16
SYSTEM PENETAPAN HARGA DAN RISIKO TRANSPORTASI BAB 4

BAB 4 SYSTEM PENETAPAN HARGA DAN RISIKO TRANSPORTASI.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • SYSTEM PENETAPAN HARGA

    DAN RISIKO TRANSPORTASI

    BAB 4

  • 1. SYSTEM PENETAPAN HARGA

    a. Ex works/ Loco Gudang

    b. FCA - Free Carrier

    c. Free along Side Ship (FAS)

    d. Free on Board (FOB)

    e. Cost and Freight (C&F)

    f. Cost and Insurance Freight (CIF)

    g. Carriage Paid To (CPT)

    h. Carriage And Insurance Paid To (CIP)

    *

  • Ex works/ Loco Gudang

    Penjual menyerahkan (delivery of goods) di muka gudang/ pabrik pihak Penjual dan telah

    siap dan layak untuk dikapalkan.

  • FCA - Free Carrier

    Penjual bebas menentukan sarana angkutan yang dipilihnya untuk proses

    pengiriman barang.

  • Free along Side Ship (FAS)

    Penjual menyerahkan barang di samping kapal yang sandar di dermaga atau diikat pada buoy

  • Free on Board (FOB)

    Penjual menyerahkan barang di atas kapal, yaitu saat barang telah melampaui Shipss Rail dimana kapal bertambat.

  • Cost and Freight (C&F)

    Penjual akan menyerahkan barang di tempat Buyer berdomisili atau pada pelabuhan yang ditunjuk.

  • Cost and Insurance Freight (CIF)

    Penjual akan menyerahkan barang kepada Buyer dan membayar semua biaya terkait, termasuk polis asuransi.

  • Carriage Paid To (CPT)

    Penjual membayar semua biaya angkutan sampai di tempat yang telah ditentukan dan

    menyerahkan kepada Pembeli.

  • Carriage And Insurance Paid To

    (CIP)

    Sama dengan CPT ditambah polis asuransi dibayar penjual.

  • Tabel Alokasi Biaya

  • 2. RISIKO TRANSPORTASI

    Risiko yang kerap sering terjadi meliputi:

    Risiko terhadap pelayanan barang (cargo handling hazards)

    Risiko yang terjadi di jalan raya bebas hambatan Risiko yang terjadi di atas gerbong kereta api Risiko yang terjadi di kapal dan kendaraan air Risiko angkutan barang melalui udara Risiko karena air Risiko karena pencurian, perampokan,

    kehilangan dan kebakaran

  • 2. RISIKO TRANSPORTASI

    Risiko tersebut di atas dapat dikurangi dengan melibatkan seluruh pihak terkait, antara lain:

    a) Pihak Penjual barang, misalkan dari sisi

    kemasannya.

    b) Pihak Pembeli barang, misalkan dari sisi

    prosedur penerimaan barangnya.

    c) Pihak Pengirim barang (forwarder), misalkan

    dari sisi cargo handlingnya.

  • 3. ASURANSI EKSPORT

    Dalam rangka mengamankan pembayaran dari luar negeri, Pemerintah Indonesia telah menyediakan

    fasilitas asuransi eksport dengan membentuk suatu

    Badan Usaha yang diberi nama PT. Asuransi Eksport

    Indonesia (PT. ASEI).

    Badan usaha tersebut memberikan kepada para Eksportir Indonesia suatu jenis perlindungan yang

    diperlukan terhadap kemungkinan tidak dibayarnya atau

    dibatalkannya suatu kontrak/ perjanjian eksport yang

    ditimbulkan atau disebabkan oleh suatu risiko komersial

    atau risiko non komersial maupun risiko lainnya.

  • 3. ASURANSI EKSPORT

    Risiko komersial:

    Risiko yang tergolong risiko komersial antara lain:

    1. Apabila importir di luar negeri sebagai pembeli sedang

    mengalami kebangkrutan/ insolvensi (tidak berdaya).

    2. Importir (Pembeli) menolak tanpa alasan yang jelas atas

    barang/komoditi eksport yang telah dikirim

  • 3. ASURANSI EKSPORT

    Risiko non komersial:

    Risiko yang tergolong risiko non komersial antara lain:

    1. Adanya pencegahan pembayaran hasil penjualan barang eksport dari luar negeri masuk ke Indonesia.

    2. Adanya ketentuan larangan import barang tertentu ke negara bersangkutan, dimana importir (Pembeli) berdomisili.

    3. Terjadi perang, kerusuhan, pemogokan, revolusi dan keributan lainnya di negara tujuan eksport yang mengakibatkan tertundanya/ tidak terlaksananya pembayaran

    4. Adanya pembatalan ijin eksport.