26
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bagian ini dijelaskan teori-teori umum yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam. 2.1.1 Data Menurut Marakas & O’Brien (Marakas & O'Brien, 2010), data adalah fakta yang masih bersifat mentah atau berupa sebuah pengamatan yang biasanya berkaitan dengan fenomena fisik atau transaksi bisnis. Secara spesifik data adalah ukuran objektif dari atribut atau karakteristik sebuah entitas seperti manusia, tempat, benda dan kejadian. 2.1.2 Database Menurut Marakas & O’Brien (Marakas & O'Brien, 2010) database adalah kumpulan data yang terintegrasi dari elemen-elemen data dan saling terhubung secara logis. Data yang disimpan dalam database bersifat independen dari program aplikasi yang menggunakan mereka dan jenis perangkat penyimpanan tempat data disimpan. Database mengandung elemen-elemen data yang menggambarkan entitas dan relationship antar entitas. 2.1.3 Server Menurut Wijaya (Gita Surya Wijaya, 2018), suatu sistem infrastruktur menggunakan perangkat berbasis komputer dalam jumlah yang cukup banyak, yang dihubungkan melalui satu jaringan telekomunikasi sehingga memungkinkan perangkat-perangkat berkomunikasi satu sama lain meski lokasinya berjauhan. Infrastruktur ini akan diolah, diatur dan diawasi oleh sebuah komputer induk yang disebut sebagai server. Jadi, server adalah sebuah terminal akhir yang mengkordinasikan semua aktifitas yang terjadi dalam sistem infrastruktur.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Pada bagian ini dijelaskan teori-teori umum yang digunakan dalam

melakukan penelitian ini dan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang

lebih mendalam.

2.1.1 Data

Menurut Marakas & O’Brien (Marakas & O'Brien, 2010), data adalah fakta

yang masih bersifat mentah atau berupa sebuah pengamatan yang biasanya

berkaitan dengan fenomena fisik atau transaksi bisnis. Secara spesifik data

adalah ukuran objektif dari atribut atau karakteristik sebuah entitas seperti

manusia, tempat, benda dan kejadian.

2.1.2 Database

Menurut Marakas & O’Brien (Marakas & O'Brien, 2010) database adalah

kumpulan data yang terintegrasi dari elemen-elemen data dan saling

terhubung secara logis. Data yang disimpan dalam database bersifat

independen dari program aplikasi yang menggunakan mereka dan jenis

perangkat penyimpanan tempat data disimpan. Database mengandung

elemen-elemen data yang menggambarkan entitas dan relationship antar

entitas.

2.1.3 Server

Menurut Wijaya (Gita Surya Wijaya, 2018), suatu sistem infrastruktur

menggunakan perangkat berbasis komputer dalam jumlah yang cukup

banyak, yang dihubungkan melalui satu jaringan telekomunikasi sehingga

memungkinkan perangkat-perangkat berkomunikasi satu sama lain meski

lokasinya berjauhan. Infrastruktur ini akan diolah, diatur dan diawasi oleh

sebuah komputer induk yang disebut sebagai server. Jadi, server adalah

sebuah terminal akhir yang mengkordinasikan semua aktifitas yang terjadi

dalam sistem infrastruktur.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

8

2.1.4 Rak Unit

Menurut Wijaya (Gita Surya Wijaya, 2018), Rak unit atau sering disebut

dengan rak server berfungsi sebagai rak tempat meletakkan berbagai

perangkat data center dan peralatan pendukungnya, seperti server (biasanya

berbentuk blade atau rackmount), router, switch, storage dan firewall.

Sebuah rak unit sudah dipersiapkan sedemikian rupa, sehingga perangkat-

perangkat yang dimasukkan ke dalamnya harus memliki ukuran yang sesuai.

Ukuran yang dimaskud disini disebut dengan isitilah "U” (singkatan dari

“unit”). Jika ada perusahaan menggunakan rak milik satu perusahaan

colocation atau service provider, maka mereka bisa menyewa satu unit rak

terpisah dan beroperasi secara dedicated. Atau dengan kata lain, satu rak

untuk satu pengguna dan tidak berbagi dengan pengguna lainnya.

2.1.5 Data Center

Menurut Wijaya (Gita Surya Wijaya, 2018), data center merupakan sebuah

fasilitas penyimpanan dan pengolahan data dengan kapasitas tertentu, yang

digunakan berbagai perusahaan atau organisasi untuk kepentingan sistem TI

mereka. Hampir semua perusahaan skala menengah dan besar memiliki data

center, baik yang mereka bangun sendiri maupun yang mereka sewa dari

pihak lain. Pusat dari sebuah infrastruktur TI adalah data center, karena pada

dasarnya jantung TI adalah data. Beberapa perusahaan membangun data

center mereka sendiri, beberapa yang lain menyewa dari perusahaan penyedia

jasa data center.

Secara teknis, data center berisi berbagai perangkat server, aplikasi, jaringan,

storage dan power supply yang terintegrasi satu sama lain. Dalam skala

tertentu, semua perangkat ini disusun dalam rak-rak khusus. Kapasitasnya

dihitung berdasarkan luas area, jumlah rak total, serta rak aktif. Data center

juga bisa disewa dari penyedia jasa sewa yang biasa disebut sebagai data

center provider. Kegiatan menyewa rak atau meletakkan server pada data

center disebut sebagai hosting atau colocation.

Data center kapasitas besar bisa saja terdiri dari beberapa lokasi, bahkan di

beberapa negara. Perusahaan TI global seperti Amazon Web Servics,

Microsoft, Google dan IBM menempatkan fasilitas data center mereka di

banyak Negara. Bahkan, amat mungkin jika di suatu negara bisa terdapat

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

9

beberapa data center milik operator yang sama. Meskipun berbeda lokasi,

infrastruktur ini bekerja sama satu sama lain. Ini sering disebut dengan istilah

Data Center Federation.

Sebuah data center harus menempati ruangan sendiri yang terpisah dari

ruangan lain. Untuk menjaga keamanan ruangan, akses juga dibatasi bagi

orang yang berkepentingan saja. Fasilitas ini bisa terdiri dari satu lantai atau

lebih, terdiri dari banyak ruang, atau bahkan menempati satu area gedung

sendiri. Data center berskala besar bisa menggunakan lahan sampai dengan

2.1 juta meter persegi, sementara data center skala kecil hanya memerlukan

satu ruang yang berisi casing dan monitor.

2.1.6 Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan satu

sama lain yang dikumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan

informasi sebagai output yang diperlukan oleh sebuah organisasi untuk

menyelesaikan tugas-tugas pada organisasi tersebut. Sistem informasi selalu

mencakup orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan beberapa

pekerjaan. Berikut adalah komponen dari sistem:

Input

Masukkan data atau program ke dalam suatu sistem untuk diolah

menjadi suatu informasi yang berguna berupa dokumen-dokumen

penting.

Hardware

Perangkat keras yang digunakan sebagai tempat penyimpanan data

yang mendukung kinerja dari sistem informasi tersebut.

Software

Sistem di dalam komputer untuk mengolah, menganalisa, dan

memanipulasi suatu data menjadi suatu informasi yang akan

digunakan untuk kebutuhan bisnis.

Data

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

10

Dokumen penting yang dihasilkan dari sistem didalam komputer

berupa laporan, maupun suatu konsep yang digunakan sebagai

pengetahuan untuk pengembangan sistem informasi kedepannya

Procedure

Aturan yang dipakai didalam perusahaan yang berisi langkahlangkah

bagaimana sesuatu dikerjakan melalui aturan tersebut.

People

Dalam hal ini disebut sebagai pengguna sistem yang dapat

mengoperasikan hardware dan software untuk memasukkan suatu

input data dan menghasilkan suatu output berupa laporan dokumen

penting yang berguna bagi perusahaan.

Output

Hasil dari pemrosesan dan pengolahan data dari CPU menjadi suatu

informasi data penting (laporan) yang dapat digunakan oleh

perusahaan sebagai penyimpanan data hasil proses.

2.1.7 IT Asset Management

IT asset management adalah sarana yang dapat menyediakan informasi yang

lengkap mengenai inventaris infrastruktur TI dalam sebuah organisasi atau

perusahaan yang kemudian dapat membantu sebuah perusahaan mendapatkan

informasi dan pemahaman yang mendalam tentang:

Sistem dan aset yang ada

Dimana aset berada

Bagaimana aset-aset tersebut digunakan

Berapa harga aset

Kapan aset ditambahkan dalam inventaris

Apakah aset tersebut memiliki batas pemakaian

Bagaimana aset tersebut mempengaruhi IT dan business service

Tingkat pemahaman terhadap informasi tersebut akan membantu

perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja

infrastruktur dan meminimalkan biaya overhead yang ada. IT asset

management harus diterapkan dengan baik untuk mencapai efisiensi

operasional dari sisi TI, akuntabilitas keuangan pembelian aset,

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

11

pengauditan dan pengelolaan aset dan pemeliharaan jangka panjang

(Mohan, 2013).

2.1.7.1 Metodologi IT Asset Management

Tujuan utama IT Asset Management adalah membangun sebuah repository

yang tersentralisasi yang mampu menyimpan keberadaan dan pembelian

semua aset TI. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat metodologi IT Assest

Management yang terdiri dari langkah- langkah berikut:

1. Asset discovery, Data Capture and Storage

Asset discovery, data capture and storage adalah sesuatu yang penting

bagi bisnis untuk mengetahui aliran transaksi keuangan ketika pengadaan

sebuah aset. Pencatatan aset memungkinkan perusahaan untuk mengurangi

biaya pengadaan aset dengan melacak siklus pemakaian masing-masing

komponen dan memastikan penggunaannya dilakukan hingga akhir masa

pemakaiannya. Manajemen perangkat IT juga harus memastikan bahwa

perusahaan tersebut mematuhi aturan penyewaan hardware, misalnya

dengan melacak tanggal dan waktu.

2. Asset Tracking

Hardware atau perangkat keras adalah aset fisik, sedangkan software atau

perangkat lunak adalah aset digital yang juga perlu dilacak. Asset tracking

memiliki kemampuan untuk melacak perizinan, memastikan bahwa asset-

aset tersebut tidak melampaui jumlah penggunaan per lisensi, yang dapat

mengakibatkan pelanggaran dengan perjanjian vendor yang dapat

menyebabkan kerugian. Selanjutnya, perusahaan dapat memperhitungkan

untuk melakukan pembelian hardware dan software versi terbaru

berdasarkan lisensi yang ada yang digunakan.

3. Asset Lifecycle Management

Asset Lifecycle Management (ALM) adalah proses mengoptimalkan

penggunaan dan memperoleh keuntungan dari aset-aset yang dimiliki oleh

perusahaan selama siklus pemakaian aset tersebut.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

12

4. Asset Reporting and Alerting

IT Asset Management harus mampu menghasilkan laporan inventaris aset

TI dan membuat alert atau peringatan jika masa pemakaian atau garansi

sebuah aset akan berakhir.

2.1.7.2 Manfaat IT Aseet Management

Berikut manfaat yang didapat dari penggunaan IT Asset Management pada

sebuah organisasi.

1. Mendapatkan Kontrol Penuh atas Inventaris TI

Pemanfaatan IT asset management yang efektif pada sebuah organisasi

akan memberikan keuntungan. Oleh karena itu, para stakeholder maupun

personel TI harus melihat lebih jauh agar dapat melihat dan mengelola

secara detail aset yang dimiliki. IT asset management memberi fasilitas

untuk melihat komponen hardware dan software, server, atau infrastruktur

jaringan lainnya dengan mudah. Dengan kemampuan melacak aset di

seluruh lingkup teknologi informasi maka pengontrolan administrasi dan

akuntabilitas TI menjadi lebih baik.

2. Asset Lifecycle Management

Semua hardware dan software pasti memiliki batas maksimal pemakaian

atau pada pada saat tertentu perangkat harus diperbaharui maupun diganti.

IT asset management memungkinkan informasi tersebut disimpan. IT asset

management dapat melacak kapan perangkat-perangkat tersebut dibeli dan

sudah berapa lama perangkat itu digunakan. Informasi itu dibutuhkan oleh

seorang sistem administrator agar dapat mengambil keputusan apakah

perangkat tersebut harus diganti atau tidak. Hal demikian perlu dilakukan

untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

3. Strategic Inventory Planning & Procurement Forecast

Kemampuan IT asset management yang dapat melacak inventaris aset TI

yang dimiliki perusahaan, membuat perusahaan lebih mudah

merencanakan pengadaan aset di masa yang akan datang. Jika perusahaan

tidak mengetahui aset apa saja yang dimiliki saat ini maka sangat sulit

untuk merencanakan anggaran pengadaan perangkat. Informasi ini sangat

penting ketika perusahaan membuat perencanaan keuangan sehingga

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

13

memungkinkan perusahaan membuat anggaran dengan baik yang

disesuaikan dengan kebutuhan aset di masa depan dan memaksimalkan

penggunaan aset yang ada saat ini dan menghilangkan pengeluaran yang

tidak perlu.

4. Increased Accountability to Ensure Compliance

Kemampuan IT asset management yang mampu melacak aset TI

perusahaan dan dapat memperbaruinya secara otomatis maka akan

membantu perusahaan memantau komponen-komponen seperti hardware

dan software, dan dapat mengidentifikasi apakah kompoenen tersebut

layak dipasang atau tidak atau malah menimbulkan kerugian ketika

dipasang.

5. Automated Asset Discovery & Tracking

Saat ini masih banyak perusahaan yang mengelola aset TI mereka

menggunakan proses manual, contohnya menggunakan kertas, yang

menguras resource dan sangat rentan terhadap ketidakakuratan dan

inkonsistensi data. Spreadsheets digunakan oleh banyak tim TI untuk

memasukkan detail aset secara manual dan kemudian mereka harus

memperbarui laporan jika terjadi perubahan pada aset. Namun dengan

adanya solusi yang ditawarkan oleh IT asset management dan integrasi

manajemen aset, maka proses tersebut akan berubah menjadi biasa lebih

sederhana dan lebih cepat.

2.1.8 Infrastruktur Teknologi Informasi

Menurut Wijaya (Gita Surya Wijaya, 2018), infrastruktur teknologi adalah

pondasi atau kerangka kerja yang mendukung suatu sistem atau organisasi.

Dalam komputasi, infrastruktur teknologi informasi terdiri dari sumber daya

fisik dan virtual yang mendukung arus, penyimpanan, pengolahan dan

analisis data. Infrastruktur teknologi informasi dapat dipusatkan di dalam

pusat data (data center), atau mungkin terdesentralisasi dan tersebar di

beberapa data center yang dikendalikan oleh organisasi atau oleh pihak

ketiga, seperti fasilitas colocation atau penyedia awan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

14

2.2 System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) dapat dianggap sebagai kerangka

kerja formal tertua metodologi untuk membangun sistem informasi. Ide

utama dari SDLC adalah “untuk mengejar pengembangan sistem informasi

dalam cara yang terstruktur dan metodis, yang mengharuskan tahap life cycle

dari mulai ide awal sampai pada pengiriman tahap final sistem, untuk

dilaksanakan secara beraturan”. Salah satu tipe SDLC yang paling awal dan

paling banyak digunakan adalah metode waterfall.

2.2.1 Pengertian SDLC

Software Development Life cycle (SDLC) adalah kumpulan berbagai langkah

yang diikuti dengan pengembangan sistematis, desain dan pemeliharaan

perangkat lunak dan memastikan bahwa semua kebutuhan pengguna dipenuhi

dengan sedikitnya konsumsi sumber daya. Metode ini membantu

pengembang untuk membangun produk yang berkualitas dengan tepat waktu

dan sesuai dengan kebutan user (Barjtya, Sharma, & Rani, 2017).

2.2.2 Waterfall

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), SDLC adalah konsep

mendasar dalam keberhasilan pembangunan sebuah sistem informasi. Selama

siklus SDLC, suatu sistem informasi pertama kali disusun, kemudian

dirancang, dibangun dan digunakan sebagai bagian dari pembangungan

proyek dan akhirnya dimasukkan ke dalam production environment yang

digunakan untuk mendukung bisnis. Menurut Satzinger, salah satu metode

SDLC adalah waterfall.

Fase-fase dalam Waterfall Model menurut Satzinger:

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

15

Gambar 2.1 Waterfall Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

Project Initiation

Tahap ini adalah kegiatan yang mengidentifikasi masalah dan mendapatkan

persetujuan untuk mengembangkan sistem baru.

Project Planning

Melibatkan perencanaan, pengorganisasian, dan penjadwalan

pembangungan sistem. Kegiatan ini juga untuk memetakan struktur

keseluruhan proyek.

Analysis

Berfokus untuk menemukan dan memahami detail masalah atau kebutuhan.

Maksudnya adalah untuk mencari tahu apa yang harus sistem lakukan untuk

mendukung proses bisnis.

Design

Tahapan ini berfokus pada konfigurasi dan penataan komponen sistem baru.

Kegiatan ini menggunakan persyaratan yang sudah ditetapkan sebelumnya

untuk mengembangkan struktur program dan algoritma untuk sistem yang

dibangun.

Implementation

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menulis kode program

dan melakukan pengujian.

Deployment

Pada tahap ini aplikasi yang sudah selesai dibangun diimplementasikan pada

user.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

16

Waterfall termasuk SDLC yang mempunyai sifat pendekatan predictive.

Pendekatan predictive pada SDLC mengasumsikan bahwa pembangunan

sebuah sistem dapat direncanakan dan diatur dan bahwa sistem informasi

yang baru dapat dikembangkan sesuai dengan rencana. Predictive SDLC

digunakan untuk membangun sistem yang dipahami dan didefinisikan dengan

baik. Misalnya, ada sebuah perusahaan yang ingin mengubah sistem

client/server yang lama ke sistem yang baru berbasis web dan mencakup

aplikasi mobile. Dalam hal ini, para staf sudah memahami persyaratan dengan

sangat baik dan tidak ada proses baru yang perlu ditambahkan. Dengan

demikian, proyek yang akan dibangun dapat direncanakan dengan baik dan

sistem dapat dibangun sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan

2.3 Teori Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi

keberhasilan penelitian. Sehingga pemilihan teknik pengumpulan data yang

akan digunakan sangat penting.

2.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah

penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat menggunakan satu metode

saja maupun menggabungkan dua metode sekaligus atau lebih. Beberapa

metode pengumpulan data antara lain wawancara, observasi, kuisoner dan

studi dokumen.

2.3.1.1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik

wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan

dengan responden (Indriantoro, 2002). Wawancara telah diakui sebagai

teknik pengumpulan data atau informasi yang penting dan banyak dilakukan

dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis

sistem mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dan prosedur-prosedur

informal dalam wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional.

Analis sistem menggunakan wawancara untuk mengembangkan hubungan

mereka dengan klien, mengobservasi tempat kerja, serta untuk

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

17

mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi.

Meskipun e-mail dapat digunakan untuk menyiapkan orang yang

diwawancarai dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

temuan, namun akan lebih baik bila wawancara dijalankan secara personal

bukan elektronis.

2.3.1.2 Observasi

Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ilmiah selain survei

adalah observasi, yaitu proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek

(benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indriantoro, 2002).

Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat

diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan

untuk ditafsirkan secara ilmiah. Melalui observasi penganalisis dapat

memperoleh pandangan-pandangan mengenai apa yang sebenarnya

dilakukan, melihat langsung keterkaitan diantara para pembuat keputusan di

dalam organisasi, memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap para

pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat

keputusan lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh para pembuat

keputusan terhadap pembuat keputusan lainnya. Pengamatan dalam istilah

sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini

sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan

kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan

kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat

yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist,

catatan kejadian dan lain-lain. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil

observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian

atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah

untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab

pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi

yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik

terhadap pengukuran tersebut.

Ada dua teknik observasi yang dapat digunakan pada penelitian terhadap

lingkungan social yaitu:

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

18

Observasi Partisipan

Peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi

bagian dari lingkungan social atau organisasi yang diamati. Melalui teknik

ini, peneliti dapat memperoleh data yang relatif lebih banyak dan akurat,

karena peneliti dapat secara langsung mengamati perilaku dan kejadian-

kejadian dalam lingkungan sosial yang diteliti.

Observasi Non Partisipan

Peneliti dapat melakukan observasi sebagai pengumpul data tanpa melibatkan

diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati.

Misal, seorang peneliti dapat berada di sudut ruangan suatu kantor untuk

melihat dan mencatat bagaimana seseorang manajer menggunakan waktunya.

Kegiatan ini umumnya memerlukan waktu yang relatif lama, apalagi jika

manajer yang diamati jumlahnya relatif banyak (Indriantoro, 2002).

2.3.1.3 Kuisoner

Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu kemungkinan tidak

memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden

dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuisioner. Teknik

memberikan tanggungjawab kepada responden untuk membaca dan

menjawab pertanyaan. Kuisioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara,

antara lain: kuisioner disampaikan langsung oleh peneliti, dikirim bersama-

sama dengan pengiriman paket atau majalah, diletakkan ditempat-tempat

yang ramai dikunjungi banyak orang, dikirim melalui pos, faksimile atau

menggunakan teknologi komputer (Indriantoro, 2002).

Kuesioner sangat bermanfaat jika orang-orang di dalam organisasi terpisah

saling berjauhan, yakni orang-orang yang terlibat proyek sistem, sehingga

tinjauan secara keseluruhan diperlukan sebelum merekomendasikan alternatif

lainnya. Karena kuesioner dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak

selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket

perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau

peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir

pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim

digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

19

pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk

menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua

jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka

adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk

menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuisoner yang telah

menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring

dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode

kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan

jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi

kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.

2.3.1.4 Studi Dokumen

Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam

dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Menurut Sugiyono (2008; 83)

studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian

kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi

dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya. Dokumen yang dapat

digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:

Dokumen primer

Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung

mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi

Dokumen sekunder

Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh

laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.

2.4 OOAD (Object Oriented Analysis Design)

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), OOAD (Object

Oriented Analysis Design) dibagi menjadi 2 yaitu dari OOA dan OOD.

1. Object Oriented Analysis (OOA) menjelaskan mengenai semua jenis

obyek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukkan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

20

interaksi pengguna apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-

tugas

2. Object Oriented Design (OOD) mendefenisikan semua jenis objek yang

berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem,

menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas

dan menyempurnakan definisi dari masing-masing objek sehingga

dapat diimplementasikan dengan bahasa tertentu.

2.5 Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language atau UML adalah suatu pemodelan yang

dilakukan secara visual untuk sarana perancangan sebuah sistem informasi

atau aplikasi yang berorientasi objek. UML merupakan bahasa yang sudah

menjadi standart dalam melakukan visualisasi, perancangan dan

pendokumentasian sebuah sistem informasi atau software. Tujuan UML

adalah sebagai berikut:

Dapat memberikan bahasa permodelan visual kepada pengguna dari

berbagai macam pemerograman maupun proses rekayasa.

Dapat menyatukan praktek-praktek terbaik yang ada dalam

permodelan.

Dapat memberikan model yang siap untuk digunakan, merupakan

bahasa permodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan

sistem dan untuk saling menukar model secara mudah.

Dapat berguna sebagai blue print, sebab sangat lengkap dan detail

dalam perancangannya yang nantinya akan diketahui informasi yang

detail mengenai koding suatu program.

Dapat memodelkan sistem yang berkonsep berorientasi objek, jadi

tidak hanya digunakan untuk memodelkan perangkat lunak (software)

saja.

Dapat menciptakan suatu bahasa permodelan yang nantinya dapat

dipergunakan oleh manusia maupun oleh mesin.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

21

2.5.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), activity diagram

adalah diagram yang menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas,

digunakan untuk mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu

operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktifitas lainnya seperti use case

atau interaksi. Activity diagram bukan hanya model yang dapat digunakan

untuk mendokumentasikan aliran kerja dari proses bisnis, tetapi juga dapat

mendokumentasikan aliran aktivitas yang lebih rinci dari setiap use case.

Berikut simbol-simbol yang berlaku pada activity diagram beserta contohnya.

Gambar 2.2 Simbol- Simbol Activity Diagram

(Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

Keterangan:

1. Swimlane, digunakan untuk menggambarkan users ataupun pelaku yang

terlibat dalam rangkaian aktivitas dari prosedur proses bisnis yang sedang

dibahas.

2. Starting activity, merupakan titik awal atau mulainya aktivitas dari

prosedur proses bisnis.

3. Transition arrow, merupakan panah yang menggambarkan urutan aliran

kegiatan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya.

4. Activity, merupakan nama aktivitas yang dilakukan terkait dengan jalannya

prosedur proses bisnis.

5. Ending activity, merupakan titik akhir atau selesainya rangkaian aktivitas

dari prosedur proses bisnis.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

22

6. Synchronization bar (split), digunakan apabila ada aliran kegiatan yang

berjalan secara parallel.

7. Synchronization bar (join), digunakan untuk mempertemukan kembali

aliran kegiatan yang tadinya berjalan secara parallel.

8. Decision activity, digunakan apabila ada aktivitas yang menghasilkan dua

atau lebih kondisi, yang berujung pada berbedanya urutan aliran aktivitas

yang terjadi (dapat dilakukan dengan menggunakan notasi berbentuk

diamond ataupun dari satu aktivitas akan keluar dua transition arrow yang

berbeda tujuan).

Berikut salah satu contoh dari activity diagram dalam sebuah sistem.

Gambar 2.3 Contoh Activity Diagram

(Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

23

2.5.2 Use Case Diagram

Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), use case diagram adalah

representasi sebuah aktivitas yang dilakukan oleh sistem, yang biasanya

merupakan respon berdasarkan permintaan seorang user. Ada dua teknik

yang direkomendasikan untuk mengidentifikasi use case yaitu user goal

technique and the event decomposition technique. User goal technique adalah

teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi use cases dengan menentukan

tujuan yang spesifik atau objektif apa yang harus diselesaikan oleh sistem

untuk pengguna. The event decomposition technique adalah teknik yang

digunakan untuk mengidentifikasi use cases dengan menentukan business

events yang harus direspon oleh sistem. Use case diagram terdiri dari

beberapa notasi yaitu use case, aktor dan relasi.

Use cases

Use case adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem. Use case

dinotasikan menggunakan simbol lingkaran elips dengan nama use

case dituliskan didalam elips tersebut. Nama use case biasanya

menggunakan kata kerja dan boleh terdiri dari beberapa kata namun

tidak boleh ada dua use case yang memiliki nama yang sama.

Gambar 2.4 Notasi Use case

Aktor

Aktor mempresentasikan orang, sistem atau eksternal

entitas/stakeholder yang berinteraksi dengan sistem. Aktor hanya

berinteraksi dengan use case namun tidak memiliki kontrol atas use

case. Aktor memberi input atau menerima informasi dari sistem.

Actor biasanya menggunakan kata benda.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

24

Gambar 2.5 Notasi Aktor

Association

Association digunakan untuk menghubungkan aktor dengan use case.

Association digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan

antara aktor dengan use case.

Gambar 2.6. Notasi Association

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), langkah-langkah

dalam membuat use case diagram adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi semua stakeholder dan user yang mendapatkan manfaat dari

use case diagram.

2. Tentukan kebutuhan setiap stakeholder dan user dalam meninjau

kegunaan dari use case diagram. Biasanya, use case dapat dihasilkan

untuk setiap subsistem, untuk setiap user, use cases yang menggunakan

relasi <<includes>>, dan dari use cases yang digunakan untuk

stakeholder yang spesifik.

3. Untuk setiap kebutuhan komunikasi potensial, pilih use cases dan aktor

untuk menunjukkan dan menggambar use case diagram. Ada banyak

software yang dapat digunakan untuk menggambar use case diagram.

4. Tentukan nama dari masing-masing use case diagram dengan hati-hati

dan kapan diagram harus digunakan untuk meninjau use case oleh

stakeholder dan user.

Berikut contoh dari use case diagram:

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

25

Gambar 2.7 Use Case Diagram

(Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

2.5.2.1 Use Case Description

Use case diagrams memberikan gambaran umum tentang semua use case

untuk suatu sistem. Informasi terperinci tentang setiap use case dijelaskan

dengan use case description. Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd,

2015), Use case descriptions adalah textual model yang berisi informasi

detail dari setiap use case yang ada pada sistem. Berikut pembagian dari use

case descriptions, yaitu:

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

26

1. Brief Use Case Descriptions

Brief Use Case Descriptions digunakan untuk mendeskripsikan use case

secara sederhana. Brief Use Case Descriptions memberikan penjelasan yang

cukup detail untuk use case yang sangat sederhana, terutama ketika sistem

yang dikembangkan adalah aplikasi kecil. Berikut contoh dari Brief Use Case

Descriptions.

Gambar 2.8 Brief Use Case Descriptions

(Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

2. Fully Developed Description

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), fully developed

description adalah metode yang paling formal untuk mendokumentasikan use

case. Fully developed description dapat meningkatkan kemungkinan

developer untuk benar-benar memahami proses bisnis suatu sistem. Berikut

contoh dari fully developed description.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

27

Gambar 2.9 Fully Developed Description

(Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

2.5.3 Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), Domain Model Class

Diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai

macam hubungan yang terjadi. Class diagram membantu pengembang

mendapatkan struktur sistem dan menghasilkan rancangan sistem. Dalam

konteks class diagram, things dapat diasosiakan sebagai objek-objek yang

berkepentingan dan saling berhubungan di dalam eksekusi transaksi-transaksi

yang berjalan di sebuah proses bisnis. Objek-objek yang memiliki

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

28

karakteristik yang sama dikelompokkan ke dalam sebuah class. Classes yang

saling berhubungan itulah yang termodelkan di dalam class diagram.

Cardinality di dalam class diagram dikenal sebagai multiplicity. Berikut

simbol-simbol yang berlaku pada class diagram.

Gambar 2.10 Simbol Domain Class

(Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

Keterangan:

Simbol persegi panjang merepresentasikan class yang terdapat pada

domain class diagram. Pada bagian atas adalah nama class,

sedangkan list yang ada pada bagian bawah adalah attribute yang

terdapat pada class.

Simbol garis menghubungkan class yang saling berasosiasi.

Gambar 2.11 Simple Domain Class Diagram

(Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

29

Pada dasarnya semua classes yang saling berinteraksi dihubungkan dengan

menggunakan association (garis lurus biasa). Lebih lanjut, di dalam class

diagram juga mengenal dua hierarki di dalam relationships antar classes. Dua

hierarki tersebut adalah sebagai berikut:

1. Generalization/Specialization Hierarchies, merupakan hierarki yang

membentuk struktur pangkat dari classes, yang dimana terdapat class

yang bertindak sebagai superclass dan ada yang sebagai subclasses.

Superclass sering disebut juga sebagai parent class, sementara subclass

sering disebut sebagai child class. Hierarki ini juga mengusung konsep

object-oriented yang disebut inheritance, yang memungkinkan terjadinya

pewarisan karakteristik dari superclass ke subclasses. Oleh karena itu,

hierarki ini terkadang juga disebut sebagai inheritance hierarchy. Notasi

dari hierarki ini diperlihatkan dari lambang segitiga yang melekat di salah

satu class yang berperan sebagai superclass.

2. Whole-Part Hierarchies, merupakan hierarki yang membentuk struktur

hubungan classes berdasarkan class yang satu (berperan sebagai part)

merupakan komponen pembentuk class yang lainnya (whole). Terdapat

dua buah jenis relationships dalam whole-part hierarchies, yaitu:

Aggregation, merupakan whole-part relationship di antara sebuah

objek (whole) dan bagian pembentuk objek tersebut (part), yang

dilambangkan dengan notasi berbentuk diamond berwarna putih yang

melekat di whole.

Composition, merupakan whole-part relationship yang dimana objek

yang bertindak sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dari objek

yang bertindak sebagai whole. Whole-part relationship ini

dilambangkan dengan notasi berbentuk diamond berwarna hitam yang

melekat di whole.

2.5.4 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), system sequence

diagram (SSD) adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan aliran

informasi yang masuk dan keluar dari sistem secara otomatis. System

sequence diagram mendokumentasikan input dan output dan

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

30

mengidentifikasi interaksi antara aktor dan sistem. SSD biasanya digunakan

bersama dengan use case descriptions untuk membantu mendokumentasikan

detail dari sebuah use case atau skenario pada use case tersebut. Dalam

pengembangan SSD, penjelasan rinci sebuah use case sangat berguna apakah

itu dalam bentuk fully developed description maupun activity diagram. Kedua

model tersebut mengidentifikasikan aliran aktivitas dalam use case, tetapi

tidak secara eksplisit mengidentifikasi input dan output. Sementera itu SSD

dapat memberikan identifikasi input dan output secara eksplisit. Tujuan dari

pembuatan system sequence diagram adalah untuk mencari tahu dan

memahami, dan hasil daripada SSD ini dapat dikomunikasikan kepada users

guna dapat didefinisikan secara tepat perihal bagaimana workflow diproses

dan apa saja informasi yang dibutuhkan sebagai input dan juga output.

Berikut notasi yang terdapat pada system sequence diagram.

Gambar 2.12 System Sequence Diagram

(Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2015)

2.5 User Interface (UI)

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2015), user interface adalah

kumpulan input dan output yang secara langsung melibatkan pengguna

aplikasi. Ini adalah bagian dari sistem yang dapat dilihat dan user dapat

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

31

berinteraksi dengannya. User interface adalah satu-satunya bagian dari sistem

yang dilihat oleh pengguna, sehingga mereka menganggap user interface

adalah sistem. User interface design sangat bervariasi tergantung pada faktor-

faktor seperti tujuan user interface, karakteristik pengguna, dan karakteristik

device. Misalnya, meskipun semua user interface harus dirancang untuk

kemudahan penggunaan secara maksimal, ada pertimbangan lain seperti

efisiensi operasional, mungkin penting bagi pengguna internal yang dapat

dilatih untuk menggunakan antarmuka spesifik yang dioptimalkan untuk

perangkat perangkat keras tertentu (misalnya, keyboard, mouse, dan layar

resolusi tinggi). Sebaliknya, user interface yang sangat berbeda mungkin

dirancang untuk sistem yang dapat diakses user yang menganggap ponsel

sebagai perangkat input / output. User interface adalah elemen utama untuk

mengingkatkan user experience. Kedua pertimbangan yang berkaitan dengan

user experience dan rincian antarmuka pengguna harus diintegrasikan ke

dalam semua elemen pengembangan sistem.

2.6 Kerangka Pemikiran

Berikut adalah kerangka pemikiran dari pengerjaan skripsi ini.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2 - library.binus.ac.id

32

Gambar 2.13 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada kerangka pemikiran pada gambar, setelah penentuan topik selesai

dilakukan maka penulis melakukan identifikasi masalah. Agar dapat

mengidentifikasi dan merumuskan masalah, penulis melakukan studi literature dan

analisis proses bisnis yang ada saat ini. Analisis proses berjalan dilakukan dengan

malakukan wawancara, observasi sistem saat ini dan observasi lapangan. Kegiatan

tersebut dilakukan agar dapat mengetahui dan merumuskan masalah yang dihadapi

Kaskus yang sebenarnya. Setelah rumusan masalah didapatkan, maka perancangan

sistem dapat dilakukan dan semua kegiatan tersebut didokumentasikan.