49
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT LAPORAN PENDAHULUAN BAB II II - 1 KEBIJAKAN TATA RUANG DAN KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN Kebijakan Tata Ruang menguraikan tentang: (1) Visi dan Misi Kabupaten Pontianak, (2) Isu-isu pengembangan wilayah Kabupaten Pontianak, (3) Kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Pontianak, (4) Penetapan kawasan strategis Kabupaten Pontianak, dan (5) Rencana Pola ruang Kabupaten Pontianak. Sedangkan Karakteristik wilayah perencanaan menguraikan tentang karakteristik Kecamatan Sungai Kunyit. 2.1 Kebijakan Tata Ruang 2.1.1 Visi Dan Misi Kabupaten Pontianak Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Pemerintah Kabupaten Pontianak menetapkan visi sebagai berikut: “TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG BERKUALITAS DAN SEJAHTERA TAHUN 2014” Kata “Berkualitas” menunjukkan visi Pemerintah Kabupaten Pontianak yang berarti mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, beriman, bermoral dan berbudaya. Kata “Sejahtera” menunjukkan visi Pemerintah Kabupaten Pontianak yang berarti mewujudkan terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat yang layak, aman dan damai. Untuk mencapai VISI Kabupaten Pontianak seperti tersebut di atas, diperlukan MISI yang dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun tujuan, sasaran dan strategi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki sebagai berikut: 1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Serta Kerukunan Hidup Beragama. BAB II

Bab-2 Kebijaksanaan Tata Ruang Dan Karakteristik Wilayah Perencanaan Ok

  • Upload
    onces

  • View
    175

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hasil Revisi

Citation preview

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 1

    KEBIJAKAN TATA RUANG DAN KARAKTERISTIK WILAYAH

    PERENCANAAN

    Kebijakan Tata Ruang menguraikan tentang: (1) Visi dan Misi Kabupaten

    Pontianak, (2) Isu-isu pengembangan wilayah Kabupaten Pontianak, (3) Kebijakan dan

    strategi penataan ruang Kabupaten Pontianak, (4) Penetapan kawasan strategis

    Kabupaten Pontianak, dan (5) Rencana Pola ruang Kabupaten Pontianak. Sedangkan

    Karakteristik wilayah perencanaan menguraikan tentang karakteristik Kecamatan Sungai

    Kunyit.

    2.1 Kebijakan Tata Ruang

    2.1.1 Visi Dan Misi Kabupaten Pontianak

    Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan,

    Pemerintah Kabupaten Pontianak menetapkan visi sebagai berikut:

    TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG BERKUALITAS DAN SEJAHTERA

    TAHUN 2014

    Kata Berkualitas menunjukkan visi Pemerintah Kabupaten Pontianak yang

    berarti mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, beriman, bermoral dan berbudaya.

    Kata Sejahtera menunjukkan visi Pemerintah Kabupaten Pontianak yang berarti

    mewujudkan terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat yang layak, aman dan damai.

    Untuk mencapai VISI Kabupaten Pontianak seperti tersebut di atas, diperlukan

    MISI yang dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun tujuan, sasaran dan strategi

    dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki sebagai berikut:

    1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Serta

    Kerukunan Hidup Beragama.

    BAB II

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 2

    2. Meningkatkan Kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat.

    3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Perempuan.

    4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.

    5. Meningkatkan Perekonomian yang Berorientasi pada Masyarakat.

    6. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur.

    7. Meningkatkan Peran Pemuda, Olah Raga, dan Kebudayaan.

    8. Menegakkan Supremasi Hukum dan HAM.

    2.1.2 IsuIsu Pengembangan Wilayah Kabupaten Pontianak

    Isu-isu pengembangan di dalam perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten

    Pontianak adalah:

    1. Pengembangan Pelabuhan Kuala sebagai pelabuhan regional dan Rencana

    Pengembangan Pelabuhan Pantai Kijing sebagai Pelabuhan Utama/Internasional

    untuk mendukung kegiatan ekonomi di Kabupaten Pontianak.

    2. Rencana Investasi/Pengembangan dergama/pelabuhan dan pabrik pengolahan

    alumina oleh PT. ANTAM di Kecamatan Sungai Kunyit.

    3. Pengembangan kawasan industri baru di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Sungai

    Kunyit.

    4. Peningkatan aksesibilitas ke bagian timur kabupaten (Kec Sadaniang, Kec Toho,Kec

    Anjongan) yang dimaksudkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan

    mengembangkan wilayah bagian timur Kabupaten Pontianak.

    5. Limpahan kegiatan perkotaan dari Kota Pontianak (Pontianak Metropolitan Area),

    karena merupakan hinterland Kota Pontianak yaitu di Kec Siantan.

    6. Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan karakteristik

    wilayah Kab. Pontianak dengan berbasis pada sektor pertanian, kelautan dan

    perikanan.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 3

    2.1.3 Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Pontianak

    Adapun Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Pontianak meliputi:

    a. Meningkatkan sektor pertanian

    b. Mengembangkan sektor perikanan dan kelautan

    c. Mengembangkan penataan ruang yang memperhatikan perlindungan dan

    pengelolaan lingkungan hidup

    d. Kebijakan pengembangan struktur ruang

    e. Kebijakan kawasan lindung

    f. Kebijakan kawasan strategis kabupaten

    g. Memberikan aksesibilitas ke pusat-pusat kegiatan, khususnya pusat produksi atau

    pemasaran

    Strategi Penataan Ruang Kabupaten Pontianak meliputi:

    (1) Strategi untuk pengembangan pertanian meliputi:

    a. Meningkatkan kesejahteraan petani terdiri atas:

    1. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui kemudahan mendapat bibit dan

    pupuk (pupuk anorganik dan pupuk organik) serta pemasaran hasil produksi

    2. Meningkatkan kualitas SDM yang berkaitan dengan peningkatan

    keterampilan, pengetahuan dan teknologi produksi maupun distribusi

    3. Melakukan perubahan usaha tani individual kecil menjadi kerjasama kelompok

    dan kemitraan antara petani kecil/kelompok tani dengan usaha besar

    swasta/BUMN dan

    4. Menetapkan regulasi kelembagaan kemitraan yang dapat memberikan insentif

    pendapatan yang konsistensi dan terstruktur bagi petani/kelompok tani.

    b. Meningkatkan potensi pertanian dengan prioritas komoditas unggulan terdiri atas:

    1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk komoditas unggulan bidang

    pertanian tanaman pangan dan holtikultura.

    2. Membangun infrastruktur dan sarana penunjang seperti jaringan irigasi tingkat

    usaha tani dan jaringan irigasi desa.

    3. Mengembangkan teknologi hilir pasca panen.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 4

    4. Menerapkan teknologi produksi pertanian yang ramah lingkungan dan menjadi

    standar on farm (budidaya dan produksi) untuk mendukung sinergitas antar

    subsektor pertanian.

    5. Meningkatkan dan menyebarluaskan informasi mengenai usaha pertanian

    berdasarkan profil komoditas unggulan sebagai acuan untuk mendorong

    petani/pelaku usaha.

    6. Meningkatkan jumlah investasi di sektor pertanian dengan menciptakan situasi

    usaha yang kondusif, diantaranya melalui penyederhanaan regulasi dan

    dukungan pemerintah secara sungguh-sungguh dan mengakar.

    7. Meningkatkan dan mendorong sinergitas dan kemitraan antara pelaku usaha

    kecil, menengah dan besar antara lain dalam standar kualitas produk dan

    pemasaran bersama dan permodalan.

    8. Meningkatkan fasilitasi dan pembinaan pemerintah terhadap kelembagaan

    kemitraan petani kecil/kelompok tani dengan pelaku ekonomi (koperasi,

    asosiasi komoditas dan pedagang asosiasi/agroindustri.

    c. Meningkatkan investasi usaha baru yang mendukung sektor pertanian meliputi:

    1. Penyederhanaan perizinan investasi.

    2. Promosi investasi.

    3. Pengembangan sistem informasi investasi.

    4. Pemberlakuan insentif bagi pengembangan investasi.

    (2) Strategi untuk mengembangkan sektor perikanan dan kelautan meliputi:

    a. Mengembangkan potensi perikanan dan kelautan, terdiri atas:

    1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk komoditas unggulan bidang

    perikanan.

    2. Optimalisasi potensi perikanan dan kelautan serta memperluas pangsa pasar.

    3. Pengembangan sentra produksi perikanan.

    4. Pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan sumber daya

    manusia dan peningkatan peran kelompok masyarakat.

    5. Peningkatan kemampuan penanganan dan pengolahan hasil-hasil komoditas

    budidaya laut.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 5

    6. Peningkatan sarana dan prasarana pemasaran serta sistem transportasi

    terpadu.

    b. Menata dan mengelola wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terdiri atas:

    1. Menyusun Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

    (RSWP3K) Kabupaten Pontianak.

    2. Menyusun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)

    Kabupaten Pontianak.

    3. Menyusun Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi Wilayah Pesisir dan

    Pulau-Pulau Kecil (RPWP3K) Kabupaten Pontianak;

    4. Menyusun Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

    (RAPWP3K) Kabupaten Pontianak; dan

    5. Mengembangkan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan Pendekatan

    Gugus Pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala

    ekonomi.

    (3) Strategi untuk mengembangkan penataan ruang yang memperhatikan

    perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; meliputi:

    a. Mengembangkan tata ruang makro wilayah, terdiri atas:

    1. Meningkatkan hubungan eksternal dengan Kota Pontianak sebagai pusat dari

    Pontianak Metropolitan Area. Diharapkan peningkatan hubungan eksternal ini

    dapat mendukung peran Kabupaten Pontianak sebagai hinterland dan

    menjadi kawasan produksi utama bagi Kota Pontianak.

    2. Meningkatkan hubungan eksternal dengan pusat-pusat pertumbuhan di

    Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kubu Raya dan Kota

    Pontianak.

    3. Pusat pertumbuhan sebagaimana pada butir 2 dimanfaatkan sebagai

    pemasaran komoditas maupun pusat koleksi baik secara langsung maupun

    tidak langsung dan diharapkan dengan peningkatan hubungan eksternal

    tersebut dapat mendukung peran Kabupaten Pontianak sebagai pusat

    pertumbuhan bagi wilayah-wilayah tersebut.

    b. Mengembangkan tata ruang mikro, terdiri atas:

    1. Menetapkan dan memantapkan peran dan fungsi kota-kota secara hirarkis

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 6

    dalam kerangka sistem wilayah pengembangan ekonomi dan sistem

    pembangunan perkotaan. Mengembangkan sistem pusat-pusat permukiman

    sebagai satu kesatuan pengembangan sehingga terbentuk fungsi dan hirarki

    pusat permukiman.

    2. Tujuan kebijakan sebagaimana dimaksud pada butir 1 adalah mewujudkan

    pemerataan dan keseimbangan pertumbuhan antar wilayah melalui perluasan

    perkembangan yang serasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan

    sumberdaya.

    3. Meningkatkan penyediaan jaringan transportasi wilayah yang

    menghubungkan antar simpul-simpul secara hirarkis untuk memperlancar

    koleksi dan distribusi barang dan jasa.

    4. Memperkuat keterkaitan antar kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan.

    5. Pengembangan budidaya pada kawasan berfungsi lindung harus

    dilaksanakan dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya.

    6. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan yang memiliki daya

    dukung lingkungan rendah, dan pemulihan kawasan lindung terutama pada

    kawasan rawan bencana dan berfungsi lindung.

    7. Memanfaatkan letak geografis Kabupaten Pontianak yang berdekatan dengan

    Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat, untuk

    pengembangan wilayah dan ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur yang

    memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

    8. Mempertimbangkan kawasan rawan bencana dalam pembangunan untuk

    kegiatan perkotaan maupun permukiman.

    9. Mengatur pola penggunaan lahan pada wilayah yang berkembang pesat

    sebagai akibat desakan dari pengembangan kawasan terbangun dari daerah

    sekitarnya.

    c. Mengembangkan Kawasan Strategis dengan menitikberatkan kepada

    pengembangan potensi ekonomi, pemberdayaan potensi masyarakat lokal dengan

    tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, serta penerapan sistem

    insentif dan disinsentif.

    d. Mengembangkan sarana dan prasarana wilayah, terdiri atas:

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 7

    1. Pengembangan sistem jaringan jalan sesuai hirarki dan fungsinya yang

    diarahkan untuk pengembangan wilayah secara lebih terpadu.

    2. Pengembangan sarana transportasi, meliputi :

    a. Pengembangan sistem angkutan umum berdasarkan hirarki wilayah yang

    ekonomis, aman dan nyaman.

    b. Pengembangan sistem terminal terpadu dengan fasilitas perdagangan.

    3. Mengelola sumber daya air, meliputi :

    a. Mengembangkan sistem irigasi yang terpadu dengan rencana

    pengembangan budidaya pertanian.

    b. Mengembangkan sebagaimana yang dimaksud huruf a meliputi

    intensifikasi lahan basah, percetakan sawah baru dan kegiatan pertanian

    lainnya.

    c. Mengembangkan air baku untuk keperluan industri dengan pemanfaatan

    teknologi yang ramah lingkungan termasuk pembatasan pemanfaatan air

    bawah tanah.

    d. Mengembangkan sumber daya air secara terpadu dan menyuluruh dengan

    pendekatan sub DAS.

    4. Mengembangkan sistem drainase dengan memperhatikan karakteristik

    wilayah perkotaan secara terpadu dengan infrastruktur lain.

    5. Meningkatkan kualitas sistem air bersih dan pelayanan air bersih, meliputi:

    a. Identifikasi sumber-sumber air berupa mata air, air permukaan dan air

    tanah.

    b. Perbaikan manajemen.

    c. Pengembangan sumber-sumber air baku baru.

    d. Kemitraan pemerintah, masyarakat serta swasta.

    e. Peningkatan infrastruktur air bersih.

    6. Mengembangkan jaringan telekomunikasi melalui, pemanfaatan teknologi

    komunikasi dan informasi berdasarkan rencana induk pengembangan

    telekomunikasi yang terpadu.

    7. Mengembangkan jaringan listrik dan energi, melalui pengembangan jaringan

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 8

    listrik dan energi yang diarahkan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil

    serta pengembangan energi alternatif.

    8. Mengembangkan fasilitas pengelolaan sampah dengan pendekatan

    pengurangan, pemanfaatan kembali, daur ulang dan pemulihan.

    9. Meningkatkan kualitas sistem sanitasi permukiman, melalui pengembangan

    sistem sanitasi lingkungan yang berbasis komunal.

    10. Mengembangkan sistem jaringan pengelolaan air limbah dan B3, melalui:

    a. Pengembangan sistem IPAL terpadu/kolektif pada zona-zona industri.

    b. Mengarahkan zona-zona industri untuk menjadi kawasan industri dengan

    fasilitas pengelolaan lingkungan yang terpadu.

    c. Mengarahkan secara ketat terhadap industri-industri polutif; dan

    d. Pengambilan air tanah dalam dikendalikan secara ketat melalui kajian daya

    dukung air.

    11. Mengembangkan sistem pengolahan limbah tinja seperti, meliputi :

    a. Mengembangkan sistem pengolahan limbah tinja dengan menggunakan

    sistem penyaluran limbah on site.

    b. Membangun kesadaran masyarakat untuk memperhatikan dan

    berpartisipasi dalam hal sanitasi lingkungan.

    e. Mengelola dan memantapkan kawasan lindung, meliputi:

    1. Mempertahankan kawasan lindung melalui upaya rehabilitasi lahan

    serta meningkatkan kualitas kawasan lindung melalui perbaikan sistem,

    aturan, prosedur, kriteria dan standar teknis.

    2. Mengendalikan secara ketat terhadap kegiatan budidaya yang

    berpotensi merusak atau menganggu kawasan lindung serta

    pembatasan atau pengalihan kegiatan-kegiatan budidaya pada kawasan

    rawan bencana.

    f. Mengembangkan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung

    lingkungan, meliputi :

    1. Mengembangkan kegiatan-kegiatan budidaya yang berfungsi lindung

    melalui pengembangan tanaman-tanaman yang berfungsi konservasi.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 9

    2. Mengembangkan kegiatan pertanian, perikanan dan kelautan dengan

    cara intensifikasi berdasarkan kesesuaian lahannya.

    3. Mendorong pengembangan kawasan siap bangun untuk mewujudkan

    permukiman yang lebih tertata yang didukung dengan penyediaan

    infrastruktur yang terpadu.

    4. Melakukan pembatasan terhadap pembangunan perumahan skala kecil

    melalui penerapan sistem disinsentif.

    g. Membangun dan mengembangkan fasilitas pelayanan wilayah, meliputi:

    1. Membangun dan mengembangkan perumahan dan permukiman yang

    dilaksanakan dengan memperhatikan kelayakan teknis, sosial, ekonomi,

    politik dan lingkungan, dilaksanakan secara kemitraan antara

    pemerintah dan masyarakat dengan bertumpu pada keswadayaan

    masyarakat.

    2. Mengembangkan fasilitas sosial dan fasilitas umum melalui inventarisasi

    asset, penyebaran infrastruktur, peningkatan fasilitas pendidikan dan

    kesehatan.

    h. Mengembangkan potensi perekonomian daerah melalui promosi, investasi,

    aplikasi teknologi, penciptaan iklim usaha yang baik, serta pemberdayaan

    usaha ekonomi mikro yang terintegrasi dengan sistem ekonomi makro.

    i. Melestarikan dan merehabilitasi kawasan rawan bencana alam melalui:

    1. Perencanaan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir dan

    rekayasa bangunan di dataran banjir.

    2. Penyusunan rencana rinci termasuk pemetaan/deliniasi kawasan dan

    peraturan zonasi untuk kawasan perkotaan atau permukiman yang

    merupakan kawasan rawan bencana.

    j. Menerapkan pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi :

    1. Menyusun peraturan zonasi rencana yang harmonis antar zona.

    2. Mengendalikan dan mengawasi pemanfaatan ruang secara konsisten.

    3. Menerapkan mekanisme dan prosedur perizinan yang efisien dan

    efektif.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 10

    4. Menerapkan sistem insentif dan disinsentif untuk mendukung

    perwujudan tata ruang sesuai rencana.

    5. Menerapkan sanksi yang jelas sesuai ketentuan perUndang-Undangan.

    (4) Strategi pengembangan struktur ruang, meliputi:

    a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan wilayah

    dan pusat-pusat permukiman disertai pemerataan secara seimbang, guna

    menggerakkan perkembangan pertanian (dalam arti luas) dan perikanan dan

    kelautan.

    b. Penyediaan sarana-prasarana wilayah untuk lebih mendorong investasi produktif

    sesuai kebutuhan masyarakat melalui pengembangan dan penyediaan prasarana

    telekomunikasi, energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan.

    (5) Strategi Kawasan Lindung meliputi:

    a. Mengembangkan kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan

    bawahannya sebagai hutan lindung dan kawasan resapan air dengannya dengan

    menjaga fungsi perlindungan pada kawasan tersebut dengan tidak mengijinkan

    untuk peruntukan budidaya yang dapat merusak kawasan lindung ini sedangkan

    pada kawasan yang telah mengalami perubahan maka dilakukan pengembalian

    fungsi perlindungan baik sebagai hutan lindung maupun sebagai kawasan

    resapan air.

    b. Mengembangkan kawasan perlindungan setempat dengan pembatasan kegiatan

    yang tidak berkaitan dengan fungsi ini guna perlindungan perairan, sedangkan

    fungsi tambahan yang tidak mengganggu fungsi ini tetap diijinkan sejauh tidak

    mengganggu fungsi perlindungan setempat seperti pengembangan wisata ekologi

    di pesisir dan tepi sungai, fungsi transportasi, hankam dsb.

    c. Mengembangkan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dengan

    pengamanan kawasan dan/atau benda cagar budaya dan sejarah dengan

    melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah atau situs

    purbakala juga pemberian insentif bagi yang melestarikan benda cagar budaya.

    d. Mengembangkan kawasan rawan bencana alam dengan menghindari kawasan

    yang rawan terhadap bencana alam banjir, longsor dan bencana alam lainnya

    sebagai kawasan terbangun.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 11

    (6) Strategi Kawasan Strategis Kabupaten meliputi:

    a. Mengembangkan kawasan untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi, melalui

    kerjasama dalam penyediaan tanah untuk pengembangan kegiatan industri skala

    besar yang ditunjang penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan

    industri serta penyediaan infrastruktur untuk mendorong pengembangan

    pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pontianak.

    b. Mengembangkan kawasan untuk kepentingan sosio-budaya, melalui upaya

    pelestarian kawasan baik sebagai benda cagar budaya dan kawasan sekitarnya

    maupun kawasan permukiman yang memiliki nilai budaya tinggi sekaligus sebagai

    identitas kawasan.

    (7) Strategi sistem jaringan transportasi meliputi:

    a. Pengembangan sistem jaringan transportasi Kabupaten ditujukan untuk

    1. Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi

    wilayah yang merata dan berhierarki.

    2. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

    transportasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten.

    b. Strategi pengembangan sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud pada

    huruf a dilakukan melalui:

    1. Peningkatan akses pelayanan dan perkotaan dan pusat pertumbuhan

    ekonomi wilayah.

    2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

    transportasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten.

    c. Peningkatan akses pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf (b) butir 1

    melalui:

    1. Pemeliharaan keterkaitan antar kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan

    dengan pengembangan pusat pertumbuhan.

    2. Pengendalian perkembangan kota serta mendorong kawasan perkotaan dan

    pusat pertumbuhan lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan

    wilayah sekitar.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 12

    2.1.4 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Pontianak

    Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya di

    prioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota

    terhadap ekonomi, sosial budaya dan/atau lingkungan. Dalam penetapan kawasan

    strategis Kabupaten, ada 3 prioritas pengembangan yaitu:

    1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

    2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya

    Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan

    dengan kriteria:

    a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh

    b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi

    c. Memiliki potensi ekspor

    d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi

    e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi

    f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam mewujudkan

    ketahanan pangan nasional

    g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam mewujudkan

    ketahanan energi nasional

    h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

    i. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya ditetapkan dengan kriteria:

    Merupakan tempat suci

    Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya daerah;

    Tempat perlindungan peninggalan budaya; dan

    Merupakan aset budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan.

    Dalam pengembangan wilayah Kabupaten Pontianak, ada tiga kawasan strategis

    yang perlu dikembangkan, yaitu:

    1. Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten pontianak adalah kawasan

    strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 13

    tinggi yaitu Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak yang terdapat di

    Kecamatan Siantan.

    2. Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Pontianak adalah kawasan

    strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kawasan Pelabuhan

    Utama Temajo dan sekitarnya di Kecamatan Sungai Kunyit (Kabupaten Pontianak)

    dengan sektor unggulan industri pengolahan bauksit dan industri lainnya.

    3. Kawasan Strategis Kabupaten yang ada di Kabupaten Pontianak meliputi:

    a. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan

    ekonomi terdiri atas :

    Kawasan sub pusat perdagangan dan jasa di Kecamatan Sungai Pinyuh

    Kawasan industri di Kecamatan Sungai Kunyit dan Siantan

    b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya terdiri

    atas:

    Kawasan Keraton Amantubillah, Makam Habib Husein di Kecamatan

    Mempawah Timur

    Kawasan Sebukit di Kecamatan Mempawah Hilir

    2.1.5 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pontianak

    Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pontianak merupakan rencana distribusi

    peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang

    untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

    A. Rencana Kawasan Lindung

    Pendeliniasian kawasan lindung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

    Pontianak dilakukan dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan pada Keppres

    No.32/1990 tentang pengelolaan kawasan lindung dengan beberapa penyempurnaan

    dan penyesuaian terhadap kondisi (potensi dan permasalahan) yang dijumpai di

    wilayah tersebut. Sebagai contoh adalah lebar jalur kawasan pantai berhutan bakau

    sampai dengan 500 m dari garis pantai.

    Berdasarkan kriteria dan hasil analisis terhadap wilayah Kabupaten Pontianak, maka

    kawasan lindung yang ditetapkan dalam Buku Rencana Tata Ruang Wilayah

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 14

    Kabupaten Pontianak adalah: kawasan hutan lindung yaitu sekitar 2.557 Ha.

    Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Pontianak terdiri dari:

    1. Kawasan Hutan Lindung

    Kawasan hutan lindung di Kabupaten Pontianak ditetapkan seluas 2.557 Ha.

    Hutan lindung ini harus dibebaskan dari budidaya atau kegiatan usaha yang

    intensif. Meskipun demikian, kawasan hutan lindung ini masih dapat dimanfaatkan

    sebagai daerah wisata dan daerah penelitian dengan tanpa mengganggu fungsi

    lindung kawasan tersebut (pasal 37 ayat 1 Keppres 32/1990).

    Tabel II.1

    Data Kawasan Hutan Lindung Di Kabupaten Pontianak Tahun 2010

    No Nama Luas (Ha) Lokasi

    1 HL. Timohabe 530 Desa Bumbun Kecamatan Sadaniang

    2 HL. S. Salindung 1.262 Dusun Parang Kecamatan Sadaniang

    3 HL. G. Penampean 765 Dusun Gutok Kecamatan Sadaniang

    Luas 2.557

    Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Pontianak, 2010

    2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

    Kawasan lindung yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya yang

    secara spesifik berupa:

    a. Seluruh kawasan hutan lindung

    b. Kawasan bergambut (Kecamatan Sungai Kunyit, Sadaniang, Mempawah Hilir,

    Mempawah Timur, Sungai Pinyuh dan Anjongan) seluas kurang lebih + 31,14

    Ha.

    c. Kawasan resapan air Kecamatan Siantan, Sungai Pinyuh, Mempawah Hilir

    dan Sungai Kunyit seluas kurang lebih 194.016,89 Ha.

    3. Kawasan Perlindungan Setempat

    Kawasan perlindungan setempat meliputi empat jenis kawasan, yaitu kawasan

    sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 15

    a. Sempadan Pantai

    Sempadan pantai di Kabupaten Pontianak tersebar pada Kecamatan Siantan,

    Segedong, Sungai Pinyuh, Mempawah Timur, Mempawah Hilir dan Sungai

    Kunyit.

    b. Sempadan Sungai

    Kriteria sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri-

    kanan sungai besar dan 50 meter di kiri-kanan anak sungai yang berada di

    luar permukiman. Adapun sempadan sungai yang terdapat di Kabupaten

    Pontianak meliputi:

    Sempadan sungai besar pada WS Mempawah, yaitu Sungai Raya Duri,

    Mempawah dan Sungai Peniti; dan

    Sempadan sungai kecil yang tersebar pada Siantan, Segedong, Sungai

    Pinyuh, Sungai Kunyit, Sadaniang, Mempawah Hilir dan Mempawah Timur.

    c. Kawasan Sekitar Mata Air

    Kawasan sekitar mata air yang ditetapkan sebagai kawasan lindung adalah

    sekitar mata air dengan radius sekurang-kurangnya 200 meter kecuali untuk

    kepentingan umum (diatur dalam Keppres No.837/Kpts/Um/11/1980).

    Untuk kawasan ini, penentuan/pendeliniasian batasnya dilakukan pada

    rencana yang lebih detail. Kawasan sekitar mata air tersebar pada semua

    kecamatan yang ada di Kabupaten Pontianak.

    4. Kawasan Cagar Budaya

    Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Pontianak terdapat di Kecamatan

    Mempawah Hilir dan Mempawah Timur seperti Makam Opu Daeng Menambon,

    Istana Kerajaan Mempawah, Mesjid Jami Kerajaan Mempawah, Komplek Makam

    Raja-raja Mempawah dan Makam Habib Husen Alkadri.

    5. Kawasan Rawan Bencana

    Sebaran kawasan rawan bencana yang terdapat di Kabupaten Pontianak

    meliputi:

    a. Kawasan tanah longsor di Kecamatan Sadaniang dan Sungai Pinyuh;

    b. Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan di semua kecamatan yang ada di

    Kabupaten Pontianak;

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 16

    c. Kawasan rawan gelombang pasang disepanjang pesisir pantai yang ada di

    Kabupaten Pontianak;

    d. Kawasan rawan abrasi tersebar disepanjang pesisir pantai yang ada di

    Kabupaten Pontianak;

    e. Kawasan rawan banjir di Kecamatan Mempawah Hilir dan Mempawah Timur.

    B. Rencana Kawasan Budidaya

    Arahan pengembangan kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Pontianak

    mencakup sembilan kegiatan budidaya yang dikelompokkan sebagai berikut:

    Dua kawasan yang kegiatan budidayanya sangat terikat dengan lokasi sumber

    dayanya (tidak dapat dipindahkan potensinya atau tidak memiliki alternatif untuk

    dibudidayakan di tempat lain), yaitu pertambangan dan pariwisata.

    Lima kawasan yang kegiatan budidayanya memiliki banyak alternatif untuk

    dipindahkan, yaitu kegiatan yang pada dasarnya merupakan kegiatan pertanian

    dalam arti luas yang mencakup perikanan, pertanian tanaman pangan,

    peternakan, perkebunan, dan kehutanan, serta

    Dua kawasan yang perkembangannya lebih tergantung pada sistem pusat-pusat

    pelayanan, lokasi pemasaran, pola jaringan prasarana wilayah, dan simpul lalu

    lintas orang dan barang, yaitu permukiman dan industri.

    Arahan pengembangan kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Pontianak sebagai

    berikut:

    1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

    Kawasan peruntukan hutan produksi yang ada di Kabupaten Pontianak

    mencakup:

    a. Hutan Produksi S. Peniti dengan luas + 16.000 Ha

    b. Hutan Produksi S. Mempawah dengan luas + 17.170 Ha

    c. Hutan Produksi S. Duri dengan luas + 4.920 Ha

    Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas yang ada di Kabupaten Pontianak

    mencakup:

    a. Hutan Produksi Terbatas S. Mempawah dengan luas + 6.132 Ha

    b. Hutan Produksi Terbatas S. Bumbun G. Bintawa dengan luas + 6.150 Ha

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 17

    c. Hutan Produksi Terbatas S. Mempawah Banjiran dengan luas + 7.947 Ha

    2. Kawasan Peruntukan Pertanian

    Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Pontianak terdiri atas:

    a. Kawasan pertanian tanaman pangan

    Kawasan pertanian tanaman pangan berada di kawasan pertanian lahan

    basah dan lahan kering dengan jenis komoditas :

    Padi sawah di prioritaskan di Kecamatan Toho, Siantan dan Segedong

    dengan luas + 11.405 Ha

    Padi ladang diprioritaskan di Kecamatan Toho dengan luas + 185 Ha

    Jagung diprioritaskan di Kecamatan Segedong dan Siantan dengan luas +

    633 Ha

    Ubi Kayu diprioritaskan di Kecamatan Segedong dan Mempawah Hilir

    dengan luas 223 Ha

    Ubi jalar diprioritaskan di Kecamatan Siantan dan Toho dengan luas + 33

    Ha

    Kedelai diprioritaskan di Kecamatan Toho dan Segedong dengan luas + 9

    Ha

    Kacang hijau diprioritaskan di Kecamatan Mempawah Hilir dan Segedong

    dengan luas + 9 Ha

    b. Kawasan pertanian hortikultura

    Kawasan pertanian hortikultura berada di kawasan pertanian lahan kering

    dengan pengembangan jenis komoditas:

    Buah-buahan meliputi pisang, durian, nenas, jeruk siam, rambutan dengan

    luas + 12.959,30 Ha, diarahkan di setiap kecamatan.

    Sayur-sayuran meliputi semangka, kacang panjang, petsai, terung, ketimun

    dengan luas + 375 Ha, diarahkan di setiap kecamatan.

    c. Kawasan Perkebunan

    Rencana kawasan peruntukan perkebunan terdiri atas:

    Kawasan perkebunan karet terutama di Kecamatan Toho, Sadaniang,

    Sungai Pinyuh dan Anjongan dengan luas kurang lebih 12.387,27 Ha

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 18

    Kawasan perkebunan Kelapa Dalam terutama di Kecamatan Siantan,

    Segedong, Sungai Pinyuh, Mempawah Hilir, Mempawah Timur dan Sungai

    Kunyit dengan luas kurang lebih 19.843,74 Ha

    Kawasan perkebunan Kelapa Hybrida terutama di Kecamatan Siantan

    dengan luas kurang lebih 777 Ha.

    d. Kawasan Peternakan

    Kegiatan peternakan skala besar yang dikembangkan di wilayah Kabupaten

    Pontianak dalam masa rencana adalah peternakan Ayam Ras, Ayam Buras

    dan babi. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan dan potensi peternakan

    yang dimiliki, maka pengembangan kawasan peternakan direncanakan

    sebagai berikut:

    Ternak besar meliputi komoditas sapi yang terdapat di Kecamatan Sungai

    Kunyit dan Toho

    Ternak Kecil meliputi komoditas babi yang terdapat di Kecamatan Toho,

    Sadaniang, Anjongan dan komoditas kambing yang terdapat di Kecamatan

    Sungai Kunyit

    Ternak unggas meliputi komoditas ayam ras yang terdapat di Kecamatan

    Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Anjongan, komoditas ayam buras dan

    komoditas itik yang terdapat di Kecamatan Siantan, Segedong, Sungai

    Pinyuh, Anjongan, Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Sungai Kunyit dan

    Sadaniang.

    3. Kawasan Peruntukan Perikanan

    Pada tahun 2009 produksi perikanan mengalami peningkatan dimana produksi

    terbesar berasal dari perikanan laut yaitu sekitar 90,24% atau sebesar 9.369,20

    ton dan sisanya dari perairan umum dan budidaya. Rencana kawasan peruntukan

    perikanan, terdiri atas:

    Kawasan peruntukan perikanan tangkap yang terdapat di Kecamatan Sungai

    Pinyuh, Mempawah Hilir, Mempawah Timur dan Sungai Kunyit

    Kawasan peruntukan perikanan budidaya yang terdapat di Kecamatan

    Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Anjongan dan Toho.

    Kawasan pengolahan hasil perikanan yaitu industri perikanan dan tempat

    pelelangan ikan, yang tersebar di Kecamatan Mempawah Timur dan

    Mempawah Hilir.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 19

    4. Kawasan Peruntukan Pertambangan

    Potensi sumber daya mineral di wilayah Kabupaten Pontianak secara umum

    belum terukur atau belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu, perlu dilakukan

    penelitian (eksplorasi) lebih lanjut yang bersifat lebih detail hingga diketahui

    potensi yang ada secara terukur. Namun demikian berikut diuraikan sumberdaya

    mineral yang terindikasi di wilayah Kabupaten Pontianak,

    Kawasan Peruntukan Pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri

    atas:

    a. KPP/Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Mineral Logam (Bauksit, Antimoni,

    Galena, Emas, Bijih Besi, Pasir Besi, Tembaga dan Molibdenit) yang terdapat

    di Kecamatan Anjongan, Mempawah Hilir, Toho dan Sadaniang;

    b. KPP/Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Mineral Non Logam (Zirkon,

    Kaolin dan Pasir Kuarsa) yang terdapat di Kecamatan Anjongan, Toho dan

    Sadaniang;

    c. KPP/Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batubara (gambut) yang terdapat

    di Kecamatan Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Anjongan,

    Toho; dan

    d. KPP/Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batuan (Granit, Granodiorit, Diorit

    dan Andesit) yang terdapat di Kecamatan Sungai Pinyuh, Sungai Kunyit,

    Anjongan, Mempawah Hilir dan Toho.

    5. Kawasan Peruntukan Permukiman

    Dalam masa rencana, pengembangan kawasan permukiman perkotaan dilakukan

    dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan berikut:

    1. Kawasan permukiman perkotaan yang diutamakan pengembangannya dalam

    masa rencana adalah semua ibukota kecamatan.

    2. Kawasan permukiman yang perlu ditetapkan menjadi kawasan perkotaan dan

    perlu ditetapkan batas wilayahnya adalah kawasan permukiman yang

    direncanakan menjadi ibukota kecamatan atau kawasan permukiman dengan

    luasan tertentu yang dalam waktu 20 tahun jumlah penduduknya dapat

    mencapai 10.000 jiwa dimana penduduknya dominan bekerja di sektor

    nonpertanian dan pemanfaatan lahannya dominan untuk kegiatan

    nonpertanian.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 20

    3. Perluasan kawasan permukiman perkotaan dapat dilakukan dengan

    mengkonversi lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanian lahan kering

    (PLK), sedapat mungkin perluasannya tidak mengubah fungsi lahan untuk

    pertanian lahan basah (PLB) serta tidak mengubah fungsi kawasan lindung

    dan kawasan pertanian lahan basah yang telah beririgasi teknis.

    Dalam masa rencana, pengembangan kawasan permukiman pedesaan (termasuk

    transmigrasi) dilakukan dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan berikut:

    1. Kawasan permukiman pedesaan yang terletak dalam kawasan hutan produksi

    disediakan areal budidaya (seperti pertanian, perkebunan, dan perternakan)

    seluas 2-5 ha/KK dikalikan dengan jumlah KK di kawasan permukiman yang

    dimaksud .

    2. Kawasan permukiman pedesaan yang berada dalam kawasan lindung dimana

    jumlah penduduknya kurang dari 50 KK diprioritaskan untuk dipindahkan

    dengan penyelenggaraannya dilakukan secara terpadu dengan program

    transmigrasi. Sedangkan bila penduduknya lebih dari 50 KK, maka kawasan

    pedesaan tersebut perlu segera ditata batas dalam masa rencana.

    Rencana kawasan peruntukan permukiman, terdiri atas:

    a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan berada di kawasan perkotaan

    Ibukota Kabupaten dan Kota, Ibukota Kecamatan dan Desa yang sudah

    menampakkan gejala perkotaan seperti di Kecamatan Sungai Pinyuh,

    Segedong dan Mempawah Timur; dan

    b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan berada di luar kawasan

    perkotaan yang didominasi oleh penggunaan pertanian lahan basah,

    pertanian lahan kering dan perkebunan seperti di Kecamatan Mempawah Hilir,

    Sungai Kunyit, Anjongan, Jungkat, Toho dan Sadaniang.

    6. Kawasan Peruntukan Industri

    Pengembangan industri dilakukan dengan:

    a. menempatkan kawasan industri jauh dari kawasan permukiman;

    b. mengembangkan cluster-cluster industri kerajinan yang berdekatan dengan

    lokasi tenaga kerja;

    c. menempatkan lokasi agroindustri relatif dekat dengan sumber bahan produksi

    dan tenaga kerja;

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 21

    d. membatasi penetrasi kegiatan industri ke dalam kawasan pertanian.

    Rencana kawasan peruntukan industri meliputi :

    a. Kawasan peruntukan industri besar meliputi industri kimia dan bahan

    bangunan (pengetaman, moulding, arang tempurung), industri sandang dan

    kerajinan (tukang emas), industri pangan (minyak kelapa, tepung, jagung,

    beras dll, industri es batu, industri kecambah dan batu, industri minuman

    ringan dan AMDK);

    b. Kawasan peruntukan industri menengah meliputi industri logam dan

    elektronika (las dan bubuk, bak truk, reparasi kapal dan perahu, reparasi roda

    empat), industri kimia dan bahan bangunan (peti kemas dari kayu, photocopy,

    percetakan, sablon, vulkanisir ban, pemecah batu, pasir zicron, furnitur dari

    kayu dan meubel kayu) industri sandang dan kerajinan (pengolahan kulit kayu

    dan penjahit pakaian) industri pangan (udang dan ikan, minyak nabati dan

    garahu, minyak sawit, kopi bubuk, kerupuk, selai pisang); dan

    c. Kawasan peruntukan industri rumah tangga meliputi industri logam (tralis

    pagar dari logam, alat angkut), industri kimia dan bahan bangunan (sablon,

    karet remah, kaca cermin, bengkel las dan pengisian accu dan cas accu),

    industri sandan dan kerajinan (alat dapur dan pakaian jadi tekstil), industri

    pangan (kue kering, roti & roti bakar, mie basah).

    Alokasi lahan untuk rencana kawasan peruntukan industri meliputi:

    a. Kecamatan Siantan dengan luas kurang lebih 300 Ha

    b. Kecamatan Sungai Kunyit dengan luas kurang lebih 600 Ha.

    7. Kawasan Peruntukan Pariwisata

    Berdasarkan potensi wilayahnya, maka kawasan wisata di Kabupaten Pontianak

    akan dikembangkan sebagai berikut ini:

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 22

    Tabel II.2

    Objek Wisata Kabupaten Pontianak Tahun 2009

    No Kecamatan Nama Obyek Pariwisata Keunggulan

    Obyek Wisata

    1 Mempawah Hilir Makam Opu Daeng Manambon Wisata Religius dan Wisata Sungai Pantai Penibung Wisata Alam yang berupa pulau yang

    memiliki pantai dan gunung.

    2 Mempawah Timur Istana Keraton Amantubillah Wisata Budaya/keratoan Amantubillah Masjid Jamiatul Khair Wisata Budaya yang merupakan masjid

    Keraton Amantubillah Makam Raja-Raja Mempawah Wisata Religius/makam raja-raja

    Mempawah beserta keluarganya Benteng Kota Batu Wisata Budaya yang terdapat di area

    kawasan Keraton Amantubillah Makam Habib Husein Wisata religius/makam Habib Husein

    Alqadrie

    3 Sungai kunyit Pantai Kijing Keindahan pantai Pulau Temajo Pulau yang dikelilingi laut dengan pantai

    dan air laut yang sangat jernih, yang dilengkapi dengan vila-vila

    Kelapa Empat Wisata Kuliner

    4 Sungai Pinyuh Gunung Seliung yang dikenal dengan julukan tangga seribu

    Wisata Alam /Puncak Bukit yang memiliki lahan datar

    Tepekong (La Tai Pak) Wisata Religius

    5 Toho Goa Maria Goa Maria yang terletak di bukit dengan latar belakang air terjun

    Air tejun Sambora Air Terjun dari Perbukitan

    6 Siantan Jungkat Beach Wisata Alam dengan keindahan pantai dan kuliner

    Rumah Makan & Pemancingan Gravela

    Wisata Kuliner

    7 Segedong Rumah Makan Pengkang Wisata Kuliner Rumah Makan Gravitasi Wisata Kuliner

    Sumber : Dinas Pariwisata tahun 2010

    8. Kawasan Pulau-Pulau Kecil

    Daerah pulau-pulau kecil yang terdapat pada Kabupaten Pontianak adalah

    mencakup:

    a. Kecamatan Siantan meliputi Pulau Babi, Pulau Baru, Pulau Bumin, dan Pulau

    Panjang.

    b. Kecamatan Mempawah Hilir meliputi Pulau Setinjang, Pulau Dato, Pulau

    Pengiki Besar, Pulau Pengiki Kecil, Pulau Penibung dan Pulau Damar.

    c. Kecamatan Sungai Kunyit meliputi Pulau Temajo.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 23

    Tabel II.3

    Rencana Pola Ruang Kabupaten PontianakTahun 2010

    No Jenis Kawasan Luas (Ha) %

    1 Hutan Lindung 2.557 0,9

    2 Hutan Produksi 38.090 13,6

    3 Hutan Produksi Terbatas 20.229 7,2

    4 Pertanian Lahan Basah 12.479 4,4

    5 Pertanian Lahan kering 46.577,46 16,6

    6 Perkebunan 83.400 29,8

    7 Kawasan Peruntukan Industri 900 0,3

    8 Base/Sungai 3.682 1,3

    Luas Daratan 207.914,46 74,4

    Luas Perairan 71.873,54 25,6

    Luas Kabupaten Pontianak 279.788,00 100

    Sumber :RTRW Kabupaten Pontianak

    2.2 Karakteristik Wilayah Perencanaan

    2.2.1 Tinjauan Aspek Geografis

    Secara geografis Kabupaten Pontianak terletak pada posisi 044 Lintang Utara

    dan 00,4 Lintang Selatan serta 10824 - 10921,5 Bujur Timur. Karakter fisik

    Kecamatan Sungai Kunyit terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir yang

    memiliki lautan. Kecamatan Sungai Kunyit memiliki batas-batas administrasi sebagai

    berikut:

    1. Sebelah Utara : Kabupaten Bengkayang

    2. Sebelah Selatan : Kecamatan Merpawah Hilir

    3. Sebelah Barat : Laut Natuna

    4. Sebelah Timur : Kecamatan Sadaniang

    Kecamatan Sungai Kunyit berada di Kabupaten Pontianak dengan Ibukota Kecamatan

    Sungai Kunyit Laut, memiliki luas total 156,60 km2. Kecamatan Sungai Kunyit memiliki 12

    desa yang 8 desanya merupakan daerah pantai, hal ini menunjukan bahwa daerah

    tersebut merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan laut. Daerah Kecamatan

    Sungai Kunyit desa terluas adalah Bukit Batu yang mencapai 52,56 km2 atau sekitar 33,56

    % dari total luas kecamatan. Sedangkan Desa Sungai Limau merupakan desa dengan

    luas terkecil yang mencapai 3,25 km2 atau 2,08 % dari luas Sungai Kunyit. Untuk lebih

    jelasnya dapat terlihat pada table sebagai berikut:

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 24

    Gambar 2.1

    Peta Pola Ruang Kabupaten Pontianak

    Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Pontianak

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 25

    Tabel II.4 Luas Wilayah, Jumlah Dusun, Jumlah Rukun Warga dan Rukun Tetangga

    Kecamatan Sungai Kunyit Per Desa Tahun 2011

    No Nama Desa Luas Wilayah

    (Km2)

    Dusun Rukun Warga

    (RW) Rukun

    Tetangga (RT)

    1 Semudun 7,80 4 8 16

    2 Semparong P.Raden 17,12 3 3 9

    3 Mendalok 6,66 3 3 11

    4 Sungai Dungun 5,93 3 3 9

    5 Sungai Limau 3,25 3 3 9

    6 Sungai Kunyit Laut 10,34 3 3 13

    7 Sungai Kunyit Dalam 3,52 3 3 9

    8 Sungai Kunyit Hulu 29,24 3 3 10

    9 Bukit Batu 52,56 3 3 10

    10 Sungai Bundung Laut 8,48 3 3 12

    11 Sungai Duri I 4,40 3 3 12

    12 Sungai Duri II 7,30 3 3 11

    Jumlah Total 156,60 37 41 131

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    Dalam Kabupaten Pontianak dalam Angka Tahun 2012, Kecamatan Sungai Kunyit

    memiliki 3 pulau besar yaitu:

    1. Temajo, dengan luas 556,00 Ha, dimana penggunaannya berupa Kelapa, Belukar;

    2. Setinjang, dengan luas 156,00 Ha, dimana penggunaannya berupa Cengkeh, Kelapa;

    3. Pendamaran, dengan luas 4,00 Ha, dimana penggunaannya berupa Kelapa, Belukar.

    2.2.2 Tinjauan Aspek Fisik Dasar

    A. Topografi

    Sebagian besar wilayah Kabupaten Pontianak merupakan wilayah datar (dengan

    kemiringan lahan 0-2%). Wilayah-wilayah dengan kemiringan lahan yang kecil ini

    menyebar memanjang dari utara ke selatan wilayah pesisir pantai Kabupaten Pontianak

    pada ketinggian 0-25 meter. Pada wilayah pantai ini, banyak terdapat areal dataran yang

    relatif rendah dari permukaan pasang air laut tertinggi sehingga sangat rawan mangalami

    banjir. Keadaan banjir sangat rawan terjadi pada saat air dalam keadaan pasang

    terutama pada bulan-bulan yang yang memiliki curah hujan tinggi (Oktober-Januari).

    Adapun wilayah yang berkemiringan lebih dari 2% dijumpai di bagian perbatasan

    timur laut kabupaten dengan kawasan pebukitan yang relatif lebih banyak jumlahnya.

    Sedangkan untuk kondisi topografi Kecamatan Sungai Kunyit dapat terlihat pada tabel

    sebagai berikut:

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 26

    Tabel II.5 Jarak Pantai dan Tinggi dari Permukaan Laut

    Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Nama Desa Jarak Pantai

    (meter) Tinggi dari Permukaan

    Laut (Meter)

    1 Semudun 1.000 1

    2 Semparong P.Raden - 1

    3 Mendalok 1.200 1

    4 Sungai Dungun 2.650 1

    5 Sungai Limau 1.600 1

    6 Sungai Kunyit Laut 1.500 1

    7 Sungai Kunyit Dalam - 1

    8 Sungai Kunyit Hulu - 2

    9 Bukit Batu - 3

    10 Sungai Bundung Laut 2.150 1

    11 Sungai Duri I 1.700 1

    12 Sungai Duri II 2.100 1

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    B. Kemiringan Lereng

    Pada umumnya, Kabupaten Pontianak berdaratan rendah, perbukitan dan pesisir

    pantainya berawa rawa. Wilayah ini didominasi oleh kemiringan lereng 0-8 % atau < 8%

    dan ketinggian antar 0 - 200 mdpl. Kecamatan Sungai Kunyit berada pada interval

    kemiringan lereng antara 0-8%, begitu pula dengan Kecamatan Mempawah Hilir,

    Mempawah Timur, Sungai Pinyuh, Segedong dan Siantan.

    C. Curah Hujan/Klimatologi

    Secara umum rata-rata curah hujan Kabupaten Pontianak tahun 2009 yang

    tercatat berkisar 276,5 mm per tahun atau rata-rata perbulan sebesar 20 milimeter. Rata-

    rata curah hujan tertinggi selama tahun 2009 terjadi pada bulan Oktober sekitar 576,6

    mm, sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari 38,4 mm.

    Rata-rata hari hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada bulan Oktober dan Desember.

    Data curah dan hari hujan Kabupaten Pontianak tahun 2009 yang di sajikan sangat di

    pengaruhi oleh beberapa kecamatan yang tidak ada laporan, sehingga data curah hujan

    tidak bisa menggambarkan keadaan Kabupaten Pontianak.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 27

    Tabel II.6 Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan

    Di Stasiun Klimatologi Siantan, Tahun 2008

    Bulan Curah Hujan Hari Hujan

    Januari 194,5 15

    Februari 38,4 15

    Maret 245,9 21

    April 302,7 20

    Mei 267,2 13

    Juni 198,6 18

    Juli 414,0 21

    Agustus 246,4 22

    September 129,4 19

    Oktober 576,6 26

    November 264,7 19

    Desember 439,3 27

    Rata-Rata 2008 276,5 20

    Sumber :Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031

    Iklim di Kabupaten Pontianak lebih dipengaruhi oleh iklim pancaroba sebagaimana

    iklim daerah yang berada pada daerah khatulistiwa. Rata-rata bulanan hari hujan tertinggi

    terjadi pada bulan Desember di Kecamatan Mempawah Hilir, yaitu mencapai 31 hari

    hujan. Sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan Maret dan Agustus di

    kecamatan Sungai Pinyuh, yaitu hanya mencapai 4 hari hujan. Adapun banyaknya curah

    hujan per bulan di Kecamatan Sungai Kunyit dapat terlihat pada gambar sebagai berikut:

    Gambar 2.2 Banyaknya Curah Hujan per Bulan di Kecamatan Sungai Kunyit

    Tahun 2011 (milimeter)

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 28

    Suhu Udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat

    tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2007 berdasarkan

    data dari stasiun klimatologi Siantan, suhu udara rata-rata di Kabupaten Pontianak

    berkisar antara 26,50C sampai 27,40C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei

    yaitu sebesar 31,90C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar

    23,70C. Sedangkan berdasarkan data dari stasiun meteorologi Supadio, suhu udara

    rata-rata berkisar antara 26,10C sampai 27,40C. Suhu udara maksimum terjadi pada

    bulan Mei yaitu sebesar 33,20C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus

    sebesar 23,00C.

    D. Daerah Aliran Sungai

    Wilayah Kabupaten Pontianak terbagi menjadi 6 (enam) DAS diantaranya adalah

    DAS Duri, DAS Peniti, DAS Raya, DAS Kapuas, DAS Mempawah dan DAS Purun Besar.

    DAS (daerah aliran sungai) yang dominan melewati wilayah Kabupaten Pontianak adalah

    DAS Mempawah yang melewati Kecamatan Mempawah Hilir, Mempawah Timur,

    Anjongan, Toho, Sungai Pinyuh dan Sadaniang.

    E. Jenis Tanah

    Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Pontianak adalah: aluvial,

    organosol, low humid clay, dan litosol. Pada bagian wilayah pantai, jenis tanah yang

    dominan adalah tanah aluvial dan organosol. Dari keseluruhan wilayah Kabupaten

    Pontianak, secara garis besar jenis tanahnya dapat di bagi sebagai berikut :

    Tanah Alluvial

    Yang di usahakan sebahagian besar oleh pantai untuk sawah tadah hujan dan kebun

    kelapa. Jenis ini sebahagian besar terdapat di daerah pantai seperti Kecamatan

    Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh dan Mempawah Hilir.

    Tanah Organosal

    Merupakan daerah yang terluas di Kabupaten Pontianak yang meliputi Kecamatan

    Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, Sungai Pinyuh, Siantan dan Toho.

    Tanah Low Humic Clay

    Merupakan jenis tanah yang tidak begitu luas.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 29

    F. Geologi

    Secara umum kondisi geologi yang ada di Kabupaten Pontianak terbagi menjadi

    aluvial, andesit, arenit kuarsa, diorit, formasi hamisan, granodiorit, dan granodiorit

    mensibau. Dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Kabupaten Pontianak, kondisi

    geologi yang paling dominan adalah aluvial yaitu terdapat di Kecamatan Sungai Kunyit,

    Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Sungai Pinyuh, Segedong, Siantan, dan Anjongan,

    sedangkan untuk Kecamatan Sadaniang yang paling dominan adalah arenit kuarsa.

    G. Pemanfaatan Lahan

    Pola penggunaan lahan dapat mengindikasikan adanya potensi sumber daya alam

    di wilayah tertentu dan sejauh mana potensi yang ada telah dibudidayakan. Untuk

    mengetahui bagaimana kecenderungan pemanfaatan ruang di Kecamatan Sungai Kunyit

    pada masa mendatang dan dampaknyac terhadap perkembangan kawasan tersebut,

    berikut disajikan gambaran mengenai penggunaan lahan di wilayah tersebut.

    Tabel II.7 Luas Wilayah menurut Jenis Penggunaan Tanah

    Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2012

    No Nama Desa Tanah Sawah

    Tanah Kering

    Bangunan/ Pekarangan

    Hutan Negara

    Lainnya Jumlah

    1 Semudun 0,25 5,73 0,50 1,24 0,08 7,80

    2 Semparong P.Raden 1,79 3,39 0,14 11,80 - 17,12

    3 Mendalok 0,58 5,92 0,16 - - 6,66

    4 Sungai Dungun 1,57 3,91 0,30 - 0,15 5,93

    5 Sungai Limau 0,66 2,08 0,42 - 0,09 3,25

    6 Sungai Kunyit Laut 0,81 4,81 1,20 3,37 0,15 10,34

    7 Sungai Kunyit Dalam 0,00 2,77 0,55 - 0,20 3,52

    8 Sungai Kunyit Hulu 0,35 4,57 0,38 23,64 0,30 29,24

    9 Bukit Batu 2,44 8,12 0,20 41,37 0,43 52,56

    10 Sungai Bundung Laut 0,40 7,69 0,39 - - 8,48

    11 Sungai Duri I 0,98 2,62 0,39 - 0,41 4,40

    12 Sungai Duri II 2,25 4,25 0,64 - 0,16 7,30

    Jumlah Total 12,08 55,86 5,27 81,42 1,97 156,60

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 30

    2.2.3 Tinjauan Aspek Sosial Kependudukan

    A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

    Penduduk Kecamatan Sungai Kunyit pada tahun 2011 berjumlah 22.305 jiwa yang

    tersebar di 12 desa dengan desa yang paling banyak penduduknya adalah desa Sungai

    Kunyit Hulu yang mencapai 2.792 jiwa. Sedangkan desa yang paling kecil penduduknya

    adalah desa Sungai Kunyit Dalam yang hanya mencapai 1.236 jiwa. Untuk lebih jelasnya

    dapat terlihat pada gambar dan tabel sebagai berikut:

    Gambar 2.3

    Kepadatan Penduduk di Kecamatan Sungai Kunyit

    Menurut Desa Tahun 2011 (Jiwa/km2)

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 31

    Tabel II.8 Kepadatan Penduduk di Kecataman Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Nama Desa Jumlah Penduduk

    (jiwa) Luas Wilayah

    (km2)

    Kepadatan per km

    2

    1 Semudun 2.340 7,80 300,00

    2 Semparong P.Raden 1.372 17,12 80,14

    3 Mendalok 1.443 6,66 216,67

    4 Sungai Dungun 1.439 5,93 242,66

    5 Sungai Limau 1.612 3,25 496,00

    6 Sungai Kunyit Laut 2.583 10,34 249,81

    7 Sungai Kunyit Dalam 1.236 3,52 351,14

    8 Sungai Kunyit Hulu 2.792 29,24 95,49

    9 Bukit Batu 1.875 52,56 35,67

    10 Sungai Bundung Laut 1.948 8,48 229,72

    11 Sungai Duri I 2.000 4,40 454,55

    12 Sungai Duri II 1.665 7,30 228,08

    Jumlah Total 22.305 156,60

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin

    Dengan luas kecamatan yang mencapai 156,60 km2 kepadatan penduduk Sungai

    Kunyit mencapai 142,43 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan terpadat ke tujuh dari

    sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Pontianak. Di Kecamatan Sungai Kunyit

    jumlah penduduk laki-laki mencapai 11.232 orang lebih banyak dibanding penduduk

    perempuan yang berjumlah 11.073 orang. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel

    sebagai berikut:

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 32

    Tabel II.9 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

    Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Nama Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

    1 Semudun 1.225 1.115 2.340

    2 Semparong P.Raden 631 741 1372

    3 Mendalok 758 685 1.443

    4 Sungai Dungun 729 710 1439

    5 Sungai Limau 827 785 1.612

    6 Sungai Kunyit Laut 1.258 1.325 2583

    7 Sungai Kunyit Dalam 624 612 1.236

    8 Sungai Kunyit Hulu 1.396 1.396 2792

    9 Bukit Batu 999 876 1.875

    10 Sungai Bundung Laut 942 1.006 1948

    11 Sungai Duri I 1.007 993 2.000

    12 Sungai Duri II 836 829 1665

    Jumlah Total 11.232 11.073 22.305

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    Dengan demikian, rasio jenis kelamin di Kecamatan Sungai Kunyit adalah 101,44.

    Dimana rasio jenis kelamin tertinggi berada di desa bukit batu (114,04) dan terendah

    berada di desa Semparong Parit Raden (85,16). Desa dengan tingkat kepadatan

    penduduk tertinggi di Kecamatan Sungai Kunyit adalah desa Sungai Limau yang

    mencapai 494 jiwa/km2 dan terendah adalah desa Bukit Batu dengan kepadatan hanya

    sebesar 35,67 jiwa/km2, seperti terlihat pada terlihat pada tabel sebagai berikut:

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 33

    Tabel II.10 Sex Ratio Penduduk Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Nama Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio

    1 Semudun 1.225 1.115 109,87

    2 Semparong P.Raden 631 741 85,16

    3 Mendalok 758 685 110,66

    4 Sungai Dungun 729 710 102,68

    5 Sungai Limau 827 785 105,35

    6 Sungai Kunyit Laut 1.258 1.325 94,94

    7 Sungai Kunyit Dalam 624 612 101,96

    8 Sungai Kunyit Hulu 1.396 1.396 100,00

    9 Bukit Batu 999 876 114,04

    10 Sungai Bundung Laut 942 1.006 93,64

    11 Sungai Duri I 1.007 993 101,41

    12 Sungai Duri II 836 829 100,84

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    2.2.4 Tinjuan Aspek Pertanian

    A. Pertanian (Tanaman Pangan)

    Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu sub sektor pada

    sektor pertanian. Sub sektor ini mencakup tanaman padi (padi sawahdan padi ladang),

    dan tanaman palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan

    kacang hijau). Secara umum peningkatan produksi tanaman pangan di Kecamatan

    Sungai Kunyit masih sangat dipengaruhi bertambahnya luas panen. Selain itu,

    produktivitas juga sangat mempengaruhi produksi. Kondisi demikian terutama akibat

    pengaruh faktor alam dan kemampuan petani mengelola usaha pertaniannya.

    Di Sungai Kunyit penanaman padi hanya dilakukan di sawah.Jenis sawah yang

    digunakan terdiri jenis pengairan sederhana dan tadah hujan. Pada tahun 2011

    masyarakat mengusahakan sawah dengan pengairan sederhana seluas 210 hektar dan

    sawah tadah hujan 1.523 hektar atau totalnya sekitar 1.733 hektar. Dari lahan sawah

    tersebut dalam setahun dilakukan penanaman padi seluas 2.203 hektar.Pada tahun 2011

    luas panen padi sebesar 2.105 hektar, angka tersebut menurun dibandingkan tahun 2010

    yang mencapai 2.625 hektar.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 34

    Gambar 2.4 Luas Tanam dan Luas Panen Padi Kecamatan Sungai Kunyit

    Tahun 2007-2011 (ha)

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    Untuk tanaman palawija, tercatat produksi jagung mencapai 30 ton, kacang hijau

    mencapai 3 ton, ubi kayu mencapai 765 ton dan ubi jalar mencapai 265 ton. Sedangkan

    sayuran,kangkung menjadi komoditi sayuran terbanyak yang dihasilkan dengan jumlah

    produksi sekitar 660 kwintal dan terrendah adalah produksi buncis yang mencapai 45

    kwintal. Adapun buah-buahan yang dihasilka di Sungai Kunyit, nenas, pisang dan jeruk

    merupakan komoditas yang diandalkan oleh masyarakat setempat dengan melihat jumlah

    pohon yang sudah menghasilkan atau jumlah produksinya. Tahun 2011, jumlah pohon

    nenas yang menghasilkan berjumlah sekitar 26.100 pohon dengan produksi buah

    menapai 781 kwintal. Pisang berjumlah 15.000 pohon dengan produksi sekitar 7.050

    kwintal dan jeruk berjumlah 10.000 pohon dengan produksi sekitar 7.999 kwintal.

    B. Perkebunan

    Pada tahun 2011 luas tanaman kelapa dalam di Kecamatan Sungai Kunyit

    mengalami peningkatan dari 2.547 hektar menjadi 2.574 hektar sedangkan luas tanaman

    kelapa hybrid turun dari 8,75 hektar menjadi 8,25 hektar. Tanaman perkebunan lain yang

    luasnya mengalami peningkatan adalah karet dari 228 hektar menjadi 408 hektar.

    Sedangkan luas tanaman kopi, cengkeh, lada dan kakao berkutang. Adapun pinang tidak

    mengalami perubahan luas.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 35

    C. Peternakan

    Jenis ternak yang dikembangkan di Kecamatan Sungai Kunyit di tahun 2011

    antara lain adalah Sapi, Kambing, babi, ayam buras, ayam ras, dan itik yang

    dikembangkan secara tersebar di 12 Desa.Pada tahun 2011, populasi ternak di

    Kecamatan Sungai Kunyit secara umum mengalami peningkatan. Populasi ternak

    kambing dan babi mengalami peningkatan sedangkan jumlah sapi menurun. Sementara

    itu untuk unggas, jumlah ayam buras dan itik mengalami peningkatan sedangkan ayam

    ras mengalami penurunan yang signifikan.

    D. Perikanan

    Posisi geografis Kecamatan Sungai Kunyit merupakan daerah pesisir, maka

    perikanan laut merupakan potensi yang cukup besar. Mencari ikan di laut adalah salah

    satu pekerjaan yang cukup banyak dilakukan masyarakat. Dampak dari aktifitas nelayan

    banyak tumbuh pengusaha perikanan baik itu agen-agen penampung maupun pengrajin

    ikan asin/industri pengolahan ikan. Besar kecilnya produksi perikanan sangat dipengaruhi

    oleh sarana prasarana peralatan tangkap.

    Tabel II.11 Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap Kabupaten Pontianak

    Tahun 2008

    NO Kecamatan RTP

    NELAYAN

    PERAHU TANPA MOTOR

    MOTOR TEMPEL

    KAPAL MOTOR

    ALAT PENANGKAPAN

    TPI/PPI

    1 Mempawah Hilir

    274 19

    262 54 1,079 1

    2 Mempawah Timur

    186 11

    108 82 1,422 2

    3 Sungai Kunyit 483 31 310 224 342 2

    4 Sungai Pinyuh 298 - 199 129 2,830 2

    5 Anjongan - - - - 45 -

    6 Toho - - - - - -

    7 Sadaniang - - - - - -

    8 Siantan 167 30 134 83 1.993 3

    9 Segedong 75 15 54 9 899 1

    JUMLAH 1.483 106 1.067 581 6,620 11

    Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pontianak (diolah)

    Dalam RPJMD Pererintah Kab. Pontianak 2009-2014

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 36

    Kabupaten Pontianak yang sebagian wilayahnya terdiri dari perairan baik berupa

    laut maupun sungai sungai yang mengalir di berbagai kecamatan yang ada di wilayah

    Kabupaten Pontianak merupakan suatu potensi yang baik untuk mengembangkan sektor

    perikanan baik perikanan laut, perikanan umum maupun budidaya. Namun pada

    kenyataannya potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Produksi dan nilai

    produksi perikanan laut di Kabupaten Pontianak masing masing 9.369,20 ton., perairan

    umum produksinya 139,80 ton dan budidaya produksinya 873,40 ton.

    Tabel II.12 Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut

    di Kabupaten PontianakTahun 2009

    No Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp)

    1 Manyung 230,80 2.769.600

    2 Malong/Remang 116,50 932.000

    3 Ikan Sebelah 43,20 129.600

    4 Barakuda/Alu-alu 10,00 80.000

    5 Selar 11,90 41.650

    6 Geronggong 159,00 1.272.000

    7 Bawal Hitam 66,10 1.652.500

    8 Bawal Putih - -

    9 Talang-talang 4,80 38.400

    10 Kakap Putih - -

    11 Parang-parang 36,80 276.000

    12 Selanget 23,60 118.000

    13 Puput 21,00 115.500

    14 Tembang/Tamban 208,00 624.000

    15 Ikan Lidah - -

    16 Teri 83,90 2.097.500

    17 Tambak/Gerot-gerot 155,20 1.862.400

    18 Ikan Nomai/Lemoi 20,30 162.400

    19 Ikan Layar - -

    20 Kapas-kapas 139,00 1.112.000

    21 Perepek/Kepetek 29,70 103.950

    22 Tumpu 44,10 882.000

    23 Kakap Merah/Bambangan 241,70 6.042.500

    24 Jenaha/Tambangan 23,80 119.000

    25 Biji Nangka 107,90 377.650

    26 Kurisi 86,50 2.162.500

    27 Kuro/Senangin 21,00 420.000

    28 Gulamah/Tigawaja 951,30 7.610.400

    29 Tongkol Krai 129,90 1.169.100

    30 Tongkol Komo 29,60 1.155.200

    31 Kembung 129,00 1.548.000

    32 Tenggiri 19,20 384.000

    33 Tenggiri Papan 7,90 118.500

    34 Kerapu Karang 49,10 736.500

    35 Layur 181,50 2.178.000

    36 Cucut/Hiu 16,30 97.800

    37 Pari 37,90 303.200

    38 Ikan lainnya 1.201,00 6.005.000

    39 Udang Dogol 129,10 2.582.000

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 37

    No Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp)

    40 Udang putih/Jerbung 945,90 15.134.400

    41 Udang Krosok 408,40 2.858.800

    42 Udang Windu 15,70 706.500

    43 Udang Lainnya 430,50 4.735.500

    44 Kepiting 10,90 77.000

    45 Rajungan 16,00 160.000

    46 Kerang Hijau 87,50 272.100

    47 Cumi-cumi 39,20 470.400

    48 Sotong 3,30 26.400

    Jumlah 6.724,00 71.719.950 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pontianak, 2009

    dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031

    2.2.5 Tinjauan Aspek Perindustrian Dan Koperasi

    A. Perindustrian

    Sektor industri pengolahan dikelompokkan ke dalam 4 golongkan berdasarkan

    jumlah tenaga kerja, yaitu :

    1. Industri besar adalah perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja 100 orang atau

    lebih.

    2. Industri sedang adalah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 20

    sampai dengan 99 orang.

    3. Industri kecil adalah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai

    19 orang.

    4. Industri rumah tangga adalah usaha industri yang memiliki jumlah tenaga antara 1-4

    orang.

    Dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031

    Pengembangan kawasan industri kedepannya direncanakan di Kecamatan Siantan dan

    Sungai Kunyit dengan alokasi lahan untuk Kecamatan Siantan sebesar + 300 ha dan

    untuk Kecamatan Sungai Kunyit sebesar + 600 ha.

    Pada tahun 2011, jumlah perusahaan industri yang ada di Kecamatan Sungai

    Kunyit mencapai 454 unit usaha yang terdiri dari 453 usaha rumah tangga/kecil dan

    sedang dan 1 usaha industri sedang. Dari 453 industri rumah tangga, 42 usaha

    merupakan industri pengolahan kayu, 23 kerajinan anyaman, dan sisanya merupakan

    industri lainnya.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 38

    Gambar 2.5

    Jumlah Perusahaan Industri Menurut Desa

    Di Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    Tabel II.13 Perusahaan Industri menurut Kelompok Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Nama Desa Rumah Tangga/

    Kecil Sedang Besar Jumlah

    1 Semudun 51 - - 51

    2 Semparong P.Raden 19 - - 19

    3 Mendalok 29 - - 29

    4 Sungai Dungun 38 - - 38

    5 Sungai Limau 47 - - 47

    6 Sungai Kunyit Laut 36 - - 36

    7 Sungai Kunyit Dalam 57 - - 57

    8 Sungai Kunyit Hulu 12 - - 12

    9 Bukit Batu 20 1 - 21

    10 Sungai Bundung Laut 105 - - 105

    11 Sungai Duri I 19 - - 19

    12 Sungai Duri II 20 - - 20

    Jumlah Total 453 1 - 454 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 39

    B. Koperasi

    Koperasi di Kecamatan Sungai Kunyit berdasarkan data Kecamatan Sungai Kunyit

    dalam Angka Tahun 2012, ada 2 jenis Koperasi yang ada di wilayah ini yaitu:

    1. KUD berjumlah 3 unit, terdapat di Desa Semudun, Desa Sungai Dungun dan Desa

    Sungai Kunyit Laut.

    2. KSU berjumlah 5 unit, terdapat di Desa Sungai Bundung Laut dan Desa Sungai

    Duri II.

    2.2.6 Tinjauan Aspek Sarana Dan Prasarana

    A. Sarana Pendidikan

    Jumlah TK, SD, SLTP dan SLTA tahun 2011 di Kecamatan Sungai Kunyit masing-

    masing berjumlah 4, 22, 5 dan 3 sekolah. Dibanding tahun sebelumnya hanya SD yang

    bertambah sebanyak 1 sekolah.Lokasi SD yang baru tersebut berlokasi di desa Bukit

    Batu dan berstatus swasta. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel II.14

    Jumlah Sarana Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Desa

    Tingkat Pendidikan

    TK SD SLTP SLTA

    Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

    1 Semudun - 1 3 - - - - -

    2 Semparong P.Raden - - 2 - - - - -

    3 Mendalok - - 1 - - - - -

    4 Sungai Dungun - - 2 - 1 - - -

    5 Sungai Limau - - - - - - 1 -

    6 Sungai Kunyit Laut - 1 3 - 1 - 1 1

    7 Sungai Kunyit Dalam - - 1 - 1 - - -

    8 Sungai Kunyit Hulu - - 1 - - - - -

    9 Bukit Batu - - 2 1 1 - - -

    10 Sungai Bundung Laut - - 2 - - - - -

    11 Sungai Duri I 1 1 2 - - - - -

    12 Sungai Duri II - - 2 - 1 - - -

    Jumlah

    1 3 21 1 5 0 2 1

    4 22 5 3

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 40

    Tabel II.15 Banyaknya Madrasah Menurut Jenjangnya

    Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Desa Diniyah Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah

    1 Semudun - - - -

    2 Semparong P.Raden - - - -

    3 Mendalok - - - -

    4 Sungai Dungun - - - -

    5 Sungai Limau - - 1 1

    6 Sungai Kunyit Laut - - - -

    7 Sungai Kunyit Dalam - 1 - -

    8 Sungai Kunyit Hulu - 1 1 1

    9 Bukit Batu - - - -

    10 Sungai Bundung Laut - - 1 1

    11 Sungai Duri I - - - -

    12 Sungai Duri II - - - -

    Jumlah Total 0 2 3 3 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    B. Sarana Kesehatan

    Pada tahun 2009, di Kabupaten Pontianak terdapat sebanyak 52 fasilitas

    kesehatan dimana fasilitas kesehatan yang paling banyak adalah fasilitas kesehatan

    puskesmas pembantu sebanyak 21 sedangkan paling rendah adalah fasilitas kesehatan

    Rumah Sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini

    Tabel II.16

    Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pontianak Tahun 2009

    No Kecamatan Rumah Sakit

    Puskesmas Puskesmas Pembantu

    Puskesmas Keliling

    Balai Pengobatan

    Klinik Bersalin

    1 Siantan - 2 3 2 - -

    2 Segedong - 1 1 2 - -

    3 Sungai Pinyuh

    - 2 3 2 - -

    4 Anjongan - 1 1 1 1 -

    5 Mempawah Hilir

    1 1 3 2 - -

    6 Mempawah Timur

    - 2 5 3 - -

    7 Sungai Kunyit

    - 2 2 2 - -

    8 Toho - 2 1 1 - -

    9 Sadaniang - 2 2 - - -

    Jumlah 1 14 21 15 1 - Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

    dalamRevisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 41

    Sejak 2008, jumlah tenaga kesehatan tidak mengalami perubahan.Hingga 2011

    tenaga dokter belum ada yang bertugas di Kecamatan Sungai Kunyit. Sementara itu

    jumah bidan ada 15 orang, mantri kesehatan ada 17 orang, dukun bayi ada 26 orang dan

    dukun kesehatan berjumlah 37 orang. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel dan

    gambar sebagai berikut:

    Tabel II.17 Tenaga Kesehatan menurut Jenisnya Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Nama Desa Dokter Dokter

    Gigi Bidan

    Mantri Kesehatan

    Dukun Bayi

    Dukun Kesehatan

    1 Semudun - - 3 6 1 11

    2 Semparong P.Raden

    - - 1 - 2 1

    3 Mendalok - - 1 - - -

    4 Sungai Dungun - - 1 - 2 1

    5 Sungai Limau - - 2 1 1 2

    6 Sungai Kunyit Laut - - 1 1 2 2

    7 Sungai Kunyit Dalam

    - - 1 1 1 2

    8 Sungai Kunyit Hulu

    - - 1 - 3 3

    9 Bukit Batu - - 1 - 6 6

    10 Sungai Bundung Laut

    - - 1 - 2 4

    11 Sungai Duri I - - 1 1 2 5

    12 Sungai Duri II - - 1 7 4 -

    Jumlah Total 0 0 15 17 26 37 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    Gambar 2.6 Jumlah Tenaga Kesehatan

    Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 42

    Sarana kesehatan berfungsi sebagai penunjang untuk masyarakat agar lebih

    mudah mendapatkan akses kesehatan. Di Sungai Kunyit tercatat bahwa di tahun 2011

    sarana kesehatan yang ada terdiri dari puskesmas 2 unit, pustu 2 unit, prakter dokter 1

    tempat dan praktek bidan 1 tempat. Selain itu juga tersedia prakter mantri kesehatan 4

    tempat, polindes 11 tempat, posyandu 26 tempat, posyandu lansia 1 tempat dan toko

    khusus obat jamu ada 2 tempat. Puskesmas terdapat di dua desa yang membawahi

    beberapa desa yaitu puskesmas Semudun dan Sungai Limau. Untuk lebih jelasnya dapat

    terlihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel II.18 Sarana Kesehatan menurut Jenisnya

    Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Nama Desa Rumah Sakit

    Rumah Sakit

    Bersalin/ Rumah Bersalin

    Poliklinik/ Balai

    Pengobatan Puskesmas Pustu

    Tempat Praktek Dokter

    Tempat Praktek Bidan

    1 Semudun - - - 1 - - 1

    2 Semparong P.Raden

    - - - - - - -

    3 Mendalok - - - - - - -

    4 Sungai Dungun - - - - - - -

    5 Sungai Limau - - - 1 - - -

    6 Sungai Kunyit Laut

    - - - - - - -

    7 Sungai Kunyit Dalam

    - - - - - - -

    8 Sungai Kunyit Hulu

    - - - - 1 - -

    9 Bukit Batu - - - - - - -

    10 Sungai Bundung Laut

    - - - - - - -

    11 Sungai Duri I - - - - - 1 -

    12 Sungai Duri II - - - - 1 - -

    Jumlah Total 0 0 0 2 2 1 1 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 43

    Lanjutan Tabel II.18

    No Nama Desa

    Tempat Praktek Mantri

    Kesehatan

    Polindes Posyandu Posyandu

    Lansia Apotek

    Toko Khusus Obat Jamu

    1 Semudun 3 1 2 1 - 2

    2 Semparong P.Raden - 1 2 - - -

    3 Mendalok 1 1 2 - - -

    4 Sungai Dungun - 1 2 - - -

    5 Sungai Limau - - 2 - - -

    6 Sungai Kunyit Laut - 1 3 - - -

    7 Sungai Kunyit Dalam - 1 2 - - -

    8 Sungai Kunyit Hulu - 1 3 - - -

    9 Bukit Batu - 1 2 - - -

    10 Sungai Bundung Laut

    - 1 3 - - -

    11 Sungai Duri I - 1 1 - - -

    12 Sungai Duri II - 1 2 - - -

    Jumlah Total 4 11 26 1 0 2

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    C. Sarana Peribadatan

    Sarana Peribatan paling banyak jumlahnya adalah sarana peribadatan umat Islam

    berupa mesjid (27 unit) dan surau (52 unit). Berikut disajikan mengenai sebaran dan

    jumlah tempat ibadah menurut jenisnya di Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011.

    Tabel II.19

    Jumlah Tempat Ibadah Menurut JenisnyaKecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011

    No Nama Desa Islam Protestan Khatholik Hindu Budha

    Mesjid Surau Gereja Kapel Gereja Kapel Pura Vihara

    1 Semudun 1 3 - - - - - 3

    2 Semparong P.Raden 4 4 - - - - - -

    3 Mendalok 2 3 - - - - - -

    4 Sungai Dungun 2 1 - - - - - -

    5 Sungai Limau 3 3 - - - - - -

    6 Sungai Kunyit Laut 2 3 - - - - - -

    7 Sungai Kunyit Dalam 3 4 - - - - - -

    8 Sungai Kunyit Hulu 2 18 - - - - - -

    9 Bukit Batu 2 2 2 - 1 - - -

    10 Sungai Bundung Laut 2 5 - - - - - -

    11 Sungai Duri I 2 3 - - - - - 1

    12 Sungai Duri II 2 3 - - - - - 1

    Jumlah Total 27 52 2 0 1 0 0 5 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 44

    D. Prasarana Transportasi

    Prasarana transportasi darat yang paling utama untuk ditinjau dalam

    pengembangan wilayah adalah jaringan jalan. Menurut statusnya, jalan yang ada di

    wilayah Kabupaten Pontianak dibedakan menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan

    kabupaten, jalan khusus (transmigrasi dan perkebunan), dan jalan desa. Untuk lebih

    jelasnya dapat terlihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel II.20 Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Jenis Permukaan

    Di Kabupaten PontianakTahun 2008 (Kilometer)

    No Status Pengawasan

    Jenis Permukaan Jumlah

    Aspal Kerikil Tanah Lainnya

    1 Negara 130.860 - - - 130.860

    2 Propinsi 56.210 - - - 56.210

    3 Kabupaten 676,640 12.140 224.810 - 913.590

    4 Lokal Sekunder

    - - - - -

    5 Non Status - - - - -

    Total 12.140 224.810 - 1.100.660 Sumber : Dinas Perhubungan Kab Pontianak, 2008

    dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031

    Tabel II.21

    Panjang Jalan di Kabupaten Pontianak

    Nomor Ruas Nama Ruas Panjang

    Ruas (Km)

    Peranan

    Arteri (Km)

    K-1 (Km)

    K-2 (Km)

    K-3 (Km)

    001 Pontianak Sei Pinyuh 42,00 002 1 Sei Pinyuh - Sebabu 46,35 46,35

    008 Sei Pinyuh - Mempawah 15,30 15,30

    008 11 K Jln. Daeng Manambon 4,60 4,60

    008 12 K Jln. Raden Kusno 2,60 2,60

    009 1 Mempawah Sei Duri 22,61 22,61 009 11 K Jl. GS Lelanang (Jln

    Merdeka) 0,60 0,60

    023 1 Anjongan - Karangan 37,88 37,88 Sumber : Lampiran Kepmen-Kimpraswil No.376 Tahun 2004 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut

    Statusnya Sebagai Jalan Nasional dalamRevisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031

    Catatan: K-1 = Kolektor Primer yang menghubungkan Ibu Kota Propinsi K-2 = Kolektor Primer yang menghubungkan Ibu Kota Propinsi ke Kabupaten/Kota K-3 = Kolektor Primer yang menghubungkan Kota dengan Kabupaten/Kota

    E. Air Bersih

    Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik untuk

    memasak/meminum serta untuk mencuci/mandi. Bagi kebanyakan penduduk secara

    tradisional penggunaan air bersih masih bersumber dari sungai dan air hujan.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 45

    Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pontianak yang tersebar di beberapa

    kecamatan dengan jumlah pelanggan keadaan Desember 2009 menurut urutan

    terbanyak, pertama kecamatan Mempawah Hilir 2.438 pelanggan, Sungai Pinyuh 451

    pelanggan, Sungai Kunyit 511 pelanggan dan Siantan 182 pelanggan. Pelayanan

    Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pontianak yang tersebar di beberapa

    kecamatan hanya menjangkau 3.582 pelanggan, kecilnya jangkauan pelayanan air bersih

    terhadap masyarakat yang di kelola PDAM tersebut barangkali terbatasnya dana yang

    tersedia sehingga kedepannya PDAM secara bertahap untuk dapat menjangkau daerah

    lain yang belum terlayani.

    Tabel II.22

    Banyaknya Pelanggan dan Banyaknya Air yang disalurkan pada PDAM Semudun Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2009

    No Kategori Pelanggan Banyaknya Pelanggan

    Banyaknya Air yang disalurkan

    (m3)

    1 Sosial a. Umum b. Khusus

    14 11

    4.398 18.981

    2 Non Niaga a. Rumah Tangga A b. Rumah Tangga B c. Rumah Tangga C d. Rumah Tangga D e. Instansi Pemerintah

    - -

    337 - -

    - -

    88.860 - -

    3 Niaga a. Niaga Kecil b. Niaga Besar

    43 45

    8.896 10.687

    4 Industri a. Industri Kecil dan Menengah b. Industri Besar

    1 -

    755

    -

    Jumlah 451 132.577 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    2.2.7 Tinjauan Aspek Pendapatan Regional

    A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    PDRB atas dasar harga berlaku kecamatan Sungai Kunyit tahun 2011 mencapai

    Rp. 205.227,69 juta. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 tahun 2011

    mencapai Rp. 106.910,30 juta. PDRB ini merupakan penjumlahan nilai tambah bruto dari

    seluruh sektor atau lapangan usaha yang ada di kecamatan Sungai Kunyit yang dapat

    menggambarkan tingkat perekonomian kecamatan Sungai Kunyit.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 46

    Pertumbuhan ekonomi kecamatan Sungai Kunyit mengalami trend yang negatif

    sejak 2007 hingga 2011. Berdasarkan hasil perhitungan PDRB atas dasar harga konstan

    2000, laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sungai Kunyit tahun 2011 sekitar 1,21

    persen lebih kecil dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 1,94 persen. Sektor yang

    mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor pertanian pada sub sektor tanaman bahan

    makanan, kehutanan dan perikanan. Karena besarnya pengaruh sektor pertanian maka

    pertumbuhan di sektor ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan total nilai tambah

    seluruh sektor.

    Gambar 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Sungai Kunyit

    Tahun 2007 - 2011

    Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012

    B. Struktur Perekonomian

    Pada tahun 2010, kontribusi dari sektor pertanian mencapai 46,39% terhadap

    keseluruhan perekonomian yang ditunjukkan pada PDRB harga berlaku

    tahun tersebut. Hampir 50% nilai tambah bruto di kecamatan Sungai Kunyit dihasilkan

    dari sektor ini. Sedangkan kontribusi terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel,

    dan restoran yang mencapai 36,88%. Secara bersama-sama kedua sektor ini memberi

    kontribusi terhadap PDRB Sungai Kunyit sebesar 82,44%. Berarti hanya sekitar 17,56%

    saja kontribusi yang berasal dari sektor lainnya.

  • RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)

    KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT

    LAPORAN PENDAHULUAN BAB II

    II - 47

    C. PDRB per Kapita

    Secara umum pendapatan setiap penduduk Kecamatan Sungai Kunyit

    dicerminkan oleh pendapatan regional per kapita. Besarnya pendapatan regional per

    kapita dalam hal ini PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meningkat dari 8.714,66

    ribu rupiah menjadi 9,200,97 ribu rupiah pada tahun 2011. Tetapi laju pertumbuhan PDRB

    per kapita pada tahun 2011 bila dilihat berdasarkan harga konstan 2000 meningkat

    sekitar 0,16 persen, yaitu dari 4.785,30 ribu rupiah ditahun 2010 menjadi 4.793,11 ribu

    rupiah pada tahun 2011.

    Tabel II.23

    Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2007 - 2011

    (Jutaan Rupiah)

    No Sektor/Subsektor 2007 2008 2009 2010 r) 2011

    **)

    1 PERTANIAN 62.575,05 74.064,33 82.611,17 89.237,62 93.508,73

    a. Tanaman Bahan Makanan 30.691,71 35.055,44 38.210,81 38.257,78 40.489,94

    b. Tanaman Perkebunan 10.942,13 12.441,14 14.242,75 17.450,81 19.252,09

    c. Peternakan & Hasil-hasilnya 9.920,98 12.464,44 15.171,38 18.510,53 21.342,86

    d. Kehutanan 3.321,36 3.310,22 3.151,23 3.192,03 3.245,30

    e. Perikanan 7.698,88 10.793,09 11.835,00 11.826,47 9.178,54

    2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 853,46 1.045,20 1.785,57 1.891,14 2.093,53

    a. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    b. Penggalian 853