45
Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 Bab 5 Aliran Dalam Pipa Kelompok 2 BAB 5 ALIRAN DALAM PIPA 5.1 Maksud dan Tujuan 5.1.1 Maksud Maksud dari praktikum aliran dalam saluran tertutup (pipa) adalah : 1. Membaca manometer pada tiap-tiap jenis pipa maupun sambungan. 2. Mencari waktu berdasarkan jenis-jenis pipa maupun sambungan dengan volume yang sama. 5.1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum aliran dalam pipa adalah: 1. Menentukan koefisien gesekan pipa dan faktor sambungan/percabangan. 2. Menunjukkan hubungan antara kehilangan energi akibat gesekan dengan kecepatan aliran melalui pipa berdinding halus dan pipa kasar. 3. Menunjukkan hubungan antara kehilangan energi akibat perubahan penampang pipa, sambungan/percabangan, dan belokan dengan kecepatan aliran. 5.2 Dasar Teori Pada aliran fluida riil akan terjadi kehilangan energi yang harus diperhitungkan dalam aplikasi persamaan 64

BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MEKFLU

Citation preview

Page 1: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

BAB 5

ALIRAN DALAM PIPA

5.1 Maksud dan Tujuan

5.1.1 Maksud

Maksud dari praktikum aliran dalam saluran tertutup (pipa) adalah :

1. Membaca manometer pada tiap-tiap jenis pipa maupun sambungan.

2. Mencari waktu berdasarkan jenis-jenis pipa maupun sambungan dengan

volume yang sama.

5.1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum aliran dalam pipa adalah:

1. Menentukan koefisien gesekan pipa dan faktor sambungan/percabangan.

2. Menunjukkan hubungan antara kehilangan energi akibat gesekan dengan

kecepatan aliran melalui pipa berdinding halus dan pipa kasar.

3. Menunjukkan hubungan antara kehilangan energi akibat perubahan

penampang pipa, sambungan/percabangan, dan belokan dengan kecepatan

aliran.

5.2 Dasar Teori

Pada aliran fluida riil akan terjadi kehilangan energi yang harus diperhitungkan

dalam aplikasi persamaan Bernoulli. Kehilangan energi tersebut dinyatakan dalam

tinggi fluida.

Menurut Bambang Triatmojo (1993), dengan memperhitungkan kehilangan energi

akibat gesekan, maka persamaan Bernoulli antara dua tampang menjadi :

................................................................... (5.1)

64

Page 2: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 65Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Menurut Bambang Triatmojo (1993), kehilangan energi akibat gesekan

dinyatakan dalam bentuk persamaan Darcy- Weisbach sebagai berikut:

...................................................................................................... (5.2)

dengan :

hf = kehilangan energi (m)

f = koefisien gesekan pipa

L = panjang ruas pipa (m)

D = diameter dalam pipa (m)

v = kecepatan aliran pipa (m/s)

g = percepatan gravitasi (9,81 m/s²)

Menurut Bambang Triatmojo (1993), bilangan Reynolds dihitung dengan rumus :

........................................................................................................... (5.3)

................................................................................................................. (5.4)

Kategori aliran :

Re < 2000 → aliran laminer

Re > 4000 → aliran turbulen

Re = 2000 – 4000 → aliran transisi

Menurut Bambang Triatmojo (1993), hubungan antar koefisien gesek pipa dengan

angka Reynolds untuk pipa halus dapat dinyatakan dengan rumus empiris sebagai

berikut :

.............................................................................................. (5.5)

dengan :

Re = Bilangan Reynolds

f = koefisien gesek pipa

Page 3: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 66Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Menurut Bambang Triatmojo (1993), hubungan antara koefisien gesek pipa

dengan angka Reynolds untuk pipa kasar dapat dinyatakan dengan rumus empiris

sebagai berikut :

............................................................................................... (5.6)

dengan :

D = diameter pipa (m)

f = koefisien gesek pipa

k = kekasaran pipa

Menurut Bambang Triatmojo (1993) , kehilangan energi yang terjadi akibat aliran

melalui sambungan dan percabangan standar adalah sebanding dengan kuadrat

dari kecepatan aliran sebagaimana berikut :

........................................................................................................... (5.7)

dengan :

he = kehilangan energi (m)

α = faktor sambungan/percabangan

v = kecepatan aliran (m/dt)

g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)

Menurut Bambang Triatmojo (1993) , untuk mencari harga α pada kasus

pelebaran luas penampang pipa, digunakan rumus :

..................................................................................................... (5.8)

dengan :

α = faktor sambungan/percabangan

A = luas penampang (m2)

Page 4: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 67Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Tabel 5.1 Nilai α Pada Pengecilan Mendadak

D1/D2 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0 4,0 5,0

α 0,08 0,17 0,26 0,34 0,37 0,41 0,43 0,45 0,46

( Sumber : Hidraulika II, Bambang Triatmojo, 1993 )

Tabel 5.2 Koefisien α Sebagai Fungsi Sudut Belokan :

Sudut 20º 40º 60º 80º 90º

α 0,05 0,14 0,36 0,74 0,98

( Sumber : Hidraulika II, Bambang Triatmojo, 1993 )

Tabel 5.3 Nilai α Sebagai Fungsi R/D Untuk Sudut Belokan 90º :

R/D 1 2 4 6 10 16 20

α 0,35 0,19 0,17 0,22 0,32 0,38 0,42

( Sumber : Hidraulika II, Bambang Triatmojo, 1993 )

Tabel 5.4 Harga α Pada Sambungan :

Jenis Kasus α

Katub Globe 10

Katub Sudut 5

Katub Swag Check 2,5

Katub Gerbang 0,19

Belokan Balik 2,2

T Standar 1,8

Siku Standar 0,9

Page 5: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 68Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Siku Lekuk Menengah 0,75

Siku Lekuk Panjang 0,6

( Sumber : Victor, 1988 )

5.3 Alat dan Bahan

5.3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah :

1. Satu set piranti Fluid Friction Measurement

2. Stopwatch

3. Kaliper/jangka sorong

5.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah air

5.3.3 Gambar Alat dan Bahan

2

2

1

2

2 17111 1

1215 93 41 8161

Page 6: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 69Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Gambar 5.1 Satu Set Piranti Fluid Friction Measurement

Keterangan :

1. 6 mm smooth bore test pipe

2. 10 mm smooth bore test pipe

3. Artificially roughened test pipe

4. 17,5 mm smooth bore test pipe

5. Sudden contraction

6. Sudden enlargement

7. Ball valve

8. 45o elbow

9. 45o “Y” junction

10. Gate valve

11. Global valve

12. In-line strainer

13. 90o elbow

14. 90o bend

15. 90o “T” junction

16. Pitot statis tube

17. Venturimeter

18. Orifice meter

19. Test pipe samples

20. Dump valve

21. Sight tube

22. Sight gauge securing screw

23. 1 m mercury nanometer

Page 7: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 70Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Gambar 5.2 Stopwatch Gambar 5.3 Air sebagai bahan uji

5.4 Cara Kerja

Gambar 5.4 Pelaksanaan Praktikum Aliran Dalam Pipa

Prosedur percobaan aliran melalui pipa adalah sebagai berikut :

1. Mengalirkan air ke dalam jaringan pipa pada rangkaian alat tersebut dengan

menyalakan pompa (nomor 1).

Alat: Fluid Friction Measurement

a

b

c

1

3

5

2

4

Page 8: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 71Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Gambar 5.5 Pengaliran Air ke Jaringan Pipa

2. Membiarkan hingga aliran stabil dan gelembung-gelembung udara hilang.

Gambar 5.6 Penghilangan Gelembung pada Saluran

3. Mengatur posisi manometer Hg hingga bacaan manometer kiri dan kanan

adalah sama dengan mengatur sekrup pengatur di atas manometer (nomor 2).

Gambar 5.7 Mengatur Posisi Manometer

4. Mengatur katup nomor 3 pengatur sesuai dengan jenis pengukuran yang akan

dilakukan, yaitu :

Page 9: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 72Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Gambar 5.8 Pengaturan Katup

a. Pipa halus

1) Menutup V1, 10, V4 pada pengamatan 3

2) Membuka V2

3) Membuka V4 pada pengamatan 1, V4 pada pipa pengamatan 2 dan 7

pada pipa pengamatan 4

b. Pipa kasar

1) Menutup V1, 10, V4 pada pipa pengamatan 1, V4 pada pipa

pengamatan 1, V4 pada pipa pengamatan 2 dan 7 pada pipa

pengamatan 4

2) Membuka V2

3) Membuka V4 pada pipa pengamatan 3 (pipa dengan dinding kasar)

c. Sambungan/Percabangan

1) Menutup/membuka katub yang sesuai untuk mendapatkan aliran

melalui sambungan atau percabangan.

2) Mengatur debit aliran dengan menggunakan katub pengontrol aliran

V6 (debit besar) atau V5 (debit kecil)

3) Menghubungkan pipa yang akan diukur kehilangan energinya dengan

manometer, dan membuka A dan B atau C dan D.

4) Melakukan pengukuran kehilangan energi dengan mengamati beda

tinggi manometer air raksa pada pipa 2 (untuk pipa halus) dan pada

Page 10: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 73Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

pipa 3 (untuk pipa kasar) serta pada sambungan atau percabangan

yang dikehendaki (untuk sambungan/percabangan).

5) Mengukur besar debit aliran yang terjadi.

6) Mengukur diameter masing-masing pipa dengan kaliper.

7) Menghitung besarnya koefisien gesek dengan menggunakan diagram

moody, lalu menghitung besarnya kehilangan energi akibat gesekan

dengan rumus yang ada.

8) Membandingkan hasil hitungan di atas dengan hasil pembacaan

manometer.

9) Membandingkan hasil antara keadaan pengaliran pada pipa berdinding

halus dengan pipa berdinding kasar.

10) Menghitung besarnya koefisien / faktor sambungan / percabangan.

5.5 Diagram Alir

Mempersiapkan alat.

Mulai

Mengalirkan air ke dalam jaringan pipa.

Membiarkan hingga aliran stabil dan gelembung-gelembung udara hilang.

Mengatur posisi manometer Hg hingga bacaan manometer kiri dan kanan adalah sama dengan mengatur sekrup pengatur di atas manometer.

Mengamati bacaan manometer Hg.

Mengatur katup pengatur sesuai dengan jenis pengukuran yang akan dilakukan.

Page 11: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 74Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Gambar 5.9 Diagram Alir Percobaan Aliran dalam Pipa

5.6 Hasil Percobaan

Tabel 5.5 Hasil Percobaan Aliran dalam Pipa

NoKasus/Jenis Sambungan

Diameter pipa (mm)

Volume(L)

Waktu(detik)

Bacaan Manometer Hg

Kiri Kanan

1Pengecilan(pipa halus)

17,5 – 10 2 0,86 177 152

2Pembesaran(pipa halus)

10 – 17,5 2 1,15 178 151

3Lurus

(pipa halus)6 2 0,79 179 151

4Lurus

(pipa halus)10 2 0,69 178 151

5Lurus

(pipa kasar)17,5 2 1,14 186 143

6Belokan siku

(45o)17,5 2 1,42 183 146

7Lurus

(pipa halus)17,5 2 1,03 169 160

8 90 Elbow 17,5 2 1,35 188 141

9 90 Bsend 17,5 2 1,24 177 152

10 Gate Valve 17,5 2 1,20 177 153

11 Globe Valve 17,5 2 1,42 182 147

suhu air = 35,5º C

Mencatat hasil pengamataan.

Mengulangi percobaan pada semua jenis pipa.

Selesai

Page 12: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 75Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

υ = 0,724×10-6

konversi Hg = 13,6

5.7 Analisis Data

5.7.1 Pengecilan (Pipa Halus)

Diameter pipa (D1) = 17,5 mm = 0,0175 m

Diameter pipa (D2) = 10 mm = 0,01 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 0,86 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 177 mmHg

Bacaan manometer Hg kanan =152mmHg

Luas (A1) = ¼ π D1² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

Luas (A2) = ¼ π D2² = ¼ π (0,01)² = 7,85×10-5 m²

Luas (Ac) = 0,6 × A2 = 0,6 × 7,85×10-5 = 4,71×10-5 m²

a. Menentukan debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

m/dt

Page 13: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 76Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi he act = 177 – 152

= 25 mm Hg = 0,025 m Hg

Dikonversikan ke dalam hc H2O = 13,6 × 0,025

= 0,034 m

d. Menentukan nilai α aktual

e. Menentukan nilai α analitis

dengan interpolasi, maka :

0,2α – 0,052 = 0,012

α = 0,32

f. Membandingkan nilai α aktual dengan α analitis

g. Menentukan nilai Reynolds

Page 14: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 77Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

5.7.2 Pembesaran (Pipa Halus)

Diameter pipa (D1) = 10 mm = 0,01 m

Diameter pipa (D2) = 17,5 mm = 0,0175 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 1,15 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 178 mmHg

Bacaan manometer Hg kanan = 152 mmHg

Luas (A1) = ¼ π D1² = ¼ π (0,01)² = 7,85×10-5 m²

Luas (A2) = ¼ π D2² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi he act = 178 – 151

= 27 mm Hg = 0,027 m Hg

dikonversikan ke dalam hc H2O = 13,6 × 0,027

= 0,34672 m

d. Menentukan nilai α aktual

2,21541085,7

10,1,73915

3

11

A

Qv

7,2338104041,2

10,1,73914

3

22

A

Qv

Page 15: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 78Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

e. Menentukan nilai α analitis

f. Membandingkan nilai α aktual dengan nilai α analitis

g. Menentukan nilai Reynolds

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

5.7.3 Lurus (Pipa Halus)

Diameter pipa (D) = 6 mm = 0,006 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 0.79 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 1179mmHg

Bacaan manometer Hg kanan = 151mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,006)²

= 2,826×10-5 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

Page 16: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 79Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi hf act = 179-151

= 28 mm Hg = 0,028 m Hg

dikonversikan ke dalam hf H2O = 13,6 × 0,028

= 0,3808 m

d. Menentukan nilai Reynolds`

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

e. Menentukan nilai f aktual

f. Menentukan nilai f analitis

dengan cara trial didapat :

f analitis = 0,0244

g. Membandingkan nilai f aktual dan f analitis

Page 17: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 80Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

5.7.4 Lurus (Pipa Halus)

Diameter pipa (D) = 10 mm = 0,01 m

Volume (V) = 2 liter = 0,005 m³

Waktu (t) = 0,69 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 178 mmHg

Bacaan manometer Hg kanan = 151 mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,01)² = 7,85×10-5 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi hf act = 178 – 151

= 27 mm Hg = 0,027 m Hg

Dikonversikan ke dalam hf H2O = 13,6 × 0,027

= 0,03672 m

d. Menentukan nilai Reynolds

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

e. Menentukan nilai f aktual

f. Menentukan nilai f analitis

Page 18: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 81Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

dengan cara trial didapat :

f analitis = 0,01270814

g. Membandingkan nilai f aktual dan f analitis

5.7.5 Lurus (Pipa Kasar)

Diameter pipa (D) = 17,5 mm = 0,0175 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 1,14 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 186 mmHg

Bacaan manometer Hg kanan = 141 mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi hf act = 186 – 143

= 43 mm Hg = 0,043 m Hg

Dikonversikan ke dalam hf H2O = 13,6 × 0,043

= 0,05848 m

d. Menentukan nilai Reynolds

Page 19: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 82Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

e. Menentukan nilai f aktual

f. Menentukan nilai f analitis

g. Membandingkan nilai f aktual dan f analitis

5.7.6 Belokan Siku 45º

Diameter pipa (D) = 17,5 mm = 0,0175 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 1,42 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 183 mmHg

Page 20: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 83Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Bacaan manometer Hg kanan = 146 mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi he act = 183 – 146

= 37 mm Hg = 0,037 m Hg

Dikonversikan ke dalam hc H2O = 13,6 × 0,037

= 0,05032 m

d. Menentukan nilai α aktual

e. Menentukan nilai α analitis

Menggunakan tabel 5.2 dengan cara interpolasi

1,1 = 20α – 2,8

α = 0,195

f. Menentukan nilai perbandingan α aktual dengan α analitis

Page 21: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 84Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

g. Menetukan nilai Reynolds

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

5.7.7 Lurus (Pipa Halus)

Diameter pipa (D) = 17,5 mm = 0,0175 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 1,03 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 169 mmHg

Bacaan manometer Hg kanan = 160 mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi hf act = 169 – 160

= 9 mm Hg = 0,09 m Hg

Dikonversikan ke dalam hf H2O = 13,6 × 0,09

= 0,01224 m

d. Menentukan nilai Reynolds

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

e. Menentukan nilai f aktual

Page 22: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 85Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

f. Menentukan nilai f analitis

dengan cara trial didapat :

f analitis = 0,0145824

g. Membandingkan nilai f aktual dan f analitis

5.7.8 90º Elbow

Diameter pipa (D) = 17,5 mm = 0,0175 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 1,35 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 188 mmHg

Bacaan manometer Hg kanan = 141 mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/d

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi he act = 188 – 141

= 47 mm Hg = 0,047 m Hg

Dikonversikan ke dalam hc H2O = 13,6 × 0,047

= 0,0639 m

Page 23: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 86Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

d. Menentukan nilai α aktual

e. Menentukan nilai α analitis

Menggunakan tabel 5.2

αanalitis = 0,98

f. Menentukan nilai α aktual dengan α analitis

g. Menetukan nilai Reynolds

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

5.7.9 90º Bend

Diameter pipa (D) = 17,5 mm = 0,0175 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 1,24 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 177 mmHg

Bacaan manometer Hg kanan = 152 mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

Page 24: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 87Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi he act = 177 – 152

= 25 mm Hg = 0,025 m Hg

Dikonversikan ke dalam hc H2O = 13,6 × 0,025

= 0,034 m

d. Menentukan nilai α aktual

e. Menentukan nilai α analitis

R = 3,5 cm = 35 mm

Dari tabel 5.3 maka αanalisis = 0,19

f. Menentukan nilai perbandingan α aktual dengan α analitis

g. Menetukan nilai Reynolds

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

5.7.10 Gate Valve (Katub Gate)

Diameter pipa (D) = 17,5 mm = 0,0175 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 1,20 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 177 mmHg

Page 25: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 88Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

Bacaan manometer Hg kanan = 153 mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi he act = 177 – 153

= 24 mm Hg = 0,024 m Hg

Dikonversikan ke dalam hc H2O = 13,6 × 0,024

= 0,03264 m

d. Menentukan nilai α aktual

e. Menentukan nilai α analitis

Menggunakan tabel 5.4 diperoleh

αanalitis = 0,19

f. Menentukan nilai perbandingan α aktual dengan α analitis

g. Menetukan nilai Reynolds

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.

Page 26: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 89Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

5.7.11 GlobeValve (Katub Globe)

Diameter pipa (D) = 17,5 mm = 0,0175 m

Volume (V) = 2 liter = 0,002 m³

Waktu (t) = 1,42 dt

Bacaan manometer Hg kiri = 182 mmHg

Bacaan manometer Hg kanan = 147 mmHg

Luas (A) = ¼ π D² = ¼ π (0,0175)² = 2,4041×10-4 m²

a. Menentukan nilai debit aliran

m³/dt

b. Menentukan nilai kecepatan

m/dt

c. Menentukan kehilangan energi aktual

Kehilangan energi he act = 182 – 147

= 35 mm Hg = 0,035 m Hg

Dikonversikan ke dalam hc H2O = 13,6 × 0,035

= 0,0476 m

d. Menentukan nilai α aktual

e. Menentukan nilai α analitis

Menggunakan tabel 5.4 diperoleh nilai

αanalitis = 10

f. Menentukan nilai α aktual dengan α analitis

Page 27: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 90Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

g. Menetukan nilai Reynolds

Karena Re > 4000 , maka termasuk aliran turbulen.A

Page 28: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika 2014 90Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 4

5.8 Pembahasan

Dari hasil analisa dan perhitungan data diatas maka didapatkan rekapitulasi aliran dalam pipa sebagai berikut.Tabel 5.6 Rekapitulasi Perhitungan Aliran Melalui Pipa

Jenis Sambungan

Debit Aliran (m3/dt)

Kecepatan (m/dt)

Hc act H2O (m)

α actual α analitis Re Jenis Aliran

Pengecilan (Pipa Halus)

2,3255 x 10-3v1 14,3435v2 43,92708vc 73,2118

0,034 2,7642 0,32 0,84713 680939,226 Turbulen

Pembesaran (Pipa Halus)

1,7391 x 10-3 v1 2,2154v2 7,2338

0,34672 5,2941 0.4536 11,671 535393,646 Turbulen

Lurus(Pipa Halus)

2,5316 x 10-3 8,9582 0,3808 4,4827 x 10-6 0,0244 0,7673 346325,96 Turbulen

Lurus(Pipa Halus)

2,8985 x 10-3 3,6936 0,03672 6,68304 x 10-5 0,012708 2,176 525966,850 Turbulen

Lurus(Pipa Kasar)

1,7543 x 10-3 7,309 0,05848 20079 x 10-4 0,0344 2,176 176667,817 Turbulen

Belokan Siku (45º)

1,4084 x 10-3 5,8583 0,05032 0,0297 0,195 0,02883 1418370,166 Turbulen

Lurus(Pipa Halus)

1,9417 x 10-3 8,0766 0,01224 4,202 x 10-4 0,01458 269,397 1952216,851 Turbulen

90º Elbow 1,4814 x 10-3 6,1619 0,0639 2,5151 0,98 2,5664 148940,953 Turbulen

90º Bend 1,6129 x 10-3 6,7089 0,034 1,1286 0,19 2,5133 162162,638 Turbulen

Gate Valve 1,6666 x 10-3 6,9323 0,03264 1,0147 0,19 5,3405 16756,25 Turbulen

Globe Valve 1,4084 x 10-3 5,8583 0,04676 2,0723 10 0,20723 141602,555 Turbulen

Page 29: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika 2014 90Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 4

Tabel 5.7 Hasil Analisis Data

NoKasus/Jenis Sambungan

Koefisien Gesekan Pipa (α)

Faktor Sambungan/ Percabangan (f)

1Pengecilan(pipa halus)

0,32

2Pembesaran(pipa halus)

0,4536

3Lurus

(pipa halus)4,4827 x 10-6

4Lurus

(pipa halus)6,6830 x 10-5

5Lurus

(pipa kasar)2,0079 x 10-4

6Belokan siku

(45o)0,195

7Lurus

(pipa halus)4,202 x 10-4

8 90o Elbow 0,98

9 90o Bend 0,19

10 Gate Valve 0,19

11 Globe Valve 10

1. Pada percabangan pipa lurus kasar dan halus menunjukkan bahwa semakin

halus pipa, kehilangan energi semakin kecil, sedangkan kecepatan semakin

besar.

2. Besarnya angka Reynolds pada seluruh percobaan lebih besar dari 4000 (Re >

4000) sehingga termasuk aliran turbulen.

3. Pada percobaan pengecilan dan pembesaran luas penampang pipa dapat dilihat

bahwa kecepatan aliran pada kasus pengecilan lebih besar daripada kasus

pembesaran pipa. Hal ini disebabkan karena pada pengecilan penampang yang

mendadak, garis aliran pada bagian hulu dari sambungan akan menguncup dan

mengecil pada vena kontrakta. Luas penampang vena kontrakta adalah 0,6 A2.

Kehilangan tenaga pada kasus pengecilan lebih besar daripada kehilangan

tenaga pada kasus pembesaran. Hal ini disebabkan karena kecepatan pada

kasus pengecilan lebih besar daripada kecepatan pada kasus pembesaran.

Page 30: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Jaringan Perpipaan 2014 91Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 2

4. Hampir pada semua kasus pipa/jenis sambungan mempunyai perbandingan

koefisien gesek/percabangan aktual dengan analitis yang terlalu besar, dan jauh

mendekati satu. Hal ini mungkin disebabkan karena kerja pompa yang terlalu

besar atau kecil, juga bisa disebabkan karena pembacaan manometer Hg yang

salah

5. Dari perbandingan hasil koefisien gesek (f) dan koefisien sambungan atau

percabangan (α) yang diperoleh di atas sedapat mungkin mendekati nilai satu.

Apabila tidak memenuhi maka percobaan dianggap kurang sempurna.

Hal tersebut diakibatkan beberapa faktor :

a. Adanya gelembung udara dalam pipa.

b. Kesalahan dalam membaca manometer Hg.

c. Kesalahan dalam perhitungan/pembacaan volume dan waktu.

d. Alat sudah tidak dapat berfungsi dengan baik.

Page 31: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika 2014 93Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 4

5.9 Kesimpulan

Tabel 5.8 Rekapitulasi Perhitungan

Jenis Sambungan

Debit Aliran (m3/dt)

Kecepatan (m/dt)

Hc act H2O (m)

α actual α analitis Re Jenis Aliran

Pengecilan (Pipa Halus)

2,3255 x 10-3v1 14,3435v2 43,92708vc 73,2118

0,034 2,7642 0,32 0,84713 680939,226 Turbulen

Pembesaran (Pipa Halus)

1,7391 x 10-3 v1 2,2154v2 7,2338

0,34672 5,2941 0.4536 11,671 535393,646 Turbulen

Lurus(Pipa Halus)

2,5316 x 10-3 8,9582 0,3808 4,4827 x 10-6 0,0244 0,7673 346325,96 Turbulen

Lurus(Pipa Halus)

2,8985 x 10-3 3,6936 0,03672 6,68304 x 10-5 0,012708 2,176 525966,850 Turbulen

Lurus(Pipa Kasar)

1,7543 x 10-3 7,309 0,05848 20079 x 10-4 0,0344 2,176 176667,817 Turbulen

Belokan Siku (45º)

1,4084 x 10-3 5,8583 0,05032 0,0297 0,195 0,02883 1418370,166 Turbulen

Lurus(Pipa Halus)

1,9417 x 10-3 8,0766 0,01224 4,202 x 10-4 0,01458 269,397 1952216,851 Turbulen

90º Elbow 1,4814 x 10-3 6,1619 0,0639 2,5151 0,98 2,5664 148940,953 Turbulen

90º Bend 1,6129 x 10-3 6,7089 0,034 1,1286 0,19 2,5133 162162,638 Turbulen

Gate Valve 1,6666 x 10-3 6,9323 0,03264 1,0147 0,19 5,3405 16756,25 Turbulen

Globe Valve 1,4084 x 10-3 5,8583 0,04676 2,0723 10 0,20723 141602,555 Turbulen

Page 32: BAB 5 Aliran Dalam Pipa

Laporan Praktikum Hidrolika 2014 94Bab 5 Aliran Dalam PipaKelompok 4

Dari data rekapitulasi perhitungan di atas dapat disimpulkan :

1. Semakin kecil diameter pipa, semakin besar kehilangan energi (hf) dan

semakin kecil koefisien gesek pipa (f).

2. Semakin kasar permukaan pipa, harga koefisien gesek pipa (f) akan semakin

besar.

3. Perubahan arah atau belokan menyebabkan terjadinya kehilangan energi.

4. Kehilangan energi akibat gesekan (hf) berbanding lurus dengan kuadrat

kecepatan (v²), sehingga semakin besar kecepatan aliran (v) maka kehilangan

energi (hf) semakin besar.

5. Kehilangan energi akibat perubahan penampang pipa sambungan percabangan

dan belokan (he) berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan aliran (v²).

6. Semakin besar aliran maka kehilangan energi akibat perubahan penampang

pipa (he) semakin besar.

5.10 Saran

Dari percobaan di atas tim penyusun menyarankan :

1. Berhati-hati dalam percobaan menutup maupun membuka pipa percobaan

sehingga tidak terjadi kekeliruan.

2. Perhitungan waktu di stopwatch sebaiknya harus bersamaan dengan waktu

ditutupnya katub agar menghindari terjadinya kekeliruan pengambilan data

waktu.

3. Pembacaan manometer Hg sebaiknya harus diamati secermat mungkin agar

menghindari ketidaktelitian pembacaan rambu Hg.