12
BAB I SKENARIO I A. Skenario Tabrakan Motor Dr. Galih, bekerja di Puskesmas, menerima pasien atas nama Winda berusia 25 tahun yang diantarkan oleh masyarakat dan keluarganya. Dari informasi yang diterima, pasien mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm dan menabrak pembatas jalan. Setelah kecelakaan pasien tidak sadar dan tampak keluar cairan berwarna merah dari hidung dan telinga. Pada pemeriksaan didapatkan airway: patent, nafas 28 kali permenit, nadi 120 kali/menit, tekanan darah 90/70 mm hg, GCS 13. Pada pemeriksaan ditemukan tanda racoon eye, otorhea dan rhinorhea. Pada pemeriksaan regio torak : pada inspeksi nampak jejas pada torak dekstra, vocal fremitus kanan > kiri, nyeri tekan (+), hipersonor pada region torak kanan, dan suara vesikuler kiri > kanan. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan fraktur inkomplit pada costa 5 dan 6 dekstra, ruang pleura dekstra 1

Bab i Makalah Skenario 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab i Makalah Skenario 1

Citation preview

8

BAB ISKENARIO I

A. Skenario Tabrakan Motor

Dr. Galih, bekerja di Puskesmas, menerima pasien atas nama Winda berusia 25 tahun yang diantarkan oleh masyarakat dan keluarganya. Dari informasi yang diterima, pasien mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm dan menabrak pembatas jalan. Setelah kecelakaan pasien tidak sadar dan tampak keluar cairan berwarna merah dari hidung dan telinga. Pada pemeriksaan didapatkan airway: patent, nafas 28 kali permenit, nadi 120 kali/menit, tekanan darah 90/70 mm hg, GCS 13. Pada pemeriksaan ditemukan tanda racoon eye, otorhea dan rhinorhea.Pada pemeriksaan regio torak : pada inspeksi nampak jejas pada torak dekstra, vocal fremitus kanan > kiri, nyeri tekan (+), hipersonor pada region torak kanan, dan suara vesikuler kiri > kanan. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan fraktur inkomplit pada costa 5 dan 6 dekstra, ruang pleura dekstra translusen dengan tak tampaknya gambaran pembuluh darah paru, sinus costophrenicus kanan dan kiri lancip, parenkim paru dekstra tampak mengecil/kolaps.Dr. Galih menyimpulkan bahwa Winda mengalami cedera kepala dan trauma thoraks. Dr. Galih segera melakukan stabilisasi leher, memasang infus RL dengan tetesan cepat dan memasang kateter urin. Karena kondisi pasien kritis dan gelisah, maka Dr. Galih berinisiatif untuk mendampingi pasien ke rumah sakit. Dalam perjalanan di atas ambulans, ditemukan hematuria. Dr. Galih berpikir adanya kemungkinan trauma pada saat pemasangan kateter atau ada diagnosis lain. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada pasien tersebut dan apakah ada kemungkinan terjadinya adverse effect ?

B. Terminologi Asing1. Racoon Eye : Ekimosis bilateral di daerah periorbital, ditandai di lingkaran hitam. Biasanya indikator fraktur basis cranii yang mengenai meningen.2. Patent Airway: Keadaan jalan nafas yang terbuka/bersih tidak ada sumbatan pada jalan nafas.3. Vocal Fremitus :Getaran suara yang terasa pada dada pada saat pasien mengucapkan kata 7-7. Pemeriksaan untuk getaran suara.4. Adverse Effect:Hasil/akibat yang abnormal akibat medikasi/ tindakan intervensi lainnya misalnya pembedahan.5. GCS:Skala menilai tingkat kesadaran pasien. Respon yang dinilai (Respon Mata, Verbal dan Motorik) total 15 skala. Dipakai pada trauma capitis (14-15CKR, 9-13CKS, 3-8CKB).6. Fraktur Inkomplit:Fraktur yang tidak sempurna, yang tidak memutusakan kesinambungan tulang retak.7. Vesikular:Suara paru pada pemeriksaan stetoskop. Inspirasi memanjang daripada ekspirasi (Normal)8. Translusen:Gambaran radiologi X-Ray, gambaran hitam menunjukan adanya udara

C. Analisis Masalah1. Mengapa setelah kecelakaan pasien tidak sadar dan keluar cairan berwarna merah dari telinga dan hidung ?2. Mengapa pada pemeriksaan ditemukan :a. Takikardi ?b. Takipneu ?c. TD turun ?d. GCS 13 ?e. Racoon Eye ?3. Bagaimana interprestasi pemeriksaan ragio thoraks Ny.Winda ?4. Bagaimana interpretasi pemeriksaan radiologi Ny.Winda ?5. Mengapa dokter segera melakukan :a. Stabilisasi Leher ?b. Diberi RL ?c. Kateterisasi ?6. Mengapa pasien gelisah ?7. Mengapa ditemukan hematuria ?8. Mengapa fraktur inkomplit bisa menyebabkan kolaps paru pneumotoraks ?9. Bagaimana adverse effect yang mungkin terjadi pada Ny.Winda ?10. Bagaimana pemeriksaan penunjang selanjutnya ?11. Bagaimana penatalaksanaan yang lebih lanjut untuk Ny.Winda ?12. Mengapa infus RL diberi dengan tetesan yang cepat ?13. Bagaimana protap penanganan awal di IGD pada kasus seperti ini ?14. Bagaimana protap penanganan awal di jalan jika ditemukan kasus seperti ini ?15. Mungkinkah pasien tidak sadar tetapi GCS 13 ?16. Apakah Ny.Winda perlu diberika oksigen ?17. Berapa lama golden period untuk dilakukan penatalaksanaan pada kasus seperti ini ?18. Bagaimana melakukan stabilisasi leher jika ditemukan pasien yang kecelakaan dengan menggunakan helm agar tidak menambah kesakitan ?19. Bagaimana penanganan pasien trauma pada saat di transportasi menuju tempat rujukan ?20. Cairan apa saja yang diberikan untuk kasus trauma ?21. Apa saja indikasi pemberian RL, stabilisasi leher, dan kateterisasi ?22. Apakah pada pasien ini terjadi juga trauma ginjal ?

D. Hipotesis1. Pasien tidak sadar : Benturan kepala menyebabkan perdarahan di kepala (epidural hematom, subdural hematom) yang mempengaruhi tingkat kesadaran pasien. Karena kurangnya aliran daran dan oksigen menyebabkan hipoksia. Suplai oksigen ke otak berkurang menyebabkan penurunan kesadaran.Cairan yang keluar : Fraktur di pertrous os temporal merusak kanal-kanal auditori eksternus, merobek MT, CSS keluar dari telinga (Otorhhea) Fraktur basis cranii fosa anterior, keluar cairan dari hidung (Rinorhhea)2. Pada pemeriksaan ditemukan : Takikardi : Karena volume darah menurun yang menyebabkan syok sehingga menyebabkan takikardi Cardiac output menurun kompensasi jantung Takikardi Takipneu : Kompensasi tubuh karena salah satu paru kolaps Hipoksia karena syok Hipoksia meningkatkan usaha pernafasan laju resprasi meningkat TD Menurun : Syok, kehilangan cairan, kolaps, vasokonstriksi PD Kecelakaan lalu lintas trauma tumpul pd thoraks udara dari dalam paru-paru ke rongga pleura Udara tidak dapat keluar lagi dari rongg pleura tekanan intrapleura meningkat Mediastinum terdorong kearah berlawanan menekan aliran balik vena syok non hemoragi Hipotensi GCS 13 : menunjukan cidera kepala sedang Racoon Eye : Kecelakaan lalu lintas fraktur basis cranii mengenai meningens sinus-sinus vena berdarah ke vili arakhnoid menyebabkan Racoon Eye3. Interpretasi pemeriksaan region thoraks : Jejas : Menunjukan trauma tumpul Vocal fremitus > kanan : adanya pneumothoraks pada paru kanan Hipersonor : karena adanya udara pada ruang potensial antar pleura visceral dan parietal Nyeri tekan : karena jejas akibat trauma dan adanya fraktur inkomplit Suara Vesikuler > kiri : Pneumotoraks suara nafas menurun pada sisi yang terkena4. Hasil Radiologi : Terdapat fraktur inkomplit costa V dan VI Translusen menandakan adanya udara mendesak paru menyebabkan kolaps sehingga terlihat translusen Sinus costophrenicus normal Parenkim paru dextra kolaps karena adanya udara5. A. Stabilisasi Leher : Agar tidak memperparah fraktur Agar tetap stabil selama pertolongan pertamaB. RL : Lebih fisiologis dan isotonis Digunakan dalam PP pada kehilangan tubuh misalnya perdarahanC. Kateterisasi : Untuk menilai kecukupan volume/ menilai urine output Untuk menurunkan urine karena kesadaran menurun6. Pasien Gelisah karena terjadi penurunan kesadaran kemungkinan karena perdarahan dan syok7. Hematuri kumungkinan terjadi karena rupture P.D di rongga pelvis8. Robekan pleura parietal/visceral. Pada fraktur inkomplit yang robek kemungkinan pleura visceral karena kompresi dada akibat benturan.9. Penekanan Vena cava superior10. Ct.Scan, BNO-IVP, Spinal X-Ray, Thoraks X-Ray, darah lengkap dan rutin11. Torakosintesis, WSD . Stabilkan hemodinamik lakukan pemeriksaan lanjutan. 12. Infus RL cepat karena cairan fisiologis untuk stabilisasi hemodinamik13. IGD : Lakukan ABC segera setelah pasien datang14. Lakukan primary and secondary survey15. Mungkin pasien mengalami penurunan kesadaran sementara16. Jangan dulu diberikan oksigen sampai paru mengembang setelah dilakukan WSD17. Secepatnya diberikan penanganan untuk triase merah waktu yang dibutuhkan 10 menit untuk menangani pasien18. Buka helm dengan hati-hati dan perlahan dilakukan dengan dua orang untuk menahan kepala dan untuk membuka helm. Kemudian langsung stabilisasi daerah leher19. Penanganan trauma pada transportasi menuju tempat rujukan, pastikan dalam transportasi ada obat dan peralatan yang data dilakukan untuk resusitasi pasien, hemodinamik di kontrol. Pasien ditangani oleh tenaga yang terlatih. Dan sudah ada koordinasi dengan RS rujukan agar penanganan pasien di IGD dapat cepat tertangani.20. Ringer laktat 21. Pemberian RL : karena untuk menstabilkan kondisi pasien . Stabilisasi leher dilakukan untuk imobilisasi pasien. Katetrisasi untuk memantau jumlah output urine.22. Kemungkinan terjadi trauma ginjal.

E. SkemaKKL

tdk menggunakan helmPenatalaksanaan : WSDRadiologi : Fraktur Inkomplit costa v dan vi Ruang pleura dextra translusen Sinus costophrenicus kanan, kiri lancip Parenkim paru dextra kolaps menyebabkan takipneu, takikardiPem.Fis : Inspeksi : Jejas Palpasi : Vocal fremitus ka > ki Perkusi : Hipersonor Auskultasi : Vesikuler ki > kaPenatalaksanaan : Stabilisasi leherPem.Fisik : Racoon eye Otorhea Rhinorhea Kesadaran menurunBenturan di dadaBenturan Kepala

F. LO

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :1. Primary and secondary survey2. Trauma Kepala3. Trauma Thoraks4. Trauma Pelvis dan Saluran Kemih5. Indikasi rujukan dan transportasi pasien trauma6. Triase1