Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    1/25

    ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN AIDS

    A. Konsep Dasar Penyakit

    1. Pengertian

    AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan

    tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar (bukan dibawa sejak lahir).

    AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang

    berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus (HIV). (Suzane C. Smetzler dan

    Brenda G.Bare).

    AIDS diartikan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan

    dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan

    berkaitan dengan pelbagi infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan

    malignitas yang jarang terjadi (Center for Disease Control and Prevention).

    2. Epidemiologi

    Kasus-kasus menyatakan hampir 10-40% pecandu narkoba(yang diduga sebagian besar

    remaja) yang memakai jarum suntik (intravenous drug user atau IDU) positif terinfeksi HIV

    dan AIDS. Penyakit AIDS diketahui keberadaannya di Indonesia pada tahun 1987 yaitu di

    Bali dengan kasus 6 orang. Sehingga, sekarang dilaporkan jumlah penderita HIV dan AIDS

    sekitar 80.000 sampai 120.000 kasus, dan lebih dari 85% berusia produktif.

    3. Etiologi

    Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus(HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1.

    Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2

    dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk

    memudahkan keduanya disebut HIV.

    Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

    1. Periode jendela : Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi, tidak ada gejala.

    1

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    2/25

    2. Fase infeksi HIV primer akut : Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu seperti

    demam.

    3. Infeksi asimtomatik : Lamanya 1-15 tahun atau lebih dengan gejala tidak ada.

    4. Supresi imun simtomatik : Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari,

    berat badan menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.

    5. AIDS : Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali

    ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh,

    dan manifestasi neurologist.

    AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang

    termasuk kelompok resiko tinggi adalah :

    1. Lelaki homoseksual atau biseks.

    2. Orang yang ketagihan obat intravena.3. Partner seks dari penderita AIDS.

    4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).

    5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi

    4. Patofisiologi

    HIV tergolong ke dalam kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang

    menunjukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat

    (RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA). Sel T dan makrofag serta sel

    dendritik / langerhans (sel imun) adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency

    Virus (HIV) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human

    Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD

    4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi

    dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel

    lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T 4 yang juga dipengaruhirespon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.

    Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah secara

    progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T

    penolong.

    Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat tetap tidak

    memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel

    2

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    3/25

    T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-

    300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.

    Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi (herpes zoster dan jamur

    oportunistik) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan

    menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis

    mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila

    terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.

    5. Pathway (Terlampir)

    6. Manifestasi Klinis

    Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang menyerupai flubiasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan berat badan lebih dari

    10% dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati.

    Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu :

    1. Infeksi HIV Stadium Pertama

    Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi gejala-

    gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.

    2. Persisten Generalized Limfadenopati

    Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada waktu

    malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan oleh jamur

    kandida di mulut.

    3. AIDS Relative Complex (ARC)

    Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai terjadi

    berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh. Disini

    penderita menunjukkan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat dijelaskan

    penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu tahun, ditambah

    dengan gejala yang sudah timbul pada fase kedua.

    3

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    4/25

    4. Full Blown AIDS

    Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap

    infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang paru

    pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman

    opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun sebelum

    saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal sebelum

    waktunya.

    7. Tanda dan Gejala

    Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi Human

    Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 2 minggu, pasien akan

    merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan

    mengalami demam, keringat di malam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati,

    keletihan, ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.

    Saat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi 1-5

    tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang

    paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan

    suatu protozoa, infeksi lain termasuk meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus,

    mikrobakterial, atipikal.

    a. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)

    Akut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti demam

    berkeringat, lesu, mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher, radang

    kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.

    b. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala

    Diketahui oleh pemeriksa kadar Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam darah

    akan diperoleh hasil positif.

    4

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    5/25

    c. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap

    Dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih

    dari 3 bulan.

    8. Komplikasi

    a. Oral Lesi

    Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis

    Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat

    badan, keletihan dan cacat.

    b. Neurologik

    Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human

    Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian,

    kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi sosial.

    Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,

    ketidakseimbangan elektrolit, meningitis/ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala,

    malaise, demam, paralise, total/parsial. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi sistemik, dan

    maranik endokarditis.

    Neuropati karena inflamasi demielinasi oleh serangan Human

    Immunodeficienci Virus (HIV).

    c. Gastrointestinal

    Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, Limpoma, dan

    sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam,

    malabsorbsi dan dehidrasi.

    Hepatitis karena bakteri dan virus, Limpoma,Sarcoma Kaposi, obat ilegal,

    alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.

    Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang

    sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rektal, gatal-gatal

    dan diare.

    5

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    6/25

    d. Respirasi

    Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus

    danstrongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.

    e. Dermatologik

    Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi

    otot, lesi scabies / tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi skunder

    dan sepsis.

    f. Sensorik

    Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan.

    Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran

    dengan efek nyeri.

    9. Pemeriksaan Fisik

    Aktifitas / Istirahat

    Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, progresi malaise, perubahan pola tidur.

    Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktifitas

    (perubahan TD, frekuensi jantung dan pernafasan).

    Sirkulasi

    Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada cedera.

    Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat/sianosis,

    perpanjangan pengisian kapiler.

    Integritas dan Ego

    Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan, mengkhawatirkan penampilan,

    mengingkari diagnosa, putus asa dan sebagainya.

    6

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    7/25

    Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.

    Eliminasi

    Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram

    abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi

    Tanda : Feses encer dengan atau tanpa mukus atau darah, diare pekat dan sering,

    nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rektal, perianal, perubahan jumlah, warna dan

    karakteristik urine.

    Makanan / Cairan

    Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia

    Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi yang buruk,

    edema

    Hygiene

    Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS

    Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.

    Neurosensori

    Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental, kerusakan status indera,

    kelemahan otot, tremor, perubahan penglihatan.

    Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak normal,

    tremor, kejang, hemiparesis.

    Nyeri/Kenyamanan

    Gejala : Nyeri umum/lokal, rasa terbakar, sakit kepala, nyeri dada, pleuritis.

    7

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    8/25

    Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan rentang gerak,

    pincang.

    Pernafasan

    Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak pada dada.

    Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya sputum.

    Keamanan

    Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka transfusi darah, penyakit defisiensi

    imun, demam berulang, berkeringat malam.

    Tanda : Perubahan integritas kulit, luka perianal / abses, timbulnya nodul, pelebaran

    kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.

    Seksualitas

    Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi, menurunnya libido, penggunaan

    pil pencegah kehamilan.

    Tanda : Kehamilan, herpes genetalia

    Interaksi Sosial

    Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian, adanya trauma

    AIDS

    Tanda : Perubahan interaksi

    Penyuluhan / Pembelajaran

    Gejala : Kegagalan dalam perawatan, prilaku seks beresiko tinggi, penyalahgunaan

    obat-obatan IV, merokok, alkoholik.

    8

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    9/25

    10. Pemeriksaan Penunjang

    1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :

    ELISA

    Western blot

    P24 antigen test

    Kultur HIV

    2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.

    Hematokrit.

    LED

    CD4 limfosit Rasio CD4/CD limfosit

    Serum mikroglobulin B2

    Hemoglobulin

    11. Prognosis

    Perjalanan alamiah penyakit AIDS belum diketahui dengan pasti. Faktor-faktor yang

    memegang peran untuk timbulnya AIDS pada seseorang HIV positif belum diketahui dengan

    jelas. Diperkirakan bahwa infeksi HIV yang berulang dan pemajanan terhadap infeksi-infeksi

    lain, seperti virus herpes simpleks, CMV, dan EBV mengakibatkan progresivitas penyakit.

    Median survival pasien AIDS adalah antara 1-2 tahun untuk negara maju dan kurang dari satu

    tahun untuk negara yang sedang berkembang.

    12. Terapi/ Tindakan penanganan

    1) Pengobatan Suportif

    Tujuan pengobatan ini adalah untuk meningkatkan keadaan umum pasien.

    Pengobatan ini terdiri atas pembarian gizi yang sesuai, obat sistemik, serta vitamin. Di

    9

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    10/25

    samping ituperlu diupayakan dukungan psikososial agar pasien dapat melakukan

    aktivitas seperti semula.

    2) Pengobatan Infeksi Oportunistik

    Pola infeksi oportunistik biasanya sesuai dengan pola mikroba yang ada di

    lingkungan pasien. Di negeri kita yang sering dijumpai adalah infeksi jamur,

    tuberkulosis, toksoplasma, herpes dan sitomegalovirus. Karena kekebalan tubuh

    pasien amat menurun, diperlukan obat yang lebih kuat dan waktu pengobatan yang

    lebih lama. Sebagian infeksi oportunistik seperti PCP dan sitomegalovirus

    memerlukan pengobatan pemeliharaan. Seringkali pasienjuga menderita 2 sampai 3

    infeksi oportunistik sekaligus. Pengobatan kanker yang terkena AIDS yaitu limfoma

    malignum, sarkoma Kaposi dan karsinoma serviks invasif disesuaikan dengan standarterapi penyakit kanker.

    3) Obat Antiretroviral

    Obat ini bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan HIV dalam tubuh. Penelitian

    terakhir menunjukkan bahwa kombiansi obat antiretroviral dapat menurunkan secara

    tajam viral load di darah, bahkan juga di kelenjar limfe. Obat ini diberikan dalam

    bentuk kombinasi golongan RTI (reverse transcriptase inhibitor) dan PI (protease

    inhibitor). Dewasa ini terapi standar yang banyak dianut adalah kombinasi 2 RTI dan

    1 PI. Meski demikian, uji klinis terus dikerjakan dengan menggunakan berbagai

    kombinasi, misalnya 2 PI saja atau bahkan ada kombinasi 4-5 obat yang bertujuan

    untuk mencapai eradikasi HIV di tubuh. Sekarang obat kombinasi ini masih asing bagi

    kebanyakan doketr yang berpraktek umum tetapi di masa depan bila kasus semakin

    banyak bukan tidak mungkin standar terapi ini semakin populer, seperti halnya standar

    terapi antituberkulosis.

    13. Penatalaksanaan

    Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human

    Immunodeficiency Virus (HIV). Untuk mencegah terinfeksi Human Immunodeficiency Virus

    (HIV), bisa dilakukan dengan :

    Melakukan abstinensi seks/melakukan hubungan kelamin dengan pasangan

    yang tidak terinfeksi.

    10

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    11/25

    Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir

    yang tidak terlindungi.

    Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas

    status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.

    Tidak bertukar jarum suntik, jarum tato, dan sebagainya.

    Mencegah infeksi ke janin/bayi baru lahir.

    B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

    1. Pengkajian

    Aktifitas / Istirahat

    Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, progresi malaise, perubahan pola tidur.

    Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktifitas

    (perubahan TD, frekuensi jantung dan pernafasan).

    Sirkulasi

    Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada cedera.

    Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat/sianosis,

    perpanjangan pengisian kapiler.

    Integritas dan Ego

    Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan, mengkhawatirkan penampilan,

    mengingkari diagnosa, putus asa dan sebagainya.

    Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.

    Eliminasi

    11

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    12/25

    Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram

    abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi

    Tanda : Feses encer dengan atau tanpa mukus atau darah, diare pekat dan sering,

    nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rektal, perianal, perubahan jumlah, warna dan

    karakteristik urine.

    Makanan / Cairan

    Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia

    Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi yang buruk,

    edema

    Hygiene

    Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS

    Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.

    Neurosensori

    Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental, kerusakan status indera,

    kelemahan otot, tremor, perubahan penglihatan.

    Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak normal,

    tremor, kejang, hemiparesis.

    Nyeri/Kenyamanan

    Gejala : Nyeri umum/lokal, rasa terbakar, sakit kepala, nyeri dada, pleuritis.

    Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan rentang gerak,

    pincang.

    Pernafasan

    12

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    13/25

    Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak pada dada.

    Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya sputum.

    Keamanan

    Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka transfusi darah, penyakit defisiensi

    imun, demam berulang, berkeringat malam.

    Tanda : Perubahan integritas kulit, luka perianal / abses, timbulnya nodul, pelebaran

    kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.

    Seksualitas

    Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi, menurunnya libido, penggunaan

    pil pencegah kehamilan.

    Tanda : Kehamilan, herpes genetalia

    Interaksi Sosial

    Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian, adanya trauma

    AIDS

    Tanda : Perubahan interaksi

    Penyuluhan / Pembelajaran

    Gejala : Kegagalan dalam perawatan, prilaku seks beresiko tinggi, penyalahgunaan

    obat-obatan IV, merokok, alkoholik.

    2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

    1) Pola napas tidak efektif b.d infeksi pada saluran

    pernapasan d.d sesak napas, takipnea.

    2) Kekurangan volume cairan b.d invasi kuman patogen

    d.d demam, mual muntah, diare.

    13

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    14/25

    3) Nyeri akut b.d invasi kuman patogen d.d bengkak

    sendi, nyeri tekan, penurunan rentang gerak, pincang.

    4) Gangguan pola eliminasi BAB (diare) b.d infeksi

    kuman patogen pada gastrointestinal d.d feses encer dengan atau tanpa mukus atau

    darah, diare pekat dan sering.

    5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d adanya

    lesi pada mulut d.d anoreksia, mual muntah.

    6) Gangguan integritas kulit b.d infeksi kuman patogen

    pada dermatologis d.d gatal, lesi, sepsis, nyeri.

    7) Intoleransi aktivitas b.d ensefalopati akut d.d

    kelemahan, perubahan TD, frekuensi jantung dan pernafasan.

    8) Ansietas berhubungan perubahan status kesehatanditandai dengan menanyakan penyakit.

    9) Isolasi sosial b.d HIV positif d.d Mengingkari, cemas,

    depresi, takut, menarik diri, marah.

    3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi

    No Dx.Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

    1. Pola napas tidak

    efektif b.d infeksi

    pada saluran

    pernapasan d.d

    sesak napas,

    takipnea.

    Setelah dilakukan

    tindakan selama

    3x24 jam,

    diharapkan pola

    napas klien menjadi

    efektif dgn KH :

    Sesak napas (-)

    RR = 18-

    20x/mnt

    Takipnea (-)

    Auskultasi bunyi

    napas, tandai

    daerah paru yg

    mengalami

    penurunan/kehilan

    gan ventilasi &

    munculnya bunyi

    adventisius mis.

    Krekels, mengi,

    ronchi.

    Catat

    kecepatan/kedala

    man pernapasan,

    sianosis,

    penggunaan otot

    Memperkirakan

    adanya

    perkembangan

    komplikasi/infeksi

    pernapasan, mis.

    Atelektasis/pneumo

    nia.

    Takipnea, sianosis,

    tak dapat

    beristirahat &

    peningkatan napas

    menunjukkan

    kesulitan

    pernapasan &

    adanya kebutuhan

    14

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    15/25

    aksesori/peningkat

    an kerja

    pernapasan &

    munculnya

    dispnea, ansietas.

    Tinggikan kepala

    tempat tidur.

    Usahakan klien

    untk berbalik,

    batuk, menarik

    napas sesuai

    kebutuhan.

    Berikan tambahan

    O2 yg

    dilembabkan

    melalui cara yg

    sesuai, mis.

    Kanula, masker,

    intubasi/ventilasi

    mekanis.

    untk meningkatkan

    pengawasan/interve

    nsi medis.

    Meningkatkan

    fungsi pernapasan

    yg optimal &

    mengurangi aspirasi

    atau infeksi yg

    ditimbulkan karena

    atelektasis.

    Mempertahankan

    ventilasi/oksigenasi

    efektif untk

    mencegah/memperb

    aiki krisis

    pernapasan.

    2. Kekurangan

    volume cairan b.d

    invasi kuman

    patogen d.d lesi

    pada rongga mulut,

    mual muntah,

    diare.

    Setelah dilakukan

    tindakan selam

    3x24 jam,

    diharapkan volume

    cairan klien

    menjadi adekuat

    dgn KH :

    Demam

    Mual muntah(-)

    Diare (-)

    Pantau TTV.

    Catat peningkatan

    suhu & durasi

    demam. Berikan

    kompres hangat

    sesuai indikasi.

    Hilangkan

    makanan yg

    potensial

    menyebabkan

    diare. Mengatur

    kecepatan/konsent

    rasi makanan yg

    diberikan per

    Indikator dari

    volume cairan

    sirkulasi.

    Meningkatkan

    kebutuhan

    metabolisme &

    diaforesis yg

    berlebihan yg

    dihubungkan dgn

    demam dalam

    meningkatkan

    cairan tak kasat

    mata.

    Mungkin dapat

    15

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    16/25

    selang jika

    diperlukan.

    Berikan

    cairan/elektrolit

    melalui selang

    pemberi

    makanan/IV.

    Berikan obat-

    obatan sesuai

    indikasi :

    Antiemetik,

    antidiare,antipiretik.

    mengurangi diare.

    Mungkin

    diperlukan untk

    mendukung/mempe

    rbesar volume

    sirkulasi, terutama

    jika masukan oral

    tak adekuat,

    mual/muntah terus

    menerus.

    Antiemetik :

    Mengurangi insiden

    muntah untk

    mengurangi

    kehilangan

    cairan/elektrolit

    lebih lanjut;

    Antidiare :

    Menurunkan

    jumlah &

    keenceran feses,

    mungkin

    mengurangi kejang

    usus & peristaltik;

    Antipiretik :

    Membantu

    mengurangi demam

    & respon

    hipermetabolisme,

    menurunkan

    kehilangan cairan

    tak kasat mata.

    16

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    17/25

    3. Nyeri akut b.d

    invasi kuman

    patogen d.d

    bengkak sendi,

    nyeri kelenjar,

    nyeri tekan,

    penurunan rentang

    gerak, pincang.

    Setelah dilakukan

    tindakan selama

    1x24 jam,

    diharapkan rasa

    nyeri klien dapat

    berkurang/hilang

    dgn KH:

    Skala nyeri (1-3)

    Bengkak

    sendi,nyeri

    tekan, penurunan

    rentang gerak,

    pincang (-)

    Kaji keluhan

    nyeri, perhatikan

    lokasi, intensitas

    (skala 1-10),

    frekuensi &

    waktu. Menandai

    gejala nonverbal

    mis. gelisah,

    takikardia,

    meringis.

    Lakukan tindakan

    paliatif mis.pengubahan

    posisi, rentang

    gerak pada sendi

    yg sakit, masase.

    Instruksikan

    klien/dorong untk

    mengunakanvisualisasi/bimbin

    gan imajinasi,

    relaksasi

    progresif, teknik

    napas dalam.

    Berikan

    analgesik/antipiret

    ik, analgesik

    narkotik.

    Mengindikasikan

    kebutuhan untk

    intervensi & juga

    tanda-tanda

    perkembangan/reso

    lusi komplikasi.

    Meningkatkan

    relaksasi/menurunk

    an tegangan otot.

    Meningkatkan

    relaksasi &

    perasaan sehat.

    Dapat menurunkan

    kebutuhan

    analgesik narkotik

    (depresan SSP)

    dimana telah terjadi

    proses degeneratif

    neuro/motor.Mungkin tidak

    berhasil jika

    muncul demensia

    meskipun minor.

    Memberikan

    penurunan

    nyeri/tidak nyaman;

    mengurangi

    demam.

    17

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    18/25

    4. Gangguan pola

    eliminasi BAB

    (diare) b.d infeksi

    kuman patogen

    pada

    gastrointestinal d.d

    feses encer dengan

    atau tanpa mukus

    atau darah, diare

    pekat dan sering.

    Setelah dilakukan

    tindakan selama

    3x24 jam

    diharapkan pola

    eliminasi BAB

    (diare) klien

    kembali seperti

    biasa dgn KH :

    Diare (-)

    Feses padat,

    mukus darah (-)

    Kaji konsistensi

    dan frekuensi

    feses dan adanya

    darah.

    Auskultasi bunyi

    usus.

    Atur agen

    antimotilitas dan

    psilium

    (Metamucil)

    sesuai indikasi.

    Berikan ointment

    A dan D, vaselin

    atau zinc oside.

    Mendeteksi adanya

    darah dalam feses.

    Hipermotiliti

    umumnya dengan

    diare.

    Mengurangi

    motilitas usus,

    yang pelan,

    memperburuk

    perforasi pada

    intestinal.

    Untuk

    menghilangkan

    distensi.

    5. Perubahan nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan b.d

    adanya lesi pada

    mulut d.d

    anoreksia, mual

    muntah.

    Setelah dilakukan

    tindakan selama

    3x24 jam

    diharapkan

    kebutuhan nutrisi

    klien dapat

    terpenuhi secara

    adekuat dgn KH :

    Anoreksia (-)

    Mual muntah (-)

    Kaji kemampuan

    untk mengunyah,

    menelan &

    merasakan.

    Auskultasi bising

    usus.

    Batasi makanan

    yg menyebabkan

    mual/muntah

    mungkin kurang

    ditoleransi oleh

    pasien karena luka

    pada

    mulut/disfagia.

    Dorong aktivitas

    fisik sebanyak

    mungkin.

    Pasang/pertahankan selang NGT

    Lesi mulut,

    tenggorok &

    esofagus dpt

    menyebabkan

    disfagia, penurunan

    kemampuan klien

    untk mengolah

    makanan &

    mengurangi

    keinginan untk

    makan.

    Hipermotilitas

    saluran intestinal

    umum terjadi &

    dihubungkan dgn

    muntah & diare, yg

    dapat

    mempengaruhi

    pilihan diet/cara

    makan.

    18

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    19/25

    sesuai petunjuk. Rasa sakit pada

    mulut atau

    ketakutan akan

    mengiritasi lesi

    mulut mungkin

    akan menyebabkan

    klien enggan untuk

    makan. Tindakan

    ini mungkin akan

    berguna dalam

    meningkatkan

    pemasukanmakanan.

    Dapat

    meningkatkan nafsu

    makan & perasaan

    sehat.

    Mungkin

    diperlukan untk

    mengurangi

    mual/muntah atau

    untuk pemberian

    maka per selang.

    6. Gangguan

    integritas kulit b.d

    infeksi kuman

    patogen pada

    dermatologis d.d

    gatal, lesi, sepsis,

    nyeri.

    Setelah dilakukan

    tindakan selama

    3x24 jam

    diharapkan kulit

    klien tidak

    mengalami

    kerusakan dgn KH :

    Gatal (-)

    Sepsis (-)

    Lesi (-)

    Pertahankan/instru

    ksikan dlm

    higiene kulit, mis.

    membasuh

    kemudian

    mengeringkannya

    dgn berhati-hati &

    melakukan masase

    dgn menggunakan

    losion atau krim.

    Secara teratur

    Mempertahankan

    kebersihan krn kulit

    yg kering dpt

    menjadi barier

    infeksi.

    Pembasuhan kulit

    kering sbg ganti

    menggaruk

    menurunkan risiko

    trauma dermal padakulit yg

    19

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    20/25

    Nyeri

    hilang/berkurang

    ubah posisi, ganti

    sprei sesuai

    kebutuhan.

    Dorong

    pemindahan berat

    badan secara

    periodik. Lindungi

    penonjolan tulang

    dgn bantal,

    bantalan

    tumit/siku, kulit

    domba. Berikan matras

    atau tempat tidur

    busa/flotasi.

    Gunakan/berikan

    obat-obat

    topikal/sistemik

    sesuai indikasi.

    kering/rapuh.

    Masase

    meningkatkan

    sirkulasi kulit &

    meningkatkan

    kenyamanan.

    Mengurangi stres

    pd titik tekanan,

    meningkatkan

    aliran darah ke

    jaringan &

    meningkatkanproses kesembuhan.

    Menurunkan

    iskemia jaringan,

    mengurangi

    tekanan pd kulit,

    jaringan & lesi.

    Digunakan pd

    perawatan lesi kulit.

    20

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    21/25

    7. Intoleransi aktivitas

    b.d ensefalopati

    akut d.d

    kelemahan,

    perubahan TD,

    frekuensi jantung

    dan pernafasan.

    Setelah dilakukan

    tindakan selama

    3x24 jam

    diharapkan klien

    berpartisipasi dalam

    kegiatan dgn KH :

    Klien tidak

    mudah lelah

    Takikardi (-)

    Dispnea (-)

    Pantau respon

    psikologis

    terhadap aktivitas,

    mis. perubahan

    TD, frekuensi

    jantung dan

    pernafasan.

    Dorong klien untk

    melakukan apapun

    yg mungkin, mis.

    perawatan diri,

    duduk, berjalan,pergi makan

    siang.

    Rujuk pada terapi

    fisik/okupasi.

    Toleransi bervariasi

    tergantung pd status

    proses penyakit,

    status nutrisi,

    keseimbangan

    cairan &

    jumlah/tipe

    penyakit dimana

    klien menjadi

    subjeknya.

    Memungkinkan

    penghematanenergi, peningkatan

    stamina &

    mengizinkan klien

    untk lebih aktif

    tanpa menyebabkan

    kepenatan tanpa

    frustasi.

    Latihan setiap hari

    terprogram &

    aktivitas yg

    membantu klien

    mempertahankan/m

    eningkatkan

    kekuatan & tonus

    otot, meningkatkan

    rasa sejahtera.

    8 .Ansietas

    berhubungan

    dengan perubahan

    status kesehatan

    ditandai denganmenanyakan

    Setelah diberikan

    tindakan

    keperawatan

    selama3x24 jam

    diharapkan ansietasberkurang ,koping

    1.Kaji tingkat

    kecemasan secara

    terus menerus

    Peningkatan

    kecemasan membuat

    pasien tidak berespon

    terhadap tindakan

    yang dilakukan

    21

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    22/25

    penyakit. efektif

    K.E:

    - Memperlihatan

    kemampuan

    mengatasi masalah

    2.Jamin pasien

    tentang kerahasiaan

    dalam batasan situasi

    tertentu.

    3.Pertahankan

    hubungan yangsering dengan

    pasien.

    4.Berikan informasi

    akurat dan konsisten

    mengenai

    prognosis,hindari

    argumentasi

    mengenai persepsi

    pasien .

    5.Waspada terhadap

    tanda-tanda

    penolakan /depresi :

    menarik

    diri,marah,ucapan

    ucapan yang tidak

    tepat,timbulnya ide

    bunuh diri .

    6.Berikan

    lingkungan terbuka.

    Memberikan

    penentraman hati dan

    kesempatan bagi

    pasien untuk

    memecahkan masalah

    pada situasi yang

    diantisipasi.

    Menjamin bahwa

    pasien tidak akan

    sendiri/ditelantar-kan.

    Dapat mengurangi

    ansietas dan

    ketidakmampuan

    pasien untuk membuat

    keputusan.

    Pasien mungkin akan

    menggunakan

    mekanisme bertahan

    dengan penolakan dan

    terus berharap

    diagnosanya tidak

    akurat.Rasa bersalah

    dan tekanan spiritual

    mungkin akan

    menyebabkan pasien

    menarik diri dan

    percaya bahwa bunuh

    diri adalh suatu

    alternatif.

    22

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    23/25

    9.

    Isolasi sosial b.d

    HIV positif d.d

    Mengingkari,

    cemas, depresi,

    takut, menarik diri,

    marah.

    Setelah dilakukan

    tindakan selama

    3x24 jam

    diharapkan klien

    menunjukkan

    peningkatan

    perasaan harga diri

    dgn KH :

    Klien tidak

    menutup diri.

    Klien tidak

    tampak malu.

    Batasi/hindari

    penggunaan

    masker, baju &

    sarung tangan jika

    memungkinkan,

    mis. jika berbicara

    dgn klien.

    Dorong adanya

    hubungan yg aktif

    dgn orang

    terdekat.

    Rujuk pada

    sumber-smber,

    mis. Pelayanan

    sosial, konselor &

    organisasi/proyek

    AIDS

    (lokal/nasional).

    Membantu pasien

    untuk merasa

    diterima pada

    kondisi sekarang

    tanpa perasaan

    Mengurangi

    perasaan klien akan

    isolasi fisik &

    menciptakan

    hubungan sosial yg

    positif yg dapat

    meningkatkan rasa

    percaya diri.

    Membantu

    memantapkan

    partisipasi pada

    hubungan sosial .

    Dapat mengurangi

    kemungkinan upaya

    bunuh diri.

    Adanya sistem

    pendukung dapat

    mengurangi

    perasaan terisolasi.

    4. Evaluasi

    1) Pola napas klien menjadi efektif.

    23

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    24/25

    2) Volume cairan klien menjadi adekuat.

    3) Rasa nyeri klien dapat berkurang/hilang.

    4) Pola eliminasi BAB (diare) klien kembali seperti

    biasa.

    5) Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi secara

    adekuat.

    6) Kulit klien tidak mengalami kerusakan.

    7) Klien berpartisipasi dalam kegiatan.

    8) Ansites berkurang,koping efektif.

    9) Klien menunjukkan peningkatan perasaan harga diri.

    DAFTAR PUSTAKA

    24

  • 7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids

    25/25

    Brunner & Suddarth.2002.Keperawatan Medikal

    Bedah.ed 8.volume 2.Jakarta : EGC.

    Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia.Buku Ajar

    Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Jakarta : Balai Penerbit FKUI,Jakarta.

    Doenges, Marylin E dkk.1999.Rencana Asuhan

    Keperawatan.Edisi III.Jakarta : EGC.

    Nanda,2005-2006,Diagnosis Keperawatan

    http://asuhan-

    keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html. Diakses tanggal 19-4-2009.

    http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS#Epidemiologi.

    Diakses tanggal 19-4-2009.

    http://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-

    keperawatan-aids.html. Diakses tanggal 19-4-2009.

    http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html.%20Diakseshttp://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html.%20Diakseshttp://id.wikipedia.org/wiki/AIDS#Epidemiologihttp://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.htmlhttp://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.htmlhttp://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html.%20Diakseshttp://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html.%20Diakseshttp://id.wikipedia.org/wiki/AIDS#Epidemiologihttp://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.htmlhttp://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.html