12
31 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan Nilai rendemen yang dihasilkan adalah 13.33% (Tabel 3), jika dibandingkan dengan penelitian Risal nur Ahma (2012) nilainya lebih rendah yakni 28%. Namun nilai rendemen 13,33% termasuk golongan sedang, penghitungannya dijabarkan pada Lampiran 2. Menurut Chapman (1980), nilai rendemen dipengaruhi oleh pesies, iklim, metode ekstraksi, waktu pemanenan, lokasi budidaya dan nilai konsentrasi mempengaruhi nilai rendemen yang dihasilkan (Chapman, 1980). Perebusan karagenan dilakukan dalam panci berukuran besar selama 2 jam (Lampiran 3), karena untuk memisahkan kotoran atau bahan yang tidak diperlukan dan membuat tekstur rumput laut menjadi semakin kenyal. Rendemen karagenan dipengaruhi lama pemanasannya. Semakin lama proses alkalisasi dan semakin tinggi jumlah rumput laut maka akan meningkatkan rendemen karaginan. Hal ini disebabkan karena semakin lama rumput laut kontak dengan panas maupun dengan larutan alkali maka semakin banyak karagean yang terlepas dari dinding sel dan menyebabkan rendemen karagenan tinggi (Rahma, 2012). Tabel 3. Nilai Rendemen Sampel Berat Karagenan (g) Berat Awal (g) Rendemen (%) I 18,075 150 12,05 II 23,7 150 15,8 III 18,21 150 12,14 Rata-Rata 20,4 150 13,33 Tinggi rendahnya nilai rendemen juga dipengaruhi oleh nilai konsentrasi pelarut yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan pelarut KOH 1% untuk membantu proses perebusan. Semakin tinggi konsentrasi KOH selama ekstraksi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

31

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi Karagenan

Nilai rendemen yang dihasilkan adalah 13.33% (Tabel 3), jika dibandingkan

dengan penelitian Risal nur Ahma (2012) nilainya lebih rendah yakni 28%.

Namun nilai rendemen 13,33% termasuk golongan sedang, penghitungannya

dijabarkan pada Lampiran 2. Menurut Chapman (1980), nilai rendemen

dipengaruhi oleh pesies, iklim, metode ekstraksi, waktu pemanenan, lokasi

budidaya dan nilai konsentrasi mempengaruhi nilai rendemen yang dihasilkan

(Chapman, 1980). Perebusan karagenan dilakukan dalam panci berukuran besar

selama 2 jam (Lampiran 3), karena untuk memisahkan kotoran atau bahan yang

tidak diperlukan dan membuat tekstur rumput laut menjadi semakin kenyal.

Rendemen karagenan dipengaruhi lama pemanasannya. Semakin lama proses

alkalisasi dan semakin tinggi jumlah rumput laut maka akan meningkatkan

rendemen karaginan. Hal ini disebabkan karena semakin lama rumput laut kontak

dengan panas maupun dengan larutan alkali maka semakin banyak karagean yang

terlepas dari dinding sel dan menyebabkan rendemen karagenan tinggi (Rahma,

2012).

Tabel 3. Nilai Rendemen

Sampel Berat Karagenan

(g)

Berat Awal

(g)

Rendemen (%)

I 18,075 150 12,05

II 23,7 150 15,8

III 18,21 150 12,14

Rata-Rata 20,4 150 13,33

Tinggi rendahnya nilai rendemen juga dipengaruhi oleh nilai konsentrasi

pelarut yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan pelarut KOH 1% untuk

membantu proses perebusan. Semakin tinggi konsentrasi KOH selama ekstraksi

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

32

berlangsung menyebabkan pH semakin tinggi sehingga kemampuan KOH dalam

mengekstrak juga semakin besar.

Berdasarkan penelitian Yasita dan Rahmawati (2007) jenis pengendap juga

berpengaruh terhadap rendemen karaginan yang dihasilkan, rendemen yang

dihasilkan dengan pengendap jenis etanol lebih besar dibanding pengendap jenis

Isopropyl Alkohol (IPA). Hal ini disebabkan karena etanol memiliki rantai carbon

( C ) lebih pendek (2) dibandingkan Isopropyl alkohol yang memiliki rantai C

berjumlah 3, yang artinya etanol lebih baik dalam mengekstrak rumput laut

Eucheuma cottoni dan menghasilkan rendemen yang besar.

Hasil pembuatan karagenan ini didapatkan bahwa tepung berwarna coklat

terang, strukturnya sangat halus dan tidak berbau (Lampiran 3). Strukturnya

yang halus ini memudahkan dalam formulasi pemberian pakan pada mencit.

Jenis karagenan dalam penelitian ini termasuk tipe kappa karagenan. Kappa-

karagenan dan iota-karagenan merupakan fraksi yang mampu membentuk gel

dalam air. Karagenan memiliki kemampuan membentuk gel pada saat larutan

panas menjadi dingin. Proses pembentukan gel bersifat thermoreversible, artinya

gel dapat mencair pada saat pemanasan dan membentuk gel kembali pada saat

pendinginan (Gliksman, 1983; Imeson, 2000).

Kemampuan pembentukan gel pada kappa karagenan akan terbentuk hanya

dengan adanya kation-kation tertentu seperti K+, Rb+ dan Cs+. Penggunaan KOH

dalam proses ekstraksi mampu meningkatkan kekuatan gel kappa karagenan.

Hal ini disebabkan karena kappa karagenan sensitif terhadao ion K+ yang mampu

meningkatkan kekuatan ionik dalam rantai polimer karagenan sehingga gaya

antar molekul terlarut semakin besar yang menyebabkan keseimbangan antara

ion-ion yang larut dengan ion-ion yang terikat didalam struktur karagenan dapat

membentuk gel (Hakim et al., 2011).

4.2 Penelitian Secara In vivo

4.2.1 Perubahan Bobot Mencit

Berat awal dari setiap mencit rata – rata berkisar antara 21,3 – 22 gram. Berat

awal mencit yang berjumlah 22 gram naik sebesar 0,45 gram menjadi 22,45 gram

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

33

pada hari pertama penimbangan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan

timbangan analitik yang telah disediakan di tempat pemeliharaan (Lampiran 4)

dari 32 mencit pada masa adaptasi diambil 3 mencit secara acak untuk ditimbang

setiap harinya. Dari hasil penimbangan selama 7 hari diambil rata – rata untuk

ditampilkan pada grafik (Gambar 8 dan Lampiran 5) Peningkatan berat badan

mulai terjadi pada hari ke-2 sebesar 22.73 gram selanjutnya bobot tubuh makin

meningkat pada hari ke tiga (22,94 gram), empat (23,08 gram), lima (23,24 gram),

enam (23,58 gram) dan pada akhir masa adaptasi didapatkan hasil rata-rata bobot

tubuh sebesar 24,13 gram.

Gambar 8. Rata-rata Pertambahan Bobot Mencit Pada Masa Adaptasi

Dalam penelitian ini mencit dikandangkan secara individu dan diberi label.

Kandang terpisah dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya lebih mudah dan

mencit tidak tercampur antara mencit yang satu dengan yang lain baik dalam

pemberian pakan maupun pengamatan tiap perubahan dari masing-masing

termasuk pada masa perubahan berat badannya.

Hasil penimbangan bobot tubuh yang diberikan tambahan kolesterol (lemak

sapi) terlihat pada Lampiran 6. Tujuan dari tahapan masa hiperkolesterolemia

yaitu agar diperoleh kondisi kolesterol yang tinggi sebelum memasuki perlakuan

dengan penambahan tepung karagenan. Hasilnya didapatkan bahwa dengan

penambahan lemak sapi dan porsi pakan extra, bobot tubuh mencit semakin

bertambah. Pada hari pertama penimbangan hiperkolesterolemia didapatkan

22,4522,73

22,94 23,0823,24

23,58

24,13

21,5

22

22,5

23

23,5

24

24,5

1 2 3 4 5 6 7

Bo

bo

t Tu

bu

h (g

r)

Hari Ke-

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

34

bobot tubuh mencit sebesar 25,15 gram. Bobot tubuh makin meningkat setiap hari

selanjutnya, pada hari ke-3 bobot tubuh mencit didapatkan sebesar 26,04 gram,

naik sebesar 0,30 gram pada hari ke-4 (26,34 gram). Kenaikan bobot tubuh

terbesar terjadi pada hari ke-8 yaitu sebesar 0,34 gram dari hari ke-7 (28,20 gram).

Hasil akhir bobot tubuh pada masa hiperkolesterolemia didapatkan 29,02 gram

pada hari ke-10.

Gambar 9. Rata – Rata Bobot Mencit Pada Masa Hiperkolesterolemia

Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal berupa genetik dan hormon

serta faktor eksternal seperti keadaan lingkungan dan makanan. Pertumbuhan

sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang ada dalam makanan. Apabila seekor hewan

kekurangan nutrisi atau mengalami defisiensi suatu zat makanan maka laju

pertumbuhan hewan tersebut akan terhambat (Dawes, 1952). Pertumbuhan

berjalan normal apabila makanan yang diberikan mengandung nutrisi dalam

kualitas dan kuantitas yang baik (Rasyaf, 1990). Pertumbuhan yang baik

merupakan suatu proses pertambahan massa, sehingga hewan mengalami

pertambahan bobot badan, pertambahan tinggi, pertambahan panjang atau

pertambahan kandungan kimiawi tubuhnya.

Dari hasil pengamatan yang didapat dalam penelitian ini ternyata terjadi

petambahan bobot badan mencit. Hal ini diduga disebabkan oleh konsumsi pakan

mencit yang memenuhi syarat untuk terjadinya pertumbuhan. Menurut

25,5 25,7426,04

26,34

27,19 27,43

28,228,54

28,86 29,02

23

24

25

26

27

28

29

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bo

bo

t Tu

bu

h (g

)

Hari Ke-

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

35

Kusumawati (2004) konsumsi pakan mencit adalah 4 – 5 gram/ekor/hari,

pemberian pakan mencit yang diberikan pada penelitian ini adalah 5

gram/ekor/hari. Jadi konsumsi pakan mencit tersebut memenuhi syarat untuk

terjadinya peningkatan pertumbuhan. Konsumsi ransum biasanya dipengaruhi

oleh kecukupan kebutuhan energi dari mencit tersebut. Mencit akan berhenti

makan apabila kebutuhan energinya tercukupi. Karena ketersediaan zat-zat

makanan lebih rendah, terutama energi, akibat kandungan serat yang tinggi, maka

mencit berusaha memenuhi kebutuhan zat-zat makanannya dengan mengkonsumsi

ransum atau pakan lebih banyak. Terbukti pada grup mencit yang mendapat

perlakuan serat lebih rendah konsumsi ransumnya juga lebih rendah dan demikian

juga sebaliknya (Hartanta, 2009).

Pada masa perlakuan penimbangan dilakukan setiap seminggu sekali. Selama

masa percobaan berlangsung terjadi kenaikan berat badan yang berbeda untuk

setiap perlakuan. Kenaikan berat badan tertinggi diperoleh pada grup kontrol

positif (hiperkolesterolemia), diikuti grup kontrol negatif (mencit normal), grup

perlakuan 10%, grup perlakuan 15% dan grup perlakuan 5% (Lampiran

10). Dari hasil percobaan ini, penambahan tepung karagenan bobot tubuh mencit

naik namun kenaikannya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan

hiperkolesterolemia (grup kontrol positif). Penambahan tepung karagenan juga

tidak mempengaruhi kondisi dan aktivitas mencit. Selama 21 hari masa perlakuan,

tidak ditemukan mencit dalam keadaan sakit maupun mati akibat penambahan

tepung karagenan. Pada grup perlakuan 5%, 10% dan 15% nilai pertambahan

bobotnya tidak mendekati nilai pertambahan bobot pada mencit normal (grup

kontrol negatif), namun tingkat kenaikan berat badannya lebih rendah.

Hal Ini menunjukkan bahwa penambahan tepung karagenan hingga 15%

ke dalam ransum memberi pengaruh terhadap pertumbuhan mencit dengan

penambahan bobot, namun kenaikannya tidak terlalu tinggi. Pemberian tepung

karagenan hingga 15% terhadap ransum juga tidak memberikan pengaruh buruk

seperti sakit, bulu rontok maupun kematian, sehingga aman untuk dikonsumsi

untuk mencit.

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

36

Gambar 10. Pertambahan Bobot Mencit Masa Perlakuan

Dari tiga masa tahapan (awal, tengah, akhir) , peningkatan bobot tubuh

bertambah dari hari ke hari. Hal ini menunjukkan bahwa mencit mudah beradaptasi

dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan penelitian dan mencit ini

memiliki pola makan dan minum yang sangat cepat. Smith dan Mangkoewidjojo

(1998) yang menyatakan bahwa mencit jantan memiliki laju pertumbuhan sangat

cepat karena mencit jantan tidak memiliki organ reproduksi yang tidak berfungsi

seperti mencit betina sehingga ransum yang dikonsumsi dipakai untuk perkembangan

organ reproduksi.

4.3 Total Kolesterol

4.3.1 Total Kolesterol Masa Adaptasi dan Hiperkolesterolemia

Pengambilan serum sangat diperlukan untuk pengamatan terhadap total

kolesterol dan trigliserida,karena serum membentuk lipoprotein yang memungkinkan

lemak dan kolesterol terkandung didalamnya (Martin, 2007 dalam Wikipedia, 2013).

Penghitungan total kolesterol pada masa adaptasi sangat diperlukan guna mengetahui

nilai total kolesterol awal mencit normal yang diberikan pakan standard dan

26,3226,56

25,24

26,56

25,76

26,8

27,15

25,44

26,94

26,05

27,2527,44

25,78

27,5

26,43

24

24,5

25

25,5

26

26,5

27

27,5

28

Negatif Positif 5% 10% 15%

Bo

bo

t Tu

bu

h (g

)

Kelompok Mencit

0

10

21

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

37

penghitungan total kolesterol pada masa hiperkolesterolemia diperlukan untuk

mengetahui nilai total kolesterol setelah

setelah diberikan pakan berlemak.

Rata-rata kolesterol awal adalah 39,17 mg. dl-1

, sedangkan setelah mengalami

masa peningkatan kolesterol (hiperkolesterolemia) kadarnya menjadi 157,57 mg. dl-

1 (Tabel 4) . Selama perlakuan penambahan 1% kolesterol ke dalam ransum tetap

dilakukan untuk mempertahankan kondisi hiperkolesterolemik, kecuali pada grup

kontrol negatif.

Tabel 4. Nilai Rata – Rata Kolesterol Pada Masa Adaptasi dan Hiperkolesterolemia

Masa Adaptasi Mencit Ke Rata –

rata 1 2 3

Δ Sampel (λ) 0,100 0,074 0,091

Δ Standar (λ) 0,451 0,451 0,451

Total Kolesterol

(mg. dl-1

)

44,34 32,81 40,35 39,17

Masa Hiperkolesterolemia Mencit Ke Rata -

rata 1 2 3

Δ Sampel (λ) 0,356 0,368 0,342

Δ Standar (λ) 0,451 0,451 0,451

Total Kolesterol (mg. dl-1

) 157,87 163,19 151,66 157,57

4.3.1 Total Kolesterol Serum Pada Masa Perlakuan

Pengambilan dan penghitungan total kolesterol serum dibagi dalam 3 tahapan

yaitu pada masa awal (hari ke- 0), tengah (hari ke- 10) dan akhir (hari ke-21). Pada

masa perlakuan mencit sudah dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan sesuai

kandang masing-masing dan sudah diberi label. Hasil rata –rata kolesterol selama

masa perlakuan disajikan pada Tabel 5. Hasil total kolesterol serum disajikan pada

Lampiran 8 dan penghitungannya disajikan pada lampiran 9.

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

38

Tabel 5 . Rata-Rata Kolesterol Mencit Masa Perlakuan

Kelompok

Mencit

0 10 21

Total Kolesterol

(mg. dl-1

)

Total Kolesterol

(mg. dl-1

)

Total

Kolesterol

(mg. dl-1

)

Kontrol Negatif 30,33 20,10 14,34

Kontrol Positif 272,73 253,36 238,73

1% 5% 24,69 14,78 10,34

1% 10% 34,59 24,53 16,70

1% 15% 35,77 22,04 18,52

Rata –rata kolesteol serum darah menunjukkan terjadinya penurunan kolesterol

serum dari masa hiperkolesterolemia ke masa perlakuan (Gambar 11). Pada masa

hiperkolesterolemia rata-rata total kolesterol adalah 157,57 mg. dl-1

, rata-rata total

kolesterol akhir perlakuan pada masing – masing kelompok mencit selama 21 hari

perlakuan yaitu 14,34 mg. dl-1

(kelompok negatif); 238,73 mg. dl-1

(kelompok

positif); 10,34 mg. dl-1

(1%, 5%); 16,70 mg. dl-1

(1%,10%): 18,52 mg. dl-1

(1%,15%).

0

50

100

150

200

250

300

Kontrol Negatif

Kontrol Positif

1% 5% 1% 10% 1% 15%

30,33

272,73

24,69 34,59 35,7720,1

253,36

14,78 24,53 22,0414,34

238,73

10,34 16,7 18,52

Kad

ar K

ole

ste

rol (

mg.

dl-1

)

Kelompok

0

10

21

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

39

Gambar 11. Rata- Rata Kolesterol Mencit Masa Perlakuan

Hasil rata-rata total kolesterol serum didapatkan bahwa kelompok perlakuan 5%

memiliki nilai total kolesterol serum terendah yaitu 10,34 mg. dl-1

, kemudian diikuti

kelompok 10% (16,70 mg. dl-1

) dan 15% (18,52 mg. dl-1

). Penambahan tepung

karagenan ke dalam ransum mampu menurunkan kadar kolesterol pada serum

mencit, Hal tersebut dibuktikan pada penambahan tepung karagenan dengan dosis

10% yang nilainya mendekati kadar kolesterol serum mencit normal (grup kontrol

negatif) (Tabel 5), tetapi nilainya menjauhi total kolesterol serum

hiperkolesterolemik (grup kontrol positif). Hasil nilai total kolesterol dari kelompok

5% dan 15% tidak terlalu mendekati kadar kolesterol normal (grup kontrol negatif).

Faktor bobot tubuh juga mempengruhi total kolesterol, kelompok perlakuan 5% dan

15% memiliki rata-rata bobot tubuh 25,78 gram dan 26,43 gram, bobot tersebut tidak

mendekati bobot mencit normal (kontrol negatif). Sedangkan kelompok perlakuan

10% memiliki nilai rata-rata yang hampir sama dengan bobot mencit normal (grup

kontrol negatif) (Tabel 3).

Rata-rata kolesterol menunjukkan terjadinya penurunan kolesterol selama 21

hari dari masing-masing grup perlakuan, yaitu sebesar 58,12% (1%, 5%), 51,72%

(1%, 10%), 48,22% (1%, 15%). Dari penghitungan ini kelompok perlakuan 5 %

mengalami penurunan kolesterol terbanyak, namun nilai rata –rata akhirnya tidak

mendekati kelompok kontrol negatif. Dari penelitian ini didapatkan bahwa, mencit

mengalami pertambahan bobot namun kolesterolnya menurun. Kenaikan bobot

mencit dari kelompok perlakuan tidak sebesar kelompok kontrol positif dan nilai rata

– rata kolesterolnya menjauhi kelompok kontrol positif.

Laporan Anderseon (1994) yang menyatakan bahwa hal utama yang

menyebabkan penurunan penyerapan kolesterol pada ransum berserat tinggi adalah

akibat meningkatnya eksresi lemak, asam empedu dan kolesterol. Dilihat dari hasil

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

40

penghitungan total kolesterol serum nilai penambahan dosis 10% dinilai paling baik

dalam menurunkan kadar kolesterol walaupun sebenarnya dosis 15% juga

menurunkan kolesterol tetapi nilainya belum mendekati kadar kolesterol mencit

normal.

Penurunan kadar kolesterol pada grup yang mengandung tepung rumput laut

disebabkan oleh beberapa faktor. Penyerapan kolesterol dari usus halus menurun

akibat gerak laju pencernaan semakin cepat (Hartanta, 2009).Serat selain mengikat

kolesterol secara langsung juga mengikat asam empedu intraluminak dan

menghambat sirkulasi enterohepatik asam empedu. Mekanisme ini akan memacu

kehilangan kolesterol dengan cara meningkatkan pengeluaran kolesterol asam

empedu melalui feses.

4.3.2 Total Trigliserida

Trigliserida (TG) adalah ester dari trihydric alcohol glycerol dengan 3 asam

lemak rantai panjang. Trigliserida disintesis di hati dan juga terdapat dalam makanan.

Penentuan TG digunakan dalam diagnosis dan penanganan pasien dengan nefrosis,

obstruksi hati, gangguan metabolisme lipid dan penyakit endokrin lainnya.

Pemeriksaan TG mempunyai tujuan untuk menentukan status trigliseridemik, untuk

memperkirakan risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK). TG juga diduga merupakan

penentu utama dari esterifikasi kolesterol atau transfer kolesterol dan remodeling

HDL dalam plasma manusia (Rifai et al. , 1997 dalam Susanti, 2008).

Kandungan trigliserida serum mencit terendah sampai tertinggi berturut-turut

diperoleh pada kontrol negatif (63.93 mg. dl-1

), grup perlakuan 15% (64.48 mg. dl-

1), grup perlakuan 5% (69.4 mg. dl

-1), grup 10% (84.15 mg. dl

-1), dan grup kontrol

positif (180.33 mg. dl-1

) (Gambar 12). Grup perlakuan 15%, 10% dan 5% memiliki

kadar trigliserida lebih rendah dari grup kontrol positif. Sedangkan pada grup kontrol

negatif, perlakuan 15% memiliki nilai trigliserida lebih rendah dan mendekati nilai

kadar trigliserida mencit normal (kontrol negatif).

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

41

Penurunan kadar trigliserida pada mencit yang mendapat penambahan rumput

laut dalam ransumnya mengikuti pola total kolesterol. Hal Itu terjadi karena

penyerapan ketiga senyawa itu berada dalam satu kesatuan yaitu dalam bentuk misel

dan kilomikron. Bila kadar VLDL dan LDL tinggi biasanya trigliserida pun tinggi.

Serat dalam saluran pencernaan merusak misel-misel yang terbentuk sehingga

penyerapan lemak berkurang (Hartanta, 2009).

Gambar 12. Rata – Rata Total Trigliserida Mencit Masa Perlakuan

Berdasarkan grafik diatas rata – rata nilai trigliserida mencit pada kelompok

kontrol negatif, 5%, 10% dan 15% memiliki nilai yang masih berada dalam kisaran

trigliserida mencit normal yaitu 26-145 mg.dl (Malole dan Pramono, 1989).

Trigliserida dalam batas normal sebenarnya sangat diperlukan bagi tubuh, karena

asam lemak yang dimilikinya sangat bermanfaat bagi metabolisme tubuh dan

memberikan energi bagi tubuh. Asupan makana yang mengandung kadar lemak jenuh

tinggi dapat meningkatkan efek trigliserida, jika kadar trigliserida meningkat, maka

kadar kolesterol meningkat. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian ini, nilai

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Kontrol Negatif

Kontrol Positif

1% 5% 1% 10% 1% 15%

75,41

181,97

140,71 141,87 134,98

72,67

193,77

91,15

127,67

105,47

63,93

180,33

69,484,15

64,48

KA

dar

Tri

glis

erid

a (m

g. d

l-1)

Kelompok

0

10

21

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenanmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090041_4_2255.pdf · HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi Karagenan ... memiliki nilai total

42

kadar trigliserida mengalami penurunan dan nilai kadar kolesterolnya juga mengalami

penurunan. Hal ini disebabkan asupan makan yang diberikan pada mencit

mengandung serat berupa tepung karagenan yang mampu mengikat kolesterol.