tidak
ekonomis apabila diperbaiki;
2. Secara teknis barang tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi;
3. Barang telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa;
12
4. Barang mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan,
seperti terkikis, aus, dan lain-lain sejenisnya; atau berkurangnya barang dalam
timbangan / ukuran disebabkan penggunaan / susut dalam penyimpanan /
pengangkutan.
Kendaraan dinas operasional yang telah dihapus dari Daftar Inventaris Barang
Milik Daerah dapat dijual melalui pelelangan baik pelelangan umum dan/atau
pelelangan terbatas. Kendaraan dinas operasional yang dapat dihapus dari Daftar
Inventaris Barang Milik Daerah adalah kendaraan yang telah berumur 5 (lima) tahun
lebih, untuk kendaraan dinas operasional khusus/lapangan yang dapat dihapus dari
Daftar Inventaris Barang Milik Daerah adalah kendaraan yang telah berumur 7
(tujuh) tahun lebih. Penghapusan kendaraan dinas operasional walaupun batasan
usianya telah ditetapkan, harus tetap memperhatikan apakah sudah ada kendaraan
pengganti dan/atau tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas. Kendaraan
dinas operasional yang dapat dihapus dari Daftar Inventaris terdiri dari:
(a) Jenis sedan, jeep, station wagon, minibus dan pick up;
(b) Jenis kendaraan bermotor beroda 2 (dua), (sepeda motor dan scooter);
(c) Jenis Kendaraan Dinas operasional khusus terdiri dari mobil Ambulans,
mobil pemadam kebakaran, bus, mikro bus, truck, alat-alat besar,
pesawat, dan kendaraan diatas air.
Pengguna/kuasa pengguna barang mengajukan usul penghapusan kendaraan
dinas operasional yang telah memenuhi persyaratan umur kendaraan kepada Kepala
Daerah melalui pengelola. Untuk melaksanakan penelitian atas kendaraan yang
dimohon untuk dihapus, Kepala Daerah dengan Surat Keputusan membentuk Panitia
13
Penghapusan Kendaraan Dinas Operasional. Panitia penghapusan kendaraan dinas
operasional meneliti dari segi administratif/pemilikan kendaraan, keadaan fisik,
kemungkinan mengganggu kelancaran tugas dinas, efisiensi penggunaannya, biaya
operasional, nilai jual kendaraan, dan lain-lain yang dipandang perlu. Hasil penelitian
Panitia Penghapusan tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara.
Apabila memenuhi persyaratan, Kepala Daerah menetapkan keputusan
tentang penghapusan kendaraan dinas operasional. Setelah dihapus dari daftar
inventaris, pelaksanaan penjualannya dapat dilakukan melalui pelelangan umum atau
pelelangan terbatas. Pelelangan umum dilaksanakan melalui kantor lelang Negara.
Pelelangan terbatas dilaksanakan oleh panitia pelelangan terbatas yang ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2014
Tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa Kendaraan Perorangan
Dinas Penjualan Barang Milik Negara/Daerah berupa Kendaraan Perorangan Dinas
dapat dilakukan kepada:
1. Pejabat Negara;
2. mantan Pejabat Negara;
3. pegawai ASN;
4. anggota TNI; atau
5. anggota Polri.
Pihak yang dapat mengikuti pelelangan terbatas terhadap kendaraan dinas
operasional yaitu Pejabat/Pegawai Negeri Sipil yang telah mempunyai masa kerja 10
(sepuluh) tahun dengan prioritas pejabat/pegawai yang akan memasuki masa pensiun
14
dan pejabat/pegawai pemegang kendaraan dan/atau pejabat/pegawai yang lebih senior
dan Ketua dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang telah
mempunyai masa bhakti 5 (lima) tahun. Dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun
pejabat/pegawai, Ketua/Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
dapat mengikuti pelelangan terbatas kembali sejak saat pembeliannya yang pertama.
Kendaraan dinas operasional yang dapat dilakukan penjualan/pelelangan
terbatas; jenis sedan, jeep, station wagon, minibus, pick up dan jenis kendaraan
bermotor beroda 2 (dua). Kendaraan dinas operasional khusus lapangan (bus,
pemadam kebakaran, ambulance, truck, alat-alat berat, dlsb),
penjualan/pelelangannya dilakukan melalui pelelangan umum atau pelelangan
terbatas. Hasil penjualan/pelelangan disetor ke kas daerah.
Sedangkan jangka waktu pelaksanaan pelelangan dengan dasar hokum
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2014
Tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa Kendaraan Perorangan
Dinas Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Pasal 24 yaitu : Biaya yang telah
dikeluarkan oleh Pemerintah untuk perbaikan Kendaraan Perorangan Dinas yang
akan dibeli dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum adanya persetujuan penjualan,
menjadi tanggungan Pejabat Negara, pegawai ASN, anggota TNI, atau anggota Polri
yang membeli Kendaraan Perorangan Dinas tersebut dan harus dibayar sebagai
tambahan harga jual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18.
15
Dibunyikan dalam Pasal 18 Harga jual Barang Milik Negara/Daerah berupa
Kendaraan Perorangan Dinas yang dijual kepada Pejabat Negara/mantan Pejabat
Negara tanpa melalui lelang ditentukan oleh Pengguna Barang sebagai berikut:
a. kendaraan dengan umur 4 (empat) tahun sampai dengan 7 (tujuh) tahun, harga
jualnya adalah 40% (empat puluh persen) dari nilai wajar kendaraan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;
b. kendaraan dengan umur lebih dari 7 (tujuh) tahun, harga jualnya adalah 20%
(dua puluh persen) dari nilai wajar kendaraan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17.
Berikut ini merupakan data aset Pemerintah Kota Dumai, yang mengalami
kerusakan baik sedang ataupun berat serta belum dilakukan pelelangan yaitu sebagai
berikut:
Tabel 1.2
Rekapitulasi Daftar Usulan Penghapusan Kendaraan Dinas
Kota Dumai
NO OPD Jenis Kendaraan Merk Cara Perolehan
Barang Jumlah
1 Dinas Pekerjaan
Umum Kota Dumai
Truk Tengki
Dyna dan Izusu
APBD 2
2 Dinas Perhubungan
Kota Dumai
Mobil kijang mini bus
Mobil kijang pick up
Toyota Toyota
KF.60
APBD
APBD
1
3
3 RSUD Ambulance Toyota Kijang APBD 10
4 Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Mobil Dinas Toyota Kijang APBD 7
5 Sekretariat DPRD Nissan
L300
Kijang KF
Sepeda Motor
Nissan Terano
Mitsubishi L300
Toyota Kijang
Honda
APBD
APBD
APBD
APBD
3
1
1
1
6 Kecamatan Dumai
Kota
Sepeda Motor Honda APBD 2
Sumber: Bidang Aset BPKAD Kota Dumai Tahun 2017
16
Berdasarkan data tabel diatas, maka aset kendaraan bermotor milik
Pemerintah Kota Dumai yang saat ini berada dalam kondisi rusak atau dalam tahap
penghapusan cukup banyak jumlahnya. Dari data keseluruhan Organisasi Perangkat
Daerah sejak tahun anggaran 2011-2017, maka dari total 35 (tiga puluh lima)
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Dumai terdapat sekitar 31 (tiga puluh satu)
unit aset kendaraan bermotor Pemerintah Kota Dumai yang telah diusulkan untuk
dihapuskan. Hal ini tentu saja perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota
Dumai, karena jika tidak diperhatikan tentu saja mengakibatkan kerugian materiil
bagi pemerintah.
Kendaraan yang dilelang pada Pemerintah Kota Dumai memang kendaraan
yang kondisinya sudah tidak digunakan. Saat ini ada 31 unit yang akan kita ajukan
untuk dilelang. Dari 31 unit yang akan diajukan untuk dilelang nantinya belum tentu
semuanya bisa diterima oleh pihak ketiga sebagai pelaksana lelang. Tentu dilakukan
terlebih dahulu pengecekan terhadap kondisi kendaraan tersebut. Lelang terhadap
kendaraan Dinas pemerintah Dumai untuk tahun ini tidak lagi lelang tertutup seperti
tahun sebelumnya. Namun lelang terbuka dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara Lelang (KPKNL) Dumai.
Mengacu pada Peraturan Presiden 54 tahun 2010 dan perubahannya
PERPRES 70 tahun 2012 dan Perka Pelelangan Nomor 18 tahun 2012 jadwal lelang/
seleksi sederhana Pascakualifikasi Pelelangan Sederhana, Pemilihan Langsung, atau
Seleksi Sederhana Perorangan sebagai berikut :
17
Tabel 1.3
Waktu Pelaksanaan Pelelangan
No Pekerjaan Waktu Keterangan
1 2 3 4
1 Penayangan
pengumuman
Paling kurang 4 (empat) hari Kalender Batas akhirnya
adalah hari kerja
2 Pengambilan Dokumen
Pemilihan
(Download Dokumen
pemilihan)
sejak tanggal pengumuman sampai dengan 1
(satu) hari kalender sebelum batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran
Batas akhirnya
adalah hari kerja
3 Pemberian Penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
tanggal tanggal pengumuman
Jam Kerja dan Hari
Kerja
4 Pemasukan Dokumen
Penawaran
dimulai 1 (satu) hari kalender setelah
pemberian penjelasan sampai dengan paling
kurang 2 (dua) hari kerja setelah
ditandatanganinya Berita Acara Pemberian
Penjelasan (Minimal 2 hari kerja)
Batas akhirnya
adalah hari kerja
dan jam kerja
5 Masa sanggah 3 (tiga) hari kalender setelah pengumuman
hasil Pelelangan/Seleksi Sederhana
Perorangan
Batas akhirnya
adalah hari kerja
dan jam kerja
6 Jawab Sanggah 5 (lima) hari kalender setelah jawaban
sanggah
Hari kalender
7 Sanggah banding selama 3 (tiga) hari kalender setelah
menerima
jawaban sanggahan (minimal 2 hari kerja)
Batas akhirnya
adalah hari kerja
dan jam kerja
8 Jawaban Sanggah
Banding
15 (lima belas ) hari kalender setelah
menerima sanggah banding
Hari kalender
9 Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ)
paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang
Pelelangan Sederhana atau Pemilihan
Langsung apabila tidak ada sanggahan, atau
setelah sanggahan dijawab dalam hal tidak
ada sanggahan;
bandingsetelah sanggahan dijawab dalam
hal tidak ada sanggahan banding, atau
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
Kelompok Kerja ULP menyampaikan
Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS) kepada
PPK untuk Seleksi Umum;
sanggahan banding tidak diterima, SPPBJ
pada Pelelangan Umum diterbitkan paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah adanya
jawaban sanggahan banding dari Menteri/
Hari Kerja
18
1 2 3 4
Pimpinan Lembaga/ Kepala daerah/
Pimpinan Institusi atau diterbitkan paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah Kelompok
Kerja ULP menyampaikan BAHS kepada
PPK untuk Seleksi Umum;
Dalam hal Pelelangan Umum dengan
prakualifikasi Pelelangan Terbatas, atau
Seleksi Umum dilakukan mendahului
Tahun Anggaran, SPPBJ diterbitkan setelah
DIPA/DPA ditetapkan.
10 Kontrak Ditandatangani paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ
Hari Kerja
Sumber : KPKNL Kota Dumai 2018
Sejak tahun 2011 sampai dengan saat ini, Badan Pengelolaan Keuangan Dan
Aset Daerah Kota Dumai belum mampu melaksanakan kegiatan penghapusan aset
Kota Dumai secara optimal. Adapun beberapa faktor yang menghambat dalam
penghapusan dan penjualan Barang Milik Daerah Kota Dumai adalah sebagai berikut:
1. Kondisi barang milik daerah yang sudah rusak berat (Rusaknya nomor KIR
kendaraan)
2. Tingginya penetapan harga limit pelelangan kendaraan dinas perorangan di
Pemerintah Kota Dumai
3. Terbatasnya sumber daya manusia pada bidang aset Badan Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Dumai.
Sedangkan Untuk kendaraan Dinas DPRD bersifat Pinjam Pakai Kendaraan
Dinas disebutkan dalam Lampiran VIII huruf b angka 1) huruf a) dan b) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016:
19
a) Pinjam pakai merupakan penyerahan penggunaan barang milik daerah kepada
instansi pemerintah, antar pemerintah daerah, yang ditetapkan dengan Surat
Perjanjian untuk jangka waktu tertentu, tanpa menerima imbalan dan setelah
jangka waktu tersebut berakhir, barang milik daerah tersebut diserahkan
kembali kepada Pemerintah Daerah.
b) Pinjam pakai selain hal tersebut di atas, dapat diberikan kepada alat
kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Komisi-komisi) dalam
rangka menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dan kendaraan
tersebut sebagai kendaraan dinas operasional (pool).
Sehubungan dengan adanya kebijakan Pemerintah terkait penghapusan aset
dan Barang Milik Daerah Kota Dumai, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menetapkan judul: “Implementasi Peraturan Daerah Kota
Dumai Nomor 09 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Studi
Penghapusan Aset Kendaraan Dinas Pemerintah Kota Dumai).”
1.2 Rumusan Masalah
Pengelolaan Aset dilakukan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Dumai Kota Dumai sebagai Pembantu Pengelola sedangkan Sekretaris
Daerah selaku Pengelola Barang Milik Daerah. Aset tentu saja harus dikelola hal ini
dikarenakan aset merupakan barang inventaris dari Pemerintah dan memiliki nilai
guna dan nilai ekonomis. Akan tetapi pengelolaan aset di Kota Dumai belum
20
terlaksana secara optimal terutama dalam proses pendataan dan pelelangan aset
terutama aset kendaraan bermotor.
Oleh karena itu, dalam merumuskan permasalahan penelitian, penulis
memaparkan beberapa perumusan masalah yang cukup relevan untuk diteliti yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 09 Tahun
2017 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah terhadap Penghapusan Aset
kendaraan Dinas di Pemerintah Kota Dumai?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Implementasi Peraturan Daerah
Kota Dumai Nomor 09 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah terhadap Penghapusan Aset Kendaraan Dinas di Pemerintah Kota
Dumai?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui
mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 09 Tahun 2017
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah terhadap Penghapusan Aset Kendaraan
Dinas Pemerintah Kota Dumai. Adapun tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis implementasi Peraturan Daerah Kota
Dumai Nomor 09 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
terhadap Penghapusan Aset kendaraan dinas di Pemerintah Kota Dumai.
21
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi Implementasi
Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 09 Tahun 2017 tentang Pengelolaan
Barang Milik Daerah terhadap Penghapusan Aset Kendaraan Dinas di
Pemerintah Kota Dumai.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, maka harapan dari penulis adalah dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Dari segi akademis diharapkan akan dapat memberikan sumbangan
pemikiran, baik berupa perbendaharaan konsep, metode, proposisi ataupun
pengembangan teori-teori dalam khasanah studi ilmu pemerintahan dan
masyarakat di bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah terhadap
Penghapusan Aset kendaraan dinas.
2. Dari segi pragmatis diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Dumai dalam Implementasi Peraturan
Daerah Kota Dumai Nomor 09 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah terhadap Penghapusan Aset Pemerintah Kota Dumai.