100
1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN NUTRISI PATOLOGI SISTEM ENDOKRIN: DIABETES MELITUS TIPE II DI PAVILIUN MELATI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH Tanggal 23-25 Mei Tahun 2017 Disusun Oleh : ASRI NURUL FALAH 2014750006 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR CAIRAN

DAN NUTRISI PATOLOGI SISTEM ENDOKRIN: DIABETES

MELITUS TIPE II DI PAVILIUN MELATI RUMAH SAKIT

ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Tanggal 23-25 Mei Tahun 2017

Disusun Oleh :

ASRI NURUL FALAH

2014750006

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

2

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

i

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Pertama-tama kami panjatkan dengan kerendahan hati dan keikhlasan hati yang

mendalam, puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan penuh kesadaran bahwa Dia

telah membalas dosa-dosa yang telah banyak kita lakukan dengan karunia nikmat

yang jauh lebih banyak lagi. Shalawat dan salam semoga tercurahkan Nya pada

junjungan kita, kekasih kita, manusia yang paling mulia yang pernah ada didunia

yaitu Nabi besar Muhammad SAW, tentu saja beserta keluarganya yang mulia, para

sahabatnya yang agung, serta kita dan para pengikutnya sampai akhir zaman nanti,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan makalah ilmiah yang berjudul

‘’Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.S Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

Dasar Cairan dan Nutrisi Patologi Sistem Endokrin: Diabetes Melitus Tipe II di

Paviliun Melati Rumah Sakit Islam Jakarta Cempak Putih”.

Makalah ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan program DIII Keperawatan Rumah Sakit Islam Jakarta

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih ini penulis

tunjukkan kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM,.M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan UMJ.

2. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp. Kep. An selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan

RSIJ FIK-UMJ.

3. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes. Selaku wali tingkat yang selalu

membimbing, meningkatkan, dan mengarahkan mahasiswa Program DIII

Keperawatan RSIJ FIK-UMJ.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

ii

4. Ibu Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep.,Sp KMB selaku penguji dan pembimbing

yang selalu memberi bantuan dan saran-saran yang berguna dalam menyusun

karyatulis ini dengan penuh kesabaran dan ketulusan, semoga Allah selalu

melimpahkan rahmat-,ya kepada beliau beserta keluarganya.

5. Ibu Ns.Endang S.Kep Selaku penguji dan pembimbing lahan yang selalu

memberi masukan yang sangat berguna selama praktek lahan dan menyusun

karya tulis ini.

6. Para Dosen dan Staf Pendidikan Akademik yang telah memberi dukungan dan

saran selam praktek lahan dan menyususn karta tulis ilmiah.

7. Kepada Alm. Ibunda tercinta yang sudah mengajarkan banyak hal tentang arti

kehidupan yang sebenarnya baik senang maupun susah dan berkat motivasi di

awal perkuliahan sehingga sudah menyelesaikan pendidikan tinggi universitas.

8. Kepada bapak tercinta yang telah memberi dukungan dan motivasi dari awal

hingga akhir, baik secara moril, spiritual serta bantuan materi sehingga dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9. Santi Kanisah tante yang aku sayang yang selalu mensuport dalam

menjalankan kuliah dan membuat karya tulis.

10. Haritsah Setiyanto, Rahul Pambudi dan Faizah Ahmad adik yang aku sayang

yang selalu mengerti disaat masa-masa sulit dan selalu mensuport.

11. Satrio Febri yang selalu setia menemani, mendengarkan keluh kesahku dan

memberi dukungan dari mulai awal perkuliahan sampai saat ini.

12. Sahabat-sahabatku Alpiah Baity, Ika Wahyuni, Phauel, Rifai Mahfudli, Rio

Ricardo, Indriyani dan Iamay Nurrahayu yang selalu mendukung dan

menghibur.

13. Medical surgical of nursing group that is extraordinary that Fitrah Rahman,

Vindi Dinda Larasati, Satya Wira Wijaksana place to share grievances in the

manufacture of secientific papers.

14. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan program DIII Keperawatan Rumah

Sakit Islam Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 32 yang

selalu berjuang dan berusaha dalam segala hal, hingga akhirnya tersusunlah

karya tulis ilmuah ini, semogo sukses.

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

iii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyususnan karya tulis ilmiah ini masih

hjauh dari sempurna oleh karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan semoga

karya iliah ini dapat brguna bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa

keperawatan pada khususnya dalam meningkatkan mutu pelayanan Asuhan

Keparawatan di Rumah Sakit.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta,07 Juni 2017

Penulis

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i

DAFTAR ISI .………………………………………………………………….. iv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………….... 1

B. Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 3

1. Tujuan Umum ………………………………………………… 3

2. Tujuan Khusus ………………………………………………... 3

C. Ruang Lingkup ……………………………………………………….… 4

D. Metode Penulisan ………………………………………………………. 4

E. Sistematika Penulisan ……………………………………………….….. 5

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian …………………………………………………………. 7

2. Klasifikasi ……………………………………………………….… 8

3. Etiologi ………………………………………………………….... 11

4. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar ……………………….... 13

5. Patofisiologi ……………………………………………………… 18

6. Manifestasi Klinis ………………………………………………... 23

7. Komplikasi ……………………………………………………..… 25

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

v

8. Penatalaksanaan dan Terapi ……………………………………… 27

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Diabetes Melitus

1. Pengkajian Keperawatan ………………………………....… 31

2. Diagnosa Keperawatan ……………………………...……… 39

3. Perencanaan Keperawatan ………………………..………… 40

4. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………….. 49

5. Evaluasi Keperawatan ……………………………………… 50

BAB 3 TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan ……………………………………………… 51

B. Diagnosa Keperawatan ……………………………………..……...…. 69

C. Perencanaan Keperawatan ……………………………………………. 73

D. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………….…………. 75

E. Evaluasi Keperawatan …………………………………..…………….. 79

BAB 4 PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan ……………………………………………... 82

B. Diagnosa Keperawatan …………………………………………….…. 83

C. Perencanaan Keperawatan ……………………………………….…… 85

D. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………………….… 86

E. Evaluasi Keperawatan ………………………………………………… 87

BAB 5 PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………… 88

B. Saran …………………………………………………………………... 90

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah Penyakit kronis progresif yang disebabkan oleh

penurunan sekresi pada insulin, kerja insulin atau keduanya. Penyakit ini ditandai

dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein yang mengarah ke hiperglikemia dikatakan hiperglikemia, yaitu

dengan gula darah lebih dari 200 mg/dL pada pemeriksaan gula darah sewaktu

(GDS) dan jika seseorang sudah dinyatakan DM, akan menimbulkan tanda dan

gejala yang khas seperti polifagi (banyak makan), polidipsi (banyak minum) dan

poliuria (banyak BAK). (Black & Hawks, 2014 & Susan C.Smeltzer, 2014).

Sedangkan menurut setiati (2015), Diabetes melitus (DM) merupakan suatu

kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. World Health

Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan

sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat

tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kelompok problemanatomik

dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut

atau relatif dan gangguan fungsi insulin.

American Diabetes Association (ADA), 2015, mengklarifikasikan DM menjadi 4

tipe, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional dan DM tipe lain. Pemicu

terjadinya DM disebabkan oleh faktor genetik, usia, gaya hidup stres, pola makan

yang salah, obesitas dan infeksi pada pankreas. Dan International Diabetes

Federation (IDF), 2015, menyatakan penyandang DM pada usia dewasa (20-79

tahun) mencapai 415 juta orang dan diduga 1 dari 11 orang memiliki DM.

Diperkirakan pada tahun 2040 akan terjadi peningkatan mencapai 642 juta orang,

disetiap 10 orang didapatkan 1 orang mengalami DM. Dari sepuluh negara

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

2

terbanyak yang mengidap DM, Indonesia berada pada urutan ke tujuh dengan

jumlah 10 juta orang.

RISKESDAS (2013), Prevalensi DM di Indonesia berdasarkan wawancara

mengalami peningkatan dari 1,1 persen (2007) menjadi 2,1 persen (2013). Saat ini

DKI Jakarta menduduki urutan ke-2 terbanyak penyandang DM, setelah DI

Yogyakarta dengan jumlah (2,5%). Prevalensi diabetes melitus berdasarkan

diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan bertambahnya umur, namun

mulai umur ≥65 tahun cenderung menurun. Prevalensi DM cenderung lebih tinggi

pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi dan dengan kuintil indeks

kepemilikan tinggi.

Peningkatan gula darah yang terjadi pada klien dengan DM dapat mengakibatkan

gangguan pada keseimbangan pemenuhan kebutuhan nutrisi, klien mengalami

peningkatan nafsu makan yang berlebihan dikarenakan penggunaan cadangan

lemak akibat glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Gangguan pada kebutuhan

cairan dan elektrolit, terjadi karena kadar glukosa dalam darah meningkat sampai

melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis.

Selanjutnya gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh

banyak kencing. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, klien mengalami

peningkatan kekentalan darah yang mengakibatkan aliran darah melambat dan

menyebabkan iskemik pada jaringan perifer. Gangguan pemenuhan kebutuhan

istirahat dan tidur, dikarenakan sumber energi menurun sehingga klien mengeluh

lemah, selain itu frekuensi BAK dimalam hari menyebabkan klien mengalami

gangguan pada pola tidur. Gangguan integritas kulit, diakibatkan karena

penurunan atau tidak adanya sensasi akibat neuropati, penurunan fungsi jaringan

akibat komplikasi kardiovaskular dan infeksi. Gangguan pemenuhan kebutuhan

aktivitas, dikarenakan klien mengalami penurunan kekuatan otot dan luka yang

sulit sembuh. Gangguan-gangguan tersebut apabila tidak segera ditangani akan

menyebabkan terjadinya komplikasi dari penyakit DM. (Riyadi & Sukarmin 2013

dan Doenges 2012).

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

3

Berdasarkan uraian di atas dan masalah keperawatan yang muncul, maka

keterkaitan peranan keperawatan dalam penanganan DM di RS dibutuhkan peran

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan DM. Peran

tersebut dapat dilaksanakan dengan upaya promotif, yaitu dengan memberikan

pendidikan (edukasi) kepada klien pada awal dan seterusnya tentang penyakit DM

dengan tujuan meningkatkan derajat dan status kesehatan, berupa pengetahuan

tentang penyakit DM, mempertimbangkan nutrisi yang tepat untuk DM, olahraga,

dan pengobatan DM. Kemudian upaya preventif merupakan upaya pencegahan

agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit DM, yaitu dengan menjaga pola makan

teratur dan dan mengubah gaya hidup ke yang lebih sehat. Kemudian upaya kuratif

yaitu dengan berkolaborasi dalam melakukan pemberian terapi yang tepat untuk

pengendalian gula darah dan terapi diet untuk nutrisi. Serta upaya rehabilitatif

merupakan upaya untuk pemulihan setelah sakit dam mempertahankan keadaan

klien agar tidak bertambah parah dan mencegah terjadinya komplikasi, dengan

membuat perencanaan seperti minum obat secara teratur dan kontrol secara rutin.

Sehingga peneliti menganggap perlu asuhan keperawatan dengan judul Gangguan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Cairan dan Nutrisi pada Klien dengan DM Tipe II di

Paviliun Melati RS. Islam Jakarta Cempaka Putih.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Diperoleh pengalaman nyata, memperoleh informasi/gambaran dan mampu

menerapkan teori dan konsep Asuhan Keperawatan pada kasus gangguan sistem

endokrin : Diabetes Mellitus pada pasien Ny.S di paviliun melati.

2. Tujuan Khusus

Tujuan dari penulis karya tulis ilmiah ini adalah agar penulis :

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Diabetes Mellitus tipe 2

b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada psien dengan Diabetes

Mellitus tipe 2

c. Mampu merencenakan tindakan keperawatan pada pasien dengan Diabetes

Mellitus tipe 2

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

4

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan Diabetes

Mellitus 2

e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien dengan Diabetes

Mellitus tipe 2

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus

g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat serta

mencari solusinya

h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan pada pasien dalam

bentuk narasi

C. Lingkup Masalah

Asuhan keperawatan yang penulis deskripsikan pada satu kasus kelolaan yaitu

pemenuhan kebutuhan dasar pada klien Ny.S dengan diabetes melitus di paviliun

melati Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dengan lama asuhan

keperawatan 3x24 jam perawatan di mulai dari tanggal 23 - 25 mei 2017.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan studi kepustakaan

dan metode deskriptif, antara lain:

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah memepelajari data secara komporhensif melalui

buku-buku catatan kuliah, literatur atau referensi untuk mendapatkan data atau

bahan berhubungan dengan klien diabetes melitus dalam mendapatkan dasar yang

teoritis.

2. Metode deskriptif

Metode deskriptif yaitu menjabarkan hasil asuhan keperawatan dimulai dengan

pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan,

menetukan tindakan keperawatan dan mengevaluasi.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

5

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari lima BAB yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan

umum dan tujuan khusus, ruang lingkup, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis

Meliputi pengertian, klasifikasi, etologi, patofisiologi, manifestasi

klinik, komplikasi, penataksanaan dan terapi., pelaksanaan

(pemeriksaan diagnostic dan terapi), asuhan keperawatan (pengkajian

keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanaan keperawatandan evaluasi keperawatan ).

BAB III : Tinjauan Kasus

Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan pada psien dengan

Gangguan Sistem Endokrin : Diabetes Milletus tipe 2, selama 3x24

jam yang terdiri dari Pengkajian Keperawatan, Diagnosa

Keperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan Keperawatan, dan Evaluasi

Keperawatan.

BAB IV : Pembahasan

Merupakan kesenjangan – kesenjangan yang terjadi antara teori dan

kasus dari mulai pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,

perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi

keperawatan serta solusi-solusi untuk mengatasi

kesenjangan-kesenjangan yang terjadi.

BAB V : Penutup

Meliputi kesimpulan dan saran

Kesimpulan membahas tentang ringkasan asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus tipe 2. Sedangkan saran berisi tentang

harapan dan masukan dari penulis yang berhubungan dengan asuhan keperawatan

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

6

pada klien dengan Diabetes Melitus tipe 2 dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR KONSULTASI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Diabetes militus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidak

mampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein,

mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi), (black & hawks,2014).

Pengertian lain menurut LeMone (2015), Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit

kronis yang umum terjadi pada dewasa yang membutuhkan supervisi medis

berkelanjutan dan edukasi perawatan mandiri pada pasien. Selain itu, pengertian

menurut Setiati (2015), mengatakan Diabetes melitus (DM) merupakan suatu

kelompok penyakit metabolik dengan karakteristikhiperglikemia yang terjadi karena

kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. World Health Organization

(WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatau yang tidak

dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum

dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problem anatomik dan kimiawi akibat dari

sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan

fungsi insulin.

Dapat disimpulkan, Diabetes Melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolisme

yang disebabkan oleh defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat

yang ditandai dengan glukosa dalam darah melebihi normal.

Tabel 2.1 Nilai Gula Darah Normal

Sumber: Arisman, 2011

Kadar gula darah Bukan Belum pasti Pasti

Kadar gula darah

sewaktu (mg/dL)

Plasma vena <100 100-199 ≥200

Darah kapiler <90 90-199 ≥200

Kadar gula darah

puasa (mg/dL)

Plasma vena <100 100-125 ≥126

Darah kapiler <90 90-99 ≥100

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

8

2. Klasifikasi

Klasifikasi Diabetes Melitus menurut Arisman (2011), adalah :

a. DM tipe 1, insulin dependent diabetes mellitus (IDDM )

Diabetes jenis ini terjadi akibat kerusakan sel pankreas. Dahulu DM tipe 1 disebut

juga diabetes onset anak (atau onset remaja ) dan diabetes rentan - kotosis (karena

sering menimbulkan ketosis) onset DM tipe 1 biasanya terjadi sebelum usia 25-30

tahun ( tetap tidak selalu demikian karena orang dewasa dan lansia yang kurus juga

dapat megalami diabetes jenis ini). Sekresi insulin mengalami defisensi (jumlahnya

sangat rendah atau tidak ada sama sekali).

Dengan demikian tanpa pengobatan dengan insulin (pengawasan dilakukan melalui

pemberian insulin bersamaan dengan adaptasi diet), pasien biasanya akan mudah

terjerumus ke dalam situasi ketoasidosis daibetik .

Gejala biasanya muncul secara mendadak, berat dan perjalanannya sangat progresif

jika tidak diawali, dapat berkembang menjadi ketoasidosis dan koma. Ketiga

diagnosis ditegakkan, pasien biasanya memiliki berat badan yang rendah, hasil tes

deteksi antibodi islet hanya bernilai sekitar 50-80% dan kadar gula darah puasa

>140mg/dl.

b. DM tipe 2, non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM)

Diabetes mellitus jenis ini disebut juga diabetes onset-matur (ata onset-dewasa) dan

diabetes resistan-ketosis (istilah NIDDM sebenarnya tidak tepat karena 25%

diabetesi, tapi pada kenyataannya harus diobati dengna insulin, bedanya mereka

tidak memerlukan insulin sepanjang usia ).

DM tipe 2 mempunyai onset ada usia pertengahan (40-an tahun) atau lebih tua lagi

dan cendrung tidak berkembang kearah ketosis. Kebanyakan pengidapnya memiliki

berat badan lebih. Atas dasar ini pula, penyandang DM jenis ini di kelompokkan

menjadi dua (1) kelompok obes (2) kelompok non-obes. Kemungkinan untuk

mengidap penyakit DM tipe 2 akan berlipat dua jika berat badan bertambah

sebanyak 20%. diatas berat badan ideal dan usia bertambah 10 tahun (di atas 40

tahun).

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

9

Gejala muncul perlahan-lahan dan biasanya ringan (kadang-kadang bahkan belum

menampakkan gejala selama bertahun-tahun). Progresivitas gejala berjalan lambat.

Koma hiperosmolar dapat terjadi pada kasus-kasus berat. Namun, ketoasidosis jarang

sekali muncul, kecuali pada kasus yang disertai setres atau infeksi. Kadar insulin

menurun (tetapi tidak sampai nol), atau bahkan tinggi atau mungkin juga insulin

bekerja tidak efektif.

Pengendilannya boleh jadi hanya berupa diet dan (jika tidak ada kontraindikasi)

olahraga atau dengan pemberian obat hipoglisemik (antidiabetik oral, ADO). Namun,

jika hiperglikemia tetap membandel, insulin terpaksa dibrikan.

Tabel 2.2 perbedaan antara DM tipe 1 dan 2

DM Tipe 1 DM Tipe 2

Onset Anak/dewasa muda (<25th) Biasanya setelah usia

pertengahan

Proporsi <10% dari semua

penyandang DM

>90% dari semua

penyandang DM

Riwayat keluarga Tidak lazim Sangat lazim

Gejala Akut/sub-akut Lambat

Ketoasidosis Sering kali Jarang, kecuali jika

sakit/stres

Antibodi ICA, GAD Sangat sering positif Biasanya negatif

Obesitas saat onset Tidak obes Obes sebelom onset

Kaitan dengan HLA

tipe tertentu

Ada Tidak ada

Kaitan dengan penyakit

autoimun

Kadang-kadang ada Tidak ada

C-peptida darah/urin Sangat rendah Rendah/normal/tinggi

Kegunaan insulin Penyelamatan nyawa Kadang-kadang

diperlukan sebagai

pengawas gula darah

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

10

Penyebab Pankreas tidak mampu

membuat insulin

Produksi insulin masih

ada, tetapi sel target tidak

tepat

Kegunaan diet Mengawasi gula darah

(makan/jajan harus diatur

seputar pemberian insulin

agar tidak terjadi

hipoglisemia

Menurunkan BB (jadwal

tidak harus ketat, kecuali

kalau insulin juga

diberikan

Kegunaan latihan fisik Merangsang sirkulasi dan

membantu tubuh dalam

penggunaan insulin

Membuat tubuh menjadi

lebih peka terhadap

insulinnya sendiri, di

samping menggunakan

energi untuk mengurangi

BB

Sumber: Arisman (2011)

c. DM tipe 3

Diabetes jenis ini dahulu kerap disebut diabetes sekunder atau DM tipe lain. Etiologi

diabets jenis ini, meliputi (a) penyakit pada pangkreas yang merusak sel B seperti

hemokromarosis, pangkreatitis, (b) sindrom hormonal yang mengganggu sekresi dan

atau menghambat kerja insulin (fenitoin (dilantin) (c) obat-obat yang mengganggu

sekresi insulin atau menghambat kerja insulin

d. Diabets melitus kehamilan (DMK)

Daibetes mellitus kehamilan didefiniskan setiap intoleransi glukosa yang timbul atau

terdeteksi pada kehamilan pertama, tanpa memandang darajat intoleransi serta tidak

memperhatiakan apakah gejala ini lenyap atau menetap selepas melahirkan . diabetes

jenis ini biasnya muncul pada kehamilan trimester kedua atau ketiga. Kategori ini

mencakup DM yang terdiagnosis ketika hamil (sebelumnya tidak diketahui).

Wanita yang sebelumnya diketahui telah mengidap DM, kemudian hamil, tidak

termasuk ke dalam kategori ini.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

11

e. Diabetes mellitus terkait malnutrisi (DMMal)

Kategori ini diusulkan oleh WHO karena kasusnya banyak sekali ditentukan di

negara-negara sedang berkembang, terutama di wilayah tropis. Diabetes jenis ini

biasanya menampakkan gejala pada usia muda, antara 10-40 tahun (lazimnya di

bawah 30 tahun), sebagian pasien mengalami nyeri perut yang menjalar ke daerah

punggung (pola jalaran nyeri ini mirip dengan pola jalaran nyeri akibat pankreatitis).

3. Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi Diabetes Melitus menurut Nurarif (2015) adalah :

a. DM tipe 1

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pankreas

yang disebabkan oleh :

1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi

suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe 1

2) Faktor imunologi (autoimun)

3) Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun

yang menimbulkan estruksi sel beta.

b. DM tipe 2

Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko yang

berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan

keluarga. Dan menurut etiologi Diabetes Melitus menurut Riyadi dan Sukarmin, 2013

adalah Diabetes mellitus yang disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh

sel-sel beta pulau langerhans jenis Juvenilis (usia muda) disebabkan oleh predisposisi

herediter terhadap perkembangan anti bodi yang merusak sel-sel beta atau degenerasi

sel beta. Tipe ini jelas disebabkan oleh degenerasi sel-sel beta sebagai akibat penuaan

yang cepat pada orang yang rentan dan obesitas mempredisposisi terhadap jenis

obesitas ini karena diperlukan insulin dalam jumlah besar untuk pengolahan

metabolisme pada orang kegemukan dibandingkan orang normal.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

12

Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu :

1) <140 mg/dL : normal

2) 140-<200 mg/dL : toleransi glukosa terganggu

3) >200 mg/dL : diabetes

Faktor resiko menurut Riyadi dan Sukarmin (2013), adalah :

a. Kelainan Genetik

Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap penyakit diabetes.

Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes melitus akan ikut diinformasikan pada

gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi insulin.

b. Usia

Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis secara dramatis menurun dengan

capat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan berisiko pada penurunan

fungsi endokrin pancreas untuk memproduksi insulin.

c. Gaya hidup stres

Stres kronis cendrung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang

kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja

pacreas. Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan

kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban

yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada penurunan

insulin.

d. Pola makan yang salah

Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena

diabetes. Malnutrisi dapat merusak pankreas, seadngkan obesitas meningkatkan

gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola makan yang tidak terarur dan cenderung

terlambat juga akan berperan pada ketidakstabilan kerja pankreas.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

13

e. Obesitas

Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pacreas mengalami hipertropi yang akan

berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertropi pancreas disebabkan

karena peningkatan beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk

mencukupi energi sel yang terlalu banyak.

f. Infeksi

Masuknya bakteri atau virus kedalam pankreas akan berakibat rusaknya sel-sel

pankreas. Kerusakan ini berkibat pada penurunan pada fungsi pankreas.

4. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Diabetes Melitus

Menurut Hidayat (2014), kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang

dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun

psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan

kesehatan. Berikut pendapat beberapa ahli tentang model kebutuhan dasar manusia.

Kebutuhan dasar menurut Sister Calista Roy mempunyai 4 model cara adaptasi,

antara lain:

a. Model Fungsi Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy

mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, model fungsi fisiologis

tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang

kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :

1) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi,

pertukaran gas dan transpor gas.

2) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan

fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri.

3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal.

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

14

4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat

yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan

memulihkan semua komponen-komponen tubuh.

5) Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas

dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai

fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.

6) The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau

memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting

dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.

7) Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk

air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya

inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

8) Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian

integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi

untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses

emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh.

9) Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan

fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas

endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari

regulator koping mekanisme.

b. Model Konsep Diri

Model konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada

aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan

dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan.

Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the

personal self.

1) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan

dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

15

terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang

kemampuan seksualitas.

2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik

dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut

merupakan hal yang berat dalam area ini.

c. Model fungsi peran

Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam

hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan

tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat

sesuai kedudukannya.

d. Mode Interdependensi

Interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan

saling menghargai.

Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam

menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan

untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan

berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari

keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon inefektif.

Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas,

sedangkan respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas.

Melalui proses umpan balik respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input)

pada manusia sebagai suatu sisem.

Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan

perubahan lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan

social. Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan

perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem

kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

16

emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat

alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari

bantuan.

Berikut ini akan diuraikan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada klien dengan

DM :

a. Kebutuhan oksigenasi

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk

kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai

organ atau sel.

1) Proses terjadinya masalah

Pada klien dengan DM akan terjadi vikositas (kekentalan cairan) makin tinggi

vikositas suatu cairan maka makin sulit molekul dari cairan tersebut untuk bergerak.

Bila hal ini terjadi pada molekul darah, maka tentu saja aliran darah akan terganggu.

Akibatnya dapat terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah yang akan

mengakibatkan gangguan sirkulasi oksigen dalam darah dan akhirnya akan timbul

penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Vikositas mengakibatkan iskemik pada

jaringan perifer yang ditandai dengan rasa kesemutan dan rasa baal pada ekstermitas

bawah. Vikositas juga akan menyebabkan terhambatnya penyembuhan pada luka

karena aliran darah menuju luka menjadi lambat.

2) Manifestasi klinis

a) Kesemutan.

b) Baal pada ekstermitas bawah.

3) Penatalaksanaan

a) Olahraga.

b. Kebutuhan nutrisi

Kebutuhan nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh

tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.

Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

17

untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu

yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi.

1) Proses terjadinya masalah

Pada klien dengan DM akan mengalami gangguan kebutuhan nutrisi dikarenakan

glukosa tidak dapat ditarik ke dalam sel dan terjadi penurunan massa sel.

2) Manifestasi

a) Polifagi (banyak makan).

b) Penurunan berat badan.

3) Penatalaksanaan

a) Diit.

b) Insulin.

c. Kebutuhan cairan dan elektrolit

Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan

kesehatan dan fungsi semua sistem tubuh. Dalam menyeimbangkan cairan dan

elektrolit, tubuh melakukan proses perpindahan pada cairan dan zat telarut salah

satunya proses osmosis.

Pada klien dengan DM akan mengalami hiperglikemia, jika kadar glukosa dalam

darah meningkat, maka ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang keluar

sehingga mengakibatkan glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika

glukosa yang berlebihan di keluarkan melalui urine, maka pengeluaran urine akan

disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan (diuresis osmotik). Akibat

kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, maka pasien akan mengeluh banyak

kencing (poliuria) dan banyak minum (polidipsi).

d. Kebutuhan istirahat dan tidur

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya

dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.

Pada klien dengan DM akan mengalami gangguan istirahat dan tidur, dikarenakan

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

18

sumber energi menurun sehingga klien mengeluh lemah, selain itu banyaknya urine

yang keluar pada malam hari.

e. Kebutuhan gerak dan keseimbangan/aktivitas

Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan

imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.

Imobilisasi mengganggu fungsi metabolik normal, antara lain laju metabolik;

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein; ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan.

Dapat pula mengalami penurunan gerak karena kelemahan fisik, kram otot dan

penurunan tonus otot. Klien juga dapat mudah jatuh karena penurunan glukosa pada

otak akan berakibat penurunan kerja pusat keseimbangan (di sereblum/otak kecil).

Pada kasus klien dengan DM Kelemahan tubuh, Penurunan energy metabolik yang

dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis tidak dapat berlangsung secara optimal

karena sel kekurangan bahan untuk metabolisme akibatnya protein dan lemak yang

tersimpan dibakar yang menyebabkan penurunan berat badan, keletihan, lemah, dan

pusing.

5. Patofisiologi

Patofisiologi DM menurut sujono (2013), adalah :

Sebagian besar patologi diabetes melitus dapat dihubungkan dengan efek utama

kekurangan insulin yaitu :

a. Pengurangan glukosa oleh sel tubuh yang mengakibatkan peningkatan

konsentrasi glukosa darah sampai setinggi 300 sampai 1200 mg per 100 ml.

b. Peningkatan mobilisasi lemak dan daerah penyimpanan lemak sehingga

menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada

dinding vaskuler.

c. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh. Keadaan patologi tersebut akan

berdampak :

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

19

1) Hiperglikemia

Hiperglikemia di definisikan sebagi kadar glukosa darah yang tinggi pada rentang

non puasa sekitar 140-160mg/100ml darah.

Dalam keadaan insulin normal asupan glukosa atau produksi glukosa dalam tubuh

akan difasilitasi (oleh insulin) untuk masuk kedalam sel tubuh. Glukosa itu kemudian

di olah untuk menjadi energi. Apabila bahan energi yang dibutuhkan masih ada sisa

akan disimpan sebagai glukogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otak (sebagai massa sel

otot). Proses glikogenesis (pembentukan glikogen) dari unsur glukosa ini dapat

mencegah hiperglikemia. Pada penderita diabetes mellitus proses ini tidak dapat

berlangsung dengan baik sehingga glukosa banyak menumpuk didarah

(hiperglikemia).

Secara rinci proses terjadinya hiperglikemia karena defisit insulin tergambar pada

perubahan metabolik sebagai berikut :

a) Transport glukosa yang melintasi membran sel-sel berkurang.

b) Glukogenesis (pembentukan glikogen dari glukosa) berkurang dan tetap terdapat

glukosa pada darah.

c) Glikolisis (pemecahan glukosa) meningkat, sehingga cadangan glikogen

berkurang dan glukosa “Hati” dicurahkan kedalam darah secara terus menerus

melebihi kebutuhan.

d) Glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari non karbohidrat) meningkat dan

lebih banyak lagi glukosa “Hati” yang tercurah kedalam darah hasil pemecahan

asam amino dan lemak

Hiperglikemia akan mengakibatkan pertumbuhan berbagai mikroorganisme dengan

cepat seperti jamur dan bakteri. Karena mikroorganisme tersebut sangat cocok

dengan daerah yang kaya glukosa. Setiap kali timbul peradangan maka akan terjadi

mekanisme peningkatan darah pada jaringan yang cidera. Kondisi itulah yang

membuat mikroorganisme mendapat peningkatan pasokan nutrisi. Kondisi ini akan

mengakibatkan penderita diabetes mellitus mengalami infeksi oleh bakteri dan jamur.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

20

2) Hiperosmolaritas

Hiperosmolaritas adalah adanya kelebihan tekanan osmotik pada plasma sel karena

adanya penigkatan konsentrasi zat. Sedangkan tekanan osmosis merupakan tekanan

yang dihasilkan karena adanya penigkatan konsentrasi larutan pada zat cair. Pada

penderita diabetes mellius pada terjadinya hiperosmolaritas, karena peningkatan

konsentrasi glukosa dalam darah (yang notaben komposisi terbayak adalah zat cair).

Peningkatan glukosa dalam darah akan berakibat terjadinya kelebihan ambang pada

ginjal untuk memfilterasi dan reabsopsi glukosa (meningkat kurang lebih 225

mg/menit). Kelebihan ini kemudian menimbulkan efek pembuangan glukosa melalui

urine (glukosuria). Ekskresi molekul glukosa yang akut secara osmosis menyebabkan

kehilangan sejumlah besar air (biuresis osmotik dan berakibat peningkatan volume air

(poliuria). Proses seperti ini mengakibatkan dehidrasi dengan ekstra seluler dan juga

diruangan intraseluler.

Glukosuria dapat mencapai 5-10% dan osmolaritas serum lebih dan 370-380

mosmosls/dl dalam keadaan tidak terdapatnya keton darah. Kondisi ini dapat

berakibat koma hiperglikemik hiperosmolar nonmetabolik (KHHN).

3) Starvasi selluler

Starvasi selluler merupakan kondisi kelaparan yang dialami oleh sel karena glukosa

sulit masuk padahal disekeliling sel banyak sekali glukosa tetapi tidak bisa diolah.

Sulitnya glukosa masuk karena tidak ada yang memfasilitasi untuk masuk sel yaitu

insulin.

Dampak dari starvasi selluler akan terjadi proses kompensasi selluler untuk tetap

mempertahankan fungsi sel. Proses itu antara lain :

Defisiensi insulin gagal untuk melakukan asupan glukosa bagi jaringan-jaringan

peripheral yang terganung pada insulin (otot rangka dan jaringan lemak). Jika tidak

terdapat glukosa, sel-sel otot memetabolisme cadangan glikogen yang mereka miliki

untuk dibongkar menjadi glukosa dan energi mungkin juga akan menggunakan asam

lemak bebas (keton). Kondisi ini berdampak pada penurunan massa otot , kelemahan

otot dan rasa mudah lelah.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

21

a) Starvasi seluller juga akan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein dan

asam amino yang digunakan sebagai substrat yang diperlukan untuk glukoneogenosis

akan dijadikan untuk proses aktivitas sel tubuh.

Protein dan asam amino yang mengalami proses glukoneogenosis yang menggunakan

asam amino menyebabkan penipisan simpanan protein tubuh karena unsur nitrogen

(sebagai unsur pemecahan protein) tidak digunakan kembali untuk semua bagian

tetapi diubah menjadi urea dalam hepar dan dieksresikan dalam urine. Eksreksi

nitrogen yang banyak akan berakibat pada keseimbangan negatif nitrogen. Depresi

protein akan berakibat tubuh menjadi kurus, penurunan resistensi terhadap infeksi dan

sulitnya pengembalingan jaringan yang rusak (sulit sembuh kalau ada cidera).

b) Starvasi sel juga berdampak peningkatan mobilisasi dan metabolisme lemak

(lipolisis) asam lemak bebas, trigliserida dan griseral yang meningkat bersikulasi dan

menyediakan substrat bagi hati untuk proses ketogenesis yang digunakan sel untuk

melakukan aktifitas sel ketoorganik (keton), sementara keton menggunakan cadangan

alkali tubuh untuk buffer PH darah menurun. Pernapasan kusmaull dirangsang untuk

mengkompensasi keadaan asidosis metabolik. Diuresis osmotik menjadi bertambah

buruk dengan adanya ketoanemis dan dari katabolisme protein yang meningkatkan

asupan protein ke ginjal sehingga tubuh banyak kehilangan protein.

Adanya starvasi seluller akan meningkatkan mekanisme penyesuaian tubuh untuk

meningkatkan mekanisme penyesuaian tubuh untuk meningkatkan pemasukan

dengan munculnya rasa ingin makan terus (polifagi). Starvasi seluller juga akan

memunculkan gejalan klinis kelemahan tubuh karena terjadi penurunan produksi

energi dan kerusakan berbagai organ reproduksi yang salah satunya dapat timbul

impotensi dan organ tubuh yang lain seperti bersarafan perifer dabn mata (muncul

rasa baal dan mata kabur).

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

22

Patofisiologi Diabetes Mellitus

Sumber :

Riyadi, Sujono.(2013). Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan

Eksokrin dan Endokrin pada pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

23

6. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis dm menurut Lemon (2016), adalah:

a. DM tipe 1

Diuretik osmosis yang dihasilkan meningkatkan haluaran urine. Kondisi ini disebut

poliuria. Ketika kadar glukosa darah melebihi ambang batas glukosa-biasanya sekitar

180mg/dl glukosa diekskresikan ke dalam urine, suatu kondisi yang disebut

glukosuria. Penurunan volume intraselular dan peningkatan haluaran urine

menyebabkan dehidrasi. Mulut menjadi kering dan sensor haus diaktifkan, yang

menyebabkan organ tersebut minum jumlah air yang banyak polidipsia. Karena

glukosa tidak dapat masuk kedalam sel tanpa insulin, produksi energi menurun.

Penurunan energi ini menstimulus rasa lapar dan orang makan lebih banyak

polifagia. Meskipun asupan makanan meningkat, berat badan organ tersebut turun

saat tubuh kehilangan air dan memecah protein dan lemak sebagai upaya memulihkan

sumber energi. Malaise dan keletihan menyertai penurunan energi. Penglihatan yang

buram juga umum terjadi, akibat pengaruh osmotik yang menyebabkan

pembengkakan lensa mata.

Oleh sebab itu, manifestasi klasik meliputi poliuria, polidipsia, dan polifagia, disertai

dengan penurunan berat badan, malaise, dan keletihan. Bergantung pada tingkat

kekurangan insulin, manifestasinya bervariasi dari ringan himgga berat. Orang

dengan DM tipe1 membutuhkan sumber insulin eksogen(eksternal) untuk

mempertahankan hidup.

b. DM tipe2

Penyandang DM tipe 2 mengalami awitan manifestasi yang lambat dan sering kali

tidak menyadari penyakit sampai mencari perawatan kesehatan untuk beberapa

masalah lain. Hiperglikemia pada DM tipe 2 biasanya tidak seberat pada DM tipe 1,

tetapi manifestasi yang muncul, khususnya poliuria dan polidipsia. Polifagia jarang

dijumpai dan penurunan berat badan tidak terjadi. Manifestasi lain juga akbita

hiperglikemia: penglihatan buram, keletihan, parestesia, dan infeksi kulit.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

24

Manifestasi klinis menurut Riyadi dan Sukarmin (2013), adalah :

1. Poliuria (peningkatan pengeluaran urine) Ketika kadar glukosa darah melebihi

ambang batas glukosa-biasanya sekitar 180 mh/dl – glukosa dieksresikan ke dalam

urine, suatu kondisi yang disebut glukosuria

2. Polidipsia (peningkatan rasa haus ) Penurunan volume intraselular dan

peningkatan pengeluaran urien menyebabkan dehidrasi. Mulut menjadi kering dan

sensor haus diaktifkan yang menyebabkan orang tersebut minum jumlah air yang

banyak

3. Polifagia (peningkatan rasa lapar) Karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam

sel tanpa insulin, produksi energi menurun. Penurunan energi ini menstilmulasi rasa

lapar dan orang akan makan lebih banyak

4. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes

lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk

menggunakan glukosa sebagai energi, dan BB berkurang.

5. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentukan

antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus, gangguan imun dan

penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.

6. Kelainan kulit : berupa gatal-gatal, bisul, biasanya terjadi didaerah ginjal. Lipatan

kulit seperti diketiak dan dibawah payudara. Biasanya akibat tumbuhnya jamur.

7. Kesemutan rasa baal akibat terjadinya neuropati. Pada penderita diabetes mellitus

regenerasi sel persarafan mengalami gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama

yang berasal dari unsur protein. Akibat banyak sel persyarafan terutama perifer

mengalami kerusakan.

8. Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh proses penyembuhan luka

membutuhkan bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Pada

penderita diabetes mellitus bahkan protein banyak diformulasikan untuk kebutuhan

energi sel sehingga bahan yang dipergunakan untuk penggantian jaringan yang

rusak mengalami gangguan. Selain itu luka yang sulit sembuh juga dapat diakibatkan

oleh pertumbuhan mikroorganisme yang cepat pada penderita diabetes mellitus.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

25

9. Pada laki-laki terkadang mengeluh impotensi Ejakulasi dan dorongan seksualitas

laki-laki banyak dipengaruhi oleh peningkatan hormom testosteron. Pada kondisi

optimal (periodik hari ke-3) maka secara otomatis akan meningkatkan dorongan

seksual. Penderita diabetes mellitus mengalami penurunan produksi hormone seksual

akibat kerusakan testosteron dan sistem yang berperanan.

10. Mata kabur yang disebabkan katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan

pada lensa oleh hiperglikemia. Mungkin juga disebabkan kelianan pada corpus

vitreum.

7. Komplikasi

Menurut Pricilla (2015), komplikasi diabetes melitus diklasifikasian menjadi

komplikasi akut dan kronis.

a. Komplikasi akut:

1) Hipoglikemia merupakan rendahnya kadar gula dalam darah yaitu kurang

dari 70 mg/dL. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat

oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena

aktivitas fisik yang berat.

2) Hiperglikemia adalah adalah peningkatan kadar gula dalam darah yaitu lebih

dari 200 mg/dL. Jika kadar gula darah makin lama makin meningkat dan tidak

terkontrol akan mengakibatkan ketoasidosis.

3) Diabetik ketoasidosis adalah tidak adanya atau kurangnya jumlah insulin yang

dihasilkan.

b. Komplikasi kronis:

1) Makrovaskuler (pembuluh darah besar) pada penyandang DM akan

mengalami perubahan akibat aterosklerosis, trombosit, sel darah merah, faktor

pembekuan yang tidak normal dan perubahan pada dinding arteri. Aterosklerosis

sering terjadi pada DMTII/NIDDM. Komplikasi makrovaskuler adalah penyakit

arteri koroner, penyakit vaskular serebral dan penyakit vaskular perifer.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

26

2) Mikrovaskular (pembuluh darah kecil) yang mengenai retinopati diabetik,

nefropati diabetik dan neuropati diabetik. Perubahan-perubahan mikrovaskuler

yang ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran diantara jaringan dan

pembuluh darah sekitar. Terjadi pada klien dengan DMTI/IDDM yang

diantaranya terjadi:

a) Retinopati

Retinopati adalah adanya perubahan dalam retina karena berkurangnya aliran

darah dalam retina, sehingga akan menyebabkan iskemik retina. Perubahan

ini dapat mengakibatkan gangguan dalam penglihatan.

b) Nefropati

Nefropati adalah penyakit ginjal yang ditandai dengan adanya albumin dalam

urine, hipertensi.

c) Neuropati

Neuropati adalah penyakit pada sistem saraf perifer dan sistem saraf otonom.

Neuropati disebabkan karena adanya penebalan pada dinding pembuluh

darah yang menekan saraf, sehingga akan menyebabkan penurunan nutrien.

Perubahan metabolik mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik saraf

menurun kehilangan sensori mengakibatkan penurunan persepsi nyeri.

3) Rentan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis, dan infeksi saluran kemih.

4) Kaki diabetik

Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang

tidak terkendali. Kaki diabetes melitus dapat disebabkan kerena hilangnya sensori

pada kaki yang mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan

makrovaskular dan mikrovaskular dapat mengakibatkan iskemia jaringan dan

sepsis sehingga akan menyebabkan gangren dan beresiko terhadap tindakan

amputasi.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

27

8. Penatalaksanaan dan Terapi

Penatalaksanaan dan terapi pada klien dengan DM (Arisman,2011) yaitu:

a. Antidiabetik Oral (ADO)

Pemberian ADO dimulai jika olahraga dan diet tidak berhasil untuk menurunkan gula

darah dalam waktu 6-12 minggu. Berdasarkan cara kerjanya, ADO dibagi menjadi 3

kelompok, yaitu:

1) Obat yang berfungsi sebagai perangsang sekresi insulin, seperti: sulfonilurea.

2) Obat yang mempengaruhi kerja insulin, seperti: metformin dan tiazolidindion.

3) Obat yang menghalangi penyerapan glukosa, seperti: penghambat

alfa-glukosidase dan miglitol.

Tabel 2.3 Farmakoterapi

ADO Cara kerja Efek samping Cara

pemberian

Contoh obat

Sulfonilurea Meningkatkan

sekresi insulin.

Berat badan

meningkat,

hipoglikemia.

15 – 30 menit

sebelum

makan.

Glibenklami

d dan

glimepirid.

Metformin Menurunkan

produksi

glukosa oleh

hati dan

meningkatkan

kepekaan

insulin dalam

otot.

Gangguan

saluran

pencernaan,

asidosis laktat.

Sebelum/pada

saat/sesudah

makan

karbohidrat.

Metformin.

Glinid Meningkat kan

sekresi insulin.

Berat badan

meningkat,

Sesaat/sebelum

makan.

Repaglinid

dan

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

28

Sumber: Arisman, 2011

b. Insulin

Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pualu langerhans kelenjar

pankreas. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan

lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel

untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di

dalam sel otot dan hati. Insulin endogen adalahinsulin yang dihasilkan oleh pankreas,

sedangkan insulin eksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu

produk farmasi.

1) Jenis-jenis insulin dibagi menjadi 2, yaitu:

a) Insulin reguler, insulin yang bereaksi cepat (jenis insulin kerja cepat) dan lebih

banyak digunakan sebagai pengendalian gula darah sesudah makan.

b) Insulin Neutral Protamine Hagedorn (NPH), insulin yang bereaksi lambat

(pengaruhnya juga berakhir lambat) dan lebih sering digunakan pada malam hari.

2) Lokasi pemberian insulin

Insulin pada umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan). Pada

keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip.

hipoglikemia. nateglinid.

Hambat alfa

glukosidase

Menghambat

absorpsi

glukosa.

Flatulen, tinja

lembek.

Bersama

suapan

pertama.

Akarbose.

Tiazolidin

dion

Menambah

kepekaan

terhadap

insulin.

Edema. Tidak

tergantung

jadwal makan.

Pioglitazon.

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

29

Gambar 2.1 Lokasi Pemberian insulin

3) Dosis insulin

Dosis pemberian insulin dengan cara sliding scale dimaksudkan agar pemberiannya

lebih efisien dan tepat karena didasarkan pada kadar gula darah klien pada saat itu.

Gula darah diperiksa setiap 6 jam sekali.

Tabel 2.4 Dosis Insulin

Kadar Gula Darah Dosis Insulin

< 60 mg% 0 unit

< 200 mg% 5 – 8 unit

200 – 250 mg% 10 – 12 unit

250 – 300 mg% 15 – 16 unit

300 – 350 mg% 20 unit

> 350 mg% 20 – 24 unit

Sumber: Arisman, 2011

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

30

c. Diet

1. Tujuan umum penatalaksanaan diet pada diabetes melitus adalah :

a) Mencapai dan mempertahankan kadar gukosa darah mendekati kadar normal.

b) Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal.

c) Mencegah komplikasi akut dan kronik.

d) Meningkatkan kualitas hidup.

2. Penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Berat Badan Ideal (BBI) dan

Indeks Massa Tubuh (IMT), dengan rumus : (Kozier, 2011)

BBI=( TBdalam cm – 100) ± 10% (TB dalam cm – 100)

IMT = Berat dalam kg

(Tinggi dalam meter)2

Ketrangan :

a) Malnutrisi : kurang dari 16 kg

b) Berat badan kurang : 17-19 kg

c) Normal : 20-25 kg

d) Berat badan lebih : 26-30 kg

e) Kegemukan sedang sampai berat : 31-40 kg

f) Kegemukan yang tidak wajar : lebih dari 40 kg

Jenis diit DM dan komposisi zat gizi yang terkandung

Tabel 2.5 Jenis Diit DM

Jenis Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Diit DM I 1100 160 50 30

Diit DM II 1300 195 55 35

Diit DM III 1500 225 60 40

Diit DM IV 1700 260 65 45

Diit DM V 1900 300 70 50

Diit DM VI 2100 325 80 55

Diit DM VII 2300 350 85 65

Diit DM VIII 2500 390 90 65

Sumber: Arisman, 2011

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

31

Keterangan:

a) Diit I, II, III: diberikan pada klien DM yang mengalami obesitas.

b) Diit IV, V : diberikan pada klien DM dengan BB normal.

c) Diit VI, VII, VIII: diberikan pada klien DM yang kurus, diabetes remaja, atau

penyandang DM dengan penyulit.

d. Olahraga

Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih ½ jam.

Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi

secara teratur. Latihan minimal dilakukan selama 3 hari dalam seminggu. Adanya

kontraksi otot yang teratur akan merangsang peningkatan aliran darah dan penarikan

glukosa ke dalam sel.

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan yang sistematis

dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

mengindentifikasi status kesehatan klien.

Anamnesis menurut Arisman (2011), adalah :

Informasi yang perlu digali selama anamnesis, meliputi :

a. Identitas Klien

1) Nama, Jenis Kelamin, Agama, status perkawinan, alamat, orang terdekat yang

mudah dihubungi, hubungan dengan klien, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa

medis, dan nomer rekam medis.

2) Usia

Umumnya manusia mengalami perubahan secara drastis menurun dengan cepat

setelah memasuki usia 45 tahun terlebih pada orang denganoverweight.

3) Pendidikan dan pekerjaan

Pada orang dengan pendapatan tinggi cenderung untuk mempunyai pola hidup dan

pola makan yang salah. Cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang banyak

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

32

mengandung gula dan lemak yang berlebihan, serta tingginya konsumsi makanan

yang berat serta aktifitas fisik yang sedikit.

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

Klien biasanya datang dengan keluhan badan terasa sangat lemas serta ditandai

dengan gangguan penglihatan, klien juga mengeluh banyak kencing (poliuria),

biasanya klien belum mengetahui salah satu tanda dan gejala dari penyakit DM.

2) Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit yang paling dominan pada DM, yaitu munculnya sering buang air

kencil (poliuria), sering lapar (polifagia) dan sering haus (polidipsi). Biasanya

penderita belum menyadari kalau itu merupakan perjalanan penyakit diabetes

mellitus. Penderita baru tahu kalau sudah memeriksakan diri kepelayanan kesehatan.

3) Riwayat kesehatan dahulu

Diabetes dapat terjadi saat kehamilan, yang terjadi hanya saat hamil saja dan biasanya

tidak dialami setelah melahirkan namun perlu di waspadai akan kemungkinan

mengalami diabetes yang sesungguhnya di kemudian hari.

4) Riwayat kesehatan keluarga

DM dapat menurunkan silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan

gen yang mengakibatkan tubuh tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik.

c. Pola pemenuhan kebutuhan

Tabel 2.6 Pengkajian sesuai kebutuhan dasar manusia

Aktivitas / istirahat

Gejala Tanda

Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan.

Keram otot, tonus otot menurun.

Gangguan tidur/istirahat.

Takikardia dan takipnea pada keadaan

istirahat atau dengan akitivitas

Letargi atau disorentasi, koma.

Penurunan kekuatan otot.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

33

Sirkulasi

Gejala Tanda

Adanya riwayat hipertensi: IM akut.

Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada

ekstermitas.

Ulkus pada kaki, penyembuhan yg lama.

Takikardia

Perubahan tekanan darah postural:

hipertensi

Nadi yang menurun atau tidak ada.

Disritmia

Krekels: gagal jantung kronis

Kulit panas, kering, dan kemerahan:

bola mata cekung.

Integritas ego

Gejala Tanda

Stres: tergantung pada orang lain.

Maslah finansial yang berhubungan

dengan kondisi.

Ansietas, peka rangsang

Eliminasi

Gejala Tanda

Perubahan pola berkimih (poliuria),

nokturia.

Rasa nyeri atau terbakar, kesulitan

berkimih (infeksi), ISK baru/berulang.

Nyeri tekan abdomen

Diare

Urine encer, pucat, kuning: poliuria

(dapat berkembang menjadi

oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia

berat)

Urine berkabut, bau busuk (infeksi)

Abdomen keras, adanya asites

Bising usus lemah dan menurun:

hiperaktif (diare)

Makanan /cairan

Gejala Tanda

Hilang napsu makan

Mual atau muntah

Kulit kering/bersisik, turgor jelek

Kekakuan /distensi abdomen, muntah.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

34

Tidak mengikuti diet: peningkatan

masukan glukosa/karbohidat

Penurunan berat badan lebih dari periode

bebrapa hari/minggu

Haus

Penggunaan diuretik (tiazid)

Pembesaran tiroitd (peningkatan

kebutuhan metabolik dangan

peningkatan gula darah)

Bau halitosis /manis, bau buah (napas

aseton)

Neurosensori

Gejala Tanda

Pusing/pening

Sakit kepala

Kesemutan, kebas kelemahan pada otot,

parestesia

Gangguan penglihatan

Disorientasi: mengantuk, letargi,

stupor/koma (tahap lanjut).

Ganguan memori (baru, masa

lalu):kacau mental

Refleks tendon dalam (RTD) menurun

(koma)

Aktivitas kejang (tahap lanjut dari

DKA.

Nyeri /keamanan

Gejala Tanda

Abdomen yang tengang atau nyeri

(sedang /berat)

Wajah meringis dengan palpitasi:

tampak berhati-hati.

Pernapasan

Gejala Tanda

Merasa kekurangan oksigen, batuk

dengan atau tanpa sputum purulen

(tergantung adanya infeksi atau tidak)

Lapar udara

Batuk, dengan/tanpa sputum purulen

(infeksi)

Frekuensi pernapasan

Keamanan

Gejala Tanda

Kulit kering, gatal; ulkus kulit Demam

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

35

Kulit rusak, lesi/ulserasi

Menurunya kekuatan umum/rentang

gerak

Parastesia atau paralisis otot termasuk

otot-otot pernapasan (jika kdar kalium

menurun dengan cukup tajam)

Seksualitas

Gejala Tanda

Rabas vagina (cendurung infeksi)

Masalah impoten pada pria : kesulitan

oragasme pada wanita

Tidak ada

Sumber: Doenges 2014

d. Pemeriksaan Fisik

1) Tingkat kesadaran : normal, letargi, stupor, koma.

2) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : hipertensi (karena peningkatan viskositas darah oleh

glukosa sehingga terjadi peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah

dan risiko terbentuknya plak pada pembuluh darah).

b) Frekuensi nadi : takikardi (terjadi kekurangan energi sel sehingga jantung

melakukan kompensasi untuk meningkatkan pengiriman).

c) Frekuensi pernafasan : takhipnea (pada kondisi ketoasidosis).

d) Suhu tubuh : deman (pada penderita dengan komplikasi infeksi pada luka

atau pada jaringan lain), hipotermia (pada penderita yang tidak mengalami

infeksi atau penurunan metabolic akibat menurunnya masukkan nutrisi

secara drastis.

3) Berat badan: Kurus ramping (pada diabetes melitus fase lanjutan dan lama tidak

mengalami terapi), gemuk padat, gendut (pada fase awal penyakit atau penderita

lanjutan dengan pengobatan yang rutin dan pola makan yang masih tidak

terkontrol).

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

36

4) Kulit

a) Warna : perubahan-perubahan pada melanin, kerotenemia (pada penderita

yang mengalami peningkatan traumamekanik yang berakibat luka sehingga

menimbulkan ganggren. Tampak warna kehitam-hitaman disekitar luka.

Daerah yang sering terkena adalah ekstremitas bawah).

b) Kelembaban : lembab (pada penderita yang tidak mengalami diuresis

osmosis dan tidak mengalami dehidrasi), kering (pada pasien yang

mengalami diuresis osmosis dan dehidrasi).

c) Suhu : dingin (pada penderita yang tidak mengalami infeksi dan

menurunnya masukan nutrisi), hangat (mengalami infeksi atau kondisi

intake nutrisi normal sesuai aturan diet).

d) Tekstur : halus (cadangan lemak dan glikogen belum banyak di bongkar),

kasar (terjadi pembongkaran lemak, protein, glikogen otot untuk produksi

energi).

e) Turgor : menurun pada dehidrasi.

5) Kuku : warna pucat, sianosis (penurunan perfusi pada kondisi ketoasidosis atau

komplikasi infeksi saluran pernafasan).

6) Kepala

a) Kulit kepala : ada benjolan atau lesi, antara lain : kista pilar dan psoriasis

(yang rentan terjadi pada penderita diabetes melitus karena penurunan

antibody).

b) Wajah : termasuk simetris.

c) Mata

Inspeksi :

Sklera dan konjungtiva : sklera mungkin ikterik, konjungtiva anemis

pada penderita yang sulit tidur karena banyak kencing pada malam hari.

Kornea, iris dan lensa : penderita diabetes melitus sangat berisiko pada

kekeruhan lensa mata.

Pupil : miosis, midriosis atau anisokor.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

37

d) Telinga

Lubang telinga : produksi serumen tidak sampai mengganggu diameter

lubang.

Gendang telinga : kalau tidak menutup serumen berwarna putih

keabuan, dan masih dapat bervibrasi dengan baik apabila tidak

mengalami infeksi sekunder.

Pendengaran : ketajaman pendengaran terhadap bisikan dapat

mengalami penurunan.

e) Hidung : tidak terjadi pembesaran polip.

f) Mulut

Bibir : sianosis, pucat (apabila mengalami asidosis atau penurunan

perfusi jaringan pada stadium lanjut).

Mukosa oral : kering (dalam kondisi dehidrasi akibat diuresis osmosis).

Gusi perlu diamati kalau ada gingivitis karena penderita memang rentan

terhadap pertumbuhan mikroorganisme.

Langit-langit mulut : mungkin terdapat bercak keputihan karena pasien

mengalami penurunan kemampuan personal hygiene akibat kelemahan

fisik.

g) Leher : pembesaran kelenjar limfe dapat muncul apabila ada infeksi sistemik.

7) Toraks dan paru-paru

a) Inspeksi frekuensi : irama, kedalaman dan upaya bernafas antara lain

takipnea, hipernea, dan pernafasan Chyne Stoke (pada kondisi ketoasidosis).

b) Bentuk dada : normal.

c) Dengarkan pernafasan : stridor (pada obstruksi jalan nafas), mengi (apabila

penderita sekaligus mempunyai riwayat asma atau bronkhitis kronik).

8) Dada

a) Inspeksi : deformitas atau asimetris.

b) Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak.

c) Perkusi : pada penderita normal area paru terdengar sonor.

e) Auskultasi : bunyi nafas vesikuler atau bronko vesikuler.

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

38

9) Aksila : inspeksi terhadap kemerahan, infeksi dan pigmentasi.

10) Abdomen

a) Inspeksi : pada kulit apakah ada strie dan simetris adanya pembesaran organ.

b) Auskultasi : bising usus apakah terjadi penurunan atau peningkatan

motilitas.

c) Perkusi : pada abdomen terhadap proporsi dan pola tympani serta kepekaan.

d) Palpasi : untuk mengetahui adanya nyeri tekan/massa.

11) Genetalia : inspeksi apakah ada kemerahan pada kulit skrotum.

12) Sistem Neurosensori : pada penderita diabetes melitus biasanya merasakan gejala

pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia, dan

gangguan penglihatan.

e. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan menurut (Amin Huda & Hardhi Kusuma, 2015), antara

lain:

1) Kadar glukosa darah

a) Glukosa plasma sewaktu : lebih dari 200 mg/dL.

b) Glukosa plasma puasa : lebih dari 140 mg/dL.

c) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi makanan (gula darah postprandial lebih dari 200 mg/dL).

2) Aseton plasma (keton) : Positif secara mencolok.

3) Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.

4) Hemoglobin glikosilasi (HbA1c) meningkat.

5) Urinalisis dapat menunjukkan aseton atau glukosa.

6) Osmolalitas serum: meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.

7) Elektrolit

a) Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun.

b) Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya

akan menurun.

c) Fosfor: lebih seirng menurun.

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

39

8) Gula darah arteri: biasanya menunjukan pH rendah dan penurunan pada HCO3

(asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

9) Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,

hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap stres atau infeksi.

10) Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi

ginjal).

11) Insulin darah: mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) atau

normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi

insulin/gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin

dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini

merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat

mengidentifikasi respon-respon individu terhadap masalah-masalah kesehatan yang

aktual, resiko dan potensial.

Diagnosa menurut Amin Huda & Hardhi Kusuma Nanda NIC-NOC, (2015) dan

Doenges (2012), adalah :

a. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik (dari hiperglikemia)

b. Perubahan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak cukupan insulin

c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah ke perifer,

proses penyakit (DM).

d. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka

gangrene).

e. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit (DM).

f. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri b.d inflamasi otot

g. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,perubahan

kimia darah : insufisiensi insulin

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

40

h. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan

kebutuhan pengobatan

3. Perencanaan Keperawatan

Rencana keperawatan menurut Amin Huda & Hardhi Kusuma Nanda NIC-NOC,

(2015) dan Doenges (2012), adalah :

1. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik (dari hiperglikemia)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Kriteria Hasil :

a. Tanda vital stabil

b. Nadi perifer dapat teraba

c. Turgor kulit dan pengisian kapiler baik

d. Haluran urine tepat secara individu

e. Kadar elektrolit dalam batas normal

Intervensi :

1) Dapatkan riwayat klien/orang terdekat sehubungan dengan lamanya/intensitas

dari gejala seperti muntah, pengeluaran urine yang sangat berlebihan.

R : membantu memperkirakan kekurangan volume total

2) Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik

R : hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi

3) Pola napas seperti adanya pernapasan kussmaul atau pernapasan yang berbau

keton

R : paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan

kompensasi alkalosis respiratoris terhadap keadaan ketoasidosis.

4) Frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu napas, dan adanya

periode apnea dan munculnya sianosis

R : koreksi hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi

pernapasan mendekati normal

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

41

5) Kaji nadi perifer, pengisisan kapiler, turgor kulit dan membran mukosa

R : merupakan indrikator dan tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi yang adekuat.

6) Pantau pemasukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine

R : memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan

keefektifan dari terapi yang diberikan

7) Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa nyaman, selimuti pasien

dengan selimut tipis

R : menghindari pemanasan yang berlebihan terhadap pasien lebih lanjut akan dapat

menimbulkan kehilangan cairan

8) Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi

lambung

R : kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, yang seringkali

menimbulkan muntah dan secara potensial akan menimbulkan kekurangan cairan atau

elektrolit

2. Perubahan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak cukupan

insulin

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan

Kriteria Hasil :

a. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

b. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

d. Tidak terjadi penurunan berat badan

Intervensi :

1) Auskultras bisisng usus pasien

R : bising usus hiperaktif mencerminkan peningkatan motilitas lambung yang

menuunkan atau mengubah fungsi absorbsi

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

42

2) Catat dan laporkan adanya anoreksi, kelemahan umum/nyeri abdomen

R : peningkatan aktivitas adrenergik dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin /

terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia. Polidipsi, poliuria, perubahan

kecepatan dan kedalaman pernafasan (tanda asidosis metebolik)

3) Timbang berat badan setiap 3 hari sekali atau sesuia dengan indikasi

R: mengkaji pemasukan makanan yang adekuat

4) Observasi dan catat asupan pasien

R : untuk mengkaji zat gizi yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan

5) Monitor pemeriksaan laboratorium, seperti glukosa

R : gula darah akan menurun perlahan dengan panggantian cairan dan terapi insulin

terkontrol. Dengan pemberian insulin dosis optimal, glukosa kemudian dapat masuk

ke dalam sel dan digunakan untuk sumber kalori. Ketika hal ini terjadi, kadar aseton

akan menurun dan asidosis dapat dikoreksi.

6) Lakukan pemeriksaan gula darah dengna menggunakan ‘’finger stick’’

R : analisa terhadap gula darah lebih akurat (menunjukkan keadaan saat dialakukan

pemeriksaan ) dari pada memantau gula dalam urine yang tidak cukup akurat untuk

mendeteksi fluktuasi kadar gula darah dan dapat dipengaruhi oleh ambang ginjal

psien secara individual atau adanya retensi urine/ gagal ginjal.

7) Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai dengan program dokter

R : insulin reguler memliki awitan cepat dan karenannya dengan cepat pula dapat

membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.

8) Berikan lingkungan yang menyenangkan pada waktu makan

R : untuk meningkatkan nafsu makan

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah ke

perifer, proses penyakit (DM).

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Kriteria hasil:

Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan:

a. Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan.

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

43

b. Tidak ada ortostatik hipertensi.

c. Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15

mmHg).

Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:

1. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

2. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi.

3. Memproses informasi.

4. Membuat keputusan dengan benar Menunjukkan fungsi sensori motori cranial

yang utuh : tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan gerakan involunter.

Rencana keperawatan:

1) Pantau tekanan darah.

R : peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh diabetes melitus.

2) Catat penurunan nadi: pengisian kapiler.

R : perubahan ini menunjukkan kemajuan/proses kronis

3) Berikan cairan IV sesuai indikasi.

R : mempertahankan volume sirkulasi untuk memaksimalkan perfusi jaringan

4) Tinggikan kaki bila di tempat tidur atau duduk, sesuai indikasi. Rasional:

menurunkan pembengkakan jaringan dan pengosongan cepat vena superfisial dan

tibial, mencegah distensi berlebihan dan sehingga meningkatkan aliran balik

vena.

5) Kolaborasi pemberian analgetik.

R : menurunkan rasa nyeri.

4. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis

luka gangrene).

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Kriteria hasil:

a. Perfusi jaringan normal.

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

44

b. Tidak ada tanda-tanda infeksi.

c. Ketebalan dan tekstur jaringan normal.

d. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya

cidera.

Rencana tindakan:

1) Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka.

R : mengetahui perubahan pada luka tersebut.

2) Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan.

R : untuk mencegah terjadinya iritasi.

3) Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka.

R : agar keluarga mengetahui cara perawatan luka.

4) Anjurkan pasien untuk tidak memakai baju yang sempit.

R : untuk mengurangi resiko geskan dan mepnurunan aliran darah.

5. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit (DM).

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Kriteria Hasil:

a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.

b. Mendiskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi

penularan serta pelaksanaannya.

c. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.

d. Jumlah leukosit dalam batas normal.

e. Menunjukan perilaku hidup sehat.

Rencana tindakan:

1) Observasi tanda infeksi dan inflamasi, seperti demam, kemerahan, adanya pus

pada luka.

R : pasien masuk kemungkinan dengan infeksi yang biasanya telah mencetus keadaan

ketosidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

45

2) Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif (seperti pemasangan infus,

kateter folley, dsb).

R : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi

pertumbuhan kuman.

3) Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan.

R : mencegah terjadinya infeksi.

4) Kolaborasi antibiotik sesuai indikasi.

R : penenganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.

6. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri b.d inflamasi otot.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Kriteria Hasil :

a. Pasien mampu mengunghkapkan pesrasaan nyaman setelah nyeri berkurang

b. Klien mampu menggunkan tehnik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri

c. Skala nyeri berkurang 0-1

d. TTV dalam batas normal

Intrervensi :

1) Kaji sekala nyeri, Lokasi, Durasi, Intensitas dan karakteristik Nyeri

R: pengkajian kembali yang kontinu memungkinkan modifikasi rencana perawatan

yang diperlukan.

2) Berikan obat anlagetik sesuai dengan kebutuhannya

R : membantu untuk memfokuskan kembali perhatian dan membnatu pasien untuk

mengatsi nyeri/rasa tidak nyaman secara lebih efektif.

3) Berikan lingkungan yang tenang , ruang agak gelap sesuai indikasi

R : menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya dan

meningkatkan istirahat/rileksasi.

4) Bantu pasien menemukan posisi nyaman

R :peninggian lengan, ukuran baju mempengaruhi kemampuan pasien untuk rileks

dan tidur/istirahat secara efektif.

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

46

5) Anjurkan pasien teknik relaksasi

R: membnatu untuk memfokuskan kembali perhatian dan membantu pasien untuk

mengatsi nyeri/rasa nyaman secara lebih efektif.

6) Periksa keefektifan pengobatan setelah 30 menit

R : untuk memantau pengurangan nyeri dan membina tigkat

kepercayaan yang diperlukan untuk hubungan terapeutik

7) Beri dorongan kepada pasien untuk menerima keterbatasan yang disebabkan oleh

nyeri dan untuk menggunakan aktivtas penglihatan dan tindakan pengurangan

nyeri

R : Unuk meningkatkan kualitas hidupnya

8) Anjurkan untuk mendistraksi ( mengalihkan ) seperti membaca, menonton

televisis dan kunjungan keluarga

R : untuk membantu menghindarkan pasien dari memfokuskan pada nyeri

9) Tinggikan bagian yang sakit dengan meningkatkan tangan menggunakan bantal /

guling

R : mengurangi terbentuknya edema dengan peningkatan aliran balik vena,

menurunkan kelelahan otot dan tekanan kulit / jaringan.

7. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolik,perubahan kimia darah : insufisiensi insulin.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Kriteria Hasil :

a. Memvervalisasikan peningkatan energy dan merasa lebih baik

b. Glukosa darah adekuat

c. Istirahat cukup

Intervensi

1) Monitor nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah

melakukan aktivitas.

R : mengindikasi tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

47

2) Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu.

R : mencegah kelelahan yang berlebihan

3) Diskusikan cara menghemat kalori, selama mandi, berpindah tempat dan

sebagainya.

R : pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan

akan energi pada setiap kegiatan.

4) Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas, buat jadwal perencanaan

dengna pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan

R : pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas

meskipun pasien mungkin sangat lemah.

5) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehai-hari sesuai dengan

yang dapat ditoleransi.

R : meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas

yang dapat ditoleransi pasien.

8. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis

dan kebutuhan pengobatan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Kriteria Hasil :

1) Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, misalnya secara konkrit

dicantumkan :

a. pasien dapat menyebutkan penyakit diabetes mellitus

b. pasien dapat menyebutkan dengan benar 2-3 gejala diabetes mellitus

c. pasien dapat menyebutkan komplikasi 2-3 komplikasi diabetes mellitus

d. pasien dapat mengetahui tanda dan gejala diabetes mellitus

e. pasien dapat melakukan perubahan gaya hidup da berpartisipasi dalam program

pengobatan.

Intervensi

1) kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai penyakit, dan pengobatannya

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

48

R : untuk memberiakn informasi yang tepat pada pasien dan kejemuan informasi

2) lakukan pemberian pendidikan kesehatan secara bertahap dan sesuai rencana

pada satuan acara pembelajaran.

R : memberikan informasi yang akurat dan bermakana bagi pasien dan bagi perawat

dapat mengetahui perkembangan pengetahuan pasien dnegan pasti.

3) Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan

selalu ada untuk pasien.

R : menanggapi dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia

mengambil bagian dalam proses belajar

4) Diskusikan dengan pasien tentang penyakitnya.

R : memberikan pengetahuan dasar dimana pasien cepat membuat pertimbnagan

dalam memilih gaya hidup.

5) Tinjau ulang program pengobatan

R : pemahaman tentang semua aspek syang digunakan oabyt meningkatkan

penggunaan yang tepat.

6) Tekankan pentingnya mempertahankan pemriksaan gula darah setiap hari.

R : membantu dan menciptakan gambaran nyata dari keadaan pasien untuk

melakukan kontrol.

7) Pilih berbagai strategi belajar, seperti teknik demonstrasi yang memerlukan

keterampilan dan biarkan pasien mendemonstrasikan ulang, gabungkan

keterampilan baru ini ke dalam rutinitas rumah sakit sehari-hari.

R : penggunaan cara yang berbeda tentang mengakses informasi meningkatkan

penerapan pada individu yang belajar

8) Anjurkan pasien untuk menghentikan merokok :

R : Nikotin mengkontriksikan pembuluh darah kecil dan absorpsi insulin diperlambat

selama pembuluh darah ini yang mengalami konstriksi.

9) Identifikasi gejala hipoglikemia (mis, lemah, pusing, letargi, lapar, peka

rangsang, diaforesis, pucat, takikardia, tremor, sakit kepala dan perubahan

mental).

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

49

R : Dapat meningkatkan deteksi dan pengobatan lebih awal dan mencegah /

mengurangi kejadinnya.

Catatan : hiperglikemia saat bangun tidur dapat mencerminkan fenomena fajar

(indikasi perlunya insulin tambahan ) atau respon balik pada hipoglikemia selam tidur

(efek somogy) yeng memerlukan penurunan dosis insulin atau perubahan diet (mis,

pemberian makanan kudapan, pada malam hari). Pemeriksaan kadar gula darah pada

jam 3 pagi membantu dalam mengidentifikasi masalah yang spesifik.

10) Diskusikan topik-topik utama, seperti :

Apakah kadar glukosa normal itu dan bagaimana hal tersebut dibandingkan dengan

kadar gula darah pasien. DM tipe yang mengalami pasien, hubungna antara

kekurangan insulin dengan kadar gula darah yang tinggi.

R : memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan

dalam memilih gaya hidup.

11) Rasional terjadinya serangan ketoasidosis

R : pengetahuan tentang faktor pencetus dapat membantu untuk menghindari

kambuhnya serangan tresebut

4. Pelaksanaan Keperawatan

Menurut Kozier (2010) pada proses keperawatan, implementasi adalah fase ketika

perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Dalam pelaksanaan, perawat

mengkaji kembali klien, menentukan kebutuhan perawat terhadap bantuan,

mengimplementasikan intervensi keperawatan, melakukan supervisi kasus yang

didelegasikan, dan mendokumentasikan tindakan keperawatan dan respons klien

terhadap tindakan tersebut.

Adapun pelaksanaan keperawatan dengan Diabetes Melitus adalah : Lemone 2016

1) Mempertahankan keseimbangan volume cairan

2) Memenuhi kebutuhan nutrisi

3) Mempertahankan keseimbangan perfusi jaringan perifer

4) Mengurangi terjadinya kerusakan integritas jaringan

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

50

5) Mencegah terjadinya infeksi

6) Mengurangi terjadinya Nyeri

7) Tidak lagi Lelah

8) Memberikan pengetahuan

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Kozier (2010), mengevaluasi adalah menilai atau menghargai. Evaluasi

adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan. Dalam evaluasi, perawat

mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil; membandingkan data dengan

hasil; menghubungkan tindakan keperawatan dengan tujuan/hasil klien; menarik

kesimpulan tentang status masalah; dan melanjutkan, memodifikasi, atau mengakhiri

rencana asuhan klien.

Hasil yang diharapkan pada proses keperawatan dengan Diabetes Melitus adalah :

1) Volume cairan seimbang

2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi

3) Perfusi jaringan perifer teratasi

4) Kerusakan integritas jaringan berkurang

5) Resiko tinggi terhadap infeksi tidak terjadi

6) Rasa nyeri hilang/berkurang

7) Kelelahan berkurang

8) Pengetahuan klien bertambah

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

51

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

Dalam BAB ini penulis akan menyelesaikan sebuah laporan kasus Pemenuhan

Kebutuhan Dasar pada klien Ny.S dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di paviliun Melati

RS. Islam Jakarta Cempaka Putih. Proses pelaksananaan Asuhan Keperawatan selama

tiga hari dari tanggal 23-25 mei 2017. dalam melengkapi data ini penulis mengadakan

wawancara dengan klien, keluarga klien, tim perawat diruangan, selain itu juga

memperoleh data-data catatan medis, catatan keperawatan, dan di dapatkan hasil

observasi langsung serta pemeriksaan fisik.

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian pada klien di lakukan pada tanggal 23 mei 2017 di Paviliun Melati Rumah

Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

1. Identitas klien

Klien berinisial Ny.S, jenis kelamin perempuan, usia 57 tahun, status pernikahan

menikah, beragama islam, suku bangsa jawa, pendidikan terakhir SMP, bahasa yang

digunakan adalah bahasa indonesia, pekerjaan saat ini ibu rumah tangga, alamat jalan

Rusun Damkar Blok F Lt1/8 kelurahan cengkareng barat, sumber biaya jaminan

perusahaan, sumber informasi diperoleh dari klien, keluarga klien, tim perawat

ruangan dan status klien.

2. Resume

Pada tanggal 20 mei 2017 jam 21:55 wib, Ny.S klien datang ke UGD dengan keluhan

lemas sejak 2 hari yang lalu, mata berkunang kunang, mual, muntah 3kali. Keluarga

klien mengatakan klien mempunya riwayat Diabetes Melitus sudah 3 tahun dan saat

di rumah jam 16:00 klien menyuntikan insulin 8 unit dan meminum obat metformin

500mg. Klien datang dengan kesadaran composmentis, GCS E:4 M:6 V:5, dan hasil

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

52

TTV TD: 160/80mmHg, Nadi: 128x/menit, Pernafasan: 24x/menit, Suhu: 37,4°C.

Saat diugd klien dilakukan tindakan pemeriksaan hematologi rutin, aseton dan gula

darah sewaktu. Dan diberikan tindakan pemasangan infus dengan cairan Asering

500cc (loading250cc) dan exstra captropil 12,5mg pada jam 22:15.

Hasil cek lab 20-05-2017 22:38

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

HEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin L 9.3 g/dL 11.7-15.5

Jumlah leukosit 6.87 10³/uL 3.60-11.00

Hematokrit L 25 % 35-47

Jumlah trombosit 381 10³/uL 150-440

Eritrosit L 3.66 10³/uL 3.80-5.20

MCV/VER L 68 fL 80-100

MCH/HER L 25 pg 26-34

MCHC/KHER H 38 g/dL 32-36

DIABETES

Glukosa darah

sewaktu

CH 336 mg/dL 70-200

Klien dipindahkan ke ruang melati kamar 03 pada jam 22:45 di pindahkan dengan

brankar. Sesampai nya di ruangan klien di kaji oleh perawat ruangan dan perawat

melaporkan pasien baru kepada dokter penanggung jawab dan di berikan intruksi SC

(sliding scale)/6 jam dan terapi insulin sesuai hasil.

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

53

21 mei 2017 : SC/ 6 jam dan terapi insulin sesuai hasil

Hasil SC 1

Glukosa jam 06:00 = 274 mg/dL

Glukosa jam 11:00 = 175 mg/dL

Glukosa jam 17:00 = 190 mg/dL

Glukosa jam 23:00 = 199 mg/dL

22 mei 2017 :1. Cek elektolit

Hasil 22 mei 2017

Natrium (Na) : CL 117 mEq/L 135-147

Kalium (K) : L 2.5 mEq/L 3.5-5.0

Klorida (Cl) : L 83 mEq/L 94-11

2. Instruksi Medis koreksi NaCl 3% / 12 jam 1kali

3. Data Dasar

a. Riwayat Keperawatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 23 mei 2017 klien dilakukan pengkajian oleh mahasiswa dengan

keluhan utama lemas, mual, mata terasa kunang-kunang. Kronologis keluhan

penyakit klien mengatakan sudah 2 hari yang lalu dengan timbulnya keluhan bertahap

kemudian Ny.S dibawa ke ugd RS. Islam jakarta cempaka putih, sebelum dibawa

Ny.S menyuntikan insulin 8 unti dan meminum metformin.

2) Riwayat Kesehatan Masalalu

Klien mengatakan tidak ada alergi dengan obat, klien mengatakan tidak pernah

kecelakaan, klien mengatakan sudah pernah dirawat di RSIJ karna fatique intek sulit,

DM, GE pada tanggal 06 mei 2017.

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

54

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny.S adalah anak tunggal, kedua orang tua nya sudah meninggal karena sudah lanjut

usia, dari kedua orang tua Ny.S tidak ada yang mempunyai riwayat Diabetes Melitus.

Ny.S mempunyai suami Tn.A dan sekarang sudah di karuniai 3 orang anak

perempuan dan 2 orang anak laki-laki. Ny.S dan Tn.A sekarang hanya tinggal berlima

dengan 3 orang anak nya yang nomer 2, 4 dan 5. sedangkan anak 1 dan ke 3 sudah

tidak tinggal bersama kedua orang tuanya karena sudah menikah dan ikut bersama

dengan suaminya dan sekarang sudah punya anak dan mempunyai tempat tinggal

sendiri.

Keterangan:

= Laki-laki

=Perempuan

= Meninggal

= Klien

= Tinggal

Serumah

= menikah

= keturunan

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

55

4) Riwayat Psikososial dan Spiritual

Orang terdekat Ny.S adalah suami dan semua anaknya, dalam keluarga sering

berkomunikasi, Ny.S dalam pola komunikasi jelas dan terarah, pembuat keputusan

dalam rumah tangga Ny.S menyerahkan semua nya kepada suami Tn.A. Ny.S dalam

kegiatan kemsayrakatan tidak mengikuti karna mengingat usia yang sudah masuk

lansia. Dan semenjak Ny.S sakit terjadi perubahan fungsi peran menjadi seorang istri,

ibu, nenek, dan keluarga. Tanggapan keluarga sendiri dengan penyakit istri/ibu

mengatakan pasrah dengan yang allah berikan terhadap penyakit istri/ibu (Ny.S).

Mekanisme koping yang di gunakan oleh Ny.S terhadap penyakitnya selalu minum

obat dan mencari pertolongan. Hal yang dipikirkan saat ini hanya ingin cepat sembuh

dan bisa beraktivitas kembali lagi karna semenjak sakit tidak bisa melakukan aktivitas

seperti biasa tidur terbaring saja tapi untuk aktivitas keagamaan seperti sholat dan

berdoa alhamdulillah semua tetap berjalan meskipun sakit tidak mengahalangi

kebutuhan keagamaan.

5) Pola Kebiasaan

a) Pola Nutrisi

(1) Sebelum sakit

Frekuensi makan klien 3x/hari. Nafsu makan klien baik. Tidak ada

mual, muntah, dan sariawan. Klien menghabiskan 1 porsi

makanannya, tidak ada makanan yang tidak disukai oleh klien,

tidak ada makanan yang membuat klien alergi, klien mempunyai

makanan pantangan yang manis-manis sejak memiliki penyakit

Diabetes Melitus, klien biasa makan nasi, tidak ada penggunaan

obat-obatan yang diminum sebelum makan, dan tidak

menggunakan alat bantu makan.

(2) Di Rumah Sakit

Frekuensi makan klien 3x/hari. Nafsu makan tidak baik dengan

alasan mual. Klien menghabiskan 1/2 porsi. Makanan yang disukai

klien sayur-sayuran, buah-buahan, tempe dan tahu, tidak ada

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

56

makanan yang membuat klien alergi. Klien mempunyai makanan

pantangan yang manis-manis sejak memiliki penyakit Diabetes

Melitus. Diit klien dengan bubur DM 1500 kkal, tidak ada

penggunaan obat obatan seblum makan, dan klien tidak

menggunakan alat bantu makan.

b) Pola Eliminasi

(1) Sebelum Sakit

Frekuensi BAK klien 8-10x/hari, dengan warna kuning jernih,

tidak ada keluhan, dan tidak menggunakan alat bantu. Klien BAB 1

x dalam satu hari, dengan waktu yang tidak menentu, warna

kuning, konsistensi lembek, tidak ada keluhan, dan tidak

menggunakan Laxatif/Pencahar.

(2) Di Rumah Sakit

Frekuesi BAK klien selama di Rumah Sakit 10-12x/hari, dengan

warna kuning jernih, tidak ada keluhan, dan tidak menggunakan

alat bantu. Selama di Rumah Sakit klien BAB 1x/hari, dengan

waktu yang tidak menentu, warna kuning, konsistensi lunak, tidak

ada keluhan, dan tidak menggunakan laxatif/pencahar.

c) Pola Personal Hygiene

(1) Sebelum Sakit

Frekuensi mandi klien 2 x/hari, pada waktu pagi dan sore hari.

Klien menggosok gigi 2 x/hari pada waktu pagi dan sore hari

setelah mandi. Selama dirumah biasanya klien mencuci rambut 3 x

dalam seminggu.

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

57

(2) Di Rumah Sakit

Selama di Rumah Sakit klien mandi 2 x/hari, pada waktu sore hari.

Menggosok gigi 2 x/hari pada waktu sore hari setelah mandi.

Selama di Rumah Sakit klien belum pernah mencuci rambutnya.

d) Pola Istirahat dan Tidur

(1) Sebelum Sakit

Selama di rumah klien tidur siang selama 2-3 jam/hari. Tidur

malam 7-8 jam/hari. Klien hanya mempunyai kebiasaan berdoa

pada saat akan tidur dan sesudah bangun tidur.

(2) Di Rumah Sakit

Selama di Rumah Sakit klien tidur siang 1-2 jam/hari. Tidur malam

7-8 jam/hari. Dan mempunyai kebiasaan berdoa pada saat akan

tidur dan sesudah bangun tidur.

e) Pola Aktivitas dan Latihan

(1) Sebelum Sakit

Selama dirumah klien menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah

tangga. Klien berolahraga senam pada setiap hari minggu.

(2) Di Rumah Sakit

Aktivitas klien selama di Rumah Sakit terganggu, klien hanya

berbaring di tempat tidur karena lemas. Selama di Rumah Sakit

klien tidak berolah raga. Keluhan klien saat ini dalam beraktivitas

adalah kelemahan. Saat ke kamar mandi atau berjalan klien di

bantu oleh keluarga atau perawat.

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

58

f) Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan

(1) Sebelum Sakit

Klien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman

keras/NAPZA.

(2) Di Rumah Sakit

Klien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman

keras/NAPZA.

b. Respon Fisik terhadap Perubahan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1) Pemeriksaan Fisik Umum

Kesadaran composmentis, keadaan umum klien sakit sedang. Berat

badan klien saat ini 37 kg, terdapat penurunan berat badan dalam 3

bulan terakhir 3kg. Tinggi badan 146 cm. Hasil pemeriksaan TTV,

TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,8˚C.

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

2) Sistem Penglihatan

Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata

normal, konjungtiva merah muda, kornea normal, sklera anikterik,

pupil isokor dengan ukuran 2 mm, otot-otot mata tidak ada

kelainan, fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda-tanda radang,

klien tidak memakai kaca mata dan lensa kontak, reaksi terhadap

cahaya positif (+).

3) Sistem Pendengaran

Daun telinga normal. Karakteristik serumen berwarna coklat

kekuningan, konsistensi lunak, dan tidak berbau. Kondisi telinga

normal, tidak ada cairan dari telinga, tidak ada perasaan penuh di

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

59

telinga, tidak ada tinitus, fungsi pendengaran normal, tidak ada

gangguan keseimbangan, dan tidak memakai alat bantu.

4) Sistem Wicara

Sistem wicara normal, klien berbicara dengan jelas dan tidak

mengalami gangguan dalam bicara.

5) Sistem Pernafasan

Jalan nafas klien bersih, tidak ada sumbatan. Klien tidak

mengalami sesak dan tidak menggunakan otot-otot bantu

pernafasan dengan frekuensi nafas 20x/menit, irama teratur,

bernafas dengan spontan, dan bernafas dalam. Tidak ada batuk dan

tidak ada sputum. Palpasi dada dengan taktil fremitus getaran pada

dada bagian kanan dan kiri dengan hasil dada simetris. Perkusi

dada terdengar suara sonor pada dada bagian kanan dan kiri. Suara

nafas vasikuler, tidak ada nyeri saat bernafas, dan tidak ada

penggunaan alat bantu nafas.

6) Sistem Kardiovaskuler

a) Sirkulasi Perifer

Nadi 88 x/menit, irama teratur, denyut lemah. Tekanan darah :

120/80 mmHg, tidak ada distensi vena jugularis kanan dan kiri,

temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian kapiler

<3 detik, dan ada tidak ada edema.

b) Sirkulasi Jantung

Kecepatan denyut apical : 80 x/menit, irama teratur, tidak ada

kelainan bunyi jantung, dan tidak ada sakit dada.

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

60

7) Sistem Hematologi

Tidak ada pucat dan tidak ada perdarahan. Hasil pemeriksaan

penunjang pada tanggal 20 mei 2017 adalah : hemoglobin L 9.3

g/dL, leukosit 6.87 10³/uL, hematokrit L 25%, trombosit 381

10³/uL, eritrosit L 3.66 10³/uL, MCV/VER L 68fL, MCH/HER L

25 pg, MCHC/KHER H 38 g/dL, gula darah sewaktu CH 336

mg/dL.

8) Sistem Saraf Pusat

Tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran compos mentis,

GCS : 15 (E : 4, V : 5, M : 6). Tidak ada tanda-tanda peningkatan

TIK, tidak ada gangguan sistem persyarafan, reflek fisiologis

normal, dan tidak ada reflek patologis.

9) Sistem Pencernaan

Pada keadaan mulut, tidak ada caries gigi, klien tidak

menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah klien tidak

kotor, salifa normal, tidak ada mual dan muntah, tidak ada nyeri

pada daerah perut, bising usus klien terdengar 18 x/menit, tidak ada

diare dan konstipasi, tidak teraba pembesaran hati, dan abdomen

lembek.

10) Sistem Endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas klien tidak berbau

keton, tidak terdapat luka gangren.

11) Sistem Urogenital

Balance cairan intake : 3.700 ml, output : 3.654 ml. Terjadi

perubahan pola kemih nocturia, BAK berwarna kuning jernih, tidak

ada distensi/ketegangan kandung kencing, dan tidak ada keluhan

sakit pinggang.

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

61

Pemeriksaan penunjang hasil kalium

Hasil elektrolit 22 mei 2017

Natrium (Na) : CL 117 mEq/L 135-147

Kalium (K) : L 2.5 mEq/L 3.5-5.0

Klorida (Cl) : L 83 mEq/L 94-11

22 mei 2017 jam 20:00 Instruksi medis koreksi NaCl 3% / 12 jam

1kali

12) Sistem Integumen

Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan.

Keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, kondisi kulit daerah

pemasangan infus normal dan tidak tampak tanda-tanda infeksi.

Tekstur rambut klien baik dan tampak bersih.

13) Sistem Muskuloskeletal

Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan sakit pada

tulang dan sendi. Tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk

tulang sendi, tidak ada kelainan struktur tulang belakang, keadaan

tonus otot baik, kekuatan otot

5555 5555

4444 4444

Keluhan lain pada fungsi muskuloskeletal, ekstermitas bagian bawah

terasa lemas.

Pemeriksaan penunjang

Hasil 22 mei 2017

Natrium (Na) : CL 117 mEq/L 135-147

Kalium (K) : L 2.5 mEq/L 3.5-5.0

Klorida (Cl) : L 83 mEq/L 94-111

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

62

4. Data Fokus

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

klien mengatakan lemas

Klien mengatakan merasa kunang

-kunang saat berjalan

Klien mengatakan sering BAK lebih

dari 10 kali dalam satu hari

Klien mengatakan merasa haus terus

menerus

Klien mengatakan mual, tetapi tidak

ada muntah

Klien mengatakan tidak nafsu makan

Klien mengatakan hanya

menghabisakan makanan nya 1/2

porsi.

Klien mengatakan berat badan turun

3 kg.

Keluarga klien mengatakan

mempunyai riwayat Diabetes Melitus

sejak 3 thn yang lalu.

Klien mengatakan saat berjalan ke

kamar mandi dibantu oleh anaknya.

Klien mengatakan bagian badan

bawah terasa lemas dan kaku kaki

kanan dan kiri.

Klien tampak kesadaran komposmentis

Klien tampak pucat, lemas

klien tampak BAK 10 - 12 kali perhari

Balance cairan +146 ml

IWL 554 cc/24jam

Elektrolit 22 mei 2017

1. natrium (Na) CL 117 mEq/L

2. Kalium (K) L 2,5 mEq/L

3. Klorida (CL) L 83 mEq/L

Klien tampak terpasang infus NaCl/6 jam

TTV

TD : 120/80 mmHg

Nd : 88 x/menit

RR : 20 x/menit

Sh : 36,8oC

(ANTROPOMENTRI)

BB 37 kg

TB 146 cm

BBI = (TB-100) ± 10% (TB-100)

=(146-100) ± 10% (TB-100)

=46 - 10% x 46= 4,6

4,6 - 46= 41,4

4,6 + 46=50,6

Jadi , BBI 41,4 - 50,6

IMT = BB/TB²

= 37/1,46²=37/2,13=17,37

( berat badan kurang)

(BIOCHEMICAL DATA)

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

63

Hemoglobin : L 9.3 g/dL

Hematokrit : L 25 %

Eritrosit : L 3.66 10³/uL

MCV/VER : L 68 fL

MCH/HER : L 25 pg

MCHC/KHER : H 38 g/dL

Glukosa darah sewaktu pada tanggal 20

mei 2017 : 336 mg/dL

Glukosa dara sewaktu pada tanggal 21

mei 2017

Jam 06.00 : 274 mg/dL

Jam 11.00 : 175 mg/dL

Jam 17.00 : 190 mg/dL

Jam 23.00 : 199 mg/dL

(CLINICAL SIGN)

Kepala :

Rambut : rambut klien tampak bersih,

tidak rontok dan tidak ada benjolan

dikulit kepala

Hidung : tampak bersih dan tidak ada

benjolan.

Mata : tampak anemis

Mulut : tampak mukosa mulut lembab,

mulut tampak bersih dan tidak bau.

Gigi : tampak tidak ada careis gigi

Telinga : klien tampak bersih tidak ada

benjolan

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar

limfe.

Kulit tubuh :

Warna : tampak warna kemerahan dan

tidak ada sianosis

Kelembaban : kulit tampak lembab

Suhu : teraba hangat

Turgor : elastis

kuku : kuku klien tampak bersih dan tidak

panjang.

(DIETERY HISTORY)

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

64

Makanan yang disukai klien sayur

sayuran, buah-buahan, tempe dan tahu.

Dan mengurangi makanan dan minuman

yang manis-manis.

Diit skarang saat dirumah sakit :

-Rendah gula

-TIM DM 1500 kkal (diit DM 3)

- makanan pendamping 2x200 cc

Nafsu makan klien tampak tidak baik.

Porsi makan yang dihabiskan 1/2 porsi.

Klien tidak menggunakan alat bantu

makan.

Klien hanya memakan makanan

pendamping 2-3 sendok saja.

Kekuatan otot:

5555 5555

4444 4444

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

65

5. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1. DS:

Klien mengatakan lemas

Klien mengatakan merasa

kunang-kunang saat berjalan

Klien mengatakan sering BAK

lebih dari 10 kali dalam satu

hari

Klien mengatakan merasa haus

terus menerus

DO:

Klien tampak kesadaran

komposmentis

Klien tampak pucat, lemas

klien tampak BAK 10 - 12 kali

perhari

Balance cairan +146 ml

IWL 554 cc/24jam

TTV

TD : 120/80 mmHg

Nd : 88 x/menit

RR : 20 x/menit

Sh : 36,8oC

Elektrolit 22 mei 2017

1. natrium (Na) CL 117 mEq/L

2. Kalium (K) L 2,5 mEq/L

3. Klorida (CL) L 83 mEq/L

Klien tampak terpasang infus

NaCl/6 jam

Kekurangan volume

cairan

Diuresis osmotik

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

66

2. DS:

klien mengatakan lemas

Klien mengatakan mual, tetapi

tidak ada muntah

Klien mengatakan tidak nafsu

makan

Klien mengatakan hanya

menghabisakan makanan nya

1/2 porsi.

Klien mengatakan berat badan

turun 3 kg.

Keluarga klien mengatakan

mempunyai riwayat Diabetes

Melitus sejak 3 thn yang lalu.

DO:

(ANTROPOMENTRI)

BB 37 kg

TB 146 cm

Lila :

BBI = (TB-100) ± 10%

(TB-100)

=(146-100) ± 10%

(TB-100)

=46 - 10% x 46= 4,6

4,6 - 46= 41,4

4,6 + 46=50,6

Jadi , BBI 41,4 - 50,6

IMT = BB/TB²

=

37/1,46²=37/2,13=17,37

( berat badan kurang)

(BIOCHEMICAL DATA)

Hemoglobin : L 9.3 g/dL

Hematokrit : L 25 %

Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

ketidak cukupan

insulin

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

67

Eritrosit : L 3.66 10³/uL

MCV/VER : L 68 fL

MCH/HER : L 25 pg

MCHC/KHER : H 38 g/dL

Glukosa darah sewaktu pada

tanggal 20 mei 2017 : 336

mg/dL

Glukosa dara sewaktu pada

tanggal 21 mei 2017

Jam 06.00 : 274 mg/dL

Jam 11.00 : 175 mg/dL

Jam 17.00 : 190 mg/dL

Jam 23.00 : 199 mg/dL

(CLINICAL SIGN)

Kepala :

Rambut : rambut klien tampak

bersih, tidak rontok dan tidak

ada benjolan dikulit kepala

Hidung : tampak bersih dan

tidak ada benjolan.

Mata : tampak anemis

Mulut : tampak mukosa mulut

lembab, mulut tampak bersih

dan tidak bau.

Gigi : tampak tidak ada careis

gigi

Telinga : klien tampak bersih

tidak ada benjolan

Leher : tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

Kulit tubuh :

Warna : tampak warna

kemerahan dan tidak ada

sianosis

Kelembaban : kulit tampak

lembab

Suhu : teraba hangat

Turgor : elastis

kuku : kuku klien tampak bersih

dan tidak panjang

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

68

(DIETERY HISTORY)

Makanan yang disukai klien sayur sayuran, buah-buahan,

tempe dan tahu. Dan

mengurangi makanan dan

minuman yang manis-manis.

Diit skarang saat dirumah

sakit : -Rendah gula

-TIM DM 1500 kkal (diit DM 3)

- makanan pendamping 2x200cc

Nafsu makan klien tampak tidak

baik.

Porsi makan yang dihabiskan

1/2 porsi.

Klien tidak menggunakan alat

bantu makan.

Klien hanya memakan makanan

pendamping 2-3 sendok saja.

3. DS:

Klien mengatakan saat berjalan

ke kamar mandi dibantu oleh

anaknya.

Klien mengatakan bagian

bawah tubuhnya terasa lemas

dan kaku kaki kanan dan kiri.

DO:

Klien tampak kesadaran

komposmentis

Klien tampak pucat, lemas

Elektrolit 22 mei 2017

1. Natrium (Na) CL 117 mEq/L

2. Kalium (K) L 2,5 mEq/L

3. Klorida (CL) L 83 mEq/L

Kekuatan otot:

5555 5555

4444 4444

Kelelahan Penurunan produksi

energi metabolik

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

69

B. Diagnosa Keperawatan

No Masalah/Diagnosa Tanggal

Ditemukan

Tanggal

Teratasi

Nama Jelas

1. Kekurangan volume cairan

berhubungan dengan diuresis

osmotik, ditandai dengan:

DS:

klien mengatakan lemas

Klien mengatakan merasa

kunang -kunang saat berjalan

Klien mengatakan sering BAK

lebih dari 10 kali dalam satu

hari

Klien mengatakan merasa haus

terus menerus

DO:

Klien tampak kesadaran

komposmentis

Klien tampak pucat, lemas

klien tampak BAK 10 - 12 kali

perhari

Balance cairan +146ml

IWL 554 cc/24jam

Elektrolit 22 mei 2017

1. Natrium (Na) CL 117 mEq/L

2. Kalium (K) L 2,5 mEq/L

3. Klorida (CL) L 83 mEq/L

Klien tampak terpasang infus

NaCl/6 jam

TTV

TD : 120/80 mmHg

Nd : 88 x/menit

RR : 20 x/menit

Sh : 36,8oC

23 mei 2017 ASRI NURUL

FALAH

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

70

2. Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak cukupan insulin,

ditandai dengan:

DS:

Klien mengatakan mual, tetapi

tidak ada muntah

Klien mengatakan hanya

menghabisakan makanan nya

1/2 porsi.

Klien mengatakan berat badan

turun 3 kg dalam waktu 14 hari

Keluarga klien mengatakan

mempunyai riwayat Diabetes

Melitus sejak 3 thn yang lalu.

DO:

(ANTROPOMENTRI)

BB 37 kg

TB 146 cm

Lila :

BBI = (TB-100) ± 10%

(TB-100)

=(146-100) ± 10%

(TB-100)

=46 - 10% x 46= 4,6

4,6 - 46= 41,4

4,6 + 46=50,6

Jadi , BBI 41,4 - 50,6

IMT = BB/TB²

= 37/1,46 ² =37/2,13 =17,37

( berat badan kurang)

(BIOCHEMICAL DATA)

Hemoglobin : L 9.3 g/dL

Hematokrit : L 25 %

Eritrosit : L 3.66 10³/uL

23 mei 2017 25 mei 2017 ASRI NURUL

FALAH

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

71

MCV/VER : L 68 fL

MCH/HER : L 25 pg

MCHC/KHER : H 38 g/dL

Glukosa darah sewaktu pada

tanggal 20 mei 2017 : 336

mg/dL

Glukosa dara sewaktu pada

tanggal 21 mei 2017

Jam 06.00 : 274 mg/dL

Jam 11.00 : 175 mg/dL

Jam 17.00 : 190 mg/dL

Jam 23.00 : 199 mg/dL

(CLINICAL SIGN)

Kepala :

Rambut : rambut klien tampak

bersih, tidak rontok dan tidak

ada benjolan dikulit kepala

Hidung : tampak bersih dan

tidak ada benjolan.

Mata : tampak anemis

Mulut : tampak mukosa mulut

lembab, mulut tampak bersih

dan tidak bau.

Gigi : tampak tidak ada careis

gigi

Telinga : klien tampak bersih

tidak ada benjolan

Leher : tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

Kulit tubuh :

Warna : tampak warna

kemerahan dan tidak ada

sianosis

Kelembaban : kulit tampak

lembab

Suhu : teraba hangat

Turgor : elastis

kuku : kuku klien tampak bersih

dan tidak panjang.

(DIETERY HISTORY)

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

72

Makanan yang disukai klien sayur sayuran, buah-buahan,

tempe dan tahu. Dan

mengurangi makanan dan

minuman yang manis-manis.

Diit skarang saat dirumah

sakit : -Rendah gula

-TIM DM 1500 kkal (diit DM 3)

-Makanan pendamping 2x200 cc

Nafsu makan klien tampak

baik.

Porsi makan yang dihabiskan

1/2 porsi.

Klien tidak menggunakan alat

bantu makan.

Klien hanya memakan makanan

pendamping 2-3 sendok saja.

3. Kelelahan berhubungan dengan

penurunan fungsi metabolik, ditandi

dengan:

DS:

Klien mengatakan saat berjalan

ke kamar mandi dibantu oleh

anaknya.

Klien mengatakan bagian

bawah terasa lemas dan kaku

kaki kanan dan kiri.

DO:

Klien tampak kesadaran

komposmentis

Klien tampak pucat, lemas

Elektrolit 22 mei 2017

1. Natrium (Na) CL 117 mEq/L

2. Kalium (K) L 2,5 mEq/L

3. Klorida (CL) L 83 mEq/L

Kekuatan otot:

5555 5555

4444 4444

23 mei 2017 25 mei 2017 ASRI NURUL

FALAH

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

73

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No

DX

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Rencana Tindakan Rasional

1. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kepada Ny.S selama

3X24 jam diharapkan

kekurangan volume

cairan teratasi, dengan

kriteria hasil:

1. tanda tanda vital

dalam batas normal:

TD:130-150/80-90

mmHg

N:70-80 x/mnt

R:16-20 x/mnt

S:36,6oC - 37,2 oC

2. -Turgor kulit : elastis

-Kelembaban :

lembab

-Warna : kemerahan

3. asupan cairan

2500-3000 ml/hari

4. Elektrolit serum dan

hematokrit dalam batas

normal.

- natrium(na) : 135-147

mEq/L

- kalium (K) : 3.5 - 5.0

mEq/L

Klorida (Cl) : 94-111

mEq/L

1. Dapatkan riwayat klien

atau orang terdekat tentang

lama frekuensi urin.

2. Pantau asupan dan

haluran (intake dan output)

3. Pantau tanda tanda vital

dan catat adanya peruban

tekanan darah

4. Kaji warna, turgor kulit

dan kelembaban nya

5. Anjurkan

mempertahankan asupan

cairan 2500-3000ml/hari

6. Kolaborasi dengan

dokter untuk pemeriksaan

elektrolit ulang

7. Jalnakan program

dokter:

- infus nacl/6jam

- NaCl oaps: 3x500mg

(06,12,18)

- KSR: 3x2 tablet

(06,12,18)

1. membantu dalam

memperkirakan kekurangan

volume total. Semakin tinggi dan

frekuensi urin maka semakin

banyak resiko kekurang cairan.

2. Memberikan perkiraan

kebutuhan akan cairan.

3. Penurunan volume cairan darah

(hipovolemi) akibat diuresis

osmosis dapat di manifestasikan

oleh hipotensi takikardi, nadi

teraba lemah.

4. Penurunan turgor kulit sebagai

indikasi penurunan volume cairan.

5. Mempertahankan komposisi

cairan dalam tubuh

6. Agar mengetahui perubahan

elektrolit.

7. Agar elektrolit serum dalam

batas normal

2. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kepada Ny.S selama

2x24 jam diharapkan

perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh teratas, dengan

kriteria hasil:

1. terdapat peningkatan

berat badan atau berat

badan idela 41,4-50,6 kg

1. Observasi dan catat

asupan klien

2. Timbang berat badan

setiap 3hari sekali

3. Libatkan keluarga klien

pada pernecanaan makan

ini sesuai dengan indikasi

4. Jalankan program dokter

- berikan terapi insulin 3x8

1. Agar mengetahui asupan yang

dihabiskan

2. Mengkaji pemasukan makanan

yang adekuat

3. Meningkatkan rasa keterlibatan

keluarga

4. Agar insulin tetap terpenuhi dan

tidak mual lagi

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

74

2. Klien dapat

mengahabiskan 1 porsi

makan

3. Klien tidak mengeluh

mual lagi

4. - Hemoglobin :

11.7-11.5 g/dL

- gula darah sewaktu :

70-22 mg/dL

unit

- ranitidin injeksi : 2x1 (07

dan 19)

- ondansentron : 3x1 (07,15

dan 23)

5. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemeriksaan

curva harian

5. Agar mengetahui dosis insulin

untuk terapi selanjutnya

3. Setelah dilakuakn

tindakan keperawatan

kepada Ny.S selama

2x24 jam diharapkan

kelelahan teratasi,

dengan kriteria hasil:

1. klien mengatakan

badannya tidak lemas

lagi

2. Skor kekuatan otot

5555 5555

5555 5555

3. menunjukan

perbaikan kemampuan

untuk berpartisipasi

dalam aktivitas seperti

mampu berdiri dan jalan

sendiri

1. Diskusikan dengan klien

kebutuhan aktivitasnya

misalnya duduk ditempat

tidur, berjalan ke kamar

mandi

2. Buat jadwal perencanan

dengan klien dengan

indikasi aktivitas yang

menimbulkan kelelahan

3. Berikan aktivitas

alternatif dengan periode

istirahat yang cukup tanpa

diganggu

4. Pantau nadi, frekuensi

pernapasan dan tekanan

darah sebelum atau sesudah

melakukan aktifitas

5. Pantau aktifitas klien dan

jumlah energi yang masuk

6. Tekankan pentingnya

mempertahankan periksaan

gula darah setiap hari

1. Meningkatkan motivasi dan

pastisipasi untuk dapat mencapai

kebutuhan aktivitas

2. Aktivitas akan lebih terarah dan

menghindari kelelahan yang

berlebihan

3. Untuk menunjukkan produksi

mencukupkan energi untuk

aktivitas

4. Mengindikasi tingkat

kemampuan pemenuhan energi

dengan tingkat aktivitas

5. Aktivitas yang tidak sesuai

dengan jumlah energi yang dapat

diproduksi dapat meningkatkan

kelelahan

6. Membantu menciptakan

gambaran nyata dari produksi

energi metabolik dari unsur

glukosa

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

75

D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/Tang

gal

Jam No.

Diag

nosa

Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf

Selasa/23

mei 2017

08:00

08:05

08:07

08:10

12:00

1 1. mengkaji riwayat klien atau orang

terdekat tentang lama frekuensi:

DS: - Anak klien mengatakan klien sudah

memiliki riwayat Diabetes Melitus sudah

3thn yang lalu

- klien mengatakan jika di rumah sering

BAK 8-10x/hari

DO: saat di RS klien tampak sering kencing

2. mengkaji asupan dan haluran (I&O)

DS: klien mengatakan dalam 24jam minum

habis 1,5 liter

DO: tampak menunjukkan tempat botol

minum yang kosong (1,5L)

3. menkaji tanda tanda vital, turgor kulit,

kelembaban dan warna.

DS: klien mengatakan terimakasih

DO: - TD: 120/80mmHg

- N: 88x/menit

- RR: 20x/menit

- S: 36,8°C

-turgor kulit: elastis

- kelembaban : tampak lembab

-warna: kemerahan

4. menganjurkan mempertahankan asupan

cairan 1500-2500 ml/hari

DS: klien mengatakan mengerti dan

memahami kondisi tubuhnya

DO: klien tampak mengerti akan kondisi

tubuhnya

5. mengkolaborasikan dengan dokter untuk

pemeriksaan elektrolit ulang (koreksi NaCl

3%/12jam)

DS:

DO: hasil elektrolit

- natrium (Na) : L 129 mEq/L

- kalium (K) : 4.2 mEq/L

- klorida (Cl) : 99 mEq/L

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

76

Rabu/24

mei 2017

Kamis/25

mei 2017

13:00

08:00

08:30

12:00

08:00

09:00

6. menjalankan program dokter

DS: klien mengatakan bersedia dan

terimakasih

DO: -memberikan NaCl oaps 500mg

-KSR 2 tablet

-infus NaCl/6jam : sisa cairan 200ml

1. mengkaji asupan dan haluran (I&O)

DS: -klien mengatakan dalam 24 jam

minum habis 1,6 liter

- BAK dalam 24jam 11x/hari

DO: tampak menunjukan tempat botol

minum (1,5L) dan gelas yang baru di

minum

2. menkaji tanda-tanda vital, turgor kulit,

kelembaban, warna

DS: klien mengatakan bersedia dan terima

kasih.

DO: -TD: 120/80 mmHg

-N: 90x/menit

-R: 19 x/menit

-S: 37,0°C

- turgor kulit: elastis

- kelembaban: lembab

- warna : kemerahan

3. menjalankan program dokter

DS: klien mengatakan terima kasih dan

akan meminum obatnya langsung

DO: memberikan obat oral :

- NaCl oaps 500mg

-KSR 2 tab

1. mengkaji asupan dan haluran (I&o)

DS: - klien mengatakan dalam 24jam

minum habis 1,650 ml/hari

- BAK dalam 24 jam 10x/hari

DO: klien tampak tidak lemas seperti

kemarin, sedikit lebih segar

2. mengkaji tanda tanda vital

DS: klien mengatakan bersedia

DO: - TD:120/90mmHg

- N: 87x/menit

- R: 19x/menit

- S: 36,8°C

- turgor kulit : elastis

- kelembaban: tampak lembab

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

77

12:00

- warna : kemerahan

3. menjalankan program dokter

DS: klien mengatakan terima kasih

DO: memberikan obat oral

- NaCl Oaps 500mg

- KSR 2tablet

- infus NaCl/6 jam : sisa cairan 200ml

Asri

Selasa/23

mei 2017

Rabu/24

mei 2017

08:30

09:00

09:02

12:02

11:30

12:00

12:08

13:50

2. 1. mengkaji asupan klien

DS: klien mengatakan tidak nafsu makan,

makan hanya dihabiskan 1/2 porsi.

DO: Klien tampak menghabiskan 1/2 porsi

dan memakan snack 3 sendok.

2. menimbang BB

DS: klien mengatakan BB turun 3 kg

DO: BB=37kg

3. menganjurkan keluarga untuk perncanan

makan ini sesuai dengan indikasi

DS: klien mengatakan senang diperhatikan

anak nya

DO: klien klien tampak sedang memakan

buah

4. memberikan terapi insulin novorapid 8

unit

DS: klien mengatakan bersedia

DO: insulin sudah masuk 8 unit

1. mengkaji asupan klien

DS: klien mengatakan makan habis 1 porsi

karna sudah tidak mual seperti kemarin

DO: tampak habis 1 porsi

2. memberikan terapi insulin novorapid 8

unit

DS: klien mengatakan bersedia dan

terimakasih

DO: insulin 8 unit sudah masuk

3. menimbang BB

DS: klien mengatakan senang karna BB

naik 1kg

DO: bb=38kg

4. hasil akhir SC

Tgl hasil cetak 23/05/2017 22:48

Glukosa jam 05:00 = 218 mg/dL

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

78

Glukosa jam 11:00 = 311 mg/dL

Glukosa jam 19:00 = 131 mg/dL

Glukosa jam 23:00 = 273 mg/dL

Selasa/23

mei 2017

Rabu/24

mei 2017

09:00

09:30

09:40

10:10

10:20

10:30

09:00

3 1. mendiskusikan dengan klien kebutuhan

aktivitasnya misalnya duduk ditempat tidur

berjalan ke kamar mandi

DS: klien mengatakan hanya bisa duduk di

tempat tidur

DO: klien tampak lemas

2. membuat jadwal perencanaan & indikasi

aktivitas yang menimbulkan kelelahan

DS: klien mengatakan hanya bisa

berbaring/duduk saja jika berjalan klien

masih lemas

DO: jika ke kamar mandi klien dibantu oleh

anaknya

3. memberikan aktivitas alternatif dengan

periode istirahat yang cukup tanpa

diganggu

DS: klien mengatakan mengerti

DO: klien tampak cukup istirahat

4. mengkaji nadi, frekuensi pernapasan dan

tekanan darah sesudah berjalan ke kamar

mandi

DS: klien mengatakan kedua kaki sangat

lemas

DO: -N: 90x/menit

- R: 20x/menit

-TD: 120/80 mmHg

5. memantau aktifitas klien dan jumlah

energi yang masuk

DS: klien mengatakan hanya berbaring dan

duduk saja, dan klien menghabiskan 1/2

porsi makanannya

DO: klien tampak berbaring

6. tekankan pentingnya mempertahankan

periksaan gula darah setiap hari

DS: klien mengatakan jika dirumah cek

gula darah 3hari 1kali

DO: gula darah tampak terkontrol

1. mengkaji nadi, frekuensi pernapasan, dan

tekanan darah sesudah berjalan ke kamar

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Asri

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

79

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan dari tanggal 23 mei sampai 25 mei

2017, didapatkan hasil evaluasi setiap hari adalah sebagai berikut:

NO.

DX

HARI/

TANGGAL JAM EVALUASI (SOAP) PARAF

1 Kamis/25

mei 2017 14:00

S: - klien mengatakan dalam 24jam

minum habis 1,650 ml/hari

- BAK dalam 24 jam 10x/hari

O: - klien tampak tidak lemas seperti

kemarin, sedikit lebih segar dari

kemarin

- TD: 120/90mmHg

- N: 87x/menit

- R: 19x/menit

- S: 36,8°C

Hasil elektrolit:

- natrium (Na) : L 129 mEq/L

Asri

12:05

mandi

DS: klien mengatakan sudah tidak begitu

lemas

DO: klien tampak berjalan sendiri ke kamar

mandi tanpa dibantu

5555 5555

5555 5555

2. memantau aktivitas klien dan jumlah

energi yang masuk

DS: klien mengatakan sudah ke kamar

mandi sendiri tanpa di bantu dan klien

menghabiskan 1 porsi maknan nya

DO: klien tampak tidak lemas lagi

Asri

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

80

- kalium (K) : 4.2 mEq/L

- klorida (Cl) : 99 mEq/L

Memberikan terapi oral

- NaCl oaps 500mg

- KSR 2 tablet

- infus NaCl / 6 jam

A: masalah belum teratasi

P: - pantau asupan dan haluran (I&O)

- lanjutkan program dokter

2 Kamis/25

mei 2017 14:00

S: - klien mengatakan makan habis 1

porsi karna sudah tidak mual seperti

kemarin

- klien mengatakan senang karna BB

naik 1 kg

O: - tampak habis 1 porsi

- insulin 8 unit sudah masuk

- BB: 38kg

A: masalah teratasi

P: pertahankan intervensi

Asri

3 Kamis/25

mei 2017 14:00

S: -klien mengatakn sudah tidak lemas

lagi

- klien mengatakan sudah bisa ke kamar

mandi sendiri tanpa di bantu dan klien

mengahabiskan 1 porsi

O: -klien tampak berjalan sendiri ke

kamar mandi tanpa dibantu

5555 5555

5555 5555

- klien tampak tidak lemas lagi

Asri

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

81

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

82

82

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis telah menguraikan permasalahan mengenai tinjauan teoritis

beserta laporan kasus penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba

membandingkan antar tinjauan teoritis dengan laporan kasus tentang pemenuhan

kebutuhan dasar pada Ny.S dengan gangguan sistem endokrin: Diabetes Mellitus

Tipe 2 di paviliun Melati Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih mulai dari

tanggal 23-25 Mei 2017. Pembahasan ini mengikuti tahap-tahap proses perawatan

mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi

keperawatan.

1. Pengkajian Keperawatan

Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada proses pengkajian yang terdapat

pada tinjauan teoritis. Dalam pengumpulan data penulis melakukan pengkajian

secara komprehensif yang mengacu pada tinjauan teoritis yang meliputi aspek bio,

psiko, sosial, dan spiritual yang dilakukan dengan memperhatikan kondisi klien.

Pada tahap pengkajian, penulis melakukan pengumpulan data yang didapatkan

dari hasil wawancara dengan klien, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan

diagnostik, catatan medis, catatan keperawatan serta bekerja sama dengan perawat

ruangan, dan tim kesehatan lainnya yang mendukung dalam pengkajian.

Dari hasil pengkajian terhadap keluarga Ny.S terdiagnosis DM sejak 3 tahun yang

lalu. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa klien mengalami Diabetes Melitus

Tipe 2. Hal ini sesuai dengan teori pada tinjauan teoritis bahwa DM Tipe 2

banyak terjadi pada usia dewasa pertengahan 40 tahun dan lebih. Pada klien

dengan DM Tipe 2 terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor.

Kelainan ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor pada

membrane sel yang selnya responsif terhadap insulin atau akibat ketidak normalan

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

83

reseptor insulin dengan system transpor glukosa. Ketidak normalan post reseptor

dapat mengganggu kerja insulin. Pada akhirnya, timbul kegagalan sel beta dengan

menurunnya jumlah insulin yang beredar dan tidak lagi memadai untuk

mempertahankan glukosa dalam darah.

Faktor resiko yang ditemukan pada Ny.S adalah gaya hidup dan pola makan yang

salah serta keduanya adalah faktor menurunnya produksi insulin pada pankreas.

Manifestasi yang muncul pada Ny.S mengalami buang air kecil yang luar biasa

pada malam hari, mengeluh kencing terus menerus dan merasa haus terus

menerus. Hal ini sama halnya dengan manifestasi klinis pasien DM yang akan

menyebabkan nocturia, poliuri, dan polidipsi. Berdasarkan konsep, terjadinya

poliuri dan polidipsi di sebabkan oleh kadar glukosa dalam darah meningkat,

maka ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang keluar sehingga

mengakibatkan glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa

yang berlebihan di keluarkan melalui urine, maka pengeluaran urine akan disertai

pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan (diuresis osmotik). Akibat

kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, maka pasien akan mengeluh

banyak kencing (poliuria) dan banyak minum (polidipsi).

2. Diagnosa Keperawatan

Setelah melakukan proses pengkajian dan data telah terkumpul berdasarkan

masalahnya, maka penulis merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan

data-data yang ada. Dari hasil analisa data, didapatkan diagnosa keperawatan

berdasarkan kondisi klien dan yang sesuai dengan teori adalah:

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, pada kasus

Ny.S sesuai dengan teori yang didukung oleh data kekurangan cairan

dikarenakan klien mengalami perubahan sering kencing (poliuri) dan rasa

haus terus menurus (polidipsi). Keadaan ini terjadi dikarenakan kadar gula

darah sampai diatas 160-180mg/dL maka glukosa akan sampai ke air kemih.

Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk

mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal

menghasilkan air kemih di dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

84

sering kemih dalam jumlah yang berlebihan (poliuri). Akibat poliuri maka

penderita sering haus yang berlebihan dehingga banyak minum (polidipsi).

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak

cukupan insulin, pada kasus Ny.S terjadi perubahan nutrisi dikarenakan

glukosa darah tidak dapat seluruhnya masuk ke dalam sel karena tubuh

mengalami resistensi insulin atau kurangnya produksi insulin oleh tubuh. Hal

ini membuat tubuh tidak bisa mengubah semua glukosa menjadi energi.

Akbiatnya tubuh mulai menguraikan cadangan lemak untuk menghasilkan

energi yang pada kahirnya dapat berujung pada turunnya berat badan.

3) Kelelahan berhubungan dengan penurunan fungsi metabolik, pada Ny.S

diangkat diagnosa kelelahan selain yang menunjang pada pengkajian, pada

teori pun kasus DM akan terjaid kelelahan karena glukosa tidak berubah

menjadi energi, penderita akan merasa cepat letih dan kesulitan melakukan

rutinitas sehari-hari.

Faktor pendukung yang penulis temukan saat menemukan diagnosa adalah

terdapat data-data relevan yang memudahkan penulis dalam menemukan diagnosa

keperawatan. Faktor pendukung lain seperti adanya bimbingan dari pembimbing

yang mendukung terkumpulnya data mempermudah penulis mengangkat

diagnosa.

Sedangkan faktor penghambat yang penulis temukan adalah perbedaan dengan

teori seperti diagnosa, berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada klien,

diagnosa keperawatan yang tidak didapatkan pada klien tetapi ada di teori adalah:

A. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah ke

perifer, proses penyakit (DM). Pada Ny.S tidak di temukan gangguan perfusi

jaringan karena tekanan darah pada Ny.S masih dalam batas normal

120/90mmHg.

B. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka

gangrene). Pada Ny.S tidak di temukan luka gangren.

C. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit (DM). pada Ny.S

tidak di temukan luka.

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

85

D. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri b.d inflamasi otot. Pada Ny.S tidak ditemukan

data nyeri.

E. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan

kebutuhan pengobatan. Ny.S dan keluarga sudah mengetahui dan dapat

menyebutkan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan pada Diabetes

Melitus.

3. Perencanaan Keperawatan

Setelah diagnosa kepererawatan muncul, penulis merumuskan prioritas masalah,

tujuan, dan kriteria hasil serta perencanaan berdasarkan kondisi klien. Prioritas

masalah yang dilakukan berdasarkan teori dan kondi. Pada tahap perencanaan,

penulis mengacu berdasarkan dengan tinjauan teoritis yang sesuai dengan kondisi

klien serta situasi ruangan. Perencanaan yang dibuat berdasarkan masalah klien

dengan berpedoman pada teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan. Dalam

memprioritaskan masalah keperawatan terdapat berbagai kesenjangan antara

tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus.

Pada tinjauan teoritis, diagnosa yang dapat ditegakkan pada diagnosa pertama

adalah kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik, intervensi yang dibuat

dari diagnosa pertama adalah dapatkan riwayat klien atau orang terdekat tentang

lama frekuensi urin, Pantau asupan dan haluran (intake dan output), Pantau tanda

tanda vital dan catat adanya peruban tekanan darah, Kaji warna, turgor kulit dan

kelembaban nya, Anjurkan mempertahankan asupan cairan 2500-3000ml/hari,

Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan elektrolit ulang, dan jalnaknan

program dokter:-infus nacl/6jam -NaCl oaps: 3x500mg (06,12,18) -KSR: 3x2

tablet (06,12,18).

Diagnosa kedua yaitu perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan tidak adekuatnya produksi insulin, intervensi yang dibuat

dari diagnosa kedua adalah observasi dan catat asupan klien, Timbang berat badan

setiap 3hari sekali, Libatkan keluarga klien pada pernecanaan makan ini sesuai

dengan indikasi, Jalankan program dokter: -berikan terapi insulin 3x8 unit -

ranitidin injeksi : 2x1 (07 dan 19) - ondansentron : 3x1 (07,15 dan 23), Dan

kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan curva harian.

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

86

Diagnosa ketiga yaitu kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolik. intervensi yang dibuat dari diagnosa ketiga adalah diskusikan dengan

klien kebutuhan aktivitasnya misalnya duduk ditempat tidur, berjalan ke kamar

mandi, buat jadwal perencanan dengan klien dengan indikasi aktivitas yang

menimbulkan kelelahan, berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang

cukup tanpa diganggu, pantau nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah

sebelum atau sesudah melakukan aktifitas, pantau aktifitas klien dan jumlah

energi yang masuk, dan tekankan pentingnya mempertahankan periksaan gula

darah setiap hari.

4. Pelaksanaan Keperawatan

Pada tahap ini penulis melakukan implementasi kepada klien yang berlangsung

selama 3 hari yaitu mulai tanggal 23-25 Mei 2017. Implementasi yang dilakukan

penulis berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun bersama klien dan

perawat ruangan serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien saat ini.

Pada tahap pelaksanaan penulis bekerja sama dengan tim perawat di ruangan

untuk melaksanakan tindakan keperawatan yang mengacu pada rencana tindakan

sampai dengan hari ketiga. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny.S

yaitu mengkaji keluhan klien, mengobservasi tanda-tanda vital, dan memberikan

terapi obat.

Dalam pelaksanaan kegiatan, ada faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

dalam implementasi yang dilakukan. Faktor yang mendukung antara lain klien

dapat bekerja sama dengan perawat maupun keluarga dalam mengatasi masalah

yang dihadapi, klien dan keluarga sudah mengerti pendidikan kesehatan tengang

Diabetes Melitus, klien dapat melakukan intervensi dengan baik, tersedianya

alat-alat kesehatan yang memudahkan tindakan keperawatan. Sedangkan tidak ada

faktor yang menghambat atau kesulitan dalam penulisan.

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

87

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan hasil dari proses keperawatan dimana dalam tahap ini,

penulis akan melakukan evaluasi proses dan evaluasi akhir. Dalam membuat

evaluasi berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan berdasarkan

perencanaan.

Pada kasus ada 1 diagnosa dalam analisa masalah belum teratasi, yaitu :

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik. Diagnosa ini

belum teratasi karena, klien mengatakan dalam 24jam minum habis 1,650 ml/hari

dan BAK dalam 24 jam 10x/hari. klien tampak tidak lemas seperti kemarin,

sedikit lebih segar dari kemarin, TD: 120/90mmHg, N: 87x/menit, R: 19x/menit,

S: 36,8°C.

Pada kasus ada 2 diagnosa dalam analisa masalah teratasi, yaitu :

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak

cukupan insulin. Diagnosa ini teratai karena, klien mengatakan makan habis 1 porsi

karna sudah tidak mual seperti kemarin dan klien mengatakan senang karna BB

naik 1 kg. Klien tampak habis 1 porsi, insulin 8 unit sudah masuk, BB: 38kg.

2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan fungsi energi metabolik. Diagnosa ini

teratasi karena, klien mengatakn sudah tidak lemas lagi dan klien mengatakan sudah

bisa ke kamar mandi sendiri tanpa di bantu dan klien mengahabiskan 1 porsi.

Klien tampak berjalan sendiri ke kamar mandi tanpa dibantu.

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

88

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini, penulis melakukan asuhan keperawatan pad Ny.S dengan Diabetes

Melitus Tipe 2, mulai dari tanggal 23 mei sampai dengan 25 mei 2017. Penulis

mengambil kesimpulan baik dari tinjauan teoritis maupun tinjauan kasus yaitu :

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada Ny.S dengan Diabetes Melitus Tipe II melalui proses

pengkajian, pemeriksaan fisik, observasi, dan wawancara ini dapat dilakukan

dengan baik. Ini disebabkan karena kooperatifnya keluarga dan dukungan yang

baik dari petugas ruangan dan sarana prasarana yang ada.

1. Pengkajian Keperawatan

Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian pada klien Diabetes Melitus

yaitu pada Ny.S. Penulis mengkaji masalah keperawatan saat ini, riwayat

kesehatan keluarga, riwayat kesehatan masa lalu, pola kebiasaan sehari-hari

dan dilakukan pemeriksaan fisik terhadap klien secara menyeluruh.

Pada Ny.S didapatkan data bahwa klien mempunyai DM sudah 3tahun hal ini

dikatakan oleh keluarga. Diabetes Melitus merupakan sekumpulan gangguan

metabolisme yang disebabkan oleh defisiensi insulin atau akibat kerja insulin

yang tidak adekuat yang ditandai dengan glukosa dalam darah >200mg/dL

pada gula darah sewaktu.

Faktor resiko yang ditemukan pada Ny.S adalah gaya hidup stress dan pola

makan yang salah serta keduanya adalah faktor menurunnya produksi insulin

oleh pankreas. Manifestasi yang muncul pada kasus Ny.S yaitu Poliuria

(peningkatan pengeluaran urine), Polidipsia (peningkatan rasa haus), Rasa

lelah dan kelemahan otot. Manifestasi klinis tersebut terjadi karena kadar gula

darah sampai diatas 160-180mg/dL maka glukosa akan sampai ke air kemih.

Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

89

mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal

menghasilkan air kemih di dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita

sering kemih dalam jumlah yang berlebihan (poliuri). Akibat poliuri maka

penderita sering haus yang berlebihan dehingga banyak minum (polidipsi).

Manifestasi klinis yang di temukan pada Ny.S adalah kelelahan karena

glukosa tidak berubah menjadi energi, penderita akan merasa cepat letih dan

kesulitan melakukan rutinitas sehari-hari.

2. Diagnosa Keperawatan

Selanjutnya penulis membuat masalah keperawatan berkaitan dengan klien

yaitu Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, diagnosa

kedua Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak

cukupan insulin, dan Kelelahan berhubungan dengan penurunan fungsi energi

metabolik.

3. Perencanaan Keperawatan

Dalam membuat perencanaan keperawatan, penulis mengcu pada tinjauan

teoritis yang terdapat dalam buku sumber/literatur dan menyesuaikannya

dengan kondisi yang ada pada klien.

4. Pelaksanaan Keperawatan

Pada tahap pelaksanaan penulis mengacu pada perencanaan keperawatan

sebelumnya. Selain itu, peran serta keluarga dalam melakukan tindakan

keperawatan sangat penting karena tindak lanjut untuk perawatan klien di

rumah menjadi tanggung jawab klien sendiri dan keluarga.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan dengan membandingkan hasil dengan

kriteria hasil yang diharapkan. Evaluasi pada klien dengan DM ditujukan

untuk mengetahuin keadaan gula darah klien, keadaan umum klien dan

kemungkinan keberhasilan terhadap asuhan keperawatan yang sudah

diberikan.

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

90

B. Saran

Setelah penulis melakukan pengkajian, menetukan diagnosa keperawatan,

menentukan rencana keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, dan

mengevaluasi tindakan keperawatan selama tiga hari di Paviliun Melati Rumah

Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Maka penulis ingin menyampaikan

saran-saran untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan

keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus Tipe 2, yaitu :

1. Bagi tim perawat di ruangan

Hendaknya menegakkan diagnosa sesuai dengan kondisi klien dan

mendokumentasikannya secara lengkap serta menyesuaikan semua tindakan

yang dapat dilakukan pada klien sesuai dengan kondisi klien saat ini.

2. Bagi mahasiswa

Sebaiknya sebelum melakukan asuhan keperawatan terhadap klien,

hendaknya lebih dalam membaca dan memahami konsep dasar terkait kasus

yang akan ditangani sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan lebih

komprehensif dan sesuai dengan teori.

3. Untuk institusi pendidikan

Karya tulis ilmiah ini disusun dengan konsep pemenuhan kebutuhan dasar

manusia. Oleh sebab itu, hendaknya referensi untuk kebutuhan dasar manusia

pada gangguan sistem perlu diperbanyak.

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

91

DAFTAR PUSTAKA

Arisman.(2011).Obesitas,Diabetes Mellitus & Dislipedia : Konsep, Teori dan

Penanganan Aplikatif. Jakarta : EGC.

Black, Joyce M. Dan Jane H. H. (2014). Kepertawatan Medikal Bedah: Manajemen

Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8 buku 2. Jakarta: ELSEVIER.

Brunner. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 12. Alih

bahasa Devi Yulianti. Jakarta: EGC.

Doenges, Marilyn E. (2014). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.

IDF.(2015).Diabetes Atlas.SeventhEdition.belgia: Karakas Print.

Laporan Nasional Riskesdas (2013).Prevalensi Diabetes Melitus.

http://www.k4health.org/sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas%202

007.pdf

LeMon, Priscilla. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 5 volume 3.

Jakarta: EGC.

National Institutes of Health (NIH), (2008).

Nurarif, Amin H. & Hardhi K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Edisi revisi jilid 2. Jogjakarta: Mediaction

Publishing.

Perry, Potter. (2010). Fundamental Keperawatan. Buku.2 Edisi: 7. Jakarta : EGC.

Riyadi, Sujono.(2013). Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan

Eksokrin dan Endokrin pada pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Taylor M.Cynthia. (2012). Diagnosa Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Edisi 10.

Jakarta: EGC.

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN …

92

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama :Asri Nurul Falah

Tempat/tanggal lahir :Jakarta/10 Oktober 1995

Jenis kelamin :Perempuan

Agama :Islam

Status :Belum Menikah

Alamat :JL. Kampung Muara Bahari Gg Pelita 1 Rt012 Rw014

No.79B Kelurahan Tanjung priok, Kecamatan Tanjung

Priok, Jakarta Utara 14310

Riwayat Pendidikan Formal

1. SDN 02 Martadinata 2001-2007

2. SMP N 55 Jakarta Utara 2007-2010

3. SMA YAPPENDA Jakarta Utara 2010-2013

4. DIII Keperawatan FIK UMJ 2014-Sekarang

Pendidikan Tambahan

1. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2016

2. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Tahun 2014

Riwayat Organisasi

1. Ikatan Keluarga Mahasiswa Tahun 2015-2016