Upload
galanathan-nathan
View
62
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
spesifikai
Citation preview
BAB -3SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN PIPA
4.1. PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA
4.1.1 Pengadaan Pipa PVC
4.1.1.1 Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa
dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan
bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau
dalam gambar / drawing.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua
pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk
pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32°C. Tekanan
kerja normal tidak akan lebih dari 8 bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih
dari 10 bar.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat
Jaminan Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut
sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa
Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik
yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.
Referensi Standard
Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu
atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan
standard lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya
sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar
negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib
memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
IV - 1
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki
standar-standar sebagai berikut :
ISO - International for Standardization Organization
JIS - Japanesse Industrial Standard
BS - British Standard
DIN - Deutsche Industrie Norm
AWWA - American Water Works Association
ASTM - American Society for Testing and Materials
ANSI - American National Standard Institute.
Bahan Pipa dan Fitting
Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka Penyedia
Jasa Pengadaan harus melampirkan surat dan pabrik untuk izin penggunaan
Sll / SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan dapat
menunjukkan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang
ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama
dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum
dalam dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-
gambar detail junction (gambar detail penyembungan pipa) disertai dengan
jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah
tropis dengan temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius dan
pH antara 6 sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk hal-hal
khusus yang membutuhkan lain.
Tekanan Kerja / Working Pressure
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 06-0084-
1987 dan SN! 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali
tekanan kerja pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti
hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa
Pengadaan harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa
di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya
IV - 2
Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan
kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak
sesual dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa Pengadaan harus
menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi
yang ditentukan.
4.1.1.2 Pipa PVC dan Fitting
1 Standard
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan
panjang efektif tidak lebih dan 6 meter.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk
penggunaan SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap
pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan
diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah :
SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa
PVC untuk Air Minum dengan Jangka
Sorong.
SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa
PVC untuk Air Minum terhadap
Hidrostatik.
SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa
PVC untuk Air Minum.
SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat
Tampak Pipa PVC untuk Air Minum
SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa
PVC untuk Air Minum
SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang
Pipa PVC untuk Air Minum dengan Uji
Tungku
SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa
PVC untuk Air Minum terhadap Metilen
Khlorida
SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada
Pipa PVC Air Minum dengan THF
SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa
PVC untuk Air Minum dengan Pita Meter
SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem
IV - 3
Penyediaan Air dan Sistem Drainase di
dalam tanah.
SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan
berdiameter 110 - 315 mm untuk Air
Bersih.
SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
RSNIT-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan
dan Pengujian Pipa PVC untuk
Penyediaan Air Minum.
4.1.1.3 Kelas Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang
digunakan adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut
standard SHI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel berikut :
Tabel 5.1 Diameter Luar Pipa Polyvinyl Chloride (PVC)
Nominal Diameter
( mm )
Rata-rata Diameter Luar
( mm )50 6365 7580 90100 110125 140150 160
200 200250 250300 315
Tabel 5.2 Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Polyvinyl Chloride (PVC)
Nominal Diameter
( mm )
Seri Pipa
Tebal Dinding Nominal (mm)
S 10 S12,5
50 2.4 2.0
75 3.6 2.990 4.3 3.5
IV - 4
110 5.3 4.2125 6.0 4.8
160 7.7 6.2200 9.6 7.7
250 11.9 9.9
315 15.0 12.1
4.1.1.4 Sambungan
1. Push On Rubber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring.
Pipa tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada
ujung yang lain dibavel dengan sudut kurang lebih 15 derajat. Pipa harus
diberi tanda garis petunjuk pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis
beil.
2. Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan
pipa PVC dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.
3. Ring Karet dan Gasket
Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk
penyambungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan
untuk sambungan flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet
sintetis lain yang tepat untuk pipa air minum.
4. Sambungan Solvent Cement
Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40 mm dan
lebih kecil dapat disambung dengan menggunakan pelarut sebagai
perekat sesuai dengan standar pabrik. Bila digunakan sambungan solven
cement ini, Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan solvent
cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan imbuhan
10%.
5. Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan
memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50°C tanpa
mengganggu kekedapan terhadap air.
IV - 5
6. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas
flange pada satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan
fleksibel baik dengan mekanikal maupun push-on.
7. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila
tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem
sambungan menggunakan sistem rubber ring joint.Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4
kg/cm2)
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded
atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan
karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi
tuang ductile (Ductile Cost Iron). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus
mempunyai flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis
mekanikal pada ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika
dispesifikasikan, harus berupa ujung-ujung dengan push-on dan ujung pipa
cabang dengan flange. Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan
pelindung dari bahan bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang
mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm. Permukaan dalam dari
fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai untuk lining
harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi sertifikati dari
instansi yang berwenang (pblic health authorities).
Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus
dari baja yang digalvanis.
4.1.1.5 Pengujian "Quality Assurance" (Jaminan Kualitas)
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup
mewakili unit yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk
mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.
4.1.1.6 Pengujian Tekanan Hidrostatis
Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi
standar SNI 06-2549-1991.
Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis
pada tekanan paling sedikit 42 N/mm1
IV - 6
4.1.1.7 Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan
lain-lain harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
4.1.1.8 Valve1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan
yang dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh
valve sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari
jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari
pabrik dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Nama pemilik proyek
Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
Tekanan kerja
Diameter nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari
brass/kuningan, bila tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel
tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan
dari sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 "Pipa threads where
pressure tight joint are made in the thread"
Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan
sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja
seperti yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standard
internasional yang diakui. Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna
Barang.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity)
maka seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan
kerja minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi
sesuai dengan standard ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan
berlawanan arah jarum jam dan searah jarum jam untuk
penutupan. Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah
rotasi untuk membuka atau menutup valve.
IV - 7
Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk
mencegah masuknya benda-benda asing,
Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk
penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi
flange dengan imbuhan 10%.
Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim
dalam keadaan bukan material bekas dan sudah tergalvanis
dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat
dari karet sintetis.
Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum
force pada hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain
sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia
Jasa Pengadaan harus menyertakan besarnya maksimum torque
yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange,
surface box dan lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau
tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter epoxy, enamel,
bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur
Pengawas.
Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum
digunakan. Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di
pabrik. Ketebalan minimum coating setelah kering + 400 microns
(16 mils). Material yang berkontak dengan air harus harus dari
jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh
digunakan.
Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6
(enam) set untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan
dalam bahasa Indonesia.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik
yang menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi
persyaratan yang diminta dalam spesifikasi ini.
2. Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka
gate valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis "Non
Rising Stem".
Valve harus memenuhi standar "Gate Valve for Water and Other
Liquids" (AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama
atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk
IV - 8
tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi
dengan kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw
untuk sebap 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface
boxlstreet cover dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan
extension spindle maka material tersebut terbuat dari baja ST 40
yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan
pipa PVC untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan
tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang
kelabu atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan
dudukan dari logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan
dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok
untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve
harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve
apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan
valve seperti telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi
terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter
valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau
bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing
dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. 0-ring stem seal
dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini
harus terdiri dari 2 (dua) buah 0-ring seal dan paling sedikit 1 (satu)
buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan
penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya
dalam posisi terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau
perunggu.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron,
rata dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban
lalu lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box
tersebut dan diberi cetakan "................................" pada bagian
IV - 9
atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan
dengan masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan
anti karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur
(wrench nuts).
3. Katup Udara (Air Release Valve)
Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan
mengikuti hal-hal sebagai berikut:
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam
pipa.
d. dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang
dilepaskan,
e. aman terhadap vakum.
Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve
lengkap dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran
sesuai dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan.
Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung
dari ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze
atau ABS.
Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan
kerja dan tidak menunjukkan gejala kebocoran.
Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating
valve) secara terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-
kupu (butterfly valve) dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron
dengan rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan
mekanisme operasional yang mengikuti 'Standards for
Rubber Seated Butterfly Valves” (AWWA Designation C 504)
atau standard Internasional lain yang disetujui yang sama
atau leblh tinggi kualitasnya dari yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan
sudut 90° dari posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu
perputaran valve harus horizontal.
IV - 10
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan
sesuai dengan standard AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk
pengawasan dan perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara
manual harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran
air atau vibrasi tidak mengakibatkan piringan berpindah dari
tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan
{bila tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat
membuka atau menutup bila tidak dioperasikan dalam
periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti
"Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and
Pipe Fittings kelas B(ASTM Designation A 126) alau ductile
iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8
2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang
seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini
yang tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.
Tabel 5.3 Tipe Air Valve Berdasarkan Ukuran Pipa
Ukuran Pipa (mm) Tipe Air Valve Diameter Nominal Air
Valve (mm)300 dan lebih kecil
350 dan lebih besar
Tipe dengan orifice
kecil / tunggal
Tipe dengan dua
Orifice atau kombinasi
25 mm dan lebih kecil
75 mm dan lebih besar
1). Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil
Air valve dengan lubang kecil didesain untuk
pengoperasian secara otomatis yang akan
IV - 11
mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan
pada saat aliran air dalam penuh.
2). Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi
didesain untuk dioperasikan secara otomatis, sehingga
akan :
a. Terbuka pada kondisi bertekanan kurang
dari tekanan atmosfer, dan menampung
banyak udara selama operasi pengurasan
saluran pipa.
b. Mengeluarkan banyak udara dan menutup,
pada saat air dalam kondisi tekanan rendah,
mengisi badan valve selama operasi pengisian.
c. Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan
pembuangan udara tinggi, dan
d. Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada
kondisi aliran air penuh dalam pipa.
4. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil
disebut ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi.
Valve ini dikondisikan untuk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0
kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-
lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan bola,
stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus
diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dilapangan tanpa
menggunakan alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless
steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur
dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa pada saat
kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile
cast iron pada tiap operasi.
5. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced
eccentric dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron
berpegas harus dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat
kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty
prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "0" atau multiple
IV - 12
Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing
gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
6. Check Valve
Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing
Check Valve / KlepTabok dengan sambungan flange.
Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang
dapat dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak)
yang dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang
membuatnya, besarnya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran
air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari
besi tuang.
Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber
yang berkualitas baik.
Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan,
dudukan, dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang
mungkin perlu untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah
dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan
khusus atau harus memindahkan valve dari jalurnya.
Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal
atau vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve
harus mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak
kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
7. Gate Valve Perunggu (Bronze)
Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS
B 2011 atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya
0.98 Mpa (10.0 kg/cm2). Valve harus dilengkapi dengan roda
pemutar dan ujung berulir (sekrup).
Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan
yang terbuat dari perunggu, sekrup bonnet (topi sekrup), gate
valve memiliki solid wedge (baji), sekrup dalam dan tangkai
pengungkit.
Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu
pada JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya
IV - 13
rentang tidak kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat
dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan
yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga
yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32
kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesifikasi
di atas.
4.1.2 Pengadaan Pipa Baja dan Perlengkapannya
4.1.2.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan
cara uji.
SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung
bagian luar
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari
besi yang kelabu.
SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang
kelabu, penyambung.
SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang
modular untuk jaringan pipa bertekanan,
bagian 2.
SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum,
Persyaratan servis untuk sambungan las.
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk
menjamin mutu struktur las.
SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan
IV - 14
dalam penilaian perusahaan yang
menggunakan las sebagai cara utama
pabrikasi.
SNI 07- 3078-1992 Flensa logam - flensa besi tuang.
SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
SNI 07-6398-2000 Tata cara pelapisan epoksi cair untuk bagian
dalam dan luar pada pelapisan air dari baja
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan
dengan las tumpu.
SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are
Made on The Threads
ISO 1459 Metalic creating - Protection Against
Corrosion by Hot Dip Galvanzing Guilding
Principles
ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on
Fabricated Ferrous Products Requirements
ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght
Carbon Steel Plates, Shapes and Bars
ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled
Structural Quality
AWWA C 200 Steel Water Pipe 6 Inches and Larger
AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for
Steel Water Pipelines Enamel and Tape Hot
Applied
AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and
Coating for Steel Water Pipe 4 Inches and
Larger Shop Applied
AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation
WWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior
and Exterior Steel Water Pipe.
JISG 3101 Rolled Steel for General Structure.
JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping
JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
JIS 8 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary
Use.
JISG 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water
Service.
IV - 15
JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings
JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures
Purposes
JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.
4.1.2.2 Pipa Baja dan Fitting
1. Material dan Fabrikasi
Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan
sambungannya menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau
pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan
minimum tidak kurang dari 226 N/mm2 (2300 kg/cm2) dan harus
memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
ASTMA283, Grade D
ASTMA570, Grade 33
JISG 3101, Class 2
JISG 3452, SGP
JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-
1989 atau Sll 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan
lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa dan
dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna Barang boleh
dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang
yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling
yang dibuat dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded).
Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang
pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.
IV - 16
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang
berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring,
pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun
pada bagian dalam pipa.
2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini
harus mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum
sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut:
Tabel 5.4 Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Baja
Diameter Nominal (mm)
Diameter Luar (mm)
Ketebalan Dinding Minimum (mm)
100 114.3 4.5150 168.3 5.0200
250
219.1
273.0
5.8
6.6300 323.8 6.9350 355.6 6,0400 406.4 6.0
3. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus
didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau
saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai
dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat
disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting
harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2
dan standar berikut ini:
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311
(sampai dengan 500 mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih
kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus
difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
IV - 17
empat potongan bend.
4.1.2.3 Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)
1. Proteksi Bagian Luar
a. Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah
harus dilapisi coal tar enamel dan dibalut dengan bonded double
asbestos felt sebagaimana dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.
A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan coal tar enamel
adalah sebagai berikut;
Primer : Type B sesuai dengan bagian
A.2.4 dari AWWA C.203
Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25.
Table 1 dari AWWA C203.
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri
dari berikut ini:
Primer, Type B yang dispesifikasikan di atas
Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas,
ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/- 0,8 mm.
Bonded asbestos felt
Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering
lapisan 0,8 mm minimum.
Bonded asbestos felt; dan
Satu lapisan water resistant whitewash
Sistem pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama
atau lebih dari pada yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas
persetujuan Engineer tetapi segala sistem proteksi yang
menggunakan polyethylene tape tidak diperkenankan.
b. Pemasangan di Atas Tanah
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan
terpapar di luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan
lapisan primer dan lapisan pertama (first coat) yang sesuai dengan
susunan berikut ini :
Persiapan permukaan : SSPC-SP-6 atau SP-3
Primer: Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20
mikron.
IV - 18
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan
lapisan kering 35 mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang
diisyaratkan oleh Steel Structure Painting Council, USA dan kelas
yang disebutkan di atas, Primer dan Etching Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead
Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide
Anticorrosive Paint, Class 1 atau sesuai dengan persetujuan
Pengguna Barang.
4.1.2.4 Lapisan Pelindung Dalam
1. Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi
lapisan dalam dan adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal
tar epoxy sesuai dengan AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah
harus menggunakan epoxy atau coal tar epoxy sebagai lapisan dalam
sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung
dengan air bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh
lembaga kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada
air minum. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat
yang menjamin persyaratan untuk saluran air minum.
2. Lapisan Adukan Semen (Cement Mortar Lining)
Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar
internasional lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih
tinggi dari pada standar yang telah disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama
kecuali pada sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus.
Ujung dari lapisan harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu
memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus mengikuti tabel dibawah ini.
Tabel 5.5 Ketebalan Cement Mortar Lining
( mm ) Ketebalan Lining( m )
Toleransi untuk ujung pipa
100 sampai 250 6 -1.6 to + 3.2
IV - 19
300 sampai 600 8 - 1.6 to + 3.2
3. Sistem Lapisan Epoxy Atau Coal Tar Epoxy
Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan
AWWA C.210 dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari
sebagai berikut:
a. Sistem pelapisan dengan epoxy
i. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy
primer
ii. Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak
mengandung coal tar.
b. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
i. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy
primer
ii. Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan
epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini
harus memenuhi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem
altematif ini dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang
dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
4.1.2.5 Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa
1. Ujung Rata / Datar
Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm,
Lining yang sesuai spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa
dan permukaan luar, lebih dari 370 mm dari ujung pipa harus di cat
dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti yang dispesifikasikan pada
bagian 7.3.1. Proteksi Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi
katodik yang dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam
dalam tanah. Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan
ketebalan 5 mm.
IV - 20
2. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di
bawah ini :
Tabel 5.6 Spesifikasi Lining dan Coating
Nominal(mm)
CutbackCoating
CutbackTar Epoxy
(mm)
LiningMortar(mm)
80 – 350
400 - 700
100
150
80
80
3 ±1
3 ± 1
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada
sub bagian sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
3. Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh
permukaan dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy
seperti dispesifikasikan pada 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.
4. Coating dan Lining Untuk Pipa-Pipa Khusus dan Fitting
Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting
khusus berikut ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti
dispesifikasikan pada bagian 7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2
Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam (Coating dan Lining) ;
Double Flange Short Piece digunakan untuk
air valve assembly
Short Piece digunakan untuk valve
assembly
Flange dan spigot digunakan untuk valve
assembly
Blank Flange
5. Lapisan Pelindung Sambungan
a. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi
terhadap korosi pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di
lapangan dan tertanam di dalam tanah dan harus diselubungi oleh
IV - 21
lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve or sheet).
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan
(coal) sesuai dengan spesifikasi dan memasukkannya kedalam Bill of Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit ini harus mencukupi
untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan
tambahan (allowance) 20 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyerahkan perincian dari volume bahan tersebut.
b. Selubung atau Lembaran Tahan Panas-Susut (Heat Shrinkable Sleeve Or Sheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari
lapisan luar dan dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked
polyethylene dan lapisan dalam butyl rubber based adhesive.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan
ketebalan lapisan minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.7 Ketebalan Minimum Lapisan Luar dan Lapisan Dalam Pipa
Diameter Pipa (mm)
Ketebalan MinimumLapisan Dalam
(mm)
KetebaLan Minimum dan Lapisan Luar
(mm)< = 350
400
450
0.6
0.9
1.2
0.6
0.6
0.6
Karakteristik fisik tapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai
berikut :
Karakteristik Fisik Lapisan Luar
Spesific gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
Kekuatan Tarik :
- circumferential (Min, N/mm2) : 17.7 (JIS K 6760)
- axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JIS K 6760)
Elongasi :
- circumferential (Min.,N/mm2): 250 (JIS K 6760)
- axial (Min.,N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
Identification hardness
IV - 22
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
Dielectric Strenght
(Min., kV/mm) : 30 (JIS K6911)
Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JISK6911)
Shrinkage*
- circumferential (Min.,N/mm2) : 40
- circumferential (Min.,N/mm2) : 8
Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metoda pengetesan
yang diterapkan Pada 200 derajad celcius untuk 20
menit.
Kriteria Fisik Lapisan Dalam
• Spesific Grafity (Min) : 1.0 (JIS K 7112)
• Consistency (Max) : 80 (JIS K 2220)
• Softening Point (Min degrees C) : 60 (JIS K 2207)
• Penetration (Max) : 90 (JIS K 2207)
Catatan : (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang
diterapkan.
Penyedia barang harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan
heat-shrink flame. Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar
dengan nozzle, bak sebelum pembakaran dan stop valve, three-layer
heavy duty hose, pengatur tekanan gas dengan pengukur tekanan
dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar dan
pengatur tekanan gas harus juga disediakan.
6. Pengecatan Tanda (Marking)
Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan
jelas pada bagian tengahnya. Bahan cat tersebut harus dari long oil alkyd
resin seperti berikut ini atau dari mutu yang setara.
P.T. Dimet Indonesia VYGARD 260
ICI ICI SUPER
P.T. ICI Paint Indonesia STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT BODELAC 9000
P.T. Nippon Paint Indonesia ALKYD RESIN
7. Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrosion Protection Tope)
IV - 23
Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan
korosi dan harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang
menyerap dengan kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi
organik, serta pengawet organik. Bahan ini harus didesain untuk
perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan mengikat adhesif,
insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti
mikroorganisme dan lain - lain.
Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus
dilindungi dengan pita pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita
pembungkus harus berupa PVC adhesif atau material lain yang disetujui
oleh Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang sama
dengan pelindung korosi petrolatum.
8. Sambungan Fleksible dan Kopling
a. Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan
kerja maksimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan
lain.
b. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut:
AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service
4.1.2.6 Sambungan Fleksibel Mekanikal
Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi
gaya-gaya yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection,
distorsi dan gaya-gaya lain pada jalur pipa.
Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type CL-A
yang diproduksi oleh Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara dan
disetujui.
IV - 24
1. Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk
memenuhi kondisi operasi sebagai berikut:
a. Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover)
dengan berat jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
b. Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
c. Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini:
Tabel 5.8 Persyaratan Desain Sambungan Mekanikal Fleksibel
Diameter Nominal(mm)
Panjang Maksimum Peletakan
Minimum Ekspansi yang Diizinkan
(mm)
Minimum Kontraksi yang
Diizinkan300 to 400
500 a 600
1600
1700
230
270
80
80
2. Bahan-Bahan dan Konstruksinya
Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2
(dua) ring karet dan housing (blok) dan lain lain, dan mempunyai flange
pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka
penguat serta ujung flange. Slip pipes dan pipa selubung harus
difabrikasikan dari lembaran atau pelat baja yang mempunyai batas
keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101
Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS
G 5502 class 2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring
karet harus dari styrene butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh
digunakan.
3. Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain,
harus dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip
pipe yang kontak langsung dengan air pengecatannya harus dilakukan
sesuai dengan yang dispesifikasikan disini. Semua permukaan luar dan
dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau sistem
coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam 7.3.2.3
4.1.2.7 Sleeve Coupling
IV - 25
1. Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut
untuk ujung pipa polos dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket,
2 (dua) end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya
harus didesain dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai
dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan Pengguna Barang.
2. Bahan-Bahan dan Konstruksinya
a. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan
fitting yang digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile
atau malleable cast iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih
tinggi dari persyaratan dibawah ini.
Carbon Steel
ASTM A 53 Grade A
JISG 3101 Class 2
BS4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST36
Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
Malleable Cast Iron
ASTM A 47 Grade 32510 or 35018
JI5 C 57 02 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t
Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini
:
Tabel 5.9 Panjang Center Sleeve
Diameter Nominal Panjang Min. Center Sleeve
IV - 26
12.5 – 50
65 – 250
300 – 450
89
102
127
b. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber
(SBR) yang divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS
K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene
diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan.
c. End Rings / Ring Ujung
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi
tuang {malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari
standar berikut:
Carbon Steel
ASTM A 53 Grade A
JISG 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A
DIN 17100 RST36
Ductile Iron dan Malleable Cast Iron
Sama dengan standard yang telah dispesifikasikan pada
bagian sebelumnya 7.5.2.a. Center Sleeve.
d. Mur dan Baut
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau
lebih tinggi dari persyaratan dari JIS G B101 Class 2.
4.1.2.8 Lapisan Coating
a. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hot fusion bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering
sebesar 150 mikron. Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah
lapisan special nylon coating tersebut, sehingga ketebalan kering lapisan
mencapai 75 mikron.
b. Sarana di atas tanah
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada
bagian luarnya dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan
bagian dalamnya sesuai dengan yang ditentukan pada bagian 7.3.2.3.
Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus dicat dengan
lapisan primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.7.
IV - 27
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.
4.1.2.9 Special Sleeve Couplings
1. Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa
berujung polos dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran
diameter nominalnya seperti diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari
center sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket serta mur dan baut
untuk pemasangan coupling.
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.10 Diameter Luar dan Toleransinya
2. Konstruksi dan Bahan
Center sleeve dan end ring harus dibuat dari malleable cast iron (besi
tuang yang bisa ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3
FCMB 340 atau BS 6681 Grade B32-10 atau bahan lain yang disetujui
oleh Pengguna Barang. Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang
memenuhi atau lebih tinggi dari standar JISG 3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR)
yang di vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JiS K 6353
atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene
monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih
dari persyaratan JIS G 3101 class 2.
Diameter Nominal{mm}
Range diameter luar (mm)dan toleransinya (°I°) Min. - Max
50
80
100
150
200
250
60.2 + 1.0 – 63.0 + 0.6
88.9 + 1.0 – 98.0 + 2,2
110.0 + 0.6 – 118.0 + 1.7
160.0 + 0.6 – 170.0 + 1.2
200.0 + 0.6 – 222.0 + 0.9
250.0 + 0.6 – 273.0 + 0.7
IV - 28
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi
dengan special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai
ketebalan kering lapisan minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut
harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan galvanis ditambah
special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan
minimum sebesar 70 mikron.
4.1.2.10 Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk
menjaga agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang
dispesifikasikan untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi
tidak boleh kurang dari 50 megohms sebelum dan sesudah pekerjaan
pengetesan hidrostatis.
Range insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur
yang diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih
insulasi dan pencuci logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum
dengan kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insula
4.2. PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
4.2.1 Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan bahan
serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan
cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian, penggelontoran
(flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian
pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan
sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di
Indonesia dan menurut perintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah
IV - 29
sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan diijinkan dan menelitinya di kantor
proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar yang
digunakan, menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur dalam
SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of Water Supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures's Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional Indonesia
4.2.2 Penyerahan Gambar Kerja dan Gambar Pelaksanaan
Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi sebelum
pekerjaan dimulai
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan skala
yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut harus
diserahkan selama pekerjaan berlangsung maupun setelah penyelesaian pekerjaan.
Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa (fitting/accessories)
perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang kontrol (manholes)
ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan adanya
pengikatan terhadap muka tanah pada bangunan permanen.
4.2.3 Tanda Papan Nama
Kontraktor harus menyediakan memasang dan memelihara sejumlah tanda atau papan
nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek; dan juga
IV - 30
lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama pekerjaan dan juga
perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksud sebagai informasi kepada
masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada saat
penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.
4.2.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas
Dimana yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu (tanda-tanda)
untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu tersebut harus jelas untuk
menjamin keselamatan lalu lintas.
Bila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, kontraktor harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah termasuk
dalam kontrak.
4.2.5 Sumber Tenaga dan Penerangan
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk
pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan. Harus
tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara wajar bila
keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.
4.2.6 Trase dan Elevasi Pipa
4.2.6.1 Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa
Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi
(ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase
tersebut di lapangan. Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk
pemeriksaan dan pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.
4.2.6.2 Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk
diletakan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan
fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk
maksud ini, kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik
referensi atas biaya kontraktor sendiri.
IV - 31
4.2.6.3 Penyimpangan Akibat Bangunan Lain
Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan
mempengaruhi pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan
rencana, maka pemilik berhak untuk merubah rencana tersebut. Jika menurut
direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan perubahan
volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan volume
pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan
dengan hal tersebut dalam persyaratan umum.
4.2.6.4 Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.
4.3. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN
4.3.1 Umum
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik
untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran;
penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali; pemilihan bahan
untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan; peralatan,
pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi; perbaikan permukaan;
lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan;
perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja
sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh direksi
4.3.2 Pembersihan dan Pengupasan
Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan
pengurugan.
Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu disingkirkan
secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor tanpa
persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan
dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara yang baik, kecuali bagi
IV - 32
bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
4.3.3 Pengeringan (Dewatering)
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan serta
membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya
dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan
gangguan terhadap rnasyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas.
4.3.4 Penggalian Lapisan Bawah Permukaan (Sub Surface) dan Lubang Pengujian (Test Pit)
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau
rusak karena kelalaiannya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, kontraktor harus melakukan pencarian tersebut atas
biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, kontraktor harus
menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika ditentukan lain
oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus menggali lubang pengujian yang cukup untuk
menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat
konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di
depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
IV - 33
4.3.5 Penggalian Permukaan dan Perbaikan
4.3.5.1 Umum
Sebelum penggalian, kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya
mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena
pekerjaan kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik.
Setelah perbaikan kembali, kontraktor harus memeriksa secara bulanan
cekungan yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini
harus diperbaiki sampai pada ketinggian semula.
4.3.5.2 Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman,
semak belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama
pemasangan jalur pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya
sebelumnya harus mendapatkan ijin pohon dari pemitik atau instansi terkait yang
memeliharanya dan melaoporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya
kompensasi ditanggung oleh kontraktor sendiri.
4.3.5.3 Daerah BerumputLapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah
dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada
kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan
rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama
berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah
penyelesaian urugan.
Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk
IV - 34
diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan
menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi,
dan memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.
4.3.5.4 Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan
bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila
direksi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas
tanah berbatu tersebut.
4.3.5.5 Daerah Persawahan / Perkebunan
Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, kontraktor sebelumnya
harus mendapatkan ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan
ditanggung oleh kontraktor sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi),
harus diusahakan tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak
saluran irigasi tersebut.
4.3.5.6 Jalan Batu dan Bahu Jalan
Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras
harus diganti dengan batu sebagaimana telah ditentukan.
4.3.5.7 Jalan yang Diperkeras
Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebagaimana yang diperlihatkan
dalam gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat.
4.3.5.8 Jalur Pejalan Kaki
Jalur pejalan kaki harus diganti sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar.
4.3.5.9 Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan
Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama
sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua
pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka
perlu digunakan alat pemotong.
4.3.6 Penggalian
Bagian berikut yaitu "PENGGALIAN" harus digunakan bagi pekerjaan semua pemasangan
dan penyambungan semua jenis pipa.
IV - 35
4.3.6.1 Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk
pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang
diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang
tidak sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung
dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua
pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau
pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang
berasal dari berbagai sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya
kerusakan pada pekerjaan maupun kepemilikan yang berada didekatnya. Dinding
dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya
dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan
penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan
lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang
dapat menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan
bangunan yang ada disekitarnya.
4.3.6.2 Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi
bangunan, utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang
ada. Di daerah di dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor
harus melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah,
gangguan, atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut. Lebih
lanjut kontraktor harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan adanya
uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah
terganggu selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.
4.3.6.3 Penggalian Tanpa Ijin
Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang
ditujukan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa ijin
harus diurug kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang
IV - 36
diperintahkan oleh direksi.
Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut
memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, kontraktor harus
menyediakan dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.
4.3.6.4 Galian Terbuka
1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan
perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian
terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar
pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
2. Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan
sebagaimana yang telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan
penopang lainnya, maupun penanganan khusus lainnya.
3. Lubang Galian Untuk Penyambungan
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi
sambungan agar penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
4. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang
yang diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh)
meter didepan perletakan pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus
dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja
setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup
aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.
5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana
yang diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang
menerus dan seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak
terganggu pada setiap titik diantara lubang galian sambungan.
IV - 37
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan
harus diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh
direksi sampai pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan
lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan
agar memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi
pipa dan fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20
cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
6. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang
kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan
direksi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan
menyingkirkan bahan tersebut.
7. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian
tidak gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga
permukaan jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam
gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap,
tetapi jika terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan.
Sebelum memasang penopang dan turap, kontraktor harus memberi tahu
lokasi galian dengan turap dan penopang beserta dengan jadwal
pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka
diperkerasan sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus
dilakukan dengan penurapan dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan
dengan hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan
utilitas yang ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi
kembali dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan
IV - 38
menggunakan alat yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang
diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama
pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan
lain-lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah
kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai
kewajiban di pihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan
kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang
diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai akibat
tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau
bergeraknya tanah.
8. Penimbunan Bahan Galian
Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa
sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun
jalan nasional. Bahan hasil galian dapat ditimbun di bagian jalan lain
dengan syarat menggunakan kotak penampung tanah galian agar tidak
menghambat arus lalu lintas.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau
dibuang dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.
4.3.7 Urugan
Bagian berikut mengenai "URUGAN" harus diterapkan untuk semua jenis
pekerjaan pemasangan dan penyambungan pipa.
4.3.7.1 Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan
untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan
lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau
bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
IV - 39
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar,
tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan,
kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil
sebagaimana ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan
setelah semua pipa terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.
4.3.7.2 Bahan Urugan
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan
untuk urugan ditentukan sebagai berikut:
1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya
tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung
bahan organik seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan
tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).
2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir
halus hingga sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang,
abu, sampah, atau bahan lainnya yang menurut pendapat direksi dapat
ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari
10 berat bahan keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup
seragam dan tidak mengandung batu besar atau batu dengan ukuran
lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak
terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan
lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung dan
tidak boleh bergumpal.
4.3.7.3 Urugan pada Galian
1. Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
IV - 40
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk
lapisan dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan
tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui direksi pada kepadatan
kering maksimum 95%.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai
pengganti pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan
untuk dilakukan oleh direksi.
2. Urugan di Bawah Pipa
Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui,
dengan tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah
pipa, diletakan secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm
dan dipadatkan dengan tongkat pemadat pada ketebalan kering
maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di
masing-masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan,
dalam "Urugan Sampai Permukaan" harus diterapkan bagi
pengurugannya.
3. Urugan di Atas Pipa
Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman
10 cm diatas pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan
tangan (manual) atau cara mekanis lainnya yang telah disetujuinya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam
gambar rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan
tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan
ketebalan kering maksimum 95%.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara
konvensional atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30
cm diatas puncak pipa PVC dan tidak rnerusak pipa.
4. Urugan Sampai Permukaan
Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus
diurug dengan peralatan tangan (manual) atau yang disetujui,
ditempatkan berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat untuk mencegah amblasnya
permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.
IV - 41
Dalam Pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan
(manual) atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm
diatas pipa PVC dan tidak merusak pipa.
4.3.8 Pengujian Kepadatan di Lapangan
Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam
ASTM D -1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard
compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas
zona pipa.
4.3.9 Perlindungan Terhadap Lereng Sungai, Saluran dan Selokan
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna
mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian "GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN".
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari bahu
hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan berbentuk
bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan
selokan.
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk
persetujuan direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang diperlukan.
IV - 42
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 - 3) m2 pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
4.4. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
4.5.1. Umum
4.5.1.1 Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan
pipa dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi dengan
spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
4.5.1.2 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang
disediakan oleh pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut
selama pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai
pada penyelesaian pada pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang
disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas beban biaya
kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara
dengan baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki
hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas
dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi
kompensasi kepada pemilik.
4.5.2. Pekerjaan Pemasangan Pipa Baja (Steel)
4.5.2.1 Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas
dan peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai
IV - 43
dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa
walaupun bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih
dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah
pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang
memadai menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan
penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari
kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara
pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa
pada posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa terlebih dahulu
dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah
dipasang harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi
pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian
dan didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan
menggunakan "coupling".
Jika kontraktor mengusulkan menggunakan "Heat - shinkable sleeves" untuk
lapisan pelindung sambungan daripada "Heat - shinkable sleeves", "sleeves"
tersebut perlu dipasang pada pipa sebelum diletakan.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk
"Heat - shinkable sleeves" atau "Sleeves", harus digali lebar untuk kemudahan
pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan.
4.5.2.2 Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan Perkakas, dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh komperator untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa "fitting", dan "valve" harus diturunkan
secara hati-hati kedalam galian, satu persatu, dengan batasan diameter
IV - 44
memakai "crane", derek, tali, atau dengan mesin, perkakas, atau
peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective
coating) serta lapisan pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama
sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa "valve" atau perlengkapan dapa saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak
tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa "Fitting" harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan, pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi
akhir. Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena
daerah ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau "Fitting" yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang
diperlukan ataupun menolaknya.
3. Pembersihan Pipa dan "Fitting"
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering
dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa
dipasang.
Bila ada profit pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa,
semua profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian
pula benda asing lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas,
kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan
ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan
ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
IV - 45
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan "Tee", "Bend" atau "Valve" atau
tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan
cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa
maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus
pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa,
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang
sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau
sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung
luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang
dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang
sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi. Tidak boleh ada
"Fitting" seperti "Bend", "Tee", dan "flange dan spigot" dipotong untuk
pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang
diberikan kepada kontraktor dari direksi.
4.5.2.3 Penyambungan dengan Pengelasan di Lapangan
1. Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan
yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi
ini, mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures'
Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan
dibuat lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang
dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi
yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian
yang dicantumkan dalam "4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA
PENGELASAN DI LAPANGAN" dalam 9.2.4 atau cara yang diterima oleh
Direksi. Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran
setiap sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan
IV - 46
lain. Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan
sambungan dengan las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-
tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
2. Juru Las (Welder)Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang
diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup
bagi pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang
dikeluarkan oleh badan berwenang.
3. Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS I 3211
dan 3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari
logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan
tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi
(illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine)
dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang
ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh
Direksi.
4. Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel)
yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui
oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar
(exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan
pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm
dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur
dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda
(double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh
alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari
IV - 47
debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun
lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10
cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
"Fitting" tidak boleh dipotong di lapangan,
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan
pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian
atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan
keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin.
Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah
disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan
yang berlebihan, tumpang tindih dan ketidakrataan.
4.5.2.4 Pengujian Tanpa Merusak pada Pengelasan di Lapangan
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan
dengan pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah
tanah, semua pengelasan di lapangan harus diuji dengan cara uji
cairan penembus dengan perwarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen
yang memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan
pemeriksa yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan
kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya,
kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan
dengan pengelasan.
IV - 48
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan di lapangan
kepada Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman
fotografi dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan
diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.
2. Pemeriksaan Secara Amatan (visual inspection)
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan.
Kerusakan berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan
dan Kontraktor harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya
sendiri.
Adanya lubang (pit) di permukaan
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau
lebih
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5
mm dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
Adanya tumpang tindih adanya (overlap)
Adanya penguatan berlebihan
Tabel 5.17 Maximum Reinforcement
Ketebalan Dinding (mm) Maximum Reinforcement (mm)
12,1 atau lebih kecil 3,2
Lebih besar dari 12,7 4,8
Butiran yang tidak merata (unven beads), dan
Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)
3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna
Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan
IV - 49
prosedur pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas
biaya kontraktor sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila
kemampuan pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian
yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen
4.5.5.1 Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flens (flanged)
Setelah membersihkan seluruh permukaan flens bahan sambungan harus
dikencangkan dengan kunci puntir yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain harus
dikencangkan bergantian agar diperoleh tekanan yang merata diseluruh
permukaan flens.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan
merata. Semua mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah
ditentukan menggunakan kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut
ini :
Tabel 4.19 Standar Momen Puntir Berdasarkan Ukuran Baut
Ukuran Baut (mm) Diameter Nominal Pipa (mm) Standar Momen Puntir (kg-m)
16 75 - 200 6
20 200 - 300 9
22 350 - 400 12
24 450 - 600 18
30 700- 1200 33
36 1350- 1800 50
42 2000 - 2400 58
48 2600 70
4.5.5.2 Penyambungan dengan Sambungan Penahan (restraint joint)
1. Umum
Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis
sambungan mekanik dan fitting sebagaimana ditentukan atau
diperlihatkan dalam gambar untuk mencegah kemungkinan pipa dan
fitting lepas dari sambungan akibat dorongan (thrust) atau pergerakan
(movements)
IV - 50
2. Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh direksi
harus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan
reducer pada umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga
tidak mengurangi pengarah sambungan penahan. Kontraktor harus
mengukur sambungan dengan pipa guna memastikan kebutuhan diatas.
Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan
dengan fitting tersebut bila pipa dipotong untuk penyesuaiannya atau
untuk menjaga alinyamen pada fitting tersebut sesuai perintah direksi.
Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan
dipasang, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut
tetapi tidak terbatas pada :
Tee ..........3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan
ujung spigot dan brach's socket end.
Reducer ....2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung
spigot
Bend ........2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada
socket dan ujung spigot.
- Semua ukuran bend dengan sudut betokan 90
derajat dan 45 derajat
- Bend dengan diameter 200 mm dan yang
lebih besar mempunyai sudut belokan 22 1/2
derajat
- Bend dengan diameter 300 mm dan
yang lebih besar mempunyai sudut belokan
11 ¼ derajat.
Blow off ...1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung
cabang socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot
harus dipasang hanya bila memang diperintahkan direksi.
Kontraktor harus memasang semua tambahan sambungan penahan
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi atas biaya kontraktor
sendiri.
4.5.5.3 Pemasangan Sambungan Fiexibel dan Coupling
IV - 51
1. Umum
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar
pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan
sebelum pemasangan. Semua ujung flange harus dipasang dan
dikencangkan sebagaimana telah ditentukan. Penyambungan coupling
harus sesuai dengan petunjuk pabrik.
2. Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk
penyambungan pipa yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam
bangunan beton.
Tekukan, kontraksi, ekspansi ataupun transformasi lainnya pada
sambungan tersebut harus dihindari sebelum pemasangan.
Perhatian perlu diperhatikan selama transportasi, penurunan dan
pemasangan guna menghindari kemungkinan terjadinya transformasi
yang disebutkan tadi pada sambungan flexible. Oleh karenanya,
kontraktor tidak boleh melepas rusuk (ribs), pelindung atau perlengkapan
lain yang disertakan pada sambungan sebebelum pekerjaan
penyambungan selesai.
3. Sleeve Coupling
Semua steeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm
atau sesuai standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan
oleh sambungan tersebut.
4.5.3. Lapisan Pelindung Luar (Protective Coating) dan Lapisan Pelindung Dalam (Linning)
4.5.7.1 Umum
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting"
termasuk "coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan
persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang
menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dan pabrik, yang diperlukan oleh
Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila
tidak ditentukan akan dipilih oleh Direksi.
IV - 52
4.5.7.2 Pelapisan Pipa Baja dan "Fitting"
1. Pipa Baja yang Terekspos
Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus
diberi tiga lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan
pertama dari pabrik, dan dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan
permukaan lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan
tersebut harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Pelapisan tersebut harus dilakukan sesuai dengan urutan sebagai
berikut :
Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan
kering, 35 microns.
Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan
kering 25 microns.
Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive
Paint. Class 2" atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class
2" atau yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika dimungkinkan haruslah produk
dari pabrik yang sama sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan
pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah produk terdaftar.
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat
sebagaimana ditentukan untuk pipa dan "fitting".
2. Pipa Baja yang Terendam
Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam
proyek terdiri dari :
1 "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan
dengan pengelasan)
2 "Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk
"Sleeve Coupling”), dan
3 Petrolatum Corrosin Protective Tape S- Nsteni" (untuk sambungan
expansi) (expansion joints).
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal
yang tak dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti
sebagaimana yang ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
IV - 53
a. "Head-Shrinkabie Sleeve" atau "Sheet"Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah
harus dilindungi dengan "Head-shrinkable sleeve" atau "sheet".Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus
dibawah petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan
tersebut. Nama pemasok bahan akan diberitahukan kepada Kontraktor
oleh Pemilik, dan semua biaya menjadi beban Kontraktor.
1. "Head-Shrinkable Sleeve":
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua
sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan
disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut
harus berada di tempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah
pengelasan harus disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai,
dan setiap permukaan pipa yang akan ditutup dengan "sleeve" harus
dihaluskan terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu
dengan pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan
"wrapping" harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah sam-
bungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping". Panjang
tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih besar dari 50 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"
Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui
oleh Direksi dan dilakukan mulai dari bagian tengah "sleeve". Udara yang
berada di antara "sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh secara
perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut secara merata, sampai
sifat adhesive "sleeve" timbul.
2. "Head- Shrinkable Sheet"Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) "Head-Shrinkable Sleeve".
kata "Sleeve" harus dibaca "sheet",Pemanasan Pendahuluan Pipa
IV - 54
Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus dipanaskan dahulu
dengan pembakar sampai kurang lebih 60 derajat. Panjang tumpang
tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan harus lebih
darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet" itu sendiri harus lebih dari
100 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sheet"Setelah melakukan "sheet" pada pipa, "sheet" tersebut harus dikerutkan
dengan pembakar, secara merata, dan udara yang berada diantara
“sheet" dan pipa harus disingkirkan seluruhnya secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari
"sheet".3. Pelapisan "Epoxy" atau Pelapisan "Coat Tar Epoxy"
"Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik harus dilindungi dengan
bahan khusus. Kontraktor harus menangani bahan tersebut dengan
sangat hati-hati jangan sampai merusak ataupun menggores permukaan
bahan pelapis.
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada
permukaan lapisan pelindung "sleeve coupling" harus diberi lapisan
kembali sebagaimana berikut ini.
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy” atau pelapisan "coal tar
epoxy", tenaga kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan
pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.
1. Pelapisan "Epoxy"
Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
Satu (1) atau lebih lapisan cairan finish coat.
2. Pelapisan "Coal Tar Epoxy"
Satu (1) lapisan "epoxy primer',
Dua (2) lapisan "epoxy finish coat"
4. Pipa Pelindung Korosi "Petrolatum"
Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan pelindung korosi
"petrolatum" Bahan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di bawah
pengawasan instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan. Kontraktor
harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan tersebut
dengan data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik,
untuk persetujuan Direksi.
IV - 55
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut, harus dilanjutkan ke
bagian beton tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum"
harus dibersihkan. Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus
disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup
dengan pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (fifter) sampai
permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi harus
produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi "petrolatum".
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang
cukup agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm
permukaan pita harus ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya
dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus
menyediakan pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas biaya
Kontraktor sendiri.
4.5. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI
4.6.1. Umum
Setetah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan
pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus
dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block permanen)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan
tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa
yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan
oleh Tenaga Ahli.
IV - 56
1 Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
2 Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya.
4.6.2. Uji Tekan
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat
pengujian.
4.6.2.1. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut:
1. Tidak boleh lebih kecil dan 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi
selama pengujian
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan
untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate
valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua
arah melebihi tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan
bagian yang diuji dan bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik
untuk gate valves atau katup buterfly.
4.6.2.2. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan
dan ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa
atau bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus
dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh
dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi
tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji
kebocoran.
4.6.2.3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari
IV - 57
katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik
tertinggi, kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas
sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air, Setelah
semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan.
Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat
sesuai dengan permintaan pemilik.
4.6.2.4. PemeriksaanSetiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus
diperiksa secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak
atau cacat ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan
bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.
4.6.3. Uji Kebocoran
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan
4.6.3.1 Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk
menjaga tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan
sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air.
Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian
melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.
4.6.3.2 Kebocoran yang diijinkan
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut:
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Dalam satuan metrik :
Dimana :
IV - 58
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 It/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
IV - 59
Tabel 5.21 Bocoran Yang Diijinkan Untuk Setiap 1000 ft (305 M) Panjang Pipa
Tekanan Uji Rata – Rata psi (Bar)
Diameter Normal Pipa (inch)3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54
450 (31) 0.48 0.64 0.95 1.27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0.45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.03 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05
Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785
IV - 60
4.6.3.3 Penerimaan Hasil Pemasangan
Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila
pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan pada butir 10.3.3., kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan,
dan atas biaya sendiri.
Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.
4.6.4. Penggelontoran Pipa
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor dan
Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan Penggelontoran memakai
air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang (drainase branch),
mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang pembuang
akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan
kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun hasil
pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh Direksi.
4.6.5. Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yang ada dalam
jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1 Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2 Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut dapat
dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3 Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter, harus
ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jan.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor, tetapi air
dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan
Direksi. Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
IV - 61