Upload
phungthu
View
316
Download
17
Embed Size (px)
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 1
BAB I
HPP KONVENSIONAL
Harga pokok produksi adalah biaya-biaya produksi yang dikumpulkan untuk
periode tertentu yang ditentukan dengan cara menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi.
Sedangkan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan
dalam periode bersangkutan. Unsur-unsur harga pokok produksi yaitu: Biaya Bahan Baku,
Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik.
Terdapat dua pendekatan dalam metode penentuan Harga Pokok Produksi yaitu:
1) FULL COSTING
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
mempertimbangkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, baik
yang bersifat variabel maupun tetap. Dalam metode full costing biaya overhead pabrik
yang bersifat tetap dan variabel tetap dibebankan. Harga pokok produksi metode full
costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX
Biaya overhead pabrik variabel Rp XXX
Biaya overhead pabrik tetap Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
2) VARIABEL COSTING
Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam harga pokok
produksi. Harga pokok produksi tersebut terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX
Biaya overhead pabrik variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 2
❖ Berikut ini struktur atau susunan penyajian laporan rugi/laba Metode Full Costing
PT. X
INCOME STATEMENT
Penjualan (Sales)
xxx
HPP
Persediaan Awal xxx
BBB xxx
BTKL xxx
BOP Variabel xxx
BOP Tetap xxx +
Biaya Produksi xxx +
BTUD xxx
Persediaan Akhir xxx -
HPP xxx -
Laba Kotor xxx
Biaya Operasi:
Biaya Administrasi dan Umum
• Variabel = xxx
• Tetap = xxx +
xxx
Biaya Pemasaran
• Variabel = xxx
• Tetap = xxx +
xxx +
Total Biaya Operasi xxx -
Laba Bersih xxx
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 3
❖ Berikut ini struktur atau susunan penyajian laporan rugi/laba Metode Variabel
Costing
PT. X
INCOME STATEMENT
Penjualan (Sales)
xxx
HPP
Persediaan Awal xxx
BBB xxx
BTKL xxx
BOP Variabel xxx +
Biaya Produksi xxx +
BTUD xxx
Persediaan Akhir xxx -
HPP xxx
Biaya Adm & Um xxx
Biaya Pemasaran & Um xxx +
Total Biaya Variabel xxx -
Laba Kontribusi xxx
Biaya Tetap:
• BOP Tetap xxx
• Biaya Adm & Umum Tetap xxx
• Biaya Pemasaran Tetap xxx +
Total Biaya Tetap xxx -
Laba Bersih xxx
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 4
CONTOH KASUS
PENENTUAN HPP KONVENSIONAL
PT. MAKMUR SENTOSA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan
bahan baku menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi perusahaan
yang dikumpulkan pada akhir periode 2016:
1. Biaya Produksi
Biaya bahan baku (raw material) Rp7.500/unit
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp3.500/unit
Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp500.000.000/th
(Variabel 75%, Tetap 25%)
Total biaya administrasi dan umum Rp68.000.000/th
(Variabel 40%, Tetap 60%)
Total biaya pemasaran Rp55.000.000/th
(Variabel 80%, Tetap 20%)
2. Harga jual produk jadi sebesar Rp53.000/unit
3. Data penjualan dan produksi
Persediaan Awal 6.000 unit
Produksi 80.000 unit
Penjualan 70.000 unit
Persediaan Akhir 18.000 unit
Diminta :
1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing !
2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing !
3. Buat analisis perbedaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya !
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 5
JAWABAN CONTOH KASUS :
1. Biaya Produksi per Unit
❖ BOP Tetap/unit = 25% x Rp500.000.000 = Rp1.562,5/ unit
80.000
❖ BOP Variabel/unit = 75% x Rp500.000.000 = Rp4.687,5/ unit
80.000
BIAYA PRODUKSI /
UNIT
METODE FULL
COSTING
METODE VARIABEL
COSTING
BBB 7.500 7.500
BTKL 3.500 3.500
BOP Variabel 4.687,5 4.687,5
BOP Tetap 1.562,5 -
Total Biaya Produksi 17.250 15.687,5
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 6
2. Laporan Rugi Laba
a. Full Costing
PT. MAKMUR SENTOSA
INCOME STATEMENT
Penjualan (70.000 x Rp53.000) Rp3.710.000.000
HPP
Persediaan Awal (6.000 x Rp17.250) Rp103.500.000
BBB (80.000 x Rp7.500) Rp600.000.000
BTKL (80.000 x Rp3.500) Rp280.000.000
BOP Variabel (80.000 x Rp4.687,5) Rp375.000.000
BOP Tetap (80.000 x Rp1.562,5) Rp125.000.000
Biaya Produksi Rp1.380.000.000 +
BTUD Rp1.483.500.000
Persediaan Akhir (18.000 x Rp17.250) Rp 310.500.000 -
HPP Rp1.173.000.000 -
Laba Kotor Rp2.537.000.000
Biaya Operasi :
Biaya Administrasi dan Umum
• Variabel (40% x Rp68.000.000) Rp27.200.000
• Tetap (60% x Rp68.000.000) Rp40.800.000 +
Rp68.000.000
Biaya Pemasaran
• Variabel (80% x Rp55.000.000) Rp44.000.000
• Tetap (20% x Rp55.000.000) Rp11.000.000 +
Rp55.000.000 +
Total Biaya Operasi Rp 123.000.000 -
Laba Bersih Rp2.414.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 7
b. Variabel Costing
PT. MAKMUR SENTOSA
INCOME STATEMENT
Penjualan (70.000 x Rp53.000) Rp3.710.000.000
HPP
Persediaan Awal (6.000 x Rp15.687,5) Rp 94.125.000
BBB (80.000 x Rp7.500) Rp600.000.000
BTKL (80.000 x Rp3.500) Rp280.000.000
BOP Variabel (80.000 x Rp4.687,5) Rp375.000.000 +
Biaya Produksi Rp1.255.000.000 +
BTUD Rp1.349.125.000
Persediaan Akhir (18.000 x Rp15.687,5) Rp 282.375.000 -
HPP Rp1.066.750.000
By Adm & Um Var (40% x Rp68.000.000) Rp 27.200.000
By Pemasaran Var (80% x Rp55.000.000) Rp 44.000.000 +
Total Biaya Variabel Rp1.137.950.000 -
Laba Kontribusi Rp2.572.050.000
Biaya Tetap :
• BOP Tetap(80.000 x Rp1.562,5) Rp125.000.000
• Biaya Adm & Um Tetap (60% x Rp68.000.000) Rp 40.800.000
• Biaya Pemasaran Tetap (20% x Rp55.000.000) Rp 11.000.000 +
Total Biaya Tetap Rp 176.800.000 -
Laba Bersih Rp2.395.250.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 8
3. Analisis :
Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa laba usaha dengan metode full costing
sebesar Rp2.414.000.000 lebih besar daripada menggunakan metode variabel costing
sebesar Rp2.395.250.000. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan
dalam penentuan biaya produksi per unit dimana dalam metode full costing biaya
produksi/ unit sebesar Rp17.250 dan pada metode variabel costing sebesar
Rp15.687,5 sehingga berpengaruh pada nilai persediaan awal dan persediaan akhir
pada kedua metode tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan perbedaan pada
besarnya laba usaha.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 9
KASUS 1
PENENTUAN HPP KONVENSIONAL
PT. SEJAHTERA adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
mengolah bahan baku menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi
perusahaan yang diperoleh pada akhir periode per 31 Desember 2016:
4. Biaya Produksi
Biaya bahan baku (raw material) Rp3.600/unit
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp2.160/unit
Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp250.000.000/th
(Variabel 70%, Tetap 30%)
Total biaya administrasi dan umum Rp55.000.000/th
(Variabel 40%, Tetap 60%)
Total biaya pemasaran Rp38.000.000/th
(Variabel 60%, Tetap 40%)
5. Harga jual produk jadi sebesar Rp50.000/unit
6. Data penjualan dan produksi
Persediaan Awal 8.000 unit
Produksi 50.000 unit
Penjualan 35.000 unit
Persediaan Akhir 15.000 unit
Diminta :
1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing !
2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing !
3. Buat analisis perbedaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya !
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 10
KASUS 2
PENENTUAN HPP KONVENSIONAL
PT. AMAN SENTOSA adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang
pengolahan bahan baku menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi
perusahaan yang diperoleh pada akhir periode per 2016:
1. Biaya Produksi
Biaya bahan baku (raw material) Rp8.000/unit
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp5.500/unit
Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp800.000.000/th
(Variabel 70%, Tetap 30%)
Total biaya administrasi dan umum Rp72.000.000/th
(Variabel 60%, Tetap 40%)
Total biaya pemasaran Rp55.000.000/th
(Variabel 60%, Tetap 40%)
2. Harga jual produk jadi sebesar Rp52.000/unit
3. Data penjualan dan produksi
Persediaan Awal 6.500 unit
Produksi 95.000 unit
Penjualan 60.000 unit
Persediaan Akhir 12.500 unit
Diminta :
1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing !
2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing !
3. Buat analisis perbedaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya !
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 11
FORM 1
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 12
FORM 2
FORM 3
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 13
BAB II
PENENTUAN HPP DENGAN METODE
ACTIVITY BASED COSTING
Activity Based Costing adalah sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas
yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Activity Based Costing menyediakan
informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas (activity) adalah setiap kejadian atau
transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni bertindak sebagai faktor
penyebab (causal factor) dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. (Islahuzzaman, Activity
Based Costing teori dan aplikasi. 2011:30)
Tujuan Activity Based Costing adalah untuk mengalokasikan biaya ke transaksi dari
aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya
tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk.
Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk memproduksi produk digolongkan
dalam 4 kelompok, yaitu :
a. Facility sustaining activity cost. Biaya yang berkitan dengan mempertahankan
kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misalnya biaya depresiasi, biaya asuransi.
b. Product sustaining activity cost. Biaya yang berkitan dengan aktivitas penelitian dan
pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat
dipasarkan. Misalnya biaya pengujian produk, biaya desain prduk.
c. Bacth activity cost. Biaya yang berkitan dengan jumlah bacth produk yang
diproduksi. Misalnya biaya setup mesin.
d. Unit level activity cost. Biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit
produk yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja.
Kelebihan dari ABC :
1. Dapat mengatasi diversitas volume dan produk sehingga pelaporan biaya produknya
lebih akurat.
2. Mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut.
3. Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasi aktivitas yang tidak
bernilai tambah.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 14
4. Sistem ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang timbul
karena dipicu oleh aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan nilai produk
dan nilai proses dengan membuat keputusan yang lebih baik.
5. Memperbaiki mutu dalam mengambil keputusan oleh manajemen.
Kelemahan dari ABC:
1. Data yang diperlukan dalam menerapkan sistem ABC cukup banyak dan sulit
diperoleh.
2. Implementasi sistem ABC belum dikenal baik sehingga presentasi keengganan
manajer untuk menerapkannya belum cukup baik.
3. Sistem ABC melaporkan biaya dengan cara pembebanan untuk satu periode penuh.
4. Sistem ABC membutuhkan banyak waktu dan biaya untuk dapat dikembangkan dan
dilaksanakan dengan sukses.
5. Banyaknya aktivitas dalam menjalankan pabrik sehingga sulit untuk dimonitor.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 15
CONTOH KASUS
PENENTUAN HPP DENGAN METODE
ACTIVITY BASED COSTING
PT. BAROKAH memproduksi empat jenis produk yaitu : B, A, T, U dan dengan data sebagai
berikut:
Keterangan B A T U Total
Unit Produksi 600 unit 650 unit 900 unit 750 unit 2.900 unit
Biaya Material
(Material Cost) Rp350.000 Rp400.000 Rp650.000 Rp500.000 Rp1.900.000
Jam Inspeksi
(Inspection
Hours)
70 jam 80 jam 130 jam 100 jam 380 jam
KwH
(Kilowatt Hours) 1100 kwH 1300 kwH 2300 kwH 1700 kwH 6400 kwH
Jam Mesin
(Machine Hours) 500 jam 600 jam 1.100 jam 800 jam 3.000 jam
Putaran Produksi
(Production
Cycle)
50 55 80 65 250
Jam Kerja
Langsung
(Direct Labour
Hours)
80 jam 90 jam 140 jam 110 jam 420 jam
Biaya tenaga kerja Rp 600 / jam
Biaya Overhead Pabrik
• Biaya Inspeksi Pabrik (Factory Inspection Expense) Rp 65.000
• Biaya Listrik Rp 70.000
• Biaya Perawatan Mesin (Machine Maintenance Cost) Rp140.000
• Biaya Persiapan Produksi (Product Preparation Cost) Rp115.000 +
Rp390.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 16
Hitunglah harga pokok per unit :
a. Menggunakan metode konvensional dengan memakai tarif overhead jam mesin !
b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :
• Biaya inspeksi pabrik dialokasikan berdasarkan jam inspeksi
• Biaya listrik dialokasikan berdsarkan kilowatt jam
• Biaya perawatan mesin dialokasikan berdasarkan jam mesin
• Biaya persiapan produksi dialokasikan berdasarkan putaran produksi
c. Bandingkan hasil dari kedua metode tersebut !
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 17
JAWABAN CONTOH KASUS :
A. Metode Konvensional :
Tarif BOP : 390.000 / 3.000 JM = Rp130/Jam Mesin
Keterangan B A T U
Biaya Material Rp 350.000 Rp 400.000 Rp 650.000 Rp 500.000
BTKL Rp 48.000 Rp 54.000 Rp 84.000 Rp 66.000
Biaya Utama Rp 398.000 Rp 454.000 Rp 734.000 Rp 566.000
BOP @130 Rp 65.000 Rp 78.000 Rp 143.000 Rp 104.000
HPP Rp 463.000 Rp 532.000 Rp 877.000 Rp 670.000
Unit Produksi 600 unit 650 unit 900 unit 750 unit
HPP / Unit Rp 772 Rp 818 Rp 974 Rp 893
Rumus :
➢ BTKL = Jam Kerja Langsung x Biaya Tenaga Kerja
➢ Biaya Utama = Biaya Material + BTKL
➢ BOP = Jam Mesin x Tarif BOP
➢ HPP = Biaya Utama + BOP
➢ HPP / Unit = HPP / Unit Produksi
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 18
B. Metode ABC :
Tarif BOP :
Biaya Inspeksi Pabrik Rp65.000/ 380 Jam = Rp171/Jam Inspeksi
Biaya Listrik Rp70.000/6.400 Kwh = Rp11/KwH
Biaya Perawatan mesin Rp140.000/3.000 Jam = Rp47/Jam Mesin
Biaya Persiapan Produksi Rp115.000/250 = Rp460/putaran
Keterangan B A T A
Biaya Utama Rp 398.000 Rp 454.000 Rp 734.000 Rp 566.000
Biaya Inspeksi Pabrik
@Rp171 / jam Rp 11.970 Rp 13.680 Rp 22.230 Rp 17.100
Biaya Listrik
@Rp11/ KwH Rp 12.100 Rp 14.300 Rp 25.300 Rp 18.700
Biaya Perawatan Mesin
@Rp47 / jam mesin Rp 23.500 Rp 28.200 Rp 51.700 Rp 37.600
Biaya Persiapan
Produksi
@Rp460 / putaran
Rp 23.000 Rp 25.300 Rp 36.800 Rp 29.900
HPP Rp 468.570 Rp 535.480 Rp 870.030 Rp 669.300
Unit Produksi 600 unit 650 unit 900 unit 750 unit
HPP / Unit Rp 781 Rp 824 Rp 967 Rp 892
C. Membandingkan hasil yang diperoleh
Keterangan B A T U
HPP / Unit Konvensional Rp 772 Rp 818 Rp 974 Rp 893
HPP / Unit ABC Rp 781 Rp 824 Rp 967 Rp 892
% perubahan pemakaian
ABC 1,15% 0,73% 0,72% -0,11%
Metode ABC membebankan BOP lebih besar terhadap produksi dengan volume lebih rendah
sehingga HPP/unit yang menjadi lebih mahal dan membebankan BOP lebih kecil terhadap
produksi dengan volume yang lebih tinggi sehingga HPP/unit lebih murah.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 19
KASUS 1
PENENTUAN HPP DENGAN METODE
ACTIVITY BASED COSTING
PT. BERKAT memproduksi empat jenis produk yaitu : S, O, Y, U dan dengan data sebagai
berikut:
Keterangan S O Y U Total
Unit Produksi 400 unit 450 unit 700 unit 550 unit 2.100 unit
Biaya Material
(Material Cost) Rp150.000 Rp200.000 Rp450.000 Rp300.000 Rp1.100.000
Jam Inspeksi
(Inspection
Hours)
50 jam 60 jam 110 jam 80 jam 300 jam
KwH
(Kilowatt Hours) 900 kwH 1100 kwH 2100 kwH 1500 kwH 5600 kwH
Jam Mesin
(Machine Hours) 300 jam 400 jam 900 jam 600 jam 2.200 jam
Putaran Produksi
(Production
Cycle)
30 35 60 45 170
Jam Kerja
Langsung
(Direct Labour
Hours)
60 jam 70 jam 120 jam 90 jam 340 jam
Biaya tenaga kerja Rp 400 / jam
Biaya Overhead Pabrik
• Biaya Inspeksi Pabrik (Factory Inspection Expense) Rp 45.000
• Biaya Listrik Rp 50.000
• Biaya Perawatan Mesin (Machine Maintenance Cost) Rp120.000
• Biaya Persiapan Produksi (Product Preparation Cost) Rp 95.000 +
Rp310.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 20
Hitunglah harga pokok per unit :
a. Menggunakan metode konvensional dengan memakai tarif overhead jam mesin !
b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :
• Biaya inspeksi pabrik dialokasikan berdasarkan jam inspeksi
• Biaya listrik dialokasikan berdsarkan kilowatt jam
• Biaya perawatan mesin dialokasikan berdasarkan jam mesin
• Biaya persiapan produksi dialokasikan berdasarkan putaran produksi
c. Bandingkan hasil dari kedua metode tersebut !
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 21
KASUS2
PENENTUAN HPP DENGAN METODE
ACTIVITY BASED COSTING
PT. SUGAR memproduksi empat jenis produk yaitu : G, U, L, A dan dengan data sebagai
berikut:
Keterangan G U L A Total
Unit Produksi 700 unit 750 unit 1.000 unit 850 unit 3.300 unit
Biaya Material
(Material Cost) Rp450.000 Rp500.000 Rp750.000 Rp600.000 Rp2.300.000
Jam Inspeksi
(Inspection
Hours)
80 jam 90 jam 140 jam 110 jam 420 jam
KwH
(Kilowatt Hours) 1200 KwH 1400 KwH 2400 KwH 1800 KwH 6800 KwH
Jam Mesin
(Machine Hours) 600 jam 700 jam 1200 jam 900 jam 3.400 jam
Putaran Produksi
(Production
Cycle)
60 65 90 75 290
Jam Kerja
Langsung
(Direct Labour
Hours)
90 jam 100 jam 150 jam 120 jam 460 jam
Biaya tenaga kerja Rp 700 / jam
Biaya Overhead Pabrik
• Biaya Inspeksi Pabrik (Factory Inspection Expense) Rp 75.000
• Biaya Listrik Rp 80.000
• Biaya Perawatan Mesin (Machine Maintenance Cost) Rp150.000
• Biaya Persiapan Produksi (Product Preparation Cost) Rp125.000 +
Rp430.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 22
Hitunglah harga pokok per unit :
a) Menggunakan metode konvensional dengan memakai tarif overhead jam mesin!
b) Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :
• Biaya inspeksi pabrik dialokasikan berdasarkan jam inspeksi
• Biaya listrik dialokasikan berdsarkan kilowatt jam
• Biaya perawatan mesin dialokasikan berdasarkan jam mesin
• Biaya persiapan produksi dialokasikan berdasarkan putaran produksi
c) Bandingkan hasil dari kedua metode tersebut!
FORM 1
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 23
FORM 2
FORM 3
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 24
BAB III
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
Perilaku biaya merupakan pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan
kegiatan perusahaan, seperti volume produksi, volume penjualan dan sebagainya.
Estimasi tingkah laku biaya bertujuan untuk menguraikan berbagai macam sifat dan
cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya akan berubah dibawah berbagai macam
pengaruh merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan, estimasi biaya di masa
yang akan datang, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan perilakunya terhadap hubungan dengan volume kegiatan, biaya
digolongkan atas : (Mulyadi,2016)
Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan.
Contoh : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
Biaya tetap yaitu biaya yang jumlah totalnya tidak berubah (konstan) terhadap
perubahan volume kegiatan.
Contoh : Biaya penyusutan, Biaya gaji pimpinan dsb.
Biaya semi variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan perusahaan.
Contoh : Biaya listrik, biaya pemeliharaan kendaraan.
Pada umumnya, klasifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh
dengan menggunakan pendekatan analisis biaya masa lalu, dengan beberapa metode yaitu:
1. Metode titik tertinggi dan titik terendah (High and Low Point Method)
Maksud dari titik tertinggi dan terendah disini adalah Titik tertinggi adalah suatu titik
dengan tingkat output dan aktivitas tertinggi sedangkan titik terendah adalah titik
dengan tingkat output dan aktivitas yang terendah.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 25
Y = a + bx
Y = a + bx
Dimana :
Y = Total biaya b = Biaya variabel
a = Biaya tetap x = Volume kegiatan
Rumus perhitungan a dan b tersebut adalah sebagai berikut :
a = Y1 – bX1 atau a = Y2 – bX2, dan
𝑏 =𝑦2 − 𝑦1
𝑥2 − 𝑥1
Dimana :
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel
Y1 = Perubahan biaya terendah
Y2 = Perubahan biaya tertinggi
X1 = Perubahan aktivitas terendah
X2 = Perubahan aktivitas tertinggi
2. Metode biaya berjaga (Stand by Cost Method)
Metode ini mencoba menghitung beberapa biaya yang harus tetap dikeluarkan
andaikata perusahaan di tutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Biaya ini di sebut biaya terjaga, dan biaya terjaga ini merupakan bagian yang tetap.
Dimana :
Y = Total biaya b = Biaya variabel
a = Biaya tetap x = Volume kegiatan
Rumus perhitungan b adalah sebagai berikut :
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 − 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑢𝑛𝑖𝑡
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 26
3. Metode Kuadrat Terkecil (Least-square Method)
Metode ini merupakan pengukuran dari jumlah biaya yang ada untuk mengetahui
rata-rata biaya tetap dan rata-rata biaya variabel.
Y = a + b x
Dimana:
Y = Total biaya
a = Biaya tetap n = Jumlah data
b = Biaya variabel satuan x = Volume kegiatan
Rumus perhitungan a dan b tersebut adalah sebagai berikut:
𝑏 = n.Σxy − Σx.Σy
𝑛.Σ𝑥2−(Σ𝑥)2 Dimana :
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel
𝑎 = Σ𝑦 − 𝑏(Σ𝑥)
𝑛 y = Biaya sesungguhnya
x = Unit terjual
n = Jumlah data
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 27
CONTOH KASUS
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
PT. KOBEE adalah sebuah perusahaan yang memproduksi lampu, yang mempunyai data
barang terjual dan biaya selama satu semester (tahun 2017) sebagai berikut :
BULAN UNIT YANG TERJUAL BIAYA PENJUALAN
JANUARI 8.500 Rp 900.000
FEBRUARI 10.500 Rp 985.000
MARET 16.000 Rp1.020.000
APRIL 22.500 Rp1.945.000
MEI 33.500 Rp2.150.000
JUNI 29.000 Rp1.415.000
Pertanyaan :
1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik terendah
(high and low point method) jika dalam anggaran akhir tahun 2017 PT. KOBEE
merencanakan menaikkan penjualan sebesar 40.000 unit yang terjual. Berapakah
jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby method),
dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp800.000 per bulan. Jika
perusahaan menaikkan penjualan sebesar 40.000, berapakah jumlah biaya penjualan
(total sales expence) yang harus dikeluarkan oleh PT. KOBEE?
3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (least-square
method) jika perusahaan merencanakan menaikkan 40.000 unit yang terjual.
Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 28
JAWABAN CONTOH KASUS :
1. METODE HIGH AND LOW POINT
Mencari biaya variabel (b) :
𝑏 = 𝑌2− 𝑌1
𝑋2−𝑋1 =
2.150.000 − 900.000
33.500 − 8.500
= 1.250.000
25.000 = 50 per unit yang terjual
Mencari biaya tetap (a) :
a = Y2 – bX2
= 2.150.000 – 50 (33.500)
= 2.150.000 – 1.675.000
= 475.000
Persamaan garis linear :
Y = a + b X , dimana a = biaya tetap, b = biaya variabel
Y = 475.000 + 50 X
Kenaikan unit yang terjual sebesar 40.000 maka :
Y = 475.000 + 50 (40.000) = 2.475.000
Jadi, biaya penjualan yang dikeluarkan PT. KOBEE jika unit yang terjual dinaikkan
menjadi 40.000 unit adalah sebesar Rp2.475.000.
2. METODE BERJAGA-JAGA
Biaya yang dikeluarkan pada tingkat 33.500 Rp2.150.000
Biaya tetap (fixed cost) Rp 800.000 -
Selisih (variance) Rp1.350.000
Biaya variabel = Rp 1.350.000 / 33.500 = Rp 40 per unit yang terjual
Persamaan garis linear : Y = a + b X
Y = 800.000 + 40 X
Kenaikan unit yang terjual sebesar 40.000 maka :
Y = 800.000 + 40 (40.000)
Y = 2.400.000
Jadi, biaya penjualan yang dikeluarkan PT. KOBEE jika unit yang terjual dinaikkan
menjadi 40.000 unit adalah sebesar Rp 2.400.000.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 29
3. METODE LEAST-SQUARE
Bulan UNIT
(X)
Biaya
Penjualan (Y)
X2 XY
JANUARI 8.500 Rp 900.000 Rp 72.250.000 Rp 7.650.000.000
FEBRUARI 10.500 Rp 985.000 Rp 110.250.000 Rp 10.342.500.000
MARET 16.000 Rp 1.020.000 Rp 256.000.000 Rp 16.320.000.000
APRIL 22.500 Rp 1.945.000 Rp 506.250.000 Rp 43.762.500.000
MEI 33.500 Rp 2.150.000 Rp1.122.250.000 Rp 72.025.000.000
JUNI 29.000 Rp 1.415.000 Rp 841.000.000 Rp 41.035.000.000
120.000 Rp8.415.000 Rp 2.908.000.000 Rp191.135.000.000
Mencari biaya Variabel (b) :
𝑏 = n.Σxy − Σx.Σy
𝑛.Σ𝑥2−(Σ𝑥)2 =
6(191.135.000.000)− (120.000)(8.415.000)
6(2.908.000.000)− (120.000)2
= 1.146.810.000.000−1.009.800.000.000
17.448.000.000−14.400.000.000
= 137.010.000.000
3.048.000.000
= 45 per unit yang terjual
Mencari biaya tetap (a) :
𝑎 = Σ𝑦 – 𝑏(Σ𝑥)
𝑛 =
8.415.000−45(120.000)
6
= 8.415.000−5.400.000
6
= 3.015.000
6 = 502.500
Kenaikan unit yang terjual sebesar 40.000 maka :
Y = 502.500 + 45 (40.000)
Y = 502.500 + 1.800.000
Y = 2.302.500
Jadi, biaya penjualan yang dikeluarkan PT. KOBEE jika unit yang terjual
dinaikkan menjadi 40.000 unit adalah sebesar Rp 2.302.500.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 30
KASUS 1
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
PT. BERKAH adalah sebuah perusahaan yang memproduksi tas berkualitas tinggi, akan
mengamati biaya penjualan selama 6 bulan terakhir (tahun 2017). Data biaya penjualan
sebagai berikut :
BULAN UNIT YANG TERJUAL BIAYA PENJUALAN
JUNI 450 Rp. 750.000,-
JULI 600 Rp. 1.000.000,-
AGUSTUS 500 Rp. 900.000,-
SEPTEMBER 400 Rp. 700.000,-
OKTOBER 750 Rp. 1.200.000,-
NOVEMBER 900 Rp. 1.450.000,-
Pertanyaan :
1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik terendah
(high and low point method) jika dalam anggaran akhir tahun 2015 PT. BERKAH
merencanakan menaikkan penjualan sebesar 2000 unit yang terjual. Berapakah jumlah
biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby method),
dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp. 370.000,- per bulan. Jika
perusahaan menaikkan penjualan sebesar 2000 unit yang terjual, berapakah jumlah
biaya penjualan (total sales expence) yang harus dikeluarkan oleh PT. BERKAH?
3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (least-square
method) jika perusahaan merencanakan menaikkan 2000 unit yang terjual. Berapakah
jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 31
KASUS 2
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
PT. GFadalah sebuah perusahaan yang memproduksi baju, yang mempunyai data barang
terjual dan biaya selama satu semester (tahun 2016) sebagai berikut :
BULAN UNIT YANG TERJUAL BIAYA PENJUALAN
JANUARI 7.500 Rp 850.000
FEBRUARI 10.000 Rp1.125.000
MARET 1.500 Rp 700.000
APRIL 8.000 Rp 950.000
MEI 5.500 Rp 900.000
JUNI 2.000 Rp 830.000
Pertanyaan :
1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik terendah
(high and low point method) jika dalam anggaran akhir tahun 2016
PT.GFmerencanakan menaikkan penjualan sebesar 15.000 unit yang terjual.
Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby method),
dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp 805.000 per bulan. Jika
perusahaan menaikkan penjualan sebesar 15.000, berapakah jumlah biaya penjualan
(total sales expence) yang harus dikeluarkan oleh PT. GF?
3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (least-square
method) jika perusahaan merencanakan menaikkan 15.000 unit yang terjual.
Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 32
FORM 1
FORM 2
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 33
FORM 3
Form 4
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 34
BAB IV
LAPORAN SEGMENTASI
A. PELAPORAN YANG DISEGMEN
Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian aktivitas organisasi yang
mengakibatkan manajer perlu mencari data biaya mengenai bagian atau aktivitas
organisasi tersebut. Misalnya, segmen akan meliputi daerah penjualan, divisi
produksi, departemen produksi dan jenis produk. Laporan yang disegmen dapat
disajikan untuk aktivitas pada berbagai tingkat yang berbeda pada organisasi dan
dapat disajikan dalam bentuk yang berbeda. (Ray H. Garrison, 1998, 342)
Untuk beroperasi secara efektif, manajer harus mempunyai informasi
sebanyak-banyaknya yang melebihi dari informasi yang diberikan oleh laporan
laba/rugi semata. Beberapa jenis produk dapat menguntungkan dan beberapa lainnya
tidak dapat memberi keuntungan, beberapa daerah penjualan mungkin mempunyai
komposisi penjualan yang kurang baik atau mungkin mengabaikan kesempatan
penjualan atau beberapa divisi produksi mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas
dan sumber daya mereka. Untuk membuka masalah ini manajer membutuhkan
laporan yang memfokuskan pada segmen perusahaan.
B. KONSEP ALOKASI DASAR
Laporan yang disegmen untuk kegiatan intern disajikan secara khusus dalam
bentuk kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian
laporan ini adalah sama seperti pedoman penentuan harga pokok yang digunakan
dalam penyajian laporan jenis kontribusi pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak
sama yaitu terletak pada penanggungan biaya tetap. Dimana biaya tetap dibagi
kedalam dua bagian pada laporan yang disegmen yaitu Direct Fixed Cost dan
Common Fixed Cost.
Direct Fixed Cost yaitu biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada
segmen tertentu dan yang timbul karena adanya segmen. Sedangkan Commond Fixed
Cost yaitu biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada setiap segmen
tertentu, tetapi timbul karena aktivitas operasi keseluruhan.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 35
Dua pedoman yang diikuti (L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M.,2012 : 80) dalam
membebankan biaya ke berbagai segmen organisasi menurut pendekatan kontribusi
yaitu :
1. Mengikuti pola perilaku biaya (biaya variabel dan tetap)
Penyajian biaya berdasarkan karakteristik ini digunakan untuk menghitung
margin kontribusi. Informasi yang dihasilkannya bermanfaat dalam mengevaluasi
pentingnya keberadaan suatu produk sebagai segmen dalam menghasilkan laba.
2. Dapat atau tidaknya suatu biaya ditelusuri hubungannya secara langsung dengan
segmen dimana biaya tersebut terjadi. Dalam perusahaan yang mempunyai
banyak segmen terdapat biaya yang melekat pada keberadaan segmen.
Menurut Ray H. Garisson, 1998 : 342, pelaporan yang disegmen memberi
kemampuan perusahaan untuk melihat sendiri dari berbagai sudut pandang yang
berbeda. Berbeda cara untuk dapat menghasilkan data biaya dan profitabilitas
meliputi:
1. Per divisi
2. Per lini produk
3. Per daerah penjualan
4. Per daerah desa
5. Per operasi dalam dan luar negeri
Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen satu
perusahaan guna menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor. Tiga
alternatif yang penting adalah:
➢ Divisi Geografis (segmen yang didasarkan pada letak geografis mungkin
sangat informatif bagi perusahaan, terutama dalam membedakan operasi
domestik dan luar negeri).
➢ Divisi Lini Produk atau Industrial (memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai perbedaan profitabilitas, tingkat risiko, dan peluang pertumbuhan).
➢ Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen (mengumpulkan
data akurat yang diperlukan dengan biaya tambahan terkecil).
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 36
Penyajian dalam Pelaporan Segmen
a. Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri
dan menunjukkan komposisi masing-masing wilayah geografis yang
dilaporkan.
b. Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi
keuangan berikut ini harus diungkapkan:
Penjualan atau pendapatan operasi lainnya dibedakan antara pendapatan yang
dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain,
hasil segmen, aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang
atau sebagai presentase dari jumlah yang dikonsolidasikan.
c. Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen
individual dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.
C. TUJUAN PELAPORAN SEGMEN
Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip
pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen yaitu informasi tentang berbagai
jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis
operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam:
➢ Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik
➢ Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik
➢ Menilai perusahaan secara keseluruhan lebih memadai
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 37
CONTOH KASUS
LAPORAN SEGMENTASI
TAZMANIA COMPANY merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri dan
menjual dua produk tas yaitu Browny dan Creamy di 2 daerah penjualan, yakni Bali dan
Jakarta. Data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan daerah penjualan adalah
sebagai berikut:
1. Harga jual, biaya variabel dan kontribusi margin per saham:
Browny Creamy
Harga jual per satuan Rp24.000 Rp44.000
Biaya variabel per satuan Rp12.000 Rp16.000
Kontribusi margin Rp18.000 Rp24.000
2. Selama tahun 2015, produk browny terjual sebanyak 60.000 unit dan produk creamy
sebanyak 20.000 unit satuan.
Di daerah penjualan Bali, jumlah produk browny terjual sebanyak 80% dari total
penjualannya dan sisanya untuk daerah Jakarta. Sedangkan untuk produk creamy di
daerah Bali terjual sebanyak 60% dari total penjualannya dan sisanya daerah Jakarta.
3. Biaya tetap yang terjadi selama tahun 2015:
• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan tiap lini produk:
Browny Creamy
Biaya produksi tetap Rp70.000.000 Rp80.000.000
Biaya administrasi tetap Rp30.000.000 Rp40.000.000
• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan daerah penjualan:
Bali Jakarta
Biaya penjualan tetap Rp50.000.000 Rp60.000.000
Biaya administrasi tetap Rp20.000.000 Rp20.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 38
Diminta:
1. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan daerah
penjualan (Territorial Segmen) !
2. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan lini produk
(Product Line) !
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 39
JAWABAN CONTOH KASUS :
1. Berdasarkan Daerah Penjualan
Bali Jakarta Jumlah
Penjualan
- Browny
- Creamy
Rp 1.152.000.000
Rp 528.000.000
Rp 288.000.000
Rp 352.000.000
Rp 1.440.000.000
Rp 880.000.000
Total Penjualan Rp 1.680.000.000 Rp 640.000.000 Rp 2.320.000.000
Biaya Variabel :
- Browny
- Creamy
Rp 576.000.000
Rp 192.000.000
Rp 144.000.000
Rp 128.000.000
Rp 720.000.000
Rp 320.000.000
Total Biaya Variabel
(Rp 768.000.000)
(Rp 272.000.000)
(Rp 1.040.000.000)
Contribution Margin
Rp 912.000.000
Rp 368.000.000
Rp 1.280.000.000
Direct Fixed Expenses:
-Biaya Penjualan
-Biaya Administrasi
(Rp 50.000.000 )
(Rp 20.000.000 )
(Rp 60.000.000)
(Rp 20.000.000)
(Rp 110.000.000)
(Rp 40.000.000)
Territorial Margin Segmen
Rp 842.000.000
Rp 288 .000.000
Rp 1.130.000.000
Common Fixed Expenses:
-Biaya Produksi
-Biaya Administrasi
(Rp 150.000.000)
(Rp 70.000.000)
Penghasilan Netto Rp 910.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 40
2. Berdasarkan Lini Produk
Browny Creamy Jumlah
Penjualan
Biaya Variabel
Rp 1.440.000.000
(Rp 720.000.000)
Rp 880.000.000
(Rp 320.000.000)
Rp 2.320.000.000
Rp (1.040.000.000)
Contribution Margin Rp 720.000.000 Rp 560.000.000 Rp 1.280.000.000
Direct Fixed Expenses:
-Biaya Produksi
-Biaya Administrasi
(Rp 70.000.000) )
(Rp 30.000.000)
(Rp 80.000.000)
(Rp 40.000.000)
(Rp 150.000.000)
(Rp 70.000.000)
Product Line Fixed Margin Rp 620.000.000 Rp 440.000.000 Rp 1.060.000.000
Common Fixed Expenses :
-Biaya Penjualan
-Biaya Administrasi
(Rp 110.000.000)
(Rp 40.000.000)
Penghasilan Netto Rp 910.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 41
KASUS 1
LAPORAN SEGMENTASI
SECRET OF MUSIC Inc. merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri dan
menjual dua produk alat musik klasik yaitu Piano dan Biola. Penjualan dilakukan di 2 daerah
penjualan, yakni Bali dan Jakarta. Data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan
daerah penjualan adalah sebagai berikut:
1) Harga jual, biaya variabel dan kontribusi margin per saham:
Piano Biola
Harga jual per satuan Rp200.000 Rp150.000
Biaya variabel per satuan Rp 80.000 Rp 70.000
Kontribusi margin Rp100.000 Rp105.000
2) Selama tahun 2015, produk piano terjual sebanyak 15.000 unit dan produk biola
sebanyak 14.000 unit satuan.
Di daerah penjualan Bandung, jumlah produk piano terjual sebanyak 60% dari total
penjualannya dan sisanya untuk daerah Surabaya. Sedangkan untuk produk biola di
daerah Bandung terjual sebanyak 70% dari total penjualannya dan sisanya daerah
Surabaya.
3) Biaya tetap yang terjadi selama tahun 2015:
• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan tiap lini produk:
Piano Biola
Biaya produksi tetap Rp70.000.000 Rp60.000.000
Biaya administrasi tetap Rp50.000.000 Rp40.000.000
• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan daerah penjualan:
Bandung Surabaya
Biaya penjualan tetap Rp110.000.000 Rp90.000.000
Biaya administrasi tetap Rp80.000.000 Rp65.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 42
Diminta:
1. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan daerah
penjualan (Territorial Segmen) !
2. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan lini produk
(Product Line) !
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 43
KASUS 2
LAPORAN SEGMENTASI
RUN WITH ME Inc. merupakan perusahaan industri yang sedang berkembang pesat dalam
menjual dua produk merk sepatu olahraga terpopuler yaitu Gold dan Silver di 2 daerah
penjualan, yakni Jakarta dan Bogor. Data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan
daerah penjualan adalah sebagai berikut:
1 Harga jual, biaya variabel dan kontribusi margin per saham:
Gold Silver
Harga jual per satuan Rp30.000 Rp50.000
Biaya variabel per satuan Rp20.000 Rp25.000
Kontribusi margin Rp25.000 Rp40.000
2 Selama tahun 2015, produk gold terjual sebanyak 80.000 unit dan produk silver
sebanyak 50.000 unit satuan.
Di daerah penjualan Jakarta, jumlah produk gold terjual sebanyak 75% dari total
penjualannya dan sisanya untuk daerah Bogor. Sedangkan untuk produk gold di
daerah Jakarta terjual sebanyak 65% dari total penjualannya dan sisanya daerah
Bogor.
3. Biaya tetap yang terjadi selama tahun 2015:
• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan tiap lini produk:
Browny Creamy
Biaya produksi tetap Rp70.000.000 Rp80.000.000
Biaya administrasi tetap Rp30.000.000 Rp40.000.000
• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan daerah penjualan:
Bali Jakarta
Biaya penjualan tetap Rp50.000.000 Rp60.000.000
Biaya administrasi tetap Rp20.000.000 Rp20.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 44
Diminta:
1. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan daerah penjualan
(Territorial Segmen) !
2. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan lini produk
(Product Line) !
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 45
FORM 1
FORM 2
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 46
BAB V
ANALISIS CPV
Analisis terhadap hubungan antara biaya, volume dan laba atau Cost Profit Volume
(CPV) merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk menyusun perencanaan laba. Ada 3
faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual dan volume
(penjualan dan produksi).
ANALISIS IMPAS
Titik Impas (Break Even Point)adalah suatu keadaan dimana suatu perusahaan
dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau menderita rugi. Kondisi ini biasa dinyatakan
sebagai:
• Total penjualan sama besar dengan total biaya atas penjualan tersebut
• Laba perusahaan sama dengan nol
Kondisi ini sangat penting untuk diketahui perusahaan. Mengingat dengan
mengetahui titik impas perusahaan bisa merencanakan operasinya dengan baik atau
bahkan untuk tidak meneruskan operasinya.
Manfaat atau Kegunaan Analisis Break Even Point (BEP)
Analisis break even point dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran atau
tujuan perusahaan, kegunaannya antara lain:
1. Sebagai dasar/landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha laba tertentu
dan dapat digunakan untuk perencanaan laba/profit planning.
2. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan yaitu
untuk alat mencocokkan antara realisasi biaya dengan angka-angka dalam
perhitungan break even point sebagai pengendalian atau controlling.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual yaitu setelah diketahui
hasil perhitungan menurut analisa break even point dan laba yang ditargetkan.
4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan
seorang manajer, misalnya seorang manajer akan mengambil suatu keputusan tertentu
terlebih dahulu menanyakan titik break even point.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 47
Break Even Point (BEP)
A. Pendekatan Persamaan
Seperti pada artian titik impas bahwa:
• Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi
• Total penjualan sama dengan total biaya
• Laba sama dengan nol
Maka persamaan titik impas bias disajikan sebagai berikut:
Dalam persamaan ini, total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.
Dengan demikian persamaan yang lengkap adalah:
Dalam kondisi ini laba sama dengan nol dan untuk perencanaan lebih lanjut persamaan bisa dijadikan:
*) TI = Titik Impas
**) Dimana laba adalah nol
B. Pendekatan Margin Kontribusi
Margin Kontribusi (Contribution Margin)adalah sisa hasil penjualan setelah
dikurangi dengan biaya variabel. Jumlah margin kontribusi akan bisa digunakan untuk
menutup biaya tetap dan membentuk laba.
Titik impas yang dicari dengan metode margin kontribusi menetapkan seberapa besar
margin kontribusi cukup untuk menutup biaya tetap. Atau titik impas dicapai ketika
Penjualan TI*) = Biaya Variabel TI *) + Biaya Tetap
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap
Penjualan = Total Biaya
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 48
jumlah margin kontribusi sama besarnya dengan jumlah biaya tetap. Dengan pendekatan
ini, titik impas bisa dijadikan dalam bentuk unit atau dalam rupiah.
✓ Unit
Titik impas dalam unit dicari dengan formula:
✓ Rupiah
Titik impas dalam rupiah dicari dengan formula:
*) Ratio margin kontribusi = Margin Kontribusi / Penjualan *100%
C. Margin of Safety (Margin Pengamanan Penjualan)
Perhitungan Margin of Safety (MOS) adalah suatu angka atau nilai yang memberikan
informasi sampai seberapa jauh tingkat produksi penjualan yang direncanakan dengan
penjualan yang direncanakan pada BEP.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Margin of Safety adalah:
1. Margin of Safety dalam Rupiah (Rp)
2. Margin of Safety dalam Persen (%)
% MOS =
Biaya Tetap Total
Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit
Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit
Biaya Tetap Total
Ratio Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit
Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit
MOS = Penjualan – Penjualan Pada Titik Impas
MOS dalam rupiah
Penjualan
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 49
Angka Margin of Safety ini memberikan informasi sampai seberapa jauh volume
penjualan yang direncanakan boleh turun agar perusahaan tidak menderita kerugian
atau dengan kata lain angka margin of safety memberikan petunjukjumlah maksimum
penurunan volume yang direncanakan, yang tidak mengakibatkan kerugian.
3. Tuasan Operasi (Operating Leverage)
Tuasan operasi atau operating leverage adalah tingkat pengeluaran biaya tetap dalam
sebuah perusahaan. Bagi akuntan manajemen, tuasan operasi mengacu pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kenaikan laba bersih manakala volume penjualan
melonjak.
Karena perbedaan margin kontribusi dengan laba bersih adalah biaya tetap, maka
perusahaan dengan biaya tetap yang tingi akan mempunyai tuasan operasi yang tinggi
pula. Tuasan operasi akan paling tinggi dalam suatu perusahaan jika biaya tetapnya lebih
besar dibandingkan dengan biaya variabelnya. Demikian sebaliknya, apabila perusahaan
memiliki tuasan operasi yang terbilang tinggi, maka keuntungannya yang kecil dalam
penjualan dapat mengakibatkan presentase kenaikan atau penurunan yang besar dalam
keuntungan yang diraih.
Faktor Tuasan Operasi
Faktor tuasan operasi adalah suatu ukuran pada tingkat penjualan tertentu, seberapa
besar presentase perubahan volume penjualan akan mempengaruhi laba. Semakin laba
bersih mendekati nol, maka semakin dekat perusahaan ke titik impas. Hal ini akan
menyebabkan faktor tuasan operasi yang tinggi. Pada saat volume penjualan
menggelembung, margin kontribusi dan laba bersih akan membengkak pula,
konsekuensinya adalah faktor tuasan operasi secara progresif menjadi lebih kecil. Faktor
tuasan operasi dalam perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut:
𝑭𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓𝑻𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 =𝐌𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧 𝐊𝐨𝐧𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐬𝐢
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 50
D. Laba Sasaran
Manfaat penentuan titik impas diantaranya perusahaan akan bisa memperkirakan
penjualan yang dilakukan agar laba tertentu dapat diperoleh. Dengan pendekatan
persamaan maupun pendekatan margin kontribusi, jumlah penjualan untuk mencapai laba
diinginkan dapat dicari dengan menambahkan laba pada unsur biaya tetap. Analisis biaya-
volume-laba dapat diterapkan untuk menentukan kuantitas barang yang harus diproduksi
atau nilai penjualan yang harus diraup perusahaan supaya mencapai laba sasarannya.
Dengan mengubah koneksi diantara biaya-volume-laba, manajemen dapat menghitung
volume penjualan yang sesuai dengan laba yang dikehendaki.
Sehingga persamaan atau formulanya akan menjadi sebagai berikut:
1. Pendekatan Persamaan
2. Pendekatan Margin Kontribusi
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 =𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 + 𝐋𝐚𝐛𝐚
𝐌𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧 𝐊𝐨𝐧𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐬𝐢
Penjualan = Biaya Variabel +Biaya Tetap + Laba
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 51
CONTOH KASUS
ANALISIS CPV
Seorang pengusaha O merencanakan menjual tahu di Pasar. Perkiraan harga jual dan biaya
atas tahu tersebut adalah:
1. Kacang kedelai per satuan tahu Rp2.000,00
2. Upah membuat tahu per satuan Rp1.000,00
3. Biaya sewa ruko per hari Rp20.000,00
4. Gaji penunggu ruko per hari Rp10.000,00
5. Harga jual per satuan Rp4.000,00
Hitunglah :
1. Pendekatan Margin Contribusi
2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan margin kontribusi
3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit
4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha Y dengan laporan L/R
sebagai berikut :
Pengusaha Y
Jumlah
Penjualan Rp400.000,00 100%
Biaya Variabel (Rp100.000,00) 25%
Margin Kontribusi Rp300.000,00
Biaya Tetap (Rp230.000,00)
Laba Bersih Rp 70.000,00
(dengan asumsi Pengusaha O dan Pengusaha Y penjualannya dinaikkan sebesar
20%)
5. Laba Sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp20.000
6. Analisis
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 52
JAWABAN CONTOH KASUS :
Secara akuntansi data tersebut bisa disajikan:
Harga jual per satuan Rp4.000,00
Biaya variabel per satuan:
Bahan tahu Rp2.000,00
Upah langsung Rp1.000,00 +
Biaya variabel per satuan Rp3.000,00
Biaya tetap per hari :
Sewa ruko Rp20.000,00
Gaji tetap penunggu ruko Rp10.000,00 +
Biaya tetap per hari Rp30.000,00
1. Margin kontribusi dalam rupiah
Penjualan per unit Rp4.000,00
Biaya variabel per unit Rp3.000,00 -
Margin kontribusi per unit Rp1.000,00
*) Ratio margin kontribusi =
=
= 25%
2. Kemudian, titik impas bisa dikemukakan sebagai berikut:
Titik impas dalam unit =
= = 30 unit
Margin Kontribusi
Penjualan X 100%
Rp1.000,00
Rp4.000,00 X 100%
Biaya Tetap Total
Margin Kontribusi Dalam Rupiah per Unit
Rp30.000,00
Rp 1.000,00
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 53
Titik impas dalam rupiah =
= = Rp120.000
3. Margin Of Safety (MOS)
Dengan anggaran penjualan yang dibuat oleh Pengusaha O, maka berapakah nilai margin of
safety nya?
uasan Operasi
Biaya Tetap Total
Ratio Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit
Rp30.000,00
25%
Jumlah Persen
Penjualan (Rp4.000x100 unit) Rp400.000,00 100
Biaya Variabel (Rp3.000x100 unit) (Rp300.000,00) 75
Margin Kontribusi (Rp1.000x100 unit) Rp100.000,00 25
Biaya Tetap (Rp 30.000,00)
Laba Bersih Rp 70.000,00
Titik Impas
Rp30.000 / 25% Rp120.000,00
MOS dalam rupiah
(Penjualan – Titik Impas)
Rp400.000,00 – Rp120.000,00 Rp280.000,00
MOS dalam prosentase
Rp280.000,00 / Rp400.000,00 70%
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 54
4. Tuasan Operasi
Untuk lebih memahami konsepnya, lihat sajian data dari contoh soal sebelumnya dengan
membandingkan dengan data pengusaha tahu lain.
Seorang Pengusaha Y mempunyai proporsi biaya tetap yang lebih tinggi dari segi biaya
variabelnya dibandingkan dengan Pengusaha O. Walaupun demikian jumlah biaya kedua
pengusaha celengan tersebut sama yakni Rp330.000,00 pada tingkat penjualan Rp400.000,00.
Jika penjualan masing-masing pengusaha dinaikkan sebesar 20% (dari Rp400.000,00 menjadi
Rp480.000,00 pada setiap pengusaha). Hal ini tercermin dalam perhitungan dibawah ini.
Faktor tuasan operasi dalam perusahaan dapat dikur dengan
Faktor tuasan operasi dalam perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut :
Faktor Tuasan Operasi =
Pengusaha O Pengusaha Y
Jumlah Persen Jumlah Persen
Penjualan Rp400.000,00100 Rp400.000,00 100
Biaya Variabel (Rp300.000,00) 75 (Rp100.000,00) 25
Margin Kontribusi Rp100.000,00 25 Rp300.000,00 75
Biaya Tetap (Rp 30.000,00) (Rp230.000,00)
Laba Bersih Rp 70.000,00 Rp 70.000,00
Pengusaha O Pengusaha Y
Jumlah Persen Jumlah Persen
Penjualan Rp480.000,00 100 Rp480.000,00 100
Biaya Variabel (Rp360.000,00) 75 (Rp120.000,00) 25
Margin Kontribusi Rp120.000,00 25 Rp360.000,00 75
Biaya Tetap (Rp 30.000,00) (Rp230.000,00)
Laba Bersih Rp 90.000,00 Rp130.000,00
Margin Kontribusi
LabaBersih
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 55
Untuk faktor tuasan operasi Pengusaha O dan Pengusaha Y pada tingkat penjualan Rp
400.000,00 adalah:
Pengusaha A : = 1,43
Pengusaha B : = 4,29
Pengusaha A 20 1,43 29%
Pengusaha B 20 4,29 86%
Bagan diatas menjelaskan mengapa kenaikan penjualan sebesar 20% menyebabkan kenaikan
laba bersih Pengusaha O dari Rp70.000,00 menjadi Rp90.300,00 (kenaikan 29%) dan laba
Pengusaha Y menjulang tinggi dari Rp70.000,00 menjadi Rp130.200 (pelonjakan 86%).
5. Laba Sasaran
Pengusaha yang dipakai sebagai contoh sebelumnya, menginginkan laba per hari
Rp20.000,00. (perlu dikemukakan kembali bahwa biaya tetap rupiah total Rp30.000,00;
biaya variabel per unit Rp3.000,00; penjualan per unit Rp4.000,00; margin kontribusi per
unit Rp1.000,00 dan ratio margin kontribusi 25%).
Dengan data tersebut, maka penjualan harus dilakukan agar laba Rp5.000,00 bisa dicapai
adalah:
a. Pendekatan Persamaan :
4.000 x = 3.000 x + 30.000 + 20.000
1000 x = 50.000
x = 50.000
1000
x = 50 unit
atau dengan hasil penjualan Rp4.000,00 x 50 unit = Rp200.000,00. Pengusaha tahu
tersebut akan memperoleh laba Rp20.000,00.
Rp100.000
Rp 70.000
Rp300.000
Rp 70.000
(A)
Presentase
Kenaikan
Penjualan
(C)
Presentase
Kenaikan
Laba Bersih
(A)X(B)
(B)
Faktor
Tuasan
Opeasi
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 56
b. Pendekatan Margin Kontribusi :
1. Dalam Unit
Penjualan =
Penjualan = 50 Unit
2. Dalam Rupiah
Penjualan =
Penjualan = 50 unit x Rp4.000,00 = Rp200.000,00
Test Ulang
Untuk memastikan ketepatan perhitungan, maka perlu dilakukan test ulang dengan
menyajikan laporan rugi laba pada penjualan yang ditentukan oleh perhitungan seperti pada
tabel berikut ini.
6. ANALISIS
Maka berdasarkan informasi diatas untuk mencapai titik impas, pengusaha tahu tersebut
harus menjual 50 unit atau harus memperoleh hasil penjualan sebesar Rp200.000,00.
30.000 + 20.000
4.000 – 3.000
30.000 + 20.000
4.000 - 3000
Penjualan (50 x Rp4.000,00) Rp200.000,00
Biaya Variabel (50 x Rp750,00) (Rp150.000,00)
Margin Kontribusi Rp50.000,00
Biaya Tetap (Rp30.000,00)
Laba Rp20.000,00
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 57
KASUS 1
ANALISIS CPV
Seorang pengusaha A merencanakan menjual layangan di Pasar. Perkiraan harga jual dan
biaya atas mainan tersebut adalah:
1. Kertas dan bambu per satuan layangan Rp500,00
2. Upah membuat layangan per satuan Rp250,00
3. Biaya sewa ruko per hari Rp5.000,00
4. Gaji penunggu ruko per hari Rp2.500,00
5. Harga jual per satuan Rp1.000,00
Hitunglah :
1. Pendekatan Margin Contribusi
2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan margin kontribusi
3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit
4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha B dengan L/R sebagai
berikut :
Pengusaha B
Jumlah
Penjualan Rp100.000,00 100%
Biaya Variabel (Rp 25.000,00) 25%
Margin Kontribusi Rp75.000,00
Biaya Tetap (Rp62.500,00)
Laba Bersih Rp12.500,00
(dengan asumsi Pengusaha A dan Pengusaha B penjualannya dinaikkan sebesar 20%)
5. Laba Sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp 5000
6. Analisis
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 58
KASUS 2
ANALISIS CPV
Seorang pengusaha kerupuk (K) medan merencanakan menjual kerupuk di Pasar untuk oleh-
oleh para wisatawan asing maupun lokal. Perkiraan harga jual dan biaya atas tahu tersebut
adalah:
1. Kacang kedelai per satuan kerupuk Rp1.000,00
2. Upah membuat kerupuk per satuan Rp500,00
3. Biaya sewa ruko per hari Rp10.000,00
4. Gaji penunggu ruko per hari Rp5.000,00
5. Harga jual per satuan Rp2.000,00
Hitunglah :
1. Pendekatan Margin Contribusi
2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan margin kontribusi
3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 200 unit
4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha B dengan laporan L/R
sebagai berikut :
FORM 1
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 59
FORM 2
FORM 3
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 60
BAB VI
DECISION MAKING
Pada suatu perusahaan khususnya pihak manajemen selalu dihadapkan pada
perencanaan dan pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam
alternatif. Dalam pengambilan keputusan tersebut, mereka menghadapi ketidakpastian dalam
memilih berbagai alternatif. Informasi akuntansi sangat membantu manajer dalam proses
pengambilan keputusan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan untuk
mengurangi ketidakpastian atas alternatif yang dipilih. Agar pembuatan keputusan bisa tepat
maka diperlukan informasi yang akurat yaitu informasi yang relevan, tepat waktu dan
pendapatan melebihi biaya didalam perolehan informasi tersebut.
Biaya diferensial merupakan biaya yang akan datang yang berbeda diantara berbagai
macam alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Besarnya biaya diferensial dihitung dari
perbedaan biaya pada alternatif tertentu dibandingkan dengan biaya pada alternatif lainnya.
Jadi, karakteristik biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang dan biaya yang
berbeda diantara berbagai alternatif keputusan. Biaya kesempatan adalah kesempatan yang
dikorbankan dalam memilih suatu alternatif.
Terdapat empat tahap dalam proses pengambilan keputusan manajemen, yaitu:
1. Pengakuan dan perumusan masalah atau peluang
2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasian konsekuensinya masing-masing
3. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif yang memuaskan
4. Implementasi dan penindaklanjutan
Dalam pengambilan keputusan manajemen, konsep biaya differensial sangat diperlukan
terutama dalam menentukan keputusan manajemen yang bersifat khusus yang berkaitan
dengan pemilihan alternatif dalam hal:
1. Membuat sendiri atau membeli (make or buy decision)
2. Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision)
3. Menambah atau menghapus lini produk (add or delete a product)
4. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or process further)
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 61
Berikut ini beberapa contoh dalam pengambilan keputusan seperti:
❖ Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus
Suatu perusahaan kadangkala harus memutuskan apakah akan menerima
pesanan khusus atau tidak. Karena biasanya perusahaan akan menerima pesanan
khusus pada harga yang lebih murah daripada harga jual normal.
Hal pokok yang perlu dilakukan oleh manajer adalah untuk tidak langsung
menolak karena harga beli yang ditawarkan oleh pembeli lebih murah daripada harga
jual normal yang diberlakukan oleh perusahaan. Manajer perlu mengevaluasi tawaran
pesanan khusus secara lebih cermat.
Beberapa kondisi/asumsi supaya pesanan khusus dapat dipertimbangkan secara serius
antara lain:
1. Terdapat kelebihan kapasitas produktif, tanpa adanya alternatif penggunaan
kelebihan kapasitas
2. Penjualan khusus tidak boleh menganggu penjualan reguler. Penjualan khusus
harus berasal dari segmen pasar yang berbeda dengan yang biasanya dilayani oleh
perusahaan
3. Penjualan khusus adalah pesanan sekali waktu dan tidak boleh menjadi bisnis
yang berulang-ulang (teratur)
Note:
Pendapatan Diferensial Pendapatan dengan diterimanya pesanan
Biaya Diferensial Biaya dengan diterimanya pesanan
❖ Keputusan Menambah atau Menghapus Lini Produk dan Segmen Lainnya
Manajer berhadapan secara rutin dengan keputusan-keputusan yang
melibatkan pemilihan kombinasi produk (bauran penjualan) yang akan menghasilkan
laba yang dapat diterima. Produk lama sering menjadi tidak populer lagi dan tidak
menguntungkan manakala selera konsumen mengalami pergeseran, sehingga produk
lama harus dihapus dari bauran penjualan.
JikaPendapatanDiferensial>BiayaDiferensialPesananDiterima
JikaPendapatanDiferensial<BiayaDiferensialPesananDitolak
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 62
Proses pengambilan keputusan untuk menambah atau menghapus produk
dapat pula diperluas ke lini produk, departemen, atau segmen bisnis lain seperti buah
toko, pabrik atau cabang perusahaan.
Contoh-contoh keputusan semacam itu meliputi:
1. Pembukaan atau penutupan sebuah cabang atau toko eceran
2. Penambahan atau penghapusan sebuah produk atau seluruh lini produk
3. Penambahan atau penghapusan layanan khusus di sebuah rumah sakit
4. Penggabungan departemen pembelian dalam dua unit produk
❖ Keputusan Membuat Sendiri atau Membeli Bahan Baku Produksi
Keputusan membuat atau membeli (make-or-buy decision) adalah keputusan
manajemen menyangkut apakah sebuah komponen (suku cadang) harus dibuat secara
internal ataukah dibeli dari pemasok luar. Menyangkut membuat atau membeli,
ketentuan keputusannya adalah membeli manakala biaya tunai pembelian produk atau
jasa lebih rendah daripada biaya tunai pembuatan produk atau jasa tersebut, jikalau
tidak buat sendiri.
Oleh karena itu, salah satu pemicu timbulnya pertimbangan untuk membeli
atau memproduksi sendiri adalah penawaran harga dari pemasok luar untuk suatu
komponen produk yang berada dibawah biaya produksi sendiri komponen tersebut.
Manajer mempertimbangkan keputusan membuat atau membeli karena
berbagai macam alasan, termasuk diantaranya:
1. Memangkas biaya
2. Memanfaatkan atau membebaskan kapasitas
3. Memperbaiki mutu atau kinerja pengiriman
4. Mendorong produktivitas kegiatan internal yang lebih tinggi dengan memaksa
persaingan dengan pihak luar
5. Mengadopsi teknologi baru
6. Membebaskan dana investasi langka bagi keperluan lainnya
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 63
CONTOH KASUS
DECISION MAKING
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
PT. LABALA WALLET yang berlokasi di Depok adalah perusahaan yang memproduksi
dompet. Perusahaan mempunyai kapasitas untuk memproduksi dompet sebanyak 1000
unit/bln. Ramalan penjualan untuk bulan Januari, perusahaan hanya memproduksi 800 unit
dengan Harga Jual Rp 50.000/unit. Anggaran biaya untuk bulan tersebut menunjukkan
rincian biaya sebagai berikut:
Biaya Variabel Rp 5.000/unit
Biaya Tetap Pabrikasi Rp 13.000.000/unit
Biaya Penjualan dan Administratif Rp 500.000/bln
Jika terdapat pesanan khusus sebanyak 150 unit dengan harga Rp 25.000/unit. Namun,
diperlukan biaya untuk membeli mesin khusus seharga Rp 1.000.000 untuk mencetak logo
tertentu pada dompet pesanan khusus.
Keputusan apakah yang diambil perusahaan? Menerima atau menolak pesanan khusus?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 64
JAWABAN CONTOH KASUS :
Dengan Tanpa Analisis
Pesanan Pesanan Diferensial
Penjualan :
(800 unit x Rp 50.000) Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
(150 unit x Rp 25.000) Rp 3.750.000 Rp 3.750.000
Biaya Variabel :
(800 unit x Rp 5.000) (Rp 4.000.000) (Rp 4.000.000)
(150 unit x Rp 5.000) (Rp 750.000) (Rp 750.000)
Margin Kontribusi Rp 39.000.000 Rp 36.000.000 Rp 3.000.000
Biaya Tetap :
Pabrikasi – Reguler (Rp 13.000.000) (Rp 13.000.000)
Pabrikasi – Tambahan (Rp 1.000.000) (Rp 1.000.000)
Penjualan & Administratif (Rp 500.000) (Rp 500.000)
Laba Bersih Rp 24.500.000 Rp 22.500.000 Rp 2.000.000
Keputusan:
Pesanan khusus diterima karena Pendapatan Diferensial > Biaya Diferensial yaitu Rp
3.750.000 – (Rp 750.000 + Rp 1.000.000) = Rp 2.000.000. Perusahaan akan mendapatkan
laba yang lebih tinggi sebesar Rp 2.000.000 apabila menerima pesanan khusus tersebut.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 65
CONTOH KASUS
DECISION MAKING
Menambah / Menghapus Lini Produk
Analisis diferensial pada laporan penghasilan usaha PT. UNTUNG yang bergerak dalam
bisnis eceran / distribusi 3 lini produk.
Keterangan Produk Obat Produk
Kosmetik Produk Kimia Jumlah
Penjualan Rp1.000.000 Rp2.200.000 Rp1.800.000 Rp 5.000.000
Biaya Variabel (Rp600.000) (Rp 800.000) (Rp600.000) (Rp2.000.000)
Margin
Kontribusi Rp400.000 Rp1.400.000 Rp1.200.000 Rp3.000.000
Biaya Tetap :
Gaji Wiraniaga Rp300.000 Rp 200.000 Rp200.000 Rp 700.000
Periklanan Rp 30.000 Rp30.000 Rp20.000 Rp 80.000
Asuransi Rp50.000 Rp20.000 Rp20.000 Rp90.000
Pajak PBB Rp30.000 Rp20.000 Rp 15.000 Rp 65.000
Penyusutan Rp25.000 Rp15.000 Rp 10.000 Rp50.000
Lain-Lain Rp 5.000 Rp5.000 Rp 5.000 Rp 15.000
Jumlah (Rp440.000) (Rp 290.000) (Rp270.000) (Rp1.000.000)
Laba Bersih (Rp40.000) (Rp1.110.000) Rp 930.000 Rp 2.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 66
JAWABAN CONTOH KASUS :
Dengan Tanpa Analisis
Produk Obat Produk Obat Diferensial
Penjualan : Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 Rp 1.000.000
Biaya Variabel : (Rp 2.000.000) (Rp 1.400.000) (Rp 600.000)
Margin Kontribusi Rp 3.000.000 Rp 2.600.000 Rp 400.000
Biaya Tetap :
Terhindarkan
(Gaji Wiraniaga) Rp 700.000 Rp 400.000 Rp 300.000
Tidak Terhindarkan Rp 300.000 Rp 300.000 0
Jumlah (Rp 1.000.000) (Rp 700.000) (Rp 300.000)
Laba Bersih Rp 2.000.000 Rp 1.900.000 Rp 100.000
Analisis : Hasil laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp 100.000 apabila lini obat
dihapuskan, perusahaan merosot dari yang semula Rp 2.000.000 dengan lini
produk obat menjadi Rp 1.900.000. Oleh sebab itu, penghapusan lini produk obat
bukan merupakan tindakan bijaksana karena penurunan yang terjadi bila tanpa
produk obat.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 67
CONTOH KASUS
DECISION MAKING
Membuat Sendiri / Membeli Bahan Baku Produksi
PT. MAKMUR adalah perusahaan makanan yang berada di daerah Kelapa Dua. Perusahaan
ini bergerak di bidang pembuatan Keripik Cokelat. Selama ini dalam pembuatan produknya
perusahaan selalu memproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan membutuhkan 1 ton
cokelat. Kini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli cokelat dari perusahaan
lain dengan harga Rp 10.000/kg. (1 ton = 1000 kg)
Berikut ini adalah data biaya produksi perusahaan dalam membuat tempe satu bulan :
▪ BBB Rp 7.000.000
▪ BTKL Rp1.500.000
▪ BTK Tidak Langsung Rp3.000.000
▪ BOP Variabel Rp500.000
▪ Biaya Listrik Rp200.000
▪ Biaya Telepon Rp 150.000
▪ Biaya Air Rp 125.000
▪ Depresiasi Mesin Rp600.000 +
Total Biaya Rp13.075.000
Biaya tambahan jika membeli dari luar :
▪ Biaya Angkut Rp150.000
PERTANYAAN :
1. Jika mesin yang dipakai membuat cokelat menganggur (tidak dipakai dalam kegiatan
produksi apapun) alternatif mana yang sebaiknya dipilih pihak manajemen, apakah
memproduksi sendiri atau membeli dari perusahaan lain?
2. Jika mesin yang dipakai untuk membuat cokelat disewakan kepada perusahaan lain
dan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp400.000, alternatif manakah yang
sebaiknya dipilih oleh manajemen, membeli dari perusahaan lain atau membuat
sendiri?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 68
JAWABAN CONTOH KASUS :
1. Tabel Perbandingan Biaya
No Jenis Biaya Membuat Membeli
1 BBB Rp 7.000.000 -
2 BTKL Rp 1.500.000 -
3 BTK Tidak Langsung Rp 3.000.000 -
4 BOP Variabel Rp 500.000 -
5 Biaya Listrik Rp 200.000 Rp 200.000
6 Biaya Telepon Rp 150.000 Rp 150.000
7 Biaya Air Rp 125.000 Rp 125.000
8 Harga Beli - Rp 10.000.000
9 Biaya Angkut - Rp 150.000
10 Biaya Depresiasi Mesin Rp 600.000 Rp 600.000
Total Rp 13.075.000 Rp 11.225.000
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi sendiri lebih besar dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan jika membeli
dari luar.
2. Tabel Perbandingan
Keterangan Membuat Sendiri Membeli dari Luar Selisih Biaya
Diferensial
Biaya Cokelat Rp 13.075.000 Rp 11.225.000 (Rp 1.850.000)
Biaya Kesempatan - Rp 400.00 Rp 400.000
Jumlah Biaya
Diferensial Rp 13.075.000 Rp 10.825.000 Rp 2.250.000
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya tambahan biaya kesempatan sebesar
Rp400.000, jumlah biaya diferensial membeli dari luar masih lebih besar dibandingkan
membuat sendiri yaitu selisihnya sebesar Rp 2.250.000.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 69
KESIMPULAN : Sebaiknya PT. MAKMUR membeli dari luar untuk cokelatnya dalam
pembuatan produk keripik cokelat, karena jika membuat sendiri akan
mengeluarkan biaya yang lebih besar.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 70
KASUS 1
DECISION MAKING
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
PT. JIN memproduksi karpet dalam pabrik yang berkapasitas 800 unit/bulan. Untuk bulan
Juni perusahaan merencanakan akan memproduksi dan menjual karpet sebanyak 550 unit
dengan harga jual sebesar Rp100.000/unit. Anggaran biaya untuk bulan tersebut
menunjukkan rincian biaya sebagai berikut:
Biaya Variabel Rp 15.000/unit
Biaya Tetap Pabrikasi Rp 2.250.000/bulan
Biaya Penjualan dan Administratif Rp 300.000/bulan
Seorang pengusaha memberikan penawaran untuk membeli 200 unit karpet dengan harga
Rp20.000/unit. Namun pengusaha tersebut meminta ditambahkan desain khusus pada karpet
yang dipesannya, maka dari itu dibutuhkan biaya untuk membeli mesin khusus seharga
Rp1.200.000. Keputusan apakah yang diambil perusahaan? Menerima atau menolak pesanan
khusus?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 71
KASUS 1
DECISION MAKING
Menambah / Menghapus Lini Produk
Analisisdiferensialpadalaporanpenghasilanusaha PT. BERKAH yang
bergerakdalambisniseceran / distribusi 3 liniproduk.
Keterangan ProdukObat ProdukKosmetik Produk Kimia Jumlah
Penjualan Rp 2.000.000 Rp 5.000.000 Rp 3.000.000 Rp 10.000.000
BiayaVariabel (Rp 1.000.000) (Rp 2.000.000) (Rp 1.000.000) (Rp 4.000.000)
Margin
Kontribusi Rp 1.000.000 Rp 3.000.000 Rp 2.000.000 Rp 6.000.000
BiayaTetap :
GajiWiraniaga Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 2.500.000
Periklanan Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 50.000 Rp 350.000
Asuransi Rp 100.000 Rp 75.000 Rp 75.000 Rp 250.000
Pajak PBB Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 300.000
Penyusutan Rp 120.000 Rp 110.000 Rp 120.000 Rp 350.000
Lain-Lain Rp 50.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 250.000
Jumlah (Rp
1.070.000) (Rp 1.485.000) (Rp 1.445.000) (Rp 4.000.000)
LabaBersih (Rp
70.000) (Rp 1.515.000) Rp 555.000 Rp 2.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 72
KASUS 1
DECISION MAKING
Membuat Sendiri / Membeli Bahan Baku Produksi
PT. NRY CAKE adalah perusahaan makanan yang berada di daerah Bojonggede, Jawa Barat.
Perusahaan ini bergerak dibidang pembuatan Brownies Strawberry. Selama ini dalam
pembuatan produknya perusahaan selalu memproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan
membutuhkan 3 ton strawberry. Kini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli
strawberry dari perusahaan lain dengan harga Rp 9.000/kg. (1 ton = 1000 kg)
Berikutadalah data biayaproduksiperusahaandalammembuatsendiri strawberry satubulan:
▪ BBB Rp 20.000.000
▪ BTKL Rp 3.000.000
▪ BTK TidakLangsung Rp 2.000.000
▪ BOP Variabel Rp 600.000
▪ BiayaListrik Rp 300.000
▪ BiayaTelepon Rp 200.000
▪ Biaya Air Rp 150.000
▪ DepresiasiMesin Rp 800.000 +
Total Biaya Rp 27.050.000
Biayatambahanjikamembelidariluar :
▪ BiayaAngkut Rp 300.000
PERTANYAAN :
1. Jikamesin yang dipakaimembuat brownies strawberry menganggur
(tidakdipakaidalamkegiatanproduksiapapun) alternatifmana yang
sebaiknyadipilihpihakmanajemen,
apakahmemproduksisendiriataumembelidariperusahaan lain?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 73
2. Jikamesin yang dipakaiuntukmembuat brownies strawberry disewakankepadaperusahaan
lain danmenghasilkanpendapatansewasebesarRp 600.000, alternatifmanakah yang
sebaiknyadipiliholehmanajemen, membelidariperusahaan lain ataumembuatsendiri?
KASUS 2
DECISION MAKING
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
PT. LABALABAG yang berlokasi di Serang adalah perusahaan yang memproduksi tas.
Perusahaan mempunyai kapasitas untuk memproduksi 1.000 unit/bulan. Ramalan
penjualan untuk bulan Maret, perusahaan hanya memproduksi 800 unit dengan harga jual
Rp 60.000/unit. Anggaran biaya untuk bulan tersebut menunjukkan rincian biaya sebagai
berikut:
Biaya Variabel Rp 6.000/unit
Biaya Tetap Pabrikasi Rp 10.000.000/bulan
Biaya Penjuaan dan Administratif Rp 500.000/bulan
Jika terdapat pesanan khusus sebanyak 100 unit dengan harga Rp 30.000/unit.
Namundiperlukan biaya untuk membeli mesin khusus seharga Rp 1.000.000 untuk
mencetak logo tertentu pada tas pesanan khusus.Keputusan apakah yang diambil
perusahaan? Menerima atau menolak pesanan khusus?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 74
KASUS 2
DECISION MAKING
Menambah / Menghapus Lini Produk
Analisisdiferensialpadalaporanpenghasilanusaha PT. TELOLET yang
bergerakdalambisniseceran / distribusi 3 liniproduk.
Keterangan ProdukObat ProdukKosmetik Produk Kimia Jumlah
Penjualan Rp 1.000.000 Rp 2.500.000 Rp 1.500.000 Rp 5.000.000
BiayaVariabel (Rp 500.000) (Rp 1.000.000) (Rp 500.000) (Rp 2.000.000)
Margin
Kontribusi Rp500.000 Rp 1.500.000 Rp 1.000.000 Rp 3.000.000
BiayaTetap :
GajiWiraniaga Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.250.000
Periklanan Rp 100.000 Rp 50.000 Rp 25.000 Rp 175.000
Asuransi Rp 50.000 Rp 37.500 Rp 37.500 Rp 125.000
Pajak PBB Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 150.000
Penyusutan Rp 60.000 Rp 55.000 Rp 60.000 Rp 175.000
Lain-Lain Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 50.000 Rp 125.000
Jumlah (Rp 535.000) (Rp 742.500) (Rp 722.500) (Rp 2.000.000)
LabaBersih (Rp 35.000) (Rp 757.500) Rp 277.500 Rp 1.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 75
KASUS 2
DECISION MAKING
Membuat Sendiri / Membeli Bahan Baku Produksi
PT. BREAD adalah perusahaan makanan yang berada di daerah bogor. Perusahaan ini
bergerak dibidang pembuatan Roti Cokelat. Selama ini dalam pembuatan produknya
perusahaan selalu memproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan membutuhkan ½ ton
cokelat. Kini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli cokelat dari perusahaan
lain dengan harga Rp 10.000/kg. (1 ton = 1000 kg)
Berikutadalah data biayaproduksiperusahaandalammembuatsendiricokelatsatubulan :
▪ BBB Rp 3.500.000
▪ BTKL Rp 750.000
▪ BTK TidakLangsung Rp 1.500.000
▪ BOP Variabel Rp 250.000
▪ BiayaListrik Rp 100.000
▪ BiayaTelepon Rp 75.000
▪ Biaya Air Rp 62.500
▪ DepresiasiMesin Rp 300.000 +
Total Biaya Rp 6.537.500
Biayatambahanjikamembelidariluar :
▪ BiayaAngkut Rp 75.000
PERTANYAAN :
1. Jikamesin yang dipakaimembuat roti cokelatmenganggur
(tidakdipakaidalamkegiatanproduksiapapun) alternatifmana yang
sebaiknyadipilihpihakmanajemen,
apakahmemproduksisendiriataumembelidariperusahaan lain?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 76
2. Jikamesin yang dipakaiuntukmembuat roti cokelatdisewakankepadaperusahaan lain
danmenghasilkanpendapatansewasebesarRp 200.000, alternatifmanakah yang
sebaiknyadipiliholehmanajemen, membelidariperusahaan lain ataumembuatsendiri?
FORM 1
ORM 2
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 77
ORM 3
ORM 4
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 78
BAB VII
TIME VALUE OF MONEY
Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah
merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga
daripada nilai uang masa yang akan datang (Simamora:287). Hal ini disebabkan karena
perbedaan waktu.
Nilai waktu uang memegang peranan penting, uang Rp100.000 sekarang berbeda
nilainya dengan Rp100.000 yang akan diterima setahun kemudian. Hal ini dikarenakan nilai
uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan oleh banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam
hal pajak, suasana politik, dll.
Sebagai contoh jika seseorang diminta untuk memilih apakah uang Rp100.000 lebih
baik diterima sekarang atau setahun kemudian, maka ia akan memilih menerima uang
tersebut sekarang. Jika ia menerimanya sekarang, maka ia akan menanamkan uang tersebut
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 79
untuk memperoleh pendapatan bunga selama setahun. Dengan demikian setahun kemudian ia
akan menerima uang Rp100.000 beserta dengan bunga setahun yang ia peroleh atas
investasinya.
Maka time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua, sangat
berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan
datang.
➢ Manfaat Time Value of Money
Manfaat dari time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa
time value of money sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar
nilai uang masa kini dan yang akan datang.
➢ Keterbatasan Time Value of Money
Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya
apabila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi
maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi.
Metode yang digunakan :
a. Future Value ( Nilai yang Akan Datang )
Jumlah penerimaan yang akan datang dari jumlah saat ini (Po) yang akan tumbuh
selama n tahun dengan tingkat bunga sebesar r per tahun.
Rumus:
Keterangan :
FV : Future Value
Po : jumlah nilai sekarang
r : tingkat bunga/tahun
n : Jangka waktu
FV ( r, n ) = Po ( 1 + r )n
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 80
b. Present Value (Nilai Sekarang)
Present value adalah besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas dasar
tingkat bunga tertentu dari sejumlah yang baru akan diterima beberapa waktu atau
periode yang akan datang.
Rumus:
Keterangan :
Po : jumlah nilai sekarang
FV : Future Value
r : tingkat bunga/tahun
n : jangka waktu
c. Anuitas (Annuity)
Anuitas adalah serangkain arus kas sama yang diterima atau dibayar selama
interval waktu yang sama. Untuk mencari rumus anuitas, diasumsikan bahwa fv
menunjuk ke arus kas tahunan yang diterima pada setiap akhir tahun untuk n tahun
berikutnya (Simamora:293).
Rumus :
d. Payback Period (Periode Pengembalian)
PV= fv[(1+𝑟)𝑛 −1
𝑟(1+𝑟)𝑛 ]
FV= fv[(𝟏+𝒓)𝒏−𝟏
𝒓]
PO = FV ( r, n ) [ 1/ ( 1 + r )n ]
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 81
Periode pengembalian adalah masa yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk
menutup investasi perdana. Karena suatu organisasi tidak akan menutup investasinya
sebelum mencapai periode pengembalian, maka semakin lama periode pengembalian,
semakin tinggi pula risikonya. Ketentuan keputusan pengembalian menyatakan bahwa
proyek yang dapat diterima haruslah mempunyai periode pengembalian yang lebih
singkat daripada periode yang ditetapkan oleh manajemen.
Kelemahan:
• Mengabaikan lamanya investasi dan nilai waktu uang.
• Tidak memperlihatkan profitabilitas sebuah investasi.
• Mengabaikan imbalan investasi.
Kelebihan:
• Metode periode pengembalian lebih mudah dihitung dan dipahami.
• Periode pengembalian berfungsi sebagai indicator likuiditas yang tersedia bagi
perusahaan.
✓ Semakin cepat kas menutupi investasi perdana, semakin lekas pula dapat
di investasikan kembali dalam aktiva produktif lain.
✓ Periode pengembalian yang singkat dapat mengurangi resiko investasi
karena ketidakpastian biasanya meningkat seiring dengan berlalunya
waktu.
• Periode pengembalian lebih mementingkan hasil segera, suatu pertimbangan
bagi beberapa perusahaan.
Manakala arus kas sebuah proyek diasumsikan rata disepanjang periode, maka
rumus berikut dapat dipakai untuk menghitung periode pengembalian:
Periode Pengembalian = Investasi Perdana
Arus Masuk Kas Tahunan
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 82
CONTOH KASUS
TIME VALUE OF MONEY
1. Metode Future Value (Nilai yang Akan Datang)
Tuan Dana mulai menginvestasikan sejumlah uang sebesar Rp 35.000.000 pada PT
Surya Kencana yang memberikan bunga 5% /tahun. Berapa jumlah uang yang akan
diterima pada akhir tahun ke 3?
Penyelesaian:
FV (5% , 3) = Rp 35.000.000 (1 + 0,05)3
= Rp 35.000.000 (1,16)
= Rp 40.600.000
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan jika Tuan Dana berinvestasi
sebesar Rp 35.000.000 selama 3 tahun dan dengan bunga 5% per tahun maka Tuan
Dana akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5.600.000dan investasinya menjadi
Rp 40.600.000 pada akhir tahun ke-3.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 83
2. Metode Present Value (Nilai Sekarang)
Tentukanlah nilai sekarang dari sejumlah uang sebesar Rp 50.000.000 yang jatuh
tempo 4 tahun dengan tingkat bunga 10%!
Penyelesaian:
PO = Rp 50.000.000 [ 1/ ( 1 + 0,10 )4]
= Rp 50.000.000 [0,68]
= Rp 34.000.000
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai sekarang dari
sejumlah uang sebesar Rp 50.000.000 dengan bunga 10% dan jatuh tempo 4 tahun
yaitu Rp 34.000.000.
3. Anuitas (Annuity)
a. Nona Meysa sanggup membayar Rp 10.000.000 per tahun selama 5 tahun.
Berapa banyak pinjaman yang dapat dipinjam oleh Nona Meysa pada saat ini
dengan tingkat bunga 5%?
Penyelesaian:
PV = Rp 10.000.000 [(1+0,05)5−1
0,05(1+0,05)5]
= Rp 10.000.000 [0,28
0,06]
=Rp10.000.000(4,67)
= Rp 46.700.000
Kesimpulan:
Bank akan meminjamkan uang kepada Nona Meysa sebesar Rp 46.700.000
dengan pembayaran yang dibayarkan sebanyak Rp 10.000.000 selama 5 tahun.
b. Tuan Dana ingin menginvestasikan Rp 5.000.000 per tahun selama 15 tahun
dengan suku bunga 5%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya untuk
keperluan pendidikan anaknya?
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 84
Penyelesaian:
FV = Rp5.000.000[(1+0,05)15−1
0.05]
= Rp5.000.000(1,08
0,05)
= Rp 108.000.000
Kesimpulan:
Dengan demikian banyaknya uang yang akan dimiliki oleh Tuan Dana dari
investasinya sebesar Rp 5.000.000 per tahun selama 15 tahun dengan suku
bungan 5% adalah lebih dari Rp 108.000.000.
4. Payback Period (Periode Pengembalian)
Sebuah perusahaan ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana
yang menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek yang berbeda.
Sebuah proyek X memiliki nilai investasi Rp 1.050.000 dengan masa manfaat 5
tahun, dan menghasilkan arus kas sebesar Rp 262.500. Sedangkan proyek Y
mempunyai nilai investasi Rp 1.050.000 dengan masa manfaat 10 tahun, dan bisa
menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp 210.000. Hitung dan tentukanlah proyek
mana yang layak dipilih oleh perusahaan beserta analisis.
Penyelesaian:
Proyek X Proyek Y
Investasi Rp1.050.000 Rp1.050.000
Masa manfaat (dalam tahun) 5 10
Arus kas tahunan selama masa
manfaaat
Rp262.500 Rp210.000
Periode pengembalian (dalam
tahun)
4 5
Analisis:
Investasi pada proyek X mempunyai periode pengambilan 4 tahun lebih cepat
setahun dari masa manfaat diawalnya, sedangkan investasi dalam proyek Y
mempunyai periode pengambilan 5 tahun dan dapat mengalirkan kas selama 5 tahun
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 85
berikutnya dengan periode pengambilan. Jadi perusahaan seharusnya lebih memilih
proyek Y.
KASUS I
TIME VALUE OF MONEY
FUTURE VALUE
Tn.Bram menginvestasikan uang yang ia terima atas penjualan tanah dan rumah miliknya
dalam bentuk deposito senilai Rp75.000.000 pada Bank DKI. Dengan tingkat suku bunga 5%
per tahun. Berapa uang yang diterima Tn.Bram pada akhir tahun ke-5?
PRESENT VALUE
Tentukan nilai sekarang dari uang Ny.Amel sejumlah Rp35.000.000 yang jatuh tempo 6
tahun dengan tingkat bunga 6%?
ANNUITY
Nona Tyas sanggup membayar Rp8.000.000 per tahun selama 15 tahun. Berapa banyak
pinjaman yang dapat dipinjam oleh Nona Tyas pada saat ini? Dengan tingkat bunga 7,5%.
Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan analisislah.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 86
PAYBACK PERIOD
PT.FOSI ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang menganggur
dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek yang berbeda. Sebuah proyek A memiliki
nilai investasi Rp1.275.000, dengan masa manfaat 8 tahun, dan menghasilkan arus kas
sebesar Rp255.000. Sedangkan proyek B mempunyai nilai investasi Rp1.275.000, dengan
masa manfaat 12 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp212.500. Hitung
dan tentukan proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah!
KASUS 2
TIME VALUE OF MONEY
FUTURE VALUE
Ny.Yunita menginvestasikan uang yang ia terima atas penjualan tanah dan rumah miliknya
dalam bentuk deposito senilai Rp90.000.000 pada Bank KITA. Dengan tingkat suku bunga
5% per tahun. Berapa uang yang diterima Ny.Yunita pada akhir tahun ke-6?
PRESENT VALUE
Tentukan nilai sekarang dari uang Tn.Bakrie sejumlah Rp50.000.000 yang jatuh tempo 8
tahun dengan tingkat bunga 5%?
ANNUITY
Frixion Company sanggup membayar Rp10.000.000 per tahun selama 15 tahun. Berapa
banyak pinjaman yang dapat dipinjam oleh Frixion Company pada saat ini? Dengan tingkat
bunga 7,5%. Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan analisislah.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 87
PAYBACK PERIOD
Breaver Creek Company ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana
yang menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek yang berbeda. Sebuah
proyek X memiliki nilai investasi Rp2.550.000, dengan masa manfaat 5 tahun, dan
menghasilkan arus kas sebesar Rp637.500. Sedangkan proyek Y mempunyai nilai investasi
Rp2.550.000, dengan masa manfaat 10 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan
sebesar Rp318.750. Hitung dan tentukan proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan.
Dan analisislah!
FORM 1
FORM 2
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 88
BAB VIII
CAPITAL BUDGETING
Penganggaran adalah proses menyusun rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dalam satuan uang.
Penganggaran dinyatakan suatu proses karena ada masukan (input) dan ada keluaran (output).
Masukan dalam penganggaran adalah transaksi untuk masa yang akan datang, sedangkan
keluarannya berupa anggaran. Penganggaran digunakan baik oleh perusahaan maupun non
perusahaan. Penganggaran untuk non perusahaan disebut dengan penganggaran nirlaba (non
profit budgeting).(M. Nafarin Edisi 3:15-16)
Dilihat dari segi bidangnya, anggaran dibagi menjadi 2 yaitu: (M. Nafarin Edisi 3:34)
1. Anggaran Operasional (Operating Budget)
adalah anggaran untuk menyusun anggaran rugi-laba, antara lain terdiri dari:
a. Anggaran Penjualan
b. Anggaran Biaya Pabrik
c. Anggaran BBB, BTKL, BOP
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 89
d. Anggaran Beban Usaha
e. Anggaran rugi-laba
2. Anggaran Keuangan
adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca, antara lain terdiri dari:
a. Anggaran Kas
b. Anggaran Utang
c. Anggaran Piutang
d. Anggaran Persediaan
e. Anggaran Neraca
Fungsi Anggaran :
❖ Fungi Perencanaan
Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam
hal memvisualisasi serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang
dianggap perlu untuk mencapai basil yang diinginkan.
❖ Fungsi Pengawasan
Pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan
apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi
dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer
pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan.
❖ Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap
individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 90
❖ Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan
dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan
pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini
dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan
kegiatannya.
Karakteristik Anggaran (Mulyadi Edisi 3:490)
1) Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
2) Anggaran umumnya mencakup jangka waktu 1 tahun.
3) Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para
manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam anggaran.
4) Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yanng berwenang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
5) Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.
6) Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan
selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Tujuan dan Manfaat Anggaran (M. Nafarin Edisi 3:23)
➢ Tujuan Anggaran :
• Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana
• Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan
• Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga
mempermudah pengawasan
• Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal
• Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran
menjadi lebih jelas dan nyata terlihat
• Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 91
➢ Manfaat Anggaran :
• Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama
• Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan
• Dapat memotivasi karyawan
• Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan
• Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
• Sumber daya, seperti: tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin
• Alat pendidikan bagi para manajer
Kelemahan Anggaran : (M. Nafarin Edisi 3:24)
1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengandung unsur
ketidakpastian
2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak
sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap
dan akurat
3) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan
mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak akan efektif.
Untuk menentukan perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai alternatif
keputusan investasi ada beberapa metode kriteria penilaian investasi, yaitu:
Payback Period Method
Metode ini bukan pengukur kemampuan menghasilkan laba, tapi mengukur
jangka waktu pengembalian investasi.
Rumus : 𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =I
L
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 92
Ket. : I = Investasi atau aktiva diferensial yang direncanakan
L = Laba tunai rata-rata pertahun atau pendapatan diferensial dikurangi
biaya diferensial tunai.
Kebaikan Metode ini, yaitu :
1. Sangat sederhana
2. Hanya mempertimbangkan sampai pada waktu dimana investasi bisa diterima
kembali.
Kelemahan Metode ini, yaitu :
1. Diabaikanya nilai waktu uang
2. Diabaikanya aliran kas setelah Payback Period
Average Rate of Return (ARR)
Metode ini untuk mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh
dari suatu investasi jangka panjang.
Rumus :Tarif Kembalian Investasi = Laba setelah pajak x 100%
Rata-rata investasi
Laba setelah pajak sama dengan laba tunai dikurangi dengan biaya depresiasi.
Rumus :
Tarif Kembalian Investasi = Rata-rata kembalian – Penutup Investasi kas tahunan x 100%
Rata-rata investasi
Kebaikan Metode ini, yaitu :
1. Metode ini telah memperhitungkan penerimaan selama umur proyek investasi.
Kelemahan Metode ini, yaitu :
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 93
1. Tidak memperhatikan nilai waktu dari pada uang
2. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi
3. Metode ini tidak dapat diterapkan apabila investasi dilakukan dalam beberapa tahap
Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa mendatang.
Rumus :𝑁 =1
(1+I)^n
Ket. : N = Nilai Tunai
I = Tarif kembalian investasi (dalam %)
n = Jangka waktu (dalam tahun)
ʌ = Pangkat
Kebaikan Metode ini, yaitu :
1. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang
2. Didalam present value semua aliran kas selama umur investasi diperhitungkan.
Kelemahan Metode ini, yaitu :
1. Membutuhkan perhitungan yang baik dalam menentukan tingkat bunganya.
2. Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama modal yang
ditanamkan didalamnya nilai dalam rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 94
CONTOH KASUS
CAPITAL BUDGETING
Rizki Andika adalah seorang pengusaha yang ingin mencoba untuk membuka usaha cafe di
kawasan Bandung. Sebelum membuka cafenya terlebih dahulu Rizky Andika harus
menyusun anggaran yang dibutuhkan. Dibawah ini adalah anggaran yang telah disusun Rizky
Andika:
a) Investasi awal Rp 50.000.000
b) Taksiran Biaya operasional & pemeliharaan yang akan ditanggung sebagai berikut:
Tahun 1 Rp 7.000.000
Tahun 2 Rp 9.000.000
Tahun 3 Rp 27.000.000
Tahun 4 Rp 34.000.000
Tahun 5 Rp 35.000.000
c) Besarnya keuntungan diperkirakan
Tahun 1 Rp 26.000.000
Tahun 2 Rp 38.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 95
Tahun 3 Rp 39.000.000
Tahun 4 Rp 41.000.000
Tahun 5 Rp 61.000.000
d) Besarnya solvage value (nilai sisa) Rp 10.000.000
e) Tingkat bunga 14% per tahun
Pertanyaan:
Berapa NPV? Layak atau tidak layak cafe tersebut diterima?
JAWABAN CONTOH KASUS :
Tahun
( 1 )
Benefit
( 2 )
PVIF
14%
( 3 )
PV.Benefit
(4) = (2) x(3)
Cost
( 5 )
PVIF
14%
( 6 )
PV.Cost
(7) = (5) x (6)
NPV
(8) = (4) - (7)
0 - - - 50.000.000 1 50.000.000 -50.000.000
1 26.000.000 0,8771 22.804.600 7.000.000 0,8771 6.139.700 16.664.900
2 38.000.000 0,7694 29.237.200 9.000.000 0,7694 6.924.600 22.312.600
3 39.000.000 0,6749 26.321.100 27.000.000 0,6749 18.222.300 8.098.800
4 41.000.000 0,5920 24.272.000 34.000.000 0,5920 20.128.000 4.144.000
5 61.000.000 0,5193 31.677.300 35.000.000 0,5193 18.175.500 13.501.800
10.000.000 0,4555 4.555.000 - - - 4.555.000
138.867.200 119.590.100 -19.277.100
Ket:
Pendirian cafe tersebut layak diterima karena NPV lebih dari 0.
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 96
KASUS 1
CAPITAL BUDGETING
Raisa adalah seorang mahasiswi yang ingin mencoba untuk membuka usaha butik. Sebelum
membuka butiknya terlebih dahulu Raisa harus menyusun anggaran yang dibutuhkan.
Dibawah ini adalah anggaran yang telah disusun Raisa:
a) Investasi awal Rp 35.000.000
b) Taksiran Biaya operasional & pemeliharaan yang akan ditanggung sebagai berikut:
Tahun 1 Rp 2.000.000
Tahun 2 Rp 2.500.000
Tahun 3 Rp 3.000.000
Tahun 4 Rp 4.500.000
Tahun 5 Rp 5.500.000
c) Besarnya keuntungan diperkirakan
Tahun 1 Rp 7.000.000
Tahun 2 Rp 8.000.000
Tahun 3 Rp 11.000.000
Tahun 4 Rp 17.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 97
Tahun 5 Rp 21.000.000
d) Besarnya solvage value (nilai sisa) Rp 10.000.000
e) Tingkat bunga 20% per tahun
Pertanyaan:
Berapa NPV? Layak atau tidak layak butik tersebut diterima?
KASUS 2
CAPITAL BUDGETING
Pak Tulus bermaksud membuka toko sepatu di dekat rumahnya. Sebelum membuka tokonya
Pak Tulus harus terlebih dahulu menyusun anggaran yang dibutuhkan. Dibawah ini adalah
anggaran yang telah disusun Pak Tulus:
a) Investasi awal Rp 25.000.000
b) Taksiran biaya operasional dan pemeliharaan yang akan ditanggung sebagai berikut:
Tahun 1 Rp 6.000.000
Tahun 2 Rp 8.000.000
Tahun 3 Rp 28.000.000
Tahun 4 Rp 33.000.000
Tahun 5 Rp 38.000.000
c) Besarnya keuntungan diperkirakan
Tahun 1 Rp 30.000.000
Tahun 2 Rp 35.000.000
Tahun 3 Rp 40.000.000
Tahun 4 Rp 45.000.000
TEAM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2017 / 2018 98
Tahun 5 Rp 60.000.000
d) Besarnya solvage value (nilai sisa) Rp 15.000.000
e) Tingkat bunga 14% per tahun
Pertanyaan:
Berapa NPV? Layak atau tidak layak butik tersebut diterima?
FORM 1