23
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hepar Manusia 2.1.1 Anatomi Hepar Hepar merupakan organ besar yang bertekstur lunak dan lentur. Hepar terletak tepat di bawah diaphragma pada bagian atas cavitas abdominalis. Hampir seluruh bagian hepar terletak di bawah costae dan cartilagines costales serta melintasi regio epigastrica. (Gambar 2.1) (Snell, 2012). (Snell, 2012) Gambar 2. 1 Anatomi Hepar Batas atas hepar terletak sejajar dengan ruang interkostal V kanan dan batas bawah dari iga IX kanan menyerong ke atas iga VIII kiri. Permukaan posterior hepar berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hepar Manusia

2.1.1 Anatomi Hepar

Hepar merupakan organ besar yang bertekstur lunak dan

lentur. Hepar terletak tepat di bawah diaphragma pada bagian atas

cavitas abdominalis. Hampir seluruh bagian hepar terletak di

bawah costae dan cartilagines costales serta melintasi regio

epigastrica. (Gambar 2.1) (Snell, 2012).

(Snell, 2012)

Gambar 2. 1

Anatomi Hepar

Batas atas hepar terletak sejajar dengan ruang interkostal V

kanan dan batas bawah dari iga IX kanan menyerong ke atas iga

VIII kiri. Permukaan posterior hepar berbentuk cekung dan

terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis.

Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

7

adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus

kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Pada daerah

antara ligamentum falsiform dan kandung empedu di lobus kanan

kadang-kadang dapat ditemukan lobus kuadratus yang biasa

tertutup oleh vena cava inferior dan ligamentum venosum pada

permukaan posterior (Gambar 2.2) (Amirudin, 2009).

(Snell, 2006)

Gambar 2. 2

Hepar Dilihat dari Depan (A), Atas (B) dan Belakang (C).

2.1.2 Histologi Hepar

Hepar terdiri dari satuan hexagonal yang disebut lobulus

hepar sebanyak 50.000-100.000 (Guyton dan Hall, 2014). Terdapat

tiga pembuluh darah pada tepi luar tiap lobulus, yaitu: cabang

duktus biliaris, cabang vena porta dan arteri hepatika. Darah dari

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

8

vena porta dan cabang arteri hepatika mengalir dari perifer lobulus

ke sinusoid. Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di

antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2 tipe

sel antara lain: (1) sel kupffer besar dan (2) sel endotel khusus.

Sinus hepatikus seperti jari-jari pada ban sepeda (Gambar 2.3)

(Sherwood, 2014).

(Eroschenko, 2012)

Gambar 2. 3

Histologi Hepar

Septum interlobularis (2) Sel Endotel (3) Sel Kupffer (4) Duktus

biliaris (5) Sinusoid (6) Lempeng (sel) Hepatosit (7) Sel Kupffer

1.1.3 Fisiologi Hepar

Hepar mempunyai beberapa fungsi yaitu:

Hepar memiliki beberapa fungsi yaitu:

a. Pembentukan dan Eksresi Empedu

Hepar mensekresikan empedu sekitar 1 liter setiap hari.

Pembentukan empedu melalui saluran empedu interlobular yang

kemudian dialirkan dan disimpan ke kandung. Garam empedu

berguna untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus

halus. Sebagian garam ini akan diserap kembali oleh usus halus

dan dialirkan ke hepar (Guyton dan Hall, 2014).

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

9

b. Metabolik

Karbohidrat yang telah dicerna menjadi glukosa akan dialirkan

dalam peredaran darah menuju ke dalam hepar melalui vena

porta. Glukosa di metabolisme di hepar untuk membentuk

energi dan sisanya disimpan dala bentuk glikogen didalam otot

dan hepar atau disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan

subkutan. Peranan hepar dalam metabolisme protein adalah

melalui pembentukan senyawa lain dari asam amino, protein

plasma, ureum, deaminasi asam amino dan interkonversi

berbagai asam amino (Guyton dan Hall, 2014). Sedangkan

peranan dalam metabolisme lemak berupa pembentukan

fosfolipid, kolesterol dan lipoprotein (Amirudin, 2009).

c. Pertahanan Tubuh

Hepar sebagai komponen sentral sistem imun memiliki sel

kuppfer yang menyumbang 15% dari massa hepar serta 80%

dari total fagosit tubuh. Sel tersebut sangat penting dalam

melawan antigen dan mempresentasikannya kepada limfosit

(Amirudin, 2009).

d. Detoksifikasi

Hati mampu melakukan detoksifikasi dari bahan berbahaya

tubuh seperti parasit, virus, bakteri, logam berat, zat racun dan

over dosis dari obat. Hal ini dikarenakan hati mengandung

antioksidan dan enzim yang merusak kelompok oksigen reaktif

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

10

(ROS) yaitu superoksid dismutase (SOD), glutation (GSH), Cat

(katalase), vitamin E dan vitamin C (Arief, 2008).

e. Fungsi Vaskular

Jumlah aliran darah pada orang dewasa ke hepar dalam tiap

menit diperkirakan sekitar 1.200-1.500 cc. Aliran darah tersebut

berasal dari arteria hepatika sekitar 350 cc dan vena porta sekitar

1.200 cc. Bila terjadi gangguan jantung kanan dalam

memompa darah, maka akan berdampak pula pada hepar. Hepar

akan membesar karena banyaknya bendungan pasif darah

(Guyton dan Hall, 2014).

2.1.4 Tes Fungsi Hati

2.1.4.1 Definisi

Tes fungsi hati (SGOT dan SGPT) berguna dalam

mendeteksi gangguan hepar beserta keparahan penyakitnya,

mencari penyebab, memonitor keberhasilan terapi dan

menilai prognosis (Sudoyo et al, 2014). SGPT dan SGOT

adalah enzim aminotransferase yang paling sensitif dan

paling banyak digunakan di hepar. Apabila ada kerusakan

hepar, maka enzim yang berada pada sel – sel hepar akan

masuk ke dalam aliran darah, sehingga akan meningkatkan

kadar enzim SGOT dan SGPT di dalam darah, hal tersebut

merupakan tanda bahwa ada kerusakan hepar (Singh, Bhat

dan Sharma, 2011).

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

11

2.1.4.2 Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

Alanine aminotransferase atau SGPT salah satu enzim

transaminase yang berfungsi mengkatalisis reaksi

pemindahan gugus NH2 dari asam amino aspartat ke asam

α-ketoglutarat, sehingga terbentuk asam keto lain, yaitu

asam oksaloasetat yang berasal dari asam aspartat, dan asam

glutamate dari asam α-ketoglutarat (Sadikin, 2002). SGPT

adalah enzim sitoplasma yang terutama terdapat di hepar.

Pada kerusakan hepar yang akut, SGPT akan meningkat

lebih tinggi daripada SGOT karena kerusakan sel hepar

yang terjadi masih belum mengenai mitokondria sel hepar

dan konsentrasi SGPT di dalam hepatosit mencapai tiga

sampai empat kali lebih banyak daripada SGOT, sehingga

SGPT dapat dijadikan indikator adanya kerusakan sel di

hepar yang lebih spesifik daripada SGOT (Swaroop dan

Gowda, 2012). Nilai normal kadar SGPT pada manusia

yaitu antara 5 – 50 U/L (Singh, Bhat dan Sharma, 2011).

2.1.4.3 Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT)

Aspartate aminotransferase atau SGOT adalah salah

satu enzim transaminase yang berfungsi mengkatalisis

reaksi pemindahan gugus NH2 dari asam amino aspartat ke

asam α-ketoglutarat, sehingga terbentuk asam keto lain,

yaitu asam oksaloasetat yang berasal dari asam aspartat, dan

asam glutamate dari asam α-ketoglutarat (Sadikin, 2002).

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

12

SGOT adalah enzim mitokondria yang dikeluarkan oleh sel

jantung, hepar, otot skeletal, ginjal, dan otak. Pada

kerusakan sel – sel tersebut, SGOT akan meningkat

(Swaroop dan Gowda, 2012). Kadar SGOT dapat

meningkat 20 sampai 100 kali dari nilai normal pada

kerusakan sel hepar yang disebabkan oleh keracunan

ataupun infeksi yang mengenai mitokondria sel hepar,

seperti hepatitis viral, dan keracunan obat akibat dari

metabolit toksik dari obat. Nilai normal kadar SGOT pada

manusia yaitu antara 7-40 U/L (Singh, Bhat dan Sharma,

2011).

2.1.4.4 Penyebab Kebocoran Enzim SGOT dan SGPT

1. Perubahan-perubahan permeabilitas membran plasma sel

hati hanya merupakan predisposasi terjadanya

kebocoran. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan

permeabilitas membran sel adalah (Elisa UGM, 2011) :

Adanya penurunan suplai O2 ke hati, terutama

berakibat pada sel-sel yang dekat vena sentralis,

karena merupakan sel-sel yang paling akhir menerima

oksigen dari darah melalui lobulus hati.

Efek langsung dan toxin bakteri, obat, bahan kimia

pada sel-sel hati, terutama berakibat pada sel-sel yang

dekat dengan vena sentralis. Sel-sel tersebut

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

13

menenima nutrisi yang paling sedikit dari darah oleh

karena itu kurang resisten terhadap hepatoloksin.

Radang jaringan hati, hasil-hasil keradangan akan

mempengaruhi secara langsung permeabilitas

membran sel hati.

Berbagai macam gangguan metabolik dapat

menyebabkan perubahan-perubahan ternak sel-sel hati

dan rnengakibatkan kebengkakan sel

Perubahan-perubahan pada jaringan hati yang

berhuhungan dengan permebilitas sel hati dan

kebocoran, termasuk: mikrolesi yang tidak terlihat

secara makroskopik, seperti degenerasi hidropik dan

perlemakan hati, nekrosis dan kombinasi semuanya.

2. Gangguan-gangguan bocornya SGOT dan SGPT dapat

juga disebabkan karena beberapa kondisi penyakit

metabolik dan sirkulasi yang menyebabkan penyakit

sekunder pada hati dan beberapa kondisi penyakit lain

seperti diabetes melitus, sindroma nefrotik, dan lain

sebagainya (Elisa UGM, 2011).

2.2 Tikus Putih (Rattus novergicus L.)

Secara genetik, manusia mempunyai banyak sekali kemiripan

dengan mencit (Mus musculus L.) dan tikus (Rattus novergicus L.). Jenis

mencit dan tikus yang paling umum digunakan adalah jenis albino galur

Sprague Dawley dan galur Wistar (Wolfenshon dan Lloyd, 2013). Tikus

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

14

putih atau albino ini lebih banyak dipilih karena tikus yang dilahirkan dari

perkawinan antara tikus albino jantan dan betina mempunyai tingkat

kemiripan genetis yang besar, yaitu 98%, meskipun sudah lebih dari 20

generasi. Bahkan setelah terjadi perkawinan tertutup di antara tikus albino

ini, mereka masih mempunyai kemiripan genetis yang sangat besar yaitu

99,5% (Krinke, 2006). Kapasitas lambung tikus memiliki keterbatasan,

volume cairan lambung tikus adalah sebesar 3,38 ± 0,52 ml. Lambung

dapat pula merenggang sampai dengan volume 4,63 ± 0,44 ml sedangkan

saat lambung tikus penuh dengan makanan volumenya sebesar 6,63 ± 0,92

ml (Harmahita, 2008). Hati tikus memiliki berat sekitar 2 g dan menempati

seluruh wilayah subdiafragma, serta memiliki 4 lobus. Struktur hati tikus

sama dengan manusia meskipun pada hepatosit manusia memiliki

ketebalan yang lebih dibandingkan hepatosit tikus, serta memiliki trias

porta berupa v. porta, a. Hepatica dan ductus biliaris (Rogers, Arlin dan

Renee, 2012).

(Krinke, 2006)

Gambar 2.4

Tikus Putih (Rattus novergicus strain wistar)

Dalam kondisi normal, nilai SGOT dan SGPT tikus putih sebesar

10-40 U/I dan 4-30 U/I (Kusumawati, 2004). Peningkatan kadar SGOT

dan SGPT akan terjadi jika adanya pelepasan enzim secara intaraseluler

kedalam darah yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

15

kerusakan hati secara akut misalnya nekrosis hepatoselular atau infark

miokardial (Wibowo, Maslachah dan Retno, 2008).

2.3 Radikal Bebas

2.3.1 Defenisi Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk molekul, atom,

atau senyawa oksigen reaktif, yang secara umum diketahui sebagai

senyawa yang memliki elektron yang tidak berpasangan sehingga

atom atau molekul tersebut sangat mudah membentuk senyawa

baru (Winarsi, 2007). Oleh karena ketidakstabilannya, sebuah

radikal bebas akan selalu mencoba untuk melengkapi dirinya

dengan berbagai cara seperti menambah atau mengurangi elektron,

serta membagi elektron dengan cara bergabung dengan atom lain.

Sifat radikal yang mirip dengan oksidan mengakibatkan

banyak orang yang menyamakan di antara keduanya. Dalam ilmu

kimia oksidan diartikan sebagai senyawa yang dapat menarik dan

menerima elektron. Sedangkan radikal bebas memiliki sifat

reaktivitas tinggi, karena memiliki kecenderungan menarik

elektron, serta dapat mengubah suatu molekul menjadi suatu

radikal (Arief, 2008).

Sebenarnya radikal bebas juga bagian dari sistem pertahanan

tubuh sehingga diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu. Radikal

bebas dapat membunuh mikroorganisme penyebab infeksi. Namun,

paparan terus-menerus dan berlebihan dapat mengurangi

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

16

kemampuan sel untuk beradaptasi terhadap lingkungannya,

kerusakan dan kematian sel. (Sayuti, Yenrina dan Tuti, 2015).

(Arief, 2008)

Gambar 2.5

Struktur Kimia Radikal Bebas

2.3.2 Sumber Radikal Bebas

Radikal bebas yang terdapat dalam tubuh manusia dapat

diperoleh dari dua sumber yang berbeda yaitu endogen dan

eksogen (Sayuti, Yenrina dan Tuti, 2015). Radikal bebas endogen

bisa diperoleh dari autooksidasi yang merupakan produk dari

metabolisme aerobik, oksidasi enzimatik, dan respiratory brust.

Sedangkan radikal bebas eksogen bisa diperoleh dari obat-obatan,

radiasi, dan asap rokok (Arief, 2008).

2.3.3 Mekanisme Perusakan Akibat Radikal Bebas

Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak

jenuh dan lipoprotein, serta unsur DNA (Winarsi, 2007).

Mekanisme kerusakan sel atau jaringan akibat serangan radikal

bebas yang paling awal diketahui dan terbanyak diteliti adalah

peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid paling banyak terjadi di

membran sel, terutama asam lemak tidak jenuh yang merupakan

komponen penting penyusun membran sel. Pengukuran tingkat

peroksidasi lipid diukur dengan mengukur produk akhirnya, yaitu

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

17

Malondialdehyde (MDA). Peroksidasi ini akan mempengaruhi

fluiditas membran, struktur dan fungsi membran (Powers dan

Jackson, 2008).

Radikal bebas dapat merusak sel dengan cara merusak

membran sel tersebut. Kerusakan pada membran sel ini dapat

terjadi dengan cara: (a) radikal bebas berikatan secara kovalen

dengan enzim dan/atau reseptor yang berada di membran sel,

sehingga merubah aktivitas komponen–komponen yang terdapat

pada membran sel tersebut, (b) radikal bebas berikatan secara

kovalen dengan komponen membran sel sehingga merubah struktur

membran dan mengakibatkan perubahan fungsi membran dan/atau

mengubah karakter membran menjadi seperti antigen, (c) radikal

bebas mengganggu sistem transport membran sel melalui ikatan

kovalen, mengoksidasi kelompok thiol, atau dengan merubah asam

lemak polyunsaturated, (d) radikal bebas menginisiasi peroksidasi

lipid secara langsung terhadap asam lemak polyunsaturated

dinding sel. Radikal bebas akan menyebabkan terjadinya

peroksidasi lipid membran sel. Peroksida lipid akan terbentuk

dalam rantai yang makin panjang dan dapat merusak organisasi

membran sel (Agarwal dan Sekhlon, 2010).

Bila radikal bebas diproduksi in vivo atau in vitro di dalam

sel melebihi mekanisme pertahanan normal, maka akan terjadi

berbagai gangguan metabolik dan seluler. Jika posisi radikal bebas

yang terbentuk dekat dengan DNA, maka bisa menyebabkan

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

18

perubahan struktur DNA sehingga bisa terjadi mutasi atau

sitotoksisitas. Radikal bebas juga bisa bereaksi dengan nukleotida

sehingga menyebabkan perubahan yang signifikan pada komponen

biologi sel. Bila radikal bebas merusak grup thiol maka akan terjadi

perubahan aktivitas enzim (Powers dan Jackson, 2008).

2.3.4 Monosodium Glutamate (MSG)

2.3.4.1 Definisi MSG

Monosodium Glutamate (MSG) adalah hasil dari

purifikasi glutamat atau gabungan dari beberapa asam amino

dengan sejumlah kecil peptida yang dihasilkan dari proses

Hydrolized Vegetable Protein (HVP). Tubuh manusia dapat

menghasilkan asam glutamat, sehingga asam glutamat

digolongkon pada asam amino non esensial. Protein nabati

mengandung 40% asam glutamat sedangkan protein hewani

mengandung 11-22% asam glutamat (Wakidi, 2012).

(Xiong, Branigan dan Li 2009)

Gambar 2.6

Struktur Kimia MSG

Monosodium Glutamate (MSG) berbentuk tepung

kristal berwarna putih yang mudah larut dalam air dan tidak

berbau. Monosodium glutamat mempunyai rumus kimia

dengan persentase unsur pokok yang terkandung dalam MSG

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

19

diataranya, glutamat 78,2%, Na 12,2%, H2O 9,6%. (Wakidi,

2012).

2.3.4.2 Metabolisme MSG

Konsumsi glutamat bebas akan meningkatkan kadar

glutamat dalam plasma darah, selanjutnya glutamat di dalam

mukosa usus halus akan diubah menjadi alanin dan di dalam

hati akan diubah menjadi glukosa dan laktat. Kadar puncak

MSG dalam plasma dipengaruhi oleh usia, cara pemberian

dan konsentrasi MSG dalam larutan. Pada hewan baru lahir

metabolisme asam glutamat lebih rendah dari pada hewan

dewasa. Pemberian MSG secara parenteral akan memberikan

reaksi yang berbeda dengan pemberian MSG per oral karena

pada pemberian secara parenteral, MSG tidak melalui usus.

Sedangkan pada pemberian per oral, MSG akan melalui usus

ke sirkulasi portal dan hati. Hati mempunyai kesanggupan

untuk metabolisme asam glutamat ke metabolit lain. Oleh

karena itu, apabila pemberian glutamat melebihi kemampuan

kapasitas hati untuk metabolismenya, maka dapat

menyebabkan peningkatan glutamat plasma (Maidawilis,

2010). Letak reseptor glutamat berada di otak, ginjal, hati,

jantung, plasenta dan usus (Jinap dan Hajeb, 2010).

Glutamat menjalankan beberapa fungsi penting di

dalam proses metabolisme di dalam tubuh, antara lain :

1) Substansi untuk sintesa protein

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

20

Diperkirakan 10-40% glutamat terkandung di dalam

protein. L-glutamic acid merupakan bahan yang penting

untuk sintesa protein. Asam glutamat memiliki karakter

fisik dan kimia yang dapat menjadi struktur sekunder dari

protein yang disebut rantai α (Ganesan et al, 2013).

2) Pasangan transaminasi dengan α-ketoglutarate

L-glutamate disintesa dari ammonia dan α-ketoglutarate

dalam suatu reaksi yang dikatalisir oleh L-glutamate

dehydrogenase (siklus asam sitrat). Glutamat yang diserap

ditransaminasikan dengan piruvat dalam bentuk alanin.

Alanin dari hasil transaminasi dari piruvat, oleh asam

amino dekarboksilat menghasilkan α-ketoglutarat atau

oksaloasetat. Glutamat yang lolos dari metabolisme

mukosa, dibawa melalui vena portal ke hati. Sebagian

glutamat dikonversikan oleh usus dan hati dalam bentuk

glukosa dan laktat, kemudian dialirkan ke darah perifer

(Lehninger, 2012).

3) Prekusor glutamin

Glutamin dibentuk dari glutamat oleh glutamin sintase.

Ammonia akan dikonversikan menjadi glutamin sebelum

masuk ke sirkulasi. Glutamat dan glutamin merupakan

mata rantai karbon dan nitrogen di dalam proses

metabolisme karbohidrat dan protein (Singh dan

Ahluwalia, 2012).

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

21

4) Neurotransmitter

Glutamat adalah transmitter mayor di otak, berfungsi

sebagai mediator untuk menyampaikan transmisi post

sipnatik. Selain itu glutamat juga berfungsi sebagai

prekusor dari neurotransmitter Gamma Ammino Butiric

Acid (GABA) (Jinap dan Hajeb, 2010).

2.3.4.3 Efek MSG terhadap Hepar

Hepar adalah salah satu organ tubuh yang rentan rusak

hingga menyebabkan perubahan struktur dan fungsinya

seperti perubahan metabolism, dll (Sudoyo et al, 2014). Saat

mengkonsumsi MSG, glutamat bebas dalam peredaran darah

meningkat. Glutamat yang merupakan asam amino akan

mengalami proses deaminasi asam amino (glutamate) di

hepar yang akan menghasilkan ion amonium (NH4+

). Ion

amonium beracun di hati dengan menyebabkan kerusakan

mitokondria melalui aktifasi jalur Ca2+

independen apoptosis

intrinsik kecuali didetoksifikasi melalui proses siklus urea.

(Inyang, Ojewunmi dan Ebuehi, 2012).

Pemberian MSG yang berlebih juga mengakibatkan

terjadinya penurunan antioksidan endogen hati seperti Cat,

GSH dan SOD pada tikus. Hal tersebut akan mengakibatkan

terjadinya stres oksidatif yang diawali dengan kerusakan sel

berupa peroksidasi lemak, peningkatan aktivitas glutathione

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

22

transferase sampai merusak struktur dan fungsi sel

(Husarova dan Ostatnikova, 2013).

2.4 Antioksidan

2.4.1 Definisi Antioksidan

Pengertian antioksidan dari segi ilmu kimia merupakan

electron donors atau senyawa pemberi elektron. Secara biologis

antioksidan adalah senyawa yang dapat mengatasi dampak negatif

oksidan dalam tubuh seperti kerusakan elemen vital sel tubuh.

Tubuh manusia memproduksi antioksidan yang dapat menangkal

reaktivitas radikal bebas. Apabila jumlah radikal bebas

dibandingkan antioksidan endogen tidak seimbang akan

mengakibatkan stres oksidatif yang menyerang komponen lipid,

protein, maupun DNA (Winarsi, 2007). Selain itu, terjadinya

peroksidasi lipid akibat stress oksidatif, kerusakan DNA dan

katalisis anion superoksida oleh SOD akan menyebabkan kadar

antioksidan endogen SOD menurun.

2.4.2 Klasifikasi Antioksidan

2.4.2.1 Antioksidan Primer

Antioksidan primer seperti SOD, GPx dan Cat disebut

sebagai chain-breaking antioxidant yang berarti antioksidan

dapat menstabilkan senyawa yang tidak stabil dengan

memutus rantai reaksinya melalui donor atom hidrogen

secara cepat. (Sayuti, Yenrina dan Tuti, 2015).

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

23

2.4.2.2 Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder seperti vitamin C, vitamin E, β-

caroten dan isoflavon disebut scavenger free radical yang

berperan menangkap radikal bebas sehingga tidak beraksi

dengan komponen seluler. (Sayuti, Yenrina dan Tuti, 2015).

2.4.2.3 Antioksidan Tersier

Antioksidan tersier bekerja memperbaiki kerusakan

biomolekul yang disebabkan radikal bebas. Contoh

antioksidan tersier adalah enzim-enzim yang memperbaiki

DNA dan metionin sulfida reduktase (Sayuti, Yenrina dan

Tuti, 2015).

2.5 Daun pepaya (Carica papaya L.)

2.5.1 Taksonomi Daun Pepaya (Carica papaya L.)

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya Linn. (Depkes RI, 2013)

2.5.2 Sifat Fisik Daun Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya (Carica papaya L.) atau disebut paw paw adalah buah

yang banyak ditemukan di daerah tropis Amerika Tengah, Selatan

dan Afrika. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2016, di

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

24

provinsi Jawa Timur tanaman pepaya adalah tanaman yang paling

banyak diproduksi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia

dengan produksi 6.9 juta tanaman pertahunnya.

(Yogiraj,2014)

Gambar 2.7

Daun papaya

Daun muda pepaya memiliki daun tunggal, ujungnya runcing,

pangkalnya bertoreh dan tepinya bergerigi dengan diameter 50-70

cm, tersusun secara spiral melingkari batang, dan lembaran daun

bercelah-celah menjari dan dapat diambil dari 3 tangkai teratas dari

tanaman pepaya (Nurhaeni, Ahmad dan Magfira, 2017). Daun

muda pepaya bertulang menjari dengan warna permukaan atas

hijau dan bawah hijau lebih muda. Sedangkan daun tua menguning

dan gugur meninggalkan bekas pada batangnya (Begum, 2014).

2.5.3 Kandungan Daun Pepaya (Carica papaya L.)

Daun Pepaya sebagai sumber nutrisi yang memiliki

kandungan mulai dari mineral, karbohidrat, protein dan lipid

berfungsi untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh (Ayoola

dan Adeyeye, 2010). Berikut komposisi buah masak, buah mentah

serta daun muda pepaya :

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

25

Tabel 2.1 Komposisi Buah dan Daun muda pepaya

Unsur

Komposisi

Buah

Masak

Buah Mentah Daun Muda

Energi (kalori) 46 26 79

Air (g) 86,7 92,3 75,4

Protein (g) 0,5 2,1 8

Lemak (g) - 0,1 2

Karbohidrat (g) 12,2 4,9 11,9

Vitamin A (IU) 365 50 18.250

Vitamin B (mg) 0,04 0,02 0,15

Vitamin C (mg) 78 19 140

Kalsium (mg) 23 50 353

Besi (mg) 1,7 0,4 0,8

Fosfor (mg) 12 16 63

(Direktorat Gizi Depkes RI, 2013)

Fitokimia dari daun pepaya (Carica papaya L.) yang sudah

berhasil dibuktikan adalah alkaloid (carpaine, pseudocarpaine,

dehydrocarpaine I dan II), flavonoid (kaempferol and myricetin),

fenolik (ferulic acid, caffeic acid, chlorogenic acid), saponin,

glikosida, protein, asam amino, serta dibuktikan juga adanya tannin

dalam daun pepaya (Eleazu et al, 2012). Namun, dalam ekstraksi

daun pepaya tidak semua senyawa kimia bisa dikeluarkan. Berikut

hasil perbandingan hasil uji fitokimia ekstrak daun pepaya dengan

pelarut air, eter dan methanol :

Tabel 2.2 Hasil Uji Fitokimia Daun Pepaya

Senyawa Uji Ekstrak Daun Pepaya

Air Eter Metanol

Fenolik + + +++

Flavonoid - - ++

Saponin ++ - +

Alkaloid +++ - -

(Anjum et al, 2013)

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

26

Hasil uji fitokimia ekstrak daun pepaya masing-masing

pelarut menunjukkan positif seluruhnya pada golongan fenolik.

Identifikasi dalam pelarut metanol lebih banyak dibandingkan

pelarut lainnya. Hal ini karena kelarutan fenolik pada metanol lebih

tinggi dibandingkan pelarut eter dan air. Golongan flavonoid hanya

menunjukkan nilai yang positif pada ekstrak pelarut metanol.

Saponin menunjukkan positif pada pelarut air dan metanol dan

alkaloid hanya menunjukkan positif pada air (Anjum et al, 2013).

Metanol atau metil alkohol (CH3OH) merupakan bentuk paling

sederhana dari alkohol. Di akhir proses ekstraksi dengan metanol

akan dilakukan penguapan dengan rotatory evaporator untuk

menguapkan pelarut sehingga ekstrak akan bersih dari kandungan

alkohol. Prinsip kerja rotary evaporator adalah memisahkan

senyawa dari sumbernya dengan pemanasan secara hampa udara

yang didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang

menyebabkan uap dari pelarut terkumpul diatas. Setelah pelarutnya

diuapkan akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan

(solid) atau cairan (liquid) (Senjaya dan Wahyu, 2008).

2.5.4 Antioksidan Daun pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya mengandung vitamin C, beta karoten, licopen, dan

vitamin E sebagai antioksidan yang dapat melawan stress oksidatif

serta mengandung flavonoid, alkaloid, atau kombinasi keduanya

sebagai hepatoprotektor yang berperan sebagai antioksidan (Sadek,

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

27

2012). Menurut Maisarah pada tahun 2013, kandungan antioksidan

daun pepaya yang utama adalah flavonoid dan fenolik.

Tabel 2.3 Kandungan Flavonoid dan Fenolik Tanaman Pepaya

Tumbuhan

Pepaya

Kadar Flavonoid (mg

GAE/100g dry weight)

Kadar Fenolik (mg

GAE/100g dry weight)

Buah Matang 92.95 ±7.12 272.66 ±1.53

Buah Mentah 53.44 ±6.63 339.91 ±9.40

Biji 59.54 ±12.23 30.32 ±6.90

Daun Muda 333.14 ±11.02 424.89 ±0.22 (Maisarah et al, 2013)

Aktivitas antioksidan ekstrak methanol daun pepaya. terbaik

adalah pada ekstrak daun muda papaya lalu diikuti oleh ekstrak

buah mentah, ekstrak buah matang, dan ekstrak biji pepaya

(Maisarah et al, 2013). Selain itu, penelitian Andarwulan et al pada

tahun 2010 menyatakan bahwa daun muda pepaya juga memiliki

kadar flavonoid yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daun

lain yang banyak diproduksi di Indonesia seperti daun katuk

(Sauropus androgynus (L) Merr) dan daun kenikir (Cosmos

caudatus H.B.K). Berikut tabel perbandingan kandungan flavonoid

pada tanaman pepaya, daun katuk dan daun kenikir :

Tabel 2.4 Perbandingan Flavonoid Daun muda pepaya dan

Tanaman lain

Jenis Daun Kandungan Flavonoid

Daun muda pepaya 333,14 mg/ 100g

Daun Katuk 143 mg/ 100 g

Daun Kenikir 52,2 mg/ 100 g (Andarwulan et al, 2010)

2.5.5 Manfaat Daun Pepaya (Carica papaya L.)

Daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki banyak sekali

manfaat dan telah dikenal sebagai tanaman pengobatan tradisional

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53583/3/BAB 2.pdf · Sinusoid adalah ruang kapiler yang melebar terletak di antara vena sentral dan barisan sel hepar yang dilapisi oleh 2

28

yang banyak digunakan untuk terapi berbagai penyakit, salah

satunya menggunakan bagian daun pepaya (Yogiraj, 2014). Di

beberapa daerah di Asia, daun Pepaya muda dikukus dan dimakan

seperti halnya bayam. Semua bagian dari Pepaya, mulai dari daun,

biji, getah dan buah memiliki bermacam-macam fungsi terapeutik

seperti anti kanker, antiviral, anti inflamasi, anti mikroba, anti

diabetic, anti hipertensi, dapat menyembuhkan luka,

menghilangkan radikal bebas dan meningkatkan aktivitas

tromobosit (Rahayu dan Ami, 2016). Antioksidan daun pepaya

(Carica papaya L.) terbukti memiliki efek terhadap perbaikan

gambaran histopatologi hepar serta pencegahan peningkatan kadar

SGOT dan SGPT hewan coba yang mengalami stress oksidatif

setelah diinduksi dengan acetaminophen dan CCL4 (Awodele et al,

2016).