29
PENGUJIAN PADA SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN : PIUTANG DAGANG

Auidt2 PPT Present 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengujian siklus penjualan dan penagihan piutang dagang

Citation preview

PowerPoint Presentation

PENGUJIAN PADA SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN : PIUTANG DAGANGNama Anggota Kelompok Irvan Kurnia S.(11080694205)Irene C.U.L. Tobing(11080694211)A. Davin Wibisono.(11080694232)Muh. Sofyan Abidin.(11080694234)

S1 AKUNTANSI 2011 METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDODalam mendesain pengujian perincian saldo piutang dagang, auditor harus memenuhi delapan tujuan audit terkait saldo piutang dagang, yaitu :Piutang dagang dalam neraca saldo sesuai dengan jumlah pada berkas utama, dan jumlah totalnya secara tepat ditambahkan sesuai dengan buku besar (kecocokan perincian).Pencatatan piutang dagang yang terjadi (keberadaan).Seluruh piutang dagang sudah dihitung (kelengkapan).Jumlah piutang dagang yang tepat (akurasi).Piutang dagang diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi).Pisah batas waktu piutang dagang yang tepat (pisah batas).Plutang dagang dinyatakan dalam nilai yang dapat direalisasikan (terealisasikan).Klien memiliki hak atas piutang dagang (hak).

IrvanMETODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO

MENDESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO

Dalam membahas pengujian perincian saldo piutang dagang, kita berfokus pada tujuan audit-terkait saldo. Kita akan mengasumsikan dua hal, yaitu :Auditor telah melengkapi, kertas kerja.Auditor telah menetapkan resiko deteksi terencana untuk pengujian atas tujuan audit terkait saldo.Prosedur audit yang dipilih dan jumlah sampel sangat bergantung pada apakah bukti terencana untuk tujuan tersebut tergolong rendah, medium, atau tinggi.A. Piutang Dagang Ditambahkan secara Tepat dan Sesuai dengan Berkas Utama dan Buku BesarPada umumnya, pengujian atas piutang dagang dan cadangan kerugian piutang dilakukan berdasarkan neraca saldo. Biasanya, auditor melakukan pengujian atas informasi yang didapatkan- dari kecocokan perincian (detail tie-in) dalam neraca saldo, sebelum melakukan pengujian lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diuji sama dengan buku besar dan piutang dagang pada berkas utama. Total kolom dan kolom yang berkaitan dengan umur piutang harus diuji dan total pada neraca saldo dibandingkan dengan buku besar.B. Piutang Dagang Dicatat Sesuai KeberadaannyaKetika pelanggan tidak menanggapi konfirmasi, maka auditor perlu memeriksa dokumen pendukung untuk mengecek pengiriman barang, juga menguji bukti penerimaan kas selama masa tenggat (subsequent) untuk mengetahui apakah pembayaran sudah dilakukan. Biasanya, auditor tidak menguji dokumen pengiriman atau bukti penerimaan kas dalam sampel yang dikonfirmasi, melainkan memperluas penggunaan dokumen tersebut sebagai alternatif bukti bagi konfirmasi yang tidak di tanggapi.

IreneC. Piutang Dagang Dicatat secara LengkapBagi auditor, sulit untuk melakukan pengujian saldo rekening diluar neraca saldo, kecuali bergantung pada perimbangan data piutang dagang diberkas utama. Contohnya, jika klien tanpa sengaja tidak memasukkan piutang dagang pada neraca saldo, kemungkinan hal ini akan dapat dideteksi ketika auditor melakukan penjumlahan kebawah terhadap piutang dagang di neraca saldo, kemudian melakukan rekonsiliasi saldo melalui akun pengontrol di buku besar. Jika seluruh penjualan kepada pelanggan tidak dimasukkan dalam jurnal penjualan, maka kurang saji pada piutang dagang tidak dapat diungkap melalui pengujian perincian saldo.D. Akurasi Piutang DagangKonfirmasi rekening yang diambil dari neraca saldo merupakan bentuk pengujian perincian saldo yang paling umum dilakukan untuk mengetahui akurasi piutang dagang. Bila pelanggan tidak merespons permintaan konfirmasi, auditor dapat melihat data pendukung untuk memperoleh keyakinan atas keberadaan piutang tersebut. Auditor melakukan pengujian debet dan kredit pada saldo pelanggan individu dengan memeriksa dokumen pendukung untuk pengiriman dan penerimaan kas.

E. Piutang Dagang Diklasifikasikan dengan Benar Umumnya, auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang dagang dengan mudah yaitu dengan menelaah neraca saldo untuk piutang yang jumlahnya material dari afiliasi, karyawan, direktur, atau pihak terkait lainnya. Auditor perlu mengecek apakah piutang yang sifatnya jangka panjang sudah dipisahkan dari piutang dagang biasa, dan saldo kredit pada piutang dagang yang jumlahnya besar diklasifikasikan kembali menjadi utang dagang. Terdapat hubungan erat antara tujuan audit terkait diklasifikasi saldo dengan klasifikasi terkait, penyajian atas pemahamannya, dan tujuan pengungkapannya.

Penetapan Pisah Batas Piutang Dagang secara Tepat Salah Saji Akibat Pisah Batas (Cutoff Misstatement)Terjadi ketika transaksi dalam waktu berjalan dicatat selama jeda waktu antara pembuatan pelaporan dan waktu audit, atau sebaliknya. Tujuan pengujian pisah batas, tanpa memperhatikan jenis transaksi, adalah untuk melihat apakah transaksi yang terjadi di akhir periode akuntansi dicatat pada periode yang tepat. Salah saji akibat penetapan pisah batas dapat terjadi pada penjualan, retur dan cadangan barang dagangan, serta penerirnaan kas. Untuk masing-masing hal tersebut, auditor perlu melakukan tiga pendekatan dalam menetapkan kewajaran pisah batas, yaitu:Menetapkan kriteria pisah batas yang tepat. Mengevaluasi apakah klien telah melakukan prosedur yang mernadai untuk menentukan tingkat kewajaran pisah batas.Menguji apakah pisah batas yang ditetapkan adalah tepat.

Penetapan Pisah Batas Piutang Dagang secara Tepat Pisah Batas Penjualan Sebagian besar klien yang bergerak dibidang perdagangan dan manufaktur mencatat penjualan berdasarkan kriteria pengiriman barang. Pemisahan tugas antara fungsi pengiriman dan penagihan juga rnenguatkan kecenderungan untuk mencatat transaksi pada periode yang tepat. Pisah Batas Retur Dan Cadangan Penjualan GAAP mensyaratkan retur penjualan harus dibandingkan dengan penjualan terkait jika jumlahnya material. Di kebanyakan perusahaan, retur penjualan dicatat pada periode akuntansi dimana transaksi ini terjadi, dengan asumsi yang hampir sama, yaitu adanya saling hapus (offsetting) jumlah pada awal dan akhir periode akuntansi. Pisah Batas Penerimaan Kas Pengujian untuk salah saji pisah batas penerimaan kas (biasanya disebut holding the cash receipts book open) cukup mudah dilakukan, yaitu dengan menelusuri pencatatan penerimaan kas ke setoran bank pada periode jeda yang terdapat di laporan bank.

Piutang Dagang dinyatakan dalam Nilai Terealisasi

GAAP mensyaratkan perusahaan mencatat piutang dagang dalam jumlah tertinggi yang dapat ditagih. Nilai terealisasi piutang dagang sama dengan jumlah total piutang dagang dikurangi dengan cadangan piutang tak tertagih. Auditor menghadapi dua kesalahan yang biasa terjadi dalam mengevaluasi cadangan dengan memeriksa saldo jangka panjang secara individu pada neraca saldo. Pertama, mereka mengabaikan tingkat kecukupan cadangan untuk akun jangka pendek, meskipun beberapa akun ini jelas-jelas tidak tertagih. Kedua, sulit untuk membandingkan hasil tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dalam basis yang tidak terstruktur. Jika akun-akun ini secara progresif tidak tertagih selama beberapa tahun, maka akun ini telah diabaikan. Untuk menghindari dua kesalahan tersebut, klien dapat menyusun sejarah penghapusan piutang tak tertagih (bad debt write-offs) selama kurun waktu tertentu sebagai referensi dalam mengevaluasi cadangan tahun berjalan.

Piutang Tak Tertagih

Setelah auditor puas dengan akun cadangan, mudah baginya untuk memeriksa piutang tak tertagih. Diasumsikan bahwa: Saldo awal akun cadangan diverifikasi sebagai bagian dari audit sebelumnya. Jumlah tak tertagih yang dihapus diverifikasi sebagai bagian dari pengujian substantif atas transaksi. Saldo akhir-akun cadangan diverifikasi untuk berbagai tujuan. Piutang tak tertagih merupakan saldo sisa yang diverifikasi dari perhitungan kembali.

Umumnya, pelanggan tidak tahu-menahu tentang hal tersebut, sehingga konfirmasi piutang pun tidak dapat memberikan kejelasan. Untuk mendapatkan informasi mengenai keterbatasan hak klien atas piutangnya, auditor perlu mendiskusikan dengan klien, melakukan konfirmasi ke bank, atau memeriksa kontrak utang sebagai bukti bahwa piutang dagang dipakai sebagai jaminan, dan memeriksa berkas korespondensi.

Klien Berhak atas Piutang Dagang

Penyajian dan Pengungkapan Piutang Dagang

Pengujian dari keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan dilakukan sebagai bagian dari penyelesaian tahapan audit. Beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan dilakukan untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo. Contohnya, ketika pengujian penjualan dan piutang dagang dilakukan, auditor harus memahami dan mengevaluasi kewajaran kebijakan klien atas pengakuan pendapatan untuk mengetahui pengungkapannya secara wajar dalam laporan keuangan. Bagian penting dari evaluasi meliputi keputusan apakah klien telah memisahkan hal-hal material yang memerlukan pengungkapan terpisah dalarn laporan keuangan.

KONFIRMASI PIUTANG DAGANGKonfirmasi piutang menekankan pada pentingnya konfirmasi, mengingat konfirmasi merupakan bukti yang sangat diandalkan. Tujuan utama konfirmasi piutang dagang adalah untuk memenuhi tujuan keberadaan, akurasi, dan pisah batas (cutoff).

DavinKonfirmasi positif adalah komunkasi. yang ditujukan kepada debitor untuk meminta konfirmasi secara langsung apakah saldo yang disebutkan dalarn konfirmasi tersebut benar atau salah.

Konfirmasi Positif (Positive Confirmation)

Formulir Konfirmasi Kosong (Blank Confirmation Form)Formulir konfirmasi kosong meminta penerima menyebutkan informasi yang diminta, maka konfirrnasi jenis ini dianggap lebih dapat diandalkan dibandingkan konfirmasi yang menyebutkan jumlah.

Konfirmasi Tagihan (Invoice Confirmation) Bentuk lain konfirmasi positif yang merupakan konfirmasi individual, bukan saldo keseluruhan piutang pelanggan. Banyak pelanggan menggunakan sistem voucher sehingga mereka bisa mengkonfirmasi tagihan individual, tetapi bukan informasi sa1do keseluruhan. Akibatnya, penggunaan konfirmasi tagihan ini menaikkan tingkat respons. Konfirmasi tagihan juga mengurangi beda waktu dan bagian yang direkonsiliasi lainnya dibandingkan konfirmasi saldo.

Konfirmasi Positif (Positive Confirmation)

Konfirmasi Negatif (Negative Contirmation)

Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitor, tetapi hanya meminta respons jika debitor tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan dalam konfirmasi. Dengan konfirmasi negatif, pelanggan bisa saja tidak merespons dan dianggap menyetujui jumlah yang dikonfirmasi, meskipun mungkin sebenarnya pelanggan mengabaikan permintaan konfirrnasi. Meskipun demikian, konfirmasi negatif lebih murah dibandingkan konfirmasi positif karena tidak membutuhkan permintaan konfirmasi kedua dan tidak membutuhkan tindak lanjut jika tidak ada respons.

PSA 07 menyatakan bahwa konfirmasi negatif dapat dilakukan hanya jika tiga kondisi berikut dipenuhi. Piutang dagang terdirii dari sejumlah besar akun bersaldo kecil. Kombinasi antara resiko pengendalian dan resiko bawaan adalah rendah. Jika diyakini bahwa penerima konfirmasi tidak mengabaikan konfirmasi yang diminta

Konfirmasi Negatif (Negative Confirmation)

Penetapan Waktu (Timing) Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi diperoleh saat konfirmasi tersebut dikirimkan sesegera mungkin seteiah penutupan tanggal neraca. Dengan ini, auditor dapat secara langsung rnenguji saldo piutang dagang dari laporan keuangan tanpa perlu memperhatilcan transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dan tanggal neraca.

Keputusan Pengambilan Sampel1.Jumlah SampelFaktor utama yang memengaruhi jumlah sampel dalam melakukan konfirmasi piutang dagang terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu: salah saji yang dapat diterima, resiko yang tak terhindarkan (ukuran relatif dari total piutang dagang, jumlah akun, hasil pengujian tahun sebelumnya, dan ekspektasi salah saji), resiko pengendalian, resiko deteksi yang diperoleh dari pengujian substantif lainnya (perluasan dan hasil dari pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian detail lainnya), tipe konfirmasi (konfirmasi negatif biasanya membutuhkan sampel lebih banyak).

2.Pemilihan Sampel Pengujian Beberapa tingkatan sampel diperlukan bagi hampir seluruh jenis konfirmasi. Dalam melakukan pendekatan untuk memilih tingkatan sampel, auditor perlu rnempertimbangkan besaran nominal akun per individu dan jangka waktu peredaran piutang dagang. Tindak Lanjut Bila Tidak Ada Tanggapan Surat konfirmasi yang tidak dikembalikan oleh pelanggan tidak dapat dianggap sebagai bukti udit. PSA 07 rnensyaratkan prosedur tindak lanjut bila terdapat konfirmasi yang tidak ditanggapi. Biasanya, tindak lanjut dilakukan dengan mengirimkan permintaan konfirmasi kedua atau bahkan ketiga. Jika pelanggan tetap tidak mengembalikan surat konfirmasi, maka perlu dilakukan tindak lanjut dengan prosedur alternatifMenjalankan PengendalianSetelah sampel konfirmasi ditentukan, auditor tetap perlu melakukan pengendalian konfirmasi hingga dikembalikan dari pelanggan.

Penerimaan Kas pada Masa Tenggat Bukti penerimaan kas pada masa tenggat sampai dengan tanggal konfirmasi meliputi pemeriksaan bukti pengirirnan, jurnal penerimaan kas, atau bahkan mungkin kredit yang terjadi selama rnasa tenggat pada berkas utama piutang dagang. Duplikat Faktur PenjualanSangat berguna untuk mengecek penerbitan faktur penjualan aktual dengan tanggal penagihan aktual. Dokumen PengirimanDokumen ini diperlukan untuk mengetahui apakah pengiriman benar-benar dilakukan dan juga sebagai pengujian pisah batas (cutoff). Korespondensi Dengan Klien Biasanya, auditor tidak perlu menjadikan korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif, tetapi korespondensi dapat digunakan untuk rnenemukan piutang yang diragukan atau bermasalah namun tidak ditemukan dengan cara lain. Analisis Perbedaan Beda waktu perlu dipisahkan dari pengecualian (exception), yang merupakan salah saji atas saldo piutang dagang. Jenis perbedaan yang biasa terjadi pada hasil konfirmasi meliputi: Pembayaran Sudah DilakukanPerbedaan biasanya terjadi ketika pelanggan sudah melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerima pembayaran saat pencacatan sebelum tanggal konfirmasi. Barang Belum DiterimaPerbedaan ini biasanya timbul karena klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman dan pelanggan mencatat pembelian pada saat barang diterima. Pengembalian BarangKesalahan klien dalam mencatat memo kredit dapat terjadi karena beda waktu atau kesalahan pencatatan retur dan cadangan penjualan. Sama halnya dengan perbedaan lain, hal ini perlu diselidiki. Kesalahan Klerikal dan Jumlah yang Dipertentangkan Perbedaan yang terjadi dalam laporan pencatatan klien biasanya terjadi ketika pelanggan menyatakan terjadinya kesalahan atas harga barang, kerusakan barang, jurnlah barang yang tidak diterima, dan lain-lain. Pengambilan Kesimpulan Ketika masalah perbedaan sudah diselesaikan, setiap salah saji harus dianalisis untuk menentukan apakah hal ini konsisten atau tidak konsisten dengan tingkat yang ditetapkan dalam resiko pengendalian. Jika terdapat jumlah salah saji yang signifikan dan tidak konsisten dengan evaluasi resiko pengendalian, maka perlu dilakukan revisi terhadap evaluasi dan mempertimbangkan dampak revisi tersebut terhadap auditKeputusan akhir tentang piutang dagang dan penjualan adalah mengenai apakah bukti memadai telah diperoleh melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, prosedur pisah batas, konfirmasi, dan pengujian substantif lain untuk menguatkan pengambilan keputusan ,mengenai kebenaran saldo yang disajikan.SofyanMENGEMBANGKAN PENGUJIAN ATAS PROGRAM AUDIT PERINCI Kita akan menggunakan kasus PT Perkakas Prima guna mengilustrasikan pengembangan prosedur program audit untuk pengujian perincian dalam siklus penjualan dan penagihan. Mira Abadi, seorang auditor senior, menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti dalam Figur 14-7 sebagai panduan dalam memutuskan seberapa luas pengujian perincian saldo . Informasi dari setiap baris :

Salah saji yang dapat diterima. Ketentuan awal atas materialitas adalah di atas Rp 442.000.000,00 (sekitar 6% dari laba operasi sebesar Rp 7.370.000.000). 1a mengalokasikan Rp 265.000.000 ke audit piutang dagang. Resiko audit yang bisa diterima. Mira menentukan resiko audit yang dapat diterima adalah tinggi karena perusahaan dalam kondisi keuangan yang bagus, stabilitas keuangan yang tinggi, dan pengguna laporan keuangan hanya sedikit. Resiko bawaan. Mira menentukan bahwa tingkatan resiko yang tak terhindarkan adalah medium untuk keberadaan dan pisah batas karena hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai pengakuan pendapatan dalam PSA 70. Mira juga menentukan resiko yang tak terhindarkan adalah medium untuk nilai realisasi. Pada tahun-tahun sebelumnya, klien membuat penyesuaian audit atas cadangan piutang tak tertagih karena terbukti kurang saji. Resiko bawaan untuk tujuan lain ditetapkan rendah.

Resiko pengendalian. Penentuan resiko pengendalian untuk setiap tujuan audit adalah sama dengan Figur 13-6 (Jilid 1). (Perlu diingat bahwa hasil uji pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi pada Bab 13 adalah konsisten dengan penentuan resiko pengendalian awal yang ditetapkan auditor, kecuali pada akurasi dan nilai realisasi perijualan). Pengujian substantif atas hasil transaksi. Hasil pengujian ini juga diambil dari Figur 13-6. (Perlu diingat dari Bab 13 bahwa seluruh hasil diterima kecuali tujuan akurasi dan pisah batas untuk penjualan). Prosedur analitis. Lihat Tabel 14-2 dan 14-3. Resiko deteksi terencana dan bukti audit terencana. Dua baris ini ditujukan untuk setiap tujuan berdasarkan kesimpulan dari baris lainnya.

Program audit merefleksikan kesimpulan atas bukti audit terencana terhadap kertas kerja perencanaan bukti dalam Figur 14-7:

KASUSIdentifikasi KasusDalam kasus pada bab 14 halaman 1 yang menjelaskan kasus tentang Sistem Pengendalian Internal, terdapat masalah yaitu setelah santi sujono (auditor) melakukan prosedur audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penjualan terdapat salah saji dalam jumlah yang cukup signifikan, hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman klien tentang perubahan sistem pengendalian internal atas transaksi penjualan dan penerimaan kas termasuk implementasi penjualan berbasis internet. Karena terjadinya salah saji dalam jumlah yang signifikan tersebut maka auditor tidak dapat mengirimkan permintaan konfirmasi negatif sejumlah 200 seperti biasa.

Usulan Sistem Pengendalian a. Untuk klien diharapkan agar lebih menguasai sistem transaksi berbasis internet agar salah saji bisa diminimalisir tidak seperti yang terjadi pada kasus, atau klien bisa menggunakan sistem transaksi seperti tahun sebelumnya dimana pada saat dilakukan audit pada tahun tersebut tidak terjadi salah saji.b. Untuk auditor, karena salah saji dalam jumlah material, maka yang dikirim adalah konfirmasi positif, meskipun harus menambah biaya, tetapi masih bisa dinegosiasikan untuk masalah fee kepada klien agar meminta persetujuan, karena konfirmasi salah saji material harus membutuhkan respon klien, jika tidak ada respon maka auditor bisa menggunakan prosedur lain.

ESLIESA29