BAB 1 LPM GIZI 2004

Embed Size (px)

DESCRIPTION

adf

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 . LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan maka perlu adanya informasi kesehatan yang akurat, tepat waktu, dan lengkap sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan dalam pengolahan pembangunan kesehatan, serta menyediakan informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan di semua tingkat administrasi.Millennium Development Goals (MDGs) merupakan hasil kesepakatan 189 kepala negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan target mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya terwujud. Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya merupakan bidang kesehatan, terdiri dari ; Memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1); Menurunkan angka kematian anak (tujuan 4); Meningkatkan kesehatan ibu (tujuan 5); Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit lainnya (tujuan 6); Melestarikan lingkungan hidup (Tujuan 7). Pada Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Penjaringan tahun 2014 terdapat informasi mengenai kemajuan yang telah dicapai untuk mewujudkan cita-cita Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa serta menunjukan komitmen dalam mendukung Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia tahun 2015. Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Penjaringan tahun 2014 merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data kesehatan priode data Januari sampai dengan Desember 2014 yang didapatkan/dikumpulkan secara pasif dan merupakan gambaran situasi kesehatan masyarakat. Profil Kesehatan ini merupakan pemantauan dan penilaian tahunan pencapaian atau cakupan kegiatan pembangunan di bidang kesehatan yang telah dilaksanakan, selain itu menunjukkan indikator derajat kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Data yang telah dikumpulkan kemudian di-input ke dalam format tabel profil dan dilakukan analisis. Jenis analisis yang disajikan dalam Profil Kesehatan, yaitu; 1) Analisis Deskriptif dengan upaya menggambarkan data yang terdapat dalam tabel sesuai karakteristik data serta menjelaskan angka rata-rata, angka minimum dan maksimum. 2) Analisis Komparatif menjelaskan data dengan membandingkan karateristik data antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur. 3) Analisis Kecenderungan untuk menjelaskan data membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang dan 4) Analisis Hubungan menjelaskan keterkaitan antara variabel satu dengan variabel lainnya.Ruang lingkup data dan jenis informasi yang dikumpulkan dalam penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Penjaringan yaitu; data umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi, data derajat kesehatan yang berupa data agregat, meliputi; data kematian, data kesakitan, dan data status gizi. Data upaya kesehatan yang terdiri atas pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat dan keadaan lingkungan. Data sumber daya kesehatan, antara lain data obat dan pembekalan kesehatan, data rumah sakit, puskesmas, UKBM, dan pembiayaan kesehatan.

1.2. GAMBARAN UMUM WILAYAH1.2.1. KEADAAN GEOGRAFISPada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa Kota Administrasi. Berbeda dengan Kota otonom yang dilengkapi DPRD tingkat II, maka Kota-Kota administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tingkat II yang mendampingi Walikota. Berdasarkan lembaran daerah No. 04/1966 ditetapkanlah lima wilayah Kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan atas azas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang di bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupakan wilayah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut. Luas wilayah Kecamatan Penjaringan adalah 35,48 Ha, meliputi 5 Kelurahan (Kamal muara, Kapuk muara, Pejagalan, Penjaringan, Pluit). Batas Wilayah Utara: Pantai Laut Jawa. Timur: Kecamatan Pademangan (sepanjang kali Opak, Pelabuhan Sunda Kelapa, rel KA jurusan Tangerang). Selatan: Kecamatan Grogol Petamburan (Jl. Tubagus Angke, Jl. Kapuk Kamal). Barat: Propinsi Banten (sungai Berok, Pintu ir Kayu Besar, batas Kelurahan Dadap Kabupaten Tangerang).

. Gambar 1.1. Peta Wilayah Kecamatan PenjaringanSumber : Puskesmas Penjaringan

Kelurahan Penjaringan memiliki dua buah Puskesmas kelurahan yaitu Puskesmas Pejaringan I dan Puskesmas Penjaringan II, dan satu Puskesmas Kecamatan yaitu Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Sedangkan kelurahan Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, dan Pluit masing-masing memiliki satu Puskesmas kelurahan.Luas masing masing kelurahan yang berada di Kecamatan Penjaringan : Kelurahan Kamal Muara: 10,53 Ha Kelurahan Kapuk Muara: 10,05 Ha Kelurahan Pejagalan: 3,23 Ha Kelurahan Penjaringan: 3,96 Ha Kelurahan Pluit: 7,71 HaKecamatan Penjaringan terdiri dari 68 Rukun Warga (RW), dan 826 Rukun Tetangga (RT) dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1. Data Jumlah RW dan Jumlah RT di WilayahKecamatan Penjaringan Januari Agustus 2015No.KelurahanJumlah RWJumlah RT

1.Kamal Muara430

2.Kapuk Muara988

3.Pejagalan18226

4.Penjaringan17240

5.Pluit20242

Jumlah68826

(Sumber : Kantor Kecamatan Penjaringan)

1.2.2. KEADAAN DEMOGRAFISecara demografis penduduk di wilayah Kecamatan Penjaringan sangat padat. Menurut Laporan Kecamatan Penjaringan pada bulan Januari agustus 2015, Kecamatan Penjaringan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 186.645 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Penjaringan.

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Penjaringan Tahun 2014NOKELURAHANJUMLAH PENDUDUK

ProyeksiReal

1.Kamal Muara15.23411.264

2.Kapuk Muara51.67833.093

3.Pejagalan76.18689.922

4.Penjaringan116.020109.637

5.Pluit54.01849.402

Sumber: Laporan LB3 PKC PenjaringanPersebaran penduduk Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 di lima wilayah relatif tidak merata. Sekitar 109 ribu penduduk tinggal di Kelurahan Penjaringan. Disusul dengan Kelurahan Pejagalan sebanyak hampir 90 ribu jiwa. Wilayah yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kelurahan Kamal Muara dengan jumlah penduduk sekitar 11 ribu jiwa atau sekitar 4 persen dari total penduduk Kecamatan Penjaringan.Gambar 2.3 Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Kecmatan Penajringan Jakarta Tahun 2015

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kecamatan PenjaringanBerikut rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Penjaringan pada Januari agustus 2015 :Tabel 1.3. Tingkat Kepadatan Penduduk di KecamatanPenjaringan Januari Agustus 2015No.KelurahanLuas(Ha)JumlahPendudukKepadatan Penduduk (per km2)

1.Kamal Muara10,537.158679

2.Kapuk Muara10,0521.8352.172

3.Pejagalan3,2355.7781.727

4.Penjaringan3,9656.2291.419

5.Pluit7,7145.645592

Jumlah35,48186.6456.589

Sumber : Kantor Kecamatan Penjaringan

A. Data Penduduk Menurut Umur

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah PuskesmasKecamatan Penjaringan Januari Agustus 2015No.Kelompok Umur (tahun)Jumlah

1.0 416.419

2.5 915.217

3.10 1414.302

4.15 1915.151

5.20 2417.416

6.25 2916.153

7.30 3416.126

8.35 3915.246

9.40 4413.350

10.45 4912.513

11.50 5413.156

12.55 597.763

13.60 646.054

14.65 693.541

15.70 742.483

16.> 751.755

Jumlah186.645

Sumber : Kependudukan Kecamatan Penjaringan.

B. Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 1.5. Data Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di WilayahKecamatan Penjaringan Periode Januari Agustus 2015No.Tingkat PendidikanJumlah

1.Tidak sekolah19.474

1.Tamat SD39.819

2. Tamat SLTP32.379

3.Tamat SLTA43.751

4.Tamat Akademi / PT12.280

Sumber: Laporan Kecamatan Penjaringan

C. Data Penduduk Menurut Pekerjaannya

Tabel 1.6. Jumlah Penduduk menurut Pekerjaan di WilayahKecamatan Penjaringan Januari Agustus 2015No.PekerjaanJumlah

1.Buruh82.106

2.Nelayan5.936

3.Pedagang34.690

4.PNS2.673

5.Wiraswasta6.718

6.Karyawan28.810

7.Petani222

8.Pensiunan3.439

9.TNI / POLRI179

Sumber: Laporan Kecamatan Penjaringan

D. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Penjaringan

Tabel 1.7. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan PenjaringanData DasarJumlah

Jumlah Penduduk186.645

Jumlah Kelurahan5

Jumlah Puskesmas7

Jumlah RW68

Jumlah RT826

Jumlah KK53.772

Tenaga Kesehatan37

Posyandu81

Kader Aktif503

Kader Ada569

Jumlah Bayi 4.299

Jumlah Ibu Hamil 4.729

Jumlah Ibu Nifas4.062

Sumber : Laporan Kecamatan Penjaringan

1.3. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS1.3.1. DEFINISI

1.4.GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGANPuskesmas Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara direnovasi pada tahun 2006 beralamat di Jl. Teluk Gong Raya no. 7 Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Puskesmas Kecamatan Penjaringan melayani berbagai macam pelayanan termasuk ruang inap bersalin (kebidanan).

Visi Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah :Penjaringan Sehat Untuk Semua.

Misi Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah :a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.b. Mengembangkan SDM yang berkualitas.c. Mengembangkan profesionalisme manajemen.d. Menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi pegawai.e. Membina kerjasama yang harmonis dengan institusi kesehatan lainnya dan masyarakat.

1.4.1. Maksud dan Tujuan Puskesmas :Adapun maksud dan tujuan Puskesmas Kecamatan Penjaringan adalah :

1.4.2. Tujuan UmumUntuk mendapatkan gambaran keadaan kesehatan yang menyeluruh di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Penjaringan pada tahun 2015 dalam rangka meningkatkan kemampuan managemen secara berhasil guna dan berdaya guna.

1.4.3. Tujuan Khusus Diperolehnya gambaran situasi kesehatan di Kecamatan Penjaringan. Untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembinaan di tingkat wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Sebagai wadah untuk mendapatkan informasi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Sebagai bahan penilaian dan evaluasi dari pelaksanaan program-program kesehatan yang ada di Puskesmas. Sebagai dokumentasi dari pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas.

1.4.4. Tugas Pokok dan FungsiPuskesmas Kecamatan saat ini merupakan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang memiliki tugas pokok melaksanakan : Pelayanan, pembinaan dan pengendalian Puskesmas kelurahan. Pengembangan Upaya Kesehatan individu dan Kesmas. Pendidikan dan Latihan tenaga kesehatan.

1.4.5. Manfaat Puskesmas Kecamatan Penjaringan Manfaat bagi masyarakat berupa:a. Pelayanan yang profesional.b. Mutu layanan yang meningkat seiring dengan terpenuhinya akses kemudahan dalam layanan kepada masyarakat.c. Harga relatif terjangkau dengan layanan yang lebih baik. Manfaat untuk organisasi maupun pelaku organisasi adalah:a. Transparansi pengelolaan keuangan.b. Kebebasan dalam pengelolaan pendapatan .c. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.d. Profesionalitas dan kemandirian.e. Efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya.f. Kemudahan rekruitment tenaga profesional.

1.4.6. Kebijakan Mutu Mengutamakan kepuasan pelanggan. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab. Meningkatkan kompetensi karyawan.

1.4.7. Sumber Daya ManusiaPotensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Penjaringan Januari Agustus 2015 berjumlah 58 orang, dengan perincian.

Tabel 1.10. Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan PenjaringanJanuari-Agustus 2015NoKelurahanJumlah Tenaga

DokterspesialisDokterUmumDokterGigiAsisten ApotekerBidanPerawatPerawatGigiTenagaUmumJumlah

1Kamal Muara011111117

2Kapuk Muara011012016

3Pejagalan011022017

4Penjaringan0842872334

5Pluit001011014

Jumlah0118313133758

Sumber : Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Penjaringan

1.4.8. Sarana dan PrasaranaPuskesmas Kecamatan Penjaringan memiliki fasilitas gedung terdiri dari : Luas bangunan: 648 m Luas tanah: 2.738 m Air: PAM Telepon: 19 unit Fax: 3 unit Komputer: 20 unit Laptop: 5 Printer: 16 Mesin fotokopi: 1 AC: 36 unit Mobil Puskesmas keliling: 1 Mobil dinas: 2 Motor: 12 Dental unit: 3 Rontgen unit: 1 Unit mata: 2

Tabel 1.11. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan PenjaringanJanuari-Agustus 2015No.KelurahanRumah SakitPuskesmasPosyandu

1.Kamal Muara018

2.Kapuk Muara1114

3.Pejagalan1124

4.Penjaringan2328

5.Pluit017

Jumlah4781

Sumber : Laporan Kecamatan Penjarimgan

Menilai derajat kesehatan masyarakat dengan menggunaan indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian); Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI), morbiditas (kesakitan); angka kesakitan beberapa penyakit serta status gizi pada balita dan dewasa.1.4.8. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)Motalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang terkait Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) serta kematian yang disebabkan oleh penyakit, kecelekaan dan bencana.1.4.9. ANGKA KEMATIAN BAYI Indikator kesejahteraan masyarakat pada bidang kesehatan antara lain dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun pada tahun yang sama. Pada tahun 2014 Angka Kematian Bayi di Kecamatan Penjaringan adalah 0 dari 5.134 kelahiran, target MDGs untuk AKB pada tahun 2015 sebesar 23 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, dan artinya Kecamatan Penjaringan telah mencapi target MGDs dengan tujuan 4, menurunkan angka kematian bayi dalam kurun waktu 1990-2015.Tabel 1.12. Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi Kecamatan Penjaringan Tahun 2013-2014NOTAHUNLAHIR HIDUPLAHIR MATIJUMLAH LAHIRJUMLAH BAYI MATI

120134.745104.7550

220145.13405.1340

Sumber: Laporan LB3 PKC PenjaringanData laporan puskesmas di Kecamatan Penjaringan tahun 2014 terdapat 5.134 kelahiran hidup, dan tercatat 0 bayi lahir mati. Jumlah bayi lahir mati tidak ada di tahun 2014 dibanding tahun 2013 yaitu sebanyak 10 bayi lahir mati.1.4.10. ANGKA KEMATIAN IBU Angka Kematian Ibu (AKI) termasuk salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidental) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilannya.Jumlah Kematian Ibu di Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 adalah 0 jiwa, hal ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 yang terdapat 2 kematian ibu. Angka kematian ibu dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan, dengan tidak adanya kematian ibu di tahun 2014 mencerminkan kesehatan dan pelayanan telah meningkat. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.

1.4.11. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)Angka Kesakitan (Morbiditas) menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Angka kesakitan juga berperan dalam penilaian derajat kesehatan masyarakat. Data angka kesakitan penduduk berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data, serta berasal dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan

1.4.12. ANGKA KESAKITAN TB PARU BTA+Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacteriun tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.Jumlah kasus TB Paru di Kecamatan Penjaringan tahun 2014 yaitu sebanyak 175 kasus. Dari 175 kasus, jenis kelamin laki-laki baru yang terjadi 75 kasus dan 29 kasus pada jenis kelamin laki-laki lama dengan jumlah kasus pada jenis kelamin laki-laki adalah 104 kasus, sedangkan pada jenis kelamin perempuan baru terjadi 48 kasus dan 23 kasus pada jenis kelamin perempuan lama dengan jumlah kasus pada jenis kelamin perempuan adalah 71 kasus. Jumlah kasus pada anak 0-14 tahun berjumlah 7 kasus, dan jumlah kematian pada Kecamatan Penjaringan tahun 2014 adalah 0. Pada tahun 2014 dilakukan upaya pengobatan terhadap 123 penderita TB Paru yang dinyatakan BTA+ melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS). 123 penderita (100%) dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan dahaknya, dan 37 penderita TB Paru BTA+ yang telah menjalani pengobatan lengkap dengan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan angka kesuksesan (Success Rate/SR) yaitu 30.08 persen.

1.4.13. ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes , misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan meyebabkan penyakit ini. Berdasarkan data surveilans Kecamatan Penjaringan, pada tahun 2014 terdapat 579 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) PE(+), dengan jumlah kematian 0 orang dan memiliki CFR (Case Fatality Rate) yaitu 0 persen pada tahun 2014. Hal Ini mengalami peningkatan yang signifikan dibanding dengan tahun 2013 yang hanya terdapat 51 kasus Demam Berdarah Dengue PE(+).Gambar 1.3. Jumlah Total Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Tahun 2014

Sumber : P2P PKC. Penjaringan1.4.14. ANGKA KESAKITAN DIAREDari sekitar 293,618 total penduduk Kecamatan Penjaringan, diperkirakan 6,283 diantaranya menderita diare, perkiraan ini dihitung dengan berdasarkan angka morbiditas diare nasional, yaitu 411 per 1.000 jumlah penduduk. Angka perkiraan jumlah kasus dapat dijadikan sebagai target cakupan layanan kasus diare.Pada tahun 2014 terdapat 1,456 kasus diare yang ditangani atau 23 persen dari jumlah perkiraan kasus di Kecamatan Penjaringan, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 9.992 kasus diare yang ditangani di Kecamatan Penjaringan.

1.4.15. ANGKA KESAKITAN PNEUMONIA BALITAPneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak yang kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita (13,2 %) setelah diare (17,2 %). (Riskedas 2012). Jumlah perkiraan kasus pneumonia pada balita yaitu 10 persen dari jumlah balita pada tahun dan wilayah tersebut. Jumlah perkiraan ini dapat dijadikan sebagai target penanganan kasus pneumonia pada balita. Cakupan penemuan dan atau penanganan pneumonia balita di Kecamatan Penjaringan sangat rendah, yaitu sebesar 0,3 persen (8 penemuan kasus) dari perkiraan 3,130 kasus.

1.4.16. ANGKA KESAKITAN HIV & AIDSHIV/AIDS mrupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh, sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam infeksi lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Pada tahun 2014 tercatat jumlah kasus baru HIV yaitu sebesar 68 kasus HIV dan jumlah kasus AIDS berdasarkan data laporan program HIV AIDS di Kecamatan Penjaringan tahun 2014 yaitu tidak ada kasus. Gambar. 1.4. Jumlah Kasus HIV Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

Sumber : Laporan Program HIV AIDS PKC Penjaringan1.4.17. STATUS GIZIPERSENTASE BALITA, BADUTA BGM DAN GIZI BURUKDalam rangka menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita dilakukan berbagai upaya melalui pemantauan pertumbuhan balita, identifikasi maupun intervensi yang dilaksanakan oleh puskesmas. Salah satu upaya perbaikan gizi masyarakat adalah pemantauan status gizi balita. Dengan melihat perkembangan status gizi balita, dapat diketahui perkembangan dan pertumbuhan anak, sehingga dapat diketahuii bila ada kelainan pada balita. Berdasarkan penimbangan tersebut didapatkan data jumlah balita ditimbang, balita dengan berat badan naik (dibandingkan dengan berat badan bulan sebelumnya), dan balita yang dikategorikan BGM (Berat Badan Dibawah Garis Merah).Tabel 1.13. Jumlah Balita Ditimbang dan Balita di bawah Garis Merah (BGM) Kecamatan Penjaringan Tahun 2014Jumlah BalitaBalita DitimbangBGM

9,2197,907725

Sumber: Profil Kesehatan Kecamatan Penjaringan Tahun 2014Tabel 1.1.4. Jumlah Baduta Ditimbang dan Baduta Dibawah Garis Merah (BGM) Kecamatan Penjaringan Tahun 2014Jumlah BadutaBaduta DitimbangBGM

4,7933,836293

Sumber: Profil Kesehatan Kecamatan Penjaringan Tahun 2014Tahun 2014 terdapat 36 kasus gizi buruk. Terjadi penurungan yang signifikan jika dibanding dengan tahun 2013 yang terdapat 91 kasus gizi buruk di Kecamatan Penjaringan. Dari 36 kasus yang ada pada tahun 2014, 100 persen dari balita tersebut mendapat perawatan.Gambar 1.4. Jumlah Balita Gizi Buruk Kecamatan Penjaringan Tahun 2013-2014

Sumber: Laporan Gizi Kecamatan Penjaringan Tahun 2014.1.5. PELAYANAN KESEHATAN1.5.1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMILPelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimum 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0 12 minggu), minimum 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12 - 24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 - 36 minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 10 T, yaitu;1. Timbang berat badan2. Tekanan darah (diukur)3. Tentukan nilai status gizi ( LILA )4. Tinggi fundus uteri (diperiksa)5. Tentukan denyut jantung janin6. Tentukan status imunisasi tetanus toxoid7. Tablet tambah darah (90 tablet)8. Tes laboratorium rutin9. Tata laksana kasus10. Temu wicara / konseling dengan program P4K & pemasangan stikerHasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksa kehamilannya ke tenaga kerja.Tabel 4.1 memperlihatkan Cakupan K1 dan K4 di Kecamatan Penjaringan tahun 2014. Cakupan pelayanan ibu hamil K1 dan K4 di Kecamatan Penjaringan baik dengan persentase 100 dan 99,3. Terlihat dari Cakupan K1 dan lebih dari 100 (seratus) persen, hal ini mungkin terjadi karena jumlah ibu hamil di wilayah tersebut lebih dari jumlah data sasaran program.Tabel 1.15. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

JUMLAHK1K4

JUMLAH%JUMLAH%

53055462103.0526699.3

Sumber: Laporan Kegiatan GSI Kecamatan Penjaringan Tahun 2014Tabel dibawah (tabel 4.2) menununjukan jumlah ibu bersalin dan jumlah persalian yang di tolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, dan terdapat angka cakupan pertolongan nakes (Pn). Indikator ini menjelaskan tingkat kemampuan Pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Dan dengan cakupan Pn 100 persen Kecamatan Penjaringan telah mencapai target indikator meningkatkan proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga terlatih.Tabel 1.16. Jumlah Ibu Bersalin dan Nifas, Jumlah Persalinan Ditolong Nakes dan Cakupan PN Kecamatan Penjaringan Tahun 2014Persalinan Ditolong NakesMendapat Yankes NifasIbu Nifas Mendapat Vit A

Jumlah%Jumlah%Jumlah%

5134100.04,84494.45,134100

Sumber: Laporan Kegiatan GSI Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

1.5.2. PENANGANAN NEONATAL KOMPLIKASINeonatal komplikasi adalah neonatas dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsos, trauma lahir, BBLR (Berat Lahir < 2.500gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital lainnya yang membutuhkan penanganan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, atau perawat). Estimasi secara nasional neonatal komplikasi dapat terjadi pada 20 persen dari jumlah total ibu hamil yang ada di wilayah tersebut.Tabel 1.17. Penanganan Neonatal Komplikasi Kecamatan Penjaringan Tahun 2014PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASIPENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L

PL+P

LPL+PS%S%S%

34043077027079,530871,657875,1

Sumber: Laporan Kegiatan GSI Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

Pada tabel 4.3 diketahui bahwa capaian Kecamatan Penjaringan belum mencapai target indikator Standar Pelayanan Minimum sebesar 80,2 persen. Tidak tercapainya cakupan penanganan komplikasi neonatal dapat dikarenakan kompetensi SDM yang belum memadai, saran dan prasarana untuk menuju Puskesmas PONED, serta jejaring yang masih kurang antara Puskesmas PONED dan RS PONEK . Sistem pencatatan, pelaporan dan umpan balik dalam sistem rujukan dengan unit pelayanan kesehatan terkait / setempat belum terkoordinasi dengan baik.

1.5.3. KUNJUNGAN NEONATAL

Kelompok neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan kelompok umur yang memiliki risiko tinggi gangguan kesehatan. Upaya kesehatan yang dilakukan dengan pelayanan kesehatan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan neonatus sebanyak 3 kali. Pelayanan yang diberikan terkait pemerikaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi.Tabel 1.18. Jumlah KN1 Kecamatan Penajaringan Tahun 2014Kunjungan Neonatal 1 Kali (KN1)

LpL+P

Jumlah%Jumlah%Jumlah%

2.15295,02.76796,44.91995,8

Sumber: Laporan Kegiatan GSI Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

Tabel 1.19. Jumlah KN Lengkap Kecamatan Penjaringan tahun 201Kunjungan Neonatal 3 Kali (KN Lengkap)

LPL+P

Jumlah%Jumlah%Jumlah%

2.00188,32.67593.24.67691.1

Sumber: Laporan Kegiatan GSI Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

1.5.4. PELAYANAN IMUNINASIProgram imunisasi dasar lengkap (LIL) pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak. Campak merupakan penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu sesuai dengan kesepakatan negara ASEAN dan WHO target cakupan imunisasi campak sebesar 90 persen dianggap penting untuk mengurangi angka kematian balita.Pada gambar 4.6 dapat diketahui bahwa pada tahun 2014, Kecamatan Penjaringan telah mencapai target cakupan campak sebesar 90 persen. Rata-rata persentasi campak di Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 adalah 93 persen.Gambar 1.6. Cakupan Imuniasi Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

Sumber: Laporan Program Imuninasi Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

Persentase Kelurahan yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) di Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 yaitu 100 persen. Dengan angka tersebut telah mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta maupun Kementerian Kesehatan R.I. Dengan pencapaian ini artinya semua kelurahan yang ada di Kecamatan Penjaringan lebih dari 80 persen dari jumlah bayi yang ada di kelurahan tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Program Lima Imunisasi Dasar lengkap pada bayi dimulai dari pemberian imunisasi DPT-HB1 dan berakhir dengan pemberian imuninasi Campak. Idealnya setiap anak akan mendapatkan imunisasi tersebut secara lengkap, namun pada kenyataanya terdapat anak yang tidak mendapatkan imunisasi secara optimal dan lengkap. Anak-anak inilah yang disebut dengan drop out (DO) imunisasi. Dengan demikian maka drop out rate dihitung berdasarkan persentase penurunan cakupan imunisasi campak terhadap cakupan imunisasi DPT-HB1. Angka drop out Kecamatan Penjaringan tahun 2014 sebesar -1,4 persen.

1.5.5. PELAYANAN KELUARGA BERENCANATingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur (PUS/ pasangan suami istri, istri berusia 15 sampe dengan 49 tahun) yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB Aktif) serta metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan Pasangan Usia Subur (PUS). Diketahui bahwa cakupan peserta KB di Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 adalah 82,5 persen dari total Pasangan Usia Subur sebanyak 53.233 pasangan. Cakupan peserta KB aktif juga dapat digambarkan menurut metode kontrasepsi yang sedang digunakan. Pada tahun 2014 di Kecamatan Penjaringan alat/metode kontrasepsi (KB Aktif) serta metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah alat kontrasepsi jangka pendek berupa suntikan sebesar 84,8 persen, dan pil KB sebesar 11,4 persen. Sedangkan metode kontrasepsi metode jangka panjang MOP dan MOW tidak ada yang menggunakan pada tahun 2014. Gambar 1.7. Presentase KB Aktif Menurut Alat / Metode Kontrasepsi Kecamatan Penjaringan Tahun 2014. Sumber: Laporan Kegiatan GSI Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

1.5.6. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DITANGANI < 24 JAMBerdasarkan laporan daftar KLB dan Keracunan Tahun 2014 di Kecamatan Penjaringan terdapat 0 kasus yang dinyatakan KLB dan Keracunan.

1.6. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN1.6.1. PERSENTASE PENDUDUK MEMANFAATKAN PUSKESMASPerkiraan jumlah penduduk Kecamatan Penjaringan sejumlah 293.318 jiwa. Total kunjungan rawat jalan di sarana kesehatan puskesmas di seluruh Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 199.781, namun hasil perhitungan ini masih kasar karena sangat besar kemungkinan dalam 1 tahun seseorang dapat berkunjung ke puskesmas lebih dari 1 kali. Total kunjungan rawat inap di sarana kesehatan puskesmas di seluruh Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 517 dan total kunjungan kesehatan jiwa di seluruh Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 12.811 kunjungan.Gambar 1.8. Jumlah Kunjungan Puskesmas Kecamatan Penjaringan Tahun 2014JUMLAH KUNJUNGANKUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

RAWAT JALANRAWAT INAPJUMLAH

LPL+PLPL+PLPL+P

101.03298.749199.7812372805176.9225.88912.811

Sumber: Laporan Profil Kesehatan Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

1.7. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT1.7.1. PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBSPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, (3) menimbang balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah. Profil Kesehatan Kecamatan Penjaringan tahun 2014 menunjukkan dari hasil pemantauan 2.000 rumah tangga yang ada di Kecamatan Penjaringan, diketahui 89,4 persen atau 1.788 diantaranya berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

1.7.2. POSYANDU AKTIFJenis UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat) yang paling memasyarakat adalah posyandu dengan kegiatan 5 program prioritasnya yaitu perbaikan gizi, Imunisasi, penanganan diare, KM dan KB. Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan 1 kali dalam sebulan dengan sistem 5 meja dengan 4 meja dikelola oleh kader dan 1 meja (meja kelima) merupakan pelayanan kesehatan yang ditangani oleh perugas puskesmas atau tenaga kesehatan. Jumlah posyandu di seluruh wilayah Kecamatan Penjaringan pada tahun 2014 sebanyak 88 posyandu dengan jumlah posyandu pratama 0, posyandu madya 3, posyandu purnama 42 dan posyandu mandiri 43 dengan jumlah posyandu aktif sebanyak 85 posyandu atau 96,59 persen dari seluruh posyandu yang ada.Gambar 1.8. Jumlah Posyandu Menurut Strata Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

Sumber: Laporan PPSM Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

1.8. KEADAAN LINGKUNGAN1.8.1. PERSENTASE RUMAH SEHATRumah yang nyaman adalah rumah yang relatif luas sehingga penghuninya tidak merasa berdesakan, semakin luas rumah yang dihuni maka semakin luas ruang gerak penghuninya. Luas lantai bangunan tempat tinggal menjadi salah satu indikator perumahan sehat. Gambar 1.9. Jumlah Rumah Sehat Kecamatan Penjaringan Tahun 2014Jumlah seluruh Rumah2013Jumlah Rumah yang belum memenuhi syarat2014

Rumah Memenuhi Syarat (Rumah Sehat)Rumah DibinaRumah Dibina Memenuhi Syarat Rumah Memenuhi Syarat (Rumah Sehat)

Jumlah%Jumlah%Jumlah%Jumlah%

37.81326.91871.1910895.003.00027.54275091.66729.66878.45979

Sumber: Laporan Kesling Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

1.9. SUMBER DAYA KESEHATANSumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesahatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

1.10. TENAGA KESEHATANBerikut data tenaga kesehatan yang tercatat bekerja di wilayah Kecamatan Penjaringan dan tersebar di beberapa Puskesmas di wilayah Kecamatan Penjaringan.

Tabel 1.10. Sebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

Sumber: Laporan Bagian Kepegawaian Kecamatan Penjaringan Tahun 2014

1.11. BIAYAPada tahun 2014 Anggaran untuk Kecamatan Penjaringan yaitu sebesar Rp. 21.924.435.816.Tabel 1.11. Jumlah Anggaran Kecamatan Penjaringan Tahun 2014.

Sumber: Laporan Tata Usaha Kecamatan Penjaringan Tahun 2014