16
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan satu negara terhadap negara lain menjadi faktor pendorong dibukanya perekonomian negara tersebut. Dalam sistem perekonomian terbuka, saling ketergantungan satu negara dengan negara lain merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Saling ketergantungan antar negara merupakan konsekuensi dari globalisasi. Menurut Todaro, globalisasi ditandai dengan semakin terbukanya perekonomian suatu negara terhadap perdagangan internasional, aliran dana internasional serta investasi asing langsung 1 . Beberapa literatur menyebutkan bahwa perekonomian terbuka cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan perekonomian tertutup. Negara yang menganut sistem perekonomian terbuka memiliki dua pilihan sumber pembiayaan untuk pembangunan, yaitu dari dalam negeri yang bersumber dari pajak dan investasi masyarakatnya; serta dari luar negeri yang bersumber dari utang luar negeri dan investasi asing langsung (FDI, foreign direct investment). Tak terkecuali negara negara ASEAN. Tabel berikut ini menunjukkan data utang luar negeri ASEAN tahun 2009 hingga 2013. 1 Todaro, Michael P., dan Smith, Stephen C. 2011. Economic Development. Eleventh Edition. United Kingdom: Pearson Education Limited.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan satu negara terhadap negara lain menjadi faktor pendorong dibukanya

perekonomian negara tersebut. Dalam sistem perekonomian terbuka, saling

ketergantungan satu negara dengan negara lain merupakan hal yang tidak dapat

dihindarkan. Saling ketergantungan antar negara merupakan konsekuensi dari

globalisasi. Menurut Todaro, globalisasi ditandai dengan semakin terbukanya

perekonomian suatu negara terhadap perdagangan internasional, aliran dana

internasional serta investasi asing langsung1. Beberapa literatur menyebutkan

bahwa perekonomian terbuka cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan

perekonomian tertutup. Negara yang menganut sistem perekonomian terbuka

memiliki dua pilihan sumber pembiayaan untuk pembangunan, yaitu dari dalam

negeri yang bersumber dari pajak dan investasi masyarakatnya; serta dari luar

negeri yang bersumber dari utang luar negeri dan investasi asing langsung (FDI,

foreign direct investment). Tak terkecuali negara – negara ASEAN. Tabel berikut

ini menunjukkan data utang luar negeri ASEAN tahun 2009 hingga 2013.

1 Todaro, Michael P., dan Smith, Stephen C. 2011. Economic Development. Eleventh Edition. United Kingdom: Pearson Education Limited.

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

Tabel 1. 1 Utang Luar Negeri Negara-negara ASEAN

Tahun 2009-2013 (Juta USD)

NEGARA 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

SINGAPURA 412.504 498.749 1.089.884 1.437.268 1.527.241 993.129

INDONESIA 172.871 202.413 225.375 252.364 266.120 223.829

MALAYSIA 68.079 73.652 81.009 82.646 212.281 103.533

THAILAND 70.016 100.561 105.957 133.201 141.933 110.334

FILIPINA 54.856 60.048 60.442 60.337 58.506 58.838

VIETNAM 27.929 32.501 32.501 32.501 45.243 34.135

MYANMAR 8.602 11.240 14.632 14.042 10.600 11.823

KAMBOJA 3.054 3.206 3.841 4.290 4.828 3.844

LAOS 2.679 2.802 2.990 3.037 4.611 3.224 Sumber: Asian Development Bank, diolah

Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa ketergantungan tiap negara ASEAN

terhadap utang luar negeri cukup besar. Secara rata-rata, utang luar negeri terbesar

dilakukan oleh Singapura yang mencapai USD993,13 miliar per tahun, diikuti oleh

Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang berada di kisaran di atas USD100 miliar

dan selanjutnya disusul oleh Filipina, Vietnam, dan Myanmar. Sedangkan, Laos

dan Kamboja merupakan negara-negara dengan utang luar negeri terkecil, rata-rata

sebesar USD4 miliar per tahun.

Namun demikian, ternyata jumlah utang luar negeri tiap negara ASEAN

yang cukup besar tersebut masih dianggap kurang mencukupi untuk mencapai

ambisi dan cita-cita tiap negara ASEAN untuk memajukan dan meningkatkan

kesejahteraan ekonomi masyarakatnya.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

Negara-negara ASEAN masih memerlukan tambahan capital inflows2 yang

berasal dari FDI. Tabel 1.2 menunjukkan penerimaan FDI negara-negara ASEAN

tahun 2010 hingga 2013.

Tabel 1. 2 Penerimaan FDI Negara-negara ASEAN

Tahun 2010-2013 (Juta USD)

NEGARA 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

Rata-rata

pertumbuhan

SINGAPURA 55.035 46.774 60.980 56.138 54.732 0,32

INDONESIA 13.771 19.242 19.138 18.444 17.649 0,54

MALAYSIA 9.156 12.001 9.400 12.297 10.714 1,48

THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57

VIETNAM 8.000 7.519 8.368 8.900 8.197 0,04

FILIPINA 1.298 1.816 2.797 3.860 2.443 0,25

MYANMAR 2.249 2.058 1.354 2.621 2.071 0,46

KAMBOJA 783 892 1.557 1.275 1.127 0,29

BRUNEI

DARUSSALAM 625 1.208 865 725 856 0,29

LAOS 333 467 294 427 380 0,13

Sumber: ASEAN Secretariat, diolah.

Dalam tabel di atas, rata-rata aliran FDI yang masuk ke negara-negara

ASEAN cukup besar. Negara dengan aliran FDI terbesar, berturut-turut, Singapura

mencapai rata-rata sebesar USD54,7 miliar per tahun, diikuti oleh Indonesia

USD17,6 miliar, Malaysia USD10,7 miliar, Thailand USD9,2 miliar, Vietnam

USD8,2 miliar, Filipina USD2,4 miliar, Kamboja USD1,1 miliar. Sedangkan

Brunei Darussalam dan Laos merupakan penerima terkecil, secara rata-rata kurang

dari USD1 miliar per tahun. Dalam tabel tersebut juga dapat dilihat adanya tren

yang positif di tiap negara.

2 Aliran masuk dana atau modal jangka pendek dan jangka panjang ke suatu negara.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

Berdasarkan data dalam dua tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada

kenyataannya tiap negara ASEAN memang memiliki ketergantungan terhadap

modal pembangunan ekonominya yang bersumber dari luar negeri. Penelitian ini

difokuskan pada sumber pembiayaan luar negeri yang berasal dari FDI.

Berdasarkan kebutuhan negara-negara ASEAN terhadap FDI, maka negara-

negara ASEAN berkepentingan untuk menjaga kelancaran aliran masuk dana FDI

ke negaranya. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui, memahami,

dan menempatkan kebijakan berdasarkan faktor –faktor yang berpengaruh terhadap

aliran masuk FDI tersebut.

Dalam permasalahan FDI, terkait dua pihak, yaitu negara pemberi (home

countries) dan negara penerima (host countries), dengan perbedaan sudut pandang,

kepentingan, serta faktor–faktor yang mempengaruhi keputusan masing–masing

untuk memberi atau menerima FDI.

Penelitian ini difokuskan dari sudut pandang negara pemberi. Dalam

penelitian ini yang dimaksud dengan negara pemberi adalah pengusaha-pengusaha

yang berasal dari negara pemberi, meliputi: EU-28, Intra-ASEAN, Jepang, USA,

China, Hongkong, Korea Selatan, Australia, Taiwan, Kanada, Rusia dan lainnya,

yang mengalirkan FDI-nya ke perusahaan-perusahaan di ASEAN sebagai negara

penerima. Berikut ini tabel negara pemberi FDI ke ASEAN tahun 2010 hingga

2013.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

Tabel 1. 3 Aliran FDI ASEAN Berdasarkan Negara Pemberi

Tahun 2010-2013 (Juta USD)

Sumber (Negara Pemberi) 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

EU-28 19.018 29.693 18.085 26.980 23.444

Intra-ASEAN 15.200 15.228 20.658 21.426 18.128

Jepang 11.171 9.709 23.777 22.904 16.890

USA 12.285 9.130 11.080 3.758 9.063

China 4.052 7.858 5.377 8.644 6.483

Hong Kong 1.735 4.274 5.030 4.517 3.889

Korea Selatan 4.299 1.742 1.708 3.516 2.816

Australia 4.001 1.530 1.831 2.002 2.341

Taiwan 1.033 2.317 2.242 1.322 1.729

Kanada 1.298 768 924 851 960

Rusia 60 68 184 542 214

Lainnya 22.683 17.432 21.284 24.351 21.438 Sumber: ASEAN Secretariat, diolah

Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa pemberi FDI terbesar adalah EU

yang mencapai rata-rata USD23miliar, diikuti oleh intra-ASEAN, Jepang dan USA

yang mencapai di atas USD16miliar. Kanada dan Rusia merupakan pemberi

terkecil dengan rata-rata kurang dari USD1miliar.

Bahwa ASEAN penting dilihat dari sudut pandang negara-negara pemberi,

ditopang oleh kenyataan bahwa ASEAN merupakan salah satu zona ekonomi

terbesar di dunia, yang tumbuh cepat dan relatif stabil sejak tahun 2000. Data

McKinsey menunjukkan bahwa pada tahun 2006, ASEAN menjadi rumah bagi 49

perusahaan asing yang mendirikan headquarter-nya di ASEAN dan di tahun 2013

meningkat menjadi 74. Pangsa pasar konsumen di ASEAN yang besar juga

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

menjadikannya menarik bagi negara-negara pemberi untuk menanamkan modalnya

di ASEAN (McKinsey, 2014).

Kepentingan negara–negara pemberi dalam menanamkan FDI utamanya

dipengaruhi oleh dua hal, yaitu bahwa FDI-nya aman dan bahwa FDI-nya

menghasilkan. Banyak penelitian telah dilakukan terhadap faktor–faktor yang

berpengaruh pada keputusan negara-negara pemberi dalam memberikan FDI-nya,

salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Liargovas dan Skandalis

(2011), yang berjudul “Foreign Direct Investment and Trade Openness: The Case

of Developing Economies”, yang meneliti pengaruh trade openness negara-negara

penerima FDI terhadap keputusan negara-negara pemberi untuk menanamkan FDI-

nya ke 36 negara berkembang.

Menurut Liargovas dan Skandalis, faktor utama yang dapat menjamin FDI

negara pemberi aman dan menghasilkan adalah trade openness dari negara

penerima.

Trade openness:

1) menjadi alat pendorong pertumbuhan,pencipta lapangan pekerjaan, dan

dapat mengurangi tingkat kemiskinan.

2) juga menjadi tolok ukur daya saing suatu negara.

3) diharapkan mampu meningkatkan akses perdagangan dan investasi.

4) menyangkut kebijakan dan fasilitas perdagangan yang dimiliki suatu

negara.

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

5) juga dianggap sebagai mesin penghasil valuta asing, yang berarti juga

kemampuannya dalam memberikan hasil investasi (return on investment)

bagi investasi asing.

6) menjadi indikator derajat stabilitas ekonomi nasional, yang berarti, negara

penerima menjamin kepada negara pemberi bahwa kondisi negaranya aman

untuk berinvestasi.

Di samping itu, penelitian Liargovas dan Skandalis juga melibatkan

pengaruh tingkat pertumbuhan nilai tukar, tingkat kemampuan produksi, tingkat

daya beli masyarakat, dan tingkat stabilitas politik di negara-negara penerima

terhadap keputusan negara-negara pemberi untuk menanamkan FDI-nya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian ini mengambil judul

“Pengaruh Trade Openness Terhadap Aliran Foreign Direct Investment ke Negara-

negara ASEAN: Sebuah Analisis Data Panel Tahun 2006 – 2013.”

1.2 Rumusan Masalah

Perekonomian terbuka membuat kesempatan negara untuk memperoleh dana

pembangunannya dari luar negeri. FDI menjadi salah satu sumber tambahan capital

inflows bagi negara-negara ASEAN untuk mendorong pembangunan ekonominya.

Aliran FDI yang masuk diharapkan dapat membantu negara-negara ASEAN untuk

mencapai ambisi dan cita-citanya dalam memajukan kesejahteraan ekonomi

masyarakatnya. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara ASEAN untuk

menjaga kelancaran aliran FDI tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aliran FDI tersebut,

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

baik dari sudut pandang negara pemberi maupun negara penerima. Penelitian ini

difokuskan dari sudut pandang negara-negara pemberi.

Berdasarkan model penelitian Liargovas dan Skandalis yang digunakan

dalam penelitian ini, faktor-faktor tersebut adalah trade openness, pertumbuhan

nilai tukar, kemampuan produksi, tingkat daya beli masyarakat, dan stabilitas

politik. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Apakah Trade Openness negara-negara ASEAN berpengaruh signifikan

terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di

negara-negara ASEAN?

2. Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai Tukar mata uang di negara-negara

ASEAN berpengaruh signifikan terhadap keputusan negara-negara pemberi

menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN?

3. Apakah Tingkat Kemampuan Produksi negara-negara ASEAN berpengaruh

signifikan terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-

nya di negara-negara ASEAN?

4. Apakah Tingkat Daya Beli di negara-negara ASEAN berpengaruh

signifikan terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-

nya di negara-negara ASEAN?

5. Apakah Tingkat Stabilitas Politik negara-negara ASEAN berpengaruh

signifikan terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-

nya di negara-negara ASEAN?

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk

1. Mengetahui pengaruh Trade Openness negara-negara ASEAN terhadap

keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di negara-negara

ASEAN.

2. Mengetahui pengaruh Tingkat Pertumbuhan Nilai Tukar mata uang di

negara-negara ASEAN terhadap keputusan negara-negara pemberi

menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.

3. Mengetahui pengaruh Tingkat Kemampuan Produksi negara-negara

ASEAN terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya

di negara-negara ASEAN.

4. Mengetahui pengaruh Tingkat Daya Beli negara-negara ASEAN terhadap

keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di negara-negara

ASEAN.

5. Mengetahui pengaruh Tingkat Stabilitas Politik negara-negara ASEAN

terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di

negara-negara ASEAN.

1.4 Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan penelitian, penelitian ini perlu untuk melakukan batasan-

batasan masalah sebagai berikut.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

1. Model Ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model

penelitian Liargovas dan Skandalis (2011) yang disesuaikan dengan topik

penelitian ini, dimana variabel dependennya adalah total aliran FDI yang

masuk ke setiap negara-negara anggota ASEAN yang dipengaruhi oleh

variabel-variabel independen trade openness, pertumbuhan nilai tukar,

GDP total riil, GDP per kapita riil, dan tingkat stabilitas politik.

2. FDI yang dimaksud disini adalah aliran investasi asing langsung yang

masuk ke negara-negara ASEAN berasal dari pengusaha-pengusaha di

negara pemberi yang meliputi: EU-28, Intra-ASEAN, Jepang, USA, China,

Hongkong, Korea Selatan, Australia, Taiwan, Kanada dan Rusia.

3. Variabel trade openness yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

tiga variabel trade openness yang berbeda, yaitu:

1) Rasio Ekspor dibagi GDP atau X/GDP

2) Rasio Total Ekspor dan Impor dibagi GDP atau (X+M)/GDP

3) RSTI (Relative trade intensity) yang diukur dengan Rasio Total

Ekspor dan Impor negara i dibagi dengan Total Ekspor dan Impor

ASEAN atau (𝑋+𝑀)𝑖

∑ (𝑋+𝑀)𝑗10𝑗=1

.

4. Berdasarkan penyajian data nilai tukar, dalam penelitian ini, angka pada

variabel pertumbuhan nilai tukar yang positif dan membesar akan dibaca

sebagai semakin terpuruknya nilai tukar mata uang dari negara yang

bersangkutan.

5. Dalam penelitian ini dilibatkan sepuluh negara dan delapan tahun

pengamatan, oleh karenanya penelitian ini berpotensi akan adanya variasi

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

6. antar individu. Untuk itu penelitian ini akan menggunakan peran variabel

dummy sebagai variabel independen jika diperlukan.

7. Negara ASEAN yang dilibatkan meliputi 10 (sepuluh) negara, yaitu:

Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Brunei

Darussalam, Kamboja, Myanmar, Laos.

8. Tahun penelitian yang digunakan adalah periode tahun 2006 sampai dengan

2013.

9. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel, untuk tiga

persamaan regresi, masing-masing dengan variabel trade openness yang

berbeda.

1.5 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan gambaran analisis terkait pengaruh trade openness

perdagangan negara-negara ASEAN terhadap keputusan keputusan negara-

negara pemberi dalam menanamkan FDI-nya ke negara-negara ASEAN.

2. Dapat digunakan sebagai referensi dan masukan bagi penetapan kebijakan

yang terkait dengan investasi asing di ASEAN pada umumnya dan di

Indonesia pada khususnya.

3. Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang kebijakan

perdagangan dan investasi internasional.

4. Digunakan untuk memenuhi syarat kelulusan demi mendapatkan gelar

sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah

Mada.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Model yang digunakan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

FDI = f(OPEN, EXCH, REALGDP, REALGDPPERCAP, POLITICAL,

DUMMY, Ԑ)

Dimana;

FDI = Total FDI yang diterima oleh negara-negara ASEAN

OPEN = Trade openness tiap negara-negara ASEAN yang dalam

penelitian ini dibedakan menjadi tiga jenis variabel.

EXCH =Tingkat pertumbuhan nilai tukar yang dalam penelitian ini

diukur menggunakan prosentase perubahan nilai tukar untuk

tiap mata uang negara-negara ASEAN berhadapan dengan

USD.

REALGDP = Tingkat kemampuan produksi yang dalam penelitian ini

diukur menggunakan GDP total riil tiap negara ASEAN.

REALGDPPERCAP = Tingkat daya beli yang dalam penelitian ini diukur

menggunakan GDP per kapita riil tiap negara ASEAN.

POLITICAL = Tingkat stabilitas politik di tiap negara ASEAN.

DUMMY = Variabel dummy yang nilai 0 dan 1 nya didasarkan pada

diagram sebaran (scatter plot). Penggunaan variabel dummy

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

tersebut akan tepat apabila uji t untuk variabel dummy secara

statistik signifikan. Dalam mencoba memahami variabel

dummy, penelitian ini beranggapan bahwa variabel dummy

tersebut merupakan representasi dari perubahan tingkat daya

beli antara sebelum tahun 2010 (berangka 0) dan mulai tahun

2010 (berangka 1).

1.7 Hipotesis Penelitian

Sebagai pedoman pelaksanaan penelitian, penelitian ini menetapkan hipotesis

sebagai berikut.

1. Bahwa Trade Openness negara-negara ASEAN berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap keputusan negara-negara pemberi

menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.

Pengaruh positif artinya semakin besar trade openness negara-negara

ASEAN, semakin besar FDI yang ditanamkan di negara-negara tersebut

karena dilihat, dari sudut pandang negara-negara pemberi FDI-nya akan

aman dan menghasilkan.

2. Bahwa tingkat pertumbuhan nilai tukar mata uang negara-negara ASEAN

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap keputusan negara-negara

pemberi menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.

Pengaruh negatif artinya, semakin memburuk nilai tukar mata uang negara-

negara ASEAN (semakin membesar angka variabel tersebut) akan berakibat

terkurasnya cadangan devisa negara-negara ASEAN, yang selanjutnya akan

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

mengancam kemampuan negara-negara ASEAN untuk membayar hasil FDI

dari negara-negara pemberi. Dilihat dari sudut pandang negara-negara

pemberi hal ini akan mengurangi minatnya untuk menanamkan FDI di

negara-negara ASEAN, sehingga akan menurunkan aliran FDI ke negara-

negara ASEAN.

3. Bahwa tingkat kemampuan produksi negara-negara ASEAN berpengaruh

signifikan dan positif terhadap keputusan negara-negara pemberi

menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.

Pengaruh positif artinya, semakin tinggi tingkat kemampuan produksi

negara-negara ASEAN (yang diukur dengan GDP total riil), semakin besar

dilihat dari sudut pandang negara-negara pemberi, negara-negara ASEAN

semakin mampu mengelola FDI. Hal ini akan meningkatkan minat untuk

menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN sehingga akan

meningkatkan aliran FDI ke negara-negara ASEAN.

4. Bahwa tingkat daya beli negara-negara ASEAN berpengaruh signifikan dan

positif terhadap keputusan negara-negara pemberi menanamkan FDI-nya di

negara-negara ASEAN.

Pengaruh positif artinya, semakin tinggi tingkat daya beli masyarakat di

negara-negara ASEAN (yang diukur dengan GDP per kapita riil)

menunjukkan semakin meningkat potensi pasar bagi output FDI. Dilihat

dari sudut pandang negara-negara pemberi, hal ini menjanjikan bahwa FDI-

nya menghasilkan, sehingga meningkatkan aliran FDI-nya untuk

ditanamkan di negara-negara ASEAN.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

5. Bahwa tingkat stabilitas politik negara-negara ASEAN berpengaruh

signifikan dan positif terhadap keputusan negara-negara pemberi

menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN.

Pengaruh positif artinya, semakin besar tingkat stabilitas politik (semakin

membesar angka variabel tersebut) menunjukkan semakin aman dan stabil

kondisi politik di negara-negara ASEAN, sehingga dilihat dari sudut

pandang negara-negara pemberi, iklim investasi di negara-negara ASEAN

semakin kondusif, yang selanjutnya akan meningkatkan aliran FDI-nya

untuk ditanamkan di negara-negara ASEAN.

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini dijabarkan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan dan lingkup penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori dan Metodologi Penelitian. Dalam bab ini akan

dibahas konsep, teori, penelitian – penelitian terdahulu mengenai

penjelasan pengaruh trade openness terhadap keputusan negara-

negara pemberi menanamkan FDI-nya di negara-negara ASEAN,

serta model dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian.

BAB III : Gambaran Umum Penelitian. Berisi tentang gambaran umum FDI

ASEAN.

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/110759/potongan/S1... · THAILAND 9.112 3.861 10.699 13.000 9.168 0,57 ... Apakah Tingkat Pertumbuhan Nilai

BAB IV : Pembahasan dan Analisis Data. Berisi tentang analisis data dan

pembahasannya.

BAB V : Kesimpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan dan saran

berdasarkan hasil analisis dari penelitian.