View
230
Download
0
Embed Size (px)
8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Fraktur Humerus
1/21
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Fraktur Humerus
A. Konsep Dasar Medik
1. Pengertian patah tulang
lang : Hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisik, baik yang
bersifat total maupun yang parsial.
(Prof. Chairuddin Rasjad, Ph. D. I lmu Bedah Orthopedi,hal 388).
lang : Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh ruda paksa.
(R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, I lmu A jar Bedah, hal 1138).
lang : Patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
(Sylvia, A. Price Lorraine M. Wilson Patofisiologi, hal 1183).
lang : Terputusnya kontinuitas tulang dan tulang rawan.
(Kapita Selekta Kedokteran, edisi kedua, hal 384).
2. Penyebab patah tulang
a. Fraktur terjadi ketika tekanan yang menimpa tulang lebih besar daripada daya tahan tulang,
seperti benturan dan cedera.
b. Fraktur terjadi karena tulang yang sakit, ini dinamakan fraktur patologi yaitu kelemahan
tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis.
(Menurut Barbara C. Long, 1989, hal : 297).
3. Anatomi dan fisiologi tulang
a. Pengertian tulang
Tulang terdiri dari materi intra sel, baik berupa sel yang hidup ataupun sel yang tidak hidup.
Bahan-bahan tersebut berasal dari embriohialin tulang rawan melalui osteogenesis kemudian
menjadi tulang, proses ini oleh sel-sel yang disebut osteoblas. Kualitas kerasnya tulang
merupakan hasil deposit kalsium.
(Barbara C. Long, hal 302).
b. Fungsi tulang
(Prof. Chaeruddin Rasjad, Ph.D. I lmu Bedah Ortopedi)
8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Fraktur Humerus
2/21
1.) Membentuk rangka badan.
2.) Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot.
3.) Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam, seperti
otak, sum-sum tulang belakang, jantung, dan paru-paru.
4.) Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium, dan garam.
5.) Sebagai organ yang mempunyai fungsi tambahan lain yaitu sebagai jaringan hemopoietik
untuk memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit.
c. Klasifikasi tulang berdasarkan bentuknya.
(Barbara C. Long, Bagian II Hal. 302)
1.) Tulang panjang (femur, homerus, dan tibia).
2.) Tulang pendek (carpals).
3.) Tulang ceper (tulang tengkorak).
4.) Tulang yang tidak beraturan ; vertebrae (sama dengan tulang pendek).
5.) Tulang sesamoid.
Tulang kecil terpendek sekitar tulang persendian dan didukung oleh tendon dan jaringan
fasial. Misalnya patella.
d. Struktur tulang humerus (tulang panjang).
Tulang panjang mempunyai 3 bagian yaitu :
1.) Diafisis/batang
Bagian tengah tulang yang berbentuk silinder, bagian ini tersusun dari bagian kortikal yang
memiliki kekuatan yang besar, disusun oleh tulang trabekuler atau tulang spongiosa yang
mengandung sum-sum merah.
2.) Metafisis
Metafisis menopang sendi dan menyediakan daerah yang cukup luas untuk perlengketan
tendon dan ligamen pada epifisis.
3.) Epifisis
Letaknya dekat sendi tulang panjang bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan
memanjang tulang berhenti.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :
(Sylvia A. Price. Patofisiologi. Buku 2, EGC, hal : 1184)
a. Osteoblas
Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai
matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osfiksasi.
8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Fraktur Humerus
3/21
b. Osteosit
Sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi
melalui tulang yang padat.
c. Osteoklas
Sel-sel besar berinti yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi,
osteoklas ini mengikis tulang.
4. Patofisiologi
Tulang dikatakan fraktur atau patah bila terdapat interupsi dari kontinuitas jaringan tulang,
biasanya fraktur disertai cedera jaringan di seputarnya yaitu ligamen, otot, tendo, pembuluh
darah dan persyarafan. Trauma ini terjadi pada patah tulang dapat menyebabkan fraktur yang
akan mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan gerak, ketidakseimbangan dan nyeri
pergerakan. Jaringan lunak yang terdapat di sekitar fraktur : seperti pembuluh darah syaraf
dan otot serta organ lain yang berdekatan dapat dirusak pada waktu orang lain ataupun karena
mencuatnya tulang yang patah. Apabila kulit sampai robek, hal ini akan menyebabkan
potensial injeksi. Tulang memiliki sangat banyak pembuluh darah, akibat dari fraktur yang
keluar dari pembuluh darah ke dalam jaringan lunak atau pada luka yang terbuka. Luka dan
keluarnya darah tersebut dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
(Menurut Barbara C. Long 1989, hal : 305).
8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Fraktur Humerus
4/21
5. Pembagian patah tulang
(Klasifikasi patah tulang/fraktur)
(Prof. Chaeruddin Rasjad, Ph.D. Fraktu r dan Dislokasi. 1995. FKUH)
a. Berdasarkan hubungan dengan dunia luar.
1.) Closed frakture (fraktur tertutup).
Fraktur yang tidak menyebabkan luka terbuka pada kulit.
2.) Compound fracture (fraktur terbuka).
Adanya hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan dunia luar.
b. Berdasarkan jenisnya
1.) Fraktur komplit :
Garis fraktur mengenai seluruh korteks tulang.
2.) Fraktur tidak komplit :
Garis fraktur tidak mengenai seluruh korteks.
c. Berdasarkan garis fraktur
1.) Fraktur transversa.
Garis fraktur memotong secara transversal.
Sumbu longitudinal.
2.) Fraktur obliq.
Garis fraktur memotong secara miring sumbu longitudinal.
3.) Fraktur spiral.
8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Fraktur Humerus
5/21
Garis fraktur berbentuk spiral.
4.) Fraktur butterfly.
Bagian tengah dari fragmen tulang tajam dan melebar ke samping.
5.) Fraktur impacted (kompresi).
Kerusakan tulang disebabkan oleh gaya tekanan searah sumbu tulang.
6.) Fraktur avulsi.
Lepasnya fragmen tulang akibat tarikan yang kuat dari ligamen.
d. Berdasarkan garis patah.
1.) Fraktur kominutif
Fragmen fraktur lebih dari dua.
2.) Fraktur segmental
Pada satu korpus tulang terdapat beberapa fragmen fraktur yang besar.
3.) Fraktur multiple
Terdapat 2 atau lebih fraktur pada tulang yang berbeda.
6. Gambaran klinik
a. Deformitas.
b. Bengkak atau penumpukan cairan/daerah karena kerusakan pembuluh darah.
c. Echimiosis.
d. Spasme otot karena kontraksi involunter di sekitar fraktur.
e. Nyeri, karena kerusakan jaringan dan perubahan fraktur yang meningkat karena penekanan
sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian fraktur.
f. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf, di mana saraf ini dapat
terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.
g. Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan tulang, nyeri atau spasme
otot.
h. Pergerakan abnormal (menurunnya rentang gerak).
i. Krepitasi yang dapat dirasakan atau didengar bila fraktur digerakkan.
j. Hasil foto rontgen yang abnormal.
k. Shock yang dapat disebabkan karena kehilangan darah dan rasa nyeri yang hebat.
7. Proses penyembuhan tulang
Proses penyembuhan tulang pada fraktur terbagi atas 4 bagian tulang :
a. Penyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri dari 5 fase, yaitu :
1.) Fase hematoma
8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Fraktur Humerus
6/21
Apabila terjadi fraktur, maka pembuluh darah kecil yang melewati kanalikuli dalam sistem
Haversian mengalami robekan pada daerah fraktur dan akan membentuk hematoma di antara
kedua sisi fraktur.
2.) Fase proliferasi seluler sub periosteal dan endosteal.
Terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi. Penyembuhan-
penyembuhan fraktur sekitar terjadi karena adanya sel-sel osteogenik yang berfroliferasi dari
periosteum untuk membentuk kalus eksterna serta pada daerah endosteum membentuk kalus
interna sebagai aktivitas seluler dalam kanalis modularis.
3.) Fase pembentukan kalus (fase union secara klinis).
Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap fragmen sel dasar yang
berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk tulang rawan. Tempat
osteoblas diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam-
garam kalsium membentuk suatu tulang yang imatur. Bentuk tulang ini disebut sebagai
woven bone. Pada pemeriksaan radiologis kalus sudah terlihat dan merupakan indikasi
radiologik pertama terjadinya penyembuhan fraktur.
4.) Fase konsolidasi (fase union secara radiologi).
Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-perlahan diubah menjadi
tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi struktur lamelar dan
kelebihan kalus akan diresorpsi secara bertahap.
5.) Fase remodeling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian yang menyerupai
bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. Pada fase remodeling ini,
perlahan-lahan terjadi resorbsi secara osteoklastik dan tetap terjadi proses osteoblastik pada
tulang dan kalus eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kalus intermediat berubah
menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem Haversian dan kalus bagian dalam akan