bab 5 perhitungan debit

  • Upload
    byond80

  • View
    82

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perinsip perhitungan debit air

Citation preview

BAB I

SPESIFIKASI TEKNIK VII- 13

7.1UmumInstalasi pengolahan air (IPA) adalah suatu alat untuk mengolah air baku yang berupa air sungai, danau, waduk saluran irigasi menjadi air bersih sehingga dapat langsung dikonsumsi.

Prinsip kerja dari Instalasi pengolahan air (IPA) :

Dilakukan Aerasi (Type Cascade) dengan sistem gravitasi untuk meningkatkan kadar DO sebelum dilakukan pengolahan dengan menggunakan Saringan Pasir Lambat (SPL).

Air diolah dengan menggunakan Saringan Pasir Lambat (SPL) lalu dibubuhi kaporit dengan dosis yang sudah ditentukan.

Setelah pembubuhan kaporit dapat dikonsumsi karena memenuhi standar air minum Departemen Kesehatan.

Lingkup pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) meliputi pengadaan, pembuatan, pemasangan, termasuk angkutan ke lokasi uji coba serta commissioning peralatan. Termasuk pula training dan manual operasi pemeliharaan dari paket IPA.

Suatu sistem IPA secara umum terdiri dari :

1. Bangunan intake dan perlengkapannya yang meliputi :

Pompa air baku jenis non clogging centrifugal dengan debit 0.3 m3/dtk dengan head 105.716 meter dengan menggunakan 3 pompa air .

Pipa Galvanis Iron Pipe (GIP).

Kabel power untuk pompa air baku.

Panel listrik intake type indoor.

2. Instalasi pengolahan air (IPA) sesuai dengan spesifikasi terdiri dari :

Bangunan IPA adalah kontruksi beton bertulang kedap air. Pondasi instalasi. Peralatan pembubuh kimia lengkap, tangki bahan kima, dan perpipaannya. Bordes dan tangga.3. Pompa untuk air bersih, jenis sentrifugal self priming dilengkapi dengan pipa suction, manifold, check valves, gate valves, manometer dan pipa distribusi.

4. Generating set lengkap dengan panel dan tangki bahan bakar harian.

5. Panel listrik induk.

6. Reservoir.

7. Peralatan laboratorium sesuai spesifikasi.

8. Rumah operasi yang terdiri atas ruang pompa, ruang genset, ruang bahan kimia dan gudang.7.1.1 Bangunan Intake

Bangunan intake yang digunakan adalah Intake Tower, untuk menangkap air saat kondisi minimum. Air akan dipompa ke bak pengumpul dan selanjutnya masuk ke bangunan Aerasi. 7.1.2 Bangunan Pengolahan Air Minum

Bangunan pengolahan air minum dibuat kontruksi beton kedap air. Permukaan luar dicat dengan warna biru.7.1.3 Aerasi Proses Aerasi adalah dengan sistem hidrolis (gravitasi).

Tipe Aerasi yang digunakan adalah Cascade Type dengan dilakukan sebanyak 3 step.7.1.4 Unit Saringan Pasir Lambat/Slow Sand Filter Proses filtrasi adalah dengan sistem filtrasi lambat jenis media penyaring adalah media tunggal. Kecepatan filtrasi adalah 3 m/jam. Ketebalan media penyaring baik yang bersifat media tunggal adalah 1,0 meter dipakai media tunggal (pasir silica), maka ukuran efektif (ES) media berkisar antara 0,021 0,084 mm dengan koefisien keseragaman (UC) 2.7.1.5 Proses desinfeksi

Proses desinfeksi adalah dengan kaporit yang diinjeksikan ke dalam pipa setelah outlet dari filtrasi menuju ke reservoir penampung.7.1.6 Peralatan pelengkap

Peralatan pelengkap dalam sistem ini dimaksudkan sebagai kelengkapan yang harus diadakan sehingga sistem utama (instalasi) dapat bekerja dengan baik dan kelengkapankelengkapan lain yang memudahkan pengendalian operasi, perawatan, suku cadang dan lain lain.

Alat ukur

Alat ukur yang harus termasuk dalam instalasi pengolahan air adalah:

1. Alat ukur debit air baku V-notch.2. Alat ukur debit air bersih dengan water meter.Seluruh alat ukur tersebut diatas adalah dengan sistem pembacaan langsung.

Peralatan pembubuhan

Peralatan elektro mekanis diantaranya pompa pembubuh (dosing pump bahan kimia yang digunakan adalah jenis sifon tanpa menggunakan peralatan mekanis.

Bak pelarut bahan kimia

Bak pelarut bahan kimia didesain dengan kebutuhan 24 jam pada kapasitas proses maksimum dan pembubuhan zat kimia maksimum (Maximum plant flow dan maximum dose level).

Pipa dan Valve

Pipa baja yang digunakan dicoating dengan cat apoxy dan galvanis.

Setiap pipa dan peralatannya seperti gate valve, check valve dan sebagainya akan sesuai dengan standar SII/SNI, ISO atau yang sama.Untuk penggunaan pengaliran larutan bahan kimia dipakai pipa PVC atau sejenisnya.

Bordes dan Tangga

Instalasi pengolahan air akan dilengkapi dengan bordes dan tangga untukoperasinya dan pemeliharaan. Tangga bordes terbuat dari baja yang dicat anti korosif untuk karat.

Reservoir (bak penampung air bersih)

1. Volume reservoir adalah 1719,3 m3.

2. Bak penampung air bersih berfungsi untuk menampung air yang telah diolah setelah melewati saringan pasir lambat (filter) dan selanjutnya dipompakan ke jaringan distribusi.

3. Bak penampung air bersih terletak separuh tertanam didalam tanah dengan kontruksi beton bertulang.

4. Diatas reservoir pada inlet dipasang tangki pembubuh desinfektan yang dapat mendesinfeksi air bersih yang masuk kedalam reservoir.

Peralatan laboratorium

Instalasi pengolahan air dilengkapi dengan peralatan laboratorium sebagai berikut:

1. Jar test terdiri dari:

Beaker glass 100 ml 6 buah

Pengeduk dengan system shaft

2. Test Kit A

Alkalinity / kesadahan air CO2 Unsur unsur organic Chlorine pH Nitrit / ammonia Besi Imhoff cone Tabung tabung reaksi secukupnya Gelas ukur Botol / gelas untuk mencampur zat kimia.7.2 Spesifikasi Teknis Pompa dan Perlengkapannya

7.2.1 Umum

a. Setiap pompa dan peralatannya yang dipasang adalah 100% baru dan disertai dengan sertifikat pengetesan dari pabrik.

b. Pompa akan mampu dioperasikan secara terus menerus (Heavy Duty Type).

c. Pompa mempunyai efisiensi 75 80 %.7.2.2 Spesifikasi Teknis Pompa Untuk Air baku

a. Pompa air baku berjenis submersible atau non clogging atau sentrifugal.

b. Pompa air baku mempunyai head 105.176 meter mempunyai impeller tunggal (single stage).c. Material / bahan untuk pompa air baku :

- Impeller: Bronze, stainless steel, high crome steel, cast iron steel.

- Shaft: Stainless steel

d. Bearing pompa menggunakan pelumas/lubrication air.

Motor listrik diatas 555 HP cara startingnya dengan system soft start.

7.2.3 Perlengkapan Pompa yang Akan Turut Disupply

a. 1 Pressure gauge 0,5 kg/cm2b. Kabel khusus pompa submersible dengan ukuran sesuai dengan daya motor pompa yang dipasang dan bila memerlukan penyambungan dalam air maka harus memakai isolasi khusus.

7.2.4 Spesifikasi Pompa Untuk Air Bersiha. Pompa air bersih berjenis pompa sentrifugal horizontal self priming

b. Pompa air bersih dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari cast iron dan impeller adalah dan bronze/stainless steel.c. Ball bearing / pelumasannya dengan gemuk

d. Putaran

: Maks 1500 rpm

7.2.5 Perlengkapan Pipa Air Bersih

Float level control valve dan pressure switch Reducer, gate valve, non return valve, fleksible joint, air valve, riser pipe, untuk pipa discharge. Pressure gauge 0 10 kg/cm2 lengkap dengan valve Fitting pipa termasuk steel bend, untuk pipa discharge dan support kabel. Kabel dan alat sambungannya dari motor kepanel pompa7.3 Perlengkapan Listrik7.3.1 Panel Induk

Terletak dipower house dan tenaga listrik yang diperoleh dari diesel genset dan dimonitor distribusinya melalui panel induk, dilairkan ke

Panel pompa baku

Panel pompa air bersih

Box lampu penerangan luar

Box lampu penerangan dalam

Panel induk ini dilengkapi dengan automatic tripping device untuk under voltage, resetting dilakukan dengan manual panel ini free standing box yang berisi bus bar.

7.3.2 Panel Pompa Air Baku

Masing masing terletak dibangunan pelengkap dan berisi :

a. Ampere meter

b. Volt meter

c. Relay

d. On/off switch

e. Lampu indicator untuk run, ready dan trip.

f. Pump starter

g. Fuseh. 20 watt heater

7.3.3 Panel Penerangan Dalam

Penerangan untuk dadalam bangunan pelangkap berupa lighting fixture sebagai berikut:

Lampu lampu

Stop kontak

7.3.4 Panel Penerangan Luar

Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih serta intake disediakan lampu dengan tiang lampu. Masing masing lampu dibuat dari steel pipe sebanyak 2 buah.

Lampu yang dipasang adalah jenis lampu yang tahan terhadap pengaruh panas dan hujan.

7.3.5 Kabel Kabel

Kabel yang digunakan sesuai dengan standar SII, dan pemasangannya dilindungi dengan conduit. Untuk kabel yang terpasang dalam air adalah jenis submarine.7.4 Meter Air

Bulkmeter adalah dry dial dengan penggerak kopling magnetic serta dirancang untuk pemakaian didaerah tropis. Cara sambungan dengan flange pda kedua sisi ujungnya dan dilengkapi dengan starainer. Pembacaan langsung dengan angka pembacaan 6 digit.

7.5 Bangunan Operasi

Bangunan operasi terdiri dari laboratorium, gudang bahan kimia, ruang genset, ruang pompa, ruang operator, kamar mandi dan WC dilengkapi dengan septic tank. Lantai bangunan terbuat dari beton tumbuk dengan perbandingan 1 semen berbanding 3 kerikil daan 5 pasir. Atap terbuat dari seng atau asbes gelombang. Dinding terbuat dari batu atau batako ataupun bahan bangunan lain yang biasa dipakai instalasi. Kerangka atap dan kuda kuda dari kayu/papan kamper atau bahan lain yang biasa dipakai dilokasi instalasi.

7.6 Pondasi

Yang dimaksud dengan pondasi adalah pondasi bangunan, mesin dan peralatan. Pondasi dibuat dengan K 175 atau campuran perbandingan 1 semen berbanding 2 kerikil dan 3 pasir.7.7 Perpipaan7.7.1 Umum

Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada gambar rencana untuk memasang:

Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut

Sistem pembuangan air kotor

Pelengkap pelengkap airJenis pipa yang dipakai adalah:

Pipa bahan kimia adalah dari bahan Polyvinil Cloride (PVC).

Pipa penghubung intake dan bak prasedimentasi adalah pipa jenis fleksible joint.

Semua pipa penghubung adalah dari bahan baja.Semua pipa dan fittingnya akan mengikuti standar berikut :

Pipa PVC: SII 0344

Pipa ACP: SII 0191 Pipa Baja: AWWA C 200 Pipa CI: SII Fitting Baja: AWWA C 208 Fitting PVC: SII 0950 84 Fitting CI: SII 0598 81 Kran

: SII 07878 83 Pipa GSP: SII 0161 83, kelas mediumKontraktor harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan daan pemasangan seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua sistem bekerja sesuai dengan rencana.7.7.2 Material

Pipa pipa baja galvanized

Semua pipa baja galvanized serta perlengkapannya harus dari jenis yang disetujui serta standar yang berlaku.7.7.3 Pipa pipa PVC

Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa pipa PVC daari jenis yang disetujui serta dari standar yang berlaku.7.7.4 Material material Pelengkap

Material material pelengkap seperti wesrafel dsb, harus disesuaikan. Semua jenis dan merek dari perlengkapan harus sudah disetujui Direksi. Semua unit perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan sambungn yang kaku dan kuat dikerjakan oleh tenaga tenaga ahli.7.7.5 Pemasangan

Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan ketentuan seperti tersebut diabawah ini:

Pipa pipa air harus dipasang bebas dari kantong kantong udara dan lurus lurus.

Seluruh panjang pipa harus dipakai apabila perlu kecuali jika panjang yang trpasang lebih kecil daripada panjang pipa.

Pipa yang ditempatkan diatas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari batu besar atau bahan bahan yang dapat merusak pipa. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan dengan seksama untuk menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan air kotor atau Lumpur yang akan masuk kedalam pipa. Ujung ujung pipa yang terbuka kadang kadang harus ditutup selama jangka waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau Lumpur yang akan masuk kedaalam pipa.

Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah bekerja dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.

7.8 Pekerjaan Tanah7.8.1Lingkup Kerja

Bagian ini meliputi pembuangan dan penimbunan kembali lapis atas (top soil), semua pekerjaan penggalian dan penimbunan termasuk penggalian untuk pekerjaan jalan, saluran air hujan dan gorong-gorong, pembuangan tanah kelebihan atau material-material lain yang tidak dikehendaki keluar proyek serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan itu yang disesuaikan dengan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan tersebut, harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan disini.

Syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali bilamana syarat dan petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.7.8.2 Pembersihan

Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dipindahkan dari tempat kerja atau dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunanyang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dipindahkan, sedang pohon-pohon yang disepanjang jalan tetap dibiarkan disuatu tempat selama tidak mengganggu, dan/atau ditunjuk ditempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi disepanjang tepi jalan atau batas tanah (Right Of Way) dan tetap menjadi milik Employer. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dan tempat-tempat pekerjaan-pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang tidak berguna dan peralatan dikumpulkan. Kontraktor diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.

Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan lainnya, sedangkan pohon-pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau disingkirkan kecuali yang ada dalam batas penggalian atau yang jelas diberi tanda gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus disingkirkan. Bila disebabkan oleh suatu hal Kontraktor harus melakukan penebangan, maka Kontraktor harus meminta izin/petunjuk terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.

Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.7.8.3 Penggalian

Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas 10 cm sebelum kedalaman yang ditetapkan/diinginkan pekerjaan selanjutnya harus dikerjakan dengan tangan.

Galian Tanah untuk pembentukan dasar badan jalan harus disesuaikan kedalamannya dengan peil rencana pada gambar bestek dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang ditentukan maka bagian ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan pengisi tersebut dapat berupa tanah urug, pasir padat atau beton tumpuk. Biaya-biaya tambahan akibat dari penggalian yang lebih ini menjadi tanggungan Kontraktor.

Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung diatas/pada bidang dasar/dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat mengikuti garis-garis kedalaman/kemiringan yang ditentukan dan bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan harus disiram dan dipadatkan baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga didapat suatu bidang (dasar/dinding) yang padat dan kokoh.

Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk dasar pondasi, maka atas petunjuk Direksi Pekerjaan Lapisan tanah tersebut harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai serta dipadatkan dengan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.

Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh. Untuk itu, bila dasar pondasi rencana berada pada kondisi tidak pada lapisan keras/batuan, maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan lantai kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena apapun harus segera diperbaiki dan mengeluarkan lumput tersebut dan mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan dipadatkan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.

Bila dipandang perlu Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk melengkapi lobang galian yang akan/sedang dibuat, dengan turap penahan untuk mencegah longsor yang mungkin terjadi. Turap turap ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak membebaskan Kontraktor dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian. Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering.Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup kokoh dan rapat untuk masuknya air. Pompa harus disediakan secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Lapisan keras batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-retakan harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi nantinya. Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan diatas lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.

Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.

7.8.4 Pondasi Bangunan

1) Dasar dari sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut duga/tingkat dan dimensi yang dikehendaki dan jika dikehendaki Direksi Pekerjaan tempat tersebut harus dibasahi dengan air dan ditumbuk atau digilas dengan alat yang cocok dengan maksud supaya terbentuk suatu pondasi yang kuat. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.

2) Jika tanah pondasi asli (Natural Foundation) terganggu atau longgar karena pekerjaan-pekerjaan penggalian-penggalian kontraktor, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika Direksi Pekerjaan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.

3) Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian bentuk bangunan lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok untuk pondasi menurut ketentuan Direksi Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barang-barang4) yang tidak cocok tersebut dan mengisinya kembali dengan menumbuknya atau mengilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih 15 cm.7.8.5 Tanah Tanah Longsoran

Tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan digambar atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan material-material yang mungkin longsor kedaerah galian, disepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh Kontraktor menurut cara yang disetujui. Lereng-lereng tersebut harus diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.

Kontraktor mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor diluar batas-batas penggalian seperti itu perlu untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan.

7.8.6 Bahan-bahan Hasil Galian

1) Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksudkan akan cocok untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan, semua bahan-bahan harus diletakkan langsung dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan, kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Direksi Pekerjaan harus ditetapkan ditempat yang telah direncanakan. Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan semua bahan-bahan yang telah direncanakan untuk digunakan dalam penanggulangan harus dilaksanakan agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama penggalian.

2) Seluruh bahan timbunan disekitar bangunan-bangunan yang berada pada lereng-lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk bangunan, dan berada dibawah permukaan tanah asli dinyatakan sebagai timbunan kembali atau timbunan kembali yang dipadatkan3) (Compacted Back Fill) dan semua timbunan atau timbunan kembali disekitar bangunan dan diatas permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan, kecuali adaketentuan yang lain pada gambar-gambar atau disebut lain pada syarat-syarat.

4) Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk pembuatan tanggul, bendung pengelak, penimbunan kembali dan pekerjaan tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera didalam gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan maka yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

5) Bahan hasil galian yang mengandung akar-akar, humus, dan bahan-bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat penimbunan (Spoil Bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran-saluran drainase, jalan air, muara serta pembuangan yang merembes yang terletak pada atau diluar jalan yang diperintahkan untuk ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncanakan oleh Direksi Pekerjaan, tempat penimbunan (Spoil Bank) yang berbatasan dengan tanggul-tanggul saluran harus bersambungan kecuali untuk celah-celah (Gaps) dengan selang-selang yang pantas untuk Drainage seperti yang ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua tempat penimbunan dan daerah pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk dari Direksi Pekerjaan.

7.8.7 Material untuk Timbunan

Material timbunan kecuali ditentukan lain, harus dari bahan galian pekerjaan ini. Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada tanah yang cukup baik dari hasil galian untuk keperluan timbunan. Hasil galian setempatdipakai untuk timbunan asalkan sesuai dengan spesifikasi. Ini merupakan tanggung jawab dari Kontraktor didalam penempatan dan pemadatannya. Timbunan digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan terdiri dari tanah lempung untuk bagian luar dan lanau dari hasil galian untuk bagian dari timbunan.

7.8.8 Material dari Luar

Material dari galian setempat yang dipakai untuk timbunan tidak cukup sehingga diperlukan tambahan material yang didatangkan dari luar. Kontraktor harus mencari sumber dari material yang dibutuhkan, mendapatkan dengan memberi contoh 100 kg kepada Direksi Pekerjaan untuk diperiksa dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Persetujuan dari contoh tersebut tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap pekerjaan tersebut. Contoh tanah dan test yang dilaksanakan untuk menentukan data dan permeabilitas dari tanah lapangan. Test kepadatan dan permeabilitas sesuai ASTM atau BS standar atau yang setara.

Jenis material timbunan yang digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan limbah terdiri dari lempungan berbatu atau lempung berpasir bebas dari bahan organik atau bahan lainnya yang merugikan. Material tersebut harus kedap air dan tidak peka terhadap pemuaian dan penyusutan.

Syarat-syarat dari material yang didatangkan dari luar mengikuti kriteria sebagai berikut :

Ukuran partikel maks

: ( maks = 75 mm

Liquid limit (LL)

: 30 % ( LL ( 70 %

Indeks Plastisitas

: 15 % ( IP ( 40 %Ayakan No.Partikel% LewatType

3 "75 mm100Batu

2 "50 mm94 - 100Batu

102,0 mm80 - 100Pasir

-0,06 mm30 - 55Lanau

-0,02 mm15 - 25lempung

7.8.9 Pengupasan Lapisan Tanah

Lapisan tanah bagian harus dikupas tidak lebih dari 150 mm, dan diletakkan sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Tanah hasil pengupasan tersebut kemungkinan dapat digunakan sebagai timbunan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.7.8.10 Pelaksanaan Timbunan

Timbunan harus disebarkan didalam satu jalur yang lurus. Timbunan hanya disebarkan pada permukaan yang benar dan telah diinspeksi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Timbunan harus disebarkan lapis per lapis dengan bulldozer atau dengan metode lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Selama penyebaran, semua bahan seperti sampah atau batu-batu yang lebih besar dari ukuran yang ditentukan harus dipindahkan dari daerah yang akan ditimbun.

Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menjamin adanya buruh, peralatan dan bahan timbunan yang cukup sesuai kebutuhan.

Bahan organik tidak diinginkan dipakai sebagai timbunan dan bahan timbunan tidak boleh dicampur dengan bahan yang mengandung organik.

Peralatan pemadatan harus sesuai dengan jenis material yang dipakai sebagai timbunan. Kontraktor harus membuat metode pemadatan secara detail, dan minimum 6 lintasan yang diperlukan untuk pemadatan.

Pemadatan timbunan yang diletakkan lapis berlapis dengan ketebalan maksimum 150 mm sebelum pemadatan. Setiap lapis dipadatkan dengan sekurang-kurangnya mencapai 95 % dari maksimum drydensty laboratorium sesuai yang ditentukan dalam ASTM test B-1557 atau modified AASHO.

Pengujian moisture content optimum dari bahan timbunan harus ditentukan dilapangan dan dilaboratorium.

7.8.11 Pekerjaan Parit parit Pipa

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan penggalian parit terdapat pasangan batu, bongkahan atau rintangan lain, maka kontraktor harus menggali rintangan tersebut sampai 20 cm dibawah dasar parit serta disetiap sisi pipa dan perlengkapannya,kemudian mengisi kembali pasir dan memadatkannya sampai ketinggian yang diperlukan.

Pipa pipa tidak boleh diturunkan kedalam sebelum parit mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Kedalaman minimal galian untuk pipa retikulasi adalah 0,80 meter, pipa sambungan rumah sebelum meteran 0,60 meter dan sesudahnya 0,40 meter.

Panjang parit yang digali harus disesuaikan dengan pipa pipa yang dipasang sesuai dengan gambar gambar rencana. Lebar parit cukup untuk meletakan pipa dan menyambungkannya dengan baik dan timbunan harus ditetapkan dan dimanmatkan seperti yang disyaaratkan.

Galian harus dibuat dengan lebar ekstra diperlukan, seperti untuk memasukan penyanggapenyangga, penguatanpenguatan galian dan peralatan peralatan pipa.

7.8.12 Bahan bahan Galian

Kontraktor harus membuat persiapanpersiapan sendiri untuk menampung sementara bahan bahan galian yang diperlukan untuk menimbun kembali paritparit, termasuk pekerjaan dua kali.

Penimbunan sementara bahan bahan galian, tidak boleh mengganggu lalulintas umum, kecuali direksi/tenaga ahli memberi keputusan lain, bahan galian yang tidak diperlukan lagi atau tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan atau keperluan lain dipekerjaan, menjadi milik kontraktor yang berkewajiban penuh atas pengangkutan dari lapangan ketempat pembuangan akhir.

Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui, seperti yang telah disyaratkan oleh direksi/Tenaga ahli.7.8.13 Urugan

Urugan atau penimbunan kembali paritparit, harus dilakukan sebagai gambargambar rencana dan spesifikasinya, serta disebutkan dalam pekerjaan tanah.

Penimbunan keliling paritparit harus mencapai ketebalan 30 cm, sebelum uji coba hidrolis dilaksanakan, tetapi sambungansambungan harus tetap kelihatan. Penimbunan kembali harus diselesaikan secepatnya setelah diadakan uji coba, kecuali Direksi/Tenaga Ahli membuat keputusan lain.

7.8.14 Bahan bahan Urugan

Semua bahan bahan urugan / timbunan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lainnya yang menurut Direksi/Tenaga ahli tidak sesuai dengan bahan urugan.

1. Bahan dari Galian Tanah

Jika jenis bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar, kontraktor dapat menimbun dengan bahan galian meliputi bahan bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau bahan lainnya yang bebas dari kotoran dan menurut direksi/tenaga ahli dapat dipakai sebagai bahan urugan.

2. Bahan dari Pasir dan Kerikil

Semua pasir yang digunakan untuk menimbun, harus berasal dari pasir aloam, dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran atau bahan bahan lain yang menurut direksi/tenaga ahli dapat dianggap tidak dikehendaki. Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 10 % dari berat keseluruhan.7.8.15 Pengerasan Jalan dan Trotoar

Kontraktor setelah menumbun kembali parit parit menurut persyaratan persyaratan, harus mengembalikan permukaan jalan dan trotoar kedalam keadaan seperti semula. Pengeluaran untuk pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam biaya satuan penggalian dan penimbunan.7.8.16 Pemadatan

Semua material harus dipadatkan lapis demi lapis segera mungkin setelah ditumpahkan. Tebal dari tiap lapisan yang dipadatkan harus sesuai dengan jenis alat pemadat yang digunakan dan tidak boleh melebihi dari tebal maksimum dari lapisan paadart yang ditetapkan untuk masing masing jenis alat.

Dalam hal suatu pondasi akan diletakan diatas tanah urugan, maka tanah urugan tersebut harus mencapai 95 % dari berat isi kering maksimum yang didapat dari BS 1377 test No. 13 (4,5 kg rammer) atau A > A > S > H > O standard.

7.9Pekerjaan Beton

7.9.1Umum

7.9.1.1Lingkup Pekerjaan(1)Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan dan saluran yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud yang berhubungan dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut disini.

(2)Setiap syarat dan ketentuan tidak termaktub disini sesuai dengan Standar Indonesia untuk beton NI-2 PBI 1971.7.9.1.2 Bahan

(1) Semua Portland harus dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam semen Portland.

(2) Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan tentang besi beton.

(3) Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan spesi injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-syarat yang sudah diterangkan.

(4) Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan didepan.7.9.1.3 Kelas Mutu Beton

(1)Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 dan PBI-1971, menurut tabel dibawah ini.

KLSMUTUbm

kg/cm2bm

S=46kg/cm2KATEGORI

DARI BANGUNAN

(TUJUAN)PENGAWASAN TERHADAP

KUALITAS

AGREGATKEKUATAN

TEKANAN

IBO--NON

STRUKTURALPeriksaan

dengan mataTidak ada

pengujian

IIBI--STRUKTURALPeriksaan

dengan telitiTidak ada

pengujian

K 125125200STRUKTURALPengujian mendetaildengan analisa ayakanPengujian akan

diadakan

K 175175250STRUKTURALPengujian mendetaildengan analisa ayakanPengujian akan

diadakan

IIIK>225>225300STRUKTURALPengujian mendetaildengan analisa ayakanPengujian akan

diadakan

Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 cm (( 0,06) pada umur 28 hari.7.10.2Pencampuran dan Pengecoran

7.10.2.1Komposisi/Campuran Beton

(1)Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air; semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.

(2)Untuk beton mutu B campuran yang biasa untuk pekerjaan non structural dipakai perbandingan dari semen Portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:8. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.

(1) Untuk beton mutu K 175, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5 atau banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325 kg.

(2) Untuk mutu K 175 mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai campuran yang direncanakan (Design Mix). Campuran yang direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran yang.

(3) memenuhi kekuatan karakteristik yang diisyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak harus 325 kg.

(4) Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II-derajat K125 dan untuk kelas II-derajat K 175 beton harus berada dalam batas yang telah ditentukan diatas dan kontraktor harus memperoleh derajat yang patut, bila perlu akan dites oleh Direksi Pekerjaan, dengan mengkombinasikan ukuran agregat yang proporsional agar didapat derajat yang patut.

(5) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu selama berjalannya pekerjaan , demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlau banyak.

Faktor air semen dari beton (Tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian beton dilakukan Direksi Pekerjaan dan perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang demikian.7.10.2.2 Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus meneyediakanperalatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah masing-masing bahan pembentukan beton, yang harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.7.10.2.3 Mengaduk

(1) Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continuous Mixer(2) selama sedikitnya1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi berwenang menambah waktu pengadukan jika gagal mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) tidak diperkenankan.

(3) Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi Pekerjaan. Untuk mempermudah pencampuran ini kontraktor akan membuat beton massif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm. Suhu

Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang dari 4,5 oC. Bila suhu beton antara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila lebih dari 32 oC, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 oC. Pengecoran

(1)Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, penyokong dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaanyang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.(2)Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.(3)Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan; dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.

(4)Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton harus sedemikian sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

(5) Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas Kontraktor yang setara ada ditempat kerja. Permukaan Construction Joints harus dilapisi penutup yang terbuat dari adukan semen (air pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.

(6) Beton harus segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan dengan pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang cocok.

(7) Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang sudah mengeras harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu. Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh.(8) Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (Joints), semua penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan(9) umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi Pekerjaan berhak mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.(10) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.

(11) Ember-ember/backet beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.

(12) Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi.

(13) Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang mungkin, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.7.11.3Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan

7.11.3.1Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan

(1) Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan kepada Direksi untuk dinilai kualitas(2) pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai tulangan terlihat, harus mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Direksi.

(3) Umumnya, diperlukan waktu min. 2hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya dan tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran.

7.11.3.2 Perawatan (Curing)

(1) Semua beton harus dirawat (Cured) dengan air. Direksi berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.

(2) Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus-menerus (segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi.

7.11.3.3Perlindungan (Protection)

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.

7.11.3.4Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan

(1) Penyempurnaan permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest oleh(2) Direksi jika perlu. Ketidakteraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (Abrupt) atau lambat laun (Gradual).

(3) Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan pengukuran langsung. Semua ketidakteraturan lainnya dapat dianggapkan(4) senagai ketidakteraturan yang gradual dan akan diperiksa oleh Direksi. Sebelum menerima pekerjaannya, Kontraktor harus membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran lainnya.

7.11.3.5 Perbaikan Permukaan Beton

(1) Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan yang rusak, hal ini dianggap tidak sesuai spesifikasi. Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi dan kalau Direksi memerintahkan untuk dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

(2) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambung-sambungan cetakan, dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang harus terus-menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.

(3) Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan penambalan saja tidak memuaskan, Kontraktor diwajibkan untuk menutupseluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari Direksi.

(4) Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortar tambalan yang kering yang disusun dari satu bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang tidak susut, yang disetujui Direksi, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan dengan air yang(5) cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.7.11.3.6 Pengukuran dan Pembayaran

Semua beton dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus tercakup dalam harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk bagian-bagian yang sesuai dimana beton dipergunakan. Harga satuan yang ditawarkan untuk pekerjaan semacam itu harus mencakup air, pasir dan kerikil/batu pecah, bahan penambah (Admixture), non-shrink compound, cetakan-cetakan, minyak cetakan, pengolahan pencampuran, pemeliharaan temperatur, pengangkutan, persiapan untuk pengecoran, pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan, perawatan (Curing), perlindungan, penyempurnaan dan perbaikan permukaan beton, serta semua pekerjaan lainnya, sesuai persyaratan dan keperluan yang tercakup disini.7.11.4Pengetesan Beton

7.11.4.1Percobaan-Percobaan Pendahuluan

Sebelum pekerjaan beton dimulai Kontraktor wajib mengadakan percobaan pendahuluan untuk meguji apakah bahan yang dipakai serta campuran yang direncanakan dapat dicapai kekuatan serta mutu yang disyaratkan.Bahan serta campuran yang mencapai mutu beton yang disyaratkan dipakai standar bagi pelaksanaan dan setiap kali akan diadakan percobaan pendahuluan juga.

Jika tidak ditentukan lain oleh direksi jumlah benda uji adalah 20 buah yang dapat diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan pekerjaan seperti untuk bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang direncanakan dengan mutu BI (yang ditegaskan dalam gambar).

Kalau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus diambil sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang sesuai. Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang kurang dari 28 hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur seperti dibawah ini :Umur beton

(hari)37142128

PC biasa0.40.650.80.951

PC dengan kekuatan

awal yang tinggi0.50.750.90.951

7.11.4.2Pemeriksaan Mutu Beton dan Mutu Pelaksanaan

Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinue dengan mengambil dan memeriksa benda-benda uji.

Untuk pekerjaan beton dengan masing-masing mutu beton lebih besar dari 60 m3 maka harus dibuat 1 benda uji untuk 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji tiap hari serta untuk tahap permulaan 1 benda uji untuk 3m3 agar segera terkumpul 20 benda uji. Mutu beton dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :

(1) Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut kurang dari ( bk.

(2) Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari (( bk + 0,82 Sr).

(3) Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.

(4) ( bk = ( bm 1,64 sDimana :( bk= tekanan beton karakteristik

( bm= tekanan rata-rata benda uji

s= deviasi standar

Sr= deviasi standar rencana

Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib menyelidikinya sebab-sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada Direksi disertai usul-usul mengenai perbaikan-perbaikan selanjutnya dan pengecoran beton harus segera dihentikan.

Pada pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton kurang dari 60 m3 dipakai konstruksi sebagai berikut :

(1) Internal pengambilan benda uji kira-kira sama. Apabila disebabkan alasan tertentu pengumpulan 20 benda uji tidak dapat tercapai maka Direksi dapat mempertimbangkan lain dan pengambilan benda uj boleh kurang dari 20 buah asal pengambilan dilakukan pada interval waktu yang kira-kira sama sehingga randominasi dapat dicapai dengan baik.

(2) Apabila yang terkumpul kurang dari 20 maka beton dianggap memenuhi syarat apabila nilai rata-rata dari setiap 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut lebih besar (( bk + 0,82 Sr). Agar dalam waktu singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton maka dianjurkan untuk membuat benda uji untuk diperiksa pada umur 3 dan 7 hari. Tetapi penilaian mutu beton tetap pada umur 28 hari.

Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi syarat:

(1) Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan dan dalam waktu singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstruksi yang dianggap meragukan. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dangan concrete tester atau mengambil benda uji dari bagian konstruksi (pada tempat-tempat yang tidak terlalu banyak mempengaruhi kekuatan konstruksi dan harus dibawah pengawasan seorang ahli).Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bias dilanjutkan apabila kekuatan tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari nilai kekuatan beton karakteristik yang disyaratkan.

(2) Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil percobaan pembebanan langsung dan dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa dilanjutkan bila kekuatan beton karakteristik minimal sama dengan 70 % dari nilai yang disyaratkan.(3) Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus dicari pemecahan, misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang dapat dipertanggungjawabkan. Apabila tidak bias dilaksanakan demikian, baru bagian konstruksi yang meragukan tersebut dibongkar.

(4) Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor karena hal tersebut dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.

7.11.4.3Pembuatan Benda Uji

Benda uji dibuat dengan bentuk kubus (15 cm atau 20 cm) atau silinder diameter 15 cm hingga 30 cm dan perbandingan kekuatan tekan dapat dilihat sebagai berikut :Benda UjiPerbandingan Kekuatan Tekan

Kubus 15 x 15 x 15 cm1

Kubus 20 x 20 x 20 cm0.95

Silinder 15 x 30 cm0.83

Pada benda uji kubus kubus, harus dibuat dengan mempunyai dua dinding yang berhadapan dan dapat terdiri dari plat baja, kaca dan sebagainya yang permukaannya rata (kayu tidak boleh dipakai). Cetakan diolesi sebelumnya dengan vaselin, lemak atau minyak agar mudah dilepas dari betonnya. Kemudian diletakkan diatas bidang alas rata yang tidak menyerap air.

Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya dan masing-masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat baja diameter 16 mm dengan ujung yang dibulatkan.

Pada adukan beton yang kental cetakan harus diberi sambungan tambahan keatas kemudian adukan diisikan sekaligus. Selanjutnya adukan dipadatkan sesuai dengan cara pelaksanaannya nanti.

Jarum penggetar harus dimasukkan sentries tanpa menyentuh dasar cetakan. Kubus-kubus uji yang baru saja dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan setelah catakannya dilepas maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat yang mempunyai suhu sama dengan udara luar.

Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan berangsur-angsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik. Sebagai beban hancur dari kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji tersebut tidak boleh mempunyai kesalahan yang melampaui ( 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas maksimum.7.12 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

7.12.1 Umum

Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ada kekurangan dalam gambar tersebut, maka kontraktor harus meminta perstujuan direksi untuk menetapkan. Standar

Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standar sebagai berikut:

Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI 3

Syarat syarat untuk kapur bahan bangunan NI 7

Peraturan semen Portland Indonesia NI 8

Peraturan bata merah bangunan Indonesia NI 10

Undang Undang dan Peraturan Pemerinth di bidang perumahan

Bahan bahan

a) Semen Portland

Semen yang dipakai kualitasnya sama seperti dipakai pada pekerjaan beton dan secara umum harus memenuhi syarat syarat yang tercantum peraturan semen Portland Indonesia NI 8.

b) PasirPasir untuk pasangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Butiran pasir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan

Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5% Warna larutan pada pengujian dengan 3% Natrium Hidroksida, akibat adanya zat zat organic, tidak boleh lebih tua warnanya dari larutan normal.

Bagian yang hancur pada pengujian dengan larutan jernih Natrium sulfat tidak boleh lebih dari 10%

Butir butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm

c) Batu Alam

Pada umumnya pemasangan batu bias dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah dan batu kerang asalkan harus memenuhi persyaratn sebagai berikut:

Harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya serta bentuknya

Bukan batu yang mudah lapuk

Batu harus sebagian besar berwarna utih atau kuning, tanpa garis kelapukan, mempunyai kekuatan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.d) Bata Merah

Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat digunakan produksi local dengan ukuran nominal 6 x 12 x 24 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang. Bata meerah yang dipakai harus bata kualitas nomor satu, berwarna merah, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm2.e) Air

Untuk keperluan membuat aadukan air yang disyaratkan sama seperti pekerjaan beton.

f) Kapur

Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi

7.12.1 Adukan

a) Mencampur

Mencampur harus dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang keras dan rata, tidak menyerap air.

b) Komposisi

Persyaratan komposisi adukan adalah sebagai berikut:

NoTipe AdukanKomposisi AdukanKeterangan

1M11Pc : 1Kpr : 6Psr atau 1Pc : 3PsrPcSemen

2M21Pc : 2PsrPsrPasir

3M31Pc : 4PsrKprKapur

7.12.2 Blok blok Beton

a) Tipe dari Blok blok

Blok blok beton tersebut harus bersih, tidak retaak atau cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok blok beton tersebut.

b) Campuran Adukan

Kalau blok beton tersebut dibuat sendiri, campurannya harus terdiri dari 1 bagian semen, 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan, tegangan tekan minimum dari blok tidak boleh kecil dari 30 kg/cm2 pada umur 40 hari.

c) Perawatan blok beton

Blok blok beton yang baru dibuat, harus dilindungi dari matahari dan dirawat minimal 10 hari dengan jalan membasahi atau menutup dengan karung basah.i. Pemasangan Bata Merah

a) Mortar

Semua penembokan yang diletakan diatas balok pondasi beton sampai 20 cm, diatas bidang lantai harus dipakai mortar tipe M2.

b) Pemasangan

Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti gambar rencana, juga mengenai tinggi dan tebalnya. Pasangan bata merah dan Lain nyaharus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata merah yang satu dengan yang lainnya.

c) Mengorek

Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antar mortar pelesteran dan tembok dapat bekerja dengan baik.

ii. Pasangan Batu

a) Umum

Batu batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan ukukran yang sesuai dan tidak lapuk atau retak retak.

b) Mortar

Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya, kalau tidak disyaratkan lain bisa dipakai campuran M3.

7.13 Pekerjaan Ferrocemen

7.13.1 Bahan bahan

a) Semen

Semen yang digunakan adalah semen Portland yang memenuhi syarat menurut peraturan Portland Indonesia NI 8 1972. semen yang digunakan harus dari satu pabrik.

b) Pasir

Pasir yang digunakan adalah pasir beton yang bersih, berbutir tajam dank eras. Sebelum digunakan pasir diayak dahulu sehingga butir butir kasar dapat dipisahkan. Pasir laut tidak boleh dipergunakan dalam pekerjaan ini.c) Besi Beton

Besi beton yang digunakan adalah besi beton dengan mutu U. 24, bersih, tidak berkarat, dan bebas dari minyak.

d) Kawat Ayam

Kawat ayam harus berkualitas baik.

e) Air yang digunakan untuk membuat campuran adukan/perekat harus bersih, bebas dari minyak.

7.13.2 Perakitan Tulangan

a) Tulang Dasar Bak

Tulang yang digunakan adalah diameter 6 mm dan 8 mm. tulangan diameter 8 mm berjumlah 2 batang dipasang saling tegak lurus pada tengah tengah dasar bak. Tulangan diameter 6 mm dipasang bersilangan setiap jarak 20 cm. semua tulangan ditekuk tegak lurus sehingga menjadi tulangan dinding vertikal. Dan semua tulangan diikat kuat dengan kawat ayam.

b) Tulang Dinding dan Penutup Bak

Tulang dinding terdiri dari tulang vertikal dan tulang horizontal.

Tulangan vertikal adalah kelanjutan dari tulang dasar, sedangkan tulangan horizontal adalah tulangan dengan diameter 6 mm yang dibuat melingkar dan dipasang setiap 18 cm. kecuali tulangan yang paling bawah dan paling atas berdiameter 8 mm.

c) Kawat ayam

Kawat ayam dipasang satu lapis pada semua permukaan dan diikat kuat pada tulangan dengan kawat beton.

7.13.3 Pekerjaan Plesteran

Perekat atau adukan dibuat dalam bak kayu dengan ukuran yang cukup.

Semen dan pasir dicampur dahulu dengan perbandingan 1 : 2 dalam keadaan kering sehingga merata, kemudian dicampur air diaduk haingga didapat campuran yang plastis. Pekerjaan plesteran harus dari lantai dengan tebal 5 cm, dinding bagian dalam dengan tebal 2 cm, dinding bagian luar dengan tebal 2 cm dan penutup.

Setelah pekerjaan plester selesai, semua permukaan diperhalus dengan adukan semen.7.14 Pekerjaan Baja7.14.1 Uraian

Pekerjaan ini akan terdiri dari struktur baja dan bagian baja dari struktur baja komposit, dilaksanakan dengan penyesuaian yang mendekati arah, kelandaian dan dimensi yang diperlihatkan pada Gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini akan meliputi pelaksanaan baru dengan lengkap dan pelebaran serta perbaikan dari struktur yang ada. Pekerjaan akan meliputi penyediaan, pembuatan, pemasangan dan pengecatan dari logam pelaksanaan sebagaimana diperlukan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar. Logam pelaksanaan akan termasuk struktur baja, paku keling, pengelasan, baja khusus dan campuran, elektroda metalik (logam) dan penempaan dan pengecoran baja. Pekerjaan ini harus juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak terkecuali disediakan, semua sesuai dengan Spesifikasi dan dengan Gambar.7.14.2 Toleransi Dimensial

a) Diameter Lubang

Lubang pada bagian utama:+ 1,2 mm 0,4 mm

Lubang pada bagian sekunder:+ 1,8 mm 0,4 mm

b) Alignment LubangBagian utama, ditempatkan di bengkel

:( 0,4 mm

Bagian Sekunder, ditempatkan di lapangan:( 0,6 mm

c) Gelagar

Lendutan Balik: penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang ditentukan ( 0,2 mm per meter panjang balok atau ( 6 mm, dipilih yang lebih kecil.Penyimpangan lateral dari garis lurus antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm per meter panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.

Penyimpangan lateral antara sumbu badan dan sumbu flens dalam gelagar susun: maksimum 3 mm.

Kombinasi lengkungan dan kemiringan dari flens pada gelagar atau balok yang diatas akan ditentukan dengan pengukuran keseimbangan pada ujung flens dari suatu garis tegak lurus terhadap bidang badan melalui perpotongan sumbu badan dengan permukaan luar dari pelat flens. Keseimbangan ini tidak akan melebihi 1/200 dari lebar keseluruhan flens atau 3 mm dipilih yang lebih besar.

Ketidakrataan dari landasan atau perletakan :

Untuk ditempatkan pada grouting: maksimum 3,0 mm

Untuk ditempatkan di atas baja, adukan liat : maksimum 0,25 mm

Penyimpangan maksimum dari kedalaman yang ditentukan untuk balok dan gelagar yang dilas, diukur pada sumbu badan, harus sebagaimana berikut ini:

Untuk kedalaman hingga 900 mm

: ( 3 mm

Untuk kedalaman di atas 900 hingga 1,8 meter: ( 5 mm

Untuk kedalaman di atas 1,8 meter: + 8 mmd) Batang Desak Panjang (Strut)

Penyimpangan maksimum dari kelurusan, termasuk dari flens-flens tersendiri ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih besar.

e) Pekerjaan Yang Dikerjakan Dengan Mesin

Permukaan perletakan yang dikerjakan dengan mesin harus dalam suatu penyimpangan dari 0,25 mm untuk permukaan yang dipahat pada suatu sisi persegi dari 0,5 m.f)Panjang

Penyimpangan lateral pada garis lurus adalah 1 mm per meter panjang.

g) Kerataan Permukaan

Permukaan perletakan yang dikerjakan dengan mesin harus menghasilkan kerataan yang memuaskan Direksi dengan penyimpanan maksimum yang diperkenankan sebesar 0,25 mm pada setiap bidang bujur sangkar dengan sisi 0,5 m.

7.14.3Pengajuan dan Persetujuan

a) Kontraktor harus mengajukan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan kadar kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan dalam pekerjaan. Jika ini tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan harusb) memerintahkan Kontraktor untuk melaksanakan pada sebuah lembaga pengujian yang disetujui, pengujian yang diperlukan untuk menetapkan mutu dan sifat lain dari baja. Hal ini harus diajukan dengan atau sesuai dengan sertifikat pabrik.

c) 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas nama Kontraktor harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya. Persetujuan ini tidak mutlak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab pekerjaan menurut Kontrak tersebut.

d) Kontraktor harus mengajukan program dan metode pelaksanaan yang diusulkan termasuk semua Gambar Kerja dan rencana yang diperlukan untuk pekerjaan sementara. Data yang diajukan harus sebagaimana diperlukan dan meliputi tanggal-tanggal untuk kunjungan bengkel, penyerahan dan pemasangan, penunjang sementara dan pemasangan turap untuk gelagar selama pemasangan, rincian sambungan dan penghubung, pengalihan lalu lintas pada atau jauh dari jembatan yang ada dan setiap keterangan yang berhubungan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

e) Kontraktor harus memberikan Direksi Pekerjaan secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk memulai pembongkaran struktur yang ada pemasangan pekerjaan yang baru.

7.14.3 Penyimpanan dan Perlindungan Bahan-bahan

Pekerjaan baja baik dilapangan pabrik dan ditempat kerja, harus disusun di atas blok, rak atau pelat sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan tanah dan dengan suatu cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bila pekerjaan baja disusun dalam beberapa tingkat atau lapis, maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam beberapa tingkat atau lapis, maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam satu garis.

Bahan-bahan harus dilindungi dari pengkaratan dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas dari kotoran, minyak, lemak, dan bahan-bahan asing lainnya. Permukaan yang akan dicat harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel pabrik maupun dilapangan. Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.7.14.5Bahan-bahan

1) Baja Struktur

Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar, baja karbon untuk pelaksanaan paku keling, baut atau dilas harus sesuai dengan persyaratan AASHTO M183M-90 : Structural Steel. Baja ini harus mempunyai suatu tegangan leleh minimum sebesar 250 N/mm2 dan suatu tegangan tarik sampai putus minimum sebesar 400 N/mm2. Mutu dari baja, dan data yang berhubungan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.

2) Baut, Mur dan Ring

a. Baut dan mur harus sesuai dengan persyaratan dari ASTM A 307 Grade A, mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segienam (hexagonal).

b. Baut, mur dan ring harus merupakan baja karbon yang dikerjakan secara panas dan sesuai dengan AASHTO M164-90 dengan tegangan leleh minimum 560 N/mm2 dan suatu penguluran (elongation) panjangan minimum 12 %.

c.Baut dan mur harus ditandai untuk diidentifikasi sebagaimana ditetakan dalam AASHTO M164M-90. ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan pada Gambar.3) Penghubung Geser Pasak Yang Dilas

Penghubung geser pasak harus sesuai dengan persyaratan AASHTO M169-83 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015, 1018 atau 1020, baik baja semi-killed maupun fully killed.4) Bahan-bahan untuk Keperluan Pengelasan

Bahan-bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan busur logam dari kelas baja yang mengikuti persyaratan AASHTO M183-90, harus mengikuti persyaratan ASTM A233.5) Sertifikat

Semua bahan baku atau proses pencetakan yang dipasok untuk pekerjaan harus, bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, disertai sertifikat dari pabrik pembuatannya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat fisik dari bahan baku, dan diserahkan ke Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.

Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk yang dirol atau bagian-bagian, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing) jembatan dan galvanisasi.

7.14.6Pelaksanaan

i. Perakitan Bengkel

Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan unit-unit harus dirakit di bengkel pembuatan sebelum penyerahan ke tempat kerja.

ii. Sambungan Baut (selain daripada Baut Geser Tegangan Tinggi)

Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan harus mempunyai mur tunggal yang mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan dimana bidang kontrak mempunyai sudut lebih daripada 1 : 20 sehubungan dengan suatu bidang tegak lurus terhadap sumbu baut. Baut harus mempunyai ukuran panjang sedemikian hingga dapat diperpanjang seluruhnya melalui penyetelan mur tetapi tidak melebihi 6 diameter baut tanpa kerusakan pada uliran. Suatu snap harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.

Kepala baut dan mur harus dikencangkan dengan rapat pada pekerjaan dengan tenaga manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak kurang dari 38 cm, untuk baut harus diketuk dengan sebuah palu, sementara mur dikencangkan Uliran pada baut putar harus seluruhnya di luar lubang baut. Ring harus digunakan kecuali ditentukan lain.iii. Baut Geser Tegangan Tinggi

a) Umum

Kemiringan permukaan dari bagian yang dibuat untuk bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 : 20 terhadap suatu bidang tegak lurus pada sumbu baut. Bagian yang dilepas harus dipasang rapat satu sama lain bila dirakit degan gasket atau setiap bahan-bahan yang dapat didesak lainnya.

Bila dirakit, maka semua permukaan sambungan, termasuk yang kepala baut, mur atau ring harus bebas dari kerak pabrik dan harus juga bebas dari serpihan kotoran dan bahan-bahan asing lainnya. Cat diperkenankan dalam sambungan jenis bidang kontak.b) Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak

Permukaan bidang kontak dan daerah yang dekat sekitar bagian baja harus dibersihkan dari semua karat, kerak pabrik, cat, lemak, pernis atau bahan-bahan asing lainnya. Setiap serpihan atau kerusakan lain yang akan mengganggu dudukan kuat dari bagian-bagian atau akan mencampuri perkembangan dari pergeseran antara bagian tersebut harus dihilangkan. Permukaan bidang kontak harus disempurnakan dengan suatu kekasaran yang sesuai. Tidak ada sambungan akan dibuat sampai permukaan yang akan dihubungkan telah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.c) Baut Tarik

Perhatian khusus harus diberikan pada perbedaan ketebalan pelat dari bagian yang ditempatkan untuk menjamin bahwa tidak ada perlengkungan terjadi dan bahwa logam dasar dan pelat sambung berada dalam kontak. Alat pengencang baik kunci putar maupun mekanis, sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus digunakan untuk mengencangkan baut-baut.

Setiap peralatan yang digunakan dalam pengencangan baut harus dikalibrasi secara teratur hingga dapat diterima oleh ketentuanDireksi Pekerjaan. Nilai torsi yang diberikan pemasok harus disahkan sebelum setiap baut digunakan dalam pekerjaan.

Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan metode putar bagian atau metode torsi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

iv. Pengelasan

Prosedur pengelasan untuk las di bengkel dan di tempat kerja, termasuk keterangan mengenai persiapan tepi paduan harus diajukan, secara tertulis, untuk persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan. Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui atau rincian yang terlihat pada Gambar, akan dibuat tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Metode pembuatan setiap alat pelengkap sementara harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap pelengkap sementara harus diperbaiki hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana diperlukan perbaikan las, maka dilakukan atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Permukaan las yang terlihat harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan las harus dihilangkan dan permukaan yang terkena harus dibalut dan dibersihkan. Untuk memungkinkan ketebalan lebar las sepenuhnya yang harus disediakan pada ujung sambungan las tumbuk, maka bagian perpanjangan pelat run-on dan run-off harus digunakan.v. Pengangkutan

Setiap bagian harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus dilengkapi oleh Kontraktor dengan tanda-tanda pemasangan yang terlihat padanya.

Bagian struktur harus dibebani dengan suatu cara yang sedemikian hingga dapat diangkut dan dibongkar pada tujuannya tanpa mengalami deformasi, atau kerusakan lainnya yang berlebihan. Baut dengan suatu ukuran panjang dan diameter dan mur lepas atau ring dari setiap ukuran harus dikemas secara terpisah. Pin, bagian kecil dan kemasan, baut, ring dan mur harus diangkut dalam kotak, krat atau kubah, tetapi berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Suatu daftar dan uraian dari bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana pada bagian luar dari setiap kemasan pengangkutan.

vi. Pengecatan dan galvanisasi

Semua komponen Gelagar Baja Komposit termasuk balok, pelat, baut, ring, diafragma dan sejenisnya harus dicelup dengan galvanisasi secara panas sesuai dengan ASTM A123-89.

vii. Peralatan dan Perancah

Kontraktor harus menyediakan setiap perancah, termasuk turap sementara, semua alat-alat, mesin dan peralatan termasuk pin pelebar dan baut penyetel, yang diperlukan untuk penanganan dari pekerjaan ini. Perancah dan turap sementara harus dirancang, dibangun dan dipelihara secara layak untuk membawa setiap pemasangan yang dilaksanakan dan gaya-gaya permanen.

viii. Pembongkaran Perancah dan Struktur Yang Ada

Kontraktor akan membongkar sebagian atau seluruhnya dari setiap struktur yang seperti terlihat pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan-bahan yang dibongkar atau diselamatkan harus ditangani secara sangat hati-hati untuk menghindari kerusakan dan harus dibersihkan serta dipindahkan untuk ditumpukkan seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.Bahan-bahan yang dibongkar dan tidak akan diselamatkan atau digunakan dalam pekerjaan harus dikeluarkan dari tempat kerja untuk dibuang. Bila suatu struktur yang ada akan dibangun kembali, maka harus dibongkar tanpa kerusakan yang berarti dan bagian pasangan ditandai serta ditimbun dengan hati-hati.

ix. Perakitan Pekerjaan Baja

a) Komponen Fabrikasi dari Kontraktor

Bagian-bagian harus dirakit secara seksama seperti terlihat pada rancangan dan setiap tanda yang berpasangan harus diikuti. Bahan-bahan harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga tidak ada bagian-bagian yang bengkok, patah atau rusak. Penggunaan palu yang dapat melukai atau mengubah bagian-bagian tidak boleh dilakukan. Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada dalam hubungan permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut dirakit. Kecuali dipasang dengan metode kantilever, maka bentangan rangka harus dipasang dengan suatu cara sedemikian hingga memberikan pada rangka rangka tersebut anti-lendutan yang layak. Setiap pemblokkan sementara harus tinggal ditempat hingga sambungan kabel tarik sepenuhnya dibalut dan semua hubungan rangka lainnya telah diberi pin dan baut.

Baut permanen dalam sambungan tiang dari bagian tekan tidak boleh ditekan masuk atau dikencangkan hingga bentangan berayun. Sambungan tiang dan hubungan lapangan harus mempunyai separuh dari lubang diisi dengan baut dan pin pasangan silindris (setengah baut dan setengah pin) sebelum pembuatan dengan baut tegangan tinggi. Sambungan tiang dan hubungan yang menyangga lalu-lintas selama pemasangan harus mempunyai lubang diisi sebanyak - nya.

b) Komponen Yang disediakan Pemilik

Komponen yang disediakan oleh pemilik harus dipasang dengan hati-hati dan teliti sesuai dengan buku petunjuk dan Gambar yang disediakan pabrik pembuatnya.7.15

Pekerjaan Kayu7.15.1Kayu atau Kayu Bangunan

Untuk pekerjaan kayu atau kayu bangunan ini bahwa lingkup pekerjaan yaitu menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain : balok, kolom, lantai, atap dan kusen pintu dan jendela.

Untuk kayu atau kayu bangunan tersebut, diperlukan jenis kayu yang akan dipakai yaitu :1) Bila tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan harus kayu dengan mutu baik sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak bengkok dan sebagainya, dan harus sudah mengalami proses pengeringan udara minimum 3 bulan.

2) Kadar air dari semua kayu dipakai untuk pekerjaan halus harus lebih kecil dari 20 %. Harus dijaga agar kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan, pengerjaan maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.

3) Macam kayu yang akan digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilihat dalam gambar detail dan Rencana Anggaran Biaya.

4)Segera setelah kayu diterima ditempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar tidak menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi. Penumpukkan harus dilakukan dengan baik sehingga tidak menyebabkan perubahan bentuk. Kayu-kayu tersebut menjadi rusak atau tidak sesuai untuk dgunakan lagi, maka kayu tersebut akan ditolak dan harus diganti oleh pemborong atas tanggungannya.

5) Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan. Ukuran-ukuran yang penyimpangan harus disesuaikan dari petunjuk dari Direksi.

6) Persiapan, penyambungan dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa sehingga penyusutan pada bagian tertentu atau arah tertentu7) tidak boleh mempengaruhi kekuatan dan bentuk akhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan.

8) Bidang pintu dan Panil Penutup dinding :

a. Bahan yang digunakan untuk panil penutup dinding adalah papan kayu sedangkan bahan yang digunakan untuk pintu adalah plywood, dengan jenis Teak Plywood dengan muka berkualitas baik untuk tampak. Tiap lembar Plywood yang digunakan harus mempunyai tanda/cap dari pabrik yang dikenal.

b. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus digalvanisasi sesuai dengan NI 5.c. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan harus diletakkan pada tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.

9) Peraturan Pengawetan dan kekeringan kayu harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku yaitu Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan sistem Hicksons Timber Preservation dengan Tanaliti CU 116/diffusol CA Concentratex atau cara-cara lain pengawetan kayu yang diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.

10) Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu mengajukan contoh kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.7.15.2Pengukuran dan Pembayaran

1. Harga satuan yang ditawarkan pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan (Bill of Quantities) untuk jenis pekerjaan yaitu lantai, kolom, atap, dan dinding atau jenis pekerjaan lain, maka harga tersebut harus meliputi harga pembelian kayu, pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan, penempatan pada tempat dari pemakaian terakhir.

2. Semua biaya untuk mendapatkan bahan tersebut diatas termasuk angkutan dan penyimpanan harus dimasukkan dalam harga satuan, yangditawarkan dalam Bill of Quantities untuk jenis-jenis pekerjaan yang sesuai, dimana bahan-bahan tersebut akan digunakan.

7.16Pekerjaan Kaca dan Pengecatan

7.16.1Pemasangan Kaca

a. Material

Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai tebal 3 mm atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Kaca-kaca yang akan dipasang mati ataupun tidak, bagian yang tajam harus dikelilingi kaca tersebut serta kepada kedua sisi permukaannya. Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui.

b. Pemasangan Kaca pada Rangka KayuCelah-celah kayu yang akan digunakan untuk pemasangan harus dibersihkan, dipaku dan dicat satu lapis dengan minyak cat sebelum pemasangan kaca. Kaca dipotong sedikit lebih dari ukuran sebenarnya dan dijepit dengan lis kayu pada tempat yang benar memakai sekrup yang sesuai ukurannya. Celah antara kayu dengan kaca harus ditutup kembali dengan memakai dempul atau bahan yang sesuai untuk maksud tertentu.c. Pemasangan Rangka pada Rangka LogamKaca harus dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya dengan mengurangi ukuran bersih 1 mm pada keempat sisinya, kemudian baru disisipkan dan dipasang pada rangka.d. Pembersihan dan PerbaikanPada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan diganti atau diperbaiki kalau retak, pecah, cacat dan lainnya.

7.16.2 Pengecatan

a. Material dan Ketentuan Umum

Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.

b. Ketentuan Khusus

Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin yang khusus diperuntukkan untu jenis pekerjaan besi untuk pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing. Cat-cat yang dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis emulsion paint yang terdiri dari alkyd resin.

c. Daftar Bahan

Pemborong melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai dan mengajukan kepada direksi pekerjaan semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi.

d. Pemilihan warna

Semua warna ditentukan bersama-sama dari contoh-contoh yang diberikan supplier.

e. Persiapan

Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akn dicat harus dihaluskn terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang biasa digunakan.

Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong, menambal atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan disekitarnya sampai halus.Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.

Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxi-point segera setelah pembersihan dari pekerjaan besi, Upox calcium Plumbate Primer. Tebal dari setiap pengecatan adalah 50 mikron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan suatu pekerjaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran. Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.

f. Pengecatan AkhirPengecatan akhir harus terdiri dari :

Pengecatan kayu

Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan mengkilat.

Vernis kayu

Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan mengkilat.

Besi yang dilapisi dengan EpoxyDua lapis Opoxemuel yang dicampur dulu dengan Upox Hardener dengan perbandingan tebalnya 40 micron.

Besi Galvanized

Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua lapis cat emulsion untuk sebelah dalam dan tiga lapis untuk permukaan sebelah luar.VII-1

PAGE Laporan Tugas Akhir