Upload
danglien
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
50
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Sugiyono (2002, p11) Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif
yang mempunyai hubungan kausal, mendefinisikan penelitian asosiatif yang merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar 2 variabel atau lebih.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pelanggan dalam
membedakan kelompok pelanggan dalam menanggapi kinerja Relationship marketing dan
Telemarketing.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Menurut Riduwan (2007, p49)
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehinggan ditemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel.
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah organisasi yaitu individu
(konsumen). Menurut Sekaran (2003, p132) unit analisis adalah level kumpulan data yang
dikumpulkan setelah tahap analisis data. Time horizon yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cross sectional. Yaitu data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode
harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.
Menurut Sugiyono (2004, p87) cross section adalah data yang dikumpulkan pada
waktu (satu kurun waktu) dan tempat tertentu saja.
51
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon
T-1 Asosiatif - survey Individu - Responden Cross sectional
T-2 Asosiatif - survey Individu - Responden Cross sectional
T-3 Asosiatif - survey Individu - Responden Cross sectional
T-4 Asosiatif - survey Individu - Responden Cross sectional
T-5 Asosiatif - survey Individu - Responden Cross sectional
Keterangan :
T-1 : Untuk mengetahui kelompok loyalitas pelanggan PT. Centa Harapan Lintas Benua
T-2 : Untuk mengetahui tingkatan kelompok loyalitas dalam mempersepsikan nilai yang
diperoleh pelanggan
T-3 : Untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap Relationship Marketing
T-4 : Untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap Telemarketing
T-5 : Untuk mengetahui perbedaan tingkat loyalitas pelanggan bisnis terhadap kinerja
Relationship Marketing dan Telemarketing
3.2 Operasional Variabel penelitian
Menurut Menurut Sugiyono (2004, p31), definisi operasional adalah penentuan
construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan
cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan construct, sehingga
memunkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.
52
variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, sehinggan diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok Sugiyono (2006,
p33), yaitu :
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan
atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya (X) adalah
Relationship Marketing dan Telemarketing.
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat
(Y) adalah Customer Value dan Customer Loyalty.
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Produk Guttman
Layanan Guttman
Karyawan Guttman
Manfaat
Citra Guttman
Moneter Guttman
Waktu Guttman
Customer Value
Pengorbanan Energi Guttman
53
Psikologi Guttman
Diferensiasi Guttman Keterikatan
Preferensi Guttman
Customer
Loyalty
Pembelian berulang Pembelian ulang Guttman
Berfokus pada customer
retention
Diferensial
Semantik
Orientasi pada manfaat
produk
Diferensial
Semantik
Jangka panjang Diferensial
Semantik
Layanan kepada
pelanggan
Diferensial
Semantik
Komitmen pada
pelanggan
Diferensial
Semantik
Kontak dengan
pelanggan
Diferensial
Semantik
Relationship
Marketing
Kuantitas dengan
pelanggan
Diferensial
Semantik
Nada suara yang tepat Diferensial
Semantik
Jenis suara yang
tepat
Keterampilan bertelepon Diferensial
Semantik
Telemarketing
Menarik hati pelanggan Diferensial
Semantik
54
Pengetahuan tentang
produk yang akan dijual
Diferensial
Semantik
Memahami sisi psikologis Diferensial
Semantik
Teknik menjual
Meyakinkan pelanggan Diferensial
Semantik
Teknik mendengar Mendengarkan pelanggan Diferensial
Semantik
Salam pembuka Diferensial
Semantik
Menawarkan produk Diferensial
Semantik
Menjelaskan produk Diferensial
Semantik
Konfirmasi persetujuan
untuk pelanggan
Diferensial
Semantik
Script telepon
Salam penutup Diferensial
Semantik
Sumber : data diolah
Riduwan (2007, p23-24) pengukuran data yang digunakan oleh peneliti yaitu
dengan menggunakan skala diferensial semantik dan skala guttman. Skala pengukuran
untuk instrumen, adalah skala diferensial semantik yang digunakan untuk mengukur sikap
dan persepsi terhadap korporat, produk, merek, dan sebagainya.
Pertanyaan itu mempunyai gradasi dari sangat positif hingga negatif dengan kriteria
skor sebagai berikut :
55
Sangat positif Negatif
Semakin ke kiri jawaban semakin positif dan semakin ke kanan jawaban semakin negatif.
Skala Guttman terdapat beberapa pertanyaan yang diurutkan secara hierarki untuk
melihat sikap tertentu sesesorang. Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban
yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten, misalnya : Yakin – Tidak yakin, Ya – Tidak, Benar
– Salah, Positif – Negatif, Pernah – Belum pernah, Setuju – Tidak setuju, dan lain
sebagainya.
3.3 Jenis dan Sumber data penelitian
Menurut Sugiarto (2004, p14-17), jenis data yang digunakan dalam penelitian ada
dua, yaitu :
1. Data primer : data yang diperoleh dari sumber pertama baik dan individu
maupun perseorangan. Dengan penyebaran kuesioner dan hasil wawancara.
2. Data sekunder : data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan atau bahan yang
bersifat teoritis yang relevan dengan penelitian buku-buku, majalah, internet dan
media lainnya.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan, yaitu hasil dari pengolahan kuesioner. Sumber data yang digunakan oleh
penulis adalah jenis data primer dan jenis data kualitatif. Data diperoleh dari kuesioner yang
digunakan untuk mengukur bagaimana mengelompokkan tingkatan pelanggan dalam
menentukan tingkatan loyalitas melalui nilai berdasarkan relationship marketing dan
telemarketing.
5 4 3 2 1
56
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber data penelitian
Tujuan Data Sumber data Jenis data
T-1 Kuesioner - Pelanggan Primer Kualitatif
T-2 Kuesioner - Pelanggan Primer Kualitatif
T-3 Kuesioner - Pelanggan Primer Kualitatif
T-4 Kuesioner - Pelanggan Primer Kualitatif
T-5 Kuesioner - Pelanggan Primer Kualitatif
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian lapangan (field research) yaitu bertujuan untuk memperoleh data secara
langsung baik dari perusahaan maupun responden yang menjadi objek penelitian
lapangan sebagai berikut :
Wawancara, adalah salah satu teknik pengumpulan data di mana
pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang
diwawancarai, dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar
pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.
Kuesioner, adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan hadapan
mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
2. Penelitian kepustakaan (library research) dilakukan untuk mengumpulkan data
sekunder atau bahan yang bersifat teoritis dan relevan, melalui : buku-buku,
majalah, internet dan lain-lain.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
57
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Sedangkan, sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi.
(Umar, 2008, p77). Setelah mengadakan survey terdapat lima puluh (50) unit usaha yang
menjadi reseller produk merek ”Bran’s”.
Hermawan (2005, p147) di dalam statistik dikenal dua cara pengumpulan data, yaitu
cara sensus dan cara sampling. Sensus adalah cara pengumpulan data di mana seluruh
elemen populasi diselidik satu per satu. Ada dua alasan dilakukannya sensus: (1) Suatu
penelitian sensus akan layak dilakukan jika populasinya relatif sedikit dan (2) suatu
penelitian sensus hanya diperlukan jika unit elemen populasi sangat bervariasi
Arikunto dalam Riduwan dan Kuncoro (2007, p39) mengatakan sample adalah
bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2004, p73) memberikan pengertian Sample adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari beberapa pendapat
tersebut dapat ditarik kesimpulan, Sample adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability
sampling adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel di mana setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini
sering disebut prosedur terbaik. Probability sampling terbagi menjadi empat, yaitu simple
random sampling, systematic random sampling, stratified sampling, cluster sampling
(Rahayu, 2005, p42-45). Dan dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling,
dalam hal ini seluruh populasi mendapat peluang yang sama dalam penyebaran kuesioner
pada pelanggan melalui media telepon.
58
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Menurut Slovin (2003, p146) penentuan jumlah sampel (responden) sebagai berikut
:
Dimana : n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e2 = Presisi yang ditetapkan 5%, dengan tingkat kepercayaan 95%
n = 44,44 dibulatkan menjadi 45 responden
Dari perhitungan di atas sampel yang harus diambil paling sedikit sebanyak 45,
peneliti akan melakukan pengambilan sebanyak 50 responden, sehingga jumlah
pengambilan sampel yang diinginkan sudah terpenuhi.
3.7 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
59
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu uji yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2005 p176). Jadi pada uji
validitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil pengukuran sesuai dengan apa yang ingin
kita ukur. Langkah- langkah operasional pengujian validitas adalah sebagai berikut :
1. Mencari definisi dan rumusan tentang konsep penelitian yang akan diukur dari
literature yang ditulis para ahli.
2. Melakukan uji coba pengukuran tersebut pada sejumlah responden. Sangat
diasarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan
jumlah minimal 30 orang ini, distributor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.
3. Menentukan hipotesis
Ho : Skor pertanyaan berkolerasi positif dengan skor factor (r hitung)
H1 : Skor butir berkolerasi positif dengan skor factor
4. Menentukan nilai r table
Dari tabel r untuk df (degree of freedom) = jumlah responden -2 atau dalam kasus
ini df = 30-2 =28. tingkat sig 5%. Dalam penelitian ini dapat angka 0.306.
5. Mencari r hasil
Disini r hasil untuk tiap item (Variable) dapat dilihat pada kolom corrected item-total
correlation.
6. Mengambil keputusan
Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Untuk uji tingkat validitas, instrument dalam penelitian ini akan digunakan rumus
sebagai berikut :
60
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑ ∑∑
−−
−=
2222 YiYinXinXi
YiXiXiYinr
Dimana: r = Koefisien Korelasi
Xi = Variabel bebas X yang ke-i
Yi = Variabel terikat yang ke-i
n = Banyaknya pasagan data
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Nugroho (2005, p79), reliabilitas adalah keandalan merupakan ukuran
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan yang merupakan
suatu dimensi dari variabel dan disusun dalm bentuk kuisioner.
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang
disebut koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00 akan tetapi pada kenyataanya
koefisien reliabilitas 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai
subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Disamping itu
walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positf (+) atau negative (-), akan tetapi dalam
hal reliabilitas, koefisien yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena
interprestasi reliabilitas selalu mengacu kepada koefisien reliabiltas yang positf.
Table 3.4 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 – 0.20 Kurang Reliabel
> 0,20 – 0,40 Agak Reliabel
61
> 0,40 – 0.60 Cukup Reliabel
> 0.60 – 0.80 Reliabel
> 0.80 – 1.00 Sangat Reliabel
3.7.3 Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Singgih Santosa dan Fandy Tjiptono (2004, p137) Metode tabulasi silang digunakan
untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel. Variabel yang dianalisa
dengan metode ini adalah variabel yang bersifat kualitatif, yaitu yang memiliki skala
nominal. Tabulasi silang merupakan cara termudah melihat asosiasi dalam sejumlah data
dengan perhitungan persentase. Tabulasi silang merupakan salah satu alat yang paling
berguna untuk mempelajari hubungan diantara variabel-variabel karena hasilnya mudah
dikomunikasikan.
Selanjutnya, tabulasi silang dapat memberikan masukan atau pandangan mengenai
sifat hubungan, karena penambahan satu atau lebih variabel pada analisis kualifikasi silang
dua arah adalah sama dengan mempertahankan masing-masing variabel tetap konstan.
Tabulasi silang dapat digunakan jika :
1. Salah satu variabel bersifat kualiltatif dan lainnya kuantitatif
2. Kedua variabel berupa variabel kualitatif
3. Kedua variabel berupa variabel kuantitatif
Sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untuk kedua variabel yang
digunakan.
Untuk menginterpretasikan hasil pengolahan data pada tabulasi silang, ada dua hal
yang perlu diperhatikan, yaitu :
62
1. Apakah tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut signifikan atau tidak.
2. seberapa kuat tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut
Variabel-variabel yang dipaparkan dalam suatu tabel tabulasi silang berguna untuk :
1. menganalisis hubungan-hubungan antar variabel yang terjadi
2. melihat bagaimana kedua atau beberapa variabel berhubungan
3. mengatur data untuk keperluan analisis statistik
4. untuk mengadakan kontrol terhadap variabel tertentu sehingga dapat dianalisis
tentang ada tidaknya hubungan palsu (spurious relations)
5. untuk mengecek apakah terdapat kesalahan-kesalahan dalam kode ataupun
jawaban dari daftar pertanyaan (kuesioner)
3.7.4 Analisis Diskriminan
Menurut Singgih Santosa dan Fandy Tjiptono (2004, p233) data yang terkumpul
dalam penelitian ini dianalisis dengan Analisis Diskriminan, yaitu analisis yang bertujuan
untuk mengelompokan setiap objek kedalam dua atau lebih kelompok, berdasarkan pada
kriteria sejumlah variabel bebas. Analisis kemudian dapat dikembangkan, pada varibel mana
saja yang membuat kelompok satu berbeda dengan kelompok dua, berapa persen yang
masuk ke dalam kelompok satu, berapa persen yang masuk kelompok dua, dan seterusnya.
Analisis diskriminan berguna pada situasi dimana kita ingin membentuk sebuah
model prediktif dari beberapa kelompok (group) berdasarkan pada karakteristik pada
masing-masing kasus. Prosedur pembentukan fungsi diskriminan (atau, pada lebih dari dua
kelompok, serangkaian set dari fungsi diskriminan) berdasarkan pada kombinasi linier dari
variabel-variabel prediktor yang memberikan pembeda terbaik dari kelompok-kelompok
tersebut. Fungsi dibentuk dari sebuah sampel pada sebuah kasus didalam sebuah group
63
yang telah diketahui, fungsi lalu dapat diaplikasikan pada kasus baru dengan pengukuran
pada variabel-variabel prediktor yang tidak diketahui masuk pada kelompok yang mana.
Catatan : pengelompokkan variabel dapat mempunyai lebih dari dua nilai. Kode
untuk masing-masing pengelompokkan variabel harus integer, akan tetapi, kita dapat
menspesifikasikan nilai maksimum dan minimum. Kasus-kasus pada nilai di luar batas tidak
termasuk pada analisis.
3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Rancangan implikasi untuk penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkatan
loyalitas pelanggan PT. Centa Harapan Lintas Benua. Hal ini mengingat terdapat jenis
loyalitas pelanggan yang terbentuk dan mempersepsikan nilai pelanggan. Selanjutnya untuk
mengetahui seberapa besar tanggapan relationship marketing dan telemarketing. Dan untuk
mengetahui perbedaan tingkatan loyalitas berdasarkan relationship marketing dan
telemarketing. Relationship marketing sebagai penunjang dan dengan dukungan layanan
telemarketing merupakan bagian dari daya tarik bagi pelanggan PT. Centa Harapan Lintas
Benua untuk menjadi loyal. Diharapkan dari hasil implikasi ini dapat memberikan hasil yang
memuaskan bagi kedua belah pihak, dimana bagi pihak perusahaan mendapatkan
pengetahuan dan pengertian atas pengaruh relationship marketing dan layanan
telemarketing saat ini terhadap loyalitas pelanggan PT. Centa Harapan Lintas Benua. Dan
dapat menutup kekurangan dari segi layanan pelengkap dengan memperbaiki faktor
layanannya, sehingga kekurangan itu dapat direalisasikan. Pada akhir kondisi ini diharapkan
dapat memberikan masukan dan penjelasan terhadap tingkat penjualan produk yang saat ini
dihadapi. Dan bagi pihak pelanggan akan mendapat tingkat kepercayaan dan kepuasaan
atas produk yang dijual oleh PT. Centa Harapan Lintas Benua.