47
Pembebanan Biaya Berdasarkan Aktivitas Activity Based Costing (ABC)

Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akuntansi manajemen activity based counting

Citation preview

Page 1: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Pembebanan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Activity Based Costing (ABC)

Page 2: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Pertumbuhan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi

perkembangan industri dan juga pola perilaku

masyarakat. Hal ini semakin menjadikan kompetisi yang

semakin sengit dalam dunia usaha. Untuk itu diperlukan

berbagai daya dan upaya agar perusahaan dapat lebih

fleksibel dan dapat menghasilkan produk yang spesifik

dan profitable dengan tetap memperhatikan kepuasan

pelanggan. Namun hingga saat ini masih banyak pihak

yang menggunakan paradigma lama antara lain:

Page 3: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

1. Untuk memperkecil beban biaya tetap (cost/unit),

maka proses produksi harus menghasilkan produk

dalam jumlah yang besar pula.

2. Pelanggan yang memesan/membeli produk dalam

jumlah yang besar adalah pelanggan yang

memberikan profit besar pula.

3. Pelanggan yang loyal juga merupakan pelanggan

yang memberikan profit. Dan profit akan mengikuti

kepuasan pelanggan.

Page 4: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Berdasarkan penelitian dan perkembangan industri

mengungkapkan bahwa paradigma tersebut tidaklah benar

sepenuhnya. Pola perilaku konsumen yang semakin

spesifik (yang menjadikan produk tidak dapat diproduksi

secara massal dan cenderung terbatas/limited), ketepatan

waktu pengiriman, dll menjadikan dunia usaha harus

mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tetap

memiliki profit, walau menghasilkan produk dalam jumlah

yang lebih sedikit. Untuk dapat bertahan dalam persaingan

bisnis, maka pelaku usaha harus mampu menentukan

harga jual yang kompetitif berdasarkan analisa biaya

produksi yang tepat.

Page 5: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

MENGAPA ABC SANGAT PENTING?

Setiap dunia usaha tidak akan dapat masuk ke dalam

kompetisi – sekalipun untuk memulai memperbandingkan

dengan perusahaan lain – sampai kita tahu bagaimana

menghitung beban biaya secara tepat. Dan untuk dapat

memasuki persaingan global, setiap perusahaan harus dapat

lebih fleksibel, terintegrasi dan terotomatisasi dalam

meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya. Akan

tetapi, adalah suatu hal yang mustahil untuk mendukung daya

saing perusahaan tanpa suatu mekanisme perhitungan biaya

yang akurat.

Page 6: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Page 7: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Dalam perkembangan tersebut, beberapa permasalahan yang

cenderung dihadapi dalam perhitungan biaya produksi dan mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan adalah:

1. Peningkatan jumlah produksi dan penjualan tidak berarti secara otomatis

akan memberikan peningkatan profit.

2. Beberapa produk adalah produk yang memberikan keuntungan dan

beberapa merupakan produk kritis yang dapat menimbulkan kerugian

(Dalam meningkatkan daya saing, salah satu strategi pemasaran adalah

dengan melakukan subsidi silang/transfer price antara satu produk yang

profit dan yang tidak profit).

3. Produk yang dihasilkan harus dapat memenuhi persyaratan pelanggan yang

akan memberikan kepuasan pelanggan.

4. Tindakan penurunan cost pada satu bagian tertentu akan dapat mengurangi

biaya mereka, tetapi akan dapat menciptakan biaya-biaya tambahan di ke

arah muara bagian/departemen lain.

Page 8: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Salah satu metoda yang dapat memberikan analisa

perhitungan biaya produk secara akurat adalah dengan

menggunakan metoda ABC. ABC membebankan cost ke

produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas

– dasar pemikiran: produk atau jasa yang dihasilkan

diperoleh melalui pelaksanaan

rangkaian aktivitas dan penggunaan sumberdaya, yang

dikonversikan dalam bentuk cost. – Konsep ABC

menganut sistem hubungan sebab – akibat antara pemicu

biaya (cost driver) dan aktivitas/activity center (Gambar

2.2).

Page 9: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Waktu perbaikan

Gambar 2.2. Perbandingan Pembiayaan Tradisional dan Konsep ABC

Page 10: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Penggunaan sistem ABC dalam melakukan perhitungan biaya akan dapat mendefenisikan proses secara rinci, antara lain:

1. mengidentifikasikan biaya per unit dari berbagai jasa dan produk,2. mengidentifikasikan bagian/section kritis pada inline proses (yang

sangat mempengaruhi peningkatan cost)3. mengidentifikasikan integrasi proses secara utuh (keseimbangan pada

seluruh lini proses).4. dll.

Suatu keuntungan yang utama dalam menggunakan ABC adalah sistem ini akan dapat mengendalikan atau memperkecil penyimpangan dalam penetapan biaya produk sebagai akibat dari alokasi yang tidak tidak tepat (sewenang-wenang) terhadap biaya tak langsung. Hal inilah yang merupakan perbedaan dari perhitungan biaya tradisional (Gambar 2.2).(Pada sistem biaya tradisional, untuk mengalokasikan biaya tidak langsung, dilakukan dengan pembebanan secara proporsional dengan menggunakan suatu indikator atau faktor pembanding yang dianggap sesuai, sedangkan unsur-unsur biaya yang lainnya dialokasikan secara langsung, sesuai dengan perhitungan langsungnya masing-masing).

Page 11: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

KENDALI WAKTU PADA ABC SYSTEM (TIME-DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING)

Waktu merupakan salah satu dimensi yang membatasi seluruh rangkaian hidup (3 dimensi yang membatasi: waktu, ruang dan gerak). Dalam sistem proses produksi, seluruh aktivitas selalu dipengaruhi dan dibatasi oleh waktu. Upah tenaga kerja, pemakaian utilitas, depresiasi dan lain sebagainya, merupakan kompensasi atas penggunaan waktu oleh manusia maupun oleh mesin dan peralatan yang digunakan. Sehingga waktu merupakan salah satu kendali yang dapat digunakan dalam melakukan analisa dan implementasi sistem ABC.

Kendali waktu (Time Driven) adalah suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menghindari berbagai kesulitan dalam melakukan implementasi ABC. Metoda Time-Driven Activity-Based Costing memiliki dua parameter, yaitu:

Page 12: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

1. Pembebanan biaya untuk setiap unit waktu yang digunakan sumber daya yang tersedia dalam memenuhi kapasitas yang tersedia sesuai dengan aktivitas perusahaan/bisnis. (Total pengeluaran Overhead dibagi dengan total jam kerja karyawan yang digunakan/tersedia).

2. Penilaian dari unit waktu yang digunakan dalam setiap aktivitas: berapa banyak waktu yang digunakan dalam menyelesaikan satu unit produk/ WIP pada setiap aktivitas (hal ini didasarkan pada hasil perkiraan atau pengamatan langsung).

Page 13: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Pendekatan waktu ini juga memberikan pengaruh yang cukup

signifikan terhadap permasalahan teknis yang dihadapi, ketika upaya

peningkatan hasil produksi dikaitkan secara otomatis dengan

penambahan waktu proses. Dengan pendekatan waktu, tindakan yang

pertama sekali harus dilakukan adalah mengan menghitung jumlah

waktu yang masih kosong (tidak terpakai) atau waktu mengganggur.

(Sebab, penambahan jumlah waktu dan jumlah tenaga kerja pasti

akan menambah jumlah produksi. Namun yang harus diperhatikan

adalah, apakah penambahan jumlah jam kerja dan tenaga kerja

tersebut sudah benar dan optimal?). Pada perkembangan selanjutnya

metoda ini akan sangat membantu dalam merancang proses dengan

varian produk, pelanggan dan karakteristik aktivitas yang

menyebabkan variasi di waktu proses. Hal ini pula yang menjadi cikal

bakal dari pelaksanaan proses tepat waktu (Just in time/JIT)

Page 14: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING

Penerapan sistem Activity Based Costing dapat dilakukan melalui 4 tahapan berikut:

1. Identifikasi aktivitasSecara umum, proses (produksi) perusahaan terdiri atas:a. Inbound logstic/penyediaan bahan baku: aktivitas yang terkait dengan

pemesanan dan pembelian seluruh bahan baku yang akan digunakan untuk pekerjaan/proses produksi

b. Operation: aktivitas untuk melakukan konversi seluruh bahan baku yang tersedia, dengan menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia menjadi produk jadi/finish product.

c. Outbond logistic: aktivitas untuk menyimpan dan memelihara produk yang telah jadi/finish product sebelum produk tersebut didistribusikan/diserahkan kepada pelanggan.

d. Marketing dan sales: aktivitas untuk menyalurkan dan menjual produk jadi kepada pelanggan ataupun jaringan distribusi, serta menerima masukan dan saran dari pelanggan atas persyaratan yang ditetapkan ataupun yang diinginkan oleh pelanggan.

e. Service: aktivitas untuk membangun hubungan dengan pelanggan dan membina kesetiaan pelanggan (customer loyalty) terhadap penggunaan produk perusahaan.

Page 15: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Untuk dapat menganalisa tahapan proses tersebut

maka setiap proses harus memiliki prosedur standar yang

akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan aktivitas

tersebut. Dan secara umum tahapan proses a – c merupakan

satu kesatuan yang terintegrasi, dan memiliki dampak

langsung terhadap pembebanan biaya produk. Sedangkan

proses d – e (Marketing hingga service), merupakan aktivitas

yang tidak langsung terhadap proses produksi, dan masuk ke

dalam kategori biaya tidak langsung (overhead cost). Dalam

melakukan identifikasi aktivitas, maka perusahaan sebaiknya

harus memiliki 2 (dua) jenis diagram alur proses, yaitu:

Page 16: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

1. Diagram alur aktivitas setiap bagian (Gambar 2.3)

2. Diagram alur rincian proses produksi yang terinci untuk

setiap item produk mulai dari tahapan pembelian raw

material hingga penyimpanan produk jadi. (Gambar 2.4.).

Semakin rinci diagram alur tersebut, maka semakin akurat

pula analisa yang akan dihasilkan.

Beberapa data yang dibutuhkan dan sebaiknya

dicantumkan pada setiap tahapan aktivitas antara lain

adalah:

2.1. Ukuran produk yang dibutuhkan untuk menghasilkan

setiap jenis produk jadi – dapat juga secara

kategorial (besar, sedang, kecil) –. Ukuran

tersebut dapat berupa: berat, jumlah, dimensi,

standar mutu, dll.

Page 17: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Page 18: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

2.2. Ukuran jumlah target kerja/kapasitas baku untuk elemen produktif yang digunakan (tenaga kerja langsung, mesin dan peralatan) pada setiap aktivitas (jumlah unit (pcs, kg, dll.)/satuan waktu).

2.3. Jumlah tenaga kerja tidak langsung yang baku (yang harus tersedia) selama proses produksi berlangsung, seperti: jumlah operator QC, Foremen, dll.

Page 19: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Page 20: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

2.4. Jumlah dan jenis bahan pendukung yang digunakan2.5. Standar jumlah buangan/waste yang diijinkan (yield product).

Dalam perkembangan selanjutnya, data-data tersebut di atas merupakan dasar dalam penyusunan daftar kebutuhan bahan baku (Bill of material) dan penerapan metoda Just in time/JIT.

Page 21: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

2. Identifikasi elemen biaya pada setiap aktivitas

Tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap elemen-elemen

biaya pada setiap aktivitas. Secara umum, elemen biaya dapat dibagi atas 3

bagian besar, yaitu:

a. Biaya langsung/Direct cost: biaya yang secara langsung melekat pada

material/WIP yang dikerjakan pada masing-masing tahapan (Direct Labor &

Direct Materials). Contoh: Biaya RM, Ingredients, Packaging, Biaya Tenaga

kerja langsung/Target, konsumsi energi (mesin dan peralatan), dll. untuk

setiap item pekerjaan.

b. Biaya tidak langsung/Indirect cost: biaya yang secara tidak langsung

melekat pada material/WIP yang dikerjakan pada masing-masing tahapan.

Contoh: Biaya Pelayan, Mandor, Listrik (penerangan area kerja), Air (sanitasi,

dll.), Manufacturing Supplies, dll.

Page 22: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

c. Biaya operasional lainnya/Factory overhead (FOH): biaya yang

secara tidak langsung secara keseluruhan organisasi yang tidak

termasuk biaya tidak langsung dan tidak langsung di atas -

Pengeluaran Rutin Perusahaan Contoh: Gaji Direksi, Administrasi

perkantoran (Telepon, Listrik, Air), Listrik penerangan pabrik,

depresiasi, pajak, dll.

Untuk lebih memudahkan analisa dan pengamatan, sebaiknya

elemen-elemen biaya langsung (a) dan biaya tidak langsung (b),

dicantumkan dalam diagram alur produk.

Page 23: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

. Standar Upah/Jam = Rp 5.600,-

. Target Kerja = 10 kg/jam = Rp. 560,-/kg

. Biaya Pembekuan (Listrik) = Rp. 150.000/jam

. Kapasitas Freezer/jam = 1.500 Kg = 1.000 pack =

Rp 100/kg = Rp 150 /pack

. Gaji/Upah pelayan = Rp. ……./jam

. Biaya material = Rp. …../unit

. Ingredients = Rp ……/unit

. Packaging = Rp …../ unit

. Manufacturing Supplies = Rp …..

Page 24: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

3. Penentuan penyebab/pengendali (activity cost driver) dalam melakukan

pembebanan biaya aktivitas (cost of activities) Untuk dapat menerapkan

sistem ABC, tahapan yang teramat penting adalah menentukan basis

(activity cost driver) untuk pembebanan biaya aktivitas (cost of

activities). Basis ini yang akan digunakan sebagai dasar proporsi beban

biaya dalam melakukan perhitungan biaya per unit produk pada setiap

tahapan proses.

Faktor sebagai pengendali biaya pada setiap tahapan proses,

dapat didasarkan pada beban kerja setiap aktivitas – hasil kerja (kg,

pcs), jam kerja (jam kerja orang dan jam operasional mesin), biaya (Rp),

dll. Untuk dapat melakukan analisa secara cepat dan tepat, maka

penggunaan paramater yang seragam antara aktivitas sangat

dianjurkan. Dalam hal ini pendekatan terhadap konsumsi waktu (labor

hour) yang digunakan merupakan salah satu cost driver yang dapat

digunakan di hampir seluruh aktivitas, sebab seluruh aktivitas dilakukan

dalam suatu rangkaian waktu.

Page 25: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Contoh dengan menggunakan Jam Kerja Orang:

. Konsep yang digunakan adalah “Time and Motion Study”

. Seluruh aktivitas dikonversikan ke dalam bentuk jam kerja orang dan mesin (untuk beban utility)

. Penentuan standar cost menggunakan beberapa asumsi-asumsi

mendasar. Perhitungan actual cost berdasarkan actual

penggunaan jam kerja orang. Pembebanan FOH Costs dan Overhead Costs lainnya

dilakukan dengan proporsi waktu kerja orang yang digunakan

Page 26: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Contoh perhitungan menggunakan jam kerja orang:

• Asumsi Umum:

. Jumlah Jam kerja normal/bulan = 173 jam

. Incoming RM/bulan = 600 ton

. Jumlah Tenaga Kerja Langsung = 3.000 orang = 3.000 x 173 jam = 519.000jam/orang

bulan

. Factory Overhead = Rp 6 Milyar = Rp 6 Milyar / 519.000

= Rp 11.561/ jam orang

. UMR/bulan = Rp 802.500 = Rp 802.500/173 jam = Rp 4.639 / jam

Page 27: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Receiving Area (seluruh tenaga kerja adalah tenaga

kerja harian dan non target):

- Jumlah Tenaga Kerja = 10 orang (termasuk Mandor,

pelayan dan Quality Control)

- Jumlah Jam Kerja / bulan = 10 x 173 jam

= 1.730 jam kerja orang

- Jumlah Incoming Material /bulan = 600 ton

= (1.730 jam * 60 menit) / 600 ton

=0,173 menit orang / kg

Page 28: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

• Deheading Area:

- Jumlah T. Kerja Non Target (Pelayan dan Mandor) = 20 orang

- Jumlah Jam Kerja / bulan = 20 x 173 jam

= 3.460 jam kerja orang

- Beban jam kerja non target = (3.460 x 60 menit) / 600 ton

= 0,346 menit org/ kg HO

- Target kerja size Besar = 20 kg/jam

= 3 menit org / kg

= 3,346 menit orang / kg

- Target kerja size Sedang = 18 kg /jam

= 3,33 menit orang / kg

= 3,676 menit org / kg

- Target kerja size kecil = 15 kg/jam

= 4 menit orang / kg

= 4,346 menit org / kg

Page 29: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

• Area/Bagian Lain:

. Penentuan jumlah karyawan non target adalah berdasarkan jumlah minimum karyawan target yang harus dibutuhkan. Penentuan kapasitas kerja pada setiap bagian yang tidak menggunakan tenaga kerja non target, dapat dilakukan dengan pendekatan “Time and Motion Study”

• Mesin, Air, Listrik, dan Utility:

. Pembebanan dengan proporsi penggunaan utilitas tersebut.Contoh:. Kapasitas Mesin Freezer = 500 kg/jam

= 15.000 watt/jam (Rp…./watt/jam)= 0,12 menit/kg WIP = Rp..../menit = Rp … /kg

. Penggunaan Penerangan di Ruang I = 2.000 watt/jam = Rp……./menit

Untuk selanjutnya perhitungan ABC dilakukan pada setiap aktivitas/work center dengan tetap memperhatikan faktor keseragaman alat ukur. Perhitungan standar cost yang telah diperoleh, sebaiknya dicantumkan ke dalam Diagram alur proses yang telah disusun (Gambar 2.5). Pada gambar 2.5, standar Upah/Jam yang digunakan adalah Rp. 4.650,-

Page 30: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

4. Perhitungan biaya per unit dari aktivitas

Pada tahapan akhir dari penerapan sistem ABC adalah

melakukan perhitungan total terhadap standar cost untuk setiap

unit dari seluruh cost yang telah diidentifikasikan dan

ditetapkan pada aktivitas tersebut. Data-data yang telah

dikumpulkan disusun/dirangkai mulai dari tahapan awal hingga

tahap akhir untuk masing-masing produk, berdasarkan

satuan/unit (jam kerja org atau biaya/Rupiah).

Page 31: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Page 32: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Contoh:

Total Biaya Pokok = (RM + Pack + Labor + Utility) + FOH

(RM = Biaya Raw Material/Unit;

Pack = Biaya Packaging/Unit;

Labor = Biaya Tenaga KerjaUnit;

Utility = Biaya Utility/Unit;

FOH = Assumsi Biaya

Factory Over Head/ jam org yg telah dikonversi menjadi Rp/unit).

RM, Pack, Labor,

Utility = Direct Cost, FOH=Overhead Cost

Page 33: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

• Asumsi:

Finish Goods = 300 Cartons (Ctns) = 10.800 pack = 86.400 pcs = 4.104 kg FP,

Yield = 90%, Cost RM = Rp. 57.000,-/kg, ListrikPenerangan = Rp. 750/menit, Jumlah Karyawan 250 orang, FOH = Rp 11.561/jam kerja orang

Page 34: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

• Direct Cost:

. Raw Material : 4.104 kg F Goods : 90% = 4.560 kg,Cost RM = Rp. 57.000 x 4.560 kg = Rp. 259.920.000,-Cost RM/pack = Rp 259.920.000 : 10.800 pack = Rp 24.067/pack

. Cost Packaging merupakan Direct Cost dan spesifik sehingga dapat diasumsikan langsung Rp 15.000/Ctns = Rp 417/pack

. Cost Ingrediants merupakan Direct Cost dan spesifik sehingga dapat dihitung langsung berdasarkan komposisi ingrediants yang digunakan, dan diasumsikan = Rp 700/pack

. Tenaga Kerja: (Termasuk tenaga kerja target dan non target) Rec. Area = 4.560 kg HO x 0,173 menit/orang/kg HO

= 790 menit= 14 jam kerja orang

Page 35: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Deheading & Distribusi = Asumsi target kerja (termasuk target dan non target) = 14 kg HO/labor/hour = 4.560 kg HO:14 kg

HO/labor/hour = 326 jam kerja orangForming =Target kerja (perhitungan berdasarkan

penggunaan waktu seluruh karyawan bagian forming) = 58 pcs/labor/hour .

86.400 pcs : 58 pcs/labor/hour = 1.490 jam kerja orang

Finish Product Area = Assumsi target kerja orang

= 0,18 jam kerja orang/Ctns

= 300 Ctns x 0,18 jam kerja orang/Ctns

= 54 jam kerja orang

Page 36: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Total Jam kerja orang untuk menghasilkan 300 Ctns:

= 14 jam + 326 jam + 1.490 jam + 54 jam = 1.884 jam= 1.884 jam : 10.800 pack = 0,175 jam/pack

Total Cost Tenaga Kerja Langsung (Target dan Non Target)= 0,175 x Rp 4.639 = Rp 811,83/pack = Rp 812 / pack

Page 37: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Mesin & Utility

Berdasarkan penjelasan di depan, seluruh utility yang digunakan telah memiliki standar Rp/menit, sehingga jika asumsi penerangan di ruang Rp. 750/menit dan asumsi jumlah karyawan di ruang 250 orang.

= 1.490 jam kerja orang : 250 orang = 6 jam.

Beban cost penerangan = Rp 750 x 60 menit x 6 jam= Rp 270.000 : 10.800 pack = Rp 25 / pack

Langkah yang sama dilakukan untuk utility yang lain. (Asumsi pada contoh ini, biaya utility dan mesin hanya Rp. 25/pack)

Page 38: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Factory Overhead = (lihat hasil jam kerja orang/pack = Direct Cost)

Total Cost FOH = 0,175 jam kerja orang/pack x Rp 11.561/jam kerja orang = Rp 2.023,18/pack = Rp 2.024 / pack

Total Biaya Pokok = (24.067/pack + Rp 700/pack) + Rp 417/pack + Rp 812/pack + Rp 25/pack + Rp 2.024/pack= Rp. 28.045/pack = Rp 73.082/kg FG

Page 39: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

MANFAAT DAN KARAKTERISTIK ACTIVITY BASED COSTING

Dalam perkembangan implementasi sistem Activity Based Costing, berbagai pihak telah menyatakan akan besarnya manfaat yang telah diberikan oleh sistem ini.

The ABCs of Profitability

Today, many organizations are using Activity Based Costing (ABC) to make

strategy changes and to cut costs, and the process may end up affecting a

broad range of operations: simple ones, like the way a truck delivery is

unloaded at a store, or major ones, such as whether to outsource direct

store deliveries. ABC shows the individual impact of each decision, and the

impact of one decision on another. A company may even discover that

changing the way deliveries are processed makes outsourcing them

uneconomical. ABC can produce results. Here are some examples:

Page 40: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

A mining company needed to reduce logistics costs and to assess the bottom-line impact of some proposed capital investments. It conducted an ABC pilot project which focused on customer service and distribution. The study found enough “quick hit” improvements to pay for the cost of the pilot project. Management used the model to justify several strategic initiatives, which led to even greater bottomline improvements. ABC was then rolled out to the mining andmilling processes. Today, strategic planning, budgeting, and performance measurement have all been upgraded.

A food processor and wholesale distribution company needed to understand the economics of its processing and logistics activities. Management suspected that some customer groups, products, and delivery routes were losing money. As it turned out, all products contributed to the bottom line, but some customers were indeed unprofitable. The improvement opportunities that ABC discovered amounted to ten times the cost of the pilot project.

Source: Henry Kolisnik, “The ABCs of Profitability,” Canadian Transportation Logistics, March 1995, p. 50.

Page 41: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Sistem ABC dapat merubah berbagai yang selama ini

dikategorikan sebagai biaya tidak langsung manufaktur menjadi biaya

langsung – biaya tersebut diidentifikasikan secara khusus sebagai biaya

hasil produksi. Pemilihan aktivitas yang tepat dan faktor pemicu biaya

akan membantu manajemen dalam melakukan telusur terhadap biaya-

biaya overhed yang terkadang sulit untuk dikendalikan, menjadi biaya

objektif yang spesifik, sehingga dapat ditelusur sama seperti biaya

material langsung ataupun biaya tenaga kerja langsung. Hal ini dapat

terjadi, sebab ABC sistem dapat mengklasifikasikan lebih banyak item

biaya sebagai biaya langsung dibandingkan dengan sistem tradisional.

Page 42: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari sistem ABC adalah:

1. Dengan menerapkan sistem ABC, maka manajemen akan dapat

merencanakan proses secara rinci dan akurat (waktu

penyelesaian produk dan harga pokok yang mengikutinya)

2. Analisa prediksi profit/loss proses pada bulan berjalan yang

lebih akurat, sehingga akan membantu manajemen untuk

segera mengambil tindakan strategis yang perlu.

3. Penelusuran penyebab loss/profit pada akhir bulan/periode

analisa yang akurat, berdasarkan jenis produk dan faktor

produksi (material, jam kerja yang digunakan – dan bila

memungkinkan hari dan jam terjadinya kerugian, departemen

dan personil yang bertanggung jawab, dll.)

Page 43: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Page 44: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

4. Sebagai dasar dalam menganalisa keseimbangan (line balancing) kapasitas

(tenaga kerja, mesin dan peralatan) yang tersedia, dengan minimisasi waktu

tunggu dan waktu menganggur.

5. Penerapan sistem ABC akan memberikan analisa atas standar dan

pencapaian penggunaan seluruh faktor-faktor produksi, antara lain: jam

kerja (standar dan yang digunakan), material langsung dan pendukung,

mesin dan peralatan, dll.

6. Dasar dalam menganalisa kembali struktur organisasi (Job Desc., Jumlah

tenaga kerja)

7. Dasar dalam melakuan tindakan perbaikan yang berkesinambungan

(Continual Improvement.). Implementasi sistem ABC akan membantu

seluruh karyawan untuk memahami beragam biaya yang mempengaruhi

kenaikan harga produk. Hal ini akan memberikan kesadaran kepada

karyawan untuk menganalisa struktur biaya produk pada bagian

masingmasing sehingga mampu untuk mengidentifikasikan aktivitas-

aktivitas yang dapat dilakukan dan memberikan nilai tambah.

Page 45: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Pada akhirnya, peningkatan dan perbaikan yang berkesinambungan akan dapat diterapkan dalam menganalisa biaya, untuk mengurangi ataupun menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan untuk mencapai target efisiensi secara keseluruhan.

8. Dasar yang objektif dalam melakukan penilaian kinerja (Performance Management System), melalui Key Performance Indicator individu maupun tim.

“Implementasi ABC tidaklah mudah, tidak semudah mengucapkan ABC.”

Page 46: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Page 47: Bab 4 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

“Bila implementasi ABC tidak mampu menelusur penyebab profit/loss (produk apa? material yang mana? bagian/departemen mana?, dan bila memungkinkan hari apa? Dan jam berapa?), maka sesungguhnya sistem ABC tersebut tidak benar dan perlu di tinjau kembali.

Catatan:1. ABC adalah analisa kinerja proses dan bukanlah

perhitungan akuntansi/nerca keuangan organisasi, sehingga data yang digunakan adalah data penggunaan faktor produksi pada saat periode pengamatan. Jadi sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan data-data untuk neraca keuangan dari pihak accounting.

2. Hasil analisa ABC, digunakan untuk membantu catatan/analisa hasil kinerja organisasi berdasarkan laporan keuangan dari pihak accounting.