Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    1/106

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Kota merupakan sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kehidupan

    sosial, ataupun status hukum. Kota juga merupakan pusat pemukiman, suatu hasil dari proses kehidupan masyarakat, serta wadah yang di

    dalamnya terkait manusia yang menjalankan kehidupannya. Sebuah kota harus ditata dengan sebaiknya mengikuti keadaan masyarakat yang

    sudah ada untuk mempertahankan suatu tradisi, dan dibutuhkan perancangan kota untuk membangun masing – masing daerah berdasarkan

    faktor – faktor daerah tersebut.

    Perkembangan dan pertumbuhan kota didasari oleh perkembangan penduduk, kemajuan P!"K, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial dan

     budaya, dan sebagainya. Beberapa faktor tersebut dapat menjadi pengaruh besar akan kemajuan kota tersebut yang jika tidak ditanggapi

    dengan baik akan memperburuk keadaan dari suatu kota. #an dari pengaruh – pengaruh yang ada, pemanfaatan sebuah kawasan sangat

    diperlukan dan perlu dirancang dengan baik agar tidak menjadi suatu kawasan yang terbuang dan tidak dimanfaatkan.

    Salah satu unsur penting dalam suatu kota adalah dengan adanya ruang terbuka atau open space. $uang terbuka merupakan suatu kawasan

    yang dimanfaatkan sebagai unsur keseimbangan ekosistem perkotaan. Sebuah ruang terbuka harus mencakup fungsi interaksi sosial bagi

    masyarakat, bisa berupa taman % taman kota, lapangan olahraga, tempat bermain anak, atau pun sebagai tempat upacara, dan kegiatan sosial

    lainnya.

    Setiap kota memiliki ciri khas dan kebudayaan daerahnya masing – masing, tidak bisa semua kota di suatu negara di tata sama rata karena

    masing – masing daerahnya memiliki budaya yang berbeda. !erutama perbedaan yang jelas dapat dilihat dari pembangunan kota di negara

    1

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    2/106

    maju dan negara berkembang. Konsep yang dilakukan di negara maju belum tentu bisa diterapkan begitu saja di ndonesia karena bermacam

    faktor. Perbedaan fisik alam, budaya, arsitektural, dan persoalan yang dihadapi masing – masing wilayah merupakan beberapa sebab ketidak 

    sesuaian konsep dari negara maju untuk ndonesia.

    #ilihat dari beberapa faktor perbedaan, maka ndonesia butuh pendekatan dan penelitian dalam mengembangkan konsep perancangan

    kota yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ndonesia berdasarkan dari aspek sosial, ekonomi, budaya, arsitektural, dan sebagainya. &aka

    dari itu diperlukan re'iew teori tentang perancangan kota dari berbagai sumber untuk dapat dipahami dengan baik dan dapat di terapkan untuk 

    merancang kota – kota di ndonesia yang lebih baik kedepannya.

    2

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    3/106

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    (.) Kota

    (.).) Pengertian Kota

    Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, dimana di dalamnya terdapat berbagai kegiatan dan akti'itas yang

    dilakukan oleh masyarakat, baik secara sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, politik, dan lain % lainnya. *dapun definisi kota

    menurut beberapa ahli antara lain+

    *. *rnos $apoport

    Kota suatu permukiman yang relati'e besar, padat, permanen, terdiri dari kelompok indi'idu – indi'idu yangheterogen dari segi sosial. Secara modern dapat di definisikan suatu permukiman dirumuskan bukan dari ciri

    morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang – ruang efektif melalui pengorganisasian ruang

    dan hirarki tententu.

    B. amid Shir'ani

    Kota adalah adanya unsur – unsur fisik pembentuk suatu kota, meliputi peruntukan lahan, tata bangunan,

    sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, jalur pedestrian, akti'itas pendukung, signage dan preser'asi.

    -. &a /eber  

    Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di

     pasar lokal.

    3

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    4/106

    #apat disimpulkan menurut pengertian para ahli dan ditambah dengan kenyataan yang tampak pada saat ini dalam sudut

     pandang geografi, kota merupakan suatu daerah yang memiliki wilayah batas administrasi dan bentang lahan luas, penduduk 

    relati'e banyak, adanya heterogenis penduduk, sector agraris sedikit atau bahkan tidak ada, dan adanya suatu sistem

     pemerintahan.

    (.).( Sejarah Pembentukan Kota

    &enurut *0mar 1(2)(3, terbentuknya sebuah kota yang berada di suatu negara biasanya ber'ariasi, tetapi memiliki inti

    yang sama. !erbentuknya kota juga bisa dikatakan dengan diawali sebuah pertemuan antara penduduk sebuah desa dengan

     penduduk disekitarnya baik untuk transaksi keperluan hidup, tempat pengumpulan barang atau tukar menukar barang.

    Selanjutnya akan ada yang bermukim di sekitar tempat iitu dan pemukiman itu menjadi semakin besar. #atang pula penduduk 

    dari daerah sekitar ke tempat itu yang kemudian membentuk sebuah kota atau bahkan menjadi kota besar.

    Kota dapat terbentuk sejak terjadinya kerumunan tempat tiggal manusia yang relati'e padat pada suatu kawasan tertentu

    dibanding dengan kawasan disekitarya. Kawasan yang disebut kota penduduknya bukan bermata pencaharian yang berkaitan

    dengan alam, melainkan di bidang pemerintah, industri dan jasa. !ahapan kota itu sendiri dimulai dari kota kuno, kota

     praindustri, kota industri, kota modern, kota global, dan kota kosmopolitan.

    Kota juga sebagai puat perdagangan pada 0aman sebelum re'olusi industry. Kemudian pada 0aman modern, kota menjadi

     pusat industri, produksi dan jasa. Karakteristik perkembangan dan pertumbuhan kota dapat disoroti dari berbagai macam segi.

    Pengamat perkotaan dapat mengenali pertumbuhan suatu kota atas dasar keadaan fiskalnya, keadaan sosio%kultural atau

    keadaan tekniko%kultural. Pada dasarnya bahwa apa yang dikemukakan para ahli mengenai pertumbuhan suatu kota hanyalah

     bersifat hipotetikal. 4amun demikian, makin majunya sistem informasi mengenai keadaan pertumbuhan suatu kota, seiring

    4

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    5/106

    dengan kemajuan teknologi di bidang in'entarisasi data, suatu pertumbuhan kota dapat dimonitor dengan cepat dan tepat,

    terutama keadaan fiskalnya.

    (.).5 Permasalahan dan Kondisi Kota

    &enurut &arkus 6ahnd 1(2273, dalam situasi perkotaan besar tidak pernah lepas dari permasalahan yang terjadi di

    dalamnya. Beberapa masalah diantaranya sebagai berikut +

    *. &asalah pada kota – kota besar 

    Perpindahan penduduk dari desa ke kota yang terus bertambah membuat perkembangan ekonomi kota tidak 

    dapat mengimbangi hal ini, karena banyaknya pendatang yang terjun dalam sector ekonomi yang lemah dengan

     produksi dan pendapatan yang kecil ditambah banyaknya pengangguran. #inamika kota tersebut mengakibatkan

    kota sebagai berikut +

    ). Bentuk dan 8kuran Kota

    Pertumbuhan kota yang sangat cepat bersamaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi di

     pusat kota. Selain itu, pusat kota sebagai kawasan perdagangan menjadikan fisik kota sangatlah

     berubah ditambah dengan pembangunan alur sirkulasi umum kota yang berkesan metropolitan.

    (. Sirkulasi Kota

    Pembangunan sistem lalu lintas yang tidak banyak berkembang menyebabkan transportasi

    masal sangat jarang adanya dan penyusunan angkutan umum yang tidak terkoordinasi dengan

     baik. &enurut estin &ulyandari 1(2))3, masalah lalu lintas, daya beli masyarakat terhadap

    mobil, sepeda motor dan kendaraan jenis lainnya meningkat sehingga beberapa ruas jalan cukup

    5

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    6/106

     padat. &asalah kepadatan lalu lintas juga menyebabkan terjadinya pelebaran jalan secara terus – 

    menerus, mengakibatkan penggusuran bangunan yang berada di tepi jalan, yang tentunya akan

    menimbulkan masalah sosial antara pemilik bangunan dengan pemerintah karena uang ganti rugi

    tidak sesuai dengan yang diharapkan para pemilik bangunan.

    5. Prasarana Kota

    #istribusi prasarana perkotaan sangatlah berbeda antar kota. *da kawasan yang memiliki

     prasarana lengkap dan ada pula kawasan yang sangatlah minim prasarananya. !erdapat juga

    kawasan yang menjamurnya tempat – tempat hiburan, sarana ibadah yang digunakan kelompok 

    tertentu untuk kegiatan yang bersifat politis.

    9. klim Kota

    Perkembangan di kota – kota besar menyebabkan perubahan iklim baik di dalam maupun

    di luar kota. Perubahan ini dikarenakan panas dan kebisingan yang bertambah besar. al ini

    mengakibatkan tumbuhnya penyakit slauran pernafasan khusunya pada ornag tua dan anak – nak.

    Kepadatan pembangunan pada kota besar juga mengakibatkan pembabatan habis lahan hijau

    sehingga menyebabkan penggunaan penghawaan buatan semakin banyak.

    :. &asalah sosial

    &asalah sosial merupakan perluasan masalah indi'idual biasanya timbul dari masalah fisik 

    atau persengketaan antara dua kelompok atau lebih yang biasanya selalu terjadi dalam keadaan

     berulang. Berbagai masalah yang timbul dan dihadapi di perkotaan antara lain+

    a. Pedangan asongan dan kaki lima merupakan dampak negatif dari urbanisasi. b. &asalah pembebasan tanah dibeberapa bangunan yang akan dijadikan ruang terbuka

    kota masih sering menimbulkan protes dan tidak puasnya masyarakat terhadap ganti

    ruginya.

    c. Banyaknya masalah S*$* yang menjurus pada tindak anarkis.

    d. &asalah pengangguran

    6

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    7/106

    ;. &asalah Lingkungan

    Pembangunan kota yang tidak terencana dan tidak tertata dengan baik akan menimbulkan

     banyak permasalahan, baik fisik, sosial maupun ekonoi yang saling berkaitan dan saling

    mempengaruhi. #emikian pula dengan desakan penduduk yang semakin tinggi terhadap lahan

    yang terbatas akan menyebabkan tumbuhnya pemanfaatan ruang diluar batas toleransi, seperti

     penebangan 'egetasi dan mengubah lahan yang semula menjadi hunian penduduk dengan segala

    kegiatan penunjang lainnya.

    B. &asalah Penerapan Perencanaan Kota

    ). Proses yang rumit

    (. Pengontrolan yang lemah

    5. Pengarahan yang minim

    9. Perencanaan selalu berorientasi pada pencapaian tujuan berjangka panjang yang sering meleset

    akibat banyaknya ketidakpastian serta terdapat jenis – jenis perencanaan yang disusun dengan

    landasan pemikiran pemecahan masalah secara ad hoc yang berjangka pendek, kurang kawasan luas.

    :. Perencanaan tata ruang terlalu ditekankan pada aspek fisik dan 'isual 1tata guna lahan, sistem

     jaringan jalan dan infrastruktur atau prasan lingkungan3

    ;. Keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan selama ini terkesan sebagai selogan

     belum terlihat dalam kenyataan

    7. Peran masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup masih snagat terbatas

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    8/106

    Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kota adalah bentuk dan pola kota. Pola suatu kota

    tersebut dapat menggambarkan arah perkembangan dan bentuk fisik kota. "kspresi keruangan morfologi kota secara

    umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu +

    1. Bentuk kompak a. Bujur sangkar 1 the square cities 3

    Perluasan kota ke segala arah yang relatif seimbang dan kendala fisik tidak begitu berarti. *danya

     jalur transportasi pada sisi – sisi memungkinkan terjadinya percepatan pertumbuhan areal kota pada jalur 

    yang bersangkutan.

    b. Kipas 1 fan shaped cities 3

    &erupakan bentuk sebagian lingkaran. Ke arah luar lingkaran kota yang bersangkutan mempunyai

    kesempatan berkembang yang relatif seimbang. Pada bagian – bagian lainnya terdapat beberapa hambatan

     perkembang areal kekotaannya yang dapat diklasifikasikan menjadi (, yaitu hambatan alami 1 perairan

    dan pegunungan 3, hambatan artificial 1 saluran buatan, 0oning dan ring road 3.

    8

    Gambar 2.1 Bentuk Bujur Sangkar 

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    9/106

    c. Persegi panjang 1 the rectangular cities 3

    &elihat bentuknya sudah terlihat jelas bahwa dimensi memanjang sedikit lebih besar daripada dimensi

    melebar.

    d. Pita 1 ribbon shaped cities 3

    Perluasan kota paling ideal serta pengembangan sambung dalam segala arah.

    9

    Gambar 2.2 Bentuk Kipas

    Gambar 2.3 Bentuk Persegi Panjang 

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    10/106

    e. Bulat 1 rounded cities 3

    Perluasan kota paling ideal serta pengembangan sambung dalam segala arah.

    f. >urita?bintang 1 octopus shaped cities 3

    Perluasan kota didominasi oleh jalur transportasi dari segala arah.

    10

    Gambar 2.4  Bentuk Pita

    Gambar 2.5  Bentuk Bulat 

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    11/106

    g. !idak berpola 1 unpattern cities 3

    Perluasan kota dipengaruhi oleh bentuk lahan khusus 1pulau3.

    (. Bentuk tidak kompak 

    a. Berantai 1 chained cities 3

    Kota ini seolah – olah merupakan mata rantai yang dihubungkan oleh rute transportasi sehingga

     peran jalur transportasi sangat dominan.

    11

    Gambar 2.6  Bentuk Gurita

    Gambar 2.7 Tidak Berpola

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    12/106

     b. !erpecah 1 fragment cities 3

    Perluasan areal kota tidak langsung menhatu dengan induk tapi cenderung membentuk ecla'es

    1 umumnya berupa daerah pemukiman yang berubah dari sifat pedesaan menjadi sifat perkotaan 3

    12

    Gambar 2.8  Bentuk Berantai

    Gambar 2.9  Bentuk Terpecah

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    13/106

    c. !erbelah 1 split cities 3

    Bentuk kota kompak namun terbelah perairan yang lebar. Kota tersebut terdiri dari dua bagian yang

    terpisah yang dihubungkan dengan jembatan – jembatan.

    d. Satelit 1 stellar cities 3

    Bentuk kota yang didukung oleh majunya transportasi dan komunikasi yang akhirnya tercipta bentuk kota

    megapolitan.

    13

    Gambar 2.10  Bentuk Terbelah

    Gambar  2.11 Bentuk Satelit 

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    14/106

    (.).: Klasifikasi kota

    ). Berdasarkan jumlah penduduk 

    a. Kota kecil + (2.222 – :2.222 jiwa b. Kota sedang + :2.222 – )22.222 jiwa

    c. Kota besar + )22.222 – ).222.222 jiwad. &etropolitan + ).222.222 – :.222.222 jiwa

    e. &egapolitan + @ :.222.222 jiwa

    (. Berdasarkan fungsi?pembentukan sejarah

    a. Kota sebagai pusat kebudayaan

     b. Kota sebagai pusat industry

    c. Kota sebagai pusat pemerintahan

    d. Kota sebagai pusat perdagangan

    e. Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan

    (.).; Perkembangan Kota

    >riffith !aylor 1)=:

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    15/106

    93 Stadium Senile

    Kemunduran kota dikarenakan kurangnya pemeliharaan yang dapat disebabkan faktor ekonomi dan politik.

    ). Perkembangan kota menurut asal pertumbuhan

    )3 Secara alamiah

    #imana umumnya terjadi pada kota di masa lalu yang perkembangannya didasarkan pada kegiatan

    manusia. 8ntuk infrastrukturnya dibangun secara tidak teratur dan tidak mempertimbangkan untuk 

     perkembangan kota masa depan.

    a. Penyebaran secara konsentris

    Perkembangan kota dimana pusat kotanya sebagai inti.

     b. Pertumbuhan berbentuk satelit

    *danya kota – kota lain disekitar kota utama, dimana secara ekonomi kota – kota tersebut masih

     bergantung dengan kota intinya.

    15

    Gambar 2.12 Penyebaran secara konsentris

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    16/106

    c. Pertumbuhan secara terpencar 

      Pola kota yang disusun secara tidak teratur?meloncat.

    (3 Secara terencana

    Perkembangan kota yang disusun secara terstruktur oleh perencana?perancang kota. Serta memperhatikan

    aspek kegiatan manusia secara rasional untuk menghindari konflik di masa depan.

    (. Perkembangan kota menurut arah pertumbuhan

    16

    Gambar 2.13  Pertumbuhan berbentuk satelit 

    Gambar 2.14  Pertumbuhan secara terpencar 

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    17/106

    )3 Secara hori0ontal

    -ara perkembangannya mengarah ke luar. *rtinya, pertumbuhan dan perkembangan meluas ke segala arah

    yang memungkinkan mengenai kota masa depan. Salah satu keuntungannya ialah lahan – lahan yang tersisa

    dapat dijadikan sebagai ruang terbuka.

    (3 Secara ertikal

    -ara perkembangannya mengarah ke atas. *rtinya, bangunan – bangunan kota yang dikembangkan secara

     bertingkat. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota 1dimana harga lahan mahal3 dan di pusat

     – pusat perdagangan yang memiliki potensi ekonomi.

    17

    Gambar 2.15  Perkembangan Horizontal 

    Gambar 2.16 Perkembangan ertikal 

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    18/106

    53 Secara nterstisial-ara perkembangannya mengarah ke dalam. *rtinya, daerah dan ketinggian bangunan – bangunan tetap sama,

    sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di ppusat kota

    dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasi dan hanya dapat dipadatkan.

    5. Perkembangan menurut teknologi dan peradaban

    )3 Case &e0o !eknik 

    Perkembangan kota yang bergantung pada sumber daya angina dan air.

    (3 Case Paleo !eknik 

    Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan adalah uap air yang mesinnya terbuat dari besi dan

     baja.

    53 Case 4eo !eknik 

    Perkembangan kota yang suber tenaga yang digunakan adalah bensin dan uap air.

    18

    Gambar 2.17 Perkembangan !nterstisial 

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    19/106

    9. Perkembangan dari segi fisik dan budaya

    Lewis &unford mengklasifikasikan perkembangan kota dari segi fisik dan budaya menjadi ;, diantaranya +)3 "opolis

    &erupakan awal pembentukkan benih sebuah kota yang dicirikan dengan adanya perkampungan.

    Kegiatan masyarkat pada tahap ini masih terfokus pada sektor pertanian, pertambangan, perkebunan dan

     perikanan.

    (3 Polis

    !ahap ini dicirikan dengan munculnya pasar di tengah perkampungan serta mulai berdirinya industri

    kecil. Pengaruh industri pada tahap ini masih belum begitu besar.

    53 &etropolis

    !ahap ini kenampakan struktur ruang kota sudah berkembang cukup besar. Pengaruh kota sudah terasa

    hingga daerah sekitarnya sehingga banyak ditemukan kota satelit atau daerah penyokong kota utama.93 &egapolis

    !ahap ini dicirkan dengan perilaku manusia di atasnya yang hanya berorientasi materi. Sistem birokrasi

    yang buruk dan standarisasi produk lebih dipentingkan pada tahap ini. -ontoh tahap ini adalah Kota Paris

     pada abad ke )

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    20/106

    atau tahap%tahap tersebut. untuk memulai proses penataan kota dibutuhkan pedoman yang berupa $encana #etail

    !ata $uang 1$#!$3.

    #i dalam 8ndang%8ndang 4o. (; !ahun (227 tentang Penataan $uang, $encana #etail !ata $uang 1$#!$3

    Kota, merupakan penjabaran dari $encana 8mum !ata $uang /ilayah Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota. #engan kata lain $encana #etail !ata

    $uang Kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan

    ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif.

    20

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    21/106

    ). Standar !ata $uang Kota

    Struktur dan sistematika $encana #etail !ata $uang Kota memuat langkah%langkah penentuan tujuan dan sasaran

     pembangunan kawasan perencanaan, perumusan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan, identifikasi potensi dan

    masalah kawasan, analisis ruang makro dan mikro kawasan, perumusan kebutuhan pengembangan dan penataan ruang

    kawasan, perumusan rencana detail tata ruang kawasan, pengaturan ketentuan amlop ruang, dan ketentuan pengendalian

     pemanfaatan ruang, sebagaimana digambarkan dalam uraian berikut.

    21

    Gambar 2.18 Gambar alur tata ruang 

    kota

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    22/106

    ). Pengumpulan dan pengolahan data

    a. n'entarisasi b. "laborasi

    (. *nalisa kawasan perencanaan

    a. *nalisa struktur kawasan perencanaan

     b. *nalisa peruntukan blok rencanac. *nalisa prsarana transportasi

    d. *nalisa Casilitas 8mum

    e. *nalisa utilitas umum

    f. *nalisa amplop ruang

    g. *nalisa kelembagaan dan peran serta masyarakat

    5. Perumusan dan ketentuan teknis rencana detail

    a. Konsep rencana

     b. Produk rencana detail tata ruang)3 $encana struktur ruang kawasan

    (3 $encana peruntukan blok

    53 $encana penataan bangunan dan lingkungan 1amplop ruang393 ndikasi Program pembangunan

    :3 Legalisasi rencana detail tata ruang

    9. Pengendalian rencana detail

    a. !ujuan b. Komponen pengendalian

    )3 6onasi(3 *turan insentif dan disinsentif

    53 Perijinan dalam pemanfaatan ruang

    c. Pengendalian Pemanfaatan $uang &elalui Pengawasan

    :. Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat

    22

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    23/106

    a. Peran kelembagaan,

     b. Peran serta masyarakat

    (. Landasan ukum

    Semua kegiatan yang berlangsung di suatu negara selalu terikat oleh hukum yang berlaku di negara tersebut, seperti

    halnya dalam menata tata ruang kota. peraturan%peraturan tingkat nasional dalam tata ruang kota tercantum di +

    ). Peraturan &enteri P8 4o.2)?P$!?&?(2)5 Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi #alam Penetapan

    $ancangan Peraturan #aerah !entang $encana $inci !ata $uang

    Kabupaten?Kota

    (. Peraturan Presiden 4o. (< !ahun (2)( $encana !ata $uang Pulau Aawa%Bali

    5. Peraturan Presiden 4o. )5 !ahun (2)( $encana !ata $uang Pulau Sumatera

    9. Peraturan Presiden 4o. 5 !ahun (2)( $encana !ata $uang Pulau Kalimantan

    :. Peraturan Presiden 4o.;( !ahun (2)) !entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan &edan, Binjai, #eli

    Serdang, dan Karo

    ;. Peraturan Presiden 4o.:: !ahun (2)) !entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan &akassar, &aros,

    Sungguminasa, !akalar 

    7. Peraturan Presiden 4o.9: !ahun (2)) !entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan #enpasar, Badung, >ianyar,

    dan !abanan.

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    24/106

    )9. 8ndang % undang 4o.9 !ahun (22= Pertambangan &ineral dan Batubara

    ):. Peraturan &enteri P8 4o.)7?P$!?&?(22= Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Kota

    );. Peraturan &enteri P8 4o.);?P$!?&?(22= Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Kabupaten

    )7. Peraturan &enteri P8 4o.):?P$!?&?(22= Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Pro'insi

    )

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    25/106

    (227 Kawasan $awan >empa Bumi

    55. Peraturan &enteri P8 4o. ((?P$!?& !ahun

    (227Pedoman Penataan $uang Kawasan $awan Bencana Longsor 

    59. Peraturan &enteri P8 4o. 92?P$!?& !ahun

    (227

    Pedoman Perencanaan !ata $uang Kawasan $eklamasi Pantai

    5:. Peraturan &enteri P8 4o. 9)?P$!?& !ahun

    (227Pedoman Kriteria !eknis Kawasan Budidaya

    5;. Peraturan &enteri P8 4o. 2:?P$!?& !ahun

    (22<

    Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan $uang !erbuka ijau di Kawasan

    Perkotaan

    57. Keputusan &enteri Kimpraswil 4o.

    5(7?KP!S?& !ahun (22(Penetapan ; 1"nam3 Pedoman Bidang Penataan $uang

    5

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    26/106

    9

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    27/106

    )3 8ndang%8ndang 4omor (; !ahun (227 tentang Penataan $uang +

    • Pasal ;: *yat1)3, FPenyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan

     peran msyarakatFG

    • Pasal ;: *yat1(3, FPeran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat1)3

    dilakukan, antara lain melalui +

    a. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruangG

     b. Partisipasi dalam pemanfaatan ruangG

    c. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang

    (3 Peraturan Pemerintah 4omor ): !ahun (2)2 tentang Penyelenggaraan Penataan $uang +

    • Pasal (2, FProsedur penyusunan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal )= *yat 1)3

    meliputi +

    a. Proses penyusunan rencana tata ruangG

     b. Pelibatan peran masyarakat dalam perumusan konsepsi rencana tata ruangG dan

    c. Pembahasan rancangan rencana tata ruang oleh pemangku kepentinganF

    27

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    28/106

    • Pasal ;) *yat 1)3, FProsedur penyusunan rancana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal (2

    untuk $encana #etail !ata $uang meliputi +

    a. Proses penyusunan $encana #etail !ata $uangG

     b. Pelibatan peran masyarakat pada tingkat kabupaten?kota dalam penyusunan $encana #etail !ata

    $uangG dan

    c. Pembahasan rancangan $encana #etail !ata $uang oleh pemangku kepentingan di tingkat

    kabupaten?kotaF sebagaimana ditambahkan pada penjelasan Pasal ;) *yat 1)3 uruf b, FPelibatan

     peran masyarakat dalam penyusunan $encana #etail !ata $uang antara lain dilakukan melalui

     penjaringan opini publik, forum diskusi, dan konsultasi publik pada tingkat kabupaten?kotaF

    53 Peraturan Pemerintah 4omor ;< !ahun (2)2 tentang Bentuk dan !ata -ara Peran &asyarakat dalam Penataan

    $uang +

    • Pasal ;, FBentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berupa +

    a. masukan mengenai + )3 Persiapan penyusunan rencana tata ruangG (3 penentuan arah

     pengembangan wilayah atau kawasanG 53 pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan

    wilayah atau kawasanG 93 perumusan konsepsi rencana tata ruangG dan?atau penetapan rencana tata

    ruang

    28

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    29/106

     b. kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah #aerah, dan atau sesama unsur masyarakat dalam

     perencanaan tata ruang.

    • Pasal 7 *yat 1)3, FPemerintah dan atau Pemerintah #aerah dalam perencanaan tata ruang dapat secara

    aktif melibatkan masyarakatG

    • Pasal 7 *yat 1(3, F&asyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1)3 adalah yang terkena dampak

    langsung dari kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian di bidang penataan ruang, dan atau

    yang kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian di bidang penataan ruang, dan atau yang

    kegiatan pokoknya di bidang penataan ruang.

    (.( Perancangan Kota 1#esain 8rban3

    (.(.) #efinisi perancangan kota

    Peter /ebber mendefinisikan desain urban sebagai Hproses membentuk suatu kota melalui waktuH. Aerry Spencer 

    menggambarkannya sebagai Hmenciptakan sebuah kehidupan publikH. 8ntuk -armona, eath, Ec and !iesdell adalah Hproses

    yang nantinya akan membentuk tempat yang layak bagi orang%orangH. Seorang ahli desain urban #oug Paterson,

    mendefinisikan desain urban sebagai Hpenyatuan antara masyarakat dengan konteks urban itu sendiri yang nantinya akan

    menjadi struktur kotaH. Peter Batchelor and #a'id Lewis menjelaskan desain urban sebagai Hmendesain perkotaanH.

    8rban #esain adalah perpaduan disiplin ilmu perencanaan dan arsitektur, dalam menciptakan ? memperbarui identitas dan

    kebanggan lokal, melalui peningkatan citra 'isual dan kualitas lingkungan perkotaan. Dakni dengan memberikan deskripsi

    29

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    30/106

    kebijakan berbentuk tiga dimensi sebagai bagian dari perencanaan yang komprehensif. #isiplin ini fokus pada perancangan

     public realm , yang diciptakan oleh ruang publik dan bangunan%bangunan yang membentuk ruang tersebut.

    (.(.( !ujuan perancangan kota

    Spreiregen, Paul #., 1)=;:3 tujuan perancangan kota antara lain+

    a. membuat kota lebih manusiawi

     b. menghubungkan bentuk fisik kota dengan keadaan alam, misal orientasi

    c. menselaraskan urban dengan alam

    d. menciptakan ruang%ruang kota yang berkualitas

    e. menjadikan kota sebagai suatu pelabuhan keanekaragaman.

    (.(.5 !eori Perancangan Kota

    ). !eori Cigure ? >round

    !eori figure ground merupakan pengetauhan mengenai tata kota sebagai hubungan testural antara bentuk yang

    duibangun 1building mass3 dan ruang terbuka 1open space3. *nalisis figure ground adalah sarana yang baik untuk 

    mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola%pola sebuah tata ruang perkotaan, serta masalah keteraturan masa ruang

     perkotaan. Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk mengolah pola eisting figure ground dengan cara penambangan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa

     bangunan 1urban solid3 dengan ruang terbuka 1urban 'oid3.

    30

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    31/106

    !ipe urban solid terdiri dari massa bangunan, persil lahan blok hunian yang ditonjolkan, dan edges yang berupa

     bangunan.

    Gambar 2.19 "rban solid kota

    !ipe urban 'oid terdiri dari+

    a. $uang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara public dan pri'at

     b. $uang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi pri'at sampai pri'at

    c. Aaringan utama jalan dan lapangan bersifat public karena mewadahi akti'itas publik berskala kota

    d. *rea parkir public bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preser'asi kawasan hijaue. Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan cur'alinier. !ipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan

    semua yang alami dan basah.

    !erdapat tiga prinsip open space dalam fokus kota, yaitu+

    a. Epen space adalah ruang terbuka yang lebih berarti dari pada sesuatu yang kosong saja.

     b. Epen space dibentuk secara organis atau teknis oleh benda%benda yang membatasinya.

    c. Epen space dapat dilihat dari aspek fungsional public space dan semi public space.

    31

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    32/106

     Secara prinsip, ruang terbuka yang terbuka dibutuhkan serta digunakan dalam setiap kota.

    Gambar 2.20 "rban %oid kota

    Pola%pola tekstur perkotaan dapat sangat berbeda karena perbedaan tekstur pola%pola tersebut mengungkapkan perbedaan rupa kehidupan dan kegiatan masyarakat perkotaan secara arsitektural. #i dalam pola%pola kawasan kota

    secara tekstural mengekspresikan rupa kehidupan dan kegiatan perkotaan secara arsitektural dapat diklasifikasikan

    dalam tiga kelompok, yaitu

    32

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    33/106

    a. Susunan kawasan bersifat homogen yang jelas, dimana ada satu pola penataan.

    Gambar 2.21  Ka&asan bersifat homogen

     b. Susunan kawasan yang bersifat heterogen, dimana dua atau lebih pola berbenturan.

    Gambar 2.22  Ka&asan bersifat heterogen

    c. Susunan kawasan yang bersifat menyebar dengan kecenderungan kacau

    33

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    34/106

    Gambar 2.23  Ka&asan bersifat menyebar dan agak kacau

    #alam teori figure ground, maka skala kota terdiri dari dua macam, yaitu+a. Skala makro besar 

    #alam skala makro besar, figure?ground memperhatikan kota keseluruhannya. *rtinya, sebuah kota yang

    kecil dalam skala ini menjadi tidak terlalu penting, karena gambar figure?ground secara makro besar berfokus

     pada ciri khas tekstur dan masalah tekstur sebuah kota secara keseluruhannya.

    Gambar 2.24  'igure ground dalam skala makro besar (kota)

     b. Skala makro kecil

    34

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    35/106

    #alam skala makro kecil, biasanya yang diperhatikan adalah sebuah figure?ground kota dengan fokus pada

    satu kawasan saja. *rtinya, pada skala ini kota secara keseluruhan tidak terlalu penting, karena gambar 

    digure?ground secara makro kecil berfokus pada ciri khas tekstur dan maslah tekstur sebuah kawasan secara

    mendalam.

    Gambar 2.25  'igure ground dalam skala makro kecil (ka&asan)

    (. !eori Linkage

    !eori ini di dasarkan pada hubungan antar unsure atau elemen pembentuk ruang digambarkan oleh jalan, parkir, rute

     pejalan kaki, ruang terbuka atau rangkaian secara fisik menghubungkan bagian kota. Penekannya pada perhatian

     pengolahan sistem pergerakan dan infrastruktur diatas pola ruang terbuka 1'oid3. #alam konteks arsitektur kota, lingkage

    menunjukan hubungan akti'itas?pergerakan dari beberapa 0ona makro?mikro dengan atau tanpa keragaman fungsi, yang

     bertalian aspek fisik, historis, ekonomi, sosial, budaya dan politik.

    Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda. Linkage perkotaan akan dikemukakan

    dalam 5 pendekatan, yaitu+a. Linkage isual

    stilah linkage 'isual memiliki arti bahwa dua atau lebih banyak fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan secara

    'isual. #alam linkage 'isual terdapat lima elemen yang menghasilkan hubungan secara 'isual yaitu+

    )3 >aris

    35

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    36/106

    &engubungkan langsung dua tempat dengan satu deretan?linier massa 1bangunan, pohon dll3 yang cenderung masif.

    (3 Koridor #i bentuk oleh dua deretan massa 1bangunan atau pohon 3 membentuk sebuah ruang.

    53 Sisi

    Sama dengan elemen garis namun bedanya hanya pada penepatan masif berada di belakang.

    93 Sumbu

    "lemen bersifat spasial, serta hubungan daerah satu dengan yang lain dengan mengutamakan salah satu wilayah?daerah.

    :3 rama

    &enghubungkan dua tempat dengan 'ariasi massa dan ruang.

    Gambar 2.26 *ontoh linkage %isual pada Kota S&iss

     b. Linkage Struktural

    Linkage struktual adalah sebuah jaringan kolase?tekstur figure ground?solid 'oid yang menjadi satu kesatuan dalam

    tatanan. Cungsi linkage struktural pada ruang kota yaitu berfungsinya pola ruang perkotaan dan bangunanya dengan

     baik sebagai stabilisator dan koordinator di adalam lingkungan, jika hal ini tidak sebagaimana mestinya maka yang

    terjadi kekacauan pemahaman terhadap bentuk, wujud, serta fungsi teradap prioritas penataan kawasan.

    Berikut adalah elemen%elemen pembentuk linkage struktrual+

    )3 !ambahan

    Secara struktural melanjutkan pola eksisting yang ada, namun di tambahkan bentuk ruang maupun massa

    yang relati'e cenderung sama sehingga tidak mengurangi pemahaman lokasi?konteks, serta penambahan itu

     juga masih dapat di pahami sebagai unsur tambahan.

    (3 Sambungan

    36

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    37/106

    *dalah elemen linkage struktural sambungan yaitu mengenakan pola massa?ruang kota yang relati'e

     baru?berbeda, dikarenakan biasanya memiliki fungsi istimewa.

    53 !embusan

    !embusan ini merangkum pola yang telah di eksisting, sehingga relatif rumit, karena fungsinya menyatukan

    dengan hanya mengadopsi bentuk di lingkungannya, tanpa memaknai kehadirannya sendiri.

    Gambar 2.27 *ontoh linkage struktural pada Kota S&edia

    c. Linkage Bentuk 

    #i dalam realitas perkotaan dan perancangannya, sering dilupakan bahwa sebuah kota memiliki arti lebih luas

    daripada jumlah gedung dan prasarananya saja. Sebuah kota hanya akan berarti sebagai sejumlah unit%unit. Sebuah

    kota bukan sekedar rangkaian sejumlah unit%unit secara 'isual maupun struktural, namun ada juga bentuk%bentuk 

    rupa kolektif. Karena sebuah kota banyak memiliki kolektif ciri khas, organisasi dan bentuk yg bersifat kolektif.

    "lemen elemen linkage bentuk diantaranya +

    +) *ompositional formBentuk komposisi merancang objek%objek komposisi dua demensi dan indi'idual yang terhubung abstrak 

    satu dengan yang lain Linkage cenderung diasumsikan pengamat, dan tidak memperhatikan fungsi ruang

    terbuka.

    ,) -egaform

    37

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    38/106

    &egaform?bentuk mega menghubungkan struktur%struktur seperti bingkai yang linear atau sebagai grid.

    Linkage di capai melalaui hierarki yang bersifat open ended.

    /) Groupform

    >roupform muncul dari penambahan akumulasi bentuk dan struktur yang biasaberdiri disamping ruang

    terbuka publik, dalam ini linkage di kembangkan secara organis.

    Gambar 2.28 -ontoh penggunaan linkage bentuk elemen megaform

    5. !eori Place

    !eori Place berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia

    terhadap ruang fisik. Space adalah 'oid yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place

    apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Sebuah place dibentuk sebagai

    sebuah space jika memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya. Suasana itu tampak dari bendakonkret 1bahan, rupa, tekstur, warna3 maupun benda yang abstrak, yaitu asosiasi kultural dan regional yang dilakukan oleh

    manusia di tempatnya. Sebuah tempat 1place3 akan terbentuk bila dibatasi dengan sebuah 'oid, serta memiliki ciri khas

    tersendiri yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya 16ahnd, )===3.

    38

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    39/106

    !eori place terdiri dari dua jenis, yaitu+)3 Konteks

    Suatu perancangan yang kontekstual merupakan hasil dari suatu proses megalihkan arti lingkungan ke dalam sebuah

    objek baru. Selain itu suatu perancanngan secara kontekstual tidak boleh mengabaikan kontras karena kontras

    dibutuhkan untuk meciptakan sebuah lingkungan yang menrik dan kreatif.

    a3 #inamis

    $uang dinamis sering disebut sebagai street atau jalan memiliki kaitan tersendiri antara bentuk dan fungsinya,

    sehingga Spiro Kostof dengan tepat mengatakan bahwa ruang dinamis yang disebut sekaligus adalah elemen dan

    institusi perkotaan.

    Gambar 2.29  0lemen Place Konteks 1inamis

     b3 StatisKaraker ruang terbuka yang bersifat statis di dalam kota hanya dianggap sebagai tempat estetika perkotaan. Eleh

    sebab itu, karakter tempat tersebut hanya digolongkan pada geometrinya saja tanpa memperhatikan fungsi kota.

    39

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    40/106

    Gambar 2.30  0lemen place konteks statis

    (3 -itra Kota

    Ke'in Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh : elemen pembentuk citra kota, yaitu +

    a3 Paths

    Suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah . Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki,kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.

    Gambar 2.31 Gambar   dan *ontoh Paths pada kota

    40

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    41/106

     b3 "dges

    "lemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara ( jenis fase kegiatan.

    "dges berupa dinding, pantai, hutan kota, dan lain%lain.

    Gambar 2.31 Gambar dan *ontoh 0dges pada kota

    c3 #istricts

    #istricts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan

    'isual. *rtinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.

    41

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    42/106

    Gambar 2.33 Gambar dan *ontoh 1istricts pada kota

    d3 4odes

    Berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana

    transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.

    42

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    43/106

    Gambar 2.34 Gambar dan *ontoh 2odes pada kota

    e3 Landmark !itik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung,

    sculpture, kubah dan lain%lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau

    kawasan.

    Gambar 2.35 *ontoh 3andmark pada kota

    (.(.9 Lingkup bidang perancangan kota

    8ntuk merumuskan unsur%unsur bentuk fisik kota, perlu dirumuskan terlebih dulu domain atau lingkup bidang

     perancangan kota. Seperti telah dijelaskan di bagian sebelumnya, perancangan kota 1urban design3 dalam hal ini dipandang

    sebagai bagian dari proses perencanaan kota 1urban planning 3 yang berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan kota. #alam hal

    43

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    44/106

    kualitas fisik ini, perencana dan perancang kota tidak akan dapat merancang seluruh unsur bentuk fisik kota, kecuali bila yang

    dihadapi kota baru atau kawasan kosong yang akan direncanakan 1Shir'ani, )=

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    45/106

    !ata guna lahan merupakan unsur pokok dalam desain urban yang menentukan dasar perencanaan dalam dua

    dimensi, bagi terlaksananya ruang tiga dimensi. !ata guna lahan merupakan pengaturan suatu lahan dan keputusan

    untuk menggunakan lahan untuk maksud tertentu sesuai dengan peruntukanya.

    #alam peruntukan lahan terdapat pembagian penggunaan lahan menjadi kelompok%kelompoksesuai dengan

    interaksi antara unsur manusia, akti'itas, dan lokasipertama menghasilkan land use plan dengan pengelompokan

    akti'itas, funsi, dan karakter tertentu, kedua menghasilkan land use plan sebagai pembagian penggunaan lahan

    yang terbatas. 8ntuk masa yang akan datang, kebijakan mi use digunakan untukmeningkatkan kehidupan (9

     jam, dengan jalan memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas pejalan kaki, dan pengguna yang lebih baik dari system%

    sistem infrastruktur, analisa%analisa dasar lingkungan alam dan perbaikan atau meningkatkan system infra

    strukturdengan rencana serta operasi pemeliharaan.

    #alam intensitas pembangunan de'eloperakan mendapatkan ijin membangunhingga C*$ maksimum, sebagai

     bonus dari kompensasi dari kesediaan membangun fasilitas tambahan bagi kepentingan umum. *turan 0oning

    memperhatikan aspek fisik bangunan yang memperhatikan ketinggian, pemunduran, dan lantai dasar yang

    diperlukan untuk menunjang public space.

    Kesalahan masa lalu dalam penggunaan tata guna lahan, antara lain kurangnya keanekaragamanpengguna

    lahan dalam suatu area dan kesalahan dalam memperhatikan faktor lingkungan dan fisik alamiah. Eleh karena itu,

    yang di perhatikan untuk tata guna lahan di masa mendatan adalah miing use dalam suatu urban area, untuk 

    meningkatkan kehidupan (9 jam dengan memperbaiki sirkulasimelalui fasilitas pedestriandan pengguna

    infrastrukturyang lebih baik, analisis yang berdasarkan lingkungan alamidan perbaikan system infrastrukturserta

    rencana perawatan yang diperlukan.

    45

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    46/106

    Sebagai contoh adalah kasus di Aakarta, tepatnya di daerah Kuningan, pada awalnya wilayah ini dalam Aakarta

    Struktur Plan (22: diarahkan untuk pengembangan kawasan campuran, dengan sebagian besar untuk pemukiman

    kelas atas yang disediakan untuk para diplomat serta perkantoran. !etapi sekarang kawasan ini tumbuh menjadi

    kawasan perkantoran kelas satu termasuk kantor%kantor komersial. al ini terjadi karena lokasi tersebut yang

    sangat strategis dibandingkan lokasi lain.

    #ari aspek aksesibilitas, kawasan ini mudah dicapai dari segala arah, tetapi pelayanan transportasi tidak cukup

     baik. Aalur lalu lintas sangat padat terutama pada jam sibuk. #engan kondisi ini maka kebijaksanaan tata guna

    lahan di kawasan ini dirumuskan kembali dengan konsep superblock system dan high rise building. Sebagai

    dampaknya kebutuhan transportasi meningkat pesat sedangkan sarananya sangat terbatas, akibatnya kemacetan

    dan kepadatan lalu lintas tidak dapat dihindarkan.

    #engan luas area 5(:ha dan lebih dari setengah juta pekerja, maka kawasan ini sangat memerlukan alat dansarana transportasi baru. 4amun dalam realitanya, walau terjadi perubahan fungsi kegiatan 1tata guna lahan3,

    kebijaksanaan transportasi masih mengacu pada Aakarta Struktur Plan (22:, yang jelas%jelas sudah tidak sesuai

    lagi dengan kondisi perkembangan yang ada. al ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan penggunaan lahan belum

    didukung dengan kebijaksanaan pengembangan transportasi.

    B. Bentuk dan &assa

    Bentuk dan massa bangunan terdiri atas aspek fisik 1berupa ketinggian, pemunduran, serta penutupan3 dan

    mempunyai wujud dan konfigurasi 1berupa kepejalan, warna, material, tekstur, fasad, skala, dan gaya bangunan3.

    46

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    47/106

    Pada dasarnya, ada tiga prinsip perancangan kota yang berfungsi untuk menyatukan masalah%masalah bentuk 

     bangunan bangunan dan massa bangunan, yaitu

    a. Skala, merupakan pandangan atau penglihatan manusia 1human 'ision3, sirkulasi, bangunan

     berdampingan, dan ukuran lingkungan,

     b. $uang kota, merupakan artikulasi ruang yang dibentuk oleh bentuk kota, pembatas, tipe ‐tipe ruang kota,

    serta

    c. &assa kota, merupakan wujud bangunan%bangunan, permukaan%permukaan tanah, dan obyek ‐obyek pada

    ruang yang dapat tersusun untuk pembentuk ruang kota dan pola‐ pola akiti'itas dalam skala besar dan

    skala kecil.

    47

    Gambar 2.37  !lustrasi penggambaran

    lereng dan pengembangan kota San

     'ransisco

    Sumber4 Shir%ani5 +678

    Gambar 2.36 Pedoman identifikasi

    bangunan terkait dengan ketinggian

    lingkungan eksisting 

    Sumber4 Shir%ani5 +678

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    48/106

    Bentuk dan massa

     bangunan membahas

    48

    Gambar 2.39 1ua jenis kemungkinan

     fasad pada bangunan di 9ackson%ille

    Sumber4 Shir%ani5 +678

    Gambar 2.38 Pedoman identifikasi

    bangunan terkait dengan ketinggian

    lingkungan eksisting 

    Sumber4 Shir%ani5 +678

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    49/106

     bagaimana bentuk dan massa%massa bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota, serta bagaimana hubungan

    antar%massa dari banyak bangunan yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk, dan hubungan antar%massa seperti

    ketinggian bangunan, jarak antar%bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus diperhatikan

    sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit – hori0on 1 skyline3 yang dinamis, serta

    menghindari adanya lost space 1ruang tidak terpakai3.

    -. Sirkulasi dan Perparkiran

    Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola

    kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan

    tempat transit lainnya yang membentuk suatu kegiatan. Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang

     paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan

    mengendalikan pola akti'itas dan karakter dalam suatu kota.

    Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara. Parkir merupakan suatu

    kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan kendaraannya parkir di tempat yang mudah dicapai.

    Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan. #alam perencanaan untuk 

     jaringan sirkulasi dan parkir harus selalu memerhatikan beberapa faktor diantaranya jaringan jalan merupakan

    ruang terbuka yang mendukung citra kawasan dan akti'itas pada kawasan, jaringan jalan harus memberi orientasi

     pada penggunaan dan membuat lingkungan yang jelas?dapat terbaca, kerjasama dari sektor kepemilikan dan pri'at

    dan publik dalam mewujudkan tujuan dari kawasan.

    49

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    50/106

    Pola parkir yang ada dibadan jalan adalah pola parkir paralel dan menyudut. *kan tetapi pola parkir tersebut tidak 

    selalu dii0inkan, karena kondisi arus lalu lintas yang tidak memungkinkan. #engan demikian untuk mendesain

    suatu area parkir di badan jalan ada ( 1dua3 pilihan yakni, pola parkir paralel dan menyudut.

    a. Casilitas Parkir untuk 8mum

    Casilitas parkir untuk umum di luar badan jalan seperti pusat perbelanjaan, bisnis maupun perkantoran

    dapat berupa taman parkir atau gedung parkir.

     b. Penetapan Lokasi Casilitas Parkir 

    Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan+

    )3 $encana umum tata ruang daerahG

    (3 Keselamatan dan kelancaran lalu lintasG53 Kelestarian lingkunganG

    93 Kemudahan bagi pengguna jasia.

    Keberadaan fasilitas parkir untuk umum berupa gedung parkir atau taman parkir harus menunjang

    keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga penepatan lokasinya terutama menyangkut akses keluar 

    masuk fasilitas parkir harus dirancang agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

    c. Kebutuhan Parkir 

    Kebutuhan luas area kegiatan parkir berbeda antara yang satu dengan yang lain, tergantung kepada beberapa

    hal antara lain pelayanan tarip yang diberlakukan, ketersediaan ruang parkir, tingkat pemiikan kendaraan

     bermotor, tingkat pendapatan masyarakat. Pada umumnya ada ( 1dua3 jenis peruntukan kebutuhan parkir,

    50

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    51/106

    yaitu kegiatan parkir tetap yang meliputi gedung pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, pusat perdagangan,

     pasar, sekolah, tempat rekreasi, hotel dan rumah sakit, dan kegiatan parkir yang bersifat sementara seperti

     bioskop, tempat pertunjukan, tempat pertandingan olahraga dan rumah ibadah.

    d. #esain Parkir di Badan Aalan

    Bermacam%macam hal yang perlu diperhatikan pada suatu badan jalan, dimana hal%hal tersebut menjadi

     pertimbangan dalam menentukan sudut parkir. Bahan%bahan yang menjadi pertimbangan yang secara umum

    digunakan adalah sebagai berikut+

    )3 Lebar jalan

    (3 olume lalu lintas pada jalan yang bersangkutan

    53 Karakteristik kecepatan

    93 #imensi kendaraan

    :3 Sifat peruntukkan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan.

    #alam penentuan sudut parkir pada suatu badan jalan berbeda antara satu dengan lainnya. #imana

     perbedaan tersebut dikarenakan oleh fungsi jalan dan arah gerak lalu lintas pada jalan yang bersangkutan.

    )3 Pola Parkir 

    Pola parkir dibagi ( 1dua3 yaitu pola parkir parallel dan pola parkir menyudut.

    a3 Pola parkir paralel

    51

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    52/106

     

    Gambar 2.40 Tata cara parkir paralel 

     

    Gambar 2.41 Tata cara parkir ditanjakan

    52

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    53/106

     

    Gambar 2.42 Tata cara parkir diturunan

     b3 Pola parkir menyudut

    8ntuk pola parkir menyudut, lebar ruang pakir, ruang parkir efektif, dan ruang maneu'er 

     berlaku untuk jalan kolektor dan lokal. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang

    maneu'er berbeda berdasarkan besar sudut 52I, 9:I, ;2I dan =2I.

     

    Gambar 2.43 !ata cara parkir membentuk sudut 52I

    53

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    54/106

     

    Gambar 2.44 !ata cara parkir membentuk sudut 9:I

     

    Gambar 2.45 !ata cara parkir membentuk sudut ;2I

    54

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    55/106

     

    Gambar 2.46 !ata cara parkir membentuk sudut =2I

     

    Gambar 2.47 !ata cara parkir sudut di tanjakan

    55

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    56/106

     

    Gambar 2.48 !ata cara parkir di turunan

    e. #esain !aman Parkir 

    Parkir di luar badan jalan diaplikasikan di tempat%tempat yang tarikan perjalanannya 1trip

    attraction3 besar agar kelancaran arus lalu lintas dan kelestarian lingkungan tetap terjaga.

    #engan demikian desain parkir di luar jalan sangat perlu diselaraskan dengan kebutuhan ruang

     parkir.

    )3 Kriteria taman parkir 

    Kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam mendesain tempat?pelataran parkir adalah

    sebagai berikut+

    56

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    57/106

    a3 $encana 8mum !ata $uang #aerah 1$8!$#3

     b3 Keselamatan dan kelancaran lalu lintasc3 Kelestarian lingkungan

    d3 Kemudahan bagi pengguna jasa

    e3 !ersedianya tata guna lahan

    f3 Letak antara jalan akses utama saerah yang dilayani

    (3 Pola parkir penumpang

    a3 Parkir kendaraan satu sisi

    Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit di suatu

    tempat kegiatan.

    % &embentuk sudut =2 derajat

    Pola parkir ini mempunyai daya tamping lebih banyak jika dibandingkan

    dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan pengemudi melakukanmanu'er masuk dan keluar ke ruang parkir lebih sedikit jika dibandingkan

    dnegan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari =2 derajat.

     Gambar 2.49 Pola parkir tegak lurus

    % &embentuk sudut 52 I, 9:I, ;2I

    Pola parkir ini mempunyai daya tamping lebih banyak jika dibandingkan

    dengan pola parkir paralel,dan kemudian kenyamanan pengemudi

    57

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    58/106

    melakukan manu'er masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih besar jika

    dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut =2I.

     Gambar 2.50 Pola parkir sudut

     b3 Parkir kendaraan dua sisi

    Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai.

    % &embentuk sudut =2I

    Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu

    arah atau dua arah.

     

    Gambar 2.51 Parkir tegak lurus yang berhadapan

    % &embentuk sudut 52 I, 9:I, ;2I

    58

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    59/106

     Gambar 2.52 Parkir sudut yang berhadapan

    c3 Pola parkir pulau

    Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

    % &embentuk sudut =2I

     Gambar 2.53 !aman parkir tegak lurus dengan ( gang

    % &embentuk sudut 9:I

    Bentuk tulang ikan tipe *

    59

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    60/106

     Gambar 2.54 !aman parkir sudut dengan ( gang type *

    Bentuk tulang ikan tipe B

     Gambar 2.55 !aman parkir sudut dengan ( gang type B

    Bentuk tulang ikan tipe -

    60

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    61/106

     Gambar 2.56 !aman parkir sudut dengan ( gang type -

    d3 Kriteria !ata Letak Parkir 

    !ata letak area parkir kendaraan dapat dibuat ber'ariasi, tergantung pada

    ketersediaan bentuk dan ukuran tempat serta jumlah dan letak pintu masuk dan

    keluar. !ata letak pelataran parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut

    % Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan

    Gambar 2.57 !ata letak pelataran parkir, pintu terpisah

    61

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    62/106

    % Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruang

    Gambar 2.58 !ata letak pelataran parkir pintu terpisah

    % Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas jalan

    62

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    63/106

    Gambar 2.59 !ata letak pelataran parkir pintu tunggal

    % Pintu masuk dan keluar yang menjadi satu terletak pada satu ruas

     berbeda

    Gambar 2.60 !ata letak pelataran parkir dengan ( pintu

    63

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    64/106

    f. #esain >edung Parkir 

    Parkir di luar jalan yakni di gedung merupakan hal yang tidak asing lagi di kota%kota besar.

    >edung parkir sangat efisien diterapkam di tempat%tempat yang tingkat kesibukannya relatif 

    tinggi.

    )3 Kriteria Parkir di >edung*da beberapa keriteria yang harus dipenuhi dalam pengembangan parkir di gedung

     parkir yaitu +

    a3 !ersedia tata guna lahan

     b3 &emenuhi persyaratan konstruksi dan perundang%undangan yang berlaku

    c3 !idak menimbulkan pencemaran lingkungan

    d3 &emberikan kemudahan bagi pengguna jasa

    (3 !ata Letak >edung Parkir 

    !ata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

    a3 Lantai datar dengan jalur landai luar 1eternal ramp3.#aerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata 1datar3 yang

    dihubungkan dengan ramp.

     b3 Lantai terpisah

    >edung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak 

    dengan ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang keluar. $amp

     berada pada pintu keluar kendaraan yang masuk melewati semua ruang parkir 

    sampai menemukan tampat yang dapat dimanfaatkan.

    53 *spek #esain

    64

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    65/106

    !eknologi parkir di negara%negara maju yang dikendalikan oleh komputer,

     berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam desainnya. *spek%aspek yang

     berkaitan dengan desain tersebut adalah +

    a3 Konstruksi landasan

     b3 !enaga penggerak c3 !eknik keluar?masuk parkir 

    d3 Konstruksi bangunan

    e3 Kemudahan untuk mencapai gedung

    f3 -ara kerja sistem

    g3 Sistem keselamatan kendaraanh3 Sistem pemeliharaan tenaga penggerak 

    i3 Sistem pengendalian

    93 Sirkulasi *ntar Lantai

    Pergerakan kendaraan antar lantai harus dilakukan sedemikian sehingga konflik yang

    terjadi minimal. Konflik berpotongan sebaiknya dihindarkan. >ambar%gambar berikut

    menunjukkan berbagai 'ariasi sirkulasi kendaraan yang akan naik ataupun kendaraan

    yang akan turun.

    65

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    66/106

    Gambar 2.61 Pola sirkulasi digedung parkir ramp menerus

    Gambar  2.62  Pola sirkulasi gedung parkir ramp menerus berlawanan

    66

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    67/106

    Gambar 2.63 Pola sirkulasi gedung parkir lantai stager 

    Gambar  2.64  Pola sirkulasi di gedung parkir lantai stager tiga susun

    67

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    68/106

    Gambar 2.65 Pola sirkulasi digedung parkir lantai miring

    #. $uang !erbuka

    $uang terbuka 1Epen Space3 , mencakup semua unsur landscape 1jalan, trotoar dan sejenisnya3, taman, dan

    ruang rekreasi didaerah perkotaan. #imana ruang terbuka hendaknya menjadi bagian integral dari perancangan

    kota, bukan hanya merupakan akibat dari penyelesaian arsitekturnya. 1 Hamid Shir%ani3

    Setiap ruang publik memiliki makna sebagai berikut+ sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun,

    memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia?pengguna ruang publik 

    dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain yang mengikuti norma%norma yang berlaku

    di tempat. 1 $oger Scurton +67: 3

    68

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    69/106

    $uang umum pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung akti'itas tertentu dari

    masyarakatnya, baik secara indi'idu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat

    tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. &enurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi (

     jenis, yaitu +

    ). $uang publik tertutup + adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan.

    (. $uang publik terbuka + yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut

    ruang terbuka 1open space3. 1 $ustam Hakim +67; 3

    #ari beberapa para ahli yang mengungkapkan pengertian tentang ruang terbuka ada garis besar yang

    didapat, yaitu keharusan untuk mencakup semua unsur lingkungan sekitar yang akan berpengaruh besar 

    terhadap warga yang akan melakukan akti'itas di dalamnya. &ulai dari jalanan, taman, dan sebagainya

    yang harus ditata dengan baik dan benar untuk memfasilitasi para masyarakat untuk bertemu atau

    melakukan bermacam kegiatan sosial di ruang terbuka tersebut. &aka pengaruh – pengaruh lingkungan

    tersebut harus diperhatikan dengan baik demi keberlangsungan akti'itas para masyarakat karena objek 

    utama dari di bangun nya sebuah ruang terbuka adalah masyarakat, dan tujuan utama nya itu untuk 

    memberi ruang kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan – kegiatan sosial.

    Penyediaan ruang terbuka ini diharapkan dapat mencakup beberapa ruang yang cukup untuk+

    a. kawasan konser'asi untuk kelestarian hidrologisG

     b. kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensiG

    c. area pengembangan keanekaragaman hayatiGd. area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaanG

    e. tempat rekreasi dan olahraga masyarakatG

    f. tempat pemakaman umumG

    g. pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkanG

    69

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    70/106

    h. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historisG

    i. penyediaan $! yang bersifat pri'at, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria

     pemanfaatannyaG

     j. area mitigasi?e'akuasi bencanaG dan

    k. ruang penempatan pertandaan 1signage3 sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak 

    mengganggu fungsi utama $! tersebut.

    !ujuan penyelenggaraan ruang terbuka hijau 1$!3 adalah

    a. &enjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan airG

     b. &enciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan

    lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakatG

    c. &eningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan

    yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

    Cungsi ruang terbuka hijau 1$!3 sebagai berikut

    a. Cungsi utama 1intrinsik3 yaitu fungsi ekologis+

    )3 memberi jaminan pengadaan $! menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara 1paru%paru

    kota3G

    (3 pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung

    lancarG

    53 sebagai peneduhG

    93 produsen oksigenG

    :3 penyerap air hujanG;3 penyedia habitat satwaG

    73 penyerap polutan media udara, air dan tanahG

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    71/106

    )3 Cungsi sosial dan budaya+

    a3 menggambarkan ekspresi budaya lokalG b3 merupakan media komunikasi warga kotaG

    c3 tempat rekreasiG

    d3 wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.

    (3 Cungsi ekonomi+

    a3 sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayurG b3  bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lainlain.

    53 Cungsi estetika+

    a3 meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro+

    halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro+ lansekap kota secara

    keseluruhanG

     b3 menstimulasi kreati'itas dan produkti'itas warga kotaGc3  pembentuk faktor keindahan arsitekturalG

    d3 menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.

    #alam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuaidengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air,

    keseimbangan ekologi dan konser'asi hayati.

    a. $! Aalur ijau Aalan

    8ntuk jalur hijau jalan, $! dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara (2–52J dari ruang milik 

     jalan 1rumija3 sesuai dengan klas jalan. 8ntuk menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan (

    1dua3 hal, yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya. #isarankan agar dipilih jenis tanaman khas

    daerah setempat, yang disukai oleh burung%burung, serta tingkat e'apotranspirasi rendah.

    71

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    72/106

    Gambar 2.66 -ontoh !ata Letak Aalur ijau Aalan

     b. Pulau Aalan dan &edian Aalan

    !aman pulau jalan adalah $! yang terbentuk oleh geometris jalan seperti pada persimpangan tiga atau

     bundaran jalan. Sedangkan median berupa jalur pemisah yang membagi jalan menjadi dua lajur atau lebih.

    &edian atau pulau jalan dapat berupa taman atau non taman. #alam pedoman ini dibahas pulau jalan dan

    median yang berbentuk taman?$!.

    i. Pada jalur tanaman tepi jalan

    1).3 Peneduh

    1a3 ditempatkan pada jalur tanaman 1minimal ),: m dari tepi median3G

    1b3 percabangan ( m di atas tanahG

    1c3 bentuk percabangan batang tidak merundukG1d3 bermassa daun padatG

    1e3 berasal dari perbanyakan bijiG

    1f3 ditanam secara berbarisG

    72

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    73/106

    1g3 tidak mudah tumbang

    .

    -ontoh jenis tanaman+

    Kiara Payung, !anjung, Bungur

    Gambar 2.67  9alur Tanaman Tepi Peneduh

    1(.3 Penyerap polusi udara

    1a3 terdiri dari pohon, perdu?semakG

    1b3 memiliki kegunaan untuk menyerap udaraG

    1c3 jarak tanam rapatG

    1d3 bermassa daun padat.

    -ontoh jenis tanaman+

    73

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    74/106

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    75/106

    !anjung, Kiara payung, !eh%tehan pangkas, Kembang Sepatu, Bogen'il, Eleander

    Gambar 2.69 Aalur !anaman !epi Penyerap Kebisingan

    19.3 Pemecah angin

    1a3 tanaman tinggi, perdu?semakG

    1b3 bermassa daun padatG

    1c3 ditanam berbaris atau membentuk massaG

    1d3 jarak tanam rapat 5 m.

    -ontoh jenis tanaman+

    75

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    76/106

    -emara, &ahoni, !anjung, Kiara Payung, Kembang sepatu

    Gambar 2.70  9alur Tanaman Tepi Pemecah

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    77/106

    Bambu , -emara , Kembang sepatu , Eleander

    c. -ontoh $uang !erbuka

    *da nya ruang terbuka di tengah – tengah kota yang di penuhi oleh bangunan tinggi sangat di

     butuhkan, seperti *entral Park  yang berada di &anhattan, 4ew Dork. !aman ini menjadi paru – paru

    kotaM karena di bangun persis di tengah kota yang daerah sekitar nya berupa bangunan tinggi seperti

    apartment , perkantoran, dll. *entral Park  menjadi taman yang paling banyak dikunjungi masyarakat

     4ew Dork untuk bersantai dan menikmat i segar nya area hijau di tengah hiruh pikuk nya kota 4ew

    Dork. !aman ini juga sering di jadikan sebagai tempat untuk acara – acara besar di 4ew Dork.

    77

     

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    78/106

    $uang terbuka selain menjadi area publik masyarakat yang berupa taman, ada juga yang

    menjadikan ruang terbuka tersebut sebagai ikon kota dengan memberikan  sculpture di ruang

    terbuka tersebut. Seperti *loud Gate di -hicago, yang memiliki  sculpture  berbentuk bean sebagai

    ikon taman tersebut yang juga menjadi ikon dari kota -hicago. !aman ini berfungsi menjadi ruang

    terbuka untuk para masyarakat berkumpul, bermain dan bersantai di tengah kota -hicago. *tau

     banyak pula turis yang sengaja berkunjung ke taman tersebut hanya untuk menikmati dan

    mengabadikan momen yang menjadikan *loud Gate tersebut sebagai ikon kota.

    78

    Gambar 2.72 *entral Park di 2e&

    =ork 

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    79/106

    ". *rea jalan bagi pejalan kaki 1 Pedestrian >ays3

    "lemen pejalan kaki harus dibantu dengan hubungannya pada elemen – elemen dasar desain tata kota dan

    harus berkaitan dengan lingkungan kota dan pola – pola akti'itas serta sesuai dengan rencana pembangunan

    fisik kota. &asalah pokok dalam perencanaan jalan bagi pejalan kaki adalah pada kebutuhan akan

    keseimbangan antara ketentuan bagi elemen pejalan kaki untuk menciptakan pusat kota yang nyaman dinikmati

    serta pembagian dari akses – akses pelayanan umum lainnya.

    79

    Gambar 2.73 *loud Gate di *hicago

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    80/106

    Beberapa elemen street furniture  menurut S4 +

    ). Lampu Aalan

    a. Aenis Lampu

    80

    Gambar 2.74 Pedoman untuk 

     penyediaan fasilitas umumGambar 2.75 *ontoh Sky&ay

    Jenis

    Lampu

    Efisiensi

    Raa ! Raa

    "#a$

    Umu% Rencana Raa ! Raa

    "&am$Da'a "#a$

    Penga%u(

    Te%(adap

    Ob&e) 

    Kee%angan

    - 8ntuk jalan kolektor,

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    81/106

    81

    Tabel 2.2 Pencahayaan pada street furniture

    Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/

    Lampu gas

    me%)u%i

    e)anan

    inggi

    "*B+,U$

    :2 % :: );.222 – (9.222

    )(:

    (:2

    922

    722

    Sedang

    local dan

     persimpangan

    - "fisiensi rendah,

    umur lampu pendek 

    - Aenis lampu ini masih

    dapat digunakan

    secara terbatas

    Lampu

    abung

     flucrescent 

    e)anan

    %enda(

    ;2 – 72

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    82/106

     b. Penempatan lampu

    Penempatan lampu jalan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memberikan +)3 Keselamatan dan keamanan bagi pengguna jalan

    (3 Kemerataan pencahayaan yang sesuai dengan ketentuan

    53 Pencahayaan yang lebih tinggi di area tikungan atau persimpangan disbanding pada

     bagian jalan yang lurus

    93 *rah dan petunjuk yang jelas bagi pengguna jalan dan pejalan kaki

    82

    Tabel 2.3  9enis jalan ?jembatan

    Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/

    Jenis Ja0an,Jembaan isem Penempaan Lampu 'ang Diguna)an

    Ja0an A%e%i Sistem menurus dan parsial

    Ja0an K-0e)-% Sistem menerus dan parsialJa0an L-)a0 Sistem menerus dan parsial

    Pe%simpangan Sistem menerus

    Jembaan Sistem menerus

    Te%-#-ngan Sistem menerus bergradasi pada ujung – ujung

    terowongan

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    83/106

    c. Penataan letak lampu

    Tempa

    Penaaan,Pengau%an Lea) 

    Penaaan Pengau%an Lea) 

    Ja0an sau a%a(   - #i kiri atau kana jalan- #i kiri dan kanan jalan berselang – seling

    - #i kiri dan kanan jalan berhadapan- #i bagian tengah?separator jalan

    Ja0an dua a%a(   - #i bagian tengah?median jalan- Kombinasi antara di kiri dan kanan

     berhadapan dengan di bagian tengah?median

     jalan

    Pe%simpangan #apat dilakukan dengan menggunakan lampu

    menara, umumnya ditempatkan dipulau – pulai, di

    median jalan, diluar daerah persimpangan.

    83

    Tabel  2.4 Penataan letak lampu

    Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    84/106

    d. Perencanaan penempatan fasilitas penerang jalan

    U%aian Tinggi Tiang Lampu Besa%an

    Lampu sanda%

    Tinggi iang %aa ! %aa 'ang diguna)an

    )2 – ): m

    )5 m

    Lampu *ena%a

    Tinggi iang %aa ! %aa 'ang diguna)an

    (2 – :2 m

    52 m

    Ja%a) Ine%a0 iang 0ampu

    Ja0an A%e%i 5.2 – 5.: Ja0an K-0e)-% 5.: – 9.2

    Ja0an L-)a0 :.2 – ;.2

    *inimum &a%a) ine%a0 iang 52 m

    Ja%a) iang 0ampu )e epi pe%)e%asan &inimum 2.7 mJa%a) da%i epi pe%)e%asan )e ii) pene%angan

    e%&au(

    &inimum ).( m

    udu in)0inasi (2 – 52o

    e. Penataan lampu penerangan terhadap tanaman jalan

    #alam penempatan lampu penerang jalan harus mempertimbangkan tanaman jalan yang

    akan ditanam maupun yang telah ada, sehingga perlu adanya pemangkasan pohon dengan

    ketentuan sebagai berikut+

    84

    Tabel 2.5 Penempatan fasilitas penerang jalan

    Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    85/106

    2a%is Pemang)as pada udu A0fa di Ba#a( 3a(a'a

    Lampu

    Tinggi Pemang)asan P-(-n

    45- – 2.5; #

    46- – 2.(; #

    75- – 2.)7 #

    (. Casilitas pemberhentian bus?angkutan umum

    alte adalah bagian dari perkerasan jalan yang digunakan untuk pemberhentian sementara bus,

    angkutan penumpang umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Cungsi lainnya ialah

    untuk meningkatkan disiplin lalu lintas. Kriteria peletakan pemberhentian bus?angkutan umum,

    sebagai berikut +

    a. !idak mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki

     b. #ekat dengan lahan yang mempunyai potensi besar untuk pemakaian angkutan umumc. &empunyai eksesibilitas yang tinggi terhadap pejalan kaki

    d. Aarak satu pemberhentian dengan pemberhentian bus lainnya pada suatu ruas jalan

    minimal 522 m dan tidak lebih dari 722 m

    e. Aarak dari tepi perkerasan pada kaki simpang ke ujung awal teluk bus, sesuai arah lalu

    lintas adalah :2 m

    f. Aarak dari tepi perkerasan pada kaki simpang ke ujung rambu stop, sesuai arah lalu lintas

    adalah :2 m

    g. Lokasi penempatan pemberhentian bus disesuaikan dengan kebutuhan

    85

    Tabel 2.6  Penataan lampu terhadap tanaman

     jalan

    Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    86/106

    86

    Gambar 2.76  Penempatan Teluk Bus 1i 1ekat 

     Persimpangan

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    87/106

    C. Penandaan 1signage3

    Penandaan disini yang dimaksud adalah berupa penunjuk jalan, media iklan, rambu%rambu, dan berbagai jenis

     penandaan lainnya. Keberadaan penandaan ini sangat berbengaruh terhadap 'isualisasi suatu kota, baik secara

    makro maupun mikro. Pengaturan pemunculan dan lokasi pemasangan papan%papan penunjuk sebaiknya tidakmemunculkan sisi negatif dan tidak mengganggu rambu%rambu lalu lintas.

    *dapun jenis%jenis signage dapat dibedakan menjadi+

    a. identitas + Penandaan yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan pada suatu lingkungan

    tertentu.

     b. nama bangunan + #ipakai sebagai sebuah nama bangunan yang biasanya dilengkapi dengan

     petunjuk jenis kegiatan didalamnya.c. petunjuk sirkulasi + Biasanya berupa rambu%rambu lalu lintas yang berfungsi mengatur dan mengarah

     para pengendara kendaraan maupun pejalan kaki di dalam sirkulasi.

    d. komersial + Penandaan berupa papan reklame dan iklane. informasi + Berfungsi untuk menginformasikan suatu kegiatan di suatu lokasi.

    )3 Papan klan

    Keberadaan papan iklan haruslah tetap menjaga 'isual dari suatu kawasan perkotaan. #an dalam

     pemasangannya harus mematuhi pedoman sebagai berikut+

    a3 Penggunaan papan iklan haruslah merefleksikan karakter kawasan tersebut.

     b3 Aarak dan ukuran harus diatur sedemikian rupa sehingga menjamin jarak 'isual dan menghindari

    kesemrawutan.

    c3 Penggunaan dan keberadaannya harus harmonis dengan bangunan arsitektur disekitarnya.

    d3 Pembatasan penggunaan lampu hias kecuali penggunaan dalam theater dan tempat pertunjukan.

    e3 Pembatasaan papan iklan yang berukuran besar yang mendominasi 'isual kota.

    87

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    88/106

    (3 $ambu

    $ambu%rambu, didalam

     pemasangannya juga mempunyai ketentuan

    dari pemerintah. $ambu merupakan alat untuk

    mengatur, memberi peringatan, dan

     petunjuk lalu lintas. #alam mengatur rambu harus

    diperhatikan beberapa hal berikut+

    a3 &emenuhi kebutuhan

    88

    Gambar 2.77 !lustrasi -acam#-acam $ambu

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    89/106

     b3 &enarik perhatian dan mendapan respek pengguna jalan

    c3 &emberi pesan yang sederhana dan mudah dimengertid3 &emberi waktu yang cukup bagi pengendara untuk merespon pesan

    #alam penempatan rambu diperlukan ketentuan khusus dengan meninjau dari beberapa aspek

    agar dipergunakan secara efektif. *dapun penempatan rambu adalah sebagai berikut+

    a3 $ambu disebelah kiri

    $ambu ditempatkan disebelah kiri menurut arah lalu lintas, diluar jarak tertentu dan

    tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas

    kendaraan atau pejalan kaki.Aarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian paling tepi luar bahu jalan

    atau jalur lalu lintas minimal 2,; meter.

    Penempatan $ambu haruslah jelas dan mudah terlihat oleh pengguna jalan.

     b3 $ambu disebelah kanan

    89

    Gambar 2.78  Ketentuan Peletakan

     $ambu di sebelah kiri

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    90/106

    #alam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan

    lokasi, dan kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan di

    kanan jalan atau diatas daerah manfaaat jalan.

    Penempatan rambu di kanan jalan atau di daerah

    manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor%faktor antara

    lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas, dan jarak  pandang.

    $ambu yang dipasang di pemisah jalan 1median3

    ditempatkan pada minimal 2,5 meter dari bagian paling luar 

     pemisah jalan.

    #alam menentukan ketinggian rambu, juga memiliki

    ketentuan khusus. 8ntuk rambu yang berada ditepi jalan

    ketinggian rambu berkisar antara )7:%522 cm. Sedangkan

    untuk rambu yang berada diatas daerah manfaat jalan,

    rambu dipasang dengan ketinggian minimal :meter dari permukaan jalan. al ini untuk menghindari benturan rambu dengan kendaraan tinggi.

    $ambu papan nama jalan digunakan untuk memberitahukan nama jalan. Papan nama

     jalan ditempatkan disisi ruas jalan. 8ntuk menyatakan nama jalan di daerah persimpangan !,

     papan nama jalan ditempatkan di seberang jalan menghadap arah lalu lintas datang.

    90

    Gambar 2.79 Ketentuan peletakan

    rambu di sebelah kanan.

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    91/106

    53 *lat pemberi isyarat lalu lintas

    *lat pemberi isyarat lalu lintas dapat berupa+

    a3 Lampu 5 warna, untuk mengatur kendaraan% !erdiri dari merah, kuning, hijau

    % #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal% *pabila dipasang 'ertikal, urutan dari atas ke bawah yaitu merah, kuning, dan hijau

    menurut arah datangnya lalu lintas.

    91

    Gambar 2.80 !lustrasi Ketentuan

     Ketinggian $ambu

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    92/106

    % *pabila dipasang horisontal, urutan dari kiri ke kanan yaitu merah, kuning, dan hijau

    menurut arah datangnya lalu lintas.

    % Lampu tiga warna dapat dilengkapi dengan lampu warna merah dan?atau hijau yang

    memancarkan cahaya berupa tnda panah.

     b3 Lampu ( warna, untuk mengatur kendaraan dan?atau pejalan kaki

    % !erdiri dari merah dan hijau% #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal

    % *pabila dipasang 'ertikal, urutan dari atas ke bawah yaitu merah, hijau menurut arah

    datangnya lalu lintas.

    % *pabila dipasang horisontal, urutan dari kiri ke kanan yaitu merah, hijau menurut arah

    datangnya lalu lintas.

    c3 Lampu ) /arna, untuk memberi peringatan bahaya pada pengguna jalan.% Lampu dapat berwarna merah ataupun kuning

    % #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal

    >. *kti'itas Pendukung #alam Perancangan Kota

    a3 Pengertian

    Pendukung 1 support 3 atau penyokong adalah yang mendukung atau menyokong sesuatu. Kegiatan

    1acti%ity3 atau aktifitas secara mendasar mengarah kepada sesuatu pergerakan. Pendukung kegiatan

    1acti%ity support 3 berarti potensi?elemen yang mendukung kegiatan sesuatu.

    92

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    93/106

    #alam hubungannya dengan perancangan kota, pendukung kegiatan berarti suatu elemen kota yang

    mendukung dua atau lebih pusat kegiatan umum yang berada dikawasan pusat kota yang mempunyai

    konsentrasi pelayanan yang cukup besar 1 amid Shir'ani, )=

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    94/106

    #engan demikian berkembangnya suatu kota juga bersamaan dengan berkembangnya tuntutan

    masyarakat sebagai pelaku kegiatan. #an ini berarti secara fisik dan fungsional, intensitas dan kualitas

    kegiatan selalu berubah. #engan melihat kenyataan diatas bahwa kota selalu tumbuh dan berkembang,

    gejala yang ditimbulkannya bersifat menyeluruh dan alamiah dan mulai berkembang dari pusat kota

    kedaerah pinggiran kota, dimana faktor yang mempengaruhinya adalah perkembangan penduduk dan pola sosial ekonomi 1jasa dan perdagangan3. Cenomena diatas menunjukkan bahwa intensitas kegiatan

    dipusat kota dengan keragaman yang tinggi tidak ditata dengan baik akan menimbulkan masalah dan

    konflik kepentingan, apakah kepentingan pribadi atau kepentingan umum.

    #engan demikian diperlukan alat pengendali yang memadai hingga mampu mereduksi konflik 

    kepentigan para pengguna ruang fisik kota. *pabila tidak dilengkapi alat pengendali maka ada

    kemungkinan terjadi penurunan kualitas fisik dan fungsional. Pada dasarnya perangkat kendali ini untuk 

    menyatukan dan mengkoordinasikan setiap fungsi%fungsi kegiatan yang beragam, sehingga setiap fisik 

    ruang kota dapat terkoordinasikan dan terintegrasika dalam satu kesatuan yang menerus.

    #idalam kegiatan perancangan kota, perangkat kendali tersebut merupakan salah satu elemen kota

    yang disebut Pendukung KegiatanM 1*cti'ity SupportM3 yang diharapkan dapat sebagai elemen

    penyatuM yang mampu mendukung dan menghidupkan setiap fungsi kegiatan yang ada 1 amid

    Shir'ani, )=

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    95/106

    melengkapi satu sama lain. Bentuk, lokasi, dan karakteristik suatu areal tertentu akan menarik fungsi,

     penggunaan dan aktifitas spesifik 1amid Shir'ani, )=

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    96/106

    Sedangkan, bentuk bangunan?ruang tertutup adalah seperti kelompok pertokoan eceran1grosir3, pusat

     pemerintahan, pusat jasa dan kantor department store, dan lainnya. #ari uraian diatas, terlihat bahwa

     pendukung kegiatan dapat merupakan ruang bebas untuk manusia, sebagaimana jalan sebagai ruang yang

     bebas untuk mobil, hanya disini diperlukan untuk istirahat, misalnya tempat duduk, fasilitas untuk 

     berteduh dan lainnya. al ini akan memberikan kesan 'isual tersendiri sebagai identitas kawasantersebut.

    e3 Cungsi pendukung kegiatan

    Cungsi utama dari pendukung kegiatan dalah menghubungkan dua atau lebih pusat%pusat kegiatan

    umum dan menggerakkan fungsi kegiatan utama kota menjadi lebih hidup, menerus,dan damai.

    #isamping itu untuk memperkuat ruang%ruang umum kota saling melengkapi satu sama lainnya 1amid

    Shir'ani, )=

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    97/106

    f. Kriteria desain pendukung kegiatan

    8ntuk menghadirkan ciri dari lingkungan kota yang ada hendaknya kriteria desain dari bentuk dan

    fungsi pendukung kegiatan ini juga melihat aspek konstektual dan serasi dengan lingkungannya.

    #isamping itu juga perlu menghadirkan identitas ?ciri khas melalui pemahanan tentang kultur dan pola

    kehidupan sosial yang memiliki makna dan arti kontekstual. Aiwa dan karakteristik suatu tempat perlu

    dipertahankan sebagai identitas suatu lingkungan. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dan

    diperhatikan didalam perancangan Pendukung Kegiatan adalah sebagai berikut+

    ). 8ntuk terciptanya dialog yang menerus dan memiliki karakter lokal dalam menarik para

     pemakai ? pengunjung, perlu adanya keragaman dan intensitas kegiatan yang dihadirkan

    dalam ruang tersebut.(. 8ntuk menggerakkan dan memberikan dan memberikan kehidupan yang lebih ramai di

    dalam kegiatan utama kota, perlu adanya koordinasi antar kegiatan dengan lingkungan

    sekitar.5. &emperhatikan kultur dan pola kehidupan sosial kota.

    9. &emperhatikan jarak antar pusat kegiatan dengan skala pejalan kaki.

    g. Penerapan desain pendukung kegiatan

    97

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    98/106

    Keberadaan pendukung kegiatan adalah membuat suatu tempat mempunyai kegiatan yang beragam

    yang berkesinambungan antara tempat yang satu dengan yang lainnya sebagai serangkaian poros sumbu

     pergerakan. Pergerakan kegiatan yang terjadi disini timbul kare karena adanya interaksi manusia dengan

    lingkungan.

    Sebagai contoh penerapan pendukung aktifitas yang berhasil adalah di &alioboro, Dogyakarta.

    Perangcangan ruang arcade yang ada di jalan &alioboro dengan bentuk menerus, dengan di dalamnya

    terdapat kegiatan pedagang kaki lima yang menjual barang%barang cinderamata, makanan dan minuman,

    kerajinan kulit dan pakaian jadi.

    #i samping itu, sebagian tempat untuk pejalan kaki baik dengan tujuan jalan kaki maupun belanja

    dan rekreasi serta di ruang terbuka sepanjang kawasan pedestrian untuk kegiatan pedagang kaki lima

    dengan memakai kereta dorong menjual makanan dan minuman.

    . Preser'asi 1Preser'ation3

    Preser'asi harus diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban place, Preser'asi harus

    diarahkan untuk mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu. Preser'asi dalam perancangan kota

    adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal 1permukiman3 dan urban places 1alun%alun, plasa, area

     perbelanjaan3 yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah

    1Shir'ani, )=

  • 8/17/2019 Azas Desain Urban: Kajian Desain Urban

    99/106

    c.&enghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial.

    d. &enjaga identitas kawasan perkotaan.e.Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi.

    Penekanan ? perhatian terhadap historical preser'ation juga memberi berbagai keuntungan bagi

    sekitarnya, yaitu keuntungan secara kultur, ekonomi, sosial dan dalam hal perencanaan. 1-alifornia, )=7;3.

    #alam hal ini, baik menurut teori pertama maupun kedua, memiliki kemiripan dalam objek dan 'ariasi

    keuntungan yang didapatkan, apabila s