72
Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari 2.1.GAMBARAN UMUM KOTA KENDARI 2.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah ota Kendari merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara geografis terletak di bagian Selatan Khatulistiwa, yaitu berada diantara 3 0 .00` - 4 0 .25` Lintang Selatan dan diantara 121 0 .73` - 123 0 .15` Bujur Timur dengan luas wilayah sekitar 295.89 Km 2 . K Adapun batas-batas wilayah kota kendari sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda dan Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan; Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe; Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 1 Gambar 2.1 Foto Salah Satu Sudut Kota Kendari

BAB 2. Kondisi Eksisting

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

2.1. GAMBARAN UMUM KOTA KENDARI

2.1.1.Letak Geografis dan Batas Wilayah

ota Kendari merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara

yang secara geografis terletak di bagian Selatan Khatulistiwa,

yaitu berada diantara 30.00` - 40.25` Lintang Selatan dan diantara

1210.73` - 1230.15` Bujur Timur dengan luas wilayah sekitar 295.89

Km2.

K

Adapun batas-batas wilayah kota kendari sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia Kabupaten

Konawe;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda dan

Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan;

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara

Kabupaten Konawe;

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo Kabupaten

Konawe Selatan dan Laut Banda.;

Peta berikut memperlihatkan posisi Kota Kendari terhadap Kabupaten-

Kabupaten lain di Sulawesi Tenggara.

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 1

Gambar 2.1Foto Salah Satu Sudut Kota Kendari

Page 2: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Peta 2.1

Administrasi Sulawesi Tenggara

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 2

Page 3: BAB 2. Kondisi Eksisting

Kec. M andonga Kec. Kendari Kec. Poasia

Kec. Baruga

Kec. Mandonga Kec. Kendari Kec. Poasia

Kec. Kendari

Barat

Kec. Poasia Kec. Abeli

Kec. Kendari

Kec. Baruga

Kec. Mandonga

Kec. Kendari

Barat

Kec. Kendari

Kec. Puwatu Kec.

W ua-W ua

Kec. Kadia

Kec. Baruga

Kec. Mandonga

Kec. Kambu

Kec. Abeli

Kec. Poasia

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Ditinjau dari segi daerah administrasi pemerintahan semula Kota

Kendari ini terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan, yaitu: Mandonga, Poasia

dan Kendari. Namun sejalan dengan pertumbuhan dan

perkembangan serta kebutuhan dalam rangka untuk meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakat, maka pemerintahan Kota Kendari

telah dimekarkan menjadi 10 kecamatan dengan dimekarkannya

Kecamatan Mandonga menjadi Kecamatan Baruga, Kecamatan

Puwatu, Kecamatan Kadia, dan Kecamatan Wua-Wua, Kecamatan

Kendari dan Kendari Barat, Kecamatan Poasia, Kecamatan Abeli dan

Kecamatan kambu. Demikian juga pada tingkat kelurahan yang

semula terdiri dari 54 kelurahan saat ini telah dimekarkan menjadi 64

kelurahan.

Gambar 2.2.Skematik Stadia Perkembangan Wilayah Kecamatan di Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 3

Page 4: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Tabel 2.1.

Pembagian Daerah Administrasi Kota Kendari

Kecamatan IbukotaJumlah

Kode Desa Kelurahan

Desa + Kelurahan

1 2 3 4 5

010 MandongaWawombalata - 6 6

011 BarugaWatubangga - 4 4

012 Puuwatu Puuwatu - 6 6

013 Wua-Wua Wua-Wua - 4 4

014 Kadia Kadia - 5 5

020 Poasia Rahandouna - 4 4

021 Abeli Abeli - 13 13

022 Kambu Kambu - 4 4

030 Kendari Kandai - 9 9

031 Kendari Barat Benu-benua - 9 9

Kota Kendari Kendari - 64 64

Sumber: BPS Kota Kendari, 2010

Terdapatnya pemekaran kecamatan ini, tidak menimbulkan

pergeseran proporsi luas wilayah Kecamatan yang berarti. Dimana

Kecamatan Poasia tetap merupakan kecamatan yang memiliki luas

wilayah terluas di Kota Kendari, sedangkan Kecamatan Kendari tetap

merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil (Lihat Peta

Administrasi).

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 4

Page 5: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

PETA 2.2

Stadia perkembangan Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 5

Page 6: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Peta 2.3

Peta administrasi kota kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 6

Page 7: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

2.1.2.Kondisi Fisik Wilayah Kota Kendari

a. Topografi

Dilihat dari bentang alamnya, Kota Kendari merupakan perpaduan

antara daerah perbukitan, datar dan pesisir pantai, dengan

ketinggian antara 0 – 472 meter di atas permukaan laut (dpl).

Pegunungan Nipa-Nipa dengan kemiringan lebih dari 40 % dan

ketinggian tertinggi 472 mdpl, serta Teluk Kendari sebagai kawasan

pesisir dengan kemiringan 0 – 3 %, memberikan ciri yang menonjol

bagi wilayah Kota Kendari.

Berdasarkan factor kemiringan lahan, wilayah Kota Kendari terbagi

atas klasifikasi kemiringan :

Kemiringan 0 – 3 % mendominasi sebagian besar WIlayah Kota

Kendari mulai dari Teluk Kendari. Klasifikasi kemiringan ini,

dominan di Kecamatan Baruga dan terkecil di Kecamatan Kendari;

Kemiringan 3 – 15 % merupakan kelompok kemiringan lahan kedua

terluas di wilayah Kota Kendari, tersebar merata di 3 (tiga)

Kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan Mandonga, sedangkan di

Kecamatan Kendari hanya sedikit.

Kemiringan 15 – 25 % merupakan kelompok kemiringan lahan

ketiga terluas di wilayah Kota Kendari, penyebarannya dominant

di Kecamatan Kendari.

Kemiringan 25 – 40 % penyebarannya terluas di Kecamatan

Kendari, serta sekitar pegunungan Nipa-Nipa.

Kemiringan > 40 % penyebarannya hanya terdapat pegunungan

Nipa-Nipa atau kemiringan Poasia saja.

Berdasarkan faktor kemiringan lahan di atas, dikaitkan dengan

kriteria kemiringan lahan untuk pembangunan perumahan dan

permukiman yang sebaiknya di lahan dengan kemiringan 0 – 15 %,

menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Kendari memiliki

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 7

Page 8: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

potensi yang baik untuk pembangunan perumahan dan permukiman

dengan pembiayaan pembangunan yang relatif murah.

Di sisi lain, kondisi fisiografis relativ rendah ini, untuk lahan-lahan

tertentu perlu lebih dicermati, karena mengakibatkan terjadinya

daerah genangan di 20 lokasi, seperti : Kelurahan Bonggoeya,

Perumahan Kampus Baru UNHALU, pertigaan Lepo-Lepo serta Sekiatr

Pasar Mandonga – Perumahan Tumbuh. Luas total genangan ini

mencapai 1.509,9 ha, tersebar pada 15 kelurahan, dengan

ketinggian rata-rata > 7 m.

Daerah genangan ini terjadi karena saluran drainase yang belum

baik, adanya penumpukan sampah, sedimentasi serta akibat air

hujan yang tergenang di beberapa lokasi dan bersifat sesaat.

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 8

Page 9: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Peta 2.4

Peta Topografi

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 9

Page 10: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Peta II.5

Peta Kemiringan Lahan

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 10

Page 11: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

b. Kondisi Geologi

Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari tanah

liat bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis

aluvium berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan

pratersier terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir

dan kwarsa. Dibagian pantai batuan pratersier tersebut ditutupi

batuan terumbu gamping. Keadaan batuan yang demikian umumnya

tidak meluas air atau kedap air.

Adapun persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota Kendari

adalah sebagai berikut :

1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan

Batu Lanau (TRJs) tersebat di Kecamatan Kendari dan Kecamatan

Mandonga sebagian utara sampai perbatasan dengan Kecamatan

Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum.

2. Endapan eluvium Pasir, lempung dan lumpur (Qal), tersebar

dipesisir pantai Teluk Kendari dan disekitar sungai-sungai yang

mengalir di Kota Kendari.

3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir (Qpl) yang tersebar di Pulau

Bungkutoko, pesisir pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan

Mata, serta Kecamatan Mandonga kearah Barat Laut, yang

dibatasi Jalan R. Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas antara

Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara.

4. Konglomerat dan Batu Pasir (Qps), tersebar disepanjang kiri

kanan jalan poros antara Kota Lama dengan Tugu Simpang tiga

Mandonga, bagian tengah Kecamatan Mandonga dan Bagian

Barat Kecamatan Baruga serta bagian tengah Kecamatan Poasia

sampai kearah selatan, yaitu kawasan rencana kompleks

perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan Nanga-Nanga.

5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu

Lumpur dan Kalkarenit Lempung (Js), tersebar di arah tenggara

Kecamatan Poasia tepatnya Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli,

Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan

Benuanirae dan Kelurahan Anggoeya.

6. Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung (TMs),

tersebar di Kecamatan Poasia bagian timur yaitu di Keluahan

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 11

Page 12: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Petoaha, Kelurahan Sambuli dan Kelurahan Nambo serta sebagian

Kelurahan Tondonggeu.

7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung (TMPI), tersebar

dibagian barat Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota

Kendari dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.

Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998,

maka kondisi tanah di Kota Kendari cukup beragam, yaitu

Endoaquents, Fluaquents, Epiaquepts, Endoaquaquepts, Haplustepts,

Haplustalfs, Sulfaquents, dan Sulfaquepts. Tekstur tanahnya

didominasi oleh pasir.

Adapun dari segi geologisnya, Kota Kendari secara makro terdiri dari

beberapa sistem lahan dan litologi yaitu Punggung metamorfik

terorientasi terjal, Dataran bergelombang yang berbukit kecil di atas

napal dan batu gamping, Dataran gabungan endapan muara dan

sungai, Dataran berbukit kecil di atas batuan metamorfik campuran,

Punggung bukit sedimen asimetrik tak terorientasi, Kipas aluvial non

vulkanik yang melerang landai, Gunung karstik di atas marmer,

Dataran lumpur antar pasang surut di bawah halofit, Dataran

sedimen campuran yang berombak sampai bergelombang, Bukit

karst di atas marmer dan batu gamping, Kipas aluvial non vulkanik

yang melereng sedang dan Dataran berbukit kecil di atas batu

sedimen campuran.

Berdasarkan peta zone seismik yang telah disusun oleh Biro Pusat

Penelitian dan Pengembangan Pengairan, Bandung 1981, maka Kota

Kendari termasuk daerah dengan kerawanan gempa yang sedang,

dengan harga koefisien gempa z = 1,0. Posisi Kota Kendari dalam

peta kegempaan nasional dapat dilihat pada gambar-gambar berikut

ini Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa, posisi Kota Kendari

masih relatif aman dari ancaman bencana alam gempa bumi tektonik

maupun vulkanik.

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 12

Page 13: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Peta II.6

Peta Geologi

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 13

Page 14: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

c. Kondisi Geomorfologi

Berdasarkan kondisi geomorfologi Kota Kendari dapat digolongkan

menjadi 5 (lima) daratan sebagai berikut :

1. Dataran Aluvial melalui proses aluvial (A) yang terletak

diperbatasan Kelurahan Punggolaka dan Kelurahan Tobuuha,

kemudian disekitar Kelurahan Baruga dan Kelurahan Lepo-lepo.

2. Dataran endapan pantai (Back swamp (B) yang sebarannya

terdapat disekitar tangkapan Sungai Wanggu dan Kecamatan

Poasia bagian Utara sampai ke garis pantai Teluk Kendari.

3. Dataran piedman bergelombang terdenudasi lanjut (P) yang

terletak dibagian tengah Kecamatan Poasia tepatnya disekitar

kompleks perkantoran provinsi sampai perbatasan Kota Kendari

dengan Kecamatan Konda.

4. Teras marin bergelombang terdenudasi lanjut membentuk bukit

sisa (T) yang meliputi beberapa bagian Kelurahan Punggolaka,

Kelurahan Tobuuha, Kelurahan Wawombalata, Kelurahan

Labibia, Kelurahan Alolama, Kelurahan Angilowu, seabgian besar

Kecamatan Poasia bagian tengah serta sebagian kecil

Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Baruga yaitu disekitar

perbatasan dengan Kecamatan Sampara.

5. Dataran perbukitan yang melalui proses danudasi yang

membentuk bukit sisa karts (H) yang meliputi sebagian besar

Kecamatan Kendari, bagian tengah beberapa kelurahan di

Kecamatan Poasia dan sebagian besar Kecamatan Mandonga

dan Kecamatan Baruga di sebelah barat

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 14

Page 15: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Peta II.7Kondisi Geomorfologis di Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 15

Page 16: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

d. Jenis Tanah

Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari tanah

liat bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis

aluvium berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan

pratersier terdiri dari batuan batu lempung bergelimer, batu pasir

dan kwarsa. Luas dan jenis tanah tersebut dapat dilihat pada tabel

2.2.

Secara spesifik jenis tanah yang terdapat di Kota Kendari diklasifikasi

kedalam tanah resina, gleisol eutrik, alluvial tionik, kambisol destrik,

podsolik plintit dan mediteran hplik. Sebagian besar wilayah Kota

Kendari didominasi oleh jenis tanah Kambisol dan Gleysol.

Karakteristik masing-masing jenis tanah tersebut secara garis besar

adalah sebagai berikut :

1. Tanah Resina, tergolong tanah muda; tingkat kelapukan rendah,

kedalaman tanah sangat dangkal (kurang dari 50 cm); lapisan

tanah langsung berbatasan dengan batu kapur atau sebagian

batu kapur muncul kepermukaan; berstruktur lapis lempung

sampai gelu lempung. Ph tanah agak netral sampai basah;

kandungan bahan organik rendah; kejenuhan basa sedang sampai

tinggi dengan kapasitas tukar kation (KTK) lebih dari 16 me/100

lempung.

2. Tanah Geisol Eurik, jenis tanah yang karena kondisi topografinya

yang selalu jenuh air sehingga menghambat proses pelapukan

dan pematangan tanah. Kedalaman tanah umumnya lebih dari 90

cm; warna tanah gelap dan terdapat ciri-ciri terjadinya gleisasi

dengan adanya bercak-bercak berwarna biru kehijauan; tekstur

pasir geluhan; Ph tanah sangat masam sampai rendah;

mempunyai kandungan ion Natrium (Na+) lebih dari 15%;

kejenuhan masa basa rendah dan KTK murang dari 16 me/g

lempung.

3. Tanah Alluvial Teonik, jenis tanah yang berkembang dari bahan

alluvial mudah (recent) yang mempunyai susunan yang berlapis-

lapis yang diskontinyu pedologi (multi sekum, warna tanah

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 16

Page 17: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

umumnya gelap dan metrik tanah terdapat bercak-bercak

berwarna kebiruan hingga kehijauan sebagai ciri adalah proses

ngakesasi dari kandungan bahan sulfida yang cukup tinggi;

tekstur tanah sangat (bervariasi) dari tekstur geluhan sampai

lempung; ph tanah antara masam sampai sangat masam;

kandungan organik tergolong rendah sampai tinggi; kejenuhan

basa kurang dari 50% dengan KTK kurang dari 16 me/100 g

lempung.

4. Jenis Tanah Kambisol Distrik, jenis tanah dengan tingkat

pelapukan sedang; proses illuvial debulm, tegas; warna coklat tua

sampai merah; tekstur pasir geluhan sampai gelujan; Ph tanah

berkisar antara agak masam sampai netral; kandungan bahan

organik tergolong rendah sampai sedang; kejenuhan basa kurang

dari 50% dari KTK kurang dari 16 me/100 g lempung.

5. Tanah Pedsolik Plintit, jenis tanah yang mengalami pelapukan

lanjut; proses pencucian basa sangat intensif sehingga

mempunyai kemasaman yang tinggi; warna tanah coklat

kekuningan samapi kemerahan; pada matriks tanah terdapat

bercak-bercak karatan atau plitik yang berwarna merah lebih dari

5% luas penampang tanah; bertekstur geluh lempung sampai

masam; kejenuhan basa kurang dari 50% dengan KTK kurang dari

16 me/100 g lempung.

6. Tanah Mediteran Haplik, jenis tanah yang mengalami pelapukan

sedang terjadi proses alluvial yang nyata pada horison berupa

akumulasi lempung yang dicirikan adanya selaput lempung;

warna tanah umumnya merah sampai merah sampai merah gelap

(kecoklatan); kedalam tanah bervariasi dari dangkal sampai lebih

dari 90 cm; tekstur tanah berkisar antara geluhan sampai

lempung geluhan; Ph tanah berkisar antara agak masam sampai

netral. Kandungan bahan organik rendah sampai sedang,

kejenuhan basah lebih dari 50% dengan KTK lebih dari 16 me/100

g lempung.

Berdasarkan data tersebut diatas maka dapat dikemukakan, bahwa

tingkat erosi di wilayah Kota Kendari tergolong ringan sampai berat.

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 17

Page 18: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Tabel 2.2Luas dan Jenis Tanah di Kota Kendari

LUAS

( Ha. ) ( % )

1. A11 : Aluvial 980 3,31

2. B12 : Glisol 1.704 5,76

3. H19 : Recoso Litosol 512 1,73

4. H89 : Gleisolacic 4.184 14,14

5. H49 : Podsoloik 762 2,58

6. P12 : Mediteran Haplik 1.585 5,36

7. T14 : Gleisol Distrik 3.572 12,07

8. A13 : Gleiik 1.764 5,96

9. B33 : Aluvial Tidnik 2.481 8,38

10. H31 : Kembisol Distrik 5.303 17,92

11. H16 : Rensina 1.323 4,47

12. H32 : Podsoloik Plintik 2.069 6,99

13. T19 : Gleisol Evtrik 2.947 9,96

14. P82 : Kembisol Distrik 403 1,36

JUMLAH 29.589 100,00

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2004, BPS Kota Kendari

JENIS TANAH

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 18

Page 19: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

peta II.8Jenis Tanah di Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 19

Page 20: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

e. Kondisi Klimatologi

Secara umum iklim di Kota Kendari termasuk ke dalam iklim tropis

yang sepanjang tahun memiliki dua pergantian musim yaitu musim

hujan dan kemarau. Pada umumnya musim hujan terjadi pada Bulan

Desember sampai Bulan Juni, sedangkan musim kemarau terjadi

antara bulan Juli sampai Nopember. Adapun data klimatologi yang

dapat dipakai untuk analisis dalam studi ini adalah Data Klimatologi

dari Stasiun Lapangan Udara Wolter Monginsidi dan Stasiun Hujan di

Dinas Pengairan. Data-data tersebut antara lain :

1. Temperatur. Suhu udara yang dimaksudkan di sini adalah suhu

yang di ukur dengan termometer dalam sangkar meteorologi

yaitu 1.20 - 1.50 meter di atas permukaan tanah. Makin tinggi

elevasi pengamatan dari atas permukaan laut, maka suhu udara

semakin rendah. Temperatur udara yang tercatat pada Stasiun

Metereologi Maritim Kota Kendari tahun 2010 besarnya antara

23,5°C – 24,9°C. Temperatur terendah rata-rata terjadi pada

bulan Juli sampai Agustus dan termperatur rata-rata tertinggi

terjadi pada bulan Mei.

Tabel 2.3

Rata-Rata Suhu Udara dan Kelembaban Udaradi Kota Kendari Tahun 2010.

Bulan

Suhu Udara (oC)Kelembaban Udara Rata-

Rata (%)

Minimu

m

Maksimu

mRata-Rata

Januari 27,4 32,1 24,3 84

Februari 27,3 32,0 24,4 82

Maret 27,4 31,9 24,6 85

April 27,8 32,4 24,8 85

Mei 27,5 31,6 24,9 86

Juni 26,6 30,6 24,1 87

Juli 26,2 30,0 23,8 88

Agustus 26,2 30,0 23,5 87

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 20

Page 21: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

September 27,0 31,5 24,0 84

Oktober 27,0 31,9 24,1 86

November 27,6 32,1 24,3 84

Desember 27,4 32,1 24,0 83

Sumber: BPS Kota Kendari, 2010

2. Kelembaban Udara. Kelembaban udara disini adalah banyaknya

air yang terserap oleh udara dalam bentuk uap air. Besarnya

kelembaban tergantung dari suhu udara dan tersedianya air,

makin tinggi suhu udara makin banyak air yang diserap.

Kelembaban udara disini adalah kelembaban udara relatif yang

besarnya dinyatakan dalam bentuk prosentase. Besarnya

kelembaban udara pada Stasiun Metereologi Maritim Kota

Kendari tahun 2010 adalah antara 82,00% - 88,00%, dengan

tekanan udara rata-rata 1.008,0 – 1.012,4 milibar. Kelembaban

rata-rata terendah terjadi pada bulan Desember dan tertinggi

terjadi pada bulan Agustus.

Tabel 2.4

Rata-Rata Tekanan Udara dan Kecepatan Angindi Kota Kendari Tahun 2010.

BulanRata-Rata

Tekanan Udara (mb)

Rata-Rata Kecemapat Angin

(knot)Januari 1.010,9 1,99

Februari 1.012,0 2,38

Maret 1.011,7 1,93

April 1.011,6 1,82

Mei 1.010,4 1,69

Juni 1.012,1 1,65

Juli 1.012,0 1,04

Agustus 1.012,4 1,62

September 1.012,0 1,82

Oktober 1.010,7 1,41

November 1.010,1 2,11

Desember 1.008,0 2,30

Sumber: BPS Kota Kendari, 2010

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 21

Page 22: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

3. Kecepatan Angin. Kecepatan angin yang dipergunakan disini

adalah kecepatan angin yang dihitung pada ketinggian 10 meter

di atas permukaan air laut. Satuan kecepatan dalam pencatatan

digunakan knot. Data pencatatan kecepatan angin pada Stasiun

Metereologi Maritim Kota Kendari tahun 2010 besamya antara

1,04 – 2,39 knot. Kecepatan angin rata-rata terendah terjadi pada

bulan Juli dan tertinggi terjadi pada bulan Februari dan Desember.

4. Curah Hujan. Jumlah curah hujan tahunan pada Stasiun

Metereologi Maritim Kota Kendari tahun 2010 besarnya berkisar

antara 108,2 mm – 395,0 mm, dengan jumlah hari hujan antara

15 – 18 perhari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni

sampai Bulan Agustus sementara jumlah curah hujan terendah

(musim kemarau) terjadi pada bulan April.

Tabel 2.5

Rata-Rata Jumlah Hari Hujan, Curah Hujan dan Penyinaran Matahari Setiap Bulan di Kota Kendari Tahun 2010.

BulanJumlah hari

Hujan(hari)

Curah Hujan (mm)

Penyinaran Matahari

(jam)Januari 25 186,6 122

Februari 23 262,4 178

Maret 25 250,3 155

April 22 108,2 148

Mei 22 224,1 125

Juni 22 343,7 107

Juli 25 395,0 116

Agustus 23 385,1 119

September 17 121,0 179

Oktober 21 224,9 156

November 15 110,6 186

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 22

Page 23: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Desember 18 147,4 131

Sumber: BPS Kota Kendari, 2010

f. Hidrologi

Hidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh

sungai besar dan kecil, antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-

Lepo) dengan debit 7,487 ltr/dtk, Sungai Tipulu (0,140 ltr/dtk), Sungai

Mandonga (0,214 ltr/dtk), dan Sungai Sodohoa (0,198 ltr/dtk), yang

kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut

berfungsi sebagai saluran pembuangan air hujan / drainase kota.

Untuk kebutuhan pengolahan air bersih, selama ini dilayani oleh

PDAM yang menggunakan air baku dari Kali Pohara.

Keberadaan beberapa aliran sungai di Kota Kendari bersumber dari

Pegunungan Nipa-Nipa dan Pegunungan Nanga-Nanga, yang

merupakan potensi yang besar untuk kebutuhan penduduk sehari-

hari. Sungai besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai

Wanggu dengan mata air dari Pegunungan Nanga-Nanga. Sungai

Wanggu ini membentang dari Barat Daya di pegunungan Watu Re

arah Utara dan bermuara di Teluk Kendari. Panjang Sungai Wanggu

dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km. Adapun anak-anak sungai

Wanggu antara lain :

1. Sungai Konda

2. Sungai Lapulu

3. Sungai Numanggere

4. Sungai Lamomea

5. Sungai Pinesala

6. Sungai Alulua

7. Sungai Pambula

8. Sungai Ambololi

9. Sungai Lambusa

10.Sungai Amohalo

11.Sungai Lepo-Lepo

12.Sungai Ea

13.Sungai kecil lainnya

Sungai lain yang berasal dari Pegunungan Nanga-Nanga diantaranya

adalah Sungai Anggoeya, Sungai Kambu dan Sungai Lepo-Lepo.

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 23

Page 24: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Sedangkan sungai-sungai lain yang berasal dari pegunungan Nipa-

nipa antara lain :

1. Sungai Kadia

2. Sungai Korumba

3. Sungai Mandonga

4. Sungai Kemaraya

5. Kali Lainea

6. Kali Tanea

7. Beberapa sungai-sungai kecil lainnya.

Secara hidrologis, saluran-saluran sungai pada DAS Wanggu

bermuara di Teluk Kendari.

Pola aliran (drainage pattern) saluran-saluran sungai DAS Wanggu

secara umum menyerupai bentuk cabang-ranting-pohon (dendritic

pattern). Pola tersebut bila dikaitkan dengan sistem aliran sungai

(drainage system) dapat mempercepat gerakan limpasan air dan

mempermudah terjadinya erosi tanah pada DAS Wanggu.

Kondisi DAS Sungai Wanggu pada saat ini sudah cukup kritis. Di

daerah up-stream tumbuhan tahunan yang merupakan ciri khas

hutan tropis sudah hampir hilang. Kondisi semacam ini terlihat pada

daerah pegunungan yang merupakan watershed Sungai Wanggu

yang banyak ditumbuhi rumput dan semak. Tumbuhan semacam ini

tidak bisa menahan air selama musim hujan.

Dengan kondisi demikian pada saat terjadi musim hujan air tidak bisa

tertahan, sehingga semua air akan mengalir ke bawah secara

bersamaan akibatnya bisa menyebabkan banjir pada daerah aliran di

bawahnya. Namun bila musim kemarau datang, debit sungai sangat

kecil. Kondisi semacam ini hampir terjadi pada semua anak sungai

yang berada di Daerah Aliran Sungai Wanggu, seperti : Sungai

Numanggere, Sungai Lamomea, Sungai Pinesala, Sungai Lapulu,

Sungai Alulua, Sungai Pambula, Sungai Amohalo, Sungai Lambusa

dan Sungai kecil lainnya.

Salah satu sungai yang mengalirkan debit air cukup besar pada saat

musim kemarau adalah sungai Lambusa. Hal ini disebabkan karena

hulu sungai terdapat sumber air yang cukup besar, yaitu Rawa

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 24

Page 25: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Pening. Daerah pengaliran Rawa Pening merupakan kawasan yang

sampai saat ini masih terjaga dengan baik kelestariannya.

Dengan kondisi dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang

demikian, maka Kota Kendari diidentifikasi memiliki potensi air tanah

dangkal dan air tanah dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi air

tanah di Kota Kendari adalah sebagai berikut :

1. Potensi air tanah dangkal meliputi :

a. Daerah rawan pasang surut

b. Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang dari

5 liter

c. Kedalaman air tanah antara 3 m sampai 10 m dengan debit

antara 3 liter/detik

2. Potensi air tanah dalam diklasifikasi sebagai berikut :

a. Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1

liter/detik

b. Potensi aquifer rendah setempat dengan debit (q) 1 liter/detik

c. Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q) antara

1 sampai 3 liter/detik

d. Potensi aquifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit

air (q) antara 3 sampai 5 liter/detik

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 25

Page 26: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Peta II.9

Peta DAS Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 26

Page 27: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Gambar II.10Kondisi Hidrologi di Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 27

Page 28: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Menurut hasil penelitian, kualitas air Sungai Wanggu pada tahun

1994 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan

Pengairan Departemen Pekerjaan Umum (Data Tahunan Kualitas Air

1993 – 1994), mengidentifikasikan adanya penurunan kualitas air.

Selain itu, hamper pada semua bagian kota terjadi pendangkalan

saluran dan sungai yang diakibatkan muatan sediment pasir dari

daerah hulu. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap

pendangkalan Teluk Kendari.

Kondisi air tanah dangkal di wilayah Kota Kendari terdiri dari :

Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah kurang dari 3 (tiga)

meter dan potensi aquifer sedang ( > 5 ltr/detik), tersebar di 3

(tiga) kecamatan, yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan

Poasia dan baruga, serta sebagian kecil di sebelah utara

Kecamatan Mandonga;

Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 – 10 meter dan

potensi aquifer sedang ( 3 – 5 ltr/detik), tersebar di semua

kecamatan, yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan

Kendari, sedangkan di Kecamatan Mandonga mulai dari sisi timur

atau kelurahan Korumba hingga kea rah selatan Kelurahan

Watulondo, untuk di Kecamatan Baruga mulai dari Kelurahan

Kadia kearah selatan hingga sekitar Kelurahan Baruga dan di

Kecamatan Poasia menyebar sebelah uatara sebelum Teluk

Kendari.

Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri dari :

Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah setempat-

tempatnya (< 1 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan dengan

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 28

Page 29: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

penyebaran terluas di Kecamatan Poasia sekitar pegunungan

Nipa-Nipa, serta di sebelah barat Kecamatan Mandonga dan

Baruga, sedangkan di Kecamatan Kendari hanya bagian timur

wilayah pesisir;

Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1 – 3 ltr/detik),

tersebar di semua kecamatan. Jenis air tanah ini, mendominasi

hampir seluruh wilayah Kecamatan kendari. Persebarannya di

Kecamatan Poasia pada pegunungan Nipa-Nipa.

g. Penggunaan Lahan

Kondisi pemanfaatan lahan saat ini dibagi atas penggunaan lahan

terbangun dan tidak terbangun. Penggunaan lahan terbangun

meliputi permukiman serta fasilitas fisik kota keseluruhan,

sedangkan penggunaan lahan tidak terbangun meliputi sawah,

tegalan/kebun, ladang/huma, padang rumput, rawa,

tambak/kolam/empang, lahan kosong yang sementara tidak

diusahakan, lahan tanaman kayu, hutan engara, perkebunan dan

lainnya.

Sebagai Kota yang sedang berkembang, maka Kota Kendari

mengalami kecenderungan perkembangan lahan yang cukup

dinamis. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan pola penggunaan

lahan Kota Kendari dari Tahun 2009 – 2010 (lihat tabel 2.6).

Sedangkan secara visual dapat dilihat dari Peta Penggunaan Lahan

Eksisting (lihat gambar 2.3).

Gambar 2.3.Penggunaan lahan Kota Kendari, 2010

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 29

Page 30: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Dari gambar di atas menunjukkan kawasan terbangun menjadi

kawasan dengan luas lahan yang terbesar 6.959 ha (23.52 %),

sedangkan kawasan padang rumput menjadi kawasan dengan luasan

tersedikit yaitu sebesar 175 ha atau hanya 0.59 %.

Kondisi tersebut menunjukan bahwa komitmen untuk mewujudkan

visi-misi Kota Kendari yaitu ”Kota Dalam Taman” sangat konsisten

untuk dilaksanakan, tanpa mengabaikan pembangunan lahan untuk

kegiatan perkotaan seperti fasilitas dan utilitas pendukungnya.

Tabel 2.6

Perkembangan Penggunaan Lahan 2009 – 2010(dalam hektar)

Penggunaan TanahTahun

2009 2010

1. Sawah 494 1.3192. Bangunan dan Halaman 8.014 6.9593. Tegalan/Kebun 4.574 4.9904. Ladang/Huma 1.978 1.0015. Padang Rumput 236 1756. Rawa yang Tidak ditanami 122 2887. Tambak, Kolam, Tebat dan 109 195

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 30

Page 31: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Empang8. Lahan yang Sementara Tidak

diusahakan2.608 2.839

9. Lahan Tanaman Kayu-kayuan 1.388 29510.Hutan Negara 2.544 5.20011.Perkebunan 4.441 2.96612.Lainnya 3.081 3.422

Total 29.589 29.589Sumber: Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Gambar II.11Penggunaan Lahan Existing

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 31

Page 32: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

h. Status Penguasaan Tanah

Status tanah di Kota Kendari dapat dibedakan ke dalam tanah milik

(adat) dan tanah Negara. Tanah adat adalah hak seseorang atas

tanah yang sedang diusahakan atau yang sudah pernah diusahakan

jika jenis tanaman di atasnya merupakan tanaman tahunan seperti

karet, kelapa, rotan dan sebagainya. Tanah adat dapat diwariskan

kepada keturunannya. Jika tanaman di atasnya merupakan tanaman

semusim, maka hak milik (adat) tersebut hanya berlaku selama 3 – 7

tahun dan selama jangka waktu sebelum itu tanah tersebut tidak

digarap oleh orang lain.

Kecenderungan perkembangan penggunaan lahan tentunya tidak

akan terlepas dari ketersediaan lahan yang dikuasai untuk

pemenuhan kebutuhan pengembangan fisik kota. Oleh sebab itu

aspek status kepemilikan lahan akan sangat menentukan dalam

proses dinamika fisik kota tersebut. Demikian pula halnya dengan

yang terjadi di Kota Kendari, yang termasuk dalam kategori kota

sedang berkembang, tentunya sangat diperlukan data yang

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 32

Page 33: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

menyangkut status kepemilikan atau penguasaan atas lahan yang

bersangkutan.

Pada umumnya, tanah milik (adat) di Kota Kendari dipergunakan

untuk perkampungan, kebun campuran, perkebunan dan sawah.

Tanah yang dimiliki penduduk ini, terletak di sepanjang pinggiran

sungai atau di sekitar perkampungan.

Status kepemilikan tanah berdasarkan sebarannya di Kota Kendari

adalah sebagai berikut :

1. Tanah Hak Milik, tersebar di sepanjang jalan-jalan utama Kota

Kendari terutama di kawasan pusat kota, meliputi sebagian

Kecamatan Madonga, sebagian Kecamatan Baruga dan sebagian

Kecamatan Poasia.

2. Tanah Hak Guna Bangunan, memiliki sebaran relatif sedikit,

terutama di Kelurahan Punggaloba, Kelurahan Sodohoa,

Kelurahan Gunung Jati (Kecamatan Kendari), Kelurahan Puwatu,

Kelurahan Watulondo (Kecamatan Mandonga), Kelurahan

Anduonohu, kelurahan Rahandouna, Kelurahan Kambu, Kelurahan

Anggoeya (Kecamatan Poasia)

3. Tanah Hak Pakai, terdapat di Kelurahan Punggolaka, Kelurahan

Mandonga (pusat kota Kecamatan Mandonga), dan Kelurahan

Bende, Kelurahan Kadia, Kelurahan Baruga (Kecamatan Baruga),

dan Kelurahan Kambu di Kecamatan Poasia.

4. Tanah Negara, terdiri dari tanah negara dikuasai penduduk dan

belum bersertifikat (Tnu), tanah negara diperuntukan (TPD), tanah

negara dikuasai oleh Departemen Kehutanan (KH), dan tanah

negara bebas (TN) tersebar di bagian wilayah lainnya, yaitu

sebagai berikut :

a. Status tanah Tnu tersebar di Kecamatan Mandonga (Kelurahan

Watulondo, Pusatu, Punggolaka, Labibia, Wawombalata,

Alolam, Tobuuha. Dan Kelurahan Anggilowu), Kecamatan

Baruga (Kelurahan Wua-Wua, Kadia dan Kelurahan Baruga),

Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kendari.

b. TDP tersebar di Kecamatan Poasia (Kel. Mokoau) dan sebagian

Kelurahan Puwatu Kecamatan Mandonga.

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 33

Page 34: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

c. KH, tersebar di bagian utara Kecamatan Kendari dan sebagian

Kecamatan Mandonga yang berbatasan dengan Kecamatan

Soropia, serta Kecamatan Poasia.

d. Lokasi Tn terdapat dibagian Kecamatan Soropia

bersinggungan dengan KH, serta dibagian tengah Kecamatan

Kendari, berbatasan dengan loksi KH, dan di bagian barat

sebagian Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Baruga.

Tabel 2.7Realisasi Sertifikasi Tanah menurut Kecamatan

Kota Kendari Tahun 2010

KecamatanRealisasi

SertifikasiLuas (Ha)

Mandonga 540 159,01Baruga 1 194 3 523,13Puuwatu 484 208,02Kadia 549 255,35Wua-Wua 885 1 332,94Poasia 1 188 4 346,83Abeli 263 67,99Kambu 1 120 1 261,04Kendari 114 4,51Kendari Barat 654 446,15Kota Kendari 6 991 11 604,97

Sumber: Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Tabel 2.8Banyaknya Tambahan Pemilik Surat Keputusan Hak Atas Tanah

Di Kota Kendari Tahun 2007 – 2010

Tahun

Hak Guna Bangunan

Hak Milik Hak Pakai Wakaf

Pemilik Luas (Ha)

Pemilik

Luas (Ha)

Pemilik

Luas (Ha)

Pemilik

Luas (Ha)

2010 1 0,23 1.154 76,56 2 0,39 - -

2009 4 0,64 1.460 206,16 4 37,07 1 0,43

2008 35 1,00 1,004 203,00 17 1,00 - -

2007 35 1,32 527 128,58 38 6,95 - -

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 34

Page 35: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Sumber: Kota Kendari Dalam Angka, 2011.

i. Daerah Rawan Bencana

Bentang alam Wilayah Kota Kendari yang terdiri dari daerah pesisir

pantai, muara daro 6 (enam) sungai besar dan kecil, serta daerah

perbukitan, menyebabkan beberapa wilayah cukup rawan terhadap

bencana abrasi, genangan/banjir dan tanah longsor. Jenis bencana

ini, disebabkan oleh terganggunya keseimbangan alam akibat

kegiatan yang berlangsung di Kota Kendari maupun di wilayah

sekitarnya.

Berdasarkan data BPS Kota Kendari Tahun 2011, kejadian bencana

yang sering terjadi dan melanda sebagian besar kelurahan yang ada

adalah bencana genangan/banjir. Rata-rata genangan mencapai

ketinggian < 7 meter, dan terjadi di 15 (lima belas) kelurahan (Tabel

2.9). Untuk daerah bencana tanah longsor, terjadi di 10 (sepuluh)

kelurahan, 9 (sembilan) kelurahan diantaranya berada di Kecamatan

Kendari. Sedangkan daerah yang mengalami bencana abrasi hanya

terjadi di Kecamatan Kendari meliputi 7 (tujuh) kelurahan.

Tabel 2.9Kejadian Bencana di Kota Kendari Tahun 2010

Tahun

Jenis Bencana Alam

Banjir KebakaranAngin

TopanLain-Lain

2010 5 5 3 16

2009 2 13 1 1

2008 2 8 5 5

2007 2 16 1 14

2006 - - - -

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 35

Page 36: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

2005 1 18 1 -

Sumber: Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Dari data di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar kelurahan

atau 14 (empat belas) dari 16 (enam belas) kelurahan di Kecamatan

Kendari merupakan daerah yang rawan terhadap bencana. Dari

besarnya jumlah yang cukup memprihatinkan ini, perlu adanya

penanganan dan pengendalian kegiatan yang dapat mengeliminir

terjadinya bencana.

Oleh karena itu, dalam kegiatan pembangunan fisik bangunan,

khususnya untuk perumahan sangat penting mempertimbangkan

faktor kejadian bencana, agar dapat tercipta suatu perumahan yang

bukan saja hanya layak huni juga layak lingkungan.

Peta II.12

Daerah rawan bencana

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 36

Page 37: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

2.1.3.KEPENDUDUKAN

Jumlah Penduduk Kota Kendari hingga Tahun 2010 menurut Badan

Pusat Statistik Kota Kendari sebesar 289.966 jiwa 13% dari jumlah

penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara yang pada saat itu berjumlah

sekitar 2.232.586 jiwa. Suatu jumlah atau ukuran yang relatif kecil

bila dilihat dari fungsi Kota Kendari sebagai pusat utama di wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara ini.

Gambar 2.4

Persebaran Penduduk Sulawesi Tenggara menurut Kabupaten/KotaTahun 2010

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 37

Page 38: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Kota

Sumber: Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka, 2011

kendari mempunyai luas wilayah 295,89 km2 dengan penduduk

yang secara terinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ;

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 38

Page 39: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Tabel 2.10

Luas Wilayah dan Keadaan Penduduk di Kota Kendari Tahun 2010.

No. KecamatanLuas

Wilayah (km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Rata-Rata Penduduk (jiwa/km2)

1. Mandonga 23.36 36,163 1,5482. Baruga 49.58 19,368 3913. Puuwatu 42.71 27,749 6504. Kadia 9.10 39,244 4,3135. Wua-Wua 12.35 24,407 1,9766. Poasia 43.52 24,977 5747. Abeli 49.61 22,438 4528. Kambu 23.13 27,135 1,1739. Kendari 19.55 25,557 1,30710. Kendari Barat 22.98 42,928 1,868

KOTA KENDARI 295.89 289,966 980

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Jumlah penduduk Kota Kendari pada tahun 2010 berdasarkan hasil

Registrasi Akhir Tahun yang dilakukan BPS Kota Kendari tercatat

289.966 jiwa yang terdiri dari 146,401 jiwa laki-laki dan 143,565 jiwa

perempuan, dengan kepadatan penduduk rata-rata 980 jiwa per

kilometer persegi.

Selanjutnya dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota

Kendari Tahun 2011 jumlah penduduk per kecamatan dapat dilihat

pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel 2.11

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan MandongaTahun 2010

No. Kelurahan

Luas Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)

Laki-Laki Perempuan

Jumlah

1 Mandonga 1.97 6,525 6,561 13,0862 Korumba 2.62 5,827 5,767 11,5943 Anggilowu 1.52 2,325 2,278 4,6034 Alolama 1.78 1,195 1,168 2,3635 Wawombalata 6.55 1,271 1,277 2,5486 Labibia 8.92 971 998 1,969

Kecamatan Mandonga 23.36 18,114 18,049 36,163

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 39

Page 40: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bawah di Kecamatan Mandonga

jumlah penduduk sebesar 36.163 jiwa dengan sebaran penduduk

terbesar berada di Kelurahan Mandonga sebesar 13.086 jiwa.

Sedangkan Jumlah penduduk paling sedikit terdapat di

KelurahanLabibia dengan jumlah jiwa sebesar 1.969 jiwa.

Tabel 2.12

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan BarugaTahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

1 Baruga 26.57 3.886 3.564 7.4502 Lepo-Lepo 3.66 2.067 2.193 4.2603 Watubangga 14.79 2.259 2.282 4.5414 Wundudopi 4.56 1.519 1.598 3.117

Kecamatan Baruga 49.58 9.731 9.637 19.368

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Tabel di atas memperlihatkan jumlah penduduk di Kecamatan Baruga

adalah sebesar 19.368 jiwa dengan jumlah sebaran penduduk

terbanyak terdapat di Kelurahan Baruga dengan jumlah 7.450 jiwa

sedangkan yang paling sedikit jumlahnya terdapat di Kelurahan

Wundudopi dengan sebaran penduduk sebanyak 3.117 jiwa.

Tabel 2.13

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan PuuwatuTahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)

Laki-Laki Perempuan

Jumlah

1 Puuwatu 9.77 3,128 2,851 5,9792 Watulondo 13.15 3,219 3,081 6,3003 Punggolaka 4.73 3,390 3,094 6,4844 Tobuuha 2.52 3,280 3,196 6,4765 Lalodati 6.83 993 994 1,9876 Abeli Dalam 5.71 267 256 523

Kecamatan Puuwatu 42.71 14,277 13,472

27,749

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 40

Page 41: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Dari Tabel di atas terlihat bahwa sebaran jumlah penduduk di

Kecamatan Puuwatu sebesar 27.749 jiwa dengan sebaran penduduk

paling banyak terdapat di Kelurahan Punggolaka dengan jumlah

penduduk 6.484 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling sedikit

terdapat di Kelurahan Abeli Dalam dengan sebaran jumlah penduduk

sebesar 523 jiwa.

Tabel 2.14

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan KadiaTahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

1 Bende 2.92 7,052 6,831 13,8832 Kadia 2.91 5,326 5,240 10,5663 Anaiwoi 0.91 1,417 1,493 2,9104 Wowawanggu 1.28 2,521 2,729 5,2505 Pondambea 1.08 3,230 3,405 6,635

Kecamatan Kadia 9.10 19,546 19,698 39,244

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Tabel di atas memperlihatkan sebaran penduduk di Kecamatan Kadia

pada Tahun 2010 sebesar 39.244 jiwa dengan sebaran penduduk

terbesar terdapat di Kelurahan Bende sebesar 13.883 jiwa sedangkan

sebaran penduduk terkecil terdapat di Kelurahan Anaiwoi dengan

sebaran penduduk sebesar 2.910 jiwa.

Tabel 2.15

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Wua-WuaTahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)

Laki-Laki Perempuan

Jumlah

1 Bonggoeya 2.78 3,719 3,554 7,2732 Wua-Wua 4,28 3,417 3,265 6,6823 Mataiwoi 1,38 2,883 2,811 5,6944 Anawai 3.95 2,401 2,357 4,758

Kecamatan Wua-Wua 6.73 12,420 11,987 24,407

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 41

Page 42: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Tabel diatas memperlihatkan bahwa di Kecamatan Wua-Wua sebaran

jumlah penduduk sebesar 24.407 jiwa dengan sebaran penduduk

terbesar berada di Kelurahan Bonggoeya dengan jumlah 7.273 jiwa

sedangkan sebaran penduduk terkecil berada di Kelurahan Anawai

dengan jumlah sebaran penduduk sebesar 4.758 jiwa.

Tabel 2.16

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan PoasiaTahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

1 Anduonuhu 15.24 4,588 4,566 9,1542 Rahandouna 12.62 5,102 4,822 9,9243 Anggoeya 12.55 2,405 2,248 4,6534 Matabubu 3.11 645 601 1,246

Kecamatan Poasia 43.52 12,740 12,237 24,977

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Pada tabel di atas terlihat bahwa sebaran Penduduk di Kecamatan

Poasia berjumlah 24.977 jiwa. Kelurahan Matabubua merupakan

kelurahan dengan sebaran penduduk paling sedikit yakni sebesar

1.246 jiwa sedangkan Kelurahan Rahandouna merupakan kelurahan

dengan sebaran penduduk yang paling banyak yakni 9.924 jiwa.

Tabel 2.17

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Abeli Tahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

1 Benuanirae 10.06 799 800 1,5992 Puday 1.21 881 763 1,6443 Lapulu 1.06 1,973 1,903 3,8764 Abeli 2.21 892 813 1,7055 Anggalomelai 2.64 822 828 1,6506 Tobimeita 9.48 1,047 1,052 2,0997 Poasia 0.91 811 731 1,5428 Talia 1.16 780 736 1,5169 Petoaha 2.35 818 786 1,604

10 Nambo 8.31 695 622 1,31711 Bungkutoko 2.02 791 787 1,57812 Sambuli 4.64 716 744 1,46013 Tondonggeu 3.56 452 396 848

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 42

Page 43: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Kelurahan Abeli 49.61 11,477 10,961 22,438

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Tabel di atas memperlihatkan jumlah penduduk di Kecamatan Abeli

sebanyak 22.438 jiwa. Kelurahan Lapulu merupakan kelurahan

dengan sebaran penduduk paling banyak jumlah penduduknya

sebesar 3.876 jiwa sedangkan Kelurahan Tondonggeu merupakan

kelurahan dengan sebaran penduduk yang paling sedikit jumlah

penduduknya sebesar 848 jiwa.

Tabel 2.18

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan KambuTahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

1 Mokoau 4.52 1,363 1,238 2,6012 Kambu 9.47 4,049 4,092 8,1413 Padaleu 3.93 2,240 2,144 4,3844 Lalolara 5.21 6,062 5,947 12,009

Kecamatan Kambu 23.13 13,714 13,421 27,135

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Tabel di atas memperlihatkan sebaran penduduk di Kecamatan

Kambu sebesar 27.135 jiwa, dimana Kelurahan Lalolara merupakan

wilayah di Kecamatan Kambu yang mempunyai sebaran penduduk

terbesar yaitu sebesar 12.009 jiwa, sedangkan Kelurahan Mokoau

merupakan wilayah dengan sebaran penduduk tersedikit, yaitu

sebesar 2.601 jiwa.

Tabel 2.19Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Kendari

Tahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

1 Kandai 0.68 725 537 1,2622 Gunung Jati 2.25 791 780 1,5713 Kendari Caddi 0.82 1,875 1,882 3,7574 Kassilampe 1.26 1,019 947 1,9665 Kampung Salo 0.57 2,170 2,192 4,3626 Mangga Dua 5.10 1,134 1,245 2,3797 Mata 3.38 2,215 2,189 4,404

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 43

Page 44: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

8 Purirano 3.34 1,613 1,558 3,1719 Jati Mekar 2.16 1,312 1,373 2,685

Kecamatan Kendari 19.56 12,854 12,703 25,577

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Tabel diatas menunjukkan bahwa di Kecamatan Kendari jumlah

penduduknya sebanyak 24.577 jiwa dengan jumlah kelurahan

sebanyak 9 kelurahan. Sebaran penduduk terbesar terdapat pada

Kelurahan Kampung Salo dengan jumlah penduduk sebesar 4.362

jiwa, sedangkan Kelurahan Kandai merupakan Kelurahan dengan

sebaran penduduk terkecil sebesar 1.262 jiwa.

Tabel 2.20

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Kendari BaratTahun 2010

No.

KelurahanLuas

Wilayah (km2)

Penduduk (jiwa)Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

1 Kemaraya 5.48 3,238 3,314 6,5522 Watu-Watu 2.21 2,738 2,820 5,5583 Tipulu 3.76 2,465 2,412 4,8774 Puunggaloba 3.07 2,209 2,163 4,3725 Benu-Benua 1.89 1,434 1,463 2,8976 Sodohoa 2.21 1,913 1,842 3,7557 Sanua 2.26 2,237 2,204 4,4418 Dapu-Dapura 0.63 1,782 1,760 3,5429 Lahundape 1.47 3,512 3,422 6,934

Kecamatan Kendari Barat 22.98 21,528 21,400 42,928

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2011

Pada tabel diatas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk di

Kecamatan Kendari Barat adalah sebesar 42.928 jiwa. Kelurahan

yang paling banyak jumlah penduduknya adalah Kelurahan

Lahundape dengan jumlah penduduk sebesar 6.934 jiwa sedangkan

yang paling sedikit adalah Kelurahan Benu-Benua dengan jumlah

penduduk sebesar 2.897 jiwa.

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 44

Page 45: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Peta II.13

Kepadatan penduduk kota Kendari tahun 2010

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 45

Page 46: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

2.1.4.Karakteristik Sosial Budaya

Penduduk asli Kota Kendari adalah Suku Tolaki, yang awalnya

terkonsentrasi di Kelurahan Kandai yang juga merupakan pelabuhan

laut di mulut Teluk Kendari. Namun seiring perkembangan wilayah

ini, mulai masuk para migran dari Muna, Bugis, Makassar, Gorontalo,

Manado, Maluku dan lainnya melalui pelabuhan laut tersebut. Lambat

laun para pedagang ini mendominasi penduduk Kota Kendari hingga

saat ini. Terlebih lagi, dengan adanya para transmigran dari Jawa dan

Bali di Kabupaten Kendari, yang telah beralih pekerjaan dari sector

pertanian menjadi non pertanian berpindah tinggal di Kota Kendari.

Suku-suku pendatang di atas, menjadikan Kota Kendari tumbuh

menjadi Kota dengan suku kehidupan sosial budaya yang heterogen.

Sedangkan suku Tolaki, walaupun sudah tidak menonjol lagi di Kota

Kendari, namun adat-istiadatnya masih tetap dihormati oleh

penduduk pendatang. Kegiatan yang masih terkait erat dengan adat-

istiadat masyarakat asli Kota Kendari ini berbentuk upacara-upacara

adat perkawinan dan keagamaan.

Dalam kaitannya dengan pembangunan perumahan dan

permukiman, tidak terdapat kondisi sosial budaya yang

mempengaruhi dalam pembangunan maupun pengembangan baik

bentuk bangunan maupun struktur pemanfaatan ruangnya.

Perlu dicermati, dalam kaitannya dengan kebiasaan masyarakat

dalam pengadaan perumahan, adalah di kawasan tempat hunian

masyarakat nelayan. Sebaran konsentrasi masyarakat nelayan di

wilayah Kota Kendari terdapat di pesisir pantai Kelurahan Matta,

Talia, Bungkutoko, dan Todonggeu yang memiliki kondisi fisik dan

nonfisik yang buruk. Untuk ke depan, perlu diperhatikan dalam

pengembangan kawasan perumahan dan permukiman untuk

masyarakat nelayan spesifik, karena terdapatnya komponen ruang

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 46

Page 47: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

yang berbeda dengan kawasan permukiman untuk masyarakat

lainnya, seperti tempat penjemuran ikan, sandaran / labuh kapal dan

sebagainya.

2.1.5 Sarana

Gambaran kondisi sarana yang melayani penduduk Kota Kendari

untuk pendidikan, kesehatan, peribadatan dan perdagangan, sebagai

berikut :

Pendidikan, Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kota

Kendari selama ini mengalami peningkatan pada setiap tahunnya.

Kecamatan Kendari memiliki jumlah gedung sekolah yang

terbanyak 78 (tujuh puluh delapan) buah dengan berbagai tingkat

pendidikan, dilanjutkan dengan Kecamatan Poasia 57 (lima puluh

tujuh) buah, Kecamatan Baruga 51 (lima puluh satu) buah dan

Kecamatan Mandonga 40 (empat puluh) buah. Sedangkan dari

jumlah Perguruan Tinggi, Kota Kendari memiliki 5 buah Perguruan

Tinggi Negeri dan Swasta, yaitu STIE Dharma Bharata, STIE 66,

Unsultra STAIN dan Unhalu

Tempat Peribadatan, Mayoritas penduduk Kota Kendari adalah

beragama Islam, dimana pada tahun 2001 tercatat 184.157 orang

atau 90,17% dari jumlah penduduk, dilanjutkan dengan agama

Kristen Protestan (4,92%), agam Khatolik (2,69%) dan sisanya

adalah agama Hindu, Budha dan agama lainnya. Sedangkan, dari

persebaran tempat ibadah, Kecamatan Mandonga yang

mempunyai fasilitas Masjid dan Mushala terbanyak, yaitu masing-

masing 94 buah dan 36 buah. Sementara Gereja Protestan

terdapat di Kecamatan Mandonga dan Kendari dengan jumlah

yang sama, yaitu 7 buah Kesehatan, Jumlah fasilitas kesehatan

(rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu) di Kota

Kendari pada tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, yaitu :

rumah sakit (7 buah), puskesmas (9 buah) dan puskesmas

pembantu dan puskesmas plus (masing-masing 2 buah). Dari

persebarannya, 3 buah rumah sakit masing-masing berada di

Kecamatan Mandonga dan Kendari dan 1 buah di Kecamatan

Baruga, serta 11 buah Puskesmas Pembantu di Kecamatan

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 47

Page 48: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Poasia. Sedangkan dari persebaran tenaga kesehatannya,

Kecamatan Kendari yang terbanyak memiliki Tenaga Kesehatan,

yaitu 119 orang

Dilihat dari jenis penyakitnya, banyak penduduk Kota Kendari

yang menderita Ispa lainnya, yaitu pada 2001 tercatat sebanyak

25.033 penderita (sekitar 88% dari total jenis penyakit yang

terdapat di Kota Kendari), dimana 9.147 penderita berdomisili di

Kecamatan Kendari. Penyakit yang antara lain disebabkan oleh

tidak sehatnya lingkungan tempat tinggal ini, menunjukkan

kualitas lingkungan perumahan yang mereka huni, yang rata-rata

masih dalam kondisi buruk. Hal ini diperkuat dengan data

banyaknya penderita penyakit diare dan bronchitis yang juga

menempati urutan tertinggi di kota ini.

Perdagangan, Pada saat ini di Kota Kendari terdapat 3 (tiga) pusat

perdagangan dan jasa utama, yaitu di Kelurahan Kandai,

Kelurahan Mandonga dan Kelurahan Wua-Wua. Untuk kegiatan

perdagangan grosir, masih terpusat pada Pasar Sentral Kendari

(Kelurahan Kandai), dengan lokasi yang strategis karena

ditunjang oleh Pelabuhan Laut Kendari sebagai tempat

keluar/masuk barang dari/ke Kota Kendari. Pasar Sentral Kendari

ini juga menjadi tujuan utama pemenuhan kebutuhan barang dan

jasa untuk daerah hinterland (Wowoni dan Toronipa).

Sarana Telekomunikasi, Untuk kemudahan berkomunikasi

dengan pihak luar, digunakan pelayanan jasa pos dan giro. Kota

Kendari memiliki fasilitas fisik pelayanan pos dan giro, yang terdiri

dari kantor pos, kantor pos tambahan, kantor pos pembantu, pos

keliling kota, pos ke pos desa, bis surat dan pos sekolahan.

Pelayanan tidak hanya untuk berkomunikasi dalam lingkup

nasional saja, tetapi juga membantu memberikan pelayanan

berkomunikasi skala internasional.

2.1.6 Prasarana

Kebutuhan sarana dasar yang melayani penduduk Kota Kendari

untuk sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan perdagangan,

sebagai berikut :

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 48

Page 49: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Penyediaan Air Bersih, Sumber air yang umumnya dipergunakan

oleh penduduk Kota Kendari untuk pemenuhan kebutuhan sehari-

harinya meliputi air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),

pompa listrik/pompa tangan, sumur gali, sumber air permukaan,

sumur bor dangkal dan lainnya (sumur bor dalam dan mata air).

Dari 51 kelurahan, 23 kelurahan diantaranya merupakan wilayah

pelayanan air bersih dari PDAM sedangkan 28 kelurahan lainnya

memanfaatkan sumur dan sungai.

Kota Kendari yang saat ini dilayani oleh 3 perusahaan air minum,

pada tahun 2001 mengalami peningkatan jumlah pelanggan yaitu

sebanyak 1.127 pelanggan (naik 8,74%) dari Tahun 2000.

Sedangkan dari volume air minum yang disalurkan pada tahun

2001 tercatat 3.447.920 m2 dengan nilai Rp. 3.915.586. Jika

dibandingkan dengan tahun 2000, nilai air minum yang disalurkan

naik sebesar Rp. 309.005 (naik 8,75%).

Pada Tahun 2010, Perusahaan Air Minum Kota kendari (PDAM)

menyerap tenaga kerja sebanyak 227 orang atau meningkat

sebesar 31,98 % disbanding tahun sebelumnya. Volume Air yang

disalurkan selama tahun 2010 sebesar 3.383.016 m3, jika

dibandingkan pada tahun sebelumnya, volume air yang di

salurkan menurun sebanyak 10,71 %, dengan nilai penjualan

sebesar Rp. 13,29 milyar.

Gambar 2.5Banyaknya Pelanggan Air Minum Menurut Kategori Pelanggan

Kota Kendari Tahun 2010

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 49

Page 50: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Sumber : PDAM Kota Kendari, 2010.

Kota Kendari telah memiliki reservoir (tempat penampungan air)

intak, yang berlokasi di Kali Pohara, Kecamatan Mandonga. Dan bila

dilihat dari persebarannya, sudah sebagian besar wilayah Kota

Kendari yang telah dilayani PDAM 1 x 24 jam, hanya ada beberapa

kelurahan di Kecamatan Poasia saja yang masih belum terlayani.

Jaringan Listrik, Kebutuhan masyarakat di Kota Kendari akan

tenaga listrik atau penerangan listrik, sebagian besar diperoleh

dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), selebihnya diperoleh dari

luar PLN (Non PLN). Pembangunan jaringan listrik yang

dilaksanakan oleh PLN pada saat ini, telah mencakup sebagian

besar wilayah Kota Kendari, dengan PLTD (Pusat Listrik Tenaga

Diesel) terletak di Kelurahan Wua-Wua, Kecamatan Baruga. Di

lihat dari jumlah pelanggan, terjadi kenaikan sekitar 1,82% yaitu

dari 30.778 pelanggan pada tahun 2000 menjadi 31.338

pelanggan pada tahun 2001. Sedangkan, perkembangan untuk

daya yang terpasang juga mengalami peningkatan rata-rata

sebesar 0,94%/tahun, yaitu dari 35.900 ribu Kwh tahun 2000 naik

menjadi 36.236 ribu Kwh tahun 2001. Sedangkan produksi listrik

juga meningkat rata-rata sebesar 13,34% per tahun, yaitu dari

105.035.543 Kwh pada tahun 2000, naik menjadi 120.063.511

Kwh pada tahun 2001.

Jumlah pelanggan listrik yang dilayani oleh Perusahaan Listrik

negara (PLN) di Kota Kendari pada Tahun 2010 sebesar 43.423

pelanggan, di banding tahun sebelumnya terdapat peningkatan

sebesar 7,53% pelanggan. Sedangkan nilai jual masing-masing

meningkat sebesar 10,21 dan 15,54 % dibanding tahun

sebelumnya. Jenis Pelanggan Listrik pada Tahun 2010 didominasi

oleh rumah tangga (85,65%).

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 50

Page 51: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Jaringan Telepon, Media telekomunikasi di Kota Kendari dalam

beberapa tahun menunjukkan adanya peningkatan, khususnya

kapasitas sentral. Antara tahun 1997 – 1999 adanya trend yang

begitu tinggi, tetapi memasuki tahun 2000 ternyata tidak terdapat

penambahan kapasitas sentral telepon. Sedangkan dilihat dari

pemanfaatan fasilitas, beberapa indicator menunjukkan adanya

peningkatan seperti, peningkatan pulsa tahun 2000 mencapai

121.729.593 pulsa, jumla ini naik sekitar 16,57% dari tahun 1999

yang hanya mencapai 104.423.675 pulsa.

Persampahan, Pengelolaan persampahan di Kota Kendari

dilakukan oleh Pemda melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Sistem pengelolaan persampahan di Kota Kendari telah terasa

menjadi masalah, terutama pada Kecamatan Kendari (Kota Lama)

dan sebagian Kecamatan Mandonga (pusat kota). Bagi penduduk

yang bermukim jauh dari pusat kota, sampah belum menjadi

masalah, karena masih tersedianya lahan yang cukup luas

sebagai tempat pembuangan sampah tersebut, selain jumlah

sampah yang relative kecil. Saat ini, produksi sampah domestik

(perumahan) dan Non Domestik (buangan selain perumahan),

seperti : pasar, pusat perdagangan dan lainnya) diperkirakan

sebesar 151 m3 per hari. Sedangkan mekanisme pengangkutan

sampah di Kota Kendari selama ini adalah sampah-sampah

langsung diangkut dengan menggunakan truk sampah ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) yang terdapat di Tobuaha (Kecamatan

Mandonga). Di TPA yang menggunakan sistem landfill ini, sampah

kemudian langsung diratakan dan ditimbun dengan tanah.

Sementara, di TPA Puwatu dan di Kecamatan Mandonga

menggunakan sistem dumping, yaitu sampah dibuang ke lahan-

lahan yang kosong dan dibiarkan membusuk dengan sendirinya,

tanpa adas proses lebih lanjut. Berdasarkan survey Potensi Desa

SP 2000, bahwa terdapat 16 desa yang terlayani pengangkutan

sampah, 30 desa dengan cara dimasukkan ke dalam

lubang/dibakar, 1 desa membuang ke sungai, serta 4 desa

dengan cara lainnya.

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 51

Page 52: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Air Limbah, Saat ini, volume buangan air limbah (limbah cair) di

Kota Kendari mencapai 145 liter/detik/hari. Sedangkan dilihat dari

pembuangan limbahnya, berdasarkan data survey Potensi Desa

SP 2000 tercatat 31 desa lancer pembuangan limbah cair/air

kotor, 10 desa tidak lancer, 3 desa tergenang dan 7 desa tidak

memiliki saluran. Di Kota Kendari telah terdapat sarana

pengelolaan air limbah dengan sistem rioolering tertutup, tetapi

kendalanya sistem tersebut belum menjangkau seluruh wilayah

perkotaan, hanya terbatas pada sebagian wilayah pusat kota. Air

limbah yang dimaksud adalah air kotor yang berasal dari rumah

tangga (kamar mandi), pasar, industri, sekolah, air hujan dan

sebagainya.

Pembuangan Air Hujan (Drainase), Sistem saluran drainase di

Kota Kendari mengikuti kondisi topografi yang mempunyai

kecenderungan kemiringan cukup menguntungkan bagi

pembuangan kea rah Teluk Kendari. Sistem pembuangan air

hujan dilayani dengan menggunakan sistem pembuangan terbuka

yang diperkeras dengan pasangan beton-beton dan baru terdapat

di sepanjang jalan utama kota dari pusat kota. Sedangkan, untuk

daerah luar kota belum terlayani oleh sistem jaringan kota dan

umumnya disetiap desa sistem pembuangan disalurkan ke

sungai-sungai atau anak-anak sungai.

Peta II.14

Peta Jaringan Jalan

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 52

Page 53: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

2.2. ANALASIS DATA BASE

Sesuai dengan pedoman yang ada serta perencanaan yang telah disusun,

maka langkah sosialisasi ini menghasilkan beberapa hal berikut:

1. Pemetaan Masalah Perumahan & Permukiman

2. Pemetaan Kebutuhan Data & Narasumber

3. Pembentukan embrio forum & Pokjanis RP4D

4. Penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 53

Page 54: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Berikut adalah hasil detil dari proses sosialisasi dan Lokakarya RP4D di Kota

Kendari.

Tabel 2.21 Isu Sentral dan Masalah Hasil Lokakarya RP4D di Kota Kendari Tahun 2010

ISU SENTRAL MASALAH LOKASI

BUDAYA

Kepedulian terhadap lingkungan kecil karena antar tetangga tidak saling mengenalKurangnya pengendalian desain pada pintu masuk rumah tinggal dan kawasan permukiman dengan karakteristik budaya lokal

Rumah, ruko, kantor yang bersentuhan langsung dengan jalan utama/protokol

EKONOMI

Tingkat kemiskinanTingkat pendidikanTingkat pendapatan rendahDiversifikasi lapangan kerja masih kurangBanyak masyarakat miskin yang belum punya askesAkses masyarakat marginal terhadap ekonomi (perdagangan dan jasa)

FASILITAS SOSIAL DAN

UMUM

Banyak perumahan yang belum dilengkapi dengan fasilitas sekolah dan kesehatan

Kelurahan Wua-Wua, Kelurahan Matabubu, Kelurahan lalodati, Kelurahan baruga

Tempat pemb. sampah yang masih kurang

Kec. Abeli, Kec. Poasia, Kel. Wua-Wua, kel. Baruga

Kurangnya pelayanan kesehatan di PustuBelum tersedianya rumah ibadah

Jl. Sepakat, Samping AKL (Aka. Kesehatan Lingkungan)

Minimnya pelayanan fasilitas Puskes-mas dan perumahan petugas paramedis

Kecamatan Abeli

GEOGRAFIS

Letak bangunan yang tidak teratur karena berlokasi di lingkungan bergunung-gunung

Kec. Kendari, Kec. Kendari Barat, Kec. mandonga

Letak perkim di gunung-gunung berdampak negatif bagi perkim yang berada di bawah

Kel. Mangga Dua, Kelurahan Gunung Jati

LEGALITASPERENCANAAN

Status legalitas tanah Kel. PuunggalobaStatus penguasaan bangunanSinkronisasi antara RTRW Kota Kendari dengan RPJM KelurahanBatas kepemilikan tanah Jl. Sepakat, Samping AKL

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 54

Page 55: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

ISU SENTRAL MASALAH LOKASI

masyarakat (Akademi Kesehatan Lingkungan)

KURANGNYA PEMAHAMAN

RUMAH SEHATDI

MASYARAKAT

Tidak adanya kesadaran membuat Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga

Kelurahan Kampung Salo, Kel. Kambu, Kel. Bende

Kurangnya pemahaman penataan rumah yang sehat

Kelurahan Kendari Caddi, Kel. Tondonggeu, Kel. Purirano, Kel. Puday, Kel. Bungkutoko

ISU DASDan PESISIR

LAUT

Level rumah penduduk banyak di bawah permukaan air lautBelum ada peil kota yang jelas Se Kota KendariBanyak masyarakat di sekitar bantaran sungai

Bantaran Kali Bonggoeya-Wua Wua, Kali Kadia, kampung Salo, Kemaraya, mandonga, Anggilowu, Bende, Lapulu

Longsoran bantaran sungai Sungai WangguLongsoran tanah di permukiman dekat pesisir lautRumah kumuh di sepanjang bantaran sungai

Bantaran Kali Bonggoeya-Wua Wua, Kali Kadia, kampung Salo, Kemaraya, Watu-Watu, Lahundape, mandonga, Anggilowu, Bende, Lapulu

Banyak rumah/bangunan yang membelakangi laut/sungai

Kali Kadia, Sepanjang Teluk Kendari

Pendangkalan sungai Kali Kampung Salo, Kali Kadia dan Kali Mandonga

ISU DAERAH KUMUH/PADAT

Tingkat kualitas struktur bangunanTingkat kepadatan bangunanTingkat kesehatan dan kenyamanan bangunanTingkat penggunaan luas lantai bangunanKota Ruko, mix-use, overlapping pemanfaatan lahan

Kelurahan Wua-Wua

Alih fungsi drainase, menjadi tempat pembuangan sampah

Perumahan ADB, Kelurahan Wua-Wua

Sangat sedikit rumah yang memiliki WC

RT 03/RW 03 Kelurahan Sanua

Tempat sampah yang jorok Perumahan ADB, Kelurahan Wua-Wua

Penyewaan lahan tidur kepada masyarakat ekonomi lemah (pemulung)

Jl. Saranani IIKel. Poasia Kecamatan Abeli

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 55

Page 56: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

ISU SENTRAL MASALAH LOKASI

Tata permukiman yang tidak teraturPenataan permukiman wilayh pesisir belum ada

ISU LINGKUNGAN

Frekwensi bencana kebakaranFrekwensi bencana banjir Kel. KadiaFrekwensi bencana tanah longsor

Kel. Watu-Watu

Keamanan dan keselamatan akibat rawan kejahatanLahan kosong yang ditempati oleh masyarakat

Kel. Watu-Watu

Tanah sering longsor pada musim hujan Rawan bahaya tsunami Kelurahan BungkutokoBunyi mesin diesel PLN yang sangat mengganggu perkim masyarakat

Kelurahan Wua-Wua

Kebisingan akibat mesin pemotong kayu untuk meubel

Sepanjang ruas jalan anduonohu dari simpang kampus Unhalu

Meluapnya air kali ke perkim penduduk

Kali Asam Baki Kelurahan Anduonohu, Kel. kadia

Penggundulan hutan Tahura Murhum

Kel. Kampung Salo, Kel. Gunung Jati, Kel. Puunggaloba.

Penutupan drainase di depan ruko-ruko mempercepat kerusakan badan jalan

Sepanjang Jl. MT. Haryono, Jl. Jend. Nasution, Jl. Brigjend. M. Joenoes

PARTISIPASI Tingkat partisipasi masyarakat masih kurang

TRANSPORTASI

Belum meratanya pelayanan transportasi

Kecamatan Abeli, Kec. Mandonga (Kel. Labibia, Wawombalata, Alolama), Kec. Kendari (Kel. Purirano, Kel. Mata, Kel. Mangga Dua, Kel. Kassilampe, Kel. Kendari Caddi, Kel. Jati Mekar, Kel. Gunung Jati), Kel. Watubangga.

Jalan alternatif untuk meningkatkan akses masyarakat

Dari P2ID ke Kel. Watubangga, Dari Kel. Puuwatu – Kel. Abeli Dalam – Kel. Watubangga

Trotoar yang dijadikan sebagai tempat berjualan

Di sepanjang Jl. MT. Haryono, Jl. Abd. Silondae.

Sumber : Data Base RP4D Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 56

Page 57: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Pemetaan data dan pelaku dilakukan secara partisipatif bersama seluruh

peserta dan dikompilasi dengan membuat tabel matriks yang memuat data-

data sehubungan dengan masalah diatas, hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.22Pemetaan Data dan Pelaku dalam Partisipatif Program RP4D di Kota Kendari

Tahun 2010

NoMasalah /

Isu SentralData yg

diperlukan

Lembaga/ Unsur terkait

Lembaga yg memp.

peraturan perundangan

terkait

Unsur Kelembagaan

1Ekonomi rendah

jumlah penduduk miskin

BPS, Dinsos Dinsos

Data pendiddikan

Din. Diknas Din. Diknas Din. Diknas, Kelurahan/Kecamatan

Jumlah masyarakat miskin peserta ASKES

Kantor Askes, Dinsos

Kantor Askes, Dinsos

Kelurahan/Kecamatan

Jenis mata pencaharian

Dinsos, Depnaker

Dinsos, Depnaker

Kelurahan/Kecamatan

2 Fasilitas social/umum

Jumlah TPS setiap kelurahan

Kimpraswil, Kelurahan

Kimpraswil, Kelurahan

Kimpraswil, Kelurahan

3Fasilitas

social/umum sedikit

Jumlah sekolah di kompleks perumahan

Din. Diknas Din. Diknas Din. Diknas, Kelurahan/Kecamatan

Jumlah fasilitas dan petugas kesehatan di setiap puskesmas

Din. Kesehatan

Din. Kesehatan Din. Kesehatan

Jumlah rumah ibadah

Depag Depag Kelurahan/Kecamatan

5Isu

geografis

Jumlah perkim kawasan pegunungan yang ada di Kota Kendari

Kimpraswil, Kelurahan

Kimpraswil, Kelurahan

Kimpraswil, Kelurahan

6 Legalitas / Peraturan

Data penguasaan tanah dan bangunan

BPN BPN BPN

Data RPJM  Kelurahan  Kelurahan  Kelurahan

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 57

Page 58: BAB 2. Kondisi Eksisting

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

NoMasalah /

Isu SentralData yg

diperlukan

Lembaga/ Unsur terkait

Lembaga yg memp.

peraturan perundangan

terkait

Unsur Kelembagaan

Kelurahan

7 DAS

data bencana Bapedalda Bapedalda -SDA-mata pencaharian(ekonomi)

Bappeda Bappeda Din Perhubungan

transportasi Dinas Kesos Dinas Kesos Din Kehutananair bersih Camat Camat Din Perikanan

dan kelautanfisik sungai Kimpraswil Kimpraswil    Din.

Perikanan & Kelautan

Din. Perikanan& Kelautan

 

8Isu daerah

kumuh/padat

Data kualitas struktur dan kepadatan bangunan

Kimpraswil Kimpraswil Kimpraswil

Data tingkat kes dan kenyamanan rumah tinggal

Kimpraswil, Dinkes

Dinkes, Kimpraswil

Kimpraswil

Data Tempat Pemb. Sampah (TPS)

Kimpraswil Kimpraswil Kimpraswil, Kelurahan

Data Lahan Tidur Tersewakan

9Isu

Lingkungan

polusi udara Bapedalda Bapedalda -SDA-sampah/pembuangan

Din Kesehatan

Din Kesehatan Din Kesehatan

bencana alam Din Pasar dan Kesehatan

Din Pasar dan Kesehatan

Din Pendidikan

  Kimpraswil Kimpraswil Din Kesos  Din Kesos Din Kesos   Pengrusakan Hutan Tahura Murhum

     

10Transportas

iData jalan alternative

Bina Marga Bina Marga Bina Marga

Sket disfungsi trotoar

Sumber : Data Base RP4D Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 58

Page 59: BAB 2. Kondisi Eksisting

Sarana dan prasarana sebagai instrumen yang dapat mengarahkan perkembangan (kualitas) dan mengendalikan proses pertumbuhan (kuantitas) permukiman

Aspek Substansi : Terbentuk sistem tata ruang dan infrastruktur yang terpadu pada sistem penyediaan, perbaikan, pemeliharaan maupun pengelolaan

VISI

TUJUAN / INTERMEDIAN OBJECTIVES

APLIKASI / STRATEGI DASAR

Aspek Institusi / pelaku : Pemerintahan yang mampu mengarahkan dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan perumahan dan permukiman permukiman

Sistem jaringan sarana dan prasarana yang terpadu

Penyediaan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan intra-struktur sesuai dengan kondisi dan situasi lokal

Keberadaan sarana dan prasarana didukung oleh partisipasi semua pihak

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia

Peningkatan akses informasi dan teknologi

Koordinasi yang lebih baik antara instansi-instansi terkait

Bab II. Kondisi Eksisting Kota Kendari

Gambar 2.6.Skema Strategi Sarana dan Prasarana Untuk Mempercepat Proses

Pertumbuhan dan Perkembangan Permukiman di Kota Kendari

Laporan Akhir Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Kendari Tahun 2011. Halaman II - 59