BAB I fixed drug eruption

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

     Fixed drug eruption merupakan salah satu manifestasi klinis dari

    reaksi obat alergik (ROA) atau yang biasa disebut erupsi obat alergi

    (EOA) . erupsi obat alergik merupakan suatu manifestasi reaksi obat baik

    dalam resep, obat yang terjual bebas, termasuk campuran jamu-jamuan

    atau at yang dipakai dalam penegakan diagnosis, profilaksis, dan

     pengobatan yang timbul pada kulit. !anifestasi lainnya dapat berbentuk

    erupsi makulopapular atau morbiliformis, urtikaria dan angioedema,

    ertiroderma, purpura, "askulitis, reaksi fotoalergik, dan pustulosis

    eksantematosa generalisata akut.# 

    $erdasarkan data rekam medik selama %anuari &'''- esember 

    &'' pada #*& pasien yang didiagnosis alergi obat yang datang berobat ke

    +oliklinik epartemen lmu esehatan Anak dan +oliklinik epartemen

    lmu +enyakit ulit dan elamin di Rumah akit /ipto !angunkusumo

    manifestasi Fixed drug eruption menempati posisi tertinggi angka kejadian

    sebanyak 01 pasien dari total #*& pasien dengan persentase 023.&

    engan melihat angka kejadian dari  Fixed drug eruption di

    indonesa yang cukup banyak pada erupsi obat alergika maka penulis ingin

    membahas mengenai fixed drug eruption lebih dalam lagi agar dapat lebih

    memahami dan melakukan pera4atan sebagai dokter layanan primer 

    kedepannya.&

    1.2 Tujuan Penulisan

    a. 5ntuk mengetahui dan memahami etiologi dari fi6ed drug eruption

     b. 5ntuk mengetahui dan memahami gejala klinis dari fixed drug eruption

    c. 5ntuk mengetahui dan memahami pelaksanaan serta prognosis dari fixed 

    drug eruption

    1

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    2/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Erupsi !at Alergi 1"#

    Erupsi obat alergik atau allergic drug eruption ialah alergik pada kulit atau

    daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat yang biasanya

    2

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    3/28

    sistemik. 7ang dimaksud dengan obat, ialah at yang dipakai untuk menegakkan

    diagnosis,profilaksis, dan pengobatan. #

    !anifestasi klinis dari erupsi obat alergi meliputi 8

    *

    a. Common Reaction (sering terjadi) 8 !aculopapular e6anthema, urtikaria,

    angioedema, 9i6ed drug eruption,

     b. Severe skin Reaction (manifestasi klinis berat ) 8 te"en-johnson syndrome

    (%), :o6ic Epidermal ;ecrolysis (:E;)

    c. Uncommon reaction (jarang terjadi) 8 akral eritem, acneiform lession,

    acute generalista pustulosis, dermatitis kontak alergika, bullous reaction,

    eritema nodusum, erythroderma , hiperpigmentation ,hipertrichosis,

    fotoalergik, fototoksik reaction.

    Reaksi kulit terhadap obat dapat melalui mekanisme imunologik atau non-

    imunologik. Akan tetapi pada erupsi obat alergi adalah yang berkaitan dengan

    reaksi imunologik.

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    4/28

    untuk merangsang sel limfost : agar merangsang sel limfosit $ membentuk 

    antibodi terhadap obat atau metabolitnya.#

    2.2 $eaksi I%un&l&gi

    $erdasarkan /omb dan gell. :erdapat * tiper reaksi pada imunologik.

    $erikut akan dijelaskan satu persatu8 #,>

    A. Reaksi :ipe ( Reaksi cepat ? immediate hypersenstivity reaction)

    Reaksi tipe ditandai dengan adanya "asodilatasi dan terjadinya kebocoran

    "askuler, yang dimana bera4al adanya pajanan alergen sehingga plasma

    sel akan membentuk gE selanjutnya gE akan berikatan pada permukaan

    mast cell dimana mast cell banyak terkandung sek-sel mediator . adanya

    ikatan antara antara gE dan mast cell akan menyebabkan degranulasi pada

    mast cell sehingga terjadi pelepasan mediator seperti histamin, leukoterin,

     prostaglandin menyebabkan "asodilatasi dan transudasi cairan "askuler ke

    ekstra"askuler (kebocoran plasma) sehingga menimbulkan bengkak ,

    4arna berubah merah. /ontoh dari reaksi tipe adalah urtikaria,

    angioderma, anafilaksis

    'a%!ar 2.1 Reaksi hipersensitiitas tipe (urtikaria)

    4

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    5/28

    $. Reaksi tipe (Reaksi sitotoksik humoral)

    :idak seperti pada reaksi tipe , reaksi tipe melibatkan g= dan g! dan

    antigen yang melekat pada asel. ehingga komplemen terakti"asi danmemicu sejumlah reaksi yang berakhir dengan lisis.

    'a%!ar 2.2 Reaksi hipersensitif tipe (pada pemfigoid bulosa)

    /. Reaksi tipe (reaksi sistem kompleks imun)

    Antibodi akan mengadakan reaksi dengan antigen dan membentuk suatu

    kompleks antigen antibodi yang kemudian akan menetap pada jaringan

    5

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    6/28

    tubuh dan mengadakan reaksi radang. etika antigen masuk dan sudah

    terbentuk antibodi yang cukup maka terjadi akti"asi komplemen terjadi

     pelepasan anafilatoksin yang merangsang pelepasan berbagai mediator 

    oleh mastosit dan menyebabkan kerusakan jaringan .

    'a%!ar 2.( Reaksi hipersensitifitas .

    6

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    7/28

    . Reaksi tipe @ (Reaksi alergi seluler tipe lambat )

    Reaksi ini melibatkan limfsit. imfosit : yang tersensitisasi mengadakan

    reaksi dengan antigen. Reaksi ini disebut reaksi tipe lambat karena barutimbul #&-*2 jam setelah pajanan terhadap antigen.

    :erdapat & macam bentuk reaksi 8

    #. Reaksi tipe tuberkulin 8 terjadi akbat limfosit yang tersensitisasi

    mengadakan reaksi dengan antigen yang biasanya berlokasi disekitar 

     pembuluh darah dalam dermis. !elalui ikatan khusus antigen di

     permukaan limfosit, terjadi reaksi dengan akibat pelepasan bermacam-

    macam limfokin.

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    8/28

    'a%!ar 2.# Reaksi hipersensitifitas tipe @ (dermatitis kontak)

    2.( )i*e+ Drug Erupti&n

    2.(.1 De,inisi -"

    9i6ed drug eruption merupakan salah satu manifestasi klinis dari erupsi

    obat alergika (EOA) , dimana lesi berbentuk bulat , berbatas tegas , ber4arna

    "iolet atau merah kehitaman ( dusky red ), yang dimana lesi akan muncul pada

    tempat yang sama jika terjadi pajanan alergen.

    8

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    9/28

    2.(.2 Eti&l&gi "/"0

    Obat yang sering menimbulkan fi6ed drug eruption antara lain8

    A.=olongan antibakterial

    =olongan sulfa yaitu sulfametho6aole merupakan satu golongan

    antibakteri yang menimbulkan 9E terbanyak diseluruh dunia. elain itu

    antibakteri lainnya seperti tetracyclin, penicillin, ampicillin, trimetropin,

    erythromycin,rifampicin, clarithromycin, dan fluoroBuinolon.

    $. =olongan Anti jamur (anti fungal )

    =riseoful"in dapat menyebabkan 9E , sedangkan golongan

    terbaru seperti ketokonaole, fluconaole, dan terbinafine tidak 

    menyebabkna 9E.

    /. =olongan Antipsikotik

    =olongan barbiturat merupakan yang tersering menyebabkan 9E

    .=olongan analgetik non-narkotik

    +henylbutaone, O6yphenbuthaone, aspirin, ibuprofen,

    acetaminophen, napro6en, piro6icam, chlormeanon, dan celeco6ib.

     

    2.(.( Pat&,isi&l&gi

    +atofisiologi dari fi6ed drug eruption sampai sekarang masih

     belum diketahui secara pasti. $anyak penelitian yang telah dilakukan

    untuk mengetahui secara pasti dari penyebab fi6ed drug eruption .

    $erdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh :etsuo hiohara

     bagian dermatology  dari 5ni"ersitas :okyo, %epang menyatakan bah4a

    /2C dengan efektor-memory phenotype memiliki peranan besar dalam

    reaksi kerusakan jaringan pada lokasi tertentu pada fi6ed drug eruption.

    9

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    10/28

     berikut akan dijelaskan mengenai mekanisme patofisiologi dari fi6ed drug

    eruption berdasarkan :etsuo hiohara.

    9i6ed drug eruption merupakan suatu reaksi hipersensitifitas tipe@ (delayed type hypersensitivity) seperti yang dijelaskan pada reaksi

    hipersensitifitas diatas, reaksi ini melibatkan limfosit yang tersensitisasi

    oleh antigen. ia4ali dengan pajanan alergen (obat pencetus) yang

    kemudian akan merangsang limfosit : dan mengaktifkan sel :

    intraepidermal /2C dan membentuk populasi fenotip :/R-ab, />,

    /2, /*0RA, dan /##b yang bekerja dengan pola yang sama dengan

    memory : cell. yang dimana populasi ini akan berdiam di daerah

    epidermal pada perbatasan dermis-epidermis.

    $ertindak sama seperti memory : cell apabila terpapar oleh alergen

    , maka populasi memory fenotip , /2C akan melepaskan mediator seperti

    interferon-D , perforin, dan granyme $ yang menimbulkan peradangan

     pada tempat yang sama dimana populasi memory fenotip itu berdiam.

    ibantu dengan el : /*C dan neutrofil menyebabkan kerusakan yang

    luas dari jaringan sekitarnya meliputi keratonosit dan melanosit. etelah

     proses peradangan selesai sel : intraepidermal /2C akan berdiam di

     perbatasan dermis-epidermis , yang dimana apabila terangsang oleh obat

    yang sama maka akan bermigrasi ke epidermis dan memulai siklus yang

    sama pada tempat yang sama.

    'a%!ar 2.- +erjalanan reaksi 9i6ed drug eruption.

    10

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    11/28

    2.(.# Diagn&sis "/"11

    A. Anamnesa

    +asien tidak ada gejala atau keluhan, mungkin akan merasa gatal

    atau panas. Akan nyeri jika terjadi erosi pada lesi. +asien mengkonsumsi

    obat sebelum timbul lesi jeda antara >' menit sampai 2 jam . :erdapat

    ri4ayat pernah mengkonsumsi obat yang sama dan menimbulkan lesi pada

    lokasi yang sama.

    $. +emeriksaan fisik 

    esi dapat timbul pada kulit dan juga membran mukus seperti pada

    mulut atau konjungti"a. esi berbentuk makula bulat atau o"al a4alnya

     ber4arna merah lalu berubah menjadi merah kehitaman dan "iolet

     berbatas tegas , timbul setelah beberapa jam mengkonsumsi obat.

    ebanyakan lesi soliter tapi dapat juga multiple ukuran ber"ariasi, lokasi

    tersering adalah pada kelamin ( genital skin). an apabila sembuh bisa

    menimbulkan kulit menjadi hiperpigmentasi yang akan sembuh dalam

    4aktu lama atau bahkan menetap. :empat predileksi dibagian tubuh dekatlubang alami.

    Gambar 2.6 Fixed drug erupsi pada genitalia akibat sulfonamide

    11

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    12/28

     

    Gambar 2.7. Fixed drug eruption

    /. +emeriksaan penunjang

    +emeriksaan penunjang biasanya tidak diperlukan, bisa dilakukan

    dengan pemeriksaan tusuk (prick test ), pemeriksaan tempel (patch test),

    atau uji pro"okasi.

    2.(.- Penatalaksanaan 11

    +rinsip tatalaksana adalah menghentikan obat terduga. +ada dasarnya

    erupsi obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan

    segera disingkirkan.

    5ntuk mengatasi keluhan, farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu8

    #. ortikosteroid sistemik, misalnya prednison tablet >' mg?hari dibagi

    dalam > kali pemberian per hari

    &. Antihistamin sistemik untuk mengurangi rasa gatal misalnya

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    13/28

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    14/28

    2.(. Pr&gn&sis

    9i6ed drug eruption akan sembuh dalam beberapa minggu setelah

    menghindari obat pencetus dan timbul dalam beberapa jam 4aktu

    mengkonsumsi obat pencetus .

    14

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    15/28

    BAB III

    LAP$AN KASUS

    (.1 IDENTITAS PASIEN

     ;ama 8 :n. !. G.

    5mur 8 & :hn

    %enis elamin 8 aki-aki

    Alamat 8 ukoanyar &&?'1 $akalan kec. +ur4osari

    abupaten +asuruan .

    Agama 8 slam

    +ekerjaan 8 arya4an +: !andiri nsan ejahtera bagian

     proses produksi.

     ;o R! 8 ''-&F--#&

    :anggal pemeriksaan 8 abtu , 0 desember &'#0

    15

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    16/28

    (.2 ANANESIS

    Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari abtu , 0 esember

    &'#0 di +oliklinik ulit dan elamin R5 $angil.

    eluhan 5tama 8 $ercak merah pada alat kelamin

    Ri4ayat +enyakit ekarang 8

    +asien datang ke +oliklinik R5 bangil dengan keluhan timbul bercak

    merah pada alat kelamin yang dirasa panas dan sedikit gatal pada kulit kelamin,

    tidak ada plentingan . +asien juga mengeluh kedua bibir menjadi bengkak. pasien

    mengatakan keluhan tersebut timbul setelah tiga jam mengkonsumi obat

    /otrimo6aole dan paracetamol. eluhan sudah berlangsung > hari (mulai timbul

    hari rabu tanggal & esember &'#0) .

    Ri4ayat +enyakit ahulu 8

    +asien pernah mengalami kejadian yang sama , yaitu muncul bercak pada

    alat kelamin dan bengkak pada bibir setelah mengkonsumsi obat /otrimo6aole

    sebanyak > kali, akan tetapi mereda setelah diberikan obat anti alergi.

    Ri4ayat +engobatan 8

    +asien pada hari munculnya bercak sempat diperiksakan ke dokter

    diberikan anti alergi (pasien tidak tahu nama obatnya) tapi tidak mereda. +asien

     juga sempat mengolesi dengan kunyit pada bercak di alat kelamin.

    Ri4ayat osial 8

    +asien belum menikah, pasien menyatakan tidak melakukan seks bebas .

    Ri4ayat Alergi 8

    +asien mengatakan mungkin alergi dengan obat cotrimo6aole. +asien

    tidak ada alergi makanan.

    16

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    17/28

    (.( Pe%eriksaan )isik 

    (.(.1 Status 'eneralis

    eadaan umum 8 /ompos mentis =/ E*@0!1

    : 8 -

     ;adi 8 -

    RR 8 -

    epala 8 pupil isokor a?i?c?d 8 -?-?-?-

    Odem labial uperior et inferior , ber4arna

    ungu kehitaman

    eher 8 +eningkatan %@+ (-) , +embesaran =$ (-)

    :horaks 8 :idak diperiksa

    Abdomen 8 :idak die"aluasi

    =enital 8 bercak merah pada glans penis

    Ekstremitias 8 :idak ada kelainan

    (.(.2 Status +er%at&l&gis

    - :ampak makula numuler ber4arna merah kehitaman , berbatas

    tegas pada glans penis. +ermukaan lesi basah berukurang diameter

    #,0 cm

    - Odem labialis superior et inferior, hiperpigmentasi labialis

    superior et inferior 

    17

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    18/28

    'a%!ar (.1 esi pada alat kelamin +asien :n. !.G

    'a%!ar (.2 $ibir +asien :n.!.G.

    (.# Diagn&sis Kerja

    9i6ed rug Eruption (9E)

    (.- Diagn&sis Ban+ing

    ermatitis medikamentosa

    18

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    19/28

    (. Penatalaksanaan

    kali sehari sampai

    lesi kering.

    ontrol > hari lagi

    (. Pr&gn&sis

    Ad $onam

    19

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    20/28

    (./ )&ll&4 Up Pasien

    0 esember &'#0

    8 +asien datang dengan keluhan muncul bercak merah pada alat kelamin, lesi

     panas dan gatal disertai bengkak pada bibir sejak > hari sebelum datang ke poli.

     bercak muncul & jam setelah pasien mengkonsumsi /otrimo6aole dan

     paracetamol. ebelum datang ke poli sempat berobat ke dokter dan minum obat

    antialergi tapi tidak mereda, sempat diolesi dengan kunyit pada bercak. Ri4ayat

    dahulu pasien pernah >6 mengalami bercak seperti ini pada bibir dan kelamin

     juga dengan obat yang sama (cotrimo6aole) diberikan antialergi oleh dokter lalu

    mereda.

    O 8 - :ampak makula numuler ber4arna merah kehitaman , berbatas tegas

     pada glans penis. +ermukaan lesi basah berukurang diameter #,0 cm

    - Odem labialis superior et inferior, hiperpigmentasi labialis superior et

    inferior 

     

    A 8 9i6ed drug eruption

    + 8 !etilprednisolon #1 mg --'

      oratadine #' mg -'-'

      +ehaclor *mg -'-'

    esi pada glans penis dikompres ;a/l ', 3 (>6?hari) sampai lesi kering.

    20

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    21/28

    2 esember &'#0

    8 +asien merasa bibir bengkak sudah sedikit mereda, bercak merah pada

    masih ada dan tetap basah, panas dan gatal masih dirasa.

    O 8 - :ampak makula numuler ber4arna merah kehitaman , berbatas tegas

     pada glans penis. +ermukaan lesi basah berukurang diameter #,0 cm

    - Odem labialis superior et inferior, hiperpigmentasi labialis superior et

    inferior 

     

    A 8 9i6ed drug eruption

    + 8 !etilprednisolon #1 mg -#?&-'

      oratadine #' mg -'-'

    21

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    22/28

      +ehaclor *mg -'-'

      esi pada glans penis dikompres ;a/l ', 3 (>6?hari) sampai lesi

    kering.

      enalog in oral base untuk bibir 

      ontrol > hari lagi.

    BAB I5

    PEBAHASAN

    :n. !.G datang ke +oliklinik R5 bangil dengan keluhan timbul

     bercak merah pada alat kelamin yang dirasa panas dan sedikit gatal pada

    kulit kelamin, kedua bibir menjadi bengkak. pasien mengatakan keluhan

    tersebut timbul setelah tiga jam mengkonsumi obat /otrimo6aole dan

     paracetamol. eluhan sudah berlangsung > hari (mulai timbul hari rabu

    tanggal & esember &'#0), selain itu terdapat ri4ayat dahulu pasien

    mengalami lesi dengan lokasi yang sama dengan penggunaan obat yang

    sama (cotrimo6aole ). ari hasil pemeriksaan fisik didapatkan

    efluorosensi berupa :ampak makula numuler ber4arna merah kehitaman ,

     berbatas tegas pada glans penis. +ermukaan lesi basah berukurang

    diameter #,0 cm dan - Odem labialis superior et inferior, hiperpigmentasi

    labialis superior et inferior 

    $erdasarkan anamnesa dan efluorsensi yang didapat makan

     penulis mendiagnosa dengan fi6ed drug eruption , hal ini disebabkan

    karena dari anamnesa didapatkan bah4a pasien :n. !.G mengalami

    keluhan timbulnya lesi setelah mengkonsumsi obat , dan mempunyai

    ri4ayat pernah timbul lesi ditempat yang sama dengan pengguanaan obat

    yang sama , hal ini merupakan ciri yang khas pada fi6ed drug eruptio yang

    tidak ada pada dermatitis medikamentosa.

    22

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    23/28

    Efluoresensi yang didapatkan berupa makula ber4arna merah

    kehitaman (dusky red ) yang terdapat pada glans penis dan terletak dekat

    dengan lubang alami yang cocok dengan gambaran fi6ed drug eruption

    semakin mendukung diagnosis ini. $erbeda dengan dermatitis

    medikamentosa yang cenderung tersusun secara polimorf dan biasanya

    tersebar secara menyeluruh dan simetris.

    5ntuk dapat lebih memahami maka penulis membuat tabel

     perbandingan diba4ah (:abel *.#)

    :ata laksana yang utama dari fi6ed drug eruption adalah menghindari

    faktor penyebabnya, yang dimana pada pasien :n.!.G. perlu menghindari

     penggunaan obat cotrimo6aole dan menghentikan penggunaannya. 5ntuk 

     pengobatan sistemiknya dapat kita berikan steroid , bisa dengan

    menggunakan prednison tablet >' mg?hari dibagi dalam > kali pemberian

     per hari , untuk keluhan gatal bisa diberikan antihistamin berupa loratadin

     pada pagi hari dimana efek samping sedatifnya rendah sehingga tidak 

    mengganggu akti"itas dan pehaclor pada malam hari. edangkan untuk lesi

     pada glans penis yang basah dapat dikompres dengan ;a/l ',3 tiga kali

    sehari sampai kering .

    23

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    24/28

    9i6ed rug Eruption +AE; ermatitis

    !edikamentosa

    A6 8+asien datang

    dengan keluhan tampak

    lesi yang timbul (panas ?

    gatal) setelah

    mengkonsumsi obat

    (>'mnt-2jam) , terdapat

    ri4ayat pernah timbul

    lesi pada tempat yang

    sama dengan obat yang

    sama .

    A6 8 +asien datang

    dengan keluhan timbul

     bercak merah pada alat

    kelamin, panas dan

    gatal , bengkak pada

     bibir setelah minum

    obat cotrimo6aole dan

     paracetamol dalam

     jeda 4aktu > jam,

    terdapat ri4ayat timbul

    lesi tempat yang

    sama ,dengan obat

    cotrimo6aole .

    A6 8 +asien datang

    tampak lesi yang

    timbul setelah

    mengkonsumsi obat ,

    tidak ada ri4ayat

    timbul lesi pada

    tempat yang sama

    dengan obat yang

    sama.

    Efluoresensi 8 esi

     berbentuk makula bulat

    atau o"al a4alnya

     ber4arna merah lalu

     berubah menjadi merah

    kehitaman dan "iolet

     bisa berbentuk "esikel

    atau bula , berbatas

    tegas, bisa terdapat pada

    kelenjar mukus dan kulit

    Efluoresensi 8

    -:ampak makula

    numuler ber4arna

    merah kehitaman ,

     berbatas tegas pada

    glans penis.

    +ermukaan lesi basah

     berukurang diameter

    #,0 cm

    Efluoresensi 8

    !akula eritematous,

     berbatas jelas, papul,

    "esikel, lesi polimorf,

    kelainan kulit

     biasanya menyeluruh

    dan simetris, diliputi

    skuama tipi

    24

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    25/28

    , lokasi tersering pada

    alat kelamin dan terletak 

    dekat dengan lubang

    alami.

    - Odem labialis

    superior et inferior,

    hiperpigmentasi

    labialis superior et

    inferior 

    Ta!el #.1 :abel perbandingan

    25

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    26/28

    BAB 5

    KESIPULAN

    9i6ed drug eruption merupakan salah satu manifestasi klinis dari erupsi

    obat alergika (EOA) , dimana lesi berbentuk bulat , berbatas tegas , ber4arna

    "iolet atau merah kehitaman ( dusky red ), yang dimana lesi akan muncul pada

    tempat yang sama jika terjadi penggunaan obat yag sama.selain itu juga

    meninggalakam bercak hiperpigmentasi yang lama baru hilang , bahkan sering

    menetap. :empat predileksinya di daerah bibir dan daerah penis pada laki-laki.

    Obat yang paling banyak menyebabkan fi6ed drug eruption adalah golongan

    sulfonamid, trimethropin, dan analgesik.

    +rinsip tatalaksana dari penyakit ini adalah menghentikan obat terduga.

    +ada dasarnya erupsi obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat

    diketahui dan segera disingkirkan. 5ntuk farmakoterapi dapat diberikan

    ortikosteroid sistemik, misalnya prednison tablet >' mg?hari dibagi dalam > kali

     pemberian per hari , Antihistamin sistemik untuk mengurangi rasa gatal misalnya

    kali sehari sampai lesi kering. :erapi dilanjutkan

    dengan pemakaian topikal kortikosteroid potensi ringan-sedang, misalnya

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    27/28

    +erlu sebagai dokter atau petugas kesehatan memberikan edukasi perlunya

    untuk mengindari penggunaan obat yang diduga menjadi pencetus dengan

    membuat kartu , selain itu memberitahukan kepada pasien bah4a penyakitnya

     bisa sembuh namun bisa terjadi lesi hiperpigmentasi pada bekas lesi dan juga

     penyakit bisa berulang apabila terpapar atau menggunakan obat terduga.

     

    27

  • 8/19/2019 BAB I fixed drug eruption

    28/28

    DA)TA$ PUSTAKA

    #. junaidi adhi. &'#* . lmu penyakit kulit dan kelamin.9 5.%akarta

    (hal #0*- #02)

    &. usila4ati, Afaf dkk.&'#*.=ambaran klinis 9i6ed ruge Eruption pada

    Anak di Rumah akit cipto !angunkusumo. ari +ediatri,@ol.#0. ;o. 0

    (hal &1-&F>)

    >. Richard,4eller dkk. &''2./linical dermatology *thedition.58 $lack4ell

     publishing. (hal &1->#)

    *. terry H, dkk.&''1.ermatology thieme clinical companion.;e47ork8

    :hieme (hal #F-#2) 

    0. +atro ;, dkk. &'#>. !ultifocal drug eruption (case report)8international

     journal pharmaeutical science re"ie4 and research

    1. 9itpatrick, :. $., %ohnson, dkk.#&, /olor atlas and synopsis of clinical

    dermatology8 commonand serious disease second edition. 5nited states of 

    America8!c=ra4-hill. (hal. 1'&-1'>)F. shihara :etsuo.&''. 9i6ed drug eruption8 pathogenesis and diagnostic

    test. %apan

    2. ehgal "irendra , ris"ata =.&''1. 9i6ed drug eruption (9E)8 changing

    scenario of incriminating drugs 8 nternational journal of dermatology

    . :hilagam =o4tri, dkk.&'#>. A tudy of drugs causing fi6ed drug

    eruptions in a tertiary care hospital.5A8 %+/+

    #'. %ames Hilliam, $erger :imohty =,Elstion irk !.&'##. Andre4s isease

    of :he kin ##th edition 8Else"ier (hal #->)

    ##. &'#*.+anduan +raktis klinis bagi okter di 9asilitas +elayanan esehatan

    +rimer.%akarta 8 katan okter ndonesia (hal 0'1-0')