Upload
wendy-goxil
View
28
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
A
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN TAHAP
CHILBEARING
DISUSUN
Oleh : KELOMPOK II
* Fardah fardila azmi *Berkat sastra eli hia
* Nurlina * Ira widya susanti
* Ryche vendes *Joan krisna
*Lian sarmando * Rahmat jaya laia
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga (Friedman: 1998).
Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri
perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian
merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan
makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang
anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan
empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran dari
orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu
tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia
bertambah.
Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga.
Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya
anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga
akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan (May, 1994). Keperawatan
keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya
sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah
kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal.Suatu peran penting keluarga
terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan (parenting role), yang sama dalam
menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah
atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya
dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan
dengan perawatan anak di rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu menerima kondisi
anak, mengelola kondisi anak, memenuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan
perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membantu keluarga untuk
mengelola perasaan yang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang
sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak pertama.
B. TUJUAN
Tujuan Intruksional Umum : Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan
keperawatan keluarga dengan menanti kelahiran anak pertama(child bearing) 0 – 30 bln.
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia 0-30 bln.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak
pertama.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada keluarga chilbearing.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selama fase ini.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga childbearing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2002), keluarga childbearing adalah
keluarga yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Keluarga childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II.
Menurut Rodgers dalam Friedman (1998), keluarga childbearing adalah keluarga yang
menantikan kelahiran dimulai sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan (2,5 tahun).
Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan struktur
karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem
dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan (May,
1994).
Pada periode transisi, ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi
dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan
interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan bayi.
Memahami bagaimana ibu yang beradaptasi dengan perubahan fisiologik, konsep diri,
fungsi peran, dan fungsi interdependen untuk menjadi orang tua sangat penting bagi perawat,
dimana perawat dalam hal ini dituntut mampu membantu dan memfasilitasi proses adaptasi yang
terjadi agar ibu dapat beradaptasi dengan secara positif dengan peran barunya. Untuk itu
diperlukan kemampuan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan ibu dalam masa
perinatal.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga
childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II mulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
B. PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN KELUARGA
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan
kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
C. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA CHILDBEARING
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Studi klasik Le Master (1957) dalam Friedman (2002) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak
bermasalah dan selebihnya bermasalah dalam hal suami merasa diabaikan, peningkatan
persilisihan dan argumen, interupsi dalam jadwal kontinu dan kehidupan seksual dan sosial
terganggu dan menurun.
Menurut Duvall & Miller (1985) dan Charter & McGoldrick (1988) dalam Friedman
(2002), tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintregasikan bayi baru ke
keluarga).
2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga
3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dengan pasangan
4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua dan
kakek nenek dalam pengasuhan
Menurut Spradley tugas perkembangan keluarga childbearing adalah: persiapan untuk
bayi, penataan role masing-masing dan tanggung jawab persiapan biaya, adaptasi dengan pola
hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
Terhadap perhatian pelayanan kesehatan dimulai dari persiapan menjadi orang tua, antara
lain adalah :
1. Persiapan untuk melahirkan
2. Transisi menjadi orang tua
3. Perawatan bayi
4. Perawatan bayi yang sehat
5. Mengenali secara dini dan menangani masalah-masalah kesehatan fisik anak dengan tepat.
6. Imunisasi
7. Pertumbuhan dan perkembangan yang normal
8. Tindakan untuk keamanan
9. Keluarga berencana
10. Interaksi keluarga
11. Praktik kesehatan yang baik (mis: tidur, nutrisi dan olahraga)
D. PERAN ORANG TUA TERHADAP CHILDBEARING
Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat
saat bayi dilahirkan. Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan
anak. periode berikutnya orang tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama
membangun kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi (suami
istri, ibu-ayah,orang tua-anak,saudara-saudara) untuk menetapkan komitmen . perode yang
berlangsung akan membutuhkan waktu.
E. KOMUNIKASI ORANGTUA TERHADAP ANAK
Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respons seksual atau kemampuan oleh
kedua pasangan dalam melakukan interaksi orangtua-anak. Respon sensual dan kemampuan
yang dipakai dalam komunikasi antara orangtua dan anak meliputi :
1. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua sebagai suatu sarana untuk
mengenali bayi yang baru lahir. Banyak ibu yang ingin meraih anaknya yang baru lahir dan tali
pusatnya dipotong, mereka mengangkat bayi ke dada, merangkulnya kedalam pelukan. Begitu
anak dekat dengan ibunya maka anak akan mulai proses ekspoli
2. Kontak Mata
3. Suara
4. Aroma
F. TUGAS PERKEMBANGAN CHILDBEARING
1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,seksual dan kegiatan)
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Membagi peran dan tanggung jawab
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Konseling KB post partum 6 minggu
6. Menata ruang untuk anak
7. Biaya / dana childbearing
8. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
G. MASALAH YANG SERING MUNCUL PADA KELUARGA CHILDBEARING
1. Hubungan seksual dan sosial terganggu
Hubungan seksual antar pasangan umumnya menurun selama masa kehamilan dan selama enam
minggu periode pascapartum. Kesulitan seksual selama periode pascapartum biasa terjadi,
muncul akibat faktor peran baru yang dijalankan oleh Ibu, akibat kelelahan dan merasa
kehilangan ketertarikan seksual sementara suami merasa “ditinggalkan atau disingkirkan”.
2. Suami merasa diabaikan
Sebagian besar ayah secara tradisonal tidak diikutsertakan dalam proses perinatal sehingga tentu
saja hal ini membuat pria terlambat dalam melaksanakan perubahan peran penting sehingga
menghindari keterlibatan emosional mereka.
3. Peningkatan perselisihan
Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya seorang anak, pasangan
suami istri dalam berhubungan satu sama lain memperlakukan pasangannya sebagai pasangan
hidup dan sebagai orang tua. Pola transaksional pasangan terbukti berubah secara drastis.
Feldman (1961) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicara satu sama lain dan sedikit
memiliki kesenangan, kurang mnestimulsi percakapan dan menurunnya kualitas interaksi
pernikahan mereka. Beberapa orang tua merasa kewalahan dengan bertambahnya tanggung
jawab, terutama pada keluarga yang suami dan istrinya bekeja penuh waktu.
BAB II
Asuhan keperawatan keluarga childbearing
Pengkajian
a. Data umum1. Nama kepala keluarga : tn. yogi2. Pekerjaan : karyawan bank mandiri3. Alamat : amal luhur
Komposisi keluarga :
N
o
Nama JK Hub dg
KK
Umur Pendid
ikan
Pekerjaan Status
kesehatan
1
2
3
Tn. Y
NY.F
An.R
L
P
L
Suami
Istri
Anak
29 th
24 th
1,1 th
S1
SMA
-
Karyawan
IRT
-
Sehat
sehat
gg.pemenu
han nutrisi
Genogram
29 th 24 th 19 th
32 th 30 th
1,1 th
Keterangan:
\ : Perempuan
: laki-Laki
: Sakit
: ;Keluarga yang tinggal di rumah
1. Tipe Keluarga : nuclear Family yang terdiri dari Ayah,Ibu,anak
2. Warga Negara : Indonesia
3. Agama : islam
4. Status social ekonomi keluarga : penghasilan keluarga perbulan Rp.2.200.000
5. Aktifitas rekreasi keluarga : kegiatan yang di lakukan untuk rekreasi yaitu menonton
TV,kadang-kadang berkumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekat, dan jalan –
jalan jika ada waktu senggang.
A. Riwayat Perkembanagan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.Y saat ini adalah tahap perkembangan keluarga
dengan kelahiran anak pertama yaitu anak dengan umur 1-30 bln atau 2,5 tahun, dengan
tugas perkembangan keluarga sebagai berikut:
a. memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan
rasa aman da membantu anak untuk berkembang.
b. mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga
2. Riwayat kesehatan keluarga
Anak Ny.F mengalami penurunan BB akibat susah makan
3. Riwayat keluarga sebelumnya.
Ny.F pernah rawat inap di RS.sari mutiara selama 10 hari menderita DBD pada saat
persalinan dan anaknya meninggal tidak lama setelah persalinan.
B. Keadaan Lingkungan.
1. Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang di tempati sekitar : 4 m x 12 m terdiri dari 1 ruang tamu,satu
kamar tidur,1 ruang dapur dan 1 kamar mandi lalu di depan ada teras rumah. Lantai
rumah terbuat dari keramik dengan keadaan cukup bersih.Sumber air dan air minum
adalah :sumurbor dan jaraknya dari septic Tank sekitar 3 m,ventilasi dan penerangan
kamar juga bagus.WC meggunakan septic tank yang terletak di belakang rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn.Y tinggal di lingkungan perkotaan,interaksi dengan tetangga biasanya sore
hari baru berinteraksi karena tetangga mereka kebanyakan sebagai pegawai .
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.Y sudah menempati rumah ini semenjak An.R berumur 7bln sampai
sekarang, tempat tinggalnya berdampingan dengan keluarga lainnya.
C. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Antara keluarga terbina hubunga yang harmonis,dalam menghadapi suatu masalah
biasanya dilakukan musyawarah terhadap permasalahan.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga merupakan keluarga yang nuclear yang terdiri dari suami istri dan seorang
anak.
3. Struktur peran keluarga
(a). TN.Y sebagai kepala rumah tangga dan bertanggung jawab atas keluarganya
(b). Ny.F sebagai istri sebagai ibu rumah tangga
(c). an. R sebagai anak pertama yang masi berumur 13 bln .
E. Fungsi keluarga dan tugas keluarga dibidang kesehatan
1. kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn.Y tidak mampu mengenal masalah, bagaimana bisa terjadinya diare kepada
an.R
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga mampu mengambil keputusan,Tn.t selalu memusyawarahkan masalah yang ada
dalam keluarga Tn.Y. Tn.Y sebagai kepala keluarga yang mengambil keputusan.
3. Kemampuan keluarga merawat orang sakit
Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit..
4. Kemampuan keluarga dalam pengelolaan lingkungan
Keluarga mampu mengelola lingkungan rumah dan sekitarnya.
5. kemampuan keluarga memanfaatkan sarana kesehatan.
Keluarga sudah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia karena keluarga
mengatakan berobat sekarang lebih mudah karena menggunakan BPJS.Jadi setiap ada
keluhan di antara keluarga maka keluarga langsung pergi ke puskesmas.
F. Stressor dan koping keluarga
1. Stressor yang dimiliki
Stressor yang di rasakan oleh keluarga Tn.Y adalah anak susah makan
Kemampuan keluarga berespon terhadap keluarga
Keluarga sudah mampu beradaptasi dengan diare yang di alami anak Tn.Y karena sudah
berobat ke puskesmas.
1. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah biasanya keluarga berdiskusi
2. Strategi adaptasi disfungsional
Tn.Y dan Ny.F merasa kurang baik merawat anak karena anak mereka mengalami
penurunan berat badan karena susah makan nasi.
G. Pemeriksaan Fisik pada seluruh keluarga
No Variabel Nama Anggota Keluarga
Tn. Y Ny. F An. R
1Riwayat penyakit saat
ini
- - -
2 Keluhan yang dirasakan
- - Anak sulit
makan, anak
lebih suka
makan snack
dibanding
makan nasi
3 Tanda dan gejala
Berat badan
anak turun 1
kg dari berat
badan
sebelumnya
4Riwayat penyakit
sebelumnya
Klien sering
memaksakan
untuk BAB
Anak pernah
mengalami
gg.pada
telinga
5 Tanda-tanda vital
TD = 120/80
mmHg
S = 36,5oC
RR = 24 x/menit
N = 80 x/menit
TD = 120/80
mmHg
S = 36,5oC
RR = 20
x/menit
N = 77
x/menit
S = 36,5oC
6 Sistem kardiovaskuler Letak normal ics
2 dan 3 – 5dan 6
Ictus cordis
normal yaitu ics 5
dan 6
Letak normal
ics 2 dan 3 –
5dan 6
Ictus cordis
normal yaitu
Irama teratur,
suara tambahan
tidak ada
ics 5 dan 6
Irama teratur,
sura tambahan
tidak ada
7 Sistem respirasi
Saat bernafas
tidak
menggunakan
otot bantuan
pernafasan.
Tidak ada
bengkak, lesi (-)
Tidak ada
penimbunan
cairan
Bunyi nafas
vesikuler
Saat bernafas
tidak
menggunakan
otot bantuan
pernafasan.
Tidak ada
bengkak, lesi
(-)
Tidak ada
penimbunan
cairan
Bunyi nafas
vesikuler
Saat bernafas
tidak
menggunakan
otot bantuan
pernafasan.
Tidak ada
bengkak, lesi
(-)
Tidak ada
penimbunan
cairan
Bunyi nafas
vesikuler
8 Sistem GI tract
Simetris, warna
normal, asites (-)
Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
benjolan
Bising usus (+)
Organ pada
abdomen normal
Simetris,
warna normal,
asites (-)
Tidak ada
nyeri tekan,
tidak ada
benjolan
Bising usus
(+)
Organ pada
abdomen
normal
Simetris,
warna normal,
asites (-)
Tidak ada
nyeri tekan,
tidak ada
benjolan
Bising usus
(+)
Organ pada
abdomen
normal
9 Sistem musculoskeletal Berfungsi dengan Berfungsi Berfungsi
baik
Reflek patella (+)
dengan baik
Reflek patella
(+)
dengan baik
Reflek patella
(+)
10 Sistem genetalia - - -
ANALISA DATA
Symptom Etiologi Masalah
DS:
s-Keluarga
mengatakan tidak
tahu penyebab An.
R susah untuk
makan
-Keluarga
mengatakan berat
badan An.R
menurun
-Keluarga
mengatakan An.R
hanya
menghabiskan nasi
½ porsi
DO:
-BB An. F turun
menjadi 8 kg
-Anak tampak aktif.
-Makan An.R
sangat sedikit
Ketidak mampuan
keluarga mengenal
masalah
-Gangguan pemenuhan nutrisi
pada An.R
DS: Ketidakmampuan -Ansietas/cemas tingkat
-Ny.F mengatakan
takut hal ini akan
menyebabkan
pertumbuhan dan
perkembangan An.
F terganggu
-Ny. F mengatakan
berat badan An.R
turun
-Ny.F mengatakan
tidak tahu mengapa
An. R pada saat
sekarang susah
untuk makan
DO:
-BB An.F adalah 8
kg
- Ny.F tampak
gelisah,
berkeringat.
keluarga mengenal
masalah
sedang.
Rumusan masalah
Gangguan pemenuhan nutrisi pada An.R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal
masalah d/d Ny.F tidak tahu anak susah makan dan BB menurun
Ansietas sedang b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah d/d ny.F
mengatakan takut pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu dan Ny.F tampak
gelisah,berkeringat.
Skoring
-Gangguan pemenuhan nutrisi pada An.F b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah d/d
Ny.D tidak tahu penyebab anak susah makan
Kriteria Bobot Pembenaran
Sifa
t masalah
o Ancaman
2/3 x 1= 2/3 Hal ini dapat menimbulkan
masalah kesehatan
Kemungkinan masalah dapa
diubah
o Mudah
2/2 x 2= 2 Masalah dapat teratasi jika
keluarga mampu
bekerjasama dalam
mengenal masalah
Potensial masalah dapat
dicegah
o Tinggi
3/3 x 1 = 1 Karena keluarga mudah
merespon dan sigap
Munculnya masalah
o Segera ditangani
2/2 x 3 = 3 Keluarga merasa perlu
tetapi kurang tahu caranya.
JUMLAH 5 2/3
SKORING
Ansietas sedang b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah d/d ny.F
mengatakan takut pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu dan Ny.F tampak
gelisah,berkeringat.
Kriteria Bobot Pembenaran
Sifat masalah
o Ancaman
2/3 x 1= 2/3 Hal ini dapat menimbulkan
masalah psikologis
Kemungkinan masalah dapa
diubah
2/2 x 2= 2 Jika keluarga mengetahui
penyebab masalah.
o Mudah
Potensial masalah dapat
dicegah
o Tinggi
3/3 x 1 = 1 Komunikasi keluarga sangat
bagus
Munculnya masalah
o Segera ditangani
2/2 x 1 = 1 Keluarga merasa perlu
JUMLAH 4 2/3
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka prioritas masalah utama keperawatan adalah
- Gangguan pemenuhan nutrisi pada An.F b/d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah d/d Ny.F tidak tahu penyebab anak susah makan.
- Ansietas sedang b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah d/d ny.F mengatakan
takut pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu dan Ny.F tampak
gelisah,berkeringat
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Gangguan pemenuhan
nutrisi pada keluarga Tn.
Y khususnya An. Rb/d
ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah d/d
Ny.F tidak tahu penyebab
anak susah makan
Kebutuhan
nutrisi
terpenuhi,
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
dengan KH:
-Menyebutkan
pengertian
1. kaji
pengetahuan
keluarga tentang
kebutuhan nutrisi
2.Diskusikan
kepada keluarga
pengertian
kebutuhan nutrisi
2
Ansietas sedang b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah d/d ny.F mengatakan takut pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu dan Ny.F tampak gelisah,berkeringat
nutrisi
-Menyebutkan
penyebab
gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
Ansietas teratasi setelah dilakukannya tindakan keperawatan dengan KH :
-keluarga mampu mengenal ansietas
-keluarga dapat mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
-keluarga mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi ansietas.
-bantu pasien mengenal ansietas
-bantu keluarga menguraikan perasaanya dan berikan penjelasan situasi yang menimbulkan ansietas
-ajarkan dan beri motivasi keluarga untuk melakukan teknik relaksasi ketika ansietas dating
3. Implementasi
No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
1 DX. 1 15/07/14 -Mengkaji pengetahuan
keluarga mengenai
pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
-memberi tahukan
kepada keluarga
mengenai pengertian
kebutuhan nutrisi pada
anaknya
S:keluarga
mengatakan belum
mengetahui
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
O: keluarga tampak
serius
A:masalah belum
teratasi
P: dilanjutkan
S:keluarga
mengatakan baru
mengetahui
kebutuhan nutrisi
pada anaknya
O: keluarga tampak
antusias
A: pengetahuan
keluarga mengenai
nutrisi meningkat
P : Rencanakan
pertemuan
berikutnya
2 DX. 2 16/07/14 .-membantu keluarga
mengenal ansietas
S: keluarga
mengerti
O: keluarga mampu
menyebutkan
pengertian,penyebab
ansietas
A: masalah teratasi
-membantu keluarga
mengungkapkan
perasaan
-mengajarkan dan
memotivasi keluarga
untuk melakukan teknik
relaksasi ketika ansietas
datang
P: dihentikan
S: keluarga
mengungkapkan
perasaan
O: keluarga tampak
ekspresif
A: masalah teratasi
P: dihentikan
S: keluarga
mengikuti yang
diajarkan
O : Ny.F sangat
antusias sekali
A: pengetahuan
keluarga meningkat
dan masalah teratasi
P : dihentikan
.
DOKUMENTASI