BAB I Askep Nefro

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia merupakan makhluk yang komplek yang terdiri dari aspek bio, psikososial dan spriritual yang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dalam rangka kelangsungan kehidupannya. Pemenuhan klebutuhan dasar ini akan berjalan dengan normal, jika sistem tubuh mampu meregulasi mekanisme keseimbangan yang sudah diatur sedemikian kompleks sehingga seseorang terhindar dari gangguan. Akan tetapi mekanisme tersebut kadang mengalami kegagalan dan akhirnya akan memberikan dampak bagi tubuh seseorang.Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam velvis renal (ujung ureter yang berpangkal di ginjal), sedangkan urolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik.Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain : Herediter (keturunan), Umur, Jenis Kelamin. Manifestasi klinisnya, jika batu menyebabkan obstruksi akan menyebabkan terjadinya retensio urine. penatalaksanaan bagi penderita urolitiasis dan nefrolitiasis ini dengan pengurangan nyeri, pengangkatan batu, terapi nutrisi dan medikasi.Untuk memberikan penjelasan yang lebih dalam lagi mengenai hal diatas, maka dari itu penyusun membuat makalah disertai dengan tinjauan kasus yang berkaitan dengan sistem perkemihan dengan judul : Asuhan Keperawatan Pada Penderita Nefrolitiasis

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa pengertian dari nefrolitiasis ?2. Apa saja penyebab penyakit nefrolitiasis ?3. Bagaimana patofisiologi nefrolitiasis ?4. Bagaimana tanda dan gejalanya ?5. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi ?6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan ?7. Bagaimana pengkajian untuk penderita nefrolitiasis ?8. Apa saja diagnosa yang dapat tejadi ?9. Bagaimana intervensi dan implementasi untuk penderita nefrolitiasis ?10. Apa saja evaluasi yang harus dilakukan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN1. Tujuan UmumUntuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif yang meliputi aspek bio, psiko, sosial dan spiritual dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan pada klien dengan gangguan perkemihan Nefrolitiasis.2. Tujuan Khususa. Mahasiswa mampu memahami pengertian Nefrolitiasisb. Mahasiswa mampu memahami penyebab dan tanda gejala nefrolitiasisc. Mahasiswa mampu memahami pengkajian pada penderita nefrolitiasisd. Mahasiswa mampu memahami diagnosa keperawatan yang terjadi pada penderita nefrolitiasise. Mahasiswa mampu menyusun intervensi pada nefrolitiasis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Batu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam ginjal ( Barbara, 1996 ). Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal dilokasi ginjal manapun. Batu ini terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit. Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal, dan matriks organik. Nephrolithiasis ( batu ginjal) adalah mineral yang keras dan material dari kristal yang terbentuk didalam ginjal. Batu-batu ginjal adalah penyebab yang umum dari darah dalam urin dan seringkali nyeri yang berat/parah pada perut, panggul, atau selangkangan.Batu-batu ginjal adakalanya disebut renal calculi.Secara medis disebut renal calculi, merupakan penumpukan garam mineral yang dapat diam di mana saja di sepanjang saluran perkemihan. Ini terjadi jika urine penuh mencapai batas jenuh asam urat, fosfat, dan kalsium oksalat ( purnomo,2000).

2.2 Etiologi

Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal, kristal tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak ada penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi saluran kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism dan kebanyakan intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam kalsium dalam urine.

2.3 Patofisiologi

Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (long. 1996).

Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori : 1. Teori supersaturasi Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.

2. Teori matriks Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.

3. Teori kurang inhibitor Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.

4. Teori epistaxi Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama, salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.

5. Teori kombinasi Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

2.4 Manifestasi Klinis

Nyeri dan pegal di daerah pinggang. Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada costoverteral. (barbara. 1996) 1. Hematuria Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma yang disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik. 2. Infeksi Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi asistemik yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif. Kencing panas dan nyeri. Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal.

2.5 Pemeriksaan Penunjang 1. Urin a. PH lebih dari 7,6 b. Sediment sel darah merah lebih dari 90% c. Biakan urin d. Ekskresi kalsium fosfor, asam urat 2. Darah a. Hb b. Leukositosis c. Urium krestinin d. Kalsium, fosfor, asam urat 3. Radiologis a. Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu b. USG abdomen 2.6 Komplikasi 1. Gagal ginjal Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal ini menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal

2. Infeksi Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal. 3. Hidronefrosis. Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin. 4. Avaskuler ischemia Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian jaringan.

2.7 Penatalaksanaan 1. Medis Terapi kegawatdaruratan saluran kemih memerlukan pendekatan multidisiplin. Terapi yang diberikan biasanya tergantung pada faktor penyebabnya, oleh karena itu investigasi dan diagnosis menjadi sangat menentukan. Pengeluaran batu ureter (batu ginjal) dapat menyebabkan nyeri yang mendadak dan sangat pada suprapubic yang dikenal sebagai keadaan kolik ginjal akut (acute renal colic,ARC). Pasien yang menderita ARC tidak dapat seringkali gelisah dan tidak dapat berbaring lurus. Jika mereka dirawat di rumah sakit, tindakan pertama yang diberikan adalah mengatasi nyerinya, sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada banyak kasus, pasien ARC dapat mengeluarkan batu (atau batubatu) tanpa perlu intervensi medis. Jika tidak dapat, maka alphablocker atau calcium channel blocker (CCB) dapat diberikan untuk membantu proses dan mencegah perlunya intervensi bedah seperti pemasangan stent. Namun, saat ini buktibukti klinis masih sedikit dan belum ada obat golongan tersebut yang dilisensikan untuk indikasi di atas. Prednisolon dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi pada daerah sekitar batu, sehingga membantu mengeluarkan batu dari uretra. Allopurinol dilisensikan untuk profilaksis batu ginjal kalsium oksalat dan untuk mencegah kambuh. Terapi ARC dan penyakit ginjal lainnya yang disebabkan oleh batu ginjal, memerlukan diagnosis yang akurat. Jika diagnosis telah ditegakkan, gejala dapt diterapi dengan cepat dan efektif. Pada ARC, terapi untuk nyeri sangat penting sampai batu dapat diekskresikan. Beberapa obat dapat membantu pengeluaran batu, walaupun hanya sedikit bukti yang ada untuk ini (Jurnal : Charlotte Battersby and Kevin Thomas, 2007; terj.Diana Lyrawati,2008).

2. Perawatan a. Penatalksanaan keperawatan untuk nyeri b. Beri lingkungan yang tenang untuk pasien c. Atur prosedur agar tidak mengganggu waktu istirahat pasien

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1)PENGKAJIAN1.1 Dasar data pengkajian pasiena. AnamnesisMeliputi keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit masa lalu, riwayat penyakit Keluarga.b.Aktifitas / Istirahat.c. Riwayat : pekerjaan, dehidrasi, infeksi, imobilisasid. Eliminasie. Mual dan muntahf. Makan dan Minumg. Nyeri / rasa tidak nyamanh. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, skala nyeri, aktivitas yang dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Apakah nyeri sampai menimbulkan kokik atau tidak.i. Adanya riwayat mengkonsumsi obat-obatan.j. Respon emosi : cemask.Pengetahuan tentang penyakitnya

1.2 Pemeriksaan fisik1.Keadaan Umum :Klien biasanya lemah.Kesadaran komposmetis.Adanya rasa nyeri.2. Kulit :Teraba panas. Turgor kulit menurun.Penampilan pucat.

3. Pernafasan : Pergerakan nafas simetris.4.Cardio Vaskuler :Takicardi.Irama jantung reguler.5. Gastro Intestinal:Kurang asupan makanan nafsu makan menurun.6.Sistem Integumen:Tampak pucat.7.Geneto Urinalis:Dalam BAK produksi urin tidak normal.Jumlah lebih sedikit karena ada penyumbatan.

1.3 Pemeriksaan Penunjanga. Urinalisa : warna : normal kekuning-kuningan, abnormal merah menunjukkan hematuri (kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis, tumor,kegagalan ginjal). pH : normal 4,6 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), Urine 24 jam : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat, kultur urine menunjukkan Infeksi Saluran Kencing , BUN hasil normal 5 20 mg/dl tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. BUN menjelaskan secara kasar perkiraan Glomerular Filtration Rate. BUN dapat dipengaruhi oleh diet tinggi protein, darah dalam saluran pencernaan status katabolik (cedera, infeksi). Kreatinin serum hasil normal laki-laki 0,85 sampai 15mg/dl perempuan 0,70 sampai 1,25 mg/dl tujuannya untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. Abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.b. Darah lengkap : hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.c.Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH merangsang reabsorbsi) kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.d. Foto Rontgen : menunjukkan adanya calculi atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang uriter.e.IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).f. Sistoureteroskopi : visualisasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukkan batu atau efek ebstruksi.g. USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.

1.4 Pola-pola Fungsi Kesehatan1. Pola persepsi dan tata laksana hidupBagaimana pola hidup orang atau klien yang mempunyai penyakit batu ginjal dalam menjaga kebersihan diri klien perawatan dan tata laksana hidup sehat.2. Pola nutrisi dan metabolismeNafsu makan pada klien batu ginjal terjadi nafsu makan menurun karena adanya luka pada ginjal.3. Pola aktivitas dan latihanKlien mengalami gangguan aktivitas karena kelemahan fisik gangguan karena adanya luka pada ginjal.4. Pola eliminasi Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya BAK sedikit karena adanya sumbatan atau bagu ginjal dalam perut, BAK normal.5. Pola tidur dan istirahat Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu karena adanya penyakitnya.6.Pola persepsi dan konsep diri Bagaimana persepsi klien terdapat tindakan operasi yang akan dilakukan dan bagaimana dilakukan operasi.7. Pola sensori dan kognitif Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di rumah sakit.8. Pola reproduksi sexual Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan produksi sexual.9. Pola hubungan peran Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada gangguan.10. Pola penaggulangan stressKlien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dab selalu melakukan hal yang positif jika stress muncul.11. Pola nilai dan kepercayaanKlien tetap berusaha dan berdoa supaya penyakit yang di derita ada obat dan dapat sembuh.

2) DIAGNOSA 1.Nyeri berhubungan dengan inflamasi, sumbatan, dan abrasi saluran kemih oleh pindahnya batu ditandai dengan: DS: adanya nyeri DO: rasa tidak enak di perut, ekpresi wajah meringis, posisi menahan sakit,sulit tidur dan istirahat, dan berusaha posisi untuk menghilangkan nyeri.2. Gangguan eliminasi urine berhunbungan dengan sumbatan aliran urine oleh batu yang di tandai dengan adanya: DS: adanya kesulitan untuk berkemih DO; sakit saat berkemih, urine tidak lancar 3. Ketidak efektifan perfusi jaringan ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengangkatan batu. Ditandai dengan : DS: telah lama menderita batu ginjal DO: IVP terdapat sumabatan batu pada ginjal dan saluran kemih, perut tidak enak, mual, muntah, diare,dan krista positif melalui pemeriksaan mikroskop. Urinalisis: hemturia . 3. INTERVENSI KEPERAWATAN A. Dagnosis keperawatan 1 Tujuan : nyeri terkontrol 1. Berikan analgesik narkotik (biasa nya iv atau im ) hingga penyebab nyeri dapat di hilangkan.a. Monitor pasien secara ketat, peningkatan nyeri mengindikasikan ketidak adekuatan analgesik.b. Berikan narkotik dosis tinggi untuk menghilangkan nyeri serta monitor depresi pernafasan dan penurunan tekanan darah. 2. Bantu pasien mengatur posisi untuk mengurangi keluhan. 3. Berikan antiemetik (Intra muskuler atau supositoria rektaktal) jika di indikasikan untuk muntah

B. Diagnosa Keperawatan 2Tujuan:Aliran urine teratur1. Berikan cairan secara oral atau IV (jika muntah)untuk mengurangi konsentrasi kristaloi urine dan amti ketidak adekuatan output urine2. Monitor jumlah out put urine dan pola berkemih.laporkan oliguri dan anuria3. Saring urine dengan kasa untuk mendapatkan batu (Batu asam urat). Amati sisi urinal atau pot untuk mengetahui pecahan batu.

C. Diagnosa Keperawatan 3Tujuan : Infeksi terkontrol1. Berikan antibiotik parenteral atau oral sesuai resep selama pengobatan dan monitor efek samping obat.2. Kaji warna dan bau urine3. Ukur tanda vital dan monitor demam serta gejala sepsis(Takikardi dan hipotensi)

4. IMPLEMENTASITahapan dalam melakukan sesuatu yang telah direncanakan dan untuk melakukan perencanaan tersebut harus ada pelaksanaan.

5. EVALUASI1. Laporan bahwa nyeri berkurang2. Output urine cukup dengan gravitasi rendah3. Tidak demam dan urine jernih

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SAbdi DENGANGANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN :NEPHROLITHIASIS Di Ruang Melati Lantai 3 RSU Sari Mutiara Medan

ILUSTRASI KASUSTn. A dating ke rumah sakit Sari Mutiara dibawa keluarganya pada tanggal 22 Oktober 2013 dengan keluhan nyeri dirasakan tiba-tiba, nyeri seperti disayat-sayat, nyeri dirasakan dari daerah perut sebelah kiri bawah tembus ke belakang, skala nyeri yang dirasakan sampai skala 8, nyeri dirasakan sejak kemarin. - Klien sangat cemas dengan nyeri yang dirasakannya, klien mengatakan takut bila harus menjalani operasi, klien merasa mual, gelisah, mengeluh selalu rasa ingin kencing, klien emosional saat di tanya. Dari hasil pengkajian perawat yang jaga di dapatkan TTV :TD : 110/90 mmHg N : 116 x/menit RR : 28 x/menit S : 36,5C Mata seperti membelalak , Ekspresi wajah meringis, Berkeringat dingin , Ujung-ujung jari kedua tangan tampak kaku dan tremor, Gelisah, Nyeri tekan pada daerah perut kiri bagian bawah, Takikardi dan hasil USG : Nephrolithiasis sinistra Sludge pada GB, - Emosional saat ditanya - Klien tampak kelelahan - Hyperventilasi - Klien mengatakan takut bila harus menjalani operasi

A. Pengkajian 1. Identitas Klien Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Agama Alamat Tanggal Pengkajian Diagnosa Medis No. MR

2.Identitas Penanggung

Nama Usia Jenis Kelamin :Pendidikan :Pekerjaan :Agama :Alamat :

Hubungan dgn klien :

: : : : : : : : : : :

: : Tn. Abdi32 Tahun Laki-laki SD Petani Kristen Protestan Desa Namorambe, Kec. Delitua 22 Oktober 2013 Nephrolithiasis 30-91-76

Ny.Monalisa40 Tahun Perempuan SMA Ibu Rumah TanggaKristen Protestan Desa Namorambe, Kec. Delitua Kakak

3. Pengkajian Primer

Airway Tidak ada sumbatan jalan napas

Breathing - Spontan - Dangkal dan cepat - Dyspneu - Takipneu - RR : 28 x/menit

Circulation - Akral dingin - Keringat dingin - Nadi cepat - N : 116 x/menit

Disability a. GCS : E4V5M6 b. Kemampuan motorik dan sensorik : 6

4. Pengkajian Sekunder

a. Riwayat Penyakit Sekarang :

Keluhan Utama Nyeri perut sebelah kiri bawah tembus belakang, berteriak-teriak dan klien mengatakan sangat sakit. Klien mengeluh sesak dan susah bernapas. Pengkajian Nyeri (PQRST) : Klien mengatakan nyeri dirasakan tiba-tiba, nyeri seperti disayat-sayat, nyeri dirasakan dari daerah perut sebelah kiri bawah tembus ke belakang, skala nyeri yang dirasakan sampai skala 8, nyeri dirasakan sejak kemarin. b. Riwayat Penyakit Terdahulu : - Klien mengatakan mulai merasakan sakit setelah melakukan pekerjaan atau mengangkat beban berat - Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.

c. Riwayat Pengobatan :

Bila sakit klien berobat ke puskesmas d. Riwayat Alergi (obat dan makanan)

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi dan makanan.

5. Tanda-Tanda Vital

TD : 110/90 mmHg N : 116 x/menit RR : 28 x/menit S : 36,5C

6. Head to Toe

Kepala Tidak ada kelainan bentuk, ekspresi wajah meringis, mata seperti membelalak, berkeringat.

Leher Suara bergetar saat berbicara, tidak teraba adanya benjolan.

Thoraks Dada : Gerakan simetris, cepat dan dangkal, gerakan paru-paru simetris, bronchovesicular. Jantung : Irama cepat, beraturan, tidak ada bunyi jantung tambahan.

Abdomen Tampak penggunaan otot-otot perut saat bernapas, nyeri tekan pada daerah perut bawah sebelah kiri, terdengar bising usus.

Ekstremitas Teraba dingin pada ujung-ujung ekstremitas, ujung-ujung jari kedua tangan tampak kaku saat klien menahan rasa sakit, akral teraba dingin.

Integumen Berkeringat dingin, turgor baik.

7. Pengkajian Psikososial : - Klien sangat cemas dengan nyeri yang dirasakannya, klien mengatakan takut bila harus menjalani operasi, klien merasa mual, gelisah, mengeluh selalu rasa ingin kencing, klien emosional saat di tanya. - Takikardi, N : 116 x/menit - Hyperventilasi, RR : 28 x/menit

8. Pemeriksaan Penunjang & Terapi Medis

Radiologi Laboratorium Darah Pemeriksaan LainTerapi/Anjuran Medis

USG : - Nephrolithiasis sinistra - Sludge pada GB- WBC : 17,5 10/UL - HB : 15,8 mg/dl

Differential : - Neutro % : 88,3 % - Neutro # : 15,4 10/UL

- Infus RL + Pethidine 1 amp/drips 24 tt/menit - Injeksi Hyoscyne 1 amp/8 jam/IV - Injeksi ketorolak 1 amp/8 jam/IV - Pasang O2 nasal 2 - 4 lpm

B. Analisa Data

SYMPTOMETIOLOGIPROBLEM

DO : - Mata seperti membelalak - Ekspresi wajah meringis - Berkeringat dingin - Ujung-ujung jari kedua tangan tampak kaku dan tremor - Gelisah - Nyeri tekan pada daerah perut kiri bagian bawah - RR : 28x/m- Takikardi - Nadi : 116 x/menit - USG :

Nephrolithiasis sinistra Sludge pada GB Skala nyeri : 8DS : - Klien mengeluh nyeri pada daerah perut sebelah kiri bawah tembus belakang - Klien mengatakan nyeri seperti disayat-sayat - Klien mengatakan nyeri- Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak kemarin

agens cedera kimia dan fisikGangguan rasa nyaman : Nyeri

DO : - Gelisah - Emosional saat ditanya - Berkeringat dingin - Ujung-ujung jari kaku dan tremor - Suara bergetar saat berbicara - Klien tampak kelelahan - Takikardi - N : 116 x/menit - Hyperventilasi - RR : 28 x/menit

DS : - Klien mengatakan cemas dengan keadaan penyakitnya - Klien mengatakan merasa mual - Klien mengatakan takut bila harus menjalani operasi - Klien mengatakan selalu rasa ingin kencing

ancaman pada status kesehatanAnsietas

Diagnosa Keperawatan/Prioritas :1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d agens cedera kimia dan fisik d/d DO : - Mata seperti membelalak - Ekspresi wajah meringis - Berkeringat dingin - Ujung-ujung jari kedua tangan tampak kaku dan tremor - Gelisah - Nyeri tekan pada daerah perut kiri bagian bawah - Takikardi - Nadi : 116 x/menit - USG :

Nephrolithiasis sinistra Sludge pada GB Skala nyeri = 8DS : - Klien mengeluh nyeri pada daerah perut sebelah kiri bawah tembus belakang - Klien mengatakan nyeri seperti disayat-sayat - Klien mengatakan nyeri- Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak kemarin

2. Ansietas b/d ancaman pada status kesehatan d/d

DO : - Gelisah - Emosional saat ditanya - Berkeringat dingin - Ujung-ujung jari kaku dan tremor - Suara bergetar saat berbicara - Klien tampak kelelahan - Takikardi - N : 116 x/menit - Hyperventilasi - RR : 28 x/menit

DS : - Klien mengatakan cemas dengan keadaan penyakitnya - Klien mengatakan merasa mual - Klien mengatakan takut bila harus menjalani operasi - Klien mengatakan selalu rasa ingin kencing

NODIAGNOSA KEPERAWATANINTERVENSIIMPLEMENTASIEVALUASI

1.Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera kimia dan fisik d/d DO:- Mata seperti membelalak - Ekspresi wajah meringis - Berkeringat dingin - Ujung-ujung jari kedua tangan tampak kaku dan tremor - Gelisah - Nyeri tekan pada daerah perut kiri bagian bawah - Takikardi - Nadi : 116 x/menit - USG : Nephrolithiasis sinistra Sludge pada GB Skala nyeri = 8DS:

- Klien mengeluh nyeri pada daerah perut sebelah kiri bawah tembus belakang - Klien mengatakan nyeri seperti disayat-sayat - Klien mengatakan nyeri - Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak kemarin

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 2 jam, nyeri akan berkurang. Kriteria Hasil : 1. Klien akan mengatatakan nyerinya berkurang 2. Ekspresi wajah biasa 3. Klien tampak rileks 4. Skala nyeri 0

Intervensi : 1. Kaji dan dokumentasikan TTV

2. Kaji skala nyeri klien (skala 1-10)

3. Atur posisi klien senyaman mungkin 4. Lakukan tehnik distraksi

5. Ajarkan klien tehnik relaksasi napas dalam

6. Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi - IVFD RL + Pethidine 1 amp/ drips 24 tts/mnt - Hyoscyne 1 amp/8 jam/IV - Ketorolak 1 amp/8 jam/IV

Pkl. 10.50 1. Mengkaji dan mendokumentasikan TTV :

TD : 110/90 mmHg N : 116 x/mnt RR : 28 x/mnt S : 36,5C

2. Mengkaji skala nyeri klien :

Klien mengatakan, skala nyerinya pada skala 8

3. Mengatur posisi klien senyaman mungkin :Klien berbaring semifowler dan menghadap ke kanan

4. Melakukan tehnik distraksi dengan mengajak klien bercerita tentang hal-hal yang disukai klien

5. Mengajarkan klien tehnik relaksasi :

Klien dapat melakukan tehnik relaksasi yang diajarkan saat merasakan nyeri

6. Melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi : - Memasang infus dengan cairan RL + Pethidine 1 amp/ drips 24 tts/mnt - Memberikan injeksi Hyoscyne 1 amp/IV - Memberikan injeksi Ketorolak 1 amp/IV

Pkl. 12.30

S

0

: - Klien mengatakan nyerinya berkurang : skala 6- TD : 110/90 mmHg - N : 100 x/menit - RR : 24 x/menit - S : 36,5C - Ekspresi wajah biasa - Klien tampak rileks

A A : Masalah belum teratasi

P : Planning di lanjutkan

P :

2.Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan d/d :DO: - Gelisah - Emosional saat ditanya - Berkeringat dingin - Ujung-ujung jari kaku dan tremor - Suara bergetar saat berbicara - Klien tampak kelelahan - Takikardi - N : 116 x/menit - Hyperventilasi - RR : 28 x/menit DS :

- Klien mengatakan cemas dengan keadaan penyakitnya - Klien mengatakan merasa mual - Klien mengatakan takut bila harus menjalani operasi - Klien mengatakan selalu rasa ingin kencing

TUJUAN : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam, ansietas bisa teratasi KRITERIA HASIL : 1. Klien akan menerima proses penyakit yang sedang dialaminya 2. Klien akan berkomunikasi dengan baik 3. Klien akan tampak lebih tenang

INTERVENSI : 1. Kaji penyebab klien menjadi cemas

2. Beri waktu klien mengungkapkan perasaannya

3. Beri penjelasan pada klien tentang proses penyakitnya

4. Yakinkan dan jelaskan setiap prosedur tindakan yang diberikan

5. Dampingi klien pada setiap tindakan atau saat pemberian terapi

6. Yakinkan klien dengan menyentuh, tunjukkan rasa empati

Pkl. 11.00 1. Mengkaji penyebab klien menjadi cemas :

Klien takut penyakitnya menjadi lebih parah dan tidak bisa bekerja lagi 2. Memberi waktu klien untuk mengungkapkan perasaannya :

Klien mengatakan takut akan dioperasi 3. Memberi penjelasan pada klien tentang proses penyakitnya :

Menjelaskan bahwa nyeri yang dialami klien disebabkan oleh adanya batu pada saluran kemih namun dapat disembuhkan dengan tindakan dan pengobatan yang tepat. 4. Meyakinkan dan menjelaskan setiap prosedur tindakan yang diberikan adalah demi kesembuhan klien 5. Mendampingi klien pada setiap tindakan atau saat pemberian terapi 6. Meyakinkan klien dengan menyentuh dan menunjukkan rasa empati :

Sekali-kali menpuk bahu klien perlahan-lahan saat berbicara atau memberi penjelasan. Pkl. 13.50 S : - Klien mengatakan dapat menerima kondisi yang dialaminya saat ini. - Klien memohon maaf karena merasa telah emosional saat menjawab pertanyaan

O: - Klien tampak lebih tenang - Jari-jari tidak kaku lagi - Klien bisa berkomunikasi dengan baik

A: Masalah teratasi

P: Planning di hentikkan