12
1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

1

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TUBERCULOSIS PARU

DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RUMAH SAKIT

PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

Reidita Restuning Hendrasti, Felisitas A Sri S, Wisoedhanie Widi Anugrahanti

Prodi D-III Keperawatan STIkes Panti Waluya Malang

Email : [email protected]

ABSTRAK

Tuberculosis Paru merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosa menyerang dibagian paru-paru. Pada klien Tuberculosis Paru terjadi

sesak nafas yang mengakibatkan penurunan oksigen di dalam tubuh menyebabkan

ketidakefektifan pola nafas karena tubuh tidak mendapat cukup oksigen. Tujuan penelitian

memberikan asuhan keperawatan pada klien Tuberculosis Paru dengan masalah ketidakefektifan

pola nafas. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus dengan dua responden dengan

diagnosa medis ketidakefektifan pola nafas. Pengkajian didapatkan pada klien mengalami sesak

serta batuk darah dan terdapat retraksi dada. Pada klien dua mengalami sesak nafas, batuk, dan

terdapat retraksi dada. Kedua klien ditetapkan diagnosa keperawatan yang sama yaitu

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Hambatan upaya nafas. Kedua klien telah

dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama tiga hari dengan intervensi dan implementasi

yang sama. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa pola nafas kedua klien teratasi

sebagian dengan tercapainya 5 dari 7 kriteria hasil yang diperlukan

Kata Kunci : Tuberculosis Paru, Ketidakefektifan Pola Nafas

ABSTRACT

Tuberculosis Lung is a contagious disease caused by bacteria Mycobacterium tuberculosa attack

on the lungs. In Tuberculosis Paru clients occur shortness of breath resulting in decreased

oxygen in the body causing an ineffectiveness of breath patterns because the body does not get

enough oxygen. The aim of the research provides nursing care in Tuberculosis lung clients with

an ineffectiveness problem of breath patterns. The design of this study used case studies with two

respondents with a medical diagnosis of breath patterns ineffectiveness. The research time is

conducted for three days on both clients. The result of the evaluation, the client's nursing

diagnosis is partially resolved because of the 7 result criteria set There are 5 criteria of results

already achieved. Proper action on the ineffectiveness of breath patterns teaches effective cough

as well as providing oxygen therapy, positioning semi Fowler on the client.

Keywords: Tuberculosis Lung, ineffectiveness of breath patterns

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

3

Pendahuluan

Tuberculosis merupakan penyakit yang

menular yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosa, yakni

kuman aerob yang dapat bertahan dapat

hidup di daerah yang memiliki udara

banyak terutama di paru-paru

(Smeltzer&Bare2015).

Tuberculosis paru masih menyerang 9,6

juta orang di dunia dan menyebabkan 1,2

juta kematian pada tahun 2015 (WHO,

2016). Prevalensi TB paru di Indonesia

berdasarkan laporan WHO 2017

diperkirakan ada 1.020.000. Data Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun

2017 menunjukkan kasus TB mencapai

123.414 kasus (Dinkes Jawa timur,

2017). Pada tahun 2016, jumlahnya naik

menjadi 1.851 kasus (Dinkes Kota

Malang, 2016). Angka kejadian

Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Panti

Waluya Malang, pada tahun 2018 ada 99

orang (Rekam Medis RS Panti Waluya

Malang, 2018).

Penularan tuberculosis paru terjadi karena

bakteri Mycobacterium tuberculosa

dibersinkan atau dibatukkan kemudian

keluar menjadi droplet nuclei dalam

udara. Yang menyebabkan terjadinya

reaksi peradangan, yang dapat

menimbulkan nekrosis pada paru-paru

kemudian membentuk jaringan parut

menyebabkan ekspansi paru menurun

menekan paru-paru yang menyebabkan

suplai oksigen ke paru-paru menurun.yang

ditimbulkan berupa sesak nafas dan

sianosis dikarenakan adanya hiperventilasi

yang dapat menyebabkan ketidakefektifan

pola nafas (Somantri&Ratiningsih, 2015).

Dampak ketidakefektifan pola nafas

menyebabkan hiperventilasi yang

kemudian menyebabkan suplai oksigen

ke paru-paru menurun sehingga terjadi

sesak nafas, nyeri dada. Dampak

tuberculosis paru dapat menyebabkan

perubahan pada cairan intrapleura yang

meningkat sehingga menekan paru-

paru dan menyebabkan suplai oksigen

menurun sehingga terjadi sesak nafas,

nyeri dada (Somantri, 2012).

Fenomena yang penulis temukan pada

saat praktik klinik KMB 1, pada bulan

Januari 2018 di Rumah Sakit Panti

Waluya Malang, terdapat dua klien

dengan diagnosa medis Tuberculosis

paru. Klien pertama adalah seorang

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

4

perempuan berusia 25 tahun dengan

diagnosa medis Tuberculosis paru,

berdasarkan hasil pengkajian klien

mengeluh sesak nafas serta batuk

selama 2 minggu, hasil foto x-ray

thoraks paru memberi kesan gambaran

tuberculosis paru, frekuensi pernapasan

24x/menit, nadi 120x/menit dengan

tanda dan gejala pasien, irama

pernafasan tidak teratur, nafas pendek,

badan terasa lemah serta menggunakan

oksigen nasal 5 lpm. Klien kedua

adalah laki-laki berusia 30 tahun

dengan diagnosa Tuberculosis Paru,

hasil rontgent paru memberi kesan

gambaran tuberculosis paru

berdasarkan hasil pengkajian klien

mengeluh sesak nafas dan batuk selama

1 minggu, frekuensi pernapasan

23x/menit, nadi 110x/menit dengan

tanda dan gejala, nafas pendek,

menggunakan bantuan oksigen nasal 3

lpm, keadaan lemah, irama pernapasan

tidak teratur. Berdasarkan data tersebut

pasien mengalami ketidakefektifan

pola nafas.

Peran perawat sebagai edukator untuk

mengatasi masalah ketidakefektifan pola

nafas bagi penderita tuberculosis paru,

dengan memberikan edukasi (cara minum

obat, cara penularannya memberikan

pendidikan kesehatan tentang penyakit

tuberculosis).

Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan studi

kasus untuk menggali lebih dalam

masalah asuhan keperawatan pada klien

yang mengalami Tuberculosis Paru

dengan masalah ketidakefektifan pola

nafas di ruang Isolasi RS Panti Waluya

Sawahan Malang. Pengambilan data klien

1 dilaksanakan pada tanggal 26 – 28 Juni

2019 dan pada klien 2 pada tanggal 29

Juni – 1 Juli 2019. Penulis mengumpulkan

data dengan melakukan wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik dan

dokumentasi meliputi pengkajian, analisa

data, rencana keperawatan, implementasi

dan evaluasi keperawatan.

Hasil

Pada studi kasus ini didapatkan data

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian

menunjukkan bahwa klien 1 dan 2 sama-

sama didiagnosa medis tuberculosis

paru. Pada klien 1 saat dilakukan

pengkajian didapatkan klien mempunyai

riwayat hipertensi, klien 1 menyatakan

keluhan batuk berdarah, sesak, dari hasil

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

5

TTV TD: 194/84 mmHg, RR:

24x/menit, N: 80x/menit, S: 37,30C.

SpO2: 94% (O2 nasal 3Lpm), terdapat

ronchi disemua lapang paru. Pada klien

2 saat dilakukan pengkajian didapatkan

klien sesak nafas kurang lebih 1 minggu

disertai batuk berdahak. Klien mengeluh

sesak nafas saat berjalan, 1 hari sebelum

dibawa ke IGD klien demam dan sempat

menggigil kedinginan, didapatkan hasil

pemeriksaan fisik TD: 140/70 mmHg, N:

92x/menit, RR: 24x/menit, S: 36.6ᵒ C

SPO2 95% dengan oksigen 4 lpm,

terdapat ronchi dan wheezing disemua

lapang paru.

2. Diagnosa Kperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian pda klien 1

dan 2 ditetapkan diagnosa keperawatan

“Ketidakefektifan Pola Nafas

berhubungan dengan Hambatan Upaya

Nafas”.

3. Rencana Keperawatan

Tujuan : diharapkan pola pernafasan

kembali normal setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.

Kriteria hasil :

1) Suara napas yang bersih tidak

terdengar suara nafas tambahan

(ronkhi, wheezing)

2) Tidak ada sianosis, dyspnea

3) Mampu mengeluarkan sputum

4) Menunjukan jalan napas yang paten

(klien tidak merasa tercekik, irama

napas, frekuensi pernafasan dalam

rentang normal)

5) Tanda-tanda vital dalam rentang

normal (tekanan darah, nadi,

pernafasan)

Pada klien 1 dan 2 ditetapkan rencana

tindakan keperawatan meliputi :

1. Posisikan pasien untuk semi-

fowler atau fowler

2. Monitor pola nafas (frekuensi,

kedalaman, irama, kedalaman, usaha

nafas)

3. Observasi tanda-tanda vital

4. Monitor bunyi napas tambahan (

mis. Gurgling, mengi, wheezing,

ronkhi kering)

5. Monitor adanya sputum (jumlah,

warna, aroma)

6. Monitor saturasi oksigen

7. Kolaborasi pemberian terapi

oksigen, bila perlu

8. Monitor pemberian terapi obat OAT

9. Kolaborasi pemberian nebulizer

Pada klien 1 ditambahkan pendidikan

kesehatan tuberculosis, pada klien 2

ditambahkan pendidikan kesehatan

tuberculosis, batuk efektif.

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

6

4. Implementasi

Pada klien 1 dan 2 telah dilakukan

tindakan keperawatan sesuai rencana

keperawatan dan telah mendapatkan

persetujuan / informed consent dari

klien dan keluarga.

5. Evaluasi

Pada kedua klien telah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam

dan berdasarkan hasil evaluasi yang

dilakukan oleh penulis, pada klien 1

masalah teratasi sebagian karena klien

belum dapat mencapai kriteria hasil

yang harus dicapai. Pada klien 2

dilakukan tindakan keperawatan selama

3x24 jam dan berdasarkan hasil

evaluasi yang dilakukan oleh penulis,

pada klien 2 masalah teratasi sebagian

karena klien belum dapat mencapai

kriteria hasil yang harus dicapai.

Pembahasan

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil data pengkajian

menunjukkan bahwa kedua klien di

diagnose medis Tuberculosis Paru

Tanda gejala, pada klien 1 mengatakan

sesak nafas disertai batuk berdarah,

pola nafas cepat dan dalam,

menggunakan otot bantu pernapasan

inspirasi memendek, ekspirasi

memanjang, respirasi melebihi normal

22x/menit, didapatkan tanda-tanda

vital: TD : 202/96 mmHg, nadi :

62X/menit, suhu : 36.6ᵒC, RR :

22x/menit. SPO2 96 %, memakai

oksigen nasal 4 lpm, pada kesimpulan

hasil foto thorax didapatkan hasil

Tuberculosis minimal lesion, pada

klien 2 mengeluh sesak nafas beserta

batuk, pola nafas cepat dan dangkal,

menggunakan otot bantu pernapasan

inspirasi memendek, ekspirasi

memendek, respirasi melebihi normal,

didapatkan tanda-tanda vital TD :

130/70 mmHg, nadi : 92x/menit, suhu :

36,6ᵒ C, RR : 24x / menit. SPO2 : 95%

(O2 nasal 4 lpm), pada kesimpulan foto

thorax didapatkan hasil Tuberculosis

paru, Emfisema pulmonum. Dari hasil

pengkajian klien 1 dan 2 ditegakkan

diagnosa keperawatan yang sama yaitu

ketidakefektifan pola nafas. Menurut

teori dari Carpenito (2013), suatu

kondisi dimana individu mengalami

actual atau potensial tidak adekuatnya

ventilasi berhubungan dengan

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

7

perubahan pola nafas. Batasan

karakteristik Tuberculosis Paru dengan

Ketidakefektifan Pola Nafas menurut

(Ackley 2011& SDKI 2016):

penggunaan otot bantu pernapasan,

pola nafas abnormal, mengalami

dyspnea (sesak nafas), penurunan

saturasi oksigen kurang dari 95%,

respirasi lebih dari rentang normal

melebihi 20x/menit.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, pada

klien 1 dan 2 ditetapkan diagnosa

keperawatan yang sama yaitu

ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hambatan upaya

nafas, ditunjukkan dengan data mayor

seperti sesak nafas, pola nafas

abnormal, menggunakan otot bantu

pernapasan, respirasi lebih dari rentang

normal (16-20x/menit), penurunan

saturasi oksigen kurang dari 95%.

Menurut Ackley (2011)& PPNI (2016).

3. Intervensi Keperawatan

Pada klien1 dan 2 dilakukan tindakan

keperawatan dan asuhan keperawatan

yang sama. Peneliti merencanakan 9

intervensi untuk klien 1 dan 2 karena

setiap intervensi yang akan dilakukan

disesuaikan dengan keadaan dan

kondisi terkini masing-masing klien

yang didapatkan saat pengkajian.

Intervensi tersebut bertujuan pola

nafas kembali normal, namun pada

klien 1 dan 2 diberikan tambahan

intervensi yaitu memberi pendidikan

kesehatan pentingnya minum obat

OAT (Ackley, 2011).

1) Posisikan pasien untuk semi-

fowler atau fowler

2) Monitor pola nafas ( frekuensi,

kedalaman, irama, kedalaman,

usaha nafas)

3) Observasi tanda-tanda vital

4) Monitor bunyi napas tambahan (

mis. Gurgling, mengi, wheezing,

ronkhi kering)

5) Monitor saturasi oksigen

6) Edukasi Mengajarkan batuk efektif

Kolaborasi :

1) Kolaborasi pemberian terapi

oksigen, bila perlu

2) Kolaborasi pemberian terapi obat

OAT

3) Kolaborasi pemberian nebulizer

4. Implementasi Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian klien 1

dilakukan intervensi 9 dari 10

intervensi yang diberikan sesuai

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

8

dengan kondisi yang dialami klien 1

karena ada batuk darah yang tidak

bisa dilakukan batuk efektif. Hari

pertama saat dilakukan asuhan

keperawatan, perawat dapat

melakukan intervensi yang diberikan

kepada klien. Sesak nafas yang

dirasakan klien mulai berkurang pada

hari ke-2 hingga hari ke-3, batuk

darah berkurang diberikan obat

menghambat perdarahan, serta

diberikan obat ProTB (Rifastar) yang

berfungsi untuk melawan infeksi

bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Pada tindakan non farmakologi klien

diberikan oksigen nasal 4 lpm pada

hari pertama untuk membantu

mengurangi sesak serta memberi

kenyamanan klien pada saat bernafas,

serta menganjurkan klien untuk tirah

baring dengan posisi setengah duduk.

Klien 2 dilakukan intervensi 1 sampai

10 sesuai dengan kondisi yang

dialami oleh klien. Klien mengatakan

sesak nafas dan batuk berkurang pada

hari ke-2 dan hari ke-3 hal ini terbukti

karena tindakan keperawatan yang

diberikan pada klien 2. Pada tindakan

farmakologi diberikan tindakan

nebulizer Fartolin dan diberikan obat

OAT 4FDC. Pada tindakan non

farmakologi klien diberikan oksigen

nasal 4 lpm pada hari pertama, serta

menganjurkan klien untuk tirah

baring dengan posisi setengah duduk.

Klien 1 tidak diberikan batuk efektif

karena di alveoli terjadi inflamasi,

eksudasi, Keadaan ini yang lanjut

adalah berupa batuk darah

(haemaptoe) karena terdapat

permbuluh-pembuluh darah yang

pecah (Sumantri, 2011).

5. Evaluasi Keperawatan

Pada pasien 1 dan 2 pada hari ketiga

keperawatan menyatakan sesak nafas

berkurang, batuk berkurang, pada

klien 1 tindakan kolaborasi dilakukan

dengan memberikan oksigen nasal

sesuai kebutuhan klien untuk

mempermudah klien dalam bernafas,

memberikan dan memantau

pemberian obat OAT, selain itu

tindakan non farmakologi pendidikan

kesehatan dilakukan untuk

pentingnya minum obat OAT secara

teratur, yaitu menganjurkan klien

untuk berbaring dengan posisi

setengah duduk. Pada klien 2

tindakan kolaborasi dilakukan dengan

memberikan oksigen nasal sesuai

kebutuhan klien untuk mempermudah

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

9

klien dalam bernafas, memberikan

dan memantau pemberian obat OAT,

selain itu tindakan non farmokologi

pendidikan kesehatan dilakukan

untuk memantau pemberian obat

OAT secara teratur, bisa

mempraktekkan batuk efektif dengan

benar, menganjurkan klien untuk

berbaring dengan posisi setengah

duduk untuk memberi kenyamanan

untuk mengurangi sesak nafas

(Ackley, 2011).

Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada 2 klien

Tuberculosis Paru dengan masalah

Ketidakefektifan Pola Nafas di

Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan

Malang telah dilaksanakan pada klien

1 dan klien 2 dengan waktu 3 x 24

jam. Pada klien 1 dan klien 2 masalah

dapat teratasi sebagian karena pada

evaluasi terakhir klien belum

memenuhi semua kriteria hasil yang

ditentukan.

Daftar Pustaka

Alimul, A. 2010. Riset keperawatan

dan Tehnik penulisan ilmiah Edisi

2. Jakarta: Salemba Medika

Ackley, Betty J. & Ladwig, Gail B.

2011. Nursing Diagosis

Handbook: An Evidence-Based

Guide To Planning Care- 9th

ed.

United States of America:

Mosby Elsevier

Depkes RI, 2014. Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2014. Jakarta :

Kementrian Kesehatan RI

Guyton, 2015. Anatomi Fisiologi

untuk Mahasiswa Keperawatan,

Edisi 3. Jakarta : EGC

Ginting, 2014. Pemeriksaan Fisik

Tuberkulosis Paru, Sistem

Pernapasan. Jakarta : EGC

Hurlock Elizabeth B, 2011.

Psikologi Perkembangan : Suatu

Pendekatan Rentang Kehidupan.

Edisi kelima. Jakarta :

ERLANGGA

Kemenkes, RI, 2014. Nasional

Pengendalian Tuberculosis.

Jakarta : Kemenkes kes,

Direktorat Jendral Pengendalian

penyakit& penyehatan

lingkungan

Muttaqin Arif. 2012. Asuhan

Keperawatan Klien dengan

Gangguan system Pernapasan.

Salemba Medika : Jakarta

PPNI, 2016. Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia :

Definisi dan Indikator

Diagnostik. Edisi 1. Jakarta

: DPP PPNI

PPNI, 2018. Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia :

Definisi dan Tindakan

Keperawatan. Edisi 1. Jakarta :

DPP PPNI

Rekam medis. 2018. Index Penyakit

Tuberculosis Paru. Rumah Sakit

Panti Waluya : Malang.

Somantri Irman, 2009. Asuhan Pada

Klien Dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Salemba Medika :

Jakarta

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

10

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

11

LAMPIRAN

Lembar Konsultasi Pembimbing I

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENrepository.stikespantiwaluya.ac.id/339/4/STIKES_Reiditia Restuning... · Tuberculosis merupakan penyakit yang menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

12

Lembar Pembimbing II