Upload
ayu-komang-dian-cahyanti
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
1/25
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN AIDS
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan
tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar (bukan dibawa sejak lahir).
AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang
berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus (HIV). (Suzane C. Smetzler dan
Brenda G.Bare).
AIDS diartikan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan
dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan
berkaitan dengan pelbagi infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan
malignitas yang jarang terjadi (Center for Disease Control and Prevention).
2. Epidemiologi
Kasus-kasus menyatakan hampir 10-40% pecandu narkoba(yang diduga sebagian besar
remaja) yang memakai jarum suntik (intravenous drug user atau IDU) positif terinfeksi HIV
dan AIDS. Penyakit AIDS diketahui keberadaannya di Indonesia pada tahun 1987 yaitu di
Bali dengan kasus 6 orang. Sehingga, sekarang dilaporkan jumlah penderita HIV dan AIDS
sekitar 80.000 sampai 120.000 kasus, dan lebih dari 85% berusia produktif.
3. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus(HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1.
Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2
dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela : Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi, tidak ada gejala.
1
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
2/25
2. Fase infeksi HIV primer akut : Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu seperti
demam.
3. Infeksi asimtomatik : Lamanya 1-15 tahun atau lebih dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik : Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari,
berat badan menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS : Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh,
dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang
termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagihan obat intravena.3. Partner seks dari penderita AIDS.
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi
4. Patofisiologi
HIV tergolong ke dalam kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang
menunjukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat
(RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA). Sel T dan makrofag serta sel
dendritik / langerhans (sel imun) adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human
Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD
4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi
dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel
lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T 4 yang juga dipengaruhirespon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah secara
progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T
penolong.
Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat tetap tidak
memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel
2
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
3/25
T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-
300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi (herpes zoster dan jamur
oportunistik) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan
menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis
mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila
terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
5. Pathway (Terlampir)
6. Manifestasi Klinis
Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang menyerupai flubiasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan berat badan lebih dari
10% dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati.
Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu :
1. Infeksi HIV Stadium Pertama
Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi gejala-
gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Persisten Generalized Limfadenopati
Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada waktu
malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan oleh jamur
kandida di mulut.
3. AIDS Relative Complex (ARC)
Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai terjadi
berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh. Disini
penderita menunjukkan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu tahun, ditambah
dengan gejala yang sudah timbul pada fase kedua.
3
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
4/25
4. Full Blown AIDS
Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap
infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang paru
pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman
opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun sebelum
saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal sebelum
waktunya.
7. Tanda dan Gejala
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 2 minggu, pasien akan
merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan
mengalami demam, keringat di malam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati,
keletihan, ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.
Saat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi 1-5
tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang
paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan
suatu protozoa, infeksi lain termasuk meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus,
mikrobakterial, atipikal.
a. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Akut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti demam
berkeringat, lesu, mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher, radang
kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.
b. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala
Diketahui oleh pemeriksa kadar Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam darah
akan diperoleh hasil positif.
4
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
5/25
c. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap
Dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih
dari 3 bulan.
8. Komplikasi
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis
Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat
badan, keletihan dan cacat.
b. Neurologik
Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian,
kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi sosial.
Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis/ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala,
malaise, demam, paralise, total/parsial. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
Neuropati karena inflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV).
c. Gastrointestinal
Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, Limpoma, dan
sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam,
malabsorbsi dan dehidrasi.
Hepatitis karena bakteri dan virus, Limpoma,Sarcoma Kaposi, obat ilegal,
alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rektal, gatal-gatal
dan diare.
5
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
6/25
d. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus
danstrongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi
otot, lesi scabies / tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi skunder
dan sepsis.
f. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan.
Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran
dengan efek nyeri.
9. Pemeriksaan Fisik
Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, progresi malaise, perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktifitas
(perubahan TD, frekuensi jantung dan pernafasan).
Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat/sianosis,
perpanjangan pengisian kapiler.
Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan, mengkhawatirkan penampilan,
mengingkari diagnosa, putus asa dan sebagainya.
6
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
7/25
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram
abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : Feses encer dengan atau tanpa mukus atau darah, diare pekat dan sering,
nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rektal, perianal, perubahan jumlah, warna dan
karakteristik urine.
Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi yang buruk,
edema
Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental, kerusakan status indera,
kelemahan otot, tremor, perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak normal,
tremor, kejang, hemiparesis.
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum/lokal, rasa terbakar, sakit kepala, nyeri dada, pleuritis.
7
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
8/25
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan rentang gerak,
pincang.
Pernafasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya sputum.
Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka transfusi darah, penyakit defisiensi
imun, demam berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, luka perianal / abses, timbulnya nodul, pelebaran
kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.
Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi, menurunnya libido, penggunaan
pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan, herpes genetalia
Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian, adanya trauma
AIDS
Tanda : Perubahan interaksi
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Kegagalan dalam perawatan, prilaku seks beresiko tinggi, penyalahgunaan
obat-obatan IV, merokok, alkoholik.
8
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
9/25
10. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
ELISA
Western blot
P24 antigen test
Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
Hematokrit.
LED
CD4 limfosit Rasio CD4/CD limfosit
Serum mikroglobulin B2
Hemoglobulin
11. Prognosis
Perjalanan alamiah penyakit AIDS belum diketahui dengan pasti. Faktor-faktor yang
memegang peran untuk timbulnya AIDS pada seseorang HIV positif belum diketahui dengan
jelas. Diperkirakan bahwa infeksi HIV yang berulang dan pemajanan terhadap infeksi-infeksi
lain, seperti virus herpes simpleks, CMV, dan EBV mengakibatkan progresivitas penyakit.
Median survival pasien AIDS adalah antara 1-2 tahun untuk negara maju dan kurang dari satu
tahun untuk negara yang sedang berkembang.
12. Terapi/ Tindakan penanganan
1) Pengobatan Suportif
Tujuan pengobatan ini adalah untuk meningkatkan keadaan umum pasien.
Pengobatan ini terdiri atas pembarian gizi yang sesuai, obat sistemik, serta vitamin. Di
9
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
10/25
samping ituperlu diupayakan dukungan psikososial agar pasien dapat melakukan
aktivitas seperti semula.
2) Pengobatan Infeksi Oportunistik
Pola infeksi oportunistik biasanya sesuai dengan pola mikroba yang ada di
lingkungan pasien. Di negeri kita yang sering dijumpai adalah infeksi jamur,
tuberkulosis, toksoplasma, herpes dan sitomegalovirus. Karena kekebalan tubuh
pasien amat menurun, diperlukan obat yang lebih kuat dan waktu pengobatan yang
lebih lama. Sebagian infeksi oportunistik seperti PCP dan sitomegalovirus
memerlukan pengobatan pemeliharaan. Seringkali pasienjuga menderita 2 sampai 3
infeksi oportunistik sekaligus. Pengobatan kanker yang terkena AIDS yaitu limfoma
malignum, sarkoma Kaposi dan karsinoma serviks invasif disesuaikan dengan standarterapi penyakit kanker.
3) Obat Antiretroviral
Obat ini bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan HIV dalam tubuh. Penelitian
terakhir menunjukkan bahwa kombiansi obat antiretroviral dapat menurunkan secara
tajam viral load di darah, bahkan juga di kelenjar limfe. Obat ini diberikan dalam
bentuk kombinasi golongan RTI (reverse transcriptase inhibitor) dan PI (protease
inhibitor). Dewasa ini terapi standar yang banyak dianut adalah kombinasi 2 RTI dan
1 PI. Meski demikian, uji klinis terus dikerjakan dengan menggunakan berbagai
kombinasi, misalnya 2 PI saja atau bahkan ada kombinasi 4-5 obat yang bertujuan
untuk mencapai eradikasi HIV di tubuh. Sekarang obat kombinasi ini masih asing bagi
kebanyakan doketr yang berpraktek umum tetapi di masa depan bila kasus semakin
banyak bukan tidak mungkin standar terapi ini semakin populer, seperti halnya standar
terapi antituberkulosis.
13. Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Untuk mencegah terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV), bisa dilakukan dengan :
Melakukan abstinensi seks/melakukan hubungan kelamin dengan pasangan
yang tidak terinfeksi.
10
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
11/25
Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir
yang tidak terlindungi.
Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas
status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.
Tidak bertukar jarum suntik, jarum tato, dan sebagainya.
Mencegah infeksi ke janin/bayi baru lahir.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, progresi malaise, perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktifitas
(perubahan TD, frekuensi jantung dan pernafasan).
Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat/sianosis,
perpanjangan pengisian kapiler.
Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan, mengkhawatirkan penampilan,
mengingkari diagnosa, putus asa dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
Eliminasi
11
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
12/25
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram
abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : Feses encer dengan atau tanpa mukus atau darah, diare pekat dan sering,
nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rektal, perianal, perubahan jumlah, warna dan
karakteristik urine.
Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi yang buruk,
edema
Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental, kerusakan status indera,
kelemahan otot, tremor, perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak normal,
tremor, kejang, hemiparesis.
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum/lokal, rasa terbakar, sakit kepala, nyeri dada, pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan rentang gerak,
pincang.
Pernafasan
12
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
13/25
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya sputum.
Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka transfusi darah, penyakit defisiensi
imun, demam berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, luka perianal / abses, timbulnya nodul, pelebaran
kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.
Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi, menurunnya libido, penggunaan
pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan, herpes genetalia
Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian, adanya trauma
AIDS
Tanda : Perubahan interaksi
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Kegagalan dalam perawatan, prilaku seks beresiko tinggi, penyalahgunaan
obat-obatan IV, merokok, alkoholik.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1) Pola napas tidak efektif b.d infeksi pada saluran
pernapasan d.d sesak napas, takipnea.
2) Kekurangan volume cairan b.d invasi kuman patogen
d.d demam, mual muntah, diare.
13
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
14/25
3) Nyeri akut b.d invasi kuman patogen d.d bengkak
sendi, nyeri tekan, penurunan rentang gerak, pincang.
4) Gangguan pola eliminasi BAB (diare) b.d infeksi
kuman patogen pada gastrointestinal d.d feses encer dengan atau tanpa mukus atau
darah, diare pekat dan sering.
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d adanya
lesi pada mulut d.d anoreksia, mual muntah.
6) Gangguan integritas kulit b.d infeksi kuman patogen
pada dermatologis d.d gatal, lesi, sepsis, nyeri.
7) Intoleransi aktivitas b.d ensefalopati akut d.d
kelemahan, perubahan TD, frekuensi jantung dan pernafasan.
8) Ansietas berhubungan perubahan status kesehatanditandai dengan menanyakan penyakit.
9) Isolasi sosial b.d HIV positif d.d Mengingkari, cemas,
depresi, takut, menarik diri, marah.
3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi
No Dx.Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Pola napas tidak
efektif b.d infeksi
pada saluran
pernapasan d.d
sesak napas,
takipnea.
Setelah dilakukan
tindakan selama
3x24 jam,
diharapkan pola
napas klien menjadi
efektif dgn KH :
Sesak napas (-)
RR = 18-
20x/mnt
Takipnea (-)
Auskultasi bunyi
napas, tandai
daerah paru yg
mengalami
penurunan/kehilan
gan ventilasi &
munculnya bunyi
adventisius mis.
Krekels, mengi,
ronchi.
Catat
kecepatan/kedala
man pernapasan,
sianosis,
penggunaan otot
Memperkirakan
adanya
perkembangan
komplikasi/infeksi
pernapasan, mis.
Atelektasis/pneumo
nia.
Takipnea, sianosis,
tak dapat
beristirahat &
peningkatan napas
menunjukkan
kesulitan
pernapasan &
adanya kebutuhan
14
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
15/25
aksesori/peningkat
an kerja
pernapasan &
munculnya
dispnea, ansietas.
Tinggikan kepala
tempat tidur.
Usahakan klien
untk berbalik,
batuk, menarik
napas sesuai
kebutuhan.
Berikan tambahan
O2 yg
dilembabkan
melalui cara yg
sesuai, mis.
Kanula, masker,
intubasi/ventilasi
mekanis.
untk meningkatkan
pengawasan/interve
nsi medis.
Meningkatkan
fungsi pernapasan
yg optimal &
mengurangi aspirasi
atau infeksi yg
ditimbulkan karena
atelektasis.
Mempertahankan
ventilasi/oksigenasi
efektif untk
mencegah/memperb
aiki krisis
pernapasan.
2. Kekurangan
volume cairan b.d
invasi kuman
patogen d.d lesi
pada rongga mulut,
mual muntah,
diare.
Setelah dilakukan
tindakan selam
3x24 jam,
diharapkan volume
cairan klien
menjadi adekuat
dgn KH :
Demam
Mual muntah(-)
Diare (-)
Pantau TTV.
Catat peningkatan
suhu & durasi
demam. Berikan
kompres hangat
sesuai indikasi.
Hilangkan
makanan yg
potensial
menyebabkan
diare. Mengatur
kecepatan/konsent
rasi makanan yg
diberikan per
Indikator dari
volume cairan
sirkulasi.
Meningkatkan
kebutuhan
metabolisme &
diaforesis yg
berlebihan yg
dihubungkan dgn
demam dalam
meningkatkan
cairan tak kasat
mata.
Mungkin dapat
15
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
16/25
selang jika
diperlukan.
Berikan
cairan/elektrolit
melalui selang
pemberi
makanan/IV.
Berikan obat-
obatan sesuai
indikasi :
Antiemetik,
antidiare,antipiretik.
mengurangi diare.
Mungkin
diperlukan untk
mendukung/mempe
rbesar volume
sirkulasi, terutama
jika masukan oral
tak adekuat,
mual/muntah terus
menerus.
Antiemetik :
Mengurangi insiden
muntah untk
mengurangi
kehilangan
cairan/elektrolit
lebih lanjut;
Antidiare :
Menurunkan
jumlah &
keenceran feses,
mungkin
mengurangi kejang
usus & peristaltik;
Antipiretik :
Membantu
mengurangi demam
& respon
hipermetabolisme,
menurunkan
kehilangan cairan
tak kasat mata.
16
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
17/25
3. Nyeri akut b.d
invasi kuman
patogen d.d
bengkak sendi,
nyeri kelenjar,
nyeri tekan,
penurunan rentang
gerak, pincang.
Setelah dilakukan
tindakan selama
1x24 jam,
diharapkan rasa
nyeri klien dapat
berkurang/hilang
dgn KH:
Skala nyeri (1-3)
Bengkak
sendi,nyeri
tekan, penurunan
rentang gerak,
pincang (-)
Kaji keluhan
nyeri, perhatikan
lokasi, intensitas
(skala 1-10),
frekuensi &
waktu. Menandai
gejala nonverbal
mis. gelisah,
takikardia,
meringis.
Lakukan tindakan
paliatif mis.pengubahan
posisi, rentang
gerak pada sendi
yg sakit, masase.
Instruksikan
klien/dorong untk
mengunakanvisualisasi/bimbin
gan imajinasi,
relaksasi
progresif, teknik
napas dalam.
Berikan
analgesik/antipiret
ik, analgesik
narkotik.
Mengindikasikan
kebutuhan untk
intervensi & juga
tanda-tanda
perkembangan/reso
lusi komplikasi.
Meningkatkan
relaksasi/menurunk
an tegangan otot.
Meningkatkan
relaksasi &
perasaan sehat.
Dapat menurunkan
kebutuhan
analgesik narkotik
(depresan SSP)
dimana telah terjadi
proses degeneratif
neuro/motor.Mungkin tidak
berhasil jika
muncul demensia
meskipun minor.
Memberikan
penurunan
nyeri/tidak nyaman;
mengurangi
demam.
17
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
18/25
4. Gangguan pola
eliminasi BAB
(diare) b.d infeksi
kuman patogen
pada
gastrointestinal d.d
feses encer dengan
atau tanpa mukus
atau darah, diare
pekat dan sering.
Setelah dilakukan
tindakan selama
3x24 jam
diharapkan pola
eliminasi BAB
(diare) klien
kembali seperti
biasa dgn KH :
Diare (-)
Feses padat,
mukus darah (-)
Kaji konsistensi
dan frekuensi
feses dan adanya
darah.
Auskultasi bunyi
usus.
Atur agen
antimotilitas dan
psilium
(Metamucil)
sesuai indikasi.
Berikan ointment
A dan D, vaselin
atau zinc oside.
Mendeteksi adanya
darah dalam feses.
Hipermotiliti
umumnya dengan
diare.
Mengurangi
motilitas usus,
yang pelan,
memperburuk
perforasi pada
intestinal.
Untuk
menghilangkan
distensi.
5. Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan b.d
adanya lesi pada
mulut d.d
anoreksia, mual
muntah.
Setelah dilakukan
tindakan selama
3x24 jam
diharapkan
kebutuhan nutrisi
klien dapat
terpenuhi secara
adekuat dgn KH :
Anoreksia (-)
Mual muntah (-)
Kaji kemampuan
untk mengunyah,
menelan &
merasakan.
Auskultasi bising
usus.
Batasi makanan
yg menyebabkan
mual/muntah
mungkin kurang
ditoleransi oleh
pasien karena luka
pada
mulut/disfagia.
Dorong aktivitas
fisik sebanyak
mungkin.
Pasang/pertahankan selang NGT
Lesi mulut,
tenggorok &
esofagus dpt
menyebabkan
disfagia, penurunan
kemampuan klien
untk mengolah
makanan &
mengurangi
keinginan untk
makan.
Hipermotilitas
saluran intestinal
umum terjadi &
dihubungkan dgn
muntah & diare, yg
dapat
mempengaruhi
pilihan diet/cara
makan.
18
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
19/25
sesuai petunjuk. Rasa sakit pada
mulut atau
ketakutan akan
mengiritasi lesi
mulut mungkin
akan menyebabkan
klien enggan untuk
makan. Tindakan
ini mungkin akan
berguna dalam
meningkatkan
pemasukanmakanan.
Dapat
meningkatkan nafsu
makan & perasaan
sehat.
Mungkin
diperlukan untk
mengurangi
mual/muntah atau
untuk pemberian
maka per selang.
6. Gangguan
integritas kulit b.d
infeksi kuman
patogen pada
dermatologis d.d
gatal, lesi, sepsis,
nyeri.
Setelah dilakukan
tindakan selama
3x24 jam
diharapkan kulit
klien tidak
mengalami
kerusakan dgn KH :
Gatal (-)
Sepsis (-)
Lesi (-)
Pertahankan/instru
ksikan dlm
higiene kulit, mis.
membasuh
kemudian
mengeringkannya
dgn berhati-hati &
melakukan masase
dgn menggunakan
losion atau krim.
Secara teratur
Mempertahankan
kebersihan krn kulit
yg kering dpt
menjadi barier
infeksi.
Pembasuhan kulit
kering sbg ganti
menggaruk
menurunkan risiko
trauma dermal padakulit yg
19
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
20/25
Nyeri
hilang/berkurang
ubah posisi, ganti
sprei sesuai
kebutuhan.
Dorong
pemindahan berat
badan secara
periodik. Lindungi
penonjolan tulang
dgn bantal,
bantalan
tumit/siku, kulit
domba. Berikan matras
atau tempat tidur
busa/flotasi.
Gunakan/berikan
obat-obat
topikal/sistemik
sesuai indikasi.
kering/rapuh.
Masase
meningkatkan
sirkulasi kulit &
meningkatkan
kenyamanan.
Mengurangi stres
pd titik tekanan,
meningkatkan
aliran darah ke
jaringan &
meningkatkanproses kesembuhan.
Menurunkan
iskemia jaringan,
mengurangi
tekanan pd kulit,
jaringan & lesi.
Digunakan pd
perawatan lesi kulit.
20
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
21/25
7. Intoleransi aktivitas
b.d ensefalopati
akut d.d
kelemahan,
perubahan TD,
frekuensi jantung
dan pernafasan.
Setelah dilakukan
tindakan selama
3x24 jam
diharapkan klien
berpartisipasi dalam
kegiatan dgn KH :
Klien tidak
mudah lelah
Takikardi (-)
Dispnea (-)
Pantau respon
psikologis
terhadap aktivitas,
mis. perubahan
TD, frekuensi
jantung dan
pernafasan.
Dorong klien untk
melakukan apapun
yg mungkin, mis.
perawatan diri,
duduk, berjalan,pergi makan
siang.
Rujuk pada terapi
fisik/okupasi.
Toleransi bervariasi
tergantung pd status
proses penyakit,
status nutrisi,
keseimbangan
cairan &
jumlah/tipe
penyakit dimana
klien menjadi
subjeknya.
Memungkinkan
penghematanenergi, peningkatan
stamina &
mengizinkan klien
untk lebih aktif
tanpa menyebabkan
kepenatan tanpa
frustasi.
Latihan setiap hari
terprogram &
aktivitas yg
membantu klien
mempertahankan/m
eningkatkan
kekuatan & tonus
otot, meningkatkan
rasa sejahtera.
8 .Ansietas
berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan
ditandai denganmenanyakan
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama3x24 jam
diharapkan ansietasberkurang ,koping
1.Kaji tingkat
kecemasan secara
terus menerus
Peningkatan
kecemasan membuat
pasien tidak berespon
terhadap tindakan
yang dilakukan
21
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
22/25
penyakit. efektif
K.E:
- Memperlihatan
kemampuan
mengatasi masalah
2.Jamin pasien
tentang kerahasiaan
dalam batasan situasi
tertentu.
3.Pertahankan
hubungan yangsering dengan
pasien.
4.Berikan informasi
akurat dan konsisten
mengenai
prognosis,hindari
argumentasi
mengenai persepsi
pasien .
5.Waspada terhadap
tanda-tanda
penolakan /depresi :
menarik
diri,marah,ucapan
ucapan yang tidak
tepat,timbulnya ide
bunuh diri .
6.Berikan
lingkungan terbuka.
Memberikan
penentraman hati dan
kesempatan bagi
pasien untuk
memecahkan masalah
pada situasi yang
diantisipasi.
Menjamin bahwa
pasien tidak akan
sendiri/ditelantar-kan.
Dapat mengurangi
ansietas dan
ketidakmampuan
pasien untuk membuat
keputusan.
Pasien mungkin akan
menggunakan
mekanisme bertahan
dengan penolakan dan
terus berharap
diagnosanya tidak
akurat.Rasa bersalah
dan tekanan spiritual
mungkin akan
menyebabkan pasien
menarik diri dan
percaya bahwa bunuh
diri adalh suatu
alternatif.
22
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
23/25
9.
Isolasi sosial b.d
HIV positif d.d
Mengingkari,
cemas, depresi,
takut, menarik diri,
marah.
Setelah dilakukan
tindakan selama
3x24 jam
diharapkan klien
menunjukkan
peningkatan
perasaan harga diri
dgn KH :
Klien tidak
menutup diri.
Klien tidak
tampak malu.
Batasi/hindari
penggunaan
masker, baju &
sarung tangan jika
memungkinkan,
mis. jika berbicara
dgn klien.
Dorong adanya
hubungan yg aktif
dgn orang
terdekat.
Rujuk pada
sumber-smber,
mis. Pelayanan
sosial, konselor &
organisasi/proyek
AIDS
(lokal/nasional).
Membantu pasien
untuk merasa
diterima pada
kondisi sekarang
tanpa perasaan
Mengurangi
perasaan klien akan
isolasi fisik &
menciptakan
hubungan sosial yg
positif yg dapat
meningkatkan rasa
percaya diri.
Membantu
memantapkan
partisipasi pada
hubungan sosial .
Dapat mengurangi
kemungkinan upaya
bunuh diri.
Adanya sistem
pendukung dapat
mengurangi
perasaan terisolasi.
4. Evaluasi
1) Pola napas klien menjadi efektif.
23
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
24/25
2) Volume cairan klien menjadi adekuat.
3) Rasa nyeri klien dapat berkurang/hilang.
4) Pola eliminasi BAB (diare) klien kembali seperti
biasa.
5) Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi secara
adekuat.
6) Kulit klien tidak mengalami kerusakan.
7) Klien berpartisipasi dalam kegiatan.
8) Ansites berkurang,koping efektif.
9) Klien menunjukkan peningkatan perasaan harga diri.
DAFTAR PUSTAKA
24
7/29/2019 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aids
25/25
Brunner & Suddarth.2002.Keperawatan Medikal
Bedah.ed 8.volume 2.Jakarta : EGC.
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia.Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Jakarta : Balai Penerbit FKUI,Jakarta.
Doenges, Marylin E dkk.1999.Rencana Asuhan
Keperawatan.Edisi III.Jakarta : EGC.
Nanda,2005-2006,Diagnosis Keperawatan
http://asuhan-
keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html. Diakses tanggal 19-4-2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS#Epidemiologi.
Diakses tanggal 19-4-2009.
http://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-
keperawatan-aids.html. Diakses tanggal 19-4-2009.
http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html.%20Diakseshttp://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html.%20Diakseshttp://id.wikipedia.org/wiki/AIDS#Epidemiologihttp://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.htmlhttp://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.htmlhttp://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html.%20Diakseshttp://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html.%20Diakseshttp://id.wikipedia.org/wiki/AIDS#Epidemiologihttp://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.htmlhttp://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/04/asuhan-keperawatan-aids.html