of 26 /26
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Indonesia merupakan negara maritim dan juga negara agraris yang sudah dikenal oleh dunia. Sebagai negara agraris, Indonesia didukung oleh sektor pertanian maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah, sedangkan sebagai negara maritim, Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau baik itu yang sudah berpenghuni maupun yang belum berpenghuni dan di masing-masing pulau tersebut memiliki potensi-potensi maritim (bahari) tersendiri yang tentunya sangat indah terutama wisata pantainya, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Dalam potensi bahari tersebut , tentunya ditunjang oleh beberapa fasilitas-fasilitas yang mendukung berbagai aktivitas olahraga seperti aktivitas snorkling, diving, banana boat, paracelling, voli pantai,maupun hanya sekedar “nyemplung” di bibir pantainya saja. Aktivitas-aktivitas diatas tidak semuanya bisa diterapkan di seluruh pantai di Indonesia karena pantai di Indonesia ada yang terletak disebelah utara (Samudera Indonesia) yang arus dalam dan gelombang lautnya cenderung tenang serta dasar laut yang cenderung landai sehingga cocok untuk aktifitas olahraga air , sedangkan disebelah selatan Indonesia (Samudera Hindia) , arus dalam sangat kuat, gelombang lautnya tinggi , dasar laut yang curam, serta terdapat patahan gempa yang mengakibatkan kontur dasar laut yang tidak rata, sehingga tidak cocok bagi beberapa aktivitas olahraga air. Maka dari itu, diperlukan fasilitas-fasilitas yang dapat menampung dan mendukung aktivitas-aktivitas olahraga air maupun olahraga-olahraga pantai lainnya kedalam suatu wadah dalam suatu kawasan. Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang rekreatif,menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yaitu dengan menumbuhkan budaya olahraga guna 19

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Embed Size (px)

Text of BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar...

  • BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum

    Indonesia merupakan negara maritim dan juga negara agraris yang sudah

    dikenal oleh dunia. Sebagai negara agraris, Indonesia didukung oleh sektor pertanian

    maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah, sedangkan sebagai

    negara maritim, Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau baik itu yang sudah

    berpenghuni maupun yang belum berpenghuni dan di masing-masing pulau tersebut

    memiliki potensi-potensi maritim (bahari) tersendiri yang tentunya sangat indah

    terutama wisata pantainya, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi bagi para

    wisatawan domestik maupun mancanegara. Dalam potensi bahari tersebut , tentunya

    ditunjang oleh beberapa fasilitas-fasilitas yang mendukung berbagai aktivitas olahraga

    seperti aktivitas snorkling, diving, banana boat, paracelling, voli pantai,maupun hanya

    sekedar nyemplung di bibir pantainya saja. Aktivitas-aktivitas diatas tidak

    semuanya bisa diterapkan di seluruh pantai di Indonesia karena pantai di Indonesia ada

    yang terletak disebelah utara (Samudera Indonesia) yang arus dalam dan gelombang

    lautnya cenderung tenang serta dasar laut yang cenderung landai sehingga cocok untuk

    aktifitas olahraga air , sedangkan disebelah selatan Indonesia (Samudera Hindia) , arus

    dalam sangat kuat, gelombang lautnya tinggi , dasar laut yang curam, serta terdapat

    patahan gempa yang mengakibatkan kontur dasar laut yang tidak rata, sehingga tidak

    cocok bagi beberapa aktivitas olahraga air. Maka dari itu, diperlukan fasilitas-fasilitas

    yang dapat menampung dan mendukung aktivitas-aktivitas olahraga air maupun

    olahraga-olahraga pantai lainnya kedalam suatu wadah dalam suatu kawasan.

    Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud

    untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam

    perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang rekreatif,menyenangkan

    atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi.

    Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya

    manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah

    kebijakan pembangunan yaitu dengan menumbuhkan budaya olahraga guna

    19

  • meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

    kebugaran yang cukup.

    Dewasa ini, olahraga tidak hanya berisi kegiatan fisik saja yang sepenuhnya

    olahraga, tetapi didalam olahraga juga bisa dimasukkan unsur-unsur edukatif yang

    melibatkan pemikiran-pemikiran didalamnya.

    Latar Belakang saya memilih tema Wisata Bahari Sport-Edutainment Centre

    dengan Pendekatan Green Architecture ini karena wahana-wahana yang ada di

    pantai lebih banyak kedalam olahraga fisik seperti snorkling, diving, banana boat ,

    paracelling, dan lain sebagainya sehingga kurangnya unsur-unsur pendukung seperti

    unsur edukasi dan unsur entertainment mengenai kelautan. Disini saya mencoba

    bagaimana menciptakan suatu pusat pengembangan olahraga dengan fasilitas-fasilitas

    yang menggabungkan ketiga unsur tersebut yang bisa menarik pengunjung untuk

    tidak hanya sekedar olahraga saja, tetapi pengunjung juga bisa mendapatkan hiburan

    yang rekreatif dan juga edukatif.

    Sport-Edutainment Centre, merupakan wadah yang dapat menampung

    berbagai aktivitas olahraga maupun rekreasi dan merupakan salah satu solusi yang

    efektif terhadap berbagai permasalahan yang terdapat di seluruh kawasan pantai

    selatan Indonesia. Dengan adanya sport-edutainment centre di kawasan pantai selatan

    diharapkan mampu mengurangi jumlah kecelakaan yang sering menimpa para

    wisatawan yang berkunjung.Sport-Edutainment Centre juga diharapkan tidak hanya

    mampu menjadi lahan komersil yang dapat meningkatkan perekonomian bagi para

    penduduk disekitar kawasan pantai selatan, namun juga dapat memberi pembelajaran

    edukatif yang memberi nuansa rekreatif dan interaktif bagi para wisatawan.

    Pemilihan lokasi di kawasan ini juga tidak jauh dari adanya rencana

    pemerintah Kota Yogyakarta yang akan merelokasi bandara Adi Sucipto disekitar

    kawasan pantai ini. Adanya relokasi bandara membuat akses bagi wisatawan

    mancanegara menjadi lebih mudah dan nyaman, karena letak sport-edutainment

    centre yang cukup dekat.Karena letaknya yang dekat bandara, kawasan pantai di

    Kabupaten Bantul ini juga akan menjadi kawasan yang berkembang sebagai daerah

    destinasi Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Terdapat juga

    potensi lain dalam bidang wisata, dengan asumsi akan menjadi kawasan yang maju 20

  • dan ramai akan wisatawan, dapat dilakukan sebuah upaya pelestarian dan pengenalan

    karya dan budaya Yogyakarta kepada para pengunjung atau wisatawan yang datang ke

    Yogyakarta dengan dibentuknya sebuah pusat pemberdayaan kearifan lokal yang

    melibatkan langsung masyarakat setempat.Semua hal ini secara langsung maupun

    tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian kota Yogyakarta terutama di

    Kabupaten Bantul.

    1.1.1.1. Potensi-Potensi yang ada pada Kawasan Pantai Baru Pandansimo

    1. Potensi Pertumbuhan Kawasan

    Jalan aspal untuk sampai ke kawasan Pantai Baru Pandasimo. Jalan tersebut

    berpotensi sebagai jalur arteri (pansela) lintas provinsi yang otomatis menjadi jalur

    perekonomian bagi penduduk disekitar jalur tersebut. Di beberapa titik pada jalur

    tersebut dapat dibangun beberapa obyek wisata yang menjadi salah satu sumber

    perekonomian bagi penduduk disekitarnya.

    Gambar 1. 1. Jalan Menuju Kawasan Pantai Baru Pandansimo

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    21

  • Gambar 1. 2. Jalan Menuju Kawasan Pantai Baru Pandansimo

    2. Peternakan yang berkembang di Kecamatan Srandakan adalah

    peternakan sapi dan unggas berupa ternak ayam potong/petelur.

    Peternakan ini juga tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan khusus.

    Alokasi ruang untuk peternakan meliputi area seluas 11,39 hektar

    (0,62 %)1.Pada Daerah Kawasan Pantai Baru Pandansimo yang

    terletak di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, telah

    berkembang peternakan sapi yang diolah menjadi energi BIOGAS

    Gambar 1. 3. Peternakan Sapi yang di Kawasan Pantai Baru Pandansimo, Desa

    Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul

    3. Angin laut di Pantai Selatan yang cukup kencang berpotensi

    digunakan untuk energi wind Turbine yang menghasilkan listrik

    22

  • bagi kebutuhan warga setempat maupun bagi para petani dan juga

    sebagai salah upaya untuk mencapai kawasan mandiri energi.

    Gambar 1. 4. Wind Turbine , Salah Satu Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid

    Gambar 1. 5. Wind Turbine , Salah Satu Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid

    4. Intensitas sinar matahari pada Area Pantai Baru Pandansimo sangat

    memungkinkan pengaplikasian solar Panel sebagai upaya untuk

    mencapai kawasan mandiri energi.

    23

  • Gambar 1. 6. Panel Surya Sebagai Salah Satu Upaya Mencapai Kawasan Mandiri Energi

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    2. Potensi Wisata

    1. Potensi wisata rekreatif dari pantai selatan Jawa.

    Gambar 1. 7. Potensi Wisata Olahraga yang Rekreatif

    24

  • Gambar 1. 8. Potensi Wisata Rekreatif

    2. Potensi wisata edukatif dari kawasan mandiri energi.

    3. Potensi wisata religius dari petilasan kuno Pandansimo, Pandansari,

    dan Pandanpayung.

    Gambar 1. 9. Potensi Wisata Religi, Petilasan

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    4. Potensi wisata homestay dari desa tradisional Jawa di tepi laut

    selatan.

    25

  • Gambar 1. 10. Potensi Wisata Homestay

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    3. Potensi Alam

    1. Tanaman pandan dan cemara (jenis cemara udang) yang mengikat

    tanah serta melindungi dari abrasi pantai.

    2. Angin yang relatif kencang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga

    listrik, rekreasi parasailing, dan musik alam.

    3. Pasir pantai yang berwarna kehitaman yang masih belum

    termanfaatkan secara optimal.

    Gambar 1. 11. Pasir Pantai yang Kehitaman

    26

  • Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    4. Pemandangan yang masih didominasi oleh alam.

    Gambar 1. 12. Pemandangan Alam

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    4. Potensi Panorama / View

    1. Sunrise / Sunset.

    2. Keteduhan Cemara Udang.

    Gambar 1. 13. Keteduhan Tanaman Cemara Udang

    3. Laut samudra dan ombak yang bergulung-gulung mendekati pantai.

    4. Panorama persawahan dan desa tradisional Jawa.

    5. Potensi Vegetasi

    1. Tanaman cemara udang

    27

  • Gambar 1. 14. Cemara Udang

    2. Tanaman Pandan

    Gambar 1. 15. Tanaman Pandan

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    3. Pohon Jarak

    Gambar 1. 16. Pohon Jarak

    28

  • Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    4. Suket Grinting

    Gambar 1. 17. Pohon Jarak

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    6. Potensi Rakyat

    1. Selain ikan hasil tangkapan nelayan yang dijual di TPI, Kegiatan

    sehari-hari para nelayan seperti memperbaiki jaring, menyiapkan

    umpan, dll, dapat menjadi daya tarik wisata laut yang diminati oleh

    wisatawan keluarga baik itu domestikmancanegara.

    Gambar 1. 18. Kegiatan Para Nelayan Selain Menangkap Ikan

    2. Acara ritual Labuhan daerah Pantai Pandansimo merupakan kegiatan

    29

  • budaya masyarakat setempat yang sudah berlangsung sejak zaman Sri

    Sultan Hamengkubuwono VII dan berpotensi sebagai daya tarik wisata

    budaya lokal bagi wisatawan domestik maupun wisatawan

    mancanegara.

    Gambar 1. 19. Acara Ritual Labuhan sebagai Salah Satu Potensi Rakyat

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    3. Ibu penjual ubi ungu dari Samas merupakan salah satu potensi pasar

    rakyat yang dapat menarik para wisatawan dari kota.

    Gambar 1. 20. Potensi Jualan

    Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

    1. Potensi Aktivitas dan Peristiwa

    30

  • 1. Sejak tahun 2002, lahan pada kawasan Pantai Baru Pandansimo

    digunakan sebagai lahan uji coba pertanian dan lahan pasir besi

    sejak 2002 yang berhasil dilakukan oleh CV.Lanindo.

    2. Pada tahun 2010, kawasan Pantai Baru Pandansimo mulai dirintis

    sebagai pusat pengembangan energi mandiri.

    3. Pada tanggal 27 Juni 2010, Diadakan kompetisi Roket Indonesia III

    diselenggarakan oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan

    Antariksa Nasional)

    4. Pada Tanggal 3/ 25 Agustus 2012, Hewan laut seperti Hiu tutul dan

    penyu belimbing terdampar di Pantai Pandansimo dan menjadi daya

    tarik bagi wisatawan lokal.

    1.1.1.2. Kawasan Pantai Baru Pandansimo sebagai Kawasan Konservasi Energi

    Kawasan konservasi energi ini terletak di Kecamatan Srandakan, kawasan ini

    dikembangkan oleh Pemda setempat guna mencapai kawasan yang zero energy.

    Energi yang dikembangkan oleh Pemda setempat adalah energi matahari (solar panel)

    dan energi angin (wind turbine)

    1.1.1.3. Fasilitas-Fasilitas Existing Pendukung Wisata pada Kawasan Pantai Pandansimo

    Fasilitas-fasilitas existing pada kawasan Pantai Baru Pandansimo ini masih

    minim. Fasilitas-fasilitas existing pendukung antara lain :

    Gambar 1. 21. Persewaan ATV

    31

  • Gambar 1. 22. Lapangan Voli Pantai

    Gambar 1. 23. Area Parkir

    Gambar 1. 24. Kolam Renang Swadaya

    32

  • 1.1.2. Latar Belakang Khusus

    Kondisi lingkungan dan pembangunan saat ini sudah semakin memburuk.

    Banyaknya polusi baik itu polusi udara (dari asap pembuangan pabrik, kendaraan

    bermotor), polusi air (dari limbah cair pabrik maupun rumah tangga), maupun polusi

    darat( sampah banyak bertebaran dimana-mana) ditambah lagi penjarahan terhadap

    lingkungan, terutama penjarahan laut sudah semakin banyak yang menjadi

    distributor terhadap kerusakan lingkungan. Kondisi penduduk Indonesia yang

    semakin bertambah tiap tahunnya sehingga pembangunan juga semakin banyak dan

    memunculkan permukiman kumuh pada area sempadan yang seharusnya menjadi

    Ruang Terbuka Hijau, lahan konservasi, maupun lahan pertanianmenjadi berkurang

    Untuk itu ,dalam setiap proses pembangunan harus mempertimbangkan aspek

    green architecture didalam perancangannya.Dalam hal ini konteksnya adalah

    pembangunan di wilayah pantai.Bangunan yang akan di bangun harus menyesuaikan

    aturan sempadan pantai dan sempadan jalan seperti :

    Tabel 2. 1. Rencana Sempadan Pantai di Kawasan Pantai Selatan

    Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum,

    Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral ,Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang

    Kecamatan Srandakan 2012 2032 di Kabupaten Bantul

    Tabel 2. 2. Rencana Sempadan Jalan di Kawasan Pantai Selatan Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum,

    Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral ,Laporan Akhir Rencana Detail Tata

    Ruang Kecamatan Srandakan 2012 2032 di Kabupaten Bantul

    No Jenis Sempadan Lokasi Jarak Sempadan

    1 Sempadan Pantai Blok I-2, Blok II-1, Blok

    II-3, Blok III-2, dan Blok

    II-4

    Sempadan pantai di sepanjang dataran

    Pantai Selatan dengan daerah selebar

    minimum 100 meter dari titik pasang

    tertinggi ke arah darat

    No Klas Jalan Lokasi Jarak Sempadan 33

  • Bangunan-bangunan yang akan dibangun harus bisa merespon terhadap

    lingkungan sekitarnya. Selain harus memperhatikan garis sempadan juga harus

    mempertimbangkan aspek-aspek Green atau standar rating seperti dalam Green

    Building Council Indonesia ( GBCI ). Didalam sistem rating tersebut bangunan akan

    dinilai layak ditempati dan dinyatakan green jika bangunan tersebut bisa berhasil

    menerapkan butir-butir dalam sistem rating tersebut. Dalam sistem rating tersebut

    juga mempertimbangkan keadaan iklim dan lingkungan pada suatu site yang ada di

    Indonesia.

    Sistem rating ini menjadi acuan untuk dibangunnya sport-edutainment centre

    ini yang mempunyai konsep Green Architecture yang terarah dan jelas.

    1.2. Permasalahan 1.2.1. Permasalahan Umum

    A. Permasalahan Wisata pada Kawasan Pantai Selatan2

    Permasalahan kepariwisataan di wilayah perencanaan antara lain:

    - Fasilitas pendukung Lokasi Destinasi Wisata (LDW) yang masih kurang,

    A Jalan Nasional

    - Jalan Kolektor

    primer, Jalan pansela

    Semua blok,

    kecuali blok I-1,

    II-2, III-1,dan

    blok III-3

    Sempadan Jalan minimal 29 meter dari

    as jalan sampai dinding luar nagian

    depan bangunan

    B Jalan Kabupaten

    - Kolektor sekunder

    (Jalan Raya

    Pandansimo, Jalan

    Samas, dan Jalan

    Parangtritis)

    - Dengan fungsi kolektor

    sekunder, batas bangunan

    terluar untuk rumah tinggal

    adalah 17,5 (tujuh belas koma

    lima) meter dari as jalan, batas

    bangunan perdagangan dan

    jasa adalah 12,5 (dua belas

    koma lima) meter dari as jalan.

    34

  • - SDM sektor pariwisata masih perlu ditingkatkan,

    - Vegetasi pada LDW yang masih jarang

    - Pelaku biro perjalanan wisata yang masih kurang

    - Produk yang ditawarkan (atraksi wisata, kuliner,dan lainnya) masih perlu

    dikembangkan.

    - Ancaman Tsunami sebagai konsekuensi letak pertemuan lempeng

    Australia dan Eurasia yang rawan bencana, yang berdampak rasa was-was

    wisatawan berkunjung ke pantai khususnya Pantai Selatan.

    - Berkurangnya daratan dengan kecepatan 6-7 m per tahun.

    B. Permasalahan Kebencanaan pada Kawasan Pantai Selatan2

    Permasalahan kebencanaan di kawasan pantai selatan Bantul cukup

    kompleks. Wilayah perencanaan rentan terhadap jenis bencana-bencana

    alam seperti : gempa bumi, tsunami, dan banjir.

    Selain pantai selatan Pulau Jawa merupakan pertemuan dua lempeng

    tektonik di perairan Samudera Indonesia, kondisi elevasi lahan di kawasan

    pantai selatan yang rendah dan bentuk lahan daratan, mempunyai resiko

    yang tinggi jika terjadi gelombang tsunami. Kondisi pantai yang terbuka

    akan berdampak besar terhadap kerusakan yang mungkin timbul adanya

    gelombang tsunami.

    Banjir genangan terjadi terutama pada lahan-lahan yang mempunyai

    elevasi lebih rendah dari daerah sekitarnya, atau merupakan daerah

    cekungan. Hal ini lebih disebabkan karena adanya curah hujan dengan

    intensitas yang tinggi, dan tanah sudah tidak mampu untuk

    meloloskan/mengalirkan air.

    C. Bagaimana mewadahi ketertarikan wisatawan domestik maupun wisatawan

    mancanegara yang tidak hanya ingin menikmati keindahan panorama laut

    tetapi juga ingin menikmati wisata yang rekreatif.

    D. Karena kondisi laut selatan yang berbahaya sehingga bagaimana solusi

    mewadahi fasilitas pariwisata pantai Baru Pandansimo khususnya fasilitas

    35

  • olahraga yang aman, rekreatif, dan edukatif bagi para pengunjung Pantai

    Baru Pandansimo yang juga ada pada deretan pantai selatan Jawa.

    1.2.2. Permasalahan Khusus

    1. Bagaimana merancang fasilitas olahraga yang aktif dan edukatif yang

    dapat menampung fasilitas olahraga air maupun darat yang aman bagi

    para wisatawan domestik maupun mancanegara.

    2. Bagaimana merancang sistem pada suatu obyek wisata yang menuju

    objek wisata yang zero waste dan zero energy.

    3. Bagaimana merancang suatu bangunan serta kawasan yang dapat

    memanfaatkan energi dari teknologi Hybrid seperti wind turbine, Solar

    Panel, wave energy, maupun energi terbarukan seperti biogas yang

    memanfaatkan peternakan sapi warga sebagai energi utama yang

    mensupport energi dalam bangunan maupun daerah wisata sekitarnya.

    4. Bagaimana merancang suatu bangunan yang tahan gempa

    5. Bagaimana merancang bangunan yang tidak merusak dan mencemari

    lingkungan sekitarnya.

    1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum

    Membuat suatu konsep perancangan dan pengembangan arsitektur

    sebuah bangunan olahraga (indoor maupun outdoor)sebagai objek wisata

    bahari yang dapat menampung berbagai aktifitas olahraga air maupun

    olahraga darat yang rekreatif dan edukatif ( sport-edutainment centre ), serta

    aman bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Bangunan ini juga

    ditujukan untuk memajukan perekonomian warga sekitar.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    Bangunan Sport-Edutainment Centre ini sebagai salah satu alternatif

    objek wisata bahari yang rekreatif dan edukatif , dan juga memanfaatkan

    energi hybrid seperti wind turbine, Solar Panel, wave energy, maupun energi

    terbarukan seperti biogas sebagai energi yang mensupport energi dalam

    36

  • bangunan maupun pada kawasan sekitarnya.Bangunan ini juga dapat

    memenuhi standar Greeen Building Council (GBCI) untuk mencapai bangunan

    yang zero waste dan zero energy.

    1.4. Sasaran

    Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan suatu program perencanaan dan

    perancangan Sport Centre yang ideal, sehingga dapat difungsikan secara optimal

    dengan mempertimbangkan :

    1. Menyediakan sarana olahraga yang rekreatif dan edukatif bagi para

    wisatawan domestik maupun internasional terutama bagi masyarakat di desa

    Poncosari, Srandakan, Bantul.

    2. Menambah fasilitas olahraga yang edukatif dan rekreatif yang terdapat di

    kota Yogyakarta.

    3. Standar-standar GBCI untuk mencapai bangunan yang Zero Waste dan Zero

    Energy demi menjaga kelestarian alami wisata pada Pantai Baru

    Pandansimo.

    1.5. Manfaat

    Secara obyektif perancangan Sport-Edutainment Centre di Desa Poncosari,

    Srandakan, Bantul ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan

    wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan membuat tugas akhir maupun bagi

    mahasiswa arsitektur lain dan masyarakat umum yang membutuhkan.

    Secara subyektif perancangan Sport-Edutainment Centre ini guna memenuhi

    persyaratan pra tugas akhir pada Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik

    Universitas Gadjah Mada.

    1.6. Lingkup Pembahasan

    Ruang lingkup pembahasan diutamakan pada masalah-masalah dalam lingkup

    arsitektur, antara lain :

    37

  • 1. Fungsi bangunan merupakan fasilitas olahraga serta dilengkapi dengan

    fasilitas penunjang lainnya.

    2. Pembahasan permasalahan ditekankan pada perancangan Sport-Edutainment

    Centre yang mendukung wisata bahari di Pantai Baru Pandansimo , desa

    Poncosari, Srandakan, Bantul yang berbasis green architecture dengan

    standar GBCI melalui pendekatan konsep bangunan dan mikro kawasan

    yang zero waste dan zero energy .

    3. Lokasi bangunan Sport-Edutainment Centre ini yang berada di Desa

    Poncosari,Srandakan, Bantul , yang tidak jauh dari adanya rencana

    pemerintah Kota Yogyakarta yang akan merelokasi bandara Adi Sucipto

    disekitar kawasan pantai ini. Adanya relokasi bandara membuat akses bagi

    wisatawan mancanegara menjadi lebih mudah dan nyaman, karena letak

    sport-edutainment centre yang cukup dekat. Karena letaknya yang dekat

    bandara, kawasan pantai di Kabupaten Bantul ini juga akan menjadi

    kawasan yang berkembang sebagai daerah destinasi Meeting, Incentive,

    Convention, and Exhibition (MICE).

    1.7. Metodologi 1.7.1. Studi Literatur

    Dilakukan untuk mencari serta memperlajari data-data mengenai persyaratan

    dan standar bangunan dengan fungsi sport-edutainment centre dan area rekreasi aktif

    melalui buku referensi dan pencarian data memalui internet.

    Objek studi literature meliputi :

    1. Tinjauan terhadap bangunan sport centre

    2. Tinjauan terhadap bangunan edutainment centre

    3. Tinjauan terhadap area yang rekreatif dan edukatif

    4. Tinjauan terhadap teori konsep zero energy dan zero waste

    1.7.2. Observasi Lapangan

    Dilakukan untuk mencari serta memperlajari data-data mengenai isu-isu yang

    sedang berkembang serta data-data kondisi eksisting lokasi.

    38

  • 1.7.3. Analisis

    Merupakan tahap mengolah dan mengkaji data yang telah di dapatkan baik mengenai

    analisis perancangan sport centre, edutainment centre dan area rekreatif dan edukatif, analisis

    zero Energy, serta analisis aktivitas pariwisata setempat serta analisis pada lokasi.

    1.7.4. Sintesis

    Yaitu tahapan yang menggabungkan data dan analisa menjadi sebuah

    pemecahan masalah desain dan menjadi acuan konsep dasar perencanaan dan

    perancangan.

    1.8. Sistematika Penulisan Laporan

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,

    lingkup pembahasan, metodologi, sistematika penulisan dan keaslian

    penulisan.

    BAB II TINJAUAN TEORI

    Berisi tentang kajian teori, defenisi wisata, definisi sport

    centre,definisi edutainment centre, Kajian pariwisata, kajian tentang

    green architecture, kajian tentang sistem tolak ukur arsitektur hijau

    di Indonesia GBCI, kajian tentang zero energy dan zero waste, dan

    kajian faktual.

    BAB III TINJAUAN LOKASI

    Berisi tentang studi kelayakan site, site terpilih,

    identifikasi site, potensi site, kondisi site, peraturan pemerintah,

    profil pengguna, pendekatan tata ruang, pendekatan sirkulasi,

    Pendekatan struktur, pendekatan kenyamanan,dan pendekatan

    utilitas.

    BAB IV ANALISA SITE

    39

  • Berisi tentang konsep penekanan fungsional, konsep tata

    ruang, konsep sirkulasi, konsep eksterior bangunan, konsep struktur

    bangunan, konsep kenyamanan bangunan, dan konsep utilitas

    bangunan.

    BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

    Berisi tentang konsep penekanan fungsional, konsep tata

    ruang, konsep sirkulasi, konsep eksterior bangunan, konsep struktur

    bangunan, konsep kenyamanan bangunan, dan konsep utilitas

    bangunan.

    1.9. Keaslian Penulisan

    Untuk menunjukkan keaslian penulisan dari laporan ini, sebelumnya penulis

    melakukan survey dan pengamatan serta pengukuran langsung terhadap kecepatan dan

    suhu rata-rata dalam site terpilih maupun area sekitar site yang terpilih tersebut. Survey

    juga dilakukan pada instansi instansi pemerintah yang terkait dengan data statistic

    pariwisata, kondisi geografis dan astronomis kecamatan Srandakan, peraturan-peraturan

    dalam bangunan dan site ( RDTR, KDB, KLB ).

    Setelah pengamatan langsung dilakukan , maka didapat beberapa ide desain

    yang muncul dari hasil analisis survey. Penulisan laporan ini dapat dibandingkan

    dengan beberapa laporan terkait seperti tertera dalam table dibawah ini.

    Tabel 2. 3. Skripsi S1 Arsitektur Kurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik

    Universitas Gadjah Mada

    No Judul Penelitian dan Penulis

    Abstraksi Kesimpulan

    1 Judul:

    Pusat Studi Penanggulangan dan Penanganan Bencana di UGM dengan

    Pendekatan Educative Smart Building System

    Penulis : Rindi Fidriantika

    Tahun Penulisan : 2011

    40

  • Bangunan ini terletak di Bulak Sumur

    pada area kampus terpadu UGM.Sistem

    struktur yang digunakan pada

    bangunan pusat studi penanggulangan

    bencana ini adalah system struktur

    bantalan karet yang dapat mengurangi

    reaksi gempa bumi hingga 70 % karena

    memiliki sifat fleksibilitas dan

    menyerap energy dan getaran bumi saat

    gempa serta system struktur terapung

    dengan konsep rumah panggung untuk

    mengantisipasi bencana tsunami.

    Pada laporan ini terdapat kesamaan

    yaitu bangunan juga dirancang untuk

    bertahan dari ancaman tsunami dan

    gempa bumi.Perbedaan pada laporan

    ini terdapat perbedaan lokasi, jenis

    pondasi serta material yang akan

    dipakai.

    2 Judul:

    Wisata Marine Sport-Edutainment Centre dalam Konteks Green

    Architecture di Pantai Baru Pandansimo

    Penulis : Kartika Ratri Husadani

    Tahun Penulisan : 2013

    Daerah pantai selatan, khususnya

    pantai Baru Pandansimo yang terletak

    di Bantul,Yogyakarta merupakan

    daerah yang berpotensi karena

    kecepatan angin yang kencang,

    intensitas cahaya matahari yang cukup,

    juga memiliki gelombang laut yang

    besar, tetapi juga merupakan daerah

    yang berbahaya untuk aktivitas air.

    Tidak sekedar sebagai objek wisata,

    namun juga terdapat pusat

    pengembangan teknologi yang

    memanfaatkan potensi-potensi alam

    tersebut.

    Perbedaan :

    Adanya pengembangan kegiatan yang

    dapat menampung aktifitas olahraga di

    pantai seperti berenang, voli pantai,

    sepak bola pantai.Serta adanya

    pengembangan dan penerapan-

    penerapan yang tidak hanya

    memanfaatkan potensi alam kedalam

    desain tetapi juga bagaimana cara

    penanggulangan gempa dan tsunami di

    Pantai Selatan khususnya pantai Baru

    Pandansimo.

    41

  • 3 Judul :

    Sport Centre di Yogyakarta sebagai Taman Rekreasi Olahraga Masyarakat

    Penulis : Jamel Syahreza Pamungkas

    Tahun Penulisan : 2012

    Perancangan bangunan sport centre ini

    dibuat agar dapat memfasilitasi

    kegiatan olahraga bagi mahasiswa dan

    masyarakat Yogyakarta disekitarnya.

    Bangunan ini juga dibangun untuk

    menemukan solusi pengintegrasian

    yang baik di dalam sport centre antara

    bangunan sport hall sebagai komponen

    inti di dalam perancangan dengan

    fasilitas ruang-ruang komersil,

    sehingga tercipta efisiensi pemanfaatan

    ruang.

    Dalam laporan ini, sport centre tidak

    hanya difungsikan sebagai tempat

    berkumpul dan bersantai saja tetapi

    didalamya juga terdapat unsur-unsur

    edukatif yang berhubungan dengan

    kelautan.

    4 Judul :

    Green Techno Laboratory Pusat Penelitian dan Inovasi Teknologi FT UGM

    Ekspresi Bangunan Teknologi Tinggi dengan Konsep Green Architecture

    Penulis : Nurina Vidya .A.

    Tahun Penulisan : 2011

    Bangunan ini dibangun untuk

    menghasilkan sebuah system atau

    tatanan dalam upaya mempersiapkan

    sebuah hasil penelitian untuk

    disampaikan kepada masyarakat dan

    mewujudkan konsep green architecture

    yang diterapkan dalam upaya

    menciptakan karakter bangunan yang

    Dalam laporan ini juga terdapat techno

    centre yang termasuk salah satu

    fasilitas dari sport centre yang berisi

    tentang pengetahuan tentang energy

    yang sedang dikembangkan maupun

    yang baru.

    42

  • menggunakan teknologi tinggi pada

    sebuah Pusat Penelitian dan Inovasi

    Teknologi yang dapat dijadikan iconic

    Fakultas Teknik UGM.

    5 Judul :

    Jogja Sportainment Centre Penekanan pada Green Architecture

    Penulis : Rizqi Ari Yudhanto

    Tahun Penulisan : 2010

    Bangunan ini merupakan sebuah

    fasilitas sportainment untuk remaja dan

    keluarga yang sitenya berada di Ring

    Road Utara disebelah utara POLDA

    yang bertujuan untuk menampung

    aktivitas dalam berolahraga serta

    mengelola tata ruang dan tata massa

    bangunan yang disesuaikan kegiatan

    yang terjadi didalamnya sehingga dapat

    menciptakan suasana rekreatif dan

    menghibur. Penyusunan Konsep

    perencanaan dan perancangan dengan

    menekankan prinsip2 desain

    Sportainment dan prinsip2 desain green

    architecture.

    Perbedaan dengan sport centre disini

    yaitu pada jenis aktivitas yang akan

    ditampung. Pembangunan disini selain

    bertujuan untuk menampung aktifitas

    olahraga dan rekreasi tetapi disini ada

    unsur-unsur edukasi didalamnya.

    6 Judul :

    Sport Centre dengan Pendekatan Green Architecture

    Penulis : Kingkin Fitoriani

    Tahun Penulisan : 2008

    Pada pembangunan Sport Centre disini

    memfokuskan pada penerapan prinsip

    Dalam laporan ini, lingkup pembahasan

    juga dengan prinsip green architecture

    43

  • green architecture dengan

    penghematan energy pada bangunan

    sport centre sehingga didapatkkan

    konsep desain sport centre berwawasan

    arsitektur hijau.

    dengan acuan GBCI pada penerapan

    desainnya.

    7 Judul :

    Sport Centre di Tanah Datar dengan Penekanan Konstruksi Bentang

    Panjang pada Bentuk Bangunan Tradisional Minangkabau

    Penulis : Tatan Yuasa Purda

    Tahun Penulisan : 2007

    Sport Centre ini lebih memfokuskan

    pada perancangan konsep bangunan

    fasilitas olahraga yang terdiri ari 2

    unsur utama, yaitu sport hall dan

    stadion. Bangunan ini merupakan

    sebuah solusi konsep desain

    bangunan public yang mampu

    menunjukkan nilai-nilai budaya local

    pada rancangan. Rancangan konsep

    bangunan sport centre di Tanah Datar

    ini berusaha menunjukkan identitas

    budaya Minangkabau melalui

    penerapan beberapa unsur bangunan

    rumah tradisionalnya yaitu rumah

    gadang.

    Pada laporan ini, terdapat kesamaan pada

    penggunaan material local pada

    bangunan.

    44