18
Pengauditan 2 Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan PT Siba Surya Kelas 5.3 Oleh : Kornelius Tri J 12.60.0113 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Audit Individu KORNEL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Audit

Citation preview

Pengauditan 2Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan PT Siba SuryaKelas 5.3

Oleh :

Kornelius Tri J12.60.0113Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UNIKA SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2014

Profil Perusahaan

PT. SIBA SURYA, merupakan perusahaan transportasi yang telah teruji dalam jasa pengiriman cargo untuk semua tujuan di pulau Jawa. Perusahaan kami bukan saja merupakan perusahaan transportasi terbesar, tetapi juga salah satu perusahaan transportasi yang paling terpercaya di Indonesia.

Perusahaan ini telah melayani jasa transportasi sejak tahun 1951.Yang awalnya bernama CHUNG HWA dan hanya bermodalkan 1 truk saja.Seiring berjalannya waktu perusahaan ini kerap berganti nama menjadi CV Siliwangi Bangkit. Perusahaan juga kerap mengganti direktur utamanya. Berkantor pusat di Semarang, Jawa Tengah, berfungsi sebagai titik pusat strategis dari jaringan kami yang terbentang dari ujung barat hingga ke ujung timur pulau Jawa. Kantor-kantor cabang perusahaan tersebar diberbagai kota seperti Cilegon, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Surabaya, Banyuwangi, Probolinggo, Jember, Kediri, Madiun, Cilacap dan Jabodetabek.

Saat ini kami mengoperasikan armada lebih dari 1.800 unit dengan beberapa type bed untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan segmentasi kargo dengan kapasitas 15 sampai 60 ton. Unit-unit kami ini dilengkapi dengan online-system dan fasilitas GPS yang merupakan keunggulan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Kegiatan Usaha

Usaha utama yang dilakukan PT Siba Surya yaitu :

1. Menjalankan usaha-usaha di bidang pengangkutan, yang meliputi usaha transportasi pengangkutan, pengangkutan barang, kontainer, trucking trailer, peti kemas, termasuk pengepakan, pengemasan dan kegiatan usaha terkait;

2. Menjalankan usaha-usaha di bidang jasa, antara lain meliputi:

jasa pengangkutan darat (trucking);

jasa penunjang dan pelengkap kegiatan angkutan dan jasa perjalanan;

jasa pelayanan bongkar muat barangStruktur Organisasi

Tujuan Audit

1. Untuk mengetahui prosedur pemasukan dan pengeluaran persedian serta dapat menganalisis potensi kelemahan yang ada.2. Untuk menilai efektivitas prosedur pemasukan dan pengeluaran barang yang terdapat di gudang dalam PT Siba Surya .

3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan prosedur pengendalian intern mengenai pemasukan dan pengeluaran barang yang ada di gudang PT Siba Surya.Prosedur Pengeluaran BarangProses pengeluarang barang dalam perusahaan terjadi ketika adanya kerusakan spareparts dalam armada angkutan yang dimilikinya. Persediaan Spareparts yang dimiliki adalah spareparts yang digunakan untuk maintenance armada truk yang dimilikinya. Jumlah armada truk yang dimiliki oleh perusahaan sekitar 4.000 armada. Apabila ada armada yang rusak dan perlu ganti spareparts, maka mekanik akan mencopot spareparts yang rusak tersebut dan barang yang rusak terseut harus di bawa ke counter gudang.. Spareparts tersebut biasa disebut dengan barang bekas Berikut merupakan prosedur pengeluaran barang atau sparepart di PT Sia Surya.1. Pengajuan / permintaan barang : Mekanik membawa form SPB print out yang sudah divalidasi oleh Spv/Manager Teknik dan fisik barang bekas menuju counter barang bekas. Dalam hal ini mekanik diharuskan membawa print out SPB yang sudah divalidasi oleh Spv/Manager pada saat waktu yang bersamaan (H+0) saat adanya permintaan dari supir armada truck untuk mengganti bagian spareparts yang perlu diganti.2. Penerimaan dokumen SPB , pengecekan SPB & fisik barang:

Counter barang bekas menerima SPB dan fisik barang bekas, memeriksa, memastikan dan melakukan pengecekan terhadap kesesuaian fisik barang bekas dengan permintaan sparepart baru.3. Penginputan barang bekas pada system , cetak TT barang bekas dan validasi :

Counter barang bekas input, posting pengembalian barang bekas & print out tanda terima barang bekas, kemudian memberikan vatidasi TT pada SPB sebagai bukti serah terima barang bekas telah diterima dan menyerahkan SPB+TT kepada mekanik yang akan diserahkan pada Picker untuk mengambil barang yang diminta.4. Menyiapkan barang atas permintaan SPB : Picker mengambil print out SPB yang merupakan permintaan barang dari mekanik kemudian mengambil barang sesuai yang tecantum dalam SPB dan mencatat pengeluaran barang pada kartu stock.5. Konfirmasi persediaan stok :

Picker konfirmasi ke Supervisor Inventory jika stock persediaan menipis (batasan stock) untuk dilakukan pembelian

6. Peletakkan Barang permintaan SPB :

Picker menempatkan barang yang sudah diambil dalam rak/kotak/box untuk barang yang siap diserahkan kemudian Picker memberikan SPB ke Counter untuk dibuatkan dokumen pengeluaran barang guna untuk rekap persediaan gudang pada akhir periode.7. Proses pengambilan sparepart (baru) pada logistik :

Mekanik membawa SPB+TT menuju Counter untuk pengambilan barang sesuai dengan permintaan pada SPB

8. Kroscek kesesuaian SPB permintaan barang :

Counter terima SPB dari mekanik dan melakukan kroscek dengan SPB yang telah diambil oleh Picker logistik sparepart, jika tidak sesuai Counter konfirmasi kepada Picker

9. Proses pengambilan barang, penginputan dan cetak dokumen pengeluaran pada system :

Counter mengambil barang pada rak/kotak/box transisi sesuai dengan SPB permintaan barang Counter melakukan penginputan SPB permintaan barang dan cetak/print out dokumen pengeluaran barang (SHS) sesuai fisik barang. Disini SPB di arsipkan. Counter mengecek print dokumen pengeluaran barang (SHS) dengan fisik barang untuk memastikan sebelum dilakukan penyerahan kepada mekanik

10. Validasi dokumen pengeluaran barang ( SHS ) :

Counter memberikan validasi pada print out dokumen pengeluaran barang (SHS) dan meminta validasi kepada mekanik Mekanik memberikan validasi pada print out dokumen pengeluaran barang (SHS )

11. Penyerahan barang dan dokumen pengeluaran barang (copy) :

Counter menyerahkan barang dan copy print out dokumen pengeluaran barang (SHS) kepada mekanik

Mekanik terima barang yang diminta dan melanjutkan pekerjaan kembali

12. Pengarsipan & filling dokumen :

Counter melakukan pengarsipan dokumen SPB dan dokumen permintaan barang (SHS) sebagai bukti pengeluaran barangProsedur Pemasukan BarangProses pemasukan barang terjadi ketika supervisor logistik menerima laporan dari picker dan juga ketika barang di gudang mencapai batas minimum.1. Proses pengiriman supplier dan serah terima barang pembelian

Supplier melakukan pengiriman barang dengan menyertakan lampiran PO dan Invoice supplier kemudian supplier melakukan serah terima barang, invoice, surat jalan dan PO kepada Staf Purchasing

Staff Purchasing terima barang, invoice, surat jalan, PO dari supplier dan dan diserahterimakan kembali kepada picker untuk dilakukan pengecekan fisik dengan kesesuaian PO Awal . Setelah sesuai dengan PO awal admin mencatatnya dengan system sesuai dengan PO yang dibawa Picker.2. Penyerahan dokumen untuk dilakukan pengecekan dengan fisik barang

Picker melakukan pengecekan untuk fisik barang dengan PO permintaan awal dan dimonitoring oleh Supervisor Inventory Jika tidak sesuai picker konfirmasi kepada staff purchasing untuk dilakukan follow-up kepada supplier 3. Pemberian labeling untuk barang masuk/datang dan penempatan

Picker memberikan labeling (penomoran) untuk barang yang sudah dilakukan pengecekan dan menempatkan pada rak sesuai dengan nama barang dan lokasi

4. Serah terima dokumen untuk proses input system

Picker melakukan serah terima dengan admin data untuk dilakukan penginputan invoice (Invoice , Surat Jalan, TT, PO)

Admin data terima dokumen dan melakukan penginputan pada system untuk input invoice sparepart sesuai dengan jenis part yang dibeli/datang (sparepart) Admin data melakukan pengecekan ulang untuk inputan sebelum melakukan postingan kedalam system untuk persediaan Setelah selesai pengecekan, admin data melakukan posting untuk update stock persediaan gudang logistik

5. Pengarsipan dokumen pembelian barang Admin Data lakukan pengarsipan dokumen pembelian barang supplier

Jika adanya retur pemberlian 1. Pencatatan barang retur pada buku retur dan pengajuan validasi

Picker melakukan pencatatan atas barang yang tidak sesuai pada buku retur ( nama barang, part number, nomor nota, tanggal nota, dan alas an brang retur, dan alas an retur)

Picker mengajukan validasi pada buku retur kepada supervisor purchasing.

2. Pengecekan buku retur dan validasi buku retur

Supervisor purchasing melakukan pengecekan terhadap buku retur yang dibuat oleh picker dan validasi buku retur.

3. Packing barang yang akan dilakukan retur dan konfirmasi purchasing

Picker melakukan packing terhadap barang yang akan diretur pada supplier dan konfirmasi purchasing untuk barang yang diretur

4. Konfirmasi supplier dan proses pengiriman barang retur.

Staff purchasing konfirmasi kepada supplier untuk barang yang tidak sesuai dengan invoice/PO.

Staff purchasing mengirim barang retur (melalui paketan yang sudah ditentukan).

5. Penyerahan nota bukti pengiriman untuk dilakukan penginputan system

Staff purchasing memberikan surat/nota bukti pengiriman kepada bagian admin data ( buku retur yang berisikan nomor resi pengiriman, dan cap stempel tanda bukti pengiriman).

6. Input dan posting retur barang untuk update persediaan gudang

Admin data input retur barang, posting untuk megurangi sisa persediaan stok gudang.Keterangan Tambahan

Dokumen :

1. SPB : Surat Permintaan Barang

2. SHS-BPB : Surat Harian Sparepart / Bukti Pengeluaran Barang

3. TT : Tanda Terima Barang 4. BRB : Bukti Retur Barang5. Kartu Stock : Kartu Stock Manual (monitoring stock)6. PO : Purchase Order (Pembelian)7. Chekclist : Dokumen List Barang Order8. Invoice : Dokumen Bukti Pembelian Supplier9. Surat Jalan : Dokumen Surat Jalan Pengiriman10. FPPB : Form. Persetujuan Pembelian BarangKelemahan Potensial

1. Tidak adanya peramalan atau estimasi dalam pembelian persediaan di gudang PT Siba SuryaMenurut Ristono (2009), pengertian dari pengelolaan persediaan adalah: Kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan. Terlihat dalam lampiran mengenai Standard Operating Procedure PT Siba Surya dicantumkan mengenai kebijakan dimana dalam SOP Purchasing nomor 4 dalam kebijakan khusus mengenai Order pembelian ke supplier yaitu Jika persediaan barang sudah mencapai pada batas minimum maka bagian pembelian (purchasing) membuat purchase order untuk memesan kembali barang tersebut kepada supplier yang bersangkutan. Dalam hal pembelian persediaan, PT Siba Surya sangat bergantung pada konfirmasi dari Supervisor logistik dan Picker yang terdapat di counter gudang. Dengan bergantung pada picker PT Siba Surya tidak mempunyai cadangan barang atau sparepart jika sewaktu waktu ada kejadian tidak terduga, misalnya ada beberapa armada yang mengalami kecelakaan bersama-sama. Dengan begitu operasi di PT Siba Surya akan terhambat.2. Pengaturan barang di gudang kurang rapi.

Menurut Rander (2001) tata letak, (layout) merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Penataan barang-barang atau persediaan di gudang PT Siba Surya sangatlah kurang rapi (bisa dilihat di gambar 1, gambar 2, dan gambar 3). Hal ini disebabkan beberapa spareparts memiliki ukuran agak besar sehingga tidak bisa ditata di rak. Rak hanya bisa menampung spareparts yang ukurannya tidak terlalu besar. Selain itu dalam gudang perusahaan, barang baru dan barang bekas diletakkan di dalam satu gudang. Supervisor logistic biasanya hanya memantau barang baru dan jarang sekali memantau barang bekas, karena dianggapnya tidak penting karena sudah rusak. Dengan penataan yang kurang rapi akan mengganggu operasional kinerja gudang dalam melakukan stock opname. Di PT Siba surya barang bekas tersebut tidak sepenuhnya. Kadang kala masih bisa dilakukan servis. Hal ini akan membuat bagian counter gudang dalam menghitung jumlah persediaan pada akhir bulan, bisa-bisa jumlahnya bisa berlipat akibat dari barang bekas yang masih terlihat baru itu. Selain itu barang bekas yang kadang kala bisa diservis sering diambil oleh para karyawan, karena menurutnya jika dipoles sedikit bisa dijual dan menghasilkan uang.Rekomendasi Terhadap Kelemahan PotensialBerdasarkan kelemahan potensial yang pertama yang ada diharapkan PT Siba Surya membentuk system peramalan dalam mengatur persediaannya. Dengan adanya system peramalan persediaan perusahaan akan meminimalisir adanya resiko terhadap kejadian yang tidak terduga. Untuk para auditor diharapkan memperhatikan system peramalan persediaan di perusahaan PT Siba Surya ini. Diharapkan auditor bisa membuatkan system peramalan mengenai persediaan di PT Siba Surya iniagar pihak management perusahaan ini bisa memperkirakan jumlah minimum persediaan yang harus ada di setiap periodenya.Berdasarkan kelemahan yang kedua mengenai pengaturan barang di gudang yang kurang rapi, diharapkan perusahaan mempunyai gudang lagi untuk memisahkan antara barang baru dan barang bekas/rusak. Dengan adanya pemisahan ini perusahaan bisa meminimalkan resiko salah hitung pada stock opname yang dilakukan counter gudang. Selain itu diharapkan supervisor logistic juga tidak menghiraukan barang bekas/rusak itu. Karena barang bekas/rusak tersebut kebanyakan tidak rusak sepenuuhnya dan masih isa diperbaiki. Selain itu barang bekas tersebut jika diperbaiki masih bisa laku untuk dijual walaupun harganya bisa terbilang tergolong murah. Dengan penjualan barang bekas akan menambah kas perusahaan yang bisa digunakan untuk operasi perusahaan. Dengan adanya pemisahan gudang, maka perlu system untuk pengelolaan barang bekas dan juga system untuk penjualannya. Diharapkan untuk para auditor bisa membuatkan system akuntansi untuk perlakuan barang bekas beserta system akuntansi untuk penjualannya.Kesimpulan dan SaranDari pembahasan mengenai siklus persediaan dan pergudangan di perusahaan PT Siba Surya dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Prosedur pengendalian intern persediaan barang pada PT Siba Surya sudah efektif. Terlihat dalam kebijakan perusahaan dalam Standard Operational Procedure milik perusahaan dan juga prosedur pemasukan dan peg\ngeluaran barang yang sesuai dengan Standard Operational Procedure walaupun masih terdapat kelemahan yaitu mengenai batas minimum persediaan yang ada di gudang yang kurang jelas. Diharapkan auditor bisa memberikan rekomendasi system untuk menghitung batas minimum persediaan yang harus ada di gudang pada periode yang ditentukan.

2. Pada penataan barang pada gudang perusahaan PT Siba Surya masih kurang rapi. Di gudang terdapat barang yang seharusnya memiliki perlakuan yang berbeda, yaitu adanya barang baru dan barang bekas yang diletakkan di satu gudang. Hal ini akan membuat bingung dalam melakukan stock opname karena kebanyakan barang bekas tersebut terlihat seperti barang baru. Diharapkan perusahaan memiliki gudang yang berbeda dalam menemmpatkan barang bekas dan auditor diharapkan bisa membantu perusahaan memberikan rekomendasi system yang tepat untuk perlakuan barang bekas/rusak yang ada di gudang PT Siba Surya.Daftar Pustaka

Arens, Alvin A, et.,al 2008, Auditing dan Jasa Assurance, Edisi 12, Jilid 2, Terjemahan Herman Wibowo, Erlangga, Jakarta.

Barry, Rander and Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, PT. Salem Emban Patria. Jakarta. 2001.

Ristono, Agus 2009, Manajemen Persediaan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Lampiran

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5