Upload
ngokiet
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
18
BAB 3
PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan
datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover
tahun 2005 dan tahun 2010. Sedangkan untuk pengolahan datanya akan dijelaskan
mengenai pengolahan data land use dan land cover yang meliputi strategi
pengolahannya dan proses pengolahan dengan software ArcGIS 10, Google EarthTM
,
serta verifikasi data.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data land use dan land cover
(LULC) Jawa Barat tahun 2005 dan tahun 2010 dalam model data vektor. Data
tersebut berasal dari citra dijital satelit Landsat 7. Secara umum proses pengolahan
data pada tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar 3.1.
Untuk melaksanakan penelitian pada tugas akhir ini diperlukan pengolahan
data LULC untuk mendapatkan data perubahan yang terjadi. Proses pengolahan data
LULC Jawa Barat tahun 2005 dan 2010 menggunakan sotware ArcGIS 10.0. ArcGIS
10.0. merupakan software yang dibuat oleh ESRI dan telah banyak digunakan untuk
proses pengolahan data dan analisis berbasiskan Sistem Informasi Geografis.
Secara umum, proses pengolahan data LULC untuk mendapatkan data
perubahan LULC Jawa Barat periode 2005-2010 dibagi dalam tiga tahap, yaitu
klasifikasi data, overlay dan verifikasi data.
19
Analisis Data
Verifikasi Data
Pengolahan Data LULC
Reklasifikasi
LULC
Reklasifikasi
LULC
Perubahan
Lahan Jawa
Barat 2005-
2010
Penentuan Titik
Sampling
Perubahan
Data
Klasifikasi
LULC Jawa
Barat 2005
Data
Klasifikasi
LULC Jawa
Barat 2010
Overlay Klasifikasi
2005 dengan Data
LULC 2010
Overlay Klasifikasi
2010 dengan Data
LULC 2005
Pengurangan
Lahan Tiap
Klasifikasi LULC
Penambahan
Lahan Tiap
Klasifikasi LULC
Identifikasi Titik
Sampel pada
Google Earth
Data Verifikasi
Titik Sampling
Uji Statistik
Titik Sampling
Analisis Perubahan
Berdasarkan Uji Statistik
Indeks
Perubahan
LULC
Export Layer
Sampel menjadi
KML
Data LULC Jawa
Barat 2005
Data LULC Jawa
Barat 2010
Citra Google Earth
tahun 2010
Gambar 3.1. Diagram alir pengolahan data.
20
3.1. Klasifikasi Data
Klasifikasi data dilakukan untuk membagi data LULC yang telah ada menjadi
beberapa bagian sesuai dengan kelas LULC. Kelas LULC yang dianalisis pada tugas
akhir ini yaitu hutan, ladang/tegalan, perkebunan, bangunan, rawa, sawah, semak/
belukar, perairan dan tambak/empang. Deskripsi kelas yang digunakan dalam
pengklasfikasian LULC dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Deskripsi kelas-kelas klasifikasi LULC yang digunakan.
No. Klasifikasi LULC Deskripsi
1 Hutan Hutan alamiah.
2 Ladang/Tegalan Lahan pertanian hasil penebangan hutan yang ditanami atau hutan alam yang ditanami tanaman pangan tahunan
3 Perkebunan Kebun rakyat yang ditanami tanaman dengan ciri-ciri bentuk tanaman teratur seperti kopi, teh, tebu, dll.
4 Bangunan Kawasan terbangun yang digunakan untuk aktivitas manusia seperti permukiman, gedung industri, bandara, pasar, jalan dan sebagainya.
5 Rawa Rawa-rawa alam
6 Sawah Sawah irigasi dan sawah tadah hujan
7 Semak Padang rumput, semak belukar, lapangan golf.
8 Perairan Kawasan air alamiah seperti sungai, danau dan kawasan air buatan seperti waduk dan situ.
9 Tambak/Empang Kawasan air buatan yang digunakan untuk kawasan perikanan.
Klasifikasi data pada tugas akhir ini dilakukan pada data land use dan land
cover tahun 2005 dan 2010. Hasil proses klasifikasi yang dilakukan pada data vektor
shapefile (.shp) LULC Jawa Barat tahun 2005 dan tahun 2010 yang dapat dilihat
pada Gambar 3.2 dan 3.3.
21
Gambar 3.2. Peta Klasifikasi LULC Jawa Barat Tahun 2005.
22
Gambar 3.3. Peta Klasifikasi LULC Jawa Barat tahun 2010.
23
Persebaran lokasi setiap kelas LULC yang digunakan didapatkan dengan
melakukan klasifikasi terhadap data LULC. Data yang telah diklasifikasi tersebut
dipisah menjadi data tersendiri dalam bentuk shapefile (.shp) seperti yang dapat
dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.4. Peta Land Cover Hutan Jawa Barat Tahun 2005.
Data shapefile setiap klasifikasi LULC tersebut digunakan untuk perhitungan
luas serta jumlah poligon area lokasi LULC tersebut. Data poligon tersebut mewakili
area hutan yang ada di dunia nyata. Data hasil perhitungan luasan LULC untuk setiap
klasifikasi disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tabel Perubahan LULC Jawa Barat berdasarkan luasan perubahan.
No Klasifikasi LULC
2005 2010 Perubahan
Luas (Ha) Persen Luas (Ha) Persen Luas (Ha) Persen
1 Hutan 405415.52 10.93 403722.62 10.88 -1692.91 -0.42
2 Ladang 470770.61 12.69 465795.47 12.55 -4975.14 -1.06
3 Perkebunan 836137.46 22.54 795265.58 21.44 -40871.89 -4.89
4 Bangunan 352540.09 9.50 413547.50 11.15 61007.41 17.31
5 Rawa 1928.72 0.05 610.45 0.02 -1318.27 -68.35
6 Sawah 1111610.84 29.96 1110324.86 29.93 -1285.97 -0.12
7 Semak 436859.47 11.78 403035.95 10.86 -33823.52 -7.74
8 Perairan 43630.67 1.18 44473.71 1.20 843.04 1.93
9 Tambak 50883.98 1.37 73321.84 1.98 22437.86 44.10
24
Untuk mengetahui distribusi perubahan yang terjadi pada setiap kelas LULC
diperlukan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan metode overlay terhadap
data shapefile masing-masing kelas.
3.2. Overlay Data
Overlay merupakan suatu fungsi yang digunakan untuk menggabungkan dua
data layer atau lebih menjadi data layer yang baru berdasarkan data layer
masukannya. Dalam pengerjaan tugas akhir ini, overlay dilakukan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada setiap kelass LULC dengan menggabungkan layer
setiap kelas dengan data LULC gabungan. Hasil yang didapatkan dari proses overlay
data shapefile LULC, yaitu:
3.2.1. Informasi Pengurangan Lahan.
Informasi pengurangan lahan merupakan informasi yang menunjukan
perubahan satu kelas LULC pada tahun 2005 menjadi beberapa kelas LULC pada
tahun 2010. Informasi ini didapatkan menggunakan fungsi overlay antara data setiap
kelas LULC pada tahun 2005 dengan dengan data LULC gabungan seluruh kelas
tahun 2010. Sebagai contoh, informasi kelas ladang/tegalan dapat dilihat pada
gambar 3.6. dan informasi pengurangan lahan ladang/tegalan dapat dilihat pada
gambar 3.7.
25
Gambar 3.5. Peta kawasan kelas LULC ladang/tegalan tahun 2005.
26
Gambar 3.6. Peta distribusi informasi pengurangan kelas ladang.
27
Terlihat pada gambar bahwa beberapa lahan ladang/tegalan pada tahun 2005
berubah menjadi kelas lain pada tahun 2010. Perubahan itu ditunjukan dengan
berbagai tampilan warna, seperti warna hijau tua untuk perubahan ladang menjadi
hutan, warna merah untuk perubahan ladang menjadi bangunan dan sebagainya.
3.2.2. Informasi Penambahan Lahan.
Informasi penambahan lahan merupakan informasi yang menunjukan satu
kelas LULC pada tahun 2010 merupakan hasil perubahan dari beberapa kelas LULC
pada tahun 2005. Informasi ini didapatkan menggunakan fungsi overlay antara data
kelas LULC yang ingin diketahui informasinya pada tahun 2010 dengan dengan data
LULC gabungan seluruh kelas tahun 2005. Dengan menggunakan informasi
penambahan lahan, dapat dianalisis sumber perubahan untuk setiap kelas LULC.
Sebagai contoh informasi data kelas bangunan pada tahun 2010 dapat dilihat pada
gambar 3.7. dan informasi perubahan bangunan dapat dilihat pada gambar 3.8.
28
Gambar 3.7. Peta lahan ladang Jawa Barat tahun 2010.
29
Gambar 3.8. Peta distribusi informasi penambahan kelas ladang.
30
Terlihat pada gambar 3.8, hasil pengolahan data menggunakan metode overlay
menunjukan bahwa beberapa lahan ladang/tegalan pada tahun 2010 merupakan hasil
perubahan dari kelas LULC lainnya. Perubahan tersebut ditunjukan dengan berbagai
tampilan warna seperti warna jingga untuk perubahan sawah menjadi ladang, hijau
muda untuk perubahan perkebunan menjadi ladang dan sebagainya.
3.2.3. Distribusi Perubahan LULC
Distribusi perubahan LULC memberikan informasi mengenai perubahan lahan
yang terjadi untuk setiap kelas LULC dengan menggabungkan informasi
pengurangan lahan dan informasi penambahan lahan. Informasi distribusi perubahan
lahan ditentukan dengan menjumlahkan seluruh luas perubahan yang terjadi untuk
setiap kelas LULC di Jawa Barat pada periode 2005-2010. Dalam informasi
distribusi perubahan lahan, dapat diketahui perubahan LULC yang secara nyata
terjadi di daerah Jawa Barat seperti dapat dilihat pada tabel 3.3. dan tabel 3.4.
31
Tabel 3.3. Distribusi luasan perubahan LULC Jawa Barat periode 2005-2010.
Klasifikasi LULC
Luas Land Use 2005
Luasan Perubahan LULC 2005-2010
Hutan Ladang Perkebunan Bangunan Rawa Sawah Semak Perairan Tambak
Hutan 405413.48 387464.619 4230.405 3777.718 189.112 0.000 3131.382 642.551 3.708 5756.616
Ladang 470770.61 1592.613 423076.321 13254.694 10028.936 2.892 20159.798 1378.603 93.508 1155.108
Perkebunan 836137.46 5812.861 17490.602 748245.445 15355.558 0.939 44838.840 4054.915 92.437 268.939
Permukiman 352540.09 0.000 675.727 1086.149 350011.065 0.000 690.825 52.724 7.356 2.005
Rawa 1928.724 0.000 28.056 15.446 48.658 605.657 734.569 1.773 105.211 367.788
Sawah 1111610.8 3049.710 15912.362 19799.387 30185.589 0.000 1023779.280 397.902 907.917 17358.693
Semak 436859.47 5781.039 3906.210 9066.832 7011.249 0.000 14225.744 396498.613 130.352 201.657
Perairan 43630.671 21.722 35.845 20.394 112.863 0.959 204.111 4.947 42987.006 111.607
Tambak 50883.982 0.000 376.857 0.000 599.400 0.000 2289.045 3.744 117.551 46258.926
Tabel 3.4. Distribusi persentase perubahan LULC Jawa Barat periode 2005-2010.
Klasifikasi LULC Luas Land Use 2005
Persentase Perubahan LULC 2005-2010
Hutan Ladang Perkebunan Bangunan Rawa Sawah Semak Perairan Tambak
Hutan 405413.475 95.57 1.04 0.93 0.05 0.00 0.77 0.16 0.00 1.42
Ladang 470770.607 0.34 89.87 2.82 2.13 0.00 4.28 0.29 0.02 0.25
Perkebunan 836137.461 0.70 2.09 89.49 1.84 0.00 5.36 0.48 0.01 0.03
Permukiman 352540.091 0.00 0.19 0.31 99.28 0.00 0.20 0.01 0.00 0.00
Rawa 1928.724 0.00 1.45 0.80 2.52 31.40 38.09 0.09 5.45 19.07
Sawah 1111610.835 0.27 1.43 1.78 2.72 0.00 92.10 0.04 0.08 1.56
Semak 436859.472 1.32 0.89 2.08 1.60 0.00 3.26 90.76 0.03 0.05
Perairan 43630.671 0.05 0.08 0.05 0.26 0.00 0.47 0.01 98.52 0.26
Tambak 50883.982 0.00 0.74 0.00 1.18 0.00 4.50 0.01 0.23 90.91
32
Berdasarkan tabel distribusi di atas, terdapat beberapa hasil overlay data yang
menunjukan angka 0, seperti perubahan bangunan menjadi hutan, hutan menjadi
rawa dan rawa menjadi hutan. Hal ini menunjukan bahwa perubahan klasifikasi
LULC tersebut tidak terjadi pada periode 2005-2010. Data perubahan tersebut dapat
digunakan untuk menentukan perubahan klasifikasi LULC yang mungkin dan tidak
mungkin terjadi di daerah Jawa Barat.
. Secara visualiasi, distribusi perubahan baik penambahan maupun
pengurangan LULC dibagi menjadi beberapa kelas. Pembagian kelas ini dilakukan
dengan memperhitungkan nilai maksimum dan nilai minimum luasan perubahan
yang terjadi. Klasifikasi ini perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat perubahan
yang terjadi pada wilayah Jawa Barat.
Visualisasi distribusi perubahan LULC menggunakan metode interpolasi IDW
pada software ArcGIS 10.0. Informasi yang menjadi masukan dalam proses
visualisasi yaitu distribusi perubahan lahan, koordinat centroid poligon dan luasan
area poligon. Hasil dari proses interpolasi tersebut adalah distribusi perubahan LULC
dalam bentuk raster seperti dapat dilihat pada gambar 3.9.
33
Gambar 3.9. Distribusi perubahan kelas ladang berdasarkan luasan perubahan.
34
Dengan visualisasi perubahan lahan tersebut, dapat diketahui pola perubahan
LULC di Jawa Barat periode 2005-2010. Informasi yang dapat diketahui dari
visualisasi tersebut adalah bagaimana tingkat keseimbangan antara pengurangan dan
perubahan lahannya. Apabila area yang mengalami pengurangan (ditunjukan dengan
warna merah) lebih banyak dari area yang mengalami penambahan (ditunjukan
dengan warna hijau), maka kelas LULC tersebut secara umum mengalami
pengurangan. Sebaliknya, apabila area yang mengalami penambahan lebih banyak
dari area yang mengalami pengurangan, maka kelas LULC tersebut secara umum
mengalami penambahan. Selain itu, dengan menggunakan visualisasi tersebut dapat
diketahui lokasi-lokasi pengurangan dan penambahan lahan untuk setiap klasifikasi.
Sebagai contoh, berdasarkan visualisasi distribusi perubahan LULC kelas
ladang pada gambar 3.9, kelas ladang mengalami perubahan yang cukup seimbang.
Hal ini dapat dilihat dari cukup berimbangnya area yang mengalami penambahan dan
area yang mengalami pengurangan. Visualisasi distribusi perubahan LULC untuk
seluruh kelas dapat dilihat pada Lampiran B.
3.3. Verifikasi Data
Informasi distribusi perubahan LULC merupakan informasi awal dari
perubahan LULC di Jawa Barat. Untuk mengetahui kebenaran data perubahan LULC
tersebut, diperlukan proses verifikasi data. Proses verifikasi data pada tugas akhir ini
menggunakan data citra satelit pada software Google EarthTM
.
3.3.1. Penentuan Titik Sampel
Sampling data dilakukan dengan mengambil sampel-sampel perubahan pada
area poligon lokasi perubahan. Sampling dilakukan pada software ArcGIS 10.0.
Ukuran sampel yang digunakan untuk proses verifikasi menggunakan pendapat
Roscoe, yaitu jumlah minimal 30 sampel untuk setiap kelas perubahan. Proses
penentuan titik sampel dilakukan pada perubahan LULC setiap kelas. Proses
penentuan sampelJumlah sampel setiap kelas berbeda-beda bergantung pada banyak
dan luasnya area perubahan.
35
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode proportionale stratified
random sampling. Sampling yang diambil dilakukan secara acak dengan
memperhatikan tingkatan tertentu. Hal yang diperhatikan dalam penentuan titik
sampel adalah luas poligon perubahan dan konsentrasi area perubahan.
Jumlah titik sampel pada satu poligon bergantung pada luas poligon tersebut.
Semakin besar poligon semakin banyak titik sampel yang ada pada satu poligon. Hal
yang diperhatikan selain luas poligon, yaitu konsentrasi poligon. Semakin tinggi
tingkat konsentrasi perubahan LULC pada suatu area, semakin banyak titik sampel
yang diambil pada area tersebut. Contoh pengambilan sampel dapat dilihat pada
gambar 3.6.
Gambar 3.10. Pengambilan titik sampel berdasarkan konsentrasi poligon.
Dapat dilihat pada gambar bahwa pengambilan sampel pada area yang
mempunyai konsentrasi poligon lebih tinggi dari area yang konsentrasi poligonnya
lebih rendah. Hal ini dikarenakan, area yang konsentrasi poligonnya lebih tinggi
diindikasikan mengalami perubahan yang besar. Oleh karena itu, diperlukan
verifikasi data yang lebih banyak dari area yang konsentrasi poligonnya lebih rendah.
Selain konsentrasi poligon, luasan poligon menjadi hal yang perlu diperhatikan
seperti pada gambar 3.11.
36
Gambar 3.11. Pengambilan titik sampel berdasarkan luas poligon.
Gambar 3.11. menunjukan pengambilan titik sampel berdasarkan luasan
poligon. Semakin besar luasan poligon semakin banyak jumlah sampel yang diambil
pada area poligon tersebut. Sebaliknya, semakin kecil luasan poligon semakin sedikit
jumlah sampel yang diambil. Hal ini dilakukan karena area poligon yang lebih besar
mempunyai kemungkinan kesalahan perubahan yang lebih besar dari area yang
poligonnya lebih kecil. Oleh karena itu, diperlukan verifikasi data yang lebih banyak
pada area poligon yang lebih besar.
Setelah penentuan titik-titik sampel perubahan LULC pada software ArcGIS
10.0 selesai, kemudian titik-titik sampel tersebut dikonversi menjadi format .kml.
Data titik-titik sampel dalam format .kml tersebut digunakan untuk melakukan proses
identifikasi objek data pada software Google EarthTM
.
3.3.2. Identifikasi Objek
Proses identifikasi objek titik sampel pada citra untuk mengecek hasil
pengolahan data menggunakan software Google EarthTM
. Kenampakan citra pada
software Google EarthTM
dapat dilihat pada gambar 3.11.
37
Gambar 3.12. Kenampakan citra pada software Google EarthTM
Proses identifikasi objek titik sampel perubahan pada citra dapat menghasilkan
3 kemungkinan yaitu:
1. Identifikasi objek menunjukkan bahwa objek tidak mengalami perubahan.
Sebagai contoh, pada pengolahan data didapatkan bahwa bangunan dapat
berubah menjadi ladang/tegalan, tetapi hasil identifikasi objek menunjukkan
bahwa area tersebut merupakan area bangunan dan tidak berubah menjadi
lading/tegalan seperti hasil pengolahan data. Contoh identifikasi objek yang
menunjukan objek tidak mengalami perubahan dapat dilihat pada gambar 3.8.
Gambar 3.13. Identifikasi objek yang menunjukan objek tidak mengalami perubahan.
38
Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menunjukan
bahwa titik sampel tersebut pada tahun 2005 merupakan area bangunan dan
pada tahun 2010 merupakan area ladang. Akan tetapi, identifikasi objek
menunjukan titik sampel merupakan area bangunan.
2. Identifikasi objek menunjukan bahwa objek mengalami perubahan.
Sebagai contoh, berdasarkan pengolahan data, lahan hutan dapat berubah
menjadi lahan persawahan, dan pada identifikasi objek menunjukan bahwa area
sampling hutan berubah menjadi lahan persawahan sesuai dengan hasil
pengolahan data. Contoh identifikasi objek yang menunjukan objek mengalami
perubahan dapat dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.14. Identifikasi objek menunjukan bahwa objek mengalami perubahan.
Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menunjukan
bahwa titik sampel tersebut pada tahun 2005 merupakan area semak dan pada
tahun 2010 merupakan area bangunan. Identifikasi objek menunjukan titik
sampel merupakan area bangunan.
39
3. Identifikasi objek menunjukan bahwa objek mengalami perubahan yang
berbeda dengan hasil pengolahan data.
Sebagai contoh, berdasarkan pengolahan data, lahan perkebunan dapat berubah
menjadi lahan sawah, akan tetapi pada identifikasi objek menunjukan bahwa
area sampling perkebunan menunjukan perubahan menjadi lahan bangunan.
Contoh identifikasi objek yang menunjukan objek mengalami perubahan yang
berbeda dengan hasil pengolahan data dapat dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.15. Identifikasi objek menunjukan bahwa objek mengalami perubahan yang
berbeda dengan hasil pengolahan data.
Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menunjukan
bahwa titik sampel tersebut pada tahun 2005 merupakan area semak dan pada tahun
2010 merupakan area ladang. Akan tetapi, identifikasi objek menunjukan titik
sampel merupakan area bangunan.
Hasil dari proses verifikasi data ini adalah data identifikasi objek titik-titik
sampling perubahan pada sotware Google EarthTM
yang dapat dilihat pada tabel 3.5.
40
Tabel 3.5. Hasil identifikasi objek pada sotware Google EarthTM
.
Klasifikasi LULC Hutan Ladang/Tegalan Perkebunan
T B La J T B La J T B La J
Hutan 7 22 29 8 21 1 30
Ladang/Tegalan 5 25 0 30 0 22 7 29
Perkebunan 3 24 0 27 3 23 4 30
Bangunan 35 14 2 51 21 13 5 39
Rawa 0 6 0 6 1 3 1 5
Sawah 10 10 8 28 3 25 0 35 4 17 9 30
Semak 7 27 2 36 3 25 7 34 19 20 39
Perairan 26 0 4 30 25 4 1 30 24 5 3 32
Tambak/Empang 23 8 0 31
Tabel 3.5. Hasil identifikasi objek pada sotware Google EarthTM
. (lanjutan)
Klasifikasi LULC Bangunan Rawa Sawah
T B La J T B La J T B La J
Hutan 2 20 11 33 10 23 3 36
Ladang/Tegalan 5 23 2 30 2 26 2 30
Perkebunan 9 13 8 30 3 17 11 31
Bangunan 24 14 1 39
Rawa 0 9 9 18 0 10 13 23
Sawah 5 19 7 31
Semak 0 32 4 36 8 17 10 35
Perairan 22 4 1 27 23 3 2 28
Tambak/Empang 21 8 0 29 17 10 3 30
Tabel 3.5. Hasil identifikasi objek pada sotware Google EarthTM
. (lanjutan)
Klasifikasi LULC Semak Perairan Tambak/Empang
T B La J T B La J T B La J
Hutan 10 11 5 26 0 37 0 37
Ladang/Tegalan 2 22 5 29 0 30 1 31 7 25 0 32
Perkebunan 0 19 11 30 0 29 2 31 0 20 10 30
Bangunan 11 12 7 30
Rawa 0 2 0 2 0 24 5 29 0 13 0 13
Sawah 15 12 4 31 4 37 4 45 8 31 1 40
Semak 0 26 3 29 0 22 7 29
Perairan 27 2 1 30
Tambak/Empang 27 2 1 30
41
Ket :
T = Identifikasi objek yang menunjukan objek tidak mengalami perubahan.
B = Identifikasi objek yang menunjukan objek mengalami perubahan.
La = Identifikasi objek yang menunjukan objek mengalami perubahan yang
berbeda dengan hasil pengolahan data.
J = Jumlah sampel yang diambil.
= Tidak terjadi perubahan sehingga tidak dilakukan verifikasi data.