35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma sel basal (KSB) atau basalioma adalah tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel pluripotensial di lapisan basal epidermis dan dapat juga timbul dari akar luar folikel rambut terutama stem sel yang terletak tepat di bawah saluran kelenjar sebaseus. KSB biasanya tumbuh lambat, bersifat destruktif lokal dan jarang metastasis karena pertumbuhannya sangat bergantung pada jaringan konektif stroma di lokasi tumor tumbuh (stroma dependent). 1,2,3 KSB merupakan salah satu tumor ganas kulit yang paling sering dijumpai dan sering terdapat pada orang berkulit putih dibandingkan dengan yang berkulit gelap, kebanyakan mengenai orang dewasa terutama pada usia di atas 40 tahun. Insidens pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan pada wanita, yaitu 3 : 2, kemungkinan disebabkan laki-laki lebih banyak terpajan di luar. 4 Predileksi KSB terbanyak pada bagian tubuh yang terpajan sinar matahari terutama pada wajah (85%) yaitu daerah hidung, pipi, sekitar telinga, periokular, dan daerah leher. Pada beberapa kasus, sinar ultra violet dapat menginduksi terjadinya mutasi gen tumor supresor p53, yang terletak pada kromosom 17 p. 3,5 Tumor ganas di daerah palpebra dan konjungtiva dapat membuat komplikasi serius, karena organ ini berdekatan 1

BAB I mumu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uyjjjfjfjfjfdmjmjfd

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKarsinoma sel basal (KSB) atau basalioma adalah tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel pluripotensial di lapisan basal epidermis dan dapat juga timbul dari akar luar folikel rambut terutama stem sel yang terletak tepat di bawah saluran kelenjar sebaseus. KSB biasanya tumbuh lambat, bersifat destruktif lokal dan jarang metastasis karena pertumbuhannya sangat bergantung pada jaringan konektif stroma di lokasi tumor tumbuh (stroma dependent).1,2,3KSB merupakan salah satu tumor ganas kulit yang paling sering dijumpai dan sering terdapat pada orang berkulit putih dibandingkan dengan yang berkulit gelap, kebanyakan mengenai orang dewasa terutama pada usia di atas 40 tahun. Insidens pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan pada wanita, yaitu 3 : 2, kemungkinan disebabkan laki-laki lebih banyak terpajan di luar.4Predileksi KSB terbanyak pada bagian tubuh yang terpajan sinar matahari terutama pada wajah (85%) yaitu daerah hidung, pipi, sekitar telinga, periokular, dan daerah leher. Pada beberapa kasus, sinar ultra violet dapat menginduksi terjadinya mutasi gen tumor supresor p53, yang terletak pada kromosom 17 p.3,5Tumor ganas di daerah palpebra dan konjungtiva dapat membuat komplikasi serius, karena organ ini berdekatan dengan bolamata, sinus paranasal dan otak sehingga dapat berakibat fatal. Insiden penyakit ini bervariasi, tergantung dari cara analisis, geografis dan sosioekonomi masyarakat. Di bagian mata FKUI-RSCM (1979-1983) dari 533 lesi di palpebra terdapat 3% tumor ganas adneksa. Di bagian RS.M Jamil (2000-2004) ada 41 kasus karsoma palpebra. Jenis karsinoma palpebra yang ditemukan adalah karsinoma sel basal sebanyak 26 (63,41%) kasus, karsinoma sel skuamosa sebanyak 7 (17,07%) kasus, adenokarsinoma sebanyak 6 kasus (14,63%) kasus dan melanoma maligna sebanyak 2 (4,88%) kasus.6,7. Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas palpebra yang paling sering ditemukan. Radiasi dari sinar matahari merupakan faktor etiologi terpenting penyebab terjadinya karsinoma sel basal. Tumor ini biasanya terdapat pada kelopak mata bawah (48,9-72,1%) diikuti dengan kantus medius (25-30%), kelopak mata atas (15%) dan kantus lateral (5%). Dari berbagai literatur menunjukkan bahwa semua penulis setuju bahwa karsinoma sel basal paling sering terjadi pada kelopak mata bawah.6

1.2 Batasan masalahMakalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan serta prognosis dari basal sel karsinoma.

1.3 Tujuan PenulisanPembuatan makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Mata RSUP.Dr. M. Djamil Padang/Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan selain juga untuk menambah pengetahuan penulis tentang basal sel karsinoma dan menghubungkannya dengan ilustrasi kasus yang didapat dari poliklinik.

1.4 Metode PenulisanMetode yang dipakai pada penulisan makalah ini adalah melalui tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur ilmiah dan menghubungkannya dengan kasus pasien yang ada di poliklinik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi PalpebraPalpebra terdiri dari bagian atas dan bawah, merupakan lipatan jaringan yang mudah digerakkan membuka dan menutup serta sebagai pelindung bola mata. Palpebra secara anatomis dibagi menjadi 4 lapisan, yaitu1,8: Lapisan kulit Lapisan otot Lapisan tarsus Lapisan konjungtivaLapisan kulit palpebra merupakan kulit tubuh tertipis, longgar, dan lentur. Kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu8:1. Lapisan epidermis atau kutikal2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)3. Lapisan subkutis (hipodermis)Lapisan epidermis terdiri atas5:1. Stratum korneum adalah lapisan kulit terluar yang terdiri dari beberapa lapisan sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah menjadi keratin.2. Stratum lusidum (langsung di bawah lapisan korneum) merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma menjadi protein yang disebut eleiden.3. Stratum granulosum merupakan dua atau tiga lapis sel gepeng sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya.4. Stratum spinosum (stratum malphigi atau prickle cell layer) terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal dan ukuran bervariasi karena adanya proses mitosis. Sel ini semakin dekat ke permukaan semakin gepeng bentuknya.5. Stratum basal terdiri atas sel berbentuk kubus atau kolumnar yang tersusun vertikal pada perbatasan epidermis dan dermis, dan berbaris seperti pagar atau palisade. Sel basal mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif. Di lapisan basal ada sel pembentuk melanin (melaonsit clear cell). Struktur epidermisnya sama dengan struktur pada kulit sangat tebal seperti telapak kaki. Pada kulit yang tipis (kulit yang berambut) stratum lusidum dan stratum korneum dapat sangat tipis.5Lapisan epidermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen seluler dan folikel rambut.5Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi lemak dan berfungsi sebagai bantalan serta cadangan makanan. Tebal jaringan lemak tergantung pada tempatnya, di daerah palpebra sangat tipis.8

Gambar : Potongan sagital kelopak mata

2.2 Defenisi Basal Sel KarsinomaKarsinoma Sel Basal (KBS) adalah neoplasma ganas dari sel epitel yang lebih mirip sel germinatif folikel rambut dibandingkan dengan lapisan sel basal epidermis. KBS merupakan tumor fibroepitelial yang terdiri atas komponen stroma interdependen (jaringan fibrosa) dan epitelial. Sel tumornya berasal dari primodial pluroptensial di lapisan sel basal dan dapat juga dari selubung akar luar folikel rambut atau kelenjear sebasea atau aneksa kulit lain.10

2.3 EpidemiologiKSB merupakan salah satu tumor ganas kulit yang paling sering dijumpai dan sering terdapat pada orang berkulit putih dibandingkan dengan yang berkulit gelap, kebanyakan mengenai orang dewasa terutama pada usia di atas 40 tahun. Insidens pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan pada wanita, yaitu 3 : 2, kemungkinan disebabkan laki-laki lebih banyak terpajan di luar.4KSB meupakan keganasan terbanyak pada palpebra, terhitung sekitar 90%-95% dari keganasan pada palpebra. KSB biasanya berlokasi di palpebra margin bagian bawah (50%-60%) dan dekat medial kantus (25%-30%). Dapat juga ditemui di palpebra bagian atas (15%) dan lateral kantus (5%).1Dari penelitian epidemiologi keganasan pada palpebra yang dilakukan di RSUD M.Djamil Padang didapatkan hasil bahwa basal sel karsinoma merupakan keganasan terbanyak yang diderita pasien wanita maupun pria di daerah palpebra.10

2.4 Etiologi Etiologinya belum diketahui dengan pasti. Tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang dapat menyababkan perkembangan karsinoma sel basal meliputi 7: Pajanan sinar matahari yang lama dan tanpa proteksi. Ras kulit putih Lightly pigmented skin, eyes, dan hair. Peningkatan usia (biasa ditemukan pada dekade 6 dan 7) Bintik-bintik di wajah Laki-laki Kemerahan yang lama setelah paparan sinar matahari Pajanan radiasi ion dan paparan lingkungan (hidrokarbon dan pestisida) Genetik seperti, defek replikasi dan repair DNA yang diturunkan.Merokok juga dapat meningkatkan resiko terkena KSB dan penderita KSB biasanya memiliki kemungkinan yang besar untuk menderita kanker kulit lainnya.1

2.5 PatogenesisRadiasi telah terbukti menyebabkan pembentukan tumor melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama meliputi inisiasi dan prolong seluler proliferasi, dengan cara demikian terjadi peningkatan kesalahan transkripsi yang menyebabkan transformasi seluler. Mekanisme kedua yaitu secara langsung merusak replikasi DNA, menyebabkan mutasi dari sel yang mengaktifkan proto-onkogen atau deaktivasi tumor supresor gen.7Karsinoma sel basal pada kelopak mata adalah tumor epitel yang paling umum, tetapi patogenesis dari molekular genetik masih belum jelas. Mutasi dari p53 (pada kasus ini, overekspresi gen p53) dapat merupakan bagain intergral dari sekuensial yang patogenik. Zhang et al menunjukkan bahwa paparan sinar UV spesifik dapat mengubah nukleotida dari 2 tumor supresor gen yaitu p53 dan PTCH, keduanya mengimplikasikan perkembangan onset yang cepat dari karsinoma sel basal.7Secara imunologi, mekanisme paparan radiasi UV menyebabkan perkembangan dari karsinoma sel basal melalui supresi sistem imun kulit, dan tidak responsifnya sistem imun terhadap tumor kulit. Efek lokalnya berupa penurunan dari sel Langerhan, sel dendritik T-epidermal, T-helper, dan lebih jauh lagi proliferasi T-suppresor sel dan melepaskan imunosupresi faktor (tumor necrosis factor-, interleukin-1, prostaglandin, interleukin-10), diyakini sebagai agen patogenik dalam perkembangan karsinoma sel basal.7Xeroderma Pigmentosum adalah penyakit autosomal resesif yang jarang dengan karakteristik sensitifitas yang ekstrim terhadap sinar matahari dan kerusakan mekanisme perbaikan terhadap DNA yang rusak karena diinduksi UV.2.6 Manifestasi KlinisSecara klinis, karsinoma sel basal dapat dikelompokkan dalam 3 tipe: nodular, nodulo-ulseratif (ulkus roden), dan bentuk morphea atau sklerotik.

Nodular1 Bentuk paling sering Lesi mengkilat, nodul seperti mutiara dengan teleangiektasi. Tumbuh lambat, 0,5cm dalam 1-2 tahun. Dapat berpigmentasi menandakan adanya melanin (melanosis sekunder) dan dapat disalah artikan secara klinik sebagai melanoma malignum. Lesi dapat berdarah, akibat deposisi hemosiderin. Tumor dapat berbentuk kista, yang dapat disalah artikan sebagai kista inklusi dari kelopak mata. Tidak terdeteksi atau tidak diobati, nodul tumor dapat membentuk ulkus dibagian tengahnya dan menjadi bentuk awal dari BCC nodulo-ulseratif. Nodulo-ulseratif7 Dengan ciri khas, ulkus di bagian sentral, dapat meluas pada kasus-kasus yang tidak ditangani, oleh karenanya disebut juga ulkus roden. Tumor ditandari dengan batas melingkar yang seperti mutiara Pembuluh darah dilatasi disekitar batas tumor. Jika tidak diobati, tumor dapat meluas dan merusak sebagian besar kelopak mata Bentuk Morphea (Sklerosing)1 Kasusnya jarang ditemukan, lebih agresif Bentuknya pucat, batas tidak tegas, dengan plak indurasi Tumor tumbuh dibawah epidermis, yang menyebabkan lebih ekstensi pada palpasi daripada inspeksi.

Gambar : Karsinoma sel basal nodul-ulseratif

TNM AJCC 200211: T diperiksa dengan pemeriksaan fisik N diperiksa dengan pemeriksaan fisik dan imaging M diperiksa dengan pemeriksaan fisik dan imaging

Staging :StadiumTNMTTumor Primer

0Tis. N0. M0.Tx=Tidak dapat dievaluasi

T0=Tidak ditemukan

IT1. N0. M0.Tis=Kanker in situ

T1=Tumor ukuran terbesar 2cm

IIT2. N0. M0.T2=Tumor ukuran 2 s/d 5 cm

T3. N0. M0.T3=Tumor > 5 cm

T4=Tumor menginvasi struktur ekstradermal dalam, misalnya kartilago, otot skelet atau tulang

IIIT4. N0. M0.NNodus Regional

tiapT.N1.M0.Nx=Tidak dapat diperiksa

N0= Tidak ada metastasis nodus regional

N1=Ada nodus regional

IVtiapT. tiapN. M1MMetastasis jauh

Mx=Tidak dapat diperiksa

M0=Tidak ada metastasis jauh

M1=Ada metastasis jauh

2.7 Diagnosis1. Anamnesis1,7,11- Pasien sering mengeluh dengan tahi lalat yang makin membesar atau ulkus yang tidak sembuh dan sering berdarah akibat trauma ringan.- Anamnesis selalu berhubungan dengan paparan sinar matahari atau pekerjaan diluar ruangan,merokok dan faktor resiko lainnya.- Gejala tidak disertai rasa sakit.2. Pemeriksaan fisikSecara klinis, sel basal karsinoma ini lebih sering berlokasi di kelopak mata bawah (50% -60%) dan didekat kantus medial (25%-30%).Lokasi yang lain terletak di kelopak mata atas (15%) dan kantus lateral (5%).1karsinoma sel basal terdapat beberapa tipe. Meskipun kebanyakan tumor memiliki karakteristik tidak nyeri, bernodul, mengkilat, menonjol, terfiksasi, seperti mutiara, batas melingkar, dan dengan pelebaran pembuluh darah kecil disekitarnya, karsinoma dapat perlahan menyusupi jaringan sekitar dan merusak bagian bawah permukaan namun tidak bermetastasis. Biasanya pada sel basal karsinoma biasanya kelihatan bernodul dan melebar berwarna kehitaman dan kering manakala pada sel skuamosa itu biasanya kelihatan seperti kembang kol dan permukaan basah.7Pada tipe morphea dapat menimbulkan ektropion, entropion atau lekukan palpebra, lekukan kulit diatasnya atau kehilangan bulu mata.83. Pemeriksaan penunjang1,7Gambaran radiologis Gambaran radiologis dari tulang wajah dan orbita dan jaringan lunak dapat membantu mendiagnosis tumor kantus media yang dalam atau invasive. KSB memiliki karakteristik yang khas yaitu progresifitas lambat,bersifat lokal destruktif dan jarang bermetastasis.Jika ada metastase yaitu ke tulang maka diperlukan pemeriksaan penunjang yaitu Bone CT Scan.1 Penggunaan ultrasonografi (USG) dianggap controversial. Penggunaan USG untuk membedakan lesi jinak dengan ganas memiliki akurasi yang rendah yaitu sekitar 20%. Laser Doppler merupakan sarana yang berguna dalam menentukan batas tumor. Telah dilaporkan bahwa perfusi kulit kelopak mata secara statistik lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain pada tubuh dan rata-rata perfusi pada kulit pretarsal 50% lebih besar dibandingkan dengan kulit preseptal. Secara histologis perfusi kutaneus pada karsinoma sel basal meningkat secara signifikan. Laser dopler dapat membantu membedakan lesi adneksa kulit jinak dengan ganas dan menentukan batas tumor.

Tes Lainnya- SitologiUntuk menegakkan diagnosis karsinoma sel basal yang definitif dan akurat. Pemeriksaan sitologis sangat dibutuhkan dan biasanya didapatkan melalui biopsi eksisional. Bagaimanapun pemeriksaan sitologi telah memberikan alternatif pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosis selama kunjungan pertama.Teknik ini telah dilaporkan memiliki akurasi yang cukup baik. Namun sensitifitasnya dalam mendiagnosis karsinoma sel basal belum diketahui. Pada makalah Barton et al pasien yang menjalani pemeriksaan sitologis dengan biopsi eksisional memiliki sensitifitas 92% dalam mendiagnosis BCC dengan akurasi prediksi 75%. Nilai ini dibandingkan dengan kelompok pasien yang menggunakan pemeriksaan histologis dengan biopsi insisional yang diikuti dengan biopsi eksisional yang menunjukan sensitifitas 100% dalam mendiagnosis karsinoma sel basal dan akurasi prediksi 96%.- Pemeriksaan patologi anatomiTipe nodular : tipe nodular ditemukan pada lebih dari 70% (73,4%) dari keseluruhan tipe gambaran histologis. Kumpulan sel basalioid ditemukan dalam berbagai ukuran. Sel-sel tumor memperlihatkan gambaran palisade perifer. Sel-sel tersebut memiliki nukleus yang luas, oval, dan memanjang dengan sedikit sitoplasma. Sel-sel tersebut juga dapat pleomorfik atau atipikal dan dapat mengandung bentuk mitotik. Batas yang jelas antara sel yang normal dengan sel neoplasma dapat terlihat melalui mikroskop. Artefak kontraksi (vakuol kontraktil) pada lobus perifer tumor yang merupakan hasil dari penyusutan stroma kaya musin selama proses pembuatan spesimen. Desmoplasia (perubahan pseudokarsinoma) dapat telihat disekitar stroma.Klasifikasi histopatologi11: Superficial basal cell barcinoma Nodular`basal cell carcinoma Infiltrative (morpheaform, aggressive growth) basal cell carcinoma Pigmented basal cell carcinoma Cystic basal cell carcinoma Fibroepithelioma of Pinkus (FEP)2.7Diagnosis banding Diagnosis banding yang didapatkan adalah : Malignant melanoma Sel skuamosa karsinoma Actinik keratosis 7

2.8 PenatalaksanaanPencegahan sel basal karsinoma Dalam pencegahan timbul nya sel basal karsinoma adalah untuk menghindari faktor resiko seperti paparan matahari ,ingesti bahan kimia .Pasien selalu dinasehatkan untuk memakai pakaian lengan panjang , kaca mata gelap .Pasien juga harus menghindari untuk melakukan aktifitas di luar rumah pada jam 11 pagi sehingga jam 3 petang kerana paparan dari sinar UV terutama sinar UVB.7Tujuan utama penatalaksanaan adalah eradikasi tumor, mempertahankan fungsi penglihatan, hasil kosmetik yang baik dan angka penyembuhan yang tinggi. Tingkat rekurensi yang tinggi menyebabkan harus dilakukannya penatalaksanaan yang baik.6Tindakan-tindakan yang biasa dilakukan untuk basalioma7:1. RadioterapiTerapi ini merupakan terapi paliatif.1Indikasinya adalah tumor yang kambuh, lesi primer pada otot atau dengan bedah okuloplasti yang luas berakibat jelek pada kosmetik. Efek sampingnya adalah dermatitis, keratinisasi konjungtiva, dan keratitis kronis. Kontraindikasinya adalah xeroderma pigmentosa, verukaformis, epidermodisplasia, dan sindroma nevus sel basal.7 1. Kemoterapi7Tidak menyembuhkan tetapi membantu menangani lesi superficial, lesi di medial kantus, basal sel karsinoma yang kambuh dan invasive, dan tumor yang luas jika dioperasi akan berakibat deformitas dan kelainan fungsi kosmetik. Dengan menggunakan obat tazarotene (tazoraca) secara topical, efek samping setelah penghentian adalah kekeringan atau iritasi kulit.1. Fotodinamik terapi (PDT)7PDT dengan fotosensitizer efektif untuk terapi tumor kulit epitel superficial. Disarankan PDT dengan asam d-aminoalfeolin, dengan indikasi :1. Tumor yang kambuh dengan operasi okuloplasti luas pada system retina atropi jaringan dan jaringan parut.1. Pasien yang sudah tua atau pasien yang seharusnya melakukan operasi rekonstruksi okuloplasti luas.1. Tumor yang tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan klinis.1. Tumor kambuhan yang sulit atau operasi okuloplasti luas pada system retina.1. Operasi1. Teknik lama adalah cryosurgery, terapi radiasi, elektrodesikasi, dan kuret, serta bedah eksisi. Masing-masing metode digunakan sesuai situasi dan pilihan atau kemampuan dari ahli mata, dengan tingkat keberhasilan 85%-95%.1. Teknik baru adalah operasi mikrografi Mohs. Dengan tingkat keberhasilan pada basal sel karsinoma primer 96% dan pada yang kambuhan 90%.Tindakan tergantung ukuran tumor dan stadiumnya6:1. Bila tumor terbatas hanya pada adneksa1. Eksisi 3-5 mm dari batas makroskopis tumor yang dipandu oleh pemeriksaan potong beku. Menurut AAO batasnya sekitar 1-2mm.11. Ukuran tumor lebih dari palpebra, operasi bersama subbagian rekonstruksi. Defek kulit dan otot direkonstruksi dengan local skin flat. Defek pada lempeng tarsus dan konjungtiva palpebra bias dijahit ujung ke ujung bila defeknya kecil dari 1/3 lebar palpebra. Jika defek lebih besar konjungtivo tarsalflap jadi pilihan. Jika flep tidak biasa digunakan, transplantasi jaringan seperti chondromuccsal composite graft dapat dilakukan.

1. Tumor sudah menginvasi orbita1. Eksentrasi Prinsipnya adalah mengangkat bola mata serta seluruh atau sebagian palpebra, tergantung pada luas jaringan yang diinfiltrasi oleh tumor. 1. RadioterapiMemberi respon terapi yang baik dengan tingkat keberhasilan 90%-95%. Digunakan dosis kuratif 45-60 Gy dalam 23-30 fraksi pemberian.1. Tumor sudah menginvasi intrakranial-sinus paranasalisBila sudah inoperabel dilakukan tindakan radioterapi paliatif.Kontrol setelah pengobatan perlu dilakukan untuk mengawasi terjadinya kekambuhan dan mendeteksi adanya tumor baru yang mungkin timbul. Kemungkinan rekuren dilaporkan antara 11%-49%.1. Untuk jenis sklerotik tiap 6 bulan selama 3 tahun1. Untuk jenis lainnya tiap 1 tahun

2.9 PrognosisPrognosis baik, pada tumor yang dideteksi secara dini atau eksisi dengan tepi sayatan bebas tumor sehingga rekonstruksi dapat dilakukan maksimal. Jarang mengalami kekambuhan tapi kalau terjadi akan cenderung untuk lebih agresif dan lebih sulit ditangani.6,7Penderita yang datang pada stadium lanjut dengan komplikasi kebutaan menjadi masalah di Bagian Mata RSCM. Ini dapat terjadi karena daerah palpebra sangat berdekatan dengan orbita, bola mata, dan tulang kranium. Bila tumor masih berlokasi di palpebra dan lesinya tidak terlalu luas, dapat dilakukan eksisi luas dengan tidak mengorbankan bola mata. Bila eksisi tumor ini adekuat, dibantu dengan menilai tepi sayatannya secara potong beku, angka kesembuhan penderita akan meningkat. Pada penilaian patologi anatomi sebaiknya dinilai juga dasar sayatan. Ini untuk mencegah tersisanya sel-sel tumor, karena tumor mudah berinvasi kejaringan dibawahnya yaitu orbita. Bila orbita telah terinvasi sel-sel tumor, konsekuensinya yaitu jaringan orbita beserta bola mata harus ikut diangkat pada pembedahan (eksentrasi orbita). Operasi radikal ini harus dilakukan walau visus masih baik, karena kebutaan tidak dapat dihindari. Bila kondisi penderita buruk dan invasi sel-sel tumor telah sampai ke cranium, hanya dapat dilakukan radiasi paliatif. Terapi radiasi ini dapat juga dilakukan pada stadium dini dengan keuntungannya tidak hilangnya jaringan, tapi kerugiannya yaitu dosis radiasi tidak diterima secara merata karena palpebra merupakan daerah yang tidak nyata terutama daerah kantus.6Kerugian lain yaitu terbentuknya jaringan fibrotik, sehingga bila kambuh akan terjadi didalam orbita. Padahal biasanya kekambuhan itu terjadi didaerah sentral atau perifer palpebra. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya terapi harus dilakukan sedini mungkin pada saat lesi belum terlalu luas, dan penatalaksanaan eksisi silakukan sesempurna mungkin.6

BAB IIILAPORAN KASUS

IdentitasPasienNama/JenisKelamin/Umur: Ny I / Perempuan / 35tahunNegeriAsal: Alahan PanjangAnamnesa: AutoanamnesaKeluhanUtama: ada benjolan dikelopak mata kiri bawah sejak 6 tahun yang lalu

AnamnesisSeorangpasienperempuan usia 35tahundatangkebangsal Mata RSUP M. Djamilpadatanggal9 Januari 2013dengan:Keluhanutama: ada benjolan dikelopak mata kiri bawah sejak 6 tahun yang laluRiwayatPenyakitSekarang: Ada benjolan dikelopak mata kiri bawah sejak 6 tahun yang lalu Awalnya benjolan sebesar beras berbentuk seperti tahi lalat Kadang kadang pada benjolan terasa nyeri dan terasa gatal . Tidak ada keluhan gangguan penglihatan atau penurunan visus Riwayat pengobatan pada wajah dan riwayat radiasi pada wajah tidak ada. Sudah dilakukan operasi eksisi biopsi di rumah sakit swasta 4 tahun yang lalu dengan hasil polip Tanggal 26 Desember 2012 dilakukan insisi biopsi dengan hasil basal cell carcinoma (mixed nodule infiltratif BCC)

RiwayatPenyakitDahulu: Pasientidakpernahmenderitapenyakitsepertiinisebelumnya.

RiwayatPenyakitKeluarga: Tidakadaanggotakeluarga yang pernahmenderitapenyakitsepertiinisebelumnya.

PemeriksaanFisik (14 Januari 2013)STATUS OFTALMIKUSODOS

Visustanpakoreksi5/55/5

Visusdengankoreksi

Refleks fundus (+)(+)

Silia / supersiliaTrichiasis (-) , Madarosis (-)Trichiasis (-) , Madarosis (-)

Palpebra superior Edema (-), Ptosis (-)Di palpebra inferior:Tampak masa ukuran d:10 mmPinggir tidak rataPermukaan berbenjolAda ulkus/luka ukuran 2mm ditengahWarna merah kehitaman

Palpebra inferior

AparatlakrimalisDalambatas normalDalambatas normal

Konyungtiva: TarsalisForniksBulbiHiperemis (-),Papil (-),Folikel(-)Hiperemis (-),Papil (-),Folikel (-)

SkleraPutihPutih

KorneaBening Bening

KameraOkuli Anterior CukupdalamCukupdalam

Iris Coklat , Rugae (+)Coklat , Rugae (+)

PupilBulat, Reflekscahaya (+/+)D:2-3mmBulat, Reflekscahaya (+/+)D:2-3mm

LensaBeningBening

KorpusvitreumBeningBening

Fundus :

- Media - Papiloptikus - Makula - aa/vv retina - Retina Dalambatas normalDalambatas normal

TekananbulbusokuliN (palpasi)N (palpasi)

PosisibulbusokuliOrthoforiaOrthoforia

GerakanbulbusokuliBebaskesegalaarahBebaskesegalaarah

Gambar:

Diagnosis Basal Cell Carcinoma(mixed type nodular + infiltratif BCC)

Terapi Wide eksisi Rekonstruksi palpebra

Follow Up 16 Januri 2013S: Nyeri (+)O: rembesan darah (-)Terapi : ciprofloxacin 2x500 mgAsam mefenamat 3x500 mg

Prognosis Quo ad vitam: bonam Quo ad sanam: dubia et bonam Quo ad functionam: dubiaet bonam

BAB IVDISKUSI

Telah dilakukan pemeriksaan pada seorang pasien perempuan berusia 35 tahun yang masuk bangsal mata RSUP Dr M Djamil Padang pada tanggal 9 Desember 2012 dengan diagnosa Basal Cell Carcinoma Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis ditemukan keluhan utama berupa ada benjolan dikelopak mata kiri bawah sejak 6 tahun yang lalu.Seterusnya pada riwayat penyakit sekarang ditemukan ada benjolan dikelopak mata kiri bawah sejak 6 tahun yang lalu,awalnya benjolan sebesar beras berbentuk seperti tahi lalat kemudian membesar secara perlahan ,kadang kadang pada benjolan terasa nyeri dan terasa gatal,tidak ada keluhan gangguan penglihatan atau penurunan visus,riwayat pengobatan pada wajah dan riwayat radiasi pada wajah tidak ada,sudah dilakukan operasi eksisi biopsi di rumah sakit swasta 4 tahun yang lalu dengan hasil polip.Pada tanggal 26 Desember 2012 dilakukan insisi biopsi dengan hasil basal cell carcinoma(mixed nodule infiltratif BCC).Basal sel karsinoma lebih sering ditemukan pada lelaki berbanding perempuan karena faktor predisposisi seperti pekerjaan outdoor yang sering terpapar sinar UV,penggunaan zat kimia seperti pestisida dan sebagainya.Pada lokasi tersering pada kelopak mata bawah (50%-60%) dan di dekat kantus medial (25%-30%).Yang paling jarang pada lateral kantus (5%).Pada sel basal karsinoma memiliki karakteristik yang khas yaitu progresifitas lambat,bersifat lokal destruktif dan jarang bermetastasis.Jika ada metastase yaitu ke tulang maka diperlukan pemeriksaan penunjang yaitu Bone CT Scan.Selain itu ,pada sel basal karsinoma biasanya kelihatan bernodul dan melebar berwarna kehitaman dan kering manakala pada sel skuamosa itu biasanya kelihatan seperti kembang kol dan permukaan basah .Pada pasien ini ditemukan hasil pemeriksaan labor darah dan funduskopi dalam batas normal dan pemeriksaan visus penglihatan juga normal iaitu 5/5 OS dan OD. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa di palpebra inferior ukuran diameter 10mm ,berpinggiran rata ,permukaan berbenjol,ada luka atau ulkus berukuran diameter 2mm ditengah dan bewarna merah kehitaman. Terapi yang telah dilakukan pada pasien ini ialah wide eksisi dan rekonstruksi palpebra.Teknik dalam pembedahan adalah Mohs micrographic surgery dimana dilakukan wide eksisi dengan pengangkatan jaringan yang sakit di ikuti dengan jaringan yang sehat sekitar 1-2 mm.

BAB VPENUTUP

Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas palpebra yang paling sering ditemukan. Radiasi dari sinar matahari merupakan faktor etiologi terpenting penyebab terjadinya karsinoma sel basal. Tumor ini biasanya terdapat pada kelopak mata bawah diikuti dengan kantus medius, kelopak mata atas dan kantus lateral. Karsinoma sel basal bersifat tumbuh lambat, lokal invasif dan destruktif, hampir tidak pernah bermetastasis, tapi jika dibiarkan dapat berkembang menyebabkan peningkatan morbiditas dan kecacatan. Oleh karena itu sebagai dokter keluarga menjadi tantangan bagi kita agar dapat cepat mendeteksi dini sehingga kebutaan dapat dihindari apalagi kematian.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Opthalmology. Obits, Eyelid and Lacrimal System. San Fransisco: MD Association, 2011-2012.2. Mackie RM. Epidermal skin tumours. Dalam: Champion RH, Burton JL, Burn DA, Breathnach SM, editor. Rook, Wilkinson, Ebling, Textbook of dermatology. Edisi ke-6. London: Blackwell science, 1988: 1679-84.3. Ramsey ML. Basal cell carcinoma. Available at http://www.emedicine.com/derm/topic.4. Fitzpatrick TB, Johnson RA. Pre cancerous lesion and cutaneus carcinomas. Dalam: Color atlas & synopsis of clinical dermatology. Edisi ke-4. New York: Mc Graw Hill, 2001: 261-5.5. Leshin B, White WL. Malignant neoplasma of keratinocytes. Dalam: Arndt KA, Leboit PE, editor. Cutaneus medicine and surgery. Philadelphia: WB Saunders company, 1996: 1387-91.6. Moeloek, NF R Sandra, TA Usman, Agustus 2000. Keganasan Pada Adneksa Mata, Palpebra dan Konjungtiva. Dalam :continuingOphtalmologicalEducation 2000. Jakarta, 26 Agustus 2000.7. Hon-Vu QD, 2005. Basal cell carcinoma, eyelid. Last update : 12 Januari 2009. Diakses dari http://www.eMedicine.com.september 2005.8. Vaugan daniel, Taylor asbury, Paul riordan-eva; Alih bahasa Jan Tamboyang, Braham U Pendit; Editor, Y. Joko suyono.9. Cipto H, Pratomo U.S et al : Deteksi dan Penatalaksaan Kanker Kulit Dini, FKUI Jakarta 2001: 15-2410. Ardizal Rahma, Zulmaini. Epidemiology of Maglinant eyelid Tumor at DR.M.Djamil Hospital Padang11. Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia. Protokol Penatalaksaan Kanker Kulit. Protokol Peraboi,2003

26