Upload
onces
View
175
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hasil Revisi
Citation preview
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 1
KEBIJAKAN TATA RUANG DAN KARAKTERISTIK WILAYAH
PERENCANAAN
Kebijakan Tata Ruang menguraikan tentang: (1) Visi dan Misi Kabupaten
Pontianak, (2) Isu-isu pengembangan wilayah Kabupaten Pontianak, (3) Kebijakan dan
strategi penataan ruang Kabupaten Pontianak, (4) Penetapan kawasan strategis
Kabupaten Pontianak, dan (5) Rencana Pola ruang Kabupaten Pontianak. Sedangkan
Karakteristik wilayah perencanaan menguraikan tentang karakteristik Kecamatan Sungai
Kunyit.
2.1 Kebijakan Tata Ruang
2.1.1 Visi Dan Misi Kabupaten Pontianak
Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan,
Pemerintah Kabupaten Pontianak menetapkan visi sebagai berikut:
TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG BERKUALITAS DAN SEJAHTERA
TAHUN 2014
Kata Berkualitas menunjukkan visi Pemerintah Kabupaten Pontianak yang
berarti mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, beriman, bermoral dan berbudaya.
Kata Sejahtera menunjukkan visi Pemerintah Kabupaten Pontianak yang berarti
mewujudkan terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat yang layak, aman dan damai.
Untuk mencapai VISI Kabupaten Pontianak seperti tersebut di atas, diperlukan
MISI yang dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun tujuan, sasaran dan strategi
dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki sebagai berikut:
1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Serta
Kerukunan Hidup Beragama.
BAB II
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 2
2. Meningkatkan Kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat.
3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Perempuan.
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
5. Meningkatkan Perekonomian yang Berorientasi pada Masyarakat.
6. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur.
7. Meningkatkan Peran Pemuda, Olah Raga, dan Kebudayaan.
8. Menegakkan Supremasi Hukum dan HAM.
2.1.2 IsuIsu Pengembangan Wilayah Kabupaten Pontianak
Isu-isu pengembangan di dalam perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten
Pontianak adalah:
1. Pengembangan Pelabuhan Kuala sebagai pelabuhan regional dan Rencana
Pengembangan Pelabuhan Pantai Kijing sebagai Pelabuhan Utama/Internasional
untuk mendukung kegiatan ekonomi di Kabupaten Pontianak.
2. Rencana Investasi/Pengembangan dergama/pelabuhan dan pabrik pengolahan
alumina oleh PT. ANTAM di Kecamatan Sungai Kunyit.
3. Pengembangan kawasan industri baru di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Sungai
Kunyit.
4. Peningkatan aksesibilitas ke bagian timur kabupaten (Kec Sadaniang, Kec Toho,Kec
Anjongan) yang dimaksudkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan
mengembangkan wilayah bagian timur Kabupaten Pontianak.
5. Limpahan kegiatan perkotaan dari Kota Pontianak (Pontianak Metropolitan Area),
karena merupakan hinterland Kota Pontianak yaitu di Kec Siantan.
6. Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan karakteristik
wilayah Kab. Pontianak dengan berbasis pada sektor pertanian, kelautan dan
perikanan.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 3
2.1.3 Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Pontianak
Adapun Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Pontianak meliputi:
a. Meningkatkan sektor pertanian
b. Mengembangkan sektor perikanan dan kelautan
c. Mengembangkan penataan ruang yang memperhatikan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
d. Kebijakan pengembangan struktur ruang
e. Kebijakan kawasan lindung
f. Kebijakan kawasan strategis kabupaten
g. Memberikan aksesibilitas ke pusat-pusat kegiatan, khususnya pusat produksi atau
pemasaran
Strategi Penataan Ruang Kabupaten Pontianak meliputi:
(1) Strategi untuk pengembangan pertanian meliputi:
a. Meningkatkan kesejahteraan petani terdiri atas:
1. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui kemudahan mendapat bibit dan
pupuk (pupuk anorganik dan pupuk organik) serta pemasaran hasil produksi
2. Meningkatkan kualitas SDM yang berkaitan dengan peningkatan
keterampilan, pengetahuan dan teknologi produksi maupun distribusi
3. Melakukan perubahan usaha tani individual kecil menjadi kerjasama kelompok
dan kemitraan antara petani kecil/kelompok tani dengan usaha besar
swasta/BUMN dan
4. Menetapkan regulasi kelembagaan kemitraan yang dapat memberikan insentif
pendapatan yang konsistensi dan terstruktur bagi petani/kelompok tani.
b. Meningkatkan potensi pertanian dengan prioritas komoditas unggulan terdiri atas:
1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk komoditas unggulan bidang
pertanian tanaman pangan dan holtikultura.
2. Membangun infrastruktur dan sarana penunjang seperti jaringan irigasi tingkat
usaha tani dan jaringan irigasi desa.
3. Mengembangkan teknologi hilir pasca panen.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 4
4. Menerapkan teknologi produksi pertanian yang ramah lingkungan dan menjadi
standar on farm (budidaya dan produksi) untuk mendukung sinergitas antar
subsektor pertanian.
5. Meningkatkan dan menyebarluaskan informasi mengenai usaha pertanian
berdasarkan profil komoditas unggulan sebagai acuan untuk mendorong
petani/pelaku usaha.
6. Meningkatkan jumlah investasi di sektor pertanian dengan menciptakan situasi
usaha yang kondusif, diantaranya melalui penyederhanaan regulasi dan
dukungan pemerintah secara sungguh-sungguh dan mengakar.
7. Meningkatkan dan mendorong sinergitas dan kemitraan antara pelaku usaha
kecil, menengah dan besar antara lain dalam standar kualitas produk dan
pemasaran bersama dan permodalan.
8. Meningkatkan fasilitasi dan pembinaan pemerintah terhadap kelembagaan
kemitraan petani kecil/kelompok tani dengan pelaku ekonomi (koperasi,
asosiasi komoditas dan pedagang asosiasi/agroindustri.
c. Meningkatkan investasi usaha baru yang mendukung sektor pertanian meliputi:
1. Penyederhanaan perizinan investasi.
2. Promosi investasi.
3. Pengembangan sistem informasi investasi.
4. Pemberlakuan insentif bagi pengembangan investasi.
(2) Strategi untuk mengembangkan sektor perikanan dan kelautan meliputi:
a. Mengembangkan potensi perikanan dan kelautan, terdiri atas:
1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk komoditas unggulan bidang
perikanan.
2. Optimalisasi potensi perikanan dan kelautan serta memperluas pangsa pasar.
3. Pengembangan sentra produksi perikanan.
4. Pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan sumber daya
manusia dan peningkatan peran kelompok masyarakat.
5. Peningkatan kemampuan penanganan dan pengolahan hasil-hasil komoditas
budidaya laut.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 5
6. Peningkatan sarana dan prasarana pemasaran serta sistem transportasi
terpadu.
b. Menata dan mengelola wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terdiri atas:
1. Menyusun Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RSWP3K) Kabupaten Pontianak.
2. Menyusun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Kabupaten Pontianak.
3. Menyusun Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (RPWP3K) Kabupaten Pontianak;
4. Menyusun Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RAPWP3K) Kabupaten Pontianak; dan
5. Mengembangkan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan Pendekatan
Gugus Pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala
ekonomi.
(3) Strategi untuk mengembangkan penataan ruang yang memperhatikan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; meliputi:
a. Mengembangkan tata ruang makro wilayah, terdiri atas:
1. Meningkatkan hubungan eksternal dengan Kota Pontianak sebagai pusat dari
Pontianak Metropolitan Area. Diharapkan peningkatan hubungan eksternal ini
dapat mendukung peran Kabupaten Pontianak sebagai hinterland dan
menjadi kawasan produksi utama bagi Kota Pontianak.
2. Meningkatkan hubungan eksternal dengan pusat-pusat pertumbuhan di
Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kubu Raya dan Kota
Pontianak.
3. Pusat pertumbuhan sebagaimana pada butir 2 dimanfaatkan sebagai
pemasaran komoditas maupun pusat koleksi baik secara langsung maupun
tidak langsung dan diharapkan dengan peningkatan hubungan eksternal
tersebut dapat mendukung peran Kabupaten Pontianak sebagai pusat
pertumbuhan bagi wilayah-wilayah tersebut.
b. Mengembangkan tata ruang mikro, terdiri atas:
1. Menetapkan dan memantapkan peran dan fungsi kota-kota secara hirarkis
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 6
dalam kerangka sistem wilayah pengembangan ekonomi dan sistem
pembangunan perkotaan. Mengembangkan sistem pusat-pusat permukiman
sebagai satu kesatuan pengembangan sehingga terbentuk fungsi dan hirarki
pusat permukiman.
2. Tujuan kebijakan sebagaimana dimaksud pada butir 1 adalah mewujudkan
pemerataan dan keseimbangan pertumbuhan antar wilayah melalui perluasan
perkembangan yang serasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya.
3. Meningkatkan penyediaan jaringan transportasi wilayah yang
menghubungkan antar simpul-simpul secara hirarkis untuk memperlancar
koleksi dan distribusi barang dan jasa.
4. Memperkuat keterkaitan antar kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan.
5. Pengembangan budidaya pada kawasan berfungsi lindung harus
dilaksanakan dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya.
6. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan yang memiliki daya
dukung lingkungan rendah, dan pemulihan kawasan lindung terutama pada
kawasan rawan bencana dan berfungsi lindung.
7. Memanfaatkan letak geografis Kabupaten Pontianak yang berdekatan dengan
Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat, untuk
pengembangan wilayah dan ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur yang
memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
8. Mempertimbangkan kawasan rawan bencana dalam pembangunan untuk
kegiatan perkotaan maupun permukiman.
9. Mengatur pola penggunaan lahan pada wilayah yang berkembang pesat
sebagai akibat desakan dari pengembangan kawasan terbangun dari daerah
sekitarnya.
c. Mengembangkan Kawasan Strategis dengan menitikberatkan kepada
pengembangan potensi ekonomi, pemberdayaan potensi masyarakat lokal dengan
tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, serta penerapan sistem
insentif dan disinsentif.
d. Mengembangkan sarana dan prasarana wilayah, terdiri atas:
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 7
1. Pengembangan sistem jaringan jalan sesuai hirarki dan fungsinya yang
diarahkan untuk pengembangan wilayah secara lebih terpadu.
2. Pengembangan sarana transportasi, meliputi :
a. Pengembangan sistem angkutan umum berdasarkan hirarki wilayah yang
ekonomis, aman dan nyaman.
b. Pengembangan sistem terminal terpadu dengan fasilitas perdagangan.
3. Mengelola sumber daya air, meliputi :
a. Mengembangkan sistem irigasi yang terpadu dengan rencana
pengembangan budidaya pertanian.
b. Mengembangkan sebagaimana yang dimaksud huruf a meliputi
intensifikasi lahan basah, percetakan sawah baru dan kegiatan pertanian
lainnya.
c. Mengembangkan air baku untuk keperluan industri dengan pemanfaatan
teknologi yang ramah lingkungan termasuk pembatasan pemanfaatan air
bawah tanah.
d. Mengembangkan sumber daya air secara terpadu dan menyuluruh dengan
pendekatan sub DAS.
4. Mengembangkan sistem drainase dengan memperhatikan karakteristik
wilayah perkotaan secara terpadu dengan infrastruktur lain.
5. Meningkatkan kualitas sistem air bersih dan pelayanan air bersih, meliputi:
a. Identifikasi sumber-sumber air berupa mata air, air permukaan dan air
tanah.
b. Perbaikan manajemen.
c. Pengembangan sumber-sumber air baku baru.
d. Kemitraan pemerintah, masyarakat serta swasta.
e. Peningkatan infrastruktur air bersih.
6. Mengembangkan jaringan telekomunikasi melalui, pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi berdasarkan rencana induk pengembangan
telekomunikasi yang terpadu.
7. Mengembangkan jaringan listrik dan energi, melalui pengembangan jaringan
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 8
listrik dan energi yang diarahkan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil
serta pengembangan energi alternatif.
8. Mengembangkan fasilitas pengelolaan sampah dengan pendekatan
pengurangan, pemanfaatan kembali, daur ulang dan pemulihan.
9. Meningkatkan kualitas sistem sanitasi permukiman, melalui pengembangan
sistem sanitasi lingkungan yang berbasis komunal.
10. Mengembangkan sistem jaringan pengelolaan air limbah dan B3, melalui:
a. Pengembangan sistem IPAL terpadu/kolektif pada zona-zona industri.
b. Mengarahkan zona-zona industri untuk menjadi kawasan industri dengan
fasilitas pengelolaan lingkungan yang terpadu.
c. Mengarahkan secara ketat terhadap industri-industri polutif; dan
d. Pengambilan air tanah dalam dikendalikan secara ketat melalui kajian daya
dukung air.
11. Mengembangkan sistem pengolahan limbah tinja seperti, meliputi :
a. Mengembangkan sistem pengolahan limbah tinja dengan menggunakan
sistem penyaluran limbah on site.
b. Membangun kesadaran masyarakat untuk memperhatikan dan
berpartisipasi dalam hal sanitasi lingkungan.
e. Mengelola dan memantapkan kawasan lindung, meliputi:
1. Mempertahankan kawasan lindung melalui upaya rehabilitasi lahan
serta meningkatkan kualitas kawasan lindung melalui perbaikan sistem,
aturan, prosedur, kriteria dan standar teknis.
2. Mengendalikan secara ketat terhadap kegiatan budidaya yang
berpotensi merusak atau menganggu kawasan lindung serta
pembatasan atau pengalihan kegiatan-kegiatan budidaya pada kawasan
rawan bencana.
f. Mengembangkan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung
lingkungan, meliputi :
1. Mengembangkan kegiatan-kegiatan budidaya yang berfungsi lindung
melalui pengembangan tanaman-tanaman yang berfungsi konservasi.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 9
2. Mengembangkan kegiatan pertanian, perikanan dan kelautan dengan
cara intensifikasi berdasarkan kesesuaian lahannya.
3. Mendorong pengembangan kawasan siap bangun untuk mewujudkan
permukiman yang lebih tertata yang didukung dengan penyediaan
infrastruktur yang terpadu.
4. Melakukan pembatasan terhadap pembangunan perumahan skala kecil
melalui penerapan sistem disinsentif.
g. Membangun dan mengembangkan fasilitas pelayanan wilayah, meliputi:
1. Membangun dan mengembangkan perumahan dan permukiman yang
dilaksanakan dengan memperhatikan kelayakan teknis, sosial, ekonomi,
politik dan lingkungan, dilaksanakan secara kemitraan antara
pemerintah dan masyarakat dengan bertumpu pada keswadayaan
masyarakat.
2. Mengembangkan fasilitas sosial dan fasilitas umum melalui inventarisasi
asset, penyebaran infrastruktur, peningkatan fasilitas pendidikan dan
kesehatan.
h. Mengembangkan potensi perekonomian daerah melalui promosi, investasi,
aplikasi teknologi, penciptaan iklim usaha yang baik, serta pemberdayaan
usaha ekonomi mikro yang terintegrasi dengan sistem ekonomi makro.
i. Melestarikan dan merehabilitasi kawasan rawan bencana alam melalui:
1. Perencanaan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir dan
rekayasa bangunan di dataran banjir.
2. Penyusunan rencana rinci termasuk pemetaan/deliniasi kawasan dan
peraturan zonasi untuk kawasan perkotaan atau permukiman yang
merupakan kawasan rawan bencana.
j. Menerapkan pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi :
1. Menyusun peraturan zonasi rencana yang harmonis antar zona.
2. Mengendalikan dan mengawasi pemanfaatan ruang secara konsisten.
3. Menerapkan mekanisme dan prosedur perizinan yang efisien dan
efektif.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 10
4. Menerapkan sistem insentif dan disinsentif untuk mendukung
perwujudan tata ruang sesuai rencana.
5. Menerapkan sanksi yang jelas sesuai ketentuan perUndang-Undangan.
(4) Strategi pengembangan struktur ruang, meliputi:
a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan wilayah
dan pusat-pusat permukiman disertai pemerataan secara seimbang, guna
menggerakkan perkembangan pertanian (dalam arti luas) dan perikanan dan
kelautan.
b. Penyediaan sarana-prasarana wilayah untuk lebih mendorong investasi produktif
sesuai kebutuhan masyarakat melalui pengembangan dan penyediaan prasarana
telekomunikasi, energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan.
(5) Strategi Kawasan Lindung meliputi:
a. Mengembangkan kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan
bawahannya sebagai hutan lindung dan kawasan resapan air dengannya dengan
menjaga fungsi perlindungan pada kawasan tersebut dengan tidak mengijinkan
untuk peruntukan budidaya yang dapat merusak kawasan lindung ini sedangkan
pada kawasan yang telah mengalami perubahan maka dilakukan pengembalian
fungsi perlindungan baik sebagai hutan lindung maupun sebagai kawasan
resapan air.
b. Mengembangkan kawasan perlindungan setempat dengan pembatasan kegiatan
yang tidak berkaitan dengan fungsi ini guna perlindungan perairan, sedangkan
fungsi tambahan yang tidak mengganggu fungsi ini tetap diijinkan sejauh tidak
mengganggu fungsi perlindungan setempat seperti pengembangan wisata ekologi
di pesisir dan tepi sungai, fungsi transportasi, hankam dsb.
c. Mengembangkan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dengan
pengamanan kawasan dan/atau benda cagar budaya dan sejarah dengan
melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah atau situs
purbakala juga pemberian insentif bagi yang melestarikan benda cagar budaya.
d. Mengembangkan kawasan rawan bencana alam dengan menghindari kawasan
yang rawan terhadap bencana alam banjir, longsor dan bencana alam lainnya
sebagai kawasan terbangun.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 11
(6) Strategi Kawasan Strategis Kabupaten meliputi:
a. Mengembangkan kawasan untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi, melalui
kerjasama dalam penyediaan tanah untuk pengembangan kegiatan industri skala
besar yang ditunjang penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
industri serta penyediaan infrastruktur untuk mendorong pengembangan
pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pontianak.
b. Mengembangkan kawasan untuk kepentingan sosio-budaya, melalui upaya
pelestarian kawasan baik sebagai benda cagar budaya dan kawasan sekitarnya
maupun kawasan permukiman yang memiliki nilai budaya tinggi sekaligus sebagai
identitas kawasan.
(7) Strategi sistem jaringan transportasi meliputi:
a. Pengembangan sistem jaringan transportasi Kabupaten ditujukan untuk
1. Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki.
2. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten.
b. Strategi pengembangan sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud pada
huruf a dilakukan melalui:
1. Peningkatan akses pelayanan dan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah.
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten.
c. Peningkatan akses pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf (b) butir 1
melalui:
1. Pemeliharaan keterkaitan antar kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan
dengan pengembangan pusat pertumbuhan.
2. Pengendalian perkembangan kota serta mendorong kawasan perkotaan dan
pusat pertumbuhan lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan
wilayah sekitar.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 12
2.1.4 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Pontianak
Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya di
prioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota
terhadap ekonomi, sosial budaya dan/atau lingkungan. Dalam penetapan kawasan
strategis Kabupaten, ada 3 prioritas pengembangan yaitu:
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan
dengan kriteria:
a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh
b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
c. Memiliki potensi ekspor
d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi
e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi
f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam mewujudkan
ketahanan pangan nasional
g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam mewujudkan
ketahanan energi nasional
h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
i. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya ditetapkan dengan kriteria:
Merupakan tempat suci
Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya daerah;
Tempat perlindungan peninggalan budaya; dan
Merupakan aset budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan.
Dalam pengembangan wilayah Kabupaten Pontianak, ada tiga kawasan strategis
yang perlu dikembangkan, yaitu:
1. Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten pontianak adalah kawasan
strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 13
tinggi yaitu Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak yang terdapat di
Kecamatan Siantan.
2. Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Pontianak adalah kawasan
strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kawasan Pelabuhan
Utama Temajo dan sekitarnya di Kecamatan Sungai Kunyit (Kabupaten Pontianak)
dengan sektor unggulan industri pengolahan bauksit dan industri lainnya.
3. Kawasan Strategis Kabupaten yang ada di Kabupaten Pontianak meliputi:
a. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi terdiri atas :
Kawasan sub pusat perdagangan dan jasa di Kecamatan Sungai Pinyuh
Kawasan industri di Kecamatan Sungai Kunyit dan Siantan
b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya terdiri
atas:
Kawasan Keraton Amantubillah, Makam Habib Husein di Kecamatan
Mempawah Timur
Kawasan Sebukit di Kecamatan Mempawah Hilir
2.1.5 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pontianak
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pontianak merupakan rencana distribusi
peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
A. Rencana Kawasan Lindung
Pendeliniasian kawasan lindung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Pontianak dilakukan dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan pada Keppres
No.32/1990 tentang pengelolaan kawasan lindung dengan beberapa penyempurnaan
dan penyesuaian terhadap kondisi (potensi dan permasalahan) yang dijumpai di
wilayah tersebut. Sebagai contoh adalah lebar jalur kawasan pantai berhutan bakau
sampai dengan 500 m dari garis pantai.
Berdasarkan kriteria dan hasil analisis terhadap wilayah Kabupaten Pontianak, maka
kawasan lindung yang ditetapkan dalam Buku Rencana Tata Ruang Wilayah
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 14
Kabupaten Pontianak adalah: kawasan hutan lindung yaitu sekitar 2.557 Ha.
Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Pontianak terdiri dari:
1. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Pontianak ditetapkan seluas 2.557 Ha.
Hutan lindung ini harus dibebaskan dari budidaya atau kegiatan usaha yang
intensif. Meskipun demikian, kawasan hutan lindung ini masih dapat dimanfaatkan
sebagai daerah wisata dan daerah penelitian dengan tanpa mengganggu fungsi
lindung kawasan tersebut (pasal 37 ayat 1 Keppres 32/1990).
Tabel II.1
Data Kawasan Hutan Lindung Di Kabupaten Pontianak Tahun 2010
No Nama Luas (Ha) Lokasi
1 HL. Timohabe 530 Desa Bumbun Kecamatan Sadaniang
2 HL. S. Salindung 1.262 Dusun Parang Kecamatan Sadaniang
3 HL. G. Penampean 765 Dusun Gutok Kecamatan Sadaniang
Luas 2.557
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Pontianak, 2010
2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan lindung yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya yang
secara spesifik berupa:
a. Seluruh kawasan hutan lindung
b. Kawasan bergambut (Kecamatan Sungai Kunyit, Sadaniang, Mempawah Hilir,
Mempawah Timur, Sungai Pinyuh dan Anjongan) seluas kurang lebih + 31,14
Ha.
c. Kawasan resapan air Kecamatan Siantan, Sungai Pinyuh, Mempawah Hilir
dan Sungai Kunyit seluas kurang lebih 194.016,89 Ha.
3. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat meliputi empat jenis kawasan, yaitu kawasan
sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 15
a. Sempadan Pantai
Sempadan pantai di Kabupaten Pontianak tersebar pada Kecamatan Siantan,
Segedong, Sungai Pinyuh, Mempawah Timur, Mempawah Hilir dan Sungai
Kunyit.
b. Sempadan Sungai
Kriteria sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri-
kanan sungai besar dan 50 meter di kiri-kanan anak sungai yang berada di
luar permukiman. Adapun sempadan sungai yang terdapat di Kabupaten
Pontianak meliputi:
Sempadan sungai besar pada WS Mempawah, yaitu Sungai Raya Duri,
Mempawah dan Sungai Peniti; dan
Sempadan sungai kecil yang tersebar pada Siantan, Segedong, Sungai
Pinyuh, Sungai Kunyit, Sadaniang, Mempawah Hilir dan Mempawah Timur.
c. Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan sekitar mata air yang ditetapkan sebagai kawasan lindung adalah
sekitar mata air dengan radius sekurang-kurangnya 200 meter kecuali untuk
kepentingan umum (diatur dalam Keppres No.837/Kpts/Um/11/1980).
Untuk kawasan ini, penentuan/pendeliniasian batasnya dilakukan pada
rencana yang lebih detail. Kawasan sekitar mata air tersebar pada semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Pontianak.
4. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Pontianak terdapat di Kecamatan
Mempawah Hilir dan Mempawah Timur seperti Makam Opu Daeng Menambon,
Istana Kerajaan Mempawah, Mesjid Jami Kerajaan Mempawah, Komplek Makam
Raja-raja Mempawah dan Makam Habib Husen Alkadri.
5. Kawasan Rawan Bencana
Sebaran kawasan rawan bencana yang terdapat di Kabupaten Pontianak
meliputi:
a. Kawasan tanah longsor di Kecamatan Sadaniang dan Sungai Pinyuh;
b. Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan di semua kecamatan yang ada di
Kabupaten Pontianak;
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 16
c. Kawasan rawan gelombang pasang disepanjang pesisir pantai yang ada di
Kabupaten Pontianak;
d. Kawasan rawan abrasi tersebar disepanjang pesisir pantai yang ada di
Kabupaten Pontianak;
e. Kawasan rawan banjir di Kecamatan Mempawah Hilir dan Mempawah Timur.
B. Rencana Kawasan Budidaya
Arahan pengembangan kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Pontianak
mencakup sembilan kegiatan budidaya yang dikelompokkan sebagai berikut:
Dua kawasan yang kegiatan budidayanya sangat terikat dengan lokasi sumber
dayanya (tidak dapat dipindahkan potensinya atau tidak memiliki alternatif untuk
dibudidayakan di tempat lain), yaitu pertambangan dan pariwisata.
Lima kawasan yang kegiatan budidayanya memiliki banyak alternatif untuk
dipindahkan, yaitu kegiatan yang pada dasarnya merupakan kegiatan pertanian
dalam arti luas yang mencakup perikanan, pertanian tanaman pangan,
peternakan, perkebunan, dan kehutanan, serta
Dua kawasan yang perkembangannya lebih tergantung pada sistem pusat-pusat
pelayanan, lokasi pemasaran, pola jaringan prasarana wilayah, dan simpul lalu
lintas orang dan barang, yaitu permukiman dan industri.
Arahan pengembangan kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Pontianak sebagai
berikut:
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi yang ada di Kabupaten Pontianak
mencakup:
a. Hutan Produksi S. Peniti dengan luas + 16.000 Ha
b. Hutan Produksi S. Mempawah dengan luas + 17.170 Ha
c. Hutan Produksi S. Duri dengan luas + 4.920 Ha
Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas yang ada di Kabupaten Pontianak
mencakup:
a. Hutan Produksi Terbatas S. Mempawah dengan luas + 6.132 Ha
b. Hutan Produksi Terbatas S. Bumbun G. Bintawa dengan luas + 6.150 Ha
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 17
c. Hutan Produksi Terbatas S. Mempawah Banjiran dengan luas + 7.947 Ha
2. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Pontianak terdiri atas:
a. Kawasan pertanian tanaman pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan berada di kawasan pertanian lahan
basah dan lahan kering dengan jenis komoditas :
Padi sawah di prioritaskan di Kecamatan Toho, Siantan dan Segedong
dengan luas + 11.405 Ha
Padi ladang diprioritaskan di Kecamatan Toho dengan luas + 185 Ha
Jagung diprioritaskan di Kecamatan Segedong dan Siantan dengan luas +
633 Ha
Ubi Kayu diprioritaskan di Kecamatan Segedong dan Mempawah Hilir
dengan luas 223 Ha
Ubi jalar diprioritaskan di Kecamatan Siantan dan Toho dengan luas + 33
Ha
Kedelai diprioritaskan di Kecamatan Toho dan Segedong dengan luas + 9
Ha
Kacang hijau diprioritaskan di Kecamatan Mempawah Hilir dan Segedong
dengan luas + 9 Ha
b. Kawasan pertanian hortikultura
Kawasan pertanian hortikultura berada di kawasan pertanian lahan kering
dengan pengembangan jenis komoditas:
Buah-buahan meliputi pisang, durian, nenas, jeruk siam, rambutan dengan
luas + 12.959,30 Ha, diarahkan di setiap kecamatan.
Sayur-sayuran meliputi semangka, kacang panjang, petsai, terung, ketimun
dengan luas + 375 Ha, diarahkan di setiap kecamatan.
c. Kawasan Perkebunan
Rencana kawasan peruntukan perkebunan terdiri atas:
Kawasan perkebunan karet terutama di Kecamatan Toho, Sadaniang,
Sungai Pinyuh dan Anjongan dengan luas kurang lebih 12.387,27 Ha
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 18
Kawasan perkebunan Kelapa Dalam terutama di Kecamatan Siantan,
Segedong, Sungai Pinyuh, Mempawah Hilir, Mempawah Timur dan Sungai
Kunyit dengan luas kurang lebih 19.843,74 Ha
Kawasan perkebunan Kelapa Hybrida terutama di Kecamatan Siantan
dengan luas kurang lebih 777 Ha.
d. Kawasan Peternakan
Kegiatan peternakan skala besar yang dikembangkan di wilayah Kabupaten
Pontianak dalam masa rencana adalah peternakan Ayam Ras, Ayam Buras
dan babi. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan dan potensi peternakan
yang dimiliki, maka pengembangan kawasan peternakan direncanakan
sebagai berikut:
Ternak besar meliputi komoditas sapi yang terdapat di Kecamatan Sungai
Kunyit dan Toho
Ternak Kecil meliputi komoditas babi yang terdapat di Kecamatan Toho,
Sadaniang, Anjongan dan komoditas kambing yang terdapat di Kecamatan
Sungai Kunyit
Ternak unggas meliputi komoditas ayam ras yang terdapat di Kecamatan
Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Anjongan, komoditas ayam buras dan
komoditas itik yang terdapat di Kecamatan Siantan, Segedong, Sungai
Pinyuh, Anjongan, Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Sungai Kunyit dan
Sadaniang.
3. Kawasan Peruntukan Perikanan
Pada tahun 2009 produksi perikanan mengalami peningkatan dimana produksi
terbesar berasal dari perikanan laut yaitu sekitar 90,24% atau sebesar 9.369,20
ton dan sisanya dari perairan umum dan budidaya. Rencana kawasan peruntukan
perikanan, terdiri atas:
Kawasan peruntukan perikanan tangkap yang terdapat di Kecamatan Sungai
Pinyuh, Mempawah Hilir, Mempawah Timur dan Sungai Kunyit
Kawasan peruntukan perikanan budidaya yang terdapat di Kecamatan
Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Anjongan dan Toho.
Kawasan pengolahan hasil perikanan yaitu industri perikanan dan tempat
pelelangan ikan, yang tersebar di Kecamatan Mempawah Timur dan
Mempawah Hilir.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 19
4. Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi sumber daya mineral di wilayah Kabupaten Pontianak secara umum
belum terukur atau belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian (eksplorasi) lebih lanjut yang bersifat lebih detail hingga diketahui
potensi yang ada secara terukur. Namun demikian berikut diuraikan sumberdaya
mineral yang terindikasi di wilayah Kabupaten Pontianak,
Kawasan Peruntukan Pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri
atas:
a. KPP/Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Mineral Logam (Bauksit, Antimoni,
Galena, Emas, Bijih Besi, Pasir Besi, Tembaga dan Molibdenit) yang terdapat
di Kecamatan Anjongan, Mempawah Hilir, Toho dan Sadaniang;
b. KPP/Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Mineral Non Logam (Zirkon,
Kaolin dan Pasir Kuarsa) yang terdapat di Kecamatan Anjongan, Toho dan
Sadaniang;
c. KPP/Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batubara (gambut) yang terdapat
di Kecamatan Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Anjongan,
Toho; dan
d. KPP/Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batuan (Granit, Granodiorit, Diorit
dan Andesit) yang terdapat di Kecamatan Sungai Pinyuh, Sungai Kunyit,
Anjongan, Mempawah Hilir dan Toho.
5. Kawasan Peruntukan Permukiman
Dalam masa rencana, pengembangan kawasan permukiman perkotaan dilakukan
dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan berikut:
1. Kawasan permukiman perkotaan yang diutamakan pengembangannya dalam
masa rencana adalah semua ibukota kecamatan.
2. Kawasan permukiman yang perlu ditetapkan menjadi kawasan perkotaan dan
perlu ditetapkan batas wilayahnya adalah kawasan permukiman yang
direncanakan menjadi ibukota kecamatan atau kawasan permukiman dengan
luasan tertentu yang dalam waktu 20 tahun jumlah penduduknya dapat
mencapai 10.000 jiwa dimana penduduknya dominan bekerja di sektor
nonpertanian dan pemanfaatan lahannya dominan untuk kegiatan
nonpertanian.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 20
3. Perluasan kawasan permukiman perkotaan dapat dilakukan dengan
mengkonversi lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanian lahan kering
(PLK), sedapat mungkin perluasannya tidak mengubah fungsi lahan untuk
pertanian lahan basah (PLB) serta tidak mengubah fungsi kawasan lindung
dan kawasan pertanian lahan basah yang telah beririgasi teknis.
Dalam masa rencana, pengembangan kawasan permukiman pedesaan (termasuk
transmigrasi) dilakukan dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan berikut:
1. Kawasan permukiman pedesaan yang terletak dalam kawasan hutan produksi
disediakan areal budidaya (seperti pertanian, perkebunan, dan perternakan)
seluas 2-5 ha/KK dikalikan dengan jumlah KK di kawasan permukiman yang
dimaksud .
2. Kawasan permukiman pedesaan yang berada dalam kawasan lindung dimana
jumlah penduduknya kurang dari 50 KK diprioritaskan untuk dipindahkan
dengan penyelenggaraannya dilakukan secara terpadu dengan program
transmigrasi. Sedangkan bila penduduknya lebih dari 50 KK, maka kawasan
pedesaan tersebut perlu segera ditata batas dalam masa rencana.
Rencana kawasan peruntukan permukiman, terdiri atas:
a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan berada di kawasan perkotaan
Ibukota Kabupaten dan Kota, Ibukota Kecamatan dan Desa yang sudah
menampakkan gejala perkotaan seperti di Kecamatan Sungai Pinyuh,
Segedong dan Mempawah Timur; dan
b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan berada di luar kawasan
perkotaan yang didominasi oleh penggunaan pertanian lahan basah,
pertanian lahan kering dan perkebunan seperti di Kecamatan Mempawah Hilir,
Sungai Kunyit, Anjongan, Jungkat, Toho dan Sadaniang.
6. Kawasan Peruntukan Industri
Pengembangan industri dilakukan dengan:
a. menempatkan kawasan industri jauh dari kawasan permukiman;
b. mengembangkan cluster-cluster industri kerajinan yang berdekatan dengan
lokasi tenaga kerja;
c. menempatkan lokasi agroindustri relatif dekat dengan sumber bahan produksi
dan tenaga kerja;
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 21
d. membatasi penetrasi kegiatan industri ke dalam kawasan pertanian.
Rencana kawasan peruntukan industri meliputi :
a. Kawasan peruntukan industri besar meliputi industri kimia dan bahan
bangunan (pengetaman, moulding, arang tempurung), industri sandang dan
kerajinan (tukang emas), industri pangan (minyak kelapa, tepung, jagung,
beras dll, industri es batu, industri kecambah dan batu, industri minuman
ringan dan AMDK);
b. Kawasan peruntukan industri menengah meliputi industri logam dan
elektronika (las dan bubuk, bak truk, reparasi kapal dan perahu, reparasi roda
empat), industri kimia dan bahan bangunan (peti kemas dari kayu, photocopy,
percetakan, sablon, vulkanisir ban, pemecah batu, pasir zicron, furnitur dari
kayu dan meubel kayu) industri sandang dan kerajinan (pengolahan kulit kayu
dan penjahit pakaian) industri pangan (udang dan ikan, minyak nabati dan
garahu, minyak sawit, kopi bubuk, kerupuk, selai pisang); dan
c. Kawasan peruntukan industri rumah tangga meliputi industri logam (tralis
pagar dari logam, alat angkut), industri kimia dan bahan bangunan (sablon,
karet remah, kaca cermin, bengkel las dan pengisian accu dan cas accu),
industri sandan dan kerajinan (alat dapur dan pakaian jadi tekstil), industri
pangan (kue kering, roti & roti bakar, mie basah).
Alokasi lahan untuk rencana kawasan peruntukan industri meliputi:
a. Kecamatan Siantan dengan luas kurang lebih 300 Ha
b. Kecamatan Sungai Kunyit dengan luas kurang lebih 600 Ha.
7. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Berdasarkan potensi wilayahnya, maka kawasan wisata di Kabupaten Pontianak
akan dikembangkan sebagai berikut ini:
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 22
Tabel II.2
Objek Wisata Kabupaten Pontianak Tahun 2009
No Kecamatan Nama Obyek Pariwisata Keunggulan
Obyek Wisata
1 Mempawah Hilir Makam Opu Daeng Manambon Wisata Religius dan Wisata Sungai Pantai Penibung Wisata Alam yang berupa pulau yang
memiliki pantai dan gunung.
2 Mempawah Timur Istana Keraton Amantubillah Wisata Budaya/keratoan Amantubillah Masjid Jamiatul Khair Wisata Budaya yang merupakan masjid
Keraton Amantubillah Makam Raja-Raja Mempawah Wisata Religius/makam raja-raja
Mempawah beserta keluarganya Benteng Kota Batu Wisata Budaya yang terdapat di area
kawasan Keraton Amantubillah Makam Habib Husein Wisata religius/makam Habib Husein
Alqadrie
3 Sungai kunyit Pantai Kijing Keindahan pantai Pulau Temajo Pulau yang dikelilingi laut dengan pantai
dan air laut yang sangat jernih, yang dilengkapi dengan vila-vila
Kelapa Empat Wisata Kuliner
4 Sungai Pinyuh Gunung Seliung yang dikenal dengan julukan tangga seribu
Wisata Alam /Puncak Bukit yang memiliki lahan datar
Tepekong (La Tai Pak) Wisata Religius
5 Toho Goa Maria Goa Maria yang terletak di bukit dengan latar belakang air terjun
Air tejun Sambora Air Terjun dari Perbukitan
6 Siantan Jungkat Beach Wisata Alam dengan keindahan pantai dan kuliner
Rumah Makan & Pemancingan Gravela
Wisata Kuliner
7 Segedong Rumah Makan Pengkang Wisata Kuliner Rumah Makan Gravitasi Wisata Kuliner
Sumber : Dinas Pariwisata tahun 2010
8. Kawasan Pulau-Pulau Kecil
Daerah pulau-pulau kecil yang terdapat pada Kabupaten Pontianak adalah
mencakup:
a. Kecamatan Siantan meliputi Pulau Babi, Pulau Baru, Pulau Bumin, dan Pulau
Panjang.
b. Kecamatan Mempawah Hilir meliputi Pulau Setinjang, Pulau Dato, Pulau
Pengiki Besar, Pulau Pengiki Kecil, Pulau Penibung dan Pulau Damar.
c. Kecamatan Sungai Kunyit meliputi Pulau Temajo.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 23
Tabel II.3
Rencana Pola Ruang Kabupaten PontianakTahun 2010
No Jenis Kawasan Luas (Ha) %
1 Hutan Lindung 2.557 0,9
2 Hutan Produksi 38.090 13,6
3 Hutan Produksi Terbatas 20.229 7,2
4 Pertanian Lahan Basah 12.479 4,4
5 Pertanian Lahan kering 46.577,46 16,6
6 Perkebunan 83.400 29,8
7 Kawasan Peruntukan Industri 900 0,3
8 Base/Sungai 3.682 1,3
Luas Daratan 207.914,46 74,4
Luas Perairan 71.873,54 25,6
Luas Kabupaten Pontianak 279.788,00 100
Sumber :RTRW Kabupaten Pontianak
2.2 Karakteristik Wilayah Perencanaan
2.2.1 Tinjauan Aspek Geografis
Secara geografis Kabupaten Pontianak terletak pada posisi 044 Lintang Utara
dan 00,4 Lintang Selatan serta 10824 - 10921,5 Bujur Timur. Karakter fisik
Kecamatan Sungai Kunyit terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir yang
memiliki lautan. Kecamatan Sungai Kunyit memiliki batas-batas administrasi sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Bengkayang
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Merpawah Hilir
3. Sebelah Barat : Laut Natuna
4. Sebelah Timur : Kecamatan Sadaniang
Kecamatan Sungai Kunyit berada di Kabupaten Pontianak dengan Ibukota Kecamatan
Sungai Kunyit Laut, memiliki luas total 156,60 km2. Kecamatan Sungai Kunyit memiliki 12
desa yang 8 desanya merupakan daerah pantai, hal ini menunjukan bahwa daerah
tersebut merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan laut. Daerah Kecamatan
Sungai Kunyit desa terluas adalah Bukit Batu yang mencapai 52,56 km2 atau sekitar 33,56
% dari total luas kecamatan. Sedangkan Desa Sungai Limau merupakan desa dengan
luas terkecil yang mencapai 3,25 km2 atau 2,08 % dari luas Sungai Kunyit. Untuk lebih
jelasnya dapat terlihat pada table sebagai berikut:
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 24
Gambar 2.1
Peta Pola Ruang Kabupaten Pontianak
Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Pontianak
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 25
Tabel II.4 Luas Wilayah, Jumlah Dusun, Jumlah Rukun Warga dan Rukun Tetangga
Kecamatan Sungai Kunyit Per Desa Tahun 2011
No Nama Desa Luas Wilayah
(Km2)
Dusun Rukun Warga
(RW) Rukun
Tetangga (RT)
1 Semudun 7,80 4 8 16
2 Semparong P.Raden 17,12 3 3 9
3 Mendalok 6,66 3 3 11
4 Sungai Dungun 5,93 3 3 9
5 Sungai Limau 3,25 3 3 9
6 Sungai Kunyit Laut 10,34 3 3 13
7 Sungai Kunyit Dalam 3,52 3 3 9
8 Sungai Kunyit Hulu 29,24 3 3 10
9 Bukit Batu 52,56 3 3 10
10 Sungai Bundung Laut 8,48 3 3 12
11 Sungai Duri I 4,40 3 3 12
12 Sungai Duri II 7,30 3 3 11
Jumlah Total 156,60 37 41 131
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
Dalam Kabupaten Pontianak dalam Angka Tahun 2012, Kecamatan Sungai Kunyit
memiliki 3 pulau besar yaitu:
1. Temajo, dengan luas 556,00 Ha, dimana penggunaannya berupa Kelapa, Belukar;
2. Setinjang, dengan luas 156,00 Ha, dimana penggunaannya berupa Cengkeh, Kelapa;
3. Pendamaran, dengan luas 4,00 Ha, dimana penggunaannya berupa Kelapa, Belukar.
2.2.2 Tinjauan Aspek Fisik Dasar
A. Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pontianak merupakan wilayah datar (dengan
kemiringan lahan 0-2%). Wilayah-wilayah dengan kemiringan lahan yang kecil ini
menyebar memanjang dari utara ke selatan wilayah pesisir pantai Kabupaten Pontianak
pada ketinggian 0-25 meter. Pada wilayah pantai ini, banyak terdapat areal dataran yang
relatif rendah dari permukaan pasang air laut tertinggi sehingga sangat rawan mangalami
banjir. Keadaan banjir sangat rawan terjadi pada saat air dalam keadaan pasang
terutama pada bulan-bulan yang yang memiliki curah hujan tinggi (Oktober-Januari).
Adapun wilayah yang berkemiringan lebih dari 2% dijumpai di bagian perbatasan
timur laut kabupaten dengan kawasan pebukitan yang relatif lebih banyak jumlahnya.
Sedangkan untuk kondisi topografi Kecamatan Sungai Kunyit dapat terlihat pada tabel
sebagai berikut:
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 26
Tabel II.5 Jarak Pantai dan Tinggi dari Permukaan Laut
Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Nama Desa Jarak Pantai
(meter) Tinggi dari Permukaan
Laut (Meter)
1 Semudun 1.000 1
2 Semparong P.Raden - 1
3 Mendalok 1.200 1
4 Sungai Dungun 2.650 1
5 Sungai Limau 1.600 1
6 Sungai Kunyit Laut 1.500 1
7 Sungai Kunyit Dalam - 1
8 Sungai Kunyit Hulu - 2
9 Bukit Batu - 3
10 Sungai Bundung Laut 2.150 1
11 Sungai Duri I 1.700 1
12 Sungai Duri II 2.100 1
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
B. Kemiringan Lereng
Pada umumnya, Kabupaten Pontianak berdaratan rendah, perbukitan dan pesisir
pantainya berawa rawa. Wilayah ini didominasi oleh kemiringan lereng 0-8 % atau < 8%
dan ketinggian antar 0 - 200 mdpl. Kecamatan Sungai Kunyit berada pada interval
kemiringan lereng antara 0-8%, begitu pula dengan Kecamatan Mempawah Hilir,
Mempawah Timur, Sungai Pinyuh, Segedong dan Siantan.
C. Curah Hujan/Klimatologi
Secara umum rata-rata curah hujan Kabupaten Pontianak tahun 2009 yang
tercatat berkisar 276,5 mm per tahun atau rata-rata perbulan sebesar 20 milimeter. Rata-
rata curah hujan tertinggi selama tahun 2009 terjadi pada bulan Oktober sekitar 576,6
mm, sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari 38,4 mm.
Rata-rata hari hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada bulan Oktober dan Desember.
Data curah dan hari hujan Kabupaten Pontianak tahun 2009 yang di sajikan sangat di
pengaruhi oleh beberapa kecamatan yang tidak ada laporan, sehingga data curah hujan
tidak bisa menggambarkan keadaan Kabupaten Pontianak.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 27
Tabel II.6 Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan
Di Stasiun Klimatologi Siantan, Tahun 2008
Bulan Curah Hujan Hari Hujan
Januari 194,5 15
Februari 38,4 15
Maret 245,9 21
April 302,7 20
Mei 267,2 13
Juni 198,6 18
Juli 414,0 21
Agustus 246,4 22
September 129,4 19
Oktober 576,6 26
November 264,7 19
Desember 439,3 27
Rata-Rata 2008 276,5 20
Sumber :Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031
Iklim di Kabupaten Pontianak lebih dipengaruhi oleh iklim pancaroba sebagaimana
iklim daerah yang berada pada daerah khatulistiwa. Rata-rata bulanan hari hujan tertinggi
terjadi pada bulan Desember di Kecamatan Mempawah Hilir, yaitu mencapai 31 hari
hujan. Sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan Maret dan Agustus di
kecamatan Sungai Pinyuh, yaitu hanya mencapai 4 hari hujan. Adapun banyaknya curah
hujan per bulan di Kecamatan Sungai Kunyit dapat terlihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.2 Banyaknya Curah Hujan per Bulan di Kecamatan Sungai Kunyit
Tahun 2011 (milimeter)
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 28
Suhu Udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat
tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2007 berdasarkan
data dari stasiun klimatologi Siantan, suhu udara rata-rata di Kabupaten Pontianak
berkisar antara 26,50C sampai 27,40C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei
yaitu sebesar 31,90C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar
23,70C. Sedangkan berdasarkan data dari stasiun meteorologi Supadio, suhu udara
rata-rata berkisar antara 26,10C sampai 27,40C. Suhu udara maksimum terjadi pada
bulan Mei yaitu sebesar 33,20C, sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus
sebesar 23,00C.
D. Daerah Aliran Sungai
Wilayah Kabupaten Pontianak terbagi menjadi 6 (enam) DAS diantaranya adalah
DAS Duri, DAS Peniti, DAS Raya, DAS Kapuas, DAS Mempawah dan DAS Purun Besar.
DAS (daerah aliran sungai) yang dominan melewati wilayah Kabupaten Pontianak adalah
DAS Mempawah yang melewati Kecamatan Mempawah Hilir, Mempawah Timur,
Anjongan, Toho, Sungai Pinyuh dan Sadaniang.
E. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Pontianak adalah: aluvial,
organosol, low humid clay, dan litosol. Pada bagian wilayah pantai, jenis tanah yang
dominan adalah tanah aluvial dan organosol. Dari keseluruhan wilayah Kabupaten
Pontianak, secara garis besar jenis tanahnya dapat di bagi sebagai berikut :
Tanah Alluvial
Yang di usahakan sebahagian besar oleh pantai untuk sawah tadah hujan dan kebun
kelapa. Jenis ini sebahagian besar terdapat di daerah pantai seperti Kecamatan
Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh dan Mempawah Hilir.
Tanah Organosal
Merupakan daerah yang terluas di Kabupaten Pontianak yang meliputi Kecamatan
Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, Sungai Pinyuh, Siantan dan Toho.
Tanah Low Humic Clay
Merupakan jenis tanah yang tidak begitu luas.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 29
F. Geologi
Secara umum kondisi geologi yang ada di Kabupaten Pontianak terbagi menjadi
aluvial, andesit, arenit kuarsa, diorit, formasi hamisan, granodiorit, dan granodiorit
mensibau. Dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Kabupaten Pontianak, kondisi
geologi yang paling dominan adalah aluvial yaitu terdapat di Kecamatan Sungai Kunyit,
Mempawah Hilir, Mempawah Timur, Sungai Pinyuh, Segedong, Siantan, dan Anjongan,
sedangkan untuk Kecamatan Sadaniang yang paling dominan adalah arenit kuarsa.
G. Pemanfaatan Lahan
Pola penggunaan lahan dapat mengindikasikan adanya potensi sumber daya alam
di wilayah tertentu dan sejauh mana potensi yang ada telah dibudidayakan. Untuk
mengetahui bagaimana kecenderungan pemanfaatan ruang di Kecamatan Sungai Kunyit
pada masa mendatang dan dampaknyac terhadap perkembangan kawasan tersebut,
berikut disajikan gambaran mengenai penggunaan lahan di wilayah tersebut.
Tabel II.7 Luas Wilayah menurut Jenis Penggunaan Tanah
Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2012
No Nama Desa Tanah Sawah
Tanah Kering
Bangunan/ Pekarangan
Hutan Negara
Lainnya Jumlah
1 Semudun 0,25 5,73 0,50 1,24 0,08 7,80
2 Semparong P.Raden 1,79 3,39 0,14 11,80 - 17,12
3 Mendalok 0,58 5,92 0,16 - - 6,66
4 Sungai Dungun 1,57 3,91 0,30 - 0,15 5,93
5 Sungai Limau 0,66 2,08 0,42 - 0,09 3,25
6 Sungai Kunyit Laut 0,81 4,81 1,20 3,37 0,15 10,34
7 Sungai Kunyit Dalam 0,00 2,77 0,55 - 0,20 3,52
8 Sungai Kunyit Hulu 0,35 4,57 0,38 23,64 0,30 29,24
9 Bukit Batu 2,44 8,12 0,20 41,37 0,43 52,56
10 Sungai Bundung Laut 0,40 7,69 0,39 - - 8,48
11 Sungai Duri I 0,98 2,62 0,39 - 0,41 4,40
12 Sungai Duri II 2,25 4,25 0,64 - 0,16 7,30
Jumlah Total 12,08 55,86 5,27 81,42 1,97 156,60
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 30
2.2.3 Tinjauan Aspek Sosial Kependudukan
A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Penduduk Kecamatan Sungai Kunyit pada tahun 2011 berjumlah 22.305 jiwa yang
tersebar di 12 desa dengan desa yang paling banyak penduduknya adalah desa Sungai
Kunyit Hulu yang mencapai 2.792 jiwa. Sedangkan desa yang paling kecil penduduknya
adalah desa Sungai Kunyit Dalam yang hanya mencapai 1.236 jiwa. Untuk lebih jelasnya
dapat terlihat pada gambar dan tabel sebagai berikut:
Gambar 2.3
Kepadatan Penduduk di Kecamatan Sungai Kunyit
Menurut Desa Tahun 2011 (Jiwa/km2)
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 31
Tabel II.8 Kepadatan Penduduk di Kecataman Sungai Kunyit Tahun 2011
No Nama Desa Jumlah Penduduk
(jiwa) Luas Wilayah
(km2)
Kepadatan per km
2
1 Semudun 2.340 7,80 300,00
2 Semparong P.Raden 1.372 17,12 80,14
3 Mendalok 1.443 6,66 216,67
4 Sungai Dungun 1.439 5,93 242,66
5 Sungai Limau 1.612 3,25 496,00
6 Sungai Kunyit Laut 2.583 10,34 249,81
7 Sungai Kunyit Dalam 1.236 3,52 351,14
8 Sungai Kunyit Hulu 2.792 29,24 95,49
9 Bukit Batu 1.875 52,56 35,67
10 Sungai Bundung Laut 1.948 8,48 229,72
11 Sungai Duri I 2.000 4,40 454,55
12 Sungai Duri II 1.665 7,30 228,08
Jumlah Total 22.305 156,60
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Dengan luas kecamatan yang mencapai 156,60 km2 kepadatan penduduk Sungai
Kunyit mencapai 142,43 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan terpadat ke tujuh dari
sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Pontianak. Di Kecamatan Sungai Kunyit
jumlah penduduk laki-laki mencapai 11.232 orang lebih banyak dibanding penduduk
perempuan yang berjumlah 11.073 orang. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel
sebagai berikut:
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 32
Tabel II.9 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Nama Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Semudun 1.225 1.115 2.340
2 Semparong P.Raden 631 741 1372
3 Mendalok 758 685 1.443
4 Sungai Dungun 729 710 1439
5 Sungai Limau 827 785 1.612
6 Sungai Kunyit Laut 1.258 1.325 2583
7 Sungai Kunyit Dalam 624 612 1.236
8 Sungai Kunyit Hulu 1.396 1.396 2792
9 Bukit Batu 999 876 1.875
10 Sungai Bundung Laut 942 1.006 1948
11 Sungai Duri I 1.007 993 2.000
12 Sungai Duri II 836 829 1665
Jumlah Total 11.232 11.073 22.305
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
Dengan demikian, rasio jenis kelamin di Kecamatan Sungai Kunyit adalah 101,44.
Dimana rasio jenis kelamin tertinggi berada di desa bukit batu (114,04) dan terendah
berada di desa Semparong Parit Raden (85,16). Desa dengan tingkat kepadatan
penduduk tertinggi di Kecamatan Sungai Kunyit adalah desa Sungai Limau yang
mencapai 494 jiwa/km2 dan terendah adalah desa Bukit Batu dengan kepadatan hanya
sebesar 35,67 jiwa/km2, seperti terlihat pada terlihat pada tabel sebagai berikut:
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 33
Tabel II.10 Sex Ratio Penduduk Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Nama Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio
1 Semudun 1.225 1.115 109,87
2 Semparong P.Raden 631 741 85,16
3 Mendalok 758 685 110,66
4 Sungai Dungun 729 710 102,68
5 Sungai Limau 827 785 105,35
6 Sungai Kunyit Laut 1.258 1.325 94,94
7 Sungai Kunyit Dalam 624 612 101,96
8 Sungai Kunyit Hulu 1.396 1.396 100,00
9 Bukit Batu 999 876 114,04
10 Sungai Bundung Laut 942 1.006 93,64
11 Sungai Duri I 1.007 993 101,41
12 Sungai Duri II 836 829 100,84
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
2.2.4 Tinjuan Aspek Pertanian
A. Pertanian (Tanaman Pangan)
Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu sub sektor pada
sektor pertanian. Sub sektor ini mencakup tanaman padi (padi sawahdan padi ladang),
dan tanaman palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan
kacang hijau). Secara umum peningkatan produksi tanaman pangan di Kecamatan
Sungai Kunyit masih sangat dipengaruhi bertambahnya luas panen. Selain itu,
produktivitas juga sangat mempengaruhi produksi. Kondisi demikian terutama akibat
pengaruh faktor alam dan kemampuan petani mengelola usaha pertaniannya.
Di Sungai Kunyit penanaman padi hanya dilakukan di sawah.Jenis sawah yang
digunakan terdiri jenis pengairan sederhana dan tadah hujan. Pada tahun 2011
masyarakat mengusahakan sawah dengan pengairan sederhana seluas 210 hektar dan
sawah tadah hujan 1.523 hektar atau totalnya sekitar 1.733 hektar. Dari lahan sawah
tersebut dalam setahun dilakukan penanaman padi seluas 2.203 hektar.Pada tahun 2011
luas panen padi sebesar 2.105 hektar, angka tersebut menurun dibandingkan tahun 2010
yang mencapai 2.625 hektar.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 34
Gambar 2.4 Luas Tanam dan Luas Panen Padi Kecamatan Sungai Kunyit
Tahun 2007-2011 (ha)
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
Untuk tanaman palawija, tercatat produksi jagung mencapai 30 ton, kacang hijau
mencapai 3 ton, ubi kayu mencapai 765 ton dan ubi jalar mencapai 265 ton. Sedangkan
sayuran,kangkung menjadi komoditi sayuran terbanyak yang dihasilkan dengan jumlah
produksi sekitar 660 kwintal dan terrendah adalah produksi buncis yang mencapai 45
kwintal. Adapun buah-buahan yang dihasilka di Sungai Kunyit, nenas, pisang dan jeruk
merupakan komoditas yang diandalkan oleh masyarakat setempat dengan melihat jumlah
pohon yang sudah menghasilkan atau jumlah produksinya. Tahun 2011, jumlah pohon
nenas yang menghasilkan berjumlah sekitar 26.100 pohon dengan produksi buah
menapai 781 kwintal. Pisang berjumlah 15.000 pohon dengan produksi sekitar 7.050
kwintal dan jeruk berjumlah 10.000 pohon dengan produksi sekitar 7.999 kwintal.
B. Perkebunan
Pada tahun 2011 luas tanaman kelapa dalam di Kecamatan Sungai Kunyit
mengalami peningkatan dari 2.547 hektar menjadi 2.574 hektar sedangkan luas tanaman
kelapa hybrid turun dari 8,75 hektar menjadi 8,25 hektar. Tanaman perkebunan lain yang
luasnya mengalami peningkatan adalah karet dari 228 hektar menjadi 408 hektar.
Sedangkan luas tanaman kopi, cengkeh, lada dan kakao berkutang. Adapun pinang tidak
mengalami perubahan luas.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 35
C. Peternakan
Jenis ternak yang dikembangkan di Kecamatan Sungai Kunyit di tahun 2011
antara lain adalah Sapi, Kambing, babi, ayam buras, ayam ras, dan itik yang
dikembangkan secara tersebar di 12 Desa.Pada tahun 2011, populasi ternak di
Kecamatan Sungai Kunyit secara umum mengalami peningkatan. Populasi ternak
kambing dan babi mengalami peningkatan sedangkan jumlah sapi menurun. Sementara
itu untuk unggas, jumlah ayam buras dan itik mengalami peningkatan sedangkan ayam
ras mengalami penurunan yang signifikan.
D. Perikanan
Posisi geografis Kecamatan Sungai Kunyit merupakan daerah pesisir, maka
perikanan laut merupakan potensi yang cukup besar. Mencari ikan di laut adalah salah
satu pekerjaan yang cukup banyak dilakukan masyarakat. Dampak dari aktifitas nelayan
banyak tumbuh pengusaha perikanan baik itu agen-agen penampung maupun pengrajin
ikan asin/industri pengolahan ikan. Besar kecilnya produksi perikanan sangat dipengaruhi
oleh sarana prasarana peralatan tangkap.
Tabel II.11 Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap Kabupaten Pontianak
Tahun 2008
NO Kecamatan RTP
NELAYAN
PERAHU TANPA MOTOR
MOTOR TEMPEL
KAPAL MOTOR
ALAT PENANGKAPAN
TPI/PPI
1 Mempawah Hilir
274 19
262 54 1,079 1
2 Mempawah Timur
186 11
108 82 1,422 2
3 Sungai Kunyit 483 31 310 224 342 2
4 Sungai Pinyuh 298 - 199 129 2,830 2
5 Anjongan - - - - 45 -
6 Toho - - - - - -
7 Sadaniang - - - - - -
8 Siantan 167 30 134 83 1.993 3
9 Segedong 75 15 54 9 899 1
JUMLAH 1.483 106 1.067 581 6,620 11
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pontianak (diolah)
Dalam RPJMD Pererintah Kab. Pontianak 2009-2014
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 36
Kabupaten Pontianak yang sebagian wilayahnya terdiri dari perairan baik berupa
laut maupun sungai sungai yang mengalir di berbagai kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Pontianak merupakan suatu potensi yang baik untuk mengembangkan sektor
perikanan baik perikanan laut, perikanan umum maupun budidaya. Namun pada
kenyataannya potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Produksi dan nilai
produksi perikanan laut di Kabupaten Pontianak masing masing 9.369,20 ton., perairan
umum produksinya 139,80 ton dan budidaya produksinya 873,40 ton.
Tabel II.12 Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut
di Kabupaten PontianakTahun 2009
No Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp)
1 Manyung 230,80 2.769.600
2 Malong/Remang 116,50 932.000
3 Ikan Sebelah 43,20 129.600
4 Barakuda/Alu-alu 10,00 80.000
5 Selar 11,90 41.650
6 Geronggong 159,00 1.272.000
7 Bawal Hitam 66,10 1.652.500
8 Bawal Putih - -
9 Talang-talang 4,80 38.400
10 Kakap Putih - -
11 Parang-parang 36,80 276.000
12 Selanget 23,60 118.000
13 Puput 21,00 115.500
14 Tembang/Tamban 208,00 624.000
15 Ikan Lidah - -
16 Teri 83,90 2.097.500
17 Tambak/Gerot-gerot 155,20 1.862.400
18 Ikan Nomai/Lemoi 20,30 162.400
19 Ikan Layar - -
20 Kapas-kapas 139,00 1.112.000
21 Perepek/Kepetek 29,70 103.950
22 Tumpu 44,10 882.000
23 Kakap Merah/Bambangan 241,70 6.042.500
24 Jenaha/Tambangan 23,80 119.000
25 Biji Nangka 107,90 377.650
26 Kurisi 86,50 2.162.500
27 Kuro/Senangin 21,00 420.000
28 Gulamah/Tigawaja 951,30 7.610.400
29 Tongkol Krai 129,90 1.169.100
30 Tongkol Komo 29,60 1.155.200
31 Kembung 129,00 1.548.000
32 Tenggiri 19,20 384.000
33 Tenggiri Papan 7,90 118.500
34 Kerapu Karang 49,10 736.500
35 Layur 181,50 2.178.000
36 Cucut/Hiu 16,30 97.800
37 Pari 37,90 303.200
38 Ikan lainnya 1.201,00 6.005.000
39 Udang Dogol 129,10 2.582.000
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 37
No Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp)
40 Udang putih/Jerbung 945,90 15.134.400
41 Udang Krosok 408,40 2.858.800
42 Udang Windu 15,70 706.500
43 Udang Lainnya 430,50 4.735.500
44 Kepiting 10,90 77.000
45 Rajungan 16,00 160.000
46 Kerang Hijau 87,50 272.100
47 Cumi-cumi 39,20 470.400
48 Sotong 3,30 26.400
Jumlah 6.724,00 71.719.950 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pontianak, 2009
dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031
2.2.5 Tinjauan Aspek Perindustrian Dan Koperasi
A. Perindustrian
Sektor industri pengolahan dikelompokkan ke dalam 4 golongkan berdasarkan
jumlah tenaga kerja, yaitu :
1. Industri besar adalah perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja 100 orang atau
lebih.
2. Industri sedang adalah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 20
sampai dengan 99 orang.
3. Industri kecil adalah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai
19 orang.
4. Industri rumah tangga adalah usaha industri yang memiliki jumlah tenaga antara 1-4
orang.
Dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031
Pengembangan kawasan industri kedepannya direncanakan di Kecamatan Siantan dan
Sungai Kunyit dengan alokasi lahan untuk Kecamatan Siantan sebesar + 300 ha dan
untuk Kecamatan Sungai Kunyit sebesar + 600 ha.
Pada tahun 2011, jumlah perusahaan industri yang ada di Kecamatan Sungai
Kunyit mencapai 454 unit usaha yang terdiri dari 453 usaha rumah tangga/kecil dan
sedang dan 1 usaha industri sedang. Dari 453 industri rumah tangga, 42 usaha
merupakan industri pengolahan kayu, 23 kerajinan anyaman, dan sisanya merupakan
industri lainnya.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 38
Gambar 2.5
Jumlah Perusahaan Industri Menurut Desa
Di Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
Tabel II.13 Perusahaan Industri menurut Kelompok Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Nama Desa Rumah Tangga/
Kecil Sedang Besar Jumlah
1 Semudun 51 - - 51
2 Semparong P.Raden 19 - - 19
3 Mendalok 29 - - 29
4 Sungai Dungun 38 - - 38
5 Sungai Limau 47 - - 47
6 Sungai Kunyit Laut 36 - - 36
7 Sungai Kunyit Dalam 57 - - 57
8 Sungai Kunyit Hulu 12 - - 12
9 Bukit Batu 20 1 - 21
10 Sungai Bundung Laut 105 - - 105
11 Sungai Duri I 19 - - 19
12 Sungai Duri II 20 - - 20
Jumlah Total 453 1 - 454 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 39
B. Koperasi
Koperasi di Kecamatan Sungai Kunyit berdasarkan data Kecamatan Sungai Kunyit
dalam Angka Tahun 2012, ada 2 jenis Koperasi yang ada di wilayah ini yaitu:
1. KUD berjumlah 3 unit, terdapat di Desa Semudun, Desa Sungai Dungun dan Desa
Sungai Kunyit Laut.
2. KSU berjumlah 5 unit, terdapat di Desa Sungai Bundung Laut dan Desa Sungai
Duri II.
2.2.6 Tinjauan Aspek Sarana Dan Prasarana
A. Sarana Pendidikan
Jumlah TK, SD, SLTP dan SLTA tahun 2011 di Kecamatan Sungai Kunyit masing-
masing berjumlah 4, 22, 5 dan 3 sekolah. Dibanding tahun sebelumnya hanya SD yang
bertambah sebanyak 1 sekolah.Lokasi SD yang baru tersebut berlokasi di desa Bukit
Batu dan berstatus swasta. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel II.14
Jumlah Sarana Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Desa
Tingkat Pendidikan
TK SD SLTP SLTA
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Semudun - 1 3 - - - - -
2 Semparong P.Raden - - 2 - - - - -
3 Mendalok - - 1 - - - - -
4 Sungai Dungun - - 2 - 1 - - -
5 Sungai Limau - - - - - - 1 -
6 Sungai Kunyit Laut - 1 3 - 1 - 1 1
7 Sungai Kunyit Dalam - - 1 - 1 - - -
8 Sungai Kunyit Hulu - - 1 - - - - -
9 Bukit Batu - - 2 1 1 - - -
10 Sungai Bundung Laut - - 2 - - - - -
11 Sungai Duri I 1 1 2 - - - - -
12 Sungai Duri II - - 2 - 1 - - -
Jumlah
1 3 21 1 5 0 2 1
4 22 5 3
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 40
Tabel II.15 Banyaknya Madrasah Menurut Jenjangnya
Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Desa Diniyah Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah
1 Semudun - - - -
2 Semparong P.Raden - - - -
3 Mendalok - - - -
4 Sungai Dungun - - - -
5 Sungai Limau - - 1 1
6 Sungai Kunyit Laut - - - -
7 Sungai Kunyit Dalam - 1 - -
8 Sungai Kunyit Hulu - 1 1 1
9 Bukit Batu - - - -
10 Sungai Bundung Laut - - 1 1
11 Sungai Duri I - - - -
12 Sungai Duri II - - - -
Jumlah Total 0 2 3 3 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
B. Sarana Kesehatan
Pada tahun 2009, di Kabupaten Pontianak terdapat sebanyak 52 fasilitas
kesehatan dimana fasilitas kesehatan yang paling banyak adalah fasilitas kesehatan
puskesmas pembantu sebanyak 21 sedangkan paling rendah adalah fasilitas kesehatan
Rumah Sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini
Tabel II.16
Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pontianak Tahun 2009
No Kecamatan Rumah Sakit
Puskesmas Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
Balai Pengobatan
Klinik Bersalin
1 Siantan - 2 3 2 - -
2 Segedong - 1 1 2 - -
3 Sungai Pinyuh
- 2 3 2 - -
4 Anjongan - 1 1 1 1 -
5 Mempawah Hilir
1 1 3 2 - -
6 Mempawah Timur
- 2 5 3 - -
7 Sungai Kunyit
- 2 2 2 - -
8 Toho - 2 1 1 - -
9 Sadaniang - 2 2 - - -
Jumlah 1 14 21 15 1 - Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009
dalamRevisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 41
Sejak 2008, jumlah tenaga kesehatan tidak mengalami perubahan.Hingga 2011
tenaga dokter belum ada yang bertugas di Kecamatan Sungai Kunyit. Sementara itu
jumah bidan ada 15 orang, mantri kesehatan ada 17 orang, dukun bayi ada 26 orang dan
dukun kesehatan berjumlah 37 orang. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel dan
gambar sebagai berikut:
Tabel II.17 Tenaga Kesehatan menurut Jenisnya Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Nama Desa Dokter Dokter
Gigi Bidan
Mantri Kesehatan
Dukun Bayi
Dukun Kesehatan
1 Semudun - - 3 6 1 11
2 Semparong P.Raden
- - 1 - 2 1
3 Mendalok - - 1 - - -
4 Sungai Dungun - - 1 - 2 1
5 Sungai Limau - - 2 1 1 2
6 Sungai Kunyit Laut - - 1 1 2 2
7 Sungai Kunyit Dalam
- - 1 1 1 2
8 Sungai Kunyit Hulu
- - 1 - 3 3
9 Bukit Batu - - 1 - 6 6
10 Sungai Bundung Laut
- - 1 - 2 4
11 Sungai Duri I - - 1 1 2 5
12 Sungai Duri II - - 1 7 4 -
Jumlah Total 0 0 15 17 26 37 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
Gambar 2.6 Jumlah Tenaga Kesehatan
Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 42
Sarana kesehatan berfungsi sebagai penunjang untuk masyarakat agar lebih
mudah mendapatkan akses kesehatan. Di Sungai Kunyit tercatat bahwa di tahun 2011
sarana kesehatan yang ada terdiri dari puskesmas 2 unit, pustu 2 unit, prakter dokter 1
tempat dan praktek bidan 1 tempat. Selain itu juga tersedia prakter mantri kesehatan 4
tempat, polindes 11 tempat, posyandu 26 tempat, posyandu lansia 1 tempat dan toko
khusus obat jamu ada 2 tempat. Puskesmas terdapat di dua desa yang membawahi
beberapa desa yaitu puskesmas Semudun dan Sungai Limau. Untuk lebih jelasnya dapat
terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel II.18 Sarana Kesehatan menurut Jenisnya
Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Nama Desa Rumah Sakit
Rumah Sakit
Bersalin/ Rumah Bersalin
Poliklinik/ Balai
Pengobatan Puskesmas Pustu
Tempat Praktek Dokter
Tempat Praktek Bidan
1 Semudun - - - 1 - - 1
2 Semparong P.Raden
- - - - - - -
3 Mendalok - - - - - - -
4 Sungai Dungun - - - - - - -
5 Sungai Limau - - - 1 - - -
6 Sungai Kunyit Laut
- - - - - - -
7 Sungai Kunyit Dalam
- - - - - - -
8 Sungai Kunyit Hulu
- - - - 1 - -
9 Bukit Batu - - - - - - -
10 Sungai Bundung Laut
- - - - - - -
11 Sungai Duri I - - - - - 1 -
12 Sungai Duri II - - - - 1 - -
Jumlah Total 0 0 0 2 2 1 1 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 43
Lanjutan Tabel II.18
No Nama Desa
Tempat Praktek Mantri
Kesehatan
Polindes Posyandu Posyandu
Lansia Apotek
Toko Khusus Obat Jamu
1 Semudun 3 1 2 1 - 2
2 Semparong P.Raden - 1 2 - - -
3 Mendalok 1 1 2 - - -
4 Sungai Dungun - 1 2 - - -
5 Sungai Limau - - 2 - - -
6 Sungai Kunyit Laut - 1 3 - - -
7 Sungai Kunyit Dalam - 1 2 - - -
8 Sungai Kunyit Hulu - 1 3 - - -
9 Bukit Batu - 1 2 - - -
10 Sungai Bundung Laut
- 1 3 - - -
11 Sungai Duri I - 1 1 - - -
12 Sungai Duri II - 1 2 - - -
Jumlah Total 4 11 26 1 0 2
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
C. Sarana Peribadatan
Sarana Peribatan paling banyak jumlahnya adalah sarana peribadatan umat Islam
berupa mesjid (27 unit) dan surau (52 unit). Berikut disajikan mengenai sebaran dan
jumlah tempat ibadah menurut jenisnya di Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011.
Tabel II.19
Jumlah Tempat Ibadah Menurut JenisnyaKecamatan Sungai Kunyit Tahun 2011
No Nama Desa Islam Protestan Khatholik Hindu Budha
Mesjid Surau Gereja Kapel Gereja Kapel Pura Vihara
1 Semudun 1 3 - - - - - 3
2 Semparong P.Raden 4 4 - - - - - -
3 Mendalok 2 3 - - - - - -
4 Sungai Dungun 2 1 - - - - - -
5 Sungai Limau 3 3 - - - - - -
6 Sungai Kunyit Laut 2 3 - - - - - -
7 Sungai Kunyit Dalam 3 4 - - - - - -
8 Sungai Kunyit Hulu 2 18 - - - - - -
9 Bukit Batu 2 2 2 - 1 - - -
10 Sungai Bundung Laut 2 5 - - - - - -
11 Sungai Duri I 2 3 - - - - - 1
12 Sungai Duri II 2 3 - - - - - 1
Jumlah Total 27 52 2 0 1 0 0 5 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 44
D. Prasarana Transportasi
Prasarana transportasi darat yang paling utama untuk ditinjau dalam
pengembangan wilayah adalah jaringan jalan. Menurut statusnya, jalan yang ada di
wilayah Kabupaten Pontianak dibedakan menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten, jalan khusus (transmigrasi dan perkebunan), dan jalan desa. Untuk lebih
jelasnya dapat terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel II.20 Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Jenis Permukaan
Di Kabupaten PontianakTahun 2008 (Kilometer)
No Status Pengawasan
Jenis Permukaan Jumlah
Aspal Kerikil Tanah Lainnya
1 Negara 130.860 - - - 130.860
2 Propinsi 56.210 - - - 56.210
3 Kabupaten 676,640 12.140 224.810 - 913.590
4 Lokal Sekunder
- - - - -
5 Non Status - - - - -
Total 12.140 224.810 - 1.100.660 Sumber : Dinas Perhubungan Kab Pontianak, 2008
dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031
Tabel II.21
Panjang Jalan di Kabupaten Pontianak
Nomor Ruas Nama Ruas Panjang
Ruas (Km)
Peranan
Arteri (Km)
K-1 (Km)
K-2 (Km)
K-3 (Km)
001 Pontianak Sei Pinyuh 42,00 002 1 Sei Pinyuh - Sebabu 46,35 46,35
008 Sei Pinyuh - Mempawah 15,30 15,30
008 11 K Jln. Daeng Manambon 4,60 4,60
008 12 K Jln. Raden Kusno 2,60 2,60
009 1 Mempawah Sei Duri 22,61 22,61 009 11 K Jl. GS Lelanang (Jln
Merdeka) 0,60 0,60
023 1 Anjongan - Karangan 37,88 37,88 Sumber : Lampiran Kepmen-Kimpraswil No.376 Tahun 2004 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut
Statusnya Sebagai Jalan Nasional dalamRevisi Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Pontianak 2011-2031
Catatan: K-1 = Kolektor Primer yang menghubungkan Ibu Kota Propinsi K-2 = Kolektor Primer yang menghubungkan Ibu Kota Propinsi ke Kabupaten/Kota K-3 = Kolektor Primer yang menghubungkan Kota dengan Kabupaten/Kota
E. Air Bersih
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik untuk
memasak/meminum serta untuk mencuci/mandi. Bagi kebanyakan penduduk secara
tradisional penggunaan air bersih masih bersumber dari sungai dan air hujan.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 45
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pontianak yang tersebar di beberapa
kecamatan dengan jumlah pelanggan keadaan Desember 2009 menurut urutan
terbanyak, pertama kecamatan Mempawah Hilir 2.438 pelanggan, Sungai Pinyuh 451
pelanggan, Sungai Kunyit 511 pelanggan dan Siantan 182 pelanggan. Pelayanan
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pontianak yang tersebar di beberapa
kecamatan hanya menjangkau 3.582 pelanggan, kecilnya jangkauan pelayanan air bersih
terhadap masyarakat yang di kelola PDAM tersebut barangkali terbatasnya dana yang
tersedia sehingga kedepannya PDAM secara bertahap untuk dapat menjangkau daerah
lain yang belum terlayani.
Tabel II.22
Banyaknya Pelanggan dan Banyaknya Air yang disalurkan pada PDAM Semudun Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2009
No Kategori Pelanggan Banyaknya Pelanggan
Banyaknya Air yang disalurkan
(m3)
1 Sosial a. Umum b. Khusus
14 11
4.398 18.981
2 Non Niaga a. Rumah Tangga A b. Rumah Tangga B c. Rumah Tangga C d. Rumah Tangga D e. Instansi Pemerintah
- -
337 - -
- -
88.860 - -
3 Niaga a. Niaga Kecil b. Niaga Besar
43 45
8.896 10.687
4 Industri a. Industri Kecil dan Menengah b. Industri Besar
1 -
755
-
Jumlah 451 132.577 Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
2.2.7 Tinjauan Aspek Pendapatan Regional
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB atas dasar harga berlaku kecamatan Sungai Kunyit tahun 2011 mencapai
Rp. 205.227,69 juta. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 tahun 2011
mencapai Rp. 106.910,30 juta. PDRB ini merupakan penjumlahan nilai tambah bruto dari
seluruh sektor atau lapangan usaha yang ada di kecamatan Sungai Kunyit yang dapat
menggambarkan tingkat perekonomian kecamatan Sungai Kunyit.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 46
Pertumbuhan ekonomi kecamatan Sungai Kunyit mengalami trend yang negatif
sejak 2007 hingga 2011. Berdasarkan hasil perhitungan PDRB atas dasar harga konstan
2000, laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sungai Kunyit tahun 2011 sekitar 1,21
persen lebih kecil dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 1,94 persen. Sektor yang
mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor pertanian pada sub sektor tanaman bahan
makanan, kehutanan dan perikanan. Karena besarnya pengaruh sektor pertanian maka
pertumbuhan di sektor ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan total nilai tambah
seluruh sektor.
Gambar 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Sungai Kunyit
Tahun 2007 - 2011
Sumber : BPS, Kecamatan Sungai Kunyit Dalam Angka 2012
B. Struktur Perekonomian
Pada tahun 2010, kontribusi dari sektor pertanian mencapai 46,39% terhadap
keseluruhan perekonomian yang ditunjukkan pada PDRB harga berlaku
tahun tersebut. Hampir 50% nilai tambah bruto di kecamatan Sungai Kunyit dihasilkan
dari sektor ini. Sedangkan kontribusi terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel,
dan restoran yang mencapai 36,88%. Secara bersama-sama kedua sektor ini memberi
kontribusi terhadap PDRB Sungai Kunyit sebesar 82,44%. Berarti hanya sekitar 17,56%
saja kontribusi yang berasal dari sektor lainnya.
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN STRATEGIS SUNGAI KUNYIT
LAPORAN PENDAHULUAN BAB II
II - 47
C. PDRB per Kapita
Secara umum pendapatan setiap penduduk Kecamatan Sungai Kunyit
dicerminkan oleh pendapatan regional per kapita. Besarnya pendapatan regional per
kapita dalam hal ini PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meningkat dari 8.714,66
ribu rupiah menjadi 9,200,97 ribu rupiah pada tahun 2011. Tetapi laju pertumbuhan PDRB
per kapita pada tahun 2011 bila dilihat berdasarkan harga konstan 2000 meningkat
sekitar 0,16 persen, yaitu dari 4.785,30 ribu rupiah ditahun 2010 menjadi 4.793,11 ribu
rupiah pada tahun 2011.
Tabel II.23
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Sungai Kunyit Tahun 2007 - 2011
(Jutaan Rupiah)
No Sektor/Subsektor 2007 2008 2009 2010 r) 2011
**)
1 PERTANIAN 62.575,05 74.064,33 82.611,17 89.237,62 93.508,73
a. Tanaman Bahan Makanan 30.691,71 35.055,44 38.210,81 38.257,78 40.489,94
b. Tanaman Perkebunan 10.942,13 12.441,14 14.242,75 17.450,81 19.252,09
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 9.920,98 12.464,44 15.171,38 18.510,53 21.342,86
d. Kehutanan 3.321,36 3.310,22 3.151,23 3.192,03 3.245,30
e. Perikanan 7.698,88 10.793,09 11.835,00 11.826,47 9.178,54
2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 853,46 1.045,20 1.785,57 1.891,14 2.093,53
a. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Penggalian 853