BAB E Data Teknis PLTA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembangkit Listrik Tenaga Air

Citation preview

PT.Delima Laksana Tata Data Teknis

E. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJAE-1. Pendekatan TeknisAgar pekerjaan konsultasi dapat mencapai sasaran sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan studi ini, sebagaimana yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka di dalam melaksanakan pekerjaan ini, konsultan akan memberikan tekanan khusus pada beberapa aspek yang diyakini mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Aspek-aspek yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan Metode Kerja Yang Tepat Guna

Mengingat waktu pengerjaan yang disediakan relatif cukup singkat yaitu selama 4 (empat) bulan atau 160 hari kalender terhitung sejak penandatanganan kontrak, maka untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik, konsultan akan memilih metode kerja yang tepat guna dan efisien, sehingga pekerjaan konsultansi ini dapat selesai tepat waktu sesuai yang diisyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

2. Manajemen Pelaksanaan Terpadu

Pekerjaan ini terdiri dari serangkaian kegiatan yan berbeda satu dengan yang lain tetapi kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait dan saling mendukung. Selain itu, ada kegiatan yang memiliki unsur ketergantungan kepada hasil kegiatan lain. Oleh karena itu, pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut harus terencana dengan baik dan terpadu. 3. Kerjasama dengan Pemberi Tugas

Aspek lainnya yang penting adalah aspek kerjasama yang baik dengan pemberi tugas. Hal ini penting agar pelaksanaan pekerjaan ini berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan salah pengertian antara pihak Konsultan dan pihak Pemberi tugas mengenai maksud dan tujuan pekerjaan serta ruang lingkup yang diberikan.

4. Ketelitian

Konsultan menyadari bahwa pada hakekatnya tidak pernah ada sesuatu yang memiliki ketepatan secara sempurna, tetapi dalam mengerjakan sesuatu harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai penelitian yang akurat. Oleh karena itu, Konsultan akan menerapkan sistem kontrol yang ketat pada setiap tingkatan pekerjaan konsultansi, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang memuaskan.5. Keahlian Personil

Konsultan menyadari sepenuhnya bahwa penggunaan suatu sistem atau metode yang baik tidaklah cukup bila tidak didukung oleh personil yang cakap dan ahli. Oleh karena itu Konsultan telah memilih satu tim tenaga ahli yang cakap dan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam mengerjakan pekerjaan konsultansi yang sejenis untuk menangani pekerjaan Evaluasi Pemanfaatan Potensi Aliran dan Terjunan Air untuk Pengembangan PLTA.

6. Koordinasi dengan Instansi Terkait

Dalam rangka menyeleraskan pekerjaan ini dengan pekerjaan-pekerjaan instansi lain yang mungkin ada dan berkaitan dengan proyek ini. Konsultan menyadari perlunya ada kerjasama sepenuhnya, oleh karena itu, di dalam pelaksanaan pekerjaan ini konsultan akan mencari informasi serta menghubungi instansi terkait tersebut (bila ada) dan mendiskusikannya dengan pejabat yang bersangkutan.

Secara teknis, pendekatan tersebut dapat dijelaskan, sebagai berikut :

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang masih belum digunakan.Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan 56 kW energi listrik.Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.

Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit listrik tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran airnya. Ketinggian (h) menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP = m x g x h). Laju aliran air adalah volume dari air (m3) yang melalui penampang kanal air per detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat ditulis sebagai :

Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air menjadi daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki efisiensi yang lebih rendah dari 100% (biasanya 90% hingga 95%), daya listrik yang dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar yang tersedia. Gambar 1 menunjukkan pusat pembangkit listrik tenaga air pada umumnya.

Gambar E-1. Pembangkitan Listrik Tenaga Air UmumnyaLaju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang bendungan.Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya.Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar 2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang telah digunakan.

Gambar E-2. Pembangkitan energi listrik tenaga air dunia dalam TWh [5].

Hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki skala yang besar, yang biasanya didefinisikan kapasitasnya lebih besar dari 30 MW. Tabel 1 menampilkan perbandingan antara beberapa ukuran pembangkit listrik tenaga air.

Tabel E-1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air

Air yang tersimpan dapat digunakan ketika dibutuhkan, baik secara terus-menerus (jika ukuran reservoirnya cukup besar) atau hanya saat beban listrik sangat dibutuhkan (beban puncak). Keuntungan dari pengaturan penyimpanan air ini tergabung dengan kapabilitas alami dari pembangkit listrik tenaga air yang memiliki respon yang cepat dalam ukuran menit terhadap perubahan beban. Oleh karena itu, pembangkit jenis ini sangat berharga karena memiliki pembangkitan listrik yang fleksibel untuk mengikuti perubahan beban yang terduga maupun yang tak terduga.

Pembangkit listrik tenaga air berskala besar telah berkembang dengan baik dan digunakan secara luas. Di perkirakan bahwa 20% hingga 25% dari potensi air skala besar di dunia telah dikembangkan. Pembangkit listrik tenaga air skala besar merupakan sumber energi terbarukan yang paling diinginkan berdasarkan ketersediaan dan fleksibilitas dari sumber energinya. Pada tahun 2008 telah dibangun proyek Three Gorges Dam yaitu PLTA dengan skala 22.5 GW dengan membendung sungai Yangtse di Cina dan merupakan PLTA terbesar di dunia saat ini. Pembangunan PLTA berskala besar membutuhkan biaya awal yang besar sementara biaya operasinya sangat kecil. Hal ini berbeda dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara dan diesel.

Di Indonesia terdapat banyak sekali potensi air yang masih belum dimanfaatkan. Seperti sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan dalam bentuk mikrohidro ataupun pikohidro yang biayanya relatif kecil.

E-2. MetodologiMetodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi studi pustaka, peninjauan lapangan, pengumpulan data sekunder, pengolahan data, analisis dan pembahasan, seperti uraian berikut ini.E-2.1. Studi LiteraturPada bagian ini peneliti mempelajari teori-teori dari buku, text book yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan penelitian seperti hidrologi, daerah aliran sungai, analisis aliran sungai, bangunan tenaga air dan pembangkit listrik tenaga air, serta fasilitas bangunan pembangkit.E-2.2. SurveiMeninjau langsung ke lokasi survey, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah Pengumpulan data berupa data-data sekunder, antara lain :

1. Data debit aliran sungai dan terjunan air

2. Peta potensi aliran dan terjunan air.E-2.3. Pengolahan dan Analisis DataDari data-data yang diperoleh dilanjutkan dengan pengolahan, yaitu memilah data-data yangdiperlukan untuk dilakukan analisis. Hasil analisis akan ditampilkan dalam bentuk grafik, yangmeliputi :

1. Grafik fluktuasi aliran sungai sepanjang tahun, yaitu dengan memplot data debit harian selama empat tahun 2. Grafik lengkung debit hubungan antara prosentasi waktu dan besar debit aliran, yaitu dengan mengurut data debit dari yang terbesar sampai terkecil. Data tersebut diberi nomor dari 1 sampai 1461 (jumlah hari dalam 4 tahun). Nilai 1461 hari dijadikan nilai 100 % kejadian. Jadi untuk hari yang lain adalah nomor urut dibagi 1461 yang kemudian dikalikan 100%.3. Grafik kurva massa untuk menentukan hubungan produksi waduk dengan keperluan kapasitas tampungan. Cara menggambarkan kurva massa adalah dengan menghitung volume harian dari data debit. Kemudian data volume harian tersebut dihitung kumulatifnya sampai 1461 hari (4 tahun). Nilai kumulatif volume tersebut diplot sehingga terbentuk kurva hubungan volume kumulatif terhadap waktu. Setiap kemiringan yang digambarkan pada kurva menunjukkan garis produksi (volume/satuan waktu). Gradien ini dapat dirubah sesuai dengan keinginan. Untuk menggambarkan produksi dan kapasitas waduk yang dibutuhkan, garis gradien produksi harus disentuhkan pada kurva dititik awal musim kemarau. Jarak maksimum antara garis produksi dengan kurva massa merupakan kapasitas dari waduk.4. Hasil analisis dilanjutkan dengan pembahasan sehubungan dengan evaluasi pemanfaatan potensi aliran dan terjunan air untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).E.3. Program Kerja

E.3.1. Tahapan Kerja

1. Tahap Persiapan yang meliputi mobilisasi tenaga ahli, persiapan administrasi dan sarana pendukung lainnya, penentuan metode kerja dan penyusunan Laporan Pendahuluan. Dalam tahap persiapan ini termasuk menyusun formulasi kerja yang meliputi kegiatan :

(a) Kompilasi data awal dan studi literatur;

(b) Mobilisasi tenaga ahli.

(c). Penetapan metode kerja dan rencana kerja

(d). Penjadwalan kerja

(e). Penyusunan Laporan Pendahuluan.

Waktu yang diperlukan untuk tahap persiapan ini, adalah selama 30 hari (1 bulan) setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan oleh PPK.2. Presentasi Laporan Pendahuluan merupakan kegiatan rapat konsultasi Laporan Pendahuluan dihadapan Tim Teknis yang telah ditunjuk oleh PPK.3. Tahap Survey lapangan meliputi kegiatan :

(a) Pengumpulan data sekunder dan observasi lapangan;

(b) Kunjungan Lapangan dalam rangka survey lapangan meliputi wilayah : Provinsi Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat

(c) Diskusi/wawancara dengan pejabat terkait di daerah.

Dalam tahap ini juga dilakukan penyusunan Laporan Antara yang akan diserahkan kepada PPK paling lambat 60 hari (2 bulan) setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan oleh PPK.

4. Presentasi Laporan Antara merupakan kegiatan rapat konsultasi/pembahasan Laporan antara dihadapan Tim Teknis yang telah ditunjuk oleh PPK.

5. Tahap Akhir Kegiatan, meliputi :

(a) Analisis dan sintesis;

(b) Perumusan hasil evaluasi pemanfaatan potensi aliran dan terjunan aur untuk pengembangan PLTA.(c) Penyusunan Draft Laporan Akhir)

Hasil formulasi evaluasi tersebut dituangkan dalam Draft Laporan Akhir yang akan diserahkan kepada PPK paling lambat 90 hari (3 bulan) setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan oleh PPK.

6. Presentasi Draft Laporan Akhir merupakan kegiatan rapat konsultasi/pembahasan Laporan Akhir Sementara dihadapan Tim Teknis yang telah ditunjuk oleh PPK.

7. Penyerahan Laporan Akhir

Penyerahan Laporan Akhir disertai dengan Laporan Ringkas (Executive Summary), dan softcopy seluruh dokumen pelaporan dalam bentuk CD. Laporan Akhir diserahkan paling lambat 160 hari (4 bulan) semenjak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan oleh PPK.

E.3.2. Pelaporan

Pelaporan pekerjaan Penyusunan Mekanisme Pengelolaan Sarana Milik Negara terdiri dari tiga tahapan pelaporan, sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan selambat-lambatnya diserahkan dalam 35 (tiga puluh lima ) hari, sejak SPMK, berisi antara lain :

Kegiatan konsultan mengenai pendekatan metoda/model yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Rencana kerja konsultan dan personil yang akan digunakan (Job Description); Materi-materi dan bahan (data sekunder) Persiapan, Pelaksanaan dan Pelaporan.Jumlah buku laporan yang harus diserahkan adalah sebanyak 5 (lima) eksemplar.

2. Laporan Antara

Laporan Antara selambat-lambatnya diserahkan 90 (sembilan puluh) hari sejak SPMK, berisi antara lain :

Penyelengaraan pengumpulkan data dan informasi serta mempelajari data sekunder yang meliputi Undang-undang, peraturan, kebijakan, petunjuk teknis, bahan presentasi, rekomendasi yang ada serta laporan laporan-laporan maupun tulisan ilmiah/akademis; Pendapat/respon dan masukan dari narasumber, pelaku usaha; Hasil koordinasi dan konsultasi pembinaan dengan stakeholder dan instansi/lembaga terkait. Jumlah buku laporan yang harus diserahkan adalah sebanyak 5 (lima) eksemplar laporan.

3. Laporan Akhir

Laporan Akhir memuat : Hasil Akhir dari lingkup kegiatan yang sudah ditentukan dalam Evaluasi Pemanfaatan Potensi Aliran dan Terjunan Air Untuk Pengembangan PLTA. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 120 (seratus dua puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan dan cakram padat (compact disc) (jika diperlukan).

E.4. Organisasi Personil

Organisasi pelaksana pekerjaan Evaluasi Pemanfaatan Potensi dan Terjunan Air untuk Pengembangan PLTA adalah disusun berdasarkan kebutuhan sumber daya manusia dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tujuan dibentuknya organisasi pelaksana adalah:

(1). Untuk melakukan hubungan (koordinasi) yang baik dan sinkronisasi antar tenaga ahli, antar tenaga ahli dengan perusahaan, dan pihak perusahaan dengan pihak pemberi kerja baik dalam pelaksanaan maupun yang bersifat konsultansi.

(2). Untuk mempermudah akses pengumpulan data dan informasi di lokasi kegiatan, yang dianggap terkait satu instansi dengan yang lain dengan pekerjaan ini.

(3). Pada akhirnya adalah mempermudah pencapaian tujuan dan output pekerjaan sesuai kerangka acuan kerja, baik yang terkait dengan permasalahan teknis maupun non teknis.

Struktur Organisasi Pelaksana kegiatan dibuat untuk mengambarkan hubungan kerja antar stakeholders dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Penyerasian dan Pengembangan Wilayah, baik secara vertikal maupun horizontal. Selain itu dapat dipakai sebagai acuan dan sarana untuk menciptakan mekanisme dan tata kerja antar pihak/unsur yang terkait di dalamnya. Batasan keterkaitan ini berhubungan langsung dengan uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing unsur ditinjau dari segi manajemen.

Berdasarkan susunan bidang keahlian yang ada di dalam Tim Pelaksana dan pemangku kepentingan, maka struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang dibentuk oleh pihak pelaksana dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.Gambar E-12. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Secara garis besar, peranan masing-masing Institusi di dalam pelaksanaan kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut :1. Peran Tim Konsultan, adalah :

a. Menguraikan isi dari kerangka acuan secara sistematis,

b. Membuat konsep-konsep pemecahan masalah secara variatif berdasarkan pemahaman teoritis yang didesain dengan pengalaman empirik,

c. Melakukan pengumpulan data lapang dari berbagai sumber data yang relevan,

d. Melakukan studi dan analisa data yang telah diperoleh, dan

e. Memberikan rekomendasi sesuai yang diperlukan.

2. Peran Pemberi Tugas, adalah :

a. Memfasilitasi dan memberikan masukan mengenai tugas yang di emban oleh pihak konsultan terutama dalam pelaksanaannya,

b. Dalam arah yang lain memberikan inputs kepada Konsultan mengenai pengalaman dibidang perkeretaapian khususnya berkenaan dengan kegiataan yang dilaksanakan, dan

c. Melakukan tindakan pengawasan dan pengendalian.

Untuk mendapatkan keterpaduan kerja antara dua institusi dalam pelaksanaan kegiatan ini, maka perlu ada mekanisme koordinasi yang sistematis dan terencana sehingga setiap tahapan pelaksanaan kegiatan dapat dipantau secara intensif. Dengan demikian, setiap permasalahan yang urgent dapat didiskusikan guna mendapat pemecahan lebih dini.

Dengan menerapkan aspek manajemen, maka mekanisme koordinasi yang memungkinkan dan tepat untuk dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah dengan cara :a. Koordinasi Formal

Dalam hal ini, pelaksanaan koordinasi dilakukakan melalui penulisan laporan, diskusi, konsultasi, asistensi atau presentasi/ekspose.

b. Koordinasi Infomal

Dalam hal ini, Konsultan akan bersikap dan berperan secara aktif dengan menjalin komunikasi, khususnya selama di daerah, sehingga hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan dapat diketahui dengan pasti oleh pihak - pihak yang berkompeten.

Penyusunan instrumen survey lapangan

Analisis dan sintesis

Mobilisasi Tim Tenaga Ahli

Penyusunan Laporan Akhir

Persiapan Administrasi dan Sarana Pendukung

SURVEY LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

Gambar E-1. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Penetapan Metode Kerja dan Program Kerja

Penyiapan surat tugas dari PPK untuk pelaksanaan survey lapangan

Penyajian hasil evaluasi dalam bentuk grafik, diagram dsb.

Formulasi data yang telah dianalisis

FORMULASI EVALUASI POTENSI ALIRAN DAN TERJUNAN AIR UNTUK PENGEMBANGAN PLTA

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN AKHIR

LAPORAN ANTARA

TAHAP AKHIR

TAHAP PENGUMPULAN DATA

TAHAP PERSIAPAN

Survey Lapangan, Pengumpulan Data Sekunder dan Data Primer

Kompilasi data awal dan studi literatur

FORMULASI KERANGKA KERJA

Pejabat Pembuat Komitmen

Ditjen EBTKE

Kementerian ESDM

Tim Teknis

Direktur Utama

PT. Delima Laksana Tata

Team Leader

(Ahli Bidang Energi)

Ahli Bidang Ekonomi

Ahli Bidang Hidro/Elektro

Ahli Bidang Kelistriksan

Ahli Bidang Hukum

Ahli Bidang Manajemen

Ahli Bidang Komunikasi

PERSONIL PENDUKUNG

E-5