29
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judul penelitian yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan dan didefinisikan sebagai berikut: Perancangan adalah proses, cara, perbuatan merancang sebelum bertindak, mengerjakan, atau melakukan sesuatu. Transit oriented development merupakan penggabungan fungsi dari suatu lahan campuran dan kawasan transit, dimana penggabungan lahan tersebut meliputi sebuah kawasan dengan fungsi yang lengkap, dapat dijangkau dengan berjalan kaki, serta dekat dengan kawasan transit. (Transit-Oriented Development Guidebook, 2006) Metode Cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai Walkable urban sebuah kawasan perkotaan yang mendukung aktifitas berjalan kaki sebagai bagian penting dari perjalanan sehari-hari yang dapat dihubungkan dengan transportasi, penggunaan lahan, dan karakter desain dari kawasan tersebut. Balimester Salah satu kelurahan di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur dan memiliki kode pos 13330. Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

  • Upload
    ngocong

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Judul penelitian yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan dan

didefinisikan sebagai berikut:

• Perancangan

adalah proses, cara, perbuatan merancang sebelum bertindak,

mengerjakan, atau melakukan sesuatu.

• Transit oriented development

merupakan penggabungan fungsi dari suatu lahan campuran dan kawasan

transit, dimana penggabungan lahan tersebut meliputi sebuah kawasan

dengan fungsi yang lengkap, dapat dijangkau dengan berjalan kaki, serta

dekat dengan kawasan transit. (Transit-Oriented Development Guidebook,

2006)

• Metode

Cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti

langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai

• Walkable urban

sebuah kawasan perkotaan yang mendukung aktifitas berjalan kaki sebagai

bagian penting dari perjalanan sehari-hari yang dapat dihubungkan dengan

transportasi, penggunaan lahan, dan karakter desain dari kawasan tersebut.

• Balimester

Salah satu kelurahan di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur

dan memiliki kode pos 13330. Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

12

12.306 jiwa dan luas 0,67 km2. Kelurahan ini berbatasan dengan kelurahan

Pisangan Baru di sebelah utara, kelurahan Kampung Melayu di sebelah

barat, kelurahan Rawa Bunga di sebelah timur dan kelurahan Bidara Cina

di sebelah selatan.

• Jakarta Timur

nama sebuah kota administrasi di bagian timur Daerah Khusus Ibukota

Jakarta. Di sebelah utara, ia berbatasan dengan kota administrasi Jakarta

Utara dan Jakarta Pusat. Sedangkan di sebelah timur, ia berbatasan

dengan Bekasi. Kota ini, di bagian selatan, berbatasan dengan Kota Depok.

Dan di sebelah barat, ia berbatasan dengan kota administrasi Jakarta

Selatan

Berdasarkan definisi di atas, maka definisi dari judul Laporan Tugas

Akhir, Perancangan Transit Oriented Development dengan Metode

Walkable Urban di Balimester, Jakarta Timur, adalah sebagai berikut

Perancangan sebuah kawasan yang memiliki lebih dari satu fungsi lahan

dengan menggunakan metode yang mendukung aktifitas pejalan kaki di

Balimester, Jakarta Timur

2.2 Tinjauan Umum

Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum yang berfungsi

sebagai teori pendukung agar penelitian ini berhasil. Teori yang digunakan

adalah teori tentang kota dan transit oriented development.

2.2.1 Kota

Kota, menurut Bintarto (1983) adalah sebagai kesatuan jaringan

kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan

diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta coraknya

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

13

materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan

pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen, baik

dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan.

Definisi lain menyebutkan bahwa kota sebagai pusat pelayanan jasa,

produksi, distribusi, serta pintu gerbang atau simpul transportasi bagi kawasan

permukiman dan wilayah produksi sekitarnya. Kota juga didefinisikan sebagai

tempat tinggal sebagian besar penduduk kota yang setiap tahunnya selalu

bertambah jumlahnya.

Sebuah kota memiliki ciri-ciri fisik dan ciri-ciri sosial yang dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Ciri-ciri fisik

• Terdapat sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket

• Tersedianya tempat parkir yang memadai

• Terdapat tempat rekreasi dan olahraga

• Alun-alun

• Gedung-gedung pemerintahan

b. Ciri-ciri sosial

• Masyarakat heterogen

• Bersifat individualistis

• Mata pencaharian nonagraris

• Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan

mulai pudar)

• Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan

masyarakat miskin

• Norma-norma agama tidak begitu ketat

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

14

• Pandangan hidup lebih rasional

• Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau

kelompok sosial masyarakat secara tegas.

Sebuah kota memiliki identitas tersendiri yang tercermin dari citra

wawasannya. Penjabaran citra kota menurut Lynch (1960) yaitu:

• Path (jalur)

Jalur adalah rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk

melakukan pergerakan secara umum. Rute-rute sirkulasi tersebut antara lain,

jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, dan lain-lain. Jalur

tersebut akan memiliki fungsi lebih apabila jalur tersebut terhubung

langsung ke sebuah tempat utama, seperti stasiun, tugu, alun-alun, dan lain-

lain.

Gambar 2.1 Path

Sumber : www.krypton.mnsu.edu, diakses pada 7 Maret 2013

• Edge (tepian)

Tepian merupakan suatu batas arsitektural yang menjadi pembatas atau

pemisah antara dua kawasan tertentu. Tepian berfungsi juga sebagai

pemutus linear, seperti pantai, tembok, topografi, dan lain-lain. Tepian

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

15

memiliki fungsi yang lebih berarti ketika kontinuitas memiliki batasan yang

jelas.

Gambar 2.2 Edges

Sumber : www.krypton.mnsu.edu, diakses pada 7 Maret 2013

• District (kawasan)

District merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi.

Kawasan atau district memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, dan

wujudnya).

Gambar 2.3 Districts

Sumber : www.krypton.mnsu.edu, diakses pada 7 Maret 2013

• Node (simpul)

Merupakan sebuah simpul atau titik temu, dimana aktifitas dari berbagai

arah saling bertemu di satu titik dan dapat berubah kea rah atau aktifitas

lainnya, seperti persimpangan jalan, stasiun, jembatan, dan lain-lain.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

16

Gambar 2.4 Nodes

Sumber : www.krypton.mnsu.edu, diakses pada 7 Maret 2013

• Landmark (tengeran)

Landmark atau tengeran adalah sebuah elemen eksternal dan merupakan

bentuk visual yang menonjol dari sebuah kota, misalnya gunung, menara,

gedung, dan lain-lain.

Gambar 2.5 Landmarks

Sumber : www.krypton.mnsu.edu, diakses pada 7 Maret 2013

Selain memiliki citra kota, sebuah kota juga memiliki unsur-unsur

perencanaan. Unsur perencanaan tersebut mendefinisikan pengelompokkan

fungsi dalam sebuah kota. Menurut Hamid Shirvani (1985), urban desain

terbagi atas 8 prinsip-prinsip perencanaan, antara lain:

• Tata guna lahan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

17

Prinsip ini menjelaskan tentang penggunaan lahan untuk menentukan fungsi

terbaik dari lahan tersebut sehingga lahan tersebut berfungsi dengan

semestinya.

• Bentuk dan massa bangunan

Bentuk dan massa bangunan ditentukan dati tinggi dan besarnya bangunan,

massa bangunan, peraturan tata guna lahan (GSB, KLB), sempadan, skala,

material, warna, dan sebagainya.

• Sirkulasi dan perparkiran

Sirkulasi merupakan salah satu elemen perancangan kota yang secara

langsung dapat membentuk dan mengontrol pola kegiatan kota. Sirkulasi

kota meliputi prasarana jalan, bentuk struktur kota, fasilitas perkotaan, dan

kendaraan bermotor.

Tempat parkir sendiri memiliki pengaruh langsung terhadap suatu

lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan

mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan.

• Ruang terbuka

Ruang terbuka adalah ruang yang direncanakan untuk kebutuhan tempat-

tempat pertemuan dan aktifitas bersama antar banyak orang yang memiliki

kemungkinan dapat menimbulkan bermacam-macam kegiatan umum di

ruang tersebut.

• Jalur pejalan kaki

Sistem pejalan kaki yang baik adalah:

• Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor

dalam areal kota

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

18

• Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memprioritaskan skala

manusia

• Lebih mengekspresikan aktiftas PKL dan mampu menyajikan kualitas

udara

• Penanda (signage)

Perpapanan berfungsi sebagai petunjuk jalan, arah ke suatu kawasan tertentu

pada jalan tol, atau di jalan kawasan kota.

• Aktivitas Pendukung

Merupakan semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung

ruang publik suatu kawasan kota, seperti taman kota, taman rekreasi, pusat

perbelanjaan, dan lain-lain.

• Preservasi

Preservasi adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal

(permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelajaan) yang

ada dan mempunyai ciri khas, seperti bangunan bersejarah.

Karakteristik dari sebuah kota yang berkelanjutan menurut Lock (2000),

yaitu :

• Compact living

• Pengunaan lahan campuran

• Desain yang berorientasi dengan transportasi massal

• Jalanan yang mendukung penggunaan trotoar

• Penetapan ruang terbuka hijau

• Pembangunan yang terintegrasi dengan lingkungan

• Pembangunan yang didasarkan pada jarak yang dapat ditempuh dengan

berjalan kaki dan bersepeda.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

19

2.2.2 Transit Oriented Development (TOD)

Transit oriented development, adalah penggabungan fungsi dari suatu

lahan campuran dan kawasan transit, dimana penggabungan lahan tersebut

meliputi sebuah kawasan dengan fungsi yang lengkap, dapat dijangkau dengan

berjalan kaki, serta dekat dengan kawasan transit. (Transit-Oriented

Development Guidebook, 2006)

Menurut Perda Prov DKI no 1 tahun 2012 tentang RTRW 2030, kawasan

TOD merupakan kawasan campuran permukiman dan komersil dengan

aksesibilitas tinggi terhadap angkutan umum massal, dimana stasiun angkutan

umum massal dan terminal angkutan umum massal sebagai pusat kawasan

dengan bangunan berkepadatan tinggi.

Peter Calthorpe (1993), dalam buku The Next American Metropolis,

mendefinisikan TOD sebagai mixed-use community within an average 2,000-

foot walking distance of a transit stop and core commercial area. TODs mix

residential, retail, office, open space, and Public uses in a walkable

environment, making it convenient for residents and employees to travel by

transit, bicycle, foot, or car.

Definisi tersebut dapat diartikan menjadi, TOD adalah sebuah kawasan

campuran yang berjarak 2.000 kaki dari terminal transit dan memiliki area

komersial. Kawasan TOD juga memiliki fungsi hunian, pertokoan, kantor,

ruang terbuka, dan ruang public yang dapat diakses dengan berjalan kaki, serta

kawasan ini mendukung aktifitas dengan menggunakan angkutan massal,

sepeda, mobil, serta dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

20

Gambar 2.6 Skema Ilustrasi Konsep Transit Oriented Development

Sumber : www.krypton.mnsu.edu, diakses pada 7 Maret 2013

Berdasarkan skema ilustrasi tersebut, objek desain TOD dapat dikatakan

sebagai sebuah kawasan yang memiliki berbagai fungsi penunjang di

dalamnya, seperti fungsi hunian, ruang terbuka, area komersial serta kantor

atau tempat bekerja. Kawasan TOD juga terkoneksi dengan area transit dari

transportasi massal. Selain itu, keseluruhan fungsi lahan tersebut berada dalam

jarak dengan radius 2.000 kaki dari pusat transit.

Menurut Peter Calthorpe, perencanaan kawasan TOD memiliki prinsip-

prinsip sebagai berikut:

• mengorganisasikan pertumbuhan dalam level regional menjadi lebih kompak

dan transit supportive

• menempatkan komersial, permukiman, perkantoran, dan fasilitas umum-

sosial dalam jarak tempuh berjalan kaki dari stasiun transit

• menciptakan jaringan jalan yang ramah pejalan kaki yang menghubungkan

berbagai tujuan berpergian lokal

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

21

• menyediakan permukiman dengan tipe, kepadatan dan biaya yang bervariasi

• melestarikan habitat dan ruang terbuka dengan kualitas tinggi

• membuat ruang publik sebagai focus dari orientasi bangunan dan kegiatan

masyarakat

• mendorong penggunaan lahan dan redevelopment sepanjang koridor transit

Indonesia juga telah memiliki undang-undang yang menjelaskan tentang

prinsip-prinsip perencaaan TOD, yaitu sebagai berikut:

• pendekatan perencanaan berskala regional dan/atau kota yang mengutamakan

kekompakan dengan penataan kegiatan transit

• perencanaan yang menempatkan sarana lingkungan dengan peruntukan

beragam dan campuran

• pengembangan yang mampu memicu/mendorong pembangunan area sekitar

pusat transit baik berupa pembangunan penyisipan, revitalisasi maupun

bentuk penataan/perencanaan

• pembentukan lingkungan yang lebih memprioritaskan kebutuhan pejalan kaki

• pendekatan desain dengan mengutamakan kenyamanan kehidupan pada

ruang publik dan pusat lingkungan serta mempertahankan ruang terbuka

hijau.

Menurut PERDA PROV DKI NO 1 TAHUN 2012 ttg RTRW 2030,

konsep perencanaan kawasan TOD terletak di daerah dengan ciri-ciri :

• perpotongan koridor angkutan massal (dua atau lebih);

• kawasan dengan nilai ekonomi tinggi atau yang diprediksi akan memiliki

nilai ekonomi tinggi; dan

• kawasan yang direncanakan atau ditetapkan sebagai pusat kegiatan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

22

Menurut Peraturan Gubernur no.182 tahun 2012, cara mengoptimalisasi

pemanfaatan ruang menggunakan konsep TOD dengan cara :

• keragaman fungsi pemanfaatan lahan

• redistribusi dan peningkatan nilai intensitas

• pengaturan tata massa bangunan

• efisiensi pola pergerakan pejalan kaki

• integrasi sistem tautan dengan fasilitas transit dan pembatasan parkir melalui

penerapan parkir maksimal khusus pada wilayah radius pengembangan

350 m (tiga ratus lima puluh meter) dari rencana titik stasiun MRT

• menciptakan perancangan kawasan stasiun MRT (Mass Rapid Transit) yang

atraktif, menarik, dan bernilai jual.

Michael Bernick (1997) menjabarkan tentang sebuah kawasan transit-

supportive. Kawasan transit-supportive adalah sebuah kawasan yang

memungkinkan warganya memiliki alternative kendaraan selain mobil untuk

perjalanan sehari-hari. Faktor-faktor perencaaan yang bersifat transit-

supportive menurut Michael Bernick (1997), yaitu :

• pusat aktivitas utama terhubung langsung dengan pemberhentian transit

• variasi ketinggian, tekstur, dan fasad pada bangunan lantai dasar untuk

memperkaya pengalaman ruang pedestrian

• menempatkan bangunan dekat dengan sisi pejalan kaki

• pola jalan grid yang memungkinkan berbagai tempat tujuan terhubung oleh

pedestrian dengan rute yang bervariasi dan efisien

• meminimalisasi parkir di gedung parkir

• menyediakan berbagai fasilitas untuk pejalan kaki, seperti kanopi bangunan,

penyeberangan jalan yang aman, dan perkerasan pada area pejalan kaki

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

23

• menciptakan area ruang terbuka yang bersifat publik untuk mendukung

penggunaan transit

Peter Calthorpe juga menyimpulkan komponen-komponen dari

perencanaan Transit Oriented Development, antara lain:

• perencanaan kawasan yang memprioritaskan pejalan kaki

• pusat transit menjadi fitur penting dari pusat kota

• sebuah node regional yang terdiri atas campuran kegunaan dari hunian,

kantor, pertokoan, dan area publik

• pengembangan berkualitas tinggi dimana dapat mengitari kawasan sekitar

halte transit dengan waktu 10 menit

• terdapat angkutan pendukung seperti bus, kereta,dan lain-lain

• didesain pula untuk penggunaan sepeda dalam kawasan

• mengurangi dan mengelola parkir di dalam kawasan

TOD sendiri terdiri atas empat macam tipe, yaitu neighborhood center

TOD, town center TOD, regional center TOD, dan downtown TOD. Tipe-tipe

TOD tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

• neighborhood center TOD

terletak pada pusat lingkungan komersial dengan tingkat kepadatan yang

rendah (kepadatan rata-rata sekitar 15-25 unit per acre). TOD jenis ini

memiliki ketinggian bangunan antara 1-6 lantai.

• town center TOD

terletak di pusat area komersial dan area lingkungan pekerjaan.

• regional center TOD

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

24

terletak pada persimpangan jalur transportasi regional atau pada komuter

utama atau pusat kerja. Daerah dengan tingkat kepadatan lebih besar

daripada daerah lainnya

• downtown TOD

terletak di daerah perkotaan dengan kepadatan yang sangat tinggi dan

memungkinkan untuk pembangunan bangunan tinggi.

Tabel 2.1 Tipe TOD (dua = dwelling unit per acre)

Kepadatan rata-rata

Ketinggian bangunan

Bangunan lainnya

neighborhood center TOD

15-25 dua 1-6 lantai Small lot single-family, single family with an accessory unit, townhomes, Low-rise condominiums, apartemen, pertokoan dan kantor, serta mixed use building

town center TOD 25-50 dua 2-8 lantai Townhomes, Low-rise and Mid-rise condominiums, apartemen, pertokoan dan perkantoran, dan mixed use building

regional center TOD > 50 dua 3-10 lantai Mid-rise condominiums, apartemen, pertokoan dan perkantoran, dan mixed use building

downtown TOD > 75 dua Lebih dari 6 lantai

Mid-rise and High-rise condominium, apartemen, pertokoan dan perkantoran besar, serta mixed use building

Sumber : Data Pribadi, 2013

Beberapa panduan dalam perencaaan kawasan untuk mendukung

keberhasilan TOD, yaitu sebagai berikut:

a. kriteria umum

Bangunan didesain agar dapat memiliki akses langsung dengan jalan

serta didesain sedemikian rupa agar dapat menciptakan lingkungan yang

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

25

ramah bagi pejalan kaki. orientasi massa bangunan yang langsung

menghadap ke jalan akan mendorong aktivitas pejalan kaki dan

meningkatkan keamanan ruang jalan karena memiliki tingkat pengawasan

yang lebih tinggi.

b. area komersial

Area komersial berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna

kawasan sambil melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Tanpa adanya fasilitas pendukung pada area transit, orang cenderung akan

lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan

umum. Hal ini dikarenakan pengguna trasportasi tidak memiliki suatu

tujuan pada area transit.

Jarak bangunan dengan jalan sebaiknya diminimalkan dan tidak

lebih dari 6 meter karena jarak tersebut harus dapat menciptakan karakter

lingkungan yang mendekatkan bangunan ke jalur trotoar. Parkir kendaraan

dapat menggunakan lahan di belakang area komersial.

Fungsi retail sendiri dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya,

seperti fungsi hunian dan perkantoran, tetapi tidak boleh mengurangi

intensitas jumlah area komersial. Apabila terjadi penggabungan fungsi

tersebut, jalur masuk untuk kedua fungsi yang berbeda harus dipisahkan.

Fasad bangunan yang bervariasi akan menambah ketertarikan secara

visual bagi pejalan kaki. Jika fasad bangunan didesain secara sama, pejalan

kaki akan merasakan kebosanan dalam melintas di area komersial.

c. area residensial

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

26

Perancangan area hunian sebaiknya berdekatan dengan area

perkantoran dan dapat terjangkau dari area komersial dan transit. Selain

itu, area hunian sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas umum dan sosial,

seperti sekolah, tempat berkumpul, dan lain-lain.

Tipe hunian sendiri dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu tipe

single-family, townhouse dan apartemen. Jarak antara bangunan

residensial dengan jalan sebaiknya juga diminimalkan, yaitu dengan jarak

3 – 4,5 meter dari batas properti.

d. pedestrian

Jalan pada kawasan TOD harus dibuat pedestrian-friendly, yaitu

kawasan TOD harus memperhatikan area bagi pejalan kaki sehingga

pejalan kaki dapat berjalan tanpa merasakan gangguan dari kendaraan

yang melintas. Jalur pejalan kaki sendiri terbagi atas 3 macam, yaitu:

• zona tepi

berbatasan langsung dengan jalur mobil dengan lebar minimal 1,2

meter yang berfungsi sebagai area menunggu.

• zona furnishing

area pejalan kaki yang didesain dengan adanya peletakan objek

tambahan, seperti pohon, tanpa mengganggu pejalan kaki yang

melintas.

• zona frontage

jarak antara bangunan dan area pejalan kaki yang difungsikan sebagai

window shopping.

Ukuran lebar minimum untuk area pejalan kaki adalah 1,5 meter,

dimana lebar tersebut sudah dapat dilalui oleh dua orang secara

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

27

bersamaan. Ukuran tersebut menjadi lebih lebar di area komersial (1,8 –

2,5 meter) yang diharapkan dapat berfungsi sebagai area aktivitas lainnya

dan tempat duduk.

e. Parkir

Sistem parkir terbaik untuk kawasan TOD adalah dengan parkir di

pinggir jalan dengan lebar antara 2,1 – 2,4 meter. Alasannya adalah tempat

parkir dapat menjadi pemisah antara pedestrian dan jalan agar pejalan kaki

tidak bersinggungan langsung dengan jalan. Selain itu, parkir ini juga

berfungsi untuk memperlambat laju mobil karena mencegah

bersinggungan dengan kendaraan yang parkir.

2.3 Tinjauan Khusus

Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan khusus yang berfungsi

sebagai teori pendukung agar penelitian ini berhasil. Teori yang digunakan

adalah teori tentang sustainable neighbourhood, transportasi, serta walkable

urban.

2.3.1 Sustainable Neighbourhood

Sustainable development, menurut The Bruntland Commission, adalah

development that meets the needs of today‘s generation without compromising

the ability of future generations to meet their needs, yang artinya pembangunan

yang memikirkan kebutuhan generasi saat ini tanpa mengabaikan kemampuan

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

28

Gambar 2.7 Sustainable Development

Sumber : www.krypton.mnsu.edu, diakses pada 7 Maret 2013

Beberapa prinsip sederhana dalam mewujudkan sebuah lingkungan atau

sebuah kawasan yang berkelanjutan, yaitu:

• Menghemat energi

Prinsip yang pertama yaitu mengurangi pemakaian energi dalam sebuah

kawasan atau hunian. Penerapan pengurangan energy pada sebuah hunian

atau kawasan dapat mewujudkan terciptanya sebuah kawasan yang

berkelanjutan.

• Menggunakan sumber daya lokal

Prinsip selanjutnya adalah memaksimalkan penggunaan sumber daya yang

ada di sekitar hunian. Hal ini turut membantu pengurangan pengiriman

sumber daya dilain tempat, sehingga turut serta dalam penghematan

energi.

• Meminimalkan limbah

Sebuah kawasan yang berkelanjutan, sebaiknya mengurangi penggunaan

material yang menghasilkan limbah yang tidak dapat di daur ulang.

Kawasan yang berkelanjutan sebaiknya juga melakukan daur ulang untuk

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

29

material yang dapat di daur ulang, agar limbah yang dihasilkan tetap

berguna dan dapat dimanfaatkan.

• Memanfaatkan perekonomian kota

Prinsip terakhir ini menjelaskan bahwa apabila sebuah perekonomian di

dalam kawasan di maksimalkan, maka dapat mengurangi penggunaan

kendaraan bermotor karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat

dengan berjalan kaki.

Pada tahun 1991, IUCN, UNEP, dan WWF menjabarkan sembilan

prinsip dari masyarakat berkelanjutan, yaitu sebagai berikut:

• Menghormati perhatian untuk komunitas

• Meningkatkan kualitas hidup manusia

• Melestarikan vitalitas dan keanekaragaman Bumi

o Melestarikan sistem kehidupan

o konservasi biodiversitas

o Memastikan bahwa penggunaan sumber daya tak terbarukan yang

berkelanjutan

• Meminimalkan menipisnya sumber daya yang terbatas

• Tetap menjaga Bumi dalam kapasitasnya

• Mengubah sikap pribadi dan praktek

• Memungkinkan masyarakat untuk merawat lingkungan mereka sendiri

• Menyediakan kerangka kerja nasional untuk pengembangan koordinasi dan

konservasi

• Buat sebuah aliansi global

Sustainable Urban Neighborhood adalah skala kecil kawasan perkotaan

yang terdiri dari sosial, ekonomi dan lingkungan berkelanjutan. Istilah "SUN"

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

30

adalah berkelanjutan yang berkaitan dengan umur yang panjang (untuk

generasi yang akan datang) dan mengurangi dampak lingkungan, perkotaan

yang berkaitan dengan lokasi dan karakter fisik, dan lingkungan merupakan

kesejahteraan sosial dan ekonomi daerah.

Ciri-ciri sebuah lingkungan yang dapat disebut telah menjadi sebuah

lingkungan yang sustainable urban neighbourhood, antara lain:

a. Kawasan yang dapat ditempuh dengan jalan kaki

b. Penggunaan energi

c. Daur ulang

d. Air dan limbah

e. Ruang terbuka hijau

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mendukung insentifitas dari

pengaplikasian rendah energi dan emisi kendaraan transportasi umum yang

rendah, antara lain:

• Siklus jaringan terintegrasi dengan kebijakan perencaaan perkotaan

• Menyediakan jalur sepeda dan kendaraan rendah energi

• Mengadakan stasiun pengisian bahan bakar untuk kendaraan listrik dan

biodiesel (bahan bakar nabati)

• Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dalam pusat kota dan lingkungan

yang ramai

• Pemberitaan kepada masyarakat

Pendekatan desain yang dapat dilakukan untuk mencegah pengurangan

lahan lingkungan asli dari pembangunan yang berlebihan, yaitu:

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

31

• Memaksimalkan penggunaan lahan dan bangunan serta mengurangi

pembangunan lahan hijau

• Menyediakan rumah yang menarik dan ramah lingkungan

• Mendorong penataan daerah perkotaan yang baik dengan cara kualitas

bangunan yang baik, perencanaan jalan yang baik, dan ruang terbuka

dengan fasilitas yang baik

• Memungkinkan masyarakat pergi bekerja dengan mudah dan mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dengan mudah, seperti sekolah, fasilitas

kesehatan, failitas rekreasi, kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain

• Membuat transportasi public menjadi nyaman dan layak serta membuat

kegiatan berjalan dan bersepeda menjadi menarik

2.3.2 Transportasi

Menurut Soesilo dalam buku Ekonomi Perencanaan dan Manajemen

Kota, transportasi merupakan pergerakan tingkah laku orang dalam ruang baik

dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang. Transportasi,

menurut buku Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan

Praktisi, adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkat, atau

mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat

lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan

tertentu.

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2001, transportasi

terbagi atas 4 jenis, yaitu :

• Angkutan darat

Yaitu angkutan yang menggunakan tanah darat sebagai upaya memberikan

kemudahan dalam menjangkau tempat-tempat jarak dekat maupun jarak

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

32

jauh. Kendaraan yang termasuk jenis angkutan darat adalah ojeg, becak,

delman, kendaraan roda empat, dan kereta api

• Angkutan sungai, danau, dan penyeberangan

Berfungsi sebagai penyediaan jasa-jasa angkutan sungai dan danau untuk

penyebeberangan; memberikan kemudahan, keselamatan angkutan dalam

operasi penyeberangan; memanfaatkan fungsi dermaga dan terminal untuk

penyeberangan penumpang dan barang; dan membina alur-alur pelayanan.

• Angkutan laut

Berfungsi sebagai pengoperasian pelayanan dalam negeri dan luar negeri

dengan menaikan kualitas pelayanan jasa angkutan; dalam bidang operasi

meningkatkan produktifitas angkutan laut; fungsi lain dalam bidang

angkutan adalah penyediaan fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk berlabuh

kapal-kapal; dalam operasi angkutan laut sasaran utamanya adalah

pemerataan ekonomi nasional dalam pembangunan

• Angkutan udara

Jenis-jenis pesawat yang digunakan semakin meningkat mulai dari yang

berkapasitas kecil sampai yang besar

2.3.3 Walkable Urban

Walkable Urban adalah sebuah kawasan perkotaan yang mendukung

aktifitas berjalan kaki sebagai bagian penting dari perjalanan sehari-hari yang

dapat dihubungkan dengan transportasi, penggunaan lahan, dan karakter desain

dari kawasan tersebut.

Perencanaan sebuah kawasan dengan konsep walkable urban memiliki

karakteristik sebagai berikut :

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

33

• Pencampuran penggunaan suatu lahan, dimana fungsi tersebut saling

berdekatan satu dengan lainnya

• Pencampuran fungsi-fungsi bangunan antara fungsi komersial dan fungsi

hunian

• Pintu masuk bangunan langsung terhubung dengan trotoar tanpa terhalang

oleh tempat parkir kendaraan

• Bangunan, kawasan, dan jalan raya didesain dengan mengutamakan area

pejalan kaki

• Keseluruhan desain untuk memenuhi aktifitas yang ditimbulkan oleh konteks

yang saling berkaitan dalam hal mobilitas, keamanan, aksesibilitas, dan

tempat sebagai fungsi publik dari jalan

• Sirkulasi yang sangat terhubung dengan jaringan moda transportasi

Ciri-ciri sebuah kawasan yang perencanaannya menggunakan konsep

walkable urban adalah sebagai berikut:

• Manusia dari segala usia dan kemampuan memiliki akses yang mudah ke

komunitas mereka dengan cara berjalan kaki

• Manusia akan lebih banya berjalan kaki, dimana masyaratkat dan lingkungan

akan menjadi lebih aman, sehat, dan ramah

• Orangtua akan merasa nyaman ketika anak-anak mereka bermain di luar

karena tidak ada rasa khawatir dari ancaman kendaraan bermotor

• Anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di luar dengan anak-anak

lainnya

• Jalan didesain sedemikian rupa agar memberikan rasa aman dan fasilitas yang

nyaman bagi pejalan kaki

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

34

• Pejalan kaki mendapatkan prioritas di dalam lingkungan, area komersial,

serta di dalam area fasilitas penunjang

• Pengendara kendaraan bermotor akan lebih berhati-hati dalam melintas

karena jalanan berdampingan dengan area pejalan kaki

• Kualitas udara dan air akan membaik

2.4 Studi Banding

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

35

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

36

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

37

Objek desain TOD telah berhasil diterapkan pada beberapa kota. Kota

yang berhasil tersebut antara lain Oregon, Amerika Serikat; Oakland,

California; dan Toronto. Perancangan TOD di kota Oregon, Amerika Serikat

menggunakan konsep Neighbourhood TOD. Proyek tersebut berlangsung pada

tahun 1993 dengan luas kawasan ± 85 Ha (209 acre) dan jumlah penduduknya

± 1500 jiwa. Fungsi lahan yang diterapkan adalah streetfront retail, ruko,

kantor-retail, residensial. Tingkat keberhasilan proyek ini terbuktu dengan

memiliki banyak fasilitas pendukung untuk kawasan TOD, sehingga kawasan

ini selalu ramai dikunjungi.

Proyek TOD yang berhasil lainnya terjadi di Oakland, California yang

berlangsung pada tahun 1999 dengan konsep Urban Transit Village. Luas

proyek ini sekitar ± 6.5 Ha (16 acre) dengan penghuninya sebanyak ± 53000

jiwa. Kawasan ini dilengkapi dengan apartemen, komersial, fasilitas umum dan

fasilitas sosial. K awasan ini berhasil mewujudkan konsep sesuai dengan yang

duharapkan dan terbentuknya pedestrian-friendly.

Proyek lainnya terdapat di kota Toronto yang dikerjakan pada tahun

2005. Proyek ini memiliki luas sebesar ± 1.27 Ha (3.14 acre) dan dilengkapi

dengan fungsi apartemen dan komersial. Tingkat keberhasilan proyek ini

terlihat dari kawasannya yang dapat menghubungkan kawasan dengan pusat

transit dengan baik

Kesimpulan

Pertumbuhan penduduk pada suatu kawasan dimana kawasan tersebut

memiliki infrastruktur penunjang yang baik, maka kawasan tersebut akan

bertambah padat populasinya. Perancangan suatu kawasan sangat berguna

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

38

untuk menghindarkan kawasan tersebut dari kepadatan populasi yang terus

bertambah.

2.5 Hipotesa

TUJUAN Perancangan kawasan campuran ini bertujuan untuk

mendesain suatu kawasan di daerah Balimester agar daerah tersebut siap menjadi salah satu kawasan halte terpadu di

Jakarta Timur dan turut serta merapikan kawasan permukiman padat di daerah tersebut dan menambahkan

ruang terbuka hijau.

PERMASALAHAN 1. Bagaimana penerapan objek desain TOD ke

dalam kawasan? 2. Bagaimana pengaturan sirkulasi kendaraan dalam

kawasan? 3. Bagaimana caranya mengaplikasikan penghubung

antara kawasan TOD dan halte terpadu?

PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

• Studi literatur • Landasan teori

KONSEP PERANCANGAN

Pembahasan dan hasil dari pendekatan pemecahan permasalahan

PERANCANGAN

TINJAUAN UMUM

• Kota • Transit Oriented

Development

TINJAUAN KHUSUS

• Sustainable Neighbourhood

• Transportasi • Walkable City

SKEMATIK DESAIN

JUDUL TUGAS AKHIR Perancangan Transit Oriented Development dengan Metode

Walkable Urban di Balimester, Jakarta Timur

LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan infrastruktur dalam suatu kota ikut berdampak pada

bertambahnya penduduk di suatu kawasan dengan infrastruktur yang

lengkap. Pertambahan penduduk ikut berakibat pada berkurangnya

daerah hijau pada kota dan ikut memperpadat suatu daerah.

F E E D B A C K

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01217-AR Bab2001.pdf · 2.2 Tinjauan Umum Penelitian ini menggunakan beberapa tinjauan umum

39

Alur penelitian yang tergambar dari kerangka berpikir di atas yaitu,

pertama penelitian terhadap masalah yang terjadi di lapangan yang kemudian

dibuat menjadi formulasi masalah. Setelah menemukan formulasi masalah,

maka akan didapatkan tujuan penelitian. Langkah selanjutnya yaitu

mengumpulkan data-data yang dapat digunakan dalam penelitian tersebut.

Langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat ditarik

hipotesa sebagai berikut:

Pendekatan Transit Oriented Development dapat digunakan dalam pemecahan

masalah yang terjadi di kawasan Balimester, Jakarta Timur.