36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan kesehatan dalam rangka perwujudan Indonesia sehat 2015 adalah perilaku hidup sehat yang diantaranya adalah yang ditolong oleh tenaga kesehatan, serta menurunnya angka kematian ibu dan bayi (Dep Kes RI, 1999). Di Indonesia Angka Kematian Ibu mencapai 248 per 100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Bayi 26 per 1.000 kelahiran hidup (SKRT, 2007). Angka ini sudah menurun di bandingkan dengan Angka Kematian Ibu pada tahun 2002-2003 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) tercatat 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,2007). Dan untuk Provinsi Jawa Barat di peroleh angka kematian ibu yaitu 321 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi berkisar 42 per 100.000 kelahiran hidup (FKUI,2007) Kehamilan merupakan proses reproduksi wanita normal, akan tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin tetap dalam keadaan yang sehat karena kehamilan yang normal pun mempunyai resiko. Beberapa faktor resiko pada ibu hamil adalah primigravida kurang dari 20 tahun lebih dari empat. Jarak persalinan yang terakhir dan kehamilan sekarang 1

Asuhan Keluarga Binaan Resti Di Kebidanan Komunitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kebidanan

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sasaran pembangunan kesehatan dalam rangka perwujudan

Indonesia sehat 2015 adalah perilaku hidup sehat yang diantaranya adalah yang

ditolong oleh tenaga kesehatan, serta menurunnya angka kematian ibu dan bayi

(Dep Kes RI, 1999).

Di Indonesia Angka Kematian Ibu mencapai 248 per 100.000

Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Bayi 26 per 1.000 kelahiran hidup (SKRT,

2007). Angka ini sudah menurun di bandingkan dengan Angka Kematian Ibu pada

tahun 2002-2003 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka

kematian bayi (AKB) tercatat 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,2007). Dan

untuk Provinsi Jawa Barat di peroleh angka kematian ibu yaitu 321 per 100.000

kelahiran hidup dan angka kematian bayi berkisar 42 per 100.000 kelahiran hidup

(FKUI,2007)

Kehamilan merupakan proses reproduksi wanita normal, akan tetapi

perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin tetap dalam keadaan yang

sehat karena kehamilan yang normal pun mempunyai resiko. Beberapa faktor

resiko pada ibu hamil adalah primigravida kurang dari 20 tahun lebih dari empat.

Jarak persalinan yang terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, tinggi

badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas

kurang dari 23,5 cm, riwayat menderita diabetes mellitus, hipertensi, kelainan

bentuk tubuh, misalnya kelainan bentuk panggul.

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau

dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan

lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan

atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab lainnya.

Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada

kematian obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak

langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak

1

berhubungan dengan kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan.Kematian

obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau

penanganannya. Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab

ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus. Kematian tidak langsung disebabkan

oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau

persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia,

malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum.

Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kematian

ibu di Indonesia adalah salah satunya dengan memberikan pengawasan pada ibu

hamil sacara teratur. Gangguan yang sering kita jumpai pada kehamilan adalah

anemia pada ibu hamil, hiperemesis, hypertensi dan komplikasi lainnya yang

terjadi pada ibu hamil.

Pada desa yang telah kami jadikan daerah binaan, jumlah 729 jiwa ,

dan kami ambil sampel dari populasi data yang diperoleh terdapat 729 kk. Dan

didapat ibu hamil 7 orang. Dari keseluruhan ibu hamil, semua sudah memiliki

kesadaran yang baik tentang pentingnya kesehatan bagi dirinya dan calon bayinya.

Akan tetapi masih ada ibu yang hamil dengan resiko. Oleh karena itu kami

sebagai mahasiswa yang melakukan binaan di desa Dayah Meunara bermaksud

untuk melakukan pembinaan tentang kehamilan beresiko dengan memberikan

penyuluhan kepada masyrakat tentang faktor-faktor pada ibu hamil.

Adapun tempat pelaksanaan Praktik Kebidanan Komunitas mahasiswa

Akkes Pemkab Aceh Utara Program Studi D3 Kebidanan adalah di Desa

Cemeucet Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara dari tanggal 12

Oktober s.d 5 November 2015.

2

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk membantu memandirikan individu, keluarga, serta masyarakat

dalam mengatasi masalah kesehatan khususnya di melalaui pendekatan dengan

tenaga kesehatan.

2. Tujuan Khusus:

a. Melakukan pengenalan dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor

resikonya.

b. Melakukan pengendalian/pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi

persalinan.

c. Melakukan persiapan/perencanaan tempat/penolong persalinan sesuai

kondisi ibu/janin.

d. Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan

terjadinya resiko kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya

e. Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara

memberi informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu

hamil, sehingga dapat menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil

dan keluarganya.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian Keluarga

Pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI tahun

1998) Menurut Sulurcion G. Bailon dan Aracclis Magiya tahun 1989

keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dan di dalam

peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan. (Nasrul Effendy, 1998 : 32) Dari kedua definisi di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :

1) Unit terkecil dari masyarakat

2) Terdiri dari dua orang atau lebih

3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

4) Hidup dalam satu rumah tangga

5) Di bawah asuhan satu kepala rumah tangga

6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

7) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masin

8) Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi apabila ada 4 aspek

penting yaitu ovum, spermatozoa, serta terjadinya konsepsi dan nidasi.

(Pusdiknakes, Mata Kuliah Askeb Ibu I Dosen : Sri Mekar, 2004).

Kehamilan adalah seorang wanita mengandung sel telur dibuahi atau

dihamilkan oleh sperma. (Christina, 1981 : 65, Draf Mata Kuliah Askeb

Ibu I Dosen : Sri Mekar, 2004)

4

3. Pengertian Resiko

Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan

untuk terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak diinginkan dikemudian

hari, misalnya terjadinya kematian, kesakitan atau cacad pada ibu dan

bayinya.

Resiko adalah kemungkinan kegawat atau kegawat-daruratan yang

tidak diinginkan komplikasi persalinan yang mengakibatkan kematian /

kesakitan / kecacatan / ketidaknyamanan dan ketidak-puasan pada ibu /

bayi baru lahir. (Pedoman Pemantauan Wiayah Setempat Kesehatan Ibu

dan Anak Departemen Kesehatan, 2007).

Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk

terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak di inginkan di kemudian hari

(Rocjati P, 2008)

3.1 Pengertian Faktor Resiko

Faktor resiko adalah karasteristik atau kondisi pada seseorang atau

sekelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan

terjadinya kesakitan atau kematian pada ibu dan atau bayinya.Untuk itu

dibutuhkan sekali kegiatan skrining adanya faktor resiko pada semua ibu hamil

sebagai komponen penting dalam perawatan kehamilan (Rochjati P, 2008)

Faktor Resiko adalah : kondisi pada ibu hamil / janin yang menyebabkan

kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan dengan resiko kematian pada ibu

dan bayi.(Pedoman Pemantauan Wiayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

Departemen Kesehatan, 2007 ).

3.2. Pengertian Kehamilan Dengan Faktor Risiko Tinggi

Kehamilan dengan faktor risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang

memiliki keadaan tertentu sehingga menyebabkan meningkatnya risiko selama

kehamilan.5 Adapun faktor- faktor risiko tinggi pada ibu hamil antara lain,

adalah:

1. Primigravida kurang dari 20 tahun

5

2. Kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun

3. Anak lebih dari empat

4. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari dua tahun

5. Tinggi badan kurang dari 145 cm

6. Berat badan kurang dari 33 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23, 5

cm

7. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi, dan

riwayat cacat kongenital

8. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul

9. HB kurang dari 11 gram % ( Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh, 2007 )

Resiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dari normal,

yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

1. Resiko tinggi pada kehamilan meliputi: Hb kurang dari 11 gr %

2. Tekanan darah tinggi (systole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg

3. Oedema yang nyata

4. Eklampsia

5. Perdarahan pervaginam

6. Ketuban pecah dini

7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu

8. Letak sungsang pada primigravida

9. Infeksi berat/sepsis

10. Persalinan premature

11. Kehamilan ganda

12. Janin yang besar

13. Penyakit kronis pada ibu: jantung, paru, ginjal, dll

14. Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah Caesar dan komplikasi kehamilan.

Tingginya AKI di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh timbulnya

penyulit persalinan yang tidak dapat segera di rujuk kefasilitas pelayanan

kesehatan yang lebih mampu. Faktor waktu dan transportasi merupakan hal yang

sangat menentukan dalam merujuk kasus resiko tinggi.

6

7

3.3 Dampak Kehamilan Resiko Tinggi

a.    Keguguran.

Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut,

cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non

profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti

tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat

menimbulkan kemandulan.

b.    Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.

Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi

terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir

rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur

ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan

ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan

kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu

cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran

sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau

dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.

Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat

kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan

mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan

cacat bawaan.

c.    Mudah terjadi infeksi.

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress

memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

d.    Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.

Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan

pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu

mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk

meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan

plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi

anemis.

8

e.    Keracunan Kehamilan (Gestosis).

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia

makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau

eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena

dapat menyebabkan kematian.

f.    Kematian ibu yang tinggi.

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena

perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena keguguran juga

cukup tinggi yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun)

(Ubaydillah, 2008).

3.4   Adapun akibat resiko tinggi pada kehamilan antara lain:

a.  Resiko bagi ibunya :

1)  Mengalami perdarahan.

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot

rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan

selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim). Kemudian

proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan

pada jalan lahir.

2)  Kemungkinan keguguran / abortus.

Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran.

Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja,

baik dengan obat-obatan maupun memakai alat.

3)  Persalinan yang lama dan sulit.

Persalinan yang disertai komplikasi pada ibu maupun janin merupakan

penyebab dari persalinan lama yang dipengaruhi oleh kelainan letak janin,

kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan

yang salah. Kematian pada saat melahirkan juga disebabkan oleh perdarahan dan

infeksi.

9

b.    Dari bayinya :

1)  Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.

Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini

terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.

2)  Berat badan lahir rendah (BBLR).

Bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram

kebanyakan  dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan umur ibu saat hamil

kurang dari 20 tahun. Dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita

oleh ibu hamil.

3)  Cacat bawaan.

Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin

sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan

kelainan hormon.

4)  Kematian bayi.

Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau

kematian perinatal yang disebabkan  oleh berat badan kurang dari 2.500 gram,

kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir

dengan asfiksia (Ubaydillah, 2008).

10

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BINAAN

A. Format Pengkajian Data Keluarga

Tanggal : 14 Oktober 2015 Pukul : 15.00 WIB

1. Pengkajian

A. Identitas Keluarga

1. Nama Kepala Keluarga : T. Banta Sulaiman

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 45 Tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Aceh

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Ceumeucet

2. Anggota Keluarga

No

.

Nama Um

ur

Lk/Pr Hub Klg Pendidikan Pekerjaan Ket

.

1 M. Amin 45 Lk Kepala

keluarga

SD Petani

2 Nurainun 45 Pr Istri SD IRT

3 Agus Suhaila

Sriandi

8 Pr Anak SMA Mahasiswa

4 Sinta Ainul Fitria 2 Pr Anak SMA Mahasiswa

5 Cut Nuratul Aula Pr Anak SD Pelajar

6 Cut Zahratul Azmi Pr Anak SD Pelajar

7 T.Qausar Maulana Lk Anak Belum

sekolah

Tidak ada

11

B. DATA KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Riwayat kehamilan saat ini :

a. GPA : G2 P1 A0

b. HPHT : 23 -7 – 2015

c. Taksiran partus : 30 – 4 - 2016

d. Umur Kehamilan :

Tw I (0-12mg) Tw II (13-24mg) Tw III (25mg-lahir)

e. Faktor Resiko :

Umur <20 tahun Umur >35 tahun

Spasing <2 tahun Paritas > 4

Lila < 23,5 cm BB < 38 kg

HB < 11 gr % , HB > 8 gr % TB < 145

Penyakit keturunan

f. Resiko tinggi :

Perdarahan (HAP) Infeksi

Pre eklampsia / Eklampsia HB < 8 gr %

KPD Kelainan letak

Penyakit-penyakit yang menyertai Lain-

lain .................

2. Riwayat Kehamilan yang lalu

a. Data kehamilan yang lalu

No. Hamil

ke

Frekuensi

ANC selama

hamil

Tempat

ANC

Penyulit

kehamilan

Pemeriksaan/

penolong

1 1 1 kali Klinik

Dokter

KPD Dokter

b. Penyulit / kelainan yang ditemukan saat kehamilan yang lalu :

Anemia KPD

HAP Malposisi / presentasi

PER PEB

12

√ √

√ √

Lain-lain .....................................................................

Ditolong Oleh .............................................................

3. Pemeriksaan Kehamilan Yang dilakukan :

a. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya : ya tidak

b. Jika ya, dimana :

Rumah Sakit Posyandu

Puskesmas Dukun terlatih

Dokter / Bidan Praktek Dukun tidak terlatih

Polindes lain-

lain ...............................

c. Apakah ibu punya kartu periksa : ya tidak

d. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan(sesuai umur

kehamilan)

K1 Belum lengkap

K4 Tidak lengkap

e. Alasan tidak periksa hamil ke tenaga kesehatan :

Tidak tahu

Tahu tapi tidak mau

Transportasi sulit

Jarak ke tempat pelayanan kesehatan jauh

Biaya

Lain-

lain ..............................................................................

Rencana pertolongan persalinan :

Dimana .........................................Oleh

siapa ..............................

f. Apakah ibu di imunisasi TT selama hamil : Ya Tidak

g. Keadaan gizi ibu hamil :

Baik, jika lila > 23.5 cm kurang, jika < 23.5 cm

h. Kesimpulan status gizi ibu :

Baik Kurang

13

i. Hb hasil pemeriksaan terakhir : 10 gr%

j. Makanan yang dipantang :Ada Tidak

Bila ada,

sebutkan............................................................................

k. Pola makan sehari : 3 Kali

l. Menu makanan : Seimbang Tidak seimbang

m. Kebiasaan ibu hamil yang mempengaruhi kesehatan :

Merokok : Ya / Tidak

Jamu-jamuan : Ya / Tidak

Obat-obatan : Ya / Tidak

Lain-lain : Ya / Tidak

Bilaya,sebutkan:........................................................

4. Ibu Bersalin

a. Riwayat Persalinan

b. Alasan pertolongan persalinan dengan dukun yang tidak terlatih

1) Kebiasaan / adat : Ya / Tidak

2) Pelayanan kesehatan jauh : Ya / Tidak

3) Biaya : Ya / Tidak

4) Lain-lain :

14

No

Thn

persalinan UK

Persalinan

Jenis Penolong Tempat Komplikasi

1. 2014 Hamil

ini

SC dokter RS.

Bunda

KPD

Manajemen Varney

Pada Ny. “A” GIIP1A0 dengan Kehamilan Resiko Tinggi

I. PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 14 Oktober 2015

Jam : 15.00 WIB

A. DATA SUBYEKTIF

Biodata

Nama klien : Ny. “A” Nama Ayah : Tn. “T”

Umur : 21 tahun Umur : 25 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku / bangsa : Aceh/ Indonesia Suku / bangsa : Aceh/ Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Mahasiswa Pekerjaan : Swasta

Alamat : Ds Ceumeucet Alamat : Cunda

Riwayat Keluhan Utama

a. Ibu mengatakan bahwa ini hamil yang kedua dengan umur kehamilan 12

minggu lebih 4 hari

b. HPHT : 23 - 7 – 2015

TTP : 30 – 4 - 2016

Haid teratur, lamanya 7 hari, banyaknya 2x ganti pembalut perhari, Haid

sebelumnya tanggal 23-7-2015, lamanya 7 hari, banyaknya 2x ganti

pembalut perhari, siklus 28 hari, konsistensi encer ada sedikit stosel.

c. Pola makan sehari-hari

3x sehari dengan porsi sedang yang terdiri dari nasi, sayur dan lauk pauk

d. Pola eliminasi

BAB 1x perhari, tidak ada keluhan

BAK 7-8x perhari, tidak ada keluhan

15

e. Pola istirahat : Malam ± 7 jam siang±1 jam

f. Riwayat KB : Belum pernah

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Bayi dan Nifas yang lalu

No

Thn

persalinan UKPersalinan

Jenis Penolong Tempat Komplikasi

1.

2.

2014

2015

Hamil

lalu

Hamil

ini

SC dokter RS.

Bunda

KPD

c. Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 23 -7 – 2015

TP : 30 – 4 - 2016

UK : 12 minggu 4 hari

Gerakan anak belum bisa dirasakan

ANC Þ TM I : 1 x di dokter

TM II : -

TM III : -

Keluhan selama hamil

Trimester I : Badan lemas, pusing, mual muntah

Riwayat Kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menirun seperti Disbetes

Mellitus, Hipertensi, Asma, penyakit manahun seperti jantung, paru-paru, kusta

ataupun penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, PMS.

Riwayat Kesehatan Sekarang

16

Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit berat seperti TBC,

jantung, astma, hipertensi, DM, dll.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yng menderita diabetes mellitus,

Hipertensi dan Asma.

Keadaan psikososial

Kehamilan ini diharapkan, jenis kelamin yang diharapkan adalah laki-laki, status

perkawinan sah 1x, lamanya ± 2 tahun

Latar Belakang Sosial Budaya

Ibu mengatakan tidak berpantang terhadap makanan tertentu, ibu juga tidak

pernah minum jamu maupun merokok.

B. Data Objektif

Keadaan Umum : Baik

TTV : TD : 90 / 70 mmHg

TB : 140 cm

N : 96 x/menit BB : 48 kg

S : 370 C BB saat hamil : 49 kg

RR : 26 x/menit Lila : 22,3 cm

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Rambut bersih, tidak ada benjolan abnormal, rambut tidak

rontok

Muka : tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum.

Mata : Simetris, , konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus

Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip. Tidak terdapat produksi

secret berlebih.

Mulut dan gigi : Simetris, lidah bersih. Tidak ada stomatitis, tidak ada caries

gigi, tidak ada perdarahan gusi.

Telinga : Simetris, tidak terdapat produksi serumen berlebih,

pendengaran baik.

17

Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid.

Dada : Simetris, bersih, putting susu menonjol, tidak ada benjolan

abnormal pada mamae. Tidak ada nyeri tekan pada mamae, kolostrum belum

keluar.

Abdomen : ada luka bekas operasi

Pemeriksaan Obstetri :

TFU : 3 jari diatas simfisis

Leopold I : Ballotement (-)

Leopold II : Ballotement (-)

Leopold III : Ballotement (-)

Leopold IV : Ballotement (-)

TBJ : (-)

DJJ : (-)

Genetalia Eksterna : Tidak dilakukan

Anus : Tidak dilakukan

Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan.

Ekstremitas bawah : Tidak ada varices,tidak ada oedema, reflek patela +/+.

Ø Data penunjang

Ä Pemeriksaan laboratorium :

Glukosa urine :negatif

Protein urine : negatif

HB : 10gr%

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : GIIPIA0 Usia 21 tahun usia kehamilan 12 minggu > 4 hari dengan

kehamilan resiko tinggi

Dasar : TB : 140 cm

HPHT : 23 -7 – 2015

Riwayat SC, jarak kehamilan sebelumnya < 1 tahun, KPD

Masalah      : Ibu tidak dapat melahirkan normal

18

Dasar           : pasien mempunyai riwayat SC dan panggul sempit

Kebutuhan   : menganjurkan ibu memilih persalinan yang aman

III.   IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Akan membahayakan nyawa ibu dan janinnya jika tidak direncakan

persalinan yang aman dan kolaborasi dengan dokter Obgyn

IV.   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Merencanakan persalinan yang aman dan sesuai dengan kondisinya dan

juga memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku

keluarga yang dilakukan secara bertahap dalam membangkitkan motivasi keluarga

ke arah perilaku sehat, sehingga nantinya dapat mencapai atau menuju pada

persalinan yang aman, yang otomatis nantinya dapat mengurangi angka kematian

pada ibu maupun bayi.

V. RENCANA MANAJEMEN

1. Lakukan pendekatan pada ibu

2. Memberikan penyuluhan tentang :

2. Pengertian kehamilan resiko tinggi

3. Pentingnya ANC rutin bagi ibu sendiri

4. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya persalinan

5. Menganjurkan untuk melahirkan di bidan/ dokter

6. Memberikan leaflat tentang kehamilan resiko tinggi

VI.   IMPLEMENTASI

1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi intrapersonal dan

menjelaskan maksud dan tujuan agar mempermudah dalam melakukan

penyuluhan

2. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang :

1. Pengertian kehamilan resiko tinggi, agar ibu mengerti kenapa ibu

digolongkan kepada wanita hamil dengan resiko yang dapat

membahayakan diri sendiri dan janinnya

19

2. Pentingnya ANC rutin bagi ibu sendiri, agar ibu mengetahui kesehatan

dirinya serta dapat melakukan preventif, kuratif terhadap suatu

penyakit yang timbul selama kehamilannya

3. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya persalinan, agar ibu

mengetahui apa yang terjadi jika ia melahirkan secara normal dengan

kondisi fisik ibu yang digolongkan kedalam resiko tinggi

4. Menganjurkan untuk melahirkan di bidan/ dokter, jika terjadi masalah

dalam persalinannya maka bidan / dokter dapat melakukan tindakan

yang tepat dan segera mungkin

5. Memberikan leaflat tentang kehamilan resiko tinggi, agar ibu lebih

mudah memahami penyuluhan tadi dengan kemampuan visualnya

VII. EVALUASI

S :Keluarga mengerti dan memahami tentang apa yang dijelaskan oleh

tenaga kesehatan

O :Keluarga kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan oleh petugas

kesehatan

A :Rencana belum berhasil

P :Mengadakan kunjungan rumah

Pemantauan selanjutnya diserahkan pada bidan

20

BAB IV

RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Ibu hamil dengan tinggi badan 145 cm atau kurang memerlukan perhatian

khusus, ada 2 kemungkinan :

1. Panggul ibu dengan ukuran jalan lahir didapatkan sempit

2. Panggul ibu ukuran luas normal tetapi janinnya / kepalanya besar, di sebut ada

ketidaksesuaian antara ukuran luas panggul ibu dan ukuran besar kepala bayi

dapat terjadi :

Ukuran panggul norma pada bayi besar

Besar bayi normal pada panggul sempit

Pemecahan masalah / pertolongan yang dapat di berikan oleh ibu – ibu PKK,

Kader Posyandu dan masyarakat :

1. Memberikan Informasi Edukasi kepada ibu hamil suami keluarga agar

melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, paling sedikit 4 kali : 1-1-2

kali pada tiap triwulan sampai dekat akan menjelang melahirkan

2. Membantu menemukan adanya masalah / faktor risiko lain, misalnya adanya

kelainan letak, letak sungsang atau letak lintang

3. Persiapan / Perencanaan Persalinan Aman di bicarakan bersama bidan di desa

dengan ibu hamil, suami dan keluarga

4. Mencegah rujukan terlambat

BAB V

21

PEMBAHASAN

Dari hasil pengakajian yang dilakukan pada Ny. “A” didapatkan data, usia

ibu 21 tahun, hamil anak ke dua, pernah mengalami persalinan SC atas indikasi

panggul sempit, tinggi badan kurang dari 145 cm dan pernah mengalami

kehamilan preterm, memiliki LILA kurang dari 23,5 cm, jarak dengan kehamilan

sebelumnya kurang dari dua tahun. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa

kehamilan ibu beresiko tinggi tetapi ibu tidak mengalami keluhan apapun.

Pada pembahasan ini, penulis mengungkapkan bahwa antara landasan teori

dengan kasus Ny.”A” GIIPIA0 Usia 21 tahun usia kehamilan 12 minggu > 4 hari

tidak terjadi kesenjangan. Walaupun tidak ada keluhan, sebagai bidan kita harus

tetap waspada dan siap jika sewaktu-waktu terjadi gawat ibu maupun janin.

Dianjurkan melahirkan secara SC di Rumah Sakit, karena jarak kehamilan kurang

dari 2 tahun.

BAB VI

22

PENUTUP

A. Kesimpulan

Saat melakukan asuhan kepada Ny.A dengan kehamilan resti adalah ibu

dikatakan wanita hamil dengan resiko tinggi dikarenakan ia memiliki tinggi badan

yang kurang dari 145. Sehingga bisa dikatakan dengan wanita yang memiliki

panggul sempit. Selain itu, jarak kehamilan anak keduanya kurang dari dua tahun.

Oleh karena itu ibu memerlukan persalinan yang aman untuk menyelamatkan ia

dan bayinya

B. Saran

1. Bagi klien

Diharapkan klien mengerti tentang kehamilannya, keadaan janin dan bisa

kooperatif dengan petugas kesehatan dalam melaksanakan asuhan

kebidanan ini

2. Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat melaksanakan teori manajemen kebidanan komunitas

dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL)

3. Bagi institusi

Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan

komunitas dan perbandingan pada penanganan kasus ANC dengan resiko

tinggi

4. Lahan praktek

Mendapatkan dan memfasilitator dalam melaksanakan asuhan kebidanan

secara komprehensif

DAFTAR PUSTAKA

23

Mochtar, R, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi

2, Jilid 1, Jakarta : EGC.

Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina

pustaka sarwono prawirohardjo

Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk

Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran, EGC : Jakarta. 1998

Lampiran

24

Dokumentasi kegiatan

25