30
1 BAB I PENDAHULUAN Atresia esofagus merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak menyambungnya esofagus bagian proksimal dengan esofagus bagian distal. Atresia esofagus dapat terjadi bersama fistula trakeoesofagus, yaitu kelainan kongenital dimana terjadi persambungan abnormal antara esofagus dengan trakea. 1 Atresia Esofagus meliputi kelompok kelainan kongenital terdiri dari gangguan kontuinitas esofagus dengan atau tanpa hubungan dengan trakhea. Pada 86% kasus terdapat fistula trakhea oesophageal di distal, pada 7% kasus tanpa fistula Sementara pada 4% kasus terdapat fistula tracheooesophageal tanpa atresia, terjadi 1 dari 2500 kelahiran hidup. Bayi dengan Atresia Esofagus tidak mampu untuk menelan saliva dan ditandai sengan jumlah saliva yang sangat banyak dan membutuhkan suction berulangkali. 1

Atresia Esofagus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

..

Citation preview

19

BAB IPENDAHULUAN

Atresia esofagus merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak menyambungnya esofagus bagian proksimal dengan esofagus bagian distal. Atresia esofagus dapat terjadi bersama fistula trakeoesofagus, yaitu kelainan kongenital dimana terjadi persambungan abnormal antara esofagus dengan trakea. 1Atresia Esofagus meliputi kelompok kelainan kongenital terdiri dari gangguan kontuinitas esofagus dengan atau tanpa hubungan dengan trakhea. Pada 86% kasus terdapat fistula trakhea oesophageal di distal, pada 7% kasus tanpa fistula Sementara pada 4% kasus terdapat fistula tracheooesophageal tanpa atresia, terjadi 1 dari 2500 kelahiran hidup. Bayi dengan Atresia Esofagus tidak mampu untuk menelan saliva dan ditandai sengan jumlah saliva yang sangat banyak dan membutuhkan suction berulangkali.1Kemungkinan atresia semakin meningkat dengan ditemukannya polihidramnion. Selang nasogastrik masih bisa dilewatkan pada saat kelahiran semua bayi baru lahir dengan ibu polihidramnion sebagaimana juga bayi dengan mukus berlebihan, segara setelah kelahiran untuk membuktikan atau menyangkal diagnosa. Pada atresia esofagus selang tersebut tidak akan lewat lebih dari 10 cm dari mulut (konfirmasi dengan Rongent dada dan perut).2Angka keselamatan berhubungan langsung terutama dengan berat badan lahir dan kelainan jantung, angka keselamatan bisa mendekati 100%, sementara jika ditemukan adanyan salah satu faktor resiko mengurangi angka keselamatan hingga 80% dan bisa hingga 30-50 % jika ada dua faktor resiko.2Atresia esofagus merupakan kelainan kongenital yang cukup sering dengan insidensi rata-rata sekitar 1 setiap 2500 hingga 3000 kelahiran hidup. Insidensi atresia esophagus di Amerika Serikat 1 kasus setiap 3000 kelahiran hidup. Di dunia, insidensi bervariasi dari 0,4-3,6 per 10.000 kelahiran hidup. Insidensi tertinggi terdapat di Finlandia yaitu 1 kasus dalam 2500 kelahiran hidup.1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiAtresia berarti buntu, atresia esofagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara (buntu), pada esophagus (+). Pada sebagian besar kasus atresia esofagus ujung esofagus buntu, sedangkan pada 1/4 1/3 kasus lainnya esofagus bagian bawah berhubungan dengan trakea (disebut sebagai atresia esofagus dengan fistula).Atresia esofagus adalah sekelompok kelainan kongenital yang mencangkup gangguan kontinuitas esofagus disertai atau tanpa adanya hubungan trakea.Atresia esofagus adalah esofagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna. Pada atresia esofagus, kerongkongan menyempit atau buntu ; tidak tersambung dengan lambung. Kebanyakan Bayi yang menderita atresia esofagus juga memiliki fistula trakeoesofageal (suatu hubungan abnormal antara kerongkongan dan trakea/pipa udara).

2.2 EpidemiologiAtresia esofagus pertama kali dikemukakan oleh Hirscprung seorang ahli anak dari Copenhagen pada abad 17 tepatnya pada tahun 1862 dengan adanya lebih kurang 14 kasus atresia esofagus, kelainan ini sudah di duga sebagai suatu malformasi dari traktus gastrointestinal.Tahun 1941 seorang ahli bedah Cameron Haight dari Michigan telah berhasil melakukan operasi pada atresia esofagus dan sejak itu pulalah bahwa Atresia Esofagus sudah termasuk kelainan kongenital yang bisa diperbaiki.Di Amerika Utara insiden dari Atresia Esofagus berkisar 1:3000-4500 dari kelahiran hidup, angka ini makin lama makin menurun dengan sebab yang belum diketahui. Secara Internasional angka kejadian paling tinggi terdapat di Finlandia yaitu 1:2500 kelahiran hidup. Atresia Esofagus 2-3 kali lebih sering pada janin yang kembar.

2.3 EtiologiEtiologi atresia esofagus merupakan multifaktorial dan masih belum diketahui dengan jelas. Atresia esofagus merupakan suatu kelainan bawaan pada saluran pencernaan. Terdapat beberapa jenis atresia, tetapi yang sering ditemukan adalah kerongkongan yang buntu dan tidak tersambung dengan kerongkongan bagian bawah serta lambung. Atresia esofagus dan fistula ditemukan pada 2-3 dari 10.000 bayi.Hingga saat ini, teratogen penyebab kelainan ini masih belum diketahui. Terdapat laporan yang menghubungkan atresia esofagus dalam keluarga.Juga dihubungkan terdapat 2% resiko apabila saudara telah terkena kelainan ini. Kelainan ini juga dihubungkan dengan trisomi 21, 13, 18. Angka kejadian pada anak kembar dinyatakan 6x lebih banyak dibanding bukan kembar.

2.4 Klasifikasia) Kalasiakalasia ialah keadaan bagian bawah esofagus yang tidak dapat menutup secara baik, sehingga menyebabkan regurgitasi, terutama kalau bayi dibaringkan. Pertolongan : memberi makanan dalam posisi tegak, yaitu duduk dalam kursi khusus.Kalasia adalah kelainan yang terjadi pada bagian bawah esophagus (pada persambungan dengan lambung yang tidak dapat menutup rapat sehingga bayi sering regurgitasi bila dibaringkan.b) AkalasiaIalah kebalikan kalasia yaitu bagian akhir esofagus tidak membuka secara baik, sehingga keadaan seperti stenosis atau atresia. Disebut pula spasmus cardio-oesophagus. Sebabnya : karena terdapat cartilago trachea yang tumbuh ektopik dalam esophagus bagian bawah, berbentuk tulang rawan yang ditemukan secara mikroskopik dalam lapisan otot.

c) Classification System GrossAtresia esofagus disertai dengan fistula trakeoesofageal distal adalah tipe yang paling sering terjadi. Varisi anatomi dari atresia esofagus menggunakan system klasifikasi gross of bostom yang sudah popular digunakan.

System ini berisi antara lain.(1) Tipe A__ Atresia esophagus tanpa fistula ; atresia esophagus murni (10%) Tipe B__ Atresia esophagus dengan TEF proximal (