26
2.1. Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal , awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh Telcom General di Amerika. Dalam terjemahan bebasnya, VSAT dapat diartikan sebagai suatu terminal pemancar dan penerima transmisi satelit yang tersebar di banyak lokasi dan terhubung ke hub sentral melalui satelit dengan menggunakan antena parabola berdiameter tertentu. VSAT merupakan salah satu kemajuan dalam tren untuk mereduksi ukuran ground segment (stasiun bumi) pada komunikasi satelit. VSAT terletak di akhir jalur komunikasi satelit dimana VSAT ini menawarkan berbagai macam layanan komunikasi. VSAT merupakan stasiun kecil berdiameter tak lebih dari 2.4m. Dengan diameter yang kecil (jika dibanding stasiun bumi lain), VSAT tidak dapat men-support link satelit dengan kapasitas yang besar. Namun, VSAT memiliki kelebihan ditinjau dari segi ekonomi. 2.2 Cara Kerja VSAT Secara umum, VSAT bekerja dengan cara sebagai berikut: awalnya informasi yang akan dikirim dilewatkan ke hub kemudian ditransmisikan melalui VSAT di bumi menuju satelit. Bagian satelit di angkasa bekerja sebagai repeater frekuensi. Ketika VSAT mengirimkan informasi ke satelit, satelit akan menerima, menguatkan kemudian melakukan retransmisi sinyal pada frekuensi yang

Bab 3 Belum Jadi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

3

Citation preview

2.1. Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh Telcom General di Amerika. Dalam terjemahan bebasnya, VSAT dapat diartikan sebagai suatu terminal pemancar dan penerima transmisi satelit yang tersebar di banyak lokasi dan terhubung ke hub sentral melalui satelit dengan menggunakan antena parabola berdiameter tertentu. VSAT merupakan salah satu kemajuan dalam tren untuk mereduksi ukuran ground segment (stasiun bumi) pada komunikasi satelit. VSAT terletak di akhir jalur komunikasi satelit dimana VSAT ini menawarkan berbagai macam layanan komunikasi. VSAT merupakan stasiun kecil berdiameter tak lebih dari 2.4m. Dengan diameter yang kecil (jika dibanding stasiun bumi lain), VSAT tidak dapat men-support link satelit dengan kapasitas yang besar. Namun, VSAT memiliki kelebihan ditinjau dari segi ekonomi.

2.2 Cara Kerja VSAT

Secara umum, VSAT bekerja dengan cara sebagai berikut: awalnya informasi yang akan dikirim dilewatkan ke hub kemudian ditransmisikan melalui VSAT di bumi menuju satelit. Bagian satelit di angkasa bekerja sebagai repeater frekuensi. Ketika VSAT mengirimkan informasi ke satelit, satelit akan menerima, menguatkan kemudian melakukan retransmisi sinyal pada frekuensi yang lebih tinggi. Sinyal retransmisi memiliki tujuan penerima yang tak lain juga suatu VSAT. Setelah informasi ditransmisikan, semua hub di bumi mengontrol dan meregulasikan seluruh operasi dari jaringan komunikasi tersebut

2.3 Komponen VSAT

a) Hub station

Hub station mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub terdapat sebuah Server Network Management System (NMS) yang memberikan akses pada operator jaringan untuk memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi perangkat keras dan komponen-komponen perangkat lunak. Operator dapat memonitor, memodifikasi dan mendownload informasi konfigurasi individual ke masing-masing VSAT. NMS workstation terletak pada user data center. Stasiun hub terdiri atas Radio Frequency (RF), Intermediate Frequency (IF), dan peralatan baseband. Stasiun ini mengatur multiple channel dari inbound dan outbond data. Pada jaringan private terdedikasi, hub ditempatkan bersama dengan fasilitas data-processing yang dimiliki user. Pada jaringan hub yang dibagi-bagi, hub dihubungkan ke data center atau peralatan user dengan menggunakan sirkuit backhaul terrestrial. Peralatan RF terdiri atas antenna, low noise amplifier (LNA), down-converter, up-converter, dan high-power amplifier. Kecuali untuk antena, subsistem RF hub pada umumnya dikonfigurasi dengan redundancy 1:1. Peralatan IF dan baseband terdiri dari IF combiner/divider, modulator dan demodulator, juga peralatan pemroses untuk antarmuka channel satelit dan antarmuka peralatan pelanggan. Unit antarmuka satelit menyediakan kontrol komunikasi menggunakan teknik multiple akses yang sesuai.

b) Remote station

Sebuah remote VSAT memiliki komponen-komponen sebagai berikut.

A. Outdoor Unit (ODU) Terdiri atas antena dan Radio Frequency Transmitter (RFT). I. Antena Antena adalah peralatan elektronik yang di disain untuk mengirimkan maupun menerima sinyal radio (microwave). Antena digunakan untuk transmisi energi gelombang radio melalui medium alami (udara, bumi, air, dan lain-lain) untuk komunikasi dari titik yang satu ke titik yang lain. Dalam mentransmisikan sinyal data telekomunikasi, gelombang mikro digunakan sebagai gelombang pembawa (carrier). Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antenna yang memiliki bentuk parabola. Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut : Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana besar frekuensinya dari 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz. Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi yang mana besar frekuensinya dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.

Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Ukuran piringan antena atau dish VSAT berkisar antara 0,6 3,8 meter. Ukuran dish sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal. Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah larik komponen pasif microwave.

Gambar 2. Antenna VSATII. Radio Frequency Transmitter (RFT)RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT terdiri atas: Low Noise Amplifiers (LNA)LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz).Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan / gain yang cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz).

Gambar 3. LNA (Low Noise Amplifier) Solid State Power Amplifier (SSPA)SSPA berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz.Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication Equipment (GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit.

Gambar 4. SSPA (Solid State Power Amplifier) Up / Down Converter

Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter. Up Converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link (5,925 6,425 GHz). Down Converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz 4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70 MHz.

Gambar 5. Up-Down Converter

LNB (Low Noise Block) Fungsi utama LNB adalah untuk menerima sinyal satelit yang sangat lemah yang dikumpulkan pada titik fokus antena. LNB merupakan jantung dari antena satelit. Pada dasarnya, merupakan sebuah rongga resonator yang menerima sinyal satelit yang difokuskan dari pantulan antena dan memproses sinyal tersebut. Sebuah switch elektonik tambahan memperkuat sinyal ini sebelum dikirim ke kabel coax dan mengubahnya menjadi frekuensi yang lebih rendah untuk mengurangi kehilangan sinyal di kabel.

Gambar 6. LNB (Low Noise Block)

BUC (Block Up Converter) BUC Berfungsi menghantarkan sinyal informasi ke satelit.Juga sering disebut sebagai Transmitter . BUC memiliki daya 2-5 watt.

Gambar 7. BUC (Block Up Converter)

B. Indoor Unit (IDU)

Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi kedalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai dari 52MHz sampai 88MHz dengan frekuensi center 70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan meneruskannya ke perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi yang dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( Phase Shift keying ).

Gambar 8. Modem HX-50

3. INSTALASI ANTENNA 1.8m PRODELIN SEBAGAI REMOTE DENGAN TEKNOLOGI VSAT IP

3.1. Instalasi Konektor Tipe Ampemol RG-8

Konnektor merupakan pengubung antara kabel yang digunakan sebagai media transmisi dengan komponen dimana kabel tersebut akan dihubungkan, misalnya ke komputer atau peralatan jaringan lainnya.

Gambar 9. Konektor N-Male Type Amphenol RG-8Langkah-langkah pemasangan sebagai berikut: a. Masukkan mur, cincin logam dan karet ke dalam kabel lalu potong jaket kabel sekitar 0,4cm. b. Sisir jalinan kabel serabut dan rapikan keatas c. Tarik kabel serabut meruncing ke pusat inner lalu masukkan besi penjepit ke jalinan kabel dan dorong menuju karet. permukaan besi penjepit di kikir terlebih dahulu sehingga solderan mudah menempel. d. Lipat kabel serabut kebelakang dan potong sejajar dengan bagian belakang besi penjepit. Solder kabel serabut ke besi penjepit dilanjutkan dengan penyolderan konektor inner ke besi induktor kabel. Besi induktor dikikir terlebih dahulu supaya timah solderan mudah menempel dan Bersihkan sisa-sisa timah hasil solder sehingga tidak terjadi short. e. Masukkan plug body kedalam inner lalu kencangkan. Pastikan inner terpasang dengan kuat dan tidak miring. Ujung inner sejajar dengan permukaan plug body. Tekan ibu jari kearah permukaan konektor, akan muncul bekas lingkaran dan titik pada pusat lingkaran jika konektor sejajar dengan permukaan plug body.

3.2Instalasi Antenna 1.8m Prodelin a. Pembuatan pondasi ukuran 2.5m x 2.5m dengan tebal 20 cm. Tinggi pondasi 10cm di atas permukaan tanah dan 10cm di bawah permukaan tanah. Pembuatan tinggi pondasi dan material pondasi tergantung jenis tanah dilokasi. b. Merakit bagian dasar antenna, yaitu boom/tiang antenna beserta keempat kaki pedestal c. Pengaturan level pedestal untuk mendapatkan posisi boom/tiang yang tegak lurus dengan bantuan waterpass . d. Pemasangan Canister, tuas azimut dan tuas elevasi pada boom/tiang antenna. e. Pemasangan back frame dish (landasan dish) pada canister. f. Pemasangan dish antena pada landasan dish. g. Pemasangan feed support untuk feedhorn. h. Pemasangan feedhorn pada feed support. i. Pemasangan LNB dan BUC pada feedhorn. j. Pointing antena ke arah satelit yang digunakan. Catatan: Pemasangan antenna dengan system Single Pole Boom poin a dan b diabaikan, pemasangan boom/tiang dengan cara : 1. Pembuatan lubang boom/tiang dengan ukuran lebar 60 cm x 60 cm dengan kedalaman 60-80 cm. 2. Pengecoran boom/tiang pada lubang yang dibuat dengan tinggi boom 1.5 m dari permukaan tanah. Bagian bawah boom menggunakan cakar ayam untuk memperkuat pemasangan boom. 3. Bentuk pengecoran ini yang umum digunakan pada tanah dengan kekerasan normal, desain cor, dan tinggi boom/tiang disesuaikan pada jenis tanah. Sebagai contoh daerah dengan tanah pasir dan gambut menggunakan landasan dari kayu ulin yang keras itu, yaitu dengan cara membuat platform dari ulin kemudian boom/tiang bagian bawah dilaskan plat ukuran 40 cm x 40 cm tebal minimal 5 mm. Empat sudut plat dibor kemudian dipasangkan ke landasan ulin dengan baut.4. 3.3Instalasi dan Konfigurasi Modem HX50

Langkah selanjutnya agar antenna VSAT dapat bekerja adalah instalasi dan konfigurasi modem. Modem yang biasanya digunakan dalam instalasi antenna 1.8m adalah modem HX50. Langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Mengaktifkan fitur telnet pada notebook dengan cara , control panel uninstall program turn windows features on or off klik pilihan telnet client dan telnet server. 2. Dengan Command Prompt lakukan Ping ke perangkat HX50 mempergunakan Command : ping 192.168.0.1 (seperti contoh di bawah)

Gambar 10. Tes Ping3. Setelah ping berhasil,lakukan telnet ke HX50 agar kita bisa configure Remote tersebut dengan command : telnet 192.168.0.1 1953

Gambar 11. telnet ke HX50Tekan ENTER maka akan masuk ke Main Menu Modem HX504. Main Menu :

Gambar 12. main menu modem HX50Setelah muncul seperti gambar diatas ketik tanda ? untuk masuk kedalam main menu.

Gambar 13 main menu modem HX505. Setting Modem : Yang selanjutnya dilakukan adalah mengisi parameter parameter pada modem. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih pilihan a pada main menu.Perlu diperhatikan, pada saat mengisi parameter VSAT Longitude degrees dan VSAT Latitude degrees harus disesuaikan dengan posisi longitude dan latitude lokasi kota tempat instalasi antenna.Untuk mengisi parameter VSAT Longitude degrees dan VSAT Latitude degrees harus diisi dengan posisi satelit space segment yang akan digunakan. (pada contoh dimisalkan satekit yang digunakan adalah satelit TELKOM PALAPA B4 118E, Yang mana memiliki longitude 118 dan latitude East). Seorang teknisi dapat mengetahui posisi longitude dan latitude dari lokasi instalasi dengan menggunakan aplikasi satfinder. Dengan aplikasi tersebut teknisi juga dapat mengetahui posisi longitude dan latitude dari satelit yang digunakan.6. Antena Pointing : Pointing adalah mengarahkan antenna dari lokasi penginstallan ke arah satelit komunikasi yang digunakan. Pengarahan tersebut melibatkan 3 hal yaitu sudut elevasi, sudut azimuth dan polarisasi feedhorn. Pada main menu modem HX50 terdapat menu yang dapat membantu teknisi pada proses pointing atau mengarahkan sudut elevasi, sudut azimuth dan polarisasi feedhorn dengan memilih menu i. installation dan akan muncul menu seperti dibawah ini :

Gambar 15. menu pointing modemSetelah itu pilihlah menu b yaitu Antenna Pointing Transmitter, automatic. Dan akan muncul hasil dari pointing antenna dari lokasi penginstallan kearah satelit komunikasi (space segment) yang digunakan. Seperti yang tampak pada gambar :

Gambar 16. hasil pointing modemSetelah teknisi melakukan pointing dan hasilnya Maksimal, Hasil maksimal (range : 81-95) dapat dilihat pada level SQF yang berada di pojok kiri bawah, teknisi dapat melakukan crosspole. Crospole adalah proses untuk mengidentifikasi bahwa sebuah antenna bekerja pada polarisasi vertical atau horizontal agar tidak terjadi interferensi dari antenna lain yang menggunakan transponder berbeda pada satelit yang sama. untuk melakukan crosspole hubungi NOC metrasat agar diberikan nilai frekuensi carrier pada antenna remote . Setelah NOC menyatakan bahwa Remote tersebut sudah dipancarkan carriernya, langsung koordinasi dengan operator di HUB pengendali satelit (misalnya : Telkom Cibinong), operator tersebut akan memonitor carier yang ditransmitkan ke arah satelit dan meminta teknisi untuk menggerakan (memutar) Feedhorn antena. Arah (sudut) feedhorn pada antena parabola ini lah yang menentukan apakah sebuah antena bekerja pada polarisasi vertikal atau horizontal. Nilai cross pole akan dihitung oleh operator satelit dengan membandingkan carier utama pada transponder kerja dengan bocoran yang keluar di transponder polarisasi sebaliknya, makin tinggi nilai cross pole maka makin bagus pointing antena karena tidak mengganggu transponder reuse disisi polarisasi lainnya.Setelah mendapat hasil crosspole dari operator pengendali satelit, hubungi kembali NOC metrasat dan meminta agar remote tersebut di normalkan kembali.

7. Ranging Setelah Crosspole berhasil dan remote sudah di normalkan kembali,Masuk ke Main Menu seperti gambar di bawah ini kemudian lakukan Ranging pada menu i (Installation) seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 17. menu installation

Kemudian pilih menu d (force and verify ranging) untuk melakukan ranging. Berikut adalah tampilan setelah berhasil rangin

Gambar 18. display pada saat ranging berhasil.8. Run Software Download MonitorSetelah berhasil ranging kembalilah ke menu utama dengan mengetik tanda ? dan tekan enter.

Gambar 19. main menuSetelah berhasil ke main menu pilih menu f (run softeare download) dan akan muncul tampilan seperti dibawah ini :

Gambar 20 display setelah modem complete downloadSetelah download complete kita dapat melihat lagi konfigurasi modem dengan mengetik b dan akan muncul tampilan seperti dibawah ini :

Gambar 21. display konfigurasi modem setelah complete download9. Ping ke IPGWLangkah terakhir dalam proses konfigurasi modem HX50 untuk instalasi antenna 1.8m sebagai remote dengan teknologi VSAT IP adalah melakukan test ping ke perangkat. Seperti yang tampak pada gambar :

Gambar 22. test ping