34
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori-teori dasar atau umum yang digunakan untuk mendukung dan membantu pembuatan skripsi ini. 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem berasal dari Bahasa Latin (systēma) dan Bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Romney dan Steinbart (2015:3), sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Menurut Mulyadi (2017), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan seperangkat elemen yang saling berhubungan, saling berkerjasama dan saling memengaruhi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam proses yang teratur yang dapat mendukung sistem yang lebih besar dan saling memiliki ketergantungan untuk mencapai tujuan tertentu. 2.1.1.1 Tujuan Sistem Tujuan sistem dalam menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut (Mahatmyo, 2014: 10). Meskipun tiap bagian berfungsi secara independent dari yang lainnya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang sama. Selain itu tujuan sistem harus fokus, karena tujuan sistem akan mempengaruhi batasan, komponen sistem dan hubungan kerja dari sistem tersebut.

BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Teori-teori dasar atau umum yang digunakan untuk mendukung dan membantu

pembuatan skripsi ini.

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem berasal dari Bahasa Latin (systēma) dan Bahasa Yunani (sustēma) adalah

suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Romney dan Steinbart (2015:3), sistem adalah rangkaian dari dua atau

lebih komponen – komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan. Sebagaian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil

yang mendukung sistem yang lebih besar.

Menurut Mulyadi (2017), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat

menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan seperangkat

elemen yang saling berhubungan, saling berkerjasama dan saling memengaruhi satu

sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam proses yang teratur yang dapat

mendukung sistem yang lebih besar dan saling memiliki ketergantungan untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.1.1.1 Tujuan Sistem

Tujuan sistem dalam menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut

(Mahatmyo, 2014: 10). Meskipun tiap bagian berfungsi secara independent dari yang

lainnya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang sama. Selain itu tujuan sistem

harus fokus, karena tujuan sistem akan mempengaruhi batasan, komponen sistem dan

hubungan kerja dari sistem tersebut.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

10

2.1.1.2 Jenis – jenis Sistem

Menurut Mulyani (2017) ada lima jenis sistem yaitu Transaction Processing

System (TPS), Management Information System (MIS), Virtual Office System,

Decision Support System (DSS) dan Enterprise Resource Planning (ERP) System.

1. Transaction Processing System (TPS)

Transaction Processing System adalah sebuah sistem komputer yang dirancang

untuk mengolah transaksi yang tidak hanya terbatas pada database atau file

system namun juga melakukan pengolahan beberapa operasi transaksi dimana

semua transaksi harus berhasil atau semua transaksi harus dibatalkan. Sebagai

contoh adalah pengolahan data transaksi bank yang melayani nasabah hampir

diseluruh Indonesia.

2. Management Information System (MIS)

Management Information System adalah sebuah sistem yang sudah

terkomputerisasi yang melakukan pengolahan data agar bisa digunakan oleh

orang yang membutuhkannya.

3. Virtual Office System

Virtual Office System merupakan pengembangan dari Office Automation

System yaitu mesin komputer (hardware) dan software yang digunakan untuk

membuat, mengumpulkanm menyimpan, memanipulasi dan menyebarkan

informasi untuk kebutuhan perkantoran (perusahaan) secara digital untuk

mengerjakan tugas-tugas perusahaan guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

4. Decision Support System (DSS)

Decision Support System merupakan sebuah sistem yang membantu seorang

manajer atau sekelompok kecil manajer untuk memecahkan sebuah

permasalahan

5. Enterprise Resource Planning (ERP)

System Enterprise Resource Planning System adalah sistem yang

terkomputerisasi yang melibatkan seluruh resource manajemen dalam sebuah

perusahaan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

11

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan data yang sudah diolah yang ditunjukan untuk seseorang,

organisasi ataupun siapa saja yang membutuhkan (Mulyani, 2017). Informasi juga

dapat diartikan sebagai himpunan dari data yang relevan dengan satu atau beberapa

orang dalam satu waktu. Sedangkan menurut Tyoso (2016: 19) menyebut informasi

adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada

konsep kerangka kerja yang umum dan fakta – fakta yang diketahui.

Menurut Krismiaji (2015:14), informasi adalah data yang telah diorganisasi dan

telah memiliki kegunaan dan manfaat.

Romney dan Steinbart (2015:4), informasi (Information) adalah data yang telah

dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan

keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik

sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah

diproses sehingga menjadi data yang berguna dalam mengambil sebuah keputusan.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut menurut Kadir (2014:9), sistem informasi adalah sebuah rangkaian

prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan

didistribusikan kepada pemakai.

Menurut Krismiaji (2015:15), sistem informasi adalah cara -cara yang

diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data,

dan cara – cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan

melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Laudon (2014), yang mendefinisikan sistem informasi secara teknis

sebagai sesuatu rangkaian yang komponen – komponennya saling terkait yang

mengumpulkan (dan mengambil kembali), memproses, menyimpan dan

mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan

mengendalikan perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan

kegiatan atau aktifitas yang melibatkan serangkaian proses, berisi informasi-informasi

yang digunakan untuk mencapai tujuan dan memiliki komponen berupa subsistem yang

merupakan elemen-elemen yang lebih kecil yang membentuk sistem informasi tersebut.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

12

2.1.4 Pengertian Aplikasi

Aplikasi adalah suatu perangkat lunak (software) atau program computer yang

beroperasi pada sistem tertentu yang diciptakan dan dikembangkan untuk melakukan

perintah tertentu. Istilah aplikasi sendiri diambil dari Bahasa inggris “application”

yang dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan. Secara harafiah, aplikasi

merupakan suatu penerapan perangkat lunak atau software yang dikembangkan untuk

tujuan melakukan tugas-tugas tertenu.

Terdapat beberapa teori yang mendefinisikan aplikasi yang dikemukakan oleh

beberapa para ahli, diantaranya adalah:

a) Menurut Dhanta dikutip dari Sanjaya (2015) aplikasi adalah software yang

dibuat oleh suatu perusahaan computer untuk mengerjakan tugas – tugas

tertentu.

b) Menurut Hasugian (2014), aplikasi berasal dari kata application yaitu bentuk

benda dari kata kerja to apply yang dalam Bahasa Indonesia berarti pengolah.

Secara istilah, aplikasi komputer adalah suatu subkelas perangkat lunak

komputer yang menggunakan kemampuan komputer langsung untuk melakukan

suatu tugas yang diinginkan pemakai. Contoh utama perangkat lunak aplikasi

adalah program pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media. Kumpulan

aplikasi komputer yang digabung menjadi suatu paket biasanya disebut paket

atau suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah Microsoft Office dan

OpenOffice.org, yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar

kerja, serta beberapa aplikasi lainnya.

2.1.5 Pengertian Aplikasi Web

Aplikasi Web adalah sebuah program yang bila dieksekusi akan menghasilkan

sebuah aplikasi yang dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Aplikasi web

dibangun dengan menggunkan Bahasa HTML (Hypertext Markup Language). Pada

masa kini aplikasi web dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML dengan

PHP dan ASP pada skrip objek. Aplikasi web dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

aplikasi web dinamis dan aplikasi web statis.

Aplikasi web merupakan sebuah aplikasi yang menggunakan teknologi browser

untuk menjalankan aplikasi dan diakses melalui jaringan komputer Remick dalam

jurnalnya Ramzi (2013). Sedangkan menurut Rouse yang dikutip Ramzi (2013) aplikasi

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

13

web adalah sebuah program yang disimpan di server dan dikirim melalui internet dan

diakses melalui antarmuka browser.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan aplikasi web merupakan aplikasi yang

diakses menggunakan web browser melalui jaringan internet. Aplikasi web juga

merupakan suatu perangkat lunak komputer yang dikodekan dalam bahasa

pemrograman yang mendukung perangkat lunak berbasis web seperti HTML,

JavaScript, CSS, Ruby, Python, PHP, Java dan bahasa pemograman lainnya.

2.1.6 E-Business

Pengertian Electronic Business adalah proses dimana sebuah organisasi atau

perusahaan melakukan proses bisnis tersebut pada saluran jaringan di sebuah media

elektronik, Ahmadi (2013:7). E-Business merupakan suatu proses bisnis yang

berhubungan dengan sistem informasi. Metode E-Business memungkinkan perusahaan

berhubungan dan mengakses data internal dan eksternal dengan proses yang lebih

efesien dan fleksibel, agar behubungan lebih erat dengan pemasok dan mitra usaha, dan

untuk lebih memuaskan keinginan dan harapan pelanggan. Dalam praktiknya, E-

Business lebih berfokus pada strategi dengan fungsi yang menggunakan kemampuan

elektronik. E-Business melibatkan seluruh rantai nilai dalam proses bisnis, yaitu

pembelian elektronik dan manajemen rantai pasokan, memproses pesanan secara

elektronik, mengatur pelayanan pelanggan, dan bekerjasama dengan mitra usaha.

Standar teknis khusus untuk E-Businees adalah untuk memfasilitasi adanya pertukaran

data antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Solusi softrware E-Business

memungkinkan integrasi antara intra dan interproses bisnis perusahaan. E-Business

dapat diatur melalui internet, intranet, ekstranet. Ahmadi (2013:9).

Adapun konsep atau strategi yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan e-

business dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yang diantaranya sebagai berikut:

a) ERP (Enterprise Resource Planning)

Merupakan strategi bisnis dari sistem informasi perusahaan yang dapat

digunakan untuk berkoordinasi mengenai sumber daya dan informasi yang

digunakan untuk proses dalam berbisnis.

b) EAI (Enterprise Application Programs)

Merupakan strategi bisnis mengenai konsep integrase dari proses bisnis yang

memungkinkan antar perusahaan dapat bertukar informasi.

c) CRM (Customer Relationship Management)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

14

Merupakan strategi bisnis dari layanan dan perangkat lunak (software) yang di

desain untuk meningkatkan keuntungan dan kepuasan para konsumen.

d) SCM (Supply Chain Management)

Merupakan strategi manajemen mengenai rantai suplai yang secara otomatis akan

terkomputerisasi

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Agile Development Methods

Agile Development Methods adalah sekelompok metodologi pengembangan

perangkat lunak yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan

sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap

perubahan dalam bentuk apapun. Agile development methods merupakan salah satu

dari metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan

perangkat lunak.

Gambar

2.1

Diagram

Agile

Developm

ent

Methods

Sumber:

Benzirpi

(2012)

Ada

beberapa

langkah dalam Agile Development Methods, yaitu:

a. Perencanaan, pada langkah ini pengembang dan klien membuat rencana

tentang kebutuhan dari perangkat lunak yang akan dibuat.

b. Implementasi, bagian dari proses dimana programmer melakukan

pengkodean perangkat lunak.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

15

c. Tes perangkat lunak, disini perangkat lunak yang telah dibuat di tes oleh

bagian kontrol kualitas agar bug yang ditemukan bisa segera diperbaiki dan

kualitas perangkat lunak terjaga.

d. Dokumentasi, setelah dilakukan tes perangkat lunak langkah selanjutnya

yaitu proses dokumentasi perangkat lunak untuk mempermudah proses

maintenanance kedepannya.

e. Deployment, yaitu proses yang dilakukan oleh penjamin kualitas untuk

menguji kualitas sistem. Setelah sistem memenuhi syarat maka perangkat

lunak siap dideployment.

f. Pemeliharaan, langkah terakhir yaitu pemeliharaan. Tidak ada perangkat

lunak yang 100% bebas dari bug, oleh karena itu sangatlah penting agar

perangkat lunak dipelihara secara berkala

Ada juga beberapa model dalam Agile Development Methods, seperti:

a. Acceptance Test Driven Development (ATDD)

b. Agile Modeling, Adaptive Software Development (ASD)

c. Agile Unified Process (AUP)

d. Continuous integration (CI)

e. Crystal Clear

f. Crystal Methods

g. Dynamic Systems Development Method (DSDM)

h. Extreme Programming (XP)

i. Feature Driven Development (FDD)

j. Graphical System Design (GSD)

k. Kanban

l. Lean software development

m. Rational Unified Process (RUP)

n. Scrum

o. Scrum-ban

p. Story-driven modeling

q. Test-driven development (TDD)

r. Velocity tracking

s. Software Development Rhythms

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

16

Beberapa keuntungan dari Agile Development Methods:

1) Menambah produktivitas tim

2) Menambah kualitas dari perangkat lunak

3) Menambah kepuasan dari klien

4) Menghemat biaya

Dalam Agile Software Development interaksi dan personel lebih penting dari

pada proses dan alat, software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang

lengkap, kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi kontrak, dan sikap

tanggap terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana.

Pada intinya, Agile Development Methods sangat membantu para pengembang

perangkat lunak dalam melakukan penyerahan produk secara tepat waktu dari suatu

tahap operasional perangkat lunak yaitu pada bagian analisis dan desain.

2.2.2 Startup Readiness Level (SRL)

Menurut (Gunawan & Subagyo, STARTUP READINESS LEVEL, 2019)

Startup Readiness Level terinspirasi oleh metrik Technology Preparation Level (TKT)

yang dikembangkan sebelumnya yang berfokus pada penciptaan produk yang berasal

dari hasil penelitian dan diuji di lingkungan laboratorium, peneliti berusaha untuk

membentuk metrik yang berfokus pada penciptaan Startup yang berasal dari hasil

pemrosesan ide pendiri dan diuji di pasar.

Startup Readiness Level (SRL) terdiri dari 9 bagian, yaitu:

1. SRL 1. The Dream/Idea

Persiapan pertama dimana ada niat muncul untuk menjalankan sebuah bisnis dan

menjelaskan sebuah ide menjadi usaha bisnis.

2. SRL 2. Analyzed Idea

Setelah ide-ide dasar telah dirumuskan, mereka diletakkan di atas kertas dalam

studi dan analisis tentang peluang bisnis.

3. SRL 3. Validated Idea

Penelitian dan pengembangan dimulai, termasuk analisis teknis/studi laboratorium

dan wawancara/survey pelanggan untuk memvalidasi prediksi mengenai pasar,

persaingan dan teknologi.

4. SRL 4. Prototyping

Komponen teknologi dan bisnis dasar dikembangkan untuk menetapkan bahwa

mereka akan bekerja sama & mendukung dengan rencana bisnis awal.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

17

5. SRL 5. Validated Prototype

Komponen dasar teknologi dan bisnis terintegrasi dengan elemen pendukung yang

cukup realistis. Rencana bisnis itu kredibel, tetapi masih perlu divalidasi terhadap

karakteristik produk akhir. Prototype sudah divalidasi dengan calon pelanggan

potensial.

6. SRL 6. Product With no Revenue

Sistem prototype yang representatif diuji dalam lingkungan yang relevan. Tim

bisnis masih belum lengkap dan usaha belum siap untuk komersialisasi. Rencana

bisnis lengkap termasuk aspek pasar, operasional, teknologi dan keuangan

tersedia. Produk ini dapat diperoleh di pasaran tetapi belum ada pelanggan yang

membelinya

7. SRL 7. Product With Limited Revenue

Bisnis dapat berjalan dalam skala terbatas dan mendapatkan beberapa pelanggan.

8. SRL 8. Product With Steady Revenue

Teknologi ini telah terbukti berfungsi dan struktur ventura telah terbukti mampu

mendukung pertumbuhan pangsa pasar dan pelanggan tetap.

9. SRL 9. Business Growth

Menggabungkan teknologi baru telah digunakan dalam kondisi operasional dan

bisnis berjalan dengan pangsa pasar yang berkembang

2.2.3 Business Model Canvas

Menurut Alexander Osterwalder (2012) BMC (Business Model Canvas) adalah

bahasa yang sama untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai dan mengubah

model bisnis. Terdapat sembilan blok bangunan yang ada didalam Business Model

canvas, yaitu: Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer

Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partners, Cost

Structure. Melalui Sembilan blok bangunan dasar yang menunjukan logika dari

bagaimana sebuah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan uang. Kesembilan blok

tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu bisnis, yaitu pelanggan,

peenawaran, infrastruktur, dan kelangsungan financial.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

18

Gambar 2.2 Business Model Canvas

Sumber: Osterwalder, Pigneur, 2010

2.2.3.1 Value Proposition

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:22), Nilai tambah

yang diberikan kepada para pelanggan (value propositions) terdiri dari produk dan

jasa yang dapat menambah nilai tambah kepada segmentasi yang spesifik. Value

propositions terwujud dalam bentuk pemecahan masalah yang dihadapi atau

terpenuhinya kebutuhan. Value propositions merupakan alasan kenapa pelanggan

sering mengalihkan perhatian dari satu perusahaan ke perusahaan lain.

Dibawah ini merupakan penjelasan dari elemen-elemen tersebut:

1. Newness

Nilai yang menawarkan suatu hal yang baru terhadap konsumen yang pada

sebelumnya konsumen tidak membutuhkannya dalam arti value proposition

yang pernah dilakukan.

2. Performance

Adanya peningkatan dalam produk dan jasa untuk menciptakan suatu nilai

yang baru dari perusahaan kepada konsumen. Contohnya dalam bidang

teknologi, seperti PC yang lebih cepat, lebih banyak storage space di dalam

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

19

disk untuk penyimpan data, design grafis yang lebih baik. Hal ini dilakukan

untuk memenuhi permintaan pelanggan.

3. Customization

Kebutuhan khusus atau lebih spesifik dari produk atau jasa untuk kebutuhan

konsumen yang berguna dalam menciptakan nilai bagi perusahaan

4. Getting the job done

Memberikan dan menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik, perusahaan

dapat dengan mudah untuk menciptakan sebuah nilai.

5. Design

Design adalah elemen yang sulit untuk diukur. Ketika design tersebut

menjadi sangat baik, itu merupakan keunggulan dari suatu produk atau jasa.

Dari industry fashion dan elektronik, design menjadi sangat penting dari

bagian suatu Value Proposition.

6. Brand/status

Nilai diciptakan ketika konsumen menggunakan suatu brand tertentu

7. Price

Salah satu cara untuk memberikan kepuasan terhadap segmentasi konsumen

yang price-sensitif adalah menciptakan nilai dengan menawarkan harga

lebih rendah dibanding dengan pesaing. Karena dengan memberikan harga

yang lebih rendah memiliki implikasi jangka panjang bagi bisnis model

perusahaan.

8. Cost Reduction

Salah satu Value Propostion yang baik dengan mengurangi resiko yang

kemungkinan terjadi ketika konsumen membeli produk atau jasa dari

perusahaan.

9. Risk Reduction

Menciptakan Value Proposition yang baik dengan mengurangi resiko yang

kemungkinan terjadi ketika konsumen membeli produk atau jasa dari

perusahaan.

10. Accessibility

Memberikan produk atau layanan tersedia bagi pelanggan yang sebelumnya

tidak memiliki akses adalah salah satu acara untuk menciptakan nilai.

Hasilnya di dapat dari inovasi bisnis model, teknologi yang baru, atau

kombinasi keduanya.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

20

11. Convenience

Value Proposition yang diciptakan oleh perusahaan dengan menciptakan

kenyamanan bagi konsumen.

2.2.3.2 Customer Segments

Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau

organisasi berbeda yang ingin di jangkau atau dilayani perusahaan.

Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa pelanggan (yang

dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam

waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan

mereka dalam segmen-segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku,

atau atribut lain. Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa

segmen pelangggan besar ataupun kecil. Suatu organisasai harus memutuskan

segman mana yang akan dilayani dan mana yang akan diabaikan. Setelah itu barulah

organisasi tersebut dapat merancang model bisnis dengan hati-hati dan dengan

pemahaman yang tepat mengenai kebutuhan spesifik pelanggan (Alexander

Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:20)

Customer segments dibedakan dari beberapa tipe dibawah ini:

1. Mass Market

Model bisnis yang berfokus pada mass market dan tidak membedakan

antara segmen pelanggan. Value proposition, saluran distribusi, dan

customer relationship berfokus pada satu kelompok besar dari pelanggan

yang memiliki kebutuhan serta masalah yang sama. Dalam mass

marketing, pemasaran dilakukan secara massal, dimana mass market

tidak memilih target khusus dalam upaya mencapai target yang lebih

besar. Dalam melayani pasarnya mass market tidak begitu berhasil karena

satu program pemasaran belum tentu bias melayani pasar yang heterogen

dan pada akhirnya diperlukan segmentasi niche market dan individual

market, (Kottler & Keller, 2012).

2. Niche Market

Model bisnis yang menargetkan niche market dengan kebutuhan yang

lebih spesifik untuk segmen pelanggan tertentu. Value proposition,

distribution channels, dan customer relationship disesuaikan dengan

kebutuhan niche market tersebut. Model bisnis seperti ini ditemukan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

21

pada hubungan supplier dan buyer. Seperti contoh sebuah restoran atau

café yang memberikan pelayanan khusus sesuai dengan apa yang

dibutuhkan dari pasar yang menjadi target. Dalam pemasaran biasanya

mengidentifikasi niche market dengan membagi segmen menjadi sub

segmen. Dalam hal ini juga, seorang niche marketers bertujuan untuk

memahami kebutuhan pelanggan mereka dengan baik sehingga

pelanggan rela untu membayar dengan harga premium. Niche market

memang cukup kecil tetapi memiliki ukuran, profit, dan potensi

pertumbuhan sehingga cenderung tidak menarik banyak pesaing,

(Kottler & Keller, 2012).

3. Segmented

Beberapa bisnis model dapat membedakan kebutuhan serta permasalahan

dari konsumen dari dibedakannya antara beberapa segmen pasar.

Perusahaan menerapkan segmentasi tambahan pada segmen konsumen

yang telah ada.

4. Diversified

Perusahaan membuat bisnis model pelanggan yang terdifersifikasi

dengan melayani dua segmen pelanggan yang berbeda kebutuhan dan

permasalahan.

5. Multi-sided Platforms

Perusahaan yang melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling

bergantung. Seperti contoh dalam proses pembayaran di restoran dengan

menggunakan kartu kredit. Dengan menggunakan kartu kredit dapat

memberikan manfaat dimana kartu kredit dijadikan sebagai alat

pembayaran serta kemudahan bagi pemegang kartu kredit.

Segmentasi juga diperlukan untuk membagi konsumen dalam beberapa

market segmen, karena dalam sebuah market tidak semua konsumen

memiliki keinginan dan juga kebutuhan yang sama. Berikut adalah

pembagian market dengan menggunakan deskripsi karakteristik seperti

geographic, demographic, physchographic, dan juga behavioural, (Kotler

& Keller, 2012).

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

22

2.2.3.3 Channels

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, (2012:27) Blok bangunana

saluran menggambarkan bagaimana perusahaan berkomunikasi dengan segmen

pelanggan dan menjangkau merepa untuk memberikan proposi nilai.

Saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan merupakan penghubungan

antara perusahaan dan pelanggan. Saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat

berperan dalam setiap kejadian yang meraka alami. Saluran menjalankan beberapa

fungsi termasuk:

a. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan.

b. Membantu pelanggan mengevaluasi proposisi nilai perusahaan

c. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik

d. Memberikan proposisi nilai kepada pelanggan

e. Memberikan dukungan purna jual kepada pelanggan.

2.2.3.4 Customer Relationship

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:28) Hubungan

pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan

bersama segmen pelnggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis

hubungan yang ingin dibangun bersama segmen pelanggan. Hubungan dapat

bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi sampai otomatis. Hubungan pelanggan

dapat di dorong oleh motivasi berikut: Akuisisi pelanggan, Retensi

(mempertahankan) pelanggan, Peningkatan penjualan (Upselling).

Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:29) Berdasarkan model

bisnis, customer relationships sangat memengaruhi perasaan pelanggan. Ada

beberapa kategori dari customer relationships yang dapat dipadukan dengan

customer segments, antara lain:

1. Personal Assistance

Hubungan yang didasarkan pada interaksi manusia. Konsumen dapat

berkomunikasi langsung dengan staf atau perwakilan dari perusahaan untuk

mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian. Seperti

contoh melalui call center, atau email.

2. Self-service

Perusahaan tidak terlibat secara langsung dengan konsumen tetapi berupaya dalam

penyediaan kebutuhan semua konsumen agar mereka dapat melakukannya sendiri.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

23

3. Automated Services.

Automated service dapat mengetahui dan mengenali karakteristik dari konsumen

dan menawarkan informasi yang berhubungan dengan karakteristik tersebut. Tipe

dari hubungan ini merupakan gabungan yang lebih rumit dalam bentuk customer

self-services dengan proses yang automatisasi.

4. Komunitas

Perusahaan menggunakan komunitas untuk berhubungan dengan konsumen

mereka dan untuk memfasilitasi hubungan diantara member dari komuniti

tersebut. Saat ini jejaring sosial merupakan salah satu cara yang paling efektif

dalam berhubungan dengan pelanggan. Dengan adanya komunitas perusahaan

dapat memberikan atau mengingkatkan pelayanan menjadi lebih baik terhadap

pelanggan.

5. Co-creation

Dalam hal ini, bisnis model menciptakan forum diskusi secara oline maupun

offline (berinteraksi langsung), karena forum diskusi dapat menjadi tempat

memberikan informasi serta menerima saran dari para pelanggan. Sehingga saran

dan masukan bias menjadi koreksi bagi perusahaan untuk merubah atau

mengembangkan value proposition.

2.2.3.5 Revenue Stream

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, (2012: 30) Revenue

Streams merupakan arus pendapatan yang diterima perusahaan dari masing masing

segmen pasar atau dengan kata lain Revenue Streams adalah pemasukan yang

biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan Revenue Streams:

1. Assets Sales

Dalam peningkatan revenue stream yang paling banyak didapatkan adalah

dengan menjual hak kepemilikan dari perusahaan.

2. Usage Fee

Revenue stream ini dihasilkan oleh penggunaan suatu layanan tertentu. Semakin

sering layanan tersebut digunakan, maka semakin banyak yang dibayangkan

oleh pelanggan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

24

3. Subscription Fee

Revenue stream ini didapatkan dengan penjualan secara terus menerus suatu

akses layanan.

4. Lending/Renting/Leasing

Revenue stream ini dibuat dengan memberikan izin kepada pelanggan dalam

menggunakan asset tertentu dalam jangka waktu yang telah di tentukan

kemudian pelanggan akan membayar untuk asset yang digunakan tersebut.

5. Licensing

Revenue stream ini dihasilkan dengan memberikan izin kepada pelanggan untuk

menggunakan asset yang dilindungi oleh hukum dan pelanggan membayar

dengan biaya lisensi. Dengan licensing memungkinkan pemilik untuk

menghasilkan revenue tanpa harus memproduksi atau mengkomersialkan

layanan mereka.

6. Brokerage Fee

Revenue stream ini berasal dari intermediasi jasa yang dilakukan oleh dua pihak

atau lebih.

7. Advertising

Revenue stream ini dihasilkan dari biaya untuk iklan suatu produk, layanan, atau

merek. Setiap revenue stream memiliki mekanisme harga yang berbeda.

2.2.3.6 Key Resources

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:35) Sumber daya

utama ini membuat sebuah perusahaan dapat membentuk dan menawarkan value

propositions. Key Resources dapat berupa benda fisik, finansial, intelektual, maupun

manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Fasilitas (Physical).

Aset-aset fisik berupa fasilitas pabrik, bangunan, mesin dan peralatan, sistem,

sistem penjualan, dan jaringan distribusi.

2. Intelektual (Intellectual).

Sumberdaya intelektual meliputi brands, pengetahuan, paten dan hak cipta,

partnerships dan database pelanggan

3. Manusia (Human).

Setiap bisnis memerlukan sumber daya manusia, namun manusia adalah aset

yang sangat penting dalam model bisnis.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

25

4. Finansial (Financial).

Membutuhkan sumberdaya finansial dan atau jaminan finansial berupa uang

tunai, kredit dan kebutuhan kebutuhan lain untuk memenuhi kebutuhan

sumberdaya perusahaan.

5. Teknologi (Technology).

Pada perusahaan yang high-tech, teknologi menjadi sumber daya utama yang

sangat menentukan untuk mewujudkan value propositions yang dijanjikan

kepada pelanggan.

6. Saluran Distribusi (Channel). Saluran distribusi kini juga menjadi sumber daya

yang penting khus usnya perusahaan consumer good.

2.2.3.7 Key Activities

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, (2012:36) mendefinikan

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus

dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja.

Kategori key activities adalah sebagai berikut:

1. Production

Aktifitas ini berkaitan dengan merancang, membuat, dan menawarkan produk

dengan jumlah yang besar dan memiliki kualitas yang baik.

2. Problem Solving

Jenis aktifitas ini berhubungan dengan memberikan solusi baru terhadap

masalah yang dihadapi oleh pelanggan. Seperti contoh konsultan, rumah sakit

dan perusahaan yang menawarkan jasa.

3. Platform/Network

Model bisnis yang dirancang dengan menggunakan platform sebagai key

resource yang didominasi oleh platform dan network yang memiliki kaitan

dengan key activities.

2.2.3.8 Key Partnership

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, (2012:38) Blok bangunan

Kemitraan utama menggambarkan mengenai jaringan pemasok dan mitra yang

membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan yang membentuk kemitraan

dengan berbagai alasan dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis.

Ada 3 motivasi untuk perusahaan dalam menciptakan kemitraan:

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

26

1. Optimization and Economy of Scale

Bentuk yang paling dasar dari kemitraan atau hubungan antara pembeli dan

pemasok adalah mengoptimalkan alokasi resources dan activities. Optimasi dan

economy of scale dibentuk untuk mengurangi biaya serta melibatkan outsoucing

dan pembagian infrastruktur.

2. Reducation of Risk

Kemitraan dapat membantu resiko dalam lingkungan yang kompetitif.

Perusahaan membentuk suatu aliansi strategis di satu wilayah dan berkompetisi

di wilayah tersebut dengan perusahaan yang lain bukanlah hal yang aneh.

3. Acquisition of Particular Resources or Activities

Pada model bisnis perusahaan, beberapa memiliki sumber daya dan melakukan

aktifitasnya telah dijelaskan pada model bisnis mereka. Untuk memperluas dan

mengembangkan kemampuan mereka, perusahaan mengandalkan perusahaan

lain untuk memberikan atau melakukan sumber daya tertentu dan aktifitas

tertentu. Kemitraan tersebut dapat termotivasi oleh kebutuhan untuk

memperoleh pengetahuan, hak lisensi, atau akses ke pelanggan.

2.2.3.9 Cost Structure

Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, (2012:40) Struktur biaya

menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperaikan model bisnis.

Blok bangunan ini menjeaskan biaya terpenting yang muncul ketika mengoperasikan

model bisnis tertentu. Menciptakan dam memberikan nilai, mempertahankan

hubungan pelanggan, dan menghasilkan, menyebabkan timbulnya biaya. Struktur

biaya bisnis model dibedakan sebagai berikut:

1. Cost-Driven

Cost-driven berfokus pada meminimalkan biaya sebisa mungkin yang

bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan struktur biaya agar tetap

ramping dengan menggunakan value proposition termurah, memaksimalkan

otomatisasi, dan memiliki outsourching yang luas dan sebanyak mungkin.

2. Value-Driven

Ada beberapa perusahaan yang kurang peduli dengan implikasi biaya dari suatu

model bisnis dan mereka berfokus pada penciptaan suatu value. Value

proposition yang premium dan memiliki tingkat layanan personal yang tinggi

merupakan jenis value-driven dari model bisnis.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

27

Struktur biaya dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Fixed Cost

Biaya yang tetap sama terlepas dari berapa pun volume dari barang atau jasa

yang dihasilkan.

2. Variable Cost

Biaya yang memiliki variasi secara proporsional dengan volume barang atau

jasa yang dihasilkan.

3. Economies of Scale

Biaya yang didapatkan dari keuntungan ketika output dari suatu bisnis

berkembang atau bertambah.

4. Economies of Scope

Biaya yang didapatkan dari keuntungan ketika suatu bisnis memiliki lingkup

operasi yang semakin luas.

2.2.4 Analisis 5 Porter’s Forces Model

Porter’s 5 Forces model adalah suatu model yang diciptakan oleh Michael

Porter, seorang ahli dan professor di Harvard Univeristy pada tahun 1979 yang

tertujuan untuk menggambarkan kerangka sebagai analisis pengembangan suatu

bisinis. Porter’s 5 Forces model ini bisa digunakan untuk bisnis yang besar maupun

kecil dan bisnis yang sudah berjalan maupun baru akan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

28

dimulai.

Berikut adalah gambaran dari kerangka Porter’s 5 forces model. Setiap bagiannya memiliki

nilai analisis yang mewakili factor-faktor pendukung sebuah bisnis. Setiap sisi akan diukur

dengan satuan Low, Medium, dan High (Bukan sebuah standard, namun akan mempermudah

hasil analisis). Berikut adalah penjelasan dari setiap sisinya:

A. Bargaininng Power of Buyers/ Buyers’ Power

Pada sisi ini, akan fokus pada analisis pembeli. Pembeli tentunya pasti akan

memegang pearanan besar dalam kegiatan jual-beli, namun di sini lebih mengarah

kepada pilihan pembeli terhadap produk yang ada, Ada kondisi dimana pembeli hanya

bisa membeli produk pada perusahaan ini (hal ini menggambarkan High Buyers’

Power), ada juga jika pembeli punya banyak pilihan untuk membeli produk yang

sama produksi perusahaan lain karena ada banyak jenis dijual di pasaran (hal ini

menggambarkan High Buyers’ Power).

Customer loyalty juga termasuk dalam dalam sisi ini. Pembeli yang sudah loyal tentu

akan sepenuhnya melakukan jual-beli hanya produk tersebut, akan menciptakan

kondisi Low Buyers’ Power

B. Bargaininng Power of Suppliers/ Suppliers’ Power

Hampir mirip dengan Buyers’ Power, pada sisi ini akan menganalisis pada sisi

supplier. Seberapa besar perusahaan ini membutuhkan atau ketergantungan pada

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

29

suppliernya. Ada bahan baku yang mungkin bisa dibeli dengan supplier mana aja (hal

ini menggambarkan Low Supplier’ Power). Ada juga bahan baku yang hanya bisa

dibeli oleh supplier tertentu, atau dalam konteks perusahaan besar, tentunya sudah

punya kerja sama dengan supplier tertentu dengan harga yang berbeda dari pasaran

karena produksi skala besar, jadi jika ada masalah dengan supplier tersebut akan

membuat proses produksi terhambat karena sudah tergantung dengan supplier tersebut

(hal ini menggambarkan High Supplier’ Power).

C. Thread of New Entrants

Pada sisi ini akan lebih menganalisis kepada awareness, apakah bisnis ini mudah

untuk diikuti atau tidak. New Entrants yang dimaksud adalah individu atau kelompok

yang membuat bisnis sama seperti yang yang sudah ada ini. Ada kondisi dimana

sebuah bisnis baru yang sedang booming terus bertambah di pasaran karena untuk

membuat bisnis seperti itu cukup mudah (hal ini menggambarkan High Thread of

New Entrants). Selain itu juga ada kondisi dimana sebuah bisnis hanya bisa dilakukan

oleh perusahaan-perushaan tertentu. Ada berbagai macam factor yg ada, bisa karena

resiko yang terlalu tinggi, perlunya tingkat keahlian tinggi, dan factor-faktor lainnya

(hal ini menggambarkan Low Thread of New Entrants)

D. Threat of Substitute Product or Services

Sisi ini akan menganalisis tentang pengganti atau substitute dari produk yang

dihasilkan oleh perusahaan. Sebuah produk maupun jasa, apakah memungkinkan

untuk digantikan dengan yang lain atau tidak. Dalam konteks ini, pengganti adalah

barang atau jasa yang berbeda tetepi dapat mengisi ketidakhadiran barang atau jasa

utama yang dibutuhkan.

E. Rivalry Among Existing Competitor

Pada sisi ini, analisis sudah diliat pada scope yang lebih dibatasi, yaitu pesaing dalam

industri atau pasar yang sama. Salam sebuah pasar, pasti ada beberapa produk atau

jasa sejenis yang bersaing mendapatkan pelanggan. Tinggi rendahnya persaingan

yang akan dianalisis. Persaingan tentu akan tinggi jika ada banyak perusahaan dalam

industri yang sama, tetapi ada juga perusahaan yang menguasai sebuah industri.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

30

2.2.5 Analisis Bauran Pemasaran 7P

Di dalam ruang lingkup pemasaran terdapat apa yang dinamakan dengan bauran

pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan serangkaian variabel

pemasaran yang harus dikuasai dan dipahami oleh perusahaan untuk dapat mencapai

tujuan perusahaan.

Menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2013),

dapat diartikan bauran pemasaran (marketing mix) adalah perangkat alat pemasaran

yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.

Sedangkan pengertian bauran pemasaran menurut Buchari Alma (2012:205),

diartikan sebagai berikut :

”Bauran pemasaran merupakan strategi mencampuri kegiatan – kegiatan pemasaran,

agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan.

Marketing mix terdiri atas empat komponen atau disebut 4P yaitu product, price,

place, promotion.”

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas peneliti sampai pada pemahaman

bahwa bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang dijadikan strategi dalam

kegiatan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.

Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal

dalam istilah 4P, yaitu product ( produk), price (harga), place (tempat atau saluran

distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki

beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas

fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan

bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical

evidence, and process. Adapun pengertian 7P menurut Kotler dan Amstrong (2012):

1. Product

Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan

produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa

yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang

mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

2. Price

Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga

dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang

menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagi variabel

yang bersangkutan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

31

3. Place

Distribusi yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk

menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta

mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara

fisik.

4. Promotion

Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk

pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan

pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.

5. Physical Evidence

Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen

untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang

termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan,

perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.

6. People

Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian

jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah

pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan

karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh

terhadap keberhasilan penyampaian jasa.

7. Process

Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang

digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu

untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam

bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem

penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat

disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat

berpengaruh dalam penjualan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi minat

konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

32

2.2.6 Return On Invesment (ROI)

Menurut Kasmir (2015:198), rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan

suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3

Rumus Return on

Investment

Sumber: Kasmir (2015:198)

2.2.7 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Shelly (2012), Object Oriented Analysis and Design adalah sebuah

metode yang digunakan untuk membuat benda – benda yang disebut pelaku, yang

mewakili pengguna manusia yang akan berinteraksi dengan sistem.

2.2.8 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Satzinger (2015), UML adalah menetapkan standar model konstruksi

dan notasi yang didefinisikan oleh Group Manajemen Objek. UML telah menjadi

standar dalam industri untuk menentukan, visualisasi, merancang, dan

mendokumentasikan artefact dari sistem software, umtuk memodelkan bisnis dan sistem

non software lainnya. UML merupakan suatu kesimpulan teknik terbaik yang telah

terbukti sukses dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks. UML dapat

membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat

berjalan piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa

pemrograman apapun namun lebih cocok pada bahasa pemrograman berorientasi objek.

UML terbagi menjadi beberapa model diagram yang biasa digunakan, yaitu:

2.2.8.1 Use Case Diagram

Menurut Satzinger (2015) Use case diagram adalah kegiatan yang dilakukan

sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna. Sehingga dapat

membantu mengidentifikasi berbagai macam proses yang dilakukan pengguna dan

sistem saling mendukung proses tersebut.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

33

Dapat disimpulkan bahwa use case diagram merupakan diagram UML yang

berfungsi sebagai alat bantu pemodelan untuk menggambarkan tingkah laku

(behavior) dari sudut pandang luar sistem untuk menjelaskan interaksi dan peran

antara aktor dengan sistem yang dirancang.

Berikut pengertian dari simbol – simbol Use Case Diagram.

Tabel 2.1. Simbol-simbol Diagram Use Case

Simbol Deskripsi

Use Case

Use Case merupakan sekumpulan

cerita dari satu atau banyak

kebutuhan dan tidak dianggap

sebagai satu kesatuan fungsional.

Use Case membantu mempermudah

identifikasi objek atau perilaku

sistem yang nantinya dihubungkan

dengan aktor yang menangani Use

Case tersebut.

Aktor / Actor

Aktor digambarkan sebagai

seseorang yang ada diluar sistem dan

memiliki hubungan dengan Use Case

didalam sistem. Terkadang aktor

juga bias saja bukan seseorang,

melainkan sistem lain yang berada

diluar sistem yang sedang di

kembangkan.

Hubungan / Relation

Relation merupakan garis yang

menghubungkan antara aktor dengan

use case didalam sistem. Garis itu

memberikan arti bahwa aktor itu

menangani use case yang dituju oleh

garis relation.

Sumber: Satzinger (2015:84)

Nama Use case

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

34

Gambar 2.4 Contoh Use Case diagram

Sumber: Satzinger (2015:84)

2.2.8.2 Use Case Description

Use Case Description adalah salah satu dari diagram UML yang bertujuan

untuk memberikan gambaran umum tentang fungsionalitas suatu proses bisnis yang

didalamnya meilibatkan sebuah sistem.

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012), use case description dapat

menjabarkan secara mendetail setiap gambaran utuh use case. Terdapat 2 tipe use

case description, yaitu Brief use case description dan Fully developed use case

description. Brief use case description digunakan untuk kasus yang sederhana dan

kecil.

Gambar 2.5 Contoh Brief Use Case Description

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:122) System Analysis and Design

in a Changing World 6th Edition

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

35

Sedangkan Fully developed use case description merupakan sebuah metode

yang paling formal dengan kemungkinan kejelasan rancangan proses bisnis yang

lebih baik dan luas.

Gambar 2.6 Contoh Fully Developed Use Case Description

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:123) System Analysis and Design

in a Changing World 6th Edition

Berikut definisi atau penjelasan terkait elemen yang ada pada diagram Use

Case Description :

i. Use case name: Diisi dengan use case yang akan dijelaskan.

ii. Scenario: berisi nama scenario dari use case yang akan dijelaskan.

iii. Trigerring description: berisi ringkasan yang mencakup secara umum

mengenai use case yang akan dijelaskan.

iv. Brief description: berisi ringkasan yang mencakup secara umum mengenai use

case yang akan dijelaskan.

v. Actor: berisi pengguna dari sistem terkait.

vi. Related use case: merupakan use case lain yang memiliki keterkaitan dengan

use case yang akan dijalankan.

vii. Stakeholders: berisi pihak – pihak yang memiliki keterkaitan kepentingan.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

36

viii. Precondition: merupakan kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum use case

berlanjut

ix. Postcondition: merupakan kondisi yang telah terjadi setelah use case

dijalankan.

x. Flow of activities: berisi rincian aliran aktifitas – aktifitas yang terlaksana dari

use case yang akan dijalankan.

xi. Exception condition: berisi pendeskripsian aktifitas – aktifitas khusus yang

dilakukan jika use case terpenuhi.

2.2.8.3 Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari

sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Perlu

diperhatikan bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa

yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

Menurut Satzinger (2015), activity diagram adalah sebuah diagram aktivitas

menggambarkan berbagai pengguna (atau sistem) kegiatan, orang yang melakukan

setiap kegiatan, dan aliran secara bertahap dari kegiatan ini.

Gamb

ar 2.7

Simbol

Activit

y

Diagra

m

Sumbe

r:

Satzinger (2015:60)

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

37

Gambar 2.8 Contoh Activity Diagram

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B & Burd S.D. (2012:59) Systems Analysis and

Design in a Changing World 6th Edition

2.2.8.4 Class Diagram

Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas

– kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut

atribut dan mentode atau operasi.

Menurut Satzinger (2015), class diagram adalah untuk menunjukkan kelas

dari suatu objek pada suatu sistem. Salah satu jenis UML diagram kelas yang

menunjukkan hal-hal domain masalah pengguna disebut diagram kelas domain. Tipe

lain dari UML class diagram disebut diagram kelas desain, dan digunakan ketika

merancang kelas perangkat lunak.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

38

Gambar 2.9 Notasi UML untuk Multiplicity pada Associations

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B (2012) Systems Analysis and Design in a Changing

World. Joe Sabatino

Gambar 2.10 Contoh Domain Model Class Diagram

Sumber: Satzinger, J.W., Jackson, R.B (2012) Systems Analysis and Design in a Changing

World. Joe Sabatino

2.2.8.5 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:126), system sequence diagram

adalah sebuah diagram yang menunjukkan urutan pesan antara aktor eksternal dan

sistem selama use case atau scenario berlangsung.

System sequence diagram sendiri merupakan salah satu tipe dari interaction

diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi antara user dengan sistem

yang digunakan.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

39

Gambar 2.11 Contoh System Sequence Diagram (SSD)

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:127), System Analysis and Design in A Changing

World

Berikut adalah simbol – simbol yang ada pada System Sequence Diagram:

Tabel 2.4 Simbol-simbol System Sequence Diagram

Simbol Deskripsi

Actor

Menggambarkan user yang

berinteraksi dengan sistem

Message

Menggambarkan interaksi

antara aktor dengan sistem

Return Message

Respon sistem setelah

mendapatkan interaksi dari

aktor

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

40

Simbol Deskripsi

Activition Bar

Sebagai timeline sampai

dimana proses berlangsung

Frame

Notasi yang merepresentasikan

area bingkai melakukan

looping, seleksi, atau pilihan

khusus.

2.2.8.6 Multilayer Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:349) Multilayer sequence

diagram adalah pengembangan dari first-cut sequence diagram dengan

menambahkan kelas view layer dan kelas data access layer untuk memastikan bahwa

user interface yang dikembangkan konsisten dengan desain aplikasi. Semua pesan

masuk yang ada pada system sequence diagram harus ditangani oleh user interface.

Berikut merupakan contoh dari multilayer sequence diagram.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

41

Gambar 2.12 Contoh Multilayer Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:346)

2.2.9 User Interface

Menurut Satzinger (2015) user interface adalah suatu jembatan penghubung

antara user dan sistem. Input dan output yang lebih langsung melibatkan pengguna

sistem. Desain mereka sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti tujuan

interface, karakteristik pengguna, dan karakteristik perangkat interface tertentu.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar atau umum yang

42

2.3 Kerangka Pikir

Gambar 2.13 Kerangka Pikir