59
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Tubbs dan Moss mendefinisikan komunikasi sebagai “proses penciptaan makna antara dua orang (komunikator 1 dan komunikator 2) atau lebih,” sedangkan Gudykunst dan Kim mendefinisikan komunikasi (antarbudaya) sebagai “proses transaksional, simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang – orang (dari budaya yang berbeda).” (Mulyana, 2009:65). Meskipun komunikasi menyangkut perilaku manusia, tidak semua perilaku manusia itu adalah komunikasi. Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit. Sebagai contoh, apakah bernyanyi sendirian di kamar mandi merupakan komunikasi? Apakah memancing ikan di kolam, memasukkan sepucuk surat ke kotak surat, atau menulis memo merupakan bentuk – bentuk komunikasi ? Jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tersebut bergantung pada bagaimana kita mendefinisikan komunikasi. Suatu definisi yang cermat, misalnya dikemukakan oleh Pace dan Faules, yang terlibat dalam komunikasi, yaitu penciptaan pesan dan penafsiran pesan. Pesan di sini tidak harus berupa kata – kata, namun bisa juga merupakan pertunjukan (display), termasuk pakaian, perhiasan, dan hiasan wajah (make up atau jenggot), atau yang lazimnya disebut pesan nonverbal. (Mulyana, 2009:65). Menggunakan definisi Tubbs dan Moss, atau definisi Pace dan Faules, jelas bahwa tindakan – tindakan di atas bukanlah komunikasi. Komunikasi terjadi bila ada orang lain yang mendengarkan orang yang bernyanyi di kamar mandi. Secara tidak

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Tubbs dan Moss mendefinisikan komunikasi sebagai “proses penciptaan

makna antara dua orang (komunikator 1 dan komunikator 2) atau lebih,” sedangkan

Gudykunst dan Kim mendefinisikan komunikasi (antarbudaya) sebagai “proses

transaksional, simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang – orang (dari

budaya yang berbeda).” (Mulyana, 2009:65).

Meskipun komunikasi menyangkut perilaku manusia, tidak semua perilaku

manusia itu adalah komunikasi. Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut

sederhana, namun rumit. Sebagai contoh, apakah bernyanyi sendirian di kamar

mandi merupakan komunikasi? Apakah memancing ikan di kolam, memasukkan

sepucuk surat ke kotak surat, atau menulis memo merupakan bentuk – bentuk

komunikasi ? Jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tersebut bergantung pada

bagaimana kita mendefinisikan komunikasi. Suatu definisi yang cermat, misalnya

dikemukakan oleh Pace dan Faules, yang terlibat dalam komunikasi, yaitu

penciptaan pesan dan penafsiran pesan. Pesan di sini tidak harus berupa kata – kata,

namun bisa juga merupakan pertunjukan (display), termasuk pakaian, perhiasan, dan

hiasan wajah (make up atau jenggot), atau yang lazimnya disebut pesan nonverbal.

(Mulyana, 2009:65).

Menggunakan definisi Tubbs dan Moss, atau definisi Pace dan Faules, jelas

bahwa tindakan – tindakan di atas bukanlah komunikasi. Komunikasi terjadi bila ada

orang lain yang mendengarkan orang yang bernyanyi di kamar mandi. Secara tidak

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

10

sengaja wanita yang menyanyikan lagu – lagu gembira misalnya di kamar mandi

tersebut menyampaikan pesan bahwa ia sedang gembira. Mengetik makalah saja

bukanlah komunikasi. Komunikasi terjadi bila terdapat orang lain yang membaca

makalah tersebut, baik ketika masih ada di layar, ataupun setelah dicetak dan

dibagikan kepada orang lain. Jadi inti dari komunikasi adalah penafsiran (intepretasi)

atas pesan tersebut baik disengaja ataupun tidak disengaja. (Mulyana, 2009:66).

Komunikasi sebagai sebuah perilaku interaksi sosial telah menjadi alat bagi

budaya untuk mempertahankan dirinya dan memastikan hal tersebut melalui

pewarisan sosial. Namun komunikasi juga menjadi media bagi pewarisan budaya

tandingan atau counter-culture yang diam – diam mengakar dan tumbuh sebagai

alternative dari budaya-tinggi yang dimiliki sebuah masyarakat. (Martin, 2008:29)

Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno

dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai

komunikasi, yakni : (Mulyana, 2009:67-77)

A. Komunikasi Sebagai Tindakan Satu-Arah

Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila

diterapkan pada komunikasi tatap-muka, namun mungkin tidak terlalu keliru bila

diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya-jawab dan

komunikasi massa (cetak dan elektronik). Akan tetapi, komunikasi massa melalui

radio dan televisi pun sekarang ini juga cenderung dua-arah (interaktif).

Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh Michael Burgoon

disebut “definisi berorientasi-sumber” (source-oriented definition). Definisi ini

mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan

seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang

lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap tindakan yang disengaja (intentional

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

11

act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti

menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu.

Definisi – definisi komunikasi demikian mengabaikan komunikasi yang tidak

disengaja seperti pesan tidak direncanakan yang terkandung dalam nada suara atau

ekspresi wajah, atau isyarat lain yang spontan. Definisi – definisi berorientasi-

sumber ini juga mengabaikan sifat prosesual interaksi-memberi dan menerima- yang

menimbulkan pengaruh timbal balik antara pembicara dan pendengar. Pendek kata,

konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti penyampaian

pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat

instrumental dan persuasif. Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep ini adalah

sebagai berikut : (Mulyana, 2009)

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner :

“Komunikasi : transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan

sebagainya, dengan menggunakan simbol – simbol, kata – kata, gambar,

figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang

biasanya disebut komunikasi.

Theodore M. Newcomb :

“Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,

terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.”

Carl I. Hovland :

“Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)

menyampaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang verbal) untuk

mengubah perilaku orang lain (komunikate).”

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

12

Gerarld R.Miller :

“Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada

penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

penerima.”

Everett M. Rogers :

“Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah

laku mereka.

Raymond S. Ross :

“Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan

mengirimkan simbol – simbol sedemikian rupa sehingga membantu

pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa

dengan yang dimaksudkan komunikator.”

Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante :

“(Komunikasi adalah) transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi

khalayak.”

Harold Lasswell :

“(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut) Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa Mengatakan Apa Dengan

Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?

Jika diperjelas makna dari definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur

komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : Pertama, sumber (source),

sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator

(communicator), pembicara (speaker), atau originator. Sumber adalah pihak yang

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

13

berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi

seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan, atau bahkan suatu negara.

Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerima. Pesan merupakan perangkat simbol verbal dan atau non verbal yang

mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga

komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk

atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata – kata (bahasa), yang dapat

mempresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan (percakapan,

wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi,

famflet). Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan

atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan

mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan patung, tarian, dan sebagainya.

Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber

untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada

bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran

nonverbal. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan: melalui tatap-muka atau

lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat

pribadi, telepon, selebaran, Overhead Projector (OHP), sistem suara (sound system)

multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi.

Pengirim pesan akan memilih saluran – saluran itu, bergantung pada situasi, tujuan

yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi.

Dalam suatu peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang kita

gunakan, meskipun ada salah datu yang dominan, misalnya dalam komunikasi

langsung, bahasa (verbal dan nonverbal) adalah saluran yang menonjol meskipun

pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

14

komunikasi tatap-muka tersebut. Dalam komunikasi massa, katakanlah melalui surat

kabar, saluran yang paling menonjol adalah surat kabar yang kit abaca, meskipun

terdapat juga saluran lain yang juga berperan seperti telepon, faksimil, komputer,

mesin cetak, dan kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan surat kabar tersebut

kepada pembaca, dan sebagainya.

Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/ tujuan

(destination), komunikate (communicate), penyandi-balik (decoder) atau khalayak

(audience), pendengar (listener), penafsiran (interpreter), yakni orang yang

menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai,

pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaannya, penerima pesan ini

menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal

yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami, proses ini disebut penyandian-

balik (decoding).

Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima

pesan, tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak setuju menjadi

setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli

barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia

memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan

sebagainya.

Pemahaman komunikasi berorientasi sumber yang baru diuraikan di atas

menekankan variable – variable tertentu seperti isi pesan (pembicaraan), cara pesan

disampaikan, dan daya bujuknya.

B. Komunikasi Sebagai Interaksi

Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi adalah

interaksi. Dalam arti sempit interaksi adalah saling mempengaruhi (mutual

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

15

influence). Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi

dengan proses sebab – akibat atau aksi – reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang

menyampaikan pesan, baik verbal atau non verbal, seorang penerima bereaksi

dengan member jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang

pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang kedua,

dan begitu seterusnya. Pokoknya masing – masing dari kedua pihak berfungsi secara

berbeda, bila yang satu sebagai pengirim, maka yang satunya lagi sebagai penerima,

begitu pula sebaliknya.

Komunikasi model ini dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi

sebagai tindakan satu-arah. Namun pandangan kedua ini masih membedakan para

peserta sebagai pengirim dan penerima pesan, karena itu masih tetap berorientasi

sumber, meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi, dasarnya proses

interaksi yang berlangsung juga masih bersifat teknis.

Dalam konsep komunikasi sebagai interaksi ini memiliki unsur yaitu umpan

balik (feedback), yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan,

yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan

yang ia sampaikan sebelumnya. Yang disebut umpan balik yaitu adanya respons

terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi tingkah laku selanjutnya pengirim,

terjadinya pun tidak sengaja, contoh : anggota DPR yang sedang tertidur di baris

belakang, jika saat anda pidato, anda memanggil anggota DPR tersebut dan

membangunkannya. Umpan balik itu sendiri sebenarnya bisa saja berasal dari saluran

komunikasi atau dari lingkungan, sejauh mana digunakan oleh komunikator sebagai

petunjuk mengenai efektivitas pesan yang disampaikannya.

Konsep dari umpan balik dari penerima (pertama) sebenarnya sekaligus

merupakan pesan penerima (yang berganti peran menjadi pengirim kedua) yang

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

16

disampaikan kepada pengirim pertama (yang saat itu berganti peran menjadi

penerima kedua), jawaban pengirim pertama (penerima kedua) ini pada gilirannya

merupakan umpan balik bagi penerima pertama (pengirim kedua), begitu seterusnya.

C. Komunikasi Sebagai Transaksi

Konteks komunikasi ini adalah proses personal karena makna atau

pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Komunikasi sebagai

transaksi bersifat intersubjektif, yang dalam bahasa Rosengren disebut komunikasi

penuh manusia. Penafsiran anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang

anda kemukakan kepadanya juga mengubah penafsiran orang lain tersebut atas pesan

– pesan anda, dan pada gilirannya, mengubah penafsiran anda atas pesan – pesannya,

begitu seterusnya. Menggunakan pandangan inilan yang disebut komunikasi sebagai

transaksi, yang lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan

atau respon verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung.

Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa

komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau

respon yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya

menyengajanya atau tidak, dan bahkan menghasilkan respon yang tidak dapat

diamati.

Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung

bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun

perilaku nonverbalnya. Pemahaman ini mirip dengan “definisi berorientasi

penerima” (receiver oriented definition) sepertiyang dikemukakan Burgoon, yang

menekankan variabel – variabel yang berbeda, yakni penerima dan makna pesan bagi

penerima, hanya saja penerima pesan itu juga berlangsung dua arah, bukan satu arah.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

17

Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa pihak – pihak yang berkomunikasi

berada dalam keadaan interdependensi atau timbal balik; eksistensi satu pihak

ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan transaksional menyarankan

bahwa semua unsur dalam proses komunikasi atas orang lain bergantung pada

persepsi orang lain tersebut terhadapnya, dan bahkan bergantung pula pada

persepsinya terhadap lingkungan di sekitarnya.

Komunikasi konteks ini bisa juga merupakan proses karena komunikasi

merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan

perpindahan. Di dalamnya terdapat kontinuitas dari setiap unsurnya. Pemahaman

anda atas dunia dimulai ketika anda lahir dan terus berlangsung hingga anda

mengalami akhir hidup di dunia, namun jika anda telah berakhir dalam masa

kehidupan, peran anda sebagai sumber komunikasi tidak akan dapat dihentikan.

2.2 Komunikasi Massa

2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Dalam komunikasi tentunya memiliki pengembangan jenis komunikasi,

seperti komunikasi massa. Komunikasi massa memiliki definisi – definisi

berdasarkan pengertian dari para ahli, yaitu :

1. Definisi dari De Fluer dalam buku “Understanding Mass

Communication” : (Vera, 2008:3)

Komunikasi Massa adalah suatu proses dalam mana komunikator –

komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan – pesan

secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna – makna

yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan

berbeda – beda melalui berbagai cara.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

18

2. Definisi dari Meletzke (Vera, 2008:4)

Komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang

menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran

teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.

3. Definisi dari Joseph A. Devito (Nurudin, 2007:11)

Pertama, komunikasi massa adalah komunikas yang ditujukan kepada

massa, pada khalayak yang sangat banyak. Ini tidak berarti khalayak

meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau

semua orang yang menonton televisi, agaknya tidak berarti pula

bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk

didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang

disalurkan yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali

akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut

bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita).

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa itu

berasal dari media yang tentunya mengharuskan setiap pesan yang tersampaikan

harus ditujukan kepada khalayak ramai dan tidak hanya dinikmati oleh perorang atau

perindividu saja.

Untuk pengertian mendasar yang dapat dikaitkan mengenai komunikasi

massa yaitu komunikasi dapat dilakukan dengan media dan tanpa media. Komunikasi

yang menggunakan media massa maupun media non massa. Media non massa

contohnya : surat, telepon, telegram, dan lain – lain. Jadi dengan kata lain

kesimpulan yang dapat ditarik yakni komunikasi yang menggunakan media massa

yang periodik.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

19

Menurut Jalaluddin Rakhmat merangkum dari berbagai definisi yang ada

mengenai komunikasi massa yang merupakan jenis komunikasi yang ditujukan

kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak

atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

2.2.2 Ciri – Ciri Komunikasi Massa

Untuk membedakan antara jenis komunikasi yang satu dengan yang lainnya

maka masing – masing memiliki ciri – ciri tersendiri. Adapun ciri – ciri komunikasi

massa adalah : (Vera, 2008:12-17)

1. Komunikatornya Terlembaga

Menurut Wright, komunikator dalam komunikasi massa bergerak dalam

organisasi yang kompleks, yang terdiri dari banyak orang yang terlibat di dalamnya

dari mulai wartawan, editor, pemimpin redaksi, pemilik media, dan lainnya. Karena

dalam organisasi yang kompleks maka memerlukan modal yang besar dalam

menunjang kariernya, memerlukan pula peralatan yang lengkap.

Jika media komunikasi yang digunakan adalah media televisi, tentu Akan

banyak lagi melibatkan orang, seperti juru kamera, juru lampu, pengarah acara,

bagian make up, floor manager, penata latar, produser, dan lain – lain. Selain itu,

peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar

(McQuail, 2005).

2. Khalayak Sasaran

Khalayak sasarannya luas, heterogen (beragam), anonim (tidak dikenal).

Disebut luas karena jumlahnya banyak dan tersebar, tidak di batasi oleh jarak dan

geografis. Disebut heterogen karena khalayak komunikasi massa sangat beragam,

terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, baik dari segi pendidikan,

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

20

jenis kelamin, agama, status sosial, dan sebagainya. Sedangkan anonim artinya

masing – masing khalayak tidak mengenal satu dengan yang lainnya walaupun pada

saat bersamaan mereka menerima pesan – pesan yang sama.

Pada komunikasi interpersonal. Komunikator akan mengenai komunikannya.

Mengetahui identitasnya seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan

mungkin mengenal sikap dan perilakunya.

Selain itu khalayak dalam komunikasi massa sifatnya berubah – ubah. Apa

yang menarik perhatian pada suatu saat mungkin tidak akan menarik lagi di saat yang

lain. Perhatian khalayak juga berbeda – beda tingkat intensitasnya.

3. Isi Pesan

Bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi untuk kepentingan orang

banyak. Komunikasi massa itu ditujukan kepada semua orang bukan untuk

sekelompok tertentu. Pesan dalam komunikasi massa tidak secara sengaja ditujukan

untuk golongan tertentu, seperti televisi misalnya, karena dinikmati banyak orang

maka harus mampu mengakomodir kepentingan orang banyak juga, maka dalam

pemilihan bahasa harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang

banyak, bukan bahasa ilmiah misalnya yang hanya dimengerti oleh kelompok

tertentu.

Sifat umum di sini juga harus dibedakan dengan program acara tertentu

dalam televisi atau radio, dan rubrik tertentu dalam majalah atau surat kabar. Kalau

rubrik tertentu memang untuk kalangan tertentu, maka dalam surat kabar terdiri dari

banyak rubrik, iklan, dan lain – lain. Ini yang dinamakan pesan dalam komunikasi

bersifat umum.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

21

4. Waktu Penyampaian

Dalam komunikasi massa waktu penyampaiannya cepat dan mampu

menjangkau khalayak luas tidak terbatas secara geografis dan cultural.

Karena karakteristik ini media massa disebut sebagai Messages Multiplier;

penyampaian pesan secara cepat dan menjangkau khalayak luas. Ciri ini bisa juga

disebut komunikasi massa menimbulkan keserempakkan, contohnya acara final piala

dunia yang disiarkan secara langsung di televisi dapat ditonton oleh penonton dari

seluruh penjuru dunia pada waktu yang bersamaan atau hamper bersamaan.

5. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Dalam beberapa definisi dan pengertian tentang komunikasi massa

disebutkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan atau

melalui media massa. Karena ciri tersebut maka komunikator dan komunikannya

tidak bertemu secara langsung seperti yang terjadi pada komunikasi interpersonal

(tatap muka), akibatnya respon tidak diberikan secara langsung maka sifat

komunikasi massa adalah satu arah (one way traffic communication). Apabila kita

sedang menonton berita di televisi kemudia ada beberapa bagian yang tidak dapat

kita pahami, kita tidak dapat meminta penyiar untuk mengulang membacakan bagian

yang tidak kita pahami itu, pesan harus diterima dengan apa adanya, akan tetapi pada

konteks – konteks tertentu dapat bersifat dua arah.

6. Mengutamakan Unsur Isi Daripada Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan. Pada

komunikasi massa lebih mementingkan unsur isi, sedangkan dalam komunikasi antar

pribadi lebih mengutamakan unsur hubungan.

Pada komunikasi antar pribadi isi pesan tidak begitu diperhatikan dalam arti

tidak harus sistematis, dan tidak harus relevan antara satu dengan yang lain,

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

22

perpindahan topik pembicaraan berjalan sangat fleksibel. Misalnya komunikasi

dimulai dengan topik tentang olah raga, pindah pada topik tentang film, lalu topik

tentang pacar, dan sebagainya. Dengan kata lain yang menentukan efektifitas

komunikasi bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusia. Bukan pada “apanya”

tapi pada “bagaimana”. Sedangkan pada komunikasi massa menekankan pada

“apanya” (Elvinaro & Lukiati Komala, 2004). Dalam komunikasi massa isi pesan

harus dibuat terstruktur sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.

7. Feedback Dalam Komunikasi Massa

Karena komunikasi massa bersifat satu arah maka feedback (umpan balik)nya

bersifat tertunda (delayed feedback). Maksudnya adalah komunikan dalam

komunikasi massa tidak bisa memberikan respon langsung pada komunikator tidak

seperti dalam komunikasi antar pribadi, karena dalam komunikasi massa pesan

disampaikan lewat media massa tidak secara langsung (tatap muka).

Umpan balik biasanya berupa surat pembaca, melalui fax, telepon, email,

media sosial, dan sebagainya. Tetapi dengan adanya kemajuan yang pesat dibidang

teknologi komunikasi apakah memungkinkan komunikasi yang dua arah dapat

berlangsung (dalam komunikasi massa)? Jika dilihat sepintas memang hal itu

memungkinkan, seperti acara dialog interaktif di televisi atau radio, di mana

khalayak (penonton atau pendengar) di rumah dapat berpartisipasi secara langsung

melalui telepon pada saat siaran langsung. Karena komunikai melalui telepon secara

langsung merupakan komunikasi dua arah. Tetapi perlu dilihat bahwa komunikasi

dua arah tersebut terjadi pada khalayak yang sangat terbatas, yaitu yang menelpon

saja, padahal khalayak komunikasi massa demikian luas dan tak terbatas. Maka

dalam hal ini umpan balik dalam komunikasi massa tetap merupakan umpan balik

yang tertunda.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

23

8. Stimulasi Alat Indera Yang Terbatas

Dalam komunikasi massa, stimulusi alat indera bergantung pada jenis media

massa. Pada surat kabar dan majalah hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman

auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita

menggunakan indera penglihatan dan pendengaran.

Karakteristik ini juga merupakan kelemahan dari komunikasi massa,

contohnya; orang tidak bisa melihat (tunanetra) hanya bisa mendengar radio, tidak

bisa membaca surat kabar dan menonton televisi.

2.2.3 Karakteristik Isi Pesan Komunikasi Massa

Isi pesan dalam setiap jenis komunikasi juga dibedakan oleh ciri – ciri

tertentu, demikian halnya dengan komunikasi massa. Adapun karakteristik isi pesan

komunikasi massa antara lain, yaitu : (Vera, 2008:17-19)

1. Novelty (Sesuatu Yang Baru)

Berkaitan dengan aktualitas, bahwa suatu berita akan menarik khalayak jika

merupakan hal – hal yang baru. Baru bukan berarti selalu baru terjadi, melainkan

sesuatu yang belum diketahui khalayak atau khalayak untuk pertama kalinya

mengetahui adanya fakta baru. Karena pada dasarnya khalayak selalu ingin

mengetahui tentang suatu informasi atau peristiwa secepat mungkin, jadi jangan

sampai kelewatan atau terlambat dalam memberitakannya karena mereka akan

mencari dari sumber lain yang dapat memenuhi kebutuhannya.

2. Proximity (Kedekatan/ Jarak)

Artinya adalah kedekatan atau jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat

di publikasikannya peristiwa itu mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik

untuk mengetahui hal – hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

24

lingkungannya. Kedekatan di sini bisa berarti kedekatan secara psikologis atau fisik.

Dekat secara fisik adalah peristiwa yang terjadi di wilayah lain, misalnya peristiwa

kecelakaan pesawat atau kereta api yang menelan korban jiwa yang terjadi di

Indonesia dengan di luar negeri tentu akan lebih menarik yang terjadi di dalam

negeri. Sedangkan kedekatan secara psikologis menjadi daya tarik khalayak karena

adanya pertalian etnis, agama yang sama antara khalayak dan obyek berita.

Contohnya: berita mengenai tkw (tenaga kerja wanita) asal Indonesia yang dianiaya

atau diperkosa di negara lain, walaupun kejadiannya jauh tetapi karena sama – sama

orang Indonesia maka peristiwa semacam itu dapat menimbulkan gejolak juga yang

terjadi di Palestina dapat menimbulkan gejolak juga di Indonesia karena faktor

agama yang sama dengan mayoritas penduduk Indonesia.

3. Popularitas

Peliputan tentang tokoh, organisasi, tempat dan waktu yang penting dan

terkenal selalu menarik perhatian khalayak. Semakin seorang popular maka ia selalu

menjadi bahan berita yang menarik. Apapun yang dilakukan oleh bintang film,

penyanyi, presiden, menteri, wakil rakyat, atlet, semuanya yang menarik untuk

diberitakan baik yang berkaitan dengan profesinya maupun urusan pribadi.

4. Pertentangan/ Konflik

Hal – hal yang mengungkapkan pertentangan selalu menjadi bahan berita,

peristiwa perang, pemilu, konflik peorangan, konflik antar organisasi, dan lain – lain.

Konflik memiliki nilai berita yang tinggi karena konflik selalu menjadi bagian dari

kehidupan manusia dan berita merupakan peristiwa tentang kehidupan. Yang perlu

menjadi perhatian dalam meliput tentang konflik, seorang wartawan tidak boleh

memihak atau berat sebelah dengan pihak lain, ia tetap harus memberitakan secara

objektif dan netral.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

25

5. Komedi/ Humor

Acara – acara yang menjadi bahan perhatian para khalayak adalah hal – hal

yang menghilangkan kejenuhan. Setelah beraktivitas seharian khalayak pastinya

sangat lelah, dan membutuhkan hiburan untuk pikiran yang jenuh.

6. Seks dan Keindahan

Kedua unsur di atas sifatnya universal dan menarik perhatian khalayak. Tidak

heran jika media massa baik cetak maupun elektronik selalu menyelipkan sesuatu

yang mengandung unsur seks dan keindahan tersebut. Seperti perihal cerita – cerita

romantic, artis/ aktor seksi yang berpenampilan menarik selalu menjadi daya tarik

tersendiri. Dalam media film unsur ini sangat terasa dalam hampir semua jenis film.

7. Bencana dan Kriminal

Hal – hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia seringkali

bisa menimbulkan emosi dan simpati khalayak, misalnya; berita bencana alam,

pembataian, kelaparan, dan lain – lain yang menyangkut keselamatan hidup manusia

menjadi daya tarik khalayak karena keselamatan merupakan prioritas utama manusia.

8. Nostalgia

Hal – hal yang mengungkapkan pengalaman masa lalu. Kenangan seseorang

baik yang berkesan atau yang tidak menyenangkan di masa lalu biasanya selalu

diingat. Acara – acara yang memutar lagu – lagu nostalgia dapat menjadi pelipur lara

bagi khalayak.

9. Human Interest

Menyangkut kehiudupan orang lain terutama terutama yang menyentuh

perasaan, peristiwa yang membangkitkan emosi manusia seperti sedih, lucu,

dramatis, hal – hal yang aneh semuanya menarik jika dilihat dari segi human interest.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

26

2.2.4 Fungsi – Fungsi Komunikasi Massa

Berbicara mengenai fungsi komunikasi massa tidak bisa lepas dari media

massa karena media massa adalah alat untuk menyampaikan pesan dari komunikasi

massa. Dan beberapa fungsi komunikasi massa yang dapat memberikan penjelasan

yang baik dikutip dari para ahli seperti; Dennis McQuail, Harold D. Laswell, Charles

Robert Wright, Jay Black dan Frederick C, Whitney, Onong Uchjana Effendy, John

Vivian, Joseph R. Dominick, berikut penjelasannya : (Vera, 2008:19-25)

1. Informasi

Dimaksudkan fungsi komunikasi ini, komunikasi massa dapat menyediakan

informasi tentang peristiwa yang terdapt di dalam masyarakat, baik nasional, maupun

internasional. Informasi adalah memberitahukan hal – hal yang penting yang terjadi

di seluruh dunia. Fungsi informasi menyangkut berbagai bidang, semua peristiwa

bisa menjadi sumber informasi, dalam media massa bentuknya bermacam – macam

seperti, berita; politik, ekonomi, kesehatan, megapolitan, sosial, budaya, iptek.

2. Pendidikan

Fungsi mendidik dalam komunikasi massa merupakan fungsi yang dilakukan

komunikasi massa dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk berpikir

kritis dan memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ekonomi, politik, hukum,

sosial budaya, termasuk pembinaan moral dan pendidikan budi pekerti. Dalam

menjalankan fungsi media massa biasanya mengemas acara dalam bentuk drama,

artikel, talkshow,dan lain – lain.

3. Hiburan

Dalam menghibur komunikasi massa dimaksudkan bahwa media massa

menyajikan program hiburan bagi masyarakat terutama untuk relaksasi, pengalihan

perhatian, dan meredakan ketegangan sosial.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

27

4. Fungsi meyakinkan

Ada pula hal yang dapat memberikan suatu keyakinan bagi khalayak dari

media massa, seperti :

a) Mengukuhkan Sikap

Menjadikan kepercayaan, sikap, nilai, dan opini seseorang semakin

kuat.

b) Mengubah Sikap

Mengubah sikap seseorang yang netral agar mengikuti kehendak

pihak – pihak tertentu melalui tayangan – tayangan atau tulisan –

tulisan media massa.

c) Menggerakkan

Dilihat dari sudut pandang pemasang iklan, fungsi terpenting dari

media adalah menggerakkan para konsumen untuk bertindak

(membeli), dan menggerakkan penonton/ audiense untuk mengambil

gerakkan yang dicontohkan dari sumber.

d) Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu

Dengan mengungkapkan secara terbuka adanya penyimpangan

tertentu dari suatu norma yang berlaku, media merangsang

masyarakat untuk mengubah situasi, contoh ; tanpa dipublikasikan

skandal bulog gate, brunai gate tidaklah muncul tuntutan masyrakat

yang akhirnya menjatuhkan pemerintahan Gus Dur (alm.)

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

28

e) Menganugerahkan status

Dalam penjelasannya seseorang yang sering ditayangkan di televisi,

dan dimuat di media manapun menjadi begitu penting dan terkenal,

berbeda dengan yang tidak sering masuk di televisi, maka tidak akan

mudah diingat.

5. Fungsi Membius (Narcotizing)

Fungsi ini diperkenalkan pertama kali oleh Paul Lazaefeld dan Robert K.

Merton (dalam Nurudin, 2003). Fungsi ini berarti bahwa apabila media menyajikan

informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil.

Sebagai akibatnya, pemirsa akan tahu penerima terbius kedalam keadaan tidak aktif

seakan – akan berada dalam pengaruh narkotik.

6. Menciptakan rasa kebersamaan

Salah satu fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang menyadarinya

adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok.

7. Fungsi integrasi dan empati

Masyarakat Indonesia yang majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa dengan

kebudayaannya masing – masing. Dengan banyaknya media massa seperti radio, tv,

surat kabar, majalah, dan film menjadi semakin terbuka peluang – peluang untuk

saling mengenal, saling memahami budaya antar berbagai suku bangsa. Dari situlah

akan terjadi perubahan citra (image) di kalangan masyarakat. Jika semula orang dari

suku bangsa tertentu menilai buruk suku bangsa yang lain, maka lambat laun akan

terkikis setelah mereka memahami berbagai hal terutama kebudayaan dari suku

bangsa lainnya.

Media massa dapat juga menjadikan khalayak memiliki rasa empati social

yaitu dipublikasikannya informasi atau cerita tentang kehidupan di daerah tertentu,

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

29

maka masyarakat memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain,

mengindentifikasikan diri dengan orang lain, dan meningkatkan rasa memiliki.

Dengan memunculkan rasa empati dapat membantu menjalankan peran sosial bagi

masyarakat.

8. Transmisi Budaya

Komunikasi massa melestarikan dan mewariskan nilai – nilai social dari

suatu generasi kepada generasi berikutnya. Melalui proses sosialisasi, anggota baru

suatu masyarakat dapat belajar peranan orang lain di dalam masyarakat, sekligus

dapat mengerti posisi social dan menempatkan dirinya secara tepat di dalam

pergaulan sosial. Sebagian dari pengalamannya ini tentunya dapat diperoleh melalui

komunikasi massa yang sarat dengan berbagai informasi tentang berbagai peranan

dan berbagai kegiatan anggota masyarakat.

9. Surveillance (Pengawasan)

Joseph R. Dominick menyatakan pengertian surveillance merujuk kepada

pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian – kejadian yang terjadi di

lingkungan sekitar kita atau dapat dikatakan media massa sebagai alat memonitor apa

yang terjadi di sekitar masyarakatnya. Yang dimaksud pengawasan media yang tidak

dapat dilakukan masyarakat. (Dominick, 1999).

Surveillance dibagi ke dalam dua bagian :

i. Pertama, beware surveillance (pengawasan peringatan), yaitu ketika

media massa menginformasikan tentang ancaman dari bencana alam

(banjir, gunung meletus, gempa bumi, tsunami, dan lainnya), kondisi

efek yang memprihatinkan,tayangan inflasi atau adanya serangan

militer.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

30

ii. Kedua, instrumental surveillance (pengawasan instrumental), yaitu

penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau

dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari – hari, misalnya :

barang – barang kebutuhan pokok sehari – hari sangat berguna bagi

masyarakat, produk – produk baru yang muncul di pasaran,

perkembangan fashion, resep masakan dan sebagainya. (Dominick,

1999)

10. Meningkatkan aktivitas politik

Dengan seringnya seseorang mengkomsumsi media massa baik cetak maupun

elektronik maka pengetahuannya akan bertambah, tak terkecuali di bidang politik,

sehingga dapat meningkatkan kesadaran mereka untuk melakukan aktivitas politik.

Juga sebagai sarana sosialisasi politik. Masyarakat dapat belajar mengenai seluk

beluk politik lewat media massa, serta aktivitas – aktivitas yang berhubungan dengan

politik, contoh : pada saat menjelang pemilu, media massa berfungsi sebagai sarana

pembelajaran kepada masyarakat tentang cara memilih, menyoblos, atau mengenal

kandidat – kandidat yang ikut dalam ajang pemilihan umum tersebut.

2.2.5 Elemen – Elemen Komunikasi Massa

Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi

komunikasi massa, dalam lingkup ringkasan alur elemen komunikasi massa meliputi

komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima).

Dalam komunikasi massa pengirim disebut sebagai source (sumber) atau

komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut audience,

komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Untuk melihat pengertian

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

31

mengenai elemen komunikasi, maka penulis menjabarkannya seperti di bawah ini :

(Nurudin, 2007:95-135)

A. Komunikator

Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator

dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun

lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi

dalam hal ini komunikator berarti gabungan dari berbagai individu dalam sebuah

lembaga media massa.

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam

komunikasi massa. Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) pernah mengemukakan

setidak – tidaknya ada lima karakteristik : 1) daya saing (competitiveness), 2) ukuran

dan kompleksitas (size and complexity), 3) industrialisasi (industrialization), 4)

spesialisasi (specialization), dan 5) perwakilan (representation).

Daya saing ditumbuhkan dari kebijakan yang dikeluarkan komunikator.

Orientasi utamanya adalah agar media massa itu “tidak bangkrut”. Oleh karena itu,

membangun daya saing adalah bagian dari tugas komunikator untuk

merumuskannya. Semua ini dilakukan karena tingkat kompetisi media massa

semakin ketat dari hari ke hari.

Ukuran dan kompleksitas juga menjadi sifat khusus yang melekat pada

komunikator dalam komunikasi massa. Ukuran berhubungan erat dengan jumlah

orang yang dipekerjakan dalam saluran komunikasi massa. Semakin besar media

massa, semakin besar pula jumlah orang yang terlibat di dalamnya. Dalam sebuah

penerbitan buku, misalnya; dibutuhkan editor, penulis naskah, bagian setting, desain

cover, dan distributor. Semua itu menunjukkan jumlah orang yang terlibat tidak

sedikit.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

32

Kompleksitas dan ukuran ini memang ada kaitannya dengan organisasi media

massa. Media massa membutuhkan divisi – divisi. Koran Jawa Pos yang terbit di

Jawa Timur perlu untuk mendistribusikan “kekuasaan” ke anak buah perusahaan.

Ketika sejumlah Koran lokal muncul dan menjadi suplemen Jawa Pos di daerah –

daerah (Radar).

Industrialisasi merupakan salah satu konsekuensi media massa. Media massa

jelas mempekerjakan banyak orang an banyak struktur yang kompleks. Akibatnya,

media ini perlu dikelola seperti halnya industri. Jadi, apa yang terjadi pada

perusahaan koran atau televisi misalnya, sama seperti perusahaan pada umumnya.

Jika di perusahaan umum ada peraturan tentang karyawan, kebijakan pimpinan,

membuat produk tidak jauh berbeda. Inti dari pembahasan di atas mengenai media

massa merupakan industri yang dikelola seperti industri secara umum.

Spesialiasi merupakan tuntutan profesionalisme pengelolaan media massa.

Tanpa spesialisasi, media massa tidak akan bisa mengikuti perkembangan zaman.

Spesialisasi sering mutlak dimiliki komunikator dalam komunikasi massa.

Perwakilan dalam media massa dibutuhkan agar bisa menopang kegiatan

dalam tingkat kehidupan media. Misalnya dibentuknya biro – biro atau koresponden

di luar kota. Semakin besar media massa, fungsi perwakilan menjadi semakin

penting kehadirannya.

Ciri lain yang melekat pada komunikator dalam komunikasi massa tidak

hanya dikelola oleh satu orang. Munculnya spesialisasi, perwakilan, dan

kompleksitas yang melekat pada diri komunikator dalam komunikasi massa adalah

lembaga media yang bersangkutan

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

33

B. Isi

Masing – masing media massa mempunyai kebijakan sendiri – sendiri dalam

pengelolaan isinya. Sebab, masing – masing media melayani masyarakat yang

beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon, Hiebert

(1985) isi media setidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni; 1) berita dan

informasi, 2) analisis dan interpretasi 3) pendidikan dan sosialisasi, 4) hubungan

masyarakat, 5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6) hiburan.

Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media

massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian di

seluruh dunia kepada para audiense-nya. Televisi menyediakan laporan terkini

sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai informasi kejadian di

seluruh dunia kepada penontonnya. Surat kabar menyediakan berbagai bentuk

informasi agar masyarakat memahami dan lebih tahu. Misalnya, sebagai seorang

penggemar sepak bola tentunya menginginkan hasil pertandingan, ulasan dan

kejadian lain yang berhubungan dengan sepak bola yang disajikan pada media

massa.

Isi mengandung peranan yang penting karena menurut Jakob Oetama (2001)

dalam buku “Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus” untuk

menulis berita tidak sekadar berita, perlu ditunjang kemampuan untuk menumbuh

kembangkan semangat dan kegiatan kemanusiaan dalam kegiatan jurnalistik. Berita

tidak sekadar berita, tetapi harus memiliki nilai berita yakni membuat masyarakat

gemar membaca, tergelitik untuk mengetahui lebih lanjut, memperluas cakrawala

yang merangsang kemajuan, memperkuat setia kawan kemanusiaan, dan yang

menggerakkan kemajuan kualitatif manusia.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

34

Ketika media massa dengan informasi dan analisisnya memberikan ilmu

pengetahuan pada masyarakat, secara tidak langsung media sedang memfungsikan

dirinya sebagai seorang pendidik. Media massa saaat itu sedang mendidik

masyarakat. Masyarakat yang sebelumnya tidak tahu perkembangan teknologi

angkasa luar, dengan pemberitaan media massa mereka menjadi lebih tahu. Fungsi

pendidikan ini secara tidak langsung ada kaitannya dengan sosialisasi. Pendidikan itu

sama saja dengan sosialisasi suatu ilmu pengetahuan dari generasi satu ke generasi

selanjutnya.

Isi media bisa menjadi penghubung antarberbagai pihak yang menjadi sasaran

medianya, misalnya keluhan pembaca mengenai swalayan atau tempat perbelanjaan,

di saat itulah pembaca (konsumen) dihubungkan secara tidak langsung dengan

tempat perbelanjaan atau swalayan tersebut.

C. Audience

Audience (Audiense) yang dimaksudkan dalam komunikasi massa sangat

beragam, mulai dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran

atau jurnal ilmiah. Setiap audiense memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam

hal ideologi dan cara berpikir mereka. Misalnya penonton acara “Opera Van Java” di

Trans 7 akan mempunyai komentar yang berlainan terhadap pesan (program acara).

Menurut Hiebert dan kawan – kawan, audiense dalam komunikasi massa

mempunyai lima karakteristik :

1) Audiense cenderung berisi individu – individu yang condong untuk

berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara

mereka.

2) Audiense cenderung besar. Besar di sini berarti tersebar ke berbagai

wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

35

3) Audiense cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan

dan kategori sosial.

4) Audiense cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.

5) Audiense secara fisik dipisahkan dari komunikator. Contoh : ketika

menonton acara “One Stop Football” di Trans 7, audiense A berada di

Bogor, audiense B berada di Jakarta

D. Umpan Balik

Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik

langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan

balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau

ada kemungkinan bisa berbicara langsung, misalnya dalam komunikasi antarpersona

yang melibatkan dua orang atau komunikasi kelompok. Di dalam komunikasi massa

umpan balik biasanya terjadi secara langsung. Artinya, antara komunikator dengan

komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang

memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. Adapula contoh

umpan tidak langsung, misal ; adanya surat pembaca.

Umpan balik merupakan bagan yang direflesikan kepada sumber/ komunikan

setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. Biasanya dalam

menentukan umpan balik yang seperti apa dilihat dari rating program televisi.

E. Gangguan

Dalam gangguan dibagi menjadi 2 :

a) Gangguan Saluran

Gangguan ini disebabkan oleh faktor luar. Misalnya sepanjang

menonton acara televisi atau membaca koran ada dua pasang anak –

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

36

anak yang sedang berkelahi, interupsi orang pada saat membaca koran

atau menonton televisi, serta mendengarkan radio.

Salah satu solusi dalam mengatasi gangguan tersebut adalah

pengulangan acara terhadap saluran, atau pada siaran radio; penyiar

menyebutkan nomor atau suatu informasi dengan berulang – ulang.

Atau dalam meningkatkan gelombang penerima televisi atau

perangkat elektronik media, dan lain halnya.

b) Gangguan Semantik

Semantik diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata

kalimat. Pengertian gangguan semantik yaitu gangguan dalam proses

komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu

sendiri.

Cara yang menarik dalam menarik perhatian audiense dalam

penyisihan gangguan tersebut, yaitu dengan membacakan berita

singkat, jelas dan padat menggunakan metode 5 W + 1 H (biasanya di

awal berita).

Beberapa contoh gangguan semantik, seperti ; salah ucap pada saat

laporan langsung seorang reporter di lapangan tempat kejadian,

ucapan atos dalam bahasa sunda artinya selesai kalau diartikan bahasa

Jawa Tengah dan Jawa Timur berarti keras, dan sebagainya.

F. Gatekeeper

Gatekeeper pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human

Relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata

tersebut merupakan istilah yang berasal dari lapangan sosial, tetapi kemudian

digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi massa. (Nurudin, 2007:118)

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

37

John R. Bittner (1996) mengistilahkan sebagai individu – individu atau

kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi

(massa). Jika diperluas maknanya yaitu orang yang berperan penting dalam media

massa sepertu surat kabar, majalah, televisi, radio, internet. (Nurudin, 2007:119)

Fungsi dari gatekeeper yaitu 1) menyiarkan informasi, 2) membatasi

informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan, 3) memperluas kuantitas

informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan 4) untuk

mengintepretasikan informasi. (Nurudin, 2007:125)

G. Pengatur

Yang dimaksud dengan pengatur dalam media massa adalah mereka yang

secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur

tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi berasal dari luar media, namun

meskipun berada di luar media massa tersebut, mereka mampu untuk mengubah

kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain; pengadilan, pemerintah,

konsumen, organisasi professional, dan kelompok penekan, termasuk narasumber,

dan pengiklan.

Perbedaan pengatur dengan gatekeeper yaitu jika gatekeeper berada di dalam

media (part of the media institution) yang memengaruhi langsung kebijakan media.

Sementara jika pengatur itu di luar media, biasanya masyarakat atau pemerintah

(external agent of the public or government), tetapi secara tidak langsung ikut

memengaruhi kebijakan media. Contoh ; program acara “Campur Sari” yang pernah

ditayangkan di TVRI disponsori oleh Mustika Ratu (Moeryati Soedibyo), secara

tidak langsung acara tersebut akan mengikuti kebijakan dari Mustika Ratu.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

38

H. Filter

Filter adalah kerangka pikir melalui mana audiense menerima pesan. Filter

ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audiense bisa melihat dunia. Dalam kaitannya

hal nyata yang dapat diterima dalam memori tergantung dengan bingkai tersebut.

Ada beberapa filter antara lain; fisik, psikologis, budaya dan yang berkaitan dengan

informasi.

Menurut Hiebert, Ungurait, dan Bohn ada tiga jenis filter : 1) filter psikogis,

2) filter fisik, 3) filter budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja,

sejarah politik). Semua filter tersebut mampu mempengaruhi kuantitas atau kualitas

pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan.

2.3 Media Massa

2.3.1 Pengertian Media Massa

Media massa memiliki pengertian yaitu alat atau media penyampai pesan dari

proses komunikasi massa. Namun penulis mencatat beberapa definisi dari para ahli

yang sesuai dengan pengembangan dari bahasa karya ilmiah ini, berikut

penjabarannya : (Vera, 2008:8-9)

a) Menurut Kurniawan Junaedhie :

Media massa merupakan saluran yang digunakan oleh jurnalistik atau

komunikasi massa. Tujuannya, memanfaatkan kemampuan teknik dari media

tersebut, sehingga dapat mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada

saat yang sama. Media massa dibagi menjadi dua menurut sifatnya, media

massa tercetak dan media massa elektronik. (1991)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

39

b) Menurut J. B. Wahyudi :

Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan, pernyataan,

informasi yang bersifat umu, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif

besar, tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembagakan,

perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama yaitu pesan dari media massa

yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat

itu. (1991)

Media massa harus diterbitkan secara periodik, atau siarannya secara

periodik, isi pesan harus bersifat umum, menyangkut semua permasalahan,

mengutamakan aktualitas dan disajikan berkesinambungan. Termasuk dalam

golongan ini adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.

Jadi, dasarnya media massa adalah alat yang digunakan dalam

menyampaikan pesan – pesan dalam komunikasi massa.

2.4 Televisi

2.4.1 Pengertian Televisi

Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang

diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. (Muda, 2008)

Definisi televisi adalah sesuatu media telekomunikasi populer yang dipakai

untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom

(hitam putih) ataupun warna, umumnya dilengkapi oleh suara. Televisi juga bisa

diartikan menjadi kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata

televisi adalah paduan dari kata tele ( τ ;ῆ ;λ ;ε ;, “jauh” ) dari bahasa yunani dan

visio (penglihatan) dari bahasa latin. (aietama, 2012)

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

40

Televisi adalah sistem elektronik yang dapat mengirim gambar diam dan

gambar hidup bersamaan dengan suara melalui kabel atau jaringan ruang. Sistem ini

memakai peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke di dalam gelombang

elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang bisa dilihat dan

suaranya yang didengar. ( soerjokanto, 2003:24 ).

Hingga televisi bisa diartikan menjadi telekomunikasi yang bisa dilihat dari

jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, sebab penemuan

ini dapat mengubah peradaban dunia. Di indonesia televisi disebut dalam bahasa

yang tidak formal yakni ; tv, tivi, teve atau tipi.

Peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman

yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian

disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut

melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris.

Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat,

sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah – olah tidak ada batas antara satu

negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk

memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang

informasi. Peristiwa yang terjadi di daratan Eropa atau Amerika atau Rusia, pada saat

yang sama dapat pula diketahui di negara – negara lain dan sebaliknya, melalui

bantuan satelit mampu memultipancarkan siarannya ke berbagai penjuru dunia tanpa

ada hambatan geografis yang berarti.

Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir tahun 1930-an telah menjadi di

antara alat penerima komunikasi utama di dalam tempat tinggal, perdagangan dan

institusi, terutama sumber hiburan dan berita. Sejak 1970-an, kemunculan video tape,

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

41

kepingan laser (laser disc), dvd dan kini teknologi blu-ray juga menjadikan kotak

televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman.

Meskipun ada pula manfaat televisi yang lain, tetapi manfaat yang sangat

utama yaitu penyiaran televisi yang menyamai sistem penyiaran radio saat dibangun

pada tahun 1920-an, memakai pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk

menyiarkan gelombang televisi ke penerima tv. Penyiaran tv umumnya disebarkan

melalui pancaran radio di dalam saluran - saluran yang ditetapkan di dalam jalur

frekuensi 54 - 890 megahertz.

Gelombang tv juga kini dipancarkan dengan suara stereo di banyak negara.

Siaran tv awal mulanya direkam dan dipancarkan di dalam bentuk gelombang

analog, namun kebelakangan ini perusahaan siaran publik (pemerintah) ataupun

swasta kini berpindah ke teknologi televisi digital.

Di dalam kotak televisi umumnya terdiri dari berbagai macam sirkuit

elektronik yang ada didalamnya, seperti jaringan penerima dan penangkap

gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tanpa penerina umumnya

disebut monitor, bukan televisi. Sesuatu sistem televisi bisa memakai berbagai

pemakaian teknologi layaknya analog (pal, ntsc, secam), digital (dvb, atsc, isdb,

dsb.) maupun definisi tinggi (hdtv).

Sistem televisi juga dipakai untuk mengamati satu peristiwa, pengontrolan

proses industri, dan panduan pemakaian senjata, di tempat-tempat yang umumnya

sangat berbahaya untuk jangkauan jarak dekat.

Adapula televisi amatir (ham tv atau atv) juga dipakai orang awam untuk

aktivitas eksperimen, acara kegembiraan dan perhormatan di bawah pengendalian

radio amatir. Stasiun tv amatir sempat dipakai pada lokasi perkotaan sebelum saat

kemunculan stasiun tv komersial.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

42

2.4.2 Program Televisi

Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun

televisi yang bersangkutan. Di Amerika sebuah stasiun televisi tidak memproduksi

televisi sendiri semua program siarannya. Mereka (Amerika) hanya membeli atau

memesan dari production company, jika dibandingkan dengan istilah yang dikenal di

Indonesia yaitu production house. Asumsi orang dalam bidang pertelevisian

melakukan tindakan tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak. (Muda,

2008:7)

Stasiun televisi dapat memilih program yang menarik dan memiliki nilai jual

kepada pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih

keuntungan dari produksinya. Jika dibandingkan dengan yang dilakukan di negeri

Paman Sam hanyalah terbatas pada produksi berita dan event olah raga.

Masa kini dunia pertelevisian di Indonesia sudah mulai mengikuti jejak

perkembangan di Amerika, khususnya garapan untuk sinetron, kuis, dan beberapa

acara hiburan lainnya. Dengan cara tersebut didasari oleh pertimbangan untung dan

rugi dari bisnis yang dilakukan.

Berbeda dengan TVRI sebagai stasiun televisi milik pemerintah membuat

tayangan dari stasiun televisi tersebut (TVRI selaku production company). Di dalam

pertelevisian memang seharusnya ada perbedaan fungsi yang dinamakan

broadcasting company dan production company. (Muda, 2008:8)

Jika tidak ada pemisahan yang baik atau dengan kata lain adanya fungsi

rangkap maka hal negatif akan timbul, seperti kesulitan dalam melakukan kontrol

tayangan, alasannya sisi psikologis yang timbul dalam pembentukan programnya.

Dalam contohnya ; pengarah acara yang biasa di lapangan untuk memproduksi

sebuah acara tertentu, lalu pada hari siaran tersebut secara kebetulan ia pula Yang

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

43

bertanggung jawab. Jadi dalam sisi psikologis ia tentu cukup puas terhadap hasil

produksinya, lalu kecenderungannya sang pengarah acara tersebut sulit atau tidak

mengkehendaki kritik lantaran ia yang memproduksi dan menyiarkan pula.

2.4.3 Jenis Program Televisi

Pada umumnya isi program siaran di televisi meliputi berbagai acara, namun

acara yang terdapat pada bagian bawah ini tidak bisa menjadi patokan secara luas

untuk semua program stasiun televisi, karena tergantung dari tingkat kebutuhan

stasiun televisi, kebijakan pemilik, dan sebagainya. (Muda, 2008)

a) Laporan Berita (News Reporting)

Berisikan acara program peliputan berita yang sarat dengan fakta yang

akurat, tajam, objektif, aktual, dan terpercaya dengan pemberitaan yang

meliputi politik, hukum, keamanan, ekonomi, teknologi, sosial, budaya.

b) Talk Show

Program yang mengandung hal – hal interaktif, atau dialog di mana

broadcasting televisi menghadirkan tokoh masyarakat, tokoh politik,

kesehatan, ekonomi, hukum, dan sebagainya yang berkaitan dengan tema

acara yang disajikan. Contoh : tema “Susu Tercemar” di Metro TV

menghadirkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, “Pilgub DKI Jakarta”

dengan mendatangkan kelima calon gubernur untuk berdialog membicarakan

program perencanaan pemerintah mereka, dan sebagainya.

c) Call-in Show

Program yang memberikan kesempatan bagi audiense secara langsung untuk

menelpon ke acara tersebut guna membicarakan tema yang disajikan, contoh

: “Suara Anda” di Metro TV

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

44

d) Dokumenter

Berisi acara mengenai rekaman jejak sejarah suatu legenda, situs, tempat

wisata, dan lainnya. Contoh : “Travelista” di Metro TV

e) Majalah atau Tabloid

Bermuatan tentang khasanah suatu daerah dengan kemasan cantik dan apik

di mana menggambarkan potensi pariwisata, budaya, kuliner, kehidupan

masyarakat, dan adat istiadat masyarakat setempat. Atau berisikan mengenai

kemasan – kemasan yang bervariasi (tergantung dari tema yang diangkat).

f) Advertising

Tayangan yang berisikan muatan yang mendidik, lucu, hiburan, dan

terkadang memberikan situasi kritik mengenai suatu hal yang berkembang di

masyarakat. Di program ini ide kreatif dari tim kreatif suatu rumah produksi

atau stasiun televisi tersebut diuji.

g) Education/ Instructional

Program untuk memberikan pembelajaran, pengarahan, perbaikan, informasi

yang berguna dalam mewujudkan tujuan negara, atau kebijakan dari

organisasi baik dalam media massa maupun pemerintahan.

h) Art & Culture

Acara yang disajikan mengenai kebudayaan suatu adat di masyarakat

tertentu, atau membahas segala kejadian yang menjadi trend baik di dalam

negeri maupun luar negeri.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

45

i) Music

Program televisi yang menyajikan hiburan bagi penonton berupa konser,

akustik di dalam maupun di luar studio, dan lainnya. Dalam acara ini sering

kali digunakan ajang pemasaran bagi grup musik baru, solo, duet, band,

maupun orang – orang yang memiliki visi dan misi di bidang musik.

j) Soap Opera/ Sinetron/ Drama

Suatu penyajian program televisi dengan memberikan hiburan yang berisikan

kisah sedih, senang, cinta, dan sebagainya dalam kehidupan yang

dikembangkan sesuai tema yang ingin disajikan oleh Sutradara, produser,

siapapun yang berkecimpung dalam bidang tersebut.

k) Film Televisi/ TV Movies

Program yang disajikan dengan memberikan tayangan film yang pernah

tayang di bioskop, atau buatan dari stasiun televisi itu sendiri.

l) Game Show/ Kuis

Acara yang disiarkan di televisi melibatkan sponsor di dalamnya.

m) Lawak/ Komedi/ Situasi Komedi

Suatu bentuk situasi program di televisi yang menyajikan segala hal yang

lucu dan memberikan hiburan yang berlebih, tampilan tempat yang disajikan

biasanya di panggung (ketoprak), sketsa, klip, sinetron, stand up comedy.

n) Variety Show

Program ini lebih banyak bermuatan musik, lawak, dan kuis; contoh : acara

program yang diselenggarakan di Indosiar (“Gebyar BCA”), Trans TV

(“Extravaganza”), dan lainnya.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

46

2.4.4 Program Berita Televisi

Bentuk program berita televisi memiliki beberapa bentuk, sebagai berikut :

(Arifin, 2010:74-77)

1) Writing news, berita tulis yang berupa adlips, spot news, yaitu berita pendek

dari media lain atau berita yang ditulis ulang, bisa berupa liputan reporter

yang naskah diproduksi kembali di studio.

2) News with insert, berita sisipan yaitu berita yang dilengkapi dengan sisipan

suara narasumber.

3) News feature yaitu berita atau laporan jurnalistik panjang yang lebih bersifat

human interest.

4) Phone in news yaitu berita yang disajikan langsung reporter via telepon dan

bersifat interaktif lebih khususnya pada reporter dan penyiarnya.

5) News bulletin (buletin berita) adalah gabungan beberapa berita pendek yang

disajikan dalam satu blok waktu.

6) News interview yaitu berita yang bersifat interaktif, sedapat mungkin ada

keterlibatan dengan khalayak, misalnya wawancara masyarakat sebagai

subyek pelapor yang dapat terpercaya.

7) Hard news adalah berita yang baru saja terjadi atau laporan yang saat

peristiwa tersebut terjadi masih hangat dibicarakan oleh masyarakat.

8) Soft news yaitu berita lanjutan laporan peristiwa (infotainment) yang tidak

terikat oleh waktu lebih menekan pada aspek human interest, perilaku dan

tempat – tempat yang bisa mempengaruhi banyak orang.

9) Indepth news (berita mendalam) lebih dari pada paparan fakta kepermukaan,

biasanya dikemas dalam format feature akan tetapi bisa juga dalam berita

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

47

sisipan, dengan syarat penekanan isinya terletak pada proses pendalaman

kasus atau tinjauan aspek dalam suatu peristiwa.

10) Breaking news adalah berita penting dan sangat banyak dibicarakan orang

yang sedang terjadi dan berita ini biasanya berkesinambungan dengan berita

yang akan datang, berita diulang dalam satu jam sekali.

11) Berita varia adalah beraneka ragam, seperti pada satu program acara berita di

RRI yaitu berita “Nusantara” ini menggambarkan suatu berita yang beraneka

ragam tentang peristiwa di beberapa daerah di wilayah Indonesia khusunya

setiap hari.

12) Straight news adalah berita yang bersifat langsung pada saat ada peristiwa

.terjadi.

13) Opinion news adalah berita opini tanggapan dari banyak khalayak.

14) Investigative news yaitu berita yang mengandung kontroversi serta dapat

merugikan masyarakat luas serta memerlukan tanggung jawab moral dan

memerlukan waktu yang panjang dan penuh kehati – hatian, keuletan,

mengandung tantangan.

15) News culture yaitu suatu pemberitaan tentang khasana dan peristiwa budaya.

16) Kalederscope news (berita akhir tahun) yang merupakan kumpulan dari

berita – berita, ekonomi, politik, sosial, budaya dalam periode satu tahun

yang disiarkan pada akhir penutupan tahun, untuk menengok peristiwa di

masa lalu (flashback), serta menjadikan pembelajaran dan evaluasi di masa

depan.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

48

2.5 Berita

2.5.1 Pengertian Berita

Beberapa pengertian dari berbagai sumber mengenai berita : (Muda, 2008:21-22)

a) Menurut Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul “News

Writings” yang kemudian dikuip oleh George Fox Mott (New Survey

Journalism) meyatakan “berita dapat didefinisikan sebagai fakta yang akurat

atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”.

b) Mitchel V. Charnley dalam bukunya “Reporting” edisi III (Holt-Reinhart &

Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan bahwa “berita adalah

laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik

atau hal penting atau kedua – duanya bagi masyarakat luas”.

2.5.2 Nilai Berita

Dalam berita memiliki batasan dalam pertimbangan reporter atau wartawan

untuk tidak sekadar menulis apa yang ia lihat, alasannya tentu agar berita tersebut

menjadi menarik untuk dibaca, didengar, atau ditonton, karena berita sesungguhnya

memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu dan lainnya. Nilai berita tersebut

bergantung kepada pertimbangan sebagai berikut : (Muda,2008:29-40)

a) Waktu (Timeliness)

Waktu di sini mengandung pengertian, segala sesuatu kejadian atau peristiwa,

semakin dekat atau cepat dengan waktunya, akan lebih menarik perhatian,

dibandingkan dengan waktunya, akan lebih menarik perhatian, dibanding

dengan waktu yang lampau atau basi. Semakin dekat dengan waktu aktual,

nilai menariknya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin jauh dengan waktu

kejadiannya, maka akan semakin kurang menarik perhatian pembaca. Oleh

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

49

karena itu setiap wartawan/ jurnalis/ reporter harus selalu mempunyai naluri

menulis dan mengirimkan beritanya yang tercepat. Mereka seolah-olah

bersaing dengan wartawan yang satu dengan yang lain.

b) Kedekatan (Proximity)

Nilai berita berupa kedekatan disini, merupakan letak tempat atau kejadian,

dekat dengan pembaca dan kedekatan keperluan atau kepentingan pembaca.

Pembaca surat kabar/majalah akan lebih tertarik membaca berita-berita yang

ada kedekatan dengannya. Begitu pula jika keperluan pembaca juga dekat

dengan apa yang diberitakan, maka ia akan lebih tertarik.

c) Prominence

Prominence artinya orang yang terkemuka. Semakin orang terkenal, maka

semakin mudah untuk menjadikannya bahan berita. Mereka itu biasanya

berasal dari kalangan seperti politik, tokoh agama, seniman, ataupun tokoh

militer. Contoh : orang di Jakarta saat ini siapa yang tak mengenal Joko

Widodo (Jokowi), setiap Jokowi melakukan blusukan ke berbagai tempat

selalu saja menjadi bahan berita dan pencarian wartawan.

d) Konsekuensi/ Consequence

Pertimbangan yang keempat adalah konsekuensi atau akibat. Pengertiannya

yaitu segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain – lain

yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak,

merupakan bahan materi berita yang menarik. Contoh : pemakaian nuklir di

negara Iran, banyak dampak yang diisukan akan terjadi jika penggunaan

nuklir berlebihan, baik itu kesehatan, maupun kerusakan infrastruktur. Oleh

karena dampak yang merugikan banyak maka sering kali menjadi bahan

peliputan.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

50

e) Pertentangan (Conflict)

Suatu kejadian atau hal-hal yang berbau atau mengandung

konflik/pertentangan akan menarik perhatian. Apalagi jika yang terlihat

dalam konflik tersebut orang-orang penting, cendekiawan, tokoh masyarakat,

politikus dan sebagainya. Untuk memperoleh berita yang bagus, wartawan

bisa memperoleh berita yang benar-benar menarik perhatian pembaca dari

sektor atau unsur pertentangan itu. Demikian pula

hal yang dipertentangkan nantinya akan mempengaruhi kehidupan orang

banyak, atau perubahan tata nilai yang berarti bagi suatu kehidupan manusia,

maka akan mengandung atensi atau perhatian pembaca.

f) Pembangunan (Development)

Pembangunan merupakan materi berita yang cukup menarik apabila reporter

yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik. Materi berita yang

dipertimbangkan tentunya mengenai keberhasilan ataupun kegagalan yang

terjadi pada saat pembangunan, baik di dalam maupun luar negeri. Misal :

pembuatan jembatan Selat Sunda masih dipertanyakan sampai sekarang dan

masih menjadi perhatian bagi media.

g) Bencana dan Kriminal (Dissaster & Crimes)

Dua peristiwa ini merupakan salah satu yang menjadi daya tarik bagi

audiense atau penonton. Berita – berita mengenai gempa bumi, tsunami, dan

bencana lainnya, termasuk kriminal menjadi sorotan karena menyangkut

masalah keselamatan manusia, dan kebutuhan utama manusia.

h) Cuaca (Weather)

Di Indonesia memang tidak terlalu nampak peliputan mengenai cuaca, namun

jika dibandingkan dengan luar Indonesia maka akan membutuhkan informasi

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

51

mengenai cuaca. Seperti halnya di Amerika Serikat terdapat saluran televisi

kabel yang menyiarkan cuaca secara terus menerus selama 24 jam, yaitu The

Weather Channel (TWC).

i) Olah Raga (Sport)

Pertimbangan mengenai bidang olah raga sudah lama memiliki daya tarik,

seperti negara – negara maju (Amerika, Eropa) sudah sering menanyangkan

acara olah raga, seperti NBA di Amerika, sepak bola di liga Inggris. Tidak

kalah juga dengan di Indonesia yang notabene terkenal akan jenis olah raga

badminton dan sepak bola sering menyiarkan pertandingan tersebut secara

langsung.

Untuk memberikan informasi yang baik, menarik dan akurat, penyiar dan

reporter khusus olah raga disiapkan dengan spesialisasi di bidang olah raga

ini.

j) Human Interest

Kisah – kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih,

senang, susah, dramatis, aneh, dan ironis merupakan peristiwa menarik dari

segi human interest. Oleh karena itu human interest adalah berita – berita

yang dapat menyentuh perasaan, pendapat, dan pikiran manusia. Objeknya

bisa berupa manusia sendiri, hewan, atau benda lainnya.

Dalam kisah human interest di televisi lebih menarik dibandingkan dengan

media lain, karena dapat memperlihatkan objek penderitanya (peran yang

mengalami) dengan jelas, serta audiense dapat langsung merasakannya.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

52

2.5.3 Jenis Berita

Dalam berita, terbagi menjadi beberapa topik atau persoalan,antara lain:

(Barus, 2010)

a. Politik : berita yang menyangkut kegiatan politik atau peristiwa di

sekitar masalah-masalah ketatanegaraan dan segala hal yang berhubungan

dengan urusan pemerintahan dan negara.

b. Ekonomi : berita yang mencakup aspek perdagangan, finansial,

perindustrian, pertambangan, perbankan, tenaga kerja, dunia usaha, valuta

asing, dan pasar modal.

c. Hukum dan Peradilan : pada surat kabar biasanya muncul

perbincangan dan polemik tentang keabsahan produk hukum, penilaian

tentang kualifikasi, dedikasi, loyalitas, dan komitmen para penegak

hukum.

d. Kriminal : berita mengenai peristiwa perampokan, pemerkosaan,

pembunuhan, pembajakan, terorisme, atau narkoba.

e. Kecelakaan : mencakup bencana alam, kecelakaan lalu lintas,

kebakaran, dll.

f. Seni dan Budaya : mencakup pagelaran kesenian, pertunjukan

drama, diskusi seni dan budaya, dsb.

g. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi : berkaitan dengan penemuan-

penemuan baru, inovasi, teori baru, hasil survei, laporan hasil penelitian,

laporan pidato ilmiah seorang profesor, dll.

h. Olahraga : berita mengenai kegiatan olahraga yang ada.

i. Berita lainnya : berita menarik yang lebih kepada human interest.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

53

2.6 Proses Produksi Program Televisi

Suatu program dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak

peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri

terdiri atas tiga bagian utama; yaitu: (Morissan, 2008:270-271)

1. Tahap Pra Produksi atau Perencanaan

Kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan

pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini

terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan

pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat

ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas

merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan

diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang

akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai.

2. Tahap Produksi

Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain

penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan skrip/scenario,

storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar,

production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan

perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi.

Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di atas kertas

dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai

alasan, misalnya pengambilan gambar tertunda karena hujan atau alasan

teknis lainnya. Maka dalam perencanaan pembiayaan perlu ditambahkan

dana untuk biaya tak terduga, pemain cadangan dan sebagainya. Kegiatan

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

54

pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio.

Proses pengambilan gambar (shooting) bisa dilakukan secara langsung

pada saat program televisi disiarkan (live), namun pengambilan gambar

juga bisa dilakukan dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang

setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat

kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali.

3. Tahap Pasca Produksi

Kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan

selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali.Kegiatan yang termasuk

dalam tahap pasca produksi adalah penyuntingan (editing), memberi

ilustrasi, musik, efek, evaluasi dan lain-lain.

2.7 Gatekeeper

Gatekeeper memiliki istilah “individu – individu atau kelompok orang yang

memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa)”. Jika diperluas

maknanya yang disebut dengan gatekeeper adalah orang yang berperan penting

dalam media massa, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video

tape,compact disk dan buku. (John R. Bittner, 1996 dikutip dari penulis Nurudin,

2007:118)

Penjaga gawang (gate keeper): seorang gatekeeper adalah orang yang dengan

memilih, mengubah, dan menolak pesan dapat mempengaruhi aliran informasi

kepada seseorang atau sekelompok orang. Gatekeeper dalam media massa terdiri dari

penerbit majalah, editor surat kabar, manager stasiun radio siaran, produser berita

televisi, produser film, dan lain – lain (Vera, 2008). Variabel – variable yang

menentukan keputusan penjaga gawang yaitu :

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

55

a) Ekonomi : media hanya membuat acara/ memuat berita sesuai dengan

keinginan konsumen agar tidak gulung tikar.

b) Pembatasan legal : UU yang mengatur suatu penyiaran/ penerbitan.

Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Periklanan, dan lain-lain.

c) Batas waktu/ deadline :berhubungan dengan aktualitas berita. Karena

sesuai dengan ciri dari komunikasi massa maka informasi yang

kadaluarsa tentu sudah tidak menarik lagi untuk disebarluaskan.

d) Etika : berhubungan dengan moral dan etika.

e) Kompetisi : persaingan dengan media lain dapat menjadi

pertimbangan dalam menentukan berita mana yang layak dimuat.

f) Nilai berita : insentias suatu berita dibandingkan dengan berita –

berita lain yang tersedia.

g) Reaksi terhadap feedback : apakah informasi yang disampaikan

kepada khalayak nantinya akan menimbulkan gejolak atau

menyinggung sekelompok orang atau golongan tertentu.

Semua saluran media massa memiliki sejumlah gatekeeper. Mereka

memainkan peran dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan atau

mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebarkan.

Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu

gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi yang lain.

Gatekeeper itu sedemikian penting sehingga menjadi ciri dalam komunikasi

massa karena sebagaimana kita ketahui, bahan-bahan, peristiwa atau data yang

menjadi bahan mentah pesan yang akan disiarkan media massa itu beragam dan

sangat banyak. Tentu tidak semua akan disiarkan media massa itu. Di sinilah perlu

ada pemilahan, pemilihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

56

Misalnya, televisi sangat berkepentingan untuk melihat gerak isyarat dari para

kandidat calon presiden ketika melakukan kampanye. Sementara pihak media cetak

hanya bisa menceritakannya, atau didukung oleh foto, tetapi tidak semua bisa

diambil. Media cetak perlu memilih mana gerak yang paling menarik. Perbedaan

demikian akan mempengaruhi pesan-pesan yang disebarkan.

Fungsi dari gatekeeper yaitu : 1) memilah/ menyeleksi informasi untuk

disiarkan; 2) untuk membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan;

3) untuk memperluas kuntitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan

lain; dan 4) untuk mengintepretasikan informasi (John R. Bittner, 1996) yang dikutip

dari Nurudin (2007:125).

Ray Eldon Hiebert (1985) mencoba menguraikan perbedaan antara

komunikator dengan gatekeeper (dalam media massa), yakni seseorang yang

menciptakan atau membuat sesuatu disebut sebagai komunikator, sedangkan jika

seseorang mengevaluasi ciptaan orang lain ia adalah gatekeeper. Jadi, individu yang

sama bisa jadi mempunyai dua fungsi, sebagai komunikator dan sebagai gatekeeper

dalam waktu yang sama. (Nurudin, 2007:119).

Gatekeeper mempunyai efek potensial di dalam proses komunikasi massa,

khususnya jika media yang seharusnya milik masyarakat itu dikontrol dan

dikendalikan oleh kekuatan “elite minoritas” dengan melarang hak publik untuk

mengetahui. Misalnya, “elite minoritas” itu adalah pemilik modal. Pemilik modal

berharap apa yang disiarkan sesuai dengan kebijakannya.

Gatekeeper selalu memilih berita dengan selektif, aktual dan objektif.

Tindakan tersebut dinamakan gatekeeping, atau dalam istilahnya secara luas telah

digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan di mana seleksi dibuat dalam

kerja media, terutama keputusan mengenai apakah diboleh atau tidak sebuah laporan

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

57

berita tertentu melewati ‘pintu’ media berita ke dalam saluran berita. (Reese dan

Ballinger, 2001) yang dikutip dari McQuail bagian 2 (2011:43).

Selalu yang dilakukan dalam gatekeeping mencakup memberikan penekanan

materi berita tertentu (isi materi berita), memilih fakta dengan beberapa

pertimbangan, menyeleksi berita, menambahkan berita, serta penapisan informasi.

Manheim (1998) mengelompokkan pengumpulan berita jurnalistik

berdasarkan dua jenis dominan dan dua jenis subside. Jenis pertama adalah

‘pemburu-pengumpul’, merujuk pada sekumpulan fenomena yang terlihat sebagai

berita potensial, dan bahwa ‘kultivasi’yang merujuk pada sistem yang ‘berirama’

bagi kumpulan berita yang terencana dan penggunaan yang cerdas atas sumber yang

akrab. Hal ini membutuhkan aktivitas positif. Dua jenis yang lain relative jarang dan

merujuk pada jurnalisme ‘investigasi’ dan ‘komersial’, tetapi jenis ini juga

berdasarkan asumsi berita terjadi secara natural. (McQuail, 2011)

Josep A. Devito (1997) menggambarkan proses gatekeeping, sebagai berikut :

Gambar 2.1 Skema Gatekeeper (Joseph A. Devito, 1997)

Skema di atas menjelaskan pesan-pesan (M1, M2, M3) diterima oleh

gatekeeper dari berbagai sumber yang berbeda (S1, S2, S3). Dalam hal ini pesan

diseleksi oleh gatekeeper. Selanjutnya gatekeeper selektif menyampaikan pesan-

pesan tersebut (MA, MB, MC) kepada komunikan yang berbeda (R1, R2, R3). Aspek

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

58

terpenting yang harus diperhatikan melelui proses ini adalah bahwa pesan-pesan

yang diterima gatekeepers (M1, M2, M3) tidak sama dengan pesan-pesan yang

dikirim oleh gatekeepers (MA, MB, MC). (Nurudin, 2007)

2.8 Hirarki Pengaruh

Isi pesan media sangat dipengaruhi oleh berbagai pengaruh internal dan

eksternal yang dialami media masa sebagai organisasi. Pengaruh yang diberikan

media kepada masyarakat atau sebaliknya sangat bergantung pada bagaimana media

bekerja. Dalam hal ini McQuail (2000) menyatakan :

“Only by knowing how the media themselves operate can we understand how

society influences the media and vice versa” ( Hanya dengan mengetahui

bagaimana media bekerja, maka kita dapat memahami bagaimana masyarakat

mempengaruhi media atau sebaliknya). (Morissan, 2008)

Jika pada masa lalu, media massa cenderung disalahkan karena efek yang

ditimbulkannya atau objektivitas beritanya yang diragukan, maka dewasa ini muncul

pengertian yang lebih baik terhadap media massa. Secara bertahap perhatian juga

diberikan pada isi media massa yang bersifat nonberita seperti drama, musik, dan

hiburan.

Organisasi media, di mana isi pesan media dibuat, memiliki peran penting

sebagai penghubung dalam proses mediasi yang digunakan masyrakat untuk

membahas dan mengembangkan dirinya. Kekuatan yang memengaruhi isi media

massa mencakup beberapa faktor, seperti proses globalisasi, konglomerasi, dan

fragmentasi media serta munculnya teknologi dalam distribusi isi media dengan

munculnya televisi kabel, jaringan satelit, dan jaringan telekomunikasi. Faktor –

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

59

faktor struktural media misalnya, ukuran media, bentuk kepemilikan dan bagaimana

fungsi media dalam industri informasi dan hiburan memiliki konsekuensi langsung

terhadap perilaku media. Dalam hal ini ‘perilaku’ mengacu pada segala kegiatan

sistematis yang akan memengaruhi tindakan atau kinerja yang terkait dengan jenis

dan jumlah isi media yang dihasilkan dan ditawarkan kepada khalayak. Perlu melihat

pula tidak hanya faktor – faktor internal media tetapi juga pada hubungan media

dengan organisasi lainnya dan juga masyarakat secara keseluruhan sebagaimana

dikemukakan oleh McQuail : (Morissan, 2008)

“Structural features (for instance, size, forms of ownership and media-

industrial function) can be seen as as having direct consequences for the

conduct of particular media organizations. Conduct refers to all the

systematic activities that in turn affect performance, in the sense of the type

and relatice amount of media content produced and offered to audiences.

[Faktor struktural (misalnya, ukuran, bentuk kepemilikan dan fungsi industri

media) memiliki konsekuensi langsung terhadap perilaku organisasi media.

Perilaku mengacu pada segala kegiatan sistematis yang mempengaruhi

tindakan/ kinerja yang terkait dengan jenis dan jumlah isi media yang

dihasilkan dan ditawarkan kepada audien].

Dalam memahami produksi media secara logis dapat menggunakan suatu

kerangka kerja analisis yang dinamakan level analisis, analisis ini dapat membantu

mengindentifikasikan berbagai tahapan pekerjaan dan interaksi atau hubungan di

antara unit atau bagian organisasi media, atau hubungan antarmedia dan hubungan

antara industri media dan dunia di luarnya.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

60

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dihubungkan dengan penjelasan dari

Dimmick dan Coit (1982), yang menjelaskan suatu hirarki yang terdiri atas sejumlah

level atau tingkatan di mana pada setiap level terdapat organisasi atau individu yang

memberikan pengaruhnya pada media massa, yaitu : (Morissan, 2008)

1. Suprasional (lembaga regulasi internasional atau perusahaan

multinasional).

2. Pemerintah (termasuk berbagai lembaga sosial nasional).

3. Masyarakat (termasuk partai politik).

4. Industri media (perusahaan media pesaing, pemasang iklan).

5. Supra-organisasi (rantai bisnis dan konglomerasi).

6. Komunitas (kota, bisnis lokal).

7. Intra-organisasi (kelompok atau departemen dalam organisasi).

8. Individu (peran, latar belakang sosial, sikap pribadi, jenis kelamin, etnis).

McQuail mengajukan suatu hirarki yang terdiri atas lima level atau tingkatan

dimulai dari internasional sebagai level tertinggi hingga individu/ peran sebagai level

terendah. Level yang tinggi memberikan pengaruh yang lebih kuat dibandingkan

dengan level terendah : (Morissan, 2008)

1. Internasional.

2. Masyarakat.

3. Medium/ industri/ institusi.

4. Organisasi

5. Individu/ peran (komunikator massa).

Menurut McQuail, kelima level tersebut dalam realitasnya tidak mesti harus

terwujud dalam susunan yang persis sama, namun model tersebut lebih berfungsi

menjelaskan atau menunjukkan suatu tinjauan terhadap media massa berdasarkan

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

61

perspektif sosial-sentris yang berpandangan bahwa media bergantung pada

masyrakat. Model ini juga dapat dilihat sebagai gambaran adanya keseimbangan

kekuatan yang bersifat umum.

Shoemaker dan Reese (1991), mengemukakan lima hipotesis mengenai faktor

– faktor yang berpengaruh terhadap isi media massa melalui pernyataannya, yaitu :

(Morissan, 2008)

1) Isi media mencerminkan realitas sosial (media massa sebagai cermin

masyarakat).

2) Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap para pekerja media atau

disebut juga dengan ‘pendekatan yang berpusat pada diri komunikator’

(communicator centred approach).

3) Isi media dipengaruhi oleh rutinitas organisasi media.

4) Isi media dipengaruhi oleh berbagai lembaga dan kekuatan sosial.

5) Isi media merupakan fungsi ideologi dan upaya untuk mempertahankan

status quo (pendekatan hegemonik).

Gerbner (1969) menggambarkan komunikator massa bekerja di bawah

tekanan yang berasal dari berbagai ‘peran kekuatan’ (power roles) termasuk klien

(pemasang iklan), pesaing (dari media lain), pihak berwenang (khususnya terkait

dengan hukum dan politik), para ahli, lembaga lainnya dan audien. Gebner

menyatakan bahwa: (Morissan, 2008)

“Walau secara analisis berbeda, namun jelas peran kekuasaan dan jenis

pengaruh dalam realitasnya tidak terpisah dan terisolasi. Sebaliknya, mereka

sering kali bergabung, tumpang-tindih, dan saling menembus. Akumulasi

peran kekuasaan dan kemungkinan adanya pengaruh menjadikan organisasi

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

62

media tertentu memiliki posisi dominan dalam komunikasi massa di

masyarakat.”

Berdasarkan gagasan tersebut dan juga berdasarkan berbagai riset yang telah

dilakukan, McQuail mengajukan skema yang berlaku umum di semua media yang

menjelaskan berbagai kekuatan yang memengaruhi organisasi media dan pada

akhirnya memengaruhi isi media. Terdiri dari tiga pihak yang memiliki pengaruh

paling besar dalam organisasi media massa, yaitu :

1. Pihak manajemen.

2. Profesional media.

3. Pendukung teknik atau teknologi.

Ketiga pihak tersebut berada di tengah medan pertarungan di mana mereka

harus membuat keputusan di tengah berbagai hambatan, batasan, dan tuntutan serta

berbagai upaya untuk memasukkan pengaruh dan kekuasaan ke dalam organisasi

media. Berikut skema penjabarannya : (Morissan, 2008)

Peristiwa dan pasokan informasi

dan budaya

Tekan

an

ekono

mi

Pesaing

Agen berita/

informasi

Pemilik

Serikat

pekerja

Manajemen

Teknikal

Profesional

media

Distribusi saluran

Minat/ kebutuhan

Audien

Kontrol

politik/hukum

Kelompok

penekan

Lembaga

sosial lainnya

Tekan

an

sosial

dan

politik

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

63

Gambar 2.2 Pengaruh Isi Media

Menurut McQuail, berbagai tekanan, hambatan, dan tuntutan yang membatasi

gerak media tidak seluruhnya bersifat negatif tetapi dapat juga bersifat positif yang

justru menjadi sumber pembebasan (misalnya, kebijakan pemerintah yang

melindungi kebebasan media dari tekanan), dengan kata lain tekanan yang diterima

media sebagai suatu yang wajar bahkan perlu. Organisasi yang tidak menerima

tekanan justru menunjukkan bahwa media tersebut dipandang tidak penting oleh

masyarakat, atau seperti yang dikemukakan McQuail “Lack of external pressure

would probably indicate social marginality or insignificane”. (Morissan, 2008:249)

Berdasarkan gagasan Engwall (1978), McQuail mengidentifikasi adanya lima

jenis hubungan atau relasi yang perlu diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan

pemahaman mengenai berbagai kondisi yang memengaruhi kegiatan organisasi

media dan peran komunikator massa di dalamnya. Kelima jenis hubungan atau relasi

tersebut antara lain : 1) hubungan media dengan masyarakat; 2) hubungan dengan

pemilik, klien, pemasok; 3) dengan kelompok penekan; 4) internal organisasi; dan 5)

hubungan media dengan audien. (Morissan, 2008:250)

Kelima hal di atas memberikan pengembangan bahasan khusus mengenai

hubungan media massa dengan tujuh pihak berpengaruh dan menjelaskan bagaimana

kekuatan masing – masing saling berinteraksi dengan media massa, adapun ketujuh

pihak tersebut yaitu : (Morissan, 2008:250)

1. Penguasa/ pemerintah.

2. Masyarakat umum.

3. Kelompok penekan.

4. Pemilik.

5. Pemasang iklan.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

64

6. Audien.

7. Internal Organisasi.

Apa yang disajikan media, pada dasarnya adalah akumulasi dari pengaruh

yang beragam. Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese (1996), dalam Mediating

The Message: Theories of Influences on Mass Media Content, menyusun berbagai

faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan.

Mereka mengidentifikasikan ada lima faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi

dalam menentukan isi media, sebagai berikut: (Kriyantono, 2010:253)

1. Faktor individual . Faktor ini berhubungan dengan latar belakang

profesional dari pengelola media. Level individual melihat bagaimana

pengaruh aspek-aspek personal dari pengelola media mempengaruhi

pemberitaan yang akan ditampilkan kepada khalayak. Latar belakang

individu seperti jenis kelamin, umur, atau agama, dan sedikit banyak

mempengaruhi apa yang ditampilkan media. Latar belakang pendidikan,

atau kecenderungan orientasi pada partai politik sedikit banyak bisa

mempengaruhi profesionalisme dalam pemberitaan media. Misalnya :

wartawan, editor, kamerawan, dan lainnya.

2. Rutinitas media, berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan

berita. Setiap media umumnya mempunyai ukuran sendiri tentang apa

yang disebut berita, apa ciri-ciri berita yang baik, atau apa kriteria

kelayakan berita. Ukuran tersebut adalah rutinitas yang berlangsung tiap

hari dan menjadi prosedur standar bagi pengelola media yang berada di

dalamnya. Rutinitas media ini juga berhubungan dengan mekanisme

bagaimana berita dibentuk. Ketika ada sebuah peristiwa penting yang

harus diliput, bagaimana bentuk pendelegasian tugasnya, melalui proses

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

65

dan tangan siapa saja tulisan sebelum sampai ke proses cetak, siapa

penulisnya, siapa editornya, dan seterusnya.

3. Organisasi. Level organisasi berhubungan dengan struktur organisasi

yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Pengelola media dan

wartawan bukan orang tunggal yang ada dalam organisasi berita, ia

sebaliknya hanya bagian kecil dari organisasi media itu . Masing-masing

komponen dalam organisasi media bisa jadi mempunyai kepentingan

sendiri - sendiri. Di dalam organisasi media, misalnya, selain bagian

redaksi ada juga bagian pemasaran, bagian iklan, bagian sirkulasi, bagian

umum, dan seterusnya. Masing-masing bagian tersebut tidak selalu

sejalan. Mereka mempunyai tujuan dan target masing-masing, sekaligus

strategi yang berbeda untuk mewujudkan target tersebut. Bagian redaksi

misalnya menginginkan agar berita tertentu yang disajikan, tetapi bagian

sirkulasi menginginkan agar berita lain yang ditonjolkan karena terbukti

dapat menaikkan penjualan. Setiap organisasi berita, selain mempunyai

banyak elemen juga mempunyai tujuan dan filosofi organisasi sendiri,

berbagai elemen tersebut mempengaruhi bagaimana seharusnya wartawan

bersikap, dan bagaimana juga seharusnya peristiwa disajikan dalam berita.

4. Ekstra media. Level ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar

media. Meskipun berada di luar organisasi media, hal-hal di luar

organisasi media ini sedikit banyak dalam banyak kasus mempengaruhi

pemberitaan media. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam

lingkungan di luar media:

a) Sumber berita. Sumber berita di sini dipandang bukanlah sebagai

pihak yang netral yang memberikan informasi apa adanya, ia juga

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

66

mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai

alasan: memenangkan opini publik, atau memberi citra tertentu

kepada khalayak, dan seterusnya. Sebagai pihak yang mempunyai

kepentingan, sumber berita tentu memberlakukan politik pemberitaan.

Ia akan memberikan informasi yang sekiranya baik bagi dirinya, dan

mengembargo informasi yang tidak baik bagi dirinya. Kepentingan

sumber berita ini sering kali tidak disadari oleh media.

b) Sumber penghasilan media, berupa iklan, bisa juga berupa

pelanggan/pembeli media. Media harus survive, dan untuk bertahan

hidup kadangkala media harus berkompromi dengan sumber daya

yang menghidupi mereka. Misalnya media tertentu tidak

memberitakan kasus tertentu yang berhubungan dengan pengiklan.

Pihak pengiklan juga mempunyai strategi untuk memaksakan versinya

pada media. Ia tentu saja ingin kepentingannya dipenuhi, itu

dilakukan di antaranya dengan cara memaksa media mengembargo

berita yang buruk bagi mereka. Pelanggan dalam banyak hal juga ikut

mewarnai pemberitaan media. Tema tertentu yang menarik dan

terbukti mendongkrak penjualan, akan terus-menerus diliput oleh

media. Media tidak akan menyia-nyiakan momentum peristiwa yang

disenangi oleh khalayak.

c) Pihak eksternal seperti pemerintah dan lingkungan bisnis. Pengaruh

ini sangat ditentukan oleh corak dari masing-masing lingkungan

eksternal media (baca teori normatif komunikasi massa, dan teori

makro). Dalam negara yang otoriter misalnya, pengaruh pemerintah

menjadi faktor yang dominan dalam menentukan berita apa yang

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01312-MC Bab2001.pdf · Menurut Pace dan Faules, perbedaan tersebut sederhana, namun rumit

67

disajikan. Keadaan ini tentu saja berbeda di negara yang demokratis

dan menganut liberalisme. Campur tangan negara praktis tidak ada,

justru pengaruh yang besar terletak pada lingkungan pasar dan bisnis.

5. Ideologi, diartikan sebagai kerangka berpikir atau kerangka referensi

tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana

mereka menghadapinya. Berbeda dengan elemen sebelumnya yang

tampak konkret, level ideologi ini abstrak. Ia berhubungan dengan

konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas.

2.9 Kerangka Berpikir

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Faktor Yang Mempengaruhi Isi Berita Program “Metro Siang”

1. Pengaruh Individu 2. Pengaruh Rutinitas Media 3. Pengaruh Struktur Organisasi 4. Pengaruh Ekstra Media 5. Pengaruh Ideologi

Produksi Program “Metro Siang”

Audiense

“Metro Siang”

Program “Metro Siang”