32
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1 Pengenalan Manajemen Jaringan Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, sebuah jaringan menjadi salah satu sumber daya yang semakin penting bagi suatu organisasi. Seiring dengan semakin banyaknya sumber daya jaringan yang tersedia bagi para pengguna, jaringan menjadi semakin kompleks, dan merawat jaringan tersebut menjadi semakin rumit. Hilangnya sumber daya jaringan dan kinerja yang buruk adalah hasil dari meningkatnya kerumitan dan hal tersebut tidak dapat diterima oleh para pengguna. Seorang manajer jaringan harus mengatur suatu jaringan secara aktif, mendiagnosa masalah, mencegah kejadian yang tidak diinginkan, dan menyediakan kinerja terbaik dari jaringan untuk para pengguna. Pada suatu titik, jaringan menjadi begitu besar sehingga sulit diatur tanpa menggunakan peralatan manajemen jaringan yang terotomatisasi. Tugas-tugas yang termasuk dalam manajemen jaringan : Mengawasi jaringan Meningkatkan automatisasi Mengawasi waktu respon Menyediakan fitur keamanan Mengatur lalu lintas data Memperbaiki kemampuan Meregistrasi pengguna

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Jaringan

2.1.1 Pengenalan Manajemen Jaringan

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, sebuah jaringan menjadi

salah satu sumber daya yang semakin penting bagi suatu organisasi. Seiring dengan

semakin banyaknya sumber daya jaringan yang tersedia bagi para pengguna, jaringan

menjadi semakin kompleks, dan merawat jaringan tersebut menjadi semakin rumit.

Hilangnya sumber daya jaringan dan kinerja yang buruk adalah hasil dari meningkatnya

kerumitan dan hal tersebut tidak dapat diterima oleh para pengguna. Seorang manajer

jaringan harus mengatur suatu jaringan secara aktif, mendiagnosa masalah, mencegah

kejadian yang tidak diinginkan, dan menyediakan kinerja terbaik dari jaringan untuk

para pengguna. Pada suatu titik, jaringan menjadi begitu besar sehingga sulit diatur

tanpa menggunakan peralatan manajemen jaringan yang terotomatisasi.

Tugas-tugas yang termasuk dalam manajemen jaringan :

• Mengawasi jaringan

• Meningkatkan automatisasi

• Mengawasi waktu respon

• Menyediakan fitur keamanan

• Mengatur lalu lintas data

• Memperbaiki kemampuan

• Meregistrasi pengguna

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

7

Peranan manajemen jaringan adalah :

• Mengontrol aset perusahaan

Jika sumber daya jaringan tidak dikontrol secara efektif, mereka tidak akan

menyediakan hasil yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi

• Mengontrol kerumitan

Dengan pertumbuhan yang sangat pesat dalam jumlah komponen jaringan,

pengguna, antar muka, protokol, dan penjual, kehilangan kontrol dari jaringan

dan sumber dayanya merupakan ancaman bagi manajemen organisasi

• Pelayanan yang semakin baik

Para pengguna mengharapkan pelayanan yang sama atau lebih baik dari

pertumbuhan jaringan, dan sumber daya yang lebih terdistribusi

• Menyeimbangkan kebutuhan yang bermacam-macam

Para pengguna harus disediakan aplikasi yang bermacam-macam pada suatu

tingkat kebutuhan yang diberikan, dengan kebutuhan spesifik pada bidang

kinerja, ketersediaan sumber daya, dan keamanan

• Mengurangi waktu tunggu

Memastikan ketersediaan sumber daya yang tinggi dengan rancangan redundansi

yang tepat

• Mengontrol biaya

Mengawasi dan mengontrol penggunaan sumber daya sehingga kebutuhan

pengguna dapat dipenuhi dengan biaya yang masuk akal

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

8

2.1.2 OSI dan Model Manajemen Jaringan

International Standards Organization (ISO) membentuk sebuah komisi untuk

membuat suatu model bagi manajemen jaringan, dibawah pengarahan dari kelompok

OSI

Model ini mempunyai empat bagian :

• Organisasi

Model organisasi menggambarkan bagian-bagian dari manajemen jaringan

seperti manajer, agen, dan sebagainya, fungsi dari bagian-bagian tersebut, dan

hubungan diantara mereka. Pengaturan dari elemen-elemen tersebut

mengakibatkan munculnya arsitektur yang berbeda-beda

• Informasi

Model informasi berhubungan dengan struktur dan penyimpanan dari informasi

manajemen jaringan. Informasi ini disimpan dalam sebuah database yang

disebut Management Information Base (MIB). ISO mengatur Structure of

Management Information (SMI) untuk mengatur sintaksis dan semantik dari

informasi manajemen yang tersimpan pada MIB

• Komunikasi

Model komunikasi mengatur mengenai bagaimana data manajemen saling

berkomunikasi pada proses antara Agen dan NMS. Hal ini berhubungan dengan

protokol transportasi, protokol aplikasi, dan perintah serta respon antar bagian

• Fungsi

Model fungsi mengatur aplikasi manajemen jaringan yang terletak pada Network

Management Station (NMS).

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

9

Model manajemen jaringan OSI mengkategorikan lima bagian fungsi, yang

kadang-kadang dikenal sebagai model FCAPS

- Fault (kesalahan) :

- Mendeteksi dan mengidentifikasi kesalahan yang timbul

- Mengisolasi sebab dari kesalahan

- Mengkoreksi kesalahan

- Configuration (konfigurasi) :

- Mengambil informasi mengenai konfigurasi jaringan

- Menggunakan data untuk mengubah konfigurasi

- Memastikan konfigurasi yang tepat ketika sistem menyala

- Menyimpan imformasi konfigurasi (dokumentasi)

- Mengatur inventorisasi

- Membuat ringkasan laporan

- Accounting (akuntansi) :

- Mengenakan biaya kepada pengguna dari penggunaan jaringan mereka

- Mengambil data mengenai penggunaan sumber daya jaringan

- Mengatur batas penggunaan dengan menggunakan metric

- Performance (kinerja) :

- Mengawasi kinerja jaringan

- Statistik kinerja

- Pengawasan data

- Mencegah kejadian yang tidak diinginkan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

10

- Security (keamanan) :

- Membatasi akses pengguna terhadap perangkat jaringan (autentifikasi

dan otorisasi)

- Mencegah kebocoran keamanan (enkripsi)

Model manajemen jaringan ini telah diterima secara luas oleh banyak penjual

sebagai suatu cara yang berguna untuk mendeskripsikan kebutuhan dari sistem

manajemen jaringan manapun

(http://www.cisco.com)

2.1.3 Fault management

Kesalahan atau gangguan (fault) pada jaringan erat kaitannya dengan kerusakan

komponen jaringan dan terputusnya koneksi . Fault management melibatkan 5 tahap

proses :

• Fault detection

• Fault location

• Service restoration

• Identification

• Problem resolution

Pada fault detection, suatu gangguan harus dapat dideteksi secepat mungkin oleh

sistem manajemen yang terpusat, sebaiknya terjadinya kesalahan dideteksi oleh sistem

sebelum pengguna mengetahuinya . Fault location berkaitan dengan mendeteksi tempat

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

11

terjadinya kesalahan. Service restoration memiliki prioritas lebih tinggi daripada

mendiagnosa penyebab kesalahan dan memperbaikinya . Tapi bagaimanapun juga hal

tersebut tidak selalu dapat terlaksana. Pada identification, identifikasi suatu kesalahan

kadang merupakan proses yang rumit. Setelah sumber permasalahan dapat diketahui

maka akan diputuskan cara penyelesaiannya atau problem resolution. Dalam operasi

jaringan yang otomatis cara penyelesaian akan secara otomatis dihasilkan oleh NMS.

Fault detection dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

• Polling = NMS secara berkala akan memeriksa status dari Agen

• Trap = Agen secara otomatis mengirimkan alarm yang mengindikasikan terjadi

kesalahan pada NMS

Salah satu kelebihan trap daripada polling adalah dengan trap suatu kesalahan

dapat dideteksi lebih cepat dengan traffic overhead yang kecil tetapi apabila koneksi

terputus maka NMS tidak dapat menerima alarm dari Agen sehingga kesalahan yang

terjadi tidak dapat diketahui. Pada polling, program aplikasi melakukan operasi ping

secara berkala dan menunggu respon dari Agen, apabila tidak ada tanggapan maka Agen

tersebut dikatakan terputus koneksinya. Fault location yang menggunakan pendekatan

yang sederhana akan mendeteksi semua komponen jaringan yang mengalami kesalahan .

Kemudian akan dilakukan penelusuran melalui topology tree untuk menemukan masalah

sebenarnya. Karena itu apabila NIC pada router mengalami kerusakan, semua komponen

yang tersambung ke router akan dikatakan berada dalam keadaan gagal. Setelah

mendeteksi terjadi kesalahan maka langkah selanjutnya adalah mengisolasi kesalahan

dan menentukan sumber masalah, tetapi terlebih dahulu harus ditentukan yang

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

12

mengalami gangguan adalah komponen jaringan atau koneksinya. Ada beberapa teknik

dalam menentukan lokasi kesalahan dan mengisolasi kesalahan tersebut, yang paling

ideal adalah menggunakan Artificial Intelligence.

(subramanian, 2004, p509)

2.1.4 Standar SNMP dan CMIP

Agar manajemen dari banyak bagian jaringan yang berbeda-beda dapat saling

bekerja sama satu sama lain, dibutuhkan standar manajemen jaringan sehingga para

penjual dapat mengimplementasikan dan terikat pada standar-standar tersebut. Ada dua

standar utama yang muncul

- Simple Network Management Protocol (SNMP)– komunitas IETF

- Common Management Information Protocol (CMIP)– komunitas telekomunikasi

SNMP sebenarnya mengacu pada suatu kumpulan standar-standar untuk

manajemen jaringan termasuk protokol, spesifikasi struktur database, dan suatu

kumpulan data objek.

CMIP adalah protokol manajemen jaringan OSI yang dibuat dan distandarisasi

oleh ISO untuk mengawasi dan mengontrol jaringan yang heterogen. CMIP didesain

untuk menggantikan SNMP, dan mempunyai banyak fitur yang lebih baik dari SNMP.

CMIP tidak hanya mengirimkan informasi dari dan ke perangkat jaringan, tapi CMIP

juga mampu melakukan tugas yang tidak mungkin dilakukan SNMP seperti melakukan

aksi terhadap perangkat jaringan, sehingga CMIP lebih efisien dan mengurangi kerja

dari manajer jaringan. CMIP mempunyai 11 PDU, sementara SNMP hanya 5. CMIP

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

13

juga menyediakan fitur keamanan yang bagus seperti autorisasi, kontrol akses, dan

pencatatan laporan keamanan. Alasan utama mengapa CMIP tidak digunakan adalah

karena CMIP membutuhkan sumber daya sistem sepuluh kali lebih besar dari SNMP,

dengan kata lain, hanya sedikit sistem yang mampu menerapkan implementasi CMIP

secara penuh tanpa mengalami modifikasi jaringan secara besar-besaran. CMIP juga

sangat sulit untuk diprogram sehingga hanya programmer yang terlatih saja yang

mampu menggunakannya secara maksimal.

(http://www.essaysample.com/essay/000851.html)

2.1.5 RMON

Remote Monitoring (RMON) adalah sebuah standar yang digunakan pada

peralatan telekomunikasi seperti router, yang menggunakan MIB (Management

Information Base) yang memungkinkan monitoring dari jarak jauh dan melakukan

fungsi manajemen dari peralatan jaringan. RMON dibuat untuk internet dan

dikembangkan lagi untuk token ring.

RMON adalah sebuah kemajuan dalam manajemen antar jaringan. RMON

mengatur sebuah pengawasan MIB jarak jauh yang mendukung MIB-II dan

menyediakan informasi penting mengenai jaringan ke manajer jaringan. Ciri-ciri dari

RMON adalah bahwa walaupun RMON adalah sebuah spesifikasi dari MIB, dengan

tanpa perubahan pada protokol SNMP yang telah ada, RMON mampu menyediakan

sebuah tambahan yang cukup penting pada fungsi SNMP

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

14

Dengan MIB-II, manajer jaringan dapat mengambil informasi lokal dari suatu

peralatan individu. Contohnya sebuah LAN yang mempunyai banyak peralatan. Manajer

SNMP dapat mempelajari jumlah lalu lintas data dari dan ke setiap alat, tetapi dengan

MIB-II cukup sulit untuk mempelajari lalu lintas data dari LAN secara keseluruhan.

Manajemen jaringan pada lingkungan antar jaringan biasanya membutuhkan satu

pengawasan dalam satu bagian jaringan

Keuntungan RMON :

• Mengawasi dan menganalisa data secara lokal sehingga mengurangi beban pada

jaringan

• Tidak tampak secara langsung pada NMS sehingga informasinya lebih

terpercaya

• Mengijinkan pengawasan secara lebih sering sehingga dapat mendiagnosa

masalah dengan lebih cepat

• Meningkatkan produktivitas dari manajer jaringan

(http://www.cisco.com)

2.2 SNMP

Jaringan yang ideal adalah jaringan yang didesain, diimplementasikan, dan

diawasi dengan baik. Protokol SNMP adalah salah satu kunci untuk dapat mengawasi

jaringan dengan baik.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

15

Jaringan komputer pada saat ini semakin banyak digunakan. Di dalam

perusahaan, jaringan komputer semakin diperluas untuk melayani perkembangan

kebutuhan bisnis. Di sekolah-sekolah semua pelajar ingin diperkenalkan dengan

komputer sejak dini, maka dari itu jaringannya semakin dikembangkan. Di

pemerintahan semua sistem administrasi juga semakin bergantung kepada adanya

jaringan komputer. Jaringan dari hari ke hari juga semakin kompleks.

Sebuah jaringan yang kompleks yang sangat diandalkan untuk dapat

memudahkan pekerjaan tidak hanya sekadar berjalan saja, namun juga harus bekerja

secara optimal. Mengelola dan merawat sebuah jaringan komputer agar bekerja optimal

tidaklah mudah. Banyak sekali opini dari orang-orang di luar sana yang sering

mengatakan bahwa mengelola jaringan perlu sedikit unsur keajaiban karena relatif

sangat sulit untuk mengetahui apa sumber dari sebuah masalah ketika itu terjadi. Opini

itu mungkin saja muncul dari para manajer jaringan yang tidak memiliki sistem

pengawasan yang baik. Jika memang tersedia sistem pengawasan jaringan yang

responsif dan dapat dipercaya pada jaringan mereka, mungkin opini itu tidak lagi ada di

benak mereka.

Sebenarnya cukup banyak cara untuk melakukan pengawasan jaringan, namun

yang tampaknya sudah menjadi standar secara umum untuk melakukan pengawasan

adalah dengan menggunakan protokol Simple Network Management Protocol (SNMP)

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

16

2.2.1 Protokol SNMP

SNMP adalah sebuah protokol Application layer pada standar 7 OSI layer dan

merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang banyak digunakan saat ini. Protokol ini

biasanya digunakan untuk mengatur pertukaran database informasi yang menyangkut

sistem manajemen dari sebuah perangkat jaringan. Dengan adanya pertukaran informasi

yang diatur dengan baik, maka informasi mengenai kondisi suatu jaringan dapat diambil

dan kemudian digunakan untuk dianalisis. Informasi ini sangat berguna bagi para

manajer jaringan untuk melakukan pengaturan kinerja jaringan, melakukan perbaikan

jika ada masalah, atau bahkan dapat digunakan untuk merencanakan perkembangan

jaringannya.

Protokol SNMP ini pertama kali dikembangkan dan dikeluarkan pada tahun 1998

dan langsung menjadi sebuah solusi yang diminati banyak orang. Protokol ini

sebenarnya tidak memiliki standar secara tertulis, namun dengan sendirinya menjadi

standar umum karena banyak digunakan pada dunia nyata. SNMP merupakan solusi

yang sederhana, tidak membutuhkan pemrograman yang rumit untuk diimplementasikan

menjadikannya banyak digunakan oleh para penjual perangkat jaringan untuk dipasang

di perangkat buatan mereka.

Selain itu, SNMP juga mudah dikembangkan dan fleksibel dibangun di mana-

mana karena tidak tergantung pada arsitektur perangkat keras. Hal inilah yang

menyebabkan para penjual dapat dengan mudah membangun sebuah Agen SNMP di

dalam produk mereka, sehingga dapat dijadikan sebagai penambah nilai jual. Dan yang

lebih hebat lagi, sistem pengawasan menggunakan SNMP tidak hanya dapat dibangun di

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

17

perangkat jaringan dan perangkat komputer seperti printer, modem, server, dan banyak

lagi, melainkan pada perangkat-perangkat elektronik dan rumah tangga seperti UPS, AC,

sistem PABX, dan banyak lagi. Mungkin saat ini kebanyakan perangkat yang

menggunakan IP memiliki Agen SNMP di dalamnya.

Cukup banyak hal yang dapat diawasi oleh SNMP. Mulai dari besarnya nilai

transfer dari suatu antar muka, beban CPU, kesalahan-kesalahan yang ada dalam suatu

perangkat, temperatur sebuah perangkat, dan banyak lagi. Selama Agen SNMP ada di

dalam sebuah perangkat dan nilai-nilai yang ingin diawasi disertakan di sana, maka nilai

tersebut dapat dilihat dengan jelas.

Protokol SNMP sudah melalui beberapa versi pembuatan, di antaranya adalah:

• SNMP versi 1 (SNMPv1)

Protokol SNMPv1 ini adalah protokol SNMP yang sudah menjadi standar dan

banyak digunakan saat ini. SNMPv1 ini mengandalkan atribut yang disebut

Community untuk menjaga keamanannya. Atribut Community ini adalah berupa

sebuah karakter teks sederhana yang fungsinya tidak lain adalah sebagai sebuah

nilai yang bersifat rahasia. Aplikasi SNMP apapun yang mengetahui atribut

Community dari suatu jaringan bisa mendapatkan akses ke dalam database

informasi dari jaringan tersebut. Ada tiga jenis Community dalam SNMPv1 ini,

yaitu read-only, write-only, dan trap.

• SNMP versi 2 (SNMPv2c)

Protokol SNMP versi ini sering disebut dengan Community String-based

SNMPv2, di mana protokol versi ini mengombinasikan fitur baru dari SNMPv2

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

18

dengan sistem keamanan yang ada pada SNMPv1. Versi ini masih belum ada

standar baku dari IETF dan masih bersifat eksperimental. Meskipun demikian,

sudah ada beberapa penjual yang menggunakan SNMP versi ini untuk

perangkatnya.

• SNMP version 3 (SNMPv3)

SNMP protokol versi ini diklaim akan menjadi versi selanjutnya yang banyak

digunakan. Namun, sampai sekarang masih belum distandardisasi secara penuh

dan belum dipublikasikan oleh IETF. Dalam versi ini, protokol SNMP

ditambahkan kemampuan untuk mendukung otentikasi yang kuat dan

komunikasi pribadi antara komponen-komponen jaringan yang ingin diawasi

2.2.2 Arsitektur manajemen jaringan dengan SNMP

Jaringan yang dilengkapi dengan sistem manajemen jaringan dan pengawasan

yang menggunakan SNMP terdiri dari tiga komponen kunci, yaitu Perangkat yang ingin

diawasi, Agen, dan Network Management System (NMS).

• Perangkat yang ingin diawasi

Adalah sebuah perangkat atau titik jaringan yang di dalamnya terdapat

kemampuan Agen dan berlokasi di dalam sebuah jaringan yang ingin diawasi.

Perangkat ini bertugas untuk mengumpulkan data berupa informasi manajemen

dan menyetorkannya ke sebuah NMS dengan menggunakan protokol SNMP.

Perangkat ini kebanyakan adalah berupa perangkat jaringan seperti router, switch,

hub, server, dan banyak lagi perangkat lainnya.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

19

• Agen

Adalah sebuah modul perangkat lunak manajemen jaringan yang terdapat di

dalam sebuah perangkat yang ingin diawasi. Sebuah perangkat yang disertai

dengan Agen yang memiliki kemampuan mengumpulkan informasi lokal dari

dirinya sendiri dan kemudian mengubah bentuknya menjadi kompatibel dengan

SNMP. Perangkat lunak pengawasan ini dapat berupa sebuah program terpisah,

seperti SNMP daemon pada sistem berbasiskan UNIX, atau merupakan fasilitas

yang sudah terintegrasi misalnya seperti pada IOS produk Cisco, OS tingkat

rendah pada UPS, dan banyak lagi. Ciri-ciri perangkat yang bertindak sebagai

Agen adalah:

- Mengimplementasikan seluruh protokol SNMP.

- Mengumpulkan dan menyetor data yang terdapat pada Management

Information Base.

- Dapat membangun komunikasi secara asinkronus ke NMS untuk mengirimkan

sinyal suatu kejadian.

• Network Management System

Adalah sebuah perangkat yang bertindak sebagai manajer dari Agen yang

mengeksekusi aplikasi untuk pengawasan dan kontrol. Semua informasi yang

dibawa dengan SNMP dari sebuah Perangkat yang ingin diawasi akan diambil

oleh perangkat ini dan kemudian diolah lebih lanjut untuk diubah menjadi

informasi yang berguna bagi manajer jaringan.

Perangkat NMS harus memiliki kemampuan proses dan memori yang besar. Satu

atau lebih NMS harus ada pada setiap jaringan yang ingin diawasi. Beberapa

penjual yang membuat program khusus untuk manajemen jaringan adalah

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

20

Hewlett Packard OpenView, Dec PolyCenter Network Manager, IBM AIX

NetView/6000, SunConnect SunNet Manager, dan banyak lagi. Ciri-ciri

perangkat yang bertindak sebagai NMS adalah:

- Menjalankan aplikasi pengawasan dan melakukan proses poll dan trap.

- Mengimplementasikan seluruh protokol SNMP.

- Memiliki kemampuan mencari informasi dari Agen (Query atau poll).

- Menerima respon dari Agen (Trap).

- Menentukan variabel pada Agen (Set).

- Melakukan Acknowledgement terhadap sinyal kejadian yang dikirim oleh Agen.

Gambar 2.1 Gambar ilustrasi NMS dan Agen

2.2.3 Pengumpulan data pada Protokol SNMP

Proses pengumpulan data dalam protokol SNMP terdiri dari beberapa langkah

yang cukup panjang. Langkah-langkah ini sering disebut sebagai Protocol Data Unit

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

21

(PDU) karena masing-masing langkah memiliki format pesan dan cara kerjanya

sendiri-sendiri. Berikut ini adalah proses pengumpulan datanya :

• Operasi GET

Operasi GET biasanya dilakukan oleh sebuah perangkat NMS, di mana

perangkat tersebut mengirimkan sebuah permintaan ke perangkat yang bertindak

sebagai Agen. Dalam proses ini, NMS akan meminta data dari sebuah objek

yang ada dalam Agen tersebut. Kemudian perangkat Agen akan menerimanya

sebisa mungkin. Jika permintaan sampai pada perangkat yang sedang dalam

beban pekerjaan berat, seperti misalnya router, maka perangkat tersebut tidak

akan dapat membalas operasi ini. Permintaan ini akan dijawab dengan PDU

GET-Response dan dikirim kembali ke NMS. Berikut adalah PDU yang

digunakan untuk operasi GET pada SNMP :

Gambar 2.2 GET PDU

PDU type untuk operasi GET-Request adalah [0] sedangkan untuk operasi GET-

Response adalah [3] dan untuk GET NEXT-Request adalah [1]. Request ID

berisi nilai yang mengidentifikasikan SNMP Message. Request ID digunakan

untuk mencocokkan antara Request dari NMS dengan Response yang diterima

dari Agen. Error status digunakan untuk mengindikasikan adanya error. Angka

selain angka 0 menunjukan adanya error dan sesuai dengan konvensi bersama

untuk keadaan tidak ada error angka 0 tidak dipakai melainkan diisi dengan

NULL. Error index digunakan sebagai keterangan tambahan untuk error status.

Bila tidak ada nilainya, error index juga diisi dengan NULL. Object Identifier

PDUType ValuesObject IdentifierError

IndexError

StatusRequest

ID

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

22

diisi dengan OID dari objek yang ingin di GET pada operasi GET-Request.

Untuk alarm major Object Identifier diisi dengan 1.3.6.1.4.1.290.3.6.98.8.1 dan

untuk alarm minor Object Identifier diisi dengan 1.3.6.1.4.1.290.3.6.98.8.2.

Pada operasi GET-Response, Object Identifier diisi dengan OID yang di-request

beserta value-nya. Untuk alarm major maupun minor, value 0 untuk no-alarm

dan value 1 untuk alarm

• Operasi GET NEXT

Operasi ini digunakan ketika perangkat NMS ingin meminta beberapa data objek

dari sebuah perangkat. Dengan beberapa PDU GET NEXT, sebuah NMS dapat

meminta seluruh objek yang ada di sebuah Agen. Biasanya PDU ini harus

didahului dulu dengan operasi GET, baru kemudian diikuti dengan GET NEXT.

Contoh proses GET-Request, GET NEXT-Request dan GET-Response

Gambar 2.3 Proses GET dan GET-NEXT (1)

GetRequest (major.0)

GetResponse (major.0=0)

GetRequest (minor.0)

GETResponse (minor.0=0)

GetNextRequest (major.0)

GETResponse (minor.0=0)

ATAU

Manager Agent

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

23

NMS akan mengirimkan perintah GET-Request untuk alarm major. Agen akan

merespon dengan mengembalikan nilai dari alarm major yakni 0 untuk kondisi

tidak ada alarm dan 1 untuk kondisi ada alarm. Perintah GET NEXT-Request

dimaksudkan untuk melakukan GET pada node selanjutnya. Pada MIB tree node

selanjutnya adalah alarm minor. Agen akan merespon dengan mengembalikan

nilai dari alarm minor

Gambar 2.4 Proses GET dan GET-NEXT (2)

• Operasi SET

PDU SET memiliki fungsi untuk melayani NMS dalam melakukan perubahan

nilai sebuah objek pada Agen atau membuat baris data baru pada tabel di sebuah

Agen.

• Operasi TRAP

Operasi TRAP biasanya dilakukan oleh sebuah Agen untuk menginformasikan

suatu kejadian yang dialaminya pada NMS. Dalam proses TRAP ini, NMS tidak

mengirimkan acknowledge untuk data yang dikirimkan, sehingga Agen tidak

akan tahu informasi yang dikirimnya sampai atau tidak ke tujuannya.

D

C

BA

MIB TREE

AgentGetRequest (A)

GetResponse (A)

GetNextRequest (A)

GetResponse (B)

GetNextRequest (B)

GetResponse (c)

GetResponse (D)

GetNextRequest (C)

Manager

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

24

2.2.4 Proses data tersebut setelah diambil

Untuk mengolah informasi yang diterima dari setiap perangkat melalui protokol

SNMP, data tersebut harus dapat diakses secara logika. Dapat diakses secara logika

maksudnya adalah, informasi-informasi tersebut harus disimpan di suatu tempat untuk

dapat diambil, kemudian diproses dan dimodifikasi secara logika oleh sistem.

Untuk memungkinkan hal itu, ada dua komponen penting yang mengatur agar

data yang diterima, dimengerti, dan dapat diolah lebih lanjut. Dua komponen tersebut

adalah:

1. Structure of Management Information (SMI)

Adalah sebuah sistem yang mengatur pendefinisian dari objek-objek yang

diawasi beserta sifat-sifatnya. Setiap Agen pasti memiliki sekumpulan daftar dari

objek-objek yang diatur dan diawasi olehnya. Salah satu contoh objek adalah

status operasional dari antar muka sebuah router, misalnya status antar muka

sedang Up, Down, atau Testing. SMI mengatur penamaan dan deskripsi

informasi dari objek-objek yang ada, sehingga proses logika bisa berjalan. SMI

mengharuskan semua objek memiliki sebuah nama (Object Identifier, OID),

sistem Syntax dan sistem Encoding masing-masing.

• OID

Nama dari objek-objek ini sering disebut sebagai Object Identifier (OID) yang

bersifat unik pada masing-masing objek. Penamaan ini terbagi dalam dua bentuk,

penamaan numerik dan penamaan yang dapat langsung dibaca oleh manusia.

Kedua penamaan ini sangat panjang dan tidak nyaman dibaca, namun aplikasi-

aplikasi SNMP dapat membuatnya lebih mudah dan enak untuk dimengerti.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

25

Skema penamaan dari objek-objek ini berbentuk hirarki seperti akar pohon.

Masing-masing penamaan tersebut kemudian diberi nomor-nomor yang bertugas

untuk mewakili nama objek tersebut. Semakin ke bawah, maka akan semakin

banyak nomor yang dilewati. Kemudian urutan nomor-nomor inilah yang

dijadikan sebagai OID dari sebuah objek. Maka dari itu, wujud dari OID adalah

sebaris nomor-nomor yang dipisahkan oleh tanda titik (.). Meskipun OID dapat

dibaca oleh manusia, namun akan cukup sulit untuk diartikan, apalagi oleh

orang awam hanya dianggap sebagai sekumpulan nomor saja.

Di dalam sebuah pohon objek, sebuah titik yang paling atas biasa dinamai

sebagai root dan cabang-cabangnya disebut sebagai subtree dan sebuah titik

tanpa cabang sama sekali dinamai leaf. Contohnya, root memiliki tiga buah

subtree, yaitu CCITT(0), ISO(1), dan Joint(2). Namun subtree yang berhubungan

dengan SNMP hanyalah subtree ISO. Karena ISO memiliki penomoran 1, maka

untuk selanjutnya sebuah OID akan dimulai dari angka 1 yang menandakan

subtree ini. Dan selanjutnya penggunaan SNMP untuk pengawasan jaringan

sehari-hari akan banyak berkutat pada subtree iso(1).org(3).dod(6).internet(1).

Maka dari itu, kebanyakan OID yang digunakan sehari-hari adalah berawalan

angka 1.3.6.1.

Selanjutnya setelah subtree internet(1), objek yang berada di bawahnya adalah

dictionary(1), management(2), experimental(3), dan private(4). Subtree-subtree

inilah yang cabang-cabangnya nantinya banyak dipakai dalam melakukan

pengawasan. Setelah sampai pada objek tertentu yang dituju, maka akan

didapatkan sebuah deskripsi objek tersebut yang biasanya berisikan data yang

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

26

berhubungan dengan objek itu sendiri. Kemudian data inilah yang dipakai untuk

ditampilkan ke manajer jaringan.

Salah satu cabang dari objek private(4) yang diberikan khusus untuk menamai

objek-objek khusus dari para penjual perangkat jaringan adalah subtree

enterprises(1). Jadi masing-masing penjual memiliki penamaan sendiri dan

diletakkan di subtree ini. Misalnya untuk produk-produk jaringan buatan Harris,

OID yang diberikan untuk Harris adalah Harris(290) dan untuk produk Truepoint

dari Harris adalah Truepoint(98). Jadi untuk menandai objek-objek yang khusus

berada di produk Harris, OID nya adalah 1.3.6.1.4.1.290. Sedangkan untuk

produk Truepoint dari Harris, OID nya adalah 1.3.6.1.4.1.290.3.6.98. Objek

private enterprises ini diatur oleh IANA.

Gambar 2.5 Gambar ilustrasi OID tree dan operasi GET

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

27

• Sistem Syntax

Sintaksis mendefinisikan tipe data dari sebuah oktet data pada objek, seperti

misalnya integer atau string. Sintaksis ini merupakan sebuah bahasa komunikasi

antara Agen dengan manager (NMS). Sintaksis yang digunakan untuk SNMP

adalah Abstract Syntax Notation One (ASN.1) yang bersifat independen, artinya

semua mesin dapat mengerti sintaksis tersebut (misalnya sintaksis pada mesin

Windows dapat dimengerti oleh mesin berbasis Sun).

• Sistem Encoding

Encoding menjelaskan bagaimana informasi yang berasal dari sebuah perangkat

di-encode dan di-decode untuk kemudian ditransmisikan antar-mesin melalui

media seperti Ethernet, misalnya. Sistem encoding yang digunakan pada SNMP

adalah Basic Encoding Rules (BER).

2. Management Information Base (MIB)

Management Information Base dapat dideskripsikan sebagai database dari

objek-objek yang dikumpulkan oleh Agen. Semua status atau data statistik yang

dapat diakses oleh NMS disebutkan dalam MIB. Kalau SMI menyediakan cara

untuk mendeskripsikan suatu objek, MIB merupakan kumpulan dari definisi

objek-objek tersebut. Setiap Perangkat yang ingin diawasi menyimpan database

dari objek-objek yang dideskripsikan oleh SMI dalam sebuah MIB.

Setiap perangkat jaringan mempunyai MIB di dalamnya, dan antara perangkat

yang satu dengan yang lainnya masing-masing mempunyai MIB yang berbeda

satu sama lain. Misalnya produk router Cisco seri 1700 memiliki MIB yang

berbeda dengan seri 2600. Keduanya memiliki karakteristik masing-masing

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

28

untuk dijelaskan di dalam MIBnya. Namun, setiap perangkat pasti menerapkan

apa yang disebut MIB-II. MIB-II merupakan MIB standar yang di dalamnya

berisikan objek-objek standar seperti statistik antar muka dan banyak lagi.

Tujuan utama dari MIB-II ini adalah untuk menciptakan informasi TCP/IP yang

bersifat umum pada semua perangkat tanpa menutup kemungkinan bagi semua

perangkat tersebut untuk menyertakan MIB lain di dalamnya.

MIB-II terletak di bawah subtree Management. Jika dituliskan dalam OID, maka

subtree MIB-II dapat dijangkau dengan menggunakan OID 1.3.6.1.2.1.2. Di

bawah subtree MIB-II terdapat cukup banyak objek yang dapat digunakan untuk

memantau jalannya suatu perangkat jaringan. Objek-objek tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Contoh OID

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

29

Setelah semua data yang diambil dari Agen diterima oleh NMS, maka data

tersebut kemudian akan diproses lebih lanjut dengan menggunakan aplikasi-

aplikasi analisis yang dapat sekaligus menampilkan grafik yang dapat dilihat

dengan lebih mudah oleh penggunanya. Aplikasi seperti Multi Router Traffic

Grapher (MRTG) merupakan aplikasi yang cukup banyak digunakan oleh para

manajer jaringan untuk menangkap dan menggambarkan proses yang sedang

terjadi pada sebuah jaringan.

Menjaga dan merawat jaringan dengan melakukan pengawasan sangatlah penting

untuk dilakukan oleh setiap manajer jaringan. Sebuah jaringan yang dapat dipercaya

untuk melayani kebutuhan para penggunanya adalah jaringan yang sehat dan bekerja

optimal, tidak hanya sekadar berjalan saja. Dengan menggunakan protokol SNMP,

sebenarnya pengguna sudah berada di jalur yang tepat untuk membuat sebuah jaringan

yang baik, dengan mengetahui lebih dulu kekurangan, kelebihan, dan juga permasalahan

yang ada di dalamnya, meski memang tidak semuanya dapat diawasi. Yang diawasi

dapat berupa status, nama, dan kesalahan dari perangkat jaringan. Hanya saja, teori dan

penerapannya tidak sesederhana namanya Simple Network Management Protocol

(Hayri, 2004, p83-86)

2.3 Microwave

Microwave adalah gelombang radio frekuensi tinggi yang digunakan secara point

to point ataupun omnidirectional untuk mengirim sinyal suara, gambar, dan data.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

30

Microwave mempunyai panjang gelombang kurang lebih pada jangkauan antara

30 cm (frekuensi = 1 GHz) sampai dengan 1 mm (300 GHz). Bagaimanapun, batasan

antara sinar infra merah yang jauh, microwave, dan gelombang radio frekuensi ultra

tinggi seringkali berubah-ubah dan digunakan pada berbagai bidang studi yang berbeda.

Keberadaan gelombang elektromagnetik, dimana microwave adalah bagian dari

spektrum frekuensi yang lebih tinggi, telah diprediksikan oleh James Clerk Maxwell

pada 1864 melalui perhitungan Maxwell. Pada 1888, Heinrich Hertz adalah yang

pertama mendemonstrasikan keberadaan gelombang elektromagnetik dengan

membangun peralatan untuk menghasilkan gelombang radio.

Jangkauan microwave termasuk sinyal ultra-high frequency (UHF) (0.3-3 GHz),

super high frequency (SHF) (3-30 GHz), dan extremely high frequency (EHF) (30-300

GHz). Catatan: diatas 300 GHz, penyerapan radiasi elektromagnetik oleh atmosfer bumi

begitu besarnya sehingga atmosfer tidak dapat ditembus oleh frekuensi yang lebih tinggi

dari radiasi elektromagnetik, sampai atmosfer dapat ditembus lagi oleh jangkauan

frekuensi optikal dan infra merah.

Banyak teknik untuk memproses semikonduktor menggunakan microwave untuk

menghasilkan plasma untuk tujuan tersebut sebagai reactive ion etching dan plasma-

enhanced chemical vapor deposition (MPCVD). Microwave dapat digunakan untuk

mengirimkan tenaga pada jarak jauh, dan setelah Perang Dunia II penelitian telah

dilakukan untuk memeriksa kemungkinan ini. NASA melakukannya pada 1970 dan awal

1980 untuk meneliti kemungkinan untuk menggunakan sistem satelit tenaga matahari

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

31

untuk mengirimkan tenaga ke permukaan bumi melalui microwave. Maser adalah

sebuah alat yang menyerupai laser, kecuali bahwa ia bekerja pada frekuensi microwave.

2.3.1 Frekuensi Microwave

Spektrum microwave biasanya didefinisikan sebagai jangkauan energi

elektromagnetik dari sekitar frekuensi 1 GHz sampai 1000 GHz, tetapi penggunaannya

pada jaman dahulu menyertakan frekuensi yang lebih rendah. Aplikasi yang paling

umum adalah pada jangkauan 1 sampai 40 GHz.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

32

Tabel 2.2 Frekuensi gelombang radio

(http://en.wikipedia.org/wiki/Microwave)

2.3.2 Truepoint Harris 5000

Pada skripsi ini, perangkat microwave yang digunakan adalah perangkat

microwave Truepoint Harris 5000 dengan rentang frekuensi 6 sampai 39 GHz. Alat ini

mengambil data melalui modul multiplexer, kemudian mengirimkannya ke RF unit

melalui modul modem, kemudian RF unit akan mengirimkan data tersebut ke tempat

yang diinginkan. Gambar dari Truepoint Harris 5000

Gambar 2.6 Truepoint Harris 5000

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

33

Gambar modul modem dari Truepoint Harris 5000

Gambar 2.7 Modul modem

Gambar modul multiplexer (NxE1) dari Truepoint Harris 5000. Gambar dibawah

ini adalah gambar multiplexer NxE1 dengan kapasitas antara 2 sampai 16 E1 (2,048

Kbit/s)

Gambar 2.8 Modul multiplexer NxE1

Gambar modul multiplexer (STM1) dari Truepoint Harris 5000. Gambar

dibawah ini adalah gambar multiplexer STM1 dengan kapasitas 155,52 Mbit/s

Gambar 2.9 Modul multiplexer STM1

Tombol ON/OFFPower supply48V melalui

adaptor

Modem untuk keRF unit

Lampu indikator

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

34

Gambar modul kontrol dari Truepont Harris 5000

Gambar 2.10 Modul kontrol

Contoh gambar RF unit

Gambar 2.11 RFU unit

Berikut adalah beberapa fitur utama dari Truepoint Harris 5000

• Mendukung protokol SNMP dengan adanya Agen didalamnya

• Antar muka Web-CIT untuk perawatan radio

• Modul multiplexer yang dapat diganti

• Pemilihan kapasitas melalui penggantian modul multiplexer

• Pengawasan alarm

Lampu indikator Koneksi ke modul lain melalui ethernet

Kontrol

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

35

Aplikasi dari perangkat Harris Truepoint ini adalah untuk mengirimkan data

melalui medium gelombang radio sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Kapasitas

yang dimilikinya tergantung dari kapasitas modul multiplexer yang dipasang. Perangkat

Truepoint Harris ini biasanya digunakan untuk mengirimkan data pada dua tempat yang

saling berjauhan misalnya dari kota yang satu ke kota yang lain. Perangkat Harris

Truepoint ini juga dapat digunakan sebagai media telepon antar kota. Perangkat Harris

Truepoint ini biasanya juga digunakan sebagai alat komunikasi antar BTS (Base

Transceiver Station) dari BTS yang satu ke BTS yang lain, dan dari BTS ke MSC

(Microwave Switching Centre) yang terletak di stasiun pusat telekomunikasi. BTS

digunakan dalam komunikasi telepon selular. BTS menerima panggilan telepon selular

pada lingkup daerah pelayanan yang dimilikinya, kemudian mengirimkannya ke MSC

melalui BTS lain, untuk kemudian oleh MSC dikirim ke telepon selular penerima juga

melalui BTS

2.4 SQL

SQL (Structured Query Language) adalah bahasa komputer yang paling banyak

digunakan untuk membuat, merubah, dan mengambil data dari sistem manajemen

relational database. Bahasa ini telah berevolusi melampaui tujuan aslinya yaitu untuk

mendukung sistem manajemen object-relational database. SQL merupakan standar

ANSI / ISO.

Walaupun SQL didefinisikan oleh ANSI dan ISO, ada banyak tambahan dan

perbedaan versi yang didefinisikan oleh kedua standar tersebut. Banyak dari tambahan

tersebut adalah untuk perusahaan tertentu seperti Oracle Corporation's PL/SQL atau

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

36

Sybase, IBM's SQL PL (SQL Procedural Language) dan Microsoft's Transact-SQL.

Juga bukan hal yang tidak biasa pada implementasi komersil untuk membatasi dukungan

pada fitur-fitur dasar dari standar yang ada, seperti tipe data DATE dan TIME, dan lebih

menyukai variasi mereka sendiri. Akibatnya, tidak seperti ANSI C dan ANSI Fortran,

yang biasanya dapat dipindahkan dari satu platform ke platform lain tanpa banyak

perubahan struktur, kode SQL sangat jarang dapat dipindahkan antar platform tanpa

banyak modifikasi.

SQL tidak seperti bahasa pemrograman database generasi keempat yang lebih

kuat seperti Focus atau SAS, SQL mempunyai kumpulan perintah yang sederhana dan

fungsi hubungan yang mudah. Hal ini sangat mengurangi tingkat kesulitan yang

diperlukan untuk mengatur source code SQL. Bagaimanapun, hal ini juga

memungkinkan source code SQL untuk dibuat dan dimaksimalkan melalui perangkat

lunak, sehingga memacu perkembangan dari beberapa bahasa database lainnya. Hal ini

juga mengijinkan source code SQL untuk diperiksa untuk kepentingan pendidikan,

pengembangan lebih lanjut, atau untuk digunakan pada lingkungan yang berbeda

(http://en.wikipedia.org/wiki/Sql)

2.5 ASP (Active Server Pages)

Active Server Pages (ASP) adalah teknologi pada sisi server dari Microsoft untuk

membuat halaman web secara dinamik, yang dipasarkan sebagai tambahan untuk

Internet Information Services (IIS).

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Jaringan 2.1.1

37

Pemrograman web ASP semakin dipermudah dengan adanya bermacam-macam

objek yang terintegrasi di dalamnya. Setiap objek mengacu pada kumpulan fungsi yang

sering digunakan yang berguna untuk membuat halaman web yang dinamik. Pada ASP

3.0 terdapat 6 objek yang terintegrasi seperti ini yaitu : Application, ASPError, Request,

Response, Server, dan Session. Session, contohnya, adalah sesi objek yang digunakan

untuk menjaga variabel dari halaman ke halaman.

ASP telah dirilis dalam 5 versi :

• ASP 1.0 pada Desember 1996

• ASP 2.0 pada September 1997

• ASP 3.0 pada November 2000

• ASP.NET (bagian dari Microsoft .NET platform) pada Januari 2002 (versi

sebelumnya sekarang dinamakan sebagai ASP klasik)

• ASP.NET versi 2.0 pada 7 November 2005

ASP.NET memperkenalkan kemampuan untuk menggantikan penulisan program

pada HTML dengan dukungan penuh dari bahasa pemrograman .NET seperti Visual

Basic .NET dan C#. Penulisan program secara langsung pada halaman tetap dapat

digunakan (dan didukung secara penuh), tetapi sekarang pembuatan halaman web dapat

menggunakan Visual Basic .NET dan C# untuk membuat halaman web selain

menggunakan kode pada halaman HTML.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Active_Server_Pages)